iii. kerangka pemikiran 3.1. konsep dan pengukuran … · 3.1. konsep dan pengukuran efisiensi ....

24
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input tertentu. Perolehan keuntungan maksimum berkaitan erat dengan efisiensi dalam berproduksi. Proses produksi tidak efisien karena dua hal yaitu : (1) tidak efisien secara teknis, karena ketidakberhasilan mewujudkan produktivitas maksimal artinya perunit paket masukan (input tertentu) tidak dapat menghasilkan produksi maksimal, dan (2) tidak efisien secara alokatif, karena pada tingkat harga-harga masukan dan keluaran tertentu, proporsi penggunaan masukan tidak optimum. Ini terjadi karena produk penerimaan marginal (marginal revenueproduct) tidak sama dengan biaya (marginal cost) masukan yang digunakan. Menurut Lau dan Yotopoulus (1971) konsep efisiensi pada dasarnya mencakup tiga pengertian, yaitu : (1) efisiensi teknis (Tecnical Efficiency), (2) efisiensi harga (Price Efficiency), dan (3) efisiensi ekonomi (Economic Efficiency). Efisiensi teknis mencerminkan kemampuan petani untuk memperoleh output maksimal dari sejumlah input tertentu. Seorang petani dikatakan lebih efisien secara teknis dari petani lain jika petani dapat menghasilkan output lebih besar pada tingkat penggunaan teknologi produksi yang sama. Petani yang menggunakan input lebih kecil pada tingkat teknologi produksi yang sama lebih efisien dari petani lain, jika menghasilkan output yang sama besarnya. Efisiensi alokatif mencerminkan kemampuan petani untuk menggunakan input dengan proporsi yang optimal pada masing-masing tingkat harga input dan

Upload: truongdieu

Post on 08-Mar-2019

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

35

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi

Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum

dengan input tertentu. Perolehan keuntungan maksimum berkaitan erat dengan

efisiensi dalam berproduksi. Proses produksi tidak efisien karena dua hal yaitu :

(1) tidak efisien secara teknis, karena ketidakberhasilan mewujudkan

produktivitas maksimal artinya perunit paket masukan (input tertentu) tidak dapat

menghasilkan produksi maksimal, dan (2) tidak efisien secara alokatif, karena

pada tingkat harga-harga masukan dan keluaran tertentu, proporsi penggunaan

masukan tidak optimum. Ini terjadi karena produk penerimaan marginal

(marginal revenueproduct) tidak sama dengan biaya (marginal cost) masukan

yang digunakan.

Menurut Lau dan Yotopoulus (1971) konsep efisiensi pada dasarnya

mencakup tiga pengertian, yaitu : (1) efisiensi teknis (Tecnical Efficiency),

(2) efisiensi harga (Price Efficiency), dan (3) efisiensi ekonomi (Economic

Efficiency). Efisiensi teknis mencerminkan kemampuan petani untuk memperoleh

output maksimal dari sejumlah input tertentu. Seorang petani dikatakan lebih

efisien secara teknis dari petani lain jika petani dapat menghasilkan output lebih

besar pada tingkat penggunaan teknologi produksi yang sama. Petani yang

menggunakan input lebih kecil pada tingkat teknologi produksi yang sama lebih

efisien dari petani lain, jika menghasilkan output yang sama besarnya.

Efisiensi alokatif mencerminkan kemampuan petani untuk menggunakan

input dengan proporsi yang optimal pada masing-masing tingkat harga input dan

Page 2: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

36

teknologi yang dimiliki sehingga produksi dan pendapatan yang diperoleh

maksimal, pada dasarnya tujuan petani dalam mengelola usahataninya adalah

untuk meningkatkan produksi dan pendapatan. Tingkat produksi dan pendapatan

usahatani sangat ditentukan oleh efisiensi petani dalam mengalokasikan

sumberdaya yang dimilikinya ke dalam berbagai alternatif aktivitas produksi.

Kedua ukuran efisiensi di atas bila digabungkan menghasilkan ukuran

efisiensi ekonomis total yaitu, menghasilkan produksi yang tinggi dengan biaya

produksi yang dapat ditekan serta menjual produksi dengan harga yang tinggi.

Secara lebih sederhana efisiensi ekonomis dapat diukur dengan kriteria

keuntungan maksimum dan kriteria biaya minimum. Efisiensi ekonomis akan

tercapai bila Marginal Cost sama dengan Marginal Revenue (MC = MR).

Pengukuran efisiensi teknis, alokatif dan ekonomis dapat didekati dari dua

sisi yaitu pendekatan dari sisi input dan pendekatan dari sisi output. Pengukuran

efisiensi teknis dari sisi input (Indeks efisiensi teknis Kopp) merupakan ratio dari

input atau biaya batas (frontier) terhadap input atau biaya observasi. Sedangkan

pengukuran efisiensi teknis dari sisi output (indeks efisiensi teknis Timmer)

merupakan ratio dari output observasi terhadap output batas. Indeks efisiensi

Timmer digunakan sebagai pendekatan untuk mengukur efisiensi teknis di dalam

analisis Stochastic frontier, sedangkan indeks efisiensi teknis Kopp digunakan

untuk mengukur efisiensi teknis yang menggunakan konsep efisiensi teknis dari

fungsi biaya dual.

Farrel (1957) dalam Coelli et al. (1998) menyatakan bahwa efisiensi teknis

dianggap sebagai kemampuan untuk berproduksi pada isoquant batas, sedangkan

alokatif mengacu pada kemampuan untuk berproduksi pada tingkat output tertentu

Page 3: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

37

dengan menggunakan rasio input pada biaya minimum. Sebaliknya inefisiensi

teknis mengacu pada penyimpangan dari isoquant frontier, sedangkan inefisiensi

alokatif mengacu pada penyimpangan dari rasio input pada biaya minimum.

Konsep efisiensi dari sisi input diilustrasikan oleh Farrel (1957) dalam

Coelli et al. (1998) pada Gambar 1. Konsep efisiensi Farrel ini diasumsikan pada

kondisi constant return to scale.

Pada Gambar 1, kurva isoquant frontier SS’ menunjukkan kombinasi input

per output (x1/y dan x2/y) yang efisien secara teknis. Titik P dan Q

menggambarkan dua kondisi suatu perusahaan dalam berproduksi menggunakan

kombinasi input dengan proporsi input x1/y dan x2/y yang sama. Titik P berada di

atas kurva isoquant, sedangkan titik Q menunjukkan perusahaan beroperasi pada

kondisi secara teknis efisien (karena beroperasi pada kurva isoquant frontier).

Titik P mengimplikasikan bahwa perusahaan memproduksi sejumlah output yang

sama dengan output di titik Q, tetapi dengan jumlah input yang lebih banyak.

Maka inefisiensi teknis dari perusahaan adalah ditunjukkan oleh jarak QP, yang

merupakan jumlah dimana seluruh input dapat secara proposional dikurangi tanpa

penurunan output. Titik Q mengimplikasikan bahwa perusahaan memproduksi

sejumlah output yang sama dengan output di titik P, tetapi dengan jumlah input

yang lebih sedikit. Jadi, rasio 0Q/0P menunjukkan Efisiensi Teknis (TE)

perusahaan, yang menunjukkan proporsi dimana kombinasi input pada

P diturunkan, rasio input per output (x1/y : x2/y) konstan, sedangkan output tetap.

Jika harga input tersedia, efisiensi alokatif (AE) dapat ditentukan. Garis

isocost (AA’) digambarkan menyinggung isoquant SS’ di titik Q’ dan memotong

garis 0P di titik R. Titik R menunjukkan rasio input-output optimal yang

Page 4: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

38

meminimumkan biaya produksi pada tingkat output tertentu karena slopeisoquant

sama dengan slope isocost. Titik Q secara teknis efisien tetapi secara alokatif

inefisien karena perusahaan di titik Q berproduksi pada tingkat biaya yang lebih

tinggi dari pada di titik Q’. Jarak 0R-0Q menunjukkan penurunan biaya produksi

jika produksi terjadi di titik Q’ (secara alokatif dan teknis efisien), sehingga

efisiensi alokatif (AE) untuk perusahaan yang beroperasi di titik P adalah rasio

0R/0Q. Total efisiensi ekonomi (EE) adalah didefinisikan sebagai rasio 0R/0P.

Sumber: Farrel (1957) dalam Coelli et al. (1998).

Gambar 1. Konsep Efisiensi

Untuk mengetahui tingkat efisiensi harga diperlukan informasi harga

masing-masing input. Dianggap garis AA' mencerminkan harga relatif input

X1 dan X2. Gambar 1 menunjukkan bahwa titik Q yang terletak pada garis SS'

memerlukan sumberdaya yang lebih mahal daripada di titik Q'. Karena setiap

kombinasi input yang terletak pada garis yang sejajar dengan garis AA', tetapi

lebih jauh dari titik O, mencerminkan kombinasi input yang lebih besar daripada

S

P

Q

R

x2/y

x1/y

S

A’ 0

A

Q’

Page 5: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

39

kombinasi input yang terletak pada garis SS. Jarak RQ menunjukkan adanya

efisiensi harga yang masih dapat ditingkatkan. Efisiensi harga usahatani P diukur

dari rasio OR dan OQ.

Berdasarkan konsep Farrel dalam Coelli et al. (1998) pada Gambar 1

maka ukuran efisiensi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Efisiensi Teknis (TE) ......................................................................(1)

Efisiensi Harga (AE) . ....................................................................(2)

Maka:

Efisiensi Ekonomi (AE) ..................................................................(3)

Bentuk umum ukuran efisiensi teknis yang dicapai oleh observasi ke-i pada waktu

ke-t didefinisikan sebagai berikut (Coelli, 1996):

TEi= ……………………………(3.7)

Keterangan : nilai TEi antara 0 dan 1 atau 0 ≤ TEi ≤ 1.

Efisiensi teknis dapat dicapai oleh petani melalui manajemen Program

PrimaTani yang baik. Efisiensi teknis tersebut dapat dicapai dengan cara

menggeser jarak dari titik P ke titik Q, demikian pula dengan efisiensi alokatif

dengan pengelolaan penggunaan input dengan harga yang minimum maka akan

diperoleh efisiensi alokatif yang pada akhirnya kombinasi dari efisiensi teknis

dengan efisiensi alokatif akan diperoleh efisiensi ekonomi.

Konsep efisiensi melalui pendekatan output, diilustrasikan menggunakan

Kurva Kemungkinan Produksi (KKP) pada Gambar 2 dengan simbol ZZ'. Titik A

menunjukkan petani yang berada dalam kondisi inefisiensi. Ruas garis AB

menggambarkan kondisi yang inefisien secara teknis. Berkenaan dengan kondisi

Page 6: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

40

tersebut, pada pendekatan ratio efisiensi teknis didefenisikan sebagai :

...........................................................................................(4)

Dengan adanya informasi harga output yang digambarkan oleh garis isorevenue

DD' maka efisiensi alokatif ditulis dalam bentuk :AE0 = AB/OC........................(5)

Sedangkan kondisi efisiensi ekonomis ditunjukkan oleh :

EE0 = TE0 x AE0 = (OA/OB) x (OB/OC) = OA/OC................................(6)

Ratio dari ketiga nilai efisiensi ini berkisar antara 0 - 1.

y2/x1

D

C

Z ●

B

●A ● B’

D’

0 Z’ y1/x1

Sumber : Coelli et al. (1998)

Gambar 2. Konsep efisiensi Oreantasi Output

Ada dua konsep fungsi produksi batas yang perlu diperjelas perbedaannya.

Kedua fungsi produksi tersebut adalah fungsi produksi batas (frontier production

function) dan fungsi produksi rata-rata (average production function). Pada

Gambar 3a dan 3b dapat dilihat perbedaan fungsi produksi batas dengan fungsi

produksi rata-rata.

Page 7: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

41

Y Y

● ●

● ● ●

● ● ● ●

● ●

● ● ● ● ● ●

● ● ● ●

● ● ● ●

O X O X

Sumber : King (1980)

Keterangan : Y = output, X = Input

(a) Fungsi Produksi Batas (b) Fungsi Produksi “Rata-Rata”

Gambar 3. Perbedaan Fungsi Produksi Batas dengan Rata-Rata

Berdasarkan pengertian produksi batas dan dari Gambar 3a dikatakan

bahwa usahatani yang berproduksi disepanjang kurva berarti telah berproduksi

secara efisien, karena untuk sejumlah kombinasi input tertentu dapat diperoleh

output yang maksimum, artinya pada kondisi tersebut penggunaan input sudah

optimal. Sedangkan untuk pengertian produksi rata-rata pada Gambar 3b,

usahatani yang berproduksi disepanjang kurva belum tentu yang paling efisien

karena kemungkinan usahatani yang mampu berproduksi di atas kurva atau lebih

besar dari produksi rata-ratanya.

Dalam pengukuran tingkat efisiensi dikategorikan ke dalam pendekatan

frontier dan non frontier. Pendekatan frontier diantaranya : (1) deterministic non

parametric frontier, (2) deterministic parametric frontier, (3) deterministic

statistical frontier, and (4) stochastic statistical frontier (stochastic frontier).

Kelemahan dari model produksi deterministic frontier adalah tidak dapat

Page 8: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

42

menguraikan komponen residual ui menjadi pengaruh eksternal yang tidak

tertangkap (random shock). Akibatnya inefisiensi teknis cenderung bernilai

tinggi, karena dipengaruhi sekaligus oleh dua komponen error yang tidak terpisah.

Kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam spesifikasi model juga ikut

mewujudkan peningkatan ukuran inefisiensi (Kebede, 2001). Hal lain yang

dikemukakan Coelli et al. (1998) menjelaskan bahwa di dalam fungsi produksi

deterministic frontier tidak ada ukuran yang disertakan untuk menghitung

kemungkinan pengaruh lain dari faktor kesalahan dan faktor pengganggu yang

bisa berada diatas batas produksi. Semua penyimpangan dari batas diasumsikan

sebagai hasil dari inefisiensi teknis.

Model fungsi produksi stochastic frontier (stochastic production frontier)

merupakan perluasan dari model asli deterministic, untuk mengukur efek-efek

yang tak terduga (Stochastic effect) di dalam batas produksi.

Model fungsi produksi stochastic frontier secara umum sebagai berikut:

............................................... (7)

Keterangan :

Yi = keluaran yang dihasilkan oleh observasi (petani) ke-i

Xmi = vektor masukan m yang digunakan oleh observasike-i

β = vektor koefisien parameter

εi = spesifik error term dari observasi ke-i

Frontier stokastik disebut juga “composed error model” karena error term

terdiri dari dua unsur : εi = vi- ui i = 1, 2.....,N. Variabel εi adalah variabel

kesalahan yang terdiri dari dua komponen yaitu vi dan ui. Unsur vi adalah variasi

keluaran (acak) yang disebabkan oleh faktor-faktor eksternal (misal iklim,

serangan hama, bencana alam, dll), sebarannya simetris dan menyebar normal

Page 9: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

43

(vi │N (0,ζ2

u)). Sedangkan ui mereflesikan komponen galat (error) yang sifatnya

internal (dapat dikendalikan petani) dan lazimnya berkaitan dengan kapabilitas

managerial petani dalam mengelola usahataninya (Greene dalam Adhiana, 2005).

Komponen ini sebarannya asimetris (one sided) yakni ui ≥ 0. Jika proses produksi

berlangsung efisien (sempurna) maka keluaran yang dihasilkan berimpit dengan

potensi produktivitas maksimal untuk the best practice berarti ui = 0. Sebaliknya

jika ui ≤ 0 berarti berada di bawah potensi tersebut. Distribusinya menyebar

setengah normal (ui │N (0,ζ2

u)).

Menurut Aiger et al. (1977), Jondrow et al. (1982) ataupun Greene (1993)

dalam Haryani (2009), didefenisikan bahwa :

............................................................................................ (8)

.....................................................................................................(9)

Battese dan Corra (1977) mendefenisikan γ sebagai variasi total daripada keluaran

aktual terhadap frontiernya sehingga:

...................................................................................................(10)

Oleh sebab itu 0 ≤ γ ≤ 1. Nilai dugaan γ dapat diperoleh dari 2 dan .

Jondrow et al. (1982) dalam Haryani (2009) juga membuktikan bahwa

ukuran efisiensi teknis individual dapat dihitung dari εi. Nilai harapan ui dengan

syarat εi adalah :

............................ (11)

dimana f(.) dan F (.) merupakan fungsi dentitas standard normal dan fungsi

distribusi standard normal.

Ukuran efisiensi teknis (TEi) dihitung dengan menggunakan rumus

Page 10: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

44

sebagai berikut :

TEi = exp (-E[ui|εi]) i = 1,2,.....................N.............................(12)

Jadi 0 ≤ TEi ≤ 1. Nilai efisiensi teknis tersebut berhubungan terbalik dengan nilai

efek inefisiensi teknis dan hanya digunakan untuk fungsi yang memiliki jumlah

output dan input tertentu. Saat dimana produsen menggunakan sumberdaya pada

tingkat produksi yang masih mungkin ditingkatkan, berarti efisiensi teknis tidak

tercapai karena adanya faktor-faktor penghambat.

Fungsi produksi frontier merupakan jumlah output maksimum yang

mungkin dicapai dari penggunaan input pada tingkat teknologi tertentu.

Selanjutnya Doll dan Orazem (1984) mengatakan bahwa fungsi produksi adalah

menggambarkan hubungan antara input dan output yang menunjukkan suatu

sumberdaya (input) dapat dirubah sehingga menghasilkan produk tertentu. Fungsi

produksi frontier tidak diizinkan terjadinya negatif gap, atau tidak ada observasi

dibawah fungsi produksi frontier. Konsep frontier adalah fungsi deterministik

sehingga tidak ada nilai error term yang bernilai negatif.

Metode pengukuran efisiensi untuk produksi rata-rata sebagian besar

menggunakan metode ekonometrika, terutama metode Ordinary Least Squares

(OLS). Metode pendugaan yang tidak bias adalah menggunakan Maximum

Likelihood (Greene, 1993 dalam wahida, 2005). Metode pendugaan Maximum

Likelihood (MLE) pada model stochastic frontier dilakukan melalui proses dua

tahap. Tahap pertama menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS)

untuk menduga parameter teknologi dan input-input produksi dan tahap kedua

menggunakan metode MLE untuk menduga keseluruhan parameter faktor

produksi, intersep dan varian dari kedua komponen kesalahan. Pengukuran

Page 11: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

45

efisiensi melalui pendekatan produksi rata-rata hanya dapat mengidentifikasi

teknis cenderung bernilai tinggi, karena dipengaruhi dari pendugaan fungsi

produksi rata-rata tidak dapat memisahkan perubahan teknologi murni dengan

shock (Wahida, 2005).

y output batas (yi*)

y = F(xi;β) exp(vi), jika Vi>0

X1 f(xi,β)

X output batas (yj*),

yj ● y= F(xj;β) exp(vj), jikavj<<0

yi ● output

observasi (yi) Output Observasi (yj)

xi xj x

Sumber : Collie, Rao dan Battese (1998)

Gambar 4. Fungsi Produksi Stochastic Frontier

Gambar 4 menunjukkan kondisi produksi dari dua petani diwakili oleh

simbol i dan j dengan output aktual sebesar yi dan yj. Frontieroutput untuk petani

i berada diatas fungsi produksi sedangkan frontier output untuk petani j berada

dibawah fungsi produksi. Frontier output petani i dan j tidak dapat diamati atau

diukur karena random error dari keduanya tidak teramati. Kondisi ini

menggambarkan bagian deterministik pada fungsi stochastik frontier berada

diantara frontier output. Output aktual dapat lebih besar dari bagian deterministik

ini jika kesalahan pengukuran (random error) lebih besar nilainya dibandingkan

efek inefisiensi atau yi > exp (xi β) jika vi > ui .

Efisiensi dari suatu proses produksi ditentukan oleh efisiensi teknis dan

Page 12: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

46

efisiensi alokatif. Dengan menggunakan fungsi produksi frontier hanya dapat

mendeteksi efisiensi teknis saja. Kopp dan Diewert (1982) menunjukkan adanya

multikolonier apabila langsung dengan fungsi produksi frontier primal. Untuk

mengatasi masalah ini maka Kopp dan Diewer telah mengembangkan konsep

efisiensi Farrel menjadi efisiensi dual (Taylor et al. 1986), sehingga dengan

demikian efisiensi teknis dan efisiensi alokatif dapat diperoleh sekaligus dengan

menggunakan fungsi produksi frontier dan fungsi biaya frontier dualnya dari

usahatani yang bersangkutan. Bentuk persamaan dari fungsi biaya dual usahatani

adalah sebagai berikut:

........................................................................ (13)

Keterangan :

C = biaya produksi

yi = jumlah output

pi = harga input

βi = koefisien parameter

ui = error term (efek inefisiensi alokatif)

Pengukuran efisiensi teknis, alokatif dan ekonomis dengan menggunakan kedua

pendekatan (oreantasi input dan oreantasi output) tersebut secara terintegrasi,

membutuhkan sebuah fungsi produksi yang bersifat homogen.

Efisiensi ekonomi didefenisikan sebagai rasio total biaya produksi

minimum yang diobservasi (C*) dengan total biaya produksi aktual (C) (Jondrow

et al. (1982) dalam Ogundari dan Ojo (2006).

.......................................... (14)

Keterangan : EE bernilai 0 ≤ EE ≤ 1.

Page 13: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

47

Tingkat efisiensi teknis akan mempengaruhi produktivitas usahatani.

Produktivitas adalah rasio antara output yang dihasilkan terhadap input yang

digunakan. Hubungan efisiensi teknis dan produktivitas adalah diilustrasikan

pada Gambar 5 (Coelli et al., 1998).

Sumber: Coelli et al. (1998)

Gambar 5. Produktivitas, Efisiensi Teknis dan Skala Ekonomi

Gambar 5 mengilustrasikan tiga garis yang berasal dari titik 0 yang

mengukur produktivitas pada titik data tertentu dan kurva produksi frontier 0F’.

Slope masing-masing garis ini adalah y/x yang merupakan ukuran produktivitas.

Jika usahatani beroperasi pada titik A dan berpindah ke titik B yang efisien secara

teknis, slope garis akan menjadi lebih besar, yang menunjukkan produktivitas

yang lebih tinggi pada titik B. Jika produksi pindah ke titik C, maka garis dari

titik 0 adalah bersinggungan dengan produksi frontier dan merupakan titik

maksimum kemungkinan produktivitas. Pergerakan sepanjang garis yang

bersinggungan dengan produksi frontier merupakan contoh eksploitasi skala

F’

A

B

C

y

x 0

optimal scale

Page 14: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

48

ekonomi. Titik C adalah titik (secara teknis) skala optimal. Produksi pada titik

lain pada produksi frontier menghasilkan produktivitas yang lebih rendah.

Dari Gambar 5 terlihat bahwa produktivitas berbeda dengan efisiensi

teknis. Selain itu dari Gambar 5 dapat disimpulkan bahwa meskipun usahatani

dapat secara teknis efisien tetapi masih dapat untuk meningkatkan

produktivitasnya dengan mengeksploitasi skala ekonomi.

3.2. Peningkatan Teknologi dalam Usahatani

Salah satu faktor mutlak pembangunan pertanian adalah adanya teknologi

yang selalu berubah. Penggunaan teknologi dalam usahatani memerlukan biaya

yang lebih tinggi dari pada usahatani tanpa teknologi. Tambahan biaya tersebut

terutama digunakan untuk membeli bibit unggul, pupuk buatan dan obat-obatan

bila ada serangan hama/penyakit. (Mosher, 1968 dalam Nurland, 1983).

Penggunaan teknologi baru pada pertanian akan berpengaruh terhadap

biaya usahatani (Hernanto, 1989). Selain akan mempengaruhi biaya, penggunaan

teknologi baru berpengaruh terhadap penerimaan petani. Peningkatan produksi

yang terpenting pada dasarnya adalah adanya kenaikan produktivitas per satuan

luas dan waktu. Bentuk-bentuk teknologi tersebut dapat berupa cara budidaya

yang lebih baik, introduksi teknologi seperti penggunaan pupuk dan obat-obatan,

introduksi penggunaan bibit unggul dan teknologi alsintan dapat meredusir tenaga

kerja. Demikian maka teknologi dapat menyentuh seluruh aspek kegiatan

produksi. Penggunaan teknologi pada dasarnya akan memperbesar pengeluaran

biaya dalam usahatani dimana hal ini dapat mengubah komposisi baik biaya tetap

maupun biaya variabel.

Page 15: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

49

Halcrow (1992) menyatakan bahwa ada dua kemungkinan yang dapat

terjadi dari adanya pengaruh teknologi baru yaitu;

1. Menaikkan fungsi produksi sehingga output yang lebih tinggi dapat dihasilkan

dengan menggunakan input yang sama.

2. Menggeser kekiri kurva Total Produksi (TP) yaitu jumlah output yang sama

dapat diperoleh dengan menggunakan sumberdaya yang lebih sedikit.

Suatu metode produksi dapat dikatakan lebih efisien dari metode lainnya

jika metode tersebut menghasilkan output yang lebih besar pada tingkat korbanan

yang sama. Suatu metode produksi yang menggunakan korbanan yang paling

kecil, juga dikatakan lebih efisien dari metode produksi lainnya, jika

menghasilkan nilai output yang sama besarnya.

Menurut Coelli et al. (1998) perubahan teknis akibat adanya perbaikan

teknologi akan menggeser kurva fungsi produksi frontier ke atas, sehingga dengan

penggunaan input (x) yang sama akan menghasilkan output (y) yang lebih besar

(Gambar 6).

Sumber: Coelli et al. (1998)

Gambar 6. Perubahan Teknis antara Dua Periode

y F1

F0

0

0 x

y1

y0

x0

Page 16: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

50

Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa pada periode F1, seluruh usahatani

dapat secara teknis memproduksi output lebih banyak untuk tiap tingkat input,

dibandingkan dengan periode F0.

Hadirnya teknologi baru tentunya akan mendorong seorang petani untuk

dapat mencapai keuntungan yang maksimal. Petani yang selalu mengandalkan

asas memaksimumkan keuntungan (profit maximixation) menurut Soekartawi

(1995) dapat dirincikan sebagai berikut :

1. Cepatnya mengadopsi inovasi hal-hal yang baru dan karenanya petani tersebut

sering disebut sebagai adopters yang cepat (early adopters) dan karenanya

petani yang demikian termasuk golongan petani maju yang relatif baik tingkat

sosial ekonominya.

2. Derajat kosmopolitasnya tinggi, yaitu mobilitas yang cepat, pergi kesana

kemari untuk memperoleh informasi.

3. Berani menanggung resiko dalam usahanya.

4. Mampu dan mau mencoba hal-hal atau teknologi yang baru, karenanya

disamping mereka digolongkan sebagai petani maju juga umumnya petani

komersial.

3.3. Konsep Pendapatan

Analisis pendapatan digunakan untuk melihat manfaat ( keuntungan) dari

suatu usaha, sehingga dapat dinilai tingkat kelayakan usaha tersebut. Kriteria

analisis pendapatan bertitik tolak pada prinsip bahwa efisiensi suatu usaha sangat

dipengaruhi oleh nilai input yang digunakan dalam nilai output yang dihasilkan

dengan proses produksi.

Page 17: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

51

Ada tiga variabel yang perlu diketahui dalam analisis usahatani. Tiga

variabel tersebut adalah penerimaan, biaya dan pendapatan usahatani. Analisis

tiga variabel ini disebut analisis anggaran arus uang tunai (cash flow analysis).

Menurut Soekartawi (1995) penerimaan usahatani adalah perkalian antara

produksi dengan harga jual, biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang

dipergunakan dalam suatu usahatani. Sedangkan yang dimaksud dengan

pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan pengeluaran.

Selanjutnya Soeharjo dan Patong (1977) menyebutkan bahwa analisis pendapatan

usahatani mempunyai kegunaan bagi pemilik faktor produksi dimana dua tujuan

utama dari analisis pendapatan, yaitu : (1) menggambarkan keadaaan sekarang

dari suatu kegiatan usahatani, dan (2) menggambarkan keadaan yang akan datang

dari suatu kegiatan usahatani. Analisis pendapatan usahatani sangat bermanfaat

bagi petani untuk mengukur tingkat keberhasilan dari usahataninya.

Hernanto (1989) mengungkapkan bahwa biaya produksi dalam usahatani

dapat dibedakan :

1. Berdasarkan jumlah output yang dihasilkan terdiri dari :

a. Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar

kecilnya produksi.

b. Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah

Produksi.

2. Berdasarkan yang langsung dikeluarkan dan diperhitungkan terdiri dari :

a. Biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dibayar tunai.

b. Biaya tidak tunai (diperhitungkan) adalah biaya penyusutan alat-alat

pertanian, sewa lahan milik sendiri (biaya tetap) dan tenaga dalam

Page 18: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

52

keluarga (biaya variabel). Biaya tidak tunai untuk melihat bagaimana

manajemen suatu usahatani.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dan pendapatan menurut

Suratiyah (2009) dikatakan sangat kompleks. Faktor tersebut dapat dibagi dalam

dua golongan yaitu : (1) faktor internal dan faktor ekternal, dan (2) faktor

manajemen. Faktor internal dan faktor ekternal akan mempengaruhi biaya dan

pendapatan usahatani. Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal dapat dilihat

pada Gambar 7.

Sumber : Suratiyah (2009)

Gambar 7. Faktor Internal dan Eksternal

Ditinjau dari segi umur, semakin tua akan semakin berpengalaman

sehingga semakin baik dalam mengelola usahataninya. Namun di sisi lain

semakin tua semakin menurun kemampuan fisiknya sehingga semakin

memerlukan bantuan tenaga kerja, baik dalam keluarga maupun luar keluarga.

Faktor eksternal :

1. Input

a. Ketersediaan

b. Harga

2. Output

a. Permintaan

b. Harga

Faktor Internal :

1. Umur petani

2. Pendidikan, pengetahuan,

pengalaman, dan ketrampilan

3. Jumlah tenaga kerja keluarga

4. Luas lahan

5. Modal

Usahatani

Biaya dan Pendapatan

Page 19: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

53

Pendidikan, terutama pendidikan non-formal, akan membuka cakrawala petani,

menambah ketrampilan dan pengalaman petani dalam mengelola usahataninya.

Hal ini sangat diperlukan mengingat sebagian besar petani berpendidikan formal

rendah. Jumlah tenaga kerja dalam keluarga akan berpengaruh langsung pada

biaya. Semakin banyak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga maka semakin

sedikit biaya yang dikeluarkan untuk mengupah tenaga kerja luar keluarga. Petani

yang memiliki lahan sempit dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia dapat

berusahatani tanpa menggunakan tenaga kerja luar keluarga yang diupah. Dengan

demikian biaya per usahatani menjadi rendah.

Jika lahan garapannya luas maka belum tentu dapat dikerjakan semuanya

oleh tenaga kerja dalam keluarga sehingga biaya usahatani akan lebih tinggi untuk

upah tenaga kerja luar keluarga. Modal yang tersedia sangat berpengaruh

terhadap keputusan petani dalam menentukan komoditas apa yang akan

diusahakannya. Jika petani sebagai manajer tidak dapat menyediakan modal

maka akan berpengaruh pada penggunaan faktor produksi dimana faktor produksi

yang digunakan tidak sesuai dengan ketentuan akibatnya produktivitas rendah dan

pendapatan juga rendah.

Faktor eksternal dari faktor produksi (input) terbagi dalam dua hal yaitu

ketersediaan dan harga. Dimana faktor produksi dan harga sangat berpengaruh

pada biaya, produktivitas dan pendapatan dari usahatani. Dari segi produksi

(output), jika permintaan akan produksi tinggi maka harga ditingkat petani tinggi

pula sehingga dengan biaya yang sama petani akan memperoleh pendapatan yang

tinggi, sebaliknya jika produksi meningkat tetapi harga rendah maka pendapatan

juga akan turun. Faktor manajemen sangat menentukan dimana petani sebagai

Page 20: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

54

manajer harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan

ekonomis sehingga memberikan hasil pendapatan yang maksimal.

Hernanto (1989) mengatakan bahwa tingkat keuntungan relatif dari

kegiatan usahatani berdasarkan perhitungan finansial dapat diketahui dengan

melakukan analisis imbangan penerimaan dan biaya. Nilai R/C rasio total

menunjukkan pendapatan kotor yang diterima untuk setiap rupiah yang

dikeluarkan untuk berproduksi. Nilai R/C yang lebih besar dari satu menunjukkan

bahwa penambahan satu rupiah biaya akan menghasilkan tambahan penerimaan

yang lebih besar dari satu. Semakin besar nilai R/C maka semakin baik

kedudukan ekonomi usahatani. Kedudukan ekonomi penting karena dapat

dijadikan penilaian dalam mengambil keputusan dalam aktivitas usahatani.

Banyak cara untuk mengukur pendapatan (Soekartawi et al., 1986), yaitu

pendapatan bersih usahatani dan pendapatan tunai usahatani. Pendapatan bersih

usahatani diperoleh dari selisih antara penerimaan kotor usahatani dan

pengeluaran total usahatani. Penerimaan kotor usahatani adalah nilai produk total

usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual maupun yang tidak dijual.

Pengeluaran total usahatani adalah nilai semua masukan yang habis terpakai atau

dikeluarkan di dalam produksi. Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan

yang diperoleh keluarga petani dan penggunaan faktor-faktor produksi kerja,

pengelolaan dan modal milik sendiri atau modal pinjaman yang diinvestasikan

dalam usahatani.

Pendapatan tunai usahatani merupakan selisih antara penerimaan tunai

usahatani dengan pengeluaran tunai usahatani. Penerimaan tunai usahatani

didefenisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani.

Page 21: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

55

Pengeluaran tunai usahatani adalah jumlah yang dibayarkan untuk pembelian

barang dan jasa bagi usahatani.

3.4. Kerangka Pemikiran Operasional

Kerangka konseptual yang dibangun pada penelitian ini didasari dengan

efisiensi teknis dan pendapatan petani padi di lokasi petani peserta Prima Tani dan

bukan peserta Prima Tani.

Beberapa sumber inefisisensi yang dapat mempengaruhi efisiensi teknis

padi, diantaranya:

1. Pendidikan dimana secara teoritis semakin tinggi pendidikan petani maka

semakin baik kemampuan mereka untuk berproduksi secara efisien.

2. Umur dimana dari studi empiris diketahui bahwa umur dapat mempengaruhi

tingkat efisiensi teknis usahatani.

3. Pengalaman berusahatani, dari studi empiris diketahui bahwa pengalaman

usahatani dapat mempengaruhi tingkat efisiensi teknis usahatani.

4. Dependency ratio dimana dari studi empiris diketahui bahwa depency ratio

dapat mempengaruhi tingkat efisiensi teknis usahatani.

5. Sistem tanam, dari studi empiris diketahui bahwa sistem tanam dapat

mempengaruhi tingkat efisiensi teknis usahatani.

6. Partisipasi dalam kelompok, dari studi empiris diketahui bahwa partisipasi

yang aktif dalam kelompok tani dapat mempengarui tingkat efisiensi teknis.

Kerangka konseptual dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 8. Dari

alur konseptual pada Gambar 8 terlihat bahwa Efisiensi teknis dan pendapatan

petani di lokasi pelaksanaan program Prima Tani dan Bukan Prima Tani terkait

Page 22: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

56

dengan penggunaan input. Penggunaan input yang tidak sesuai anjuran akan

mempengaruhi produksi mengakibatkan rendahnya produksi terkait dengan

pendapatan yang diperoleh petani peserta Prima Tani maupun petani bukan

peserta Prima Tani. Efisiensi teknis dan pendapatan petani terkait dengan

produktivitas yang dicapai oleh petani peserta Prima Tani maupun bukan peserta

Prima Tani.

Alat analisis yang sesuai dengan kebutuhan penelitian sangat diperlukan

oleh penulis. Metode Ordinary Least Square (OLS) digunakan untuk mencari

model terbaik dari fungsi produksi yang dianalisis, selanjutnya Maximum

Likelihood Estimation (MLE) penulis gunakan karena dapat menjelaskan efisiensi

teknis yang diperoleh petani sekaligus faktor-faktor yang mempengaruhi

inefisiensi.

Selanjutnya untuk mengetahui pendapatan petani Prima Tani dan bukan peserta

Prima Tani maka dilakukan analisis pendapatan untuk kedua lokasi tersebut pada

Musim Hujan (MH) dan Musim Kemarau (MK).

Penggunaan input produksi akan mempengaruhi output produksi.

Penggunaan tingkat input produksi dan output produksi akan mempengaruhi

tingkat efisiensi dan pendapatan dari usahatani padi. Selain itu sumber-sumber

inefisiensi juga mempengaruhi penggunaan input dan sekaligus mempengaruhi

tingkat efisiensi teknis usahatani padi.

Pendapatan petani Prima Tani dan bukan peserta Prima Tani maka

dilakukan analisis pendapatan kedua lokasi tersebut pada Musim Hujan (MH) dan

Musim Kemarau (MK) dapat diketahui dengan melakukan analisis pendapatan.

Page 23: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

57

Penggunaan input produksi akan mempengaruhi output produksi.

Penggunaan tingkat input produksi dan output produksi akan mempengaruhi

tingkat efisiensi dan pendapatan dari usahatani padi. Selain itu sumber-sumber

inefisiensi juga mempengaruhi penggunaan input dan sekaligus mempengaruhi

tingkat efisiensi teknis usahatani padi.

Gambar 8. Kerangka Pemikiran Konseptual

Efisiensi Teknis dan Pendapatan Petani Peserta

Prima Tani dan Bukan peserta Prima Tani

Penggunaan Input Produktivitas

Analisis Stocastik

Frontier

Pendapatan

Analisis

Pendapatan

Inefisiensi

Kesimpulan /saran Kebijakan Prima

Tani dan Bukan Prima Tani

Page 24: III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep dan Pengukuran … · 3.1. Konsep dan Pengukuran Efisiensi . Asumsi dasar dari efisiensi adalah untuk mencapai keuntungan maksimum dengan input

58

3.5. Hipotesis

1. Diduga usahatani padi peserta Prima Tani akan lebih efisien didalam

pengelolaan usahataninya dibandingkan bukan peserta Prima Tani.

2. Diduga pendapatan usahatani padi peserta Prima Tani lebih tinggi

dibandingkan dengan pendapatan bukan peserta Prima Tani.