ikhtisar eksekutifrokeu.depkes.go.id/rokeubmn2/images/lakip/lakip_rokeubmn...laporan akuntabilitas...
TRANSCRIPT
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Keuangan dan BMN
Tahun 2018, merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja Kepala
Biro Keuangan dan BMN beserta jajarannya kepada Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan RI, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak
langsung sekaligus menyampaikan proses pencapaian hasil, permasalahan utama, upaya
pemecahan masalah dan strategi keberhasilan untuk kurun waktu 2015 - 2019 yang dapat
dijadikan lesson learn pada perencanaan strategis di tahun-tahun berikutnya. Selain itu
LAKIP Biro Keuangan dan BMN merupakan wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja
pencapaian visi dan misi yang dijabarkan dalam tujuan/sasaran strategis. Tujuan/sasaran
strategis tersebut mengacu pada Rencana Startegis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 –
2019.
Visi Biro Keuangan dan BMN adalah Peningkatan Pengelolaan Administrasi Keuangan
dan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang mendukung
terwujudnya Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Dalam mencapai visi tersebut,
Biro Keuangan dan BMN sebagai satuan kerja yang mempunyai tugas meneyelenggarakan
urusan di bidang pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara dalam
pemerintahan di lingkungan Kementerian Kesehatan mempunyai tiga misi yaitu :
1) Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara
Kementerian Kesehatan;
2) Meningkatkan kualitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE);
3) Meningkatkan koordinasi penyusunan laporan keuangan menuju terwujudnya Laporan
Keuangan Kementerian Kesehatan dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Dalam mencapai visi dan misi, Biro Keuangan dan BMN menetapkan sasaran strategis
yang akan dicapai dalam tahun 2015-2019, yaitu meningkatnya kualitas pengelolaan
Anggaran dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien
dan dilaporkan sesuai ketentuan.
Guna mencapai sasaran strategis tersebut di atas, diperlukan dukungan sasaran program
dan kegiatan, antara lain sebagai berikut :
a) Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga pengelola keuangan dan barang milik negara
Satuan Kerja dan Unit Akuntansi Kementerian Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
iii
b) Peningkatan kualitas penerapan peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan
administrasi keuangan dan barang milik negara oleh semua Satker dan Unit Akuntansi
Kementerian Kesehatan
c) Peningkatan kualitas dan proporsi belanja pengadaan barang/jasa melalui Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
d) Peningkatan koordinasi pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan
e) Peningkatan pembimbingan, konsultasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan
administrasi keuangan dan barang milik negara kepada seluruh Satker dan Unit Akuntansi
bekerja sama dengan Eselon I dan Biro/Pusat Setjen
Untuk menilai pencapaian sasaran strategis, Biro Keuangan dan BMN telah
menetapkan IKU Biro Keuangan dan BMN tahun 2015 – 2019 melalui Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019 yang telah direvisi menjadi Kepmenkes
No.HK.01.07/Menkes/422/2017 tanggal 29 Agustus 2017 Tentang Revisi Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 . Adapun revisi dari Renstra tersebut tidak
merubah tiga indikator Biro Keuangan dan BMN. Perubahan yang dilakukan hanya
penajaman kalimat baik pada cara perhitungan maupun definisi operasionalnya. Dengan
keputusan tersebut, terdapat tiga indikator sebagai alat pengukuran kinerja, yaitu :
1. Persentase Satker yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) untuk mempertahankan Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
2. Persentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan Status Penggunaan (PSP)
sesuai ketentuan
3. Persentase pengadaan barang/jasa (e-procurement) sesuai ketentuan
Capaian kinerja dari indikator tersebut pada tahun 2018 berhasil melebihi target dari
yang telah ditetapkan, yaitu indikator Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan
Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan Dan untuk Indikator penyusunan
laporan keuangan Kemenkes sendiri untuk lima kali periode yaitu tahun 2013, 2014, 2015,
2016 dan 2017 mampu memperoleh Opini Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK. Terkecuali
indikator ketiga yaitu Persentase pengadaan barang/jasa (eprocurement) sesuai ketentuan yang
disebabkan ada 5 dari 214 satker pusat dan daerah yang tidak menggunakan eprocurement
dikarenakan tidak adanya alokasi belanja modal pada satker tersebut.
Pada tahun 2018, pencapaian indikator kinerja “Persentase Satker yang menyampaikan
laporan keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
iv
(SAP) untuk mempertahankan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)” dapat terealisasi dengan
baik yaitu mencapai 100 % dari target yang ditetapkan. Artinya bahwa penyusunan laporan
keuangan yang sesuai standar akuntansi pemerintah dapat disusun dan dicapai sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
Pencapaian indikator “Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan Penetapan
Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan” dapat terealisasi dengan baik yaitu mencapai
116%, melebihi dari target yang ditetapkan yaitu 90%. Artinya bahwa penetapan status
penggunaan terhadap aset tetap dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Adapun pencapaian indikator “Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement)
sesuai ketentuan” hanya dapat terealisasi sebesar 98%, melebihi dari target yang ditetapkan
sebesar 100%. Hal ini disebabkan ada 5 dari 214 satker pusat dan daerah yang tidak
menggunakan eprocurement dikarenakan tidak adanya alokasi belanja modal pada satker
tersebut. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pencapaian kinerja PBJ melalui
eprocurement yang sangat baik antara lain adalah komitmen yang tinggi dari tingkat pimpinan
sampai dengan pengelola PBJ, peningkatan kompetensi SDM PBJ dan koordinasi yang
optimal antara unit kerja Biro Keuangan dan BMN serta sektor lain yang terkait
Keberhasilan lain yang dicapai Biro Keuangan dan BMN tahun 2018, antara lain :
1. Opini dari BPK untuk laporan keuangan Kementerian Kesehatan periode tahun anggaran
2017;
2. Peringkat pertama kementerian/lembaga dengan nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran (IKPA) tertinggi diantara 13 K/L dengan pagu besar (>10T).
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………….……………............................. iIKHTISAR EKSEKUTIF ………………………….……………........................ iiDAFTAR ISI ………………………….…………….......................................... vDAFTAR GAMBAR …………………………….…………………………..... viDAFTAR GRAFIK ………………………....…………………………............. viiDAFTAR TABEL ……………………...………………………………............ viiiDAFTAR LAMPIRAN ……………………...……………………………….... ix
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………............ 1A. LATAR BELAKANG .....………………………………............ 1B. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ..………………………... 2C. STRUKTUR ORGANISASI ...………………………................. 2D. SISTEMATIKA LAPORAN .…………………………………... 4
BAB II PERENCANAAN KINERJA ……..................................................... 6A. PERENCANAAN KINERJA ............................……………....... 6B. PERJANJIAN KINERJA 2018 ……….....................…………... 9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ..........................………………..…... 14A. CAPAIAN KINERJA (3 TAHUN KINERJA) …...……...……... 14B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA 2018 ....................................... 16C. SUMBER DAYA/ REALISASI ANGGARAN ........................... 25D. ANALISA ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN
SUMBER DAYA …………………………………………......... 32
BAB IV KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT ………………………….. 33A. KESIMPULAN …………………………………...……...……... 33B. TINDAK LANJUT ……………………....................................... 34
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Biro Keuangan dan BMN 2
Gambar 2 Penghargaan kepada Kementerian Kesehatan Pencapaian Standar
Tertinggi dari Kementerian Keuangan atas Laporan Keuangan
5 Tahun berturut 16
Gambar 3 Penerimaan Penghargaan 5 Tahun berturut 17
Gambar 4 Penyerahan Penghargaan Kepada Satker dengan Pengelolaan
Anggaran Terbaik 18
Gambar 5 12 Indikator Kinerja Pelaksanaan Kegiatan 18
Gambar 6 Peringkat Kementerian Kesehatan dari hasil Penilaian IKPA 2018 19
Gambar 7 Capacity Building Tahun 2018 28
Gambar 8 Sertifikat Reward Kepada Pegawai dengan Kinerja Terbaik 2018 29
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Target dan Realisasi Indikator Kedua 21
Grafik 2 Target dan Realisasi Indikator Ketiga 23
Grafik 3 Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran 2017 dan 2018 25
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kondisi IKK Saat Awal Renstra 8
Tabel 2 Kondisi IKK Saat Revisi Renstra 8
Tabel 3 Matriks Kinerja Biro Keuangan dan BMN Tahun 2018 10
Tabel 4 Target dan Realisasi IKK Biro Keuangan dan BMN 2015-2018 15
Tabel 5 Target dan Realisasi Indikator Pertama 17
Tabel 6 Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia 26
Tabel 7 Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan 26
Tabel 8 Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan 27
Tabel 9 Komposisi Pegawai Bedasarkan Jenis Kelamin 27
Tabel 10 Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan 27
Tabel 11 Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2018 30
Tabel 12 Barang Milik Negara yang menjadi Aset 31
Tabel 13 Perbandingan Target dan Capaian Indikator Kinerja Tahun 2018 31
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perjanjian Kinerja TA 2018
Lampiran 2 Rencana Kerja Tahunan 2018
Lampiran 3 Matriks IKK Tahun 2018
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
mengamanatkan bahwa Setiap entitas Akuntabilitas Kinerja menyusun dan menyajikan
Laporan Kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang
telah dialokasikan. Adapun salah satu entitas Akuntabilitas Kinerja yang disebutkan dalam
perpres tersebut adalah Entitas Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja dalam hal ini Biro
Keuangan dan BMN. Dalam Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dijelaskan bahwa laporan kinerja rnerupakan bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas
penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja
adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai
hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Pertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan
yang telah ditetapkan suatu unit organisasi diwujudkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja.
Dengan adanya pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan yang menjadi
kewenangan suatu unit organisasi diharapkan transparansi dan akuntabilitas atau good
governance dapat dilaksanakan sesuai yang diharapkan.
Dasar hukum dan acuan dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), antara lain Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Permen-PAN dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 tahun 2013
tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
2
B. TUGAS DAN FUNGSI
Biro Keuangan dan BMN berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
64/MENKES/PER/IX/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara
di lingkungan Kementerian Kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut di atas Biro Keuangan dan BMN menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut :
1. Koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan urusan perbendaharaan;
2. Koordinasi dan pengelolaan akuntansi dan pelaporan keuangan;
3. Koordinasi dan pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa;
4. Koordinasi dan pengelolaan barang milik negara;
5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Biro Keuangan dan BMN sebagaimana digambarkan pada bagan
dibawah ini:
Gambar 1. Struktur Organisasi Biro Keuangan dan BMN
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
3
Tugas dan fungsi masing-masing bagian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan
Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan perbendaharaan. Dalam
melaksanakan tugas Bagian Tata Laksana Keuangan dan Perbendaharaan
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan dan hibah
uang/barang/jasa satuan kerja Non Badan Layanan Umum (Non BLU);
b. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana keuangan satuan kerja
yang menerapkan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (Non BLU);
c. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan tata laksana perbendaharaan,
tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi.
2. Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Bagian Penyusunan Laporan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dan pengelolaan akuntansi dan pelaporan keuangan. Dalam melaksanakan tugas Bagian
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan akuntansi pada satuan kerja Non
BLU;
b. Penyiapan bahan koordinasi dan pengelolaan akuntansi pada satuan kerja yang
menerapkan pengelolaan keuangan BLU;
c. Analisis akuntansi dan pelaporan keuangan.
3. Bagian Pengadaan Barang/Jasa
Bagian Pengadaan Barang/Jasa mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan layanan
pengadaan barang/jasa dan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. Dalam
melaksanakan tugas Bagian Pengadaan Barang/Jasa menyelenggarakan fungsi:
a. Koordinasi dan pengelolaan layanan pengadaan barang/jasa lingkup Sekretariat
Jenderal dan Inspektorat Jenderal;
b. Pemantauan dan evaluasi pengadaan barang/jasa;
c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.
4. Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara
Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
dan pengelolaan barang milik negara. Dalam melaksanakan tugas Bagian Pengelolaan
Barang Milik Negara menyelenggarakan fungsi:
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
4
a. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penggunaan/pemanfaatan barang
milik negara;
b. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penghapusan barang milik negara;
c. Penyiapan bahan koordinasi dan pelaksanaan penatausahaan barang milik negara;
D. SISTEMATIKA LAPORAN
BAB I
Pendahuluan, menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dan tujuan
penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi Biro Keuangan dan BMN, serta sistematika
penulisan laporan.
BAB II
Perencanaan Kinerja, menjelaskan tentang visi dan misi, tujuan dan sasaran kegiatan
Biro Keuangan dan BMN serta cara mencapai tujuan.
BAB III
Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan tentang pengukuran kinerja, evaluasi pencapaian
kinerja, analisis akuntabilitas kinerja dan akuntabilitas keuangan serta sumberdaya
manusia yang digunakan dalam pencapaian kinerja Biro Keuangan dan BMN selama
tahun 2018.
BAB IV
Kesimpulan dan Tindak Lanjut
LAMPIRAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
6
V I S I
M I S I
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJA
1. VISI DAN MISI
Rumusan visi dan misi Biro Keuangan dan BMN merujuk kepada Renstra Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019 yaitu sebagai berikut:
Visi Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan
adalah Peningkatan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Barang Milik Negara di
Lingkungan Kementerian Kesehatan untuk mendukung terwujudnya Masyarakat Sehat
yang Mandiri dan Berkeadilan.
Misi Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan adalah :
a. Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik negara
Kementerian Kesehatan
b. Meningkatkan kualitas Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
c. Meningkatkan koordinasi penyusunan laporan keuangan menuju terwujudnya
Laporan Keuangan Kementerian Kesehatan dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP)
2. TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
tertentu. Adapun tujuan dari Biro Keuangan dan BMN yang telah ditetapkan mengacu
kepada visi dan misi organisasi. Tujuan yang telah dirumuskan berfungsi untuk mengukur
sejauh mana visi dan misi Biro Keuangan dan BMN telah berhasil dicapai.
Sedangkan sasaran merupakan sasaran strategis Biro Keuangan dan BMN selaku satuan
kerja yang memberikan layanan pengelolaan administrasi keuangan dan barang milik
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
7
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
negara di lingkungan Kementerian Kesehatan. Adapun untuk tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan yaitu :
Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam
rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Terselenggaranya peningkatan kualitas pengelolaan administrasi keuangan dan barang
milik negara Kementerian Kesehatan sesuai peraturan perundangan dalam rangka
mendukung manajemen dan pelaksanaan tugas-tugas Kementerian Kesehatan mewujudkan
Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan
Meningkatnya kualitas pengelolaan Anggaran dan Barang Milik Negara (BMN)
Kementerian Kesehatan secara efektif, efisien dan dilaporkan sesuai ketentuan.
3. DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR KINERJA
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan didasarkan pada arah kebijakan dan strategi
nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019, untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan berbagai upaya
kesehatan yang efektif dan efisien dalam rangka pencapaian pembangunan kesehatan.
Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64/MENKES/PER/IX/2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan menyebabkan adanya reorganisasi
di lingkungan Kementerian Kesehatan. Adanya perubahan organisasi tersebut menyebabkan
perubahan Renstra Kemenkes Tahun 2015-2019. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/MENKES/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019 kemudian direvisi menjadi Kepmenkes No.HK.01.07/Menkes/422/2017 tanggal 29
Agustus 2017 Tentang Revisi Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.
Adapun revisi dari Renstra tersebut tidak merubah indikator dan target Biro Keuangan dan
BMN. Perubahan yang dilakukan hanya penajaman kalimat baik pada cara perhitungan
SASARAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
8
maupun definisi operasionalnya. Adapun perbedaaan Definisi Operasional IKK Biro
Keuangan dan BMN sebelum dan setelah perubahan adalah sebagai berikut :
1. Kondisi Awal Renstra
2015 2016 2017 2018 2019Laporan Keuangan:
1. Laporan Tahunan, menyajikan data hasil olah transaksikeuangan dan mutasi BMN periode 1 Januari s.d 31Desember tahun sebelumnya, termasuk data laporan realisasianggaran dan neraca tahun-tahun sebelumnya.2. Laporan Semester I, menyajikan data hasil olah transaksikeuangan dan mutasi BMN periode 1 Januari s.d 30 Junitahun berjalan, termasuk data laporan realisasi anggaran danneraca tahun-tahun sebelumnya.
Catatan: Laporan keuangan tersebut disampaikan secaraberjenjang, mulai dari tingkat satker ke Wilayah, Wilayah keEselon I, Eselon I ke tingkat Kementerian Kesehatan (BiroKeuangan dan BMN) sesuai dengan jadwal yang telahditentukan oleh Kementerian Keuangan.
2
Presentase nilai aset tetapyang telah mendapatkanPenetapan StatusPenggunaan (PSP) sesuaiketentuan
Nilai aset tetap yang telahmendapatkan PSP dibagi dengannilai aset tetap LaporanKeuangan audited.
Semua aset tetap yang dimanfaatkan sesuai tupoksi satkerharus mendapatkan Penetepan Status Penggunaan (PSP)yang mencakup satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah. - 30% 50% 70% 90% 100%
3
Presentase PengadaanBarang/Jasa (e-procurement) sesuaiketentuan
Perbandingan jumlah satkerKantor Pusat dan satker KantorDaerah yang menggunakan LPSEdibagi dengan jumlah seluruhsatker KP dan KD.
Semua satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah di seluruhprovinsi yang melaksanakan pengadaan barang dan jasamelalui LPSE Kementerian Kesehatan. Sedangkan untuk tahun2014 satker yang menggunakan e-procurement barumencakup Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang ada diprovinsi DKI Jakarta.
90% 65% 80% 90% 100% 100%
No INDIKATOR CARA PERHITUNGAN BASELINE(2014)
TARGETDEFINISI OPERASIONAL
100% 100%1
Presentase Satker yangmenyampaikan LaporanKeuangan tepat waktu danberkualitas sesuai denganStandar AkuntansiPemerintah (SAP) untukmempertahankan WTP.
Jumlah satker Kantor Pusat danKantor Daerah yangmenyampaikan LaporanKeuangan dibagi dengan jumlahseluruh satker KP dan KD
2% 100% 100% 100%
Tabel 1. Kondisi IKK Saat Awal Renstra
2. Kondisi Setelah Revisi
2015 2016 2017 2018 20191 Presentase Satker yang
menyampaikan LaporanKeuangan tepat waktu danberkualitas sesuai denganStandar AkuntansiPemerintah (SAP) untukmempertahankan WTP.
Jumlah satker Kantor Pusat,Kantor Daerah danDekonsentrasi yangmenyampaikan LaporanKeuangan dibagi denganjumlah seluruh satker KantorPusat, Kantor Daerah danDekon dikali 100%
Persentase Jumlah Satker Kantor Pusat, Kantor Daerah,dan Dekonsentrasi yang melaporkan (ADK & LaporanKeuangan) semester dan Tahunan tepat waktu secaraberjenjang sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)serta ketentuan Peraturan Keuangan Negara yangdibuktikan dengan melakukan rekonsiliasi secara berkalaDasar Hukum Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)1. Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentangStandar Akuntansi Pemerintah.2. Permenkeu 270/PMK.05/2014 tentang PenerapanStandar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual padaPemerintah Pusat3. Permenkeu 177/PMK.05/2015 tentang PedomanPenyusunan dan Penyampaian Laporan KeuanganKementerian Negara/Lembaga4. Permenkes Nomor 86 Tahun 2015 tentang PedomanAkuntansi Penyusunan Laporan Keuangan BerbasisAkrual di Lingkungan Kemenkes
2% 100% 100% 100% 100% 100%
2 Presentase nilai aset tetapyang telah mendapatkanPenetapan StatusPenggunaan (PSP) sesuaiketentuan
Nilai aset tetap yang telahdiproses mendapatkan PSPdibagi dengan nilai aset tetapLaporan Keuangan auditeddikali 100%.
Presentase Nilai aset tetap yang berproses mendapatkanPenetapan Status Penggunaan (PSP) yang mencakupsatker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan Dekonsentrasi
- 30% 50% 70% 80% 100%
3 Presentase PengadaanBarang/Jasa (e-procurement) sesuaiketentuan
Jumlah satker Kantor Pusatdan satker Kantor Daerahyang menggunakan SPSEdibagi dengan jumlah seluruhsatker Kantor Pusat danKantor Daerah dikali 100%.
Persentase Jumlah satker Kantor Pusat dan KantorDaerah yang proses pengadaannya menggunakan SPSE
90% 65% 80% 90% 100% 100%
No INDIKATOR CARA PERHITUNGAN BASELINE(2014)
TARGETDEFINISI OPERASIONAL
Tabel 2. Kondisi IKK Saat Revisi Renstra
Perubahan revisi didasarkan pada evaluasi pencapaian kinerja tahun sebelumnya dan
penyesuaian dengan aturan-aturan baru sehingga dilakukan penyesuaian definisi operasional.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
9
B. PERJANJIAN KINERJA 2018
Penyusunan Perjanjian Kinerja merupakan salah satu tahapan dalam Sistem
Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor
29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Menurut
petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja dan tata cara reviu instansi
pemerintah yang termuat dalam PERMENPAN No. 53 Tahun 2014, Perjanjian kinerja
merupakan lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih
tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah sebagai penerima amanah untuk
melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian
ini maka terwujudlah komitmen dan kesepakatan antara pimpinan sebagai pemberi amanah
dan Pimpinan dibawahnya sebagai penerima amanah atas kinerja terukur tertentu
berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan
tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat
kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga
mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga
terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya dan juga bertujuan untuk :
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah untuk
meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur
2. Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi
4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan
supervise atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai
Waktu penyusunan perjanjian kinerja yaitu paling lambat 1 (satu) bulan setelah
instansi pemerintah telah menerima/disahkannya dokumen pelaksanaan anggaran.
Penetapan sasaran dan indikator perjanjian kinerja yaitu dengan menyajikan indikator
kinerja utama yang menggambarkan hasil-hasil yang utama dan kondisi yang seharusnya.
Pada tingkat K/L sasaran yang digunakan menggambarkan dampak dan outcome yang
dihasilkan serta menggunakan indikator kinerja utama K/L dan indikator kinerja lain yang
relevan. Lalu pada tingkat Eselon 1 sasaran yang digunakan menggambarkan dampak
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
10
pada bidangnya dan outcome yang dihasilkan serta menggunakan indikator kinerja utama
eselon 1 dan indikator kinerja lain yang relevan dan pada tingkat eselon II sasaran yang
digunakan menggambarkan outcome dan output pada bidangnya serta menggunakan
indikator kinerja utama eselon II dan indikator kinerja lain yang relevan.
Perjanjian kinerja dapat direvisi atau disesuaikan dalam hal terjadi kondisi sebagai
berikut :
1. Terjadi pergantian atau mutasi pejabat
2. Perubahan dalam strategi yang mempengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran
(Perubahan program, kegiatan dan alokasi anggaran)
3. Perubahan prioritas atau asumsi yang berakibat secara signifikan dalam proses
pencapaian tujuan dan sasaran
Penjabaran dari sasaran dan program Biro Keuangan dan BMN dituangkan dalam
rencana kinerja tahun 2018. Dalam rencana kinerja tahun 2018 ditetapkan target kinerja
untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.
Berikut indikator kinerja kegiatan beserta target yang telah ditandatangani oleh
Sekretaris Jenderal dan Biro Keuangan dan BMN.
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2018
1 Meningkatnya KualitasPengelolaan Keuangandan Barang MilikNegara (BMN)Kementerian KesehatanSecara Efektif danEfisien dandipertanggungjawabkanSesuai Ketentuan
1 Persentase satker yangmenyampaikan laporankeuangan tepat waktu danberkualitas sesuai dengan SAPuntuk mempertahankan WTP
100%
2 Persentase nilai aset tetap yangtelah mendapatkan PenetapanStatus Penggunaan (PSP) sesuaiketentuan
90%
3 Presentase PengadaanBarang/Jasa (e-procurement)sesuai ketentuan
100%
Tabel 3. Matriks Kinerja Biro Keuangan dan BMN Tahun 2018
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
11
1. PERJANJIAN KINERJA DARI ESELON 1 KEPADA ESELON 2
2. PERJANJIAN KINERJA DARI ESELON 2 KEPADA ESELON 3
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
12
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018 Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
13
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
14
SASARANMeningkatnya Kualitas Pengelolaan Keuangan Dan Barang
Milik Negara (BMN) Kementerian Kesehatan Secara Efektif,Efisien Dan Dilaporkan Sesuai Ketentuan
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA (3 TAHUN TERAKHIR)
Capaian kinerja organisasi merupakan pernyataan kinerja sasaran strategis suatu organisasi
yang dilihat dari hasil pengukuran kinerja organisasi tersebut. Pengukuran kinerja adalah
kegiatan manajemen membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan target melalui
indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui
sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Biro Keuangan dan
BMN dalam kurun waktu Januari – Desember tahun 2015, 2016, 2017 dan 2018
Tahun 2018 merupakan tahun ke-4 pelaksanaan dari Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015–2019. Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan
membandingkan realisasi target pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat
keberhasilan pencapaian masing-masing indikator (serta membandingkan capaian tahun
sebelumnya yaitu, 2015, 2016 dan 2017 ). Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh
informasi capaian masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan
program di tahun berikutnya agar setiap program yang direncanakan dapat lebih berhasil guna
dan berdaya guna.
Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja
ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Biro Keuangan dan BMN khususnya di tahun
2018 sehingga dapat menjadi bahan evaluasi, dan menetapkan strategi perencanaan untuk
mencapai target yang diharapkan nantinya pada akhir tahun Renstra di 2019.
Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak
internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra dan Penetapan Kinerja.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
15
Pencapaian kinerja Biro Keuangan dan BMN pada tahun 2015, 2016, 2017 dan 2018 dapat
digambarkan pada tabel dibawah ini:
Sasaran Indikator KinerjaTarget
2015
Target
2016
Target
2017
Target
2018
Meningkatnya kualitas
pengelolaan Keuangan
dan Barang Milik
Negara Kementerian
Kesehatan secara
efektif, efisien dan
dilaporkan sesuai
ketentuan
a. Persentase Satker yang
menyampaikan Laporan
Keuangan tepat waktu dan
berkualitas sesuai dengan
Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) untuk mempertahankan
WTP
100% 100% 100% 100%
CAPAIAN 100% 100% 100% 100%
b. Persentase nilai aset tetap
yang telah mendapatkan
Penetapan Status Penggunaan
(PSP) sesuai ketentuan
30% 50% 70% 90%
CAPAIAN 54% 66% 85% 116%
c. Persentase Pengadaan
Barang/Jasa (e-procurement)
sesuai ketentuan
65% 80% 90% 100%
CAPAIAN 73% 91% 98% 98%
Tabel 4. Target dan Realisasi IKK Biro Keuangan dan BMN Tahun 2015, 2016, 2017 dan 2018
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
16
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA 2018
Uraian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut:
1. Indikator Pertama
Indikator Kinerja Kegiatan “Presentase Satker yang menyampaikan Laporan
Keuangan tepat waktu dan berkualitas sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) untuk mempertahankan WTP” memiliki definisi operasional yaitu “Persentase
Jumlah Satker Kantor Pusat, Kantor Daerah, dan Dekonsentrasi yang melaporkan
(ADK & Laporan Keuangan) semester dan Tahunan tepat waktu secara berjenjang
sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) serta ketentuan Peraturan Keuangan
Negara yang dibuktikan dengan melakukan rekonsiliasi secara berkala”.
Adapun formulasi pengukuran pada Indikator Pertama Biro Keuangan dan BMN
yaitu :
Gambar 2. Penghargaan kepada Kementerian Kesehatan terkait Pencapaian Standar
Tertinggi dari Kementerian Keuangan atas Laporan Keuangan 5 tahun berturut
Dari Indikator Pertama pada tahun 2018 telah mencapai target yang ditetapkan, yaitu
dari sejumlah 418 Satker seluruhnya menyampaikan laporan keuangan
Jumlah satker Kantor Pusat, Kantor Daerah danDekonsentrasi yang menyampaikan Laporan Keuangan
Jumlah seluruh satker Kantor Pusat, Kantor Daerah danDekonsentrasi
X 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
17
tepat waktu dan berkualitas. Dengan rincian 48 satker Kantor Pusat, 166 satker Kantor
Daerah dan 204 Dekonsentrasi.
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018
Total Satker 1.321 Satker 418 Satker 418 Satker 418 Satker
Target IKK 100% 100% 100% 100%
Persentase Capaian
IKK
100% 100% 100% 100%
Tabel 5. Target dan Realisasi Indikator Pertama
Indikator Kinerja Kegiatan
(IKK) ini setiap tahunnya selalu
mampu mencapai target yang telah
ditetapkan dalam Renstra. Baik
pada tahun 2015, 2016, 2017
maupun tahun 2018, realisasi
capaian target adalah sebesar 100%.
Artinya pada kedua tahun anggaran
tersebut, sebanyak 418 satker selalu
menyampaikan laporan
keuangannya secara tepat waktu.
Bila dipantau sepanjang tahun
anggaran, rekon laporan keuangan tidak selalu tepat waktu, sehingga dalam triwulan II dan
III capaian rekon belum 100%. Hal ini disebabkan karena updating aplikasi terlalu sering
dan lambatnya proses feedback dari Kemenkeu. Namun dalam akhir tahun seluruh satker
dapat rekon dengan optimal dengan menyelesaikan laporan keuangan sesuai standar.
a. Hal-hal yang Mempengaruhi Pencapaian Target
1) Pelaksanaan proses likuidasi aset di lingkungan Kementerian Kesehatan dengan
mengoptimalkan dasar hukum yaitu Surat Edaran Sekretariat Jenderal Nomor
HK.03.03/II/345/2016 tanggal 18 Februari 2016 tentang Pelaksanaan Likuidasi di
lingkungan Kementerian Kesehatan
2) Sosialisasi kebijakan-kebijakan terkait tata laksana keuangan, perbendaharaan
dan penyusunan laporan keuangan baik BLU maupun Non BLU yang
berkesinambungan
Gambar 3. Penerimaan Penghargaan5 Tahun berturut
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
18
3) Adanya aplikasi erekon sehingga dapat mengidentifikasi ketidaksesuaian lebih
dini.
4) Koordinasi dengan unit organisasi yang memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM
bidang pengelolaan keuangan dan anggaran
5) Memberikan reward kepada satker yang selalu melakukan feedback baik kepada
Eselon I maupun kepada satker-satker terkait capaian pengelolaan anggaran,
progress LHP, permasalahan rekon Laporan Keuangan, inovasi dalam pengadaan
barang/jasa serta kebutuhan-kebutuhan terkait penyusunan Laporan Keuangan
dan Pelaksanaan Anggaran lainnya.
Gambar 4. Penyerahan Penghargaan Kepada Satker denganPengelolaan Anggaran Terbaik dan inovasi dalam Pengadaan Barang/jasa
6) Meningkatkan pembinaan dan pengawasan dalam penerapan metode penilaian
kinerja pelaksanaan anggaran (IKPA) yang terdiri dari 12 indikator yang terdiri
dari :
Gambar 5. 12 Indikator Kinerja Pelaksana Anggaran
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
19
Menurut data dari Online Monitoring SPAN per tanggal 28 Desember 2018
Kementerian Kesehatan berada diperingkat 1 dari 13 Kementerian/Lembaga
dengan Pagu diatas 10 Triliun dengan nilai IKPA sebesar 93,84%.
Gambar 6. Peringkat Kementerian Kesehatan dari hasil penilaian IKPA 2018
b. Permasalahan
Walaupun target kinerja Indikator Pertama tercapai namun masih ada permasalahan
yang muncul sebagai berikut:
1) Kurangnya kualitas SDM dalam bidang akuntansi
2) Sistem aplikasi yang sering berubah dan perubahan sangat dekat waktunya
dengan jadwal rekon.
3) Rotasi pengelola keuangan yang terlalu sering
4) Kesalahan Penggunaan akun dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran
5) Permasalahan revaluasi yang belum tuntas, dimana pada tahun mendatang dapat
menjadi hambatan dalam mencapai opini WTP
c. Pemecahan Masalah
1) Peningkatan kemampuan SDM melalui pelatihan/penyuluhan kepada petugas
penyusun laporan keungan
2) Meningkatkan koordinasi dengan KPPN dan DAPK Kementerian Keuangan
3) Mengoptimalkan peranan APIP dalam melakukan review mulai dari
perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan
4) Membentuk SPIPK
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
20
5) Revisi Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan menyesuaikan dengan
regulasi terbaru
6) Berkoordinasi dengan bagian BMN Ditjen Kekayaan Negara Kemenkeu secara
berkesinambungan untuk menyelesaikan masalah revaluasi BMN.
d. Rencana Tindak Lanjut
1) Memaksimalkan ketersediaan anggaran pada DIPA Biro Keuangan dan BMN
untuk kegiatan peningkatan kemampuan penyusun Laporan Keuangan
2) Pelaksanaan review Laporan Keuangan mulai dari level satker sampai dengan
Kementerian pada setiap periode pelaporan keuangan
3) Penyusunan dan sosialisasi Pedoman Akuntansi dan Penyusunan Laporan
Keuangan
4) Berkoordinasi dengan APIP, BPK dan DAPK Kementerian Keuangan setiap
triwulan
2. Indikator Kedua
Indikator Kinerja Kegiatan “Presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan
Penetapan Status Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan” memiliki definisi operasional
yaitu “Presentase Nilai aset tetap yang berproses mendapatkan Penetapan Status
Penggunaan (PSP) yang mencakup satker Kantor Pusat, Kantor Daerah dan
Dekonsentrasi”.
Adapun formulasi pengukuran pada Indikator Pertama Biro Keuangan dan BMN yaitu :
Capaian kinerja Indikator ini tahun 2018 melampaui target yang ditetapkan, dari total
nilai aset yang harus ditetapkan status penggunaannya yaitu Rp39.727.025.395.104,-,
presentase nilai aset tetap yang telah mendapatkan penetapan status penggunaan sesuai
ketentuan adalah sebesar Rp.41.480.294.294.183,- (104%), melampaui target di tahun
2017 sebesar Rp.33.633.495.966.468,- (85%)
Nilai aset tetap yang telah diproses mendapatkan PSP
Nilai aset tetap Laporan Keuangan audited
X 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
21
30%
50%
70%80%
100%
54%
66%
85%
104%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2015 2016 2017 2018 2019
TARGET CAPAIAN
Grafik 1. Target dan Realisasi Indikator Kedua
Terjadi peningkatan sebesar 19% untuk capaian pada indikator kedua, jika pada tahun
2017 sebesar 85% maka pada tahun 2018 berhasil ditingkatkan menjadi sebesar 104% .
Peningkatan terlihat dari naiknya jumlah aset yang ditetapkan status penggunaannya yaitu
sebesar Rp7.881.255.915.895,-. Dalam kurun waktu tahun 2016 sd 2018 pencapaian
indikator yang memenuhi target juga disebabkan nilai aset yang bertambah karena
pengadaan dan meningkatnya kesadaran para pengelola barang untuk langsung memproses
Penetapan Status Penggunaan (PSP) saat barang sudah tercatat di SIMAK BMN. Namun
demikian masih ada aset tersisa yang harus diselesaikan dalam proses PSP memiliki
kendala yang lebih kompleks dan memerlukan effort yang lebih dalam penyelesaiannya.
a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target kinerja
1) Sosialisasi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/558/2016
tentang Pelimpahan sebagian wewenang Menteri Kesehatan selaku Pengguna
Barang dalam Pengelolaan Barang Milik Negara di lingkungan Kementerian
Kesehatan
2) Sosialisasi Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor HK.03.03/II/2037/2016
tanggal 13 September 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan Inventarisasi Barang
Milik Negara di lingkungan Kementerian Kesehatan
3) Sosialisasi Surat Edaran Sekretaris Jenderal Nomor HK.03.03/III/2016 tanggal
28 September 2016 tentang Rencana Kebutuhan BMN di lingkungan
Kementerian Kesehatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
22
4) Sosialisasi kepada satker di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam
percepatan proses revaluasi aset BMN
5) Komitmen pimpinan dalam pengelolaan BMN termasuk dalam hal ini usul dan
proses PSP
6) Koordinasi yang intensif dan optimal dengan Unit Utama dan Kementerian
Keuangan
a. Permasalahan
Walaupun capaian kinerja Indikator Kedua melampaui target, masih ada
permasalahan yang terjadi, yaitu:
1) Pendelegasian wewenang yang memungkinkan Satker melakukan Penetapan
Status Penggunaan di KPKNL Setempat.
2) Petugas SIMAK BMN baru dan belum berpengalaman sehingga terhambat dan
atau salah kewenangan pengajuan usulan PSP
3) Data dukung yang tidak lengkap
4) Anggaran untuk monitoring terhadap Satker yang capaian PSP nya rendah sangat
terbatas sehingga tidak semua Satker terpapar regulasi-regulasi baru mengenai
PSP
b. Pemecahan Masalah
1) Melakukan koordinasi instensif dengan satker terutama yang capaian PSP nya
masih rendah dibawah 50% dan petugas simak yang masih baru
2) Pendampingan satker yang capaian nya masih rendah
c. Rencana Tindak Lanjut
1) Melakukan pertemuan tingkat satker dan sosialisasi regulasi-regulasi serta
kebijakan menyangkut proses usulan PSP
2) Melakukan pendampingan kepada satker yang tingkat capaian realisasi PSP nya
masih rendah
3) Membuat aplikasi yang berisi template PSP sehingga memudahkan Petugas
SIMAK untuk mengusulkan PSP serta mengurangi tingkat kesalahan usulan PSP
3. Indikator Ketiga
Indikator Kinerja Kegiatan “Presentase Pengadaan Barang/Jasa (e-procurement)
sesuai ketentuan” memiliki definisi operasional yaitu “Persentase Jumlah satker
Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang proses pengadaannya menggunakan SPSE”.
Adapun formulasi pengukuran pada Indikator Pertama Biro Keuangan dan BMN yaitu :
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
23
Capaian kinerja Indikator Ketiga pada tahun 2018 tidak mencapai target yang
ditetapkan, dikarenakan ada 5 satker yang tidak memiliki belanja modal yang secara
otomatis tidak menggunakan SPSE. Ditargetkan sebanyak 214 Satker yang terdiri dari
Kantor Pusat dan Kantor Daerah melakukan pengadaan melalui e-procurement, hasilnya
sebanyak 209 Satker (98%) sudah melakukan pengadaan melalui e-procurement.
Dengan demikian pencapaian kinerja tidak mencapai target. Dasar penetapan target dan
realisasi ini adalah perhitungan jumlah Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah yang
melaksanakan pengadaan dengan menggunakan e-procurement.
65%
80%90%
100% 100%73%
91%98% 98%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
2015 2016 2017 2018 2019
TARGET CAPAIAN
Grafik 2. Target dan Realisasi Indikator Ketiga
Tidak ada peningkatan capaian pada indikator ketiga tahun 2018 (98%) jika
dibandingkan dengan capaian pada tahun 2017 (98%). Hal ini disebabkan ada 5 satker yang
tidak menggunakan SPSE karena tidak ada alokasi belanja modal pada satker tersebut yaitu
Direktorat Pelayanan Kesehatan Primer, KKP Kelas II Jayapura, KKP Kelas III Gorontalo,
Balai Litbang P2B2 tanah bumbu Kalsel dan Loka Litbang P2B2 Waikabubak NTT.
a. Hal-hal yang mempengaruhi pencapaian target kinerja
Pencapaian target kinerja Indikator Ketiga tidak lepas dari terobosan yang dilakukan
oleh Biro Keuangan dan BMN yaitu sebagai berikut:
Jumlah Satker Kantor Pusat dan Satker Kantor Daerahyang menggunakan SPSE
Jumlah seluruh Satker Kantor Pusat dan Kantor Daerah
X 100%
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
24
1) Pelatihan dan sertifikasi PBJ yang secara simultan dilaksanakan setiap tahunnya
untuk meningkatkan kualitas SDM pelaksana PBJ;
2) Dilaksanakannya workshop monitoring dan evaluasi pengadaan barang dan jasa;
3) Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pra DIPA 2018
4) Pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui e katalog
5) Sosialisasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa melalui mekanisme lelang cepat
kepada satker di lingkungan Kementerian Kesehatan
Melalui kegiatan pengadaan menggunakan LPSE Kementerian Kesehatan telah
menyelesaikan 24.981 paket dengan pagu sebesar Rp15.986.460.060.145,- dengan hasil
lelang sebesar Rp12.259.375.138.263,- dan mampu menghemat keuangan negara sebesar
Rp3.727.084.921.882,- dari nilai pagu selesai yang dilelangkan di LPSE Kementerian
Kesehatan. Nilai tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan yang dicapai pada tahun
2017. Pada tahun 2017 pengadaan menggunakan LPSE Kementerian Kesehatan telah
menyelesaikan 1.964 paket dengan pagu sebesar Rp4.647.070.222.774,- dengan hasil
lelang sebesar Rp4.040.553.645.850,- dan mampu menghemat keuangan negara sebesar
Rp606.516.576.924,-. Hasil yang melebihi target tersebut seharusnya dapat lebih maksimal
dengan inovasi-inovasi dari para pengelola PBJ seperti pelaksanaan Kontrak Payung dan
optimalisasi pengadaan melalui e catalogue.
b. Permasalahan :
1) Pembaharuan aplikasi RUP oleh LKPP yang menghambat pengisian RUP oleh
satker pada Triwulan I tahun 2018
2) Adanya kebijakan efisiensi anggaran berdampak pada terjadinya lelang ulang dan
tidak terlaksana
3) Terlambatnya pelaksanaan PBJ yang disebabkan oleh terlambatnya penyiapan
dokumen PBJ dan kualitas dokumen PBJ
4) Perencanaan dan pelaksanaan PBJ Pra DIPA masih belum optimal
5) Pembahasan e catalogue bidang kesehatan di LKPP memakan waktu yang cukup
lama dikarenakan LKPP memerlukan bantuan teknis dari kementerian terkait.
6) Tidak semua satker memiliki alokasi belanja modal
c. Pemecahan Masalah
1) Berkoordinasi dengan LKPP terkait kebijakan updating aplikasi agar tidak
menghambat proses pelaksanaan PBJ.
2) Optimalisasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pra DIPA tahun 2019.
3) Peningkatan kualitas SDM terkait pemahaman dan penyusunan dokumen PBJ
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
25
4) Membuat rancangan pembuatan aplikasi PBJ dengan melibatkan tenaga IT di
lingkungan Biro Keuangan dan BMN dan Narasumber dari LKPP.
5) Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ di lingkungan Kemenkes
untuk mengurangi lelang ulang dan proses gagal lelang.
6) Penyusunan ecatalogue sectoral di delegasikan ke Kementerian terkait
(Kemnterian Kesehatan) sehingga tidak perlu menunggu dari LKPP
7) Melakukan advokasi kepada pimpinan untuk mendorong pengelola PBJ
melakukan inovasi dalam proses PBJ seperti kontrak payung, pengadaan melalui
e catalogue dan/atau e purchasing
d. Rencana Tindak Lanjut
1) Melakukan advokasi kepada LKPP untuk mengurangi updating aplikasi SIRUP
di awal tahun anggaran
2) Membuat surat edaran dan koordinasi mengenai pengadaan barang/jasa melalui
proses lelang Pra DIPA kepada seluruh satuan kerja dan Unit Organisasi di
lingkungan Kemenkes
3) Membuat atau mengembangkan aplikasi PBJ untuk pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan PBJ
4) Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ (KPA, PPK,
PP dan Pokja ULP) di lingkungan Kemenkes untuk mengurangi lelang ulang dan
proses gagal lelang.
5) Penguatan Pengadaan Barang/Jasa Kemenkes melalui pembentukan Unit Kerja
Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) yang pada saat ini masih dalam tahap
penyusunan Naskah Akademik.
C. SUMBER DAYA/ REALISASI ANGGARAN
Alokasi anggaran pada tahun 2018 sebesar Rp.26.112.082.000,- dengan realisasinya
sebesar Rp24.467.891.455,- (93.70%). Realisasi pada tahun 2018 ini mengalami penurunan
dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2017 walaupun dari sisi alokasi ada kenaikan yang
cukup signifikan yaitu sebesar Rp11.708.609.000,-. Kenaikan tersebut diperuntukkan untuk
pembiayaan peserta terutama untuk kegiatan Penyusunan Laporan Keuangan dan BMN, dimana
pada tahun 2017 pembiayaan tersebut hilang dikarenakan terbatasnya anggaran.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
26
14,403,473,000
26,112,082,000
14,280,127,000
24,467,891,455
2017 2018
ALOKASI REALISASI
Grafik 3. Perbandingan Alokasi dan Realisasi Anggaran 2017 dan 2018
Kenaikan alokasi dikarenakan adanya kenaikan belanja modal yang digunakan untuk
Renovasi serta pengadaan Meubelair Ruangan Biro Keuangan dan BMN, ULP dan LPSE.
Penyerapannya tidak mencapai 90%, hal ini dikarenakan dilakukan secara tender dan
mendapatkan harga terbaik sehingga dapat dikatakan efisiensi dalam hal pengadaan. Sedangkan
untuk penyerapan belanja barang sangat baik yaitu Rp.20.457.638.640,-(97.73%). Biro
Keuangan dan BMN melakukan antisipasi dari setiap stakeholder seperti identifikasi kegiatan
yang tidak perlu dan tidak dapat dilaksanakan menjadi kunci dalam rangka peningkatan daya
serap dan pelaksanaan kegiatan prioritas yang terlaksana secara optimal.
1. Sumber Daya ManusiaJumlah Pegawai Biro Keuangan dan BMN Sekretariat Jenderal sampai dengan Tanggal 31
Desember 2018 sebanyak 106 (seratus enam) pegawai dan dianalisa bahwa dari segi pendidikan
dan kepangkatan memiliki kualitas yang baik. Namun dari segi usia terlihat adanya ancaman
yang serius terkait keberlangsungan SDM di Biro Keuangan dan BMN. Dari total 106 pegawai
sebanyak 45% berusia 51 sd 60 tahun yang artinya dalam waktu 8 tahun kedepan jumlah SDM
di Biro Keuangan dan BMN akan berkurang hampir 50%. Berikut rinciannya :
a. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Usia
Tabel 6. Komposisi Pegawai Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah
1 21 – 30 9
2 31 – 40 27
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
27
3 41 – 50 24
4 51 - 60 46
Total 106
b. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Golongan
Tabel 7. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan
No Golongan Jumlah
1 Pengatur / IIc 3
2 Pengatur Muda Tk I / IId 1
3 Penata Muda / IIIa 14
4 Penata Muda Tk I / IIIb 51
5 Penata / IIIc 6
6 Penata Tk I / IIId 20
7 Pembina / IVa 8
8 Pembina Tk I / IVb 2
9 Pembina Utama Madya / IVc 1
Total 106
c. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Pendidikan
Tabel 8. Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 SLTP 1
2 SLTA 29
3 DIPLOMA III 9
4 S1 44
5 S2 23
Total 106
d. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 9. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki – Laki 49
2 Perempuan 57
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
28
Total 106
e. Komposisi SDM Biro Keuangan dan BMN Berdasarkan Jabatan
Tabel 10. Komposisi Pegawai Berdasarkan Jabatan
selain dari segi jumlah pegawai,
peningkatan kualitas SDM Biro Keuangan
dan BMN menjadi Fokus perhatian untuk
terus ditingkatkan. Proses peningkatan
kapasitas (capacity building) dan
pembangunan karakter (caracter
building) SDM menjadi hal yang mutlak
dilakukan karena berkembang tidaknya
suatu organisasi sangat dipengaruhi adanya kepedulian dan kualitas SDM dalam menggerakkan
organisasi. Dalam proses ini tentu dapat dilakukan dengan beragam cara, baik melalui
pendidikan dan pelatihan (diklat) berbasis kompetensi, tugas belajar, dan outbond atau pola
permainan, yang kesemuanya itu untuk meningkatkan performa SDM organisasi dalam
menjalankan tugasnya.
Adapun proses peningkatan kapasitas dan pembangunan karakter yang telah dilakukan
oleh Biro Keuangan dan BMN yaitu :
1. Melaksanakan capacity building dengan melibatkan seluruh pegawai Biro Keuangan
dan BMN di Malang, Jawa Timur
2. Memberikan kursus pelatihan International English Language Testing System kepada
20 orang pegawai
3. Internalisasi secara berkala nilai-nilai integritas, etika ASN, serta informasi lain yang
diperlukan pegawai dalam memperkaya pengetahuan pegawai.
4. Mengirimkan pegawai untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Bendahara
Pengeluaran APBN Angkatan I, II, III Tahun 2017
No Jabatan Jumlah
1 Struktural 16
2 Staf Pelaksana 83
3 Fungsional 7
Total 106
Gambar 7. Capacity Building tahun 2018
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
29
5. Mengirimkan pegawai untuk mengikuti Pelatihan dan Sertifikasi Peningkatan SDM
dalam rangka Pengadaan Barang/Jasa
Selain itu, dalam rangka meningkatkan motivasi pegawai di lingkungan Biro Keuangan
dan BMN dalam hal kinerja dan gaya hidup sehat untuk mendukung Germas. Satker Biro
Keuangan dan BMN memberikan reward kepada beberapa orang pegawai dengan 2 (dua)
kategori :
1. Diberikannya penghargaan Most Dedicated Employee 2018 kepada 1 (satu) orang
pegawai Biro Keuangan dan BMN dengan kriteria penilaian didasarkan pada nilai SKP
terbesar, kinerja dan integritas yang tinggi
Gambar 8. Sertifikat Reward kepada Pegawai dengan Kinerja Terbaik
2. Diberikannya penghargaan Most Healthy and Sporty Employee 2018 kepada 3 (tiga)
orang pegawai sebagai bentuk keterlibatan dalam penerapan pola hidup sehat,
penerapan K3 dan penerapan 5S.
Adapun progress aksi perubahan nyata Agent of Change Biro Keuangan dan BMN antara
lain sebagai berikut :
1. Pembinaan pengelolaan keuangan dalam hal tingkat kepatuhan terhadap penerbitan
kartu pengawasan pada kontrak yang dilakukan
2. Ajakan perilaku hidup sehat salah satunya dengan mendorong para pegawai untuk
melakukan peregangan setiap pukul 10.00 dan 14.00
3. Internalisasi salam sehat, revolusi mental bidang kesehatan dan aksi perubahan harian
pada pertemuan rakorstaf di lingkungan Biro Keuangan dan BMN
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
30
2. Sumber Daya AnggaranSeluruh Kegiatan Biro Keuangan dan BMN ini dibiayai dari DIPA Biro Keuangan dan
BMN Nomor : SP DIPA-024.01.1.465921/2018 tanggal 5 Desember 2017 sebesar
Rp.24.272.281.000,-. Namun dalam pelaksanaan tahun berjalan terjadi beberapa kali
Revisi DIPA, yaitu :
1. Revisi I pada tanggal 9 Februari 2018 dengan anggaran yang tercantum dalam DIPA
menjadi sebesar Rp24.122.281.000,- yaitu penyelesaian proses buka blokir anggaran
sebesar Rp.2.650.000.000,- yang digunakan untuk proses renovasi ruangan Biro
Keuangan dan BMN, ULP dan LPSE sekaligus pemindahan belanja Perjadin ke Pusat
Penanggulangan Krisis Kesehatan sebesar Rp.150.000.000,- yang digunakan untuk
penanggulangan Asmat
2. Revisi II tanggal 24 April 2018 dengan anggaran yang tercantum dalam DIPA menjadi
sebesar Rp25.622.281.000,- yaitu Biro Keuangan dan BMN mendapatkan tambahan
anggaran belanja modal sebesar Rp.1.500.000.000,- dari Pusat Kesehatan Haji yang
dipergunakan untuk penambahan biaya renovasi ruangan Biro Keuangan dan BMN,
ULP dan LPSE
3. Revisi III tanggal 7 September 2018 dengan anggaran yang tercantum dalam DIPA
menjadi sebesar Rp26.112.081.000,- yaitu Biro Keuangan dan BMN kembali
mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp.489.800.000,- dari Biro Perencanaan dan
Anggaran yang dipergunakan untuk Kelompok Kerja KPBU (Kerjasama Pemerintah
dan Badan Usaha) untuk pembanguan Tower A dan B Rumah Sakit Dharmais
Adapun optmalisasi dan efisiensi anggaran seperti tergambar dalam tabel berikut :
No. Output/komponen PAGU REALISASI SISA DANA %1 2035.951 (Layanan internal) 7,950,412,000 7,016,696,184 933,715,816 88.262 2035.955 (Layanan manajemen keuangan bidang kesehatan) 8,519,248,000 8,235,255,302 283,992,698 96.673 2035.956 (Layanan manajemen BMN bidang kesehatan) 6,445,157,000 6,042,010,040 403,146,960 93.744 2035.994 (Layanan perkantoran) 3,197,265,000 3,173,929,929 23,335,071 99.27
26,112,082,000 24,467,891,455 1,644,190,545 93.70TotalTabel 11. Alokasi dan Realisasi Anggaran Tahun 2018
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
31
3. Sumber Daya Sarana dan PrasaranaBerdasarkan Neraca Barang Milik Negara (BMN) Tahun Anggaran 2018, tampak bahwa
sumber daya sarana dan prasarana di Biro Keuangan dan BMN adalah sebagai berikut :
AKUN NERACA SALDO PER 31 DESEMBER 2018
Barang Konsumsi 139.738.800
Tanah 14.694.375.000
Peralatan dan Mesin 11.001.666.670
Gedung dan Bangunan 4.345.789.688
Jalan, Irigasi dan Jaringan 5.568.420.000
Aset Tetap dalam Renovasi 1.952.758.234
Aset Tetap Lainnya 213.525.000
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (413.231.166)
Aset Tak Berwujud 0
Akumulasi Amortisasi (1.954.151.571)
Aset Lain-lain 0
Akumulasi Penyusutan atas Aset Lainnya (7.862.169.655)
BMN Ekstrakomptabel 11.640.561
Akumulasi Penyusutan Ekstrakomptabel 0
TOTAL ASET 27.698.361.561
Tabel 12. Barang Milik Negara yang menjadi Aset Biro Keuangan dan BMN
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
32
D. ANALISA ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
% Pagu Awal Realisasi %
1Layanan ManajemenKeuangan BidangKesehatan
Persentase satker yang menyampaikanlaporan keuangan tepat waktu dan
berkualitas sesuai dengan SAP untukmempertahankan WTP (100%)
100% 1 Layanan 1 Layanan 100% 8,519,248,000 8,235,255,302 96.67%
Persentase nilai aset tetap yang telahmendapatkan Penetapan Status
Penggunaan (PSP) sesuai ketentuan(90%)
116%
Persentase pengadaan menggunakan e-procurement (100%) 98%
3 Layanan Internal Tersedianya Dukungan LayananManajemen 1 Layanan 1 Layanan 100% 7,950,412,000 7,016,696,184 88.26%
4 Layanan PerkantoranTersedianya Layanan Operasional
Perkantoran dan PemeliharaanPerkantoran
12 BulanLayanan 12 Bulan
Layanan 100% 3,197,265,000 3,173,929,929 99.27%
26,112,082,000 24,467,891,455 93.70%
6,445,157,000 6,042,010,040 93.74%
NO KEGIATAN
RENSTRA RKAKL
TARGET REALISASIoutput 2018 Anggaran 2018
Target Capaian
Total Pagu
1 Layanan Layanan1 100%2Layanan Manajemen BMNBidang Kesehatan
Tabel 13. Perbandingan Target Dan Capaian Indikator KinerjaBiro Keuangan Dan BMN Tahun 2018
Dari tabel diatas terlihat beberapa program cukup efektif dalam hal pencapaian hasil
dan serapan. Dari total anggaran sebesar Rp.26.112.082.000,- terealisasi sebesar
Rp.24.467.891.455,- (93,70%) dari realisasi tersebut seluruh target outputnya tercapai.
Selain itu dengan anggaran yang tersedia membuat para stake holder pengelola anggaran di
Biro Keuangan dan BMN mengalihkan penyerapan anggaran tersebut ke kegiatan-kegiatan
prioritas yang mendukung peningkatan indikator kinerja biro. Namun demikian di tahun-
tahun mendatang perlu dievaluasi efektifitas perencanaan anggaran tiap-tiap program yang
mendukung indikator kinerja agar lebih meningkat lagi.
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan anggaran tahun 2018 berjalan dengan efektif
untuk mendukung pencapaian kinerja, terbukti dengan capaian kinerja dapat memenuhi/
melebihi target dengan penggunaan dana/anggaran yang ada.
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
33
BAB IV
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. KESIMPULAN
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Keuangan dan BMN Tahun 2018
merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, kebijakan,
program dan kegiatan Biro Keuangan dan BMN kepada pimpinan (Sekretaris Jenderal) dan
seluruh stakeholders yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan khususnya di bidang Keuangan dan BMN.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja Biro Keuangan dan BMN cukup baik
dan efektif. Seluruh indikator mencapai target, bahkan melampaui target yang ditetapkan di TA
2018. Adapun hal-hal yang mendukung dan upaya Biro Keuangan dan BMN dalam pencapaian
target adalah:
1. Pelaksanaan proses likuidasi aset di lingkungan Kementerian Kesehatan dengan
mengoptimalkan dasar hukum yaitu Surat Edaran Sekretariat Jenderal Nomor
HK.03.03/II/345/2016 tanggal 18 Februari 2016 tentang Pelaksanaan Likuidasi di
lingkungan Kementerian Kesehatan;
2. Sosialisasi kebijakan-kebijakan terkait tata laksana keuangan, perbendaharaan dan
penyusunan laporan keuangan baik BLU maupun Non BLU yang berkesinambungan;
3. Koordinasi dengan unit organisasi yang memiliki kewenangan untuk
menyelenggarakan pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM bidang
pengelolaan keuangan dan anggaran;
4. Memberikan reward kepada satker untuk kategori satker dengan pengelolaan anggaran
terbaik di lingkungan Kementerian Kesehatan;
5. Sosialisasi intensif beberapa peraturan terkait pengelolaan BMN kepada satker di
lingkungan Kementerian Kesehatan baik tentang pelimpahan wewenang pengguna
barang, inventarisasi BMN ataupun RKBMN. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.02/MENKES/558/2016 tentang Pelimpahan sebagian wewenang Menteri
Kesehatan selaku Pengguna Barang dalam Pengelolaan Barang Milik Negara di
lingkungan Kementerian Kesehatan;
6. Sosialisasi kepada satker di lingkungan Kementerian Kesehatan dalam percepatan
proses revaluasi aset BMN
7. Pelatihan dan sertifikasi PBJ yang secara simultan dilaksanakan setiap tahunnya untuk
meningkatkan kualitas SDM pelaksana PBJ
8. Dilaksanakannya workshop monitoring dan evaluasi pengadaan barang dan jasa
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
34
9. Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pra DIPA 2017, e katalog dan lelang cepat
Namun demikian masih ada permasalahan yang terjadi yaitu :
1. Indikator Pertama
a. Kurangnya kualitas SDM dalam bidang akuntansi
b. Sistem aplikasi yang sering berubah dan perubahan sangat dekat waktunya dengan
jadwal rekon.
c. Adanya rotasi pengelola keuangan yang terlalu sering di beberapa satuan kerja
d. Kesalahan Penggunaan akun dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran
2. Indikator Kedua
a. Pendelegasian wewenang yang memungkinkan Satker melakukan Penetapan Status
Penggunaan di KPKNL Setempat.
b. Petugas SIMAK BMN baru dan belum berpengalaman sehingga terhambat dan atau
salah kewenangan pengajuan usulan PSP
c. Data dukung yang tidak lengkap
d. Anggaran untuk monitoring terhadap Satker yang capaian PSP nya rendah sangat
terbatas sehingga tidak semua Satker terpapar regulasi-regulasi baru mengenai PSP
3. Indikator Ketiga
a. Perencanaan dan pelaksanaan PBJ Pra DIPA masih belum optimal
b. Pembaharuan aplikasi RUP oleh LKPP yang menghambat pengisian RUP oleh
satker pada Triwulan I tahun 2017
c. Terlambatnya pelaksanaan PBJ yang disebabkan oleh terlambatnya penyiapan
dokumen PBJ dan kualitas dokumen PBJ
d. Pembahasan e catalogue bidang kesehatan di LKPP memakan waktu yang cukup
lama dikarenakan LKPP memerlukan bantuan teknis dari kementerian terkait
e. Tidak semua satker memiliki anggaran belanja modal
B. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut yang diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu:
1. Indikator Pertama
a. Memaksimalkan ketersediaan anggaran pada DIPA Biro Keuangan dan BMN untuk
kegiatan peningkatan kemampuan penyusun Laporan Keuangan
b. Pelaksanaan review Laporan Keuangan mulai dari level satker sampai dengan
Kementerian pada setiap periode pelaporan keuangan
c. Penyusunan dan sosialisasi Pedoman Akuntansi dan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja 2018Biro Keuangan dan BMN Kementerian Kesehatan
35
d. Rapat koordinasi dengan APIP, DAPK Kementerian Keuangan setiap triwulan
2. Indikator Kedua
a. Melakukan pertemuan tingkat satker dan sosialisasi regulasi-regulasi serta kebijakan
menyangkut proses usulan PSP
b. Melakukan pendampingan kepada satker yang tingkat capaian realisasi PSP nya
masih rendah
c. Membuat aplikasi yang berisi template PSP sehingga memudahkan Petugas SIMAK
untuk mengusulkan PSP serta mengurangi tingkat kesalahan usulan PSP
3. Indikator Ketiga
a. Berkoordinasi dengan LKPP untuk mengurangi updating aplikasi SIRUP di awal
tahun anggaran;
b. Membuat surat edaran dan koordinasi mengenai pengadaan barang/jasa melalui
proses lelang Pra DIPA kepada seluruh satuan kerja dan Unit Organisasi di
lingkungan Kemenkes;
c. Melaksanakan Sosialisasi dan koordinasi dengan para pelaku PBJ (KPA, PPK, PP
dan Pokja ULP) di lingkungan Kemenkes untuk mengurangi lelang ulang dan proses
gagal lelang.
) KEMENTERIANaI [E;[!fl',l^) rNDoNEsrA
SEKRETARIAT JENDERAL
BIRO KEUANGAN DAN BARANG MILIK NEGARA
PER.'AITT'IAIT XII|ER{,A TAIII'N 2018
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif,transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yangbertanda tangan di bawah ini:
NamaJabatan
Selanjutnya
NamaJabatan
Drs. Setyo Budi Hartono, MMKepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara
disebut PIHAK PERTAMA;
drg. Oscar Primadi, MPHSekretaris Jenderal
Selaku atasan PIHAK PERTAMA, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK PERTAMA beq'anji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnyasesuai Lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerjajangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumenperencErnaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerjatersebut menjadi tanggung jawab kami.
PIHAK KEDUA akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akanmelakukan evaluasi terhadap capaian kineq'a dari perjanjian danmengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberianpenghargaan dan sanksi.
PIHAK KEDUA,
Jakarta, Desember 2018
PIHAK PERTAMA,
196110201988031013Setyo Budi Hartono, MM19610509 1986031 001
Unit Organisasi Eselon IITahun
PER.'A.IT.,'IA!T XIITER^'A
: Biro Keuangan dan Barang Milik Negara: 2018
Ileglatan
Pembinaan pengelolaan administrasiKeuangan dan BMN
Anggaran
Rp.26.112.081.000,-
Sekretaris Jenderal
Jakarta, Desember 2018
Kepala Biro Keuangan dan BMN
-----J> -
\Zrtll/fttlDrs. S*!o Budi Hartono, MMNrP. 19610509 1986031 001
lYo. Sasaran Indikator Kinerja Target(1) (21 (3) (41
1 Meningkatnya KualitasPengelolaan Keuangandan Barang MilikNegara (BMN)Kementerian Kesehatansecara Efektif, Efisiendandipertanggungi awabkanSesuai Ketentuan
Persentase Satker yangmenyampaikan LaporarKeuangan tepat waktu danberkualitas sesuai denganStandar AkuntansiPemerintah (SAP) untukmempertahankan WTP
Persentase nilai aset tetapyang telah mendapatkanPenetapan StatusPenggunaan (PSP) sesuaiketentuan
Persentase PengadaanBarang/Jasa (e-procurem.ent) xsuaiketentuan
TOOo/o
9Oo/o
IOO/o
Oscar Primadi, MPH19611O201988031013
1.
NOIN
DIKA
TOR
CAPA
IAN
PERM
ASAL
AHAN
REKO
MEN
DASI
1Pe
rsen
tase
Sat
ker y
ang
men
yam
paik
anla
pora
n ke
uang
an te
pat w
aktu
dan
berk
ualit
as se
suai
den
gan
SAP
untu
km
empe
rtah
anka
n W
TP
100%
1. K
uran
gnya
Kua
litas
SDM
dal
am b
idan
g Ak
unta
nsi
2. S
erin
gnya
Rot
asi S
DM P
enge
lola
Keu
anga
n3.
Kes
alah
an P
engg
unaa
n Ak
un d
alam
per
enca
naan
dan
Pel
aksa
naan
ang
gara
n4.
Per
mas
alah
an re
valu
asi y
ang
belu
m tu
ntas
, dim
ana
pada
tahu
n m
enda
tang
dapa
t men
jadi
ham
bata
n da
lam
men
capa
i opi
ni W
TP
1. M
emak
simal
kan
kete
rsed
iaan
ang
gara
n pa
da D
IPA
Biro
Keu
anga
n da
n BM
Nun
tuk
kegi
atan
pen
ingk
atan
kem
ampu
an p
enyu
sun
Lapo
ran
Keua
ngan
2. P
elak
sana
an re
view
Lapo
ran
Keua
ngan
mul
ai d
ari l
evel
satk
er sa
mpa
i den
gan
Kem
ente
rian
pad
a se
tiap
perio
de p
elap
oran
keu
anga
n3.
Pen
yusu
nan
dan
sosia
lisas
i Ped
oman
Aku
ntan
si da
n Pe
nyus
unan
Lapo
ran
Keua
ngan
4. B
erko
ordi
nasi
deng
an A
PIP,
BPK
dan
DAP
K Ke
men
teria
n Ke
uang
an se
tiap
triw
ulan
2Pe
rsen
tase
nila
i ase
t tet
ap y
ang
tela
hm
enda
patk
an P
enet
apan
Sta
tus
Peng
guna
an (P
SP) s
esua
i ket
entu
an
90%
1. P
ende
lega
sian
wew
enan
g ya
ng m
emun
gkin
kan
Satk
er m
elak
ukan
Pen
etap
anSt
atus
Pen
ggun
aan
di K
PKNL
Set
empa
t2.
Pet
ugas
SIM
AK B
MN
baru
dan
bel
um b
erpe
ngal
aman
sehi
ngga
terh
amba
tda
n at
au sa
lah
kew
enan
gan
peng
ajua
n us
ulan
PSP
3. D
ata
duku
ng y
ang
tidak
leng
kap
4. A
ngga
ran
untu
k m
onito
ring
terh
adap
Sat
ker y
ang
capa
ian
PSP
nya
rend
ahsa
ngat
terb
atas
sehi
ngga
tida
k se
mua
Sat
ker t
erpa
par r
egul
asi-r
egul
asi b
aru
men
gena
i PSP
1. M
elak
ukan
per
tem
uan
tingk
at sa
tker
dan
sosia
lisas
i reg
ulas
i-reg
ulas
i ser
take
bija
kan
men
yang
kut p
rose
s usu
lan
PSP
2. M
elak
ukan
pen
dam
ping
an k
epad
a sa
tker
yan
g tin
gkat
capa
ian
real
isasi
PSP
nya
mas
ih re
ndah
3. M
embu
at a
plik
asi y
ang
beris
i tem
plat
e PS
P se
hing
ga m
emud
ahka
n Pe
tuga
sSI
MAK
unt
uk m
engu
sulk
an P
SP se
rta
men
gura
ngi t
ingk
at k
esal
ahan
usu
lan
PSP
3Pe
rsen
tase
pen
gada
an m
engg
unak
an e
-pr
ocur
emen
t10
0%1.
Pem
baha
ruan
apl
ikas
i RUP
ole
h LK
PP y
ang
men
gham
bat p
engi
sian
RUP
oleh
satk
er p
ada
Triw
ulan
I ta
hun
2018
2. A
dany
a ke
bija
kan
efisi
ensi
angg
aran
ber
dam
pak
pada
terja
diny
a le
lang
ula
ngda
n tid
ak te
rlaks
ana
3. T
erla
mba
tnya
pel
aksa
naan
PBJ
yan
g di
seba
bkan
ole
h te
rlam
batn
yape
nyia
pan
doku
men
PBJ
dan
kua
litas
dok
umen
PBJ
4. P
eren
cana
an d
an p
elak
sana
an P
BJ P
ra D
IPA
mas
ih b
elum
opt
imal
5. P
emba
hasa
n e
cata
logu
e bi
dang
kes
ehat
an d
i LKP
P m
emak
an w
aktu
yan
gcu
kup
lam
a di
kare
naka
n LK
PP m
emer
luka
n ba
ntua
n te
knis
dari
kem
ente
rian
terk
ait.
6. T
idak
sem
ua sa
tker
mem
iliki
alo
kasi
bela
nja
mod
al
1. B
erko
ordi
nasi
deng
an LK
PP te
rkai
t keb
ijaka
n up
datin
g ap
likas
i aga
r tid
akm
engh
amba
t pro
ses p
elak
sana
an P
BJ.
2. O
ptim
alisa
si pe
laks
anaa
n pe
ngad
aan
bara
ng/ja
sa P
ra D
IPA
tahu
n 20
19.
3. P
enin
gkat
an k
ualit
as S
DM te
rkai
t pem
aham
an d
an p
enyu
suna
n do
kum
en P
BJ4.
Mem
buat
ranc
anga
n pe
mbu
atan
apl
ikas
i PBJ
den
gan
mel
ibat
kan
tena
ga IT
di
lingk
unga
n Bi
ro K
euan
gan
dan
BMN
dan
Nara
sum
ber d
ari L
KPP.
5. S
osia
lisas
i dan
koo
rdin
asi d
enga
n pa
ra p
elak
u PB
J di l
ingk
unga
n Ke
men
kes
untu
k m
engu
rang
i lel
ang
ulan
g da
n pr
oses
gag
al le
lang
.6.
Pen
yusu
nan
ecat
alog
ue se
ctor
al d
i del
egas
ikan
ke
Kem
ente
rian
terk
ait
(Kem
nter
ian
Kese
hata
n) se
hing
ga ti
dak
perlu
men
ungg
u da
ri LK
PP7.
Mel
akuk
an a
dvok
asi k
epad
a pi
mpi
nan
untu
k m
endo
rong
pen
gelo
la P
BJm
elak
ukan
inov
asi d
alam
pro
ses P
BJ se
pert
i kon
trak
pay
ung,
pen
gada
anm
elal
ui e
cata
logu
e da
n/at
au e
pur
chas
ing
MAT
RIKS
INDI
KATO
R KI
NERJ
A KE
GIAT
AN T
AHUN
201
8BI
RO K
EUAN
GAN
DAN
BMN