iii. metode pelaksanaan 3.1 waktu dan …eprints.umm.ac.id/42094/4/bab iii.pdf21 3.4 pelaksanaan...

13
17 III. METODE PELAKSANAAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Agro Wisata Belimbing Kelurahan. Karangsari, Kecamatan. Sukorejo, Kota. Blitar. Penelitian dilaksanakan selama 10 minggu yang dimulai pada tanggal 4 Januari sampai 13 Maret 2018. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: buah kantong plastik buram (Polypropylene) 2 kg merk tomat ukuran 35 cm x 20 cm dengan bobot 65 gram (P1), kertas (greaseproof) putih ukuran 30 cm x 20 cm (P2), kain (tangerine) putih ukuran 30 cm x 20 cm (P3), gunting pangkas, label tanaman, papan identitas penelitian, kamera, buku catatan, buku pengamatan, spidol, timbangan digital, jangka sorong, tekstur analyzer, penetrometer, tali pengukur, refraktometer, klorofil meter, meteran, dan kardus 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 180 buah belimbing, 21 tanaman belimbing. 3.3 Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Randomized Complete Block Design (RCBD) dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan dan diperoleh 36 unit percobaan. Tiap unit percobaan terdiri dari 5 sampel buah belimbing yang ada di lahan. Penentuan

Upload: vokien

Post on 29-Apr-2019

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

17

III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan di Agro Wisata Belimbing Kelurahan. Karangsari,

Kecamatan. Sukorejo, Kota. Blitar. Penelitian dilaksanakan selama 10 minggu

yang dimulai pada tanggal 4 Januari sampai 13 Maret 2018.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: buah kantong plastik

buram (Polypropylene) 2 kg merk tomat ukuran 35 cm x 20 cm dengan bobot 65

gram (P1), kertas (greaseproof) putih ukuran 30 cm x 20 cm (P2), kain

(tangerine) putih ukuran 30 cm x 20 cm (P3), gunting pangkas, label tanaman,

papan identitas penelitian, kamera, buku catatan, buku pengamatan, spidol,

timbangan digital, jangka sorong, tekstur analyzer, penetrometer, tali pengukur,

refraktometer, klorofil meter, meteran, dan kardus

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 180 buah belimbing, 21

tanaman belimbing.

3.3 Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan Randomized Complete Block Design (RCBD)

dengan 12 perlakuan dan 3 ulangan dan diperoleh 36 unit percobaan. Tiap unit

percobaan terdiri dari 5 sampel buah belimbing yang ada di lahan. Penentuan

18

tanaman sampel tempat pembungkusan buah belimbing ditentukan secara

diagonal, dimana tiap tanaman dipasang 3 macam bahan pembungkus.

Menurut Misan (2011) pembungkusan pada buah belimbing dilakukan saat

buah berumur 4 msa (minggu setelah anthesis). Buah belimbimbing pada umur

tersebut berdiameter ± 4 cm. Buah dibungkus sampai buah matang yang ditandai

dengan perubahan warna kulit buah belimbing yang semula bewarna hijau pekat

menjadi kekuningan, dalam kondisi ini maka belimbing telah siap dipanen.

Ukuran bahan pembungkus adalah 30 cm × 20 cm yang digunting di bagian tepi

kanan, kiri dan tengahnya dengan tujuan untuk ventilasi udara, dan membuang air

yang masuk ke dalam bahan pembungkus.

Faktor pertama yang akan diuji sebagai berikut :

P0 = Buah belimbing dengan perlakuan tanpa pembungkus (kontrol)

P1 = Buah belimbing dengan perlakuan pembungkusan dengan Plastik

Polypropylene

P2 = Buah belimbing dengan perlakuan pembungkusan dengan Kertas

Greaseproof Putih

P3 = Buah belimbing dengan perlakuan pembungkasn dengan Kain

Tangerine Putih

Faktor kedua yang akan diuji sebagai berikut :

D1 = Ukuran buah kecil dengan diameter 2-3 cm

D2 = Ukuran buah sedang dengan diameter 4-5 cm

D3 = Ukuran buah besar dengan diameter 6-7 cm

19

Perlakuan

Diameter

D1 D2 D3

P0 P0D1 P0D2 P0D3

P1 P1D1 P1D2 P1D3

P2 P2D1 P2D2 P2D3

P3 P3D1 P3D2 P3D3

Tabel 1. Tabel Kombinasi

Kombinasi dari dua faktor di atas adalah sebagai berikut :

P0D1 : Perlakuan tanpa pembungkus dengan diameter buah 2-3 cm

jumlah sampel 15 buah

P0D2 : Perlakuan tanpa pembungkus dengan diameter buah 4-5 cm

jumlah sampel 15 buah

P0D3 : Perlakuan tanpa pembungkus dengan diameter buah 6-7 cm

jumlah sampel 15 buah

P1D1 : Perlakuan plastik polypropylene dengan diameter buah 2-3 cm

jumlah sampel 15 buah

P1D2 : Perlakuan plastik polypropylene dengan diameter buah 4-5 cm

jumlah sampel 15 buah

P1D3 : Perlakuan plastik polypropylene dengan diameter buah 6-7 cm

jumlah sampel 15 buah

P2D1 : Perlakuan kertas greaseproof putih dengan diameter buah 2-3

cm jumlah sampel 15 buah

P2D2 : Perlakuan kertas greaseproof putih dengan diameter buah 4-5

cm jumlah sampel 15 buah

P2D3 : Perlakuan kertas greaseproof putih dengan diameter buah 6-7

cm jumlah sampel 15 buah

P3D1 : Perlakuan kain tangerine putih dengan diameter buah 2-3 cm

jumlah sampel 15 buah

P3D2 : Perlakuan kain tangerine putih dengan diameter buah 4-5 cm

jumlah sampel 15 buah

P3D3 : Perlakuan kain tangerine putih dengan diameter buah 6-7 cm

jumlah sampel 15 buah

20

Denah Penelitian

Adapun denah penelitian disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Denah Percobaan

Keterangan:

1.

: Pada denah (Gambar 4) adalah pohon yang digunakan selama

penelitian berlangsung.

2. U1 :

Ulangan pada perlakuan pembungkusan dan diameter buah

yang diacak sebagai berikut, P1D1, P2D3, P3D3, P1D2,

P0D1, P2D1, P0D2, P0D3, P2D2, P3D2, P1D3, P3D1.

3. U2 :

Ulangan pada perlakuan pembungkusan dan diameter buah

yang diacak sebagai berikut, P0D1, P2D3, P0D3, P2D2,

P1D1, P1D3, P3D1, P1D2, P3D3, P0D2, P1D2, P3D2.

4. U3 :

Ulangan pada perlakuan pembungkusan dan diameter buah

yang diacak sebagai berikut, P0D3, P1D1, P2D1, P3D2,

P1D3, P0D1, P1D2, P2D2, P3D1, P0D2, P2D3, P3D3.

21

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini yang diamati adalah bagian buah tanaman

belimbing. Tanaman belimbing yang digunakan sebagai bahan penelitian sudah di

tanam pada tahun 2007 dengan jarak tanam antara satu tanaman belimbing sekitar

6 x 6 meter yang terbagi dalam 3 kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas 5

sampel buah, sehingga jumlah total sempel buah yang diamati sebanyak 180 buah

termasuk dengan kontrol. Tahapan pelaksanaan penelitian lebih rincimya sebagai

berikut:

1. Pemilihan Tanaman dan Buah

Tanaman belimbing yang digunakan untuk penelitian berumur 11 tahun

dengan varietas belimbing karangsari merah, sedangkan buah yang digunakan

adalah buah belimbing yang berbentuk lurus tidak bengkok. Sebelumya dilakukan

pemangkasan buah yang tidak diinginkan yaitu buah yang berbentuk bengkok.

Buah yang digunakan haruslah sudah berumur 15-20 hari setelah munculnya

bunga dan belum ada bercak – bercak hitam akibat serangan lalat buah.

2. Pembungkusan

Pembungkusan buah dilakukan pada saat ukuran kecil diameter 2-3 cm

(D1), sedang 4-5 cm (D2) dan ukuran besar 6-7 cm (D3). Bahan pembungkusan

berupa plastik buram (Polypropylene) 1 kg merk Tomat ukuran 35 cm x 20 cm

dengan bobot 65 gram (P1), kertas putih (P2) dengan ukuran 30 cm x 25 cm yang

digunting di bagian tepi kanan, kiri dan tengahnya dengan tujuan untuk ventilasi

udara, dan membuang air yang masuk ke dalam bahan pembungkus dan Kain

putih (P3) kain putih ukuran 30 cm x 20 cm. Buah belimbing yang dibungkus

22

dipilih yang berada di lahan yang terkena sinar matahari, berwarna hijau pekat,

berdiri sendiri dalam satu grombol buah, dan tidak cacat (tidak terserang hama

dan penyakit).

3. Pemanenan

Pemanenan buah belimbing dilakukan pada buah belimbing yang sudah

siap panen. Buah masak dicirikan dengan kulit buahnya yang berubah warna dari

berwarna hijau ketika masih muda dan berubah menjadi kuning sampai hijau

kekuning-kuningan setelah masak. Ciri lainnya yaitu daging buahnya berwarna

kekuningan, rasanya manis, dan beraroma “musky”. Cara pemanenan yang terbaik

dengan cara dipetik beserta tangkainya, yang sudah matang (hanya yang sudah

masak). Periode pemanenan setelah buah belimbing dilakukan pembatasan buah

dalam satu rantingnya kurang lebih 2-3 buah, hal ini dimaksudkan agar buah dapat

berkembang besar dan merata. Penggunaan sistem ini diharapkan pemanenan

buah dapat dilakukan dua kali dalam setahun (6 bulan) atau sekitar 1,5-2 bulan

setelah berbuah, dengan dicari buah yang masak, dan yang belum masak supaya

ditinggal dan kemudian dipanen kembali.

4. Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat pra panen dan pasca panen. Variabel

pengamatan prapanen meliputi: diameter buah sebelum dibungkus, intensitas

serangan hama. Variabel pengamatan pasca panen meliputi: bobot buah pada saat

dipanen, warna buah, kekerasan buah, uji organoleptik, kadar vitamin c, total

padatan terlarut, menghitung kadar klorofil, jumlah buah rontok,

23

3.5 Variabel Pengamatan

Adapun variabel pengamatan yang diamati dalam penelitian ini terdiri dari

dua bagian yaitu:

3.5.1. Prapanen

1. Intensitas serangan hama dilakukan dengan cara menghitung besarnya nilai

kerusakan dengan rumus:

% Serangan = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 × 100%

2. Tingkat Kerontokan Buah

Pengukuran tingkat kerontokan buah dilakukan setiap 7 hari sekali hingga

panen dengan cara mencatat jumlah buah yang rontok pada setiap

perlakuan. Persentase buah yang rontok pada masing-masing perlakuan

dihitung dengan rumus :

% Kerontokan = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑜𝑛𝑡𝑜𝑘

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖 × 100%

3.5.2. Panen

1. Diameter Buah

Pengukuran diameter buah dilakukan ketika buah sebelum dibungkus dan

setelah panen diukur dengan jangka sorong. Cara penngukuran yaitu :

a. Pilih bagian terbesar pada setiap buah.

b. Letakan jangka sorong pada bagian buah yang akan diukur.

c. Baca dan catat hasil pengukuran diameter.

Catatan : pengukuran diameter diulangi sebanyak tiga kali masing-masing

sampel.

24

2. Bobot Buah

Pengukuran bobot buah yang dibungkus dan buah yang tidak dibungkus

(kontrol) menggunakan timbangan digital yang memiliki satuan bobot

dalam gram. Pengukuran bobot buah, yaitu

a. Buah belimbing dikeluarkan satu persatu sebelum ditimbang agar

buah bisa dikelompokan dengan perlakuan yang sama.

b. Sebelum buah ditimbang pastikan timbangan digital sudah stand by.

c. Cara pengoperasian timbangan digital ialah pastikan colokan sudah

tertancap ke stopkontak. Tekan tombol ON untuk menyalakan dan

tombol OFF mematikan alat setelah selesai pemakaian.

d. Letakkan timbangan digital pada tempat yang datar, pastikan

permukaan timbangan bersih.

e. Sebelum buah ditimbang pastikan layar timbangan menunjukkan

angka nol.

f. Letakkan buah dipermukaan timbangan satu persatu sesuai dengan

perlakuan jenis pembungkusnya.

g. Catat setiap angka/bobot buah yang dinyatakan dalam satuan gram

h. Ulangi langkah 5 – 7 hingga buah terkhir (Parandica, 2011)

3. Warna Buah

Pengujian warna setiap buah menggunakan color reader tipe CR-10

Pengoperasian color reader, yaitu :

a. Menyalakan atau tekan tombol power.

b. Buka tutup lensa dan letakkan lensa pada bahan yang akan diukur

intensitasnya.

25

c. Pilih menu “lab”/”leh” umtuk pilihan pegukuran.

d. Tekan tombol di atas color reader untuk menera/membaca sample

yang diuji.

e. Apabila ada bunyi beep menandakan pembacaan warna telah selesai.

f. Catat angka L,a, dan b yang muncul pada monitor.

g. Tekan tombol target agar angka kembali menjadi nol.

h. Ulangi langkah 4 dan 5 untuk menguji sample selajutnya.

i. Matikan alat, bersihkan lensa, tutup lensa dan kembalikan pada

tempatnya.

Keterangan nilai :

1. Nilai L = kecerahan

2. Nilai a- =hijau

3. Nilai a+ = merah

4. Nilai b+ = kuning

5. Niali b- = biru

6. Nilai L, a, b tergantung komoditas yang diuji

7. Kisaran nilai L antara 1 – 100 (Maulida, 2014)

4. Total Kepadatan Terlarut (TPT)

Pengukuran total padatan terlarut menggunakan hand refraktometer,

Pengukuran dilakukan dengan cara:

a. Pengukuran total padatan terlarut menggunakan hand refraktometer.

b. Buah belimbing dihancurkan dengan mortal martil.

c. Buka penutup lensa pada hand refraktometer.

26

d. Ambil ekstrak belimbing dan tetesakan pada lensa usahakan lensa

tertutupi oleh ekstrak buah belimbing.

e. Arahkan hand refratometer pada cahaya

f. Catat angka yang ditunjukan.

g. Bersihkan lensa menggunakan aquades dan tisu kering.

h. Ulangi langkah 1 – 6.

Catatan : pengujian dilakukan tiga kali ulangan terhadap masing – masing

sampel. Besarnya nilai padatan terlarut dinyatakan dalam satuan oBrix

(Parandica, 2011)

5. Tingkat Kekerasan Buah

Uji kekerasan buah diukur menggunakan alat Tekstur Analyzer dengan gaya

tekan 250 N. Cara pengoperasian :

a. Tekan tombol power pada Tekstur Analyzer dan juga komputer.

b. Buka aplikasi trapecium pada komputer.

c. Atur jumlah sample yang akan diujikan pada komputer.

d. Letakkan buah pada “jank” (tatakan sample) yang ada dibawah “jig”

(jarum penusuk).

e. Atur tekanan pada aplikasi.

f. Tekan tombol start.

g. Tunggu hingga alat selesai membaca data.

h. Ketika terdengar bunyi “bip bip bip” menandakan alat selesai

membaca tingkat kekerasan buah.

(Panduan Praktikum Ilmu Teknologi Pangan, 2016).

27

6. Kadar Klorofil

Pengukuran kadar klorofil meter menggunakan alat Klorofil Meter SPAD

502 dengan cara sebagai berikut :

a. Nyalakan klorofil meter hingga muncul tulisan “CAL” pada layar.

b. Kedua kupas kulit buah setipis mungkin agar tingkat klorofil bisa

terbaca.

c. Kulit yang sudah diambil dari setiap sampel diletakan pada slot

sampel atau kepala pengukur.

d. Tekan bagian atas dan bawah kepala pengkuru hingga menjepit

sampel dan tunggu bunyi “beep” ketika pengkukuran kadar klorofil

selesai.

e. Pada layar klorofil meter akan muncul angka yang menunjukkan

tingkat atau kadar klorofil.

Catatan : pengukuran kadar klorofil dilakukan pada setiap sampel dalam tiap

ulangan (Parandica, 2011)

7. Kadar Vitamin C

Menghitung kadar vitamin c dengan metode titrasi menggunakan 3 sampel

pada setiap ulangan dengan cara sebagai berikut : (Panduan Praktikum Ilmu

Teknologi Pangan, 2016).

a. Menimbang sampel vitamin C sebanyak 5 gram diletakkan diatas

cawan petri/ gelas arloji.

b. Menghaluskan sampel vitamin C hingga halus menggunakan mortal

martil.

28

c. Mencampurkan aquades sebanyak 50 ml kedalam mortal martil dan

dihomogenkan.

d. Mengambil sampel vitamin C yang telah dilarutkan dengan aquades

sebanyak 2 ml dan diletakkan kedalam erlenmeyer.

e. Menambahkan indikator PP (Phenol Phtalein) sebanyak 2-4 tetes

kedalam erlenmeyer.

f. Mentitrasi sampel menggunakan larutan iodin 0,01 N yang telah

diletakkan dalam biuret hingga sampel berwarna coklat kehitaman.

g. Menghitung banyaknya larutan iodin yang menetes hingga larutan

sampel berubah warna.

h. Menghitung kadar vitamin-C menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

0,01 : Konsentrasi dari Iodin yaitu 0,01 N

ml titrasi : Banyaknya iodin yang menetes hingga merubah warna

sampel

0,88 : 1ml 0,01 N larutan Iodium = 0,88 mg asam askorbat

10 : Faktor pengenceran 5 gr bobot sampel dalam 50 ml

aquades

gr sampel : banyaknya sampel yang ditimbang

1000 : ketetapan

8. Uji Organoleptik

Pengujian dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan panelis terhadap

perubahan mutu buah belimbing selama percobaan. Dengan parameter rasa,

warna. Skor hedonik yang digunakan dengan skala 1-5, dimana skor 1

29

(sangat tidak suka); 2 (tidak suka); 3 (biasa); 4 (suka); 5 (sangat suka).

Panelis yang digunakan sebanyak 5 orang.

3.6 Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan Penelitian ini

menggunakan Randomized Complete Block Design (RCBD) dengan uji F untuk

mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Apabila pengaruh perlakuan

nyata dilanjutkan dengan uji BNJ taraf α 5% untuk mengetahui pengaruh terbaik

pada seluruh perlakuan.