kegiatan akhir pada tempat pembuangan sampah

26
KEGIATAN AKHIR PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH A.PENGERTIAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH Tempat pembuangan akhir (TPA) atau tempat pembuangan sampah (TPS) ialah tempat untuk menimbun sampah dan merupakan bentuk tertua perlakuan sampah. TPA dapat berbentuk tempat pembuangan dalam (di mana pembuang sampah membawa sampah di tempat produksi) begitupun tempat yang digunakan oleh produsen. Dahulu, TPA merupakan cara paling umum untuk limbah buangan terorganisir dan tetap begitu di sejumlah tempat di dunia. Sejumlah dampak negatif dapat ditimbulkan dari keberadaan TPA. Dampak tersebut bisa beragam: musibah fatal (mis., burung bangkai yang terkubur di bawah timbunan sampah); kerusakan infrastruktur (mis., kerusakan ke akses jalan oleh kendaraan berat); pencemaran lingkungan setempat (seperti pencemaran air tanah oleh kebocoran dan pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPA, begitupun setelah penutupan TPA); pelepasan gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah organik(metana adalah gas rumah kaca yang berkali-kali lebih potensial daripada karbon dioksida, dan dapat membahayakan penduduk suatu tempat); melindungi pembawa penyakit seperti tikus dan lalat khususnya dari TPA yang dioperasikan secara salah, yang umum di dunia ketiga; jejas pada margasatwa; dan gangguan sederhana (mis., debu,bau busuk, kutu,ataupolusi udara). B.KRITERIA PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH Penentuan tempat akhir pembuangan (TPA) sampah harus mengikuti persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah melalui SNI nomor 03-3241-1994 tentang tata cara pemilihan lokasi TPA sampah. Kriteria penentuan

Upload: febrianty-hasanah

Post on 10-Aug-2015

47 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

GHGHGH

TRANSCRIPT

Page 1: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

KEGIATAN AKHIR PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH

A.PENGERTIAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH

Tempat pembuangan akhir (TPA) atau tempat pembuangan sampah (TPS) ialah tempat untuk menimbun sampah dan merupakan bentuk tertua perlakuan sampah.

TPA dapat berbentuk tempat pembuangan dalam (di mana pembuang sampah membawa sampah di tempat produksi) begitupun tempat yang digunakan oleh produsen. Dahulu, TPA merupakan cara paling umum untuk limbah buangan terorganisir dan tetap begitu di sejumlah tempat di dunia.

Sejumlah dampak negatif dapat ditimbulkan dari keberadaan TPA. Dampak tersebut bisa beragam: musibah fatal (mis., burung bangkai yang terkubur di bawah timbunan sampah); kerusakan infrastruktur (mis., kerusakan ke akses jalan oleh kendaraan berat); pencemaran lingkungan setempat (seperti pencemaran air tanah oleh kebocoran dan pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPA, begitupun setelah penutupan TPA); pelepasan gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah organik(metana adalah gas rumah kaca yang berkali-kali lebih potensial daripada karbon dioksida, dan dapat membahayakan penduduk suatu tempat); melindungi pembawa penyakit seperti tikus dan lalat khususnya dari TPA yang dioperasikan secara salah, yang umum di dunia ketiga; jejas pada margasatwa; dan gangguan sederhana (mis., debu,bau busuk, kutu,ataupolusi udara).

B.KRITERIA PENENTUAN LOKASI TPA SAMPAH

Penentuan tempat akhir pembuangan (TPA) sampah harus

mengikuti persyaratan dan  ketentuan-ketentuan yang telah

ditetapkan pemerintah melalui SNI nomor 03-3241-1994 tentang tata

cara pemilihan lokasi TPA sampah. Kriteria penentuan lokasi TPA

sampah sudah pernah dikaji oleh tim peneliti dari Kelompok Keilmuan

Inderaja dan SIG serta peneliti dari Pusat Penginderaan Jauh ITB

dengan rekan-rekan dari Teknik Lingkungan ITB untuk studi kasus

cekungan Bandung.

Page 2: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

Persyaratan didirikannya suatu TPA ialah bahwa pemilihan lokasi

TPA sampah harus mengikuti persyaratan hukum, ketentuan

perundang-undangan mengenai pengelolaan lingkungan hidup,

analisis mengenai dampak lingkungan, ketertiban umum, kebersihan

kota / lingkungan, peraturan daerah tentang pengelolaan sampah dan

perencanaan dan tata ruang kota serta peraturan-peraturan

pelaksanaannya.

Adapun ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk

menentukan lokasi TPA ialah sebagai berikut (SNI nomor 03-3241-1994

) :

1. Ketentuan Umum

Pemilihan lokasi TPA sampah harus memenuhi ketentuan sebagai

berikut:

1.      TPA sampah tidak boleh berlokasi di danau, sungai, dan laut.

2.      Penentuan lokasi TPA disusun berdasarkan 3 tahapan yaitu :

Tahap regional yang merupakan tahapan untuk menghasilkan peta yang berisi daerah atau tempat dalam wilayah tersebut yang terbagi menjadi beberapa zona kelayakan

Tahap penyisih yang merupakan tahapan untuk menghasilkan satu atau dua lokasi terbaik diantara beberapa lokasi yang dipilih dari zona-zona kelayakan pada tahap regional

Tahap penetapan yang merupakan tahap penentuan lokasi terpilih oleh instansi yang berwenang.

3.  Jika dalam suatu wilayah belum bisa memenuhi tahap regional, pemilihan lokasi TPA sampah ditentukan berdasarkan skema pemilihan lokasi TPA sampah.

2. Kriteria

Kriteria pemilihan lokasi TPA sampah dibagi menjadi tiga bagian :

a. Kriteria regional, yaitu kriteria yang digunakan untuk menentukan

zona layak atau tidak layak sebagai berikut :

1 )  Kondisi geologi

a.      tidak berlokasi di zona holocene fault.

b.      tidak boleh di zona bahaya geologi.

Page 3: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

2)  Kondisi hidrogeologi

a.      tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3

meter.

b.      tidak boleh kelulusan tanah lebih besar dari 10-6 cm / det.

c.      jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari

100 meter di hilir aliran.

d.      dalam hal tidak ada zona yang memenuffi kriteria-kriteria

tersebut diatas, maka harus diadakan masuJkan teknologi.

3)  kemiringan zona harus kurang dari 20%.

4)  jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3.000 meter untuk penerbangan turbojet dan harus lebih besar dari 1.500 meter untuk jenis lain

5)  tidak boleh pada daerah lindung / cagar alam dan daerah banjir

dengan periode ulang 25 tahun

b. Kriteria penyisih, yaitu kriteria yang digunakan untuk memilih

lokasi terbaik yaitu terdiri dari kriteria regional ditambah dengan

kriteria berikut :

1) Iklim

a) hujan intensitas hujan makin kecil dinilai makin baik

b) angin : arah angin dominan tidak menuju ke pemukiman dinilai

makin baik

2) Utilitas : tersedia lebih lengkap dinilai lebih baik

3) Lingkungan biologis :

a) habitat : kurang bervariasi dinilai makin baik

b) daya dukung : kurang menunjang kehidupan flora dan fauna,

dinilai makin baik

4) Kondisi tanah

a) produktivitas tanah : tidak produktif dinilai lebih tinggi

b) kapasitas dan umur : dapat menampung lahan lebih banyak

dan lebih lama dinilai lebih baik

Page 4: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

c) ketersediaan tanah penutup : mempunyai tanah penutup yang

cukup dinilai lebih baik

d) status tanah : makin bervariasi dinilai tidak baik

5) Demografi : kepadatan penduduk lebih rendah dinilai makin baik

6) Batas administrasi : dalam batas administrasi dinilai makin baik

7) Kebisingan : semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik

Bau : semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik

9)  Estetika : semakin tidak terlihat dari luar dinilai makin baik

10)Ekonomi : semakin kecil biaya satuan pengelolaan sampah (per m3 / ton) dinilai semakin baik.c.  Kriteria penetapan, yaitu kriteria yang digunakan oleh instansi

yang berwnang untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih

sesuai dengan kebijaksanaan instansi yang berwenang setempat dan

ketentuan yang berlaku.

C.PENANGANAN SAMPAH MENUJU KOTA YANG BERSIH DAN

SEHAT

Sampah merupakan konsekuwensi dari adanya aktivitas

manusia. Sejalan dengan peningkatan penduduk dan gaya hidup

sangat berpengaruh pada volume sampah. Misalnya saja, kota Jakarta

pada tahun 1985 menghasilkan sampah sejumlah 18.500 m3 per hari

dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 25.700 m3 per hari. Jika

dihitung dalam setahun, maka volume sampah tahun 2000 mencapai

170 kali besar Candi Borobudur (Bapedalda, 2000). Selain Jakarta,

jumlah sampah yang cukup besar terjadi di Medan dan Bandung.

Pada umumnya, sebagian besar sampah yang dihasilkan di Indonesia (di TPA) merupakan sampah organik sebesar 60-70% yang mudah

Page 5: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

terurai. Sampah organic akan terdekomposisi dan dengan adanya limpasan air hujan terbentuk lindi (air sampah) yang akan mencemari sumber daya air baik air tanah maupun permukaan sehingga mungkin saja sumur-sumur penduduk di sekitarnya ikut tercemar.  Lindi yang terbentuk dapat mengandung bibit penyakit pathogen seperti tipus, hepatitis dan lain-lain. Selain itu ada kemungkinan lindi  mengandung logam berat, suatu  salah satu bahan beracun. Jika sampah-sampah tersebut tidak diolah, maka selain menghasilkan tingkat pencemaran yang tinggi juga memerlukan areal TPA yang luas.Untuk mengatasi hal tersebut, sangat membantu jika pengolahan sampah dilakukan terdesentralisasi. Pada prinsipnya pengelolaan sampah  haruslah dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya. Selama ini pengelolaan persampahan terutama di perkotaan tidak berjalan dengan efisien dan efektif karena pengelolaan sampah terpusat. Pengolahan sampah terdesentralisasi dapat dilakukan di setiap RT atau RW, dengan cara mengubah sampah menjadi kompos. Dengan cara ini volume sampah  yang diangkut ke TPA dapat dikurangi.

Akibat Sampah yang BertumpukSampah perkotaan adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organic dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan, yang timbul di kota.

1. Lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok yang menjadi tempat berkembangnya organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia, merupakan sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya. Dengan demikian sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit.

2. Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga dapat menimbulkan pencemaran sumur, sungai maupun air tanah.

3. Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran drainase sehingga dapat menimbulkan bahaya banjir.

4. Pengumpulan sampah dalam jumlah besar memerlukan tempat yang luas, tertutup dan jauh dari pemukiman.

Berdasarkan uraian tersebut pengelolaan sampah tidak cukup hanya dilakukan dengan manajemen 3P (Pengumpulan, Pengangkutan dan Penimbunan di TPA). Sampah dikumpulkan dari sumbernya kemudian diangkut ke TPS dan terakhir ditimbun di TPA, tetapi reduksi sampah dengan mengolah sampah untuk dimanfaatlkan menjadi produk yang berguna perlu dipikirkan.Faktor-faktor yang mempengaruhi system pengelolan sampah perkotaan, antara lain:

Page 6: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

1)      Kepadatan dan penyebaran penduduk.2)      Karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi.3)      Karakteristik sampah.4)      Budaya sikap dan perilaku masyarakat.5)      Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir

sampah (TPA).6)      Rencana tata ruang dan pengembangan kota.7)      Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan TPA.

      Biaya yang tersedia.9)      Peraturan daerah setempat.

Paradigma Penanganan SampahPenumpukkan sampah di TPA adalah akibat hampir semua pemerintah daerah di Indonesia masih menganut paradigma lama penanganan sampah kota, yang menitikberatkan hanya pada pengangkutan dan pembuangan akhir. TPA dengan system lahan urug saniter yang ramah lingkungan ternyata tidak ramah dalam aspek pembiayaan, karena pembutuhkan biaya tinggi untuk investasi, konstruksi, operasi dan pemeliharaan.Untuk mengatasi  permasalahan tersebut, sudah saatnya pemerintah daerah mengubah pola pikir yang lebih bernuansa lingkungan. Konsep pengelolaan sampah yang terpadu sudah saatnya diterapkan, yaitu dengan meminimisasi sampah serta maksimasi daur ulang dan pengomposan disertai TPA yang ramah lingkungan. Paradigma baru penanganan sampah lebih merupakan satu siklus yang sejalan dengan konsep ekologi. Energi baru yang dihasilkan dari hasil penguraian sampah maupun proses daur ulang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.

Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu tersebut setidaknya mengkombinasikan pendekatan pengurangan sumber sampah, daur ulang & guna ulang, pengkomposan, insinerasi dan pembuangan akhir. pengurangan sumber sampah untuk industri berarti perlunya teknologi proses yang nirlimbah serta packing produk yang ringkas/ minim serta ramah lingkungan. Sedangkan bagi rumah tangga berarti menanamkan kebiasaan untuk tidak boros dalam penggunaan  barang-barang keseharian. Untuk pendekatan daur ulang dan guna ulang diterapkan khususnya pada sampah non organik seperti kertas, plastik, alumunium, gelas, logam dan lain-lain. Sementara untuk sampah organik diolah, salah satunya dengan pengkomposan.

.Manfaat SampahSampah yang tampak tidak berguna sebesarnya masih banyak manfaatnya seperti dapat dibuat biogas, briket, pakan ternak, kompos, pupuk, dan  dapat didaur-ulang bagi sampah anorganik.Dalam sampah dan kotoran sungai ditemukan bakteri  yang dapat menghasilkan vitamin B12 yang samajenisnya  dengan vitamin B12

Page 7: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

yang dihasilkan oleh hewan. Yang paling aktif dapat memfermentasikan sampah dan kotoran sungai sehingga dihasilkan vitamin B12 adalah bakteri-bakteri yang termasuk Streptomyces. Kadar vitamin B12 dalam sampah dan kotoran sungai berkisar 4,2 – 8,2 µg untuk setiap satu gram berat kering. Diperkirakan dari 26.000 ton sampah dan kotoran sungai akan dihasilkan 465 vitamin B12. Pemberian sampah dan kotoran sungai sebesar 2% pada ternak, ternyata mampu meningkatkan berat badan ternak. Sampah dan kotoran sungai mengandung senyawa organic 40-85%, mineral 15-70%, nitrogen 1-10%, fosfat 1-4,5% dan kalium 0,1-4,5%. Sampah rumah tangga, sampah restoran, kertas, kotoran ternak, limbah pertanian dan industri yang bersifat sampah organic semuanya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.Dengan pengolahan sampah menjadi bahan-bahan yang berguna akan memberikan keuntungan selain meningkatkan efisiensi produksi dan keuntungan ekonomi bagi pengolah sampah, juga dapat mengurangi biaya pengangkutkan ke pembungan akhir (TPA) dan mengurangi biaya pembuangan akhir, menghemat sumber daya alam, menghemat energi, mengurangi uang belanja, menghemat lahan TPA dan lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman).

Penanganan Sampah 3-R, 4-R dan 5-RPemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta penerapan sistem dan teknologi pengolahan sampah perkotaan skala kawasan secara terpadu dengan sasaran untuk melakukan penanganan sampah perkotaan skala kawasan sehingga dapat mengurangi volume sampah sesedikit mungkin, serta terciptanya industri kecil daur ulang yang dikelola oleh masyarakat atau pemerintah daerah setempat.

Konsep zero waste yaitu penerapan rinsip 3R (Reduce, Reuse, dan recycle), serta prinsip pengolahan sedekat mungkin dengan sumber sampah dengan maksud untuk mengurangi beban pengangkutan (transport cost). Orientasi penanganan sampah dengan konsep zero waste diantaranya meliputi :1. Sistem pengolahan sampah secara terpadu2. Teknologi pengomposan3. Daur ulang sampah plastik dan kertas4. Teknologi pembakaran sampah dan insenator5. Teknologi pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak6. Teknologi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah7. Peran serta masyarakat dalam penanganan sampah8. Pengolahan sampah kota metropolitan9. Peluang dan tantangan usaha daur ulang.

Pengertian Zero Waste adalah bahwa mulai dari produksi sampai berakhirnya suatu proses produksi dapat dihindari terjadi “produksi sampah” atau diminimalisir terjadinya “sampah”. Konsep Zero Waste

Page 8: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

ini salah satunya dengan menerapkan prinsip 3 R (Reduce, Reuse, Recycle).

Produksi bersih merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologi. Prinsip ini juga dapat diterapkan pada berbagai aktivitas termasuk juga kegiatan  skala rumah tangga.Prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penangan sampah misalnya dengan menerapkan prinsip 3-R, 4-R atau 5-R. Penanganan sampah 3-R adalah konsep penanganan sampah dengan cara reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur-ulang sampah), sedangkan 4-R ditambah replace (mengganti) mulai dari sumbernya. Prinsip 5-R  selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan  replant (menanam kembali). Penanganan sampah 4-R sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolaan sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif, sehingga diharapkan dapat mengrangi biaya pengelolaan sampah.Prinsip reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin lakukan minimisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai. Hal ini dapat memeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barang-barang yang  sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang  bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.Prinsip replace dilakukan dengan cara teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga teliti agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan. Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan Styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa diurai secara alami.Prinsip replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau lingkungan sekitar baik lingkungan rumah,  perkantoran, pertokoan, lahan kosong dan lain-lain. Penanaman kembali ini sebagian menggunakan barang atau bahan yang diolah dari sampah.

Tabel 1. Upaya 5-R di Daerah Perumahan dan Fasilitas SosialPenanganan Cara Pengerjaannya

Page 9: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

5-RReduce -         Hindari pemakaian dan pembelian produk

yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.-         Gunakan produk yang dapat diisi ulang.-         Kurangi penggunaan bahan sekali pakai-         Jual atau berikan sampah yang telah terpisah

kepada pihak yang memerlukan.Reuse -         Gunakan kembali wadah/kemasan untuk

fungsi yang sama atau fungsi lainnya.-         Gunakan wadah/kantong yang dapat

digunakan berulang-ulang.-         Gunakan baterai yang dapat diisi kembali.-         Kembangkan manfaat lain dari sampah.

Recycle -         Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur-ulang dan mudah terurai.

-         Lakukan penangan untuk sampah organic menjadi kompos dengan berbagai cara yang telah ada atau manfaatkan sesuai dengan kreatifitas masing-masing.

-         Lakukan penanganan sampah anorganik menjadi barang yang bermanfaat.

Replace -         Ganti barang-barang yang kurang ramah lingkungan dengan yang ramah lingkungan.

-         Ganti pembungkus plastik dengan pembungkus yang lebih bersahabat dengan lingkungan.

-         Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

Replant - Buat hijau dan teduh lingkungan anda,  dan gunakan bahan/barang yang dibuat dari sampah.

Tabel 2. Upaya 5-R di Daerah Fasilitas UmumPenanganan 5-R

Cara Pengerjaannya

Reduce -         Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.

-         Gunakan alat tulis yang dapat diisi kembali.-         Sediakan jaringan informasi dengan

computer.-         Maksimumkan penggunaan alat-alat

penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.

-         Khusus untuk rumah sakit, gunakan incinerator untuk sampah medis.

Page 10: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

-         Gunakan produk yang dapat diisi ulang.-         Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.

Reuse -         Gunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-ulang.

-         Gunakan peralatan penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.

Recycle -         Olah sampah kertas menjadi kertas kembali.-         Olah sampah organic menjadi kompos.

Replace -         Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

Replant - Buat hijau dan teduh lingkungan anda,  dan gunakan bahan/barang yang dibuat dari sampah.

Tabel 3. Upaya 5-R di Daerah Komersial (Pasar, Pertkoan, Restoran, Hotel)Penanganan 5-R

Cara Pengerjaannya

Reduce -         Berikan insentif oleh produsen bagi pembeli yang mengembalikan kemasan yang dapat digunakan kembali.

-         Berikan tambahan biaya bagi pembeli yang meminta kemasan/bungkusan untuk produk yang dibelinya.

-         Memberikan kemasan/bungkusan hanya pada produk  yang benar-benar memerlukan.

-         Sediakan produk yang kemasannya tidak menghasilkan sampah dalam jumlah besar.

-         Kenakan biaya tambahan untuk permintaan kantong plastic belanjaan.

-         Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada yang memerlukannya.

Reuse -         Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkan untuk produk lain, seperti pakan ternak.

-         Berikan insentif bagi konsumen yang membawa wadah sendiri, atau wadah belanjaan yang diproduksi oleh swalayan yang bersangkutan sebagai bukti pelanggan setia.

-         Sediakan perlengkapan untuk pengisian kembali produk umum isi ulang.

Recycle -         Jual produk-produk hasil daur ulang sampah dengan lebih menarik.

-         Berilah insentif kepada masyarakat yang

Page 11: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

membeli barang hasil daur ulang sampah.-         Oleh kembali buangan dari proses yang

dilakukan sehingga bermanfaat bagi proses lainnya.

-         Lakukan penanganan sampah organic menjadi kompos atau memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan.

-         Lakukan penanganan sampah anorganik.Replace -         Ganti barang-barang yang kurang ramah

lingkungan dengan yang ramah lingkungan.-         Ganti pembungkus plastik dengan

pembungkus yang lebih bersahabat dengan lingkungan.

Replant - Buat hijau dan teduh lingkungan anda,  dan gunakan bahan/barang yang dibuat dari sampah.

Pemilahan SampahBerdasarkan uraian tentang 3-R, 4-R atau 5-R tersebut, maka pemilahan sampah menjadi sangat penting artinya. Adalah tidak efisien jika pemilahan dilakukan di TPA, karena ini akan memerlukan sarana dan prasarana yang mahal. Oleh sebab itu, pemilahan harus dilakukan di sumber sampah seperti perumahan, sekolah, kantor, puskesmas, rumah sakit, pasar, terminal dan tempat-tempat dimana manusia beraktivitas. Mengapa perlu pemilahan? Sesungguhnya kunci keberhasilan program daur ulang adalah justru di pemilahan awal. Pemilahan berarti upaya untuk memisahkan sekumpulan dari “sesuatu” yang sifatnya heterogen menurut jenis atau kelompoknya sehingga menjadi beberapa golongan yang sifatnya homogen. Manajemen Pemilahan Sampah dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan penanganan sampah sejak dari sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya secara efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulanan, pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melalui pengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan bebas sampah.Pada setiap tempat aktivitas dapat disediakan empat buah tempat sampah yang diberi kode, yaitu satu tempat sampah untuk sampah yang bisa  diurai oleh mikrobia (sampah organik), satu tempat sampah untuk sampah plastik atau yang sejenis, satu tempat sampah untuk kaleng, dan satu tempat sampah untuk botol. Malah bisa jadi menjadi lima tempat sampah, jika kertas dipisah tersendiri. Untuk sampah-sampah B3 tentunya memerlukan penanganan tersendiri. Sampah jenis ini tidak boleh sampai ke TPA. Sementara sampah-sampah elektronik  (seperti kulkas, radio, TV), keramik, furniture  dll. ditangani secara tersendiri pula. Jadwal pengangkutan sampah jenis ini perlu

Page 12: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

diatur, misalnya pembuangan sampah-sampah tersebut ditentukan setiap 3 bulan  sekali.

Di Australia, misalnya, sistem pengelolaan sampah juga menerapkan model pemilahan antara sampah organik dan sampah anorganik. Setiap rumah tangga memiliki tiga keranjang sampah untuk tiga jenis sampah yang berbeda. Satu untuk sampah kering (an-organik), satu untuk bekas makanan, dan satu lagi untuk sisa-sisa tanaman/rumput. Ketiga jenis sampah itu akan diangkut oleh tiga truk berbeda yang memiliki jadwal berbeda pula. Setiap truk hanya akan mengambil jenis sampah yang menjadi tugasnya. Sehingga pemilahan sampah tidak berhenti pada level rumah tangga saja, tapi terus berlanjut pada rantai berikutnya, bahkan sampai pada TPA.Nah, sampah-sampah yang telah dipilah inilah yang kemudian dapat didaur ulang menjadi barang-barang yang berguna. Jika pada setiap tempat aktivitas melakukan pemilahan, maka pengangkutan sampah menjadi lebih teratur. Dinas kebersihan tinggal mengangkutnya setiap hari dan tidak lagi kesulitan untuk memilahnya. Pemerintah Daerah bekerjasama dengan swasta dapat memproses sampah-sampah tersebut menjadi barang yang berguna. Dengan cara ini, maka volume sampah yang sampai ke TPA dapat dikurangi sebanyak mungkin.

Pemanfaatan sampah

Teknik-teknik pemrosesan dan pengolahan sampah yang secara luas diterapkan di lapangan, khususnya di negara industri antara lain adalah:

- Pemilahan sampah, baik secara manual maupun secara mekanis berdasarkan   jenisnya

- Pemadatan sampah (baling)

- Pemotongan sampah

- Pengomposan sampah baik dengan cara konvensional maupun dengan   rekayasa

- Pemrosesan sampah sebagai sumber gas-bio

- Pembakaran dalam Insenerator, dengan pilihan pemanfaatan enersi panas

Page 13: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

Sampah basah dapat dibuat kompos, pupuk dan pakan ternak, sampah kering dapat dipakai kembali dan didaur ulang, dan sampah kertas didaur ulang dan pakan ternak.Daur ulangDaur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk bekas pakai.Material yang dapat didaur ulang antara lain botol bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dll., kertas, aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue dll., besi bekas, plastic bekas wadah shampoo, air mineral, jerigen, ember dll., sampah basah dapat diolah menjadi kompos.Daur ulang bisa menggunakan prinsip 2 R yaitu reuse dan recycle.Menggunakan kembali: barang-barang yang dianggap sampah karena sifat dan karakteristiknya dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses produksi. Sementara mendaur-ulang sampah didaur ulang untuk dijadikan bahan baku industri dalam proses produksi. Dalam proses ini, sampah sudah mengalami perubahan baik bentuk maupun fungsinya.Sampah organik  dapat didaur ulang menjadi produk-produk berguna seperti kompos, pupuk kandang, briket dan biogas.

Tabel 4. Beberapa sampah yang dapat dijualNo. Jenis barang Harga/kg12345678910111213141516171819202122

Gelas aquaKaleng oliEmber biasaKaset, botol yakult, botol kecapEmber hitam (anti pecah)Botol aquaPutian (botol bayclin, infuse)KardusKertas putihMajalahKoranDuplek (kardus tipis)Pembungkus semenBesi betonBesi superBesi pipaTembaga superTembaga bakerAluinium tebalAluminium tipisBotol air besarBotol bir kecil, sprite, fanta.

16001500110015080070016005007003505001504007004502508000700060004000400200

Page 14: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

Proses Pembuatan Kompos Dengan Aktivator EM-4Kompos merupakan hasil fermentasi dari bahan-bahan organik sehingga berubah bentuk, berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau. Pengomposan merupakan proses penguraian bahan-bahan organik dalam suhu yang tinggi sehingga mikroorganisme dapat aktif menguraikan bahan-bahan organik sehingga dapat dihasilkan bahan yang dapat digunakan tanah tanpa merugikan lingkungan.Proses pembuatan kompos adalah dengan menggunakan aktivator EM-4, yaitu proses pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan berupa mikroorganisme dalam media cair yang berfungsi untuk mempercepat pengkomposan dan memperkaya mikroba. Bahan-bahan yang digunakan adalah : Bahan Baku Utama berupa sampah organik, Kotoran Ternak, EM4, Molase dan Air. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah : Sekop, Cakar, Gembor, Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin giling kompos dan Ayakan. Tahapan pembuatan kompos dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pemilahan Sampah

Sampah yang dikumpulkan di TPA pada umumnya bercampur antara bahan-bahan organik maupun non organik sehingga pemilahan perlu dilakukan secara teliti untuk mendapatkan bahan organik yang dapat dikomposkan seperti dauan-daunan, sisa makanan, sayuran dan buah-buahan.2. PencacahanSampah organik yang telah terkumpul dicacah dengan ukuran 3-4 cm. Pencacahan dilakukan untuk mempercepat proses pembusukan karena pencampuran dengan bahan baku yang lain seperti kotoran ternak dan EM-4 menjadi rata sehingga mikroorganisme akan bekerja serana efektif dalam proses fermentasi.3. Pencampuran Bahan BakuSampah yang sudah dicacah dideder di tempat yang telah disediakan kemudian dicampur dengan kotoran ternak. Pencampuran/pengadukan dilakukan secara merata kemudian dicampurkan pula campuran EM-4, molase dan air di atas campuran sampah dan kotoran ternak. Pencampuran dilakukan sekali lagi agar seluruh bahan bercampur secara merata. Komposisi bahan-bahan ini adalah sampah cacahan (1,3 m-3), EM-4 (375 ml), kotoran ternak kering (1/5 dari sampah cacahan).4. Penumpukan Bahan BakuSetelah dilakukan pencampuran secara merata kemudian dilakukan penumpukan dengan ketentuan tinggi 1,5 m, lebar 1,75 m dan panjang 2 m. Penumpukan dapat dilakukan dengan model trapesium, gunungan maupu pesesgi panjang. Dalam tumpukan inilah terjadi proses fermentasi sampah organik menjadi kompos.5. Pemantauan

Page 15: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

Dalam masa penumpukan akan terjadi peningkatan suhu sebagai akibat proses fermentasi. Untuk hari pertama sampai kelima suhu biasanya mencapai 65° C atau lebih. Hal ini berguna untuk membunuh bakteri yang tidak dibutuhkan dan melunakkan bahan. Pada hari keenam dan seterusnya suhu dijaga antara 40-50° C dengan kelembaban lebih kurang 50 %. Suhu dan kelembaban dapat dipertahankan dengan perlakuan antara lain penyiraman dan pembalikan tumpukan.6. PematanganPengkomposan berjalan dengan baik dengan suhu rata-rata dalam bahan menurun dan bahan telah lapuk dan berubah warna menjadi coklat kehitaman. Tujuan pematangan untuk menjamin kompos benar-benar aman bagi konsumen.7. PengeringanSetelah usia tumpukan mencapai usia 21 hari/3 minggu, maka sampah organi sudah menjadi kompos. Selanjutnya dilakukan pembongkaran untuk dikeringkan/dijemur. Pengeringan dapat dilakukan selama lebih kurang 1 minggu sampai kadar air kira-kira mencapai 20-25%.8. Penggilingan dan PengayakanProses selanjutnya adalah dilakukan penggilingan terhadap kompos yang sudah kering. Untuk mendapatkan butiran-butiran kompos yang siap untuk dikemas dilakukan pengayakan sesuai dengan kebutuhan.Produksi KomposAdapun Komposisi/kandungan produksi kompos UPTD Komposting berdasarkan hasil uji laboratorium Universitas Airlangga Surabaya adalah sebagai berikut : Kadar Air : 30,48%, PH : 9,17, N : 0,84 %, P : 0,56 %, C : 15,64 % dan C/N Ratio : 18,62.

Pengomposan skala rumah tanggaBahan: sampah organic, dedak, sekam, EM4, molase dan air.Cara pembuatan:

a. buat larutan fermentasi EM4 yaitu dengan perbandingan 1:1:1000 ml, aduk rata dan diamkan selama semalam untuk diaktifkan.

b. Buat bokashi starter yang terdiri dari dedak dan sekam dengan perbandingan 9:1.

c. Siramkan larutan fermentasi EM4 yang telah didiamkan selama semalam ke dalam sekam, aduk hingga tercampur merata, tambahkan dedak dan aduk kembali hingga merata. Masukkan ke dalam karung dan tutup rapat, fermentasi selama 2-3 hari.

d. Sampah organic yang akan digunakan, terlebih dahulu dipisahkan dari anorganiknya. Setelah itu dicacah hingga lebih kecil ukurannya. Bila sampah basah lebih baik diangin-anginkan dahulu.

Page 16: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

e. Setelah itu sampah tersebut dicampurkan dengan bokashi starter dan aduk hingga rata, hingga kelembaban mencapai 30%.

f. Sampah kemudian ditumpuk atau digundukan di atas lantai yang kering dengan ketinggian 20-25 cm, kemudian ditutup dengan karung goni selama 4-5 hari.

g. Pertahankan suhu gundukan adonan 40-50 oC.

Cara penggunaana. 3-4 genggam bokashi setiap meter persegi disebar merata di

atas permukaan tanah, pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih.

b. Untuk hasil yang lebih baik, siramkan atau semprotkan 2 cc EM4/liter air ke dalam tanah.

c. Biarkan tanah yang telah diberi bokashi selama 1 minggu, kemudian bibit siap ditanam.

d. Untuk tanaman buah-buahan atau pot, bokashi disebar merata di permukaan tanah atau perakaran tanaman dan siramkan 2 cc EM4/liter air selama 2 minggu sekali.

Pengomposan secara sederhanaBahan:

-         drum atau tong plastic yang mempunyai tutup-         pipa paralon berdiameter 4 inci-         kas plastic untuk menutup lubang pipa bagian luar, dan-         batu kerikil.

Cara pembuatan-         bagian atas  tong plastic diberi  4 lubang diameter 4 inci

untuk memasang pipa. Bagian bawah juga dilubangi dengan diameter yang sama, sebanyak 4-5 lubang, lalu ditutup kasa plastic untuk jalan air.

-         Ujung pipa bagian luar ditutup kasa plastic untuk sirkulasi udara.

-         Pipa dilubangi dengan bor sebesar 5 mm setiap jarak 5 cm. Tong juga dilubangi 5 mm dengan jarak 10 cm untuk udara.

-         Pasang pipa pada empat sudut tong, lalu tanam di tanah. Tempatkan pada bagian yang tidak kena hujan secara langsung.

-         Tepi tong ditutup batu kerikil setebal 15 cm. Demikian juga sekeliling pipa ditutup kerikil, baru ditutup tanah. Tempat sampah biasanya berbau karena sampah organic cepat membusuk sehingga diperlukan kerikil untuk meredam bau tersebut.

-         Tong tersebut diisi dengan sampah rumah tangga, tentunya sampah organic, tetapi jangan diikutkan kulit telur dan kulit

Page 17: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

kacang sebab sukar menjadi kompos. Setelah penuh, tong ditutup dan dibiarkan selama 3-4 bulan. Selam itu akan terjadi proses pengomposan. Sampah yang sudah jadi kompos berwarna hitam dan gembur seperti tanah.

-         Ambil kompos tersebut dari komposter, lalu diangin-anginkan sekitar seminggu. Nah, kompos  itu siap sudah siap dipakai untuk pupuk tanaman.

Manfaat PengkomposanUsaha pengkomposan sampah kota memiliki beberapa manfaat yang dapat ditinjau baik dari segi teknologi, ekonomi, lingkungan, sosial maupun kesehatan. Dari segi teknologi manfaat pembuatan kompos antara lain :

1. Teknik pembuatan kompos sangat beragam, mulai dari proses yang mudah dengan menggunakan peralatan yang sederhana sampai dengan proses yang canggih dengan peralatan modern.

2. Secara teknis, pembuatan kompos dapat dilakukan secara manual sehingga modal yang dibutuhkan relatif murah atau secara masinal (padat modal) untuk mengejar skala produksi yang tinggi.

Dari segi ekonomi, pembuatan kompos dapat memberikan manfaat secara ekonomis, yaitu :

1. Pengkomposan dapat mengurangi jumlah sampah sehingga akan mengurangi biaya operasinal pemusnahan sampah.

2. Tempat pengumpulan sampah akhir dapat digunakan dalam waktu yang lebih lama, karena sampah yang dikumpulkan berkurang. Dengan demikian akan menguragi investasi lahan TPA.

3. Kompos dapat memperbaiki kondisi tanah dan dibutuhkan oleh tanaman. Hal ini berarti kompos memiliki nilai kompetetif dan ekonomis yang berarti kompos dapat dijual.

4. Penggunaan pupuk anorganik dapat ditekan sehingga dapat meningkatkan efisiensi penngunaannya.

Dari segi ekologi, proses pembuatan kompos memberikan manfaat bagi lingkungan, yaitu:

1. Pengkomposan merupakan metode daur ulang yang alamiah dan mengembalikan bahan organik ke dalam siklus biologis. Kebutuhan energi dan bahan makanan yang diambil tumbuhan dari dalam tanah dikembalikan lagi ke dalam tanah.

2. Mengurangi pencemaran lingkungan, karena sampah yang dibakar, yang dibuang ke sungai ataupun yang dikumpulkan di TPA akan berkurang. Ini berarti mengurangi pencemaran udara maupun air tanah.

Page 18: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

3. Pemakaian kompos pada lahan perkebunan atau pertanian akan meningkatkan kemampuan lahan dalam menahan air sehingga terjadi koservasi air. Kompos mempuyai kemampuan memperbaiki dan meningkatkan kondisi kesuburan tanah (konservasi tanah).

Dari segi sosial, manfaat sosial yang dapat diperoleh dari pembuatan kompos adalah :

1. Dapat mebuka lapangan kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran.

2. Dapat dijadikan obyek pembelajaran lingkungan baik bagi masyarakat maupun dunia pendidikan.

Dari segi kesehatan, manfaat kesehatan yang diperoleh dari proses pembutan kompos adalah :

1. Pengurangan tumpukan sampah akan menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

2. Proses pengkomposan berjalan pada suhu yang tinggi sehingga dapat mematikan berbagai macam sumber bibit penyakit yang ada pada sampah.

Secara teoritis apabila program daur ulang sampah dengan sistem terpadu dapat dilakukan, maka sampah yang tersisa hanya tinggal 15 – 20% saja, sehingga akan mengurangi ritasi transportasi sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan umur TPA akan semakin panjang.

Pada akhirnya aspek peran serta masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan persampahan. Dalam strategi jangka panjang peran aktif masyarakat menjadi tumpuan bagi suksesnya pengelolaan sampah kota, dan dalam program jangka panjang setiap rumah tangga disarankan mengelola sendiri sampahnya melalui program 3 R (Reduce, reuse dan recycle).

Tempat Pembuangan Akhir (TPA)TPA tipe open dumping sudah tidak  tepat untuk menuju Indonesia sehat. Oleh sebab itu, secara bertahap semua Kota dan Kabupaten harus segera mengubah TPA tipe open dumping menjadi sanitary landfill. Dianjurkan untuk membuat TPA yang memenuhi kriteria minimum, seperti adanya zona, blok dan sel, alat berat yang cukup, garasi alat berat, tempat pencucian alat berat, penjaga, truk, pengolahan sampah, dan persyaratan lainnya.

Page 19: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

Daftar PustakaAnonimus. 2006. Mengolah sampah di rumah. Estate Vol 2. No. 23. Hal.

36-38.Anonimus. ?. Sampah sebagai sumber daya. ?http://uripsantoso.wordpress.com/2009/01/12/penanganan-sampah-

untuk-menuju-kota-bersih-dan-sehat/http://wikantika.wordpress.com/2008/05/07/kriteria-penentuan-lokasi-

pembuangan-sampah/KLH.  2005. Buku Panduan Mengelola Sampah Rumah Tangga dengan

Prinsip 4R. KLH Kantor Wilayah Sumatera, Pekanbaru.Santoso, U. 1987. Limbah Bahan Ransum Unggas yang Rasional.

Bhratara Karya Aksara, Jakarta.Sumber-sumber lain dari internet.

TUGAS PENYEHATAN LINGKUNGAN

Page 20: Kegiatan Akhir Pada Tempat Pembuangan Sampah

KEGIATAN AKHIR PADA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH

DISUSUN OLEH: NAMA : ATHIRAH PRATIWINIM :D11110008

UNIVERSITAS HASANUDDINFAKULTAS TEKNIK

JURUSAN SIPIL2010