penerapan prinsip efektif, efisien, ekonomis …

22
1 PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS PENUNJUKAN LANGSUNG PADA PENYEDIAAN BARANG DAN JASA DI KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PENGADAAN ALAT KESEHATAN MELDA MEGAWATI BERNOULI 110120120002 A. Latar Belakang Pada tahun 2005 Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkapkan bahwa indikasi terjadinya korupsi paling banyak adalah pada proyek pengadaan. Hal itu terutama disebabkan karena proses pengadaan barang dan jasa tidak dilakukan melalui mekanisme lelang terbuka (tender), melainkan dengan penunjukan langsung, padahal melalui penunjukan langsung, pelaksanaan proyek dapat saja menimbulkan konsekuensi pelanggaran hukum . 1 Admin, Sisi Lemah Pengadaan Barang dan Jasa, http://www.antikorupsi.org/id/ 1 content/sisi-lemah-pengadaan-barang-dan-jasa, diakses pada tanggal 8 Mei 2014, jam 19.54 WIB.

Upload: others

Post on 31-Dec-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

1

PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN,

EKONOMIS PENUNJUKAN LANGSUNG PADA

PENYEDIAAN BARANG DAN JASA DI

KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PENGADAAN

ALAT KESEHATAN

MELDA MEGAWATI BERNOULI

110120120002

A. Latar Belakang

Pada tahun 2005 Indonesia Corruption Watch (ICW)

mengungkapkan bahwa indikasi terjadinya korupsi paling banyak adalah

pada proyek pengadaan. Hal itu terutama disebabkan karena proses

pengadaan barang dan jasa tidak dilakukan melalui mekanisme lelang

terbuka (tender), melainkan dengan penunjukan langsung, padahal melalui

penunjukan langsung, pelaksanaan proyek dapat saja menimbulkan

konsekuensi pelanggaran hukum . 1

Admin, Sisi Lemah Pengadaan Barang dan Jasa, http://www.antikorupsi.org/id/1

content/sisi-lemah-pengadaan-barang-dan-jasa, diakses pada tanggal 8 Mei 2014, jam 19.54 WIB.

Page 2: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

2

Dalam pelaksanaan pengadaan barang dan jasa banyak metode

yang dapat dilakukan, tapi dalam melakukan pengadaan barang dan jasa

terdapat prinsip-prinsip yaitu : 2

a. Efisien; b. Efektif; c. Transparan; d. Terbuka; e. Bersaing; f. Adil/tidak diskriminatif; dan g. Akutanbel.

Pada tahun 2005 di Aceh, saat terjadi banjir bandang, di laporkan

26 meninggal dunia dan puluhan luka berat, dan pada saat itu Kementerian

Kesehatan diharuskan segera bertindak karena banyaknya alat kesehatan

yang hancur . Keadaan tersebut merupakan keadaan yang luar biasa atau 3

mendesak, sehingga Menteri Kesehatan yang saat itu menjabat yaitu Sitti

Fadilah Supari melakukan penunjukkan langsung terhadap penyediaan alat

kesehatan tersebut . 4

Sebenarnya pengadaan barang dan jasa yang menggunakan sumber

dana seluruh atau sebagian dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara

(APBN) atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) harus

Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa 2

Pemerintah Pasal 5

Admin, Inilah Kronologis Kasus Siti Fadilah Supari, http://www.waspada.co.id/3

index.php?option=com_content&view=article&id=242859:inilah-kronologi-kasus-siti-fadillah-supari&catid=59:kriminal-a-hukum&Itemid=91, di posting 19 April 2012, di akses pada tanggal 17 April 2013.

Ibid.4

Page 3: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

3

dilakukan melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan tentang

Pengadaan Barang dan Jasa. Metode pengadaan tersebut adalah pelelangan

umum, pelelangan sederhana maupun pelelangan terbatas, penunjukkan

langsung, pengadaan langsung dan sayembara atau kontes . 5

Penunjukkan langsung hanya boleh dilakukan pada saat keadaan

tertentu. Penangangan darurat yang tidak dapat direncanakan sebelumnya

dan waktu penyelesaian pekerjaannya harus segera atau tidak dapat

ditunda adalah : 6

1) Pertahanan Negara;

2) Keamanan dan Ketertiban Masyarakat;

3) Keselamatan atau perlindungan masyarakat yang

pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda atau

harus dilakukan segera termasuk:

a) Akibat bencana alam dan/atau bencana non alam

dan/atau bencana sosial;

b) Dalam rangka pencegahan bencana; dan/atau

c) Akibat kerusakan sarana/prasarana yang dapat

menghentikan kegiatan pelayanan publik.

Sesuai yang tertuang di dalam Perpres 35 tahun 2011 dan Perpres 70 tahun 2012 tentang 5

Pengadaan Barang dan Jasa

Keppres 80 tahun 2003 diganti oleh Perpres 54 tahun 2010 diperbarui oleh Perpres 35 6

tahun 2011 dan terakhir Peppres 70 tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.

Page 4: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

4

Saat itu penunjukkan langsung yang dilakukan oleh Menteri

Kesehatan tersebut dianggap oleh penyidik telah merugikan Negara

sebesar Rp.6,1 Milyar dan menjadikan Siti Fadilah tersangka sejak 28 7

Maret 2012, karena diduga terlibat dalam korupsi proyek pengadaan alat

kesehatan senilai Rp 15,5 miliar pada tahun 2005.

Hal ini menjadi menarik mengingat kasus tersebut terjadi dalam

keadaan darurat yang sebenarnya sangatlah wajar apabila penunjukkan

langsung dilakukan. Selain itu penunjukkan langsung itu dilakukan sesuai

dengan yang menjadi aturan di dalam peraturan. Dalam melakukan

penunjukkan langsung yang sesuai dengan peraturan harus memperhatikan

prinsip-prinsip 3E (Efektif, Efisien dan Ekonomis), dan seharusnya

apabila sesuai dengan prinsip tersebut perbuatan penunjukkan langsung

tidak dapat dikatakan sebagai penyalahgunaan wewenang. Hal tersebut

yang menjadikan kasus ini sangat menarik dan dapat menjadi salah satu

bahan pertimbangan lain dalam penunjukkan langsung lainnya.

Adanya dugaan penyalahgunaan wewenang dengan penunjukan

langsung dalam pengadaan alat kesehatan untuk buffer stock atau stok

cadangan kejadian luar biasa . Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) 8

Maria Natalia, Siti Fadilah Ungkap Pertemuan dengan Hasjmy di Aceh, http://7

nasional.kompas.com/read/2012/04/25/23141126/Siti.Fadilah.Ungkap.Pertemuan.dengan.Hasjmy.di.Aceh, di posting tanggal 25 April 2012, di akses pada tanggal 9 Mei 2014.

Bunga Manggiasih, Korupsi Alat Kesehatan, KPK Segera Periksa Fadilah, 8

http://www.tempo.co/read/news/2014/03/21/063564128/Korupsi-Alat-Kesehatani-KPK-Segera-Periksa-Fadilah, diposting pada tanggal 21 Maret 2014, di akses pada tanggal 9 Mei 2014.

Page 5: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

5

menetapkan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari sebagai

tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) untuk

kejadian luar biasa pada tahun 2005 . 9

Kasus lain yang terjadi dan berkaitan dengan pengadaan alat

kesehatan yaitu vaksin flu burung pada tahun 2006 dan 2007, dan yang

bertanggung jawab saat itu adalah Ratna Dewi Umar sebagai Direktur

Jenderal Bina Pelayanan Medik Dasar Departemen Kesehatan . Jaksa 10

penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi menilai Ratna terbukti

melakukan korupsi, sehingga merugikan keuangan negara sampai Rp 50,4

miliar dalam proyek pengadaan alat kesehatan tersebut . Pengadaan alat 11

kesehatan dan perbekalan dalam rangka penanggulangan vaksin flu

burung ini dilakukan dengan metode penunjukkan langsung yang telah

disetujui oleh Siti Fadilah Supari yang pada saat itu menjabat sebagai

Menteri Kesehatan . 12

Rizki Gunawan, Mantan Menkes Siti Fadilah Jadi Tersangka Kasus Korupsi Alkes - 9

http://news.liputan6.com/read/2032490/mantan-menkes-siti-fadilah-jadi-tersangka-kasus-korupsi-alkes, di posting pada tanggal 4 April 2014, di akses pada tanggal 9 Mei 2014.

Nur Alfiyah, Flu Burung, Eks Dirjen Kemenkes Dituntut 5 Tahun, http://10

www.tempo.co/read/news/2013/08/01/078501584/Flu-Burung-Eks-Dirjen-Kemenkes-Dituntut-5-Tahun, di posting tanggal 1 Agustus 2013, di akses pada tanggal 9 Mei 2014.

Ibid.11

Admin, Ratna Dewi: Siti Fadilah harus jadi Tersangka Merasa Dikorbankan, http://12

www.jpnn.com/read/2013/09/02/188888/Merasa-Dikorbankan-dalam-Kasus-Flu-Burung-, di posting tanggal 2 September 2013, di akses pada tanggl 12 Mei 2014.

Page 6: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

6

Perbuatan Ratna dianggap merugikan keuangan Negara tersebut

berasal dari empat pengadaan : 13

1. Pengadaan alat kesehatan dan perbekalan dalam rangka wabah

flu burung tahun anggaran 2006 . 14

2. Penggunaan sisa dana daftar isian pelaksanaan anggaran

(DIPA) 2006 sebesar Rp. 10, 22 miliar . 15

3. Pengadaan peralatan kesehatan untuk melengkapi rumah sakit

rujukan penanganan flu burung dari DIPA APBN perubahan

anggaran 2007 sebesar Rp.27,92 miliar . 16

4. Pengadaan “Reagen dan Consumable” penanganan virus flu

burung dari DIPA APBN-P anggaran 2007 senilai Rp.12,33

miliar . 17

Penyelewengan dana proyek vaksin flu burung untuk manusia

bermula pada 2008. Saat itu, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari

menetapkan PT Anugerah Nusantara sebagai pemenang tender.

Mempercayakan pengadaan peralatan fasilitas produksi, riset, dan alih

teknologi vaksin flu burung senilai Rp 718 miliar kepada perusahaan milik

Ibid.13

Ibid.14

Ibid.15

Ibid.16

Ibid.17

Page 7: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

7

Muhammad Nazaruddin yang baru berdiri pada tahun 2008 dapat disebut

keputusan yang amat berani. Komisi Pemberantasan Korupsi menyelidiki

kasus korupsi ini di tahun 2011 dan menemukan dugaan keterlibatan

Nazaruddin. Kepolisian melakukan penyelidikan kasus ini dari tahun 2008

hingga 2010, dan hasilnya seorang pejabat di Ditjen Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan di Kementrian Kesehatan menjadi

tersangka . 18

Apabila melihat tindakan yang dilakukan oleh Menteri Kesehatan

pada saat itu maupun Dirjen Kemenkes merupakan suatu tindakan yang

dilakukan karena menyangkut masalah hidup orang banyak, dan sebagai

Menteri yang saat itu bertanggung jawab seperti tertulis di dalam

Keputusan Presiden No 80 tahun 2003 tentang pengadaan barang dan jasa

di dalam keadaan memaksa, tentulah dapat melakukann penunjukkan

langsung.

Perbuatan pengadaan barang dan jasa tersebut dikatakan telah

merugikan keuangan Negara. Pengertian keuangan Negara menurut

Undang-Undang No. 17 tahun 2003 adalah semua hak dan kewajiban

Negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa

uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik Negara berhubung

Admin, Cover Tempo: Di Balik Vaksin Flu Burung, http://www.tempo.co/read/video/18

2013/07/16/1115/Cover-Tempo-Di-Balik-Vaksin-Flu-Burung, diakses pada tanggal 6 Nopember 2014.

Page 8: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

8

dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut . Dalam kasus tersebut 19

dana yang dikeluarkan lebih besar daripada yang seharusnya sehingga

terkait dengan adanya kerugian keuangan Negara.

Dalam kaitannya pengadaan barang dan jasa ini, yang peneliti

ketahui belum ada yang membahasnya di Universitas Padjajaran Bandung,

sehingga karya ini merupakan karya pertama.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk membahas permasalahan ini,

“PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS PADA

PENGADAAN BARANG DAN JASA DI KEMENTERIAN

KESEHATAN DALAM ALAT KESEHATAN”

B. Indetifikasi Masalah

1. Bagaimana penerapan prinsip efektif, efesien dan ekonomis dalam

pengadaan alat kesehatan di Kementerian Kesehatan?

2. Apakah tindakan pengadaan barang dan jasa pada alat kesehatan

dianggap sebagai perbuatan onrechtmatige overheidsdaad?

C. Tujuan Penelitian

1. Memperoleh kepastian dalam penerapan prinsip efektif, efesien dan

ekonomis dalam pengadaan barang dan jasa.

Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.19

Page 9: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

9

2. Menemukan kriteria tindakan onrechtmatige overheidsdaad dari

pejabat Negara.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat membawa

kegunaan secara teoritis dan secara praktis:

1. Secara teoritis:

Menambah referensi di bidang Hukum Keuangan Negara,

dengan dapat mengetahui ketentuan-ketentuan yang sesuai.

2. Secara praktis

Memberikan solusi bagi para pejabat pemerintahan apabila

adanya persoalan mengenai Pengadaan Barang dan Jasa yang

membutuhkan kebijakannya.

E. Kerangka Pemikiran

Hukum adalah tata aturan (order) sebagai suatu sistem aturan-

aturan (rules) tentang kaitannya dengan perilaku manusia, oleh karena itu

hukum tidak menunjuk pada satu aturan tunggal, tetapi seperangkat aturan

yang memiliki satu kesatuan sehingga dapat dipahami sebagai suatu

Page 10: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

10

sistem . Hukum adalah suatu tata aturan tentang perilaku manusia tidak 20

berarti bahwa tata hukum hanya tentang perilaku manusia tapi berkaitan

juga dengan kondisi tertentu yang terkait dengan perilaku manusia . 21

Negara Hukum atau lebih dikenal dengan konsep rechtstaat lahir

dari suatu perjuangan menentang absolutisme sehingga sifatnya

revolusioner, Konsep rechtstaat ini lebih berkembang di negara atau yang

memiliki sistem hukum civil law. 22

Dalam sistem hukum civil law inilah memunculkan cabang hukum

baru droit administratif dan inti dari hubungan mengenai administrasi

dengan rakyat. Sedangkan di negara common law semakin berkembangnya

peranan hakim dan peradilan. Dan memunculkan pembatasan kekuasaan

di sistem civil law pembatasan kekuasaan adminitrasi di common law

pembatasan kekuasaan hakim atau peradilan. 23

Konsep Negara Hukum yang diselenggarakan di Indonesia melalui

mekanisme demokrasi, dan tergolong sebagai Negara hukum demokratis . 24

Hukum yang dijadikan aturan (spelregel) dalam penyelenggaraan Negara

Jimly Asshiddiqie dan M. Ali Safa’at, Teori Hans Kelsen tentang Hukum, Jakarta: 20

Konstitusi Press, Juli 2012, hlm.13

Ibid.21

Philipus M.Hadjon, makalah Ide Negara Hukum dalam Sistem Ketatanegaraan 22

Republik Indonesia yang dibukukan dengan judul Kedaulatan Rakyat, Hak Asasi Manusia dan Negara Hukum, Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT), Jakarta, 1996, hlm.76.

Ibid.23

Ridwan HR, Hukum Adminitrasi Negara, Jakarta: Rajawali Press, Cetakan ke-8, 2013, 24

hlm 20.

Page 11: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

11

dan pemerintahan serta untuk mengatur hubungan hukum

(rechtsbetrekking) antara penyelenggaraan Negara dan pemerintahan di

Indonesia adalah Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara . 25

Dalam Negara hukum, hukum ditempatkan sebagai aturan main

dalam penyelenggaraan kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan,

sementara tujuan hukum itu sendiri adalah untuk menata masyarakat yang

damai, adil dan bermakna . Oleh karena itu eksistensi hukum dijadikan 26

sebagai instrument dalam menata kehidupan kenegaraan, pemerintahan,

dan kemasyarakatan . 27

Landasan Negara hukum menjamin perlindungan hukum terhadap

kekuasaan pemerintahan. Asas-asas umum Negara hukum yang langsung

berkaitan dengan jaminan perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap

kekuasaan pemerintahan adalah : 28

a. Asas legalitas (rechtmatigheid van bestuur)

b. Perlindungan hak asasi manusia (grondrechten)

c. Pembagian kekuasaan di b idang pemerintahan

(machtsverdeling)

d. Pengawasan oleh pengadilan (rechterlijke controle)

Ibid.25

Ibid. hlm 2226

Ibid.27

Philipus M.Hadjon, (et al), Hukum Administrasi dan Tindak Pidana Korupsi, 28

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, cetakan kedua, 2012, hlm.6

Page 12: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

12

Dalam penyelenggaraan kenegaraan, Hukum Tata Negara tidak

dapat sepenuhnya dilaksanakan secara efektif, atau dalam kaitannya

dibutuhkan hukum lain yang bersifat lebih teknis yaitu Hukum

Administrasi Negara . 29

Hukum Administrasi memiliki pergertian secara umum:

“It is the system of general legal principles that lawmaker and judges have devised over the years to legitimate, as well as to control, the actions of administrative agencies.” 30

Pengertian secara umum tersebut dapat diartikan bahwa Hukum

Administrasi mengatur tindakan pejabat Negara atau pejabat administrasi.

Berkaitan dengan kewenangan seorang pejabat administrasi dalam

melakukan atau menjalankan tugasnya H.D. Van Wijk/Willem

sebagaimana yang dikutip Ridwan HR, mendefinisikan sebagai berikut: 31

a. Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintah oleh

pembuat undang-undang kepada organ pemerintah.

b. Delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari

satu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan

lainnya.

Ibid.29

Keith Werhan, Principles of Administrative Law, United States of America, 2008, hlm. 30

2

Ridwan HR, op.cit, hlm. 102.31

Page 13: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

13

c. Mandat terjadi ketika organ pemerintahan mengijinkan

kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas namanya.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai pejabat Negara atau yang

mempunyai kewenangan. Pemberian kewenangan atau keputusan ini

hendaknya memperhatikan tiga asas hukum, yakni: 32

1) Asas yuridiktias (rechtmatigheid), keputusan tidak boleh

melanggar hukum.

2) Asas legalitas (wetmatigheid), keputusan harus di ambil

dengan berdasarkan undang-undang.

3) Asas diskresi, artinya pejabat tidak boleh menolak

mengambil keputusan dengan alasan “tidak adanya

peraturan.”

Berkaitan dengan memberikan keputusan atau kebijakan, pejabat

Negara juga perlu memperhatikan asas umum penyelenggaraan Negara

yang baik atau good governance, yaitu : 33

1) Asas Kepastian Hukum

S. Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia, 32

Cetakan ke-10: 1994, hlm. 89

Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih 33

dari Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme, Pasal 3.

Page 14: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

14

Asas dalam Negara hukum yang mengutamakan landasan

peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan

dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Negara . 34

2) Asas Tertib Penyelenggaraan Negara

Asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan

keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan

Negara . 35

3) Asas Kepentingan Umum

Mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang

aspiratif, akomodatif dan selektif . 36

4) Asas Keterbukaan

Asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk

memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak

diskriminatif tentang penyelenggaraan Negara dengan tetap

memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi,

golongan dan rahasia Negara . 37

5) Asas Proposionalitas

Penjelasan Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara 34

yang Bersih dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme.

Ibid.35

Ibid.36

Ibid.37

Page 15: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

15

Asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan

kewajiban penyelenggaraan Negara . 38

6) Asas Profesionalitas

Asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan

kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku . 39

7) Asas akuntabilitas

Asas yang menentukkan bahwa setiap kegiatan

p e n y e l e n g g a r a a n N e g a r a h a r u s d a p a t

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat

sebagai pemegang kedaultan tertinggi Negara sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku . 40

Dalam melakukan penunjukkan langsung ada kaitannya dengan

penggunaan keuangan Negara. Oleh karena itu dalam penggunaan

keuangan Negara asas pengelolaan keuangan Negara perlu diperhatikan

asas-asas dalam pengelolaan tersebut, antara lain : 41

1. Akuntabilitas berorientasi pada hasil;

Ibid.38

Ibid.39

Ibid.40

Adrian Sutedi, Hukum Keuangan Negara, Jakarta: Sinar Grafika, cetakan ke-2, 2012, 41

hlm.4

Page 16: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

16

2. Profesionalitas;

3. Proposionalitas;

4. Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan Negara;

5. Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksaan yang bebas

mandiri.

Penyediaan Barang dan Jasa pun untuk memenuhi suatu konsep

Negara hukum dibuat peraturan perundang-undangannya. Peraturan

Perundang-Undangan ini yang pertama dibuat pada Keppres nomer 80

tahun 2003, lalu mengalami perubahan dengan adanya Perpres 54 tahun

2010 dan Perubahan Pertama dilakukan pada tahun 2011 dengan Perpres

35 tahun 2011 dan Perubahan Kedua pada tahun 2012 yaitu Perpres 70

tahun 2012. Perubahan-perubahan ini dilakukan karena adanya suatu

keadaan di mana harus di sesuaikan satu dengan yang lainnya.

Dalam proses penunjukkan langsung dalam penyedian barang dan

jasa diperlukan juga pertimbangan mengenai prinsip dalam ekonomi

dalam pelayan publik yaitu:

1. Efektif

Efektif secara sederhana dapat diartikan “tepat sasaran”,

sehingga dalam artian ini lebih di arahkan kepada kebijakan.

Dalam membuat suatu program atau rencana dengan benar dan

Page 17: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

17

ditujukan untuk sesuatu yang diperlukan bukan sesuatu yang

dibuang-buang atau tanpa hasil . 42

2. Efisien

Pengertian efisien dalam ilmu ekonomi ada kaitannya dengan

ilmu ekonomi kesejahteraan dimana suatu produk yang dibuat

dapat berdaya guna dalam pemakaiannya (efisien) sehingga

dana atau uang yang dikeluarkan dapat lebih sedikit . Dalam 43

pelayanan publik arti efisien lebih kearah usaha pemerintah

untuk menghemat sumber daya publik yang dititipkan kepada

pemerintah . Adanya penghematan sumber aset publik 44

sehingga segala yang dihasilkan harus berdaya guna (efisien).

3. Ekonomis

Ekonomis bersifat hati-hati dalam melakukan pengeluaran

uang, pemakaian barang dan penggunaan waktu . Dalam 45

pelayanan publik arti ekonomi yang harus diperhatikan

adalah : 46

Jutaajrullah, Prinsip 3E dalam Pelayanan Publik, http://jutaajrullah.wordpress.com/42

2010/06/03/prinsip-3e-dalam-pelayanan-publik/, dipublikasikan 3 Juni 2010, diakses 22 Mei 2014.

Jack Hirshleifer terjemahan Kusnedi, Teori Harga dan Penerapannya, Edisi Ketiga, 43

Jakarta: Erlangga, hlm.627

Jutaajrullah, Prinsip 3E dalam Pelayanan Publik, op.cit44

Ibid.45

Ibid.46

Page 18: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

18

a. Nilai barang dan jasa pelayanan umum dan tidak

menuntut biaya yang tinggi di luar kewajaran . 47

b. Kondisi dan kemampuan masyarakat untuk

membayar secara umum . 48

c. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku . 49

Prinsip 3E ini ada kaitannya dalam melakukan Penunjukkan

Langsung dan dapat menjadi sebagai suatu tolak ukur. Penunjukkan

Langsung yang dilakukan memang merupakan suatu kewenangan pejabat,

tetapi perlu juga memperhatikan prinsip-prinsip tersebut apalagi kaitannya

dengan pelayanan publik.

F. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian dibutuhkan metode penelitian supaya

hasil yang di dapatkan dapat teruji. Metode penelitian yang akan

digunakan adalah : 50

1. Metode Pendekatan

Ibid.47

Ibid.48

Ibid.49

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan III (1986), hlm. 5250

Page 19: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

19

Metode yang dilakukan adalah yuridis normatif. Pendekatan

yuridis normatif mengacu kepada norma-norma hukum yang

terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan

pengadilan serta norma-norma yang ada dalam masyarakat . 51

Dalam kaitan dengan penelitian yang dilakukan adalah

mengenai penunjukkan langsung di Kementerian Kesehatan

ditinjau dengan peraturan mengenai pengadaan barang dan jasa

serta prinsip 3E.

2. Spesifikasi Penelitian

Spesifikasi penelitian ini mengunakan deskritif analitis yang

artinya penelitian ini menggambarkan dan menganalisis

permasalahan pengadaan barang dan jasa di Kementerian

Kesehatan.

3. Tahap penelitian

Dalam melakukan penelitian ini adapun tahap penelitiannya

sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan

H.Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, cetakan 51

pertama, hlm.105.

Page 20: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

20

Penelitian kepustakaan yang dilakukan adalah

dengan mencari sumber data sekunder yang berupa buku,

konsep, teori, jurnal yang ada kaitannya dengan pengadaan

barang dan jasa. Kepustakaan tersebut antara lain:

Bahan hukum primer merupakan peraturan

perundang-undangan yang ada kaitannya dengan tentang

pengadaan barang dan jasa seperti:

a) Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen pasal 1 ayat

(3) tentang Indonesia adalah Negara Hukum

b) Keputusan Presiden No 80 tahun 2003 tentang

Pengadaan Barang dan Jasa, Peraturan Presiden

(Perpres) No. 54 tahun 2010 dan Perpres No. 35 tahun

2011 tentang Pengadaan Barang dan Jasa (Perubahan

Pertama), serta Perpres No. 70 tahun 2012 tentang

Pengadaan Barang dan Jasa (Perubahan Kedua).

c) Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang Keuangan

Negara.

Bahan hukum sekunder adalah yang memberikan

penjelasan terhadap bahan hukum primer, misalnya doktrin

para ahli, tulisan ilmiah, jurnal-jurnal yang ada kaitannya

dengan penulisan ini, serta membantu peneliti untuk dapat

Page 21: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

21

menganalisis sehingga nantinya akan mendapatkan

jawaban.

Bahan hukum tertier adalah petunjuk atau

penjelasan mengenai bahan hukum primer atau bahan

hukum sekunder yang berasal dari kamus, ensiklopedia,

majalah, surat kabar, dan sebagainya.

b. Studi Lapangan

Data lapangan yang diperlukan sebagai penujang dalam

melakukan penelitian, serta melakukan seleksi data primer

yang diperoleh di lapangan secara langsung untuk

menunjang data sekunder.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah kepustakaan

dan lapangan.

a. Studi Kepustakaan

Mengunjungi perpustakaan Mochtar Kusumaatmadja di

Jalan Dipati Ukur No.35, Bandung serta membaca buku-

buku referensi lainnya.

b. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data mengunakkan metode

tanya jawab dan pada saat akan mewawancara harus

mempersiapkan apa saja yang akan ditanyakan kepada

Page 22: PENERAPAN PRINSIP EFEKTIF, EFISIEN, EKONOMIS …

22

responden dan menghubungi respoden sehingga wawancara

dapat berlangsung dengan baik. Dalam mewawancarai

tentunya mencari seseorang yang punya kompetensi.

5. Metode Analisis Data

Metode penelitian bersifat yuridis normatif, salah satunya

dengan menggunakan metode penafsiran. Penelitian di

dasarkan atas asas-asas hukum dan norma hukum. Dalam

menemukan jawaban tersebut menggunakan penafsiran

teleologis/sosiologis yang melihat tujuan sebuah peraturan 52

perundang-undangan itu dibentuk dalam menganalisis

indetifikasi masalah tersebut.

Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum: Sebuah Pengantar, Yogyakarta: Liberty, 52

2007, hlm.61