rabu, 21 desember 2011 setgab cuma alat hegemoni · kasus mesuji itu potret beda dari kasus di...

1
RABU, 21 DESEMBER 2011 3 P OL KAM Setgab cuma Alat Hegemoni AKHMAD MUSTAIN R ODA pemerintahan Presiden Susilo Bam- bang Yudhoyono dan Wapres Boediono se- lama 2011 dinilai seakan berjalan tanpa konsep dan arah sehingga terkesan hanya menonjolkan kepentingan untuk memperta- hankan kekuasaan. Hegemoni tersebut tergambar secara dominan dalam setiap pengambilan keputusan stra- tegis oleh Sekretariat Gabungan (Setgab) Partai Politik Pendu- kung Pemerintah. “Penataan politik dan hu- kum tidak ada. Itu tampak jelas sejak adanya setgab yang menjadi kerangkeng partai politik berkuasa,” kata Ketua Bidang Organisasi dan Keang- gotaan Nasional Demokrat, Ferry Mursyidan Baldan, da- lam diskusi akhir tahun 2011 di Rumah Perubahan, Jakarta, kemarin. Dia menegaskan bahwa setgab hanya membangun kerangkeng politik yang penuh kerancuan dan itu terbukti ketika reshufe kabinet terjadi. Presiden Yudhoyono malah semakin terjerumus dalam sandera koalisi parpol yang seharusnya berada di bawah kendalinya. Tetap kelam Sementara itu, mantan Koor- dinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Usman Hamid mene- gaskan bahwa jalannya peme- rintahan saat ini seakan hanya untuk kepentingan golongan sendiri dan mengabaikan ke- pentingan rakyat. “Hanya upaya mempertahan- kan kekuasaan. Bentuknya, ya setgab. Tidak ada sikap proaktif dari pemerintah untuk mem- bangun ekonomi, penegakan HAM demi menyejahterakan rakyat,” ungkapnya. Usman juga mengatakan, a- khir tahun ini sama kelamnya dengan awal 2011 bila dilihat dari sisi penegakan hukum dan HAM. Dikatakannya, awal 2011 di- mulai dengan sengketa lahan antara warga dan TNI yang ter- jadi di Kebumen, Jawa Timur. Ada juga kasus pelanggaran hak beribadah dan berkeyakin- an dalam kasus Ciketing dan Cikeusik, serta kasus penyegel- an Gereja Yasmin, Bogor. “Tahun ini situasi berjalan linier dan cenderung membu- ruk. Kasus Mesuji itu potret beda dari kasus di Kebumen. Petani berlawanan dengan ke- kuasaan modal dan negara,” kata Usman. Menurutnya, itu terjadi ka- rena pemimpin nasional le- bih meributkan kepentingan golongan sendiri daripada kepentingan rakyat. “Segala urusan rakyat diamputasi un- tuk kepentingan kekuasaan,” ucapnya. Bahkan, sambung Usman, Presiden terkesan membar- ter upaya penyelesaian kasus HAM berat dengan kasus Bank Century. Hal itu setidaknya tampak saat pihak Demokrat mendekati Partai Gerindra dengan sosok mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto terkait dengan Pansus Century di DPR. “Saking khawatirnya akan persoalan Century, pilihan beraliansi dilakukan dengan sa- ngat pragmatis. Dalam pusaran politik Century, kedua kepen- tingan Gerindra dan Demokrat bertemu. Namun rencana koa- lisi kemudian gagal bukan ka- rena alasan ideologi, melainkan karena kepentingan kursi yang tidak cocok,” ujarnya. (P-3) [email protected] Keberadaan setgab, yang diharapkan menjadi wadah penggodokan kebijakan untuk kepentingan rakyat, ternyata hanya menjadi alat untuk melanggengkan kekuasaan. DISKUSI INDONESIA NEGARA GAGAL: Koordinator Kontras Usman Hamid (kanan), peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro (tengah), dan aktivis Ormas Nasdem Ferry Mursyidan Baldan saat menjadi pembicara dalam diskusi di Rumah Perubahan 2.0, Jakarta, kemarin. Diskusi mengangkat pembahasan Evaluasi Politik, Ekonomi dan Hukum 2011: Indonesia Negara Gagal? Reformasi Birokrasi Butuh 30 Tahun PROSES reformasi birokrasi di Indonesia sulit direalisasikan. Pasalnya, hingga kini upaya ke arah itu belum menjadi kemauan dan kesadaran politik dari se- bagian besar institusi negara. “Agak putus asa jika melihat kondisi birokrasi negara ini. Semua cabang kekuasaan, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif terlibat dalam praktik korupsi,” kata Guru Besar Fisipol UGM Sofyan Effendi dalam aca- ra orientasi wartawan bertema Suatu pemahaman dan penyamaan persepsi tentang reformasi birokrasi, di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Jakarta, kemarin. Ia menyebutkan, proses refor- masi birokrasi baru bisa berhasil jika ada pemimpin yang punya komitmen kuat untuk memper- baiki kondisi yang ada. “Perso- alannya sejak 1998, belum ada pemimpin yang memberikan kesan ada pemerintahan yang kuat,” ujarnya. Ia menyebutkan, apabila diberi nilai skala 1-10, pelaksanaan re- formasi birokrasi di Indonesia baru mencapai angka 4. Hal itu terutama akibat pendekatan reformasi birokrasi dilakukan se- cara inkremental (bertahap). “Padahal, jumlah institusi yang harus dibenahi ada di 35 ke- menterian, 33 provinsi, dan 461 kabupaten/kota. Artinya, kalau mencakup semuanya, baru bisa selesai 30 tahun,” ungkapnya. Sofyan menyebutkan, sela- ma ini sejumlah institusi salah kaprah dalam melakukan refor- masi birokrasi. Sejumlah kemen- terian, seperti Kemenkeu, justru menganggap proses reformasi birokrasi bisa dilakukan dengan menaikkan gaji pegawai. “Nyatanya ada Gayus Tam- bunan dan PNS muda di Kemen- keu yang mempunyai rekening miliaran rupiah. Ini karena salah pendekatan,” ujarnya. Wakil Menteri PAN dan Re- biro Eko Prasodjo mengungkap- kan, pemerintah akan mengubah sistem rekrutmen PNS. Selama ini PNS direkrut berdasarkan usulan instansi tanpa menghi- tung kebutuhan, namun ke de- pan rekrutmen akan dilakukan berdasarkan lowongan dan kebutuhan. “Lowongan akan dibuka ka- pan pun tergantung permintaan dan kebutuhan,” tukasnya. Menurut Eko, perubahan sis- tem perekrutan bakal dimasuk- kan dalam RUU tentang Aparat Pemerintah Negara. “Di sana PNS terbagi dua, yaitu PNS tetap dan PNS tidak tetap yang diisi profesional.” (Che/P-3) Hanya 50 Orang Mendaftar Seleksi Hakim Agung KOMISIONER Komisi Yudisial (KY) Taufiqurrohman Syahuri mengungkapkan, hingga ke- marin sekitar 50 orang mendaftar untuk mengikuti seleksi calon hakim agung menjelang penu- tupan yang jatuh pada hari ini. “Informasi terakhir, 50-an le- bih calon yang telah mendaftar ke KY,” kata Taufiqurrohman seusai peluncuran bukunya yang berjudul Tafsir Konstitusi Berba- gai Aspek Hukum di Universitas Sahid Jakarta, kemarin. Ia mengatakan, sebenarnya KY mengharapkan lebih dari 100 calon yang mendaftar ka- rena dengan banyak calon maka semakin banyak pilihan untuk diseleksi sebagai calon yang berkualitas. Selanjutnya KY akan memilih 15 calon dari semua pendaftar untuk diserahkan ke DPR guna menjalani tes kelayakan dan kepatutan. Ke-15 calon tersebut diserahkan ke DPR untuk dipilih lima orang yang nantinya akan duduk sebagai hakim agung di MA. Namun, lanjutnya, KY tidak berani memastikan apakah bisa mendapatkan 15 calon tersebut. “Kami tidak bisa menjamin (mendapatkan 15 calon), lihat dulu nanti bagaimana kualitas para calon,” katanya. KY membuka pendaftaran calon hakim agung dari 1 hingga 21 Desember terkait permintaan Mahkamah Agung (MA) untuk mengganti kekosongan lima ha- kim yang pensiun pada 2012. Kelima hakim agung yang akan pensiun itu yaitu Harin A Tumpa, Mieke Komar, Atja Sondjaja, Imam Harjadi, dan Dirwoto. Berdasarkan UU, terkait ke- butuhan lima hakim agung itu, KY harus mengirimkan 15 calon hakim agung ke DPR untuk dilakukan uji kelayakan dan kepatutan guna memilih lima orang menjadi hakim agung. Spesialisasi lima hakim agung yang diminta MA yaitu dua ha- kim agung perdata, dua hakim agung pidana, dan satu hakim agung militer. Taufiqurrohman menekan- kan, seorang hakim karier boleh mendaftar melalui jalur non- karier. Syarat bagi hakim karier antara lain berijazah minimal S-2 hukum, pengalaman minimal 20 tahun sebagai hakim termasuk minimal tiga tahun sebagai ha- kim tinggi. (Ant/P-2) MI/ADAM DWI Taufiqurrohman Syahuri Komisioner Komisi Yudisial MI/TRI HANDIYATNO

Upload: doanthuy

Post on 23-Jul-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RABU, 21 DESEMBER 2011 3POLKAM

Setgab cuma Alat Hegemoni

AKHMAD MUSTAIN

RODA pemerintahan Presiden Susilo Bam-bang Yudhoyono dan Wapres Boediono se-

lama 2011 dinilai seakan berjalan tanpa konsep dan arah sehingga terkesan hanya menonjolkan kepentingan untuk memperta-hankan kekuasaan.

Hegemoni tersebut tergambar secara dominan dalam setiap pengambilan keputusan stra-tegis oleh Sekretariat Gabungan (Setgab) Partai Politik Pendu-kung Pemerintah.

“Penataan politik dan hu-kum tidak ada. Itu tampak jelas sejak adanya setgab yang menjadi kerangkeng partai politik berkuasa,” kata Ketua Bidang Organisasi dan Keang-gotaan Nasional Demokrat, Ferry Mursyidan Baldan, da-lam diskusi akhir tahun 2011 di Rumah Perubahan, Jakarta, kemarin.

Dia menegaskan bahwa setgab hanya membangun kerangkeng politik yang penuh kerancuan dan itu terbukti ketika reshuffl e kabinet terjadi. Presiden Yudhoyono malah

semakin terjerumus dalam sandera koalisi parpol yang seharusnya berada di bawah kendalinya.

Tetap kelamSementara itu, mantan Koor-

dinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Usman Hamid mene-gaskan bahwa jalannya peme-rintahan saat ini seakan hanya untuk kepentingan golongan sendiri dan mengabaikan ke-pentingan rakyat.

“Hanya upaya mempertahan-kan kekuasaan. Bentuknya, ya setgab. Tidak ada sikap proaktif dari pemerintah untuk mem-bangun ekonomi, penegakan HAM demi menyejahterakan rakyat,” ungkapnya.

Usman juga mengatakan, a-khir tahun ini sama kelamnya dengan awal 2011 bila dilihat

dari sisi penegakan hukum dan HAM.

Dikatakannya, awal 2011 di-mulai dengan sengketa lahan antara warga dan TNI yang ter-jadi di Kebumen, Jawa Timur. Ada juga kasus pelanggaran hak beribadah dan berkeyakin-an dalam kasus Ciketing dan Cikeusik, serta kasus penyegel-an Gereja Yasmin, Bogor.

“Tahun ini situasi berjalan linier dan cenderung membu-ruk. Kasus Mesuji itu potret beda dari kasus di Kebumen. Petani berlawanan dengan ke-kuasaan modal dan negara,” ka ta Usman.

Menurutnya, itu terjadi ka-rena pemimpin nasional le-bih meributkan kepentingan golongan sendiri daripada ke pentingan rakyat. “Segala urusan rakyat diamputasi un-tuk kepentingan kekuasaan,”

ucapnya.Bahkan, sambung Usman,

Presiden terkesan membar-ter upaya penyelesaian kasus HAM berat dengan kasus Bank Century. Hal itu setidaknya tampak saat pihak Demokrat mendekati Partai Gerindra dengan sosok mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto terkait dengan Pansus Century di DPR.

“Saking khawatirnya akan persoalan Century, pilihan beraliansi dilakukan dengan sa-ngat pragmatis. Dalam pusaran politik Century, kedua kepen-tingan Gerindra dan Demokrat bertemu. Namun rencana koa-lisi kemudian gagal bukan ka-rena alasan ideologi, melainkan karena kepentingan kursi yang tidak cocok,” ujarnya. (P-3)

[email protected]

Keberadaan setgab, yang diharapkan menjadi wadah penggodokan kebijakan untuk kepentingan rakyat, ternyata hanya menjadi alat untuk melanggengkan kekuasaan.

DISKUSI INDONESIA NEGARA GAGAL: Koordinator Kontras Usman Hamid (kanan), peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro (tengah), dan aktivis Ormas Nasdem Ferry Mursyidan Baldan saat menjadi pembicara dalam diskusi di Rumah Perubahan 2.0, Jakarta, kemarin. Diskusi mengangkat pembahasan Evaluasi Politik, Ekonomi dan Hukum 2011: Indonesia Negara Gagal?

Reformasi BirokrasiButuh 30 Tahun

PROSES reformasi birokrasi di Indonesia sulit direalisasikan. Pasalnya, hingga kini upaya ke arah itu belum menjadi kemauan dan kesadaran politik dari se-bagian besar institusi negara.

“Agak putus asa jika melihat kondisi birokrasi negara ini. Semua cabang kekuasaan, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif terlibat dalam praktik korupsi,” kata Guru Besar Fisipol UGM Sofyan Effendi dalam aca-ra orientasi wartawan bertema Suatu pemahaman dan penyamaan persepsi tentang reformasi birokrasi, di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Jakarta, kemarin.

Ia menyebutkan, proses refor-masi birokrasi baru bisa berhasil jika ada pemimpin yang punya komitmen kuat untuk memper-baiki kondisi yang ada. “Perso-alannya sejak 1998, belum ada pemimpin yang memberikan kesan ada pemerintahan yang kuat,” ujarnya.

Ia menyebutkan, apabila diberi nilai skala 1-10, pelaksanaan re-formasi birokrasi di Indonesia baru mencapai angka 4. Hal itu terutama akibat pendekatan reformasi birokrasi dilakukan se-cara inkremental (bertahap).

“Padahal, jumlah institusi yang harus dibenahi ada di 35 ke-

menterian, 33 provinsi, dan 461 kabupaten/kota. Artinya, kalau mencakup semuanya, baru bisa selesai 30 tahun,” ungkapnya.

Sofyan menyebutkan, sela-ma ini sejumlah institusi salah kaprah dalam melakukan refor-masi birokrasi. Sejumlah kemen-terian, seperti Kemenkeu, justru menganggap proses reformasi birokrasi bisa dilakukan dengan menaikkan gaji pegawai.

“Nyatanya ada Gayus Tam-bunan dan PNS muda di Kemen-keu yang mempunyai rekening miliaran rupiah. Ini karena salah pendekatan,” ujarnya.

Wakil Menteri PAN dan Re-biro Eko Prasodjo mengungkap-kan, pemerintah akan mengubah sistem rekrutmen PNS. Selama ini PNS direkrut berdasar kan usulan instansi tanpa menghi-tung kebutuhan, namun ke de-pan rekrutmen akan dilakukan berdasarkan lowongan dan ke butuhan.

“Lowongan akan dibuka ka-pan pun tergantung perminta an dan kebutuhan,” tukasnya.

Menurut Eko, perubahan sis-tem perekrutan bakal dimasuk-kan dalam RUU tentang Aparat Pemerintah Negara. “Di sana PNS terbagi dua, yaitu PNS tetap dan PNS tidak tetap yang diisi profesional.” (Che/P-3)

Hanya 50 OrangMendaftar Seleksi

Hakim AgungKOMISIONER Komisi Yudisial (KY) Taufiqurrohman Syahuri mengungkapkan, hingga ke-marin sekitar 50 orang mendaftar untuk mengikuti seleksi calon hakim agung menjelang penu-tupan yang jatuh pada hari ini.

“Informasi terakhir, 50-an le-bih calon yang telah mendaftar ke KY,” kata Taufiqurrohman seusai peluncuran bukunya yang berjudul Tafsir Konstitusi Berba-gai Aspek Hukum di Universitas Sahid Jakarta, kemarin.

Ia mengatakan, sebenarnya KY mengharapkan lebih dari 100 calon yang mendaftar ka-rena dengan banyak calon maka semakin banyak pilihan untuk diseleksi sebagai calon yang berkualitas.

Selanjutnya KY akan memilih 15 calon dari semua pendaftar untuk diserahkan ke DPR guna menjalani tes kelayakan dan kepatutan. Ke-15 calon tersebut diserahkan ke DPR untuk dipilih lima orang yang nantinya akan

duduk sebagai hakim agung di MA.

Namun, lanjutnya, KY tidak berani memastikan apakah bisa mendapatkan 15 calon tersebut. “Kami tidak bisa menjamin (mendapatkan 15 calon), lihat dulu nanti bagaimana kualitas para calon,” katanya.

KY membuka pendaftaran calon hakim agung dari 1 hingga 21 Desember terkait permintaan Mahkamah Agung (MA) untuk mengganti kekosongan lima ha-kim yang pensiun pada 2012.

Kelima hakim agung yang akan pensiun itu yaitu Harifi n A Tumpa, Mieke Komar, Atja Sondjaja, Imam Harjadi, dan Dirwoto.

Berdasarkan UU, terkait ke-butuhan lima hakim agung itu, KY harus mengirimkan 15 calon hakim agung ke DPR untuk dilakukan uji kelayakan dan kepatutan guna memilih lima orang menjadi hakim agung.

Spesialisasi lima hakim agung yang diminta MA yaitu dua ha-kim agung perdata, dua hakim agung pidana, dan satu hakim agung militer.

Taufiqurrohman menekan-kan, seorang hakim karier boleh mendaftar melalui jalur non-karier. Syarat bagi hakim karier antara lain berijazah minimal S-2 hukum, pengalaman minimal 20 tahun sebagai hakim termasuk minimal tiga tahun sebagai ha-kim tinggi. (Ant/P-2)

MI/ADAM DWI

Taufiqurrohman SyahuriKomisioner Komisi Yudisial

MI/TRI HANDIYATNO