identifikasi masalah
TRANSCRIPT
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah dilakukan melalui kegiatan observasi dan
wawancara dengan dokter dan staf puskesmas, analisis terhadap laporan
semester atau lokakarya mini, dan data-data yang ada di setiap bagian jajaran
puskesmas. Kegiatan dilakukan mulai tanggal 26 Oktober hingga 14 November
2010. Beberapa potensi masalah yang didapatkan di puskesmas Lubuk Kilangan
adalah :
1. Rendahnya kunjungan masyarakat Lubuk Kilangan ke posyandu.
Berdasarkan lokakarya mini semester I tahun 2010 (lokmin) dan
didukung dengan diskusi bersama pemegang program KIA Puskesmas
Lubuk Kilangan, pencapaian D/S di posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Lubuk Kilangan masih rendah dibandingkan target yang telah ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan Kota Padang. Target D/S yang ditetapkan oleh DKK
adalah 61,5%, yaitu 61,5% dari 4410 balita, sedangkan angka pencapaian
D/S Puskesmas lubuk Kilangan berdasarkan lokmin adalah 54,9 %, yaitu
2421 balita (54,9% dari 4410 balita ). Terdapat kesenjangan sebesar -6,6%.
2. Masih rendahnya cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.
Berdasarkan laporan Lokakarya Mini semester I tahun 2010
Puskesmas Lubuk Kilangan, cakupan pemberian tablet Fe 1 dan Fe 3 pada
1
ibu hamil masih sangat rendah.
Dalam laporan lokakarya mini semester I 2010, didapatkan pencapaian
cakupan pemberian tablet Fe 1 di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
hanya 78,5 %. Angka ini jauh di bawah target yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kota Padang yaitu sebesar 90 %. Hal ini menunjukkan terdapat
kesenjangan antara target dan pencapaian pemberian Fe 1 sebesar -11,5 %.
Dalam laporan lokakarya mini semester I 2010, didapatkan
pencapaian cakupan pemberian tablet Fe 3 di wilayah kerja Puskesmas
Lubuk Kilangan hanya 50.9 %. Angka ini jauh di bawah target yang
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota Padang yaitu sebesar 85 %. Hal ini
menunjukkan terdapat kesenjangan antara target dan pencapaian pemberian
Fe 3 sebesar -34,1 %.
3. Masih rendahnya deteksi dini pada pasien hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Kilangan.
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan petugas
Puskesmas, didapatkan kesan kurangnya pendeteksian dini pada pasien-
pasien dengan hipertensi. Di balai pengobatan, petugas tidak melakukan
pemeriksaan rutin tekanan darah pada semua pasien yang berkunjung.
Pemeriksaan tekanan darah hanya dilakukan pada pasien yang mengeluhkan
gejala-gejala yang mengarah kepada hipertensi seperti sakit kepala, pusing-
pusing, dan lain-lain atau pada pasien yang baru pertama kali berkunjung ke
Puskesmas. Alat-alat yang digunakan pada pemeriksaan tekanan darah
seperti sfigmomanometer digital tidak akurat hasilnya. Mereka juga tidak
menanyakan mengenai faktor-faktor risiko pada pasien hipertensi seperti
2
gaya hidup, keturunan, pola makan, dan lain-lain. Namun demikian,
hipertensi tetap masuk pada data 10 penyakit terbanyak tahun 2009 dan
2010. Jika deteksi dini lebih ditingkatkan, angka kejadian hipertensi akan
meningkat.
Tabel 4.1 : Data 10 penyakit terbanyak pada tahun 2009 di Puskesmas
Lubuk Kilangan
N
O NAMA PENYAKIT JUMLAH
1 ISPA 2167
2 Peny kulit lainnya 414
3 Diare 308
4 Gastritis 271
5 Rematik 185
6 Kelainan refraksi 140
7 Infeksi bawah kulit 127
8 Hipertensi 81
9 Konjungtivitis 79
10 Penyakit pulpa dan jaringan periapikal 58
3
Tabel 4.2 : Data 10 penyakit terbanyak semester I tahun 2010 di
Puskesmas Lubuk Kilangan
N
O
NAMA PENYAKIT PERSENTASE
1 ISPA 51%
2 Gastritis 10%
3 Peny. Pulpa dan periapikal 8%
4 Rematik 7%
5 Peny kulit infeksi 5%
6 Peny kulit lainnya 5%
7 Diare 4%
8 Peny rongga mulut kelenjar lidah 4%
9 Skabies 3%
10 Hipertensi 3%
4. Masih kurangnya peran klinik sanitasi dalam penanganan kasus penyakit
berbasis lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.
Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya angka penyakit berbasis
lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan. Penyakit berbasis
lingkungan seperti ISPA sering menduduki peringkat pertama daftar 10
penyakit terbanyak, diikuti penyakit-penyakit lainnya seperti diare, penyakit
kulit infeksi.
Berdasarkan pengamatan selama 3 minggu terakhir hanya 2 angka
kunjungan ke klinik sanitasi. Hal ini tidak sebanding dengan jumlah kasus
penyakit berbasis lingkungan ditemukan di BP dan KIA. Merujuk laporan
4
semester 1 tahun 2010 Puskesmas Lubuk Kilangan, kasus penyakit berbasis
lingkungan yang ditangani klinik sanitasi sebanyak 114 penderita. Angka ini
cukup rendah jika dibandingkan dengan jumlah penyakit berbasis
lingkungan yang ditemukan di BP dan KIA bulan Januari hingga Juni 2010
sebanyak 7420 penderita.
5. Masih rendahnya pemberian vitamin A untuk balita pada bulan Februari dan
Agustus tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan
Distribusi pemberian vitamin A biru Puskesmas lubuk Kilangan di
bulan Februari tahun 2010. Target program 91,2 % dan pencapaian 89,92 %.
Hal ini menunjukkan terdapat kesenjangan antara target dan pencapaian
pemberian vitamin A biru bulan Februari tahun 2010 sebesar -1,28 %.
Distribusi pemberian vitamin A merah Puskesmas Lubuk Kilangan
di bulan Februari tahun 2010. Target program 90 % dan pencapaian 72,38
%. Hal ini menunjukkan terdapat kesenjangan antara target dan pencapaian
pemberian vitamin A merah bulan Agustus tahun 2010 sebesar -17,62 %.
4.2 Penentuan Prioritas Masalah
Setelah dilakukan observasi dan wawancara dengan dokter dan staf
Puskesmas Lubuk Kilangan, analisis terhadap laporan semester atau lokakarya
mini, dan data-data yang ada di setiap bagian jajaran puskesmas, maka
didapatkan beberapa masalah, yaitu:
5
1. Masih rendahnya kunjungan masyarakat Lubuk Kilangan ke
posyandu.
2. Masih rendahnya cakupan pemberian tablet Fe pada ibu hamil di
wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.
3. Masih rendahnya deteksi dini pada pasien hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Kilangan.
4. Masih kurangnya peran klinik sanitasi dalam penanganan kasus PBL
di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.
5. Rendahnya pemberian vitamin A untuk balita pada bulan Februari dan
Agustus tahun 2010 di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria berikut, yaitu:
1. Urgensi
Merupakan tolak ukur penilaian berdasarkan masalah yang penting untuk
diselesaikan
nilai 1 : tidak penting
nilai 2 : kurang penting
nilai 3 : cukup penting
nilai 4 : penting
nilai 5 : sangat penting
2. Kemungkinan intervensi
Merupakan tolak ukur penilaian masalah berdasarkan tingkat kesulitan yang
akan dihadapi dalam melakukan proses penyelesaian masalah
6
nilai 1 : tidak mudah
nilai 2 : kurang mudah
nilai 3: cukup mudah
nilai 4 : mudah
nilai 5 : sangat mudah
3. Biaya
Merupakan tolak ukur penilaian masalah berdasarkan biaya yang
dibutuhkan untuk melakukan proses penyelesaian masalah
nilai 1 : sangat mahal
nilai 2 : mahal
nilai 3: cukup mahal
nilai 4 : murah
nilai 5 : sangat murah
4. Kemungkinan meningkatkan mutu
Merupakan tolak ukur penilaian masalah berdasarkan kemungkinan
peningkatan mutu puskesmas setelah dilaksanakannya upaya penyelesaian
masalah
nilai 1 : sangat rendah
nilai 2 : rendah
nilai 3 : sedang
nilai 4 : tinggi
nilai 5 : sangat tinggi
7
Tabel 4.3 Penilaian Prioritas Masalah di Puskesmas Lubuk Kilangan
KRITERIA UrgensiInter-
vensiBiaya Mutu Total Rank
Masih rendahnya
kunjungan masyarakat ke
posyandu.
3 2 2 5 12 V
Masih rendahnya
cakupan pemberian tablet
Fe pada ibu hamil.
4 5 5 4 18 II
Masih rendahnya deteksi
dini pada pasien
hipertensi.
4 5 5 3 17 III
Masih kurangnya peran
klinik sanitasi dalam
penanganan kasus
penyakit berbasis
lingkungan.
5 5 5 4 19 I
Masih rendahnya
pemberian vitamin A
untuk balita pada bulan
Februari tahun 2010
4 5 4 3 16 IV
8