ilmu pengetahuan untuk kebangkitan indonesia

3
ILMU PENGETAHUAN UNTUK KEBANGKITAN INDONESIA Indonesia pernah nyaris bangkit. Dan sampai saat ini dalam setahun momentum kebangkitan itu diperingati dua kali. Yang pertama Hari Kebangkitan Nasional setiap 20 Mei dan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional setiap 10 Agustus. Hari kebangkitan nasional adalah momentum bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Sementara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ditandai dengan keberhasilan PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (PT IPTN, sekarang PT Dirgantara Indonesia) menerbangkan pesawat N-250, yang diklaim sebagai hasil karya asli anak-anak bangsa. Dua kali Indonesia mencoba bangkit, dua kali pula kita gagal. Kebangkitan nasional gagal di tengah jalan akibat semangat yang muncul hanya didasarkan oleh dorongan mempertahankan diri untuk merdeka. Sementara ketika kemerdekaan telah tercapai, Indonesia seakan kehilangan arah perjuangan. Indonesia condong ke arah sosialis seperti di masa Orde Lama, ke arah kapitalis seperti di masa Orde Baru, atau ke arah kapitalis-liberal seperti di era Reformasi. Sementara kebangkitan teknologi nasional digagalkan oleh krisis ekonomi yang membuat Indonesia menjadi pasien IMF yang memaksa semua proyek-proyek teknologi ini ditinjau ulang. IPTN yang kemudian jadi PTDI dibiarkan bangkrut. Berdasarkan dua pengalaman kebangkitan yang gagal berhasil tersebut, saya mengamati ada 3 masalah mendasar yang melatarbelakanginya. Pertama, tidak adanya sinergi yang padu antar setiap komponen masyarakat. Fakta-fakta sejarah menunjukkan bahwa kebangkitan nasional dan teknologi hampir mustahil diciptakan atau dikendalikan oleh para cendekiawan dan teknolog itu sendiri. Ada interaksi yang kuat dengan dunia ekonomi, politik, legislasi, dan juga kultur masyarakat. Semua aspek ini harus turut berbenah agar terjadi

Upload: urwatul-wusqa

Post on 20-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Menjelaskan tentang pentingnya ilmu penegtahuan untuk pembangunan suatu peradaban umat manusia

TRANSCRIPT

Page 1: Ilmu Pengetahuan Untuk Kebangkitan Indonesia

ILMU PENGETAHUAN UNTUK KEBANGKITAN INDONESIA

Indonesia pernah nyaris bangkit. Dan sampai saat ini dalam setahun momentum kebangkitan itu diperingati dua kali. Yang pertama Hari Kebangkitan Nasional setiap 20 Mei dan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional setiap 10 Agustus. Hari kebangkitan nasional adalah momentum bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Sementara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ditandai dengan keberhasilan PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (PT IPTN, sekarang PT Dirgantara Indonesia) menerbangkan pesawat N-250, yang diklaim sebagai hasil karya asli anak-anak bangsa.

Dua kali Indonesia mencoba bangkit, dua kali pula kita gagal. Kebangkitan nasional gagal di tengah jalan akibat semangat yang muncul hanya didasarkan oleh dorongan mempertahankan diri untuk merdeka. Sementara ketika kemerdekaan telah tercapai, Indonesia seakan kehilangan arah perjuangan. Indonesia condong ke arah sosialis seperti di masa Orde Lama, ke arah kapitalis seperti di masa Orde Baru, atau ke arah kapitalis-liberal seperti di era Reformasi. Sementara kebangkitan teknologi nasional digagalkan oleh krisis ekonomi yang membuat Indonesia menjadi pasien IMF yang memaksa semua proyek-proyek teknologi ini ditinjau ulang.  IPTN yang kemudian jadi PTDI dibiarkan bangkrut.

Berdasarkan dua pengalaman kebangkitan yang gagal berhasil tersebut, saya mengamati ada 3 masalah mendasar yang melatarbelakanginya. Pertama, tidak adanya sinergi yang padu antar setiap komponen masyarakat. Fakta-fakta sejarah menunjukkan bahwa kebangkitan nasional dan teknologi hampir mustahil diciptakan atau dikendalikan oleh para cendekiawan dan teknolog itu sendiri.  Ada interaksi yang kuat dengan dunia ekonomi, politik, legislasi, dan juga kultur masyarakat. Semua aspek ini harus turut berbenah agar terjadi kebangkitan.  Pada saat yang sama, kebangkitan itu nanti tak sekedar kebangkitan teknologi, tetapi juga kebangkitan ekonomi, politik dan sosial-budaya masyarakat.

Kedua, adanya kekeliruan dalam menyikapi perkembangan teknologi. Teknologi terlalu didewakan.  Teknologi dianggap obat mujarab atas segala penyakit.  Padahal dalam implementasinya tanpa akseptansi dari masyarakat luas, teknologi hanya akan berada di puncak menara gading.  Tidak membumi.  Tidak digunakan.  Dan akhirnya hilang tertelan sejarah. Dapat kita amati begitu banyak penemuan-penemuan oleh para ilmuwan, namun tanpa penjelasan yang menyentuh pemahaman masyarakat.

Ketiga, tidak tertanamnya visi kebangkitan di seluruh elemen masyarakat. Di sini kita melihat bahwa ada yang lebih mendasar dari sekadar kebangkitan teknologi, yaitu kebangkitan cara berpikir seluruh elemen masyarakat, baik di level bawah (grassroot) mapun elit: pengusaha, penguasa, politisi, ilmuwan hingga pemuka agama.  Kita memerlukan orang-orang yang benar-benar memiliki visi kebangkitan.

Page 2: Ilmu Pengetahuan Untuk Kebangkitan Indonesia

Berdasarkan 3 permasalahan tersebut maka sudah seharusnya kaum terpelajar untuk turut serta menyelesaikan ketiga masalah tersebut agar tercapai kebangkitan yang hakiki. Sinergi di dalam masyarakat dapat dibangun dengan mengintensifkan interaksi antar tiap elemen. Membangun jaringan yang kokoh antara masyarakat, cendekiawan, serta pihak pengambil kebijakan. Kaum teknolog pun harus sesering mungkin bersosialisasi dengan masyarakat umum untuk menyampaikan hasil-hasil temuan mereka agar masyarakat dapat memahami teknologi dengan mudah dan menemukan manfaat yang dapat mereka aplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari. Sementara pencerdasan kepada masyarakat juga harus selalu dilakukan agar masayarakat memahami hakikat kebangkitan, ke arah mana, dan bagaimana mencapai kebangkitan yang sejati.

Oleh karena itu selain mengabdikan ilmu di universitas dan untuk penelitian, ilmuwan juga harus tetap beraktivitas di tengah masyarakat, bertukar pikiran, mensosialisasikan ide-ide yang menginspirasi masyarakat, serta menggalang dukungan dari elit politik untuk mengarahkan masyarakat ke arah visi kebangkitan yang jelas. Karena untuk mencapai kebangkitan peradaban Indonesia, semua pihak harus bergerak ke arah yang sama.

“... sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ...” (Guruh: 11)