identifikasi zat warna pada serat selulosa

22
Penyusunan Data Penelitian ini Didukung oleh:

Upload: abdul-rohman-heryadi

Post on 25-Jun-2015

1.097 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

Penyusunan Data Penelitian ini

Didukung oleh:

Page 2: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

IDENTIFIKASI ZAT WARNA PADA SERAT SELULOSA

Disusun oleh

Abdul Rohman Heryadi 08.K40059

Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung

Jalan Jakarta No. 31 Bandung

I. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud :

Mengidentifikasi keempat golongan zat warna yang mungkin tercelup oleh

serat selulosa sebagai contoh uji dengan melakukan pelunturan zat warna

pada contoh uji.

Tujuan :

Melunturkan zat warna yang terdapat pada selulosa sebagai contoh uji

dengan menggunakan pereaksi tertentu sehingga melalui larutan

ekstraksinya dapat diamati daya celupnya ataupun karakteristik lainnya.

II. TEORI PENDAHULUAN

Identifikasi zat warna pada serat umumnya sangat sukar, dan semua cara

identifikasi yang ada pada umumnya diaksudkan untuk menentukan golongan

zat warna bukan untuk menentukan jenis zat warna dari suatu golongan

tertentu.

Cara identifikasi zat warna menurut AATCC adalah cara identifikasi yang

didasarkan pada pemisahan golongan zat warna yang mungkin ada secara

sistematik, kemudian perhatian dipusatkan pada beberapa zat warna yang

mungkin ada dengan jumlah yang sudah dibatasi.

Serat selulosa mudah dikenal dengan uji pembakaran yang akan memberikan

abu yang rapuh dan bau seperti kertas terbakar. Setelah diketahui bahwa

seratnya adalah jenis selulosa, kemudian dilakukan pemisahan secara

sistematik untuk menentukan golongan zat warna seperti zat warna direk,

asam, basa, direk dengan penyempurnaan resin, belerang, bejana, hidron,

direk dengan iring logam, naftol, pigmen dan reaktif. Zat warna yang biasanya

digunakan untuk mencelup serat selulosa dapat digolongkan menjadi :

Golongan I

Page 3: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

Penggolongan ini didasrkan atas kelunturan zat warna-zat warna tersebut

didalam larutan amonia atau aseta encer mendidih yang dilakukan menurut

urutan yang ditentukan.

1. Zat Warna Direk

Zat warna direk umumnya adalah senyawa azo yang disufonasi, zw ini

disebut juga zw substatif karena mempunyai afinitas yang besar terhadap

selulosa. Beberapa zw direk dapat mencelup serat binatang berdasarkan

ikatan hydrogen. Zw direk umunya mempunyai ketahanan terhadap sinar

cukup, tidak tahan terhadap oksidasi dan rusak oleh zat pereduksi.

2. Zat Warna Asam

Zw asam mengandung asam-asam mineral / asam-asam organic dan

dibuat dalam bentuk garam-garam natrium dari organik dengan gugus

anion yang merupakan gugus pembawa warna (kromofor) yang aktif.

Struktur kimia zw asam menyerupai zw direk merupakan senyawa yang

mengandung gugusan sulfonat atau karboksilat sebagai gugus pelarut.

Ikatan yang terbentuk antara zat warna dengan serat adalah ikatan

elektrovalen atu ionik yang lebih kuat daripada ikatan hidrogen sehingga

lebih tahan dari pada zat warna direk.

3. Zat Warna Basa

Zw basa adalah zat warna yang terionisasi membentuk muatan positif /

kation pada larutan pencelupan. Zw basa merupakan suatu garam ; basa

zw basa yang dapat membentuk garam dengan asam. Asam dapat

berasal dari hidro klorida atau oksalat.

Dengan berkembangnya pemakaian zat warna reaktif akhir-akhir ini, zat

warna basa jarang dipakai untuk mencelup serat selulosa. Zat warna

basa biasanya digunakan untuk menimbulkan warna yang searah pada

hasil celupan dengan zat warna belerang, atau untuk mendapatkan

bahan dengna warna yang cerah dan murah tetapi tahan luntur warnanya

jelek.

Golongan II

Zw golongan II berubah warnanya karena reduksi dengan natrium

hidrosulfit dalam suasana basa (alkali) dan warna akan kembali kewarna asli

oleh oksidasi kembali (dengan udara). Zw yang termasuk golongan ini adalah

zw bejana, belerang, hidron dan zw oksidasi.

Page 4: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

1. Zat Warna Bejana

Zw bejana tidak larut dalam air, oleh karena itu dalam pencelupannya

harus dirubah menjadi bentuk leuko yang larut. Senyawa leuko tersebut

memiliki substantivitas terhadap selulosa sehingga dapat tercelup.

Adanya oksidator atau oksigen dari udara, bentuk leuko yang tercelup

dalam serat tersebut akan teroksidasi kembali kebentuk semula yaitu

pigmen zw bejana.

Senyawa leuko zw bejana golongan indigoida larut dalam alkali lemah

sedangkan golongan antrakwinon hanya larut dalam alkali kuat dan hanya

sedikit berubah warnanya dalam larutan hipiklorit. Umunya zw turunan

tioindigo dan karbasol warna hampir hilang dalam uji hipoklorit dan

didalam larutan pereduksi warnanya menjadi kuning.

Ikatan zw bejana dengan serat antara lain ikatan hydrogen dan ikatan

sekunder seperti gaya-gaya Van Der Wall. Tetapi karena bersifat hidrofob

maka ketahanan cucinya lebih tinggi daripada zat warna nyang berikatan

ionik dengan serat.

2. Zat Warna Belerang

Zat warna belerang adalah zat warna yang mengandung unsur belerang

sebagai kromofor. Struktur molekulnya merupakan molekul yang

kompleks dan tidak larut dalam air oleh karena itu dalam pencelupannya

diperlukan reduktor natrium sulfide dan soda abu untuk melarutkannya.

Untuk membentuk zw maka perlu proses oksidasi baik dengan udara

maupun dengan bantuan oksidator-oksidator lainnya.

3. Zat Warna Hidron

Zat warna hidron memiliki sifat-sifat antara zat warna bejana dan zat

warna belerang. Dalam skala pengujian jenis zat warna ini dilakukan

dengan pengujian untuk zat warna belerang dan untuk bejana. Zw ini juga

mempunyai warna yang spesifik yaitu berwarna biru. Reduktor yang

digunakan adalah reduktor lemah seperti Na2S dan Na2CO3.

Golongan III

Zat warna golongan III adalah zw yang rusak dalam larutan Na2S2O4

yang bersifat alkali dan larutan ekstraksinya didalam air, air-amonia atau

asam asetat tidak mencelup kembali serat kapas putih atau warna tidak

kembali kewarna asli setelah oksidasi.

Page 5: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

1. Zat Warna Naftol

Zw naftol merupakan zw yang terbentuk dalam serat pada waktu

pencelupan dan merupakan hasil reaksi antara senyawa naftol dengan

garam diazonium (kopling).

Sifat-sifat umum dari zw naftol :

- tidak luntur dalam air

- luntur dalam piridin pekat mendidih

- bersifat poligenetik dan monogenetic

- karena mengandung gugus azo, maka tidak tahan terhadap reduktor

Golongan IV

Zw golongan IV merupakan zw yang sukar dilunturkan dalam berbagai

pelarut seperti ammonia, asam asetat dan piridin. Termasuk dalam golongan

ini adalah zw pigmen dan zw reaktif.

1. Zat Warna Pigmen

Zw pigmen adalah zw yang hanya mengandung kromofor saja sehingga

pada pencelupannya perlu dibantu dengan zat pengikat yang disebut

binder/penggikat karena tidak dapat berikatan dengan serat.

Unsur-unsur yang terdapat didalam zw pigmen antara lain, garam-garam

organic, oksida organic, gugus azo, logam berwarna dan lain-lain. Zat

warna ini luntur dalam dimetil formamida pekat dan dimetil formadida 1:1.

kecuali untuk zat warna pigmen ftalosianin atau yang berasal dari zat

warna pigmen anorganik.

2. Zat Warna Reaktif

Zar warna reaktif adalah zat warna yang dapat mengadakan reaksi

dengan serat, sehingga zw tersebut merupakan bagian dari serat

berikatan kovalen. Oleh karena itu zw ini mempunyai ketahanan cuci yang

baik ( tahan luntur tinggi ) . Zw ini mempunyai berat molekul yang kecil

oleh karena itu kilapnya lebih baik dibandingkan dengan zw direk.

Sifat-sifat umum :

- larut dalam air

- berikatan kovalen dengan serat

Page 6: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

- karena kebanyakan gugusnya azo maka zw ini mudah rusak oleh

reduktor kuat

- tidak tahan terhadap oksidator yang mengandung klor ( NaOCl )

III. IDENTIFIKASI

Alat Percobaan:

1. Gelas Piala 600 ml

2. Tabung Reaksi

3. Penjepit

4. Pembakar Bunsen

5. Kassa

6. Pipet

7. Pengaduk

8. Rak Tabung

3.1. Golongan I

Zat Warna Direk

Bahan :

1. Contoh uji Kapas, Wol, Akrilat

2. Pereaksi :

- Amonia 10 %

- NaCl

Cara Kerja :

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan ± 4 ml amonia 10 %

3. Didihkan sehingga sebagian besar zw terekstraksi

4. Ambil contoh uji dari larutan ekstrak zat warna

* Catatan : sebaiknya larutan ekstraksi dibagi dua, satu bagian untuk

uji zw direk dan satu bagian lagi untuk uji zw asam.

5. Masukkan kapas putih, wol putih dan akrilat putih masing-masing ±

10 mg kemudian tambahkan 5-10 mg NaCl.

6. Didihkan selama 0,5-1,5 menit kemudian biarkan menjadi dingin

7. Ambil kain-kain tersebut cuci dengan air, amati warnanya

8. Pencelupan kembali kain kapas lebih tua dibandingkan dengan wol

dan akrilat menunjukkan zw direk

Zat Warna Asam

Bahan :

Page 7: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

1. Contoh uji Kapas, Wol, Akrilat

2. Kertas Lakmus

3. Pereaksi :

- Amonia 10 %

- Asam Asetat 10 %

Cara Kerja :

Apabila dalam uji zw direk terjadi pelunturan warna tetapi tidak

mencelup kembali kain kapas atau hanya menodai dengan warna yang

sangat muda, maka dikerjakan pengujian untuk zw asam.

1. Netralkan larutan ekstraksi yang diperoleh dari larutan amonia

dengan asam asetat 10 % ( periksa dengan kertas lakus atau kertas

pH )

2. Tambahkan ± 1 ml asam asetat 10 %

3. Masukkan kapas putih, wol putih dan akrilat putih didihkan selama 1

menit

4. Ambil kain-kain tersebut cuci dengan air, amati warnanya

5. Pencelupan kembali kain wol putih oleh larutan ekstraksi dalam

suasan asam menunjukkan adanya zw asam

Zat Warna Basa

Bahan :

1. Contoh uji Kapas, Wol, Akrilat

2. Pereaksi :

- Asam Asetat 10 %

- Asam Asetat Glasial

- Natrium Hidroksida 10 %

- Eter

Cara Kerja :

Apabila dalam uji zw direk tidak terjadi pelunturan atau hanya luntur

sedikit maka dilakukan pengujian untuk zw basa.

1. Masukkan contoh uji ke dalam tabung reaksi

2. Tambahkan ±1 ml asam asetat glasial tambahkan 3-5 ml air

didihkan sampai terjadi ekstraksi

3. Ambil contoh uji dan bagilah ekstraksi menjadi dua bagian ( satu

bagian untuk pencelupan dan satu bagian lagi untuk uji penentuan )

4. Masukkan kain-kain contoh uji ( kapas, wol ,akrilat )

5. Didihkan selama 0,5-1,5 menit kemudian biarkan menjadi dingin

6. Ambil kain-kain tersebut cuci dengan air, amati warnanya

Page 8: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

7. Pencelupan kembali kain akrilatdengan warna tua menunjukkan zw

basa

Uji Penentuan :

1. Tambahkan 3 ml larutan NaOH 10 % ( sampai alkalis ) ke dalam

larutan ekstraksi zat warna yang panas

2. Dinginkan dan kemudian tambahkan 3 ml eter

3. Kocok larutan tersebut, biarkan memisah ( air dibawah eter diatas )

4. Pindahkan lapisan eter kedalam tabung reaksi lain

5. Tambahkan 1-3 ml asam asetat 10 % kocok lagi

6. Pewarnaan kembali lapisan larutan asam asetat dengan warna yang

sama dengan warna yang asli menunjukkan adanya zw basa

3.2. Golongan II

Zat Warna Bejana

Bahan :

1. Contoh uji Kapas, Wol, Akrilat

2. Pereaksi :

- Natrium Hidroksida 10 %

- Na2S2O4

Cara Kerja :

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan 2-3 ml air, tambahkan ± 2 ml NaOH 10 %, didihkan

selama 1 menit

3. Ambil kain-kain tersebut kemudian diangin-anginkan / oksidasi

dengan udara

4. Warna kembali kewarna semula maka menunjukkan zw golongan II

Zat Warna Belerang

Bahan :

1. Contoh uji Kapas

2. Kertas saring

3. Pereaksi :

- Natrium Karbonat

- Na2S

- NaCl

- Natrium Hidroksida 10 %

- HCl 16 %

- SnCl2

Page 9: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

- Larutan Pb AC 10 %

- NaOCl 10 %

Cara Kerja :

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan 2-3 ml air, Natrium karbonat panaskan kemudian

masukkan Na2S

3. Panaskan sampai mendidih selama 1-2

4. Ambil contoh uji dari larutan ekstrak zat warna

5. Masukkan kapas putih dan NaCl didihkan selama 1-2 menit

6. Ambil kapas, letakkan diatas kertas saring atau cuci dengan air dan

terkena udara

7. Kain kapas akan tercelup kembali dengan warna yang sama dengan

warna contoh asli tetapi lebih muda

Uji Penentuan 1

1. Didihkan contoh uji dalam 3 ml larutan NaOH 10 % kemudian cuci

bersih ( 2 kali dengan air mengalir )

2. Masukkan contoh uji ( bersih ) kedalam tabung reaksi, tambahkan ±

2 ml HCl 16 %

3. Didihkan selama 0,5-1 menit biarkan dingin

4. Tambahkan ± 3 ml SnCl 10 %

5. Letakkan kertas timbal asetat pada mulut tabung ( kertas Pb Ac ;

kertas saring dibasahi dengan larutan Pb Ac 10 % ) panaskan

6. Warna coklat atau hitam pada kertas Pb Ac menunjukkan zw

Belerang

Uji Penentuan 2

1. Rendam contoh uji dengan larutan NaOCl 10 %

2. Zat warna belerang akan rusak dalam waktu 5 menit

Zat Warna Bejana

Bahan :

1. Contoh uji Kapas

2. Lilin Parafin

3. Kertas saring

4. Pereaksi :

- NaOH 10 %

- Na2S2O4

- NaCl

Cara Kerja :

Page 10: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan ± 2 ml air dan ± 2 ml NaOH 10 %

3. Didihkan dan tambahkan Na2S2O4

4. Didihkan selama 1 menit

5. Ambil contoh uji masukkan kapas putih dan NaCl didihkan selama 1-

1,5 menit, biarkan dingin

6. Ambil kain kapas tersebut letakkan diatas kertas saring dan biarkan

terkena udara

7. Pencelupan kembali kain kapas dengan waran yang lebih muda

Uji Penentuan

1. Masukkan contoh uji kedalam lelehan parafin dalam kui porselen

2. Apabila padatan parafin pada kertas saring berwarna maka

menunjukkan adanya zw bejana

* zw belerang tidak mewarnai parafin

Zat Warna Hidron

Bahan :

1. Contoh uji Kapas, Wol, Akrilat

2. Pereaksi :

- Natrium Karbonat

- Na2S

- NaCl

- Natrium Hidroksida 10 %

- HCl 16 %

- SnCl2

- Larutan Pb AC 10 %

- NaOCl 10 %

- NaOH 10 %

- Na2S2O4

Cara Kerja :

1. Kerjakan contoh uji seperti pada pengujian zw bejana dan zw

belerang

2. Kain yang dicelup dengan zw hidron akan mencelup kembali kain

kapas pada uji bejana dan positif untuk uji zw belerang

* Dapat diamati dari hasil uji sebelumnya

Uji Penentuan 1

1. Kerjakan contoh uji seperti pada uji penentuan 1zw belerang

Page 11: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

2. Kain yang dicelup dengan zw hidron akan memberikan noda coklat

atau hitam

Uji Penentuan 2

Pengujian dengan menggunakan lilin parafin ( + )

3.3. Golongan III

Bahan :

1. Contoh uji

2. Pereaksi :

- Natrium Hidroksida 10 %

- Na2S2O4

Cara Kerja :

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi tambahkan ± 3 ml air, ± 2

ml NaOH dan Na2S2O4

2. Panaskan sampai mendidih selama 3 menit

3. Semua zw golongan II akan rusak, ditandai dengan perubahan warna

terhadap contoh uji atau larutan ekstrsksi, menjadi putih, abu-abu,

kuning atau jingga dan warna tidak kembali setelah oksidasi

Zat Warna Naftol

Bahan :

1. Contoh uji Kapas

2. Lilin PArafin

3. Pereaksi :

- Natrium Hidroksida 10 %

- Alkohol

- Na2S2O4

- NaCl

Uji Penentuan 1 :

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi

2. Tambahkan 1ml NaOH 10 % dalam 3 ml alkohol didihkan

3. Tambahkan Na2S2O4 panaskan / didihkan ( warna akan tereduksi )

4. Dinginkan, ambil contoh uji amati warnanya

5. Warna rusak menunjukkan adanya zw naftol atau reaktif ( dengan

oksidasi warna akan kembali )

6. Kedalam filtrat ( lunturan ) masukkan kapas putih dan NaCl didihkan

selama 2 menit

Page 12: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

7. Kapas berwarna kuning dan berpendar dibawah sinar ultra

lembayung menunjukkan zw naftol

Uji Penentuan 2

Lelehan dalam parafin positif

3.4 Golongan IV

Zat Warna Pigmen

Bahan :

1. Contoh uji

2. Pereaksi :

- DMF 1:1

- DMF 100 %

- HCl 1 %

- HNO3 pekat

- H2SO4 pekat

Cara Kerja :

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml DMF

1:1

2. Didihkan selama ± 2 menit amati warnanya

3. Ulangi penerjaan butir (1) dan (2) dengan DMF 100 %

4. Pewarnaan muda dalam larutan DMF 1 : 1 dan pewarnaan tua

dalam DMF 100 % menunjukkan adanya zw pigmen

Uji Penentuan 1

1. Masukkan contoh uji dalam 3 ml larutan HCl 1 % didihkan selama ±

5 menit

2. Cuci Bersih

3. Ambil Seratnya, amati dibawah mikroskop

4. Bila terdapat partikel-partikel zw pada permukaan serat

menunjukkan zw pigmen dengan zwt pengikat

Bila partikel warna terdapat diseluruh serat menunjukkan zw pigmen

dengan pencelupan polimer

Uji Penentuan 2

Khusus zw pigmen yang berwarna biru

Apabila :

- Contoh uji ditetesi HNO3 pekat warna violet

- Contoh uji ditetesi H2SO4 pekat warna hijau

Menunjukkan zw pigmen Alician Biru

Page 13: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

Zat Warna Reaktif

Bahan :

1. Contoh uji Wol

2. Pereaksi :

- DMF 1:1

- DMF 100 %

- Natrium Hidroksida 5 %

- H2SO4 pekat

- Na2S2O4

Cara Kerja :

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml larutan

DMF 1:1 didihkan selama 2 menit

2. Ulangi pengerjaan butir (1) dalam 3 ml larutan DMF 100 %

3. Amati warna kedua larutan ekstraksinya

Ekstraksi DMF 1:1 akan terwarnai sangat muda

Ekstraksi DMF 100 % tidak terwarnai menunjukkan zw reaktif

Uji Penentuan 1

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml larutan

NaOH 5 %

2. Didihkan selama 2 menit

3. Asamkan dengan larutan H2SO4 pekat ( ± 2-3 tetes )

4. Masukkan serat wol didihkan

5. Pewarnaan pada serat wol menunjukkan zw reaktif

Uji Penentuan 2

1. Masukkan contoh uji kedalam tabung reaksi, tambahkan 3 ml larutan

( asam sulfat 0,2 % dan 6 mg Na2SO4 )

2. Didihkan selama 2 menit

3. Masukkan serat wol didihkan

4. Pewarnaan pada serat wol menunjukkan zw reaktif

IV. DATA PRAKTIKUM

( Terlampir )

V. DISKUSI

Setelah praktikan melakukan praktikum, maka terdapat hal-hal yang dapat

dijadikan bahan diskusi antara lain :

o Identifikasi Golongan I

Page 14: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

- Pada pengujian zat warna direk kapas terwarnai pada

sampel uji no 5 dengan warna tua dan sampel uji 66 dengan warna

muda. Dimana setelah diambil suatu kesimpulan zat warna pada

sampel 5 itu direk sedangkan pada sampel 66 zat warna basa.

Begitu juga pada pengujian zat warna basa, dimana kapas

terwarnai juga dengan warna muda oleh zat warna basa.

Pewarnaan kapas oleh zat warna basa ini terkait dengan ikatan

ionik yang terbentuk antara zat warna basa dengan serat. Sehingga

sangat dimungkinkan zat warna basa dapat mencelup kapas

dengan warna muda karena zat warna basa dalam larutan akan

terionisasi membentuk ion positif sedangkan sifat kapas dalam

larutan akan terbentuk ion negatif hanya saja muatan negatif pada

kapas tidak sebanyak seperti pada wol. Point penting dalam

mengidentifikasi zat warna direk pada pewarnaan kapas adalah

bahwa pewarnaan zat warna basa pada kapas memberikan warna

yang lebih berbeda dari warna sampel uji yang sebenarnya (pada

pengujian direk sampel uji 66 warna orange sedangkan kapas

terwarnai kuning) dibandingkan zat warna direk yang mewarnai

kapas dengan warna yang mendekati warna sampel ujinya.

- Pada pengujian zat warna basa dengan menggunakan

asam, zat warna direk yang setelah diidentifikasi terdapat pada

sample uji 5, dapat mewarnai serat akrilat disamping zat warna

basa itu sendiri yang dapat mewarnai akrilat, sehingga cukup

menyulitkan dalam indentifikasi jenis zat warna. Pewarnaan direk

terhadap bahan akrilat ini dapat dijelaskan karena memang ikatan

zat warna direk adalah ikatan hidrogen dimana adanya atom H

terluar pada struktur akrilat dapat memungkinkan terjadinya ikatan

hidrogen dengan atom N=N pada struktur azo zat warna direk.

Hanya saja karena akrilat merupakan serat buatan makan ikatan

hidrogen yang terbentuk relatif sedikit sehingga warna pada akrilat

yang tercelup oleh direk akan lebih muda dibanding akrilat yang

tercelup oleh zat warna basa.

o Identifikasi Golongan II

- Tidak validnya data uji penentuan untuk zat warna belerang

yang ditandai dengan penodaan coklat-hitam pada kertas Pb asetat

terjadi pada keseluruhan sampel contoh uji, sehingga fungsi dari uji

penentuan yang seharusnya menjadi data primer yang paling

menentukan, justru menjadi tidak relevan. Sampel uji 55 yang

Page 15: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

setelah disimpulkan mengandung zat warna bejana justru bertolak

belakang dengan pengujian penentuan zat warna belerang ini.

Ketidak validan ini karena sifat Pb (II) asetat yang stabil dalam air

tetapi mudah diendapkan oleh ion klorida yang berasal dari SnCl.

Cara percobaan dengan mendinginkan dahulu filtrat sebelum

ditambahkan SnCl pada tabung adalah untuk menghindari

terbentuknya ion klorida yang dapat bereaksi dengan Pb (II) pada

kertas timbal asetat sehingga yang diharapkan yang akan bereaksi

adalah ion S yang berasal dari zat warna belerang. Untuk itu

terjadinya penodaan coklat - hitam pada seluruh kertas sampel uji

Timbal asetat kebanyakan diakibatkan oleh pengendapan

Pb(CH3COO)2 oleh ion klor disamping memang terjadi

pengendapan akibat bereaksi dengan S (Belerang) membentuk

endapan PbS (Timbal sulfida). Pencemaran hasil praktek ini bisa

diakibatkan oleh suhu larutan filtrat dalam tabung yang tidak

didinginkan terlebih dahulu sebelum ditambahkan SnCl2 sehingga

ion klor teruapkan, adanya pengotor larutan SnCl2 pada mulut

tabung sehingga langsung bereaksi dengan kertas timbal asetat,

atau terlalu lamanya proses pemanasan sehingga yang teruapkan

tidak hanya ion S tetapi juga ion Cl ikut teruapkan dan bereaksi

dengan Pb.

o Identifikasi Golongan III

- Pada uji penentuan II dengan menggunakan parafin didapat

hasill percobaan untuk sampel uji 61 terwarnai dengan jelas,

sampel uji 32 warna lilin parafinnya sedikit berubah jika

dibandingkan dengan warna lilin parafin pada sampel uji 21 yang

jernih (sampel 21 teridentifikasi warna reaktif). Adanya pemahaman

awal bahwa pengujian parafin akan terwarnai oleh 2 jenis zat warna

yaitu bejana dan naftol nampaknya terdapat kekeliruan. Jika dikaji

secara struktur molekul zat warna, zat warna pigmen

memungkinkan untuk mewarnai parafin karena memang hanya

gugusan kromofor/pemberi warna adapun proses pewarnaannya

dibantu oleh binder sebagai pengikat pada bahan. Sifat ketahanan

luntur yang sangat tergantung pada kekuatan ikatan binder dengan

serat dapat menjadi analisa pertama untuk menjelaskan bahwa

pemanasan parafin menyebabkan rusaknya binder zat warna

sehingga zat warna terlepas dari bahan dan mewarnai parafin.

Adapun untuk mendapatkan hasil pewarnaan yang jelas dalam

Page 16: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

identifikasi zat warna naftol pada parafin, proses pemanasannya

tidak terlalu lama karena jika terlalu lama waktu pemanasannya

akan menyebabkan warna naftol hilang. Ini karena sifat zat wrna

azo yang tidak tahan panas sehingga akan memutus gugus azo

yang menjadi kromofor zat warna sehingga warnanya menghilang.

o Identifikasi Golongan IV

- Tertukarnya menyimpulkan jenis zat warna pada sampel uji

untuk zat warna naftol dan zat warna pigmen merupakan kesalahan

yang bertitik tolak pada kesalahan pengamatan dan praktik uji

penentuan sehingga hasilnya menimbulkan kekeliruan. 1) Pada uji

penentuan di bawah mikroskop sampel uji 61 (teridentifikasi

pigmen) terlihat seratnya berwarna putih dan zat warna seperti

koyakan kulit kering yang menempel pada permukaan serat

sedangkan pada sampel uji 32 (teridentifikasi naftol) zat warna

terlihat di sepanjang serat dan terlihat ada kumpulan zat warna

pada bagian serat. 2) tidak dilakukannya uji penenteun zat warna

pigmen untuk biru dimana sampel uji ditetesi dengan HNO3 pekat

dan H2SO4 pekat sehingga pertimbangan primer dalam mengambil

kesimpulan hanya mengandaldakan hasil uji pada mikoskop.

VI. KESIMPULAN

Dari Hasil Analisa dan data percobaan maka dapat disimpulkan:

Identifikasi Zat Warna Golongan I

- Contoh Uji 5 = zat warna direk

- Contoh Uji 61 = zat warna asam

- Contoh Uji 66 = zat warna basa

Identifikasi Zat Warna Golongan II

- Contoh Uji 38 = zat warna belerang

- Contoh Uji 41 = zat warna hidron

- Contoh Uji 55 = zat warna bejana

Identifikasi Zat Warna Golongan III

- Contoh Uji 32 = zat warna naftol

Identifikasi Zat Warna Golongan IV

- Contoh Uji 21 = zat warna reaktif

- Contoh Uji 61 = zat warna pigmen

VII. DAFTAR PUSTAKA

Page 17: Identifikasi Zat Warna Pada Serat Selulosa

Karimah Suci, dkk. 2004. Identifikasi Pengujian Zat Warna pada Selulosa

Golongan I-IV. Laporan Praktikum. STTT Tekstil: Bandung

Rahayu Hariyanti. 1993. Pedoman Praktikum Evaluasi Tekstil Kimia I. 1993.

Bandung:STTT Tekstil.

Wibowo Moerdoko. 1975. Evaluasi Tekstil bagian kimia.Bandung:ITT.