ikk makalah

17
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Ilmu Kebidanan dan Kemajiran beserta teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah kami tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dalam pembuatan makalah selanjutnya. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Makassar, 24 April 2014 Penulis 1 |Kista Ovarium

Upload: anastaseka

Post on 09-Nov-2015

225 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

IKK

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Ilmu Kebidanan dan Kemajiran beserta teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah kami tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dalam pembuatan makalah selanjutnya. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.

Makassar, 24 April 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... 1

Daftar Isi 2

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang.. 31.2 Rumusan Masalah. 41.3 Tujuan...... 4

Bab II Pembahasan

2.1 Definisi ................. 52.2 Etiologi Kista Ovarium.. ............................ 7 2.3 Gejala Klinis Kista Ovarium ........................................................................ 7 2.4 Patofisiologi ............................................. 82.5 Diagnosa . 92.6 Penanganan . 10

Bab III Penutup

Kesimpulan. 11

Daftar Pustaka.. 12

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangOvarium merupakan salah satu organ reproduksi betina yang berfungsi penting pada system reproduksi. Ovarium berfungsi menghasilkan sel telur (ovum) maupun hormone-hormon seperti estrogen maupun progesterone. Gangguan pada ovarium dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan,perkembangan dan kematangan dari sel telur. Gangguan yang paling sering terjadi adalah kista ovarium, sindrom ovarium polikistik maupun kanker ovarium. Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker. Kista ovarium berukuran kecil, berkapsul dengan isi cairan . beberapa kista ovarium ini tidak menimbulkan gejala, dan dapat mengalami resolusi spontan, tetapi ada yang menyebabkan nyeri dan perasaan tidak menyenangkan.Penanganan terhadap kista ovarium didasarkan pada jenis kista tersebut . Jadi tidak semua kista ovarium dapat dilakukan tindakan operasi , apalagi ternyata kista tersebut dapat resolusi spontan. Tindakan operatif selain sangat invasive, dapat berdampak terhadap fertilitas dari hewan tersebut. Sehingga untuk menentukan apakah kista tersebut harus diangkat atau tidak, diagnosisnya harus benar-benar jelas.Untuk menegakkan diagnosis kista terutama jenis kista, terdapat dua cara yang selama ini sudah dilaksanakan dan dikembangkan pemeriksaan sitologi cairannya. Cara ini invasive, memakan waktu lama dan biaya yang mahal, sedangkan yang kedua, dengan pemeriksaan ultrasonografi transvaginal, lebih murah , cepat, dan tidak invasive. Untuk mencapai prognosis yang baik bagi hewan penderita ,yaitu dengan kista dengan panduan ultrasonografi vaginal dilanjutkan tindakan pembedahan pengangkatan massa tumor yang adekuat sangatlah penting. Oleh karena itu diagnosis dibandingkan yang akurat antara tumor ovarium yang jinak atau ganas sangat penting, dalam menajemen intraoperasi maupun pasca operasi pada setiap kasus.

1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini, yaitu :1. Apa defenisi atau pengertian dari kista ovarium?2. Apa etiologi kista ovarium ? 3. Bagaimana tanda dan gejala kista ovarium ?4. Bagaimana patofisiologi dari kista ovarium ?5. Bagaimana cara mendiagnosa kista ovarium ?6. Bagaimana cara penanganan kista ovarium ?

1.3 TujuanAdapun tujuan dalam pembuatan makalah ini, yaitu :1. Untuk mengetahui defenisi atau pengertian dari kista ovarium.2. Untuk mengetahui etiologi dari kista ovarium.3. Untuk mengetahui tanda dan gejala klinis dari kista ovarium. 4. Untuk mengetahui patofisiologi dari kista ovarium.5. Untuk mengetahui cara diagnosa kista ovarium.6. Untuk mengetahui cara penanganan kista ovarium.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Definisi Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium. Kista ovarium adalah struktur pada ovarium yang berisi cairan. Kista ovarium terjadi karena gangguan pada hipofisa anterior dimana pelepasan FSH terjadi dengan kadar normal tetapi pelepasan LH tidak dengan kadar normal.Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormone yang terjadi selama siklus estrus, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium. Adapun jenis-jenis kista ovarium adalah sebagai berikut :1. Kista Folikel2. Kista Luteal3. Kista Korpus LuteumKista folikel dan kista luteal adalah kista anovulatorik karena tidak terjadi ovulasi sedangkan kista korpus luteum adalah kista ovulatorik karena terbentuknya kista didahului oleh terjadinya ovulasi. Kista folikel dan kista luteal bersifat patologik sedangkan kista korpus luteum tidak bersifat patologik.

2.1.1 Kista FolikelKista folikel adalah sekelompok folikel di permukaan ovarium yang tumbuh tetapi tidak mengalami ovulasi. Hal ini terjadi karena kadar FSH yang dilepaskan oleh hipofisa anterior cukup untuk mendorong pertumbuhan folikel tetapi kadar LH yang dilepaskan tidak cukup untuk menyebabkan ovulasi pada folikel yang telah tumbuh.Kista folikel berdinding tipis sehingga mudah pecah bila ditekan dan apabila pecah pada permukaan ovarium bekas kista folikel akan terjadi legokan. Perabaan pada uterus terasa tonus uterus yang kendor, pada serviks, vagina dan vulva terasa lebih besar dan kendor karena terjadi oedema. Kista folikel umumnya terjadi pada kedua ovarium.2.1.2 Kista LutealKista luteal adalah kista yang terjadi karena pada saat terbentuk kista folikel dimana kadar LH rendah tetapi pada saat yang bersamaan terjadi pelepasan LTH yang cukup banyak menyebabkan pada permukaan folikel akan terjadi proses luteinisasi sehingga terbentuk sel luteal pada permukaan folikel.Pada pemeriksaan per rektal akan sulit dibedakan antara kista folikel dengan kista luteal walaupun kista luteal mempunyai dinding yang lebih tebal karena dinding kista luteal terdiri dari sel yang telah mengalami lutenisasi. Karena dinding kista luteal terdiri dari sel luteal maka kista luteal mampu menghasilkan progesteron dalam jumlah yang cukup tinggi sehingga gejala klinis pada kasus kista luteal adalah terjadinya anestrus pada penderita. Kista luteal dapat ditemukan secara bersamaan dengan adanya korpus luteum yang normal baik pada ovarium yang sama atau pada ovarium yang berbeda.

2.1.3 Kista Korpus LuteumKista korpus luteum terbentuk dari folikel yang telah mengalami ovulasi dan terbentuk korpus luteum yang normal, namun dalam perkembangannya pada bagian tengah korpus luteum terbentuk rongga yang berisi cairan. Kista korpus luteum selalu bersifat tunggal dan pada palpasi mudah dibedakan dengan kista yang lain karena ukurannya yang lebih besar menyerupai ukuran korpus luteum normal tetapi memiliki konsistensi yang lebih lunak dan lebih fluktuatif.Penderita kista korpus luteum memiliki siklus estrus normal, mengalami ovulasi dan bila terjadi kebuntingan dapat menghasilkan progesteron dengan kadar yang cukup untuk memelihara kebuntingan.

2.2 Etiologi Kista OvariumSampai sekarang ini penyebab dari kista ovarium belum spenuhnya dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium ke hipotalamus. Penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur atau folikel untuk berovulasi. Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikel merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol. Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus estrus untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan cairan yang nantinya akan menjadi kista. Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil di ovarium.

2.3 Gejala Klinis Kista OvariumKebayakan kista ovarium tidak menunjukan tanda dan gejala. Sebagian besar gejala yang ditemukan adalah akibat pertumbuhan aktivitas hormone atau komplikasi tumor tersebut. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain : Birahi yang berkelanjutan Anestrus Tertekan diperut bagian bawah. Jika sudah menekan rectum mungkin terjadi konstipasi Hiperurinasi Peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut. Ascites AnoreksiaGejala klinis kista folikel dapat berupa nimfomani (75 %) atau anestrus (25 %). Nimfomania adalah suatu keadaan dimana hewan betina menunjukkan gejala estrus lebih dari satu kali dalam satu siklus estrus tanpa disertai terjadinya ovulasi sedangkan anestrus adalah keadaan dimana hewan betina tidak menunjukkan gejala estrus lebih dari satu siklus estrus. Setiap folikel pada kista folikel mampu menghasilkan estrogen walaupun dalam jumlah kecil sehingga apabila kista folikel terdiri dari banyak folikel maka akan terjadi akumulasi estrogen, akibatnya akan muncul tanda estrus dan dapat terjadi lebih dari satu kali dalam satu siklus estrus. Gejala anestrus nampak pada penderita kista folikel yang terdiri dari sedikit folikel sehingga estrogen yang dihasilkan tidak mampu menyebabkan munculnya tanda estrus.

2.4 PatofisiologiSetiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominant dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum,yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kebuntingan.Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista tersebut dapat distimulasi ole gonadrtropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk kerena stimulasi gonadrtropin atau sesnsifitas terhadap gonadotropin yang berlebih.Endometriosis adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari polikistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multiple kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam sonogram.

2.5 DiagnosaSecara klinis kista ovarium sulit untuk didiagnosa. Gejala2 yang sering ditemukan ialah adanya birahiyang berkelanjutan.Untuk menbantu diagnosa dapat juga dilakukan pemeriksaan darah untukmengukur kadar estrogen dan Progesteron didalam darah.Selain itu, diagnosa dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan sonogram. Pemeriksaan cara sonogram menggunakan gelombang bunyi untyuk melihat gambaran organ tubuh. Pemeriksaan jenis ini bisa dilakukan melalui dinding perut atau bisa juga di masukkan melalui vagina dan memerlukan waktu sekitar 30 menit, bisa diketahui ukuran dan bentuk kistanya. Gambar dibawah ini adalah cysta ovarium dari seekor anjing ras lokalyang kebetulan menderita tumor mammae, sebagai berikut :

2.6 PenangananPada umumnya penanganan bagi hewan yang megalami kista ovarium antara lain dengan pemberian hormone atau terapi hormonal. Penanganan kasus kista folikel dilakukan dengan pemberian LH atau HCG untuk merangsang ovulasi atau dilakukan pemecahan kista secara manual tetapi cara ini dapat menyebabkan terjadinya radang pada ovarium. Sedangkan Penanganan pada kasus kista luteal dapat dilakukan dengan cara pemijatan kista secara manual atau pemberian PGF2 untuk melisiskan coupus luteal diikuti dengan pemberian LH atau HCG untuk merangsang ovulasi. Pemberian preparat GnRH dapat dilakukan pada kasus kista folikel atau kista luteal.Selain dengan menggunakan terapi hormonal, dapat juga dilakukan tindakan operasi antara lain dengan ovariectomy yaitu yaitu operasi pengangkatan ovarium atau ovariohisterectomy yaitu operasi pengangkatan ovarium beserta uterusnya.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanAdapun kesimpulan dari makalah ini, sebagai berikut :1. Kista ovarium yaitu suatu kantong abnormal yang berisi cairan atau setengah cair yang tumbuh dalam indung telur. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus oleh selaput semacam jaringan. Kista dapat berisi udara, cairan kental, maupun nanah. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal disekitarnya dan tidak dapat menyebar kebagian tubuh lainnya.2. Penyebab dari kista ovarium belum sepenuhnya dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan Dalam pembentukan gangguan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus. Penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur atau folikel untuk berovulasi. Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.3. Kista ovarium sulit untuk didiagnosa. Untuk menbantu diagnosa dapat juga dilakukan pemeriksaan darah untukmengukur kadar estrogen dan Progesteron didalam darah.Selain itu, diagnosa dapat dilakukan dengan mpenggunakan pemeriksaan sonogram.4. Pada umumnya penanganan bagi hewan yang megalami kista ovarium antara lain dengan pemberian hormone atau terapi hormonal. Penanganan kasus kista folikel dilakukan dengan pemberian LH atau HCG untuk merangsang ovulasi atau dilakukan pemecahan kista secara manual tetapi cara ini dapat menyebabkan terjadinya radang pada ovarium. Sedangkan Penanganan pada kasus kista luteal dapat dilakukan dengan cara pemijatan kista secara manual atau pemberian PGF2 untuk melisiskan coupus luteal diikuti dengan pemberian LH atau HCG untuk merangsang ovulasi. Pemberian preparat GnRH dapat dilakukan pada kasus kista folikel atau kista luteal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011a. Disorders Affecting Fertility in the Male Dog. http://www.labbies.com/reproduction5.htm, diakses tanggal 6 Juli 2011, Yogyakarta.Dharmojono . 2001 . Kapita Selekta Kedokteran Veteriner Hewan Kecil Edisi 2 . Pustaka Populer Obor : JakartaEldredge, D.M., Liisa, D.C., Delbert, G.C., and James, M.G. 2007. Dog Owners Home Veterinary Handbook 4th Edition, Wiley Publishing Inc, USA.Hilary Orpet and Perdi Welsh . 2010 . Handbook Of Veterinary Nursing . Wiley-Blackwell : Singapurahttp://dokter-sapi.blogspot.com/2014/01/kemajiran-pada-ternak-betina.htmlhttp://njuliyanti.blogspot.com/2013/04/makalah-kista-ovarium.htmlhttp://ratnarhiry.blogspot.com/2013/06/makalah-kista-ovarium-v_18.htmlRessang, A.A . 1984 .Patologi Khusus Veteriner . Institut Pertanian Bogor : Bogor.1 |Kista Ovarium