identifikasi sistem kasta kera ekor panjang (macaca fascicularis) dalam pembagian sumber daya...

24
LAPORAN ETOLOGI Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis) dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang Disusun oleh : Muhammad Anand Ardhiansyah 10317244003 Violita Bella Sandya 10317244016 Na’afi Aisya 10317244027 Bina Rahayu Setyasih 10317244030 Pendidikan Biologi Internasional JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: muhammad-anand-ardhiansyah

Post on 30-Jul-2015

370 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

LAPORAN ETOLOGI

Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)

dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota

Magelang

Disusun oleh :

Muhammad Anand Ardhiansyah 10317244003

Violita Bella Sandya 10317244016

Na’afi Aisya 10317244027

Bina Rahayu Setyasih 10317244030

Pendidikan Biologi Internasional

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2012

Page 2: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

BAB I

PENDAHULUAN

.

A. Latar belakang Masalah

Monyet Ekor Panjang adalah salah satu satwa liar yang ada di

Indonesia. Monyet ekor panjang memiliki termasuk satwa liar yang statusnya

diatur berdasarkan undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, dan PP No. 7 Tahun 1999

Macaca fascicularis merupakan jenis satwa yang tidak dilindungi, serta masuk

kategori satwa dalam Apendiks II CITES (Convention on International Trade

in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) atau konvensi perdagangan

internasional tumbuhan dan satwa liar spesies terancam.

Belum banyak yang mengetahui adanya populasi kera ekor panjang

(Macaca fascicularis) yang menghuni Gunung Tidar, Magelang. Kera ini

ditemukan pada pagi hari hingga menjelang siang hari. Saat siang hari populasi

kera tersebut tidak dapat diketahui keberadaannya. Habibat Gunung Tidar

ditumbuhi oleh pohon-pohon yang tinggi dan rerumputan yang lebat. Pohon-

pohon yang sering ditemukan merupakan pohon-pohon yang memiliki akar

nafas, dimana populasi kera ekor panjang sering bergelayutan di pohon

tersebut.

Gunung Tidar merupakan objek ziarah yang terkenal di wilayah

Jawa Tengah dan sekitarnya, namun dengan adanya populasi kera ekor panjang

tersebut dapat meningkatkan nilai pariwisata pada Gunung Tidar. Perlunya

konservasi dan pemeliharaan populasi kera ekor panjang tersebut dapat

menjaga populasi kera ekor panjang yang sekarang sudah masuk kategori

satwa dalam Apendiks II CITES.

Oleh karena itu diperlukan adanya konservasi dengan

memperhatikan dan mempelajari pola perilaku hewan tersebut yang hidup di

habitat Gunung Tidar. Baik perilaku sosial maupun perilaku makannya.

Diketahui adanya pola perilaku yang mengindikasikan adanya sistem kasta

pada hewan tersebut, dimana kera dewasa yang ditunjukkan dengan tubuh yang

Page 3: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

lebih besar serta bulu yang lebat akan mendapatkan banyak makanan, dan kera

lainnya tidak berani mendekati sumber makanan atau hanya mendapatkan sisa

makanan kera dewas. Ini menunjukkan adanya sistem kasta pada populasi

Macaca fascicularis yang menghuni Gunung Tidar, Magelang.

B. Rumusan masalah

Bagaimanakah sistem kasta dalam pembagian sumber daya makanan di dalam

kelompok Kera ekor panjang (Macaca fascicularis) di Bukit Tidar Kota

Magelang?

C. Tujuan

Mengetahui dan mempelajari pola perilaku kera ekor panjang

(Macaca fascicularis) berkaitan dengan kasta yang berlaku dalam pola

pembagian sumber daya makanan di dalam kelompok.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Mahasiswa

Mengaplikasikan ilmu akademis yang didapatkan selama kuliah etologi ke

dalam bentuk penelitian ilmiah mengenai perilaku maupun sistem kasta

pada Macaca fascicularis.

b. Bidang Penelitian

Sebagai data pendukung penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini.

c. Bagi Masyarakat Umum

Setelah mengetahui mengenai perilaku sistem kasta pada Macaca

fascicularis, diharapkan masyarakat mampu memahami perilaku kasta

tersebut dan membantu melestarikan keberadaannya di Bukit Tidar. Serta

masyarakat diharapkan mengetahui pentingnya Biodiversitas organisme dan

perilakunya di dalam kelompok.

d. Bagi Pemerintah

Supaya lebih memperhatikan potensi alam yang berada di bukit Tidar.

Penelitian ini dapat dijadikan modal awal pemerintah dalam mengambil

kebijakan dalam rangka melindungi kelestarian Bukit Tidar dan organisme

yang hidup di sana.

Page 4: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

BAB II

ISI

A. Dasar Teori

1. Deskripsi teori

a. Klasifikasi Kera Ekor Panjang

Taksonomi Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis) merupakan hewan

mamalia.

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Primates

Famili : Cercopithecidae

Genus : Macaca

Spesies : Macaca fascicularis (É. Geoffroy, 1812)

b. Deskripsi Macaca fascicularis

Macaca fascicularis is a social animal that lives in troops from 5 to

60+ animals. These troops are multi-male groups, normally containing 2-

5 males and 2-3 times as many females in strict dominance hierarchy.

After a gestation period of 167-193 days, the female normally gives birth

to one infant. Males reach sexual maturity at approximately 5-6 years of

age and are likely to emmigrate at or near that time to find and to settle

down in another troop, whereas females mature at about 4 years of age

and mostly choose to stay in their birth group. Crab-eating macaques are

primarily frugivory but have an omnivory diet, and exploit many

different food types, such as fruits, crabs, flowers, insects, leaves, fungi,

grasses and clay, reflecting the diversity of habitats the macaque utilizes

(Groves, 2005).

Page 5: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

Panjang tubuh kera dewasa sekitar 40-50 cm belum termasuk ekor

dengan berat 3 -7 kg. Sementara panjang ekor 1 hingga 1,5 kali panjang

tubuh berikut kepala dengan warna coklat keabu-abuan atau kemerah-

merahan. Bulunya berwarna coklat abu-abu hingga coklat kemerahan

sedangkan wajahnya berwarna abu-abu kecoklatan dengan jambang di

pipi berwarna abu-abu, terkadang terdapat jambul di atas kepala.

Hidungnya datar dengan ujung hidung menyempit. Kera ini memiliki

gigi seri berbentuk sekop, gigi taring dan geraham untuk mengunyah

makanan.

c. Habitat

Macaca fascicularis is "ecologically diverse." Some of the habitats

in which they have been found are primary forests, disturbed and

secondary forests, and riverine and coastal forests of nipa palm and

mangrove. However, Macaca fascicularis lives most successfully in

disturbed habitats and on the periphery of forests (Groves, 2005).

Macaca fascicularis dapat beradaptasi dengan berbagai habitat

termasuk dari habitat pesisir, hutan rawa, hutan hujan dataran rendah,

sampai ke hutan pegunungan, dan dari 0 - 1.800 meter diatas permukaan

laut (Wheatley, 2001). Spesies ini juga sering ditemukan pada daerah

perkebunan/pertanian yang dekat dengan permukiman warga.

Mereka adalah jenis yang sangat “gelisah” (agile spesies), sebagian

besar waktunya tinggal dan beraktivitas di atas pohon (arboreal), dan

dapat memanjat tebing yang hampir vertikal.

M. fascicularis khususnya lebih menyukai habitat yang telah

diganggu oleh aktifitas manusia (Wheatley, 1999; Anon, 200a; Bonadio,

no date), akan tetapi mereka dapat bertahan hidup dengan baik di hutan

primer juga.

d. Makanan

M. fascicularis merupakan jenis diurnal yaitu mereka aktif dari

subuh sampai dengan matahari terbenam. Mereka biasanya mencari

Page 6: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

makanan pada pagi hari beristirahat/tidur pada siang hari dan aktif

kembali pada sore hari. Kadang-kadang M. fascicularis ini makan

sepunuhnya diatas pohon (arboreal) (Wheatley, 1980), atau secara teratur

turun ke tanah untuk makan di saat-saat lain (Fittinghoff and Lindberg,

1980). Beragaman tingkahlaku makan ini barangkali bergantung pada

ketersediaan makanan di dalam daerah jelajah mereka maupun

kesukaannya pada musim tertentu.

Walaupun makanan pokoknya berupa buah-buahan, M. fascicularis

juga adalah opportunistic omnivore (berarti memakan daging, buah-

buahan dan tumbuh-tumbuhan bila kesempatan muncul) (Poirier and

Smith, 1974) dan dapat mengkonsumsi berbagai jenis bahan makanan.

Tidak seperti mamalia asli, kera ini mempunyai tangan yang dapat di

pakai untuk mengupas buah-buahan dan biji, maka dapat mengeksploitasi

lebih banyak macam makanan, Ini berarti bahwa Kera Ekor Panjang

merupakan saingan yang hebat bagi jenis-jenis asli.

Perilaku umum ini sangat berguna bagi suatu jenis ketika mereka

hendak memperluas daerah jelajahnya (baik dalam daerah aslinya

maupun dalam habitat baru) karena mereka tidak terbatas pada kebutuhan

makanan tertentu. Perilaku umum merupakan suatu bentuk keuntungan

ekologis serta memungkinkan jenis tersebut mengisi relung yang dulunya

kosong, dan perilaku ini meningkatkan kemampuan M. fascicularis untuk

menjadi invasif.

e. Perilaku

Keluarga M.fascicularis merupakan binatang sosial yang hidup

berkelompok dengan jumlah antara 6-100 ekor (Nowaks, 1995).

Sementara Bercovitch de Huffman (1999) menggambarkan pada

umumnya kelompok berjumlah antara 20-50 ekor.

Ukuran kelompok kera mencerminkan ketersediaan makanan,

tekanan pemangsa serta mudah tidaknya terpengaruh oleh penyakit

(Bercovitch and Huffman, 1999). Umumnya M. Fascicularis memiliki

ukuran kelompok yang lebih besar didalam habitat-habitat yang

Page 7: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

terganggu aktivitas manusia daripada hutan primer (Bonadio; Sussman

and Tattersall 1986). Hal ini dapat menandakan adanya kelimpahan

makanan yang lebih tinggi (biji, buah, dll) di habitat-habitat yang

terganggu serta akses mudah ke kebun/ladang pertanian yang terletak

disepanjang pinggir hutan.

2. Deskripsi Bukit Tidar

a. Deskripsi

Bukit Tidar adalah Bukit yang terletak di Bagian Magelang Selatan dan

terletak di dalam kompleks Akademi Militer, dan terkenal sebagai Paku

pulau jawa, di sini juga terdapat beberapa makam dan petilasan leluhur

masyarakat Magelang; salah satunya adalah petilasan penyebar agama

Islam di Jawa Tengah yakni petilasan Syekh Subakir dari persia. Bukit

Tidar memang tidak terlalu tinggi, tapi pohon-pohonan di sini berfungsi

sebagai paru-paru kota sehingga udara Kota Magelang selalu segar,dari

sini juga anda dapat menikmati pemandangan Kota Magelang dari atas

Tugu Akademi Militer. Letak Bukit Tidar tepatnya di Kelurahan

Magersari, kecamatan Magelang Selatan.

Page 8: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

BAB III

METODE PENELITIAN

A. ALAT DAN BAHAN

1. Kamera Digital

2. Alat tulis

3. Kacang kulit

4. Jambu biji

B. METODE

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dua lokasi di Bukit Tidar, Magelang. Pada lokasi

pertama dilakukan di sebelah pasar Magesari, sedangkan lokasi kedua

dilakukan pada sebelah belakang Akademi Militer Magelang.

Lokasi 2 Lokasi 1

Page 9: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian di Bukit Tidar

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dua lokasi. Penelitian di lokasi pertama

dilakukan pada tanggal 27 April 2012 pukul 08.00. Sedangkan penelitian di

lokasi kedua dilakukan pada tanggal 27 Mei 2012 pukul 08.00.

3. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain Deskriptif eksploratif di mana penelitian

ini, dilalukan dengan metode exploratif yang kemudian dideskripsikan di

dalam sebuah laporan.

4. Obyek penelitian

a. Objek penelitian

Merupakan kelompok Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di dua

lokasi di Bukit Tidar, Magelang.

b. Teknik Sampling

Teknik sampling penelitian ini meliputi All occurrence sampling yang

digunakan untuk menentukan indikator pengamatan perilaku dalam

kelompok Kera Ekor Panjang dan Scan Sampling dimana pengamatan

dilakukan dengan interval waktu tertentu, kemudian dikelompokkan

perilaku yang dominasi muncul pada masing-masing kelompok Kera

Ekor Panjang.

5. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian ini adalah perilaku sistem kasta pada Kera Ekor Panjang

meliputi pada saat mendapat makanan (jumlah makanan yang diperoleh).

6. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

a. Tempat pengambilan data dilakukan di satu lokasi di wilayah Bukit

Tidar, Magelang yang memiliki populasi Kera Ekor Panjang.

Page 10: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

b. Metode observasi perilaku ini menggunakan kombinasi All occurrence

sampling dan Scan sampling serta Interview sebagai informasi tambahan

tentang sistem kasta pada Kera Ekor Panjang (Macaca fasciculris).

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Keterangan:

Jumlah kera kelompok Tidar I

27 ekor

Jumlah kera kelompoj Tidar II

A : Kera Tua

B: Kera Muda dan Tua

C: Kera Anak

D: Kera Dominan

A

B

C

D

Page 11: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

31 ekor

B. PEMBAHASAN

Pengamatan mengenai Kera Ekor Panjang (Macaca Fascicularis)

dilakukan di dua lokasi di Bukit Tidar, Magelang memiliki tujuan untuk

mengetahui pola perilaku kera ekor panjang (Macaca fascicularis) berkaitan

dengan kasta yang berlaku dalam pembagian makanan. Pengambilan data

dilakukan menggunakan kamera, yang hasilnya berupa foto dan video.

Pengamatan pertama pada tanggal 27 April 2012 dan pengamatan kedua pada

tanggal 27 Mei 2012, kedua pengamatan dimulai pada pukul 08.00 WIB,

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada pukul 08.00 WIB

tersebut, diperoleh data bahwa sistem kasta pada kera ekor panjang (Macaca

Fascicularis) kedua kelompok sangat jelas terlihat dalam pembagian makanan.

Pada kedua pengamatan yang dilakukan, terlihat ada jantan yang lebih

dominan diantara kera ekor panjang yang lainnya. Jantan ini yang berperan

dalam pembagian makanan. Menurut IPCA, Kelompok M.fascicularis adalah

multi-jantan dan multi-betina dengan seekor jantan yang dominan (alpha male)

dan beberapa ekor betina yang dominan. Individu-individu yang lain

merupakan sub-kelompok yang belum dewasa. Kera betina memiliki suatu

‘’hierarchymatrineal’’ - yakni individu-individu betina yang menduduki

ranking lebih tinggi dapat memperoleh makanan yang lebih banyak.

Pada pengamatan di lokasi pertama yang dilakukan pada tanggal

27 April 2012 pukul 08.00. Kami memberi makanan kepada kera berupa

kacang kulit dan buah jambu. Pada saat memberi kacang kulit banyak macaca

yang berdatangan, namun di dominasi oleh kera-kera kecil dan mereka

mengambil kacang kulit yang kami berikan. Ketika kera jantan yang berukuran

besar yang kami beri nama “Sebastian” datang menghampiri ke sumber

makanan yaitu kacang kulit yang kami berikan. Tiba-tiba kera-kera yang

sedang mengambil makanan tersebut langsung bubar. Selanjutnya kera jantan

Page 12: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

yang dominan di kelompok tersebut mengambil hampir semua kacang kulit

yang kami berikan. Kacang tersebut dikumpulkan dan disimpan di dalam mulut

kemudian baru dimakan di atas pohon. Sedangkan kera-kera yang lain hanya

melihat kera yang berukuran besar dominan tadi makan di atas pohon.

Pada pemberian makanan yang kedua masih pada lokasi pertama

kami meletakkan buah jambu kepada macaca tersebut. Sebastian langsung

mengambil jambu tersebut dan macaca lain tidak berani mengambil jambu

tersebut karena Sebastian memiliki kekuasaan yang tinggi mengenai

pembagian sumber daya makanan. Kera-kera lain hanya menonton, namun

kera jantan besar tersebut seperti membagikan makanan yang berupa jambu

terssebut kepada kera-kera lain dengan menjatuhkan sebagian jambu tersebut

ke tanah. Kemudian kera-kera yang lain yang hanya menonton Sebastian yang

sedang makan langsung berebut makanan yang dijatuhkan oleh Sebastian. Hal

ini mengindikasikan bahwa Sebastian memiliki kasta dan kekuasaan yang

tinggi dalam hal pembagian sumber daya makanan pada lokasi pertama

Masih pada lokasi pertama, di dalam kelompok kera tersebut

terdapat berbagai macam umur. Mulai dari kera bayi, kera muda, kera dewasa,

dan kera tua. Sebagian besar kera tua memposisikan diri pada daerah terluar

dari daerah kekuasaan kelompok tersebut. Ada dua kera tua yang kami beri

nama Marco dan John yang ikut serta berjaga di daerah itu. Kera-kera tua itu

dalam pembagian makanan (sumber daya) mendapat bagian yang paling

sedikit. Ketika makanan tersedia di dalam wilayah kelompok, kera-kera tua ini

tidak segera mengambil makanan seperti kera lainnya, akan tetapi tetap berjaga

di tempat itu sejak awal kedatangan hingga kami selesai melakukan

pengamatan.

Elena, nama salah satu monyet betina menyusui yang kami

berikan, menggendong kemana-mana Eleni anaknya. Elena menggendong

Eleni ke tempat dimana tidak terdapat banyak kera ekor pamjang lainnya,

namun masih di dalam wilayah kelompok tersebut. Dalam pembagian

makanan, kera menyusui mendapat bagian makanan terbanyak setelah kera

dominan (Sebastian). Ini dibuktikan, ketika Sebastian mendapat makanan, sisa

Page 13: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

makanannya dibagikan juga pada kera menyusui. Ini menunjukkan bahwa

Elena merupakan betina dominan dalam kelompok tersebut.

Kera-kera muda dan anak-anak dalam pembagian makanan di

dalam kelompok mendapat bagian setelah kera jantan dominan (Sebastian) dan

kera betina dominan (Elena). Kera-kera muda menunggu sisa makanan kera

dominan untuk dimakan. Sisa dari makanan yang kami berikan (jambu) adalah

kulit buah dan sebagian daging buah yang mengandung biji. Kera-kera muda

biasanya saling berebut untuk memperoleh sisa makanan tersebut.

Pengamatan kedua dilakukan pada tanggal 27 Mei 2012 yang

bertempat di lokasi yang berbeda masih di daerah Bukit Tidar Magelang.

Pengamatan kedua ini menghasilkan data pola perilaku yang sama dengan yang

ada pada lokasi pertama.

Pada bagian terluar gerombolan monyet terdapat beberapa kera

yang berukuran tubuh lebih besar dari yang lain namun pada rambut yang

terdapat di mukanya sudah berwarna putih dan terlihat sudah tua, sehingga

kami menamakannya kera tua. Kera ini hanya memakan sisa makanan yang

terdapat di sekitarnya. Kera ini tidak beranjak dari tempatnya, hanya duduk di

atas ranting pohon. Kera tua seperti ini di dapati hanya berjumlah sekitar 5 ekor

pada lokasi tidar dua.

Bagian lebih dalam dari gerombolan kera dua tersebut setelah kera

tua terdapat kera-kera muda yang kami namai Rico. Rico berukuran tubuh

kurus dan memiliki rambut tubuh berwarna coklat muda. Saat diberi perlakuan

dengan memberikan makanan berupa buah jambu dan kacang, Rico tidak

langsung mengambil makanan tersebut. Rico hanya melihat dan mengendus

makanan tersebut. Rico berani mendekat setelah kera dominan yang berukuran

besar dan terlihat gemuk mengambil makanan tersebut.

Kera besar tersebut merupakan kera dominan yang menguasai

wilayah dan memimpin gerombolan kera ekor panjang pada lokasi tidar dua.

Kera tersebut kami namai Polo. Kera ini berukuran tubuh sangat besar

dibanding kera yang lain. Kera jantan ini merupakan kera pertama yang berani

mendekati sumber daya makanan dan menghalangi kera lain untuk mendekat.

Page 14: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

Selain menguasai sumberdaya makanan, pada pengamatan yang kami lakukan

terlihat perilaku Polo yang berkelahi dengan monyet yang akan memasuki

wilayahnya. Bila ada monyet yang mendekati wilayah kekuasaannya maupun

mendekati sumber daya makanannya Polo akan memekikkan suaranya.

Apabila kera tersebut tetap mendekat makan suara yang dikeluarkan Polo akan

semakin nyaring dan frekuensinya berulang. Bila hal tersebut terjadi maka Polo

siap untuk bberkelahi dengan kera yang akan mendekati wilayah kekuasaannya

tersebut. Wilayah kekuasaan Polo berada di tengah atau pusat dan bisa

mencapai luar bila terjadi hal-hal yang mengganggunya.

Selain itu terdapat pola perilaku ibu kera yang kami namai Helen.

Helen selalu menggendong anaknya, saat memanjat pohon maupun berlarian.

Saat mendapatkan makanan Helen sesegera mungkin memanjat pohon

kemudian membagi makanan tersebut pada anaknnya. Kera betina ini selalu

menunggu dan mengawasi anaknya saat belajar memanjat maupun belajar

bergelantungan.

Berbagai perilaku gerombolan kera pada lokasi tidar dua ini

memperlihatkan perilaku dalam mendapatkan dan mempertahankan sumber

daya makanan yang sama dengan yang terdapat pada lokasi tidar satu. Ini

menunjukkan gerombolan kera ekor panjang (Macaca fascicularis) yang

terdapat pada kedua lokasi di Gunung Tidar memiliki pola dalam mendapatkan

sumberdaya makanan yang sama yaitu dengan sistem kasta dan memiliki batas

wilayah kekuasaannya masing-masing.

Page 15: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kelompok

kera ekor panjang (Macaca fascicularis) pada lokasi Tidar I dan Tidar II

memiliki ciri yang sama yaitu adanya sistem kasta, dalam hal ini saat

pembagian makanan (berhubungan dengan ketersediaan sumber daya) . Pada

kedua kelompok tersebut memiliki jantan yang lebih dominan dibanding jantan

yang lain, jantan yang dominan tersebut mendapat makanan lebih banyak

dibanding jantan muda maupun jantan tua. Disamping memiliki jantan

dominan kelompok kera ini juga memiliki betina dominan. Betina dominan ini

juga mendapat jatah makanan yang lebih banyak dari yang lain. Namun kera

ekor panjang lain, tetap mematuhi sistem kasta ini dengan hanya melihat dan

menunggu jantan dominan membagi makanannya.

Page 16: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang

DAFTAR PUSTAKA

Bonadio, C. 2000. Macaca fascicularis. Animal Diversity Web. Accessed July 30, 2008 at http://animaldiversity.ummz.umich.edu/site/accounts/information/Macaca_fascicularis.html

Groves, C. 2005. Primates, in Wilson, D. E., and Reeder, D. M. (eds): Mammal Species of the World. 3rd edition. Johns Hopkins University Press. Pp.161-162.

http://www.conabio.gob.mx/institucion/cooperacion_internacional/TallerNDF/Links-Documentos/Casos%20de%20Estudio/Mammals/WG5%20CS5.pdf

Page 17: Identifikasi Sistem Kasta Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis)  dalam Pembagian Sumber Daya Makanan di Dua Lokasi Bukit Tidar Kota Magelang