ii. tinjauan pustaka 2.1 pengertian dan jenis-jenis industri … · 2015-09-01 · industri farmasi...

22
14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri Farmasi Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa. Farmasi diartikan sebagai suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, produksi, pengolahan, peracikan, dan distribusi obat. Berdasarkan Permenkes No. 222/Kab/BVII/69 tanggal 3 Oktober 1969, semua usaha farmasi di Indonesia harus menjadi anggota GP (Gabungan Pengusaha) Farmasi Indonesia. Usaha farmasi dikelompokan dalam empat bidang, yaitu : 1. Industri Farmasi 2. Pedagang Besar Farmasi (PBF) 3. Apotik 4. Toko Obat Industri farmasi yang dimaksud adalah perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas (PT) yang melakukan produksi obat-obatan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam SKEP Menkes RI No.90/Kab/B.VII/71 – 24 April 1971, SKEP Menkes RI No.2819/A/SK/71 – 26 April 1971, SKEP Menkes RI

Upload: vandan

Post on 03-Mar-2019

303 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

14

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri Farmasi

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk

mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi

adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga

dalam bentuk jasa.

Farmasi diartikan sebagai suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi

kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, produksi, pengolahan, peracikan, dan

distribusi obat. Berdasarkan Permenkes No. 222/Kab/BVII/69 tanggal 3 Oktober

1969, semua usaha farmasi di Indonesia harus menjadi anggota GP (Gabungan

Pengusaha) Farmasi Indonesia. Usaha farmasi dikelompokan dalam empat bidang,

yaitu :

1. Industri Farmasi

2. Pedagang Besar Farmasi (PBF)

3. Apotik

4. Toko Obat

Industri farmasi yang dimaksud adalah perusahaan berbadan hukum

Perseroan Terbatas (PT) yang melakukan produksi obat-obatan berdasarkan

ketentuan yang diatur dalam SKEP Menkes RI No.90/Kab/B.VII/71 – 24 April

1971, SKEP Menkes RI No.2819/A/SK/71 – 26 April 1971, SKEP Menkes RI

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

15 No.125/Kab/B.VII/71-9 Juni 1971, Permenkes RI No. 389/Menkes/PER/X/80-19

Oktober 1980, paket kebijaksanaan deregulasi 28 Mei 1990 berupa peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 242 dan 245/Menkes/SK/V/90 dengan klasifikasi,

industri farmasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Penanaman Modal Asing

dan Swasta Nasional. Menurut Menteri Kesehatan Nomor

245/Men.Kes/SKV/1990 tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan pemberian

izin usaha industri farmasi, industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri

bahan baku obat. Industri farmasi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

1) Industri farmasi manufaktur

Industri farmasi manufaktur meliputi :

a. proses fermentasi,

b. sintesa kimia,

c. proses biologi dan ekstraksi.

2) Industri farmasi formulasi

Kategori industri farmasi formulasi mencakup proses pencampuran dan

pembuatan senyawa.

Bentuk sediaan farmasi dibagi dalam tiga kelas, yaitu :

1. bentuk sediaan padat (solid) : tablet, kapsul.

2. bentuk sediaan setengah padat (semi-solid) : krim, salep.

3. bentuk sediaan cairan (liquid) : sirup, suspensi, cairan suntik.

Setiap industri farmasi yang akan memproduksi produknya harus mendapat

izin terlebih dahulu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang

fasilitas yang ada, mulai dari bangunan, struktur organisasi, karyawan, peralatan,

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

16 produksi, pengawasan mutu, sanitasi dan dokumentasi. Produk industri farmasi

dapat diklasifikasikan menurut penggunaan, struktur kimia, atau proses

produksinya. Proses yang digunakan untuk menghasilkan bahan-bahan farmasi

dapat dikategorikan sebagai fermentasi, sintesa bahan kimia organik, proses

biologi dan formulasi obat. Proses pembuatan produk farmasi berbeda-beda sesuai

dengan bentuk sediaan yang diinginkan. Cara pembuatan obat atau produk

farmasi dibagi menjadi dua kelas, yaitu :

1. Proses Batch

2. Proses Continous

Umumnya produk farmasi dibuat secara campaign, yaitu terdiri atas satu seri

batch. Oleh karena itu kebanyakan air limbah terjadi selama perubahan produk.

2.2 Limbah

2.2.1 Pengertian Limbah dan Jenis-jenisnya

Menurut kamus bahasa Indonesia limbah (1996) memiliki pengertian

segala macam buangan yang dapat mencemari air sungai, danau, laut. Sedangkan

menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999

Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), limbah adalah

sisa suatu usah atau kegiatan. Limbah yang mengandung bahan polutan yang

memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B3 yang dinyatakan

sebagai bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak

lingkungan hidup dan sumberdaya. Bila ditinjau secara kimiawi, bahan-bahan ini

terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik. Kualitas limbah menunjukkan

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

17 spesifikasi limbah yang diukur dari jumlah kandungan bahan pencemar di dalam

limbah. Kandungan pencemar limbah terdiri dari berbagai parameter. Semakin

kecil jumlah parameter dan semakin kecil konsentrasinya maka semakin kecilnya

peluang untuk terjadinya pencemaran lingkungan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kualitas limbah adalah:

1. volume limbah,

2. kandungan bahan pencemar,

3. frekuensi pembuangan limbah,

4. klasifikasi limbah industri dan karakteristiknya.

Berdasarkan nilai ekonominya, limbah dibedakan menjadi limbah yang

tidak memiliki nilai ekonomis dan yang mempunyai nilai ekonomis. Limbah yang

mempunyai nilai ekonomis yaitu limbah dimana dengan melalui suatu proses

lanjut akan memberikan suatu nilai tambah. Limbah non ekonomis adalah suatu

limbah walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak

memberikan nilai tambah kecuali sekedar untuk mempermudah sistem

pembuangan limbah, limbah jenis ini sering menimbulkan masalah pencemaran

dan kerusakan lingkungan. Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat

digolongkan menjadi tiga bagian:

1. Limbah cair

Limbah ini bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air

dalam proses produksinya. Jenis industri yang menghasilkan limbah cair

diantaranya adalah industri pulp dan rayon, industri besi dan baja, industri kertas,

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

18 industri minyak goreng, industri tekstil, industri makanan, industri farmasi, dan

lain-lain.

2. Limbah gas dan partikel

Limbah gas dan partikel merupakan limbah dalam bentuk gas/asap,

partikulat dan debu yang dikeluarkan oleh pabrik ke udara. Limbah gas ini akan

dibawa angin sehingga akan memperluas jangkauan pencemarannya. Limbah gas

pada dasarnya dari industri bersumber dari penggunaan bahan baku, proses sisa

pembakaran.

3. Limbah padat

Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur

dan bubur yang berasal dari proses pengolahan limbah ini menjadi dua bagian

yaitu limbah padat yang dapat di daur ulang (misal: plastik, tekstil, potongan

logam) dan limbah padat yang tidak memiliki nilai ekonomis (tidak dapat didaur

ulang). Setiap zat pencemar memiliki satu atau lebih parameter karakteristik yang

dapat menunjukkan:

a) Jumlah atau konsentrasi dari suatu jenis zat pencemar, misalnya TSS (Total

Suspended Solids), BOD (Biochemical Oxgen Demand) dan COD (Chemical

Oxgen Demand).

b) Kondisi limbah cair, misalnya pH, suhu.

Limbah cair mempunyai parameter yang umum digunakan untuk

menggambarkan karakteristik dan kandungan limbah cair. Beberapa parameter

karakteristik yang umum digunakan dapat dilihat pada Tabel 2:

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

19 Tabel 2. Parameter Karakteristik Kelompok Pencemar Dalam Limbah Cair

Kelompok pencemar Parameter karakteristik

Organik terurai BOD5 Biochemical Oxgen Demand atau Kebutuhan Oksigen Biokimia

Organik sulit terurai COD Chemical Oxgen Demand atau Kebutuhan Oksigen Kimia

Nutrien TN Total Nitrogen atau Nitrogen Total

TP Total Phospor atau pospor total

Sedimen SV30 Sludge Oxgen Demandolume, 30

minutes atau Volume Endapan Lumpur 30 menit

Padatan tersuspensi TSS Total Suspenden Solids atau Padatan Tersuspensi Total

TUR Turbidity atau Kekeruhan

Apungan O&G Oil and Grease atau Minyak dan Lemak

MBAS Methylene Blue Active Substance atau Deterjen Sintetis

Logam berat Cd Cadmium atau Kadmium

Cu Cooper atau Tembaga

Cr Hexavalent Chromme atau Krom Valensi Enam

Cr total Total Chromme atau Krom Total

Hg Mercury atau Raksa

Ni Nickel atau Nikel

Pb Lead atau Timbal Sumber: Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat (2006)

2.2.2 Limbah Cair Industri

Limbah cair (liquid waste) adalah limbah yang berwujud cair atau buangan

cair yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi untuk jenis kegiatan penghasilnya

(BPLH Jawa Barat, 2006). Kandungan di dalam limbah cair tidak selalu harus

berupa zat cair. Limbah cair dapat juga mengandung gas dan padatan, namun

biasanya dalam proporsi yang jauh lebih kecil daripada zat cair. Komponen cairan

dalam limbah cair umumnya adalah air (H2O). Walaupun demikian, ada juga

yang sebagian besar cairannya bukan air (non H2O), misalnya pestisida bekas,

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

20 residu minyak, oli bekas dan sejenisnya. Jadi, air limbah (waste water) adalah

istilah umum untuk limbah cair yang sebagian besar cairannya adalah air. Limbah

cair industri merupakan limbah cair yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan di

suatu kegiatan industri.

Beberapa sumber penghasil limbah cair didalam suatu industri adalah:

a) Proses produksi, misalnya: pengecatan, pencucian bahan baku, pencampuran

bahan kimia, dan sebagainya.

b) Kegiatan utilitas, misalnya: menara pendingin (cooling tower), ketel uap

(boiler), dan sebagainya.

c) Kegiatan domestik, misalnya: kantin industri, pembersihan lantai, dan

sebagainya.

Karakteristik limbah cair dari suatu industri umumnya lebih dipengaruhi

oleh limbah cair dari proses produksi. Karakteristik limbah cair dari proses

produksi ditentukan oleh :

a) Penggunaan air,

b) Penggunaan bahan baku,

c) Penggunaan bahan pendukung,

d) Penggunaan energi.

Penggunaan air merupakan faktor utama ada tidaknya timbulan limbah

cair. Semakin banyak penggunaan air untuk proses produksi akan semakin banyak

limbah cair yang dihasilkan. Kontribusi dari kegiatan utilitas di suatu industri

umumnya tidak memberikan pengaruh yang signifikan khusunya dari aspek

kualitas limbah. Sebagian besar air bekas dari sistem pendinginan maupun boiler

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

21 digunakan kembali untuk kepentingan yang sama. Kegiatan domestik umumnya

memberikan kontribusi limbah cair yang tidak terlalu besar dibandingkan bagian

produksi. Walaupun demikian kandungan senyawa organik terurai dan senyawa

nutrien yang dikandungnya seringkali cukup signifikan.

2.2.3 Limbah Cair Industri Farmasi

Limbah industri farmasi adalah limbah yang dihasilkan dari proses produksi

farmasi, biasanya bahan baku, proses, operasi dan laboratorium. Limbah industri

farmasi berasal dari:

a) Obat-obatan yang kadaluwarsa,

b) Obat-obatan yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi

atau kemasan yang terkontaminasi,

c) Obat-obatan yang dikembalikan oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat,

d) Obat-obatan yang tidak lagi diperlukan institusi yang bersangkutan,

e) Limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.

Limbah cair yang dihasilkan industri farmasi mengandung berbagai zat

pencemar konvensional yang juga tergantung pada jenis produksi dan kategori

industri yang bersangkutan. Limbah cair yang dihasilkan industri farmasi

mengandung beberapa zat pencemar, diantaranya:

1. Biochemical Oxygen Demand (BOD5)

Industri yang menggunakan bahan-bahan organik, baik alami ataupun

sintetis, akan menghasilkan limbah cair yang mengandung senyawa organik yang

disebut BOD5. BOD5 adalah senyawa organik yang bersifat biodagradable ( yang

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

22 dapat diuraikan oleh mikroorganisme). Pengukurannya dengan menganalisa

oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme. Parameter BOD5 digunakan

sebagai indikator dari banyaknya senyawa organik-terurai yang dikandung dalam

limbah cair. Parameter BOD5 sebenarnya menunjukkan jumlah oksigen (mg O2)

yang dikonsumsi mikroba-aerobik saat menguraikan organik-terurai dalam waktu

5 hari pada 1 liter limbah cair. Contoh BOD5 = 100 mg/l berarti dalam 1 liter

limbah cair terdapat sejumlah organik-terurai yang membutuhkan O2 sebanyak

100 mg agar mikroba aerobik dapat menguraikannya dalam waktu 5 hari.

Limbah cair yang memiliki nilai BOD5 diatas 50 mg/L umumnya

memerlukan perhatian dan penanganan khusus karena dianggap berpotensi untuk

mencemari badan air penerima limbah cair tersebut. Analisa BOD5 secara titrasi

dibakukan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-2875-1992 untuk setiap

industri dapat dilihat pada Tabel 3:

Tabel 3. Nilai BOD5 Limbah Cair Beberapa Jenis Industri Jenis Industri BOD5 (Mg/L)

Tekstil 400 – 500

Makanan dan Minuman 2.500- 10.000

Deterjen, Sabun, Produk Minyak Nabati 800 -2000

Farmasi 500 – 700

Pulp dan Kertas 400 – 800 Sumber: Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat (2006)

2. Chemical Oxygen Demand (COD)

Selain senyawa organik-terurai, limbah cair juga mengandung senyawa

organik yang tidak terurai (non biodagradable organic) yang disebut Chemical

Oxygen Demand (COD). COD adalah bahan organik yang bersifat biodagradebel

dan non biodagradebel. Pengukurannya dengan menganalisis kebutuhan oksigen

secara kimiawi. Parameter COD digunakan untuk memberikan indikasi jumlah

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

23 seluruh senyawa organik yang terkandung dalam limbah cair. Parameter COD

sebenarnya menunjukkan jumlah oksigen (mg O2) yang ada dalam senyawa

oksidan yang dibutuhkan untuk menguraikan seluruh senyawa organik yang

terkandung dalam 1 liter limbah cair. Contoh COD = 150 mg/l berarti dalam 1

liter limbah cair terdapat senyawa organik jumlahnya setara dengan 150 mg O2.

Limbah cair yang memiliki nilai COD diatas 70 mg/l umumnya sudah

membutuhkan perhatian khusus karena dianggap berpotensi mencemari. Rasio

organik (rasio BOD5;COD ), digunakan sebagai indikator untuk menentukan tepat

tidaknya limbah cair untuk untuk diolah secara biologis. Semakin kecil rasio

BOD5;COD (< 0,6), semakin tidak tepat limbah cair itu untuk diolah secara

biologis. Limbah cair BOD5;COD > 0,8 sangat tepat untuk diolah secara biologis.

Pengukuran COD dilakukan secara spektrofotometri dibakukan dalam SNI 06-

6989,2-2004. Nilai COD beberapa limbah cair dari beberapa jenis industri dapat

dilihat pada Tabel 4, berikut ini:

Tabel 4. Nilai COD Limbah Cair Beberapa Jenis Industri

Jenis Industri COD (Mg/L)

Tekstil 850-1000

Makanan dan Minuman 7000-20.000

Deterjen, Sabun, Produk Minyak Nabati 5000-6000

Farmasi 600-1000

Pulp dan Kertas 1500-2000

Pelapisan logam 220 Sumber: Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat (2006)

3. Total Suspended Solid (TSS)

Hampir seluruh industri mengeluarkan limbah cair yang mengandung

padatan, baik berasal dari pembersihan bahan baku, pencucian alat, maupun dari

sumber lainnya. Padatan dalam limbah cair terdiri dari padatan terlarut (DS atau

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

24 Dissolved Solids) maupun padatan tersuspensi (SS atau Suspended Solids). SS

memiliki ukuran diatas 2 x 10 meter atau 2 mikron (µm) sehingga terlihat kasat

mata. SS terdiri dari komponen padatan organik (VSS atau Volatile Suspended

Solids) dan komponen padatan mineral (FSS atau Fixed Suspended Solids).

Parameter padatan tersuspensi (SS atau Suspended Solid) atau juga disebut TSS

(Total Suspended Solids) menunjukkan berat padatan yang berat padatan yang

berukuran lebih besar dari 2 mikron di dalam 1 liter limbah cair. Contoh: SS = 50

mg/l berarti dalam 1 liter limbah cair ada 50 mg SS. TSS merupakan padatan

tersuspensi yang terbagi menjadi:

a) Koloid yang berukuran sangat kecil antara 0,001 – 1,2 µm,

b) sedimen atau padatan-terendapkan (Setteable Solid), ukuran > 1,2 µm.

Limbah cair yang memiliki nilai TSS diatas 100 mg/l umumnya sudah

dianggap berpotensi menimbulkan kekeruhan dan gangguan lainnya. Pengukuran

nilai TSS dilakukan dengan menggunakan metode gravimetri. Analisa TSS secara

gravimetri dibakukan dalam SNI 06-6989,3-2004.

Tabel 5. Nilai TSS Limbah Cair Beberapa Jenis Industri

Jenis Industri TSS (Mg/L)

Tekstil 500-1000

Makanan dan Minuman 3000-7000

Deterjen, Sabun, Produk Minyak Nabati 300-1200

Pulp dan Kertas 700-2500

Pelapisan logam 80 Sumber: Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat (2006)

4. Nitrogen Total (TN)

Industri yang menggunakan bahan-bahan organik alamiah, amoniak, dan

urea umumnya akan menghasilkan limbah cair yang mengandung senyawa

nitrogen. Senyawa nitrogen juga banyak dari kegiatan-kegiatan domestik di dalam

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

25 industri misalnya dari kantin, toilet, dan kamar mandi. Senyawa nitrogen dalam

limbah cair dapat berwujud sebagai :

a) Nitrogen organik, seperti asam amino dan protein,

b) Nitrogen anorganik, seperti amoniak (NH3), nitrit (NO3), nitrat (NO3).

Senyawa nitrit jarang dijumpai dalam limbah cair karena wujudnya yang

tidak stabil dan mudah teroksidasi menjadi nitrat. Parameter nitrogen total

menunjukkan konsentrasi total dari seluruh senyawa nitrogen yang dapat dijumpai

dalam limbah cair, khususnya nitrogen organik, amoniak (NH3) dan nitrat (NO3).

Limbah cair yang memiliki nilai TN di atas 50 mg N/L umumnya

dianggap berpotensi menimbulkan eutrofikasi yaitu suatu fenomena dimana

tumbuhan algae (ganggang ) tumbuh pesat dalam badan air. Unsur N merupakan

salah satu senyawa nutrien yang dibutuhkan tumbuhan untuk tumbuh

berkembang.

5. Logam - As

Logam Arsen (As) merupakan salah satu unsur logam (metal) dari 80 jenis

unsur logam. Unsur logam yang memiliki berat jenis lebih dari 5 gram/cm3

dikategorikan logam berat (heavy metal). Seperti unsur-unsur lainnya, logam – As

memiliki karakteristik mengkilap, dapat dibentuk, lentur, tidak mudah pecah atau

patah, berfungsi baik sebagai penghantar listrik, dan bermuatan positif. Arsen

sebagaimana unsur logam lainnya tidak dapat diuraikan atau dihancurkan. Walau

demikian senyawa yang umumnya mengandung As tidak stabil (mudah bereaksi)

khususnya dengan oksigen. Tabel 6 menggambarkan kadar zat pencemar yang

berasal dari industri farmasi dalam bentuk limbah awal (sebelum diolah).

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

26 Tabel 6. Kadar Zat Pencemar Dalam Limbah Awal (Sebelum Diolah)

Zat Pencemar Kategori A (mg/l) Kategori B (mg/l)

BOD 2.000–3.000 200 – 400

COD 4.000 - 7.500 300 – 600

TSS 3.000 – 600 250 – 500

Nitrogen Total 150 – 300 -

Senyawa Fenol 100 – 150 -

Logam – As 10 – 20 - Sumber: Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat (2006)

2.3 Pengelolaan dan Pengolahan Limbah Cair

Pengelolaan air limbah berbeda dengan pengolahan air limbah.

Pengolahan merupakan bagian dari pengelolaan. Cakupan pengelolaan dalam air

limbah:

1. Sumber air limbah

Air limbah sudah harus dikelola mulai dari sumbernya, baik kualitas maupun

kuantitasnya. Semakin sedikit jumlah air limbah dan kualitasnya, semakin baik

pengelolaannya.

2. Penyaluran atau transportasi

Penyaluran harus sesuai dengan ketentuan baik secara teknis maupun

administrasi.

3. Pengolahan air limbah

Air limbah diolah sesuai dengan kaidah teknis sesuai dengan parameternya.

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

27 2.3.1 Pengelolaan Sumber Air Limbah

Pengelolaan limbah tidak hanya masalah teknis tetapi juga menyangkut

manajemen akuntansi pengelolaan limbah seperti biaya-biaya yang harus

dikeluarkan untuk proses pengolahan teknis maupun non teknis. Pengelolaan pada

sumber air limbah sangat besar pengaruhnya terhadap biaya yang akan

dianggarkan dalam investasi IPAL bahkan akan memberikan keuntungan bagi

industri.

Pengelolaan yang buruk akan memperbesar nilai investasi IPAL, biaya

operasional dan perawatan. Pengelolaan yang buruk juga akan menyulitkan dalam

pencapaian baku mutu air hasil olahan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyaluran air limbah:

1. Sistem terbuka atau tertutup.

2. Air hujan sebaiknya tidak bercampur dengan saluran air limbah (sesuai dengan

peraturan pemerintah).

3. Material saluran harus tahan terhadap air limbah.

4. Besarnya tercukupi atau berlebih.

Dalam pengelolaan air limbah, untuk mencapai hasil optimal harus

memperhatikan beberapa hal, antara lain :

1. Sistem pengelolaan harus sesuai dengan karakteristik limbah.

2. Volume dan dimensi masing-masing hasil proses harus sesuai dengan beban

air limbah.

3. Lay out harus sesuai sehingga memudahkan dalam operasional perawatan.

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

28 4. Peralatan yang dipakai harus sesuai dengan karakteristik beban dan dimensi

bak.

5. Material peralatan yang dipakai harus sesuai dengan karakteristik air limbah.

6. Diperhitungkan biaya investasi, sistem penyaluran, operasional, material dan

hasil sampingan.

2.3.2 Pengolahan Air Limbah

Pengolahan air limbah bertujuan mengurangi atau menghilangkan

kandungan pencemar sampai setidaknya memenuhi konsentrasi yang diterapkan

dalam baku mutu limbah cair. Upaya pengolahan limbah umumnya dilakukan di

suatu IPAL.

IPAL terdiri dari beberapa unit pengolahan yang secara bersama-sama

berfungsi untuk mengolah air limbah sampai mencapai karakteristik effluent yang

diinginkan. Kegagalan di salah satu unit pengolahan dapat mempengaruhi kinerja

keseluruhan IPAL. Spesifikasi teknis dan tata cara pengoperasian IPAL sangat

ditentukan oleh:1

1. Karakteristik limbah cair yang masuk ke dalam IPAL (influent); semakin

banyak jenis dan konsentrasi kelompok pencemar di dalam air limbah,

semakin tinggi spesifikasi teknis yang dibutuhkan,

2. Karakterteristik effluent yang diinginkan; semakin baik karakteristik effluent

IPAL yang diinginkan; semakin tinggi spesifikasi teknis yang dibutuhkan,

1Makalah Training pengelolaan Air Limbah DTRLH Kabupaten Bogor (2007)

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

29 3. Kondisi lahan dimana IPAL itu berada,

4. Ketersediaan biaya, baik biaya investasi maupun biaya operasi; semakin tinggi

spesifikasi teknis yang dibutuhkan, semakin tinggi juga biaya investasi dan

operasi dari suatu IPAL.

Setiap jenis industri mempunyai karakteristik air limbah yang spesifik

yang berbeda dengan jenis industri lainnya. Perbedaan karakteristik air limbah

industri tersebut mengakibatkan spesifikasi teknis IPAL di tiap industri bersifat

unik dan biaya yang dikeluarkan pun akan berbeda.

Instalasi air limbah merupakan serangkaian proses unit agar air limbah

dapat terolah dengan baik dan tujuan tercapai. Rangkaian unit proses sangat

tergantung pada sistem yang diterapkan. Penerapan sistem tergantung pada

karakteristik air limbah yang akan diolah. Sistem pengolahan ada beberapa cara:

1. Fisika

yaitu dengan bantuan peralatan tanpa menggunakan bahan kimia atau makhluk

hidup. Misalnya penyaringan (screening), pengendapan, dan lain-lain.

2. Kimia

yaitu dengan bantuan bahan kimia. Pengelolaan cara kimia dan umumnya

dikombinasikan dengan cara fisika. Misalnya netralisasi pH, koagulasi, dan

flokulasi.

3. Biologi

yaitu dengan bantuan makhluk hidup untuk menguraikan kotoran dalam

limbah. Misal : active sludge, dan lain-lain.

4. gabungan dari fisika, kimia dan biologi.

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

30 Proses yang pengolahan yang dilakukan tergantung pada karakteristik jenis

limbah cair yang akan diolah. Masing-masing proses pengolahan limbah cair

mempunyai keuntungan dan kerugian dari segi teknis maupun non teknis. Berikut

perbandingan untung rugi proses kimia, fisika maupun biologi:

Tabel 7. Perbandingan Untung-Rugi Proses Kimia-Fisika dan Biologi

No Uraian kimia- fisika Biologi

1 Investasi awal Rendah Tinggi

2 Operational cost Tinggi Rendah

3 Luas lahan yang dibutuhkan Besar Kecil

4 Kemudahan operasional rutin Lebih sulit Lebih mudah

5 Kemudahan operasional problem Lebih mudah Lebih sulit

6 Maintenance cost Tinggi Rendah

7 Pembentukan Lumpur Banyak Sedikit

8 Kebutuhan jumlah operator Banyak Sedikit

9 Recovery ( lama penyembuhan) Sebentar Lama sekali

10 Kualitas air olahan Baik Kurang baik

11 Keramahan terhadap lingkungan Ramah Kurang ramah

12 Efek samping jangka panjang Sedikit Sedikit sekali

13 Nilai tambah - Terproduksi biogas

Sumber: Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat (2006)

Berdasarkan Tabel 7, setiap proses pengolahan limbah mempunyai kekurangan

dan kelebihan, sehingga perusahaan biasanya melakukan pengolahan limbah

dengan menggabungkan beberapa proses kimia, fisika maupun biologi.

2.4 Penelitian Terdahulu

2.4.1 Limbah Cair Industri Farmasi

Selain penelitian mengenai industri farmasi, penelitian mengenai

pengelolaan dan dampak limbah industri juga diperlukan untuk mendukung

penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut antara lain penelitian yang dilakukan

oleh Agus (2005), yang meneliti mengenai karakteristik industri pengolahan kulit

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

31 dan dampak limbah terhadap ekonomi masyarakat sekitar dengan kasus sentra

industri kulit Sukaregang, Kabupaten Garut. Hasil dari penelitiannya

menyimpulkan bahwa berdasarkan variabel limbah mengenai keberadaan IPAL,

upaya pengusaha dalam mengelola limbah, hasil pengolahan limbah, kualitas air

sungai dan kondisi sungai. Secara umum masyarakat hilir lebih menanggapi

negatif dibanding masyarakat hulu. Adanya industri kulit memiliki dampak

ekonomi yang cukup besar terhadap kehidupan masyarakat hulu dan hilir,

masyarakat hulu lebih merasakan adanya manfaat langsung yang menunjang

ekonomi dibandingkan masyarakat hilir yang lebih sering mengalami keluhan

kesehatan, masalah adanya penurunan kualitas air sungai dibanding masyarakat

hulu.

Penelitian tentang ekonomi lingkungan pengelolaan limbah industri

tapioka atau aci dengan pendekatan Contingent Valuation Method (CVM) studi

kasus di Kelurahan Ciluar, Bogor yang dilakukan oleh Antonius (2006). Adapun

tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

pengrajin telah atau tidak melakukan pengelolaan limbah. Analisis dilakukan

dengan CVM yang menggunakan alat analisis probit. Penelitiannya dapat

disimpulkan bahwa faktor yang berpengaruh nyata terhadap persepsi pengrajin

terhadap pengelolaan limbah adalah pendapatan usaha dan jarak pabrik ke badan

air sedangkan faktor yang berpengaruh nyata terhadap kesediaan membayar

antara lain umur, pendidikan, pendidikan, biaya tenaga kerja, pendapatan usaha,

luas tempat usaha, tingkat masalah akibat dampak negatif limbah, dan

pengetahuan serta pengelolaan limbah.

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

32

Optimasi pengolahan limbah cair dengan proses fisika-kimia-biologi studi

kasus industri permen, kosmetik, dan farmasi, PT. Procter & Gamble Indonesia,

Jakarta telah diteliti oleh Niza (1996). Tujuannya untuk mendapatkan gambaran

karakteristik limbah cair industri permen, kosmetik, dan farmasi; mengetahui

efisiensi pengolahan limbah cair industri dengan proses koagulasi, flokulasi,

proses lumpur aktif, dan proses anaerob-aerob, dan untuk mendapatkan kombinasi

pengolahan yang sesuai berdasarkan ketiga proses tersebut sehingga efisiensi

yang diperoleh memenuhi baku mutu. Pada penelitian ini metode ex post facto

digunakan untuk mendapatkan gambaran karakteristik limbah cair dan efisiensi

pengolahan limbah cair yang ada. Berdasarkan semua penelitian yang dilakukan,

ternyata efisiensi pengolahan limbah cair dengan proses koagulasi/flokulasi

(proses fisika-kimia), proses lumpur aktif dan proses anaerob-aerob (proses fisika-

biologi) yang dilakukan secara terpisah belum dapat menurunkan beban COD

sampai memenuhi baku mutu limbah yang berlaku.

Penelitian mengenai penerapan pengelolaan air limbah industri dengan

studi penerapan IPAL di Kecamatan Tugurejo, Kotamadya Semarang, Propinsi

Jawa Tengah telah dilakukan oleh Hardiyanto (2000). Tujuan dari penelitian

tersebut adalah untuk mengetahui usaha industri melakukan minimisasi air limbah

industrinya; mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pengelolaan air limbah

tidak dilakukan dengan optimal; mengetahui pengaruh investasi, beban buangan

limbah teknologi IPAL, dan perilaku sosial masyarakat. Data yang diperoleh

dianalisis dengan metode regresi berganda, korelasi berganda, analisis deskriptif

dengan menggunakan tabel frekuensi. Variabel penelitian adalah penerapan

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

33 pengolahan air limbah sebagai variabel terikat, biaya IPAL, beban buangan

limbah cair, teknologi IPAL, sosial masyarakat dan peraturan pemerintah sebagai

variabel bebas. Berdasarkan penelitian tersebut terdapat 74,29 persen industri dari

35 perusahaan yang memilih melakukan upaya minimisasi air limbah industrinya

melalui optimalisasi pada proses produksi (reduce). Faktor-faktor yang

mendorong industri menerapkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara

berturut-turut adalah biaya investasi, beban buangan air limbah, sosial masyarakat

industri, teknologi proses, peraturan pemerintah di bidang pengelolaan

lingkungan. Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama, secara signifikan

mempengaruhi penerapan IPAL. Hal ini dijelaskan oleh hasil uji F hitung sebesar

788,857 > dari F tabel 2,54 pada taraf signifikansi 5 persen.

Tahun 2003, Ella melakukan penelitian mengenai minimisasi limbah pada

industri farmasi dengan studi kasus di PT. Roche Indonesia. Tujuan dari

penelitiannya adalah untuk mengetahui apakah konsep minimisasi limbah yang

telah diterapkan di PT. Roche Indonesia, untuk mengetahui tindakan yang dapat

dilakukan dalam upaya minimisasi limbah, mengkaji banyaknya penghematan air

yang dapat dilakukan dan mengkaji kemungkinan pemanfaatan limbah melalui

reuse dan recycle. Metode penelitian adalah metode deskriptif melalui survey.

Hasil penelitian yang didapat adalah minimisasi dapat dilakukan dengan

pemanfaatan limbah yang dihasilkan dari proses produksi, yaitu alkohol yang

dipakai pada proses pembuatan tablet tersebut ditampung kembali dan digunakan

sebagai tambahan bahan bakar incinerator. Minimisasi dengan mengurangi

penggunaan air dapat dilakukan pada proses pencucian wadah (drum) penampung

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

34 tablet siap kemas. Selain itu, penghematan air dapat dilakukan pada air untuk

keperluan domestik, yaitu memberikan pelatihan cara menggunakan keran air

yang disediakan pada waktu dipakai mandi. Hal ini dapat mengurangi pemakaian

air sebesar 132 m3 per bulan.

2.4.2 Biaya Pengolahan Limbah Cair

Cita septiviani (2009) meneliti tentang penetapan pajak lingkungan untuk

industri tekstil (studi kasus PT.Unitex, Bogor). Tujuan dari penelitiannya adalah

mengestimasi besarnya Marginal Abatement Cost (MAC) dan Marginal

Damages (MD) dan megestimasi nilai pajak lingkungan. Adapun pendekatan

yang digunakan adalah pendekatan biaya rata-rata (Avarage Cost Pricing/ACP)

untuk mengestimasi MAC dan pendekatan Willingness To Pay (WTA) dengan

metode Contingent Valuation Method (CVM). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penetapan pajak lingkungan yang diperoleh berdasarkan pertemuan antara

titik MAC dan MD. Nilai MAC bergantung pada besarnya nilai outlet limbah cair

yang dihasilkan dan besarnya biaya pengolahan limbah cair, semakin besar nilai

outlet semakin besar pajak yang harus dikeluarkan. Nilai MD dipengaruhi oleh

faktor faktor pendidikan dan jarak tempat tinggal dengan sungai.

Penelitian mengenai pengolahan limbah cair ditinjau dari aspek biaya

(studi kasus pengelolaan lingkungan pabrik tekstil PT. Unitex, Bogor). Penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui secara rinci desain, karakter, serta kemampuan

instalasi pengolahan air limbah PT. Unitex. Penelitian dilakukan dengan

mengamati dan mempelajari cara kerja IPAL, kemudian dengan menggunakan

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-Jenis Industri … · 2015-09-01 · Industri farmasi manufaktur meliputi : a. proses fermentasi, ... tidak memiliki nilai ekonomis dan

35 data sekunder PT. Unitex dapat dihitung biaya pengolahan limbah cair per m3nya

dan dari data sekunder laboratoriurn BBIHP diketahui kadar parameter air limbah.

Hipotesis pertama mengatakan bahwa kualitas air limbah akan menjadi lebih baik

setelah menjalani pengolahan. Uji terhadap rata-rata kadar rebelum BOD, COD,

minyak dan lemak. Sedangkan untuk parameter lain secara statistik tidak berbeda.

Hipotesa kedua menyatakan bahwa semakin besar biaya pengolahan limbah,

semakin baik limbah yang dibuang sekitar pabrik. Dari pengamatan langsung di

lapangan hal ini terbukti sebab, air limbah yang diolah sama sekali tidak

mengganggu masyarakat. Berdasarkan perhitungan analisis biaya menunjukkan

bahwa pengeluaran pengolahan limbah saat ini hanya 1 persen dari nilai produk.

Berdasarkan studi penelitian terdahulu, ternyata penelitian mengenai

pengolahan limbah masih bersifat teknis. Penelitian pengolahan limbah ditinjau

dari segi ekonomi seperti menghitung tambahan biaya untuk mengurangi daya

cemar limbah cair tiap parameter per satuan konsentrasi dan menginternalisasi

Marginal Abatement Cost (MAC) ke dalam harga satuan produk belum banyak

dilakukan. Sehingga Estimasi Marginal Abatement Cost Limbah Cair Industri

Farmasi (Studi Kasus: PT. Prafa, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor)

penting untuk dilakukan.