ikan sapu-sapu
DESCRIPTION
deskripsi tentang ikan sapu-sapuTRANSCRIPT
TUGAS
KULTUR IKAN HIAS
IKAN SAPU-SAPU
OLEH:
IKA RAHMA DEWI
( L 221 12 276 )
BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
PENDAHULUAN
Ikan sapu-sapu atau ikan bandaraya adalah sekelompok ikan air tawar
yang berasal dari Amerika tropis yang termasuk dalam famili Loricariidae, namun
tidak semua anggota Loricariidae adalah sapu-sapu. Ikan ini dikenal sebagai
pemakan alga/"lumut" dan sangat populer sebagai ikan pembersih akuarium.
Dalam perdagangan ikan internasional ia dikenal sebagai plecostomus atau
singkatannya, plecos dan plecs. Di Malaysia orang menyebutnya "ikan bandaraya"
karena fungsinya seperti petugas pembersih kota ("bandar"). Di Indonesia, analogi
yang sama juga dipakai tetapi alatnya yang dipakai sebagai nama (sapu). Ikan ini
nyaris dapat hidup bersama dengan ikan akuarium apa saja dan diperdagangkan
dalam ukuran kecil atau sedang. Meskipun demikian, ia bisa tumbuh sepanjang 60
cm dan menjadi kurang aktif dan kurang bersahabat.
Ikan yang memiliki nama lokal Sapu sapu, Tokek, Sapu kaca ini berasal
dari Amerika Selatan dengan nama internasional Amazon sailfin catfish.
Liposarcus pardalis termasuk dalam familia loricariidae dan ordo siluriformes.
Warnanya hitam kecoklatan dengan kulitnya yang keras dan memiliki mulut yang
berbentuk seperti cakram serta mempunyai 10 – 13 jari jari bercabang pada sirip
punggung.
Sapu-sapu merupakan ikan pemakan algae dan detritus. Ikan ini sering
dipakai sebagai ikan hias di akuarium sebagai pembersih kaca, oleh karena itu
sering juga dinamakan Sapu kaca. Sapu-sapu biasanya terdapat di perairan yang
tercemar oleh bahan organik. Penyebaran ikan ini di Sungai Bengawan Solo
sangat luas mulai dari Solo Jawa Tengah hingga ke Gresik Jawa Timur, tetapi
paling banyak dijumpai di daerah Solo, Sragen, Lamongan yang perairannya
sudah banyak tercemar.
Ikan ini omnivora (pemakan segala) tapi biasanya mencari sisa-sisa
tumbuhan air di malam hari. Sebenarnya sapu-sapu mencakup banyak jenis
anggota Loricariidae, meskipun yang paling umum dikenal adalah Hypostomus
plecostomus. Karena banyaknya impor berbagai macam sapu-sapu, dan banyak
sekali yang belum diidentifikasi secara benar, disusunlah suatu daftar sapu-sapu
yang disebut nomor-L (L-number) untuk mencirikannya secara sementara.
1. Sistematika
Klasifikasi dan Deskripsi Ikan Sapu-sapu
Menurut Kotellat et al (1993), klasifikasi ikan sapu-sapu adalah
sebagai berikut:
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Ordo : Siluridea
Famili : Loricarinae
Genus : Hypostosmus
Hyposarcus
Spesies : Hypostosmus sp
Hyposarcus pardalis
Ikan sapu-sapu dari jenis Hyposarcus pardalis yang digunakan pada
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Ikan sapu-sapu
Ikan sapu-sapu memiliki tubuh yang ditutupi dengan sisik keras
kecuali bagian perutnya, bentuk tubuh pipih, kepala lebar, mulut terletak
dibagian kepala dan berbentuk cakram, memiliki adifose fin yang berduri.
Semua sirip kecuali ekor selalu diawali dengan jari-jari keras. Sirip punggung
lebar dengan tujuh jarijari lemah (Hypostosmus sp) atau 10-13 jari-jari lemah
(Hyposarcus pardalis), warna tubuh cokelat atau abu-abu dengan bintik-
bintik hitam diseluruh tubuhnya (Kottelat et al 1993). Ikan sapu-sapu berasal
dari Amerika Selatan tepatnya dari Argentina Utara, Uruguay, Paraguay, dan
Brazil bagian Selatan yaitu di sungai Rio de Plate, Rio Paraguay, Rio Panama
dan Rio Uruguay (Kottelat et al 1993). Selain terdapat di kawasan Jakarta dan
sekitarnya, ikan sapu-sapu (Hyposarcus pardalis) sudah menyebar hingga di
kawasan Depok bahkan daerah Bogor dengan jumlah yang sangat besar
(Prihardhyanto 1995). Menurut Prihardhyanto (1995), keberadaan ikan sapu-
sapu diperairan umum di kawasan Jakarta dan sekitarnya tidak terlepas dari
aktivitas penggemar dan pembudidaya ikan hias yang mungkin tanpa sengaja
melepas jenis ikan tersebut di perairan umum.
Habitat asli ikan sapu-sapu adalah sungai dengan aliran air yang deras dan
jernih, tetapi dapat juga hidup di perairan tergenang seperti rawa dan danau
(Prihardyanto 1995). Ikan sapu-sapu dapat hidup di perairan dengan kadar
oksigen terlarut yang rendah, sehingga hanya sedikit spesies lain yang dapat
hidup di perairan tersebut (sampai hanya ikan sapu-sapu yang dapat bertahan
hidup). Jika diamati cara makan ikan sapu-sapu, gerakannya yang lambat dan
cenderung menetap di dasar perairan, dengan kemampuan hidup yang kuat,
ikan ini cenderung memiliki kandungan logam berat yang hampir sama
dengan lingkungan tempat hidupnya. Bila perairannya bersih, maka ikan ini
aman untuk dikonsumsi demikian juga sebaliknya. Berdasarkan ususnya yang
panjang dan tersusun melingkar seperti spiral, ikan sapu-sapu dapat
dikelompokkan ke dalam jenis ikan herbivora. Sedangkan berdasarkan relung
makannya yang luas maka ikan sapu-sapu dikelompokkan ke dalam jenis
eurifagik (ikan pemakan bermacam-macam makanan ) (Prihardhyanto 1995).
2. Biologi
Ikan sapu-sapu atau ikan bandaraya adalah sekelompok ikan air
tawar yang berasal dari Amerika tropis yang termasuk dalam famili
Loricariidae, namun tidak semua anggota Loricariidae adalah sapu-sapu.
Ikan ini dikenal sebagai pemakan alga/”lumut” dan sangat populer sebagai
ikan pembersih akuarium. Dalam perdagangan ikan internasional ia
dikenal sebagai plecostomus atau singkatannya, plecos dan plecs. Di
Malaysia orang menyebutnya “ikan bandaraya” karena fungsinya seperti
petugas pembersih kota (“bandar”). Di Indonesia, analogi yang sama juga
dipakai tetapi alatnya yang dipakai sebagai nama (sapu). Ikan ini nyaris
dapat hidup bersama dengan ikan akuarium apa saja dan diperdagangkan
dalam ukuran kecil atau sedang. Meskipun demikian, ia bisa tumbuh
sepanjang 60 cm dan menjadi kurang aktif dan kurang bersahabat.
Ikan sapu-sapu memiliki 2 alat pernafasan. Alat pernafasan yang pertama
adalah insang. Insang digunakan oleh ikan sapu-sapu saat berada di air
yang jernih. Alat pernafasan ikan sapu-sapu yang kedua adalah labirin.
Labirin adalah alat pernafasan binatang lumpur atau air yang keruh.
Karena memiliki 2 alat pernafasan, Ikan sapu-sapu dapat hidup di air dan
di lumpur.
Ikan ini omnivora (pemakan segala) tapi biasanya mencari sisa-sisa
tumbuhan air di malam hari. Sebenarnya sapu-sapu mencakup banyak
jenis anggota Loricariidae, meskipun yang paling umum dikenal adalah
Hypostomus plecostomus. Karena banyaknya impor berbagai macam
sapu-sapu, dan banyak sekali yang belum diidentifikasi secara benar,
disusunlah suatu daftar sapu-sapu yang disebut nomor-L (L-number) untuk
mencirikannya secara sementara.”
3. Morfologi
Ikan sapu-sapu memiliki tubuh yang ditutupi oleh sisik keras
kecuali bagian perutnya, bentuk tubuh pipih, kepala lebar, mulut terletak
dibagian kepala dan berbentuk cakram, memiliki adipose fin yang berduri
(Kottelat et al 1993). Semua sirip kecuali sirip ekor, selalu diawali dengan
jari-jari keras. Sirip punggung lebar dengan 7 jari-jari lemah (Hypostomus
sp) atau 10-13 jari-jari lemah (Hyposarcuc paradalis) (Kottelat et al
1993). Warna tubuh coklat atau abu-abu dengan bintik-bintik hitam di
seluruh tubuhnya.
kulit yang mengeras dengan bentuk mulut cakram. Menurut Sterba
(1983) in Sutanti (2005), kepala serta tubuh ikan sapu-sapu melebar dan
membentuk seperti panah. Batang ekor memanjang dan sirip punggung
lebar. Pada semua siripnya kecuali sirip ekor selalu diawali oleh duri
keras. Terdapat juga adipose fin yang terletak dekat dengan ujung batang
ekor yang ditutupi oleh kulit yang mengeras. Page et al. (1996) in Sutanti
(2005) mengatakan bahwa Sapu-sapu dapat mencapai panjang maksimum
50 cm. Ikan ini berasal dari perairan air tawar Amerika Selatan dan bagian
utara Amerika Tengah hingga Nikaragua.
4. Siklus Hidup/daur hidup
Ikan sapu-sapu akan matang secara seksual setelah usia 3 bulan atau lebih
(ukuran sekitar 10 cm, berat 60-100 gram). Menjelang reproduksi, ikan
sapu-sapu jantan akan berubah warna menjadi lebih gelap (hitam pekat).
Sebelum kawin, ikan sapu-sapu jantan akan mencari dasar air berpasir
pada kedalaman kurang dari 1 m sebagai tempat ideal sarang mereka.
Lokasi dengan vegetasi lebih disukai, agar sarang mereka tidak mudah
terdeteksi oleh predator. Ikan sapu-sapu jantan kemudian membuat lubang
dangkal berdiameter 30 cm untuk tempat mujair betina meletakkan telur.
Setelah sarang disiapkan, sapu-sapu jantan akan menjalankan aksinya
untuk meyakinkan sapu-sapu betina untuk mengikutinya kembali ke
sarang.
5. Persyaratan lingkup budidaya
Habitat asli ikan sapu-sapu adalah sungai dengan aliran air yang
deras dan jernih, tetapi dapat juga hidup di perairan tergenang seperti rawa
dan danau (Prihardyanto 1995). Ikan sapu-sapu dapat hidup di perairan
dengan kadar oksigen terlarut yang rendah, sehingga hanya sedikit spesies
lain yang dapat hidup di perairan tersebut (sampai hanya ikan sapu-sapu
yang dapat bertahan hidup). Jika diamati cara makan ikan sapu-sapu,
gerakannya yang lambat dan cenderung menetap di dasar perairan, dengan
kemampuan hidup yang kuat, ikan ini cenderung memiliki kandungan
logam berat yang hampir sama dengan lingkungan tempat hidupnya. Bila
perairannya bersih, maka ikan ini aman untuk dikonsumsi demikian juga
sebaliknya. Berdasarkan ususnya yang panjang dan tersusun melingkar
seperti spiral, ikan sapu-sapu dapat dikelompokkan ke dalam jenis ikan
herbivora. Sedangkan berdasarkan relung makannya yang luas maka ikan
sapu-sapu dikelompokkan ke dalam jenis eurifagik (ikan pemakan
bermacam-macam makanan ) (Prihardhyanto 1995).
Beberapa pleco tidak terlalu membutuhkan aquarium yang luas,
karena badan mereka yang agak kecil, namun aquarium kecil tidak cocok
untuk common pleco yang dapat tumbuh besar. Pleco hias cocok untuk
berada di aquarium aquascape dengan tempat persembunyian yang cukup,
seperti kayu, pipa, dan berbagai hiding place yang lain. Memelihara pleco-
pleco ini tidak semudah memelihara common pleco, pleco-pleco ini tetap
membutuhkan filterasi dan aerasi yang baik agar terus bertahan hidup.
Beberapa contoh ikan sapu-sapu dan persyaratan lingkungan hidupnya:
Peckoltia compta atau Leopard Frog Pleco (L-134)
Ikan sapu-sapu eksotik yang satu ini hidup baik dalam kondisi
parameter ph air 6 s/d 7,4 dengan temperatur berkisar dari 24 - 28 derajat
celcius dan dapat tumbuh sampai berukuran panjang 11 cm. Leopard frog
pleco akan tetap merasa nyaman dengan aquarium yang diberi sinar lampu
penerang selama ada tempat persembunyian yang ditata dengan bahan
kayu/bogwood dan juga ada nya arus kecil di aquarium dengan air yang
jernih sehingga pleco ini akan merasa seperti di habitat aslinya. Ikan yang
hidup di dasar permukaan ini adalah ikan yang tidak agresif terhadap ikan
lain, namun hanya sedikit memperebutkan daerah kekuasaan dengan
sesama jenisnya. Lebih dari satu jenis pleco yang seukuran dapat disatukan
bersamaan asalkan adanya penambahan tempat persembunyian bagi pleco-
pleco tersebut. Leopard frog pleco dapat dipelihara bersama dengan ikan
barb berukuran medium, ikan rainbow, dan hampir semua jenis dari ikan
tetra, dan rasboras. Ikan omnivora ini menyukai makanan berbahan
daging seperti bloodworm, jentik nyamuk yang telah dibekukan, juga
pellet berkualitas baik seperti tetra bits dan alga wafer.
Flash Pleco (L-204)
Ikan dengan sebutan ilmiah panaque ini dapat tumbuh hingga
berukuran 13 cm dan memiliki pola warna yang unik. Dengan coklat hitam
ke hitam pekat dan diselingi oleh strip lurus vertikal warna putih dan
kekuningan yang tipis yang dimulai dari bagian tubuh paling atas ke
bagian tubuh paling bawah. Ikan berpola makan si pemakan kayu ini harus
lebih banyak mendapat asupan sayur-sayuran seperti mentimun, wortel
rebus. Dan boleh sesekali diberikan makanan berbahan daging seperti
bloodworm namun dengan intensitas pemberian yang jarang, itu pun
dengan tujuan agar flash pleco berkelamin betina ini dapat membentuk
telur dalam tubuhnya. Dasar akuarium dapat berupa pasir ataupun
bebatuan yang bersudut tumpul agar tidak melukai ikan pleco tersebut, dan
juga perbanyak bogwood sebagai tempat bermain dan tempat bersembunyi
bagi flash pleco Flash pleco memiliki tempramen yang tidak agresif saat
masih berukuran kecil, namun akan agak teritoral disaat dewasa.
Zebra Pleco (L-46)
Ikan sapu-sapu hias eksotik yang dapat tumbuh dengan ukuran
panjang 7,5cm dan merupakan bagian dari family loricariidae, yaitu
keluarga ikan penghisap dan memiliki nomor urut ke 46 dalam daftar
klasifikasi L-number. Ikan nocturnal ini tentu akan aktif di saat senja
hingga pagi, dan sebagai ikan yang pemalu sebaiknya makanan diberikan
pada saat lampu penerang akuarium akan di matikan. Akuarium dapat
diberikan substrat berbatu dan berkayu seperti bogwood, dan beberapa
tanaman yang akan menyediakan udara segar bagi ikan tersebut. Tidak
seperti golongan loricariidae lainnya zebra pleco tidak terlalu menyukai
makanan berbahan sayur, sehingga sangat cocok jika diberikan makanan
dengan kandungan protein yang tinggi seperti bloodworm, artemia, kutu
air, jentik nyamuk yang sudah dibekukan sebelumnya.
Brushmouth Pleco (L_144)
Ikan sapu-sapu eksotik yang satu ini memiliki dua variant warna
yaitu black (original) dan albino. Juga memiliki dua jenis berbeda di jenis
ekornya ada yang berekor pendek dan berekor panjang (slayer). Ikan sapu-
sapu ini dapat tumbuh hingga berukuran 15 cm dan akan memiliki
semacam tanduk-tanduk halus di atas wajahnya bagi yang berkelamin
jantan, dan hanya ada sedikit tanduk bagi yang berkelamin betina. Pada
umumnya ikan brushmouth pleco ini dipelihara sebagai partner dari ikan
hias arowana. Sehingga bukan hanya pemanis bagi akuarium
pemeliharaan arowana namun juga sebagai pembersih lumut pada dinding
aquarium tersebut, mengingat ikan sapu-sapu ini memiliki pola makan
omnivora namun lebih membutuhkan banyak makanan berbahan sayuran.
Sehingga tumbuhan lumut sudah pasti menjadi santapan favoritenya setiap
hari. Anda dapat memberikan bloodworm, pelet berkualitas namun
sesekali boleh diberikan sedikit potongan mentimun yang telah diberi
pemberat seperti sendok agar mentimun yang telah di tusukan tersebut
berada didasar aquarium sehingga brushmouth pleco dapat dengan mudah
menghabiskannya. Sapu-sapu brushmouth ini mempunyai rentang
toleransi suhu yang lebar sehingga dapat beradaptasi di suhu kisaran 23 -
30 derajat celcius, namun pastikan jangan sampai terjadinya lonjakan atau
penurunan suhu air secara mendadak terlebih berpaut sejauh 5 derajat
celcius karena akan mengakibatkan ikan hias tersebut mengalami stres atas
perubahan suhu yang sangat cepat.
6. Pakan
Ikan sapu-sapu sering disebut juga ikan pleco. Ikan ini termasuk
ikan Omnivora dan termasuk ikan yang pendamai dengan ikan lain,
kecuali common pleco yang dapat melukai ikan pendamai yang lainnya.
Non hidup : Algae wafer, sisa pakan ikan, ikan mati, mentimun yang
ditenggelamkan,etc.
Hidup : Algae, kutu air, infusoria.
7. Sistem reproduksi
Ikan ini dapat dibedakan kelaminnya,apabila ikan ini sudah
berukuran dewasa. Biasanya dilihat dari kumis yang terlihat pada daerah
insang. Biasanya kumis jantan lebih panjang dari pada sang betina
8. Sistem pemijahan
Memijahkan pleco dapat dikatakan gampang-gampang susah.
Pleco biasa dipelihara dalam akuarium, demikian pula pemijahannya juga
dilakukan dalam akuarium. Ketika memijahkan pleco, perlu dilakukan
beberapa hal, yaitu :
Mengatur Pola Makan Induk (Diet)
Agar pemijahan pleco berhasil, induk pleco yang akan dipijahkan
sebaiknya menjalani pola makan atau diet yang teratur . Diet ini bertujuan
agar kebutuhan gizi dan vitamin tercukupi. Diet pleco dapat dilakukan
dengan cara mengombinasikan pakan dasar pleco dengan berbagai jenis
sayuran. Untuk pleco hebivora dan limnivora, diet ini tidak akan
mempengaruhi pola makan mereka, jenis diet yang diterapkan untuk
masing-masing jenis pleco sangat bervariasi, tergantung pada jenisnya.
Pleco omnivore tidak membutuhkan terlalu banyak protein dalam diet
mereka. Oleh karena itu, 22% diet protein sangat cocok untuk pleco
omnivore. Untuk pleco karnivora, diet makanan dapat berupa pakan beku
dan pakan hidup yang diberikan bersama pelet atau biasa yang
mengandung spirulina.
Penentuan Substrat
Pemilihan substrat pleco tergantung pada jenis pleco yang akan
dipijahkan, tetapi secara umum ada tiga jenis substrat dan tempat
pemijahan.persamaan dari ketiga jenis tersebut adalah pintu masuk. Pinstu
masuk substrat pleco sebaiknya berbentuk segi empat atau persegi panjang
yang ukurannya sesuai dengan ukuran sirip dada pleco jantan. Berikut
jenis substrat untuk pemijahan.
1. Substrat jenis pertama adalah sebuah gua yang tingginya sama dengan
tinggi pleco jantan, panjang 1,5 kali pleco jantan, dan lebar 0,5-1 kali
lebar sirip dada. Jenis ini sangat cocok untuk pleco yang tidak
menyukai cahaya yang berlebihan.
2. Substrat jenis kedua hamper sama dengan jenis pertama, tetapi lebih
luas.
3. Substrat jenis ketiga adalah substrat yang dibuat oleh pleco itu sendiri.
Substrat jenis ini desainnya sangat sederhana. Sebuah gallon susu yang
dipotong dengan kedalaman 4 inci, bagian atasnya dibuang, dan bagian
bawahnya diisi kerikil akuarium yang kemudian setengah permukannya
ditutup dengan batu tulis. Pleco betina yang akan berpijah akan
membuat sebuah liang besar pada gallon. Kelemahan teknik ini adalah
lamanya waktu yang diperlukan oleh pleco jantan untuk menyadari
tempat tersebut. Oleh karena itu ditambahkan sebuah pipa PVC sebagai
alternative substrat.
Memilih dan Mengolonikan Induk
Pemilihan Induk : Pemilihan induk sangat menentukan keberhasilan
suatu pemijahan induk yang akan dipijah sebaiknya dipilih induk yang
telah dewasa. Membedakan pleco jantan dan betina tidaklah sulit. Pleco
jantan dewasa memiliki banyak detail pada bagian kepalanya bila
dibandingkan dengan pleco betina. Kepala pleco betina berbentukbulat
dan tidak banyak detailnya.
Pengolonian : Satu koloni pleco terdiri atas 1 jantan 2-5 betina. Dari
pengolonian tersebut akan diperoleh pasangan induk jantan dan betina.
Setelah diperoleh pasangan induk pleco maka diproses pemijahan
dapat dilakukan.
Pemijahan : Pemijahan pleco dilakukan dalam akuarium tersendiri. Di
dalam akuarium tersebut harus disediakan substrat yang sesuai dengan
jenis pleco. Kondisi air akuarium harus selalu jernih dan bersih. Air
akuarium sebaiknya diganti setiap satu minggu sekali. Biasanya pleco
akan berpijah pada minggu pertema mereka dimasukkan ke akuarium
pemijahan. Jika hal ini tidak terjadi, proses pemilihan induk dan
pemijahan dapat dilakukan lagi setelah 1 bulan.
9. Sistem pembesaran
Untuk ikan yang dibesarkan di kolam tanah, biasanya petani hanya
mengandalkan pakan alami berupa pemberian pupuk pada kolam sehingga
benih akan memakan beragam plankton yang tersedia di kolam tanah
tersebut. di aquarium, benih dapat diberi pakan cacing sutera blender.
setelah 2 minggu, ikan dapat diberi pakan cacing sutera utuh.
Fasekritis. di habitat aslinya, ikan ini sangat mudah berkembang
biak. faktanya, pembudidayaan relatif sulit karena pada fase ikan berumur
0 hari sampai 3 minggu masih perlu perhatian khusus.
10. Sistem panen
Panen dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga
ketinggian air tinggal 10 cm. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat
seluas 1 m persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga
memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari
saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang
halus. Lakukan pemanenan secepatnya dan hati-hati untuk menghindari
lukanya ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Aripiansah, yudha. 2013. Budidaya pleco. http://ikanpleco.blogspot.com/2013/
07/budidaya-pleco.html. Diakses pada Kamis, 12 Desember 2013, Pukul
15.23 WITA.
Gunawan, Denny. 2013. Perawatan ikan pleco. http://udangredcrystalbrushm
outhpleco.blogspot.com/. Diakses pada Kamis, 12 Desember 2013, Pukul
15.07 WITA.
Henra. 2010. Ikan sapu-sapu ikan omnivora. http://www.hendra-k.net/ikan-sapu-
sapu-ikan-omnivora.html. Diakses pada Kamis, 12 Desember 2013, Pukul
14.45 WITA.
Pradata, Reezki. 2012. Royal Pleco. http://www.zonaikan.com/2012/03/royal-
pleco-l190-panaque-nigrolineatus.html. Diakses pada Kamis, 12 Desember
2013, Pukul 14.56 WITA.
Salim, agus. 2013. Varietas Pleco. http://ofcbogor.blogspot.com/2013/02/varietas-
pleco.html. Diakses pada Kamis, 12 Desember 2013, Pukul 14.56 WITA.