ii tinjauan pustaka budidaya ikan mas majalaya

20
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Klasifikasi ikan mas menurut Bachtiar dkk. (2002) adalah sebagai berikut: Phylum : Chordata Sub-phylum : Vertebrata Classis : Osteichthyes Sub-classis : Teleostemi Ordo : Teleostei Sub-ordo : Physestomi Familia : Cyprinidae Genus : Cyprinus Species : Cyprinus carpio Gambar 1. Morfologi ikan mas. (sumber : modul penuntun praktikum biologi biofapet 2011) Morfologi atau bentuk luar ikan pada umumnya dibagi menjadi tiga kelompok yaitu bagian kepala

Upload: muthia-raidha

Post on 28-Jan-2016

391 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

budidaya ikan mas strain majalaya

TRANSCRIPT

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi

Klasifikasi ikan mas menurut Bachtiar dkk. (2002) adalah sebagai berikut:

Phylum : Chordata Sub-phylum : Vertebrata Classis : Osteichthyes Sub-classis : Teleostemi Ordo : Teleostei Sub-ordo : Physestomi Familia : Cyprinidae Genus : CyprinusSpecies : Cyprinus carpio

Gambar 1. Morfologi ikan mas.

(sumber : modul penuntun praktikum biologi biofapet 2011)

Morfologi atau bentuk luar ikan pada umumnya dibagi menjadi tiga

kelompok yaitu bagian kepala (caput), bagian badan (truncus) dan bagian ekor

(caudal). Pada bagian kepala terdapat organ-organ di daerah rongga mulut (cavum

oris), organon visus (mata) beserta, radii branchiostegii, dan branchiae. Pada

bagian truncus (badan) terdapat bagian-bagiannya seperti cornea, sclera, iris dan

lain-lainnya, cekung hidung (fovea nasalis) dan tutup insang (apparatus

5

operculare) beserta bagian-bagiannya (operculum, membrana branchiostegalis

sisik (squama) dengan tipe-tipe ctenoid, cycloid, ganoid dan sebagainya. Selain

itu terdapat sirip (pinnae), yang terdiri dari pinnae tunggal dan pinnae sepasang.

Kemudian terdapat pula linea lateralis atau gurat sisi, yang membujur di

sepanjang kedua sisi tubuh sampai ekor.

Menurut Bachtiar (2002), dilihat dari morfologi atau bentuk tubuhnya ikan

mas memiliki ciri-ciri sebagai berikut bentuk badan memanjang dan sedikit pipih

ke samping, mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan serta

dihiasi dua pasang sungut, selain itu juga di dalam mulut terdapat gigi

kerongkongan, dua pasang sungut ikan mas terletak di bibir bagian atas tetapi

kadang-kadang satu pasang sungut rudimentee atau tidak berfungsi, gigi

kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri atas tiga baris yang berbentuk geraham,

memiliki sirip punggung (dorsal) berbentuk memanjang dan terletak di bagian

permukaan tubuh, berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral) bagian

belakang sirip punggung memiliki jari-jari keras sedangkan bagian akhir

berbentuk gerigi, sirip dubur (anal) bagian belakang juga memiliki jari-jari keras

dengan bagian akhir bebrbentuk gerigi seperti halnya sirip punggung, sirip ekor

berbentuk cagak dan berukuran cukup besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran

(cycloid) yang terletak beraturan, gurat sisik atau garis rusuk (linea lateralis) ikan

mas berada di pertengahan badan dengan posisi melintang dari tutup insang

sampai ujung belakang.

Tubuh ikan mas digolongkan tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor.

Pada kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung

6

yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup

insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar . Jaringan tulang

atau tulang rawan yang disebut jari-jari. Sirip-sirip ikan ada yang berpasangan dan

ada yang tunggal, sirip yang tunggal merupakan anggota gerak yang bebas.

Ras yang ada pada ikan mas menurut Warintek (2000) bidang

pendayagunaan dan pemasyarakatan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain,

ikan mas punten dengan ciri warna sisi hijau gelap, mata menonjol, gerakan

lamban dan jinak punggung lebar dan tinggi, ikan ini mempunyai panjang dan

relatif pendek di bandingkan ikan mas lainya, ikan mas sinyonya dengan ciri

warna sisik kuning muda, badan relatif panjang, mata tidak begitu menonjol dan

normal pada usia yang masih muda, sedang yang sudah tua sipit, yang masih

muda gerakannya jinak dan suka berkumpul pada permukaan air, perbandingan

panjang dan terhadap tinggi badan antara 3:1.

Ikan mas majalaya dengan ciri warna sisik hijau keabu-abuan, dengan tepi

sisik lebih gelap kearah punggung badan relative pendek, punggung tinggi

(membungkuk) dengan perbandingan panjang dan tinggi badan 3:1 dan gerakan

jinak, ikan kumpai dengn ciri warnanya bermacam-macam, tanda yang khasnya

adalah siripnya panjang dan gerakannya lambat.

Ikan mas kancra Dormas dengan ciri sisik kecil-kecil, bagian atas hijau

kehitaman dan ada bagian titik yang mengkilap, bagian bawah sebatas garis badan

berwarna putih, ikan mas koi dengan ciri warna beraneka ragam, gerakan lamban

dan jinak, badan relatif pendek dan tinggi pada pangkal ekor.

7

2.2 Siklus Hidup Ikan Mas

Siklus reproduksi ikan mas dimulai didalam gonad, yakni ovarium pada

ikan betina dan testis pada ikan jantan. Ovarium pada ikan betina menghasilkan

sel telur dan testis pada ikan jantan menghasilkan spermatozoa. Ikan mas memijah

sepanjang tahun dan tidak terpengaruh oleh musim. Pemijahan alami ikan mas

terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Indukan ikan mas akan lebih agresif

pada saat memijah. Biasanya sebelum memijah ikan mas cenderung mencari

tempat rimbun yaitu tanaman air atau rumput yang menutupi permukaan air

(Bachtiar, 2002).

Organ yang aktif dalam proses pemijahan ikan mas adalah sitem saraf

pusat dan kelenjar pituitary. Kelenjar kedua organ tersebut adalah menstimulasi

(meransang) aliran hormon gonadotropin masuk kedalam aliran darah. Dengan

adanya rangsangan hormon tersebut, terjadilah proses ovulasi telur (pembuahan).

Keadaan kondisi normal, semprotan cairan sperma dalam media air juga

menimbulkan kondisi psikologis yang dibuat spawning condition yang secara

langsung akan mempengaruhi proses ovulasi telur. Fertilisasi (pembuahan telur

oleh sperma) tejadi apabila sel-sel telur segera terbuahi oleh sperma. Pada kolom

air, sel sperma bergerak aktif dan masuk membuahi sel telur melalui lubang kecil

pada chorion (kantung umum embrio) (Bachtiar, 2002).

Telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa (fertil) akan menghasilkan

embrio yang tumbuh di dalamnya. Perkiraan 2-3 hari kemudian, telur-telur

tersebut akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Usaha untuk melangsungkan

hidupnya, larva ikan mas mendapatkan makanan dari makanan cadangan yang

8

berasal dari kantung kuning telur (yolk) kantong ini berukuran relatif lebih besar

dari pada perut larva dan menggantung dibawah permukaan perut. Kantung

kuning telur ini akan cukup untuk menyuplai kebutuhan energi dalam

mempertahankan kelangsungan hidup larva selama 3-4 hari. Makanan ini

merupakan sumber energi sebelum organ pencernaan larva berkembang dan

mampu menelan makanan yang diperoleh dari media atau disekitar habitatnya

(Bachtiar, 2002 ).

2.3 Pemijahan

2.3.1 Seleksi Induk

Perbandingan induk yang digunakan dalam pemijahan ikan mas yaitu 1:1

dengan ukuran yang sama. Karena induk betina lebih besar ukurannya dari pada

ikan jantan maka pemijahan dilakukan dengan perbandingan betina dan jantan

1:2. Pemijahan ikan mas secara intensive digunakan induk ikan betina dan jantan

sebanyak dua ekor dan betina empat ekor. Ciri-ciri induk jantan dan induk betina

unggul yang sudah matang untuk dipijah adalah betina umur antara 1,5-2 tahun

dengan berat berkisar dua kg per ekor. jantan umur minimum delapan bulan

dengan berat berkisar 0,5  kg/ekor setelah induk ikan mas telah diseleksi

kemudian induk dimasukkan kedalam wadah yang terpisah antara jantan dan

betina di ruang hatchery. (Zulkifli dkk., 2004)

Induk ikan mas (C. carpio) yang akan dipijahkan harus benar-benar dapat

dibedakan antara jantan dan betina. Adapun ciri-ciri induk jantan dan betina ikan

9

Mas menurut nudiyal adliyah dalam analisis pendapatan usaha pengolahan ikan

mas (C. carpio) dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1: Ciri ciri indukan.

No Jantan Betina

1 Sirip dada relatif panjang, jari-jari

luar tebal

Sirip dada relatif pendek, lunak, lemah,

jari-jari luar tipis

2 Lapisan sirip dada kasar Lapisan dalam sirip dada licin

3 Kepala tidak melebar Kepala meruncing

4 Tubuh lebih tipis atau ramping

dibandingkan betina pada umur yang

sama

Tubuh lebih besar atau gemuk

dibandingkan jantan pada umur yang

sama

5 Gerakannya gesit Gerakannya lebih lambat dan jinak

6 Sehat dan tidak cacat Sehat dan tidak cacat

Sumber. Warintek (2000)

Induk ikan Mas jantan dan betina harus dipelihara dalam kolam yang

terpisah agar ikan cepat matang kelamin dan tidak terjadi perkawinan liar. Induk

yang dipelihara dengan baik akan dapat mencapai matang gonad.

Ciri ciri induk ikan Mas yang matang gonad menurut Adliyah (2011)

dalam analisis pendapatan usaha pengolahan ikan mas (C. carpio) dapat dilihat

pada Tabel 2 dan gambar 2 :

10

Tabel 2 :ciri ciri ikan matang gonad

No Jantan Betina

1 Tubuh ramping Perut membulat dan lunak

jika diraba

2 Mengeluarkan cairan putih (sperma)

bila diurut dari perut ke anus

Genital papila mengembang

dan berwarna kemerahan

3 Lubang anus melebar dan

menonjol

Sumber: Warintek (2000)

Gambar 2 :ciri ciri ikan mas matang gonad(kiri betina)(kanan jantan)

Sumber. Dokumentasi pribadi

2.3.2 Teknis Pembenihan

Kegiatan pembenihan dapat dilakukan baik di indoor maupun di outdoor.

Pada umumnya pembudidaya melakukan kegiatan pembenihan di outdoor karena

memang pada waktu dulu mereka hanya mengetahui cara tersebut dan metode

tersebut dianggap lebih mudah dari pada pembenihan yang dilakukan di indoor,

11

namun keterbatasan kegiatan pembenihan outdoor yang tergantung pada pengaruh

iklim dan perubahan suhu yang tidak stabil mengakibatkan hasil yang didapatkan

tidak maksimal sedangkan kebutuhan benih ikan semakin meningkat, oleh sebab

itu pembudidaya mulai melakukan pembenihan di indoor, pembenihan yang

dilakukan di indoor pada umumnya hanya mulai dari pemijahan sampai

pemeliharaan larva dan benih karena pada fase inilah dianggap sebagai fase yang

paling kritis karena rentannya telur dan larva terhadap perubahan lingkungan dan

penyakit. Sedangkan kegiatan pemeliharaan induk tetap dilakukan di outdoor.

Teknik Pemijahan

Berhasil tidaknya kegiatan pemijahan tergantung pada tingkat kematangan

gonad atau telur induk, induk yang dipelihara di kolam pemeliharaan induk

selama 1,5 bulan biasanya sudah mengalami pematangan gonad dan telur. Ciri

induk yang sudah siap dipijahkan adalah bagian perutnya tampak gendut dan

tampak menggelambir jika dilihat dari atas, apabila diraba perutnya terasa lembek

dan disekitar urogenitalnya tampak memerah dan akan keluar telur pada saat

dipijat ke arah urogenital, sedangkan ciri-ciri induk jantan yang sudah matang

gonad ditandai dengan keluarnya sperma berwarna putih susu jika perut diurut ke

arah urogenitalnya. Induk yang akan dipijahkan dimasukkan ke dalam kolam

pemijahan setelah kolam telah siap.

Proses pemasukan induk harus dilakukan secara perlahan dan satu-satu

dan tidak boleh kasar, penanganan induk yang tidak perlahan dan hati- hati akan

menyebabkan induk stres, penanganan yang kasar juga dapat mengakibatkan

induk betina mengeluarkan telur sebelum waktunya. Selama proses pemijahan

12

induk yang dipijahkan tidak boleh diberi makan, hal tersebut dilakukan karena

pakan yang diberikan selain dapat mengotori kolam juga dapat menyumbat

saluran telur induk betina sehingga dapat menggagalkan kegiatan pemijahan.

Perbandingan bobot antara induk jantan dan induk betina adalah 1:1 artinya setiap

berat induk betina satu kg maka jantan juga harus satu kg . hal tersebut bisa terdiri

dari beberapa ekor induk jantan dan betina.(Khairuman,2002)

  Tahap dalam pemijahan dilakukan dengan benar maka induk akan mulai

memijah menjelang tengah malam, sebelum terjadi proses pembuahan maka

biasanya pada pukul 20.00-22.00 wib induk jantan akan berkerjaran dengan induk

betina. Setelah berkejaran maka menjelang tengah malam biasanya induk betina

akan mengeluarkan telurnya dan jantan akan merespon dengan mengeluarkan

sperma, sedikit demi sekikit telur yang berwarna kuning cerah akan tampak

menempel pada kakaban, menjelang pagi hari sekitar pukul 05.00 wib frekuensi

pengeluaran telur dan sperma oleh induk betina dan induk jantan akan mulai

berkurang. Pada saat itu sebaiknya kegiatan pemijahan sebaiknya dihentikan, hal

tersebut dilakukan dengan cara mengambil kakaban dan dipindahkan ke dalam

kolam penetasan dan diikuti dengan memindahkan induk ke kolam pemeliharaan

induk. Apabila induk tidak segera diambil, maka baik induk jantan maupun induk

betina akan memakan telur yang sudah dikeluarkan, karena biasanya induk yang

sudah kelelahan memijah akan mulai mencari makan.(Zulkifli dkk, 2004)

2.3.3 Fekunditas dan penetasan telur

13

Fekunditas atau jumlah telur ikan mas berkisar antara 148.000 - 151.000

butir per kilogram dan diameter telur 0,3—1,5 mm. Induk ikan mas jantan akan

matang kelamin pertama pada umur 8 bulan, sedangkan yang betina pada umur 18

bulan. Penetasan telur ikan mas ini Umumnya persentase penetasan ikan secara

normal berkisar antara 50–80 % (Richter dan Rustidja, 1985) dalam

(Mukti,2005)

2.3.4 Penetasan telur dan pemeliharaan larva

Kakaban yang dari kolam pemijahan dipindahkan ke kolam penetasan

telur, di dalam kolam penetasan telur diberi hapa yang terbuat dari kain terilin

berukuran 2x1x1 m, berbentuk persegi panjang yang dibentangkan kurang lebih

dua meter dari pintu pemasukan. Manfaat dari penggunaan hapa adalah untuk

mencegah kemungkinan munculnya predator seperti ular, belut, dll yang dapat

masuk ke dalam kolam penetasan telur. Kakaban harus diletakkan tenggelam

kurang lebih sepuluh centimeter dari permukaan air, selama kegiatan penetasan

telur untuk manangani jika turun hujan maka pada kolam penetasan telur diberi

peneduh. Telur akan menetas menjadi benih dalam waktu kurang lebih 2-3 hari .

Setelah telur menetas, harus segera dilakukan pengangkatan kakaban dari dalam

hapa atau bak fiber satu akuarium persatu.

Larva yang baru masing memiliki cadangan makanan berupa kantong

kuning telur. Kuning telur akan teserap habis dalam waktu kurang lebih antara 3-6

hari setelah menetas. Setelah cadangan telur habis maka larva dapat diberi akan

berupa rotifera, cacing sutra dan kuning telur rebus dengan cara sebutir telur ayam

14

matang di ambil bagian kuningnya, kemudian di hancurkan dan dilarutkan ke

dalam 250 cc air bersih setelah berbentuk suspensi masukkan ke dalam alat

penyemprot nyamuk atau bisa juga diberikan secara langsung, pemberian pakan

dilakukan secara merata, pemberian pakan dilakukan sebannyak lima kali sehari,

sebutir telur cukup untuk 100.000 ekor larva. Perawatan larva hingga benih

berumur 5-6 hari, selanjutnya benih dapat dilepas dari hapa (Susanto, 2003).

2.4 Pemeliharaan Benih

1.1.1. Penebaran Benih

Penebaran larva atau benih dilakukan pagi hari, saat suhu air rendah, yaitu

antara pukul 06.00–07.00. Tujuannya agar larva atau benih tidak stress akibat

suhu tinggi. Larva atau benih yang ditebar terlalu siang bisa strees akibat

kepanasan. Sebelum ditebar ke dalam kolam maka perlu dilakukan aklimatisasi

yaitu menyamakan suhu kantong dengan suhu kolam. Padat tebar pendederan

antara 100–200 ekor/m2, agar jumlahnya diketahui, sebelum ditebar larva atau

benih dihitung terlebih dahulu. Cara menghitungnya harus hati-hati, karena

kondisi tubuhnya masih lemah dan mudah terluka. Cara menghitung yang paling

baik dan risikonya paling kecil adalah secara volumetrik.

1.1.2. Pakan Tambahan

Pakan tambahan diberikan setelah empat hari dari penebaran, karena pada

awal penebaran, pakan alami masih cukup tersedia, sedangkan setelah empat hari

pakan alami sudah mulai berkurang. Pemberiannya dilakukan dua kali dalam

15

sehari, yaitu pada pukul 09.00 dan pukul 15.00. Dosisnya 20 gram/100 ekor benih

pada minggu pertama, 30 gram pada minggu kedua, demikian seterusnya dosis

pakan tambahan ditambah sesuai dengan kebutuhan. Pemberian pakan tambahan

dilakukan dengan cara menebar langsung ke kolam (Zulkifli dkk., 2004).

1.1.3. Pengontrolan

Menurut warintek (2000), Pengontrolan dilakukan setiap hari untuk

melihat keadaan kolam.Waktunya bisa bersamaan dengan pemberian pakan

tambahan. Saat pengontrolan keadaannya harus diamati dengan cermat, agar

setiap kejadian dapat segera ditangani dan jika terjadi kebocoran pada pematang,

segera diperbaiki agar ketinggian air dapat dipertahankan dan larva atau benih

tidak terbawa arus air. Air yang masuk juga harus diatur debitnya agar tidak

terlalu besar juga tidak terlalu kecil, tetapi air debit air tersebut cukup untuk

mempertahankan ketinggian air kolam.

Kemudian bila ada tanda-tanda benih terserang penyakit harus segera

diambil tindakan. Benih yangterserang ditandai dengan gerakannya lamban atau

tidak normal, dan tidak napsu makan. Kemudian bila dilihat lebih dekat atau

ditangkap badannya berwarna pucat.

1.1.4. Panen

Pemanenan benih dilakukan setelah masa pemeliharaan berakhir. Caranya

adalah dengan mengeringkan air kolam secara perlahan-lahan, yaitu dengan

membuka papan pintu air. Mula-mula saringan dipasang di depan pintu

16

pengeluaran, ambil papan yang paling atas dan biarkan airnya terbuang hingga

mencapai ketinggian papan di bawahnya. Sambil menunggu air kolam surut,

benih sedikit demi sedikit ditangkap dengan waring, dimasukan dalam ember,

kemudian ditampung dalam hapa yang dipasang tidak jauh dari tempat panen.

(Warintek, 2000)