ileus obstruktif
TRANSCRIPT
Ileus Obstruktif
Definisi
Ileus
Suatu kondisi di mana terdapat gangguan pasase/ jalannya makanan di usus
Ileus Obstruktif
Ileus yg terjadi akibat gangguan mekanis, berupa obstruksi/sumbatan pd usus
atau disebut juga ileus mekanik.
Ileus mekanis
adalah keadaan dimana isi lumen saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal
atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang disebabkan kelainan dalam lumen
usus, dinding usus atau luar usus yang menekan atau kelainan vaskularisasi pada
suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose segmen usus tersebut.6
Epidemiologi
Hernia strangulata adalah salah satu keadaan darurat yang sering dijumpai oleh
dokter bedah dan merupakan penyebab obstruksi usus terbanyak.
Mc Iver mencatat 44% dari obstruksi mekanik usus disebabkan oleh hernia eksterna
yang mengalami strangulasi.
Di RSCM, pada tahun 1989, Kartowisastro dan Wiriasoekarta melaporkan 58%
kasus obstruksi mekanik usus halus disebabkan oleh hernia.
Setiap tahunnya 1 dari 1000 penduduk dari segala usia didiagnosa ileus. Di
Amerika diperkirakan sekitar 300.000-400.000 menderita ileus setiap tahunnya. Di
Indonesia tercatat ada 7.059 kasus ileus paralitik dan obstruktif tanpa hernia yang
dirawat inap dan 7.024 pasien rawat jalan pada tahun 2004 menurut Bank data
Departemen Kesehatan Indonesia.
Klasifikasi
Klasifikasi obstruksi usus berdasarkan :
Kecepatan timbul (speed of onset)
- Akut, kronik, kronik dengan serangan akut
Letak sumbatan
- Obstruksi tinggi, bila mengenai usus halus (dari gaster sampai
ileum terminal)
- Obstruksi rendah, bila mengenai usus besar (dari ileum terminal
sampai anus)
Sifat sumbatan
- Simple obstruction : sumbatan tanpa disertai gangguan aliran darah
- Strangulated obstruction : sumbatan disertai gangguan aliran darah
sehingga timbul nekrosis, gangren dan perforasi
Etiologi
Obstruksi usus halus dapat disebabkan oleh :
Perlekatan usus atau adhesi, dimana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit usus.
Jaringan parut karena ulkus, pembedahan terdahulu atau penyakit Crohn.
Hernia inkarserata, usus terjepit di dalam pintu hernia
Neoplasma
Malrotasi usus
Intususepsi.
Volvulus
Benda asing, kumpulan cacing askaris
Batu empedu yang masuk ke usus melalui fistula kolesisenterik.
Penyakit radang usus, striktur, fibrokistik dan hematoma.
Patogenesis
Obstruksi/sumbatan pd usus↓
Makanan tertumpuk di lumen usus↓
Tekanan intraluminal me↑↓
Tekanan terhadap dinding usus semakin me↑↓ ↓
Obstruksi vasa limfatika & vena2 Obstruksi Arteripd dinding usus pd dinding usus
↓ ↓Edema Infark
↓ ↓Translokasi bakteri Gangren
↓Nekrosis
↓Perforasi
Manifestasi Klinis
Obstruksi sederhana
Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya disertai
dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus bagian oral
dari obstruksi, maupun oleh muntah. Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada
perut, disertai kembung. Pada obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah
yang banyak, yang jarang menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama.
Nyeri bisa berat dan menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai perasaan tidak
enak di perut bagian atas. Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan
semakin fekulen.
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi
akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam. Distensi
abdomen dapat dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan semakin jelas
pada sumbatan di daerah distal. Bising usus yang meningkat dan “metallic sound” dapat
didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal.
Obstruksi disertai proses strangulasi
Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan nyeri
hebat.
Obstruksi mekanis di kolon timbul perlahan-lahan dengan nyeri akibat sumbatan
biasanya terasa di epigastrium.
Nyeri yang hebat dan terus menerus menunjukkan adanya iskemia atau
peritonitis. Borborygmus dapat keras dan timbul sesuai dengan nyeri. Konstipasi atau
obstipasi adalah gambaran umum obstruksi komplit. Muntah lebih sering terjadi pada
penyumbatan usus besar. Muntah timbul kemudian dan tidak terjadi bila katup ileosekal
mampu mencegah refluks. Bila akibat refluks isi kolon terdorong ke dalam usus halus,
akan tampak gangguan pada usus halus. Muntah fekal akan terjadi kemudian.
Pada keadaan valvula Bauchini yang paten, terjadi distensi hebat dan sering
mengakibatkan perforasi sekum karena tekanannya paling tinggi dan dindingnya yang
lebih tipis.Pada pemeriksaan fisis akan menunjukkan distensi abdomen dan timpani,
gerakan usus akan tampak pada pasien yang kurus, dan akan terdengar metallic sound
pada auskultasi. Nyeri yang terlokasi, dan terabanya massa menunjukkan adanya
strangulasi.
Diagnosis
pemeriksaan fisik :
demam, takikardi, hipotensi dan gejala dehidrasi yang berat.
Pada pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen tampak distensi dan peristaltic
meningkat (bunyi Borborigmi). Pada tahap lanjut dimana obstruksi terus
berlanjut, peristaltic akan melemah dan hilang.
Adanya feces bercampur darah pada pemeriksaan rectal toucher dapat dicurigai
adanya keganasan dan intusepsi.
Laboratorium
Peningkatan serum amilase
Leukositosis
Hematokrit
gangguan elektrolit.
alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik asidosis bila ada tanda-tanda
shock, dehidrasi dan ketosis.
Penatalaksanaan
Resusitasi
Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda-tanda vital,
dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi dan
gangguan keseimbangan ektrolit sehingga perlu diberikan cairan intravena seperti ringer
laktat. Respon terhadap terapi dapat dilihat dengan memonitor tanda-tanda vital dan
jumlah urin yang keluar. Selain pemberian cairan intravena, diperlukan juga pemasangan
nasogastric tube (NGT). NGT digunakan untuk mengosongkan lambung, mencegah
aspirasi pulmonum bila muntah dan mengurangi distensi abdomen.
Farmakologis
Pemberian obat-obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis.
Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.
Operatif
Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik untuk mencegah
sepsis sekunder. Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik
bedah yang disesuaikan dengan hasil eksplorasi selama laparotomi.