kit radiofarmaka 2

7
Tinjauan Pustaka Kit Diagnostik Berbasis Teknik lt{uklir dalam Penatalaksanaan Tuberkulosis Nanny Kartini Oekar Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiametri Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta Abstrak: Telah diketahui sejak lama bahwa tuberkulosis (fB) adalah penyakit infeksi yang dapat mematikan yang disebabkan oleh Mycobac'terium tuberculosis. TB adalah penyakit infeksi yang tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menginfeksi tulang, persendian, usus, kelenjar getah bening, tiroid, danjaringan otak. lndonesia menjadi negara peringkat ke tiga setelah China dan India dalam jumlah penderita TB terbanyalc di dunia. Sebenarnya, penyakit ini dapat disembuhkan dengan pengobatan yang cermat setelah dilakukan diagnosis yang tepat. Namun demikian deteksi penyakit yang membahayakan ini masih menghadapi berbagai kendala, yaitu prosedur diagnosis yang umurn sering memberikan penyirnpangan hasil (falsenegafive).Metode untukmengidentifikasi lokasi infeksi Mycobacteriawtubercalo- sis yang kemudiaa diikuti dengan pengobatan yang tepat, masih sangat diperlukan. Makalah ini memaparkan inovasi teknologi perangkat diagnostik baru yang mampu memberikan hasil yang sensitif, dan memberikan tingkat akurasi layanan kepada masyarakat, khususnya dalam memecahkan permasalahan kpsehatqn nasional terkait dengan penyakit TB yangmasih banyak di deri ta ralqtat Indonesia. Kala kanei: tuberkulosis, perangkat diagnostik, inovasi teknologi Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nornor: 10, Oktober 200E

Upload: dangsony-dang

Post on 10-Aug-2015

150 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kit Radiofarmaka 2

Tinjauan Pustaka

Kit Diagnostik Berbasis Teknik lt{uklirdalam Penatalaksanaan Tuberkulosis

Nanny Kartini Oekar

Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan RadiametriBadan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta

Abstrak: Telah diketahui sejak lama bahwa tuberkulosis (fB) adalah penyakit infeksi yangdapat mematikan yang disebabkan oleh Mycobac'terium tuberculosis. TB adalah penyakitinfeksi yang tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat menginfeksi tulang, persendian,usus, kelenjar getah bening, tiroid, danjaringan otak. lndonesia menjadi negara peringkat ketiga setelah China dan India dalam jumlah penderita TB terbanyalc di dunia. Sebenarnya,penyakit ini dapat disembuhkan dengan pengobatan yang cermat setelah dilakukan diagnosisyang tepat. Namun demikian deteksi penyakit yang membahayakan ini masih menghadapiberbagai kendala, yaitu prosedur diagnosis yang umurn sering memberikan penyirnpanganhasil (falsenegafive).Metode untukmengidentifikasi lokasi infeksi Mycobacteriawtubercalo-sis yang kemudiaa diikuti dengan pengobatan yang tepat, masih sangat diperlukan. Makalahini memaparkan inovasi teknologi perangkat diagnostik baru yang mampu memberikan hasilyang sensitif, dan memberikan tingkat akurasi layanan kepada masyarakat, khususnya dalammemecahkan permasalahan kpsehatqn nasional terkait dengan penyakit TB yangmasih banyakdi deri ta ralqtat Indonesia.Kala kanei: tuberkulosis, perangkat diagnostik, inovasi teknologi

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nornor: 10, Oktober 200E

Page 2: Kit Radiofarmaka 2

Kit Diagnostik Berbasis Teknik Nuklir dalam Penatalaksanaan Tuberkulosis

Diagnostic Kit Based on Nuclear Technique in The lVlanagementof Tuberculosis Diseases

Nanny Kartini Oekar

Nuclear Technology Centre for Matericl and RadiometryNational Nuclear Energy Agency, Jakarta

Abstyad: It has been long recognized that Tuberculosis (fB) is a common and deadly infectiousdisease caused by Mycobacterium tuberculosis. TB is an infections disease not only altacks lung,

but it may also infect bone, joints, intestines, Iymph node, thVroid and brain tissue. Indonesia

becomes the thiyd country after China and India with large numbers of patimls in the world.Actually, the disease is able to be eured with accurate medicationfollowing a utilizing suitcblediagnosis; however, the detection of this dangerous disease stillfoces several problems, the

caffent diagnosis procedure of TB often giing false negative results. Method to identify the

locatirn ofMycobacterium tuberculosis bacterial infection andfollowingwilh proper medication,the accarate diagnosis is still needed. This paper describes the innovation technologs &s o new

diagnostic modality to be able to aehieve sensitive result, and givingmore accurcte health service

to the communig,, especia.lly in solving nettional health problems related to TB disease whieh is stillsuffered by a large numbers ofthe Indonesian people.

Key wottls: tuberculosis, diagnostic modality innovation tecltnologt

Pendahuluan

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi kronisyang menjadi perhatian dunia karena tingginya jumlah temuankasus baru. Demikian pentingnya penyakit TB ini untukdiperhatikan, menyebabkan Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) menetapkan tanggal 24 iNdarct sebagai HariTirberkulosis Sedunia pada tahun 2003 bertepatan dengandicanangkannya kedaruratan global penyakit TB. Dibeberapa negara, penyakit yang disebabkan oleh balderiMy co b ac ter ium tub e rca losjs ini penyebarannya tidakterkendali dan meqjadipenyebab kematian nomor 3 setelahkardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan. tz

Setiap hari, sebarryak 50 ribuorangdi drmia rneninggalkarena penyakit TB, dengan rata-rata satu orang per detik.2Sepertiga pendufirk dunia saat ini terinfeksi bakteri TB dansetiap tahun sebanyak Sjuta orang penduduk dunia sakitkmena TB, dan angka ini cenderung terus meningkat. Indo-nesia hrada pada peringkat ketiga teftanyak penyumbangkasus TB di dunia setelah China dan India,ktarti sekitar582 ribu kasus setiap tahunnya. Angka kematian akibat TBdi Indonesia mencapai 140 ribu per tahun.ri

Untuk tahun 2006, WHO menetapkan prevalensi kasus

TB di Propinsi Jawa Barat 107 per 100 ribu penduduk, iniberaai ada sekitar 4 1 198 penderita baru TB. Angka prsvalensi

tersebut sangat tergantung pada cakupan penemuanpenderita banr, makin tinggr angka cakupan penemrum

Maj Kedold Indon, Volurn: 5& Nomor: lO, Oktober 2OO8

penderitabaru dan mendekati persentase target, krarti makinbaik metode yang digunakan. Pada tahun 2005, cakupanpenemuan penderita baru di Jabar adalah 68,2Vo dari target70o/oil;ntzSl02pnderrtabaruyangditemuidtZslre;btpatanlkota. Tinggi rendahnya penemuan p€nderita baru di suatuwilayah sangat berg:lntung padajumlah penduduk di wilayahtersebut. Makin padat penduduknya, angka tersebut makinrendah. Contohnya Kabupaten Bandung yang penduduknyarelatif padat, tahun 2005 baru mencapai 59,9yo.4

Penmntahlndon*iatelahbefi ekadmemerangiTBsejaklama Strategi penanganan langsungjangka pendek (DirectlyObserved Treatment Short-course/DOTS) sejak tahun 1995

teftuktitelahmenekan sebesar 50% jumlahpenderita TB diIndonesia. Pemerintah juga telah memberikan pengobatangratis bagi penderita dengan kandungan bakteri positif.Obat yang diberikan secara cuma-cuma tersebut yaitu darigolongan isoniazid rifampisfut, pirazinami{ streptomisi4 danetambutol yang diberikan s€cara kombinasi dan terus menerus

selama 6 sampai 9 bulan.5

Tiantangan bagi Para Peneliti

Sekitar 90% penderita yang terinfeksi olehMyc ob acte -rium tub erculo,rs tidak menunjukkan gejala (asymtomatic).Kelompok inilah yangdiklasifikasikan ke dalam infeksi TBlaten (LTBI), dan hanya sekitar 10% berubah menjadi penyakitTB. Namun dunikian, jika kasus ini tidak cepat ditangani,

Page 3: Kit Radiofarmaka 2

Kit Diagnostik Berbqsis Teknik Nuklir dqlam Penqtqlaksanaan Tuberkulosis

kematian dapat mencapai lebih dari 5Ao/o.2 Penberantasanpenyakit TB sargat bergantung pada keberhasilan cakupanpenemurn penderita baru. Metode yang telah digunakanuntuk menemukan penderita baru dengan cara pemeriksaan

laboratorium/mikrobiolag; (tes Mantoux, u1i apas sprtum),dan radiologi (Foto R6ntgen, MRI, C1:,Scan danUltrasonografi-Usc). Penderita TB paru sangat mudahditemukan dengan metode-metode tersebut, walaupunkadang-kadang memberikan hasil negatif patsu Junlahpenderita TB dan juga keberhasilan pengobatan sepertidijelaskan pada sebelumnya hampir semrumya didasarkanpadajumlah penderita TB-paru, karena penderita inilah yangrelatif lebih mudah ditemukan dan diobservasi denganmetode konvensionalyang dapat drla1rl':/rlan di rumah sakitdaerab afan puskesmas.2tr Di lain pihak, bakteri Mycobacte-riutn tuberculosis dapat menyerang dan menginfeksiberbagai bagian dan organ lain firbuh manusia sepeti tulangkelenjar getah bening kulit, persendian" otak dan sistem sarafpusat, usus, balrkan kelenjar tiroid.2,5'7,8Penyakit TB yangseperti inilah sering kali tidak dapat didiagnosis denganmetode konvensional maupun yang lebih modern sepertiMF.l, CT-Scan dan USG Semua metode diagnosis tersebutdidasarkan pada keadaan anatomis otgar\ yaitu ada atautidaknya kelainan jainganlorgan yang disebabkan olehinfeksi. Kelemahan metode tersebut menyebabkan tindaklanjut pengobatan dan penatalaksanaan penyakit TB di In-donesia kura *g maksimal karcna pengobatan TB menjaditidak terarah dan tidaktqat, sehingga pemberantasan TB dinegara kita mengalami ltafirflatmt.\s

Keadaan seprti tenebut menjadi tantangan bag1 panpeneliti yang bergerak di bidang kesehatan terutama penyakitinfeksi khususnya TB. Hal itu sekaligus menjadi peluangdalam mengembangkan kemampuan penelitian dan dayainovasinyaunhrk mencari suatu metodeyang lebih spesifik,yaitu metode yang didasarkan pada keberadaan bakteri TBdi dalam tubuh manusia. Berbagai penelitian dikembangkansejalan dengan kemajuan teknologi seperti metode Poly-merase Chain Reactioru @CR), ELISA dan RIA.'z

Telah diketahui bahwa perkembangan dan kemajuanKedokteran Nuklir ditentukan oleh tiga faktor utama yaitufasilitas/penlatan (kamera gamma), rdrofarntaka(untuk di-agnosis maupun terapi), dan sumber daya manusia yangkompeten di bidang tersebut. Ketiga faktor tersebut tidakdapat dipisahkan satu sama lain, kekurangan salah satufaktor menyebabkan kegiatan kedokteran nuklir tidak dapat

@alan dsngansemestinya. Kedokteran Nuklir sampai awaltahun 2005 tidak dapat berperanserta dalam mendiagnosispenyakit TB. Hal ini disebabkanbelum adanyaradiofarmakadi dunia termasuk Indonesiayang dapat digunakan untukdiagnosis penyakit tersebut.6-e

Mulai tahun 2004 di Fusat Teknologi Nuklir Bahan danRadiometri, BAIAN, Bandung mulai dilakukan penelitianuntuk mengembangkan suatu radiofarmaka yang dapatdigrrnakan sebagai kitdignosrik di kedokteran nuklir dalam

390

menentukanpenyakit TB secara lebih spesifft dari metodeyang telah ada. Ilasilnya diharapkan cakupan penemuanpenderita baru TB terutama yang infeksinya terjadi di luarpara atanpada organ dan jaringan tubuh yang zulit dijangkaudengan meto de yanglazimdigunakan dapat dilakukan.e10-r1

Radiofarmaka adalah sediaan farmasi mengandungradioaktif (radionuklida) yang digunakan untuk diagnosismaupunterapisuatupenyakit.Kitradiofarmakabaikdalarnkeadaan cair nnupun kering menrpakan suatu sediaan steril,tidak mengandung radioaktif, dan telah diformulasisedemikian rupa sehingga apabila dicampurkan denganradionuklida akan menghasilkan radiofarmaka bertandaradioisotop yang siap untuk digunakan di kedokteran nuklirsesuai dengan tujuannya. Sejauh ini radionuklida yangdigunakan untuk diagnosis adalah techietium-99m (ehTc)yang telah dipasarkan oleh PT.Batan Teknologi dalam bentukGenerator eeMo-%Tc. Apoteker Qtharmacist) di kedokterannuklir rumah sakit akan meracik kit-radiofarmaka denganlarutan radionuklida ehTc sezuai dengan petunjuk dibrosuryang dilampirkan dalam kit-radiofarmaka tadi. Radiofarmakayang telah bertanda radionuklida hTc tersebut diserahkankepada dokter spesialis kedokteran nuklir untuk disuntikl€nkepada pasien yangakan didiagnosis penyakitnya. Pene-lusuran penyakit dilakukan dengan kamera gamma yangdetektornya akan menangkap sinyaUradiasi sinar gammayang dipancarkan oleh radionuHida ee"Tc, sehingga keadaan

organ pasien dapat digambarkan pada monitor.e

Inovasi Kit Diagnostikuntuk TBPengobatan penyakit TB dengan obat-obatan yang

bersifat bakterisida terhadap M. tuberculosis baik darigolongan antibiotika maupun kemoterapetika didasarkanpadaffiagrmekarrisrne, GtaPi pnnxptryalnnpt xnnyaitrtobat tersebut akan berikatan secara kimiawi denganbakteriTB yang kemudian diikuti proses penghambatan kehidupanbakted. Betkenrbang dari haf terse&{, tin&ul pemikiranbahwabila salah satu di antara obat TB tersebut ditandai denganunsur radioalrtif dalam hal ini teknesium-99m, dan apabiladisuntikkan ke dalam tubuh penderita, maka obat TB tadiakanbertindak sebagai molekul pembawa radionuklida tech-netium-99mmenuju lokasi yangtepat tenpat te{adinyainfeksiTB. Karena adanya radiasi sinar-g dari teknesium-ggfi, makalokasi tersebut dapat dirunut dari luar tubuh dengan alatkameragamma-

Dalam pelaksanaan metode teknik nuklir, mutlak di-perlukan radiofarmaka yang spesifik Jang dapat terakumulasipada bakteri yang dituju {bacteria of interest). Dengandemikian lokasi terjadinya infeksi dapat diketahui lebih dinidan lebih akurat.'

Dari tahun 2004 telah mulai dilalarkan penelitian dalamupaya menandai obat anti TB tersebut dengan radionuklidaTc-99m. Etambutol adalah salah satu derivat etilen diaminy aita N, N' -di - i s o p r o py I e thy I e ne di awi n e yang diprediksi

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomorr 10, Oktoher 2008

Page 4: Kit Radiofarmaka 2

Kt Diagnostik Berbqsis Telcnik Nuklir dalam Penatalaksanaan Tuberkulosis

akan lebih mudah berikatan dengan atom Tc-99m danmembentuk kompleks ehTc-etambutol.6'tt Kegiatan Litbangtersebut sejalan dengan salah satu tujuan Sasaran UtamaBATAN di Bidang Bioteknologi dan Kesehatan tahun 2005

- 2010yaitu Pengendalian Penyakit Menular dan AplikasiKedokteranNuklir.3

Etambutol mempunyai sifat bakterisida melalui suatu

mekanisme biologis, apablla senyawa ini kontak dengan

bakteri TB, akan berikatan dengan asam mikolat yang ada dimembran sel M.tuberculosis. Asam mikolat berperan dalamproses pembentukan lipid untuk membangun membran sel

bakteri, sehingga dengan terikatnya etambutol pada asam

mikolat, maka pembentukan membran sel terhambat danperturnbutranbakteri berhenti. 12-14 Strulitur molekul etanrbutol

sebagai bahan asal digambmkan pada Gambar 1.

H5C2- CH. HN_ CH2 _ CH2 _ NH- CH_ C2H5llCH2-OH CH2-OH

Gambar 1. Struktur Molekul Etambutol {bahan asal)

Inovasiyang dilalcukan adalah mencoba unhrk mencarimetode atau teknik yang terbaik unflrk menandai senyawa

etambutol dengan radionuklida Tc-99m tanpa mengubahsifat biologisnya. Senyawa befiafida yang drhasllkan tetapmasihbersifalbakterisida, artinyamasih Gtap dapatberikatan

dengan bakteri TB, sehingga dapat digrrnakan sebagaiperunut untuk menentnka:r/menunjukkan lokasi bakteri M.tuberculosis yang berada dalam tubuh manusia. Setelahmenjadi senyawa bertanda, etambutol mempunyai mmusmolekul seperti terlihat pada Gambar 2.6

CHz- CHzl\

,z Nr N'czHs_HC ssm_^/ t"r_"r*u

I t ''\ I

CHz-O O- CHz

Gambar 2. Struktur Molekul Etambstol setelah Berikatandengan Tc-99m.

Penelitian tersebut saat ini telah menghasilkan formulayang baik dalam bentuk kit-kering radiofarmaka yang terdiddari dua buah vial. \[al pertama (A) b€risi SnClr.2{O sebagai

reduktor danvial ke-dua @) berisi etarnbutol sebagai ligan.Sediaan inilahyang siap untuk diproduksi dan didistnbusikanke rumah sakit ftedokteran nuklir). Apabila kedua isi vial tadisetelah dilarutkan kemudian dicampurkan dan ditambahilarutan ehTc-perteknetat, akan terbentuk sediaan radio-farmaka etuTc+tambutol yang siap untuk digun;akan.6'r0'rr'1s'r6

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 10, Oktober 2008

Perangkat medit baik be*entuk kit kering maupun kit-cair dari radiofarmaka etambutol tersebut dapat digunakanuntuk menelusuri keberadaan fuktei Mycob acterium tub er-culosis di dalam tubuh manusia setelah ditandai denganradionuklida ehTc, ditampilkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Kit Radiofarrnaka Etambutol Sebagai Kit Diag-nostik Untuk TB.17

Evaluasi Kit Diagnostik untukTBKit radiofarmaka etambutol seperti yang terpampang

pada Crambff 3, setelah diterima oleh nrmah sakit akan alitandai

dengan radionuklida teknesium-99m sezuai dengan pefimjukyang terhrlis dalambrozuryang dilampirkan dalamLt**t

Radiofarmakaee'Tc4tambutolrentpakanltt(perang-kat) diagnostikyang digunakan sr;crrra in vivo, dengan caradisuntikkan ke tubuh manusia secara intravena, karena ituharus memenuhi pelsyaratan sesni dengan pesyaratan obat

suntik. Untuk memenuhi hal tersebut maka produk hasilpenelitian harus melalui suatu evaluasi komprehensrf yangmeliputi aspekfisika kimia biologis/mikrobiologig pre-klinis,danklinis.

Evaluasi ftsika-kimiuKit radiofarmaka etambutol baik dalambentuk kering

ataa sair, dan juga sebagai sediaan radiofarmaka ee-Tc-

etambutol, harus:

r Berpenampilanbaik dan menarik, steril dan stabil daiamjan*,a wakhr lamabaik dalam penyimparan maupundalamtmnsportasi.

r Setelah ditandai dengan radionuklidaehTc memberikankemurnian radiokimia yang tinggi {>g0yo).

o Radiofarmaka (bertanda) yang terjadi tidak mempunyaiefektoksik, pH tidak mengganggupHdarah, dan meru-pakan sediaan yang dapat langsung digunakan olehdolcterke pasien.

o Strukfir molekul radiofarmaka bertanda hmus stabilselama proses penyidikan, sesuai dengan tujuannya.

o Selain itu karakteristik lainjuga perlu ditenhrkan sepertilipofilisitas, ikatan dengan ptotein plasma dan muatanlistrik

397

Page 5: Kit Radiofarmaka 2

Kit Diagnostik Berbasis Teknik Nuklir dalam Penatalaksanaan Tuberkulosis

Berpenampilan menarik

Kestatrilan padapenyimpanan

Kering, wama stabil Cair, wama stabil(serbuk putih) (cairan jernih)8 bulao (4 "C) 2 mnggl (-15 "C)

Proses evaluasi fisiko-kimia menglusilkan karakteristikseperti yang tertera pada Tabel I dan Tabel 2.

Tabel 1. Karakterisfik Kit Etambltol

Karakteristik Kit kering Kit cair

kit-etambutol yang belum bertanda radioaldif, dan senyawabertanda ee'Tc-etambutol terhadap bakleri TB. Ilasilnyadapat dilihat pada Gambar 4-a dan 4-b. Selain itu harusditentukan juga besarnya afinitas terhadap bakteri tersebutapabila dibandingkan dengan ee'Tc-perteknetat. Hal inibermakna untuk memberikan suatu kepastian bahwa yangmemberikan radiasi sinar gbenar-benar berasal dari senyawahTc-etambutol yang tet-uptake oleh bakteri bukan darihTcaerteknefat yang kemungkinan terbentuk kembali pada

saat sediaan tersebut dimasukkan ke dalam tubuh. Hasilnyadayat dilihat yada Gambar 5.

Gambar 4. Penentuan Daya Bakterisida MenggunakanBiakan Bakteri M. Tuberculoeis.tlal: Etambutol p€ngencerirn 0 kali, bl: 5 kal\ cl: l0kali, dl: 20 kali, el: 50 kali;b1:e{c-etambutol pengen-

ceran 0 kali, b2: 5 ka1i, c2: 10 ka1i, d2:20 kali, e2:Keterangan: Gambar 4-a: foto sebenarnya, 4-b: gambaran biakan

dilihat dari arah atasHijau '. warra medla tanpa pertumbuhan bakteriKuning : wama bakleri M.tuberculosis yangtumbrh

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 10, Oktober 2008

Bentlck Kit

pHKemurnian radiokimia (n:6-9)Lipofilisitas f"",) (n : 6)

Kit-kering Kit-cair

6,0-6,5 7,5-8,0

Ikatan dengan protein plasma (n=3)Muatan listrik (n:3)Kestabilan dalam penyimpanan

0,023*s,o1561,12+O,02o/o

negatif5 jam (temperatur kamar)

Pada Tabel 2 terlibat adanya prbedaan pH dari sediaanjadi %Tc-etzunbutolyang dihasilkan dari kitkering ( 6,0-6,5

) dengan dari kit cak (7,5-8,0). Keadaan ini terjadi karenakit-kering etambutol setelah melalui proses pengeringan(liofilisasi) sudah tidak mengandung air (diketahui pH airpro-mjeksi adalah sekitar 7,0) sehingga pH sediaan lebihasam. Hal ini menyebabkan sediaan yang teqadi setelahdicampur dengan vial A yang berisi reduktor SnCl, akanmemberikan pH yang lebih rendah dibandingkan sediaanehTc+tambutol yang berasal dari kit-cair.

Evaluasi Biologis

Evaluasi biologis dilakukan terhadap hewan coba baiktikus maupun mencit dengan strain tertentu. Evaluasibiologis menghasilkan karakteristik biologis radiofarmakaehTc-etambutol, seperti: biodistribusi, bload clearance, re-nql clearance, dantoksisitas. Semua evaluasi ini dilalokansesuai dengan *andaryangditentnkan oleh dokumen resmiuntuk radiofarmaka seperti Farmakope, Tekdok IAEA marryundokumen lain yang terkait.

Evaluasi Mikrohiologis

Karena tujuan dari radiofarmaka ini adalah untukmendeteksi peryakit TB dan dzsanya adaiah terjadinyaikatan denganbakteri TB. Oleh karena itu perlu dilakukansuatu evaluasi mikrobiologrs yang membuktikan bahwaradiofamaka ee'Tc-etarnbutol setelah teiadt perubahanstmktur molekulnya pada proses penandaan (Gambar 1 dan2), masih tetap memhrikan efekbakterisida lerhadap Myco-bacterium tuberculosis. Untuk mengetahui hal tersebut,dilalrukan penelitian membandingkan efek bekterisida danafinitas mikrobiologis dari etambutol sebagai bahanawal,

392

Tabel 2. Karakteristik Fisiko-kimia Sediaan'e-Tc-etambutol

I a2 blb2 cl c2 dl d2 el e2

Gzmbar 4-z

Page 6: Kit Radiofarmaka 2

Kit Diagnostik Berbasis Teknik Nuklir dalam Percatalaksanaan Tuberkulosis

't20

100

gao!Aan

$*o

tm

Gambar 5. Gambaran uptake ehTc-etambutol dan'hTc-Per-teknetat oleh Bakteri. rr'r5

Evaluasi he-klinis pada Eetvan Coba

Evaluasi pre-klinis dilakukff pada hewafl coba tikusyang sebelumnya telah diinfeksi dengan bakteiMycobac-terium tub erculosis. Suspensi bakteri dengankadar tertentudizuntikkan seara intra-muskular pada salah safir paha tikusputihjenis Wistar. Setelah itu diinkubasi selama 2-3 minggu.Apabila telah terjadi abses pada daerah penluntikkan,selanjutnya radiofarmaka hTc-etarributol disuntikkan melaluiveffr ekor, dan dilakukan penyidikan menggunakan kameragamma. I{asilnya dapat dilihat pada Gambar 6. 15

Etambutol merupakan abat yang sudah umumdigunakan unnrk pengobatan TB dengan dosis yang relatiftinggi ( 2-3 x 500 mg pff hari), sedangkan dalam bentuksenyawa bertanda ehTc-etambutol hanya mengandungetambutol sebanyak 3,5 mglkit.elT Senyawa bertanda tersebutkarena telah mengandung radionuklida ehTc tetap harusdilakukan uji toksisitas terhadap hewan uji berdasarkanprosedur yang disarankan oleh Farmakope Indcnesia. I{asilpercobaan memperlihatkan bahwa radiofarmaka eenTc-

Etambutol dapat digunakan pada manusia dengan dosis 10

-193 mCtlA,5 -1,5 mL (kadaretambutolnya3,5 mglkit)untukmendeteksi penyakit TB. Percobaan LDro pada mencitdiperoleh dengan dosis 2 mCi/ekor yang setara dengan 1 15

kali dosis lazim pada manusia.r6 Walaupun batas dosistertinggi yang dapat digunakan terhadap manusia sampai193 mC| tetapi norma-nonna proteksi radiasi tetap harusdipertimbangkan, yait:u pemakaian zat radioaktif harusseminimal mungkin tetapi tetap memberilcan hasil pencitraanyangmaksimal.e

Evaluasi klinisEvaluasi klinis dilaksanakanbekerja mma dengan dokter

di Bidang Kedokteran Nuklir Rumah Sakit Hasan Sadikin(RSHS) Bandung. Fr;benpa pasien volunter yangumuntryamenderita unknown-fever dan sakit pada ba$an-bagian

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 10, Oktober 200$

Gambar 6. Ilasil Evaluasi Pre-Klinis Radiofarmoko ehTc-

etambutol pada llewan Uji (tihrs putih JenisWistar).15Panah menanjuhkan akumalas i r adin akrtv ilas padadnerah infeksi.

tertentu dan sulit untuk didiagnosis melalui metodekonvensional, disuntik dengan radiofarmaka ehTc€tambutol

secara intravena Setelah satujam pasca injeksi kemudiandiperiksa dengan kamera gamma yang digabung dengan CT:Gamma Carnera Scsmrer (INFINIAHAWK-EYES). Salahsatu hasilnya dapat dilihat pada Gambar 7. t7

Pada Garnbar 7, terlihat bahwa radiofarmaka hTc-etambutol di dalam tubuh setelah disuntikkan dan dideteksidengan kamera gamma (lajurB) dapat menunjukan adanyainfeksi baldei M.tuberculosis lebih jelas dari pada apabiladideteksi dengan CT-Scan (lajut A). Galltt:eri'7 lajur C adalahhasil penggabungan antara hasil deteksi dengan sinar-X (CTL

Scaru) dan kamera gafirma. I{asil gambaran ini menjadikanhasil pencitaan lebih akurat, karena selain keberadaan infeksidapat diketahui lebih positifjuga lokasi infeksi itu dapatditunjukkan dengar tepat.

Keimpulan

Teknologi penandaan dengan radionuklida teknesium-99m dapat mengubah struktur molekul senyawa organikdalam hal ini senyawa etambutol yarrg tadifrya bersifatkhemoterapi untuk penyakit TB menjadi suatu senyawabertanda radioaktif hTc-etambntol yafrg dapat digunakansebagai kit-diagnostik penyakit TB, terutaffa TB yang sulitditentnkan flengan metode konvensional atau metode lainyangnon-nuklir.

Berhasilnya kiprah kedokteran nuklA dahm mendiag-nosis penyakitywrgbfuahayaini, diharapkan menghasilkanpersenase a:rgka cakupan penemuan penderita baru TB

Page 7: Kit Radiofarmaka 2

Kit Diagnostik Berbasis Teknik Nuklir dalam Penatalaksanaan Tuberkulosis

Gambar 7. IIasiI Pencitraan Penilerita Setelah I Jam Pasca Injeksi Radiofarmlk? hTc-etambutcl ilenganCT-Gamma Camera Scanner (INFINIA-IIAWK-EYES)

Keterangan: A; hasil pencitraan CT-scan, B: hasil pencitraan dengan kamera gamma; C: gabungan (fused) antara pencitreaftCT dan kamera gamma.

menjadi lebihtinggi dariyang telah dicapai selama ini. Selainitu penatalaksanrum penyakit TB, seperti pengobatan danpemantarum keberhasilan pengobatan dapat dilakukandengan lebih terarah dan tepat.

Daftar Pustaka

1. Hannanto G, Ngili Y, Kumzn tuberculosa yang kian resisten,Koran Pikiran Rakyat, 2003, November 20:24.

2. Aaonymous: Tuberculosis, 2008. Available at: htto:lleLwikipedia.ors/wikil Tuberculosis. Dirmduh tanggal 28 Mei 2008.

3- Badan Tenaga Nuklir Nasional: Pengendaliao Penyakit Menulardan Aplikasi Kedokteraa Nuklir. Dalam: Sasaran Utama BATANBidang Bioteknologi dan Kesehatan 2005-2010, Revisi 1, Juni;2007:19.

4. Nurlianti W, Yudiawan D, Tuberkulosis pentbunuh ketrgA HanafiPikiran Rakya! 2096, llarct 23;ll(kol.2),

5. Nurlianli W, Yudiawan D: Penderita baru TB di Jabar 41,198alang-Hzttztt PikiranRakya! 2006 Maret 23;11(kol l).

6. Kartini NO, Kustiwa, Isabela E: Pengembangan senyawa bertandaee'Tc-etambutol untuk diagnosis tuberkulosis; 1. Penandaanetambutol dengan radionuklida teknesium-99rn, Seminar NasionalSains dan Teknik Nuklir 2005, Puslitbang Teknik Nuklir, BatarlBaadung, 74-15 Juni 2005.

7. Puri MM, Douglas P, Arora VK: A Case of Tuberculosis of theThy,roid Gland. Med.J.Malaysi4 2002; 571'2: 237-9.

8. Rock RB, Olh M, Baker CA Molitcr TW, Peterson PK: CedralNervous System Tabercalosis: Palhogenesis aod Clinical Aspects-In: Clin. Mycrobiol. Rev., American Society for Mycrobiology,21,2, 2048:243-61.

9. Milo T: Nuclear Medicine Image Display Tehniques. In: Henkin

394

F.E, et.al.editors. Nuclear Medicine. Philadelphia, Pennsylvania:Mosby Inc.; 2006.p.213-4.Kartini NO, Kustiwa, Susilawati E: Pengembangan senyawabgffi ehTc-elambutol untuk diagnosis tuberkulosis: 2.Karakteristik fisiko-kimia dan mikrobiologis, Jurnal Sains danTeknologi Nuklir Indonesia, 2007, Februari; Ylil; 1 : 17 -27.Kartini NO, Nurlaila Z: Penandaan Siprofloksasin dan Etambutoldengan ee{c untuk Penyidikan Infeksi serta lJji Uptake dan DayaAntibaketrinya, Acta Pharmaceutica Indonesia, 2006 Desember;){{XI;4:131-6.Takayama I! Wang C, Besra GS: Patbway to Synthesis and Pro-cessing of Mycolic Acids in Mycobacteriuu tuberculosis. ln:Clin. Mycrobiol. Rev., American Society for Mycrobiology,I 8, I,2005:8 1 - 10 1.

Mycolic Acids, 2008. Available at". btto:l I er'.wikipedia.ors.lwiki/Mycolic acid. Diunduh tznggal 28 Mei 2008.Mycobacterium, 2008. Available at: http://en.wikipedia.orq/wiki/Mvcobacteriam. Diunduh tatggal 28 Mei 2008.Kartamihardja AH, Kartiri NO, Sugiharti RJ: Pencitraan denganRadionuklid kTc-Etambutol udrk Diagnosis Tuberkulosis EkstraPulmonal (Penelitian pada Hewan Percobaan), MajalahKedokteran Bandung, 2006; )C(XVIII; ?: 118,21.Sugiharti Rl Kartini NO, Sumpena Y: Uji Toksisitas Radiofarmaka

'hlc-Elamtrutol. Prosiding Serninar Nasional Sains dan TeknologiNuklir. 2007 Juli 17-18; PTNBR-BATAN, Bandung: 2OOl:334-9.Hanaftah AWs, Kaf,tili NO: ehTc-Ethambutol Radiopharmaceu-tical for Diagnosis of Tuberculosis (Profile and Its PreliminaryApplication), Bandung Medical Journal, 2007; XXXIX; 2:62-8.

@r,

10.

12.

13.

t4

t6

Maj Kedokt Indon, Volurn: 58, Nomor: 10, Oktober 20O8