iklim tingkat kemiskinan

22
PEREKONOMIAN INDONESIA PENGARUH IKLIM INDONESIA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA RANITA RAMADHAN (125020301111020) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Upload: ranita-cheeze

Post on 09-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

UTS pak Aji Purba

TRANSCRIPT

PEREKONOMIAN INDONESIAPENGARUH IKLIM INDONESIA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA

RANITA RAMADHAN(125020301111020)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015

BAB IPENDAHULUAN1.1. LATAR BELAKANGSudah sejak lama Indonesia berupaya untuk memberantas kemiskinan yang ada seluruh daerah. Kemiskinan ini terpengaruh dari beberapa faktor, salah satunya adalah dari menurunnya perekonomian masyarakat yang sebagian besar bekerja sebagai petani, nelayan, penambak dan pekerjaan lain yang bersumber dari sumber daya alam. Indonesia adalah negara yang memiliki iklim tropis. Dimana iklim tropis hampir terjadi di seluruh bagian Indonesia, iklim tropis ini memunculkan dua musim yang berbeda dalam kurun waktu setahun di Indonesia. Dua musim ini ada musim hujan dan musim kemarau. Berkat iklim tropis ini, Indonesia menjadi negara yang kaya akan sumber daya alamanya, karena iklim tropis mendukung akan pertumbuhan sumber daya alam. Sumber daya alam yang melimpah membuat Indonesia sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai pekerja alam. Pekerja alam disini dapat berupa petani, nelayan, penambang, dan lainnya. Namun kini dampak globalisasi dunia mempengaruhi perubahan iklim di berbagai belahan negara. perubahan iklim yang drastis ini mengakibatkan para pekerja alam ini sulit dalam menjaga sumber penghasilan mereka.Sebagian besar masyarakat yang penghasilannya yang bersumber dari sumber daya alam ini terancam akan menurunnya penghasilan mereka. Hal ini akan berujung pada keadaan ekonomi masyarakat menurun dan kemiskinan akan meningkat.Pertanyanyaan yang umum adalah pola seperti apa dan model bagaimana yang akan terjadi dalam waktu dekat atau jangka panjang terhadap masyarakat yang masih tergantung pada keadaan iklim. Hal ini berdampak beberapa kemungkinan dampak perubahan iklim terhadap perekonomian Indonesia.Perubahan Iklim dapat mengancam upaya pemerintah untuk memerangi kemiskinan. Dampaknya dapat memperparah resiko dan kerentanan yang dihadapi rakyat miskin, serta menambah beban persoalan yang sudah diluar kemampuan mereka untuk menghadapinya.

1.2. RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana kemiskinan di Indonesia?2. Bagaimana keadaan iklim di Indonesia?3. Bagaimana perubahan Iklim mempengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia?4. Apa dampak perubahan iklim terhadap kemiskinan Indonesia?5. Bagaimana menanggulangi perubahan iklim tersebut?1.3. TUJUAN1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan iklim terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia. Bagaimana kemiskinan tersebut terjadi. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan

2. Dampak perubahan iklim terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia.

BAB II PEMBAHASANPENGARUH IKLIM INDONESIA TERHADAP TINGKAT KEMISKINANSecara etimologis kemiskinan berasal dari kata miskin yang artinya tidak berharta benda dan serba kekurangan. Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik, mendefinisikan sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup layak (BPS dan Depsos,2002.Perubahan iklim global disebabkan antara lain oleh peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) akibat berbagai aktivitas yang mendorong peningkatan suhu bumi. Mengingat iklim adalah salah satu unsur utama dalam sistem metabolisme dan fisiologi tanaman, maka perubahan iklim global mempunyai dampak yang buruk terhadap keberlanjutan pembangunan pertanian. Perubahan iklim global akan mempengaruhi setidaknya tiga unsur iklim dan komponen alam yang sangat erat kaitannya dengan pertanian, yaitu naiknya suhu udara yang juga berdampak terhadap unsur iklim lain, terutama kelembapan dan dinamika atmosfer, berubahnya pola curah hujan dan makin meningkatnya intensitas kejadian iklim ekstrim (anomali iklim) sepertiEl-NinodanLa-Nina, dan naiknya permukaan air laut akibat pencairan gunung es di kutub utara (Las, 2007). Terjadinya perubahan iklim akan berdampak pada pergeseran musim, yakni semakin singkatnya musim hujan namun dengan curah hujan yang lebih besar. Selain itu, kerusakan pertanian yang terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi berdampak pada banjir, tanah longsor dan angin. Fluktuasi suhu dan kelembapan udara yang semakin meningkat mampu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggu tanaman. Petani perlu menambah penggunaan pupuk, dan pestisida, baik pestisida organik/hayati, pestisida nabati, maupun pestisida kimiawi untuk mengatasi tanaman yang terserang hama dan penyakit.Rentannya sektor pertanian terhadap perubahan iklimSektor pertanian merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim diduga akan mempengaruhi kondisi lingkungan. Terbatasnya informasi yang diperoleh petani menyebabkan persepsi tentang terjadinya perubahan iklim diantara petani perkebunan menjadi berbeda, sehingga tindakan yang dilakukan juga berbeda yang menyebabkan timbulnya berbagai macam dampak negatif terhadap tanaman yang dibudidayakan dan mengalami penurunan produktivitas. Penggunaan pupuk dan pemilihan tindakan pengendalian terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT) dapat mempengaruhi produktivitas tanaman yang dibudidayakan. Penggunaan pupuk yang baik akan membantu tanaman terhindar dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), terutama penggunaan pupuk organik dapat membantu mengembalikan kesuburan tanah. Penggunaan pestisida baik pestisida organik, nabati, maupun kimiawi sangat diperlukan dalam tindakan pengendalian. Perawatan tanaman dalam menghadapi perubahan iklim harus dilakukan, seperti pemangkasan pada tanaman kakao harus dilakukan menjelang musim penghujan, karena pada musim penghujan banyak penyakit yang menyerang tanaman tersebut contohnya jamurPhytophthorapalmivorayang menyebabkan penyakit busuk buah dan kanker batang.Salah satu akibat dari perubahan iklim, adalah adanya curah hujan yang tinggi. Akibat dari adanya curah hujan yang tinggi yaitu munculnya berbagai penyakit pada tanaman budidaya, tidak terkecuali pada tanaman perkebunan seperti penyakit busuk buah pada tanaman kakao. Hal ini jelas akan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas tanaman yang kita budidayakan. Faktor-faktor iklim yang terpenting adalah jumlah dan pembagian dari sinar matahari dan curah hujan, temperatur, kelembapan, dan angin. Contohnya pada tanaman kakao, terjadinya busuk buah kakao diakibatkan karena kelembapan dan curah hujan yang tinggi. Serangan penggerek buah kakao yang tinggi diakibatkan karena rendahnya sinar matahari yang masuk pada pertanaman kakao. Pada saat tanaman kakao masih kecil atau baru ditanaman diperlukan tanaman pelindung, namun seiring dengan pertumbuhannya maka tanaman pelindung dikurangi. Hal ini dilakukan agar sinar matahari dapat masuk kedalam pertanaman untuk menghindari kelembapan yang tinggi pada lahan perkebunan. Perubahan iklim menyebabkan perubahan tingkat produksi dan berimplikasi terhadap perubahan pendapatan petani pembudidaya tanaman perkebunan. Adanya penurunan produktivitas pada tanaman perkebunan seperti pada tanaman kakao, cengkih atau pala menyebabkan turunnya penghasilan petani. Selain itu dapat mempengaruhi pendapatan negara, mengingat komoditas perkebunan merupakan komoditas ekspor penyumbang devisa negara.Pengertian Perubahan IklimPerubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia. Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang. Perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah tertentu. Istilah perubahan iklim skala global adalah perubahan iklim dengan acuan wilayah bumi secara keseluruhan. IPCC (2007) menyatakan bahwa perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat atau pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang panjang (biasanya dekade atau lebih). Pemanasan global terjadi akibat dari peningkatan efek rumah kaca yang disebabkan oleh naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Semakin tinggi konsentrasi gas rumah kaca, maka semakin banyak radiasi panas dari bumi yang terperangkap di atmosfer dan dipancarkan kembali ke bumi. Hal tersebut dapat terjadi melalui proses internal maupun ada kekuatan eksternal, atau ulah manusia yang terus menerus merubah komposisi atmosfer dan tata guna lahan. Hal ini menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi. Peningkatan suhu iklim juga bisa dikarenakan peningkatan radiasi matahari, namun pengaruhnya relatif sangat kecil. Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi sebagai akibat meningkatnya jumlah emisi gas rumah kaca di atmosfer. Perubahan iklim global sebagai peristiwa naiknya intensitas efek rumah kaca yang terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas yaitu sinar infra merah yang dipancarkan oleh bumi (Budianto, 2001).Mengapa Terjadi Perubahan Iklim?Perubahan iklim global pada prinsipnya disebabkan naiknya gas-gas karbon dioksida, gas metan, dan gas-gas lain pada beberapa decade ini. Gas-gas ini dikenal dengan sebutan gas rumah kaca (GRK) karena berfungsi seperti kaca yang meneuskan cahaya matahari, tetapi menangkap energy panas dari dalamnya. Semakin tebal konsentrasi gasnya, semakin banyak panas bumi yang tertahan sehingga meningkatkan suhu udara yang dekat dengan permukaan bumi.Perubahan iklim global sebenarnya bukanlah hal baru, karena secara alami iklim di bumi selalu berubah dari jutaan tahun lalu. Sebagai buktinya adalah sebagian besar wilayah bumi yang saat ini lebih hangat, sebenarnya merupakan tutupan es pada jutaan tahu, dan beberapa abad belakangan ini suhu bumi rata-rata telah naik turun secara musiman, sebagai akibat fluktuasi radiasi matahari atau akibat letusan gunung berapi secara berkala. Namun, diluar kejadian alami tersebut, saat ini perubahan iklim global lebih cepat terjadi akibat pningkatan gas gas rumah kaca yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia, seperti pembakaran huta dan penggunaan secara besar-bearan bahan bakar fosil.Walaupun telah dilakukan usaha besar-besaran untuk menurunkan produksi karbon dioksida,kensentrasi di atmosfer hanya akan berkurang sedikit sekali, karena molekul karbon di oksida bertahan selama 100 tahun di udara sebelum akhirnya diambil oleh proses geokimia. Dengan demikian, kadar karbon dioksida di udara semakin meningkat sejalan dengan adanya kebakaran yang sangat besar dan pertambahan kendaraan bermotor di seluruh dunia.DampakSebagai Negara kepulauan, Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Meskipun belum dapat dipastikan seberapa besar dampak bahayanya yang akan ditimbulkan, beberapa dampak yang diperkirakan akan sangat signifikan adalah kenaikan suhu udara, perubahan cuaca terutama peningkatan curah hujan, kenaikan permukaan laut, krisis pangan dan pengaruh pada keanekaragaman bahari.Dampak Perubahan Iklim di Bidang PertanianDampak perubahan iklim mempengaruhi beberapa sektor ekonomi masyarakat, seperti pertanian, peternakan, perikanan, dan kurangnya cadangan air.Terlambatnya musim hujan dan naiknya intensitas hujan, membawa kerugiancukup besar bagi masyarakat. Salah satu sektor yang paling terpengaruh denganperubahan iklim adalah sektor pertanian. Pertama, perubahan iklim akanberdampak pada pergeseran musim, yakni semakin singkatnya musim hujannamun dengan curah hujan yang lebih besar. Kerusakan pertanaman terjadi karena intensitas curahhujan yang tinggi yang berdampak pada banjir dan tanah longsor serta angin.Kedua,fluktuasi suhu dan kelembapan udara yang semakin meningkat yangmampu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan organisme pengganggutanaman (OPT). Ketiga, menurunnya kesejahteraan ekonomi petani. Dua hal diatas jelasmerugikan petani dan sektor pertanian karena akan semakin menyusutkan danmenurunkan hasil pertanian yang berpengaruh pada menurunnya pendapatan petani.Sebab perekonomian petani bergantung pada keberhasilan panen, jika terjadikegagalan panen, maka petani akan mengalami kerugian.Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap TanamanMeningkatnya siklus anomali musim kering, musim hujan dan berkurangnya kelembapan tanah akan mengganggu sektor pertanian. Kecenderungan yang akan terjadi adalah musim kemarau lebih panjang, sehingga menyebabkan tanaman menjadi kering, layu dan akhirnya mati. Dampak yang ditimbulkan karena perubahan iklim yaitu peningkatan CO2di udara meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil panen. Hubungan ini terjadi karena CO2dan udara diperlukan untuk tumbuhan dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan karbohidrat. Semakin bertambah CO2maka semakin banyak karbohidrat yang diproduksi; peningkatan suhu akan menurunkan hasil panen. Hal ini terjadi karena proses fotosintesis yang berlangsung memiliki batasan temperatur. Jika temperatur berada diatas batas, maka fotosintesis berhenti; peningkatan curah hujan akan meningkatkan hasil panen. Hubungan ini terjadi karena dalam proses fotosintesis tanaman membutuhkan air, curah hujan yang tinggi akan menambah persediaan air bagi tanaman; peningkatan variasi cuaca dan kondisi cuaca yang ekstrim akan menurunkan hasil panen. Hubungan ini terjadi karena tanaman yang ditanam akan rusak jika terjadi variasi cuaca dan kondisi cuaca yang ekstrim. Perpaduan antara meningkatnya suhu rata-rata, siklus hidrologi yang terganggu sehingga menyebabkan musim kemarau lebih panjang dan musim hujan yang lebih intensif namun lebih pendek.Dampak perubahan iklim pada tanaman perkebunan terlihat jelas dipertanaman kakao. Tanaman kakao sangat rentan terhadap kekeringan yang panjang (lebih dari 3 bulan). Apabila ketersediaan air tidak memadai untuk penyiraman pada pembibitan akan mengakibatkan bibit dan kecambah mati karena sangat peka terhadap kondisi media tumbuh yang kurang lembap. Tanaman kakao muda sangat rentan terhadap kekeringan, daun menjadi kuning yang diikuti dengan kerontokan dan cabang-cabangnya mengering, pada kasus yang parah dapat mengakibatkan kematian tanaman.Pada tanaman menghasilkan, penurunan produksi terjadi pada tahun berlangsungnya kekeringan dan berlanjut ke tahun berikutnya. Kondisi tersebut akan lebih parah pada daerah yang lebih kering dimana penurunan produksi dapat mencapai 40%, pada daerah yang lebih basah turun antara 20-26% tergantung pada panjang pendeknya kemarau dan curah hujan tahun berikutnya. Penurunan drastis terjadi satu tahun setelah kekeringan panjang, karena setelah kekeringan tanaman memerlukan energi tinggi untuk pemulihan sehingga partisi asimilat kearah proses pembentukan bunga lebih rendah. Disamping itu, kemarau panjang akan menekan musuh alami serangga hama, sehingga populasi hama seperti ulat kilan,Hyposidrasp. danZeuzerasp. akan meningkat yang mengakibatkan kerusakan tanaman produksi.Perubahan pola curah hujan, kelembaban dan kesuburan tanah akibat perubahan iklim menyebabkan produktivitas menurun, bahkan banyak petanii di daerah pesisir mengalami kegagalan panen akibat banjir dan kenaikan permukaan air laut. Perubahan cuaca menyebabkan banyak petani kesulitan menentukan waktu yang tepat untuk memulai musim tanam, atau sudah mengalamai gagal tanam karena hujan yang tidak menentu atau kemarau panjang. Petani yang paling sengsara adalah mereka yang tinggal di wilayah dataran tinggi yang dapat mengalami kehilangan lapisan tanah akibat erosi.Hasil tanaman pangan dataran tinggi seperti kedelai dan jagung bisa menurun 20-40%. Namun, nyaris seluruh petani akan merasakan dampaknya. Berdasarkan data laboratorium Iklim IPB, selama kurun waktu 1981-1990, setiap kabupaten di Indonesia seiap tahun rata-rata mengalami penurunan produksi padi 100.000 ton; dan pada kurun waktu 1992 2000, jumlah penurunan ini meningkat mnenjadi 300.000 ton.Begitupun dengan nelayan. Gelombang tinggi dan badai yang sering terjadi saat ini menyebabkan para nelayan tdak dapat berayar untuk mencari ikan. Perubahan iklim itu sendiri telah menyebabkan penurunan jumlah populasi ikan di laut, yang disebabkan kerusakan terumbu karang akibat peningkatan suhu poermukaan laut, sehingga produktivitas hasil perikanan selalu menurun. Kenaikan permukaan air laut juga dapat menggenangi tambak tambak ikan dan udang di Jawa, Aceh dan Sulawesi.Perubahan iklim juga berpotensi member dampak negative bai mayarakat yang hidup siwilayah opesisir. Kenaikan satu meter saja dapat menenggelamkan 405.000 hektare wilayah pesisir danmenenggelamkan 2.000 pulau yang terletak dekat permukaan laut beserta kawasan terumbu karang. Kenaikan permukaan air laut antara 8 30 cm juga akan berdampak parah pada kota-kota pesisir, seperti Jakarta dan Surabaya. Gelombang tinggi, badai dan banjir rob laut menjadi ancaman bagi kota -kota tersebut.Strategi dalam menanggulangi perubahan iklimAntisipasiAntisipasi dilakukan untuk menyiapkan tindakan mitigasi dan adaptasi berdasarkan kajian dari dampak perubahan iklim terhadap :a) Sumberdaya pertanian seperti pola curah hujan dan musim, sistem hidrologi dan sumberdaya air,b) Sarana dan prasarana pertanian, terutama sistem irigasi, dan waduk,c) Sistem usaha tani dan agribisnis, pola tanam, produktivitas, pergeseran jenis dan varietas dominan.Mitigasi dan AdaptasiMitigasi dan adaptasi perubahan iklim menjadi suatu hal yang mutlak perlu mita lakukan untuk menghadapi perubahaniklim global. Mitigsi merupakan upaya yang dilakuan untuk mencagah , menahan, atau memperlambat gas-gas rumah kaca yang menjadi penyebab utama pemanasan global. Sementara itu, adaptasi adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menyesuaikan diri terhadap dampak perubahan iklim yang memang telah terjadi dan kita rasakan saat ini. Indonesia telah berusaha melakukan upaya mitigasi dan adaptasi melalui RAN PI (Rencana Aksi Nasional Perubahan Iklim) yang ditetapkan pada 2007. Dalam RAN PI, pemerintah memfokuskan pada tiga bidang prioritas utama, yaitu : keahanan pangan, energy dan lingkungan hidup dan pengelolaan bencana. Meskipun demikian, mitigasi saja tidaklah cukup tanpa adanya upaya adaptasi, karena dampak perubahan iklim tetap dan akan terus kita rasakan. Oleh karena itu, adaptasi menjadi hal yang terpenting dilakukan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim global.Pada sector pertanian,upaya adaptasi dapat dilakukan dengan cara pemilihan varietas tanaman yang lebih kuat terhadap kondisi ekstrim, kemarau panjang, genangan air, intrusi air laut atau berbagai varietas padi yang lekas matang yang cocok untuk musim hujan yang lebih pendek. Para petani juga perlu mengupayakan cara-cara untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan bahan2 organik bagi tanah supaya lebih mampu menahan air- yaitu dengan menggunakan lebih banyak pupuk alami. Selain itu, para petani mungkin akan lebih tangguh menghadapi perubahan iklim bila mereka memiliki perkiraan cuaca yang akurat dan tahu bagaimana harus merespons perubahan itu.Oleh karena itu, pemerintah maupun lembaga penelitian perlu melakukan riset riset untuk memberikan informasi yang paling tepat an mudah dimengerti oleh para petani.Dari sektor perikanan, kelautan dan pesisir, kegiatan adaptasi dapat dilakukan dengan cara membuat perlindungan dengan cara mendirikan bangunan yang kukuh seperti tanggul dan melakukan penanaman mangrove dan tanaman pesisir lainnya; melakukan penyesuaian penyesuaian dapat dilakukan dengan berbagai cara.Barangkali, misalnya, dengan membiakkan berbagai jenis ikan ke muara, wilayah mulut sungai dan laguna, serta mengembangkan berbagai akuakulur yang baru. Masyarajat pesisir juga akan membutuhkan system penringatan yang lebih baik untuk berbagai peristiwa cuaca eksteem disertai rencana evakuasi kedaruratan untuk relokasi, bila terjadi kedaruratan mendadak.Yang dimaksud dengan adaptasi disini adalah mengembangkan berbagai upaya yang adaptif dengan keadaan yang terjadi akibat dampak perubahan iklim terhadap sumberdaya, sarana prasarana dan lain lain melalui (a) reinventarisasi dan redelineasi potensi dan karakterisasi sumberdaya lahan dan air, (b) penyesuaian dan pengembangan sarana prasarana pertanian, terutama irigasi sesuai dengan perubahan sistem hidrologi dan potensi sumberdaya air, (c) penyesuaian sistem usahatani dan agribisnis, terutama pola tanam, jenis tanaman dan varietas, dan sistem pengolahan tanah (Las, 2007). Proses adaptasi merupakan rangkaian usaha manusia untuk menyesuaiakan diri atau memberi respon terhadap perubahan lingkungan fisik maupun sosial yang terjadi pada waktu tertentu. Perubahan lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap adaptasi manusia adalah perubahan lingkungan yang berupa bencana, yaitu kejadian yang mengancam kelangsungan hidup organisme termasuk manusia, sehingga dalam menghadapi perubahan-perubahan lingkungan akibat bencana tersebut, manusia mengembangkan pola adaptasi yang berbentuk pola tingkah laku yang mengikuti perubahan iklim.Perubahan iklim dengan segala penyebabnya telah terjadi ditingkat lokal, regional maupun global. Peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) menyebabkan terjadi pemanasan global diikuti dengan meningkatnya permukaan air laut akibat pencairan es di wilayah kutub. Naiknya permukaan air laut akan menyebabkan meningkatnya energi yang terjadi dalam atmosfer, sehingga mendorong terjadinya perubahan iklim. Perubahan iklim yang terjadi telah memberikan dampak yang signifikan diberbagai sektor, terutama di sektor pertanian. Dampak akibat terjadinya perubahan iklim antar lain curah hujan yang tinggi dan musim kemarau yang panjang. Untuk itu, diperlukan sosialisasi mengenai perubahan iklim kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya petani, baik secara langsung dan tidak langsung serta perlu diberikannya solusi untuk menanggulangi kerugian yang dirasakan petani akibat adanya perubahan iklim, salah satunya yaitu dengan diadakannya Sekolah Lapang Perubahan Iklim (SL-Iklim). Pemerintah bersama pihak-pihak yang terkait harus membantu petani dalam menyediakan/memperbaiki sarana dan prasarana, seperti benih/bibit tanaman yang dapat bertahan pada kondisi kekurangan air, pembangunan dan perbaikan bendungan serta irigasi.Adaptasi di wilayah perkotaan, banyak masalah kesehatan yang perlu diberikan perhatian khusus di wilayah perkotaan. Untuk Jakarta misalnya, Palang Merah Indonesia menjalankan kampanye perubahan iklim dengan memperbaiki penhyimpanan air bersih dan mengurangi kerentanan terhadap demam berdarah dengan membudidayakan ikan yang memangsa larva nyamuk.Akhirnya, kita perlu ketahui bahwa perubahan iklim telah terjadi saat ini, meskipun beberapa masih berpendapat semua ini merupakan kejadian alami bumi. Namun, yang perlu kita sadari, dampaknya telah banyak kita rasakan dan memberikan kerugian serta mengancam kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lain.(Sinar Harapan, 8 Mei 2012/humasristek)

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN1. Iklim di Indonesia berpengaruh terhadap tingkat perekonomian masyarakat Indonesia Iklim Indonesia yang tropis mendukung pertumbuhan jumlah sumber daya alam bagi masyarakat untuk kehidupan sehari-hari Iklim yang tropis membuat posisi Indonesia menjadi negara subur akan tanah, sehingga banyak masyarakat Indonesia berpenghasilan sebagai petani. Sekaligus ini juga mempengaruhi keadaan laut bagi profesi sebagai nelayan.2. Terjadinya pemanasan global sekarang ini mempengaruhi bagaimana ekstrimnya perubahan iklim sekarang ini.3. Dampak yang didapat dari perubahan iklim dilihat dari segi ekonomi Cuaca yang sering berubah-ubah akan membuat para petani rugi bila hasil pertanian tidak bagus karena tidak terprediksinya keadaan yang harus dilakukan untuk melindungi pertanian mereka sehingga menurunkan penghasilan mereka. Cuaca ekstrim yang sering terjadi seperti badai ataupun hujan, kabut ini akan membuat para nelayan tidak dapat pergi berlayar, sehingga mereka tidak mendapat penghasilan.4. Hal yang dapat dilakukan dengan antisipasi. Antisipasi dilakukan untuk menyiapkan tindakan mitigasi dan adaptasi berdasarkan kajian dari dampak perubahan iklim terhadap :a) Sumberdaya pertanian seperti pola curah hujan dan musim, sistem hidrologi dan sumberdaya air,b) Sarana dan prasarana pertanian, terutama sistem irigasi, dan waduk,c) Sistem usaha tani dan agribisnis, pola tanam, produktivitas, pergeseran jenis dan varietas dominan.

DAFTAR PUSTAKALas, Irsal. 2007.Srategi dan Inovasi Antisipasi Perubahan Iklim. Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian. Jakarta.Sinar Tani. 17 September 2010.Upaya yang Dilakukan Petani Untuk Menanggulangi Dampak Perubahan Iklim.