identifikasi jenis lalat pada tempat pembuangan sampah …

94
i IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH DI KAWASAN PASAR RENTENG DAN POTENSINYA SEBAGAI KAJIAN MATA KULIAH EKOLOGI HEWAN OLEH : AISAH LAILI NIM : 151.125.071 JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MATARAM 2017

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

i

IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN

SAMPAH DI KAWASAN PASAR RENTENG DAN POTENSINYA

SEBAGAI KAJIAN MATA KULIAH EKOLOGI HEWAN

OLEH :

AISAH LAILI

NIM : 151.125.071

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

MATARAM

2017

Page 2: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

ii

IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN

SAMPAH DI KAWASAN PASAR RENTENG DAN POTENSINYA

SEBAGAI KAJIAN MATA KULIAH EKOLOGI HEWAN

Skripsi

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram

Untuk Melengkapi Persyaratan mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

AISAH LAILI

NIM : 151.125.071

JURUSAN PENDIDIKAN IPA BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

MATARAM

2017

Page 3: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Aisah Laili, NIM. 151.125.071 yang Berjudul ’’Identifikasi Jenis

Lalat Pada Tempat Pembuangan Sampah di Kawasan Pasar Renteng Dan

Potensinya Sebagai Kajian Mata Kuliah Ekologi Hewan’’ telah memenuhi syarat

dan disetujui untuk di munaqasyah-kan. Disetujui pada tanggal 10 Desember

2016

Di Bawah Bimbingan :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Dr. Ir. Edi M. Jayadi, M.P) (Lutvia Krismayanti, M. Kes)

NIP. 196712312003121008 NIP. 198401142009122002

Page 4: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

iv

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Munaqasyah

Mataram, 10 Desember 2016

Kepada

Yth. Rektor IAIN Mataram

di_

Mataram

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan

pedoman penulisan skripsi, kami berpendapat bahwa skripsi Aisah Laili, NIM.

151.125.071 yang berjudul “Identifikasi Jenis Lalat Pada Tempat Pembuangan

Sampah di Kawasan Pasar Renteng Dan Potensinya Sebagai Kajian Mata Kuliah

Ekologi Hewan” telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam siding munaqasyah

skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram.

Demikian, atas perhatian Bapak Rektor disampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Dr. Ir. Edi M. Jayadi, M.P) (Lutvia Krismayanti, M. Kes)

NIP. 196712312003121008 NIP. 198401142009122002

Page 5: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Aisah Laili

Nim : 151.125.071

Jurusan : Pendidikan IPA Biologi

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Instansi : IAIN Mataram

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul “Identifikasi Jenis

Lalat Pada Tempat Pembuangan Sampah di Kawasan Pasar Renteng Dan

Potensinya Sebagai Kajian Mata Kuliah Ekologi Hewan” ini secara keseluruhan

adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang

dirujuk sumbernya.

Apabila di belakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap

dianulir gelar kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di IAIN

Mataram.

Mataram, 10 Desember 2016

Saya yang menyatakan,

Aisah Laili

NIM.151125071

Page 6: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

vii

MOTTO :

Artinya :

Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah!

Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan

seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat

itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali

dari lalat itu. Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah.1

1 Al-Qur’an, surat al-hajj ayat 73

Page 7: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

viii

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Allah SWT. terima kasih karena kepadanya tempatku selalu memohon dan

meminta petunjuk.

2. Kedua orang tuaku tercinta (Serinata dan Raisah) yeng telah banyak

memberikanku dukungan dan motivasi serta telah bersusah payah dan tak

henti-hentinya mendo’akan untuk kesuksesan dan keberhasilanku

sepenuhnya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Kupersembahkan

hasil karya tulis ini sebagai kado terindah.

3. Saudara-saudaraku tercinta (Sarinawati dan Ramli Ahmad) terima kasih

telah menjadi kakak yang baik untukku dan terima kasih atas motivasi dan

dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Keluarga besarku terima kasih telah mendukungku serta memberikanku

dukungan dan motivasi selama ini.

5. Sahabat-sahabatku tersayang (Desi Aini, Baiq Erni Suharni, Donna

Dorothy Viviana, Rina Dara Utami, Lian Mei Ningsih dan Baiq Mujaitun)

serta teman-teman seperjuangan “Biologi Angkatan 2012” khususnya

teman-teman kelas B yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, kejarlah

semua impian, masa-masa perkuliahan yang sulit maupun indah telah kita

lalui bersama.

6. Keponaanku (Tirtawati dan Baiq Dewi Sri Anjani) dan Adik kosku

(Rabiatun Hadawiyah) terima kasih telah memberikanku masukan dan

inspirasi serta memotivasiku untuk selalu berjuang dalam penyusunan

Page 8: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

ix

skripsiku ini, semoga tercatat sebagai amal ibadah. Amin ya

robbalalamin.

7. Almamaterku tercinta IAIN Mataram.

Page 9: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan

taufik, rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

proposal ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada tauladan kita

nabi Muhammad SAW. yang membawa cahaya kehidupan, pejuang kebenaran

dan penegak keadilan, beserta keluarga, sahabat-sahabatnya serta orang-orang

yang mengikuti petunjuknyan sampai akhir zaman.

Penulis menyadari penuh bahwa dalam melaksanakan penyusunan

proposal ini tidak akan diselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang setulusnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Edi M. Jayadi, M.P, selaku dosen pembimbing I dan Ibu Lutvia

Krismayanti, M.Kes selaku pembimbing II, yang telah banyak

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak mengajarkan penulis selama

menimba ilmu di IAIN Mataram, khususnya di Jurusan Pendidikan IPA

Biologi. Semua ekspresi yang ada pada diri kalian telah menjadikan

penulis menjadi orang yang selalu ingin memperluas ilmu dan menanmbah

ilmu pengetahuan.

3. Bapak Dr. H. Mutawalli, M.Ag. selaku Rektor IAIN Mataram.

4. Ibu Dwi Wahyudiati, M.Pd dan bapak Alwan Mahsul, M.Pd selaku Ketua

Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Ipa Biologi IAIN Mataram.

Page 10: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

xi

5. Ibu Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Imu Tarbiyah Dan

Keguruan IAIN Mataram.

6. Semua pihak yang telah berperan serta membantu peneliti menyelesaikan

skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Kepada semua pihak tersebut, semoga tercatat sebagai amal ibadah dan

mendapat ridho balasan dari Allah SWT. amin ya robbalalamin.

Penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya

membangun guna memperbaiki kesalahan yang ada. Semoga dengan adanya hasil

karya penulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

Mataram, 10 Desember 2016

Penulis

Page 11: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... iii

HALAMAN NOTA DINAS ...................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ............................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi

ABSTRAK .............................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Konteks Penelitian .................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ......................................................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat penelitian .................................................. 6

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ....................................... 7

E. Telaah Pustaka ........................................................................... 8

F. Kajian Pustaka .......................................................................... 10

G. Metode Penelitian..................................................................... 31

Page 12: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

xiii

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ............................................ 44

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 44

B. Jenis-jenis Lalat yang Ada Pada TPS Pasar Renteng............... 49

BAB III PEMBAHASAN ......................................................................... 53

A. Hasil Penelitian ....................................................................... 53

B. Pembahasaan ........................................................................... 58

C. Kajian Mata Kuliah Ekologi Hewan Terhadap Jenis

Lalat yang ada di TPS ............................................................. 62

BAB IV PENUTUP……………………………………………………..64

A. Simpulan……………………………………………………..64

B. Saran…………………………………………………………65

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...65

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………...67

Page 13: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

xiv

DAFTAR TABEL

2.1 : Keadaan Sarana dan Prasarana Pasar Renteng .............................................. 47

2.2 : Data Hasil Penangkapan Jenis dan Jumlah Lalat Menggunakan Perekat ...... 50

2.3 : Hasil Pengamatan Jenis dan Jumlah Lalat Dengan Metode

Secara Langsung ............................................................................................ 50

2.4 : Hasil Pada Tahap Eksplorasi.......................................................................... 51

2.5 : Data Hasil Jenis Lalat di Tempat Pembuangan Sampah di Pasar Renteng .. 51

Page 14: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

xv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Struktur Organisasi Pasar Renteng................................................................... 49

3.1 Lalat Rumah (Musca domestica) ..................................................................... 58

3.2 Lalat Hijau (Crysomya megacephala) ............................................................. 59

3.3 Lalat Daging (Sarcophaga sp) ......................................................................... 60

3.4 Lalat Kecil (Fannia sp) .................................................................................... 60

3.5 Siklus Hidup Lalat............................................................................................ 61

Page 15: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Dokumentasi Hasil Penelitian .................................................. 67

Lampiran 2 : Data Analisis Hasil Penelitian .......................................................... 78

Lampiran 3 : Foto Kopi Surat Ijin Penelitian dari Akademik ................................ 80

Lampiran 4 : Foto Kopi Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Lombok Tengah ... 81

Lampiran 5 : Kartu Konsultasi Pembimbing I ....................................................... 82

Lampiran 6 : Kartu Konsultasi Pembimbing II ...................................................... 83

Page 16: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

xvii

IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN

SAMPAH DI KAWASAN PASAR RENTENG DAN POTENSINYA

SEBAGAI KAJIAN MATA KULIAH EKOLOGI HEWAN

Oleh

Aisah Laili

Nim : 15.1.12.5.071

ABSTRAK

Serangga merupakan salah satu hewan yang paling sukses di dunia dan

menempati berbagai bentuk habitat, yaitu air, tanah, udara, tetumbuhan, rumah,

manusia, hewan, dan berbagai habitat lainnya. Salah satu jenis serangga yang

seringkali kita temukan adalah lalat. Lalat merupakan salah satu insekta

(serangga) termasuk dalam ordo diptera yang mempunyai sepasang sayap

berbentuk membrane. Lalat banyak terdapat di berbagai habitat, salah satu habitat

lalat yang cukup disukai adalah pada tempat pembuangan sampah. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis lalat yang ada pada Tempat

Pembuangan Sampah di Kawasan Pasar Renteng dan untuk mengetahui potensi

penelitian ini yang dapat dijadikan sebagai kajian Mata Kuliah Ekologi Hewan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif eksploratif

dalam penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah dokumentasi,

observasi dan wawancara. Hasil penelitian seperti jenis-jenis lalat yang ada pada

tempat pembuangan sampah (TPS) di kawasan Pasar Renteng antara lain : lalat

rumah (Musca domestica), lalat daging (Sarcophaga sp), lalat hijau (Crysomya

megacephala), dan lalat kecil (Fannia sp).

Kata Kunci : Jenis lalat, tempat pembuangan sampah.

Page 17: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Serangga merupakan salah satu hewan yang paling sukses di dunia

dan menempati berbagai bentuk habitat, yaitu air, tanah, udara,

tetumbuhan, rumah, manusia, hewan, dan berbagai habitat lainnya.

Mereka hidup dengan memakan bahan keras seperti kayu, menghisap

cairan tanaman, mengisap darah manusia dan hewan, atau menyerap

berbagai bentuk makanan lainnya. Serangga dapat hidup berasosiasi

dengan hewan lain dan tanaman yang lain, baik saling menguntungkan

untuk keduanya atau sebagai parasit yang merugikan yang lain.2 Salah satu

jenis serangga yang dapat mengganggu kesehatan manusia adalah

serangga lalat.

Lalat adalah binatang yang mudah kita temukan di sekitar kita.

Dari jenis yang ada, lalat rumah adalah jenis yang paling banyak dijumpai.

Lalat tersebut dapat menyebarkan berbagai jenis penyakit seperti kholera,

diare, desentry, thypus, dan TBC, karena lalat merupakan media berbagai

kuman penyakit (carier patogen) mulai bakteri pathogen bahkan virus

penyebab berbagai penyakit.3

Adapun jenis-jenis dari lalat adalah seperti lalat rumah (Musca

Domestica), lalat hijau (Chrysomya megacephala), lalat buah, lalat

2 Dantje T. sembel, Entomologi Kedokteran (Yogyakarta: ANDI, 2009), h.2-3.

3 Dwi Suheriyanto, Ekologi Serangga, (Malang:UIN Malang Press, 2008), h.51.

Page 18: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

2

kandang, lalat tse-tse dan berbagai macam jenis lalat yang lainnya. Dari

jenis yang ada, lalat rumah (Musca Domestica) adalah jenis lalat yang

paling banyak dijumpai.

Lalat di samping sebagai pembawa penyakit juga merupakan

binatang pengganggu. Kerumunan lalat akan menambah beban dalam

kehidupan sehari-hari. Lalat mengganggu orang pada saat bekerja maupun

di waktu senggang untuk beristirahat. Lalat mempunyai pengaruh

psikologis yang tidak hanya berperan sebagai pengganggu, tetapi juga

kehadirannya merupakan salah satu tanda bagi kondisi yang tidak sehat.

Lalat mempunyai kebiasaan yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit

yaitu hinggap dan mengeluarkan cairan perutnya selama makan dapat

merupakan faktor terkontaminasinya makanan. Jadi, tidak mengherankan

apabila banyak orang sakit karena makanan yang mereka makan

terkontaminasi oleh kuman yang dibawa lalat.

Kehidupan lalat yang dengan mudah dapat kita temukan adalah di

tempat-tempat kotor, seperti tempat yang paling banyak disukai lalat

diantaranya adalah tempat-tempat pembuangan sampah, kotoran-kotoran

yang berasal dari saluran air yang meluap, tumpukan feses yang dibuang

sembarangan, kakus dan tempat-tempat kotor lainnya. Salah satu tempat

yang dapat dijadikan sebagai lokasi untuk melakukan suatu penelitian

tentang berbagai jenis lalat adalah pasar, karena pasar mempunyai banyak

tempat pembuangan sampah yang dapat menimbulkan bau yang tak sedap

Page 19: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

3

yang dapat mengundang lalat untuk hinggap, sehingga sangat bagus

dijadikan sebagai tempat untuk melakukan penelitian.

Relung ekologi sesuatu (individu, populasi) hewan adalah status

fungsional hewan itu dalam habitat yang ditempatinya sehubungan dengan

adaptasi-adaptasi fisiologis, struktural dan pola perilakunya. Hewan-

hewan, seperti sekalian organisme lainnya dapat lulus hidup, tumbuh,

berkembangbiak dan menjaga keberlangsungan hidup populasinya hanya

dalam batas-batas kisaran kondisi faktor-faktor biotik dan ketersediaan

sumber daya tertentu saja. Batas-batas itu yang tiada lain adalah adaptasi-

adaptasi fisiologinya, strukturalnya serta perilakunya.

Konsep relung ekologi penting untuk digunakan sebagai dasar

acuan memahami dan mengatasi masalah kondisi dan sumber daya yang

membatasi atau secara potensial membatasi suatu populasi hewan. Dari

uraian tersebut di atas tampak bahwa aspek relung ekologi yang

menyangkut dimensi sumber daya, khususnya yang bersifat vital untuk

pertumbuhan dan perkembangbiakan seperti makanan dan situs (ruang)

berbiak, dari atau lebih spesies perlu terpisah agar spesies-spesies itu dapat

berkoeksistensi. Pemisahan relung tersebut, yang juga menyangkut aspek

waktu aktif, mungkin saja tidak sempurnna, sehingga masih terjadi

keselingkupan parsial.

Setiap organisme dalam suatu ekosistem menghadapi tantangan

kemampuan untuk bertahan dengan cara berbeda. relung satu organisme

Page 20: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

4

adalah penjumlahan sumber-sumber daya lingkungannya yang itu gunakan

untuk menunjang hidup.

Sebuah relung bisa menggambarkan kaitan utilisasi (penggunaan)

ruang atau spasial, konsumsi makanan, kisaran temperature, syarat-syarat

yang sesuai untuk reproduksi (kawin), kelembaban, dan faktor-faktor lain.

Relung tidak sama dengan habitat, tempat dimana satu organisme

tinggal/hidup. Habitat adalah suatu tempat, sedangkan relung adalah suatu

pola hidup.4

Adapun dari hasil observasi di kawasan Pasar Renteng pada

tanggal 2 Maret, bahwa kenyataan yang terjadi di lapangan manajemen

pengelolaan pasar serta sarana dan prasarana pendukung tersebut belum

tercapai dengan baik. Alasan lainnya adalah karena di Pasar Renteng

tersebut banyak sampah yang berserakkan. Itu semua karena para

pedagang membuang bekas-bekas barang penjualannya secara

sembarangan seperti buah, sayur-sayuran, makanan bekas, dan lain-lain.5

Hal inilah yang dapat menjadi salah satu faktor lalat untuk menjadikan

habitat hidupnya di sekitar pasar tersebut, karna beberapa tempat yang

menjadi habitat bagi lalat, khususnya yang berhubungan langsung dengan

kehidupan manusia adalah pada tempat pembuangan sampah yang terdapat

berbagai macam jenis sampah, baik itu sisa-sisa makanan, buah-buahan

4 Sukarsono, Pengantar Ekologi Hewan (Malang: UMM press, 2009), h.74-75. 5 Hasil observasi, tanggal 02 Maret 2016

Page 21: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

5

yang sudah membusuk, dan berbagai macam sampah yang ada ditempat

pembuangan sampah tersebut.

Mengidentifikasi jenis-jenis lalat merupakan salah satu ilmu yang

diterapkan pada mata kuliah Ekologi hewan. Ekologi hewan merupakan

salah satu cabang ilmu biologi yang dipelajari dalam bangku perkuliahan,

yang terdiri dari 3 SKS, dimana 2 SKS hanya mempelajari teorinya saja

sedangkan 1 SKS lagi mahasiswa secara langsung terjun ke lapangan

untuk mempraktikkannya, karena pada dasarnya ilmu Ekologi tidak hanya

harus mempelajari teorinya saja, melainkan harus melakukan pengamatan

secara langsung tentang teori yang sudah dipelajari sebelumnya.

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis menjadikan Pasar

Renteng sebagai salah satu lokasi atau tempat penelitian untuk melakukan

penelitian dengan mengambil judul identifikasi Jenis-jenis Lalat Pada

Tempat Pembuangan Sampah di kawasan pasar Renteng.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

a. Apa saja jenis-jenis lalat yang ada pada Tempat Pembuangan Sampah

di Kawasan Pasar Renteng?

b. Apakah hasil penelitian ini berpotensi untuk dijadikan sebagai kajian

mata kuliah Ekologi Hewan?

Page 22: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

6

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui jenis-jenis lalat yang ada pada Tempat

Pembuangan Sampah di Kawasan Pasar Renteng.

b. Untuk mengetahui potensi penelitian ini yang dapat dijadikan

sebagai kajian Mata Kuliah Ekologi Hewan.

2. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat teoritis

1. Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat

memperoleh informasi mengenai jenis-jenis lalat yang ada pada

tempat pembuangan sampah di kawasan pasar Renteng sebagai

kajian mata kuliah Ekologi Hewan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat guna menambah

wawasan dan pengetahuan keilmuan dalam pendidikan yang

berkaitan dengan serangga khususnya pada lalat.

b. Manfaat praktis

1. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat sebagai bahan kajian dan referensi pada mata

kuliah Ekologi Hewan.

2. Dengan data dari hasil penelitian ini dapat memberikan

pengetahuan dan wawasan serta pengalaman baru bagi peneliti

untuk dijadikan sebagai studi banding pada penelitian berikut

ke depannya.

Page 23: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

7

3. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat merangsang

peneliti selanjutnya untuk mengangkat masalah yang berkaitan

dengan penelitian ini.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian merupakan keseluruhan proses

pemikiran dan penentuan yang matang tentang hal-hal yang dilakukan

serta yang dapat pula dijadikan sebagai dasar penelitian, baik oleh

penelitian itu sendiri maupun orang lain terhadap penelitian dan

bertujuan memberikan pertanggungjawaban terhadap langkah yang

diambil.

Terkait dengan ruang lingkup penelitian, maka peneliti

memberikan batasan khusus pada penelitian ini dengan tujuan untuk

membatasi peneliti yang akan dibahas guna memperlancar waktu

proses pelaksanaan penelitian.

a. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini adalah

tempat pembuangan sampah yang ada di sekitar pasar Renteng

kecamatan Praya.

b. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah identifikasi jenis lalat pada

tempat pembuangan sampah sebagai kajian mata kuliah ekologi

hewan.

Page 24: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

8

c. Setting Penelitian

Setting penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Pasar

Renteng. Karena peneliti sudah melakukan observasi lokasi

penelitian yakni pasar Renteng yang terdapat di sekelilingya adalah

tempat pembuangan sampah yang berserakkan sehingga banyak

dihinggapi oleh berbagai jenis lalat.

E. Telaah Pustaka

1. Edi Subaidi : Identifikasi Serangga Pada Tempat Pembuangan Sampah

(TPS) di Kawasan Pasar Kebon Roek Ampenan Sebagai Kajian Mata

Kuliah Ekologi Hewan Mahasiswa IAIN Mataram.6

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan, maka

penulis menarik kesimpulan tentang penelitian ini sebagai berikut:

Jenis serangga yang terdapat di tempat pembuangan sampah di Pasar

Kebon Roek adalah berupa berbagai macam jenis serangga yang

hinggap di sampah tersebut, seperti lalat, nyamuk, dan lain sebagainya.

Terkait dengan penelitian ini, maka terdapat perbedaan yang

signifikan walaupun diantaranya terdapat persamaan dari segi

identifikasi. Karena penelitian yang dilakukan oleh peneliti di atas

terkait dengan jenis serangga, tetapi penelitian yang akan peneliti

lakukan lebih terfokus pada penelitian tentang jenis lalat yang terdapat

6 Edi Subaidi, Identifikasi Serangga Pada Tempat Pembuangan Sampah

(TPS) di Kawasan Pasar Kebon Roek Ampenan Sebagai Kajian Mata Kuliah Ekologi

Hewan Mahasiswa IAIN Mataram (Skripsi, IAIN Mataram, 2012)

Page 25: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

9

pada tempat pembuangan sampah yang dikaji sesuai dengan kajian

mata kuliah ekologi hewan.

2. Rohani : Identifikasi Hama Lalat Buah pada Lahan Kebun di Daerah

Sedau Lombok Barat dan Pengembangannya dalam Mata Kuliah

Entomologi.7

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan, maka

penulis menarik kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut

: jenis lalat buah yang ada padalahan kebun di daerah sedau Lombok

barat.

Selanjutnya terkait dengan penelitian ini, maka terdapat sedikit

perbedaan walaupun diantaranya terdapat persamaan dari segi

identifikasi. Karena penelitian yang dilakukan oleh peneliti di atas

terkait dengan jenis lalat yang lebih khusus yaitu jenis lalat buah, tetapi

penelitian yang akan peneliti lakukan lebih terfokus pada penelitian

tentang jenis lalat yang terdapat pada tempat pembuangan sampah

yang dikaji sesuai dengan kajian mata kuliah ekologi hewan.

Berdasarkan hasil temuan di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian terkait hal tersebut di atas dengan mengambil

sampel pada tempat yang berbeda. Dalam hal ini, peneliti tertarik

untuk mengambil sampel jenis lalat yang ada pada Pasar Renteng

Kecamatan Praya.

7 Rohani, Identifikasi Hama Lalat Buah pada Lahan Kebun di Daerah

Sedau Lombok Barat dan Pengembangannya dalam Mata Kuliah Entomologi

(Skripsi, IAIN Mataram, 2012)

Page 26: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

10

F. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Tentang Identifikasi Lalat

a. Pengertian Identifikasi

Identifikasi berarti penentu atau penetapan identifikasi

hidup.8 Menurut sumber yang lainnya mengatakan identifikasi

merupakan proses pengenalan takson biologi dengan cara

membandingkan atau menyamakan dengan contoh yang ada

sebelumnya.9

Dari uraian kedua pendapat tentang definisi pengertian

identifikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa identifikasi

merupakan suatu cara pengelompokkan jenis-jenis spesies tertentu

dengan cara membandingkan atau menyamakan dengan contoh

yang ada sebelumnya setelah adanya pengklasifikasian.

b. Pengertian lalat

Lalat merupakan binatang pengganggu, dan beberapa

spesies telah terbukti menjadi penular (vektor) penyakit.

Keberadaan lalat di suatu tempat juga merupakan indikasi

kebersihan yang kurang baik. Entjang (1990) menyebutkan bahwa

dari 60.000 - i00.000 spesies lalat, beberapa diantaranya berbahaya

bagi kehidupan manusia karena menularkan penyakit. Spesies

penting dalam kesehatan masyarakat adalah Musca domestica

8 Tim Yayasan Pendidikan Haster, Kamus Besar Biologi (bandung: pionir jaya,

2000), h.132. 9 Tim Penyusun, Kamus Praktis Biologi (PT CG Time. 2009), h.195.

Page 27: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

11

(lalat rumah), Stomoxys calcitrans (lalat kandang), Phaenicia sp

(lalat hijau), Sarcophaga sp (lalat daging), dan Fannia (lalat

kecil).10

Beberapa tempat yang menjadi habitat bagi lalat, khususnya

yang berhubungan langsung dengan kehidupan manusia adalah

pada tempat pembuangan sampah sementara ataupun akhir juga

pada tempat-tempat kotor/kumuh, kotoran hewan dan sisa-sisa

makanan. Pada tempat pembuangan akhir (TPA) tidak hanya fauna

lalat yang dapat ditemukan tetapi juga menjadi sumber berbagai

agen infeksi. Dengan demikian adanya populasi lalat-alat tertentu

[pada lokasi tersebut diperkirakan akan terkait dengan kejadian dan

penyebaran penyakit tertentu oleh agen infeksi yang berasal dari

TPA tersebut.

Tubuh lalat berbulu halus dan pada kakinya terdapat bulu-

bulu yang mengandung cairan semacam perekat sehingga berbagai

macam mikroorganisme (Salmonella thypi, Shigella Grup A) dan

telur cacing (Ascaris lumbricoides, Enterobius vermicularis,

Trichiuris trichiura) mudah melekat. Mikroorganisme dan telur-

telur cacing yang melekat pada bulu-bulu lalat dapat masuk ke

tubuh manusia melalui makanan atau minuman yang dihinggapi

10 Sayono, Pengaruh Posisi dan Warna Impregnated Cord Terhadap Jumlah

Lalat yang Terperangkap

Page 28: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

12

lalat tersebut dan menyebabkan berbagai penyakit terutama

Gastrointeristis.11

Lalat sangat tertarik pada makanan yang dimakan oleh

manusia sehari-hari seperti gula, susu dan makanan lainnya,

kotoran manusia serta darah. Protein diperlukan untuk bertelur.

Sehubungan dengan bentuk mulutnya, lalat hanya makan dalam

bentuk cair atau makanan yang basah, sedangkan makanan yang

kering yang dibasahi atau dicairkan oleh ludahnya terlebih dahulu

barn dihisap.12

c. Morfologi Serangga

Tubuh serangga dilindungi oleh rangka luar (eksoskeleton)

yang berfungsi untuk perlindungan (mencegah kehilangan air) dan

untuk kekuatan (bentuknya silindris). Rangka luar serangga sangat

kuat, tetapi tidak menghalangi pergerakkannya. Kelemahan dari

rangka tersebut adalah berisi masa jaringan, ukuran tubuh serangga

terbatas oleh rangka dan berat rangka lebih dari 10% dari total

berat tubuh.

11 Retno Hestiningsih, “Perbandingan Bakteri Kontaminan Pada Lalat

Chrysomyia megacephala dan Musca domestica Di Tempat Pembuangan Sampah Akhir

Piyungan, Bantul, Yogyakarta” Perbandingan Bakteri Kontaminan pada Lalat, No. 2,

Vol.1 (2004), h.52. 12

Adrian Hidayat dan Iwan Desimal, “Jarak tempat pembuangan sampah

sementara (tps) Mempengaruhl kepadatan lalat pada tempat penjualan Makanan dan

minuman di pasar mandallka- mataram”, Jurnal Sangkareang Mataram, No. 1, Vol. 1

(Maret, 2015), h.42.

Page 29: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

13

Dinding tubuh serangga terdiri dari kutikula (lapisan kimia

yang kompleks dan tersusun oleh polisakarida dan kitin), epidermis

(tersusun satu lapis sel) dan selaput dasar (yang berada di bawah

epidermis dan berhubungan dengan bagian dalam tubuh).

Secara anatomi, tubuh serangga terbagi menjadi 3 bagian,

yaitu:kepala, toraks dan abdomen.

1. Kepala

Kepala terdiri atas 3 sampai 7 ruas. Kepala berfungsi

sebagai alat untuk pengumpulan makanan, penerima

rangsangan dan memproses informasi di otak. Kepala serangga

keras karena mengalami sklerotisasi. Kepala merupakan bagian

anterior dari tubuh serangga yang memperlihatkan adanya

sepasang mata, sepasang sungut dan mulut.13

2. Toraks

Toraks terbagi menjadi tiga segmen dan tiap segmen

mempunyai sepasang kaki, sehingga jumlah kaki serangga

enam (heksapoda). Hal tersebut merupakan alasan mengapa

serangga dimasukkan ke dalam kelas heksapoda, yaitu

kelompok hewan yang mempunyai kaki enam. Toraks terdiri

atas tiga ruas, pada setiap ruas terdapat sepasang tungkai dan

13 Borror dkk, 1996, dikutip oleh Dwi suheriyanto, Ekologi Serangga

(Malang: UIN-Malang Press, 2008), h.10.

Page 30: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

14

jika terdapat sayap terletak pada ruas kedua dan ketiga, masing-

masing sepasang sayap.

Bentuk tungkai bervariasi menurut fungsinya seperti

untuk menggali (jangkrik, Gryllidae), menangkap (walang

sembah, Mantidae), untuk berjalan (semut, Formicidae) dan

sebagainya. Tungkai serangga bersklerotisasi dan terbagi

menjadi enam ruas, yaitu:

a. Koksa, yaitu ruas dasar

b. Trokanter, yaitu ruas sesudah koksa

c. Femur, biasanya ruas pertama yang panjang dari tungkai

d. Tibia, yaitu ruas kedua yang panjang

e. Tarsus, biasanya berupa sederet ruas-ruas kecil di belakang

tibia

f. Pretarsus, terdiri dari kuku-kuku atau serupa seta diujung

tarsus.

Sayap serangga tumbuh dari dinding tubuh yang

terletak dorso-lateral antara nota dan pleura. Pada umumnya

serangga mempunyai dua pasang sayap yang terletak pada ruas

mesotoraks dan metatoraks. Pada sayap terdapat rangka dengan

pola tertentu dan sangat berguna dalam identifikasi. Rangka

Page 31: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

15

sayap merupakan struktur yang berongga yang mengandung

syaraf, trakea dan hemolimf.14

3. Abdomen

Pada umumnya abdomen serangga terdiri dari 11 ruas.

Abdomen berfungsi untuk menampung sistem pencernaan,

ekskretori dan reproduksi.15

d. Struktur dalam serangga

1. Sistem pencernaan

Serangga makan hampir semua zat organik yang ada di

alam, sehingga sistem pencernaannya menunjukkan variasi

yang sangat besar. Sistem pencernaan serangga berupa saluran

pencernaan yang memanjang dari mulut sampai ke dubur.

2. Sistem ekskresi

Sistem ekskresi utama serangga terdiri dari buluh-buluh

malphigi. Fungsi dari buluh ini adalah mengambil sisa nitrogen

dan bersama-sama dengan usus belakang mengatur

keseimbangan air dan garam-garam dalam hemolimf. Serangga

dapat juga melakukan ekskresi penyimpanan untuk

mengeluarkan sisa-sisa atau zat-zat beracun dari hemolimf,

yaitu dengan menyimpan zat-zat kimia secara permanen di

dalam sel atau jaringan.

14 Ibid., h.17-18.

15 Ibid., h.19.

Page 32: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

16

3. Sistem syaraf

Sistem syaraf pusat serangga terdiri dari otak yang

terletak dalam kepala di atas esophagus, sebuah ganglion sub

esophagus dan satu syaraf ventral yang berjalan ke posterior

dari ganglion subesofagus.16

4. Sistem reproduksi

Sistem reproduksi serangga terdiri dari alat kelamin luar

dan alat kelamin dalam. Alat kelamin luar serangga berasal dari

embelan ruas abdomen 8 sampai 10. Alat kelamin jantan adalah

organ primer yang berperan dalam kopulasi dan pemindahan

sperma ke betina, sedangkan alat kelamin betina berperan

dalam peletakkan telur pada atau dalam substrat yang sesuai.17

e. Jenis Lalat

1) Lalat rumah (Musca Domestica)

Musca domestica diklasifikasikan kedalam Kingdom

Animalia, Filum Arthopoda, Kelas Insecta, Ordo Diptera,

SubOrdo cyclorrapha, Family Muscidae, Genus Musca,

Species Musca domestica , Menurut Susan sonz ( 1999).

16 Ibid., h.20-22.

17 Ibid., h.23.

Page 33: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

17

Contoh Musca domestica yang ditemukan terlihat pada Gambar

1

Gambar. 1.1 Musca Domestica

Ciri Musca domestica yang didapatkan yaitu 7 mm,

berwarna hitam kekuningan dan panjang venasi sayapnya yaitu

6 mm (Gambar 1). Hasil yang ditemukan mengacu pada Sigih

(2006) yaitu lalat ini berukuran sedang, panjang 6-8 mm,

berwarna hitam keabu-abuan dengan empat garis memanjang

gelap pada bagian dorsal toraks. Matanya pada yang betina

mempunyai celah yang lebih lebar pada lalat betina, sedangkan

lalat jantan lebih sempit.18

Karena sering dijumpai di rumah, lalat ini diberi nama

lalat rumah. Nama ilmiahnya Musca Domestica. Lalat ini

dikelompokkan dalam ordo Diptera dan family Muscidae.

Meskipun menyukai tempat yang berbau busuk, tetapi lalat ini

juga sering bergerombol mengerumuni makanan.

18 Afri Novita, Keanekaragaman Lalat (Cyclorrapha : Diptera)

Pada Lokasi Penjualan Daging Di Kota Padang (Jurnal Skripsi: Padang,

2013).

Page 34: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

18

Lalat rumah berukuran kecil, panjangnya kurang lebih 1

cm tubuhnya penuh dengan bulu-bulu halus, terutama pada

kakinya. Jika hanya dilihat sekilas, bulu-bulu ini tidak

kelihatan. Kepala binatang ini berwarna cokelat gelap dengan

sepasang mata yang cukup besar disbanding ukuran kepalanya.

Punggung binatang ini berhias empat garis hitam. Sayapnya

sepasang, berwarna kelabu, dan tembus cahaya.

Perkembangbiakkan lalat rumah sangat cepat. Lalat

betina dewasa bertelur di tempat lembab yang banyak

mengandung bahan organik, misalnya sampah dan tempat-

tempat lain yang berbau busuk. Sepanjang hidupnya, seekor

lalat betina mampu menghasilkan sekitar 2.000 butir telur.

Telur-telurnya diletakkan secara berkelompok, setiap kelompok

terdri dari 100-150 butir telur.19

Telur lalat rumah akan menetas sehari setelah keluar

dari tubuh lalat betina. Larva lalat ini berupa belatung.

Belatungnya berbentuk bulat panjang dan tidak berkaki dengan

bagian belakang lebih besar dari kepalanya. Kepala belatung

ini dilengkapi dengan semacam gigi untuk menggerek.

Belatung ini sangat rakus dan sangat menyukai makanan

busuk. Dalam waktu lima hari belatung akan berubah menjadi

19 Eko M. Nurcahyo, Memberantas Binatang Pengganggu di Lingkungan

Rumah (Jakarta: Penebar Swadaya, 1996), h.13-14.

Page 35: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

19

pupa. Empat hari kemudian pupa berubah menjadi lalat

dewasa. Dua atau tiga hari kemudian lalat ini sudah menjadi

dewasa dan siap berkembang biak. Lalat ini dapat bertahan

hidup selama 1-2 bulan. Karena lalat rumah tubuhnya dipenuhi

dengan bulu dan menyukai tempat-tempat yang kotor maka

lalat ini sangat potensial sebagai penular penyakit yang

disebabkan oleh berbagai mikroorganisme. Berbagai

mikroorganisme penyebab penyakit perut misalnya tifus,

kolera, desentri- sering dipindahkan oleh lalat ini ke makanan

yang dihinggapinya. Akibatnya, manusia yang memakan

makanan tersebut menjadi tertulari penyakit.20

2) Lalat hijau (Chrysomya sp)

Crysomya megacephala termasuk Kingdom Animalia,

Filum Arthopoda, Kelas Insecta, Ordo Diptera, Sub Ordo

cyclorrapha, Family Calliphoridae, Subfamily Chrysomyniae,

Genus Chrysomya, Subfamily Chrysomyniae, Species

Chrysomia megacephala, Yuriatni (2011).

20 Ibid., h.14-15.

Page 36: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

20

Contoh Crysomya megacephala yang ditemukan terlihat pada

Gambar 2.

Gambar. 1.2 Crysomya megacephala

Ciri Crysomya megacephala yang didapatkan yaitu

memiliki Panjang tubuh 10 mm, berwarna hijau metalik dan

panjang venasi sayapnya yaitu 8 mm (Gambar 2). Hasil yang

didapatkan mengacu pada Levine (1990) bahwa Crysomya

megacephala panjang tubuh berkisar antara 8-10 mm, dengan

ukuran betina lebih besar dari pada lalat jantan. Tubuh terbagi

atas tiga bagian yaitu kepala, toraks dan abdomen serta

dilengkapi oleh sepasang sayap. Umumnya berwarna hijau

metalik dengan banyak bulu yang menutupi tubuh yang

diselingi bulu kasar.21

Kokoh berukuran sedang sampai besar, panjang 4-18

mm. Warna biasanya metalik, sebagian biru atau hijau.

Beberapa jeniss mempuyai tanda lingkaran hitam pada

21 Afri Novita, Keanekaragaman Lalat (Cyclorrapha : Diptera) Pada

Lokasi Penjualan Daging Di Kota Padang (Jurnal Skripsi: Padang, 2013).

Page 37: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

21

abdomen. Habitat lalat ini aktif terutama pada siang hari, sering

terdapat pada vegetasi, bunga-bungaan, kotoran atau sisa-sisa

tumbuhan dan hewan yang membusuk. Dewasa terutama

memakan nectar dan cairan hasil kompos organik yang

mengandung protein penting untuk pematangan telur. Larva

merupakan pemakan bangkai dalam proses penguraian bahan

organic dan kotoran, berperan penting dalam proses daur ulang

dan membersihkan sisa-sisa bahan organik.22

3) Lalat biru (Calliphora sp.)

Gambar. 1.3 Calliphora sp.

Lalat ini termasuk kedalam Kingdom Animalia, Filum

Arthopoda, Kelas Insecta, Ordo Diptera, Sub Ordo cyclorrapha,

Family Calliphoridae, Genus Lucilia, Species Calliphora sp.

Ciri dari Calliphora sp. adalah warna tubuh biru

metalik. Lalat ini berukuran lebih besar dari lalat rumah,

22 Asyiah, Mengenal Berbagai Serangga (Jakarta: PT Panca Anugerah

Sakti, 2007), h.25.

Page 38: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

22

panjang tubuh 8-14 mm. Kepala dan dada berwarna abu-abu

yang kusam dan perut berwarna biru metalik cerah dengan

tanda hitam, dada memiliki duri untuk melindungi diri dari lalat

lainnya. Tubuh dan kaki yang ditutupi oleh rambut berwarna

merah dan sayap jelas.

4) Lucillia sp.

Lalat ini dapat diklasifikasikan yaitu Kingdom

Animalia, Filum Arthopoda, Kelas Insecta, Ordo Diptera,

Subrdo cyclorrapha, Family Calliphoridae, Genus Lucilia,

Species Lucilia sp. Contoh Lucilia sp. yang ditemukan terlihat

pada Gambar 4.

Gambar. 1.4 Lucillia sp.

Ciri Lusilia sp. yang didapatkan yaitu memiliki panjang

tubuh 9 mm, Warna tubuh hijau metalik dan panjang venasi

sayapnya 7,5 mm (Gambar 4). Hasil yang didapatkan mengacu

pada pendapat Byrd (2001) bahwa Lucilia sp. dewasa memiliki

panjang tubuh 6 – 8mm, toraks dan abdomen berwarna hijau

Page 39: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

23

metalik dan kaki berwarna hitam.. Lalat ini menyukai bangkai

dan kadang – kadang menyukai sampah dan kotoran, Biasanya

lalat ini memasukan larvanya kedalam bangkai, sampah dan

kotoran lainnya.

5) Lalat daging (Sarcophaga sp)

Lalat ini dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom

Animalia, Filum Arthopoda, Kelas Insecta, Ordo Diptera, Sub

Ordo cyclorrapha, Family Sarcophaga, Genus Sarcophagidae,

Species Sarcophaga sp. Contoh Sarcophaga sp. yang

ditemukan terlihat pada Gambar 5.

Gambar. 1.5 Sarcophaga sp

Ciri – cirri Sarcophaga sp. yaitu memiliki panjang

tubuh 6 mm, berwarna abu – abu, torak dan abdomennya

seperti papan catur dan venasi sayapnya 6 mm. Hasil ini

mengacu pada Sigit (2006) bahwa Sarcophaga memiliki

panjang tubuh 6-14 mm, warna tubuh abu – abu, sering kali

dengan bercak – bercak hitam atau dengan garis hitam

memanjang dengan toraks dan abdomennya seperti papan

Page 40: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

24

catur, Sedangkan ukurannya ada yang lebih besar seperti Blow

flies dan bottle flies (Famili Callihporidae).23

6) Lalat kuda (Horse Flies) dan lalat kijang (Deer Flies)

Lalat kuda termasuk dalam family Tabanidae, subordo

Brachycera, dan ordo dipteral. Anggota family Tabanidae

seperti lalat kuda (horse flies) dan lalat kijang (deer flies)

tersebar luas di dunia. Cirri-ciri khasnya adalah tanpa bulu

yang keras, tubuh kekar, berukuran agak besar (panjang 6-25

mm), segmen antenna ketiga tanpa stile, mata sangat besar dan

berwarna cemerlang serta menonjol keluar, probosis serangga

betina keluar ke depan beradaptasi untuk menusuk, squama

besar serta sayap yang solid dan berwarna. Lalat kijang,

berukuran agak kecil lebih kecil dan memiliki pita gelap pada

sayap dan mata majemuk yang berwarna seperti pada lalat

kuda.24

7) Lalat Tsetse (Glossina)

Lalat tsetse termasuk ke dalam subordo Cyclorrhapha

yang dahulu masuk dalam family Muscidae, tetapi sekarang

diletakkan dalam satu family Glossidae yang hanya memiliki

satu genus yaitu genus Glossina (Colles & McAlpine, 1991;

Hutchinson, 1999). Nama tsetse dihubungkan dengan bunyi

23 Afri Novita, Keanekaragaman Lalat (Cyclorrapha : Diptera) Pada

Lokasi Penjualan Daging Di Kota Padang (Jurnal Skripsi: Padang, 2013). 24 Dantje T. sembel, Entomologi Kedokteran, h.129.

Page 41: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

25

lalat-lalat ini bila mereka terbang. Genus ini memiliki sekitar

30 spesies atau subspecies yang ditemukan di sub-Sahara

Afrika.

Karakteristik utama dari lalat ini ialah adanya sel

berupa kapak (hatchet cell) yang ditemukan pada bagian tengah

sayap. Probosis lalat ini memproyeksi lurus ke depan dari

kepala dan hanya terdiri dari labrum hipofarinks dan labium.

Struktur ini dibungkus oleh palpus yang sama panjang. Family

Glossinidae terbagi dalam tiga sub-genera, yaitu Glossina,

Memorhina, dan Austenia. Subgenus Glossina terdiri atas 7

spesies dan subspesies.25

2. Konsep Tentang Sampah

Sampah atau limbah adalah segala sesuatu yang oleh

pemiliknya dianggap tidak berguna lagi, dan harus dibuang. Sampah

ini, oleh karena dibuang, berarti dilemparkan, atau ditaruh atau berada

di alam, di luar tempat tinggal manusia.

Pada zaman dahulu, dikala manusia masih hidup sederhana,

yakni hidup dari berburu dan menangkap ikan serta hidup mengembara

dari satu tempat ke tempat lain, tidak ada masalah pembuangan

sampah. Tetapi ketika manusia mulai menetap, hidup disuatu tempat

tinggal sambil bercocok tanam, mulailah muncul permasalahan

25 Ibid, h.141-142

Page 42: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

26

pembuangan sampah. Pada garis besarnya sampah dibagi menjadi tiga

golongan besar, yakni sampah padat, sampah cair dan sampah gas.26

3. Konsep Ekologi

a. Pengertian ekologi

Ekologi adalah kajian tentang bagaimana tanaman,

binatang, dan organisme lain saling berhubungan satu sama lain

dalam lingkungan atau “rumah” mereka. Kata “ekologi” berasal

dari kata Yunani “oikos” yang berarti “rumah”. Ekologi juga

berarti kajian tentang kelimpahan dan distribusi organism. Seorang

ahli ilmu lingkungan hidup, sebagai contoh, mungkin mencoba

untuk menemukan mengapa satu spesies kodok saat ini sudah

sangat jarang ditemukan atau mengapa pohon-pohon cemara yang

ada menjadi kering pada habitat yang lembab.27

b. Sejarah Ekologi

Ekologi mempunyai perkembangan yang berangsur-angsur

sepanjang sejarah. Namun sejarah perkembangannya kurang begitu

jelas. Catatan Hipocratus, Aristoteles, dan filosof lainnya

merupakan naskah-naskah kuno yang berisi rujukan tentang

masalah-masalah ekologi. Walaupun pada waktu itu belum

diberikan nama ekologi. Dimulai pada abad ke-16 dan ke-17 yang

26 Ircham Machfoedz ms, Menjaga Kesehatan Rumah Dari Berbagai Penyakit

(Yogyakarta: Fitramaya, 2008), h.69-70. 27 Sukarsono, Pengantar Ekologi Hewan, h.3.

Page 43: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

27

timbul dari natural history dan kemudian berkembang menjadi satu

ilmu yang sistematik, analitik dan obyektif mengenai hubungan

organism dan lingkungan yaitu EKOLOGI. Nama tersebut baru

dikemukakan oleh seorang ahli biologi Jerman yang bernama

Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860.

Sekitar tahun 1900, ekologi diakui sebagai ilmu dan

berkembang terus dengan cepat. Apalagi disaat dunia sangat peka

dengan masalah lingkungan dalam mengadakan dan memelihara

mutu peradaban manusia. Ekologi merupakan cabang ilmu yang

mendasarinya dan selalu berkaitan dengan kehdupan sehari-hari.28

Karena adanya kebutuhan hidup, manusia selalu memiliki

minat yang sangat kuat pada organisme lain dan lingkungannya.

Sebagai pemburu dan pengumpul, orang-orang prasejarah harus

mempelajari dimana binatang buruan dan tumbuhan yang dapat

dimakan dapat ditemukan dalam jumlah yang banyak. Para

naturalis mulai dari Aristoteles hingga Darwin membuat proses

pengamatan dan pemerian organism di habitat alamiahnya sebagai

tujuan akhir, alih-alih sebagai sekedar cara untuk bertahan hidup.

Pandangan yang luar biasa masih dapat diperoleh melalui

pendekatan deskriptif ini, dan dengan demikian sejarah alam masih

mendasari ilmu ekologi.

28Zoer’aini Djamal Irwan, Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan

Pelestariannya (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1996), h.3.

Page 44: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

28

Nama ekologi, diusulkan pertama kali pada tahun 1866

oleh ahli biologi Jerman Ernst Haeckel, seorang pengikut

terkemuka Darwinisme. Pada tahun 1870, Hackel menulis,

“Ekologi adalah kajian interaksi yang kompleks yang disebut oleh

Darwin sebagai kajian tentang syarat-syarat dari perjuangan suatu

makhluk hidup untuk bertahan hidup.”

Ekologi dikenal sebagai sebuah ilmu pengetahuan pada

1890-an dan awal 1900-an dikenal sebagai sebuah ilmu tentang

campuran antara samudera dengan air tawar (limnology), dan

antara tumbuhan dengan hewan. Pada akhir tahun 1900-an

kemudian penekanan beralih ke penelitian laboratorium terutama

dalam bidang ilmu faal (fisiologi) dan genetika kemudian

disarankan untuk kembali ke penekanan bidang sejarah alam. Ahli

ekologi hewan Inggris Charles Elton mendefinisikan ekologi

sebagai sejarah alam yang ilmiah.29

c. Pembagian ekologi

Mengenai pembagiannya, kadang-kadang ekologi dibagi

menjadi autekologi dan sinekologi. Autekologi menekankan

pembahasan individu organisme atau spesies, sejarah-sejarah hidup

dan perilaku sebagai cara penyesuaian diri terhadap

lingkungannya. Sedangkan sinekologi membahas pengkajian

29 Sukarsono., Pengantar Ekologi Hewan, h.4.

Page 45: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

29

golongan atau kumpulan organisme-organisme yang berasosiasi

bersama sebagai suatu kesatuan.30

Pembagian ekologi menurut makhluknya sebagai objek

dapat menjadi ekologi tumbuhan dan ekologi hewan. Lebih rinci

lagi, ekologi hewan saja dapat dibedakan lagi menjadi ekologi

serangga, ekologi ikan, ekolgi udang, ekolgi burung akuatik,

ekologi burung parasite dikulit manusia atau hewan, malahan

sekarang ekologi manusia sudah menjadi bahasan penting dalam

berbagai perkuliahan. Ekologi manusia ini dapat dipersempit lagi

menjadi beberapa macam, misalnya ekolgi nelayan, ekologi petani,

ekologi masyarakat primitive, dan sebagainya.

Menurut habitatnya, ekologi dibedakan ke dalam ekologi

perkotaan, ekologi pedesaan, ekologi pantai, ekologi estuary,

ekologi danau, eklogi laut, dan sebagainya. Beberapa istilah di

bawah ini adalah istilah-istilah ekologi yang sekaligus juga

menunjukkan adanya pembagian pembahasan ekologi yang

spesifik di dalamnya:

1. Ekologi komunitas ialah kajian tentang penyebaran hewan dan

tumbuhan di berbagai habitat, komposisi komponen penyusun

komunitas dan suksesinya serta kajian dinamika komunitas

30 Ibid., h.8.

Page 46: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

30

tersebut, misalnya kajian tentang pembentukkan tanah,

pendauran zat hara, arus energy, dan produktivitas.

2. Ekologi populasi ialah kajian atas cara pertumbuhan populasi,

struktur populasi dan regulasi populasi.

3. Ekologi evolusioner ialah kajian atas masalah pemisahan

relung ekologi dan terjadinya evolusi spesies.

4. Ekologi geografik, ialah kajian ekologi tentang penyebaran

makhluk, palaeo-ekologi, dan bioma.31

G. METODE PENELITIAN

1. Desain dan Pendekatan Penelitian

Setiap peneliti memerlukan pendekatan atau desain tentang

menunjukkan cara mengumpulkan dan menganalisis data, agar peneliti

dapat melaksanakan secara efektif serta sesuai dengan manfaat dan

tujuan penelitian, sehingga dalam penelitian ini jenis penelitian yang

digunakan yaitu penelitian survei yang bersifat deskriptif eksploratif

dalam penelitian kualitatif.

Survei adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan

terhadap sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka

waktu tertentu. Pada umumnya survei bertujuan untuk membuat

penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program

di masa sekarang, kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun

perencanaan perbaikan program tersebut. Jadi, survei bukan semata-

31 Ibid., h.9.

Page 47: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

31

mata dilaksanakan untuk membuat deskripsi tentang suatu keadaan,

melainkan juga untuk menjelaskan tentang hubungan antara berbagai

variabel yang diteliti, dari objek yang mempunyai unit atau individu

yang cukup banyak.32

Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian

yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi

tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif

digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang

sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan

menempuh langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi,

pengolahan/analisis data, membuat kesimpulan, dan laporan.

Masalah yang layak diteliti dengan menggunakan metode

deskriptif adalah masalah yang dewasa ini sedang dihadapi, khususnya

dibidang pelayanan kesehatan. Masalah-masalah ini baik yang

berkaitan dengan penelaahan terhadap masalah yang mencakup aspek

yang cukup banyak, menelaah suatu kasus tunggal, mengadakan

perbandingan antara suatu hal dengan hal yang lain, ataupun untuk

melihat hubungan antara suatu gejala dengan peristiwa yang mungkin

akan timbul dengan munculnya gejala tersebut.33

Jadi, dalam penelitian ini dapat menggambarkan suatu keadaan

atau fenomena dengan cara mengetahui hal-hal yang berhubungan

32 Soekidjo notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan (Jakarta: PT. RINEKA

CIPTA, 2002), h. 140. 33

Ibid., h.138.

Page 48: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

32

dengan objek yang diteliti. Dalam penelitian ini, akan dilakukan

dengan metode survei deskriptif, dimana peneliti secara langsung

melakukan pengamatan di lapangan, dengan mencakup tiga kegiatan

utama, yaitu:

1. Pengamatan di lapangan, dilakukan dengan cara mengamati jenis-

jenis lalat yang didapat pada perangkap yang telah digunakan.

2. Pengambilan jenis-jenis lalat yang masuk pada perangkap, lalu

lalat yang didapat diidentifikasi dengan bantuan buku-buku kunci

determinasi serangga dan gambar-gambar yang berkenaan dengan

serangga.

3. Hasil pengumpulan dan identifikasi jenis lalat akan dijadikan

sebagai bahan kajian mata kuliah Ekologi Hewan mahasiswa IPA

Biologi IAIN Mataram.

2. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Oktober 2016

dalam waktu 3 hari. Waktu pengambilan sampel dilakukan pada

pagi dan siang hari pada tempat pembuangan sampah di Pasar

Renteng tersebut. Alasan pengambilan sampel dilaksanakan pada

waktu tersebut memungkinkan mendapatkan jenis lalat yang

berbeda. Tempat pembuangan sampah di Pasar Renteng dijadikan

menjadi satu tempat. Oleh karena itu, peneliti akan

Page 49: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

33

mengidentifikasi tempat pembuangan sampah di pasar tersebut

untuk mengetahui jenis-jenis lalat yang ada.

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jalan Raya Renteng Praya-

Lombok Tengah.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang ditetapkan.34

Selain metode yang dipakai dalam suatu penelitian, perlu juga

memiliki teknik pengumpulan data yang relevan. Penggunaaan teknik

serta pengumpulan data yang secara tepat dapat memungkinkan

diperolehnya data yang objektif.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Di dalam melakukan penelitian sangatlah perlu

dilakukannya observasi. Observasi merupakan suatu langkah atau

cara dalam mengumpulkan suatu data. Sebelum melakukan suatu

34 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung:

ALFABETA, 2014), h.224.

Page 50: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

34

penelitian, peneliti melakukan tahap observasi untuk

mengumpulkan data dengan cara pengamatan, serta mendapatkan

hasil yang akurat.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

observasi langsung yakni peneliti terjun secara langsung ke

lapangan untuk mengamati, mencatat, dan dianalisis semua jenis

lalat yang ada pada tempat pembuangan sampah di Pasar Renteng.

b. Dokumentasi

Setelah melakukan tahap observasi, maka tahap yang

selanjutnya adalah tahap dokumentasi. Pada tahap ini, peneliti

mengumpulkan data yang sudah didapatkan pada waktu penelitian.

Setelah mendapatkan suatu data tersebut, maka akan dilakukan

pengambilan gambar. Dokumentasi tidak hanya berbentuk gambar

melainkan bisa juga dalam bentuk tulisan.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti menghimpun data

berupa profil Pasar Renteng yang dapat dilihat dilampiran,

digunakan sebagai lokasi penelitian, guna menghadirkan data yang

valid.

c. Metode Survei

Di dalam penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu

pengambilan sampel lalat secara langsung dengan menggunakan

pembuatan plot, yang menggunakan tiga tahap yaitu tahap

pembuatan perangkap lalat atau perekat lalat, tahap kedua

Page 51: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

35

pengamatan secara langsung hanya melihat jenis lalat yang

memang hinggap di sampah, dan tahap terakhir adalah tahap

ekplorasi.

Adapun alat dan bahannya sebagai berikut:

1. Alat.

a. Gelas mineral yang berfungsi sebagai tempat untuk

menampung jenis lalat yang ditemukan di tempat sampah.

b. Kayu yang digunakan untuk membongkar tanah agar tidak

menggunakan tangan.

c. Alat tulis menulis yang digunakan untuk mencatat data

yang diperoleh di lapangan.

d. Kamera sebagai dokumentasi, artinya sebagai alat yang

digunakan untuk mengambil gambar setiap jenis lalat yang

ditemukan di tempat pembuangan sampah.

2. Bahan

a. Perekat lalat sebagai perangkap penangkapan lalat.

b. Kertas label untuk membedakan hasil penangkapan dari

setiap plot.

3. Pelaksanaan Penelitian

a. Tahap persiapan

(1) Menentukan waktu penelitian

(2) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada

saat penelitian.

(3) Menentukan lokasi pengambilan sampel penelitian di

tempat pembuangan sampah yang digambarkan dalam

bentuk plot 1 – plot 4 yang ukuran dari setiap plot sama

yaitu panjang beserta lebarnya sama-sama 1 meter.

Page 52: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

36

Keterangan :

panjang masing-masing plot 1 meter.

lebarnya masing-masing 1 meter.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Metode perekat

- Memilih lokasi penelitian.

- Membuat plot sebanyak empat plot yang diberi

jarak berdasarkan luas daerah penelitian.

- Memasangkan perangkap berupa perekat lalat

dengan jumlah yang telah ditentukan.

- Membiarkan perekat tersebut selama 4 jam.

- Mengambil serangga yang telah terperangkap di

dalam perekat kemudian dimasukkan ke dalam

gelas aqua.

- Mengambil pengambilan gambar atau dokumentasi.

Plot 1 Plot 2

Plot 4 Plot 3

Page 53: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

37

- Menyimpulkan hasil dan penyusunan laporan

penelitian.

Dari metode di atas, dapat dilakukan teknik

pengumpulan datanya sebagai berikut:

Tabel 1.1 Hasil penangkapan jenis dan jumlah lalat

menggunakan perekat lalat

Plot Jenis lalat

A ∑ B ∑ C ∑

I

II

III

IV

2) Metode pengamatan secara langsung

- Peneliti menuju ke lokasi penelitian.

- Mengamati jenis-jenis lalat yang hinggap di masing-

masing plot.

- Melakukan pengambilan gamra atau dokumentasi.

- Menyimpulkan hasil dan penyusunan laporan

penelitian.

Table 1.2 Hasil pengamatan jenis dan jumlah lalat dengan

metode secara langsung

Plot Jenis lalat

A ∑ B ∑ C ∑

I

II

III

IV

Page 54: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

38

3) Metode eksplorasi

- Peneliti menuju ke lokasi penelitian.

- Melakukan pembongkaran tanah dengan

menggunakan kayu untuk melihat ada atau tidak

adanya larva dari setiap lalat yang hinggap di

masing-masing plot.

- Memasukkan setiap larva serta tanah dari setiap

pengambilan larva tersebut ke dalam toples kecil

kemudian menutupinya dengan kain kasa.

- Menunggu dari setiap larva sampai menjadi imago.

- Menyimpulkan hasil dan penyusunan laporan

penelitian.

Tabel 1.3 Hasil pada tahap eksplorasi

Plot Jenis lalat

A ∑ B ∑ C ∑

I

II

III

IV

4. Teknik Analisis Data

Data yang sudah terkumpul selama penelitian perlu

dianalisis kembali secara cermat dan teliti sehingga dalam

penelitian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan yang

objektif. Bila data dan informasi yang sudah diperoleh tersebut

sudah dianalisis dan diinterpretasikan, maka akan diketahui

jenis-jenis lalat yang terdapat pada tempat pembuangan sampah

di Pasar Renteng tersebut. Untuk menghitung keanekaragaman

jenis ikan hias di perairan Gili Kondo dapat dilakukan dengan

Page 55: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

39

menggunakan rumus indeks keanekaragaman (Indeks of

Diversity) Shannon Winner berikut:

H’= -∑PiLnPi atau H’ = 𝑛𝑖

𝑁 ln

𝑛𝑖

𝑁

Dengan:

H’ : Indeks diversitas (keanekaragaman) Shannon-Wiener

Pi : Kelimpahan jenis ke-I (ni/N)

Ni : Jumlah individu jenis ke-i

N : Jumlah total individu semua jenis dalam komunitas

Kriteria:

0<H’<2,302 : Menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies

pada suatu stasiun adalah melimpah

2,302≤ H’≤6,907 : Menunjukkan bahwa keanekaragaman

speseis pada suatu stasiun adalah sedang

melimpah

H’>6,907 : Menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada

suatu stasiun adalah sedikit/rendah.35

Moleong mengemukakan analisis data adalah proses

yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan

merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai

usaha untuk memberikan pada tema dan ide itu.36

Analisis induktif artinya suatu analisis data dengan

memperjelas peristiwa-peristiwa atau data-data yang bersifat

khusus kemudian mengumpulkannya dengan bersifat general

35 Melati Febrianita Fachrul, Metode Sampling Biokologi (Jakarta: Bumi

Aksara, 2007)h.51.

36 Moleong L.J, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.38.

Page 56: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

40

atau umum. Sedangkan analisis deduktif artinya suatu teknik

analisis peristiwa yang bersifat umum untuk kemudian

mengumpulkannya dengan sifat khusus.

Dapat dipahami bahwa dalam penelitian ini, peneliti

dihadapkan secara langsung pada lingkungan alam subjek,

guna memperoleh data-data deskriptif di lokasi penelitian dan

untuk mempelajari perilaku.

Data yang sudah dikumpulkan oleh peneliti selama

menjalankan proses penelitian, maka selama itu pula data

tersebut perlu dianalisis dan diinterpretasikan dengan seksama,

sehingga akhirnya peneliti akan mendapatkan suatu kesimpulan

yang objektif dari suatu penelitian.

5. Keabsahan Data

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang

terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat

dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid

adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan

peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek

penelitian. 37

Dalam penelitian ini untuk menjamin validitas data,

peneliti menggunakan teknik:

a. Tringulasi

37 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, h.267.

Page 57: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

41

Tringulasi adalah teknik pemekrisaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data.

Sugiyono membagi tringulasi menjadi beberapa

macam, yaitu :

1) Tringulasi sumber

Tringulasi sumber untuk menguji kredibilitas

data dilakukan dengan cara mengecek data yang

telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2) Tringulasi teknik

Tringulasi teknik untuk menguji kredibilitas

data dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik

berbeda.

3) Tringulasi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas

data. Bila hasil uji menghasilkan data yang

berbeda, maka dilakukan secara berulang–ulang

sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.38

Adapun tringulasi yang dipakai dalam penelitian ini

adalah tringulasi sumber yaitu menguji kredibilitas data

dengan mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber.

b. Kecukupan Referensi

Bahan referensi yang dimaksud adalah adanya

pendukung untuk membuktikan data yang yang telah

ditemukan oleh peneliti.39

38 Ibid., h. 274. 39

Ibid., h. 275.

Page 58: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

42

Referensi yang dipakai dalam penelitian ini adalah

hasil dari catatan-catatan dan bahan dokumentasi yang

diperoleh pada waktu melakukan penelitian. Dengan

menggunakan referensi ini, peneliti dapat mengecek data

informasi-informasi yang peneliti yang didapatkan di

lapangan. Sebagaimana diketahui sebuah karya ilmiah

dapat dianggap valid, apabila kecukupan referensi atau

dengan kata lain rujukan sangat diperlukan.

Page 59: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

43

BAB II

PAPARAN DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak geografis dan sejarah berdirinya pasar Renteng

Pasar Renteng merupakan salah satu pasar tradisional yang

dijadikan sebagai tempat terjadinya transaksi antara penjual dan

pembeli. Pasar renteng beroperasi mulai dari tahun 2003 bertepatan

pada tanggal 14 juni hari sabtu. Pada dasarnya, letak pasar yang

sebenarnya berada di Praya, yang kemudian pindah ke pasar

renteng. Alasannya adalah karena sudah padatnya penduduk yang

berada di Praya.40

Berdasarkan profil pasar juga ditemukan bahwa pada saat

pertama kali beroperasi pasar Renteng masih menjual beberapa

jenis barang seperti barang-barang tradisional Lombok. Pasar

Renteng beroperasi mulai dari pagi hari sampai sore hari, mulai

dari jam 06.00-12.00 siang untuk jenis jualan sayur-sayuran, buah-

buahan, dan daging. Selanjutnya setelah itu, dilanjutkan dengan

penjualan jenis barang seperti baju dan peralatan alat rumah

tangga. Pasar Renteng untuk hari pemasarannya satu kali seminggu

yakni pada hari sabtu yang kemudian dilanjutkan dengan pasar

harian yang menjual berbagai jenis barang yakni menjual dari

berbagai jenis barang kebutuhan sehari-hari. Pasar Umum Renteng

merupakan pasar induk dari semua pasar yang ada di Lombok

40 Hayat, Wawancara, 09 Oktober 2016.

Page 60: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

44

Tengah Kabupaten Nusa Tenggara Barat yang luasnya kurang

lebih 4 Ha, yang terbagi ke dalam beberapa lokasi tempat

penjualan sayur mayur, makanan sehari-hari, pakaian dan binatang

ternak.

Batasan-batasan wilayah di Pasar Renteng adalah untuk

sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Gonjak dan Kelurahan

Gerunung, sedangkan untuk sebelah Selatan berbatasan dengan

Kelurahan Leneng dan Kelurahan Renteng, untuk sebelah Barat

berbatasan dengan Desa Puyung dan sebelah Timur berbatasan

dengan Kelurahan Praya.41

Berdasarkan batasan wilayah di atas, dapat disimpulkan

bahwa Pasar Renteng merupakan salah satu Pasar yang sangat baik

bagi penduduk dalam menjalankan transaksi jual beli barang.

2. Keadaan Penjual di Pasar Renteng

Penjual maupun pembeli merupakan salah satu bagian

terpenting dari Pasar, karena setiap ada pedagang pasti ada

pembeli. Selain itu juga, Pasar merupakan tempat bertemunya

antara penjual dan pembeli atau dengan kata lain tempat terjadinya

transaksi jual beli. Sampai saat ini Pasar Renteng masih tetap

dipergunakan sebagai tempat menjual berbagai jenis barang,

41 Observasi, tanggal 09 Oktober 2016.

Page 61: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

45

bahkan barang yang dijual sampai saat ini melebihi banyaknya

jenis barang yang dijual pada zaman dahulu.

Jenis barang yang dijual di Pasar tersebut mulai dari

kebutuhan sandang, pangan maupun papan, pada kebutuhan

sandang seperti kebutuhan sehari-hari mulai dari pakaian.

Selanjutnya, dalam kebutuhan pangan seperti kebutuhan pokok

yakni beras, minyak, biji-bijian, dan berbagai kebutuhan sehari-

hari.

Penjual maupun pembeli di Pasar tersebut, menjalin

kerjasama yang baik dalam proses transaksi jual beli. Artinya

bahwa, antara penjual maupun pembeli selama dalam proses

transaksi jual beli tidak terjadi sebuah konflik yang dapat membuat

kekacauan dalam proses tersebut, sehingga terjalin hubungan yang

baik di lingkungan pasar antara penjual maupun pembeli.

Penjual yang ada di Pasar Renteng tidak hanya berasal dari

Renteng saja, akan tetapi selain itu juga ada yang berasal di luar

kawasan Renteng, seperti dari Sekarbela, Bayan, Kediri, Kuripan,

Lombok Timur, dan dari berbagai macam desa lainnya.

3. Keadaan Sarana Prasarana Pasar Renteng

Untuk mewujudkan pasar tradisional yang bersih, aman,

nyaman dan berkeadilan (BANA) perlu didukung sarana dan

Page 62: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

46

prasarana yang mendukung. Setiap tempat terjadinya transaksi jual

beli, hendaknya didukung oleh berbagai komponen yang terkait

dengan proses pelaksanaan seperti sarana dan prasarana yang

merupakana salah satu komponen dari beberapa komponen dalam

jual beli yang membentuk suatu sistem yaitu satu kesatuan yang

utuh. Berdasarkan hal tersebut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 2.1:

Tabel 2.1 Keadaan Sarana dan Prasarana Pasar Renteng42

No Nama sarana Jumlah Kondisi

1 Kantor pemasaran 1 Baik

2 Musholla 3 Baik

3 Kamar mandi atau WC 5 Baik

4 Toko 10 Baik

5 Los 48 Baik

6 Tempat parkir 2 Baik

7 Pelayanan keamanan 1 Baik

8 Kios 8 Baik

9 Fasilitas kebersihan 1 Baik

Berdasarkan Tabel 2.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa

sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pasar Renteng semuanya

bisa dikatakan dalam keadaan baik, serta memiliki peranan dan

manfaat yang sangat besar dalam mendukung proses terjadinya

transaksi jual beli yang lebih efektif.

Semua sarana pendukung yang berada di pasar tersebut,

hendaknya disosialisasikan dengan sebaik mungkin sesuai dengan

42 Sumber data: Profil Pasar Renteng Kecamatan Praya Kabupaten Lombok

Tengah, Dokumentasi, dikutip tanggal 09 Oktober 2016.

Page 63: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

47

kebutuhan dan situasi kondisi lingkungan maupun keadaan pasar

itu sendiri, artinya bahwa sarana yang ada hendaknya digunakan

dan dimanfaatkan sesuai dengan fungsi masing-masing.

4. Struktur Organisasi Pasar Renteng

Sebagai suatu lembaga atau organisasi, maka struktur

lembaga tersebut harus ada sebagai suatu gambaran terhadap

kondisi dan terlaksana pembagian tugas dan wewenang dalam

lembaga tersebut. Begitu pula dengan Pasar Renteng, dimana

struktur yang mutlak sangat dibutuhkan guna mengefisienkan

kinerja serta pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan

mempermudah proses pengoperasian.

Page 64: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

48

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pasar Renteng43

B. Jenis-jenis Lalat yang Ada Pada Tempat Pembuangan Sampah (TPS)

di Kawasan Pasar Renteng

Berdasarkan fakta di lapangan, setelah melakukan penelitian

tentang Jenis lalat yang terdapat di Tempat Pembuangan Sampah di

Pasar Renteng, ditemukan beberapa jenis lalat yang terdapat di setiap

plot. Berdasarkan hasil pengamatan selama 3 hari pada setiap plot

peneliti menemukan 4 jenis lalat, antara lainnya lalat rumah (Musca

43 Sumber data: Papan Struktur Organisasi Pasar Renteng Kecamatan Praya Kabupaten

Lombok Tengah, dikutip Tanggal 09 Oktober 2016.

Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

Kepala Pasar

Dinas Perpajakan Dinas Pendapatan

Bendahara Sekretaris

Pembeli Penjual

Page 65: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

49

domestica), lalat hijau (Crysomya megacephala), lalat daging

(Sarcophaga sp.), dan lalat rumah kecil (Fannia sp.).

Tabel 2.2 Data hasil penangkapan jenis dan jumlah lalat menggunakan

perekat lalat

Plot Jenis ∑ perekat

1

∑ perekat

2

∑ perekat

3

Total

I Musca

domestica

19 16 13 48

Crysomya

megacephala

- 11 6 17

Sarcophaga sp. 5 3 1 9

Fannia sp. 6 7 3 16

II Musca

domestica

92 55 37 184

Crysomya

megacephala

126 58 109 293

Sarcophaga sp. 10 16 7 33

Fannia sp. 15 9 10 34

III Musca

domestica

7 21 15 43

Crysomya

megacephala

12 15 22 49

Sarcophaga sp. 7 12 10 29

Fannia sp. 10 15 12 37

IV Musca

domestica

136 77 77 290

Crysomya

megacephala

39 40 54 133

Sarcophaga sp. 17 27 30 74

Fannia sp. 22 34 49 105

Total keseluruhan jenis (N) 1394

Page 66: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

50

Tabel 2.3 Hasil pengamatan jenis dan jumlah lalat dengan metode

secara langsung

Plot Jenis ∑ Lalat

I Musca domestica 88

Crysomya

megacephala

145

Sarcophaga sp 16

Fannia sp 20

II Musca domestica 92

Crysomya

megacephala

126

Sarcophaga sp 17

Fannia sp 25

III Musca domestica 66

Crysomya

megacephala

88

Sarcophaga sp 20

Fannia sp 17

IV Musca domestica 77

Crysomya

megacephala

39

Sarcophaga sp 17

Fannia sp 22

Total keseluruhan jenis (N) 875

Tabel 2.4 Hasil pada Tahap Eksplorasi

Plot Jenis lalat ∑ Lalat

I - -

II Lalat hijau

(Crysomya

megacephala)

4

III - -

IV - -

Page 67: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

51

Tabel 2.5 Data hasil jenis lalat di tempat pembuangan sampah di Pasar

Renteng pada plot I-IV

Plot Nama jenis lalat Nama local

I Musca domestica Lalat rumah

Crysomya megacephala Lalat hijau

Sarcophaga sp Lalat daging

Fannia sp Lalat rumah kecil

II Musca domestica Lalat rumah

Crysomya megacephala Lalat hijau

Sarcophaga sp Lalat daging

Fannia sp Lalat rumah kecil

III Musca domestica Lalat rumah

Crysomya megacephala Lalat hijau

Sarcophaga sp Lalat daging

Fannia sp Lalat rumah kecil

IV Musca domestica Lalat rumah

Crysomya megacephala Lalat hijau

Sarcophaga sp Lalat daging

Fannia sp Lalat rumah kecil

C. Hasil Analisis Nilai Indeks Keanekaragaman Jenis

Nilai indeks keanekaragaman jenis lalat pada setiap plot

bervariasi. Hal tersebut dikarenakan pembuatan plot pada pembuangan

sampah yang berbeda-beda tetapi pada tempat yang sama. Pada

metode yang menggunakan perekat sebagai perangkap lalat ditemukan

4 jenis lalat dan jumlah keseluruhannya sebanyak 1394 dengan indeks

keanekaragaman

-14,316. Sedangkan pada metode yang menggunakan pengamatan

secara langsung terdapat 4 jenis lalat dalam jumlah keseluruhannya

875 dengan indeks keanekaragaman -3,044.

Page 68: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

52

Tabel 2.6 Indeks Keanekaragaman Jenis Lalat dengan Data hasil

penangkapan jenis dan jumlah lalat menggunakan perekat

lalat

Plot Jenis Ni Pi lnPi Pi.lnPi H’

I Musca

domestica

49 0,034 -3,381 -0,114

Crysomya

megacephala

17 0,012 -4,422 -0,053

Sarcophaga sp. 9 6,456 1,865 -12,04

Fannia sp. 16 0,011 -4,509 -0,049

II Musca

domestica

184 0,131 -2,032 -0,266

Crysomya

megacephala

293 0,210 -1,560 -0,327

Sarcophaga sp. 33 0,023 -3,772 -0,086

Fannia sp. 34 0,024 -3729 -0,089

III Musca

domestica

43 0,030 -3,506 -0,105

Crysomya

megacephala

49 0,035 -3,352 -0,117

Sarcophaga sp. 29 0,020 -3,912 -0,078

Fannia sp. 37 0,026 -3,649 -0,094

IV Musca

domestica

290 0,208 -1,570 -0,326

Crysomya

megacephala

133 0,095 -2,353 -0,223

Sarcophaga sp. 74 0,053 -2,937 -0,155

Fannia sp. 105 0,075 -2,590 -0,194

Total keseluruhan jenis (N) -14,316

Tabel 2.6 Indeks Keanekaragaman Jenis Lalat dengan Hasil

pengamatan jenis dan jumlah lalat dengan metode secara

langsung

Plot Jenis Ni Pi lnPi Pi.lnPi H’

I Musca

domestica

88 0,100 -2,302 -0,230

Crysomya

megacephala

145 0,165 -1,801 -0,297

Sarcophaga sp. 16 0,018 -4,017 -0,072

Fannia sp. 20 0,022 -3,816 -0,083

II Musca

domestica

92 0,105 -2,253 -0,236

Page 69: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

53

Crysomya

megacephala

126 0,144 -1,937 -0,852

Sarcophaga sp. 17 0,019 -3,963 -0,075

Fannia sp. 25 0,028 -3,575 -0,100

III Musca

domestica

66 0,075 -2,590 -0,194

Crysomya

megacephala

88 0,100 -2,302 -0,230

Sarcophaga sp. 20 0,022 -3,816 -0,083

Fannia sp. 17 0,019 -3,963 -0,075

IV Musca

domestica

77 0,088 -2,430 -0,213

Crysomya

megacephala

39 0,044 -3,123 -0,137

Sarcophaga sp. 17 0,019 -3,963 -0,075

Fannia sp. 22 0,025 -3,688 -0,092

Total keseluruhan jenis (N) -3,044

Page 70: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

54

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan di tempat pembuangan sampah

pasar Renteng, terdapat beberapa jenis lalat.

1. Lalat rumah (Musca domestica)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun ciri-

ciri yang didapatkan tubuh berwarna abu-abu dengan ukuran tubuh

medium atau sedang dan memiliki panjang tubuh 6-7 mm, bagian

dorsalnya terlihat empat garis memanjang berwarna gelap.

Abdomennya berwarna coklat kehitaman, tiga pasang kakinya ditutupi

oleh rambult lebat, mempunyai sepasang sayap yang tipis dan tembus

cahaya, warnanya kelabu pucat dan berpangkal kuning.

Gambar 3.1 Lalat rumah (Musca domestica)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthopoda

Kelas : Insekta

Ordo : Diptera

Subordo : Cyclorrapha

Family : Muscidae

Genus : Musca

Page 71: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

55

Species : Musca domestica44

2. Lalat hijau (Crysomya megacephala)

Selanjutnya, jenis lalat yang didapatkan adalah lalat hijau

dengan bahasa ilmiahnya Crysomya megacephala. Jenis lalat ini

memiliki ukuran tubuh 8-10 mm, dengan warna tubuh hijau metalik

dan ada juga yang berwarna biru metalik.

Gambar 3.2 Crysomya megacephala

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthopoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Sub Ordo : Cyclorrapha

Family : Calliphoridae

Subfamily : Chrysomyniae

Genus : Chrysomya

Species : Chrysomia megacephala

44 Afri Novita, Keanekaragaman Lalat (Cyclorrapha : Diptera) Pada Lokasi

Penjualan Daging Di Kota Padang (Jurnal Skripsi: Padang, 2013).

Page 72: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

56

D. Lalat daging (Sarcophaga sp.)

Ciri-ciri dari jenis lalat ini memiliki warna tubuh abu-abu

dengan bercak-bercak hitam memanjang dengan toraks dan

abdomennya, memiliki ukuran tubuh medium, panjang tubuhnya 6-14

mm.

Gambar 3.3 Sarcophaga sp.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthopoda

Kelas : Insecta

Ordo : Diptera

Sub Ordo : Cyclorrapha

Family : Sarcophaga

Genus : Sarcophagidae

Species : Sarcophaga sp.45

E. Lalat kecil (Fannia sp.)

Jenis lalat yang ditemukan memiliki ciri-ciri yang sama seperti

lalat rumah, akan tetapi ukuran tubuh dari lalat ini lebih kecil dari lalat

rumah.

45

Afri Novita, Keanekaragaman Lalat (Cyclorrapha : Diptera) Pada Lokasi Penjualan

Daging Di Kota Padang (Jurnal Skripsi: Padang, 2013).

Page 73: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

57

Gambar 3.4 Fannia sp.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthopoda

Kelas : Insekta

Ordo : Diptera

Subordo : Cyclorrapha

Family : Muscidae

Genus : Fannia

Species : Fannia sp.

Berdasarkan jenis lalat yang ditemukan di lokasi penelitian, dari

setiap plot jenis lalat yang paling dominan adalah lalat rumah (Musca

domestica) dan lalat hijau (Crysomya megacephala). Hal ini disebabkan

karena beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Pada plot I terdapat jenis lalat yang hinggap (lalat rumah (Musca

domestica), lalat hijau (Crysomya megacephala), lalat daging

(Sarcophaga sp.), dan lalat kecil (Fannia sp.), akan tetapi tidak

sebanyak di plot yang lain, hal ini disebabkan pada lokasi plot I ini

terdapat sedikit sampah dan sampah yang ada diplot ini masih hanya

sampah biasa saja, artinya bahwa sampah yang hanya memang tidak

terlalu dapat mengundang lalat untuk hinggap.

Page 74: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

58

2. Pada plot II (lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau (Crysomya

megacephala), lalat daging (Sarcophaga sp.), dan lalat kecil (Fannia

sp.) tersedia makanan yang cukup bagi lalat itu sendiri, sehingga

memungkinkan dapat menyebabkan meningkatnya jumlah jenis lalat.

3. Pada plot III (lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau (Crysomya

megacephala), lalat daging (Sarcophaga sp.), dan lalat kecil (Fannia

sp.), plot ini hampir sama dengan plot I sehingga terdapat beberapa

jenis lalat tetapi dalam jumlah yang sedikit.

4. Selanjutnya untuk plot yang terakhir plot IV (lalat rumah (Musca

domestica), lalat hijau (Crysomya megacephala), lalat daging

(Sarcophaga sp.), dan lalat kecil (Fannia sp.), plot ini tidak jauh beda

dengan plot II, dikarenakan makanan yang ada diplot ini sangat cukup

untuk mengundang lalat.

Berdasarkan paparan beberapa faktor di atas, dapat

disimpulkan bahwa diantara plot I sampai plot IV, plot yang paling

banyak ditemukan lalat adalah pada plot II dan plot IV dan jenis lalat

yang paling dominan didapatkan pada masing-masing plot adalah

adalah lalat rumah (Musca domestica) dan lalat hijau (Crysomya

megacephala).

Page 75: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

59

Metamorfosis Lalat

Telur

Larva

Pupa

Page 76: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

60

Gambar 3.5 Siklus Hidup Lalat

B. Pembahasan

Lingkungan yang kotor dan bau adalah tempat yang sangat disukai

oleh lalat, biasanya tempat tersebut adalah tempat yang banyak

berhubungan dengan aktivitas manusia. Sasaran yang tepat diukur

kepadatan lalat yaitu pasar, karena di pasar merupakan tempat

berkumpulnya manusia yang melakukan aktivitas jual beli, karena di

tempat tersebut merupakan sumber awal seseorang mendapatkan berbagai

jenis bahan makanan seperti ikan, daging, sayur dan buah. Dari aktivitas

tersebut akan mudah menghasilkan sampah dan menjadikan lingkungan

sekitar pasar menjadi kotor dan bau. Dalam penelitian ini, pasar yang telah

disurvei adalah pasar Renteng, karena pasar Renteng merupakan pasar

terbesar di kabupaten Lombok tengah.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada 4 jenis lalat

yang terdapat di tempat pembuangan sampah. Keempat jenis lalat tersebut,

adalah lalat rumah (Musca Domestica), lalat hijau (Crysomya

megacephala), lalat daging (Sarcophaga sp.), dan lalat kecil (Fannia sp.).

Meskipun demikian keberadaan keempat jenis lalat tersebut berbeda pada

Lalat dewasa

Page 77: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

61

4 plot yang diamati. Lalat yang paling banyak ditemukan adalah lalat

rumah (Musca Domestica) dan lalat hijau (Crysomya megacephala).

Kebiasaan lalat untuk menempatkan telurnya pada tempat yang

banyak mengandung zat-zat organik, seperti tempat sampah, membuat

kesulitan dalam pemberantasannya. Lalat lebih menyukai makanan yang

bersuhu lebih tinggi dari suhu udara sekitarnya dan sangat membutuhkan

air. Tanpa air lalat tidak dapat hidup lebih dari 46 jam.46

Aktivitas lalat dipengaruhi oleh sinar (memiliki sifat fototrafik),

temperatur, kelembaban, air, makanan, dan tempat perindukan. Pada

malam hari tidak aktif, kecuali bila ada sinar buatan. Lalat rumah

berkembang biak pada zat organik seperti sampah, kotoran manusia dan

hewan, sisa makanan, dan zat yang membusuk lainnya.47

Lalat hijau

adalah serangga yang dapat hidup dan berkembang biak pada zat organik

yang membusuk, kotoran dan feses.48

Keberadaan jumlah jenis lalat pada keempat plot, yang paling

banyak ditemukan adalah pada plot II dan plot IV, sedangkan pada plot I

dan III lebih sedikit lalat yang hinggap. Faktor yang menyebabkan

banyaknya lalat yang hinggap di plot II dan IV yaitu, karena ketersediaan

46 Marylin Junias & Eliaser Balelay, “Hubungan Antara Pembuangan Sampah Dengan

Kejadian Diare Pada Penduduk di Kelurahan Oesapa Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang”

MKM, No. 02. Vol. 03 (Desember, 2008), h. 96-97. 47

Sayono, Pengaruh Posisi dan Warna Impregnated Cord Terhadap Jumlah Lalat yang

Terperangkap

48

Ade Trisna & Nuraini, “Pengaruh Pemakaian Campuran Biomassa Lalat Hijau (Lucilia

Illustris) dengan Faeses dan Dedak dalam Ransum Terhadap Performa Broiler” Jurnal Agribisnis

Peternakan, No.1. Vol. 2 (April, 2006), h. 16.

Page 78: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

62

jenis makanan yang lebih di plot tersebut, baik sampah dalam bentuk

sayur-sayuran maupun dalam bentuk daging, sehingga akan lebih banyak

mengundang lalat pada setiap plot, serta bau yang menyengat dari sampah

tersebut. Selain itu, jarak antara lokasi tempat pembuatan plot dengan

jarak tempat pedagang berdekatan. Sehingga hal tersebutlah yang

membuat banyaknya lalat yang terdapat di plot II dan IV. Sedangkan

faktor yang menyebabkan sedikitnya lalat yang hinggap di plot I dan III

karena sedikitnya ketersediaan makanan, selain itu juga hanya terdapat

jenis sampah biasa seperti sampah dedaunan dan sampah kering.

Jadi, dapat dikatakan bahwa sebagian besar jenis lalat yang

seringkali ditemukan adalah lalat rumah dalam bahasa ilmiahnya Musca

domestica dan lalat hijau atau Crysomya megacephala, akan tetapi selain

itu masih banyak jenis lalat yang memang ada selain dua jenis lalat

tersebut.

Beberapa tempat yang menjadi habitat bagi lalat, khususnya yang

berhubungan langsung dengan kehidupan manusia adalah pada tempat

pembuangan sampah sementara ataupun akhir, juga pada tempat-tempat

kotor/kumuh, kotoran hewan dan sisa-sisa makanan. Tempat pembuangan

akhir (TPA) atau tempat pembuangan sementara (TPS) di samping

merupakan tempat ditemukannya fauna lalat, juga merupakan sumber

berbagai agen infeksi. Dengan demikian adanya populasi lalat di TPA atau

Page 79: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

63

TPS diperkirakan akan terkait dengan kejadian dan penyebaran penyakit

oleh agen infeksi yang berasal dari tempat tersebut.49

Sampah adalah bahan atau benda padat yang terjadi akibat aktifitas

manusia yang tidak terpakai lagi, tidak disenangi dan dibuang dengan cara

saniter, kecuali yang berasal dari tubuh manusia (Kusnoputranto, 1985).

Dan menurut Apriadji (1992) sampah/waste adalah zat atau benda yang

sudah tidak terpakai lagi baik dari bahan buangan rumah tangga maupun

dari pabrik sebagai sisa proses industri. Definisi Sampah dalam Dinas

Kebersihan Kota Kupang, 2005 adalah limbah yang bersifat padat atau

setengah padat yang terdiri dari zat organik, berasal dari kegiatan manusia

yang tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan

lingkungan.50

Ditinjau dari jenis sampah yang dihasilkan yaitu sampah organik di

mana sampah organik ini pada umumnya merupakan sampah yang berasal

dari sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain yang sifatnya mudah

membusuk, menimbulkan bau yang menyengat dan dapat mengundang

vector penyakit seperti lalat, Tempat tersebut tentunya dijadikan sebagai

tempat yang sangat cocok untuk perkembangbiakannya.51

49Retno Hestiningsih, dkk, “Potensi Lalat Sinantropik Sebagai Vektor Mekanis

Gastrointestinal Disease (Kajian Deskriptif Pada Aspek Mikrobiologi)” (November, 2003), h. 1-2. 50 Marylin Junias & Eliaser Balelay, “Hubungan Antara Pembuangan Sampah Dengan

Kejadian Diare Pada Penduduk di Kelurahan Oesapa Kecamatan Kelapa Lima Kota

Kupang” MKM, No. 02, Vol. 03 (Desember, 2008), h. 94. 51

Adrian Hidayat dan Iwan Desimal, “Jarak tempat pembuangan sampah sementara (tps)

Mempengaruhl kepadatan lalat pada tempat penjualan Makanan dan minuman di pasar mandallka-

mataram”, Jurnal Sangkareang Mataram, No. 1, Vol. 1 (Maret, 2015), h. 40.

Page 80: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

64

Metamorfosis lalat melalui beberapa tahap. Dalam kehidupan lalat

dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai dari telur, larva, pupa dan

dewasa. Telur yang menetas akan menjadi larva berwarna putih

kekuningan, panjang 12-13 mm. Akhir dari fase larva ini berpindah tempat

dari yang banyak makan ke tempat yang dingin guna mengeringkan

tubuhnya, setelah itu berubah menjadi kepompong yang berwarna coklat

tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak bergerak. Fase ini

berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur 30-350C,

kemudian akan keluar lalat muda dan sudah dapat terbang antara 450-900

meter, siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari.52

C. Kajian Mata Kuliah Ekologi Hewan Terhadap Jenis Lalat yang ada di

Tempat Pembuangan Sampah di Kawasan Pasar Renteng

Ekologi adalah kajian tentang bagaimana tanaman, binatang, dan

organisme lain saling berhubungan satu sama lain dalam lingkungan atau

“rumah” mereka. Kata “ekologi” berasal dari kata Yunani “oikos”, yang

berarti “rumah”. Ekologi juga berarti kajian tentang kelimpahan dan

distribusi organisme.53

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa ekologi adalah ilmu yang

mempelajari tentang tingkah laku makhluk hidup serta timbal balik antara

makhluk hidup sesamanya dan dengan komponen disekitarnya.

52 Komariah, dkk, “Pengendalian Vektor”, Jurnal Kesehatan Bina Husada, No. 1, Vol. 6

(Maret, 2010), h. 40. 53

Sukarsono , Pengantar Ekologi Hewan (Malang: UMM press, 2009), h.3.

Page 81: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

65

Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan ekologi yang tidak

bisa lepas dari pembahasan mengenai lingkungan, antara lain:

1. Spesies : kelompok organisme yang sejenis.

2. Populasi : sekumpulan individu yang memiliki jenis yang sama.

3. Komunitas : kumpulan dari beberapa populasi yang menduduki suatu

habitat.

4. Ekosistem : kumpulan dari beberapa komunitas.

Page 82: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

66

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab III dapat

ditarik kesimpulan :

1. Ada empat jenis lalat yang ditemukan di Tempat Pembuangan Sampah

di Kawasan Pasar Renteng. Keempat jenis lalat tersebut adalah lalat

rumah (Musca domestica), lalat hijau (Crysomya megacephala), lalat

daging (Sarcophaga sp.), dan lalat kecil (Fannia sp.).

2. Dapat digunakan sebagai Kajian mata kuliah ekologi terhadap jenis

lalat yang ada pada tempat pembuangan sampah di kawasan pasar

Renteng lebih tegasnya synekologi adalah kajian mengenai komunitas

dan autekologi adalah kajian mengenai spesies termasuk ke golongan

ekologi komunitas yaitu kajian tentang persebaran hewan atau

serangga di berbagai habitat yang masing-masing memiliki peranan

tersendiri, komposisi, komponen penyusun komunitas dan suksesinya

serta kajian dinamika komunitas karena ekologi hewan merupakan

cabang ilmu pengetahuan biologi yang mempelajari tingkah laku

hewan di alam, dengan melakukan pengamatansecara langsung dan

berkesinambungan guna mengetahui interaksi yang terjadi di dalamnya

antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Page 83: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

67

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, melalui kesempatan ini peneliti dapat

memberikan saran yang bersifat membangun :

1. Pengurus Pasar

Diharapkan kepada pengurus pasar untuk menjalankan aturan

yang telah ditetapkan disekeliling pasar sesuai dengan yang telah

ditetapkan oleh pengurus pasar seperti dinas kebersihan agar para

pengguna pasar tidak membuang sampah secara sembarangan, karena

tempat sampah dikawasan pasar Renteng sudah disiapkan oleh

pemerintah.

2. Pedagang

Untuk para pedagang yang berada di pasar agar tidak

membuang sampah secara sembarangan, karena dengan terciptanya

keadaan bersih akan membuat proses jual beli menjadi nyaman.

3. Mahasiswa

Diharapkan kepada para mahasiswa lainnya untuk melanjutkan

penelitian yang sama dengan memperluas pembahasan serta

melanjutkan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi kepadatan

lalat dan memperluas lokasi penelitian untuk membandingkan jenis

lalat yang terdapat disetiap pembuangan sampah di Pasar tersebut.

Page 84: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

68

DAFTAR PUSTAKA

Adrian Hidayat dan Iwan Desimal. (Jarak tempat pembuangan sampah sementara

(tps) Mempengaruhi kepadatan lalat pada tempat penjualan Makanan dan

minuman di pasar mandalika- mataram). Jurnal Sangkareang Mataram,

1(1), 42. 2015.

Asyiah. Mengenal Berbagai Serangga. Jakarta: PT Panca Anugerah Sakti. 2007.

Djamal Irwan, Zoer’aini. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan

Pelestariannya, Jakarta: PT. Bumi Aksara. 1996.

Hestiningsih, Retno. (Perbandingan Bakteri Kontaminan Pada Lalat Chrysomyia

megacephala dan Musca domestica Di Tempat Pembuangan Sampah

Akhir Piyungan, Bantul, Yogyakarta). Perbandingan Bakteri Kontaminan

pada Lalat, 1(2), 52. 2004.

Machfoedz ms, Ircham. Menjaga Kesehatan Rumah Dari Berbagai Penyakit,

Yogyakarta: Fitramaya. 2008.

M. Nurcahyo, Eko. Memberantas Binatang Pengganggu di Lingkungan Rumah.

Jakarta: Penebar Swadaya. 1996.

Moleong L.J. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta. 1998.

Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT. RINEKA

CIPTA. 2002.

Novita, Afri. Keanekaragaman Lalat (Cyclorrapha : Diptera) Pada Lokasi

Penjualan Daging Di Kota Padang, Padang: Jurnal Skripsi. 2013.

Rohani. Identifikasi Hama Lalat Buah pada Lahan Kebun di Daerah Sedau

Lombok Barat dan Pengembangannya dalam Mata Kuliah Entomologi.

Mataram: IAIN Mataram. 2012.

Sayono, Pengaruh Posisi dan Warna Impregnated Cord Terhadap Jumlah Lalat

yang Terperangkap

Sembel, Dantje T. Entomologi Kedokteran. Yogyakarta: ANDI. 2009.

Subaidi, Edi. Identifikasi Serangga Pada Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di

Kawasan Pasar Kebon Roek Ampenan Sebagai Kajian Mata Kuliah

Ekologi Hewan Mahasiswa IAIN Mataram. Mataram: IAIN Mataram.

2012.

Suheriyanto, Dwi. Ekologi Serangga, Malang: UIN Malang Press. 2008.

Sukarsono. Pengantar Ekologi Hewan. Malang: UMM Press. 2009.

Tim Yayasan Pendidikan Haster. Kamus Besar Biologi. Bandung: pionir jaya.

2000.

Tim Penyusun. Kamus Praktis Biologi. PT CG Time. 2009.

Page 85: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

69

Endang Puji Astuti dan Firda Yanuar Pradani. (Pertumbuhan dan Reproduksi

Lalat Musca domestica pada Berbagai Media Perkembangbiakan).

Aspirator. 2(1), 11. 2010.

Hestiningsih, Retno dkk. (Potensi Lalat Sinantropik Sebagai Vektor Mekanis

Gastrointestinal Disease Kajian Deskriptif Pada Aspek Mikrobiologi). 1-2.

2003.

Marylin Junias & Eliaser Balelay. (Hubungan Antara Pembuangan Sampah

Dengan Kejadian Diare Pada Penduduk di Kelurahan Oesapa Kecamatan

Kelapa Lima Kota Kupang). MKM, 03(02), 94. 2008.

Komariah, dkk. (Pengendalian Vektor). Jurnal Kesehatan Bina Husada. 6(1), 40.

2010.

Page 86: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

70

Page 87: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

71

Page 88: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

72

Page 89: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

73

Page 90: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

74

Page 91: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

75

Page 92: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

76

Page 93: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

79

Page 94: IDENTIFIKASI JENIS LALAT PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH …

80