ilmu kesehatan masyarakat semarang

14
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan menjadi penting karena dengan adanya pembangunan kesehatan yang baik akan menunjang pembangunan nasional pada umumnya. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehingga dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial. Yang memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU 23 tahun 1992 tentang kesehatan ). Paradigma sehat adalah salah satu cara pandang dan atau suatu konsep dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang dalam pelaksanaannya sepenuhnya menerapkan pengertian dan atau prinsip-prinsip pokok kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan dengan paradigma sehat sangat ditentukan oleh keberhasilan menumbuhkan wawasan kesehatan pada setiap pelaku pembangunan ( masyarakat maupun sektor lain diluar kesehatan ). 1

Upload: vera-octasia

Post on 22-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

ilmu kesehatan masyarakat semarang

TRANSCRIPT

Page 1: ilmu kesehatan masyarakat semarang

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan kesehatan.

Pembangunan kesehatan menjadi penting karena dengan adanya pembangunan kesehatan yang

baik akan menunjang pembangunan nasional pada umumnya. Tujuan pembangunan kesehatan

adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehingga dapat hidup produktif secara

sosial dan ekonomi. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial. Yang

memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU 23 tahun 1992

tentang kesehatan ).

Paradigma sehat adalah salah satu cara pandang dan atau suatu konsep dalam

menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang dalam pelaksanaannya sepenuhnya

menerapkan pengertian dan atau prinsip-prinsip pokok kesehatan. Keberhasilan pembangunan

kesehatan dengan paradigma sehat sangat ditentukan oleh keberhasilan menumbuhkan wawasan

kesehatan pada setiap pelaku pembangunan ( masyarakat maupun sektor lain diluar kesehatan ).

Konsep paradigma sehat berarti mencegah lebih baik daripada mengobati dan

pemberdayaan pada masyarakat agar dapat berperilaku sehat, hidup dalam lingkungan yang

sehat.

Paradigma sehat berisi tentang upaya-upaya pemerintah dalam meningkatkan status

kesehatan masyarakat Indonesia, yang meliputi pembangunan berwawasan kesehatan,

profesionalisme, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat dan desentralisasi.

Penerapan paradigma sehat sebagai suatu kebijakan pembangunan kesehatan telah

dijabarkan secara lengkap ke dalam empat hal yang bersifat pokok, yaitu:

1

Page 2: ilmu kesehatan masyarakat semarang

1. Tujuan pembangunan nasional adalah percepatan pencapaian MDGs, yang terdiri dari

:

Goal 1 : Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan

Goal 2 : Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua

Goal 3 : Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

Goal 4 : Menurunkan Kematian Anak

Goal 5 : Meningkatkan Kesehatan Ibu

Goal 6 : Mengendalikan HIV dan AIDS, Malaria Dan (TB)

Goal 7 : Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup

Goal 8 : Mengembangkan Kemitraan Pembangunan Di Tingkat Global

2. Misi pembangunan kesehatan di Indonesia :

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat,

termasuk swasta dan masyarakat madani.

b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan

yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan.

c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.

d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

3. Strategi pembangunan kesehatan di Indonesia :

a. Pembangunan nasional berwawasan kesehatan

b. Profesionalisme

c. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat

d. Desentralisasi

2. Pokok-pokok program pembangunan kesehatan :

a. Pokok program pemberdayaan masyarakat.

b. Pokok program upaya kesehatan.

c. Pokok program lingkungan sehat.

d. Pokok program pengembangan sumber daya kesehatan.

2

Page 3: ilmu kesehatan masyarakat semarang

e. Pokok program pengembangan kebijakan dan manajemen.

f. Pokok program pengembangan dan penelitian kesehatan.

Perubahan pemahaman tentang pengertian sehat dan kesadaran yang semakin meningkat

mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan telah membawa kesimpulan bahwa

pemberian pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif tidak akan mampu menciptakan

masyarakat sehat seperti yang diharapkan. Upaya mencapai kesehatan masyarakat memerlukan

pendekatan yang bersifat pembinaan dalam jangka panjang akan mampu mendorong masyarakat

untuk bersikap mandiri dalam pemeliharaan kesehatan melalui peningkatan kesadaran mengenai

pentingnya menjaga kesehatan.

Upaya kesehatan yang semula lebih terfokus pada kuratif dan rehabilitatif, secara

berangsur berkembang ke arah promotif dan preventif, sehingga puskesmas merupakan ujung

tombak untuk mencapai “ MDGs ”.

Propinsi Jawa Tengah mempunyai luas wilayah 3.254.620 ha atau 26,04% luas pulau

jawa. Pemanfaatan tanah paling besar untuk areal pesawahan. Peningkatan angka pertambahan

penduduk sangat mencolok, umur harapan hidup penduduk juga telah meningkat.

Puskesmas sebagai salah satu kesatuan organisasi kesehatan fungsional terdepan berperan

sebagai unit pelayanan kesehatan pemerintah diharapkan menjadi pusat pengembangan

pembangunan kesehatan dalam mencapai tujuan nasional. Untuk merealisasikan peran dan

fungsi puskesmas tersebut, maka diperlukan perangkat manajemen yang baik demi

penyelenggaraan puskesmas secara terpadu dan menyeluruh.

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan pemerintah juga merupakan pusat

pengembangan, pembinaan, dan pelayanan kesehatan masyarakat. Puskesmas dalam hal ini

mempunyai fungsi medis dan administratif, oleh karena itu puskesmas dituntut untuk

melaksanakan fungsi-fungsi tersebut dengan sebaik-baiknya. Puskesmas dalam melaksanakan

tugas ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pelayanan dan motivasi kerja dari para pekerja

kesehatannya.

Pelayanan kesehatan di puskesmas meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

yang ditujukan pada semua umur. Puskesmas dengan segala keterbatasan meliputi keterbatasan

3

Page 4: ilmu kesehatan masyarakat semarang

SDM dan sarana, memiliki tanggung jawab yang besar. Salah satu upaya yang perlu dilakukan

untuk melaksanakan tanggung jawab ini adalah dengan mengelola sumber daya sebaik mungkin

dengan menggunakan manajemen puskesmas yang baik dan tepat.

Pelayanan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan melalui 6 kegiatan pokok secara

terpadu dan menyeluruh, meliputi KIA/KB, Usaha Peningkatan Gizi, Kesehatan Lingkungan,

Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), Pengobatan dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

(PKM) serta ditambah lagi dengan Upaya Kesehatan Pengembangan yaitu : Usaha Kesehatan

Sekolah (UKS) dan Upaya Kesehatan Masyarakat, Upaya Kesehatan Olahraga, Upaya Kesehatan

Kerja, Upaya Kesehatan Gigi dan mulut, Upaya Kesehatan Jiwa, Upaya Kesehatan Mata, Upaya

Kesehatan Usia Lanjut dan Upaya Pengobatan Tradisional sehingga dapat mewujudkan misi

puskesmas. Upaya Kesehatan Pengembangan yang disebutkan diatas bergantung kepada situasi

dan kondisi tiap-tiap Puskesmas.

Secara operasional, Puskesmas berarti harus ada upaya yang berkelanjutan, menyeluruh,

terpadu, sistematis dan objektif yang bertujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Untuk mengembangkan reformasi Puskesmas, ada 3 pendekatan yang dapat diterapkan

yakni:

a. Penentuan prioritas program puskesmas

b. Pengembangan program menjaga mutu

c. Pengembangan swadana

Ketiga pendekatan itu sebaiknya dilaksanakan bertahap dan berkelanjutan karena saling

terkait satu sama lain. Dengan melakukan reformasi Puskesmas, diharapkan dapat mengatasi

berbagai masalah kesehatan terutama yang potensial berkembang di wilayah kerja Puskesmas.

Untuk mengetahui apakah manajemen dari suatu kegiatan berhasil atau tidak maka

diperlukan adanya suatu evaluasi. Evaluasi adalah membandingkan antara hasil yang telah

dicapai dengan tujuan yang direncanakan. Evaluasi merupakan bagian yang penting dari proses

manajemen, karena dengan evaluasi akan diperoleh umpan balik terhadap program atau

4

Page 5: ilmu kesehatan masyarakat semarang

pelaksanaan kegiatan. Tanpa adanya evaluasi, sulit rasanya untuk mengetahui sejauh mana

tujuan-tujuan yang direncanakan itu telah mencapai tujuan atau belum.

Dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program, dibedakan adanya jenis evaluasi,

yakni jenis evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk

mendiagnosis suatu program yang hasilnya digunakan untuk pengembangan atau perbaikan

program. Biasanya evaluasi sumatif adalah suatu evaluasi yang dilakukan untuk menilai hasil

akhir dari suatu program. Meskipun demikian pada praktek evaluasi program sekaligus

mencakup kedua tujuan tersebut.

Evaluasi suatu program masyarakat dilakukan terhadap 3 hal, yakni evaluasi terhadap

proses pelaksanaan program, evaluasi terhadap hasil program dan evaluasi terhadap dampak

program:

a. Evaluasi proses ditujukan terhadap pelaksanaan program, yang menyangkut penggunaan

sumber daya seperti tenaga, dana dan fasilitas yang lain.

b. Evaluasi hasil program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut berhasil,

yakni sejauh mana tujuan-tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Misalnya: meningkatnya

cakupan imunisasi, meningkatnya ibu-ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, dan

sebagainya.

c. Evaluasi dampak program ditujukan untuk menilai sejauh mana program tersebut

berdampak terhadap peningkatan kesehatan masyarakat. Dampak program kesehatan

tercermin dari membaiknya atau meningkatnya indikator-indikator kesehatan masyarakat.

Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk memantau

pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya,

pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya

bila kenaikan berat badan lebih besar dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan

gizi.2

Pada saat ini pemantauan pertumbuhan merupakan kegiatan utama Posyandu yang

jumlahnya mencapai lebih dari 260 ribu yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hasil

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 menunjukkan bahwa sebanyak 74.5% (sekitar 15

5

Page 6: ilmu kesehatan masyarakat semarang

juta) balita pernah ditimbang minimal 1 kali selama 6 bulan terakhir, 60.9% diantaranya

ditimbang lebih dari 4 kali. Sebanyak 65% (sekitar 12 juta) balita memiliki KMS.2

Secara umum terdapat 4 masalah gizi pada balita di Indonesia yaitu KEP (Kekurangan

Energi Protein), KVA (Kurang Vit A), kurang yodium (Gondok Endemik), dan kurang zat

besi (Anemia Gizi Besi). Akibat dari kurang gizi terjadi kerentanan terhadap penyakit-penyakit

infeksi dapat menyebabkan meningkatnya angka kematian balita.

Pada laporan ini akan dibahas tentang pelaksanaan manajemen pelayanan Puskesmas

Salaman dan permasalahannya. Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan

permasalahan yang ada yaitu bagaimana hasil pencapaian upaya kegiatan pokok di Puskesmas

Salaman dibandingkan dengan target dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang berlaku.

Dari data SPM (Standar Pelayanan Minimal) Puskesmas Rawat Inap Salaman I

dapat diketahui cakupan balita yang naik berat badannya di Puskesmas Rawat Inap Salaman I

periode Januari-Februari 2012 adalah 41 %, sehingga angka pencapaian balita yang naik berat

badannya sebesar 51 %. Angka pencapaian ini kurang dari 100%. Dari data pencatatan

terakhir bulan Februari, balita yang naik berat badannya di Dusun Brengkel I Desa

Salaman memiliki presentase sebesar 70,69 %. Jumlah balita yang ditimbang di Dusun

Brengkel I sebanyak 22 balita. Penulis mengambil sampel dari responder ibu yang

memiliki balita yang tidak datang teratur dan tidak naik berat badannya. Agar terciptanya

balita yang sehat di desa tersebut sehingga perlu dicari penyebab masalah dan dicari

cara pemecahan masalah yang terbaik.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, serta hasil analisa program gizi di dusun

Brengkel I Desa Salaman didapatkan data bahwa balita yang ditimbang dan naik berat badannya

periode Januari-Februari 2012 masih dibawah target pencapaian. Banyak faktor yang

mempengaruhi hal itu, maka didapatkan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang menyebabkan Program cakupan balita yang ditimbang dan naik berat

badannya (N/D) di Dusun Brengkel I Desa Salaman pada bulan Januari-Februari

2012 belum memenuhi target?

6

Page 7: ilmu kesehatan masyarakat semarang

2. Bagaimana alternatif pemecahan masalah jika disesuaikan dengan penyebab

permasalahan?

3. Kegiatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut?

1.3 TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui, mengidentifikasi dan menganalisis penyebab serta menyusun rencana tidak

lanjut pemecahan masalah belum tercapainya target program cakupan balita yang

ditimbang dan naik berat badannya (N/D) di Dusun Brengkel I Desa Salaman

selama periode Januari-Februari 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui cakupan balita yang ditimbang dan naik berat badannya (N/D) di

Dusun Brengkel I Desa Salaman selama periode Januari-Februari 2012.

b. Mengidentifikasi penyebab belum tercapainya target program cakupan balita yang

ditimbang dan naik berat badannya (N/D) di Dusun Brengkel I Desa Salaman

selama periode Januari-Februari 2012.

c. Mampu menganalisis penyebab masalah yang telah diidentifikasi.

d. Mampu memberikan alternatif pemecahan masalah yang ditemukan.

e. Mampu menyusun rencana tindak lanjut atau Plan Of Action dari alternatif

pemecahan masalah yang ditemukan.

I.4 MANFAAT

1. Bagi Penulis

Untuk meningkatkan pengetahuan penulis tentang managemen program Gizi terutama

Posyandu dalam pendataan dan penatalaksanaan pemantauan dan pertumbuhan balita

di Dusun Brengkel I Desa Salaman, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.

2. Bagi Masyarakat

Hasil laporan ini dapat membantu para orang tua untuk memahami pentingnya memantau

7

Page 8: ilmu kesehatan masyarakat semarang

pertumbuhan balita untuk mengetahui masalah gizi balitanya sehingga orang tua merasa

penting untuk datang membawa balitanya ke Posyandu dan menimbangnya secara

rutin tiap bulannya.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

a. Hasil laporan ini dapat dijadikan data awal untuk merencanakan penatalaksanaan

rendahnya angka balita yang naik berat badannya di Dusun Brengkel I.

b. Hasil laporan ini dapat dijadikan masukan untuk menyusun program dalam rangka

mencegah menurunnya angka balita yang ditimbang dan naik berat badannya di Dusun

Brengkel I.

c. Hasil laporan ini dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan

Posyandu di Dusun Brengkel I.

1.5 BATASAN PENGKAJIAN

1. Batasan Judul

Pemilihan Judul "Evaluasi Program Gizi Cakupan Balita yang Ditimbang dan Naik Berat

Badannya (N/D) di Desa Salaman Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Periode

Januari-Februari 2012", memiliki batasan sebagai berikut:

1. Evaluasi adalah suatu proses menjelaskan, memperoleh dan menyediakan data yang

berguna untuk menilai alternatif keputusan dan pengenalan permasalahan

serta pemberian solusi-solusi atau permasalahan yang ditemukan.

2. Rencana Tindak Lanjut adalah rancangan, konsep atau program untuk menindak

lanjuti suatu masalah.

3. Program adalah suatu rencana kegiatan yang dilakukan Puskesmas Salaman I.

4. Cakupan adalah jumlah balita yang berat badannya naik dibandingkan jumlah balita

yang ditimbang yaitu 63,12%

5. Balita yang naik berat badannya adalah jumlah balita yang ditimbang di

posyandu maupun di luar posyandu yang berat badannya naik di satu wilayah kerja

pada kurun waktu tertentu.8

Page 9: ilmu kesehatan masyarakat semarang

6. Dusun Brengkel I, merupakan salah satu dusun yang berada di Kecamatan

Salaman, Kabupaten Magelang.

7. Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang merupakan kecamatan dan kabupaten dari

Desa Salaman

8. Periode Januari-Februari 2012 merupakan kurun waktu dimana didapatkan

perhitungan hasil pencapaian cakupan Balita yang naik berat badannya di

wilayah kerja Puskesmas Salaman I.

2. Batasan Operasional

1. Jumlah Balita yang berat badannya naik (N) :

Jumlah balita yang ditimbang di posyandu maupun di luar posyandu yang berat

badannya naik di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

2. Balita yang Jumlah Balita yang di Timbang (D):

Jumlah balita yang ditimbang di posyandu maupun di luar posyandu di satu wilayah

kerja tertentu pada kurun waktu yang sama.3

3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengkajian yang dilakukan meliputi :

a. Lingkup lokasi : Dusun Brengkel I Desa Salaman, Kabupaten Magelang

b. Lingkup waktu : Januari 2012-Februari 2012

c. Lingkup sasaran : Jumlah balita yang naik berat badannya (N/D)

d. Lingkup metode : Wawancara, kuesioner, pencatatan dan pengamatan

e. Lingkup materi : Evaluasi program gizi cakupan balita yang naik berat

badannya (N/D) di Dusun Brengkel I, Periode

Januari- Februari 2012

9