ikan sapu-sapu

20
TUGAS KULTUR IKAN HIAS IKAN SAPU-SAPU OLEH: IKA RAHMA DEWI ( L 221 12 276 ) BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN PERIKANAN

Upload: ika-rahma-dewi

Post on 20-Jan-2016

2.070 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

deskripsi tentang ikan sapu-sapu

TRANSCRIPT

Page 1: ikan sapu-sapu

TUGAS

KULTUR IKAN HIAS

IKAN SAPU-SAPU

OLEH:

IKA RAHMA DEWI

( L 221 12 276 )

BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: ikan sapu-sapu

PENDAHULUAN

Ikan sapu-sapu atau ikan bandaraya adalah sekelompok ikan air tawar

yang berasal dari Amerika tropis yang termasuk dalam famili Loricariidae, namun

tidak semua anggota Loricariidae adalah sapu-sapu. Ikan ini dikenal sebagai

pemakan alga/"lumut" dan sangat populer sebagai ikan pembersih akuarium.

Dalam perdagangan ikan internasional ia dikenal sebagai plecostomus atau

singkatannya, plecos dan plecs. Di Malaysia orang menyebutnya "ikan bandaraya"

karena fungsinya seperti petugas pembersih kota ("bandar"). Di Indonesia, analogi

yang sama juga dipakai tetapi alatnya yang dipakai sebagai nama (sapu). Ikan ini

nyaris dapat hidup bersama dengan ikan akuarium apa saja dan diperdagangkan

dalam ukuran kecil atau sedang. Meskipun demikian, ia bisa tumbuh sepanjang 60

cm dan menjadi kurang aktif dan kurang bersahabat.

Ikan yang memiliki nama lokal Sapu sapu, Tokek, Sapu kaca ini berasal

dari Amerika Selatan dengan nama internasional Amazon sailfin catfish.

Liposarcus pardalis termasuk dalam familia loricariidae dan ordo siluriformes.

Warnanya hitam kecoklatan dengan kulitnya yang keras dan memiliki mulut yang

berbentuk seperti cakram serta  mempunyai 10 – 13 jari jari bercabang pada sirip

punggung.

Sapu-sapu merupakan ikan pemakan algae dan detritus. Ikan ini sering

dipakai sebagai ikan hias di akuarium sebagai pembersih kaca, oleh karena itu

sering juga dinamakan Sapu kaca. Sapu-sapu biasanya terdapat di perairan yang

tercemar  oleh bahan organik. Penyebaran ikan ini di Sungai Bengawan Solo

sangat luas mulai dari Solo Jawa Tengah hingga ke Gresik Jawa Timur, tetapi

paling banyak dijumpai di daerah Solo, Sragen, Lamongan yang perairannya

sudah banyak tercemar.

Ikan ini omnivora (pemakan segala) tapi biasanya mencari sisa-sisa

tumbuhan air di malam hari. Sebenarnya sapu-sapu mencakup banyak jenis

anggota Loricariidae, meskipun yang paling umum dikenal adalah Hypostomus

plecostomus. Karena banyaknya impor berbagai macam sapu-sapu, dan banyak

sekali yang belum diidentifikasi secara benar, disusunlah suatu daftar sapu-sapu

yang disebut nomor-L (L-number) untuk mencirikannya secara sementara.

Page 3: ikan sapu-sapu

1. Sistematika

Klasifikasi dan Deskripsi Ikan Sapu-sapu

Menurut Kotellat et al (1993), klasifikasi ikan sapu-sapu adalah

sebagai berikut:

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Ordo : Siluridea

Famili : Loricarinae

Genus : Hypostosmus

Hyposarcus

Spesies : Hypostosmus sp

Hyposarcus pardalis

Ikan sapu-sapu dari jenis Hyposarcus pardalis yang digunakan pada

penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Ikan sapu-sapu

Ikan sapu-sapu memiliki tubuh yang ditutupi dengan sisik keras

kecuali bagian perutnya, bentuk tubuh pipih, kepala lebar, mulut terletak

dibagian kepala dan berbentuk cakram, memiliki adifose fin yang berduri.

Semua sirip kecuali ekor selalu diawali dengan jari-jari keras. Sirip punggung

Page 4: ikan sapu-sapu

lebar dengan tujuh jarijari lemah (Hypostosmus sp) atau 10-13 jari-jari lemah

(Hyposarcus pardalis), warna tubuh cokelat atau abu-abu dengan bintik-

bintik hitam diseluruh tubuhnya (Kottelat et al 1993). Ikan sapu-sapu berasal

dari Amerika Selatan tepatnya dari Argentina Utara, Uruguay, Paraguay, dan

Brazil bagian Selatan yaitu di sungai Rio de Plate, Rio Paraguay, Rio Panama

dan Rio Uruguay (Kottelat et al 1993). Selain terdapat di kawasan Jakarta dan

sekitarnya, ikan sapu-sapu (Hyposarcus pardalis) sudah menyebar hingga di

kawasan Depok bahkan daerah Bogor dengan jumlah yang sangat besar

(Prihardhyanto 1995). Menurut Prihardhyanto (1995), keberadaan ikan sapu-

sapu diperairan umum di kawasan Jakarta dan sekitarnya tidak terlepas dari

aktivitas penggemar dan pembudidaya ikan hias yang mungkin tanpa sengaja

melepas jenis ikan tersebut di perairan umum.

Habitat asli ikan sapu-sapu adalah sungai dengan aliran air yang deras dan

jernih, tetapi dapat juga hidup di perairan tergenang seperti rawa dan danau

(Prihardyanto 1995). Ikan sapu-sapu dapat hidup di perairan dengan kadar

oksigen terlarut yang rendah, sehingga hanya sedikit spesies lain yang dapat

hidup di perairan tersebut (sampai hanya ikan sapu-sapu yang dapat bertahan

hidup). Jika diamati cara makan ikan sapu-sapu, gerakannya yang lambat dan

cenderung menetap di dasar perairan, dengan kemampuan hidup yang kuat,

ikan ini cenderung memiliki kandungan logam berat yang hampir sama

dengan lingkungan tempat hidupnya. Bila perairannya bersih, maka ikan ini

aman untuk dikonsumsi demikian juga sebaliknya. Berdasarkan ususnya yang

panjang dan tersusun melingkar seperti spiral, ikan sapu-sapu dapat

dikelompokkan ke dalam jenis ikan herbivora. Sedangkan berdasarkan relung

makannya yang luas maka ikan sapu-sapu dikelompokkan ke dalam jenis

eurifagik (ikan pemakan bermacam-macam makanan ) (Prihardhyanto 1995).

2. Biologi

Ikan sapu-sapu atau ikan bandaraya adalah sekelompok ikan air

tawar yang berasal dari Amerika tropis yang termasuk dalam famili

Loricariidae, namun tidak semua anggota Loricariidae adalah sapu-sapu.

Ikan ini dikenal sebagai pemakan alga/”lumut” dan sangat populer sebagai

ikan pembersih akuarium. Dalam perdagangan ikan internasional ia

Page 5: ikan sapu-sapu

dikenal sebagai plecostomus atau singkatannya, plecos dan plecs. Di

Malaysia orang menyebutnya “ikan bandaraya” karena fungsinya seperti

petugas pembersih kota (“bandar”). Di Indonesia, analogi yang sama juga

dipakai tetapi alatnya yang dipakai sebagai nama (sapu). Ikan ini nyaris

dapat hidup bersama dengan ikan akuarium apa saja dan diperdagangkan

dalam ukuran kecil atau sedang. Meskipun demikian, ia bisa tumbuh

sepanjang 60 cm dan menjadi kurang aktif dan kurang bersahabat.

Ikan sapu-sapu memiliki 2 alat pernafasan. Alat pernafasan yang pertama

adalah insang. Insang digunakan oleh ikan sapu-sapu saat berada di air

yang jernih. Alat pernafasan ikan sapu-sapu yang kedua adalah labirin.

Labirin adalah alat pernafasan binatang lumpur atau air yang keruh.

Karena memiliki 2 alat pernafasan, Ikan sapu-sapu dapat hidup di air dan

di lumpur.

Ikan ini omnivora (pemakan segala) tapi biasanya mencari sisa-sisa

tumbuhan air di malam hari. Sebenarnya sapu-sapu mencakup banyak

jenis anggota Loricariidae, meskipun yang paling umum dikenal adalah

Hypostomus plecostomus. Karena banyaknya impor berbagai macam

sapu-sapu, dan banyak sekali yang belum diidentifikasi secara benar,

disusunlah suatu daftar sapu-sapu yang disebut nomor-L (L-number) untuk

mencirikannya secara sementara.”

3. Morfologi

Ikan sapu-sapu memiliki tubuh yang ditutupi oleh sisik keras

kecuali bagian perutnya, bentuk tubuh pipih, kepala lebar, mulut terletak

dibagian kepala dan berbentuk cakram, memiliki adipose fin yang berduri

(Kottelat et al 1993). Semua sirip kecuali sirip ekor, selalu diawali dengan

jari-jari keras. Sirip punggung lebar dengan 7 jari-jari lemah (Hypostomus

sp) atau 10-13 jari-jari lemah (Hyposarcuc paradalis) (Kottelat et al

1993). Warna tubuh coklat atau abu-abu dengan bintik-bintik hitam di

seluruh tubuhnya.

kulit yang mengeras dengan bentuk mulut cakram. Menurut Sterba

(1983) in Sutanti (2005), kepala serta tubuh ikan sapu-sapu melebar dan

membentuk seperti panah. Batang ekor memanjang dan sirip punggung

Page 6: ikan sapu-sapu

lebar. Pada semua siripnya kecuali sirip ekor selalu diawali oleh duri

keras. Terdapat juga adipose fin yang terletak dekat dengan ujung batang

ekor yang ditutupi oleh kulit yang mengeras. Page et al. (1996) in Sutanti

(2005) mengatakan bahwa Sapu-sapu dapat mencapai panjang maksimum

50 cm. Ikan ini berasal dari perairan air tawar Amerika Selatan dan bagian

utara Amerika Tengah hingga Nikaragua.

4. Siklus Hidup/daur hidup

Ikan sapu-sapu akan matang secara seksual setelah usia 3 bulan atau lebih

(ukuran sekitar 10 cm, berat 60-100 gram). Menjelang reproduksi, ikan

sapu-sapu jantan akan berubah warna menjadi lebih gelap (hitam pekat).

Sebelum kawin, ikan sapu-sapu jantan akan mencari dasar air berpasir

pada kedalaman kurang dari 1 m sebagai tempat ideal sarang mereka.

Lokasi dengan vegetasi lebih disukai, agar sarang mereka tidak mudah

terdeteksi oleh predator. Ikan sapu-sapu jantan kemudian membuat lubang

dangkal berdiameter 30 cm untuk tempat mujair betina meletakkan telur.

Setelah sarang disiapkan, sapu-sapu jantan akan menjalankan aksinya

untuk meyakinkan sapu-sapu betina untuk mengikutinya kembali ke

sarang.

5. Persyaratan lingkup budidaya

Habitat asli ikan sapu-sapu adalah sungai dengan aliran air yang

deras dan jernih, tetapi dapat juga hidup di perairan tergenang seperti rawa

dan danau (Prihardyanto 1995). Ikan sapu-sapu dapat hidup di perairan

dengan kadar oksigen terlarut yang rendah, sehingga hanya sedikit spesies

lain yang dapat hidup di perairan tersebut (sampai hanya ikan sapu-sapu

yang dapat bertahan hidup). Jika diamati cara makan ikan sapu-sapu,

gerakannya yang lambat dan cenderung menetap di dasar perairan, dengan

kemampuan hidup yang kuat, ikan ini cenderung memiliki kandungan

logam berat yang hampir sama dengan lingkungan tempat hidupnya. Bila

perairannya bersih, maka ikan ini aman untuk dikonsumsi demikian juga

sebaliknya. Berdasarkan ususnya yang panjang dan tersusun melingkar

seperti spiral, ikan sapu-sapu dapat dikelompokkan ke dalam jenis ikan

herbivora. Sedangkan berdasarkan relung makannya yang luas maka ikan

Page 7: ikan sapu-sapu

sapu-sapu dikelompokkan ke dalam jenis eurifagik (ikan pemakan

bermacam-macam makanan ) (Prihardhyanto 1995).

Beberapa pleco tidak terlalu membutuhkan aquarium yang luas,

karena badan mereka yang agak kecil, namun aquarium kecil tidak cocok

untuk common pleco yang dapat tumbuh besar. Pleco hias cocok untuk

berada di aquarium aquascape  dengan tempat persembunyian yang cukup,

seperti kayu, pipa, dan berbagai hiding place yang lain. Memelihara pleco-

pleco ini tidak semudah memelihara common pleco, pleco-pleco ini tetap

membutuhkan filterasi dan aerasi yang baik agar terus bertahan hidup.

Beberapa contoh ikan sapu-sapu dan persyaratan lingkungan hidupnya:

Peckoltia compta atau Leopard Frog Pleco (L-134) 

Ikan sapu-sapu eksotik yang satu ini hidup baik dalam kondisi

parameter ph air 6 s/d 7,4 dengan temperatur berkisar dari 24 - 28 derajat

celcius dan dapat tumbuh sampai berukuran panjang 11 cm. Leopard frog

pleco akan tetap merasa nyaman dengan aquarium yang diberi sinar lampu

penerang selama ada tempat persembunyian yang ditata dengan bahan

kayu/bogwood dan juga ada nya arus kecil di aquarium dengan air yang

jernih sehingga pleco ini akan merasa seperti di habitat aslinya. Ikan yang

hidup di dasar permukaan ini adalah ikan yang tidak agresif terhadap ikan

lain, namun hanya sedikit memperebutkan daerah kekuasaan dengan

sesama jenisnya. Lebih dari satu jenis pleco yang seukuran dapat disatukan

bersamaan asalkan adanya penambahan tempat persembunyian bagi pleco-

pleco tersebut. Leopard frog pleco dapat dipelihara bersama dengan ikan

barb berukuran medium, ikan rainbow, dan hampir semua jenis dari ikan

tetra, dan rasboras. Ikan omnivora ini menyukai makanan berbahan

daging seperti bloodworm, jentik nyamuk yang telah dibekukan, juga

pellet berkualitas baik seperti tetra bits dan alga wafer.

Flash Pleco (L-204)

Ikan dengan sebutan ilmiah panaque ini dapat tumbuh hingga

berukuran 13 cm dan memiliki pola warna yang unik. Dengan coklat hitam

ke hitam pekat dan diselingi oleh strip lurus vertikal warna putih dan

kekuningan yang tipis yang dimulai dari bagian tubuh paling atas ke

Page 8: ikan sapu-sapu

bagian tubuh paling bawah. Ikan berpola makan si pemakan kayu ini harus

lebih banyak mendapat asupan sayur-sayuran seperti mentimun, wortel

rebus. Dan boleh sesekali diberikan makanan berbahan daging seperti

bloodworm namun dengan intensitas pemberian yang jarang, itu pun

dengan tujuan agar flash pleco berkelamin betina ini dapat membentuk

telur dalam tubuhnya. Dasar akuarium dapat berupa pasir ataupun

bebatuan yang bersudut tumpul agar tidak melukai ikan pleco tersebut, dan

juga perbanyak bogwood sebagai tempat bermain dan tempat bersembunyi

bagi flash pleco Flash pleco memiliki tempramen yang tidak agresif saat

masih berukuran kecil, namun akan agak teritoral disaat dewasa.

Zebra Pleco (L-46)

Ikan sapu-sapu hias eksotik yang dapat tumbuh dengan ukuran

panjang 7,5cm dan merupakan bagian dari family loricariidae, yaitu

keluarga ikan penghisap dan memiliki nomor urut ke 46 dalam daftar

klasifikasi L-number. Ikan nocturnal ini tentu akan aktif di saat senja

hingga pagi, dan sebagai ikan yang pemalu sebaiknya makanan diberikan

pada saat lampu penerang akuarium akan di matikan. Akuarium dapat

diberikan substrat berbatu dan berkayu seperti bogwood, dan beberapa

tanaman yang akan menyediakan udara segar bagi ikan tersebut. Tidak

seperti golongan loricariidae lainnya zebra pleco tidak terlalu menyukai

makanan berbahan sayur, sehingga sangat cocok jika diberikan makanan

dengan kandungan protein yang tinggi seperti bloodworm, artemia, kutu

air, jentik nyamuk yang sudah dibekukan sebelumnya.

Brushmouth Pleco (L_144)

Ikan sapu-sapu eksotik yang satu ini memiliki dua variant warna

yaitu black (original) dan albino. Juga memiliki dua jenis berbeda di jenis

ekornya ada yang berekor pendek dan berekor panjang (slayer). Ikan sapu-

sapu ini dapat tumbuh hingga berukuran 15 cm dan akan memiliki

semacam tanduk-tanduk halus di atas wajahnya bagi yang berkelamin

jantan, dan hanya ada sedikit tanduk bagi yang berkelamin betina. Pada

umumnya ikan brushmouth pleco ini dipelihara sebagai partner dari ikan

hias arowana. Sehingga bukan hanya pemanis bagi akuarium

Page 9: ikan sapu-sapu

pemeliharaan arowana namun juga sebagai pembersih lumut pada dinding

aquarium tersebut, mengingat ikan sapu-sapu ini memiliki pola makan

omnivora namun lebih membutuhkan banyak makanan berbahan sayuran.

Sehingga tumbuhan lumut sudah pasti menjadi santapan favoritenya setiap

hari. Anda dapat memberikan bloodworm, pelet berkualitas namun

sesekali boleh diberikan sedikit potongan mentimun yang telah diberi

pemberat seperti sendok agar mentimun yang telah di tusukan tersebut

berada didasar aquarium sehingga brushmouth pleco dapat dengan mudah

menghabiskannya. Sapu-sapu brushmouth ini mempunyai rentang

toleransi suhu yang lebar sehingga dapat beradaptasi di suhu kisaran 23 -

30 derajat celcius, namun pastikan jangan sampai terjadinya lonjakan atau

penurunan suhu air secara mendadak terlebih berpaut sejauh 5 derajat

celcius karena akan mengakibatkan ikan hias tersebut mengalami stres atas

perubahan suhu yang sangat cepat.

6. Pakan

Ikan sapu-sapu sering disebut juga ikan pleco. Ikan ini termasuk

ikan Omnivora dan termasuk ikan yang pendamai dengan ikan lain,

kecuali common pleco yang dapat melukai ikan pendamai yang lainnya.

Non hidup      : Algae wafer, sisa pakan ikan, ikan mati, mentimun yang

ditenggelamkan,etc.

Hidup             : Algae, kutu air, infusoria.

7. Sistem reproduksi

Ikan ini dapat dibedakan kelaminnya,apabila ikan ini sudah

berukuran dewasa. Biasanya dilihat dari kumis yang terlihat pada daerah

insang. Biasanya kumis jantan lebih panjang dari pada sang betina

8. Sistem pemijahan

Memijahkan pleco dapat dikatakan gampang-gampang susah.

Pleco biasa dipelihara dalam akuarium, demikian pula pemijahannya juga

dilakukan dalam akuarium. Ketika memijahkan pleco, perlu dilakukan

beberapa hal, yaitu :

Page 10: ikan sapu-sapu

Mengatur Pola Makan Induk (Diet)

Agar pemijahan pleco berhasil, induk pleco yang akan dipijahkan

sebaiknya menjalani pola makan atau diet yang teratur . Diet ini bertujuan

agar kebutuhan gizi dan vitamin tercukupi. Diet pleco dapat dilakukan

dengan cara mengombinasikan pakan dasar pleco dengan berbagai jenis

sayuran. Untuk pleco hebivora dan limnivora, diet ini tidak akan

mempengaruhi pola makan mereka, jenis diet yang diterapkan untuk

masing-masing jenis pleco sangat bervariasi, tergantung pada jenisnya.

Pleco omnivore tidak membutuhkan terlalu banyak protein dalam diet

mereka. Oleh karena itu, 22% diet protein sangat cocok untuk pleco

omnivore. Untuk pleco karnivora, diet makanan dapat berupa pakan beku

dan pakan hidup yang diberikan bersama pelet atau biasa yang

mengandung spirulina.

Penentuan Substrat

Pemilihan substrat pleco tergantung pada jenis pleco yang akan

dipijahkan, tetapi secara umum ada tiga jenis substrat dan tempat

pemijahan.persamaan dari ketiga jenis tersebut adalah pintu masuk. Pinstu

masuk substrat pleco sebaiknya berbentuk segi empat atau persegi panjang

yang ukurannya sesuai dengan ukuran sirip dada pleco jantan. Berikut

jenis substrat untuk pemijahan.

1. Substrat  jenis pertama  adalah sebuah gua yang tingginya sama dengan

tinggi pleco jantan, panjang 1,5 kali pleco jantan, dan lebar 0,5-1 kali

lebar sirip dada. Jenis ini sangat cocok untuk pleco yang tidak

menyukai cahaya yang berlebihan.

2. Substrat jenis kedua hamper sama dengan jenis pertama, tetapi lebih

luas.

3. Substrat jenis ketiga adalah substrat yang dibuat oleh pleco itu sendiri. 

Substrat jenis ini desainnya sangat sederhana. Sebuah gallon susu yang

dipotong dengan kedalaman 4 inci, bagian atasnya dibuang, dan bagian

bawahnya diisi kerikil akuarium yang kemudian setengah permukannya

ditutup dengan batu tulis. Pleco betina yang akan berpijah akan

membuat sebuah liang besar pada gallon. Kelemahan teknik ini adalah

Page 11: ikan sapu-sapu

lamanya waktu yang diperlukan oleh pleco jantan untuk menyadari

tempat tersebut. Oleh karena itu ditambahkan sebuah pipa PVC sebagai

alternative substrat.

Memilih dan Mengolonikan Induk

Pemilihan Induk : Pemilihan induk sangat menentukan keberhasilan

suatu pemijahan induk yang akan dipijah sebaiknya dipilih induk yang

telah dewasa. Membedakan pleco jantan dan betina tidaklah sulit. Pleco

jantan dewasa memiliki banyak detail pada bagian kepalanya bila

dibandingkan dengan pleco betina. Kepala pleco betina berbentukbulat

dan tidak banyak detailnya.

Pengolonian : Satu koloni pleco terdiri atas 1 jantan 2-5 betina. Dari

pengolonian tersebut akan diperoleh pasangan induk jantan dan betina.

Setelah diperoleh pasangan  induk pleco maka diproses pemijahan

dapat dilakukan.

Pemijahan :  Pemijahan pleco dilakukan dalam akuarium tersendiri. Di

dalam akuarium tersebut harus disediakan substrat yang sesuai dengan

jenis pleco. Kondisi air akuarium harus selalu jernih dan bersih. Air

akuarium sebaiknya diganti setiap satu minggu sekali. Biasanya pleco

akan berpijah pada minggu pertema mereka dimasukkan ke akuarium

pemijahan. Jika hal ini tidak terjadi, proses pemilihan induk dan

pemijahan dapat dilakukan lagi setelah 1 bulan.

9. Sistem pembesaran

Untuk ikan yang dibesarkan di kolam tanah, biasanya petani hanya

mengandalkan pakan alami berupa pemberian pupuk pada kolam sehingga

benih akan memakan beragam plankton yang tersedia di kolam tanah

tersebut. di aquarium, benih dapat diberi pakan cacing sutera blender.

setelah 2 minggu, ikan dapat diberi pakan cacing sutera utuh.

Fasekritis. di habitat aslinya, ikan ini sangat mudah berkembang

biak. faktanya, pembudidayaan relatif sulit karena pada fase ikan berumur

0 hari sampai 3 minggu masih perlu perhatian khusus.

Page 12: ikan sapu-sapu

10. Sistem panen

Panen dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga

ketinggian air tinggal 10 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat

seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga

memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari

saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang

halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari

lukanya ikan.

Page 13: ikan sapu-sapu

DAFTAR PUSTAKA

Aripiansah, yudha. 2013. Budidaya pleco. http://ikanpleco.blogspot.com/2013/

07/budidaya-pleco.html. Diakses pada Kamis, 12 Desember 2013, Pukul

15.23 WITA.

Gunawan, Denny. 2013. Perawatan ikan pleco. http://udangredcrystalbrushm

outhpleco.blogspot.com/. Diakses pada Kamis, 12 Desember 2013, Pukul

15.07 WITA.

Henra. 2010. Ikan sapu-sapu ikan omnivora. http://www.hendra-k.net/ikan-sapu-

sapu-ikan-omnivora.html. Diakses pada Kamis, 12 Desember 2013, Pukul

14.45 WITA.

Pradata, Reezki. 2012. Royal Pleco. http://www.zonaikan.com/2012/03/royal-

pleco-l190-panaque-nigrolineatus.html. Diakses pada Kamis, 12 Desember

2013, Pukul 14.56 WITA.

Salim, agus. 2013. Varietas Pleco. http://ofcbogor.blogspot.com/2013/02/varietas-

pleco.html. Diakses pada Kamis, 12 Desember 2013, Pukul 14.56 WITA.