ii. tinjauan pustaka - repository.ipb.ac.id · pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan...

18
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengembangan Wilayah Menurut Undang-undang No. 26 Tahun 2007, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan wilayah dan pengembangan kawasan. Pengembangan wilayah mempunyai cakupan yang lebih luas daripada pengembangan kawasan. Pengembangan wilayah mencakup penelaahan keterkaitan antar kawasan. Sementara itu, pengembangaan kawasan terkait dengan pengembangan fungsi tertentu dari suatu unit wilayah, mencakup fungsi sosial, ekonomi, budaya, politik maupun pertahanan keamanan. (Rustiadi et al., 2009). Menurut Riyadi (2002), pengembangan wilayah merupakan upaya untuk memacu perkembangan sosial ekonomi, penurunan kesenjangan antar wilayah dan pemeliharaan kelestarian lingkungan hidup di suatu wilayah. Upaya ini diperlukan karena setiap wilayah memiliki kondisi sosial ekonomi, budaya dan keadaan geografis yang berbeda-beda, sehingga pengembangan wilayah bertujuan untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah. Optimal berarti dapat tercapainya tingkat kemakmuran yang sesuai dan selaras dengan aspek sosial budaya dan lingkungan yang berkelanjutan. Pengembangan wilayah memandang pentingnya keterpaduan sektoral, spasial serta keterpaduan antar pelaku pembangunan di dalam dan antar wilayah. Keterpaduan sektoral menuntut adanya keterkaitan fungsional yang sinergis antar sektor pembangunan sehingga setiap kegiatan pembangunan dalam kelembagaan sektoral dilaksanakan dalam kerangka pembangunan wilayah. Dalam pandangan sistem industri, keterpaduan sektoral berarti keterpaduan sistem input dan output industri yang efisien dan sinergis. Oleh karena itu, wilayah yang berkembang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan antar sektor ekonomi wilayah, dalam arti terjadi transfer input dan output barang dan jasa antar sektor yang sangat dinamis (Rustiadi et al., 2009).

Upload: trankhanh

Post on 24-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

15

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengembangan Wilayah

Menurut Undang-undang No. 26 Tahun 2007, wilayah adalah ruang yang

merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan

sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan

dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

wilayah dan pengembangan kawasan. Pengembangan wilayah mempunyai

cakupan yang lebih luas daripada pengembangan kawasan. Pengembangan

wilayah mencakup penelaahan keterkaitan antar kawasan. Sementara itu,

pengembangaan kawasan terkait dengan pengembangan fungsi tertentu dari suatu

unit wilayah, mencakup fungsi sosial, ekonomi, budaya, politik maupun

pertahanan keamanan. (Rustiadi et al., 2009).

Menurut Riyadi (2002), pengembangan wilayah merupakan upaya untuk

memacu perkembangan sosial ekonomi, penurunan kesenjangan antar wilayah dan

pemeliharaan kelestarian lingkungan hidup di suatu wilayah. Upaya ini diperlukan

karena setiap wilayah memiliki kondisi sosial ekonomi, budaya dan keadaan

geografis yang berbeda-beda, sehingga pengembangan wilayah bertujuan untuk

mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah. Optimal berarti dapat

tercapainya tingkat kemakmuran yang sesuai dan selaras dengan aspek sosial

budaya dan lingkungan yang berkelanjutan.

Pengembangan wilayah memandang pentingnya keterpaduan sektoral,

spasial serta keterpaduan antar pelaku pembangunan di dalam dan antar wilayah.

Keterpaduan sektoral menuntut adanya keterkaitan fungsional yang sinergis antar

sektor pembangunan sehingga setiap kegiatan pembangunan dalam kelembagaan

sektoral dilaksanakan dalam kerangka pembangunan wilayah. Dalam pandangan

sistem industri, keterpaduan sektoral berarti keterpaduan sistem input dan output

industri yang efisien dan sinergis. Oleh karena itu, wilayah yang berkembang

ditunjukkan oleh adanya keterkaitan antar sektor ekonomi wilayah, dalam arti

terjadi transfer input dan output barang dan jasa antar sektor yang sangat dinamis

(Rustiadi et al., 2009).

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

16

Menurut Tarigan (2008), perencanaan pembangunan wilayah dapat

dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan sektoral dan pendekatan

regional. Pendekatan sektoral dilakukan dengan memfokuskan perhatian pada

sektor-sektor kegiatan yang ada di suatu wilayah. Pendekatan ini

mengelompokkan kegiatan ekonomi atas sektor-sektor yang dianggap seragam.

Pendekatan regional dilakukan dengan melihat pemanfaatan ruang serta interaksi

berbagai kegiatan dalam ruang wilayah. Dalam prakteknya, pengembangan

wilayah perlu memadukan kedua pendekatan tersebut untuk mendapatkan hasil

yang optimal.

Pengembangan wilayah merupakan suatu bentuk intervensi positif terhadap

pembangunan di suatu wilayah. Strategi pengembangan wilayah dapat dilakukan

dengan dua pendekatan yaitu supply side strategy dan demand side strategy.

Strategi supply side adalah suatu strategi pengembangan wilayah yang terutama

diupayakan melalui investasi modal untuk kegiatan-kegiatan produksi yang

berorientasi keluar. Tujuan strategi ini adalah untuk meningkatkan pasokan dari

komoditi yang pada umumnya diproses dari sumberdaya lokal. Strategi demand

side adalah suatu strategi pengembangan wilayah yang diupayakan melalui

peningkatan barang dan jasa dari masyarakat setempat melalui kegiatan produksi

lokal. Tujuan strategi ini adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Peningkatan taraf hidup masyarakat ini diharapkan akan meningkatkan

permintaan terhadap barang-barang non pertanian sehingga dapat mendorong

berkembangnya sektor industri dan jasa yang pada akhirnya akan lebih

mendorong berkembangnya suatu wilayah (Rustiadi et al., 2009).

Pengembangan suatu wilayah sangat ditentukan oleh karakteristik dan

potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah. Menurut Rustiadi et al. (2009), karena

keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh setiap daerah maka setiap daerah

perlu menetapkan skala prioritas dalam perencanaan pembangunannya. Skala

prioritas tersebut didasarkan atas pemahaman bahwa: (1) setiap sektor memiliki

sumbangan langsung dan tidak langsung yang berbeda terhadap pencapaian

sasaran pembangunan (penyerapan tenaga kerja, pendapatan wilayah, dll); (2)

setiap sektor memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya dengan

karakteristik yang berbeda-beda; dan (3) aktivitas sektoral tersebar secara tidak

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

17

merata dan spesifik, beberapa sektor cenderung memiliki aktivitas yang terpusat

dan terkait dengan sebaran sumberdaya alam, buatan dan sosial yang ada. Atas

dasar pemikiran tersebut maka di setiap wilayah selalu terdapat sektor-sektor yang

bersifat strategis karena besarnya sumbangan yang diberikan sektor tersebut

terhadap perekonomian wilayah serta keterkaitan sektoral dan spasialnya.

Perkembangan sektor strategis tersebut memberikan dampak langsung dan tidak

langsung yang signifikan, dimana dampak tidak langsung terwujud akibat

perkembangan sektor tersebut berdampak bagi berkembangnya sektor-sektor lain

dan secara spasial berdampak luas di seluruh wilayah sasaran.

Pada konsep pembangunan daerah yang berbasis sektor/komoditas unggulan

ada beberapa kriteria sektor/komoditas sebagai motor penggerak pembangunan

suatu daerah, antara lain : mampu memberikan kontribusi yang signifikan pada

peningkatan produksi, pendapatan dan pengeluaran, mempunyai keterkaitan ke

depan dan ke belakang (forward dan backward linkages) yang kuat, mampu

bersaing (competitiveness), memiliki keterkaitan dengan daerah lain

(complementary), mampu menyerap tenaga kerja, bertahan dalam jangka waktu

tertentu, berorientasi pada kelestarian sumberdaya dan lingkungan serta tidak

rentan terhadap gejolak eksternal dan internal (Alkadri dan Djajadiningrat, 2002).

Dalam konteks pembangunan ekonomi daerah, maka pemerintah

seharusnya mengarahkan pengeluaran anggaran kepada sektor-sektor unggulan

yang memiliki nilai keterkaitan dan multiplier effect yang besar. Selain itu,

investasi pun diharapkan agar diarahkan kepada sektor ungulan sehingga akan

meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah. Kinerja pembangunan daerah

dapat tercapai apabila penganggaran telah sesuai dengan tujuan daerah itu sendiri

antara lain meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi kesenjangan

wilayah dan meningkatkan daya beli masyarakat (Suryawardana, 2006)

Pengembangan wilayah berbasis pertanian merupakan suatu upaya

pengembangan wilayah dengan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal.

Pengembangan wilayah berbasis pertanian ini diarahkan untuk mengembangkan

wilayah-wilayah yang memiliki potensi di bidang pertanian sehingga diharapkan

dapat memacu kemajuan pembangunan wilayah dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakatnya yang sebagian besar memiliki mata pencaharian dari kegiatan

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

18

pertanian. Strategi pengembangan wilayah berbasis pertanian lebih diarahkan

kepada pemberdayaan masyarakat petani sebagai pelaku pembangunan, bukan

hanya mengandalkan investor asing. Hal ini karena investasi asing tersebut kurang

bisa memberikan multiplier effect yang besar terhadap penyerapan tenaga kerja,

peningkatan pendapatan daerah dan masyarakat. Salah satu strategi yang yang

dapat dilakukan adalah dengan pendekatan konsep agropolitan (Hastuti, 2001).

2.2. Peran Sektor Pertanian dalam Pembangunan

Sektor pertanian sejak tahap awal pembangunan selalu menjadi sektor

yang penting dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada

kemampuan sektor pertanian dalam berkontribusi terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) yang cukup besar dan sebagai sumber pendapatan

sebagian besar penduduk serta menyediakan lapangan pekerjaan. Selain itu, sektor

pertanian juga menjadi sektor input bagi sektor-sektor ekonomi lainnya seperti

industri dan perdagangan. Di samping itu, selama krisis ekonomi yang terjadi di

Indonesia tahun 1997, ternyata sektor tradisional ini yang paling mampu bertahan

dan dapat terus memberikan kontribusi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan hasil kajian Zaini (2005), selama masa krisis ekonomi, sektor

pertanian merupakan sektor yang mempunyai nilai netto ekspor positif, yang

berarti nilai impornya lebih rendah dibandingkan nilai ekspornya. Hal ini

menunjukkan bahwa sektor pertanian memiliki rasio ketergantungan impor yang

rendah sehingga mengindikasikan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang

berbasis pada potensi lokal. Hal ini menyebabkan sektor pertanian merupakan

sektor yang paling mampu bertahan selama masa krisis ekonomi.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi untuk

dikembangkan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi suatu wilayah serta

mampu berperan baik dalam mengurangi terjadinya disparitas ekonomi antar

wilayah. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Purnamadewi et al. (2010) yang

menyebutkan bahwa prioritas alokasi investasi ke sektor pertanian dan industri

berbasis pertanian yang didukung dengan pembangunan infrastruktur atau

implementasi strategi pembangunan ADLI (Agricultural Development Led-

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

19

Industrialisation) menghasilkan dampak terbaik terhadap pertumbuhan ekonomi

dan disparitas ekonomi antar wilayah.

Menurut Hermanto (2009), pada dasarnya sektor pertanian dapat menjadi

basis pembangunan perekonomian wilayah karena memiliki keterkaitan yang baik

dengan sektor lainnya, baik keterkaitan ke depan (forward linkage) maupun kaitan

ke belakang (backward linkage). Besarnya keterkaitan tergantung pada beberapa

faktor diantaranya sumberdaya manusia, akses modal, infrastruktur, iklim usaha,

sarana prasarana produksi, dll. Semakin kuat keterkaitan sektor pertanian dengan

sektor lain maka posisi sektor pertanian menjadi sangat penting dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

Peran penting sektor pertanian dalam pembangunan perekonomian suatu

wilayah antara lain : (1) menyediakan kebutuhan bahan pangan yang diperlukan

masyarakat untuk menjamin ketahanan pangan; (2) menyediakan bahan baku

industri; (3) sebagai pasar potensial bagi produk-produk industri; (4) sumber

tenaga kerja dan pembentukan modal yang diperlukan bagi sektor lain; (5) sumber

perolehan devisa; (6) mengurangi kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan;

(7) menyumbang pembangunan perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup

(Harianto, 2007).

Sektor pertanian memiliki nilai multifungsi yang besar dalam peningkatan

ketahanan pangan, kesejahteraan petani dan menjaga kelestarian hidup. Menurut

Sudaryanto dan Rusastra (2006), kemampuan sektor pertanian dalam peningkatan

ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan ditentukan oleh tiga faktor yaitu :

(1) kemampuan mengatasi kedala pengembangan produksi, (2) kapasitas dalam

melakukan reorientasi dan implementasi arah dan tujuan pengembangan

agribisnis, (3) keberhasilan pelaksanaan program diversifikasi usahatani di lahan

sawah dengan mempertimbangkan komoditas alternatif non padi seperti palawija

dan hortikultura.

Pembangunan yang selama ini hanya mengejar pertumbuhan ekonomi

cenderung mengabaikan peran sektor pertanian. Pembangunan pertanian saat ini

belum berhasil mengangkat pertanian dan petani pada posisi yang lebih baik.

Kesenjangan kesejahteraan antara petani dengan pekerja lain di luar sektor

pertanian semakin melebar. Hal ini menyebabkan para generasi muda cenderung

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

20

memilih untuk berkerja di luar sektor pertanian sehingga lama kelamaan sektor

pertanian ini akan ditinggalkan dan semakin terpuruk. Selain itu, peningkatan

produktivitas usahatani dan kualitas produk belum menunjukkan perbaikan yang

berarti. Produk-produk pertanian lokal menjadi kurang memiliki daya saing

dengan produk-produk pertanian dari luar.

Sejauh ini peran sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja, masih

menerima beban yang besar dan tidak berimbang dengan alokasi anggaran,

sehingga produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian relatif masih rendah

dibandingkan dengan sektor lainnya. Rendahnya tingkat pendidikan tenaga kerja

sektor pertanian akan mempengaruhi adopsi teknologi yang pada akhirnya akan

berdampak pada rendahnya produktivitas sektor pertanian.

Dampak negatif lain dari terpuruknya sektor pertanian ini adalah

menurunnya tingkat ketahanan pangan, meningkatnya kemiskinan,

ketergantungan pada pangan luar menjadi tinggi, industrialisasi yang terjadi input

produksinya sangat tergantung dari bahan baku impor dan meningkatnya

pengangguran di perdesaan (Harianto, 2007). Untuk mencegah hal-hal yang tidak

diinginkan tersebut perlu perhatian besar dari pemerintah dalam upaya

pembangunan sektor pertanian.

Revitalisasi pertanian yang digalakkan oleh Kementerian Pertanian

menitikberatkan pada program ketahanan pangan untuk menjamin adanya

ketersediaan pangan yang cukup, mudah diperoleh, aman dikonsumsi dan harga

yang terjangkau. Sektor pertanian yang mempunyai kontribusi terbesar dalam

penyediaan pangan bagi masyarakat adalah subsektor tanaman bahan makanan.

Oleh karena itu pembangunan pertanian subsektor tanaman bahan makanan

menjadi sangat penting dalam menunjang program ketahanan pangan. Selain itu,

pangan merupakan salah satu hak dasar bagi rakyat (basic entitlement).

Pembangunan subsektor tanaman bahan makanan memiliki potensi yang

besar dalam upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini

dapat dilihat dari potensinya sebagai penyumbang terbesar terrhadap nilai PDRB

suatu wilayah dan subsektor ini merupakan subsektor pertanian yang paling

banyak digeluti oleh sebagian besar masyarakat terutama masyarakat pedesaan.

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

21

2.3. Sektor Basis, Keunggulan Komparatif dan Kompetitif

Berlakunya otonomi daerah membawa implikasi bagi setiap pemerintah

daerah untuk mampu melihat sektor-sektor yang memiliki keunggulan ataupun

kelemahan di wilayahnya. Oleh karena itu setelah berlakunya otonomi daerah,

setiap daerah memiliki kewenangan dalam menetapkan sektor atau komoditas

yang akan menjadi prioritas pengembangan. Sektor atau komoditas yang memiliki

keunggulan memiliki prospek yang lebih baik untuk dikembangkan dan

diharapkan dapat menjadi push factor bagi sektor-sektor lain untuk berkembang

(Tarigan, 2008).

Salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perumusan kebijakan

pembangunan daerah adalah keberadaan sektor unggulan. Sektor unggulan

merupakan sektor perekonomian yang diharapkan menjadi motor penggerak

perekonomian wilayah. Dengan mengetahui dan mengoptimalkan sektor unggulan

ini maka diharapkan terdapat efek positif bagi kemajuan aktivitas perekonomian

daerah (Syahidin, 2006). Salah satu alat analisis yang bisa digunakan untuk

mengetahui keberadaan sektor unggulan ini adalah teori basis ekonomi.

Teori basis ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan

ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah

tersebut. Teori ini menyatakan bahwa sektor basis dapat membangun dan

memacu penguatan dan pertumbuhan ekonomi lokal sehingga diidentifikasi

sebagai mesin ekonomi lokal.

Menurut Rustiadi et al. (2009), sektor ekonomi wilayah dapat dibagi

dalam dua golongan yaitu sektor basis dimana kelebihan dan kekurangan yang

terjadi di dalam proses pemenuhan kebutuhan tersebut menyebabkan terjadinya

mekanisme ekspor dan impor antar wilayah. Sektor basis ini akan menghasilkan

barang dan jasa, baik untuk pasar domestik daerah maupun pasar luar wilayah

sedangkan sektor non basis adalah sektor dengan kegiatan ekonomi yang hanya

melayani pasar di wilayahnya sendiri dan kapasitas ekspor wilayah belum

berkembang. Metode yang sering dipakai sebagai indikasi sektor basis adalah

metode Location Quotient (LQ) dan Shift Share Analysis (SSA).

Analisis Location Quotient (LQ) merupakan teknik analisis yang

digunakan untuk mengetahui pemusatan suatu aktivitas di suatu wilayah dalam

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

22

cakupan wilayah agregat yang lebih luas. Metode LQ juga dapat digunakan untuk

mengetahui potensi aktivitas ekonomi yang merupakan indikasi sektor basis dan

bukan basis karena merupakan perbandingan relatif antara kemampuan sektor

yang sama pada daerah yang lebih luas dalam suatu wilayah. Suatu wilayah yang

memiliki nilai koefisien lokalisasi (LQ) lebih dari satu untuk suatu kegiatan maka

wilayah tersebut berpotensi ekspor sehingga dapat memberikan keuntungan

ekonomi bagi wilayahnya serta memiliki daya saing ekonomi dibandingkan

dengan wilayah lainnya.

Dalam konteks perencanaan pengembangan wilayah, upaya untuk

mengidentifikasi aktivitas ekonomi basis menjadi bagian yang penting untuk

dapat memetakan komoditas atau sektor unggulan. Asumsi yang digunakan

dalam analisis sektor basis dengan menggunakan metode LQ ini adalah (1)

kondisi geografis unit wilayah relatif seragam, (2) pola aktivitas antar unit

wilayah bersifat seragam dan (3) setiap aktivitas menghasilkan kualitas produk

yang sama dan dinilai dalam satuan yang sama (Pribadi et al., 2010).

Analisis LQ juga memberikan gambaran mengenai sektor atau kegiatan

ekonomi mana yang terkonsentrasi (memusat) dan yang tersebar. Tarigan (2008)

menyatakan bahwa analisis LQ sebagai petunjuk adanya keunggulan komparatif

dapat digunakan bagi sektor-sektor yang telah lama berkembang, sedangkan bagi

sektor yang baru atau sedang tumbuh apalagi yang selama ini belum pernah ada,

metode LQ tidak dapat digunakan karena produk totalnya belum menggambarkan

kapasitas riil daerah tersebut.

Berkaitan dengan percepatan dan efisiensi pengembangan wilayah, perlu

dilakukan penentuan sektor dan komoditas unggulan yang memiliki keunggulan

secara komparatif dan kompetitif. Keunggulan komparatif dalam hal ini adalah

keunggulan suatu sektor atau komoditas dalam suatu wilayah relatif terhadap

sektor atau komoditas pada wilayah lainnya. Upaya pengembangan keunggulan

komparatif komoditas pertanian perlu berdasarkan pada sumberdaya lokal.

Komoditas yang dikembangkan harus mampu menyerap tenaga kerja lokal dengan

didukung oleh kesesuaian lingkungan sumberdaya lokal. Ukuran keunggulan

komparatif yang dimaksud pada tulisan ini didasari atas nilai Location Quotient

(LQ).

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

23

Dalam pengembangan wilayah, selain mengetahui keunggulan komparatif

perlu diketahui juga keunggulan kompetitif. Pengukuran ini menjadi penting

untuk diketahui karena seringkali dalam pengembangan wilayah perlu

menentukan sektor mana yang akan dikembangkan. Untuk menentukan hal

tersebut selain mengetahui potensi perlu juga diketahui bagaimana kinerja atau

tingkat pertumbuhan sektor tersebut dibandingkan dengan wilayah lainnya yang

berdekatan dalam sistem wilayah.

Keunggulan kompetitif suatu wilayah merupakan keunggulan suatu sektor

atau komoditas relatif terhadap sektor atau komoditas lainnya dalam suatu

wilayah berdasarkan kinerjanya. Untuk mengetahui keunggulan kompetitif suatu

wilayah dapat digunakan analisis shift share dan analisis input-output. Suatu

wilayah dikatakan memiliki keunggulan kompetitif apabila dalam waktu tertentu

mengalami peningkatan aktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah

lain atau memiliki tingkat pertumbuhan yang positif.

Shift Share Analysis (SSA) merupakan teknik analisis yang digunakan

untuk melihat tingkat keunggulan kompetitif suatu wilayah dalam cakupan

wilayah agregat yang lebih luas berdasarkan kinerja sektor lokal di wilayah

tersebut. Kinerja sektor lokal menjadi penting karena dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi lokal wilayah dan memiliki daya tahan terhadap pengaruh-

pengaruh faktor eksternal.

Teknik analisis SSA bertujuan untuk menganalisis pergeseran kinerja

suatu sektor di suatu wilayah untuk dipilah berdasarkan sumber-sumber penyebab

pergeseran. Ada tiga sumber penyebab pergeseran yaitu :

1. Komponen regional share (komponen laju pertumbuhan total). Komponen ini

menunjukkan kontribusi pergeseran total semua sektor di seluruh wilayah

yang menunjukkan dinamika total wilayah.

2. Komponen proportional shift (komponen pergeseran proporsional).

Komponen ini menunjukkan pergeseran total sektor tertentu di wilayah

agregat yang lebih luas yang menunjukkan dinamika sektor/aktivitas total

dalam wilayah.

3. Komponen differential shift (komponen pergeseran diferensial). Komponen ini

menunjukkan pergeseran suatu sektor tertentu di suatu wilayah tertentu.

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

24

Komponen ini menggambarkan dinamika (keunggulan/ketakunggulan) suatu

sektor/aktivitas tertentu di sub wilayah tertentu terhadap aktivitas tersebut di

sub wilayah lain

Untuk memetakan sektor unggulan dapat digunakan data PDRB per sektor

atau jumlah tenaga kerja per sektor. Data PDRB per sektor dugunkan untuk

mengidentifikasi sektor unggulan berdasarkan besaran nilai tambah yang

dihasilkan, sementara data tenaga kerja dapat digunakan untuk mengidentifikasi

sektor unggulan berdasarkan kemampuannya untuk menyerap tenaga kerja

sehingga mampu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Adapun untuk memetakan potensi komoditas unggulan wilayah, data

yang digunakan bisa berupa data produksi atau produktivitas. Data produksi

digunakan untuk mengidentifikasi komoditas unggulan bedasarkan kapasitas

aktual dari aktivitas produksi. Data produktivitas digunakan untuk

mengidentifikasi komoditas unggulan berdasarkan kapasitas potensial dari

aktivitas produksi (Pribadi et al., 2010).

Dengan berlangsungnya perdagangan bebas, maka perdagangan dunia

akan cenderung pada spesialisasi perdagangan, dalam hal ini maka setiap negara

akan berusaha memperdagangkan produk-produk yang memiliki keunggulan

komparatif dan kompetitif. Bila produk yang diperdagangkan bersifat

komplementer, maka peluang negara yang bersangkutan menikmati manfaat

perdagangan bebas akan besar. Namun apabila produk yang diperdagangkan

bersifat subtitusi maka manfaat yang diperoleh dari perdagangan bebas akan

tergantung dari kemampuan produk tersebut untuk bersaing dengan produk sejenis

dari negara lain (Saragih, 2010).

Tingkat keunggulan komparatif dan kompetitif suatu komoditas dapat

digunakan sebagai ukuran untuk menentukan posisi daya saing komoditas

tersebut. Produk-produk pertanian khususnya hortikultura mengalami kesulitan

untuk bersaing karena masalah kualitas, kuantitas, kontinuitas pasokan dan

tingginya kerusakan selama pengangkutan. Ditinjau dari aspek kuantitas, potensi

pengembangan produksi komoditas pertanian masih dapat ditingkatkan melalui

pengembangan ketersediaan lahan dan peluang peningkatan adopsi teknologi.

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

25

Sementara itu, dari aspek kualitas dan kontinuitas pasokan salah satunya dapat

diatasi dengan pengembangan teknologi budidaya, panen dan pasca panen.

Menurut Saptana et al. (2006), daya saing komoditas pertanian

dipengaruhi pula oleh kinerja sumberdaya manusia, terutama kemampuan

manajerialnya. Untuk mengatasi hal tersebut salah satunya dapat dilakukan

dengan strategi pengembangan kelembagaan kemitraan usaha melalui proses

sosial yang matang dan dengan dasar saling mempercayai (trust) di antara para

pelaku agribisnis.

2.4. Keterkaitan Sektor

Pengembangan sektor memiliki relevansi yang kuat dengan

pengembangan wilayah. Suatu wilayah dapat berkembang melalui

berkembangnya sektor unggulan di wilayah tersebut yang akan mendorong

berkembangnya sektor-sektor lainnya. Selanjutnya, sektor-sektor lain yang akan

berkembang dan mendorong sektor-sektor yang terkait sehingga membentuk suatu

sistem keterkaitan antar sektor.

Keterkaitan antar sektor ekonomi dipandang penting dalam pengembangan

wilayah. Wilayah yang berkembang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan yang

terpadu antar sektor ekonomi, dalam arti terjadi transfer input dan output barang

dan jasa antara sektor yang sangat dinamis.

Pendekatan yang dipandang relevan untuk menelaah karakteristik struktur

ekonomi wilayah yang ditunjukkan dengan distribusi sumbangan sektoral serta

keterkaitan antar sektor perekonomian adalah analisis Input–Output (I-O). Tabel

input-output (Tabel I-O) pada dasarnya merupakan suatu bentuk matriks yang

menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan

antara sektor yang satu dengan sektor lainnya dalam suatu kegiatan perekonomian

di suatu negara/daerah pada suatu periode waktu tertentu.

Tabel input-output (I-O) merupakan matriks yang sistem penyajiannya

menggunakan dimensi baris dan dimensi kolom. Isian sepanjang baris

menunjukkan pengalokasian atau pendistribusian dari output yang dihasilkan oleh

suatu sektor dalam memenuhi permintaan antara oleh sektor lainnya dan

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

26

memenuhi permintaan akhir. Isian sepanjang kolom menunjukkan struktur input

yang digunakan oleh masing-masing sektor dalam kegiatan produksinya.

Tabel I-O mempunyai kegunaan antara lain untuk : (1) memperkirakan

dampak permintaan akhir dan perubahannya (pengeluaran rumah tangga,

pengeluaran pemerintah, investasi dan ekspor) terhadap berbagai output sektor

produksi, nilai tambah (PDRB), pendapatan masyarakat, kebutuhan tenaga kerja,

pajak (PAD) dan sebagainya; (2) mengetahui komposisi penyediaan dan

penggunaan barang dan jasa sehingga mempermudah analisis tentang kebutuhan

import dan kemungkinan substitusinya; dan (3) memberi petunjuk mengenai

sektor-sektor yang mempunyai pengaruh terkuat serta sektor-sektor yang peka

terhadap pertumbuhan ekonomi (Pribadi et al., 2010).

Secara metodologi tabel I-O mempunyai beberapa keterbatasan karena

model I-O dilandasi oleh asumsi-asumsi, antara lain sebagai berikut :

(1) Asumsi homogenitas yang mensyaratkan bahwa tiap sektor hanya

memproduksi suatu jenis output yang seragam (homogenity) dengan sruktur

input tunggal dan antar sektor tidak dapat saling mensubstitusi.

(2) Asumsi linieritas/proporsionalitas yang mensyaratkan bahwa dalam proses

produksi, hubungan antara input dan output merupakan fungsi linier atau

berbanding lurus (proporsionality), yang berarti perubahan tingkat output

tertentu akan selalu didahului oleh perubahan pemakaian input yang

sebanding.

(3) Asumsi aditivitas, yaitu efek keseluruhan dari kegiatan produksi di berbagai

sektor merupakan penjumlahan (additivity) dari proses produksi masing-

masing sektor secara terpisah. Dengan kata lain, di luar sistem input-output

semua pengaruh dari luar diabaikan (Rustiadi et al., 2009).

Adanya asumsi tersebut menyebabkan tabel I-O memiliki keterbatasan

antara lain : rasio I-O tetap konstan sepanjang periode analisis sehingga produsen

tidak dapat menyesuaikan perubahan-perubahan inputnya atau mengubah proses

produksi. Asumsi-asumsi tersebut tidak meliput adanya perubahan teknologi

ataupun produktivitas yang dapat terjadi dari waktu ke waktu. Meskipun memiliki

keterbatasan, analisis I-O tetap merupakan alat analisis yang lengkap dan

komprehensif (BPS, 2000).

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

27

Menurut Daryanto dan Hafizrianda (2010a), pemakaian model I-O akan

mendatangkan keuntungan bagi perencanaan pembangunan daerah, antara lain:

(1) dapat memberikan deskripsi yang detail mengenai perekonomian nasional atau

regional dengan menguantifikasikan ketergantungan antar sektor dan asal dari

ekspor dan impor; (2) untuk suatu perangkat permintaan akhir dapat ditentukan

besaran output dari setiap sektor dan kebutuhannya akan faktor produksi dan

sumber daya; (3) dampak perubahan permintaan terhadap perekonomian baik

yang disebabkan oleh swasta maupun pemerintah dapat ditelusuri dan diramalkan

secara terperinci; dan (4) perubahan-perubahan permintaan terhadap harga relatif

dapat diintegrasikan ke dalam model melalui perubahan koefisien teknik.

Menurut Djakapermana (2010), hambatan terbesar yang dihadapi oleh

lembaga-lembaga perencanaan, terutama di daerah dalam menggunakan analisis I-

O antara lain adalah : (1) biaya yang relatif besar dalam pengumpulan data, (2)

data pokok yang belum memadai, dan (3) keterbatasan kemampuan teknis.

Apabila kendala-kendala tersebut mampu diatasi oleh daerah, maka model analisis

I-O merupakan model yang canggih untuk merencanakan pembangunan ekonomi

suatu wilayah secara terintegrasi.

Keperluan menggunakan model I-O dalam perencanaan pembangunan

daerah semakin terasa penting jika dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah.

Daerah otonom memiliki kewenangan untuk menggali sumber-sumber keuangan,

mengelola dan menggunakannya sendiri untuk pembiayaan pembangunan daerah.

Permasalahan yang sering muncul yaitu ketika pemerintah daerah otonom mulai

merencanakan anggaran pembangunan untuk tiap sektor. Penempatan anggaran

sektoral seringkali tidak sesuai dengan potensi sektor yang ada terutama terkait

dengan efek sebar yang dimiliki oleh suatu sektor dalam mewujudkan

pembangunan. Suatu sektor, meskipun dilihat dari kontribusinya terhadap

perekonomian wilayah sangat besar namun belum tentu memiliki efek sebar yang

besar pula dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi wilayah. Padahal dampak

pembangunan ekonomi suatu sektor tidak cukup hanya dilihat dari

kemampuannya menciptakan PDRB, namun yang lebih penting adalah bagaimana

sektor tersebut mampu menggerakkan seluruh roda perekonomian wilayah. Maka,

model I-O sangat diperlukan untuk memotret fenomena semacam ini.

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

28

2.5. Komoditas Unggulan

Penetapan komoditas unggulan nasional dan daerah merupakan langkah

awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk

meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi era

perdagangan bebas.

Menurut Syafaat dan Supena (2000) dalam Hendayana (2003) langkah

menuju efisiensi pembangunan pertanian dapat ditempuh dengan mengembangkan

komoditas yang mempunyai keunggulan komparatif baik ditinjau dari sisi

penawaran maupun permintaan. Dari sisi penawaran komoditas unggulan

dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi

dan sosial ekonomi petani di suatu wilayah, sedangkan dari sisi permintaan

komoditas unggulan dicirikan dari kuatnya permintaan di pasar baik pasar

domestik maupun internasional.

Setiap daerah memiliki karakteristik wilayah, penduduk dan sumberdaya

yang berbeda-beda. Hal ini membuat potensi masing-masing daerah akan menjadi

berbeda pula dan akan mempengaruhi arah kebijakan pengembangan kegiatan

ekonomi di wilayah tersebut. Penetapan komoditas unggulan di suatu wilayah

menjadi suatu keharusan dengan pertimbangan bahwa komoditas-komoditas

tersebut mampu bersaing secara berkelanjutan dengan komoditas yang sama yang

dihasilkan oleh wilayah lain atau komoditas tersebut unggul secara komparatif

dan kompetitif serta memiliki keterkaitan antar sektor yang kuat sehingga

berpotensi sebagai motor penggerak perekonomian wilayah.

Pada lingkup kabupaten/kota, komoditas unggulan kabupaten diharapkan

memenuhi kriteria sebagai berikut : (1) mengacu kriteria komoditas unggulan

nasional; (2) memiliki nilai ekonomi yang tinggi di Kabupaten; (3) mencukupi

kebutuhan sendiri dan mampu mensuplai daerah lain/ekspor; (4) memiliki pasar

yang prospektif dan merupakan komoditas yang berdaya saing tinggi; (5)

memiliki potensi untuk ditingkatkan nilai tambahnya dalam agroindustri dan (6)

dapat dibudidayakan secara meluas di wilayah kabupaten (Sari, 2008).

Menurut Daryanto dan Hafizrianda (2010b), kriteria komoditas unggulan

adalah sebagai berikut :

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

29

1. Harus mampu menjadi penggerak utama (prime mover) pembangunan

perekonomian. Dengan kata lain, komoditas unggulan tersebut dapat

memberikan kontribusi yang signifikan pada peningkatan produksi,

pendapatan dan pengeluaran.

2. Mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang (forward and backward

linkages) yang kuat, baik sesama komoditas unggulan maupun komoditas

lainnya.

3. Mampu bersaing dengan produk sejenis dari wilayah lain (competitiveness) di

pasar nasional maupun pasar internasional dalam harga produk, biaya

produksi dan kualitas pelayanan.

4. Memiliki keterkaitan dengan wilayah lain (regional linkages), baik dalam hal

pasar (konsumen) maupun pemasok bahan baku.

5. Memiliki status teknologi (state-of-the-art) yang terus meningkat, terutama

melalui inovasi teknologi.

6. Mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala

produksinya.

7. Dapat bertahan dalam jangka panjang tertentu, mulai dari fase kelahiran

(increasing), pertumbuhan (growth) hingga fase kejenuhan (maturity) atau

penurunan (decreasing).

8. Tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal.

9. Pengembangannya harus mendapatkan berbagai bentuk dukungan, misalnya

keamanan, sosial, budaya, informasi dan peluang pasar, kelembagaan, fasilitas

insentif/disinsentif dan lain-lain.

10. Pengembangannya berorientasi pada kelestarian sumberdaya alam dan

lingkungan.

2.6. Isu Utama Kebijakan Pengembangan Wilayah

Pembangunan daerah merupakan suatu upaya untuk merubah tatanan

sosial, ekonomi dan budaya melalui berbagai rekayasa dan pengembangan demi

menuju ke arah tatanan wilayah yang lebih baik dan produktif di masa yang akan

datang. Perubahan pola dan tatanan perekonomian serta peradaban sangat

dipengaruhi oleh berbagai isu dan permasalahan strategis pembangunan, dimana

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

30

segenap isu strategis tersebut bukan saja dapat menjadi faktor pendorong

terjadinya pembangunan di suatu daerah atau wilayah tetapi juga dapat menjadi

faktor kendala pembangunan.

Melalui pemberian otonomi yang besar pada daerah, maka saat ini dan

masa yang akan datang keberhasilan pengembangan wilayah sangat tergantung

pada kebijaksanaan pemerintah daerah itu sendiri terutama dalam menyikapi

perubahan-perubahan yang terjadi. Oleh karena itu setiap pemerintah daerah harus

mampu mengembangkan visi pengembangan wilayahnya masing-masing yang

sesuai dengan nilai, arah dan tujuan yang mampu mengarahkan untuk tercapainya

masa depan yang baik bagi masyarakat di wilayah yang bersangkutan.

Untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah dan dalam

rangka pengembangan wilayah maka proses pembangunan perlu diupayakan

melalui penguatan kapasitas lokal. Penguatan kapasitas lokal dapat dicapai dengan

memaksimalkan keunggulan lokal dan memberdayakan masyarakat yang tinggal

di wilayah lokal tersebut.

Pembangunan sektor pertanian, khususnya subsektor tanaman bahan

makanan yang merupakan sektor basis dalam perekonomian daerah membutuhkan

apresiasi tinggi dari pemerintah daerah untuk memprioritaskan pembangunan

pertanian tanpa mengabaikan sinerginya dengan sektor lain. Untuk itu, kebijakan

pembangunan pertanian subsektor tanaman bahan makanan yang tepat di suatu

daerah sangat diperlukan sehingga nilai tambah yang dihasilkan dapat lebih

dipastikan akan memberikan manfaat yang maksimal bagi peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Untuk meningkatkan nilai tambah pada pembangunan sektor pertanian,

perlu adanya reorientasi kebijakan pertanian dari kebijakan pembangunan

pertanian yang bersifat parsial dan eksploitatif ke arah kebijakan yang lebih

terintegrasi dengan memperhatikan keterkaitan antar sektor ekonomi dan dalam

perspektif pembangunan berwawasan lingkungan dengan memperhatikan daya

dukung lingkungan hidup (Hermanto, 2009).

Menurut Saragih (2010), pertanian merupakan sektor yang sangat penting

dalam perekonomian nasional sehingga pembangunan ekonomi abad ke-21 masih

tetap akan berbasis pertanian. Sejalan dengan tahapan-tahapan perkembangan

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

31

ekonomi maka kegiatan jasa dan bisnis yang berbasis pertanian juga akan

meningkat, sehingga agribisnis menjadi paradigma baru dalam pembangunan

ekonomi wilayah berbasis pertanian. Agribisnis merupakan cara baru melihat

pertanian yang dulu hanya dilihat secara sektoral sekarang menjadi intersektoral.

Agribisnis menunjukkan adanya keterkaitan antar subsistem agribisnis serta

keterkaitan horizontal dengan sistem atau subsistem lain di luar pertanian seperti

jasa perbankan, tranportasi, perdagangan, dll. Permasalahan yang terjadi di

Indonesia adalah sebagian besar agribisnis berada dalam skala usaha kecil

sehingga dibutuhkan upaya promosi melalui pengembangan organisasi ekonomi

agar mampu menangkap peluang bisnis dan menjadi mitra sejajar dengan bisnis-

bisnis besar lainnya, membenahi kualitas sumberdaya manusia dan teknologi.

Selain itu, diperlukan pula upaya menghilangkan sekat-sekat yang ada dalam

pengembangan agribisnis seperti sekat administrasi, organisasi dan program.

Dalam pelaksanaan globalisasi ekonomi sangat diperlukan kebijakan

pemerintah melalui seluruh perangkat yang ada di pusat maupun daerah dalam

memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sektor pertanian. Dengan

membangun keterpaduan kegiatan pertanian di dalam era otonomi daerah

diharapkan peningkatan kegiatan agribisnis lebih dapat menghasilkan produk-

produk pertanian yang mempunyai daya saing sehingga secara langsung

memberikan dampak yang besar bagi perekonomian saat ini maupun di masa yang

akan datang (Anugrah, 2003).

Pembangunan dan pengembangan sektor pertanian khususnya subsektor

tanaman bahan makanan di Kabupaten Majalengka diupayakan fokus pada

komoditas unggulan dengan memerlukan dukungan dari beberapa subsistem yang

potensial, antara lain subsistem hulu, subsistem usahatani, subsistem agribisnis

hilir dan subsistem jasa layanan pendukung serta diperlukan pula dukungan

peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), sarana prasarana dan

kelembagaan dari masing-masing subsistem tersebut. Penentuan prioritas

pembangunan sektor pertanian tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan yang

mengakomodir keinginan (preferensi) dari para pengguna (stakeholders) melalui

AHP, dengan mengadopsi langkah-langkah yang dilakukan oleh Saaty (2008).

Hasil analisis ini menghasilkan suatu peringkat prioritas atau bobot dari tiap

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Pengertian wilayah sangat penting untuk diperhatikan apabila berhubungan dengan program-program pembangunan yang terkait dengan pengembangan

32

alternatif keputusan atau pilihan yang akan diambil dalam penentuan kebijakan

sektor pertanian.

Analysis Hierarchy Process (AHP) dilakukan untuk mengetahui isu-isu

utama yang akan dijadikan prioritas dalam pengambilan keputusan pembangunan.

Tujuan utama yang ingin dicapai dengan metode AHP adalah menjaring persepsi

tentang prioritas dalam penentuan kebijakan pembangunan untuk mendukung

pengembangan wilayah.

Menurut Saaty (2008), model AHP ini banyak digunakan pada

pengambilan keputusan dengan banyak kriteria perencanaan, alokasi sumberdaya

dan penentuan prioritas strategi yang dimiliki pengambil keputusan dalam situasi

konflik. Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input

utama berupa persepsi manusia. Suatu masalah yang kompleks dan tidak

terstruktur dengan hirarki dapat dipecahkan ke dalam kelompok-kelompoknya,

kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.

Pendekatan AHP merupakan salah satu alat untuk memilih alternatif

kebijakan serta dapat digunakan untuk menilai kesesuaian kebijakan. AHP dipilih

karena memiliki keunggulan dalam memecahkan permasalahan kompleks dimana

aspek atau kriteria dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria alternatif

yang dipilih cukup banyak. Selain itu, AHP juga mampu menghitung validasi

sampai pada pengambilan keputusan. Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki

fungsional dengan input utama berupa persepsi manusia. Dengan hirarki suatu

masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dapat dipecahkan ke dalam

kelompok-kelompoknya, kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi

suatu bentuk hirarki.

Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan yang kompleks

yang tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi sebuah bagian-bagian yang

tertata dalam suatu hirarki. Tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai

numerik, secara subjektif tentang arti pentingnya variabel tersebut dan secara

relatif dibandingkan dengan variabel lain. Dari berbagai pertimbangan kemudian

dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan

berperan untuk mempengaruhi hasil. (Marimin dan Maghfiroh, 2011)