ikm 1
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Dasar Pengetahuan
a. Arti Pengetahuan
1) Pengetahuan adalah hasil atau dan dini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap satu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba
sehingga sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga. Jadi pengetahuan merupakan hasil pengindraan kita.
(Notoadmojo, 2003 : 127-128)
2) Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab
pertanyaan “what” misalnya : apa air, apa manusia, apa alam, dan
sebagainya.(Notoadmojo, 2005 : 3).
Pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku
baru didalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai berikut:
1) Awareness (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (Obyek)
2) Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini
sikap obyek mulai timbul
3) Evaluation (Menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulasi
tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.
4) Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang di kehendaki.
5) Adaption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulasi.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa
perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap diatas. (Notoadmojo,
2003:128)
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang di cakup dalam demain kognitif menurut Soekijo
Notoadmojo (2003) mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di
pelajari sebelumnya, pada tingkatan ini reccal (mengingat kembali)
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsang yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalah
yang paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat
menginter prestasikan materi tersebut secara benar tentang objek
yang dilakukan dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan lain-
lain.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi
riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya
dalam kontak atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi
atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain,
kemampuan analisis ini dapa dilihat dari penggunaan kata kerja dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan
sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu
kemampuan untuk menyusun, dapat merencanakan, meringkas,
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang
berasal dari berbagai macam sumber, misalnya : media massa, media
elektrotik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat
dan sebagainya
Menurut Notoadmojo (2002) dari berbagai macam cara yang telah
di gunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah,
dapat dikelompokkan menjadi dua yakni : cara tradisional atau non ilmiah
dan cara modern atau yang disebut dengan cara ilmiah
1) Cara Tradisional Atau Non Ilmiah
Cara tradisional terdiri dari empat cara yaitu :
a) Trial and Error
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan
mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu bila
seseorang menghadapi persoalan atau masalah, upaya yang
dilakukan hanya dengan mencoba-coba saja. Cara coba-coba ini
dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil maka di coba kemungkinan yang lain sampai berhasil.
Oleh karena itu cara ini disebut dengan metode Trial (coba) dan
Error (gagal atau salah atau metode coba salah adalah coba-
coba).
b) Kekuasaaan Atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang, penalaran, dan
tradisi-tradisi yang dilakukan itu baik atau tidak. Kebiasaan ini
tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan
juga terjadi pada masyakat modern. Kebiasaan-kebiasaan ini
seolah-olah diterima dari sumbernya berbagai kebenaran yang
mutlak. Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin-
pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama,
pemegang pemerintahan dan sebagainya.
c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Adapun pepatah mengatakan “Pengalaman adalah guru
terbaik“. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman
itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu
merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan.
d) Jalan Pikiran
Sejalan perkembangan kebudayaan umat kebudayaan umat
manusia cara berpikir umat manuasiapun ikut berkembang. Dari
sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menjalankan jalan
pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan
deduksi pada dasarnya adalah cara melahirkan pemikiran secara
tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang
dikemukakan.
2) Cara Modern Atau Cara Ilmiah
Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah yang disebut metode ilmiah. Kemudian
metode berfikir induktif bahwa dalam memperoleh kesimpulan
dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, membuat catatan
terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamati.
(Notoatmodjo, 2002: 11-18).
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan sehingga seorang
berperilaku sesuai tertentu keyakinan tersebut.
Ada 3 faktor yang mempengaruhi kehidupan ibu :
1) Faktor predisposisi
a) Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saaat dilahirkan
sampai berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan
dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja.
b) Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima
Informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki. Sebaiknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang di
perkenalkan.
c) Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat
diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan,
atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun
dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
d) Pekerjaan
Menurut Markum (1991) bekerja umumnya merupakan kegiatan yang
menyita waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga.
2) Faktor Pendukung
a) Informasi
Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita
tentang suatu keseluruhan makna yang menunjang amanat.
Informasi memberikan pengaruh kepada seseorang meskipun
orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah tetapi jika ia
mendapatkan Informasi yang baik dari berbagai media, maka hal
ini dapat meningkatkan pengetahuan orang tersebut.
b) Lingkungan
Lingkungan adalah Seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia
dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok. Menurut Ann Manner (1998)
lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama bagi seseorang
dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga
hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompok dalam
lingkungan alam.(Nursalam, 2001: 133)
3) Faktor Pendorong
a) Sikap Petugas
Tatalaksana yang menunjang keberhasilan menyusui harus di
laksanakan seperti :
(a) Bayi baru lahir segera di berikan pada ibu untuk segera
disusui
(b) Merawat bayi bersama ibunya
(c) Mengajarkan teknik menyusui yang benar
(d) Mengajarkan cara pengeluaran ASI secara manual
(e) Jangan menjadualkan pemberian ASI
(f) Jangan memberikan kempeng atau dot pada bayi
b) Dari Keluarga
Keluarga (suami, nenek, bibik dan sebagainya) perlu di
Informasikan bahwa seorang ibu perlu dukungan dan bantuan
keluarga agar ibu berhasil menyusui misalnya dengan
menggantikan sementaratugas rumah tangga ibu (seperti
memasak, mencuci, membersihkan rumah) ibu dan bayi
membutuhkan waktu berkenalan.
e. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
subyek penelitian atau responden. (Notoadmodjo, 2003 : 130)
Skala ini menggunakan data kuantitatif yang berbentuk angka-
angka yang menggunakan alternatif jawaban serta menggunakan
peningkatan yaitu kolom menunjukkan letak ini maka sebagai
konsekuensinya setiap centangan pada kolom jawaban menunjukkan nilai
tertentu. Dengan demikian analisa data dilakukan dengan mencermati
banyaknya centangan dalam setiap kolom yang berbeda nilainya lalu
mengalihkan frekuensi pada masing-masing kolom yang bersangkutan.
Disini peneliti hanya menggunakan 2 pilihan yaitu :
1) “Benar” (B)
2) “Salah” (S)
Prosedur berskala atau (scaling) yaitu penentu pemberian angka
atau skor yang harus diberikan pada setiap kategori respon perskalaan.
Untuk mengukur pengetahuan menggunakan
rumus :
Keterangan :
P : Prosentase
f : Jumlah jawaban yang benar
h : Jumlah skor maksimal jika semua pertanyaan di jawab benar
Berdasarkan hasil perhitungan, kemudian hasilnya di
interprestasikan dalam beberapa kategori yaitu:
Baik : 76 - 100%
Cukup baik : 56 - 75%
Kurang baik : 40 - 55%
Tidak baik : <40%
(Arikunto, 2006:246)
2. Konsep Dasar Bayi
ASI merupakan makanan bayi yang paling sempurna karena di
dalamnya mengandung semua nutrien yang di perlukan bayi serta dalam
komposisi (Perbandingan) yang ideal. Bayi adalah seorang anak yang belum
dapat berjalan sehingga sangat perlu diberikan ASI eksklusif. Di harapkan
bahwa pertumbuhan maupun perkembangan bayi akan berlangsung lebih
baik. Hal itu meliputi pertumbuhan jasmani, perkembangan kecerdasan serta
perkembangan psikologis yakni kasih sayang timbal balik antara bayi dan ibu
yang mencerminkan akhlak yang luhur.
Manfaat Gizi bagi bayi
Pada umumnya bayi dilahirkan setelah dikandung selama kurang lebih
40 minggu, dengan berat badan sekitar 3 kg dan panjang badan 50 cm. Pada
minggu pertama berat badan akan menurun, kemudian naik terus-menerus
sesuai bertambahnya umur, kecepatan kenaikan berat badan pada setiap
triwulan tidak sama, demikian juga pertambahan panjang badan. Faktor utama
yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi normal adalah masukan makanan
yang kualitas maupun kuantitasnya baik, manfaat masukan makanan atau gizi
yang berkualitas maupun kuantitasnya baik selain untuk tumbuh kembang
bayi adalah untuk menjaga kesehatan bayi atau mencegah timbulnya berbagai
penyakit.(Erna Francin Paath, 2005:102-104)
Apa yang dimakan bayi sejak usia dini merupakan pondasi penting bagi
kesehatan dan kesejahteraannya di masa depan. Keadaan gizi ibu pada
kehamilan merupakan penentu utama bagi kelangsungan hidup anaknya
menurunnya pertumbuhan pada bayi usia 4 bulan merupakan tanda terjadinya
keadaan gizi yang tidak baik. Kejadian ini bisa disebabkan oleh dua hal yaitu
karena asupan makanan yang salah atau tidak memenuhi gizi seimbang
karena penyakit infeksi dan yang kedua penyebab langsung kurang gizi.
(Soekirman, 2006: 62)
3. Konsep Dasar ASI Eksklusif
a. ASI
ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan
bayi hingga enam bulan. ASI adalah makanan bernutrisi dan berenergi
tinggi, yang mudah untuk di cerna. (Bunda, 2008)
b. ASI Eksklusif
ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif
adalah Bayi hanya diberikan air susu tanpa makanan tambahan lain
dianjurkan sampai enam bulan dan di susui sedini mungkin. (Siswono,
2005)
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan
cairan lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi
berumur 0 - 6 bulan (Dinkes, 2008)
Riset media mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi
berkembang dengan baik pada enam bulan pertama bahkan pada usia
lebih dari enam bulan.
c. Manfaat Pemberian ASI
1) Bagi Bayi
a) ASI sebagai nutrisi
Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk
bayinya sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan
bayi prematur komposisinya akan berbeda dengan ibu yang
melahirkan bayi cukup bulan. ASI merupakan sumber gizi yang
sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan
dengan pertumbuhan kebutuhan bayi yang paling sempurna baik
kualitas maupun kuantitasnya.
b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat
imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari.
Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi
lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup
banyak sehingga mencapai kadar propektif pada waktu berusia 9
sampai 12 bulan.
c) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi
berusia enam bulan akan menjamin tercapainya perkembangan
potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain
sebagai nutren yang lokal dengan komposisi yang tepat, serta
disesuaikan dengan kebutuhan bayi. ASI juga mengandung nutren-
nutren khusus yang diperlukan otak agar tumbuh optimal.
d) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena
menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan
merasa aman tentram terutama karena masih dapat mendengar
detak jantung ibunya yang sudah ia kenal sejak dalam kandungan.
2) Bagi Ibu
a) Menjarangkan kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman murah dan cukup
berhasil
b) Lebih ekonomis / murah
Dengan memberikan ASI berarti menghemat untuk pengeluaran
susu formula perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan
minum susu formula.
c) Tidak merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau
memasak air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu
d) Halal
e) Mudah di cerna dan lain-lain.
f) Mencegah Perdarahan Post Partum
Hisapan bayi menghasilkan hormon progesteron yang merangsang
kontraksi rahim untuk mencegah perdarahan
g) Mengecilkan rahim
Dengan meningkatnya hormon oksitosin, membantu rahim kembali
keukuran semula.
h) Mengurangi terjadinya anemia
Resiko anemia karena kekurangan zat besi dapat dihindari dengan
penundaan kembalinya masa haid dan pengurangan perdarahan.
i) Lebih cepat langsing kembali
Di perlukan energi untuk menyusui dan pembentukan ASI diambil dari
cadangan lemak yang tertimbun.
j) Menimbulkan ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak
k) Mengurangi kemungkinan kanker payudara, rahim dan ovarium
l) Mengurangi kemungkinan oesteoporosis dan rematik
Resiko terkena oesteoporosis 4 kali lebih kecil dibandingkan dengan
wanita yang tidak menyusui.
m) Portabel dan praktis
Mudah dibawa, kapan dan dimana saja, siap minum dengan suhu yang
selalu tepat.
d. Tanda ASI cukup pada bayi
1) Bayi buang air kecil 5-6 x sehari
2) Bayi buang air besar 2x atau lebh sehari
3) Mengakhiri menyusu sendiri
4) Bayi rileks dan puas setelah minum
5) Bayi bertambah berat badan sekitra 750 gram – 1 kilogram setiap
bulannya. (March, 2007)
e. Komposisi yang terkandung dalam ASI
1) Protein
Protein dalam ASI mencapai kadar yang lebih dari cukup untuk
pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandung muatan yang
mudah larut yang sesuai untuk ginjal bayi yang belum matang.
2) Lemak
Seperti halnya substansi protein dalam ASI dapat membantu
absorsi lemak. Fungsi kolesterol dengan kadar tinggi dalam ASI tidak
sepenuhnya dipahami tetapi di perkirakan bahwa kadar awal ini dapat
mempengaruhi tubuh dalam menangani suatu substansi di kemudian
hari.
3) Karbohidrat – Laktosa
Perkembangan sistem saraf pusat merupakan bagian dari fungsi
laktosa dalam ASI; laktosa juga memberi sekitar 40% kebutuhan
energi bayi. Asupan laktosa yang berlebihan kadang-kadang dicurigai
terjadi pada bayi yang mendapat ASI, yang bersifat mudah marah,
gelisah dan konsistensi feces encer.
4) Vitamin
ASI memberi vitamin yang cukup bagi bayi, walaupun kadarnya
bervariasi sesuai dengan alat maternal. Penting bagi bayi untuk
mendapatkan kolustrum dan kemudian susu awal untuk memastikan
bahwa vitamin yang larut diperoleh bayi pemancaran sinar matahari
selama 30 menit setiap minggu ke kepala dan tangan menghasilkan
vitamin D yang cukup.
5) Mineral
Zat besi di dalam ASI berikatan dengan protein yang tidak
terkait jika terdapat kadar seng dan tembaga. Penting bagi bidan untuk
memperhatikan manfaat ASI dalam diet dan istilah anti infeksi.
(Christine Henderson, 2006 : 443-445)
f. Tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan Komposisi berbeda
diantaranya :
1) Kolustrum
a) Pengertian
Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
payudara setelah melahirkan (4-7 hari) yang berbeda karakteristik
fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-
300 ml/hari
- Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi
- Mengandung : imunoglobin, laktoferin, ion-ion (Na, Ca, K, Zn,
Fe), vitamin (A,D,E,K) lemak dan rendah laktosa.
- Pengeluaran kolustrum berlansung sekitar dua tiga hari dan diikuti
ASI yang mulai berwarna putih.
b) Manfaat
- Kolustrum mengadung zat kekebalan terutama IGA untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
- Jumlah kolustrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari
hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit
namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena
itu kolustrum diberikan pada bayi.
- Kolustrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan
mengadung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai
dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
- Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang
pertama berwarna hitam kehijauan.
2) ASI Transisi (peralihan/antara)
a) Pengertian
ASI transisi adalah ASI yang dihasilkan setelah kolustrum
(8-20 hari) dimana kadar lemak dan laktosa lebih tinggi dan kadar
protein, mineral lebih rendah. ASI antara, mulai berwarna bening
dengan susunan yang disesuaikan kebutuhan bayi dan kemampuan
mencerna usus bayi.
b) Komposisi
- Kadar protein rendah sedangkan kadar lemak dan karbohidrat
tinggi
- Volume juga meningkat
3) ASI sempurna (ASI matang)
ASI sempurna adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah
melahirkan dengan volume bervariasi yaitu 300-850 ml/hari
tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi.
Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan perkembangan usus bayi,
sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna
g. Faktor-Faktor yang mempengaruhih produksi ASI :
1) Frekuensi penyusuan
Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bawa
produksi ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali
per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan
dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu.
Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan
menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali per hari selama 2
minggu pertama setelah melahirkan beruhubungan dengan produksi
ASI yang cukup. Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan
paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan.
Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi
hormon dalam kelenjar payudara.
2) Berat lahir
Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan
volume ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk menghisap,
frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat
bayi pada hari ke dua dan usia satu bulan sangat erat berhubungan
dengan kekuatan menghisap yang mengakibatkan perbedaan yang
besar dibanding bayi yang mendapat formula. De Carvalho (1982)
menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan
lama menyusui selama 14 hari pertama setelah melahirkan. Bayi berat
lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang
lebih rendah dibanding dengan bayi yang berat lahir normal ( > 2500
gr). Kemampuan menghisap bayi lebih rendah ini meliputi frekuensi
dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir
normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktif dan
oksitosin dalam memproduksi ASI.
3) Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi ASI. Hal ini
disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34
minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif
sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak
prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat
disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi
organ.
4) Umur dan parintas
Umur parintas tidak berhubungan atau kecil hubungannya
dengan produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap ASI.
Lipsman et al (1985) dalam ACC/SCN (1991) menemukan bahwa
pada ibu menyusui usia remaja dengan gizi baik, intik ASI mencukupi
berdasarkan pengukuran pertumbuhan 22 bayi dari 15 bayi. Pada ibu
yang melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari keempat
setelah melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan
pertama kali.
5) Stres dan penyakit akut
Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga
mengganggu produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI akan
berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih
lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari berbagai tipe stres ibu
khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI.
6) Konsumsi rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan
mengganggu horman prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI.
Merokok akan mentsimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin
akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon (1983); Matheson,
(1989) menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan
penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara langsung.
Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu
perokok yang masih menyusui 0-6 minggu setelah melahirkan lebih
sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok sosial ekonomi
sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden sakit perut yang
lebih tinggi. Anderson et at (1982) mengemukakan bahwa ibu yang
merokok lebih dari 15 batang rokok per hari mempunyai prolaktin 30
– 50% lebih rendah pada hari pertama dan hari ke 21 setelah
melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok.
7) Konsumsi alkohol
Meskipun minuman alkohol dosis rendah di satu sisi dapat
membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses
pengeluaran ASI namun di sisi lain etanol dapat menghambat produksi
oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator
produksi oksitosin.
8) Pil kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin
berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang,
1987 dan Lonerdal, 1986), sebaiknya bila pihal hanya mengandung
progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO :
1988). Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin
untuk ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi. (Suhariyono,
2008)
h. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI
1) Perubahan sosial budaya
a) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya
b) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan
susu botol.
c) Merasa ketinggalan jaman jika menyusui bayinya
2) Faktor psikologis
a) Takut kehilangan daya tarik sebagi seorang wanita
b) Tekanan batin
3) Faktor Fisik Ibu
4) Faktor kurangnya Informasi dari petugas kesehatan di masyarakat
kurang mendapat penerangan tentang manfaat pemberian ASI.
i. Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif
1) Mempersiapkan payudara ibu jika diperlukan
2) Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui
3) Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya
4) Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “Rumah sakit
sayang bayi “ atau “ Rumah bersalin yang sayang bayi”.
5) Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara
eksklusif
6) Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau konsultasi
untuk persiapan apabila kita menemui kesukaran
7) Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.
j. Faktor-faktor pendukukung keberhasilan pemberian ASI
1) Ibu harus yakin bahwa mampu menyusui bayinya.
2) Ibu cukup minum (8-12 gelas/hari)
3) Ibu dalam keadaan pikiran tenang dan damai
4) Perhatian cara meletakkan bayi dan cara meletakkan puting pada mulut
bayi dan benar
5) Makin sering payudara dihisap bayi, makin banyak produksi susu untuk
bayi.
6) Pengertian dan dukungan keluarga, terutama dari suami sangat penting.
(Siregar Arifin, 2004)
B. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual, pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-5tahun. (Sumber Arikunto, 2006)
Faktor Predisposisi:UsiaPendidikanPengetahuanSikappekerjaan
Faktor Bayi :Berat badan lahirUmur kehamilan saat lahir
Faktor Pendukung :Sumber InformasiFaktor Pendorong :dukungan petugas kesehatanDukungan keluarga
Pemberian ASI Ekslulif
Berdasarkan pengetahuan dari kerangka konsep di atas dapat dijelaskan
bahwa pengetahuan ibu dapat dipengaruhi oleh faktor dari umur pendidikan,
pengalaman, pekerjaan. Faktor-faktor tersebut semuanya tidak diteliti,
sedangkan pada tingkat pengetahuan yang diteliti sebatas tahu saja tentang
pengertian ASI eksklusif, manfaat pemberian ASI pada bayi, manfaat pemberian
ASI pada ibu.