ikhtisar · 2018-08-23 · kendari mengedukasi masyarakat dengan bimbingan teknis uji singkat kit...
TRANSCRIPT
IKHTISAR
Analisis Isu Publik merupakan hasil penginputan data melalui aplikasi survey analisis isi
media yang kemudian hasil penginputan data tersebut diolah dan dianalisis oleh Tim Analisis
Isu Publik. Rangkuman pernyataan-pernyataan, kebijakan maupun penjelasan pejabat
pemerintah daerah berdasarkan hasil pemantauan Tim melalui surat kabar yang terbit di
Sumatera Utara dan daerah lain yang menjadi wilayah kerja Balai Besar Pengembangan dan
Penelitian Komunikasi dan Informatika Medan. Dari hasil pemantauan tersebut dilakukan
penginputan data, pengolahan data dan analisis data yang menghasilkan suatu Policy Brief.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Balai Besar
Pengembangan dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP Kominfo) Medan telah
menerbitkan Kajian Policy Brief (Analisis Isu Publik). Terbitan ini merupakan hasil penginputan
data dari beberapa surat kabar yang terbit di wilayah kerja BBPSDMP Kominfo Medan yang
memberitakan mengenai kebijakan pemerintah daerah baik itu bidang Ekuin, Kesra dan
Polhukam. Hasil penginputan data kemudian diolah dengan menggunakan SPSS dan dilakukan
analisis.
Pada terbitan Survey Analisis Isu Publik bulan ini, data didapat dari hasil monitoring
media dalam pemberitaan surat kabar terbitan Sumatera Utara yakni Sinar Indonesia Baru,
Analisa, Waspada, Sumut Pos, dan Medan Bisnis.
Medan, Juni 2018
Kepala BBPSDMP Kominfo Medan,
Drs. Irbar Samekto, M.Si
NIP. 19620919 198903 1 001
TIM KAJIAN POLICY BRIEF/ ANALISIS ISU PUBLIK
BALAI BESAR PENGEMBANGAN DAN PENELITIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA MEDAN
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
2018
Pengarah Drs. Irbar Samekto, M.Si
Penanggung Jawab Budiman, S. Sos
Ketua Pelaksana Ratna, S.E, M.S
Wakil Ketua Pelaksana Hukeria Harianja, S.H, M.Hum
Sekretaris Drs. Asril
Penganalisis Budiman, S.Sos Ratna, SE, MS
Moh. Muttaqin, S.T, M.Eng
Pembahas Imron Pribadi, ST, M. Pd
Drs. Jonni Sitorus Drs. Ali Murtadha M. Arifin
Penanda Berita Hukeria Harianja, S.H, M.Hum
Drs. Asril
Penginput Data Pontas Halomoan
Hartalina, SS
Pengolah Data Laili Fahlia, S.E, S.Pd
Pengumpul Data Murniaty Rohana
Toga Panggabean
PENDAHULUAN
Balai Besar Pengembagan dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BBPSDMP
Kominfo) Medan adalah Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Penelitian dan
Pengembangan SDM yang berada dibawah dan tanggungjawab Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan SDM dan secara administratif dibina oleh Sekretaris Badan Penelitian dan
Pengembangan SDM. BBPSDMP Kominfo Medan mempunyai tugas melaksanakan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika serta
pengembangan kapasitas dan peningkatan akses masyarakat di bidang informasi dan
pengetahuan di wilayah perbatasan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 19 Tahun 2017
tanggal 28 September 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan Informatika, wilayah
kerja BBPSDMP Kominfo Medan meliputi tujuh provinsi yaitu: Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera
Utara, Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Kalimantan
Barat dan Provinsi Kalimantan Utara.
Sesuai dengan Visi dan Misi BBPSDMP Kominfo Medan, yaitu salah satunya
meningkatkan publikasi hasil-hasil pengkajian komunikasi dan informatika terutama di wilayah
perbatasan, maka dilakukan kajian dengan menggunakan aplikasi media monitoring terhadap
surat kabar terbitan Sumatera Utara dan daerah lain yang menjadi wilayah kerja BBPSDMP
Kominfo Medan dengan melakukan penginputan data, pengolahan data dan analisis data.
Diharapkan kajian ini akan dapat bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi
pemikiran bagi pemerintah daerah dalam penentuan kebijakan. Kajian dibagi menjadi tiga
bidang, yaitu Ekuin, Kesra dan Polhukam.
DAFTAR ISI
Halaman
IKHTISAR ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
TIM KAJIAN .......................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BIDANG
KESRA ............................................................................................................................ 2
EKUIN ............................................................................................................................ 6
POLICY BRIEF
Bulan Juni 2018
Tim Analisis Isu Publik
Balai Besar Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Komunikasi dan
Informatika Medan
Analisis isi (content analysis) adalah sebuah penelitian yang bersifat pembahasan
mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak pada media massa. Harold D.
Lasswell, pelopor metode ini menggunakan teknik symbol coding yakni mencatat lambang
atau pesan secara sistematis yang kemudian di interpretasi sehingga menjadi angka yang
terukur, yang pada akhirnya menghasilkan sebuah analisis yang terukur juga. Secara umum,
analisis isi merupakan sebuah metode yang meliputi semua analisis mengenai isi teks. Disis
lain analisis isi juga digunakan untuk mendeskripsikan pendekatan analisis yang khusus.
Holsti menjelaskan juga bahwa bahwa metode analisis isi adalah suatu teknik untuk
mengambil kesimpulan dengan mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan
secara objektif, sistematis dan generalis. Penjelasan metode diatas terkait dengan analisis isi
media menggambarkkan bahwa ragam berita media yang ada akan menjelaskan dan
menggambarkan sebuah opini masyarakat secara umum terkait dengan kondisi yang terjadi.
Kajian analisis isi juga memiliki tujuan tertentu, sesuai dengan target kajian yang diharapkan.
Dalam analisis isi yang dilakukan di lingkungan Balai Besar Pengembangan SDM dan
Penelitian Kominfo (BBPSDMP) Kominfo Medan ini, yang menjadi target analisis isi adalah
terkait dengan pemberitaan media cetak terhadap apa yang telah dan akan dilakukan
pemerintah daerah di wilayah kerja BBPSDMP Kominfo Medan. Kinerja pemerintah sebagai
objek pemberitaan di media dapat dinilai dari seluruh pemberitaan media yang tersebar
dengan menggunakan metode analisis isi media dengan membahas seluruh informasi tertulis
dan tercetak pada media massa yang terbit. Media massa baik cetak maupun online menjadi
sumber data dalam kajian analisis isi media ini. Sebagai syarat teknis agar data yang
digunakan reliable, maka pada kajian analisis isi media ini menggunakan seluruh populasi
media yang terbit pada daerah kajian yang direpresentasikan menggunakan sampel media
yang mewakili seluruh populasi media yang ada. Sedangkan yang menjadi unit analisis adalah
seluruh berita yang memuat informasi terkait dengan kebijakan yang telah dan akan dilakukan
pemerintah pusat dan daerah. Kajian analisis isi yang dilaksanakan ini membagi kategori
berita menjadi 3 (tiga) bidang yakni bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam),
Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) dan bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri (Ekuin).
BIDANG KESRA
Bidang Kesra kembali menjadi bidang berita yang paling dicermati oleh Tim Analisis
Isi Media Kajian Opini Publik BBPSDMP Kominfo Medan pada bulan Juni 2018.
Perbandingan persentase antar bidang berita ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Persentase bidang berita bulan Juni 2018
Gambar 1 menunjukkan bidang Kesra menjadi bidang dengan persentase pemberitaan
terbesar dengan persentase 40,6%, diikuti bidang Polhukam dengan persentase 39,8%,
kemudian bidang Ekuin dengan persentase terendah yaitu 19,5%. Persentase berita bidang
Kesra hanya terpaut sedikit dari bidang Polhukam, yaitu selisih 0,8% saja, sedangkan bidang
Ekuin terpaut cukup jauh.
PEMILIHAN TOPIK
Berita-berita yang masuk dalam bidang Kesra dikelompokkan dalam 13 topik. Namun
hanya ada sembilan topik yang muncul dalam pemberitaan di bulan Juni dengan komposisi
setiap topik seperti ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Komposisi topik berita bidang Kesra
40.6
19.5
39.8
1. Kesejahteraan Rakyat
2. Ekonomi, Keuangan, dan Industri
3. Politik, Hukum dan Keamanan
.8
7.8
.8
3.1
4.7
3.1
11.7
.8
3.1
3.1
.8
1.6
a. Pendidikan
b. Kesehatan
d. Kemiskinan
e. Kedaulatan Pangan
f. Lingkungan
g. Tenaga Kerja
h. Infrastruktur
i. Toleransi antarumat beragama
j. Kedaulatan energy (kelangkaan BBM,…
l. Pembangunan Desa
n. Bencana alam
o. Budaya
Berdasarkan Gambar 2, terdapat tiga topik dengan persentase komposisi yang cukup
besar yaitu topik infrastruktur (11,7%), topik kesehatan (7,8%), dan topik lingkungan (4,7%).
Dari keempat topik tersebut, topik infrastruktur dan topik lingkungan sangat sering muncul
sebagai topik teratas khas bidang Kesra, sedangkan topik kesehatan baru saja dipilih pada
edisi bulan lalu (Mei 2018). Namun dengan mempertimbangkan masih cukup jarangnya
mencuat masalah kesehatan, ditambah berita yang mengemuka di bidang kesehatan pada
bulan ini berbeda dengan bulan lalu, maka edisi ini akan memilih topik kesehatan untuk
dianalisis.
Berita yang paling menyita perhatian terkait topik kesehatan adalah penemuan bahan
makanan berbahaya oleh BBPOM dan tim gabungan (kepolisian, satpol PP, dinas peternakan,
dinas kesehatan, dinas perindustrian dan perdagangan, dan dinas perikanan dan kelautan)
selama Ramadhan dan sebagai persiapan menghadapi Hari Raya Idul Fitri. Beberapa jenis
makanan yang ditemukan dalam kondisi berbahaya adalah lengkong berformalin, tahu dengan
bahan pewarna berbahaya, daging busuk. Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius
mengingat di momen-momen Ramadhan dan jelang Idul Fitri, kebutuhan akan bahan pangan
dan konsumsinya di tengah-tengah masyarakat meningkat.
ANALISIS
Penjagaan kualitas pangan yang beredar di masyarakat adalah amanat Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Dalam Pasal 4 poin e dinyatakan bahwa salah satu
tujuan penyelenggaraan Pangan adalah untuk “meningkatkan nilai tambah dan daya saing
komoditas Pangan di pasar dalam negeri dan luar negeri”1. Lebih lanjut dalam Pasal 5 poin g
dinyatakan bahwa salah satu lingkup pengaturan penyelenggaraan pangan adalah
“pengawasan”2. Sementara ihwal pengawasan secara khusus diatur dalma Bab IX
(Pengawasan) Pasal 108 hingga 112 dengan sangat terperinci. Objek pengawasan pangan
sendiri adalah:
a. ketersediaan dan/atau kecukupan Pangan Pokok yang aman, bergizi, dan terjangkau oleh
daya beli masyarakat; dan
b. persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan serta persyaratan label
dan iklan Pangan.3
Lebih lanjut ayat (3) pada pasal yang sama menjelaskan pengawasan terhadap persyaratan
Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan serta persyaratan label dan iklan Pangan
untuk produk olahan menjadi kewenangan BPOM, sedangkan untuk produk segar menjadi
kewenangan lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan di bidang Pangan. Pasal
110 bahkan menjelaskan kewenangan teknis dalam pengawasan dan Pasal 112 menjelaskan
langkah yang dilakukan jika terjadi tindak pidana di bidang Pangan. Hal ini yang
menyebabkan meskipun kewenangan inti ada pada BPOM dan lembaga yang mengurus
urusan
1 UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Pasal 4 poin e. 2 UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Pasal 5 poin g. 3 UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Pasal 108 ayat (2).
pangan, namun inspeksi pasar sangat sering dilakukan dengan membentuk tim gabungan
(dinas terkait hingga penegak hukum). Hal ini karena seriusnya upaya perlindungan
masyarakat di bidang pangan yang diamanatkan undang-undang.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sendiri bergerak dengan dasar hukum
terbaru Peraturan Presiden No.80 Tahun 2017, memiliki kewenangan pengawasan terutama
pada kelompok pangan olahan (selain obat-obatan). BPOM mengontrol pangan olahan salah
satunya dengan izin edar. Namun jika pelanggaran terjadi pada jenis pangan segar, BPOM
akan berada di luar kewenangan untuk menindak. Untuk itu kolaborasi BPOM dan lembaga
pangan harus terus ditingkatkan, mengingat kedua jenis pangan ini memerlukan pengawasan
yang ketat sehingga tidak merugikan masyarakat, terlebih jenis pangan segar yang dijual
tanpa banyak proses administrasi oleh masyarakat secara umum. Kasus daging busuk seperti
yang diberitakan misalnya.
Masyarakat juga perlu mendapat edukasi yang cukup, misalnya mengenali ciri bahan
pangan berbahaya, dan tidak mudah tergiur dengan harga yang murah namun meminggirkan
kualitas mutu pangan yang dibeli. Bekal lainnya adalah kolaborasi pengawasan dengan
melibatkan masyarakat, misalnya dengan melaporkan praktek-prakter peredaran pangan yang
berbahaya kepada pihak berwenang sehingga peredarannya dapat ditekan. Aksi BPOM
kendari mengedukasi masyarakat dengan bimbingan teknis uji singkat kit dan teknik sampling
bahan pangan tes kit formalin, boraks, rhodamin B, dan methanil yellow4 merupakan salah
satu contoh yang baik untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pangan
berbahaya, baik pangan segar maupun pangan olahan.
KESIMPULAN
1. Pengawasan terhadap persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan
serta persyaratan label dan iklan Pangan merupakan salah satu amanat UU No. 18 Tahun
2012 tentang Pangan.
2. UU tersebut mengatur pengawasan terhadap persyaratan Keamanan Pangan, Mutu
Pangan, dan Gizi Pangan serta persyaratan label dan iklan Pangan menjadi kewenangan
BPOM (pangan olahan), dan lembaga pemerintah yang mengatur urusan Pangan (pangan
segar).
3. Menjual pangan olahan dengan mutu yang tidak layak lebih sulit karena adanya kontrol
izin edar dari BPOM, walaupun masih banyak pelanggaran izin edar pangan olahan.
Menjual pangan segar lebih mudah dan umum dilakukan, karena biasanya produknya
bersifat curah, sehingga pengawasannya lebih sulit dan kompleks.
Pengawasan pangan sebaiknya melibatkan masyarakat, melalui edukasi ciri bahan berbahaya,
mengenal pentinganya label dan cara pengecekannya, hingga
4 http://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/14555/BIMTEK-PASAR-AMAN-BAHAN-BERBAHAYA.html
4. kemampaun teknis menguji kandungan bahan berbahaya dalam makanan dengan cara
yang singkat dan sederhana.
BIDANG EKUIN
Dalam analisis isi media yang dilakukan BBPSDMP Kominfo Medan pada bulan Juni
2018 ini terlihat pada Gambar. 1 dibawah ini.
Gambar 1. Persentase Bidang Berita Bulan Juni 2018
Gambar. 1 menunjukkan bidang Kesra mendapat porsi pemberitaan terbesar yakni
40,6%, selanjutnya adalah bidang Polhukam dengan pemberitaan sebesar 39,8% dan bidang
Ekuin sebesar 19,5%.
Pada bidang Ekuin bulan Juni 2018 berita mengenai ekonomi mikro yakni perilaku
konsumen, industri, penentuan harga pasar dan produksi barang jasa mendapat persentase
sebesar 11,7%, pemberitaan mengenai ekonomi makro sebesar 4,7 % dan pemberitaan
mengenai pariwisata sebesar 2,3% seperti yang ditunjukkan oleh Gambar. 2 berikut ini.
Gambar 2. Komposisi topik berita bidang Ekuin
1. Bidang Berita
40,6
19,5
39,8
1. Kesejahteraan Rakyat
2. Ekonomi, Keuangan,dan Industri
3. Politik, Hukum danKeamanan
2.3
11.7
4.7
a. Pariwisata
b. Ekonomi Mikro(Perilaku konsumen,industry, penentuanharga pasar, produksibarang dan jasa)c. Ekonomi Makro(Pendapatan nasional,investasi, kesempatankerja dan inflasi)
Hasil Kajian Analisis Isi Medan bulan Juni 2018 bidang ekuin memunculkan beberapa
topik utama diantaranya topik yang berkaitan dengan ekonomi mikro, kegiatan pariwisata dan
ekonomi makro. Pada berita bidang ekuin, untuk sektor ekonomi mikro, sebagai bidang yang
paling dominan, pemberitaan media menyangkut masalah harga harga jual gas elpiji
bersubsidi 3 kilogram yang penjualannya melebihi harga eceran tertinggi. Disisi lain, yang
cukup mendapat pemberitaan adalah mengenai stabilnya harga kebutuhan pokok menjelang
hari raya Idul Fitri, termasuk komoditas cabai dan komoditas domestik lainnya menunjukan
bahwa stok dan pengawasan harga berjalan sebagaimana mestinya. Gas epiji 3 kilogram
misalnya, menjadi bahan perbincangan sebagian besar masyarakat karena dalam beberapa
minggu terakhir keberadaannya agak sulit ditemui. Harus diakui bahwa sejak diluncurkan, gas
elpiji 3 kilogram yang sering disebut elpiji melon rentan menemui permasalahan. Sebagai
produk yang disubsidi oleh pemerintah melalui Kementerian ESDM banyak pihak yang tidak
bertanggungjawab mengambil keuntungan pribadi dari produk subsidi ini. Akibatnya
kelangkaan produk, melonjaknya HET (harga eceran tertinggi) hingga issu pengoplosan selalu
mengemuka. Langkah dan kebijakan pemerintah untuk menertibkan pemberian subsidi agar
menjadi tepat akan dilakukan. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM IGN
Wiratmaja mengatakan bahwa skema penyaluran gas elpiji melon akan diubah mulai bulan
Maret 2018 dengan menggunakan sistem penyaluran tertutup melalui kartu sejahtera yang
diterbitkan Kementerian Sosial RI. Perubahan skema ini diharapkan mampu meningkatkan
indeks tepat sasaran penyaluran subsidi gas, khususnya pada keluarga miskin dan rentan
miskin. Perubahan kebijakan yang akan dilakukan pemerintah langsung berimbas pada
kondisi pasar, manakala munculnya kondisi langka hingga melambungnya harga pada gas
elpiji melon. Gambaran dan kondisi tersebut tergambar pada pemberitaan media yang
menyorot masalah keberadaan produk tersebut.
Pemberitaan mengenai ekonomi makro, dalam berbagai surat kabar cukup ramai
memberitakan mengenai penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia yang diharapkan
menjadi stimulus bagi pelaku ekonomi dalam geliat pasar yang lebih dinamis. Untuk topik
ekonomi makro, masalah pertumbuhan ekonomi pada beberapa daerah termasuk Provinsi
Aceh menjadi topik yang banyak diperbincangkan media. Pertumbuhan ekonomi Propinsi
Aceh terus mengalami kenaikan, walau masih sedikit lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi
beberapa provinsi di Sumatera. Hal ini disebabkan faktor faktor peningkatan pertumbuhan
ekonomi pada hampir sebagian besar daerah di Indonesia dipengaruhi beberapa hal. Faktor
internal akan sangat mendominasi diantaranya kegiatan panen raya pada sektor pangan,
perkembunan maupun produk industri manufaktur skala UMKM. Khusus untuk propinsi
Aceh, dapat dikatakan bahwa sektor pertanian menjadi sektor penyumbang pertumbuhan
ekonomi terbesar. Disisi lain upaya menjaga agar kuantitas dan kualitas pertanian pada
kawasan yang mengandalkannya menjadi motor pertumbuhan ekonomi harus tetap dijaga.
Upaya intensifikasi dan diservikasi produk pertanian dengan dukungan
teknologi diharapkan akan menjadikan sektor dan produk pertanian tetap terjaga dan
tetap menjadi sektor penyumbang ekonomi terbesar.
KESIMPULAN .
Berdasarkan pemaparan data kajian analisis isu publik edisi bulan Juni 2018 bidang
ekonomi, keuangan dan industri (ekuin) dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kelangkaan produk pokok, khususnya pada produk elpiji 3 kilogram yang mendapat
subsidi dari pemerintah masih menyisakan permasalahan klasik seperti kelangkaan
produk, melambungnya harga menyusul kebijakan penyaluran tertutup pada produk ini
oleh pemerintah sejak tahun lalu.
2. Pengembangan kawasan Danau Toba menjadi kawasan pariwisata dunia masih
menyisakan pekerjaan rumah seperti penataan lingkungan, peningkatan koordinasi antar
instansi dan stakeholder dan lainnya sebelum tercapainya tujuan kawasan Danau Toba
menjadi daerah tujuan utama pariwisata dunia
3. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera, khususnya di Provinsi Aceh
masih berfokus pada sektor tradisional yakni pertanian. Sektor sektor lain, seperti industri
dan manufaktur masih memiliki kontribusi yang tidak terlalu signifikan dalam
menyumbang pertumbuhan ekonomi.
REKOMENDASI
1. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
diharapkan meningkatkan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah, Pertamina Unit di
daerah untuk menertibkan penyaluran gas elpiji 3 kilogram sebelum sistem penyaluran
tertutup diberlakukan sejak tahun lalu.
2. Seluruh pihak yang menjadi stakeholder pengembangan kawasan danau toba menjadi
kawasan pariwisata kelas dunia diharapkan menggunakan kolaborasi pertimbangan
keilmuan dan peningkatan kapasitas pelayanan sebagai acuan dalam mengembangkan
kawasan ini menjadi daerah tujuan wisata kelas dunia.
3. Pemerintah Daerah, khususnya di Propinsi Aceh dan beberapa propinsi di pulau Sumatera
untuk mencoba mempertimbangkan sektor diluar sektor pertanian sebagai motor
penggerak ekonomi, disamping melakukan intensifikasi dan disertifikasi produk
pertanian untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
PENGOLAHAN DATA ANALISIS ISI MEDIA
BULAN JUNI 2018
1. Jenis Media
2. Nama Surat Kabar
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
1
100.0 1. Cetak
20.3
27.3
14.8
18.8
18.8
Analisa
Medan Bisnis
Sinar Indonesia Baru
Sumut Pos
Waspada
PENGOLAHAN DATA ANALISIS ISI MEDIA
BULAN JUNI 2018
3. Jenis Media
4. Nama Surat Kabar
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
1
100.0 1. Cetak
20.3
27.3
14.8
18.8
18.8
Analisa
Medan Bisnis
Sinar Indonesia Baru
Sumut Pos
Waspada
5. Format Berita
6. Sifat Berita
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0 64.1
.8.8
.8
33.6
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0
2. Deskriptif
3. Persuasif
4. Informatif
39.1
.8
60.2
7. Bidang Berita
8. Bidang Berita: Kesejahteraan Rakyat
40.6
19.5
39.8
1. Kesejahteraan Rakyat
2. Ekonomi, Keuangan,dan Industri
3. Politik, Hukum danKeamanan
.8
7.8
.83.1 4.7
3.1
11.7
.83.1 3.1
.8 1.6
9. Bidang Berita: Ekuin
10. Bidang Berita: Polhukam
2.3
11.7
4.7
a. Pariwisata
b. Ekonomi Mikro(Perilaku konsumen,industry, penentuanharga pasar, produksibarang dan jasa)
c. Ekonomi Makro(Pendapatan nasional,investasi, kesempatankerja dan inflasi)
c. Peredaran dan penyalah gunaan…
d. Terorisme
f. Pilkada
h. Peraturan Daerah
i. Ilegal fishing
l. e government
m. Kinerja aparatur
2.3
3.1
15.6
.8
.8
3.1
16.4
11. Topik Berita Menurut Kategori Pemerintah
12. Cakupan Permasalahan Dalam Berita
1.6
50.039.1
9.4
1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Provinsi.
3. PemerintahKabupaten/ Kota
4. Pemerintah Pusat danpemerintah daerah(prov/kab/ko)
1. Lokal 2. Regional 3. Nasional
64.1
29.7
6.3
13. Sumber Informasi Utama/Dominan Berita
14. Sumber Informasi Lainnya
15. Tone Berita Secara Keseluruhan
34.4
6.32.3
17.213.3
26.6
1. Eksekutif: Presiden, Wakil Presiden dst
2. Yudikatif: Pejabat Peradilan; JaksaAgung
3. Legislatif
4. Media: Wartawan itu sendiri.
5. Masyarakat: Anggota masyarakat,LSM, Tokoh masyarakat
6. Lainnya …...
30.5
7.8
2.3
24.2
10.2
25.0
16. Keberimbangan Berita
64.1
2.3
33.6 1. Mendukung (Positif)
2. Tidak mendukung(Negatif)
3. Tidak berpihak (Netral)
58.6
41.41. satusisi (One SideCoverage)
2. Liputan Dua Sisi (BothSide Coverage)