identifikasi miskonsepsi siswa pada konsep …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. skripsi full tanpa bab...

62
IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP FOTOSINTESISDAN RESPIRASI TUMBUHAN SISWA SMP KELAS VIIISE-KECAMATAN TUMIJAJARKABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN AJARAN 2015/2016 (Skripsi) OLEH KARTIKA FANDIYANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2017

Upload: vothuan

Post on 10-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP FOTOSINTESISDANRESPIRASI TUMBUHAN SISWA SMP KELAS VIIISE-KECAMATAN

TUMIJAJARKABUPATEN TULANG BAWANG BARATTAHUN AJARAN 2015/2016

(Skripsi)

OLEH

KARTIKA FANDIYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2017

Page 2: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

ABSTRAK

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP FOTOSINTESIS DANRESPIRASI TUMBUHAN SISWA SMP KELAS VIII SE-KECAMATAN

TUMIJAJAR KABUPATEN TULANG BAWANG BARATTAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh

KARTIKA FANDIYANI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran miskonsepsi siswa pada konsepfotosintesis dan respirasi tumbuhan, serta faktor yang berpengaruh terhadapmiskonsepsi siswa.

Desain penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif. Sampel dalam penelitianini terdiri dari 351 siswa kelas VIII SMP se- KecamatanTumijajar pada tahun ajaran2015/2016 yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumenyang digunakan dalam penelitian ini adalah soal-soal terkait konsep fotosintesis danrespirasi tumbuhan, angket guru dan angket siswa.

Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa kelas VIII se-kecamatan tumijajar mengalamimiskonsepsi dengan skor rerata 57,30% dengan kriteria “sedang”. Siswa paling seringmengalami miskonsepsi terutama pada konsep respirasi dengan kriteria “tinggi” danrata-rata 62,10%. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa disebabkan karena motivasisiswa yang kurang dalam belajar konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Hanyasebesar 16,24% siswa yang belajar konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan di rumahsebelum belajar bersama guru disekolah.

Kunci : CRI, miskonsepsi, fotosintesis, respirasi tumbuhan, factor penyebabmiskonsepsi

Page 3: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP FOTOSINTESIS DANRESPIRASI TUMBUHAN SISWA SMP KELAS VIII SE-KECAMATAN

TUMIJAJAR KABUPATEN TULANG BAWANG BARATTAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh

KARTIKA FANDIYANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2016

Page 4: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da
Page 5: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da
Page 6: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da
Page 7: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tumijajar pada tanggal 11 November

1994. Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara,

buah hati dari pasangan Bapak Rahman Hadi Fadiyanto dan Ibu

Umi Sholekah. No handphone penulis yaitu 085769929219.

Penulis mengawali pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 3 Makarti yang

diselesaikan pada tahun 2006, kemudian melanjutkan Sekolah di SMP Negeri 2

Tumijajar yang diselesaikan pada tahun 2009, dan lulus dari SMA PGRI 1

Tumijajar pada tahun 2012. Pada tahun 2012, Penulis diterima sebagai

mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Program Studi Pendidikan Biologi melalui jalur SNMPTN.

Selama menempuh pendidikan di Prodi Biologi, penulis memiliki pengalaman

organisasi dan aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa diantaranya Forum

Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) sebagai generasi muda dan anggota

bidang pendidikan (2012-2013), kepala bidang kemuslimahan FPPI priode

2014/2015 dan sekertaris dinas pendidikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)

priode 2016/2016. Selain itu penulis juga aktif menjadi asisten praktikum untuk

beberapa mata kuliah.

Page 8: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

Dengan Menyebut Nama ALLAH yang Maha Pengasih Lagi MahaPenyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, Sang pemberi hidupSholawat serta salam selalu tercurah kepada Baginda Rasullulllah Muhammad

Saw.Dengan Ridho Allah SWT, Kupersembahkan karya tulis ini sebagai tanda bakti

cinta kasihku kepada :

Ayah dan Ibu yang selama ini mendoakanku, mengajariku bagaimana indahnyabersabar dan ikhlas, selalu memberikan cinta dan kasih sayang serta dukunganyang tiada henti demi tercapainya asa dan impianku. Cinta dan kasih mu takkan

terganti. Semoga Rabb ku mengizinkan ku menyulam simpul kebahagiaanuntukmu ayah dan ibu tercinta

Kakak dan adikku tersayang Umi Retno Ningrum dan Rahman Hidayat Tullah,Rahmat Tullah Pamungkas serta Syafira Restu Azza, Tiada hal yang paling

berharga selain kebersamaan bersama kalian, Semoga Allah kelak mewujudkandoa di setiap sujud panjang ibu dan ayah, di setiap tetesan keringatnya yang

menginginkan kita menjadi insan yang bermanfaat untuk orang lain

Sahabat yang selalu memberiku semangat dan nasehat, selalu membantuku,menyayangiku dan mengingatkan kesalahanku dengan penuh cinta. Semoga

ikatan Ukhuwah kita akan Allah abadikan hingga Jannah_Nya

Seluruh Dosen yang dengan sabar membimbing, mengarahkan dan selalumemberi semangat

Almamater tercinta, Universitas Lampung

Page 9: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

MOTO

“Dan seandainya pohon – pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta).Ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan

habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah, sesungguhnya Allah MahaPerkasa lagi Maha Bijaksana”

(Q.S Al-Luqman: 27)

“Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan? ”(Q.S Ar-Rahman: 16)

“Kamu (umat islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karenakamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar,

dan beriman kepada Allah”(Q.S Ali-Imran: 110)

Bukanlah orang-orang yang paling baik dari pada kamu siapa yang meninggalkandunianya karena Akhirat, dan tidak pula meninggalkan akhiratnya karena

dunianya, sehingga ia dapat kedua-duanya semua. Karena di dunia itumenyampaikan Akhirat. Dan janganlah kamu memberatkan atas sesama manusia

(H.R Muslim)

Sukses dan keberuntuntungan akan berpihak pada mereka yang terus menerusmencoba, terus-menerus beramal

(Ippho Santoso)

Page 10: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

SANWACANA

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi

Miskonsepsi Siswa Pada Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan Kelas VIII

SMP Se-Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat”. Penulis

menyadari bahwa terdapat banyak bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesabarannya dalam

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis selama

menyelesaikan skripsi.

4. Rini Rita T. Marpaung S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II atas bimbingan

dan semangatnya serta motivasi kepada penulis selama menyelesaikan

skripsi.

5. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi, atas semangat dan sarannya.

6. Dr. Arwin Surbakti, M.Si., selaku Pembahas terima kasih atas saran dan

perbaikan yang telah diberikan.

Page 11: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Biologi dan

Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Lampung, terima kasih atas ilmu dan wawasan yang telah

diberikan kepada penulis;

8. Seluruh Kepala sekolah SMP yang ada di Kecamatan Tumijajar, serta

bapak dan ibu guru mata pelajaran IPA yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu. Terima kasih telah ikut membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian.

9. Keluarga besar Pendidikan Biologi, terima kasih atas doa, saran serta

dukungan yang kalian berikan.

10. Sahabat tarbiyah, sahabat-sahabat organisasi, rekan KKN-KT, teman-

teman pendidikan Biologi, terima kasih telah menyambutku dalam

pecahan ceritamu dan menjadikan episode yang takkan terlupakan.

11. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis berdoa semoga semua amal dan bantuan mendapat pahala serta balasan

dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.

Bandar Lampung, Desember 2016

Penulis,

Kartika Fandiyani

Page 12: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang ................................................................................ 1B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 5F. Kerangka Pikir ................. ............................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKAA. Kurikulum dan Pembelajaran IPA ................................................... 9B. Identifikasi, Konsep, dan Miskonsepsi ........................................... 12C. Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan................................ 19D. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 32

III. METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 35B. Populasi dan Sampel ........................................................................ 35C. Desain Penelitian ............................................................................. 35D. Alur Penelitian ................................................................................. 36E. Uji Instrumen Soal Tes .................................................................... 37F. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 40G. Analisis Data.................................................................................... 40

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ................................................................................. 43B. Pembahasan ...................................................................................... 48

V. KESIMPULAN DAN SARANC. Kesimpulan ....................................................................................... 55D. Saran ................................................................................................ 55

Page 13: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN1. Kisi-Kisi Instrumen dan Kunci Jawaban Tes Pilihan Ganda Beralasan 602. Kisi-Kisi Instrument Tes Pilihan Ganda Beralasan ............................... 653. Lembar Soal Tes Pilihan Ganda Beralasan............................................ 674. Lembar Jawaban Tes Pilihan Ganda Beralasan ..................................... 725. Kisi-kisi Angket Siswa ........................................................................... 746. Rubrik Angket Siswa ............................................................................. 757. Angket Siswa .......................................................................................... 778. Kisi-Kisi Angket Guru ............................................................................ 799. Angket Guru............................................................................................ 8010. Hasil Tes Identifikasi Miskonsepsi Siswa .............................................. 8311. Hasil Persentase Identifikasi Per Siswa .................................................. 8812. Hasil Persentase Tes Identifikasi Miskonsepsi dan Angket Siswa ......... 9913. Hasil Angket Siswa................................................................................. 11314. Rekap Jawaban Miskonsepsi Siswa........................................................ 11415. Data Analisis Korelasi Faktor Yang Mempengaruhi Miskonsepsi

Siswa ...................................................................................................... 13416. Foto Penelitian ....................................................................................... 13517. Surat Keterangan Penelitian ................................................................... 137

Page 14: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Faktor –Faktor Penyebab Miskonsepsi .............................................. 152. Skala Respon Certainty of Response Index........................................ 163. Ketentuan CRI untuk Membedakan Tahu Konsep, Miskonsepsi,

dan Tidak Paham Konsep................................................................... 174. Kriteria Penilaian Soal ....................................................................... 405. Kriteria Penilaian CRI........................................................................ 416. Modifikasi Kategori Tingkat Pemahaman ......................................... 417. Kriteria Penilaian Persentase.............................................................. 428. Data Hasil Korelasi Pearson Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Miskonsepsi Siswa............................................................................. 47

Page 15: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian................................................................................. 152. Kloroplas........................................................................................................... 203. Proses Fotosintesis............................................................................................ 214. Percobaan Ingenhousz....................................................................................... 25

Page 16: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam berbagai aspek

kehidupan manusia. Hal ini disebabkan pendidikan berpengaruh langsung

terhadap perkembangan manusia (Iriyanti, 2012: 1). Menurut Sagala (dalam

Suhartiningsih, dkk, 2013: 5) Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

merupakan pendidikan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang ada di alam

dan erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga, membuat

pendidikan IPA menjadi sangat penting.

Pendidikan IPA dapat diperoleh melalui proses pembelajaran yaitu proses

interaksi antara guru dengan siswa. Pada proses pembelajaran inilah siswa

diharapkan memahami konsep yang diajarkan, bukan hanya sekedar hafal.

Kemampuan siswa dalam memahami konsep merupakan hal yang sangat

penting karena konsep merupakan landasan berfikir (Dahar, 1996:79).

Konsep tidak hanya berdiri sendiri melainkan berkaitan antara konsep satu

dengan konsep yang lain, sehingga membentuk konsep yang utuh. Menurut

Ausubel (dalam Dahar,1996:81) cara perolehan konsep ada dua yaitu formasi

konsep (concept formation) dan asimilasi konsep (concept assimilation).

Formasi konsep menurut Gagne (dalam dahar,1996:81) dapat disamakan

Page 17: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

2

dengan belajar konsep konkret seperti pada anak-anak sebelum memasuki

dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (dalam

Dahar,1996:82) adalah cara perolehan konsep selama dan sesudah konsep,

sehingga siswa memperoleh penyajian atribut-atribut kriteria dari konsep untuk

dihubungkan dengan gagasan relevan yang telah ada dalam struktur kognitifnya.

Siswa membentuk pemahamannya berdasarkan apa yang siswa dengar atau siswa

lihat dalam kehidupannya sehari-hari. Kardi (1997:8-9) menyatakan siswa

membentuk pemahamannya tentang fenomena alam sebelum mereka

mempelajarinya di sekolah. Dengan perkataan lain, mereka telah membentuk

sejumlah konsep berdasarkan pengalaman mereka berinteraksi dengan

lingkungan. Namun, tidak semua pemahaman siswa tentang fenomena

alam tersebut sama benar dengan pemahaman para pakar biologi, inilah

yang disebut miskonsepsi. Miskonsepsi pada siswa yang muncul secara terus

menerus dapat mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah. Menurut Howe

(dalam Tyas, dkk, 2013 : 1) pembelajaran yang tidak memperhatikan

miskonsepsi menyebabkan kesulitan belajar dan akhirnya akan bermuara pada

rendahnya prestasi belajar mereka.

Miskonsepsi pada siswa dapat disebabkan diantaranya ialah dari siswa itu

sendiri, guru, buku teks, dan metode pembelajaran yang digunakan oleh siswa

dalam pembelajaran. Maka, guru merupakan salah satu faktor yang memiliki

andil terhadap pembentukan miskonsepsi siswa terhadap suatu materi tertentu.

Jika guru salah dalam memahami dan memberi penjelasan mengenai konsep

maka, siswa juga akan menerima konsep yang salah (Suparno, 2013:72).

Page 18: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

3

Miskonsepsi siswa banyak terjadi pada materi fotosintesis dan respirasi, hal ini

dibuktikan oleh penelitian beberapa ahli. Menurut Cokadar (2012:82)

beberapa siswa sering mengalami konsepsi yang cenderung salah pada konsep

fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Hal ini juga didukung oleh studi Tekkaya

(2002:259) yang menyatakan bahwa miskonsepsi sering kali dialami siswa

yaitu pada materi fotosintesis dan respirasi tumbuhan.

Identifikasi miskonsepsi Di Turkey pernah dilakukan oleh Kose (2008). Di

Amerika serikat oleh Hasan (1999). Sedangkan di Indonesia penelitian ini

pernah dilakukan oleh Tayubi (2002) pada konsep-konsep fisika. Sehingga

peneliti ingin mengetahui bagaimanakah miskonsepsi yang terjadi pada siswa di

Lampung, maka penulis melakukan penelitian dengan mengangkat judul

penelitian yaitu ”Identifikasi Miskonsepsi Siswa pada Materi Fotosintesis dan

Respirasi Tumbuhan siswa SMP Kelas VIII Se-Kecamatan Tumijajar

Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Penelitaian ini menggunakan soal tes pilihan ganda beralasan yang disertai

dengan kolom kriteria CRI yaitu tabel tingkat keyakian siswa dalam menjawab

soal. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru

agar lebih cermat dan tepat dalam melakukan pembelajaran IPA khususnya

bidang Biologi disekolah agar mengurangi terjadinya miskonsepsi pada siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, rumusan masalah

secara umum dalam penelitian ini adalah:

Page 19: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

4

1. Bagaimana miskonsepsi siswa SMP Kelas VIII se-Kecamatan Tumijajar

Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi

fotosintesis dan respirasi tumbuhan?

2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi miskonsepsi siswa SMP Kelas

VIII se-Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun

Ajaran 2015/2016 pada materi fotosintesis dan respirasi tumbuhan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa SMP Kelas VIII se-Kecamatan

Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun Ajaran 2015/2016 pada

materi fotosintesis dan respirasi tumbuhan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi miskonsepsi siswa SMP Kelas VIII se-

Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun Ajaran

2015/2016 pada materi fotosintesis dan respirasi tumbuhan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan pengalaman dalam

pembelajaran biologi, serta mendalami lebih lanjut tentang realita adanya

miskonsepsi siswa, sehingga masalah miskonsepsi pada siswa dapat

dikurangi bahkan dicegah.

Page 20: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

5

2. Bagi guru, menjadi bahan masukkan agar memperhatikan konsep-konsep

yang sering menyebabkan miskonsepsi pada siswa sehingga kedepannya

guru lebih memperhatikan dalam memberikan materi tersebut.

3. Bagi siswa, sebagai refleksi miskonsepsi yang terjadi pada dirinya.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahan penafsiran, maka perlu dikemukakan ruang

lingkup penelitian sebagai berikut:

1. Miskonsepsi adalah kepemahaman seseorang terhadap suatu konsep yang

tidak konssisten dan yang tidak sesuai dengan konsepsi para ahli pada

konsep tersebut (Tekkaya, 2002:259).

Cara mengukur miskonsepsi dalam penelitian ini dengan menggunakan tes

pilihan ganda beralasan. Adapun langkah-langkah dalam metode ini: Tahap

Persiapan, yaitu pembuatan instrumen penelitian berupa test pilihan ganda

beralasan yang disertai dengan kolom kriteria Certainty Of Response Index

(CRI). Tahap selanjutnya tahap pelaksanaan, yaitu tahap pemberian

subjek penelitian tes pilihan ganda dan pemberingan kuisioner untuk siswa

dan guru. Selanjutnya tahap analisis data dari data-data yang diperoleh.

2. Materi pokok yang diteliti adalah materi fotosintesis dan respirasi

tumbuhan.

3. Faktor-faktor yang memengaruhi miskonsepsi siswa adalah minat siswa belajar

konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan, guru, dan buku teks. Instrumen

yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor ini adalah kuisioner siswa

dan guru.

Page 21: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

6

4. Sampel penelitian adalah siswa-siswi SMP Kelas VIII se-Kecamatan

Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun Ajaran 2015/2016.

F. Kerangka Pikir

Manusia memiliki naluri atau kemampuan alami untuk dapat menerjemahkan

fenomena-fenomena atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarnya.

Kemampuan alamiah ini sangat bermanfaat bagi manusia dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya.

Siswa merupakan manusia yang mengalami banyak pengalaman belajar.

Melalui pengalaman belajar inilah siswa dapat memperoleh pengetahuan baru

yang bermanfaat untuk dirinya. Dalam membentuk pengetahuannya, siswa

dihadapkan oleh dua cara yakni formasi konsep dan asimilasi konsep. Pada

formasi konsep, siswa secara naluri akan memperoleh pengetahuan

berdasarkan lingkungan konkretnya ke dalam struktur kognitif yang ia miliki.

Hasil dari formasi konsep yang telah dilakukan oleh siswa berdasarkan

pengalaman konkretnya ini disebut prakonsepsi atau konsepsi awal.

prakonsepi yang dimiliki oleh siswa sebelum memasuki pembelajaran formal

di sekolah bermacam-macam. Hal ini dikarenakan adanya latar belakang dan

kemampuan siswa dalam memformasi konsep.

Dalam pembelajaran siswa mampu mengkaitkan prakonsepsi yang dimiliki

dengan definisi formal yang diajarkan, maka siswa telah mengalami asimilasi

konsep. Pada dasarnya siswa memiliki kemampuan alami dalam

menghubungkan setiap makna secara definisi dengan struktur kognitif yang

Page 22: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

7

telah dibentuk. Namun, terkadang asimilasi yang dilakukan oleh siswa ada

yang berhasil dan ada yang belum berhasil atau gagal. Hal ini dipengaruhi

oleh faktor-faktor seperti buku teks, siswa, guru dan konteks.

Proses berfikir dan pemahaman seseorang atau beberapa orang terhadap suatu

konsep juga banyak dipengaruhi oleh pengalaman dan kemampuan kognitif

dasar yang dimiliki. Pada tahap penafsiran atau pemahaman tersebutlah,

seseorang berpotensi mengalami konsepsi yang salah atau tidak sesuai dengan

konsep yang diakui oleh para ahli. Hal inilah yang disebut miskonsepsi.

Miskonsepsi dapat melekat pada diri siswa sehingga dapat menyesatkan

pemahaman siswa dalam memahami fenomena alamiah. Hal ini tentu

berdampak negatif terhadap kelangsungan pembentukan pengetahuan bagi

siswa selanjutnya .

Berdasarkan alasan yang telah diuraikan di atas, perlu dilakukan usaha

identifikasi miskonsepsi siswa sehingga dapat diketahui bagian

konsep/subkonsep materi yang salah dalam pemahaman siswa. Identifikasi

ini dilakukan dengan soal tes pilihan ganda beralasan yang disertai dengan

kolom kriteria CRI, dengan menggunakan CRI maka dapat dibedakan antara

siswa yang paham konsep dengan baik, siswa yang paham konsep tapi tidak

yakin, siswa mengalami miskonsepsi dan siswa yang tidak paham konsep.

Page 23: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

8

\

Gambar 1. Bagan kerangka pikir

Formasi Konsep

Konsep awalsiswa

Pembelajaran formal

Identifikasi miskonsepsi dengan metode CRI

Siswa

Buku

Guru

Metode

Siswapahamkonsepdengan baik

Siswa pahamkonsep tetapikurang yakin

Siswamiskonsepsi

Siswa tidaktahu konsep

Page 24: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kurikulum dan Pembelajaran IPA

Kurikulum ikut berperan serta dalam proses pembelajaran IPA, kurikulum

dipandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di

sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang yang berisi rumusan

tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi.

Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai

hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan pemegang

kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat (Sukmadinata, 2008: 27).

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta

kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan

dan peserta didik (BSNP, 2006: 3). Kurikulum menyiapkan peserta didik

dalam menghadapi tantangan-tantangan dimasa depan. Kurikulum tidak

cukup hanya dengan mengarahkan siswa pada penguasaan materi

pembelajaran content oriented saja, tetapi perlu dikembangkan dengan

Page 25: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

10

berorientasi kepada kehidupan siswa dan perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi.

Pada saat ini sebagian besar sekolah menggunakan kurikulum KTSP, tujuan

kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah sebagai acuan bagi satuan

pendidikan dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum disatuan

pendidikan tersebut untuk dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang

bersangkutan. Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah sebagai

berikut:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif

madrasah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan

memberdayakan sumberdaya yang tersedia.

2. Meningkatkan kepedulian warga madrasah dan masyarakat dalam

mengembangkan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang

kualitas pendidikan yang akan dicapai (Mulyasa, 2008:22).

Ilmu pengetahuan alam (IPA) dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu

yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. Menurut Harre

(dalam Muflichun, dkk, 2015: 5) IPA adalah kumpulan teori yang telah diuji

kebenarannya yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala

alam yang diamati secara seksama. Pendapat Harre ini memuat dua hal yang

penting yaitu Pertama, bahwa IPA suatu kumpulan pengetahuan yang berupa

teori-teori. Kedua, bahwa teori-teori itu berfungsi untuk menjelaskan gejala

alam.

Page 26: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

11

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang berobjek pada benda-benda

alam dan mengungkapkan gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis

yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh

manusia. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Powler (dalam

Suhartiningsih, dkk, 2013: 4) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara

teratur, berlaku umum dan berupa kumpulan dari hasil observasi dan

eksperimen. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya

dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting.

Struktur kognitif anak tidak dapat dibandingkan dengan struktur kognitif

ilmuwan. Anak perlu dilatih dan diberi kesempatan untuk mendapatkan

keterampilan-keterampilan dan dapat berpikir serta bertindak secara ilmiah.

Hal ini dapat dilakukan melalui proses pembelajaran. Menurut Sagala (dalam

Suhartiningsih, dkk, 2013:5) pembelajaran merupakan komunikasi dua arah.

Mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar

dilakukan oleh siswa.

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses interaksi antara siswa

dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah lebih

baik. Selama proses pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah

mengkondisikan lingkungan belajar agar menunjang terjadinya perubahan

perilaku bagi siswa (Mulyasa, 2004:173). Jadi pembelajaran adalah kegiatan

yang dilakukan oleh guru secara terprogram dalam disain instruksional yang

menciptakan proses interaksi antara sesama siswa, guru dengan siswa dan

siswa dengan sumber belajar. Pembelajaran bertujuan untuk menciptakan

Page 27: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

12

perubahan secara terus-menerus dalam perilaku dan pemikiran siswa pada

suatu lingkungan belajar.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA merupakan

salah satu pembelajaran yang sangat erat hubungannya dengan lingkungan

alam. Guru dalam mengajarkan IPA sebaiknya tidak terlepas dari lingkungan

sekitar dan fenomena yang terjadi di lingkungan siswa. Pembelajaran dengan

memanfaatkan lingkungan alam akan mempermudah siswa dalam memahami

konsep, karena konsep yang mereka peroleh dapat direalisasikan secara

langsung di lingkungan.

B. Identifiasi, Konsep dan Miskonsepsi

Penentuan suatu identitas seseorang atau benda dapat dilakukan melalui

proses identifikasi. Menurut Chaplin (dalam Fendhi, 2012: 1) Identifikasi

adalah proses pengenalan, menempatkan obyek atau individu dalam suatu

kelas sesuai dengan karakteristik tertentu. Menurut Poerwadarminto (dalam

Fendhi, 2012: 1) identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas

seseorang atau benda. Jadi identifikasi miskonsepsi siswa merupakan suatu

proses pengenalan miskonsepsi yang terjadi pada siswa, sehingga siswa dapat

ditempatkan dalam suatu karakteristik sesuai dengan hasil identifikasi.

Menurut Rosser (dalam Dahar,1996: 80) konsep adalah suatu abstraksi yang

mewakili satu kelas objek-objek, kejadian- kejadian, kegiatan-kegiatan, atau

hubungan-hubungan, yang mempunyai kemiripan. Sedangkan menurut

Woodrft (dalam Purnamawati, dkk, 2015:2) konsep merupakan suatu ide atau

gagasan yang relatif sempurna dan bermakna mengenai suatu obyek. Konsep

Page 28: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

13

juga merupakan produk seseorang dalam membuat pengertian terhadap

obyek-obyek melalui pengalaman dan bahasanya sendiri.

Konsep dapat diperoleh dengan beberapa cara menurut Ausubel (dalam Dahar,

1996: 81) perolehan konsep dilakukan dengan dua cara yaitu dengan formasi

konsep (concept formation) yaitu proses induktif dan asimilasi konsep

(concept assimilation) yaitu proses deduktif. Formasi konsep menurut

Gagne (dalam Dahar,1996: 81) dapat disamakan dengan belajar konsep

konkret seperti pada anak-anak sebelum memasuki dunia sekolah.

Pembentukan atau formasi konsep ini merupakan proses induktif yaitu

pembentukan konsep dari hasil penemuan yang melibatkan proses-proses

mental sehingga menghasilkan generalisasi-generalisasi. Asimilasi konsep

menurut Ausubel (dalam Dahar,1996: 82) adalah cara perolehan konsep

selama dan sesudah konsep, dimana siswa memperoleh penyajian atribut-

atribut kriteria dari konsep untuk dihubungkan dengan gagasan relevan yang

telah ada dalam struktur kognitifnya.

Pendapat lain mengenai perolehan konsep dinyatakan oleh Piaget (dalam

Sukiman, 2008: 3) bahwa perolehan konsep melalui d u a c a r a y a i t u

cara asimilasi konsep dan akomodasi konsep. Asimilasi disini adalah

proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep,

ataupun pengalaman baru ke suatu pola yang sudah ada dalam

pikirannya. Akomodasi adalah ketika seorang siswa mendapatkan

pengalaman baru sedangkan siswa tidak dapat mengasimilasikan pengalaman

tersebut kedalam pola pemikirannya yang sudah ada. Maka dari pengalaman

Page 29: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

14

baru itulah seorang siswa akan mengadakan akomodasi dengan cara

membentuk pola baru yang cocok dengan pengalaman yang baru saja

diperolehnya untuk kemudian memodifikasi pola yang sudah ada atau pola

yang lama sehingga membentuk pola yang selaras dengan pola yang sudah

ada sebelumnya.

Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak

sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar

dalam bidang itu. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan,

hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau

pandangan yang naif (Suparno, 2013:4).

Menurut pandangan Brown (dalam Halomoan, 2012:3) miskonsepsi sebagai

suatu pandangan yang naif dan mendefinisikannya sebagai suatu gagasan

yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang sekarang diterima.

Sedangkan Fowler (dalam Halomoan, 2012:3) menjelaskan dengan lebih rinci

arti miskonsepsi. Fowler memandang miskonsepsi sebagai pengertian yang

tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-

contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda, dan hubungan

hirarkis konsep-konsep yang tidak benar. Dari beberapa teori dapat diartikan

pengertian miskonsepsi adalah suatu gagasan dari sebuah pengertian yang

tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau interpretasi hubungan konsep-

konsep yang tidak dapat diterima. Menurut Suparno (2013:72) faktor –faktor

penyebab miskonsepsi pada siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 1. Faktor –faktor penyebab miskonsepsi

Page 30: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

15

Sebab utama Sebab khusussiswa 1. Prakonsepsi

2. Pemikiran asosiatif3. Pemikiran humanistik4. Reasoning yang tidak lengkap/salah5. Intuisi yang salah6. Tahap perkembangan kognitif siswa7. Kemampuan siswa8. Minat belajar siswa

Guru/pengajar 1. Tidak menguasai bahan, tidak kompeten2. Bukan lulusan dari bidang ilmunya3. Tidak membiarkan siswa mengungkapkan

gagasan atau ide4. Relasi guru-siswa tidak baik

Buku teks 1. Penjelasan keliru2. Salah tulis, terutama dalam rumus3. Tingkat kesulitan penulisan buku terlalu tinggi

bagi siswa4. Siswa tidak tahu membaca buku teks5. Buku fiksi sains terkadang konsepnya

menyimpang demi menarik pembaca6. Kartun sering memuat miskonsepsi

konteks 1. Pengalaman siswa2. Bahasa sehari-hari berbeda3. Teman diskusi yang salah4. Keyakinan dan agama5. Penjelasan orang tua atau orang lain yanv

keliru6. Konteks hidup siswa (TV, radio, film yang

keliru)7. Perasaan senang/tidak senang bebas atau

tertekan.Caramengajar

1. Hanya berisi ceramah dan menulis2. Langsung ke dalam bentuk matematika3. Tidak mengungkapkan miskonsepsi siswa4. Tidak mengoreksi pekerjaan rumah yang salah5. Model analogi6. Model praktikum7. Model diskusi8. Model demonstrasi yang sempit

Page 31: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

16

1. Metode CRI

Metode ini dapat menggambarkan keyakinan responden terhadap

kebenaran alternatif jawaban yang direspon. Metode Certainty of

Response Index ini merupakan metode yang dapat digunakan untuk

mengukur mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Dengan

metode CRI, responden diminta untuk memberikan tingkat kepastian dari

kemampuan mereka sendiri dengan mengasosiasikan tingkat keyakinan

tersebut dengan tes pilihan ganda beralasan sehingga miskonsepsi dan

tidak paham konsep dapat dibedakan (Tayubi, 2002:6 ).

Metode CRI ini meminta responden untuk menjawab pertanyaan disertai

dengan pemberian derajat atau skala (tingkat) keyakinan responden

dalam menjawab pertanyaan tersebut. Sehingga metode ini dapat

menggambarkan keyakinan siswa terhadap kebenaran dari jawaban

alternatif yang direspon. Menurut Tayubi (2002: 31) setiap pilihan respon

memiliki nilai skala, yaitu:

Tabel 2. Skala Respon Certainty of Response Index

CRI Kriteria Kategori

B S0 (Totally guessed answer): jika menjawab soal

100% ditebakTP TP

1 (Almost guess) jika menjawab soal presentaseunsur tebakan antara 75%-99%

TP TP

2 (Not sure) jika menjawab soal presentase unsurtebakan antara 50%-74%

TP TP

3 (Sure) jika menjawab soal presentase unsurtebakan antara 25%-49%

P M

4 (Almost certain) jika menjawab soal presentaseunsur tebakan antara 1%-24%

P M

5 (Certain) jika menjawab soal tidak ada unsurtebakan sama sekali (0%)

P M

Page 32: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

17

Berdasarkan tabel tersebut, skala CRI ada 6 (0-5) dimana 0 berarti

tidak paham konsep dan 5 adalah yakin benar akan konsep yang responden

jawab. Jika derajat keyakinan rendah (nilai CRI 0-2) menyatakan bahwa

responden menjawabnya dengan cara menebak, terlepas dari jawabannya

benar atau salah. Hal ini menunjukkan bahwa responden tidak paham

konsep. Jika nilai CRI tinggi, dan jawaban benar maka menunjukkan

bahwa responden paham konsep (jawabannya beralasan) Jika nilai CRI

tinggi, jawaban salah maka menunjukkan miskonsepsi. Jadi, seorang

siswa mengalami miskonsepsi atau tidak paham konsep dapat

dibedakan dengan cara sederhana yaitu dengan membandingkan benar atau

tidaknya jawaban suatu soal dengan tinggi rendahnya indeks kepastian

jawaban (CRI) yang diberikan untuk soal tersebut. Menurut (Hasan,

dkk, 2005: 296) ketentuan CRI untuk membedakan antara siswa yang tahu

konsep, miskonsepsi, dan tidak paham konsep untuk responden secara

individu dan kelompok dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 3. Ketentuan CRI untuk membedakan tahu konsep, miskonsepsi,dan tidak paham konsep

KriteriaJawaban

CRI Rendah (<2,5) CRI Tinggi (>2,5)

Jawabanbenar

Jawaban benar tapi CRIrendah berarti tidak pahamkonsep (lucky guess)

Jawaban benar dan CRItinggi berarti menguasaikonsep dengan baik

Jawabansalah

Jawaban salah dan CRIrendah berarti tidakpaham konsep

Jawaban salah tapi CRItinggi berarti terjadimiskonsepsi

Page 33: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

18

Dari hasil tabulasi data setiap siswa dengan berpedoman kombinasi

jawaban yang benar dan salah serta berdasarkan tinggi rendahnya nilai

CRI, kemudian data diagnosis dikelompokkan menjadi tiga kelompok

yaitu siswa yang paham akan materi, miskonsepsi, dan sama sekali tidak

paham.

2. Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka

Pada tes ini siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia mempunyai

jawaban seperti itu. Jawaban-jawaban yang salah dalam pilihan ganda ini

selanjutnya akan dijadikan bahan tes selanjutnya. Berdasarkan hasil

jawaban yang tidak benar dalam pilihan ganda tersebut, peneliti dapat

mewawancarai siswa untuk meneliti bagaimana cara siswa berpikir dan

mengapa mereka memiliki pola pikir seperti itu (Suparno,2013: 123).

3. Diskusi dalam Kelas

Dalam kelas siswa diminta untuk mengungkapkan gagasan mereka tentang

konsep yang sudah diajarkan atau yang hendak diajarkan (Suparno, 2013:

127). Dari kegiatan diskusi tersebut, peneliti atau guru dapat mendeteksi

gagasan atau pola pikir siswa yang tepat atau tidak. Cara mendeteksi

miskonsepsi siswa dengan metode diskusi ini sangat cocok untuk

diterapkan pada kelas yang besar (Suparno,2013: 127-128).

4. Praktikum dengan Tanya Jawab

Kegiatan praktikum yang disertai dengan tanya jawab antara guru dengan

siswa dapat digunakan sebagai alat untuk mendeteksi terjadinya

miskonsepsi pada siswa atau tidak. Selama praktikum disarankan agar

Page 34: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

19

guru selalu bertanya mengenai konsep pada kegiatan praktikum dan

memperhatikan bagaimana siswa menjelaskan persoalan dalam praktikum

tersebut (Suparno, 2013: 128).

5. Tes Esai Tertulis

Dari tes esai tertulis maka dapat diketahui miskonsepsi yang dibawa siswa

dalam bidang apa. Setelah ditemukan miskonsepsinya, beberapa siswa di

wawancarai untuk lebih mendalami mengapa mereka memiliki gagasan

seperti itu. Berdasarkan wawancara tersebut maka akan terlihat darimana

miskonsepsi itu dibawa (Suparno, 2013: 126).

C. Konsep Fotosintesis dan Respirasi Tumbuhan

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis

yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat

organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang

memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang

mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi

cahaya matahari (Kimball, 2002: 179).

Fotosintesis menyediakan makanan bagi hampir seluruh kehidupan dunia

baik secara langsung ataupun tak langsung. Tumbuhan disebut autotrof

karena nutrien satu – satunya yang mereka butuhkan adalah karbondioksida

dari udara dan air serta mineral dari tanah. Secara khusus, tumbuhan

merupakan fotoautotrof yaitu organisme yang menggunakan cahaya sebagai

sumber energi untuk mensintesis lipid, protein dan bahan organik lainnya.

(Campbell, 2002:181).

Page 35: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

20

Gambar 2. Kloroplas

Kloroplas merupakan tempat terjadinya proses fotosintesis pada

tumbuhan. Semua bagian yang berwarna hijau dan buah yang belum

matang memiliki kloroplas, tetapi daun merupakan tempat utama

berlangsungnya fotosintesis pada sebagian besar tumbuhan. Warna daun

berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat dalam kloroplas.

Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang menggerakan sintesis

molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan terutama dalam sel

mesofil, yaitu jaringan yang terdapat dibagian dalam daun. Karbondioksida

masuk kedalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori mikroskopik yang

disebut stomata. Air yang diserap oleh akar dialirkan ke daun melalui berkas

pembuluh. Daun menggunakan berkas pembuluh untuk mengirimkan gula ke

akar dan bagian – bagian dari tumbuhan yang tidak berfotosintesis

(Campbell, 2002:183).

Page 36: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

21

Proses fotosintesis dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:

6CO2 + 12 H2O + energi cahaya -----> C6H12O6 + 6O2 + 6H2O

Gambar 3. Proses Fotosintesis

Sebenarnya, fotosintesis bukanlah merupakan proses tunggal, tetapi dua

proses , yang masing – masing terdiri dari banyak langkah. Kedua tahap ini

dikenal sebagai reaksi terang dan siklus Calvin. Reaksi terang merupakan

langkah – langkah fotosintesis yang mengubah energi matahari menjadi

energi kimiawi. Cahaya yang diserap oleh klorofil menggerakkan transfer

elektron dan hidrogen dari air ke penerima (akseptor) yang disebut NADP+,

yang menyimpan elektron berenergi ini untuk sementara. Air terurai dalam

proses ini, sehingga reaksi terang fotosintesislah yang melepas O2

sebagai produk samping.

Fotosintesis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Loveless

(dalam Handoko dan Fajarianti, 2012:4-5) Faktor-faktor tersebut antara lain:

Page 37: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

22

1. Konsentrasi Karbondioksida

Konsentrasi karbondioksida yang rendah dapat mempengaruhi laju

fotosintesis hingga kecepatannya sebanding dengan konsentrasi

karbondioksida. Namun bila konsentrasi karbondioksida naik maka dapat

dicapai laju fotosintesis maksimum kira-kira pada konsentrasi 1% dan

diatas persentase ini maka laju fotosintesis akan konstan pada suatu

kisaran lebar dari konsentrasi karbondioksida.

2. Intensitas Cahaya

Ketika intensitas cahaya rendah, perputaran gas pada fotosintesis lebih

kecil daripada respirasi. Pada keadaan di atas titik kompensasi yaitu

konsentrasi karbondioksida yang diambil untuk fotosintesis dan

dikeluarkan untuk respirasi seimbang, maka peningkatan intensitas cahaya

menyebabkan kenaikan sebanding dengan laju fotosintesis. Pada intensitas

cahaya sedang peningkatan laju fotosintesis menurun sedangkan pada

intensitas cahaya tinggi laju fotosintesis menjadi konstan.

3. Suhu

Laju fotosintesis pada tumbuhan tropis meningkat dari suhu minimum 5ºC

sampai suhu 35ºC, diatas kisaran suhu ini laju fotosintesis menurun. Suhu

diatas 35ºC menyebabkan kerusakan sementara atau permanen

protoplasma yang mengakibatkan menurunnya kecepatan fotosintesis,

semakin tinggi suhu semakin cepat penurunan laju fotosintesis.

Page 38: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

23

4. Zat hijau daun (klorofil)

Zat hijau daun (klorofil) dibutuhkan untuk menyerap cahaya.Setiap hari

klorofil menyerap cahaya terutama cahaya matahari untuk mengubah

karbon dioksida dan air menjadi glukosa (bahan makanan) (Rinawaty,

2011:11 ).

5. Air (H2O)

Air merupakan bahan baku pada proses fotosintesis, keberadaan air juga

sangat berpengaruh terhadap keberadaan karbondioksida, karena jika

tumbuhan kekurangan air maka stomata akan menutup, dan dengan

menutupnya stomata maka Karbon dioksida tidak bisa masuk ke dalam

tumbuhan tersebut (Rinawaty, 2011:13).

Reaksi terang menggunakan tenaga matahari untuk mereduksi NADP+

menjadi NADPH dengan cara menambahkan sepasang elektron bersama

dengan nukleus hidrogen, atau reaksi terang juga menghasilkan ATP dengan

memberi tenaga bagi penambahan gugus fosfat pada ADP, suatu proses

yang disebut fotofosforilasi. Dengan demikian, energi cahaya mula –

mula diubah menjadi energi kimiawi dalam dua senyawa : NADPH, sumber

dari elektron dan tenaga ATP, energi peredaran sel yang serbaguna. Reaksi

terang tidak menghasilkan gula. Gula terbentuk pada tahap kedua

fotosintesis, pada siklus Calvin. Siklus ini berawal dari pemasukan CO2 dari

udara ke dalam molekul organik yang telah disiapkan dalam kloroplas.

Pemasukan awal karbon ini ke dalam senyawa organik dikenal sebagai

fiksasi karbon. Siklus Calvin kemudian mereduksi karbon terfiksasi ini

Page 39: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

24

menjadi karbohidrat melalui penambahan elektron. Tenaga pereduksian ini

berasal dari NADPH, yang memperoleh elektron berenergi dalam reaksi

terang. Untuk mengubah CO2 menjadi karbohidrat, siklus Calvin juga

membutuhkan energi kimiawi dalam bentuk ATP, yang juga dihasilkan oleh

reaksi terang. Dengan demikian, siklus Calvin inilah yang membuat gula.

Langkah – langkah dalam siklus Calvin biasanya disebut dengan reaksi

gelap. Tempat reaksi terang adalah tilakoid kloroplas, sedangkan tempat

siklus Calvin terjadi di stroma (Campbell, 2002:185-186).

Di antara ilmuwan-ilmuwan yang banyak melakukan eksperimen-eksperimen

untuk membuktikan kebenaran peristiwa ini ialah Ingenhousz,

Engelmann, Sachs, dll.

1. Jan Ingenhousz (1730-1799)

Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan

penelitian tentang fotosintesis. Ingenhousz memasukkan tumbuhan

air Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas

itu ditutup denagn corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi

yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik

matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari

tumbuhan air tersebut. Gelembung udara tersebut menandakan adanya

gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz menyimpulkan

fotosintesis menghasilkan oksigen. Fotosintesis terjadi hanya di bagian

hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis harus daun tipis dan

memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan

cahaya dan difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan air yang

Page 40: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

25

berlebihan melalui stomata dan epidermis.

Gambar 4. Percobaan Ingenhousz

Pengaruh cahaya diyakini mempunyai pengaruh tak langsung melalui

penurunan konsentrai CO2 oleh fotosintesis. Tapi baru-baru ini,

sejumlah kajian memperlihatkan bahwa cahaya memiliki pengaruh

kuat terhadap stomata, lepas dari peranannya dalam fotosintesis.

Diduga cahaya bekerja di sel mesofil, lalu mengirim pesan kepada sel

penjaga atau menerima cahaya yang terdapat di sel penjaga itu sendiri.

Pada tingkat cahaya rendah, konsentrasi CO2 antar sel dapat menjadi

faktor pengendali yang utama, pada tingkat cahaya tinggi, respons

langsung terhadap cahaya dapat melebihi kebutuhan pemenuhan CO2

untuk fotosintesis, dan menyebabkan peningkatan konsentrasi CO2

antar sel. Naiknya konsentrasi CO2 antar sel bisa diamati saat cahaya

Page 41: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

26

ditingkatkan (karena stomata membuka) yang ternyata berlawanan

sekali dengan yang diperkirakan jika stomata memberika respon

terhadap cahaya hanya melalui efek fotosintesik dari konsentrasi CO2.

2. Engelmann (1822)

Membuktikan bahwa klorofil merupakan salah satu faktor penting

dalam fotosintesis. Untuk itu ia menyinari ganggang hijau Spirogyra

yang kloroplasnya berbentuk pita melingkar seperti spiral. Dar i

percobaannya membukt ikan hanya kloroplas yang terkena

sinar yang melepaskan oksigen. Ini terbukti dari banyaknya

bakteri oksigen yang berkerumun di sekitar tempat kloroplas yang

terkena sinar matahari.

3. Gustav Julius Von Sachs (1962)

Pada tahun 1962, Gustav Julius Von Sachs, membuktikan bahwa

pada fotosintesis terbentuk karbohidrat atau amilum. Adanya amilum

dapat dibuktikan dengan pengujian dengan yodium, amilum dengan

yodium memberikan warna hitam. Amilum hanya terdapat pada

bagian daun yang hijau dan terkena sinar. Amilum disusun di dalam

kloroplas dan juga di dalam leukopas sebagai tempat untuk

menyimpannya, penyusunan amilum memerlukan bahan berupa

glukosa-l-pospat serta bantuan enzim berupa posporilase amilum.

Beratus – ratus molekul glukosa-i-pospat dapat digandeng –

gandengkan dengan pertolongan posporilase ini. Pada penggandengan

ini terlepaslah molekul – molekul pospat. Transformasi karbohidrat itu

Page 42: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

27

dipengaruhi oleh beberapa faktor luar di antaranya yang kita ketahui

ialah temperatur, air, konsentrasi, ion – ion H+, konsentrasi gula

(Dwidjoseputro, 1989 : 129-131).

4. Pada percobaaan Sachs, terdapat daun yang sebagian tertutup

aluminium foil, terkena sinar sepanjang hari. Daun tersebut setelah

dipetik, direbus, direndam dalam alkohol untuk melarutkan

klorofilnya dan setelah itu dicelup dalam larutan iodium. Bagian yang

tertutup tampak putih (berarti tanpa amilum), sedang daerah

sekitarnya berwarna hitam yang menunjukkan adanya amilum

(Salisbury, 1985).

Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan

energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel

tumbuhan maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada

siang maupun malam hari. Sebagaimana diketahui dalam semua aktivitas

makhluk hidup memerlukan energi begitu juga dengan tumbuhan.

Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan

tingkat tinggi respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan

secara kimia pada respirasi aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah

kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen

akan menghasilkan energi karena semua bagian tumbuhan tersusun atas

jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel

(Campbell, 2002:160).

Page 43: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

28

Mahluk hidup memerlukan respirasi untuk mempertahankan hidupnya,

begitu pula pada tumbuhan. Respirasi pada tumbuhan menyangkut proses

pembebasan energi kimiawi menjadi energi yang diperlukan untuk

aktivitas hidup tumbuhan. Pada siang hari, laju proses fotosintesis yang

dilakukan tumbuhan sepuluh kali lebih besar dari laju respirasi. Hal itu

menyebabkan seluruh karbondioksida yang dihasilkan dari respirasi akan

digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Respirasi yang dilakukan

tumbuhan menggunakan sebagian oksigen yang dihasilkan dari proses

fotosintesis, sisanya akan berdifusi ke udara melalui daun. Reaksi yang

terjadi pada proses respirasi sebagai berikut :

C6H12O6 + 6 O26 CO2 + 6 H2O

Reaksi penguraian glukosa sampai menjadi H2O, CO2 dan energi melalui

tiga tahap, yaitu glikolisis, daur Krebs, dan transport electron respirasi.

Glikolisis merupakan peristiwa perubahan glukosa menjadi 2 molekul

asam piruvat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber electron

berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa. Daur

Krebs (daur tri karboksilat) atau daur asam sitrat merupakan penguraian

asam piruvat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia.

Reaksi ini terjadi disertai dengan rantai transportasi electron respiratori.

Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang keluar tubuh

melalui stomata pada tumbuhan. Respirasi banyak memberikan manfaat

bagi tumbuhan.

Page 44: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

29

C6H12O6+ 6O 6H

2O +air

6CO + 36 ATPenergikarbondioksidaGlukosa oksigen

Proses respirasi ini menghasilkan senyawa-senyawa yang penting sebagai

pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk

protein, nukleotida untuk asam nukleat, dan karbon untuk pigmen profirin

(seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen

flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatic tertentu lainnya,

seperti lignin. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi

dalam proses respirasi dapat digunakan untuk mensintesis molekul lain

yang dibutuhkan untuk pertumbuhan (Campbell, 2002:165).

Berdasarkankebutuhan akan oksigen, katabolisme dibagi menjadi dua,

yaitu respirasi aerob dan anaerob. Respirasi aerob adalah respirasi yang

membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi. Sedangkan,

respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak membutuhkan oksigen

untuk menghasilkan energi.

1. Respirasi aerob

Sebagian besar hewan dan tumbuhan melakukan respirasi aerob.

Respirasi aerob adalah peristiwa pembakaran zat makanan

menggunakan oksigen dari pernapasan untuk menghasilkan

energi dalam bentuk ATP. Selanjutnya, ATP digunakan untuk

memenuhi proses hidup yang selalu memerlukan energi.

Respirasi aerob disebut juga pernapasan dan terjadi di paru-paru.

Sedangkan, pada tingkat sel respirasi terjadi pada organel

mitokondria. Secara sederhana, reaksi respirasi adalah sebagai

berikut:

Page 45: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

30

Pada respirasi ini, bahan makanan seperti senyawa

karbohidrat, lemak atau protein dioksidasi sempurna menjadi

karbondioksida dan air. Pada reaksi di atas, substrat yang dioksidasi

sempurna adalah glukosa. Oksigen diperlukan sebagai akseptor

elektron terakhir pada rantai transpor elektron di mitokondria.

Karbondioksida (CO2) dibebaskan keluar sel sebagai sampah.

Pada manusia, CO2 dilarutkan dalam darah,kemudian

dibuang melalui pernapasan dari paru-paru. Molekul air juga

merupakan sampah dari respirasi dan dibuang lewat plasma darah ke

paru-paru, kemudian dikeluarkan melalui hembusan napas.

Respirasi aerob dapat dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu: glikolisis,

siklus krebs, dan transpor elektron (Setiawati, dan Fuqonita, 2007:32).

a . Glikolisis

Peristiwa glikolisis menunjukkan perubahan dari glukosa,

kemudian makin berkurang kekomplekan molekulnya dan

berakhir sebagai molekul asam piruvat.

Produk penting glikolisis adalah:

1. 2 molekul asam piruvat

2. 2 molekul NADH sebagai sumber elektron berenergi tinggi

3. 2 molekul ATP dari 1 molekul glukosa

Sebenarnya, dari 1 molekul glukosa dihasilkan 4 molekul ATP,

tetapi 2 molekul digunakan untuk beberapa reaksi kimia. Dari

kesepuluh langkah pemecahan glukosa, dua di antaranya bersifat

endergonik, dan menggunakan 2 molekul ATP.

Page 46: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

31

b. Siklus Krebs

Siklus Krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob.

Nama siklus ini berasal dari nama orang yang menemukan

reaksi tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs. Siklus

ini disebut juga siklus asam sitrat. Siklus Krebs diawali

dengan adanya 2 molekul asam piruvat yang dibentuk pada

glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke

mitokondria. Sehingga, siklus Krebs terjadi di dalam

mitokondria.

Siklus Krebs merupakan tahap kedua dalam respirasi aerob yang

mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2,

ATP serta membentuk kembali oksaloasetat. Oksaloasetat ini

berfungsi untuk siklus Krebs selanjutnya. Dalam siklus Krebs,

dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP.

c. Transpor elektron

Transpor elektron terjadi di membran dalam mitokondria, dan

berakhir setelah elektron dan H+ bereaksi dengan oksigen yang

berfungsi sebagai akseptor terakhir, membentuk H2O. ATP yang

dihasilkan pada tahap ini adalah 32 ATP. Reaksinya kompleks,

tetapi yang berperan penting adalah NADH, FAD, dan molekul-

molekul khusus, seperti Flavo protein, ko-enzim Q, serta

beberapa sitokrom (Setiawati dan Fuqonita, 2007:33 ).

Page 47: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

32

2. Respirasi Anaerob

Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak

menggunakan oksigen sebagai penerima akhir pada

saatpembentukan ATP. Respirasi anaerob juga

menggunakanglukosa sebagai substrat. Respirasi anaerob sering

disebut juga fermentasi. Organisme yang melakukan fermentasi di

antaranya adalah bakteri dan protista yang hidup di rawa, lumpur,

makanan yang diawetkan, atau tempat-tempat lain yang tidak

mengandung oksigen.

Beberapa organisme dapat berespirasi menggunakan oksigen, tetapi

dapat juga melakukan fermentasi. Organisme seperti ini melakukan

fermentasi jika lingkungannya miskin oksigen. Sebagai contoh, sel-sel otot

dapat melakukan respirasi anaerob jika kekurangan oksigen. Pada

fermentasi, glukosa dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan

terbentuk 2 ATP. Tetapi, fermentasi tidak bereaksi secara sempurna

memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan air, serta ATP yang

dihasilkan pun tidak sebesar ATP yang dihasilkan dari glikolisis.Dari hasil

akhirnya, fermentasi dibedakan menjadifermentasi asam laktat dan

fermentasi alkohol (Ferdinand, dkk, 2009:35).

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk dapat mengidentifikasi

miskonsepsi siswa dalam konsep-konsep sains termasuk biologi. Salah

Page 48: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

33

satunya yaitu penelitian yang berjudul ‘’Diagnosing Scondary Student’s

Misconceptions Of Photosynthesis and Respiration n Plants Using A Two-

Tier Multiple Choice Instrument’’ yang dilakukan oleh Treagust dan Haslan,

menyebutkan bahwa miskonsepsi masih terjadi terutama paa subkonsep

fotosintesis dan respirasi tumbuhan. Penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat konsep-konsep yang dapat menyebabkan miskonsepsi siswa dalam

pemahamannya, diantaranya yaitu tentang sel,fotosintesis,ekologi,genetika,

klasifikasi,pernapasan dan sirkulasi darah (Tekkaya, 2002: 259).

Penelitian selanjutnya mengenai miskonsepsi yang dilakukan oleh Kose

dengan judul ‘’Diagnosing Student Misconceptions Using Drawing as a

Research Method’’. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dari 156 siswa

dengan umur 20-25 tahun dan wawancara terhadap 15 siswa, beberapa

miskonsepsi telah ditemukan antara lain mengenai : hubungan antara

fotosintesis dengan respirasi pada tumbuahn dan makanan dengan nutrisi

pada tumbuhan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis gambar dan

wawancara (Kose, 2008: 283).

Kemudian, Ekici, dkk, (2007: 111).juga melakukan penelitian yang

berkenaan dengan miskonsepsi . penelitian mereka berjudul’’Utility Of

Concept Cartoons in Diagnosing and Overcoming Misconceptions Relate to

Photosyntesis’’. Hasil penelitian ini menyimpulakan bahwa kartun konsep

fotosintesis dapat digunakan untuk mengeliminasi dan mengidentifikasi

miskonsepsi. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

diagnostik dengan menggunakan kartum (Ekici, dkk, 2007: 111).

Page 49: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

34

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh hulusi cokadar yang berjudul

‘’Photosynthesis and Respiration Processes Prospective Teachers’

Conception Level’’. Penelitian hulusi cokadar ingin mengungkapkan

konsepsi yang memiliki oleh calon guru sekolah dasar dan tingkat menengah

mengenai konsep fotosintesis dan respirasi. Metode penelitian yang ia

guanakan adalah metode survey dengan 152 responden yang terdiri atas 90

mahasiswa calon guru sekolah dasar dengan 62 mahasiswa calon guru

tingkat menengah. Instrumen yang digunakan berupa tes essay terbuka .

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari 90 mahasiswa calon guru

sekolah dasar , 42% dan 29% memahami konsep/definisi fotosintesis dan

rspirasi dengan baik. Sedangkan dari 62 mahasiswa calon guru tingkat

menengah, 5% dan 2% memahami konsep fotosisntesis dan respirasi dengan

baik (Cokadar, 2012: 81).

Page 50: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Se-Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang

Bawang Barat, dan dilaksanakan pada bulan April semester genap Tahun

Ajaran 2015/2016.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian menurut Arikunto (2010: 173).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Se-Kecamatan

Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun ajaran 2015/2016.

Meliputi SMP N 1 Tumijajar berjumlah 288 siswa, SMP N 2 Tumijajar 224

siswa, SMPN 3 Tumijajar 160 Siswa, SMP N 4 Tumijajar 19 siswa, SMP

Muhammadiyah Dayamurni 32 siswa dan SMP Islam Tumijajar 13 Siswa.

Sehingga total populasi dalam penelitian ini 736 siswa. Dan sampel yang

diambil sebanyak 351 siswa.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 396 siswa, teknik

pengambilan sampel ini menggunakan teknik purposive sampling.

C. Desain Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan menggunakan desain penelitian deskriptif.

Page 51: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

36

Menurut Arikunto (2010:3) desain penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang

sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan.

Sehingga dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan atau menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada secara faktual mengenai miskonsepsi yang

terjadi pada siswa SMP se-kecamatan Tumijajar. Pada penelitian ini

peneliti mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi pada sampel yang telah

ditentukan dengan pemberian soal tes pilihan ganda beralasan yang disertai

dengan kolom CRI dan pendistribusian kuisioner kepada guru IPA dan siswa.

Dalam pengumpulan data, peneliti mengumpulkan informasi mengenai

miskonsepsi siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan yang

dideskripsikan dengan cara menganalisis kesesuaian data hasil jawaban

siswa dengan konsep sesungguhnya.

D. Alur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa alur penelitian, yaitu sebagai

berikut:

1. Penyusunan instrumen soal

penyusunan insrumen yaitu berupa soal tes pilihan ganda beralasan yang

disertai dengan tabel CRI yaitu tabel yang digunakan untuk menyukur

tinggat keyakinan siswa dalam menjawab soal tes, dan instrumen berupa

angket yang diberikan oleh guru dan siswa. Tujuan penyusunan instrumen

soal untuk memperoleh soal-soal yang dapat digunakan untuk mengukur

miskonsepsi yang terjadi pada siswa yang didukung dengan instrumen

berupa angket guru dan angket siswa.

Page 52: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

37

2. Uji coba soal-soal yang telah disusun, uji coba soal ini bertujuan untuk

menguji kevaliditasan soal yang digunakan untuk mengukur miskonsepsi

yang terjadi pada siswa.

3. Validasi soal, jadi uji coba soal menghasilkan soal-soal yang valid.

4. Tes diagnosis miskonsepsi pada siswa menggunakan soal-soal yang telah

valid disertai dengan pemberian angket pada guru dan siswa.

5. Analisis miskonsepsi siswa berdasarkan data yang telah diperoleh yaitu

hasil tes diagnosis berupa soal tes pilihan ganda beralasan yang disertai

Tabel CRI serta analisis hasil angket yang diberikan kepada guru dan

siswa.

6. Penarikan kesimpulan dari hasil analisis soal tes dan angket.

E. Uji Instrumen Soal Tes

Tes yang digunakan untuk mengukur miskonsepsi dikalibrasikan terlebih

dahulu dengan langkah sebagai berikut:

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan (kesahihan) suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai validitas tinggi, dan sebaliknya dengan instrumen yang

kurang valid (Arikunto 2010:199).

Tes diujicobakan kepada kelompok yang bukan merupakan subyek

penelitian, kemudian dari hasil uji coba tersebut tiap butir soal

dihitung validitas setiap butir soalnya. Uji validitas instrumen

penelitian ini menggunakan koefisien korelasi biserial.

Page 53: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

38

Berdasarkan Arikunto (2010:93) rumus yang digunakan untuk

menghitung koefisien biserial antara skor butir soal dengan skor total tes

adalah:

=Keterangan:rpbi : Koefisien korelasi poin biserialMp : Rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang

dicari validitasnyaMt : Rerata skor totalSDt : Standar deviasi dari skor proporsiQ : Proporsi siswa yang menjawab salah, dengan rumus: (q=1-p)p : Proporsi siswa yang menjawab benar, dengan rumus:

p = ℎ ℎ2. Uji reabilitas

Reliabel artinya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Menurut

Arikunto (2010:221) reabiltas menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Rumus yang

digunakan dalam uji reabilitas:

= − 1 − ∑Keterangan:

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhanp : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benarq : Proporsi subjek yang menjawab item salah (q=1-p)n : Banyaknya item∑pq : Jumlah hasil perkalian p dan qS2 : Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

Page 54: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

39

3. Daya pembeda

Daya pembeda digunakan untuk membedakan kelompok mahasiswa

berkemampuan tinggi dan rendah. Menurut Arikunto (2010:228) soal

yang baik adalah soal yang dapat membedakan kelompok siswa

berkemampuan tinggi dan rendah. Rumus daya pembeda adalah sebagai

berikut:

D = −− = −Ja : Banyaknya peserta kelompok atasJb : Banyaknya peserta kelompok bawahBa : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benarBb : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benarPa : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (p sebagai

indeks kesukaran)Pb : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Dengan klasifikasi daya pembeda

D: 0,00-0,20 : JelekD: 0,21-0,40 : CukupD: 0,41-0,70 : BaikD: 0,71-1,00 : Baik sekali

4. Tingkat kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional

yang mudah untuk melihat proporsi atau perbandingan siswa yang

menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes

(Arikunto, 2010:208). Rumus tingkat kesukaran adalah sebagai berikut:

P = ∑Keterangan:P : indeks kesukaran∑B : jumlah siswa yang menjawab benarN : jumlah peserta tes

Page 55: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

40

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes pilihan

ganda beralasan yang disertai kolom kriteria CRI (Certainty of Response

Index) serta kuisioner yang diberikan kepada guru dan siswa. Tes tertulis

digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa SMP,

dengan kolom kriteria CRI maka peneliti dapat menganalisis siswa yang

mengalami miskonsepsi, sekaligus membedakannya dengan siswa yang tidak

paham konsep. Kuisioner digunakan untuk mengidentifikasi faktor penyebab

terjadinya miskonsepsi pada siswa SMP.

G. Analisis data

Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan klasifikasi dalam dua

kelompok data yaitu data kuantitatif berbentuk angka-angka dan data

kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata. Tahap pertama yaitu penilaian

hasil dari tes pilihan ganda beralasan, untuk menilai tes pilihan ganda,

penilaian yang digunakan berdasarkan Arikunto (2010:263) sebagai berikut:

Tabel 4. Kriteria penilaian soal.

Bentuk soal Nilai KeteranganPilihan ganda 1 Jawaban benar

0 Jawabab salah

Pada tes objektif disertai juga dengan kriteria CRI. Adapun kriteria penilaian

untuk CRI adalah sebagai berikut

Page 56: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

41

Tabel 5. Kriteria penilaian CRI

Kriteria SkorJawaban menebak 0Jawaban hampir menebak 1Jawaban tidak yakin 2Jawaban yakin 3Jawaban hampir benar 4Jawaban pasti benar 5

Selanjutnya ditentukan kategori tingkat pemahaman berdasarkan pilihan

jawaban,alasan dan nilai CRI. Menurut Hakim (2012:6) kategori tingkat

pemahaman berdasarkan kategori tingkat pemahaman ini berdasarkan

kategori tingkat pemahaman.

Tabel 6. Modifikasi Kategori Tingkat Pemahaman

Jawaban Alasan Nilai CRI Deskripsi

Benar Benar ˃ 2,5 Memahami konsep dengan baikBenar Benar < 2,5 Memahami konsep tetapi kurang yakinBenar Salah ˃ 2,5 MiskonsepsiBenar Salah < 2,5 Tidak tahu konsepSalah Benar ˃ 2,5 MiskonsepsiSalah Benar < 2,5 Tidak tahu konsepSalah Salah ˃ 2,5 MiskonsepsiSalah Salah < 2,5 Tidak tahu konsep

Jawaban pada kolom CRI dengan kriteria CRI tinggi dan rendah dapat

mengungkap kelompok siswa yang miskonsepsi, tidak tahu konsep dan

paham konsep.

Berdasarkan Sudijono (dalam Paidi, 2014 :18) perhitungan persentase siswa

dalam menjawab soal beserta alasan dan tingkat keyakinannya menjadi

kelompok kategori paham konsep, miskonsepsi dan tidak paham konsep,

adalah sebagai berikut:

Page 57: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

42

= × 100%

Keteranagan:

P : PersentaseF : Frekuensi jumlah jawaban benarN : Jumlah soal

Hasil perhitungan persentase ini kemudian dikualifikasikan oleh Riduwan

(2010:89) sebagai berikut:

Tabel 7. Kriteria penilaian persentase

Kriteria Persentase

Sangat tinggi 81% - 100%

Tinggi 61% - 80,99%

Sedang 41% - 60,99%

Rendah 21% - 40,99%

Sangat rendah 0% - 20,99%

Kemudian dibuat rekapitulasi persentase rata-rata tingkat pemahaman seluruh

siswa, lalu menganalisis letak miskonsepsi siswa pada butir soal. Hasil

pengolahan data ini selanjutnya mengarah pada kesimpulan penelitian.

Page 58: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan

berikut:

1. Miskonsepsi siswa pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan siswa

kelas VIII SMP se-kecamatan Tumijajar sebesar 57,30% dengan kriteria

”sedang” dan miskonsepsi tertinggi terjadi pada konsep respirasi tumbuhan

yaitu dengan reata-rata 62,10%.

2. Faktor yang mempengaruhi miskonsepsi siswa kelas VIII SMP Se-

kecamatan Tumijajar pada konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan yaitu

minat siswa dalam belajar konsep fotosintesis dan respirasi tumbuhan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas saran-saran yang dapat diajukan dalam

penelitian ini adalaha:

1. Bagi sekolah, sebaiknya menyediakan fasilitas dan alat-alat praktikum yang

mendukung proses pembelajaran.

2. Bagi guru, sebaiknya melakukan diagnosis terhadap miskonsepsi yang

terjadi pada siswa sehingga tidak terjadi secara berkelanjutan dan

melakukan perbaikan terhadap miskonsepsi yang dialami oleh siswanya.

Page 59: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (EdisiRevisi). Jakarta : Rineka Cipta. 418 Hlm.

BSNP. 2006. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar IsiUntuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Diunduh DariHttp://Bsnp-Indonesia.Org/Id/WpContent/Uploads/Kompetensi/Panduan_Umum_KTSP.Pdf. Pada 13 Januari 2016. Pukul15.00 WIB. 24 Hlm.

Campbell, N.A., Jane B. Reece, And Lawrence G. Mitchell. 2002. BiologiJilid 1. Alih Bahasa: Wasman Manalu. Erlangga. Jakarta. 438Hlm.

Cokadar, H. 2012. Photosynthesis And Respiration Processes: ProspectiveTeacher’’ Conseption Level. Education And Science Journal.Vol. 37, No.164. Diunduh Dari Http://Egitimvebilim.Ted.Org.Tr/Index.Php/EB/Article/Download/391/365 . Pada Tanggal 15Januari 2015. Pukul 00.46 WIB.13 Hlm.

Dahar, R.W. 1996. Teori-Teori Belajar. Jakarta :Erlangga. 170 Hlm.

Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Jakarta: Erlangga. 232Hlm.

Eciki, Fa.,Ekici E, dan Aydin, F. 2007. Untility Of Concept CartonsDiagnosing And Overcoming Misconceptions Relate ToPhotosynthesis. International Journal Of Environmental &Science Education. Vol.2, No.4. Diunduh Dari Http://Files.Eric.Ed.Gov/Fulltext/EJ901275.Pdf. Pada 05 Febuari 2016.Pukul 20.46 WIB. 14 Hlm.

Fendhi, B. 2012. Identifikasi. Diunduh Dari Http://Eprints.Uny.Ac.Id/7723/3/BAB%202%20-%2008601244012.Pdf. Pada 05 Febuari 2016.Pukul 21:20 WIB. 15 Hlm.

Ferdinand, P., Fictor dan Moekti, A. 2009. Praktis Belajar Biologi. PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Bandung.Diunduh dari https://books.google.co.id. Pda tanggal 15 Januari2015. Pukul 10:29 WIB. 194 Hlm.

Page 60: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

57

Hakim, A., Liliasari And Asep K. 2012. Student Concept Understanding OfNatural Product Chemistry In Primary And ScondaryMetabolies Using The Data Collecting Technique Of ModifiedCRI. International Online Journal Of Education Sciences.Vol 5.No 34. Diunduh DariHttp://Www.Iojes.Net//Userfiles/Article/IOJES_915.Pdf . Pada 05 Febuari 2016.Pukul 21:50 WIB. 10Hlm.

Halomoan . 2012. Analisis Konsepsi Guru Mata Pelajaran Fisika MadrasahAliyah Terhadap Konsep Gaya Pada Benda Diam DanBergerak.Jurnal Penelitian.Diunduh Dari Http://Sumut.Kemenag.Go.Id/File/File/TULISANPENGAJAR/Flvk1343807002.Pdf. Pada Tanggal 11 Januari 2015.Pukul 20:22 WIB.16Hlm.

Handoyo, P . dan F .Yuni . 2012. Pengaruh SpektrumCahayaTampakTerhadap Laju FotosintesisTanaman Air HydrillaVerticillata.Jurnal Penel i t i an . Diunduh Dar iHt tp : / /Jurnal .Fkip .Uns .Ac. Id / Index .Php/Prosbio/Art ic le /Viewfi le /3172/2212. Pada 26 Januar i2016 .Pukul 06 .41 WIB. 9hlm.

Hasan, S., D. Bagayoko., And E. Kelley.2005. Misconceptions And TheCertainty Of ResponseIndex (CRI). Jurnal Penelitian. TheTimbuktu Academy, Southern University And A&MCollege,Baton Rouge, LA 70813, USA.6hlm.

Iriyanti, N. P., Sri M., dan Sri R.IdentifikasiMiskonsepsi Pada MateriPokokWujud Zat Siswa Kelas Vii Smp Negeri 1 Bawang TahunAjaran 2009/2010. Vol. 1, No.1.Diunduh Dari Http://Download.Portalgaruda. Org/Article.Php?Article=107581&Val=4061.Pada Tanggal 17 Febuari 2016.Pukul 18.53 Wib.6 Hlm.

Kardi, S.1997. Miskonsepsi Atau Konsepsi Alternative Tentang BeberapaKonsep Dasar Biologi Pada Mahasiswa Jurusan PendidikanBiologi FPMIPA-IKIP Surabaya. Laporan Penelitian. InstitudKeguruan Dan Ilmu Pendidikan Surabaya.Surabaya. Http://Digilibunesa.Org/Content/Download/78. 32 Hlm.

Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta. 255 Hal.

Kose, S. 2008. Diagnosing Student Misconceptions. Using Drawig As AResearch Metod. World Applied Sciences Journal.Vol. 3,No.2.Diunduh Dari Http://Www.Idosi.Org/Wasj/Wasj3%282%29/20.Pdf.Pada Tanggal 15 Januari 2016.Pukul 01.09WIB.12 Hlm.

Page 61: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

58

Muflichun, M., Kartono., dan Sri U. 2015. Peningkatan AktivitasBelajarSiswa Pada Pembelajaran Ipa Menggunakan MetodeInkuiri Di Sekolah Dasar.Jurnal Pendidikan Guru SekolahDasar. Universitas Tanjungpura. Pontianak. Diunduh DariHttp://Jurnal.Untan.Ac.Id/Index.Php/Jpdpb/Article/Download/12450/11312.Pada Tanggal 13 Januari 2016.Pukul 13:58 WIB.16Hlm.

Mulyani, D. 2013. Hubungan Kesiapan Belajar Siswa Dengan PrestasiBelajar. Jurnal Ilmiah Konseling. Universitas Negri Padang.Volume 2 Nomor 1.

Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis KompetensiBandung: RemajaRosdakarya Offset.

Paidi, K. 2014. Jurnal Penelitian. Diunduh DariHttp://Digilib.Unila.Ac.Id/1859/9/BAB%20III.Pdf. Pada 06Januari 2016. Pukul 21:30 WIB. 23 Hlm.

Purnamawati, Y., Gembong S., danErvina M. 2015. ProfilPemahaman Konsep Segitiga Pada Siswa Sekolah Dasar (Sd)Berdasarkan Teori Van Heile.Jurnal Pendidikan Matematika.Diunduh Dari http://Ejournal.Ikippgrimadiun.Ac.Id/Id/Ejournal/Authors/Term/42/_/211.Pada 12 Januari 2015. Pukul20:20 WIB.9 Hlm.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, PenelitiPemula. Bandung: Alfabeta. 246 Hlm.

Rinawaty, Ida. 2011. Fotosintesis. Diunduh Dari Https://Idarianawaty.Files.Wordpress.Com/2011/07/Fotosintesis-Revisi.Pdf. Pada26 Januari 2016. Pukul 07.03 WIB. 14 Hlm.

Salisbury, F. B.,dan C. Wross. 1985. Fisiologi Tumbuhan. Bandung :ITB Bandung. 241 Hlm.

Setiawati, T., dan D.Fuqonita.2007. Biologi Interaktif. Jakarta: AzkaPress.Https://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Y-Ho6zawolac&Lpg= PA24&Dq=Proses%20terjadinya%20respirasi%20pada%20tumbuhan&Hl=Id&Pg=PA196#V=Onepage&Q=Proses%20terjadinya%20respirasi%20pada%20tumbuhan&F=False. Diunduh Pada 15 Januari 2015. Pukul 08:08WIB.159 Hlm.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. 234Hlm.

Page 62: IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP …digilib.unila.ac.id/26254/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · dunia sekolah. Sedangkan asimilasi konsep menurut Ausubel (da

59

Suhartiningsih, R.T., Sugiyono., Dan E. Uliyanti. 2013. PeningkatanHasilBelajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan AlamDengan Menggunakan Metode Demonstrasi Di Kelas V.JurnalPendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Tanjungpura.Pontianak. Diunduh Dari Http://Jurnal.Untan.Ac.Id/Index.Php/Jpdpb/Article/View/13142/11895.Pada Tanggal 12 Januari2016.Pukul 19:17 WIB.17 Hlm.

Sukiman. 2008. Teori Pembelajaran Dalam Pandangan KonstruktivismeDan Pendidikan Islam.Jurnal Kependidikan Islam. DiunduhDari Http://Digilib.Uin-Suka.Ac.Id/8586/1/sukiman%20teor1%20pembelajaran%20 dalam%20pandangan%20konstruktivisme%20dan%20pendidikan%20islam.pdf. PadaTanggal 09 Januari 2015. Pukul 19:45 WIB.12 Hlm.

Sukmadinata, N. S. 2000. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek.Bandung: Remaja Rosdakarya. 219 Hlm.

Suparno, P. 2013. Miskonsepsi Dan Perubahan Konsep Dalam PendidikanFisika. Jakarta: PT. Grasindo: 129hlm.

Tayubi, Y. R. 2002. Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-FisikaMenggunakan Certainty Of Response Index (CRI). JurnalPenelitian. Vol 24.No.3. Diunduh Dari Http://File.Upi.Edu/Direktori/jurnal/jurnal_mimbar_pendidikan/mimbar_no_3_2005/Identifikasi_Miskonsepsi_Pada_Konsep-Konsep_Fisika_Menggunakan_Certainty_Of_Response_Index_%28CRI%29.Pdf.Pada 15 Januari 2016. Pukul 00.56 WIB. 6 Hlm.

Tekkaya, C. 2002. Miskonception As Barrier To UnderstandingBiology.Jurnal Of Hacettepe Universitesi Ankara.295.Http://Www.Efdergi.Hacettepe.Edu.Tr/Yonetim/Icerik/Makaleler/971-Published.Pdf. 8 Hlm.

Tyas, R.N., Sukisno., Dan Mosik. 2013. Penggunaan Strategi Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Memperbaiki Miskonsepsi Fisika.Jurnal Pendidikan Kimia.Http://Jurnal.Unimus.Ac.Id/Index.Php/JPKIMIA/Article/View/1374. Vol. 01,No. 01. 5 Hlm.

Yuliati, Lia. 2011. Miskonsepsi Dan Remediasi Pembelajaran IPA. DiunduhDari Http://Pjjpgsd.Unesa.Ac.Id/Dok/6.Modul-6Miskonsepsi%20dan%20Remediasi%20Pembelajaran%20IPA.Pdf.PadaTanggal 18 Agustus 2016. Pukul 21:46.