iii - usni

14
Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.6, No.1 Juni 2013 Hal.:12-20 ii

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: iii - USNI

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.6, No.1 Juni 2013 Hal.:12-20 ii

Page 2: iii - USNI

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.6, No.1 Juni 2013 Hal.:12-20 iii

JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA merupakan Jurnal Ilmiah

yang menyajikan artikel original tentang pengetahuan dan informasi penelitian

atau aplikasi penelitian dan pengembangan terkini yang berhubungan dengan

bidang yang ada di Universitas Satya Negara Indonesia yang memiliki empat

Fakultas yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas

Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Jurnal ini merupakan sarana

publikasi dan ajang berbagi karya riset dan pengembangannya di Universitas

Satya Negara Indonesia (USNI).

Pemuatan artikel di Jurnal ini dapat dikirim ke alamat Penerbit. Informasi lebih

lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia pada

halaman terakhir yakni pada Pedoman Penulisan Jurnal Ilmiah atau dapat dibaca

pada setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi editor atau

mitra bestari.

Jurnal ini terbit secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun yakni Juni dan

Desember. Pemuatan naskah tidak dipungut biaya. Jurnal Ilmiah Satya Negara

Indonesia merupakan peningkatan dari Jurnal USNI sebelumnya.

Alamat Penerbit / Redaksi

Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM)

Universitas Satya Negara Indonesia

Jl. Arteri Pondok Indah No.11 Kebayoran Lama Utara

Jakarta Selatan 12240 – Indonesia

Telp. (021) 7398393/7224963. Hunting, Fax 7200352/7224963

Homepage : http://www.usni.ac.id

E-mail : [email protected]

Frekuensi Terbit

2 kali setahun : Juni dan Desember

Page 3: iii - USNI

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.6, No.1 Juni 2013 Hal.:12-20 iv

Vol. 6 No. 1 Juni 2013 ISSN : 1979-5246

JURNAL ILMIAH

SATYA NEGARA INDONESIA

Pelindung

Prof. Dr. Lijan P. Sinambela, MM, M.Pd

(Rektor)

Penanggung Jawab

Dr. Yusriani Sapta Dewi, MSi

(Ketua LPPM)

Penasehat

Prof. Dr. Ir. Supriyono Eko Wardoyo, M.Aq

Dewan Redaksi

Prof. Dr. Ir. Wilson H. Limbong, M.S

Ir. Semuel AM. Littik, M.Sc, Ph.D

Dr. Ir. Jupiter Sitorus, M.Eng

Dr. Ir. Mustahal, M.Sc

Dr. Yusriani Sapta Dewi, M.Si

Ir. Urip Rahmani, M.Si

Meifida Ilyas, SE, M.Si

Ir. Nunung Nurhayati, M.Si

Mitra Bestari

Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.Sc (UGM)

Prof. Dr. Ronald Z. Titahelu, SH, M.S (UNPATTI)

Prof. Dr. Ir. Rosmawati Paranginangin, M.S (Balai Riset DKP)

Dr. Dedi Setia Permana, M.Sc (LIPI)

Penyunting Pelaksana

Istiqomah Sumadikarta, ST. M.Kom

Supriadi, ST.

Page 4: iii - USNI

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.6, No.1 Juni 2013 Hal.:12-20 v

DAFTAR ISI

Perancangan Situs Jejaring Sosial Fakultas Teknologi Informatika dan

Komputer Universitas Mpu Tantular 1-11

Berlin P. Sitorus dan Henny Dwi Indrayati

Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Yadika Pondok Bambu Jakarta Timur 12-20

Bertha Komala Sinambela

Kajian Manfaat Penetapan Kawasan Konservasi Terhadap Periklanan

Tangkap di Kelurahan Panggang Kepulauan Seribu 21-26

Mercy Patanda

Rancangan Lengan Robot Menggunakan Motor Stepper Berbasis Komputer 27-33

Pertumpun Gurusinga dan Musa Arianto Noho

Working Capital and Profitability in Agriculture Sector 34-37

Samuel Dossugi

Kecenderungan Headline Tabloid Media Umati 38-47

Sandra Olifia dan Fajar El Pradianto

Analisa dan Perancangan Aplikasi Game Battleship Berbasis

Local Area Network 48-61

Sukarno Bahat Nauli

Analisis Bioekonomi Ikan Tuna Indonesia 62-69

Urip Rahmani

Petroleum - Contaminated Soil Treatment By Bioremediation 70-78

Yusriani Sapta Dewi dan Abdul Mujib

Page 5: iii - USNI

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.6, No.1 Juni 2013 Hal.:12-20 vi

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DOKTER DENGAN

PASIEN RAWAT JALAN UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN

PASIEN DI RUMAH SAKIT YADIKA PONDOK BAMBU

JAKARTA TIMUR

Bertha Komala Sinambela

Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Satya Negara Indonesia

Jl. Arteri Pondok Indah No. 11 Jakarta 12240

Email: [email protected]

Abstrak

Manusia merupakan makhluk sosial, ia dapat hidup, berkembang, dan berperan sebagai manusia dengan

berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satunya dengan cara berkomunikasi. Komunikasi

antarpribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain. Kenyataannya, komunikasi

yang dilakukan secara tatap muka membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya.Penelitian ini

mencoba membahas pentingnya komunikasi antarpribadi dan bentuk-bentuk hubungan dokter dengan pasien.

Dalam komunikasi yang terjadi antara dokter dan pasien dalam proses pengobatan dan penyembuhan

penyakit, pasien biasanya enggan untuk menceritakan tentang penyakit yang dideritanyadi depan umum.

Melalui komunikasi antarpribadi pasien akan lebih terbuka dan bebas untuk menceritakan tentang penyakit

kepada dokter, karena pada komunikasi antarpribadi hanya ada pasien dan dokter dalam komunikasi tersebut.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dimana peneliti terjun ke lapangan

tanpa dibebani oleh teori. Hasil dari penelitian adalah dapat diketahui dokter maupunpasien sadar bahwa

komunikasi antarpribadi merupakan hal yang sangat diperlukan dalam setiap aspek kehidupan, baik di

kalangan medis maupun umum terutama untuk proses pengobatan dan penyembuhan penyakit. Dengan

komunikasi antarpribadi pasien maupun dokter akan lebih terbuka dalam memberikan informasi mengenai

masalah kesehatan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam berkomunikasi secara efektif tidak dapat

dilakukan secara mendadak, perlu melakukan suatu pelatihan agar dapat meningkatkan kualitas komunikasi

baik yang dilakukan oleh dokter maupun petugas rumah sakit. Kegiatan pelayanan yang dilakukan di Rumah

Sakit Yadika Pondok Bambu perlu ditingkatkan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan demi untuk

meningkatkan kepuasan pasien.

Kata Kunci: komunikasi antarpribadi, dokter dengan pasien, meningkatkan kepuasan.

Abstract

Humans are social beings, he can live, grow, and serve as the human touch and cooperate with other human

beings. One way to communicate.Interpersonal communication potenctial to influence or persuade others. In

fact, communication is done face to face to make people feel more familiar with each other. This study tries

to discuss the infortance of interpersonal communication and other forms of patient – physician relationship.

In communication between physician and patients in the treatment and cure of the disease, patients are often

reluctant to tell about her illness in public. Through patient interpersonal communication will be open and

free to tell your doctor about the disease, because there in only interpersonal communication in patient and

physician communication. In this study the method used is a qualitative method, where researchers go into

the field unencumberedby theory. Results of the study are known to physician and patients are aware that

interpersonal communication is indispensable in every aspect to life, both in the medical community and the

public, especially for the treatment and cure of disease. With the patient and physician interpersonal

communication will be more open in providing information on health issues. The conclusion of this research

is the effective communication can not be done suddenly, need to do training.

Page 6: iii - USNI

Jurnal Ilmiah Universitas Satya Negara Indonesia Vol.6, No.1 Juni 2013 Hal.:12-20 vii

Keywords: communication interpersonal, physicians with patient, increasing satisfaction.

Page 7: iii - USNI

PENDAHULUAN Manusia merupakan makhluk sosial, ia dapat hidup, berkembang, dan berperan sebagai manusia

dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain. Salah satu cara untuk berhubungan dan bekerja

sama dengan manusia adalah berkomunikasi.

Komunikasi mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi suatu

sarana yang dilakukan manusia untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, membangun kontak sosial

dengan orang disekitar kita, dan untuk mem-pengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku

seperti yang kita inginkan. Namun, tujuan dasar dari komunikasi itu untuk mengendalikan lingkungan fisik

dan psikologis kita (Mulyana, 2005:172).

Komunikasi antarpribadi sangat poten-sial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain.

Kenyataannya, komunikasi yang dilakukan secara tatap muka membuat manusia merasa lebih akrab dengan

sesamanya.

Komunikasi antarpribadi yang efektif menurut De Vito (1989:27) bahwa terdapat pengaruh konsep

diri pada perilaku manusia. Hal tersebut artinya bagaimana kita memandang diri kita dan bagaimana orang

lain memandang diri kita, kesemuanya itu akan dipengaruhi pola interaksi satu orang dengan orang lain.

Istilah komunikasi antarpribadi tersebut juga komunikasi sosial karena merujuk pada komunikasi yang

dilakukan antar manusia atau antar individu atau terkait erat dengan hubungan antar manusia.

Dalam komunikasi yang terjadi antara dokter dan pasien, Berlo (dalam peran media komunikasi

modern: http://www.arsaf.info) mengilustrasikan seorang dokter yang men-diagnosis pasien, maka ia

bertindak sebagai source (sumber), pasien sebagai receiver (penerima), message-nya adalah masalah

kesehatan, channel-nya adalah udara (karena merupakan komunikasi primer), dan effect-nya adalah

perubahan sikap dari sang pasien tersebut.

Pasien biasanya enggan untuk menceritakan tentang penyakit yang dideritanya di depan umum.

Melalui komunikasi antarpribadi pasien akan lebih terbuka dan bebas untuk menceritakan tentang penyakit

yang dideritanya kepada dokter, karena pada komunikasi antarpribadi hanya ada pasien dan dokter dalam

komunikasi tersebut.

Sebagai kegiatan dalam bidang jasa pelayanan, salah satunya adalah rumah sakit. Seringkali

mendapat keluhan dari pasien atau keluarga pasien mengenai informasi yang disampaikan dokter tentang

penyakit yang diderita oleh pasien, dokter cenderung menjawab pertanyaan pasien dengan cara menghindar

atau dengan cara menggunakan istilah yang sukar dan kabur bagi pasien dan keluarga pasien (Lumenta,

1989:51).

Pasien sebagai konsumen akan memilih rumah sakit yang menurutnya bagus dalam memberikan

informasi tentang kesehatan pasien. Karena pasien sangat penting bagi rumah sakit dari sudut konsumen

sebagai pengguna jasa kesehatan.

Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata

dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara

serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam tatanan suatu

rujukan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan, latihan tenaga kesehatan dan penelitian (Depkes

RI:1999).

Salah satu faktor pendukung dari pelayanan rumah sakit adalah komunikasi, yang mana komunikasi

sangat berpengaruh dalam pencapaian kepuasan pada pasien.Oleh sebab itu pihak rumah sakit harus peka

terhadap keluhan-keluhan pasien, karena segala opini pasien tentang rumah sakit tempat pasien berobat

merupakan citra dari rumah sakit tersebut.

Seiring timbul permasalahan yang terjadi di rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun

swasta mengenai keluhan-keluhan dari pasien yang cenderung dijawab oleh para dokter atau petugas rumah

sakit dengan menggunakan istilah-istilah atau bahasa yang sukar dipahami oleh para pasien.Pada hal pasien

sangat membutuhkan informasi yang jelas, misalnya tentang diagnosis penyakit yang dideritanya, prosedur

medis dan kondisi pasien lainnya.

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah:

Bagaimana Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dokter Dengan Pasien Rawat Jalan Untuk Meningkatkan

Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Yadika Pondok Bambu?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: ingin mengetahui sejauh mana Efektivitas Komunikasi

Antarpribadi Dokter Dengan Pasien Rawat Jalan Untuk Meningkatkan KepuasanPasien Di Rumah Sakit

Yadika Pondok Bambu dan juga untuk mengetahui komunikasi dokter dalam menanggapi keluhan dari

pasien.

TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Antarpribadi

Page 8: iii - USNI

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang umumnya dilakukan secara tatap muka (face to

face) antara dua orang atau beberapa orang.Oleh karena prosesnya saling bertatap muka, maka terjadilah

kontak pribadi dan umpan baliknya berlangsung seketika. Dimana kita dapat mengetahui pada saat itu

tanggapan komunikan terhadap pesan yang disampaikan melalui ekspresi wajah, dan gaya bicaranya.

Keampuhan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi lainnya adalah bahwa komunikasi

antarpribadi mampu mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku komunikan.Sehingga bentuk

komunikasi antarpribadi, seringkali dipergunakan untuk melancarkan komunikasi persuasif.

Pengertian komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara

individu-individu. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan

hanya dua orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain

secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal, seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat,

seorang guru dengan seorang muridnya, dan sebagainya.

Menurut Hardjana (2003:85) men-definisikan komunikasi antarpribadi (inter-personal

communication) adalah “interaksi tatap muka antar dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat

menyampaikan pesan secara langsung, dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung

pula”.

Komunikasi Kesehatan

Menurut Liliweri (2007:47) mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai suatu proses untuk

mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada audiens tertentu dengan maksud mempengaruhi

pengetahuan, sikap, keyakinan mereka tentang pilihan perilaku hidup sehat.

Komunikasi kesehatan adalah proses komunikasi yang dilakukan oleh komunikator kepada

komunikan dengan segala ide dan permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan. Komunikasi kesehatan

merupakan upaya sistematis yang secara positif mempengaruhi praktek-praktek kesehatan dalam populasi

yang besar.Sasaran utama komunikasi kesehatan adalah melakukan perbaikan kesehatan yang berkaitan

dengan praktek dan pada gilirannya mengarah pada status kesehatan.Komunikasi kesehatan juga

dimaksudkan untuk menjelaskan pentingnya kesehatan di dalam masyarakat. Hal ini dapat diperoleh

pendekatan-pendekatan dalam komu-nikasi kesehatan dalam merubah perilaku menjadi peduli akan

kesehatan pribadi.Komunikasi kesehatan sepakat bahwa proses komunikasi merupakan kegiatan mendengar

dan bekerja secara bergantian antara penelitian dan tindakan.

Saluran yang digunakan dalam komunikasi kesehatan adalah saluran komunikasi antarpribadi

seperti: komunikasi tatap muka. Distribusi ke komunitas dilakukan dengan cara: kunjungan ke rumah,

pelatihan, diskusi kelompok dan penyuluhan. Umumnya distribusi tersebut di atas merupakan saluran yang

paling baik untuk menjaga kredibilitas pesan-pesan, penyediaan informasi dan mengajarkan keterampilan

yang kompleks yang membutuhkan komunikasi dua arah antara individu dengan seseorang sebagai sumber

informasi yang terpecaya.

Pengetahuan mengenai komunikasi kesehatan, terutama hasil komunikasi kesehatan yang efektif

dapat membantu kita untuk meningkatkan kesadaran tentang resiko dan solusi terhadap masalah kesehatan

yang dihadapi masyarakat, juga memberikan motivasi agar masyarakat dapat mengembangkan keterampilan

untuk mengurangi resiko tersebut (Liliweri, 2007:55).

Komunikasi Dokter – Pasien

Hubungan antara dokter dan pasien harus ada saling percaya, menjadi pendengar yang aktif,

berempati, dan memberi motivasi. Hal ini dapat dilihat pada Model Komunikasi Dokter-pasien, dimana

informasi merupakan milik bersama seperti terdapat pada gambar sebagai berikut:

Page 9: iii - USNI

Sumber: Djauzi Samsuridjal dan Supartondo, hubungan Dokter-Pasien, Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, hal. 37

Untuk membuka saluran komunikasi antara dokter – pasien maka unsur motivasi dan kepercayaan

pasien serta kesediaan dokter untuk mendengarkan secara aktif serta berempati merupakan unsur yang

penting. Setelah komunikasi tercipta dan pertukaran-pertukaran informasi dilaksanakan, akan mulai timbul

rasa percaya terhadap lawan komunikasinya.

Hubungan Dokter dan Pasien

Hubungan dokter dan pasien lebih cenderung mengenai perilaku pasien pada batas tertentu untuk

mendapatkan pengetahuan yang menjelaskan (explanatory knowledge) tentang keadaan diri pasien.

Pasien adalahorang yangmengalami

suatu penyakit.Orang bisa disebut pasien bila orang tersebut datang kepada dokter yang berhak dan

berkompeten menolong, mengobati, dan menyembuhkan orang tersebut. Pasien merupakan manusia yang

merasa berkurang haknya dan kadang-kadang demi efisiensi pengobatannya ia mengalami depersonalisasi

agar penyakit yang sebenarnya lebih tampak (Lumenta, 1989:11).

Dokter sebagai orang yang berprofesi dibidang kesehatan dengan pengalaman disertai pendidikan

dalam membantu orang menyembuhkan sakit, memberikan citra positif di mata masyarakat.Dokter akan

melayani pasiennya dan memahaminya dalam keseluruhan konteks keadaan sakitnya baik dalam konteks

pribadi, keluarga, sosial maupun budaya dan adat istiadat juga membina hubungan atau komunikasi yang

baik dengan pasien beserta keluarganya (Lumenta, 1989:97).

Dalam buku psikologi komunikasi (Rakhmat, 2004:128-129) menyatakan bahwa ada tiga faktor

yang mempengaruhi tumbuhnya hubungan dokter – pasien dalam komunikasi internasional yaitu sikap saling

percaya, sikap suportif, yang merupakan sikap mengurangi, sikap defensial dalam berkomunikasi dan sikap

terbuka. Dari ketiga hal tersebut akan mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan yang

paling penting saling mengembangkan kualitas hubungan antara dokter dan pasien.

Pemberian Informasi/Informed Consent

Pada kode etik kedokteran diharapkan dokter dapat menjalankan profesinya dengan baik sehingga

martabat profesi kedokteran dapat lebih terjaga.Kode etik kedokteran dalam kehidupan sehari-hari adalah

peraturan tentang sikap dan tindakan seorang dokter terhadap penderita yang menjadi tanggungjawabnya

(Samil, 2001:5-6).

Informed consent merupakan suatu pernyataan yang diperlukan oleh dokter untuk membuat

keputusan bersama dengan pasien.Informed consent adalah persetujuan yang diperoleh secara bebas tanpa

adanya tekanan atau bujukan setelah pasien memperoleh keterangan yang wajar, jelas, dan lengkap serta

disampaikan sesuai dalam bentuk dan bahasa yang mudah dimengerti atau dipahami oleh si pasien

(Hardjodisastro, 2006:413).

Menurut Guwandi (1996:19) hubungan antara dokter dan pasiennya secara yuridis dapat

dimasukkan ke dalam golongan kontrak.Kontrak adalah pertemuan pemikiran (meeting of minds) dari dua

orang mengenai suatu hal (solis).Pihak pertama mengikatkan diri untuk memberikan pelayanan sedangkan

pihak kedua menerima pemberian pelayanan tersebut. Pasien datang meminta pelayanan pengobatan terhadap

sang dokter yang kemudian menerima untuk memberikan pelayanan, maka sifat hubungannya mempunyai

dua ciri, yaitu:

1.Adanya suatu persetujuan (conceptual agreement) atas dasar saling menyetujui dari pihak dokter dan

pasien tentang pemberian pelayanan pengobatan.

2.Adanya suatu kepercayaan (fiduciary) karena hubungan tersebut berdasarkan saling percaya mempercayai

satu sama lain juga harus menciptakan hubungan yang atau dengan kata lain terciptanya komunikasi yang

baik antara dokter dan pasien.

Kepuasan Pasien

Salah satu dari efek komunikasi terhadap komunikasi dokter dan pasien adalah kepuasan.Menurut

Paul A. Samuelson dan Willian D. Nordhaus (1995:47), kepuasan adalah kesenangan dan kegunaan subyektif

yang dirasakan oleh seseorang dari mengkonsumsi barang atau jasa.

Kepuasan pasien atas informasi mengenai penyakit yang diderita pasien sangat bergantung pada

penjelasan dokter disertai analisis dan hipotesa berdasarkan pemeriksaan kesehatan pasien. Kejelasan

informasi yang diterima oleh pasien didukung oleh informasi yang akurat dan cara penyampaian informasi

Page 10: iii - USNI

yang baik atau dengan kata lain menggunakan komunikasi yang baik dan jelas sehingga pasien mengerti

kondisi kesehatannya. Berdasarkan dari kepuasan tersebut, pasien baik secara langsung maupun tak langsung

akan memberikan penilaian terhadap dokter yang merawat kesehatannya.

Bila ditinjau lebih lanjut mengenai kepuasan pelanggan dikaitkan bagaimana komunikasi yang

efektif antara dokter dengan pasien menjadi satu kunci pokok, maka harapan pasien terhadap dokter dapat

dilihat dari berbagai ungkapan pasien baik secara langsung maupun melalui media massa, secara garis besar

harapan tersebut dapat dilihat dari beberapa pandangan, antara lain:

1. Dokter mampu mengobati pasien dengan cara mutakhir, teliti dan terampil

2. Dokter mampu mendengarkan, meng-hormati pendapat pasien dengan baik dan memberikan nasehat

tanpa terlihat menggurui

3. Dokter mampu untuk menyimpan rahasia, bersifat jujur, dan memiliki integritas serta tetap mampu

memberikan asuhan walaupun ilmu kedokteran berhasil lagi

4. Dokter mampu mempertahankan hubungan yang luwes sehingga pasien mendapat penjelasan lengkap

dan dilibatkan dalam keputusan tentang asuhan.

Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang dokter berikan adalah berdasarkan penilaian

pasien terhadap dokter yang bertanggungjawab atas kesehatan diri pasien.Faktor ketepatan baik ketepatan

waktu dalam memulai tugas atau praktek dan juga ketepatan analisis dokter terhadap penyakit pasien menjadi

pertimbangan atas penilaian pasien terhadap dokter.Sigap dalam menangani pasien yang sedang merasakan

sakit atas penyakit yang dideritanya, keseriusan dokter dalam menangani penyakit pasien menjadi faktor

yang tidak dapat dipungkiri oleh pasien dalam memberikan penilaian terhadap kinerja dokter.Fasilitas

kedokteran juga mendukung penilaian positif terhadap rumah sakit dan dokter tempat pasien berobat.

METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif, dalam penelitian ini penulis

terjun ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Penelitian ini tidak bermaksud menguji teori, ia

bebas mengamati objeknya, menjelajah, dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang jalan penelitian.

Metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dapat membuka interprestasi dokter dan

pasien yang dalam hal ini sebagai informan melalui wawancara mendalam (in depth interview) secara

personal mengenai komunikasi antarpribadi.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian berupa data primer dan data sekunder. Data primer

adalah data utama berupa kata-kata atau tindakan yang dilakukan dengan cara wawancara mendalam (in

depth interview) yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada pihak yang dipilih.

Sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan melalui cara dengan mengumpulkan dan mencatat

informasi-informasi penting yang berkaitan dengan objek penelitian, berupa studi kepustakaan, literatur,

referensi, dokumentasi, dan lain-lain.

Nara Sumber

Menurut Bungin (2007:108) informan adalah orang yang diwawancarai.Informan adalah orang yang

diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian.

Dalam menentukan informan pada penelitian ini tidak ditentukan berapa jumlahnya, yang terpenting

dalam hal ini dapat memberikan informasi tentang komunikasi antarpribadi sesuai dengan kapasitas informan

tersebut. Adapun informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah sakit Yadika Pondok Bambu Jakarta Timur, yaitu: Dr.

Tunggul Marihot Tua Malau, Sp.PD

2. Pasien Rawat Jalan pengguna asuransi/jaminan perusahaan dan pribadi, yaitu:

1) Ahmad (bukan nama sebenarnya)

2) Nova (bukan nama sebenarnya)

3) Nina (bukan nama sebenarnya)

4) Maryati (bukan nama sebenarnya)

Keempat pasien tersebut di atas meng-gunakan nama samaran, sesuai permintaan nara sumber.

HASIL PEMBAHASAN

Page 11: iii - USNI

Pentingnya Komunikasi Antarpribadi dalam Pengobatan dan Penyembuhan Penyakit

Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang paling penting dalam menjalankan hubungan

dokter dan pasien dalam proses pengobatan dan penyembuhan penyakit. Dengan komunikasi antarpribadi

yang dilakukan oleh dokter dan pasien dalam proses pengobatan dan penyembuhan, akan menim-bulkan

hubungan yang harmonis pada kedua belah pihak.

Dalam komunikasi antarpribadi dokter bukan hanya memeriksa pasien dan memberikan resep obat,

melainkan dokter dapat membuka komunikasi dengan baik kepada pasien dengan mau mendengarkan

keluhan dan permasalahan yang disampaikan oleh pasien mengenai penyakit yang dideritanya secara aktif

dan mempunyai rasa empati.Dengan demikian dokter akan dengan mudah untuk mendiganosis penyakit

pasien dan memberi penjelasan dari pengobatan yang dilakukannya serta resiko yang mungkin timbul seperti

alergi akan diderita pada obat-obatan tertentu.

Komunikasi antarpribadi yang dilakukan pasien dalam hal ini bukan hanya datang ke rumah sakit

atau tempat dokter praktek untuk memeriksakan kesehatannya.Akan tetapi pasien dalam komunikasi

antarpribadi dapat mengeluhkan atau menceritakan penyakit yang diderita selengkap mungkin serta

menanyakan pengobatan yang dapat dilakukan lengkap dengan kekurangan dan kelebihannya dari

pengobatan tersebut.Pasien harus aktif bertanya mengenai keluhan penyakit yang diderita dan solusi untuk

penyembuhannya.

Komunikasi yang terjadi antara dokter dan pasien mengenai kesehatan, diperlukan adanya

komunikasi dua arah. Dengan komunikasi tersebut akan tercipta hubungan timbal balik yang diperlukan oleh

kedua belah pihak, dalam hal ini dokter dan pasien untuk memperoleh respons yang baik dari keduanya.

Dalam komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi yang sangat penting untuk dilakukan pada

komunikasi dokter dan pasien.

Cara komunikasi yang sering ditemui antara dokter dan pasien, yaitu para dokter cenderung

menjawab pertanyaan pasien dengan cara menghindari atau dengan cara menggunakan istilah yang sukar

dipahami oleh pasien. Dalam hal ini dokter merasa lebih baik pasien mencari tahu sendiri secara alamiah

tentang jawaban yang diberikan oleh dokter.

Penyampaian Informasi

Untuk menyampaikan informasi atau keterangan mengenai penyakit yang diderita oleh pasien,

alangkah baiknya informasi tersebut langsung disampaikankepada pasien yang bersangkutan.Berdasarkan

hasil wawancara penulis dengan para informan, semua informan yang dalam hal ini dokter dan

parapasien.Dokter mengatakan informasi yangberhubungandengan keadaan yang diderita oleh pasien

baiknya diberitahukan langsung kepada yang bersangkutan. Akan tetapi jika penyakit yang diderita pasien

cukup serius dan bila disampaikan secara langsung kepada pasien akan berakibat buruk pada kondisi pasien,

maka penyampaian informasi tersebut sebaiknya disampaikan melalui keluarga pasien.

Begitu pula pendapat dari para informan yang dalam hal ini para pasien yang penulis wawancarai

mengatakan bahwa informasi mengenai penyakit yang diderita pasien sebaiknya disampaikan lengsung

kepada pasien. Supaya pasien tahu apa yang harus dilakukannya, seperti memantang makanan yang boleh

dimakan sehubungan dengan penyakit yang dideritanya. Serta cara-cara apa yang harus dilakukan dalam

proses pengobatan dan penyembuhannya. Akan tetapi jika kondisi pasien tidak memungkinkan informasi

tersebut disampaikan kepada keluarga.

Bentuk-Bentuk Hubungan Komunikasi Antarpribadi

Bentuk dari komunikasi antarpribadi bersifat secara langsung atau tatap muka, misalnya berbicara

dengan teman, bertukar cerita di meja makan merupakan salah satu interaksi yang sering dilakukan secara

langsung.Akan tetapi berkat kemajuan teknologi dapat pula dilakukan dengan e-mail, kelompok milis, dan

chat group.Sedangkan bentuk dari komunikasi antarpribadi bersifat secara tidak langsung, misalnya

informasi melaluimedia, baik media cetak maupun media elektronik dan informasi tersebut dapat dibicarakan

melalui komunikasi antarpribadi.

Pembahasan

Efektivitas komunikasi antarpribadi dokter dan pasien dipandang dari sudut humanistik akan

menimbulkan kepuasan pada pasien. Hal ini dikarenakan cara berkomunikasi antara dokter dan

pasiendilakukan secara tatap muka. Dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dapat

dipandang sebagai proses komunikasi, karena di dalam proses tersebut terdapat elemen-elemen penting

Page 12: iii - USNI

dalam komunikasi, yaitu: Komunikator (dokter, pesan (informasi kesehatan), media yang digunakan adalah

komunikasi langsung, komunikan (pasien), serta efek yang ditimbulkan adalah untuk meningkatkan kepuasan

pasien.

1. Komunikator (Dokter RS Yadika Pondok Bambu)

Komunikator merupakan sumber atau pihak yang mengirim pesan. Dalam penelitian ini dokter RS

Yadika Pondok Bambu sebagai sumber (komunikator) yang menyampaikan atau mengirim pesan, membei

informasi mengenai keadaan kesehatan kepada pasien.

Dokter dalam hal ini adalah orang diberi wewenang oleh pasien untuk bertanggung-jawab atas

kondisi kesehatan dan merawat pasien yang menderita suatu penyakit. Hal yang menjadi penilaianpasien

terhadap dokter diantaranya adalah: keterbukaan dokter dalam menyampaikan informasi, empati yang

diberikan dokter, sikap positif, dan sikap mendukung dalam mengambil tindakan, serta kesetaraan yang

saling membutuhkan.

Keterbukaan dokter dalam menyampaikan informasi mengenai penyakit yang diderita oleh pasien

merupakan hal yang sangat penting. Sehingga pasien dapat lebih terbuka dan dapat bekerjasama untuk proses

pengobatan dan penyembuhan penyakit.

Empati yang diberikan dokter kepada pasien akan dapat meringankan penderitaan pasien dari

penyakitnya, juga memberi keyakinan dan kepuasan tersendiri pada pasien bahwa dokter dapat

menyembuhkan penyakit yang dideritanya.

Sikap positif akan memberikan reaksi menyenangkan baik langsung maupun tidak langsung dari

pasienkepada dokter mengenai sikap dokter, pelayanan kesehatan dan sebagainya. Sikap positif pasien

ditunjukkan dengan berkomunikasi lebih terbuka dengan dokter sehinggan konsultasi akan

berkesinambungan atau berjalan terus.

Sikap mendukung sangat diperlukan, baik oleh dokter maupun pasien. Sikap mendukung yang

diberikan oleh dokter dan pasien hal yang penting untuk mengambil tindakan dalam proses pengobatan dan

penyembuhan penyakit agar berjalan dengan lancar.

Kesetaraan merupakan hal yang penting, dalam kesetaraan dokter melihat pasien sebagai teman

yang saling membutuhkan. Dengan kesetaraan tidak ada yang merasa dibutuhkan, karena sifatnya yang setara

sehingga antara dokter dan pasien adalah sama.

2. Komunikan (Pasien RS Yadika Pondok Bambu)

Komunikan merupakan pihak yang menerima pesan.Pasien RS Yadika Pondok Bambu adalah

penerima (komunikan) dalam komunikasi antarpribadi dokter dan pasien.Pasien sebagai stakeholder

mempunyai peranan penting dalam suatu organisasi rumah sakit.Baik buruknya citra rumah sakit di mata

masyarakat berdasarkan opini atau penilaian pasien mengenai mutu pelayanan kesehatan pada suatu rumah

sakit.Oleh karena itu, menciptakan kepuasan pasien merupakan hal yang sangat penting agar pasien tetap

memilih Rumah Sakit Yadika sebagai tempat pengobatan penyakit yang dipercayakan pasien untuk merawat

dan menyembuhkan penyakit.

3. Pesan

Pesan merupakan isi sampaian, baik dalam bentuk kata maupun isyarat yang digunakan

komunikator.Kegiatan pelayanan kesehatan yang berupa informasi kesehatan atau penyakit pasien

merupakan pesan yang disampaikan dokter kepada para pasiennya.

Kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh dokter berupa konsultasi kesehatan yang didalamnya

terdapat pemeriksaan fisik pasien, diagnosis penyakit dan pemberian obat serta anjuran kesehatan sebagai

solusi penyembuhan penyakit.Dalam kegiatan pelayanan kesehatan, informasi yang akurat tentang penyakit

pasien sangat dibutuhkan dalam penyembuhan penyakit yang diderita pasien. Keakuratan dan ketepatan

dokter dalam mendignosis penyakit, merawat dan menyembuhkan penyakit pasien akan meningkatkan

kepuasan bagi pasien yang berdampak pada pencitraan baik terhadap dokter maupun Rumah sakit Yadika

Pondok Bambu.

4. Media

Media adalah hal yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesan kepada komunikan.

Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan dalam penelitian ini adalah secara langsung atau tatap

muka, pasien berkomunikasi face to face dengan dokter sehingga pasien dapat melihat ekspresi diri sang

Page 13: iii - USNI

dokter baik dari muka ataupun gerak tubuh. Pada saat konsultasi, dokter menjelaskan keadaan kesehatan

pasien berdasarkan diagnosis kesehatan yang dilakukan kepada pasien.Didukung dengan komunikasi verbal

dan nonverbal yang baik, pasien memperoleh informasi atas penyakit dan penyebab rasa sakit yang

dideritanya. Pasien juga akan merasa yakin atas kesembuhan penyakit yang dideritanya setelah diperiksa oleh

dokter.

5. Efek

Efek yang timbul dari komunikasi yang dilakukan oleh dokter dapat dilihat dari adanya umpan balik

dari pasien.Bentuk umpanbalik dari pasien adalah meningkatnya kepuasan pasien.

Kepuasan pasien atas efektivitas komunikasi antarpribadi dokter dan pasien tidak lepas dari mutu

dan pelayanan. Mutu dan pelayanan adalah kemampuan dokter dalam menyembuhkan pasien dan cara

menyampaikan informasi kepada pasien. Kepuasan pasiendiperoleh dari pelayanan jasa kesehatan yang

diberikan oleh dokter dan komunikasi yang mendukung pelayanan kesehatan tersebut.

Atas dasar kepuasan pasien Rumah Sakit Yadika Pondok Bambu Jakarta Timur memutuskan untuk

tetap berobat dan berkonsultasi dengan dokter Rumah Sakit Yadika Pondok BambuJakarta Timur.

KESIMPILAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya mengenai Efektivitas

Komunikasi Antarpribadi (Humanistik) Dokter dan Pasien Rawat Jalan Untuk Meningkatkan Kepuasan

Pasien di Rumah Sakit Yadika Pondok Bambu, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran sebagai

berikut:

Kesimpulan

1) Komunikasi antarpribadi dokter dan pasien yang berbentuk dua arah menjadi sangat penting dalam

memberikan informasi mengenai kondisi dan kesehatan pasien. Hal ini dikarenakan masyarakat sekarang ini

(pasien) malas untuk membaca, mereka hanya mau mendengar. Dengan menggunakan komunikasi

antarpribadi, komunikasi yang dilakukan oleh dokter kepada pasien menjadi lebih efektif dan efisien dalam

menyampaikan informasi.

2) Keterbukaan baik yang disampaikan oleh pasien tentang penyakit yang diderita maupun oleh dokter

mengenai cara pengobatan dan penyembuhan. Dengan keterbukaan akan memperoleh solusi atau jalan keluar

dalam proses pengobatan dan penyembuhan penyakit pasien.

3) Dalam proses pengobatan dokter harus berempati pada pasien, empati yang diberikan dokter untuk

memberikan kekuatan dan membangun keyakinan serta kepercayaan pada diri pasien bahwa penyakit yang

dideritanya dapat cepat sembuh. Dengan empati hubungan dokter dan pasien dapat menimbulkan suatu

kesepahaman dan memberi kesan pribadi pada diri pasien terhadap dokter.

4) Sikap positif pasien terhadap diri sendiri akan mempengaruhi pola piker pada pasien dan sikap positif

pada diri dokter akan memotivasi pasien untuk cepat sembuh. Sikap positif pada diri pasien akan terbina

hubungan yang harmonis pada dokter dan juga pihak manajemen rumah sakit.

5) Sikap mendukung antara dokter dan pasien akan memperoleh suatu kesepakatan dalam proses

pengobatan dan penyembuhan. Sikap mendukung yang diberikan dokter kepada pasien adalah mau

mendengarkan dengan baik keluhan penyakit yang disampaikan pasien, serta memberikan informasi tentang

hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pasien seperti masukkan, nasehat, dan saran-saran.

6) Dalam kesetaraan antara dokter dan pasien sama-sama memiliki posisi yang saling membutuhkan, hal ini

dikarenakan antara dokter dan pasien mempunyai nilai yang sama. Artinya baik dokter maupun pasien sama-

sama saling membutuhkan, pasien membutuhkan pertolongan dokter dan dokter memberikan pertolongan

yang dibutuhkan oleh pasien.

Saran-Saran

Komunikasi menjadi salah satu bagian penting dalam kegiatan baik bagi dokter maupun pasien. Juga untuk

memberikan masukkan bagi peningkatan pelayanan kesehatan Rumah sakit Yadika Pondok Bambu Jakarta

Timur, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1) Saran Akademis

Page 14: iii - USNI

❖ Komunikasi antarpribadi baik dalam konsultasi antara dokter dengan pasien maupun dalam proses

pengobatan sangatlah penting. Untuk itu diharapkan dalam mencermati baik konsultasi maupun proses

pengobatan yang dilakukan oleh dokter kepada pasien harus didasari dengan kemampuan komunikasi

kesehatan yang memadai.

❖ Wawasan komunikasi kesehatan yang ada di dalam dunia pendidikan dalam hal ini adalah fakultas ilmu

komunikasi, membutuhkan lebih luas dan dalam lagi tentang komunikasi kesehatan dikalangan civitas

akademika agar dapat melihat wawasan baru dalam komunikasi kesehatan yang jarang dicermati oleh

masyarakat, akan tetapi hal tersebut sudah menjadi bagian dari masyarakat itu sendiri.

2) Saran Praktis

❖ Berkomunikasi secara efektif dan mampu melayani pasien dengan baik tentunya tidak dapat dilakukan

secara instan dan untuk itu perlu pelatihan untuk meningkatkan kualitas baik dokter maupun petugas rumah

sakit dalam hal pelayanan kesehatan, khususnya komunikasi yang dilakukan dokter kepada pasien.

❖ Dokter dapat lebih tanggap dalam merespons keluhan dan keinginan pasien.Perlu diadakan penelitian

lebih lanjut mengenai kegiatan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Yadika Pondok Bambu, agar rumah

sakit dapat mengetahui kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan

tersebut sehingga dapat memperbaiki kekurangannya demi kepuasan pasien.

DAFTAR PUSTAKA 1. Bungin, Burhan, 2007, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial

lainnya, Jakarta, Kencana

2. De Vito, A. Joseph, 1989, The Interpersonal Communication, New York

3. Guwandi, J, 1996, Dokter, pasien, dan Hukum, Jakarta, Fakultas Kedokteran Univer-sitas Indonesia

4. Hardjana, Agus. M, 2003, Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal, Yogyakarta, Kanisius

5. Hardjodisastro, Daidiyono, 2006, Menuju Seni Ilmu Kedokteran: Bagaimana Dokter Berpikir dan

Bekerja, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama

6. Liliweri, Alo, 2007, Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

7. Lumenta, Benyamin, 1989, Dokter (Citra, Peran, dan Perilaku) Tinjauan Fenomena dan Sosial,

Yogyakarta, Kanisius

8. Lumenta, Benyamin, 1989, Pasien (Citra, Peran, dan Perilaku) Tinjauan Fenomena dan Sosial,

Yogyakarta, Kanisius

9. Mulyana,Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya

10. Rakhmad, Jalaludin,2004, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, Bandung, PT Remaja Rosdakarya

11. Samil, Ratna, Suprapti, 2001, Etika Kedokteran Indonesia, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

12. Samuelson, Paul, A. dan Nordhans D. William, 1995, Pengantar Ilmu Makro Ekonomi, Jakarta,

Erlangga.

13. http://www.arsaf.info

14. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 1999