ii. tinjauan pustaka 2.1. pengertian bank syariah bank...

12

Click here to load reader

Upload: vuphuc

Post on 06-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53189/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank ... aturan perjanjian

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Bank Syariah

Bank Syariah adalah bank umum yang sebagaimana dimaksud dalam

UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan

UU No. 10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang

melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (Riyadi, 2005).

Sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan usaha berdasarkan prinsip

syariah menurut pasal 1 angka 13 Undang-undang No 10 Tahun 1998 adalah

aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk

penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainya

yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain :

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah)

c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)

d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah)

e. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa.

2.2. Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah

Berdasarkan UU Perbankan, bentuk hukum Bank Syariah dapat berupa

Perseroan Terbatas, Koperasi dan Perusahaan Daerah. Modal disetor untuk

medirikan Bank Syariah ditetapkan sekurang-kurangnya Rp

3.000.000.000.000,00 (tiga trilliun rupiah). Pendirian Bank Syariah hanya

dapat dilakukan oleh warga Negara Indonesia dan atau badan hukum

Indonesia serta warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia

dengan warga Negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan.

Sedangkan kepemilikan yang berasal dari warga Negara asing dan atau

badan hukum asing setinggi-tingginya sebesar 99 persen dari modal disetor

Bank. Sementara kepemilikan bank oleh badan hukum Indonesia setinggi-

tingginya adalah sebesar modal bersih sendiri dari badan hukum yang

bersangkutan. Dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan bank dilarang

bersumber dari :

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53189/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank ... aturan perjanjian

a. Pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank

dan/atau pihak lain.

b. Sumber yang diharamkan menurut prinsip syariah, termasuk dari dan

untuk tujuan pencucian uang (money laundring).

2.3. Kegiatan Usaha Bank Syariah

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 62/24/PBI/2004 tanggal

14 Oktober 2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah, kegiatan usaha bank syariah dapat dibedakan

sebagai berikut :

a. Pengimpunan dana (funding)

Penghimpunan dana adalah kegiatan penarikan dana atau

penghimpunan dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi

berdasarkan prinsip syariah. Berkaitan dengan kegiatan

penghimpunan dana, dalam prinsip syariah dibedakan antara

simpanan yang tidak memberikan imbalan dan simpanan yang

mendapatkan imbalan. Dana simpanan atau tabungan yang tidak

memberikan imbalan bagi nasabah dimaksudkan semata-mata hanya

sebagai cara untuk menyimpan atau menitipkan uang. Sementara

simpanan untuk tujuan investasi akan mendapatkan imbalan dari

bank.

b. Penyaluran dana atau pembiayaan (financing)

Kegiatan penyaluran dana atau pembiayaan bank syariah harus tetap

berpedoman pada prinsip kehati-hatian yang diatur oleh Bank

Indonesia. Oleh karena itu, Bank diwajibkan untuk meneliti secara

seksama calon nasabah penerima dana berdasarkan azas pembiayaan

yang sehat. Ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan

penyaluran dana perbankan tetap berlaku sepanjang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah. Bentuk penyaluran dana atau

pembiayaan yang dilakukan Bank Syariah dalam melaksanakan

operasinya secara garis besar dapat dibedakan kedalam 4 kelompok

sebagai berikut :

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53189/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank ... aturan perjanjian

a. Prinsip jual beli (ba’i)

b. Prinsip bagi hasil

c. Prinsip sewa menyewa (ijarah)

d. Prinsip pinjam meminjam berdasarkan akad qardh.

c. Pembiayaan jasa-jasa pelayanan perbankan (bank services)

Jasa-jasa yang diberikan perbankan syariah kepada nasabah

berdasarkan akad dengan mendapatkan imbalan atau fee antara lain :

a. Al Wakalah terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada

bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan atau jasa

tertentu.

b. Al Hawalah merupakan pengalihan hutang dari orang yang

berhutang (debitur) kepada orang lain yang wajib

menanggungnya. Transaksi ini pada dasarnya merupakan

pemindahan beban utang dari debitur menjadi tanggungan pihak

lain yang berkewajiban menanggung pembayaran hutang.

c. Al Kafah adalah garansi atau jaminan yang diberikan oleh

penanggung kepada pihak ketiga untuk menanggung kewajiban

pihak kedua (tertanggung) apabila tertangung tidak dapat

memenuhi kewajibanya.

d. Al Rahn merupakan arta atau asset yang harus diserahkan oleh

peminjam (debitur) sebagai jaminan atas diterimanya dari bank.

Tujuan pemberian fasilitas Al Rahn oleh bank adalah untuk

membantu nasabah dalam pembiayaan usahanya.

2.4. Laporan Keuangan

Siamat (2005) mengatakan dalam rangka peningkatan transparasi kondisi

keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 3/22/PBI/2001

tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan

keuangan dalam bentuk dan cakupan yang terdiri dari :

a. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan;

b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan;

c. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan;

d. Laporan Keuangan Konsolidasi.

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53189/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank ... aturan perjanjian

2.5. Tingkat Kesehatan Bank

Tingkat kesehatan bank adalah penelitian atas suatu kondisi laporan

keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank

Indonesia (Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 30 April 1997

tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang

disempurnakan dengan SK direksi Bank Indonesia No 30/277/KEP/DIR

tanggal 19 Maret 1998 tentang Perubahan Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum) yang meliputi faktor-faktor

berikut :

Tabel 5. Faktor-faktor Kesehatan Bank yang dinilai dan bobotnya

No Faktor yang

Dinilai

Komponen Bobot

1 Permodalan Rasio Modal terhadap Aktiva Tertimbang

Menurut Rasio (ATMR)

25 %

2 Kualitas Aktiva

Produktif

a. Rasio Aktiva Produktif yang

Diklasifikasikan (APYD) terhadap

Aktiva Produktif (AP)

b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva

Produktif yang dibentuk oleh Bank

(PPAPYD) terhadap Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif yang

Wajib Dibentuk (PPAPWD)

25 %

5%

3 Manajemen a. Manajemen Umum

b. Manajemen Risiko

10%

15%

4 Rentabilitas a. Rasio Laba Usaha Rata-rata terhadap

Volume Usaha

b. Rasio Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional

5%

5%

5 Likuiditas a. Rasio Kewajiban Bersih antar bank

terhadap modal inti

5%

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53189/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank ... aturan perjanjian

b. Rasio Kredit terhadap Dana yang

Diterima Oleh Bank

5%

Sumber : Riyadi, 2004

2.6. Rasio Rentabilitas

Hanafi (1999), menyatakan bahwa efisiensi akan lebih jelas jika

dikaitkan dengan konsep perbandingan outpu-input. Output merukapan hasil

suatu organisasi, dan input merupakan sumber daya yang digunakan untuk

menghasilkan output tersebut. Dalam kasus perusahaan yang bergerak

dibidang perbankan, efisiensi operasi dilakukan untuk mengetahui apakah

bank dalam operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank,

dilakukan dengan benar dalam arti sesuai dengan yang diharapkan

manajemen dan pemegang saham. Efisiensi operasi juga berpengaruh

terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan apakah bank telah

menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna.

Menurut Bank Indonesia efisiensi operasi diukur dengan

membandingkan total biaya operasi dengan total pendapatan operasi atau

yang sering disebut BOPO. Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur

kemampuan pendapatan operasional dalam menutup biaya operasional. Rasio

yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya kemampuan bank dalam

menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya

yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam

mengelola usahanya (SE, Intern BI 2004). Bank Indonesia menetapka angka

terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90 persen, karena jika rasio BOPO

melebihi 90 persen hingga mendekati angka 100 persen maka bank tersebut

dapat dikategorikan tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Pada

penelitian ini variabel BOPO diambil sebagai salah satu variabel atau faktor

yang mempengaruhi kinerja keuangan bank, karena bagaimanapun juga jika

kita berbicara mengenai kinerja suatu perusahaan pastilah juga berhubungan

dengan efisiensi operasi bank tersebut.

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53189/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank ... aturan perjanjian

2.7. Rasio Perbankan Asset (Asset Quality)

Rasio perbankan asset menurut Riyadi (2003) dilihat dari Non

Performing Loan (NPL). NPL adalah perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan tingkat kolektibilitas tiga sampai dengan lima dibandingkan

dengan total kredit yang diberikan oleh bank. Sesuai dengan ketetapan yang

telah dibuat oleh Bank Indonesia, kredit bermasalah (NPL) dihitung dengan

menggunakan NPL Gross.

Rumus NPL :

NPL Gross :/ x 100 … . (1)

NPL Netto : x 100 … . (2)Kolektibilitas adalah penggolongan tingkat kelancaran pembayaran

kewajiban nasabah yang diukur berdasarkan jumlah hari tunggakan.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No 30/267/KEP/DIR,

tanggal 27 Februari 1998 tentang kualitas aktiva produktif dan pembentukan

cadangan, ditetapkan lima golongan kolektibilitas kredit, yaitu :

Tabel 6. Penggolongan Kolektibilitas

No Jumlah Hari Tunggakan Penggolongan Kolektibilitas

1 0 Lancar

2 1 sampai dengan 90 Dalam Perhatian Khusus

3 91 sampai dengan 180 Kurang Lancar

4 181 sampai dengan 270 Diragukan

5 > 270 Macet

2.8. Permodalan Bank

Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka

pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha

bank disamping untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas

moneter (Taswan, 2010).

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53189/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank ... aturan perjanjian

2.8.1 Fungsi Modal

1. Melindungi para kreditur

Kreditur dalam pengertian ini adalah mereka yang menyimpan

dananya baik berupa giro, tabungan dan deposito berjangka (dana

jangka pendek). Bagi kreditur mengharapkan adanya kepastian

kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan kreditur

sewaktu-waktu dibutuhkan, dengan demikian modal bank

merupakan penyanggah pengembalian dana kreditur manakala bank

kesulitan menarik kembali investasi jangka pendek ataupun bank

kesulitan likuidasi.

2. Menjamin kelangsungan operasional

Bank mampu memenuhi kegiatan operasional dengan modal mereka

sendiri termasuk membangun atau membeli kantor dan peralatan.

Dengan dana itu bank membiayai operasi mereka pada masa

paceklik, yaitu jumlah pendapatan lebih kecil daripada biaya yang

harus mereka keluarkan.

3. Memenuhi standar modal minimum

Standar kecukupan modal disebut dengan standar CAR (Capital

Adequacy Ratio) yang merupakan hal penting yang harus

diperhatikan atau dipenuhi oleh bank. Berdasarkan ratio CAR

apabila bank akan menambah penyaluran kredit kepada masyarakat,

maka dengan sendirinya bank harus menambah modal yang dimiliki.

Apabila bank tidak menambah jumlah kredit maka akan

memperkecil CAR yang dicapai bank.

2.8.2 Rasio Kecukupan Modal

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit,

penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari

dana modal bank sendiri, disamping memperoleh dana-dana dari

sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman dan lain-lain.

Dengan kata lain CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur

kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53189/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank ... aturan perjanjian

mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan.

Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

CAR = x 100 … . (3)Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.

26/20/Kep/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No 26/2/BPPP

masing-masing tanggal 29 Mei 1993, maka bank diwajibkan untuk

menyediakan CAR sebesar 8 persen.

2.8.3 Hal-hal yang Mempengaruhi CAR

Setelah membahas mengenai CAR dapat ditarik kesimpulan

tentang hal-hal yang mempengaruhi CAR (Slamet Riyadi, 2004)

diantaranya adalah :

1. Tingkat kualitas manajemen bank, kualitas sistem dan prosedur

operasionalnya.

2. Tingkat kualitas aktiva beserta risiko yang melekat padanya.

3. Struktur posisi dan kualitas permodalan bank.

4. Kemampuan bank untuk meningkatkan pendapatan dan laba.

5. Tingkat likuiditas yang dimiliki.

6. Kapasitas untuk memenuhi kebutuhan keuangan jangka panjang.

2.8.4 Cara Meningkatkan CAR

Posisi CAR dapat ditingkatkan atau diperbaiki dengan cara :

1. Memperkecil komitmen pinjaman yang tidak digunakan.

2. Jumlah atau posisi pinjaman yang diberikan dikurangi atau

diperkecil sehingga risiko semakin berkurang.

3. Komitmen letter of credit bagi bank-bank devisa yang belum

benar-benar memperoleh kepastian dalam penggunaanya atau tidak

dapat dimanfaatkan secara efisien sebaiknya juga dibatasi.

4. Posisi aktiva tetap dan investaris diusahakan agar tidak berlebihan

dan sekedar memenuhi kelayakan.

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53189/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank ... aturan perjanjian

5. Menambah atau memperbaiki posisi modal dengan cara setoran

tunai, go public dan pinjaman subordinasi jangka panjang dari

pemegang saham.

6. Mengelola ATMR dengan cara mengalihkan aktiva dari yang

mempunyai bobot resiko yang lebih besar ke aktiva yang memiliki

bobot risiko yang lebih rendah.

2.9. Rasio Likuiditas

Likuiditas diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibanya yang harus segera dibayar. Bank sebagai lembaga kepercayaan

harus mampu menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana dan penyalur

dana untuk memperoleh profit. Likuiditas bank adalah kemampuan bank

untuk memenuhi kemungkinan penarikan simpanan dan kewajiban lainya dan

atau memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kredit dan penempatan dana

lainya (Taswan, 2010).

Likuditas dapat berfungsi sebagai (Synkey, 1986) :

1. Menunjukkan dirinya atau bank sebagai tempat yang aman untuk

menyimpan uang.

2. Memungkinkan bank untuk memenuhi komitmen kreditnya.

3. Untuk menghindari penjualan aktiva yang tidak menguntungkan

4. Untuk menghindari diri dari penyalahgunaan kemudahan atau kesan

negatif dari otoritas pengawas atau penguasa moneter karena meminjam

dana likuiditas dari bank sentral.

5. Memperoleh penilaian risiko ketidakmampuan membayar kewajiban

penarikan dananya.

Loan To Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan

dengan dana yang diterima (dana pihak ke tiga). Kredit yang

dimaksudkan dalam hal ini adalah (Taswan, 2010) :

1. Kredit yang diberikan kepada masyarakat dikurangi dengan bagian

kredit sindikasi yang dibiayai bank lain.

2. Penanaman pada bank lain dalam bentuk kredit yang diberikan dengan

jangka waktu lebih dari tiga bulan.

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53189/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank ... aturan perjanjian

3. Penanaman bank lain, dalam bentuk kredit dalam rangka kredit

sindikasi.

Sedangkan dana yang diterima bank meliputi :

1. Deposito dan tabungan masyarakat

2. Pinjaman bukan dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari tiga

bulan.

3. Deposito dan pinjaman dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari

tiga bulan.

4. Modal inti

5. Modal pinjaman

Rumus untuk menentukan rasio LDR :

Loan To Deposit Ratio (LDR) : 100% … . . (4)2.10. Rasio Profitabilitas

Profitabilitas memperlihatkan kemampuan suatu bank di dalam

menghasilkan keuntungan baik berasal dari kegiatan operasional bank yang

bersangkutan maupun hasil-hasil non operasionalnya. Di dalam perbankan,

profitabilitas juga merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam

menilai sehat tidaknya suatu bank, selain faktor-faktor modal, kualitas

aktiva, manajemen dan likuiditas.

Perhitungan profitabilitas dinyatakan dengan rumus :

Profitabilitas : x 100 %.......(5)

2.10.1 Analisa Profitabilitas

Analisa rasio ini merupakan suatu teknik analisis yang

bermanfaat dalam menilai kinerja suatu bank. Hasil dari perhitungan

analisis rasio ini kemudian dibandingkan dengan bank yang

peringkatnya satu kelas, kinerja tahun-tahun sebelumnya atau

dengan rencana laba bank yang telah dibuat. Untuk melakukan

analisa profitabilitas sebuah bank beberapa rasio yang umumnya

digunakan adalah sebagai berikut :

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53189/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank ... aturan perjanjian

1. Interest Margin

2. Net Margin

3. Asset Utilization

4. Return On Assets

5. Levarage Multiplier

6. Return on Equity

2.10.2 Net Interest Margin (NIM)

Rasio yang dianalisis dalam penelitian ini adalah Net Interest

Margin (NIM). Tujuan dari Asset Liabilities Margin (ALM)

biasanya diekspresikan dalam target Net Interest Margin (NIM).

Untuk mengukur kinerja ALM, standar industri yang digunakan

adalah NIM, yang dinyatakan sebagai Net Interest Income (NII)

dibagi dengan rata-rata total asset. Karena NII sebanding dengan

pendapatan bunga (Interest Income) dikurangi biaya bunga (Interest

Expense). NIM dinyatakan sebagai persamaan sebagai berikut :

NIM = 100 % … … … (6)2.11. Penelitian Terdahulu

Penelitian Puspitasari (2008) yang berjudul Analisis Pengaruh Non

Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Return On Asset

Dengan Bantuan Simulasi Komputer (Studi Kasus : PT Bank Muamalat

Indonesia Tbk). Penelitian ini menggunakan metode regresi linear dengan

nilai R square sebesar 79,7 persen yang artinya NPL dan CAR berpengaruh

terhadap ROA sebesar 79,7 persen, sedangkan 20,3 persen dipengaruhi oleh

faktor lain diluar penelitian. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa NPL

dan CAR mempengaruhi ROA dengan komposisi yang berbeda. CAR

mempengaruhi ROA lebih signifikan dibandingkan NPL.

Penelitian Rahayu Purba (2010) yang berjudul Pengaruh Non

Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio dan

Marjin Suku Bunga terhadap Net Interest Margin (Studi Kasus PT Bank

Danamon Indonesia Tbk) menjelaskan bahwa besarnya NPL akan

mempengaruhi besarnya NIM, besarnya CAR akan mempengaruhi besarnya

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/53189/BAB II... · TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank ... aturan perjanjian

NIM, meningkatnya LDR akan meningkatkan NIM serta pendapatan bunga

bersih (NIM) bank juga tidak lepas dari peningkatan atau penurunan suku

bunga, semakin besar selisih antara suku bunga pinjaman dan suku bunga

simpanan akan meningkatkan NIM yang lebih besar pula. Penelitian ini

menggunakan metode regresi linear dengan nilai R squre sebesar 0,753 yang

berarti NIM dipengaruhi oleh NPL, CAR, LDR dan marjin suku bunga

sebesar 75,3 persen sisanya 24,7 persen dipengaruhi oleh faktor lain diluar

penelitian.

Penelitian Purwanto (2011) yang berjudul Analisis Besarnya Pengaruh

Pembiayaan, Financing To Deposit Ratio (FDR) dan Rasio Non Performing

Financing (NPF) terhadap laba Bank Syariah (Studi Kasus PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk) menjelaskan bahwa penyaluran pembiayaan yang

besar berpengaruh positif terhadap perolehan laba dengan koefisien 0,0327,

yang berarti untuk menaikkan laba sebesar 0,0327 dibutuhkan paling sedikit

kenaikan penyaluran pembiayaan sebesar satu satuan. Hal ini dapat

dijelaskan karena semakin besar menyalurkan pembiayaan maka bank

syariah dapat memperoleh pendapatan baik itu didapat dari perolehan bagi

hasil, margin penjualan atau pendapatan jasa yang pada akhirnya akan

meningkatkan laba bank syariah. Koefisien Financing to Deposit Ratio

terhadap laba adalah -401. Hal ini berarti untuk menaikan laba sebesar Rp

401 juta rupiah, bank syariah paling sedikit harus menurunkan FDR nya

sebesar 1 persen. Kemudian untuk rasio Non Performing Financing

berpengaruh negatif terhadap laba dengan koefisien -4000. Ini artinya untuk

dapat menaikan laba sebesar 4 milyar rupiah, bank syariah setidaknya harus

menurunkan rasio NPF-nya sebesar satu persen.