identifikasi hambatan belajar epistimologis pada … · 2020. 5. 2. · didik materi hukum newton...

76
IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA PESERTA DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh HANI MULYANI NPM. 1511090196 Jurusan : Pendidikan Fisika FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1441 H / 2019 M

Upload: others

Post on 21-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA PESERTA

DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat

Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

HANI MULYANI

NPM. 1511090196

Jurusan : Pendidikan Fisika

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1441 H / 2019 M

Page 2: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA PESERTA

DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

HANI MULYANI

NPM. 1511090196

Jurusan : Pendidikan Fisika

Pembimbing I : Dr. Yetri, M.Pd

Pembimbing II : Antomi Saregar, M. Pd, M.Si

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

1441 H / 2019 M

Page 3: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

ABSTRAK

IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA PESERTA

DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES

(Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting)

Oleh:

HANI MULYANI

Hambatan belajar epistimologis pada peserta didik merupakan keterbatasan

konteks pengetahuan. Seseorang yang lebih paham dalam mendalami materi, akan

melakukan tindakan yang lebih baik lagi. Namun, jika pemahaman siswa pada materi

sebelumnya kurang baik dan terbatas maka akan berkelanjutan hingga ke materi

seterusnya mengakibatkan siswa mengalami keterbatasan dalam berpikir

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam

penelitian ini berjumlah 65 orang peserta didik kelas XII IPA SMA Muhammadiyah

Gisting. Teknik pengumpulan data mengunakan tes dan wawancara. Teknik analisis

data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan

uji keabsahan data menggunakan triangulasi teknik.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hambatan epistimologis pada materi

Hukum Newton kelas XII IPA 1 dan XII IPA 2. Untuk kelas XII IPA 1 hambatan

belajar epistimologis pada Hukum I Newton sebesar 61.97 %, untuk Hukum II

Newton sebesar 70.56 %, dan 74.49 % pada Hukum III Newton. Untuk kelas XII IPA

2 hambatan belajar epistimologis pada Hukum I Newton sebesar 55.25 %, Hukum II

Newton 70.69 %, dan Hukum III Newton 78.39 %.

Page 4: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI
Page 5: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI
Page 6: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Motto

Artinya: “Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)

penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali

dengan kekuatan.”(QS. Ar Rahman: 33)

Page 7: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

PERSEMBAHAN

Salam silaturahmi peneliti sampaikan, semoga kita semua senantias

mendapatkan rahmat dan hidayah Allah, Rabb semesta alam. Skripsi ini peneliti

persembahkan kepada orang-orang yang selalu mencintai dan memberi makna dalam

hidup peneliti, terutama bagi :

1. Orang yang kuharapkan ridhanya dan selalu mencintaiku tanpa syarat, yaitu orang

tuaku tercinta ayahanda Imam Supadi dan ibunda Samiyah Hestiana. Dengan

cintanya, Ayah dan Ibu didik diri ini penuh sabar. Dalam sujudnya, Ayah dan Ibu

merangkai tiap bait do‟a untuk diri ini dengan tulus. Dan dengan penuh peluh jua,

Ayah dan Ibu senantiasa berkorban untuk diri ini tanpa bosan. Semoga Allah

senantiasa melindungi dan merahmati Ayahanda dan Ibunda, serta memberikan

balasan terindah dengan Jannah Nya.

2. Sahabat dan teman yang selalu membantuku, terimakasih kepada, Syifalia Zatara

Ilma, S.Pd Tri Fidiyanti dan teman lain yang berperan penting dalam pengerjaan

skripsi ini.

Page 8: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Hani Mulyani, dilahirkan di Gisting, Tanggamus pada

tanggal 8 Januari 1998. Peneliti erupakan anak ketiga dari 2 bersaudara dri pasangan

bapak Imam Supadi dan Ibu Samiyah Hestiana. Pendidikan yang dimulai peneliti dari

Pendidikan Dasar yaitu Madrasah Ibtidaiyyah Mathlaul Anwar Landbaw. Lulus pada

tahun 2009. Selanjutnya penulis menempuh Pendidikan di SMP Negeri 1 Gisting dan

lulus pada ahun 2012. Selama menempuh pendidikan ini peneliti pernah meraih juara

harapan 1 olimpiade biologi di SMA Negeri 1 Pringsewu.

Jenjang sekolah menengah atas peneliti tempuh di SMA Muhammadiyah

Gisting dan lulus pada tahun 2015, selama menempuh di jenjang ini peneliti pernah

mendapatkan juara 2 Olimpiade Sains Kabupaten (OSK) di tingkat kabupaten

Tanggamus pada mata pelajaran biologi, meraih juara 1 dari kelas 10 sampai kelas

12. Terhitung sejak tahun 2015 peneliti terdaftar sebagai mahasiswi Fakultas

Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung program studi Pendidikan Fisika. Selama

menempuh kuliah di UIN peneliti pernah menjadi pengurus HIMAFI UIN Raden

Intan Lampung sebagai Anggota Muda pada tahun 2015-2016. Pada tahun 2018,

penulis melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 16

Bandar Lampung dan pada tahun 2019 penulis melaksanakan penelitian di SMA

Muhammadiyah Gisting.

Page 9: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaykum Wa Rahmatullaahi Wa Barakaatuh.

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang telah memberikan

nikmat_Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA

PESERTA DIDIK KELAS XII IPA SMA MUHAMMADIYAH GISTING

PADA MATERI HUKUM NEWTON DENGAN TES KEMAMPUAN

RESPONDEN DAN NON TES”.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Sang Musthafa yakni suri

taudalan kita Rasulullaah SAW, beserta keluarga, para sahabat, para tabi‟in, tabiut

tabi‟in, dan kita sebagai pengikutnya semoga tetap istiqomah dalam memegang apa

saja yang telah beliau ajarkan, sehingga kita termaksud orang-orang yang mendapat

syafaatnya di akhirat kelak. Amin. Peneliti menyusun skripsi ini sebagai bagian dari

prasyarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah UIN

Raden Intan Lampung dan alhamdulillah dapat peneliti selesaikan sesuai dengan

rencana.

Dalam upaya menyelesaikan skripsi ini, peneliti telah menerima banyak

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak serta dengan tidak mengurngi rasa terima

kasih atas bantuan semua pihak, maka secara khusus peneliti ingin menyebutkan

sebagai berikut:

Page 10: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

1. Ibu Prof. Dr. Nirva Diana M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan

Lampung.

2. Ibu Dr. Yuberti, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika UIN Raden

Intan Lampung.

3. Ibu Dr. Yetri, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing,

mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Bapak Antomi Saregar, M. Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing, mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak/ibu Dosen di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan

Lampung khususnya di prodi Pendidikan Fisika yang telah memberikan saran dan

masukan yang membangun dalam penyusunan skripsi ini.

6. Siswa-Siswi kelas XII IPA di SMA Muhammadiyah Gisting yang telah

berpartisipasi dalam penelitian ini.

7. Sahabatku Syifalia Zatara Ilma S.Pd dan Tri Fidiyanti yang selalu siap memberikan

bantuan berupa do‟a dan dukungan kepada peneliti.

9. Teman-teman Pendidikan Fiska angkatan 2015 khususnya kelas D, teman-teman

KKN, dan teman-teman PPL yang selalu menjadi teman mengejar impian dan

mengukir sejarah dalam hidupku, yang telah menjadi keluarga terbaik selama ini.

10. Almamater UIN Raden Intan Lampung yang telah membimbing peneliti untuk

lebih bijak dan dewasa dalam berfikir dan bertindak.

Page 11: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan, ketidaksempurnaan dan

kesalahan dalam penyusunan skripsi ini, maka kritik dan saran akan peneliti terima

dengan segenap hati terbuka untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya peneliti

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti dan semua pihak yang

membutuhkan serta dapat menjadi amal ibadah yang diterima disisi-Nya. Aaamiin.

Bandar Lampung, Oktober 2019

Peneliti

Hani Mulyani

NPM. 1511090196

Page 12: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK.......................................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

MOTTO .............................................................................................................. v

PERSEMBAHAN.............................................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul ..............................................................................................1

B. Alasan Memilih Judul………..........................................................................2

C. Latar Belakang Masalah...................................................................................3

D. Fokus Penelitian. ............................................................................................10

E. Rumusan Masalah`..........................................................................................10

F. Tujuan Penelitian.............................................................................................10

G. Signifikasi Penelitian......................................................................................11

H. Metode Penelitian...........................................................................................11

Page 13: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

BAB II. KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hambatan Belajar Epistemologis.......................................................................31

2. Hukum Newton .................................................................................................41

3. Tes Kemampuan Responden..............................................................................49

B. Tinjauan Pustaka……………...........................................................................50

BAB III. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek……….......................................................................53

B.Deskripsi Data Penelitian……...........................................................................61

BAB IV. TEMUAN PENELITIAN

A. Temuan Penelitian….......................................................................................65

B. Pembahasan….............................................…................................................87

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN…..........................................................158

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Data Guru Di SMA Muhammadiyah Gisting.………………............58

Tabel 3.2. Data Peserta Didik……………………………………….................. 61

Tabel 3.3. angket untuk mengidentifikasi hambatan belajar pada siswa………62

Tabel 4.1. Daftar hasil tes hambatan belajar epistimologis materi Hukum Newton

pada kelas XII IPA 1………….…………..…………………….…..67

Tabel 4.2. Daftar Hasil Tes Hambatan Belajar Epistimologis Materi Hukum

Newton pada Kelas XII IPA 2………………………………………68

Tabel 4.3 Kategori hambatan belajar epistimologis pada kelas XII IPA 1

berdasarkan tes kemampuan responden…………..……….………69

Tabel 4.4. Kategori hambatan belajar epistimologis pada kelas XII IPA 2 berdasarkan

tes kemampuan responden………………..……..……69

Tabel 4.5. Kategori tingkat tes kemampuan responden……………………….70

Tabel 4.6. Distribusi perolehan nilai tes kemampuan responden

kelas XII IPA 1……………..……….…………………….….……70

Tabel 4.7. Distribusi Perolehan Nilai Tes Kemampuan Responden

kelas XII IPA 2……………………………………………………..71

Tabel 4.8. Persentase Peserta Didik Kelas XII IPA 1 yang Menjawab Benar Tiap

Butir Soal……………………………..…………..………………131

Tabel 4.9. Persentase Peserta Didik Kelas XII IPA 2 yang Menjawab Benar Tiap

Butir Soal………………………….….…………..………………132

Tabel 4.10. Tafsiran Persentase……………………………………….………132

Tabel 4.11. Persentase Hambatan Belajar Epistimologis Hukum I Newton Kelas

XII IPA 1………………………………………..…...……………135

Tabel 4.12. Persentase Hambatan Belajar Epistimologis Hukum II Newton Kelas

XII IPA 1………..………………………………..………………136

Page 15: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Tabel 4.13. Persentase Hambatan Belajar Epistimologis Hukum III Newton Kelas

XII IPA 1……..……………………………………………….…..138

Tabel 4.14. Persentase Hambatan Belajar Epistimologis Hukum I Newton Kelas XII

IPA 2……………………………………………………...……143

Tabel 4.15. Persentase Hambatan Belajar Epistimologis Hukum II Newton Kelas

XII IPA 2………………………………………………..……….…144

Tabel 4.16. Persentase Hambatan Belajar Epistimologis Hukum III Newton Kelas

XII IPA 2…………………………………………………………...145

Page 16: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Persentase Peserta Didik Kelas XII IPA 1 yang Menjawab Keliru Tiap Butir

Soal………………………………………………………………………..133

Grafik 4.2 Persentase Peserta Didik Kelas XII IPA 2 yang Menjawab Keliru Tiap Butir

Soal...……………………………………………………………………...134

Grafik 4.3 Persentase Hambatan Belajar Epistimologis Hukum I Newton Kelas XII

IPA 1…………………………………………………………...140

Grafik 4.4 Persentase Hambatan Belajar Epistimologis Hukum II Newton Kelas XII

IPA 1…………………………………………………………...141

Grafik 4.5 Persentase Hambatan Belajar Epistimologis Hukum III Newton Kelas XII

IPA 1…………………………………………………………...142

Grafik 4.6 Persentase Hambatan Belajar Epistimologis Hukum I Newton Kelas XII

IPA 2.………………………………………………………….147

Grafik 4.7 Persentase Hambatan Belajar Epistimologis Hukum II Newton Kelas XII

IPA 2…………………………………………………………..148

Grafik 4.8 Persentase Hambatan Belajar Epistimologis Hukum III Newton Kelas XII

IPA 2…………………………………………………………..149

Page 17: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Motor yang di rem tiba-tiba….........................................................45

Gambar 2.2. Pasangan gaya aksi reaksi..............................................................49

Page 18: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-Kisi Angket Pra Penelitian.....................................................164

Lampiran 2. Instrumen Angket Identifikasi Hambatan Belajar Epistemologis Mata

Pelajaran Fisika......................................................................165

Lampiran 3. Kisi Kisi Instrumen Soal Tes ambatan Epistimologis...................166

Lampiran 4. Soal Tes Kemampuan Responden Materi Hukum Newton..........170

Lampiran 5. Kunci Jawaban Dan Rubik Penilaian Soal Tes……......................173

Lampiran 6. Analisis Hasil Angket atau kuesioner Kelas 12 IPA 1 dan 2….............177

Lampiran 7. Analisis Hasil Jawaban Soal Tes Peserta Didik Kelas 12 IPA 1 dan XII

IPA 2…………………………………….…………………….......179

Lampiran 8. Lembar Validasi Soal Ahli 1……..………………………..…… 180

Lampiran 9. Lembar Validasi Soal Ahli 3……………..……………………...181

Lampiran 10. Notta Dinas Pembimbing 1……………………………………..182

Lampiran 11. Notta Dinas Pembimbing 2……………………………………..183

Lampiran 12. Surat Izin Pra Penelitian………………………………………..184

Lampiran 13. Surat Izin Penelitian…………………………………………….185

Lampiran 14. Surat Balasan Pra Penelitian……………………………………186

Lampiran 15. Surat Balasan Penelitian………………………………………..187

Lampiran 16. Pengesahan Proposal…………………...………………………188

Page 19: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Pada bagian subab ini penulis akan menjelaskan maksud dari judul skripsi

ini agar tidak menimbulkan kesalahpahaman bagi pembaca. Skripsi ini berjudul

: ”Identifikasi Hambatan Belajar Epistimologis Pada Peserta Didik Kelas XII

IPA SMA Muhammadiyah Gisting Pada Materi Hukum Newton Dengan Tes

Kemampuan Responden dan Non Tes”. Adapun istilah yang perlu dijelaskan

yaitu :

Identifikasi adalah proses pengenalan, menempatkan obyek atau individu

dalam suatu kelas sesuai dengan karakteristik tertentu1. Menurut ahli

psikoanalisis identifikasi adalah suatu proses yang dilakukan seseorang, secara

tidak sadar, seluruhnya atau sebagian, atas dasar ikatan emosional dengan tokoh

tertentu, sehingga ia berperilaku atau membayangkan dirinya seakan-akan ia

adalah tokoh tersebut2.

Hambatan Belajar Epistimologis adalah hambatan terkait pengetahuan

peserta didik terhadap suatu konten. Salah satu penyebabnya yaitu keterbatasan

1 J.P Chaplin,. Kamus Lengkap Psikologi diterjemahkan oleh Kartini Kartono.

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008 ) h. 8.

2 Poerwadarminta W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai Pustaka, 1976), h. 369.

Page 20: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

pengetahuan yang dimiliki seseorang hanya pada suatu konteks tertentu atau

pemahaman sebuah konsep yang tidak lengkap3.

Hukum gerak Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi

dasar mekanika klasik dan hukum yang menjelaskan sifat-sifat gerak benda yang

bersifat deterministic4. Tes Kemampuan Responden (TKR) yang berupa tes

uraian yang terdiri dari atas tes tertulis sebanyak yang mencangkup konsep dari

materi tersebut5.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan judul skripsi ini adalah mengidentifikasi seberapa besar hambatan belajar

epistimologis atau keterbatasan konteks pengetahuan peserta didik pada materi

Hukum Newton dengan memberikan tes tertulis pada peserta didik.

B. Alasan Memilih Judul

Alasan memilih judul skripsi ini adalah:

1. Alasan Objektif

a. Hambatan belajar merupakan suatu kesalahan yang tidak pasti dan tidak

diinginkan. Kesalahan dapat merupakan akibat dari pengetahuan peserta

3 Gita Wahyu Pebriyanti,Harun Imansyah, A. F. C. Wijaya,Heni Rusnayati, „ Profil Hambatan

Belajar Epistimologis Peserta didik Pada Materi Asas Bernoulli Kelas XI Sma Berbasis Analisis Tes

Kemampuan Responden‟, Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2017, 6.1 (2017), h. 2.

4 Serway and J.W Jewett, Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics,

2012.h.114

5 Restina Septiani, Heni Rusnayati, Parsaoran Siahaan, A.F.C Wijaya, Profil Hambatan

Balajar Epistimologis Peserta didik Pada Materi Suhu dan Kalor Kelas XI Sma Berbasis Analisis Tes

Kemampuan Responden, Jurnal Wahana Pendidikan Fisika, 3.1 (2018), h. 31.

Page 21: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

didik yang mereka fikir menarik dan tepat sekarang terbukti salah atau

tidak dapat diterima dengan mudah.

b. Dari hasil Pra penelitian banyak peserta didik di SMA Muhammadiyah

Gisting terindikasi mengalami hambatan belajar epistimologis.

2. Alasan Subyektif

a. Berdasarkan aspek yang diteliti mengenai permasalahan tersebut, serta

dengan tersedianya literatur yang menunjang maka sangat

memungkinkan untuk dilakukan penelitian.

b. Pembahasan skripsi ini berkaitan dengan bidang keilmuan yang penulis

pelajari di Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung. serta

berdasarkan data fakultas, belum ada yang membahas pokok

permasalahan ini, sehingga memungkinkan untuk mengangkatnya sebagai

judul skripsi.

C. Latar Belakang Masalah

Usaha dalam penguasaan suatu materi pembelajaran terdapat banyak unsur

secara bersama-sama mempengaruhi keberhasilannya antara lain peserta didik,

guru, metode pembelajaran yang digunakan serta lingkungan yang ada6.

Penguasaan materi pembelajaran tersebut dapat memberikan sumbangan

6Gita Wahyu Pebriyanti,Harun Imansyah, A. F. C. Wijaya,Heni Rusnayati, „ Profil Hambatan

Belajar Epistimologis Peserta didik Pada Materi Asas Bernoulli Kelas XI SMA Berbasis Analisis Tes

Kemampuan Responden‟, Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2017, 6.1 (2017), h. 2.

Page 22: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

sebanyak beberapa persen dalam keberhasilan belajar pada peserta didik7.

Keberhasilan peserta didik dalam suatu pembelajaran salah satunya didukung

oleh pemahaman suatu konsep dalam materi tersebut8.

Fisika ialah salah satu mata pelajaran yang sangat mengutamakan pada

pemahaman konsep9. Pemahaman pada suatu konsep membantu peserta didik

dalam menyelesaikan masalah, selain itu peserta didik dapat menemukan

pemecahan secara logis dari permasalahan tersebut10

. Pemecahan dan

penyelesaian soal fisika oleh peserta didik terkadang berjalan tidak begitu baik

dan banyak kekeliruan, hal ini karena peserta didik teridentifikasi mengalami

hambatan belajar epistimologis, yaitu apabila peserta didik tidak mampu

menggunakan pengetahuannya dengan baik dan maksimal dalam mengerjakan

soal.11

Al Quran telah menjelaskan tentang memahami suatu pelajaraan yang

terkandung dalam surat Al Maidah ayat 31

7Dr. S. Eko Putro Widoyoko, Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Peserta

didik, Jurnal Pendidikan UMPWR, 2009, h. 2.

8Padma Mike Putri, Mukhni, Irwan, Pemahaman Konsep Matematika Pada Materi Turunan

Melalui Pembelajaran Teknik Probing, Jurnal Pendidikan Matematika,2012, h. 68.

9Fitri Nurul Sholihat, Achmad Samsudin, and Muhamad Gina Nugraha, „Identifikasi

Miskonsepsi Dan Penyebab Miskonsepsi Peserta didik Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test Pada

Sub-Materi Fluida Dinamik: Azas Kontinuitas‟, Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan

Fisika, 3.2(2017), h. 176.

10

Nurkhasanah Sukimin Putri, Agung Hartoyo, Yulis Jamiah, Desain Didaktis Melalui Naïve

Geometri Untuk Mengatasi Hambatan Epistemologis Dalam Persamaan Kuadrat Di Sma, Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran UNTAN, 2018, h. 2.

11

ibid, h. 3.

Page 23: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Artinya : Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di

bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana dia seharusnya

menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: “Aduhai celaka aku, mengapa

aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan

mayat saudaraku ini?” Karena itu jadilah dia seorang di antara orang-orang

yang menyesal.

Quran surat Al Maidah ayat 31 tersebut menerangkan pada kita sebagai

manusia agar dapat belajar dan memahami suatu pelajaran, dikisahkan disitu

bahwa Qabil kebingungan bagaimana cara agar mayat saudaranya tidak

membusuk, lalu Allah mengutus burung gagak agar Qabil dapat belajar dan

mengamati bagaimana cara mengubur mayat saudaranya yang telah mati. Kisah

tersebut mengajarkan untuk memahami dan mempelajari suatu pelajaran.

Hambatan belajar merupakan suatu kesalahan yang tidak pasti dan tidak

diinginkan. Kesalahan dan kekeliruan dalam hambatan belajar ini merupakan

akibat dari pengetahuan peserta didik yang mereka fikir suatu konsep benar dan

tepat namun faktanya terbukti salah sehingga tidak dapat diterima dengan

mudah dalam memahaminya12

. Dalam suatu wawancara kepada sejumlah peserta

didik didapatkan bahwa beberapa peserta didik sulit dalam menghafal rumus,

sulit dalam menerapkan penggunaan rumusnya, dan kurang faham saat guru

menerangkan, hal ini diindikasi peserta didik tersebut mengalami hambatan

12 Loc.cit.

Page 24: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

belajar13

. Brosseu menglompokan hambatan belajar menjadi tiga, yaitu hambatan

ontogeny, hambatan hambatan didaktis dan hambatan epistimologis14

.

Melalui wawancara pada guru fisika yaitu ibu Ani Masniati, S.T

didapatkan bahwa kebanyakan peserta didik kelas XII IPA masih banyak

mengalami kesulitan dalam mempelajari pelajaran fisika terutama materi Hukum

Newton. Seperti mengalami hambatan belajar epistimologis yaitu masih

kesulitan dalam memahami soal fisika, kesulitan dalam pengaplikasian rumus,

sulit dalam menggerjakan soal latihan yang berbeda dengan contoh dan tidak

mampu dalam menjelaskan mengkorelasikan dan menentukan rumus. Dan

melalui sebaran angket yang dilakukan pada sejumlah 65 peserta didik di dua

kelas didapatkan hasil 26.18 % peserta didik mengalami hambatan ontogeny, 24

% peserta didik mengalami hambatan didaktis dan 49.8 % peserta didik

mengalami hambatan epistimologis. Oleh karena itu perlunya diadakan

penelitian mengenai hambatan belajar epistimologis pada peserta didik kelas XII

IPA di SMA Muhammadiyah gisting.

Hambatan belajar epistimologis terjadi pada peserta didik jika peserta didik

tersebut tidak dapat menggunakan pengetahuannya pada soal yang berbeda

13 Harun, Sugiatno, Bistari, Penanganan Hambatan Epistemologi Pemahaman Konseptual

Matematis Peserta didik Melalui Pendekatan Reciprocal Teaching Dengan Tutor Sebaya, jurrnal

pendidikan dan pembelajaran, 2018, h. 3.

14

Yunia Maghfirah , Heni Rusnayati, A. F. C. Wijaya, Profil Hambatan Belajar Epistimologis

Peserta didik Kelas VIII SMP Terhadap Materi Energi Dan Perubahannya Berbasis Analisis Tes

KemampuanResponden,Prosiding Seminar Nasional Fisika, 4.2 ( 2017), h. 2.

Page 25: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

dalam menyelesaikan masalah15

. Mayoritas peserta didik menyelesaikan masalah

tanpa memahami apa yang dimaksud oleh masalah tersebut, sehingga terjadi

kekeliruan saat menyelesaikan soal, peserta didik terbiasa mengerjakan soal rutin

berbentuk soal latihan yang hanya memanfaatkanxkemampuan menghitung,

tanpa harus menganalisis lagi apa masalahnya16

. Penyelesaian masalah yang

terjadi pada penelitian hambatan belajar epistimologis pada materi momentum

dan impuls saat diberi soal beberapa peserta didik tidak mampu dalam

mengidentifikasi, menjelaskan, menentukan mengkorelasikan hubungan pada

materi tersebut, Hal ini merupakan hambatan epistimologis pada materi

tersebut17

.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan materi Hukum Newton sebagai

fokus materi karena materi hukum Newton membutuhkan pemahaman yang

lebih mendalam, peserta didik terkadang tidak terlalu mempelajari secara

mendalam sehingga menyebabkan kekeliruan dalam konsep.18

Hukum Newton

juga sangat penting dalam pembelajaran fisika sehingga penguasaan materi ini

menjadi yg utama untuk dikuasai peserta didik. Tapi realitanya Hukum Newton

15Nurhazizah,Sugiatno.,Dian Ahmad, Mengatasi Hambatan Belajar Problem Solving

Matematis Peserta didik Dengan Antisipasi Didaktis Di Sekolah Menengah Pertama, Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran,2017, h. 2.

16

Loc.Cit.

17

Arin Budiarti, Heni Rusnayati, Parsaoran Siahaan, A.F.C Wijaya, Profil Hambatan Balajar

Epistimologis Peserta didik Pada Materi Momentum Dan Impuls Kelas X Sma Berbasis Analisis Tes

Kemampuan Responden, Jurnal Wahana Fisika, 3.1 (2018), h. 42.

18 Putri Retno Artiawati, Riski Muliyani, and Yudi Kurniawan, „Identifikasi Kuantitas Siswa

Yang Miskonsepsi Menggunakan Three Tier- Test Pada Materi Gerak Lurus Beraturan ( GLB

)‟,Jurnal Ilmu Pendidikan Fisika, 1.1 (2016).h.13; Nursarifa Zahra, Kamaluddin, and

Muslimin,„Identifikasi Miskonsepsi Fisika Pada Siswa SMAN Di Kota Palu‟, Jurnal Pendidikan

Fisika Tadulako, 3.3 (2015).h.61.

Page 26: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

tentang gerak tetap dianggap sulit. Hal ini dapat di telaah dari beberapa hasil

penelitian dan implikasinya pada pembelajaran sebagai salah satu faktor

menyebababkan hambatan pada peserta didik dalam mendalami materi sains

salah satunya adalah Hukum Newton tentang gerak19

.

Seseorang yang lebih paham dalam mendalami materi, akan melakukan

tindakan yang lebih baik lagi. Namun, jika pemahaman peserta didik pada materi

sebelumnya kurang baik dan terbatas maka akan berkelanjutan hingga ke materi

seterusnya, seperti pada sebuah teori bahwa tindakan yang dilakukan pada

pemahaman baru akan terkoneksi pada pemahaman yang pernah ia lakukan

sebelumnya20

. Jadi mengakibatkan peserta didik mengalami keterbatasan dalam

berpikir21

. Karena penyebab dan akibat dari hambatan belajar epistimologis dan

pendahuluan diatas maka peneliti mengadakan identifikasi hambatan belajar

epistimologis pada materi Hukum Newton tentang gerak dengan menggunakan

tes kemampuan responden.

Pada penelitian sebelumnya telah diadakan beberapa bentuk identifikasi

hambatan belajar epistimologis yaitu tentang mengidentifikasi hambatan belajar

19Arman maislangara, Sutopo Sutopo, Parno , Kesulitan Peserta didik dalam Memahami

Hukum Newton dan Solusinya pada Pembelajaran Sains di SMP, Seminar Nasional Pengembangan

Profesionalisme Pendidik Untuk Mebangun Anak Bangsa, 2016, h. 2.

20

Dara Nurul Istiqomah, Learning Obstacles Terkait Kemampuan Problem Solving Pada

Konsep Fungsi Matematika SMP, Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika UNY,

2015, h. 410.

21Harun, Sugiatno, Bistari, Op.Cit, h. 3.

Page 27: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

epistimologis pada materi momentum dan impuls22

, fluida statis23

, tekanan pada

zat cair24

, asas bernoulli25

, energy dan perubahannya26

. Perbedaan identifikasi

hambatan belajar epistimologis dalam penelitian ini dari penelitian-penelitian

sebelumnya terletak pada materinya, hal ini dikarenakan untuk mengetahui dan

mengidentifikasi hambatan belajar epistimologis yang terfokus pada masing

masing materi.

Berdasarkan bahwa penyebab hambatan belajar epistimologis peserta didik

yaitu keterbatasan peserta didik dalam memahami suatu konsep karena

pemahamannya yang tidak lengkap atau utuh27

, sehingga dapat membuat peserta

didik kesulitan dalam berfikir28

serta pentingnya menguasai Hukum Newton

karna hukum Newton membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam, peserta

didik terkadang tidak terlalu mempelajari secara mendalam sehingga

menyebabkan kekeliruan dalam konsep serta Hukum Newton sangat penting

dalam pembelajaran fisika sehingga penguasaan materi nya menjadi yg utama

untuk dikuasai peserta didik29

. Maka yang membedakan penelitian ini dari

22 Gita Wahyu Pebriyanti,Harun Imansyah, A. F. C. Wijaya,Heni Rusnayati, Op.Cit.h.3.

23

Gadis Argi Kiranti, Heni Rusnayati, A.F.C Wijaya, Parsaoran Siahaan, „ Profil Hambatan

Belajar Epistimologis Peserta didik Pada Materi Fluida Statis Kelas XI SMA Berbasis Analisis Tes

Kemampuan Responden, Jurnal Wahana Fisika, 3.2 (2018), h. 19.

24

Kartika Mega Lestari , Heni Rusnayati, Agus Fany Chandra Wijaya, Profil Hambatan Belajar

Epistimologis Peserta didik Kelas VIII SMP Pada Materi Tekanan Zat Cair Melalui Tes Kemampuan

Responden, Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2017, 4.5 (2017), h. 1.

25Gita Wahyu Pebriyanti,Harun Imansyah, A. F. C. Wijaya,Heni Rusnayati, Op.Cit, h. 3.

26

Yunia Maghfirah , Heni Rusnayati, A. F. C. Wijaya, Op.Cit.h.1

27

Gita Wahyu Pebriyanti,Harun Imansyah, A. F. C. Wijaya,Heni Rusnayati, Op.Cit, h. 3.

28

Harun, Sugiatno, Bistari, Op.Cit, h. 3.

29

Arman maislangara, Sutopo Sutopo, Parno, Op.Cit, h. 2.

Page 28: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini peneliti mengidentifikasi

hambatan belajar epistimologis pada materi Hukum Newton.

D. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang, tampak bahawa hambatan

belajar epistimologis merupakan bahasan yang luas. Oleh karena itu peneliti

menetapkan fokus penelitian ini sebagai berikut:

Fokus penelitian ini adalah hambatan belajar epistimologis pada

peserta didik kelas XII SMA Muhammadiyah 1 Gisting pada materi Hukum

Newton tentang gerak

E. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah hambatan belajar epistimologis pada materi Hukum Newton

pada peserta didik kelas XII SMA Muhammadiyah Gisting ?

2. Berapakah besar presentase hambatan belajar epistimologis pada materi

Hukum Newton pada peserta didik kelas XII SMA Muhammadiyah Gisting?

Page 29: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

F. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimanakah hambatan belajar epistimologis pada

materi Hukum Newton pada peserta didik kelas XII SMA Muhammadiyah

Gisting

2. Untuk mengetahui berapakah besar presentase hambatan belajar

epistimologis pada materi Hukum Newton pada peserta didik kelas XII SMA

Muhammadiyah Gisting.

G. Signifikasi Penelitian

Adapun signifikasi penelitian yang diharapkan dari penelitian ini antara

lain :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah keabsahan ilmu

pengetahuan khususnya dalam pembelajaran fisika dan dapat dijadikan

sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi guru, dapat memberikan rujukan soal tes hambatan belajar

epistimologis.

b. Bagi peserta didik selaku objek penelitian, dapat mengetahui hambatan

belajar epistimologisnya.

Page 30: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

H. Metode Penelitian

1 . Pendekatan dan Prosedur Penelitian

Penelitian merupakan pencarian suatu fakta untuk menemukan

kebenaran yang juga merupakan pemikiran kritis30

. Sedangkan pendapat lain

mengatakan bahwa Penelitian atau riset adalah upaya yang sistematis untuk

memberikan jawaban terhadap suatu permasalahan atau fenomena yang kita

hadapi31

.

Pendekatan penelitian dilakukan untuk mendapatkan data dengan

tujuan dan kegunaan tertentu32

. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang yang diamati33

.

Penelitian jenis ini adalah penelitian yang berusaha untuk mendeskripsikan

suatu gejala peristiwa secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

populasi atau daerah tertentu. Sehingga dapat dikatakan penelitian kualitatif

adalah suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap gejala secara

holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami sebagai

30Yuberti and Antomi Saregar, Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika Dan

Sains (Bandar Lampung: Aura, 2017), h. 12.

31

Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengebangan (Jakarta: Prenadamedia

Group, 2015), h. 34.

32

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014),h.

3.

33

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 1.

Page 31: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

sumber langsung dari instrumen kunci yakni peneliti itu sendiri34

. Dalam

penelitian ini pula, sang peneliti berusaha menggambarkan secara kompleks

suatu isu atau masalah yang ditelitinya.

Adapun jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang digunakan

untuk menggambarkan (to describe), men jelaskan, dan menjawab persoalan-

persoalan tentang peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena

sebagaimana adanya maupun analisis hubungan antara berbagai variabel

dalam suatu peristiwa35

. Jadi, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

mendeskripsikan peristiwa atau fenomena tertentu secara lebih rinci.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan

hambatan belajar epistimologis peserta didik pada materi Hukum Newton

tentang gerak pada peserta didik SMA Muhammadiyah 1 Gisting. Dalam

penelitian ini peneliti berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh

melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti

sebagai instrumen kunci, karena selain pengumpul data, peneliti juga terlibat

langsung dalam proses penelitian. Penelitian ini bersifat deskriptif karena

peneliti harus mengungkapkan gambaran tentang hambatan belajar

epistimologis peserta didik pada materi tentang Hukum Newton. Gambaran

tersebut diungkapkan dengan cara menganalisis hambatan belajar peserta

34 Sugiyono, Op.Cit., h. 14.

35

Yuberti and Antomi Saregar, Op.Cit., h. 18.

Page 32: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

didik pada aspek epistimologisnya di SMA Muhammadiyah 1 Gisting.

Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini

termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Proses deskripsi pada

penelitian ini merupakan proses terpenting, adapun langkah-langkah dalam

metode deskriptif sebagai berikut36

:

a. Masalah penelitian dideskripsikan secara tegas dengan mengungkapkan

tujuan yang jelas, sehingga pada penelitian dapat mengarahkan peneliti

dalam mengumpulkan data-data dan analisisnya.

b. Menentukan prosedur penelitian, yaitu sasaran penelitian meliputi populasi

dan sampel, teknik penentuan sumber data, serta teknik yang digunakan

dalam pengumpulan, pengolahan, menganalisis data.

c. Mengumpulkan dan menganalisis data.

2. Desain Penelitian

Metode dan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif dengan desain tipe studi kasus. Metode kualitatif adalah metode

yang berlandaskan pada pospositive digunakan untuk meneliti pada kondisi

objek yang alamiah, dengan peneliti sebagai instrument kunci, teknik

36 Pupuh Fathurahman, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: CV Pustak Setia, 2011), h.

100.

Page 33: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

pengumpulan datanya dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan

hasil penelitian kualitatif lebih mengutamakan makna daripada generalisasi.37

Studi kasus merupakan pengujian secaraa rinci terhadap satu latar atau

satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa

tertentu.38

Definisi lain dari studi kasus adalah suatu inquiri empiris yang dalam konteks

kehidupan nyata, yang mana batas batas antara fenomena dan konteks tak

tampak dengan tegas. 39

Alasan menggunakan desain ini adalah karena akan meneliti secara

mendalam hambatan belajar peserta didik kususnya hambatan epistimologis

dan dalam penelitian ini peneliti akan menelusuri indicator hambatan

epistimologis pada peserta didik.

3. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan Penelitian

Partisipan merupakan orang yang ikut berperan dalam kegiatan

tertentu. Partisipan pada penelitian ini adalah peserta didik yang telah

mempelajari tentang Hukum Newton kususnya kelas XII IPA 1 dan XII

IPA 2 SMA Muhammadiyah I Gisting yang berjumlah 64 peserta didik.

37

Sugiyono, Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D (Bandung : Alfabeta,2008), h.

9.

38 Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaa, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

2009), h. 175.

39 Yin, Robert K, Studi Kasus: Desain dan Metode (Rajagrafindo Persada: Jakarta, 2011), h. 19.

Page 34: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Berdasarkan kriteria yang peneliti paparkan dalam pemilihan

sampel penelitian, maka pemilihan sampel penelitian pada penelitian ini

menggunakan purposive sampling, yakni penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu mulai dari perolehan nilai pada kategori tinggi,

sedang, dan rendah.40

Pemilihan teknik purposive sampling dikarenakan

pada penelitian kualitatif tidak mempersoalkan sampel dan populasi

sebagaimana pada penelitian kuantitatif, sampel tidak dipilih secara acak

melainkan digunakan pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling).

Cara mengambil sampel didasarkan pada karakteristik tertentu yang

dimiliki sampel sesuai dengan tujuan penelitian karena sampel tidak

dimaksudkan untuk generalisasi. Hal ini juga dijelaskan oleh Suharsimi

Arikanto, bahwa sampel bertujuan atau purposive sampling dilakukan

dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random

atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.41

Sampel yang

dimaksudkan pada penelitian kualitatif adalah untuk menyaring sebanyak

mungkin informasi dari berbagai macam sumber dan bangunannya

(contruction). Oleh karena itu penelitian kualitatif tidak memiliki sampel

acak melainkan sampel bertujuan (purposive sampling). Purposive

sampling ditandai dengan sampel yang tidak dapat ditentukan atau ditarik

40 Sugiono, op.cit., h. 124. 41 Suharsimi, op.cit., h.183

Page 35: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

lebih dahulu dan jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-

pertimbangan, informasi-informasi yang diperlukan.

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah I Gisting.

Alasan SMA Muhammadiyah I Gisting dipilih menjadi lokasi penelitian

karena berdasarkan dari studi pendahuluan didapatkan bahwa kebanyakan

peserta didik di SMA Muhammadiyah I Gisting masih banyak mengalami

hambatan dan kesulitan dalam mata pelajaran fisika.

4. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah kegiatan mencari data di lapangan yang

akan digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Menurut

Sugiono, pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau

keterangan-keterangan dari seluruh elemen populasi yang akan menunjang

atau mendukung penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Page 36: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

a. Tes

Tes adalah suatu kumpulan pertanyaan ataupun latihan yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampaun atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok42

. Tes yang digunakan

dalam penelitian ini adalah soal Hukum Newton tentang gerak berbentuk

essai yang sebelumnya sudah diuji validitasnya. Adapun tujuan

pemberian tes soal ini adalah untuk mengidentifikasi hambatan belajar

epistimologis peserta didik pada materi Hukum Newton tentang gerak.

b. Wawancara

Pertemuan antara 2 orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

kegiatan tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu

topic tertentu disebut dengan wawancara. Dalam kegiatan wawancara

terdapat pewawancara (interviewer) yaitu sebagai pengaju atau pemberi

pertanyaan, dan yang diwawancarai (interview) yaitu sebagai pemberi

jawaban ataspertanyaan itu43

. Wawancara merupakan alat re-checking

atau pembuktian terhadap informasi yang diperoleh sebelumnya. Tujuan

dilakukannya wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana

sang pewawancara memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab

oleh yang diwawancarai.

42

Suharismi Arikanto, Op. Cit., h. 193. 43

Basrowi and Suwandi, Op. Cit, h. 127.

Page 37: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Melalui kegiatan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal

secara mendalam tentang partisipan yang diteliti dalam

menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana

wawancara dilakukan bukan hanya untukmengetahui ada atau tidaknya

sesuatu melainkan diharapkan dapat membantu peneliti dapat lebih

memahami suatu keadaan dan perisriwa tertentu44

.

Menurut Esterberg, wawancara dibagi menjadi 3 macam yaitu

wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.

1) Wawancara Terstruktur (Structured Interview)

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan

secara terorganisir dan disusun secara terperinci. Pada wawancara

ini peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

yang akan diperoleh. Oleh karena itu, peneliti telah mempersiapkan

instrument wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang

telah disertai dengan alternatif jawaban yang ada. Dalam

wawancara ini, setiap responden diberikan pertanyaan yang sama

dan pengumpul data (peneliti) mencatatnya.

2) Wawancara Semistruktur (Semistructure Interview)

Wawancara semistruktur adalah wawancara dalam kategori

indepth interview yang dalam pelaksanaannnya lebih bebas

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari

44

Yuberti dan Antomi Saregar, Op.Cit, h. 37.

Page 38: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

wawancara jenis ini adalah untuk menentukan permasalahan secara

lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara dimintai

pendapat serta ideidenya.

3) Wawancara Tak Berstruktur (Unstructured Interview)

Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas,

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah tersusun secara sistematis dan lengkap dalam pengumpulan

data-datanya serta hanya berupa garis-garis besar permasalahan

yang akan ditanyakan45

.

Berdasarkan 3 jenis wawancara tersebut, maka dalam

penelitian ini peneliti melakukan wawancara semi terstruktur

(Semistructure Interview). Bersifat semi terstruktur sebab

pertanyaan pada saat wawancara bisa berkembang namun tetap

disesuaikan dengan pendekatan historis dengan tujuan untuk

menggali informasi secara terbuka untuk mendukung dari data-data

yang telah diperoleh.

c. Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan dokumentasi adalah

pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dan dapat

berupa tulisan, gambar, atau karyakarya monumental dari seseorang.

45

Sugiono, Op.Cit., h. 233.

Page 39: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Dokumentasi ini merupakan teknik yang paling banyak menonjol

digunakan oleh para peneliti lapangan dan dapat menambah informasi

bagi peneliti46

. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi

sebagai alat yang memperkuat penelitian peneliti agar hasil dari penelitian

ini lebih kredibel atau terpercaya.

d. Kuesioner atau Angket

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui

formulirformulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara

tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan

jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.47

Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioer, daftar pertanyaannya

dibuat secara berstruktur dengan bentuk pertanyaan dua pilihan.

5. Prosedur Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan mendata secara sistematis

dari hasil tes, catatan lapangan, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai

temuan bagi orang lain48

. Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif

dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai

46 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta: Rajawali

Pers,2012), h. 172.

47 Mardalis, Metodologi Peneitian: Suatu Pendekatan Proposal. ( Jakarta:

Bumi Aksara. 2008),h. 66.

48

Burhan Bungin, Op.Cit., h.185.

Page 40: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

pengumpulan data dalam periode tertentu49

. Miles dan Huberman

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas hingga

datanya sudah jenuh50

, dan langkah-langkah dalam reduksi data ini

diantaranya adalah data reduction, data display, dan conclusion drawing atau

verification 51

. Analisis data yang dilakukan melalui tahap-tahap sebagai

berikut:

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan,

penyederhanaan,pemusatan perhatian, transformasi data mentah di

lapangan, dan memilah- milahkannya ke dalam suatu kategori tertentu52

.

Reduksi data adalah bentuk analisis yang mengacu pada proses

menajamkan, menggolongkan, membuang, yang tidak diperlukan dan

mengorganisasikan data mentah yang diperoleh dari lapangan. Semua data

dipilih sesuai dengan kebutuhan untuk menjawab pertanyaan penelitian53

.

b. Data Display (Penyajian Data)

Menyajikan data merupakan langkah yang dilakukan setelah data

selesai direduksi. Penyajian data yaitu kegiatan mengidentifikasi dan

menjelaskan data yang ditemukan dan dapat disajikan dalam bentuk

49 Sugiyono, Op.Cit., h. 337.

50

Saeful Rohman, Ani Rusilowati, dan Sulhadi, „Analisis Pembelajaran Fisika Kelas X SMA

Negeri dii Kota Cirebon Berdasarkan Literasi Sains‟, Physics Communication, 1.2 (2017), h. 14.

51

Sugiyono, Loc.Cit., h.333.

52

Burhan Bungin, Op.Cit., h.70.

53

Sugiono, Op.Cit., h. 338.

Page 41: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

kalimat sistematis, uraian singkat, tabel, bagan, hubungan antar kategori,

flowhart dan sejenisnya. Dengan mendisplay data maka akan

mempermudah peneliti dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan

kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dialami. Penyajian data pada

penelitian ini adalah dari hasil tes kemampuan responden dan hasil

wawancara.

c. Conclusion Drawing / Verivication (Penarikan Kesimpulan)

Setelah data disajikan sedemikian rupa dan dikategorikan dengan

baik, maka langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan dari paparan

data tersebut dengan landasan yang kuat. Kesimpulan yang dibuat masih

bersifat sementara dan akan berubah bila tidak diperlukan dan tidak

ditemukan bukti bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Dengan demikian kesimpulan dalam

penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang

dirumuskan sejak awal54

. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa

data kuantitatif, oleh sebab itu untuk melakukan penarikan kesimpulan

secara kualitatif data dikonversikan terlebih dahulu ke dalam penskoran

kualitatif.

Setelah data kuantitatif terkumpul dari proses pengumplan data

tersebut maka data yang telah ada harus diolah oleh peneliti, adapun

langkah lagkah yang ditempuh dalam pengolahan data tersebut adalah

54Ibid., h. 345

Page 42: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

1) Seleksi

Data yang terkumpul yaitu berupa jawaban yang diseleksi

dengan mengetahui maksud mana data yang lengkap dan mana data

yang tidak lengkap serta mana data yang bisa diolah dan data yang

tidak bisa diolah.

2) Tabulasi

Tabulasi sangat berguna dalam mempermudah perhitungan

yang biasanya dibuat dalam tabel, sehingga dapat diketahui

alternative jawaban yang diberikan oleh responden.

3) Penafsiran data

Maksudnya adalah menafsikan data mentah hasil dari

lapangan agar mempunyai arti dan makna agar dapat menjawab

masalah penelitian. Adapun langkah langkahnya adalah sebagai

berikut :

a) Membuat tabel yang emuat kolom, nomor pertanyaan, alternative

jawaban , frekuensi jawaban dan presentase.

b) Menjumlah alternative jawaban untuk mencari frekuensi

c) Menjumlah semua alternative jawaban untuk mencari frekuensi

keseluruhan

Page 43: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

d) Mencari presentase untuk mendapatkan gambaran seberapa besar

frekuensi tiap jawaban dengan rumus55

:

Keterangan :

P = Presentase jawaban

fo = frekuensi jawaban responden

n = jumlah responden

Demikianlah teknik analisis tes kemampuan responden dalam

penelitian ini, adapun analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk

mengidentifikasi hambatan belajar epistimologis dengan tes kemampuan

responden pada peserta didik kelas XII SMA Muhammadiyah Gisting,

dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan

setelah selesai di lapangan.

6. Pemeriksaan Keabsahan Data

Penelitian kualitatif harus mempunyai standar validitas dan reliabilitas

untuk menguji keabsahan data. Dalam pengujian keabsahan data, penelitian

kualitatif menggunakan istilah yang berbeda dengan penelitian kuantitatif.

Terdapat empat standar atau kriteria utama dalam menjamin keabsahan hasil

55 Winarno surahmad, Pengantar Metodologi Sosial Dasar Metode Tehnik, (Bandung : Tarsito,

1998 ), h. 209.

P = 𝑓𝑜

𝑛 x 100 %

Page 44: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

penelitian kualitatif yang meliputi uji credibility (validitas internal),

transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan

conformability (objektivitas)56

.

a. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas identik dengan validitas internal dalam penelitian

kuantitatif. Ada bermacam cara dalam pengujian kredibilitas data agar

penelitian kualitatif memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi sesuai

dengan fakta yang ada di lapangan. Uji kredibilitas meliputi:

1) Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan merupakan memperpanjang

keikutsertaan peneliti dalam proses pengumpulan data di lapangan.

Semakin lama peneliti terlibat dalam pengumpulan data, maka akan

semakin memungkinkan meningkatnya derajat kepercayaan data yang

dikumpulkan. Dengan memperpanjang pengamatan maka hubungan

peneliti dengan sumber data akan semakin terbentuk, terbuka, dan

saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang

disembunyikan. Lamanya perpanjangan pengamatan ini sangat

bergantung pada kedalaman, keluasan, dan kepastian data itu sendiri.

2) Peningkatan Ketekunan

56 Ibid, h. 366-378

Page 45: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Peningkatan ketekunan merupakan melakukan pengamatan

secara lebih cermat dan berkesinambungan sehingga kepastian data

urutan peristiwa dapat direkam dengan pasti dan sistematis. Dengan

meningkatkan ketekunan, peneliti dapat mengecek kembali salah atau

benarnya data yang telah dikumpulkan. Selain itu, dengan

meningkatkan ketekunan ini peneliti dapat memberikan deskripsi data

yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

3) Triangulasi

Pada uji kredibilitas, triangulasi merupakan pengecekan data dari

beberapa sumber dengan berbagai cara dan waktu. Triangulasi terdiri

atas triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan

triangulasi waktu.

a) Triangulasi Sumber

Pada triangulasi sumber, menguji keabsahan data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Data yang diperoleh dari beberapa sumber tersebut

kemudian dideskripsikan, dikategorikan antara pandangan yang

sama, berbeda dan spesifik dari ketiga sumber tersebut. Setelah

dianalisis dan menghasilkan suatu kesimpulan, maka data tersebut

dimintakan kesepakatan kepada sumber.

Page 46: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

b) Triangulasi Teknik

Menguji kredibilitas data menggunakan triangulasi teknik

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama

namun dengan teknik yang berbeda. Contohnya jika data diperoleh

menggunakan wawancara, lalu dicek dengan observasi,

dokumentasi, atau kuesioner.

c) Triangulasi Waktu

Kredibilitas data juga dipengaruhi oleh waktu. Jika data

dikumpulkan menggunakan teknik wawancara dan wawancara

tersebut dilakukan di pagi hari saat kondisi narasumber masih

segar dan belum banyak masalah, akan memberikan data

yang lebih valid sehingga data akan lebih kredibel.

4) Diskusi Dengan Teman Sejawat

Kita dapat melibatkan teman yang tidak melakukan penelitian

untuk berdiskusi untuk memberikan masukan maupun kritik terhadap

penelitian yang kita lakukan dari awal hingga tersusunnya hasil

penelitian. Ini perlu dilakukan karena mengingat keterbatasan

kemampuan peneliti yang dihadapi oleh kompleksitas fenomeena sosial

yang diteliti.

Page 47: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

5) Analisis Data Kasus Negatif

Kasus yang tidak sesuai dengan hasil penelitian hingga pada saat

tertentu disebut dengan kasus negatif. Melakukan analisis kasus

negative berarti peneliti mencari data yang berbeda bahkan

bertentangan dengan data yang ditemukan. Jika tak ada lagi data yang

berbeda dengan temuan, maka data yang ditemukan sudah dapat

dipercaya. Sedangkan, jika peneliti masih memperoleh data-data yang

bertentangan dengan data yang ditemukannya, maka peneliti akan

merubah temuannya.

6) Member Check

Member check merupakan suatu proses pengecekan data yang diperoleh

peneliti kepada sumber data, bertujuan untuk mengetahui kesesuaian

data yang ditemukan dengan data yang diberikan oleh sumber data.

Pelaksanaan member check dapat dilakukan setelah satu

periode pengumpulan data selesai atau setelah mendapat

kesimpulan. Mamber check dilakukan dengan cara individual, dengan

cara peneliti mendatangi pemberi data, atau melalui forum diskusi

kelompok.

Pada penelitian ini uji kredibilitas yang akan peneliti gunakan

adalah triangulasi yakni triangulasi teknik. Dalam melakukan uji

kredibilitas data menggunakan triangulasi teknik, maka yang akan

Page 48: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

peneliti lakukan adalah dengan mengecek data dengan sumber atau

subjek penelitian yang sama namun dengan teknik yang berbeda yakni

dengan melihat hasil tes kemampuan responden dan hasil wawancara.

b. Pengujian Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian

kualitatif Pada prinsipnya Transferability merupakan pernyataan empirik

yang tidak mampu dijawab oleh peneliti melainkan dijawab dan dinilai

oleh para pembaca laporan penelitian. Hasil dari penelitian kualitatif akan

memperoleh Transferability yang tinggi bila para pembaca laporan

memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang konteks dan

fokus penelitian. Oleh karena itu dalam pembuatan laporannya peneliti

harus memberikan uraian yang jelas, rinci, sitematis, dan dapat dipercaya.

c. Pengujian Depenability

Depenability boleh dikatakan mirip dengan reliabilitas. Penelitian

yang reliabel adalah penelitian yang bila orang lain dapat mengulangi

atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Pada penelitian kualitatif, uji

depenability dilakukan dengan melaukan audit terhadap keseluruhan

proses penelitian. Depenability dilakukan oleh auditor yang independen

atau oleh pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti

dalam melakukan penelitian, mulai bagaimana dari peneliti menentukan

masalah atau fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data,

Page 49: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

menganalisis data, menguji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan,

semuanya harus dapat ditunjukkan oleh peneliti.

d. Pengujian Konfirmability

Dalam penelitian kualitatif, konfirmability disebut juga dengan uji

objektivitas. Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah

disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability

mirip dengan uji depenability, sehingga penelitiannya dapat dilakukan

secara bersama-sama. Dalam uji konfirmability yang diuji adalah hasil

penelitiannya. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses

penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah dikatakan

memenuhi standar konfirmability.

Page 50: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hambatan Belajar Epistimologis

a. Belajar

Kegiatan belajar tidak sekadar usaha mengingat, jauh lebih dari

itu ia memliki makna yang lebih luas dan mendalam, yakni

mengalami. Tujuan hasil belajar tidak sekadar hanya menjadi suatu

penguasaan pada hasil dari latihan, lebih dari itu diharapkan dapat

memberikan perubahan perilaku yang bersifat progresif serta

bertanggung jawab. Para ahli menyatakan pengertian lain tentang

belajar, yang menyatakan seperti belajar adalah memperoleh

pengetahuan dan belajar adalah proses latihan-latihan pembentukan

kebiasaan menuju otomatisasi respon57

.

Sejalan dengan perumusan tersebut, Hamalik menyatakan

bahwa belajar adalah suatu proeses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungan58

. Pendapatnya tentang proses

belajar lebih kepada usaha individu dalam beradaptasi terhadap

lingkungan. Adaptasi dalam bahasan ini merupakan kegiatan yang

57

Muhammad Arie Firmansyah, Analisis Hambatan Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah

Statistika, JPPM, 2017, h. 115.

58

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara.,2007), h. 36-37.

Page 51: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

bersifat kerjasama sosial guna menyelesaikan permasalahan yang

timbul. Senada dengan itu Sudjana berpendapat, belajar pada

hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang

diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai

pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan

memahami sesuatu59

.

Sedangkan Witherington berpendapat bahwa, belajar adalah

suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai

pola baru, pada ranah reaksi kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian

atau suatu pengertian60

. Belajar merupakan kegiatan berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang

pendidikan. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok

dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Belajar adalah

proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memeroleh suatu

perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan

maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk

mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.

Kegiatan belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, tergantung

pada kemampuan individu dalam menangkap pesan yang terjadi

59 Rusman, Model-Model Pembelajaran.( Jakarta: Raja Grafindo.2013), h. 1.

60

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya.2010), h. 84.

Page 52: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

dilingkungannya. Belajar merupakan tindakan dan perilaku individu

yang kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh

individu sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak

terjadinya proses belajar61

.

Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya

teaching & Media-A systematic Approach 1971 mengemukakan

bahwa “belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan perilaku itu

adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku adalah

suatu tindakan yangdapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh

tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati62

.

Menurut slameto belajar adalah “suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya63

.

Lebih lanjut Abdillah dalam menyimpulkan bahwa belajar

adala suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan

tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut

61Muhammad Arie Firmansyah, Op.Cit, h. 116.

62

A Arsyad, Media Pembelajaran.( Jakarta:Rajawali Pers.2011), h. 3.

63

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.( Jakarta: PT. Rineka

Cipta.2003), h. 5.

Page 53: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh

tujuan tertentu64

.

Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah perubahan

tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak

hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga

berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri,

minat, watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu

sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan

pribadi manusia seutuhnya65

.

b. Hambatan Belajar (Learning Obstacle)

Hambatan belajar atau Learning obstacle merupakan

hambatan atau kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam proses

pembelajaran. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa ketika belajar tidak

selalu sama, hal ini terjadi karena siswa mempunyai hambatan yang

berbeda-beda dalam pembelajarannya. Dengan kata lain, hambatan

atau kesulitan belajar ini tidak dapat dihindari karena merupakan

bagian dari setiap proses pembelajaran66

.

` Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tidak dapat

dipungkiri keberadaannya, karena hal ini merupakan bagian dari

64Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran ( Bandung: Penerbit Alfabeta.2010), h. 35.

65 Muhammad Arie Firmansyah, Op.Cit, h.116.

66Redi Hermanto, Satya Santika, Eksplorasi epistemological dan didactical obstacle serta

hypothetical learning trajectory pada pembelajaran konsep jarak, Jurnal Penelitian Pendidikan dan

Pengajaran Matematika, 2017,h. 117.

Page 54: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

proses pembelajaran. Ketika belajar siswa mengalami proses pem

belajaran yang dipengaruhi oleh factor luar dan factor dalam. Factor-

faktor inilah yang dapat menyebabkan munculnya hambatan belajar

siswa. Berdasarkan penyebabnya hambatan belajar dikategorikan ke

dalam tiga jenis, yaitu; hambatan ontogeni, hambatan didaktis, dan

hambatan epistimologis67

.

1) Hambatan Ontogeni

Hambatan Ontogeni adalah hambatan terkait ketidaksiapan

mental belajar siswa karena perkembangan mental dan kognitif

yang jauh tertinggal dengan perkembangan biologisnya. Salah satu

penyebabnya yaitu pembatasan konsep pembelajaran pada saat

perkembangan anak.

2) Hambatan Didaktis

Hambatan Didaktis adalah hambatan terkait kekeliruan

proses pembelajaran di sekolah itu sendiri. Salah satu penyebabnya

yaitu cara guru membuat atau merancang pembelajaran kurang

tepat atau kesalahan dari sumber belajar siswa. Misalnya

menggunakan analogi yang kurang tepat sehingga pengetahuan

yang disampaikan memungkinkan dimaknai berbeda oleh siswa.

3) Hambatan Epistimologis

67 Arin Budiarti, Heni Rusnayati, Parsaoran Siahaan, A.F.C Wijaya, Profil Hambatan Balajar

Epistimologis Siswa Pada Materi Momentum Dan Impuls Kelas X SMA Berbasis Analisis Tes Kemampuan

Responden, Jurnal Wahana Fisika,2018, h. 36.

Page 55: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Hambatan Epistimologis adalah hambatan terkait

pengetahuan siswa terhadap suatu konten. Salah satu penyebabnya

yaitu keterbatasan pengetahuan yang dimiliki seseorang hanya

pada suatu konteks tertentu atau pemahaman sebuah konsep yang

tidak lengkap. Jika dihadapkan pada konteks lain yang berbeda,

maka akan mengalami hambatan untuk menggunakan pengetahuan

tersebut68

.

c. Hambatan Epistimologis

Menurut Brosseau hambatan epistimologis adalah hambatan

yang muncul karena ilmu pengetahuan yang dimiliki siswa tidak utuh,

sehingga mengakibatkan siswa mengalami keterbatasan dalam

berpikir.

Menurut Irawan dalam bukunya, hambatan epistimologis

adalah Jika siswa tidak dapat menggunakan pengetahuannnya terhadap

suatu konsep untuk menyelesaikan masalah pada konteks yang

berbeda maka siswa tersebut diindikasi mengalami hambatan belajar

epistimologis. Hambatan dalam menggunakan pengetahuan yang

dimilikinya berarti kurangnya siswa dalam memahami konsep materi.

68Gita Wahyu Pebriyanti,Harun Imansyah, A. F. C. Wijaya,Heni Rusnayati, „ Profil Hambatan

Belajar Epistimologis Siswa Pada Materi Asas Bernoulli Kelas XI Sma Berbasis Analisis Tes

Kemampuan Responden‟, Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2017, 6.1 (2017), h. 2.

Page 56: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Hambatan epistimologis hakekatnya merupakan pengetahuan

seseorang yang hanya terbatas pada konteks tertentu69

.

Hercovics menjelaskan bahwa perkembangan penge-tahuan

ilmiah seorang individu banyak me-ngalami kendala epistimologi,

dimana sche-mata konseptual pada diri pelajar mengalami kendala

kognitif70

. Sejalan dengan pendapat tersebut Suryadi mengungkapkan

hambatan epistimologis pada hakekatnya merupakan pengetahuan

seseorang yang hanya terbatas pada konteks tertentu saja, sehingga

saat ia dihadapkan pada situasi yang berbeda dapat mengakibatkan

pengetahuan yang dimilikinya menjadi tidak bisa digunakan atau

mengalami kesulitan dalam menggunakannya. Dari beberapa pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa hambatan epistimologis merupakan

halangan atau rintangan yang dihadapi oleh siswa karena kurangnya

pengetahuan yang dimiliki terkait konsep materi yang dipelajari71

.

69Nurkhasanah Sukimin Putri, Agung Hartoyo, Yulis Jamiah, Desain Didaktis Melalui Naïve

Geometri Untuk Mengatasi Hambatan Epistemologis Dalam Persamaan Kuadrat Di SMA, Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran UNTAN, 2018, h. 2.

70

Euis, Hambatan Epistimologis (Epistimological Obstacle) dalam Persamaan Kuadrat pada

Siswa Madrasah Aliyah, International Seminar and the Fourth National Conference on Mathematics

Education, 2011, h. 793.

71

Rasmania, Sugiatno, Dede Suratman, Hambatan Epistimologis Siswa Dalam Menentukan

Domain Dan Range Fungsi Kuadrat di Sekolah Menengah Atas, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran,

2018, h. 2.

Page 57: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Menurut Brosseau dalam bukunya yang berjudul Theory of

Didactical Situation, hambatan epistimologis siswa dapat dilihat

melalui analisis pendekatan historis72

, yaitu :

a) Menjelaskan dan memahami pengetahuan yang dipelajari.

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil

tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya

(mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada

waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut

sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap

obyek73

.

Dalam hal ini menjelaskan dan memahami pengetahuan

diartikan suatu kemampuan menguraikan secara benar tentang

obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan menyebutkan cotoh

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari74

.

b) Memahami penggunaan pengetahuan yang mereka pelajari

72 Brousseau, Theory of Didactical Situations in Mathematics, (Kluwer Academic Plublisher :

New York), 2002,h. 101.

73 Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Jakarta : Rineka Cipta,

2007), h. 143

74

Soekidjo NotoatmodjoIlmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar, (Jakarta : Rineka

Cipta, 2003), h. 122.

Page 58: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Memahami penggunaan pengetahuan berarti siswa

mampu mengaplikasikan kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, dan prinsip.

c) Melihat hubungan antara konsep yang dipelajari dengan konsep-

konsep lain yang berhubungan.

Dalam proses pembelajaran factor yang sangat penting

adalah pengetahuan yang dipelajari sebelumnya. Pengetahuan-

pengetahuan peserta didik yang diperoleh pada saat mempelajari

materi-materi sebelumnya berguna untuk memahami materi

selanjutnya. Faktor penting dalam proses pembelajaran tersebut

ada kaitannya dengan salah satu standar proses yang

dikemukakan oleh National Council of Teacher of Mathematics

(NCTM). Standar proses tersebut adalah kemampuan koneksi

matematis. Koneksi matematis adalah kemampuan peserta didik

dalam menghubungkan antar konsep di dalam maupun di luar

matematika. Dengan memahami hubungan antara konsep yang

sebelumnya telah dipelajari dengan konsep yang saat ini sedang

Page 59: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

dipelajari, maka pembelajaran yang berlangsung akan menjadi

lebih bemakna75

d) Mengidentifikasi permasalahan dan menjelaskan alasan atas

penyelesaian yang diberikan

Pembelajaran fisika memiliki tujuan diantaranya

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan

analisis siswa terhadap lingkungan dan sekitarnya. Pembelajaran

fisika pada siswa diharapkan tidak hanya untuk menguasai konsep

tetapi juga menerapkan konsep yang telah mereka pahami dalam

penyelesaian masalah fisika. Namun, pembelajaran dalam kelas

cenderung menekankan pada penguasaan konsep dan

mengesampingkan kemampuan pemecahan masalah fisika siswa.

Pada pembelajaran fisika, kemampuan menyelesaikan

masalah siswa masih tergolong rendah. Dalam mengerjakan soal-

soal fisika yang diberikan oleh guru, siswa lebih sering langsung

menggunakan persamaan matematis tanpa melakukan analisis,

menebak rumus yang digunakan dan menghafal. contoh soal yang

telah dikerjakan untuk mengerjakan soal-soal lain. Siswa

mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan permasalahan yang

75

Linto, R.L., Elniati, S., & Rizal, Y., Kemampuan Koneksi Matematis dan Metode

Pembelajaran Quantum Teaching dengan Peta Pikiran, Jurnal Pendidikan Matematika Part 2, 1.1

(2012), h. 83.

Page 60: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

kompleks. Siswa mampu menyelesaikan permasalahan kuantitatif

sederhana namun kurang memiliki kemampuan untuk

menyelesaikan masalah yang lebih kompleks.76

e) Mengulangi jawaban yang salah pada permasalahan yang sama,

serta cara masing-masing siswa memahami permasalahan.

Pemecahan masalah dalam matematika sekolah diwujudkan

melalui soal cerita. Dalam penyelesaian soal cerita, terlebih dahulu

siswa harus dapat memahami isi soal cerita tersebut, setelah itu

menarik kesimpulan obyek-obyek yang harus diselesaikan dan

memisalkannya dengan simbol-simbol matematika, sampai pada

tahap akhir yaitu penyelesaian. Kesalahan siswa dalam

menyelesaikan pemecahan masalah berupa soal uraian adalah

karena siswa kurang memahami konsep. Melihat kesalahan yang

dilakukan siswa tidak hanya terpaku pada jawaban akhir saja tetapi

dari proses penentuan metode yang digunakan untuk

menyelesaikan soal uraian yang diberikan. Sehingga siswa dapat

mengetahui letak kesalahannya dalam menyelesaikan pemecahan

masalah soal uraian secara lebih spesifik, agar siswa lebih

76

Rismatul A, Lia Y, Eny L, Kesulitan Pemecahan Masalah Fisika Pada Siswa SMA, Jurnal

Penelitian Fisika dan Aplikasinya, 5.2 (2015), h. 44.

Page 61: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

termotivasi untuk memperbaiki dan tidak mengulangi kesalahan

yang sama.77

2. Hukum Newton

Benda di alam bergerak, diam dan sebagainya tidak terjadi secara

tibatiba, ada penyebab sehingga gerak tersebut terjadi dan proses gerakpun

tidak terjadi secara bebas. Benda selalu bergerak mengikuti aturan yang

sudah pasti. Hal ini sesuai dengan Islam, mengenai semua makhluk

bergerak mengikut aturan Allah SWT. Terdapat di dalam surat Ar-Ra‟ad

ayat 15

Artinya: “Hanya kepada Allah lah tunduk/patuh segala apa yang

ada di langit dan di bumi baik atas kesadarannya sendiri ataupun karena

77 Desy, Y., Harina, F., Identifikasi Kesalahan Siswa Menggunakan Newman‟s Error Analysis

(Nea) Pada Pemecahan Masalah Operasi Hitung Bentuk Aljabar, Seminar Nasional Pendidikan, Sains

dan Teknologi, 2017, h.78.

Page 62: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

terpaksa, (dan sujud pula) bayang-bayangnya diwaktu pagi dan petang”

(ar Raad :15)

Dalam ayat ini mengingatkan bahwa semua yang ada di langit

maupun di Bumi mengikuti sistem yang sudah Allah SWT tentukan. Paku

yang didekatkan ke magnet akan ditarik kearah magnet. Bumi selalu

bergerak mengelilingi matahari pada orbit yang sudah tertentu. Benda

yang dilepas dari ketinggian tertentu pasti bergerak jatuh jika tidak ada

dorongan lain yang membelokkan arah gerak. Benda yang dilempar dalam

arah horizontal selalu bergerak melengkung ke bawah. Hal ini apabila

dianalogikan sesuai dalam Islam, maka gerak horizontal adalah hubungan

sesama makhluk Allah dan gerak vertical adalah hubungan makhluk

dengan Allah. Islam mengajarkan bahwa hanya berharap kepada Allah

SWT agar tidak mendapatkan kekecewaan. Hal ini terdapat dalam surat

Al-Insyirah ayat 8 dan perkataan dari Imam Syafi‟I

Artinya: “dan hanya kepada tuhan mu lah engkah berharap” (QS. Al-

Insyirah: 8)

“Ketika hatimu berharap kepada

seseorang maka Allah timpakan ke atas kamu pedihnya sebuah

pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui

Page 63: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara

tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya.” (Imam Syafi‟i)

Dengan kata lain gerak benda umumnya bersifat determinsitik,

artinya dapat diramalkan di mana lintasan yang akan diambil, ke mana

arah kecepatan pada tiap titik di lintasan tersebut, dan berapa percepatan

tiap saat. Jika saat ini sebuah benda didorong dengan kekuatan tertentu

kearah tertentu maka benda akan bergerak dalam satu lintasan. Jika besok

benda yang sama didorong dengan kekuatan yang sama dan dalam arah

yang sama maka benda menempuh lintasan yang persis sama dengan

lintsan yang kemarin, kecuali ada pengganggu lain yang berpengaruh.

Dengan sifat yang deterministik tersebut tentu ada hukum yang

menjelaskan sifat-sifat gerak benda tersebut. Dengan hukum tersebut kita

dapat memperdiksi ke mana benda akan bergerak jika diberikan dorongan

tertentu.

a. Hukum I Newton

Hukum I Newton berbunyi “Jika resultan gaya yang bekerja

pada benda yang sama dengan nol, maka benda yang mula-mula diam

akan tetap diam. Benda yang mula-mula bergerak lurus beraturan akan

tetap lurus beraturan dengan kecepatan tetap” dari hukum I Newton ini

dapat diketahui bahwa semua benda cenderung mempertahankan

keadaannya awalnya, benda yang awalnya diam akan tetap

Page 64: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

mempertahankan keadaan diamnya dan benda yang awalnya bergerak

akan tetap berusaha untuk bergerak.

Hukum I Newton mendefinsikan adanya sifat kelembaman benda,

yaitu keberadaan besaran yang dinamai massa. Karena sifat

kelembaman ini maka benda cenderung mempertahankan keadaan

awalnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa apabila ingin bergerak maka

harus ada gaya yang diberikan kepada benda tersebut hal ini juga

berlaku untuk benda yang sudah bergerak dengan kecepatan konstan

jika ingin mengalami percepatan maka harus ada gaya yang

ditambahkan. Di dalam islam juga telah diajarkan bahwa jika ingin

merubah nasib, maka harus ada usaha yang dilakukan. Hal ini tertuang

di dalam Al-Quran potongan surat Ar-Ra‟ad ayat 11.

Artinya:

“..Sesungguhnya Allah

tidak merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah

keadaan diri mereka sendiri...(QS. Ar-Ra’ad: 11)

Σ𝐹 = 0

Page 65: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Dalam kehidupan sehari-hari, hukum I Newton sering dijumpai

salah satu contoh penerapan dari hukum I Newton adalah ketika

kendaraan yang sedang melaju tiba-tiba berhenti maka yang akan

terjadi adalah pengendara kendaraan akan terdorong kedepan atau saat

kendaraan yang keadaan awalnya diam sesaat akan melaju maka

pengendara akan terdorong kebelakang. Dari kedua contoh yang sudah

disebutkan, terdapat sifat kelembaman suatu benda yaitu

kecenderungan untuk selalu diam ataupun kecenderungan untuk selalu

diam. Kelembaman suatu benda dipengaruhi oleh massa benda

tersebut. Semakin besar massa maka semakin besar pula kelambaman

benda tersebut. Berikut contoh gambar dari hukum I Newton.

Gambar 2.1 Motor yang direm tiba-tiba

b. Hukum II Newton

Hukum I Newton baru mendefinisikan besaran yang

bernama massa, tetapi belum membahas penyebab benda bergerak

atau berhenti. Hukum II Newton berbunyi “Percepatan sebuah benda

Page 66: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

berbanding lurus dengan gayatotal yang bekerja padanya dan

berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan

arah gaya total yang bekerja padanya”. Berdasarkan bunyi hukum II

Newton dapat diketahui bahwa semakin besar gaya maka percepatan

benda akan semakin besar dan berbanding terbalik apabila semakin

besar massa maka percepatan akan semakin kecil. Massa adalah

properti dari suatu objek yang menentukan berapa banyak resistensi

suatuobjek menunjukkan perubahan kecepatannya.

Hal ini menjelaskan perubahan keadaan gerak benda. Hukum

ini menyatakan bahwa benda dapat diubah keadaan geraknya jika pada

benda ada gaya yang bekerja. Gaya yang bekerja berkaitan langsung

dengan perubahan keadaan gerak benda. Besarnya perubahan keadaan

gerak sama dengan gaya yang diberikan kepada benda dengan

persamaan sebagai berikut:

Perubahan kecepatan benda bergantung dengan gaya yang di

berikan terhadap benda tersebut. Al-Quran merupakan petunjuk hidup

bagi manusia, apa yang tertuang di dalam Al-Quran merupakan

petunjuk. Mengenai hukum II Newton, Al-Quran telah menjelaskan

yaitu bergerak/bertebaranlah untuk mencari karunia Allah di muka

Σ𝐹 = 𝑚. 𝑎

Page 67: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Bumi. Apabila ingin mendapat karunia Allah, Rizq Allah, hidup

mengalami perubahan maka harus bergerak. Semakin banyak bergerak

maka akan semakin pula karunia Allah yang didapat. Hal ini terdapat

pada surat Al-Jumuah ayat 10.

Artinya: “Apabila telah dilaksanakan, maka bertebaranlah

kamu di Bumi, carilah karunia allah, dan ingatlah Allah banyak-

banyak agar kamu beruntuk” (QS. Al-Jumuah: 10)

Dalam kehidupan sehari-hari penerapan hukum II Newton

adalah saat kita melemparkan benda keatas secara vertikal, pada

awalnya benda akan bergerak dengan laju yang konstan akan tetapi

semakin keatas laju benda akan berkurang hingga pada titik tertinggi

yang dicapai benda tersebut akan berhenti sejenak lalu turun kembali

menuju Bumi dengan laju yang bertambah apabila semakin dekat

jaraknya dengan Bumi.

c. Hukum III Newton

Hukum ini mengungkapkan keberadaan gaya reaksi yang sama

besar dengan gaya aksi, tetapi berlawanan arah. Jika benda pertama

Page 68: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

melakukan gaya pada benda kedua (gaya aksi), maka benda kedua

melakukan gaya yang sama besar pada benda pertama tetapi arahnya

berlawanan (gaya reaksi). Jika kamu mendorong dinding dengan

tangan, maka pada saat bersamaan dinding mendorong tanganmu

dengan gaya yang sama tetapi berlawanan arah. Bumi menarik tubuh

kamu dengan gaya yang sama dengan berat tubuhmu, maka pada saat

bersamaan tubuh kamu juga menarik bumi dengan gaya yang sama

besar tetapi berlawanan arah78

Faksi = -F reaksi

Mengenai hukum aksi reaksi dalam fisika, Al-Quran terlebih

dahulu menjelaskan mengenai apa yang kita lakukan maka itulah yang

kita dapat. Terdapat pada surat Ar-Rahman ayat 60 yaitu:

Artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali dengan

kebaikan pula.” (QS.Ar Rahman: 60).

Sudah jelas bahwa apa yang kita lakukan (aksi) sesuai dengan

apa yang kita dapatkan (reaksi), tak dapat dipungkiri. Apabila kita

78 Serway and J.W Jewett, Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics,

2012.h.114

Page 69: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

melakukan kebaikan, maka akan dibalas dengan kebaikan dan begitu

pula sebaliknya jika kita melakukan keburukan maka keburukan pula

yang akan kita dapatkan.

(Gambar 2.2 )

Gambar 2.2 Contoh pasangan gaya aksi reaksi. Setiap ada

gaya aksi maka selalu ada gaya reaksi yang sama besar tetapi

berlawanan arah. Tetapi perlu diingat bahwa gaya aksi dan reaksi

tidak bekerja pada benda yang sama. Gaya aksi dan reaksi bekerja

pada benda yang berbeda sehingga tidak saling meniadakan. Saat

mendorong tembok gaya aksi adalah gaya oleh tangan pada tembok

sedangkan gaya reaksi adalah gaya oleh tembok pada tangan.

3. Tes Kemampuan Responden (TKR)

Tes Kemampuan Responden (TKR) yang berupa tes uraian yang

terdiri dari atas tes tertulis sebanyak yang mencangkup konsep dari materi

hukum newton. Soal berbentuk essay ini bertujuan supaya tergambar pola

pikir siswa dalam menjawab soal serta jawaban yang dipilih merupakan

hasil pemikiran terlebih dahulu. TKR diberikan pada siswa yang telah

Page 70: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

mempelajari materi tersebut. Subjek penelitian ini yaitu siswa yang telah

mempelajari materi tersebut.79

B. Tinjauan Pustaka

Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan identifikasi

hambatan belajar epistimologis antara lain sebagai berikut:

1) Arin Budiarti, Heni Rusnayati, Parsaoran Siahaan, A.F.C Wijaya, “Profil

Hambatan Balajar Epistimologis Siswa Pada Materi Momentum Dan

Impuls Kelas X SMA Berbasis Analisis Tes Kemampuan Responden”,

Dari hasil penelitian ini teridentifikasi beberapa hal yang menjadi

hambatan belajar epistimologis siswa mengenai momentum dan impuls

tetapi hasil pada penelitian ini tidak menggunakan presentase seberapa

besar hambatan belajar epistimologis pada masing masing konsep.80

2) Kartika Mega Lestari , Heni Rusnayati, Agus Fany Chandra Wijaya, Profil

Hambatan Belajar Epistimologis Siswa Kelas VIII SMP pada Materi

Tekanan Zat Cair Melalui Tes Kemampuan Responden pada penelitian

ini sudah menggunakan presentase berapa besar siswa mengalami

79 Restina Septiani, Heni Rusnayati, Parsaoran Siahaan, A.F.C Wijaya, Profil Hambatan Balajar

Epistimologis Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor Kelas XI Sma Berbasis Analisis Tes Kemampuan

Responden, Jurnal Wahana Pendidikan Fisika, 3.1 (2018), h. 31.

80

Arin Budiarti, Heni Rusnayati, Parsaoran Siahaan, A.F.C Wijaya, Profil Hambatan Balajar

Epistimologis Siswa Pada Materi Momentum Dan Impuls Kelas X SMA Berbasis Analisis Tes

Kemampuan Responden, Jurnal Wahana Fisika, 3.1(2018), h. 35.

Page 71: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

hambatan belajar epistimologis per sub bab dan siswa mengalami

hambatan yang paling besar pada konsep Hukum Pascal dan Hukum

Archimedes tetapi pada penelitian ini tidak dijelaskan secara terperinci

poin yang menjadi acuan dalam hambatan belajar epistimologis dan hanya

terfokus pada sub bab..81

3) Gita Wahyu Pebriyanti,Harun Imansyah, A. F. C. Wijaya, Heni Rusnayat

“Profil Hambatan Belajar Epistimologis Siswa Pada Materi Asas

Bernoulli Kelas XI SMA Berbasis Analisis Tes Kemampuan Responden.”

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa masih terdapat hambatan

belajar epistimologis pada materi Asas Bernoulli namun pada penelitian

ini masih sama dengan penelitian sebelumnya hanya terfokus pada hasil

presentase sub bab siswa yang mengalami hambatan belajar epistimologis

tanpa adanya poin terperinci indicator hambatan belajar epistimologis .82

4) Mohammad Dadan Sundawana, Irmawati Liliana Kusuma Dewi,

Muchamad Subali Noto, Kajian Kesulitan Belajar Mahasiswa Dalam

Kemampuan Pembuktian Matematis Ditinjau Dari Aspek Epistemologi

Pada Mata Kuliah Geometri Transformasi. Pada penelitian ini peneliti

meneliti pada mata pelajaran matematika yaitu materi transformasi

geometri. Yang menjadi topik pembahasan pada penelitian ini lebih

81Kartika Mega Lestari , Heni Rusnayati, Agus Fany Chandra Wijaya, Profil Hambatan Belajar

Epistimologis Siswa Kelas VIII SMP Pada Materi Tekanan Zat Cair Melalui Tes Kemampuan

Responden, Seminar Nasional Fisika (E-Journal) SNF2017, 4.5( 2017), h. 1.

82

Gita Wahyu Pebriyanti,Harun Imansyah, A. F. C. Wijaya,Heni Rusnayat, Op.Cit. h. 1.

Page 72: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

mengarah kepada kesulitan belajar siswa pada aspek epistimologis tanpa

adanya presentase berapa besar kesulitan belajar pada materi geometri.83

83

Mohammad Dadan Sundawana, Irmawati Liliana Kusuma Dewi, Muchamad Subali Noto,

Kajian Kesulitan Belajar Mahasiswa Dalam Kemampuan Pembuktian Matematis Ditinjau Dari Aspek

Epistemologi Pada Mata Kuliah Geometri Transformasi, Jurnal Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran

Matematika, 4.1 (2018), h. 1.

Page 73: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta:Rajawali Pers.

Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif . Jakarta: Rineka

Cipta.

Brousseau. (2002). Theory of Didactical Situations in Mathematics. In Theory of

Didactical Situations in Mathematics. https://doi.org/10.1007/0-306-47211-2

Budiarti, A. Rusnayati, H. Siahaan, P., Wijaya, A. F. C. (2018). Profil Hambatan

Balajar Epistimologis Siswa Pada Materi Momentum Dan Impuls Kelas X

Sma Berbasis Analisis Tes Kemampuan Responden. Jurnal Wahana Fisika.

3(1).

Bungin, B. (2015) . Metodologi Penelitian Kualitatif . Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Bungin, B. (2015). Analisis Data Penelitian Kualtatif . Jakarta: Rajawali Pers.

Desy, Y. Harina, F. (2017). Identifikasi Kesalahan Siswa Menggunakan Newman‟s

Error Analysis (Nea) Pada Pemecahan Masalah Operasi Hitung Bentuk Aljabar.

Seminar Nasional Pendidikan, Sains dan Teknologi.

Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif . Jakarta:

Rajawali Pers

Euis. (2011). Hambatan Epistimologis (Epistimological Obstacle) dalam Persamaan

Kuadrat pada Siswa Madrasah Aliyah. International Seminar and the Fourth

National Conference on Mathematics Education.

Firmansyah, M. A., (2017) Analisis Hambatan Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah

Statistika, JPPM.

Hamalik, O. (2007). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Harun, Sugiatno, Bistari. (2018). Penanganan Hambatan Epistemologi Pemahaman

Konseptual Matematis Siswa Melalui Pendekatan Reciprocal Teaching Dengan

Tutor Sebaya. jurrnal pendidikan dan pembelajaran.

Page 74: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Hermanto, R., Santika, S. (2017). Eksplorasi epistemological dan didactical obstacle

serta hypothetical learning trajectory pada pembelajaran konsep jarak. Jurnal

Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika.

Istiqomah, D. N. (2015). Learning Obstacles Terkait Kemampuan Problem Solving

Pada Konsep Fungsi Matematika SMP. Seminar Nasional Matematika Dan

Pendidikan Matematika UNY.

Kiranti, G. A., Rusnayati, H., Wijaya, A. F. C., Siahaan, P., (2018). Profil Hambatan

Belajar Epistimologis Siswa Pada Materi Fluida Statis Kelas XI SMA Berbasis

Analisis Tes Kemampuan Responden. Jurnal Wahana Fisika, 3(2).

Linto, R.L. Elniati, S., & Rizal, Y. ( 2012). Kemampuan Koneksi Matematis dan Metode

Pembelajaran Quantum Teaching dengan Peta Pikiran. Jurnal Pendidikan Matematika.

Lestari, K. M., Rusnayati, H., Wijaya, A. F C., (2017). Profil Hambatan Belajar

Epistimologis Siswa Kelas VIII SMP Pada Materi Tekanan Zat Cair Melalui

Tes Kemampuan Responden, Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal)

SNF2017, 4(5).

Maghfirah, Y.,Rusnayati, H,. Wijaya, A. F. C. ( 2017). Profil Hambatan Belajar

Epistimologis Siswa Kelas VIII SMP Terhadap Materi Energi Dan

Perubahannya Berbasis Analisis Tes Kemampuan Responden. Prosiding

Seminar Nasional Fisika, 4(2) .

Maislangara, A., Sutopo, Parno. (2016). Kesulitan Siswa dalam Memahami Hukum

Newton dan Solusinya pada Pembelajaran Sains di SMP. Seminar Nasional

Pengembangan Profesionalisme Pendidik Untuk Mebangun Anak Bangsa.

Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta :

Rineka Cipta.

Nurhazizah, Sugianto , Ahmad, D. (2017). Mengatasi Hambatan Belajar Problem

Solving Matematis Siswa Dengan Antisipasi Didaktis Di Sekolah Menengah

Pertama, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran

Pebriyanti, G. W., Imansyah, H., Wijaya, A. F. C., Rusnayati H. (2017). Profil

Hambatan Belajar Epistimologis Siswa Pada Materi Asas Bernoulli Kelas XI

Page 75: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

SMA Berbasis Analisis Tes Kemampuan Responden‟, Prosiding Seminar

Nasional Fisika (E-Journal) SNF2017, 6(1).

Pupuh Fathurahman. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustak

Setia.

Purwanto, N. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Putri, N. S., Hartoyo,A. Jamiah, Y. (2018). Desain Didaktis Melalui Naïve Geometri

Untuk Mengatasi Hambatan Epistemologis Dalam Persamaan Kuadrat Di

SMA. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran UNTAN

Putri, P. M., Mukhni, Irwa. (2012). Pemahaman Konsep Matematika Pada Materi

Turunan Melalui Pembelajaran Teknik Probing. Jurnal Pendidikan Matematika

Rasmania, Sugiatno, Suratman, D. (2018). Hambatan Epistimologis Siswa Dalam

Menentukan Domain Dan Range Fungsi Kuadrat di Sekolah Menengah Atas.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran

.

Rohman, S. Rusilowati, A. Sulhadi. (2017). Analisis Pembelajaran Fisika Kelas X

SMA Negeri dii Kota Cirebon Berdasarkan Literasi Sains. Physics

Communication, 1(2)

Rusma. (2013), Model-Model Pembelajaran.Jakarta: Raja Grafindo

Septiani, R., Rusnayati, H., Siahaan, P., Wijaya, A. F. C., (2018). Profil Hambatan

Balajar Epistimologis Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor Kelas XI SMA

Berbasis Analisis Tes Kemampuan Responden. Jurnal Wahana Pendidikan

Fisika, 3(1).

Serway, & Jewett, J. . (2012). Physics for Scientists and Engineers with Modern

Physics.

Setyosari, P,. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengebangan. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Sholihat, F. N., Samsudin, A. and Nugraha, M. G. (2017). Identifikasi Miskonsepsi

Dan Penyebab Miskonsepsi Siswa Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test

Pada Sub-Materi Fluida Dinamik: Azas Kontinuitas. Jurnal Penelitian &

Pengembangan Pendidikan Fisika, 3(2).

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Page 76: IDENTIFIKASI HAMBATAN BELAJAR EPISTIMOLOGIS PADA … · 2020. 5. 2. · DIDIK MATERI HUKUM NEWTON MELALUI TES (Studi pada Peserta Didik SMA Muhammadiyah Gisting) Oleh: HANI MULYANI

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan

Tenaga Kependidikan (Surabaya, 2009)

Widoyoko, E. P. (2009). Analisis Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Motivasi Siswa.

Jurnal Pendidikan UMPWR.

Winarno S. (1998), Pengantar Metodologi Sosial Dasar Metode Tehnik. Bandung : Tarsito.

Yuberti, & Saregar, A. (2017). Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan

Matematika dan Sains. Bandarlampung: Aura.