identifikasi fraksi aktif antivirus hepatitis c dari ...repository.unair.ac.id/55652/13/ff.ft. 21-16...

139
i SKRIPSI IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI EKSTRAK ETANOL 80% HERBA Scoparia dulcis Linn. LAILA NURHIDAYATUS SHOLIKIN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA SURABAYA 2016 IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF .... SKRIPSI LAILA N. S. ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Upload: lephuc

Post on 12-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

i

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI EKSTRAK ETANOL 80%

HERBA Scoparia dulcis Linn.

LAILA NURHIDAYATUS SHOLIKIN

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA

SURABAYA 2016

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 2: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

i

SKRIPSI

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI EKSTRAK ETANOL 80%

HERBA Scoparia dulcis Linn.

LAILA NURHIDAYATUS SHOLIKIN

051211131167

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEPARTEMEN FARMAKOGNOSI DAN FITOKIMIA

SURABAYA 2016

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 3: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

ii

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMBAR PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH

Demi perkembangan ilmu pengetahlJllll, saya menyetujui

skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul :

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTNIRUS HEPATITIS C DAR!

EKSTRAK ETANOL80% HERBAScoparia dukis Linn.

untuk dipublikasikan eli internet, digital library Perpustakaan Universitas

Airlangga atau media lain untuk kepentingan akademil< sebatas sesuai

dengan Undang-Undang Hak Cipta

Demikian pemyataan persetujuan publikasi skripsilkarya ilmiah

ini saya buat dengan sebenamya.

051211131167

Page 4: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

iii

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

LEMDAR PERNV ATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama

NIM

Fakullas

: Laila Nurhidayatus ShoJi kin

:051211131167

: Farmasi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil skripsi/tugas akhir yang

saya tuJis dengan judul :

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI

EKSTRAK ETANOL 80% HERDA Scoparla dalcls Linn.

Adalah benar-benar merupakan hasH karya saya sendiri. ApabHa di

kemudian hari diketahui bahwa skripsi ini merupakan hasil plagiarisme,

mak. s.y. bersedi. menerim. sanksi borup. pembatalan kelulusan alau

pencabulan gelar yang saya peroleh.

Dcmikian surat pemyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

• SlIrabaya, 08 September 20 I 6

". ~. ;f-tf~11 ~~ "" OAEFOB2 1

1;00 . RIIUMUPIAH .

Leila Nurhjdayatus ShQJikjn

05121 I 131167

Page 5: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

iv

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lembar Pengesahan

LDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF

ANTIVIRUS HEPATITIS C Dar; EKSTRAK ETANOL 80%

BERBA (Scoparia dulcis Linn).

SKRIPSI

Dibuat uDtuk memeouhi syarat meocapai gelar Sarjana Farmasi

pada FakuJtas Farmasi Universitas AirlBogga

2016

Oleb:

Laila Nurbidayatus Sholikin

NlM.051211131167

skripsi ini telab disetujui oleb:

Pembimbing Sena

Dr. Ach ad Fuad Aarid M.S. Dr. Aty Widyawaruyanti. M.S .. Apt. NIP. 195212121981031009 NIP. 196204261990022001

Page 6: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan atas segala berkat, rakhmat, karunia,

serta hikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C

Dari EKSTRAK ETANOL 80% HERBA Scoparia dulcis Linn”.

Penelitian dilakukan di Laboratorium SATREPS, ITD kampus C

Universitas Airlangga, untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana

Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

Penulis menyadari bahwa selama pengerjaan skripsi ini terdapat

banyak hambatan dan kesulitan. Namun berkat bantuan Tuhan Yang Maha

Esa serta bantuan dan dukungan moral dari berbagai pihak maka skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini perkenankanlah

penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Dr. Umi Atiyah, M.S., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas

dalam mengikuti program S1 pendidikan apoteker.

2. Dr. Achmad Fuad Hafid, MS. selaku dosen pembimbing utama yang

selalu memberikan motivasi dan masukan dalam mendampingi saya

dengan penuh kesabaran di Fakultas Farmasi.

3. Dr.Aty Widyawaruyanti, Msi. selaku dosen pembimbing kedua dan

sekaligus pemimpin proyek pada penelitian ini yang selalu meluangkan

waktunya untuk memberikan banyak bantuan dan masukan dalam

menyusun skripsi ini.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 7: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

vi

4. Dr.rer.nat.Mulja Hadi Santosa dan Neny Purwitasari, S.Farm., Msc.

selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan

untuk perbaikan skripsi.

5. Dr. Tristiana Erawati Munandar, M.Si., Apt. Selaku dosen wali yang

senantiasa memberi motivasi selama menempuh pendidikan di Fakultas

Farmasi Universitas Airlangga.

6. Para dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang telah

mendidik dan membimbing selama menjalankan program pendidikan

S-1 Farmasi.

7. Para staff yang berada di Departemen Farmakognosi dan Fitokimia

serta Laboratorium SATREPS, Lydia Tumewu, Myrna Adianti, Adita

Permanasari, Hikayatul Hilmi, Mas Burhan, dan Pak Parto selama

proses pengerjaan skripsi telah banyak membantu, memberikan

bimbingan dan dukungan.

8. Bapak Sholikin dan Ibu Susiah selaku kedua orang tua saya yang telah

memberikan dukungan, doa, bimbingan dan kasih sayangnya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

9. Ardi Nugraha yang selalu ada memberikan waktu dan semangatnya di

saat penulis merasa jenuh hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

10. Teman-teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, dan Yaya yang

selalu memberikan semangat dan saling menguatkan sehingga skripsi

ini dapat selesai tepat pada waktunya.

11. Sahabat seperjuangan laskar paradise selama di Fakultas Farmasi,

Fina, Berthy, Emy, Fiqih, Dewul, dan Wanda terima kasih atas

kebersamaannya dan bantuannya selama 4 tahun ini.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 8: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

vii

12. Semua pihak dan teman-teman lain yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu yang telah membantu baik selama proses perkuliahan, dalam

proses penelitian maupun dalam penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam tulisan

ini. Karenanya penulis senantiasa mengharapkan masukan baik berupa

kritik maupun saran dari semua pihak.Semoga karya tulis ilmiah ini dapat

bermanfaat dan memberikan tambahan informasi ilmu pengetahuan maupun

untuk penelitian lanjutan penemuan senyawa aktif dari tanaman yang dapat

digunakan sebagai antivirus hepatitis C.

Surabaya, September 2016

Penulis

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 9: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

viii

RINGKASAN

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI EKSTRAK ETANOL 80% HERBA

Scoparia dulcis Linn.

Laila Nurhidayatus Sholikin

Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan di dunia yang dapat menyebabkan kematian jutaan orang di seluruh dunia namun belum ada vaksin yang tersedia untuk HCV. Saat ini terapi kombinasi pegylated interferon (PegIFN-α) dan ribavirin digunakan sebagai terapi standar untuk infeksi HCV kronis. Pengobatan dengan kombinasi interferon standard dan Ribavirin memiliki manfaat yang terbatas karena dapat menimbulkan resistensi selama pengobatan jangka panjang dan membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian-penelitian untuk memperoleh obat-obat hepatitis baru yang potensial. Tanaman merupakan sumber yang menjanjikan sebagai obat hepatitis baru. Dalam penelitian ini digunakan tanaman Scoparia dulcis yang berasal dari suku Scrophulariaceae. Tanaman ini secara tradisional digunakan untuk pengobatan masalah lambung. Bagian tanaman yang digunakan adalah akar atau seluruh bagian tanaman. Penelitian pendahuluan yang pernah dilakukan terhadap ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis menunjukkan aktivitas sebagai antivirus hepatitis C yang potensial terhadap virus JFH1a dengan IC50 17,79 µg/ml. Oleh karena itu, dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui fraksi yang aktif dari ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fraksi yang aktif sebagai antivirus hepatitis C dari ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis. Pada penelitian ini, dilakukan fraksinasi ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis dengan metode fraksinasi cair-cair dengan 3 pelarut yakni diklorometana, etil asetat, dan butanol. Dari hasil fraksinasi tersebut diperoleh 4 fraksi yakni fraksi diklorometana, fraksi etil asetat, dan fraksi air yang kemudian dilakukan uji aktivitas antivirus hepatitis C dan uji toksisitas mengunakan metode MTT-assay Selain itu juga dilakukan pengamatan profil kromatogram untuk mengetahui senyawa yang berperan terhadap aktivitasnya sebagai antivirus Hepatitis C. Uji aktivitas dilakukan dengan menggunakan virus JFH1a dan sel Huh7it pada 6 konsentrasi yakni 100 µg/ml, 50 µg/ml, 25µg/ml, 12,5 µg/ml, 6,25 µg/ml, dan 3,125 µg/ml.. Hasil uji aktivitas antivirus hepatitis C secara in-vitro diperoleh IC50 fraksi diklorometana, fraksi etil asetat,

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 10: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

ix

fraksi butanol, dan fraksi air dari ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis secara berturut-turut adalah 5,32±0,50 µg/ml, >100 µg/ml, >100 µg/ml, dan >100 µg/ml. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa fraksi diklorometana mempunyai aktivitas sebagai antivirus hepatitis C. Sedangkan fraksi etil asetat, fraksi butanol, dan fraksi air tidak memiliki aktivitas sebagai antivirus hepatitis C karena memiliki nilai IC50 lebih dari >100 µg/ml.

Untuk uji toksisitas digunakan metode MTT assay dengan 8 konsentrasi uji yakni 800 µg/ml, 400 µg/ml, 200µg/ml, 100 µg/ml, 50 µg/ml, 25 µg/ml, 12,5 µg/ml, dan 6,25 µg/ml. Hasil uji toksisitas diperoleh 50% cytototoxic concentracion (CC50) dari keempat fraksi dari dari ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis secara berturut-turut adalah 23,313 µg/ml, >800 µg/ml, >800 µg/ml, dan >800 µg/ml. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa fraksi diklorometana mempunyai toksisitas yang tinggi terhadap sel dengan nilai CC50 23,313 µg/ml jika dibandingkan dengan ketiga fraksi lain yang memiliki nilai CC50 lebih dari >800 µg/ml.

Ekstrak etanol 80% dan fraksi diklorometana memiliki nilai SI secara berturu-turut sebesar 7,723 dan 4,382. Nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai SI dari fraksi etil asetat, fraksi butanol, dan fraksi air yang memiliki nilai SI lebih dari 8.

Pengamatan profil kromatogram menggunakan KLT fase normal dan fase terbalik. Untuk KLT fase normal digunakan fase diam : Kieselgel 60 GF, fase gerak : Kloroform : metanol (9:1) dan Penampak noda: H2SO4 10% dalam metanol. Sedangkan KLT fase terbalik menggunakan fase diam : Kieselgel 60 RP-18 F254, fase gerak : Asetonitril:metanol:air (1:2:2) dan penampak noda : H2SO4 10% dalam metanol. Berdasarkan hasil pengamatan profil kromatogram ekstrak etanol 80% dan fraksi diklorometana mempunyai kandungan senyawa golongan klorofil, flavonoid dan terpenoid. Sedangkan fraksi etil asetat dan fraksi butanol mempunyai kandungan senyawa flavonoid. Untuk fraksi air noda yang terlihat tidak begitu jelas. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol 80% dan fraksi diklorometana memiliki aktivitas sebagai antivirus hepatitis C, namun ekstrak etanol 80% dan fraksi diklorometana mempunyai toksisitas yang tinggi terhadap sel. Senyawa yang berperan terhadap aktivitas dari ekstrak etanol 80% dan fraksi dikloromena sebagai antivirus hepatitis C adalah senyawa golongan klorofil, flavonoid, dan terpenoid.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 11: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

x

ABSTRACT

IDENTIFICATION OF ACTIVE FRACTIONS OF ANTIVIRAL

HEPATITIS C FROM EXTRACT ETHANOL 80%

Scopari dulcis Linn HERBS.

Laila Nurhidayatus Sholikin

Scoparia dulcis is a plant that belongs to Scrophulariaceae family. It

used traditionally as remedies for stomach trouble. Previous study showed that ethanol extract 80% of Scoparia dulcis herbs has antiviral activity againts hepatitis C virus JFH1a infected hepatocyte cell Huh7it with IC50 value of 17.79 µg/ml. Further study is conducted on ethanol extract 80% of Scoparia dulcis herbs by using fractination liquid-liquid method and dichloromethane, ethyl acetate, and butanol as the solvent. The result showed that the dichloromethane fraction of ethanol extract 80% of Scoparia dulcis herbs has IC50 value 5.32 ± 0.50 µg/ml. Ethyl acetate, butanol and water fraction of ethanol extract 80% of Scoparia dulcis herbs has IC50 value more than 100µg/ml. Dichloromethane fraction of 80% ethanol extract of Scoparia dulcis showed the highest activity (IC50 5.32 ± 0.50 µg/ml) compare to ethyl acetate, butanol, and water fractions (IC50 more than 100 µg/ml). Dichloromethane fraction of 80% ethanol extract of Scoparia dulcis has the highest toxicity with CC50 value 23,31 µg/ml and SI 4,38. Ethyl acetate, butanol fraction, and water fraction of ethanol extract 80% of Scoparia dulcis herbs has CC50 value more than 800µg/ml and SI more than 8. In conclusion, dichloromethane fraction of 80% ethanol extract of Scoparia dulcis has the highest antiviral activity hepatitis C, but it also toxic. It has chemical compound such as chlorophyll, terpenoid, and flavonoid. Keyword : Scoparia dulcis, extract, fractions, antiHepatitis C virus

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 12: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ....................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH .................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN BUKAN HASIL PLAGIARISME ................. iii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

RINGKASAN ............................................................................................ viii

ABSTRACT ................................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................. 5

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 5

1.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 5

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6

2.1 Tinjauan tentang S. dulcis ................................................................... 6

2.1.1 Klasifikasi tanaman ..................................................................... 6

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 13: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

xii

2.1.2 Nama daerah Jawa ...................................................................... 7

2.1.3 Deskripsi Tanaman ..................................................................... 7

2.1.4 Penyebaran Tanaman .................................................................. 8

2.1.5 Kandungan Kimia dalam Tanaman ............................................. 8

2.1.6 Bagian Tanaman yang digunakan ............................................... 8

2.1.7 Kegunaan Tanaman ..................................................................... 8

2.2 Tinjauan Tentang Hepatitis C .............................................................. 9

2.2.1 Pengertian Hepatitis C ................................................................ 9

2.2.2 Terapi Hepatitis C ..................................................................... 13

2.3 Tinjauan tentang ekstrak .................................................................... 17

2.5 Tinjauan tentang Kromatografi .......................................................... 21

2.5.1 Pengertian Kromatografi ........................................................... 21

2.5.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) .............................................. 22

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ..................................................... 24

3.1 Uraian Kerangka Konseptual Penelitian ............................................ 24

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................. 28

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................ 28

4.1.1 Ekstraksi dan fraksinasi herba S. dulcis .................................... 28

4.1.2 Uji aktivitas antihepatitis C hasil fraksinasi dari ekstrak etanol 80% secara in-vitro ................................................................. 28

4.1.3 Uji toksisitas sel ....................................................................... 29

4.1.4 Pengamatan profil kromatogram ekstrak etanol 80% dan hasil fraksinasi dari ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis ....... 29

4.2 Sampel Penelitian.............................................................................. 29

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................... 31

4.3.1 Variabel Penelitian .................................................................... 31

4.3.2 Definisi Operasional ................................................................ 31

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 14: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

xiii

4.4 Bahan dan Alat Penelitian ................................................................. 32

4.4.1 Bahan Tanaman......................................................................... 32

4.4.2 Bahan untuk ekstraksi, fraksinasi, dan skrinning fitokimia ...... 32

4.4.3 Bahan virus dan sel ................................................................... 32

4.5 Instrumen Penelitian ......................................................................... 33

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 34

4.7 Prosedur Penelitian ........................................................................... 34

4.7.1 Pembuatan Ekstrak Etanol 80% Herba S. dulcis ....................... 34

4.7.2 Fraksinasi Ekstrak Etanol 80% Herba S. dulcis ........................ 34

4.7.3 Pengamatan Profil Kromatogram Ekstrak dan Fraksi Etanol 80% Herba S. dulcis secara Kromatografi Lapis Tipis .................... 35

4.7.4 Uji Aktivitas Anti Hepatitis C secara in-vitro ........................... 36

4.7.5 Uji Toksisitas Hasil Fraksinasi Ekstrak Etanol 80% Herba S.dulcis .................................................................................... 48

BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................... 51

5.1 Hasil Ekstraksi dan Fraksinasi Herba S. dulcis .................................. 51

5.2 Profil Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol 80%, Fraksi Diklorometana, Fraksi Etil asetat, Fraksi Butanol, dan Fraksi Air dari Herba S. dulcis ................................................................................... 52

5.3 Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Ekstrak dan Fraksi dari Ekstrak Etanol 80% herba S. dulcis Secara In-Vitro .......................... 56

5.4 Hasil Uji Aktivitas Sitotoksisitas Ekstrak dan Fraksi dari Ekstrak Etanol 80% herba S. dulcis dengan metode MTT-assay .................... 62

BAB VI PEMBAHASAN .......................................................................... 69

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 78

7.2 KESIMPULAN ................................................................................. 78

7.3 SARAN ............................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 79

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 15: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar BAB 2 Gambar 2. 1 S. dulcis L. .............................................................................. 6 Gambar 2. 2 Siklus Hidup Hepatitis C........................................................ 12 Gambar 2. 3 Mekanisme Aksi dari Interferon ........................................... 14 Gambar BAB 3 Gambar 3. 1 Skema Kerangka Konseptual ................................................. 27 Gambar BAB 4 Gambar 4. 1 Skema Rancangan Penelitian ................................................. 30 Gambar BAB 5 Gambar 5. 1 Kromatogram hasil Kromatografi Lapis Tipis dari ekstrak dan

hasil fraksinasi dari ekstrak etanol 80% herba S.dulcis, dengan Fase diam : Kieselgel 60 F254 dan Fase gerak : Kloroform : metanol (9:1) (A) setelah dieluasi dan dilihat pada lampu UV dengan λ 254 nm (B) dilihat pada lampu UV dengan λ 366 nm (C) setelah disemprot H2SO4 10% dalam metanol (D) setelah disemprot H2SO4 10% dalam metanol dilihat pada lampu UV dengan λ 366 nm ............................. 53

Gambar 5. 2 Kromatogram hasil Kromatografi Lapis Tipis dari ekstrak dan hasil fraksinasi dari ekstrak etanol 80% herba S.dulcis, dengan Fase diam : Kieselgel 60 RP-18 F254 dan Fase gerak : Asetonotril : metanol:air (1:2:2) (A) setelah dieluasi dan dilihat pada lampu UV dengan λ 254 nm (B) dilihat pada lampu UV dengan λ 366 nm (C) setelah disemprot H2SO4 10% dalam metanol (D) setelah disemprot H2SO4 10% dalam metanol dilihat pada lampu UV dengan λ 366 nm ............... 55

Gambar 5. 3 Gambar Pengamatan Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Pada Ekstrak Etanol 80% dan Fraksi dari Ekstrak Etanol 80% herba S. dulcis di bawah Mikroskop .................................... 61

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 16: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

xv

DAFTAR TABEL Tabel BAB 2 Tabel 2. 1. Kombinasi Terapi untuk Hepatitis C Kronik ............................ 16 Tabel BAB 4 Tabel 4. 1 Definisi Operasional Penelitian ................................................. 31 Tabel 4. 2 Pengenceran Virus dengan Ekstrak ........................................... 40 Tabel BAB 5 Tabel 5. 1 Berat ekstrak dan masing-masing fraksi yang didapatkan dari

hasil ekstraksi dan fraksinasi cair- cair ................................... 51 Tabel 5. 2 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Ekstrak Etanol

80% herba S. dulcis ................................................................. 56 Tabel 5. 3 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Ekstrak Etanol

80% herba S. dulcis ................................................................. 57 Tabel 5. 4 Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Fraksi Etil Asetat dari

Ekstrak Etanol 80% herba S. dulcis ....................................... 58 Tabel 5. 5 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Fraksi Butanol

dari Ekstrak Etanol 80% herba S. dulcis ................................. 59 Tabel 5. 6 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Fraksi Air dari

Ekstrak Etanol 80% herba S. dulcis ....................................... 60 Tabel 5. 7 Hasil Uji Sitotoksisitas Ekstrak etanol 80% dari Ekstrak Etanol

80% herba S. dulcis ................................................................. 63 Tabel 5. 8 Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi Diklorometana dari Ekstrak

Etanol 80% herba S.a dulcis ................................................... 64 Tabel 5. 9 Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi Etil Asetat dari Ekstrak Etanol

80% herba S. dulcis ................................................................. 65 Tabel 5. 10 Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi Butanol dari Ekstrak Etanol

80% herba Sa dulcis ................................................................ 66 Tabel 5. 11 Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi Air dari Ekstrak Etanol 80%

herba S. dulcis ......................................................................... 67 Tabel 5. 12 Hasil Perhitungan IC50, CC50, dan Selectivity Index (SI)

Ekstrak dan Fraksi dari Ekstrak Etanol 80% Herba S. dulcis .. 68

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 17: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis IC50 Ekstrak Etanol 80% Herba S. dulcis Dengan

SPSS Replikasi 1 ............................................................... 85

Lampiran 2 Analisis IC50 Ekstrak Etanol 80% Herba S. dulcis Dengan

SPSS Replikasi 2 ............................................................... 87

Lampiran 3 Analisis IC50 Fraksi Diklorometana Herba S. dulcis Dengan

SPSS Replikasi 1 .......................................................... 90

Lampiran 4 Analisis IC50 Fraksi Diklorometana Herba S. dulcis Dengan

SPSS Replikasi 2 ............................................................... 93

Lampiran 5 Analisis IC50 Fraksi Etil Asetat Herba S. dulcis Dengan SPSS

Replikasi 1 ......................................................................... 96

Lampiran 6 Analisis IC50 Fraksi Etil Asetat Herba S. dulcis Dengan SPSS

Replikasi 2 ......................................................................... 97

Lampiran 7 Analisis IC50 Fraksi Butanol Herba S. dulcis Dengan SPSS

Replikasi 1 ......................................................................... 98

Lampiran 8 Analisis IC50 Fraksi Butanol Herba S. dulcis Dengan SPSS

Replikasi 2 ......................................................................... 99

Lampiran 9 Analisis IC50 Fraksi Air Herba S. dulcis Dengan SPSS

Replikasi 1 ....................................................................... 102

Lampiran 10 Analisis IC50 Fraksi Air Herba S. dulcis Dengan SPSS

Replikasi 2 ....................................................................... 102

Lampiran 11 Analisis CC50 Ekstrak Etanol 80% Herba S. dulcis Dengan

SPSS ................................................................................ 103

Lampiran 12 Analisis CC50 Fraksi Diklorometana Herba S. dulcis Dengan

SPSS ................................................................................ 106

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 18: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

xvii

Lampiran 13 Analisis CC50 Fraksi Etil Asetat Herba S. dulcis Dengan

SPSS ................................................................................ 109

Lampiran 14 Analisis CC50 Fraksi Butanol Herba S. dulcis Dengan SPSS

.................................................................................................................. 111

Lampiran 15 Analisis CC50 Fraksi Air Herba S. dulcis Dengan SPSS . 114

Lampiran 16 Perhitungan IC50 Ekstrak Etanol 80% dan Hasil Fraksinasi

Herba S. dulcis ................................................................. 117

Lampiran 17 Surat Keterangan Identifikasi Tanaman S. dulcis ............ 120

Lampiran 18 Surat Pernyataan Skripsi ................................................. 121

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 19: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan di dunia

yang dapat menyebabkan kematian jutaan orang di seluruh dunia.

Hepatitis dapat disebabkan oleh berbagai macam virus seperti virus

hepatitis A,B,C,D, dan E (WHO, 2002). Hepatitis C merupakan

salah satu penyebab utama dari penyakit sirosis hepatis dan HCC

(hepatocellular carcinoma) (WHO, 2002). Lebih dari 185 juta orang

diseluruh dunia terinfeksi oleh virus Hepatitis C, dan 350.000

diantaranya meninggal dalam setiap tahun (WHO, 2014). Di Asia

Tenggara, lebih dari 11 juta orang telah terinfeksi oleh virus

Hepatitis C (WHO, 2014). Di Indonesia, diperkirakan telah terdapat

24 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi virus Hepatitis B dan C,

14 juta diantaranya berpotensi menjadi penyakit hati yang kronik.

Penderita yang telah berkembang menjadi penyakit hati yang kronik,

sekitar 1,4 juta diantaranya berpotensi untuk berkembang menjadi

kanker hati (Depkes RI, 2014).

Hepatitis C adalah penyakit infeksi yang bisa tidak terdeteksi

pada seseorang selama puluhan tahun, namun perlahan-lahan akan

merusak organ hati. Biasanya orang yang menderita penyakit

hepatitis C tidak menyadari bahwa dirinya telah menderita penyakit

ini. Hal ini disebabkan tidak ada gejala khusus yang terlihat pada

penyakit ini (Depkes RI, 2007). Hepatitis C virus (HCV) sebagian

besar ditularkan melalui kontak dengan darah. Hal ini bisa terjadi

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 20: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

2

lewat transfusi darah, suntikan yang terkontaminasi selama proses

medis terjadi, dan melalui penggunaan narkoba dengan jarum suntik.

Hubungan seksual juga dapat menyebabkan penyakit ini namun

kurang umum terjadi (WHO, 2012).

Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk hepatitis C

(Depkes RI, 2014). Saat ini terapi kombinasi pegylated interferon

(PegIFN-α) dan ribavirin digunakan sebagai terapi standar untuk

infeksi HCV kronis karena dapat menghambat replikasi virus

(Depkes RI 2014). Namun, sebanyak 40-50% dari pasien gagal

untuk menerima efek terapi dari pemberian terapi (PegIFN-α) atau

Ribavirin. Timbulnya efek samping (sakit kepala, kelelahan,

mialgia, depresi, neutropenia, trombositopenia) pada pasien yang

menerima PEG interferon standar menyebabkan penghentian terapi

(Javed et al., 2012). Selain itu, pengobatan yang berbasis IFN dapat

berpotensi menyebabkan gangguan autoimun (Helen et al., 2012).

Terapi baru untuk infeksi HCV telah banyak dikembangkan,

namun khasiat terapi yang dihasilkan masih perlu ditingkatkan.

Tanaman obat merupakan sumber yang menjanjikan sebagai calon

obat untuk infeksi HCV (Wahyuni et al., 2012). Pada tanaman yang

memiliki kandungan senyawa kimia seperti flavonoid, terpenoid,

lignan, sulfida, polifenol, kumarin, saponin, senyawa furil, alkaloid,

polyines, thiophenes, protein dan peptida, cenderung dapat

menghambat siklus replikasi berbagai jenis DNA virus RNA (Javed

et al., 2012). Beberapa tanaman dilaporkan memiliki aktivitas

sebagai anti virus hepatitis C. Eucalyptus globulus mempunyai

aktivitas antihepatitis C yang potensial terhadap virus hepatitis C

JFH1a (Versiati et al., 2014). Phyllantus amarus secara signifikan

dapat menghambat HCV NS3 protease dengan IC50 sebesar 5µg/ml

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 21: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

3

(Ravikumar, 2011). Ekstrak dari Acacia nilotica, Boswellia carterii,

Embelia schimperi, Piper cubeba, Quercus infectoria,

Trachyspermum ammi, dan Syzygium aromaticum secara signifikan

menghambat aktivitas protease HCV secara in vitro (Lee jihye et al.,

2012).

Pemilihan tanaman Scoparia dulcis didasarkan pada

pendekatan kemotaksonomi dan penelitian pendahuluan yang pernah

dilaksanakan sebelumnya. Melalui pendekatan kemotaksonomi,

tanaman Picrorhiza kurroa yang mempunyai familia sama dengan

S.dulcis yaitu Scrophulariaceae mempunyai aktivitas terhadap virus

HCV (Mohanapriya et al., 2013). Pada penelitian pendahuluan yang

pernah dilakukan sebelumnya, dilakukan dengan menguji tiga

sampel tanaman yaitu S.dulcis, Spigellia anthelmia, dan Asystasia

gangetica. Ketiga tanaman tersebut menunjukkan aktivitas sebagai

antivirus Hepatitis C dengan IC50 masing-masing secara berturut-

turut sebesar 17,79 µg/ml, 83,93 µg/ml, dan lebih dari 100 µg/ml

terhadap virus JFH1a (Adianti et al., 2015). Ekstrak tanaman dengan

kadar IC50 < 30 µg/ml dinyatakan mempunyai aktivitas sebagai anti

HCV yang signifikan (Wahyuni et al., 2012). Hal ini menguatkan

dugaan bahwa terdapat aktivitas sebagai antivirus hepatitis C pada

tanaman S.dulcis.

Tanaman S.dulcis mempunyai familia Scrophulariaceae.

Tanaman ini di Indonesia lebih dikenal dengan nama Jaka Tuwa.

Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada tanaman S.dulcis

adalah kumarin, fenol, saponin, tannin, asam amino, flavonoid,

terpenoid, dan katekolamin (Murti et al.,2012). Secara tradisional

tanaman S.dulcis digunakan untuk mengobati masalah lambung,

hipertensi, diabetes, bronkitis dan sebagai analgesik dan agen

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 22: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

4

antipiretik (Murti et al.,2012). Pada studi literatur lain, tanaman

S.dulcis aktif sebagai antiviral pada pengujian untuk virus Herpes

Simplex type 1 (Murti et al.,2012).

Pada penelitian ini akan dilakukan fraksinasi terhadap ekstrak

etanol 80% herba S.dulcis berturut-turut menggunakan pelarut

diklorometana, etil asetat, dan butanol. Pemilihan pelarut tersebut

didasarkan pada perbedaan polaritas dari non polar, semi polar,

hingga polar. Sehingga diharapkan senyawa yang bersifat polar,

semipolar, maupun non polar pada tanaman S.dulcis dapat

terekstraksi secara maksimal. Pada penelitian pendahuluan yang

pernah dilakukan terhadap ekstrak etanol 80% herba S.dulcis

menggunakan virus JFH1a pada sel hepatosit Huh7it menunjukkan

aktivitas sebagai antivirus hepatitis C dengan IC50 sebesar 17,79

µg/ml, CC50 115,51 µg/ml, Selective Index 6,49 µg/ml (Adianti et

al., 2015) . Hal ini menguatkan dugaan bahwa terdapat fraksi yang

aktif dari hasil fraksinasi menggunakan ekstrak etanol 80% herba

S.dulcis. Sehingga dapat digunakan sebagai produk obat anti

Hepatitis C. Selanjutnya, akan dilakukan pengamatan profil

kromatogram hasil fraksinasi ekstrak etanol 80% herba S.dulcis

secara Kromatografi Lapis Tipis dan pengujian aktivitas antivirus

hepatitis C in-vitro untuk identifikasi fraksi yang aktif.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah aktivitas dari hasil fraksinasi ekstrak etanol 80%

herba S dulcis sebagai antivirus Hepatitis C in-vitro ?

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 23: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

5

2. Bagaimanakah toksisitas dari hasil fraksinasi ekstrak etanol

80% herba S.dulcis dengan menggunakan metode MTT assay ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui aktivitas hasil fraksinasi ekstrak etanol 80%

herba S.dulcis sebagai antivirus Hepatitis C in-vitro.

2. Untuk mengetahui toksisitas hasil fraksinasi ekstrak etanol 80%

herba S.dulcis dengan menggunakan metode MTT assay.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menentukan IC50 hasil fraksinasi ekstrak etanol 80% herba

S.dulcis sebagai antivirus Hepatitis C in-vitro.

2. Menentukan CC50 hasil fraksinasi ekstrak etanol 80% herba

S.dulcis dengan menggunakan metode MTT assay.

1.4 Hipotesis Penelitian

Terdapat fraksi yang aktif dari hasil fraksinasi ekstrak etanol

80% herba S. dulcis sebagai antivirus Hepatitis C in-vitro .

1.5 Manfaat Penelitian

Mendapatkan informasi mengenai aktivitas antivirus Hepatitis

C dari hasil fraksinasi ekstrak etanol 80% herba S.dulcis sehingga

dapat dijadikan dasar pengembangan tanaman S.dulcis sebagai

produk obat anti hepatitis C.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 24: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan tentang Scoparia dulcis

2.1.1 Klasifikasi tanaman

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bangsa : Scrophulariales

Suku : Scrophulariaceae

Genus : Scoparia

Jenis : Scoparia dulcis Linn.

(Backer and Bakhuizen Van Den Brink, 1965)

Gambar 2. 1 Scoparia dulcis L.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 25: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

7

2.1.2 Nama daerah Jawa

Jaka tuwa (Jawa) (Simda); Grinje menir, Grinje jepun (Jawa)

2.1.3 Deskripsi Tanaman

Habitus : Tanaman herba tahunan, tegak, tinggi hingga 2 m.

Batang : Bulat, licin, sedikit berkayu, hijau.

Daun : Helaian daun bentuk oval, pangkal meruncing, ujung

runcing, tepi bergerigi, panjang 1-2 cm,l ebar 0,5-1

cm, pertulangan menyirip, permukaan kasar,

berwarna hijau, tangkai daun panjang 2-8 mm.

Bunga : Tunggal di ketiak daun dan berkelompok dua,

hemaprodit, tangkai panjang 2-5 mm, bunga

sempurna, mahkota bentuk bulat, berwarna kuning

pucat hingga keputihan dengan bagian gelap di

tengah, dengan diameter 6-7 mm, 4 helai, kelopak

bunga berlepasan 4 helai, panjang 2-3 ram, hijau,

gundul, benang sari 4, tangkai sari disisipkan di

bagian atas mahkota bunga, kepala sari tegak dengan

panjang 2 mm, putik terpotong menjadi 2 bagian,

waktu berbunga hampir sepanjang tahun.

Buah : Bentuk bujur telur, keras, hijau.

Biji : Bulat, kecil, dalam jumlah banyak, hijau

Akar : Serabut, berwarna putih kecoklatan.

(Backer and Bakhuizen Van Den Brink, 1965)

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 26: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

8

2.1.4 Penyebaran Tanaman

Merupakan tumbuhan liar yang umumnya ditemukan di

pinggiran sawah, pinggir jalan, tepi-tepi sungai atau di semak-semak,

dari ketinggian 10 m sampai 800 m di atas permukaan laut.

Pengumpulan bahan dapat dilakukan sepanjang tahun (Ristek, 2012).

Di Negara–Negara lain tanaman S. dulcis lebih dikenal

dengan nama “sweet broomweed”. Tanaman ini terdistribusi luas di

daerah tropis dan subtropis seperti Asia dan Amerika selatan. Habitat

asli dari tanaman ini adalah di Amerika (Murti et al., 2012).

2.1.5 Kandungan Kimia dalam Tanaman

Kandungan kimia yang terdapat pada tanaman ini adalah

kumarin, fenol, saponin, tannin, asam amino, flavonoid, terpenoid,

dan katekolamin. Senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman

S.dulcis adalah scoparic acid A, scoparic acid B, scoparinol,

scopadulcic acid A dan B, scopadulciol, dan scopadulin yang

merupakan golongan terpenoid (Murti et al.,2012).

2.1.6 Bagian Tanaman yang digunakan

Akar dan seluruh bagian tanaman dalam keadaan segar atau

setelah dikeringkan (Ristek, 2012).

2.1.7 Kegunaan Tanaman

2.1.7.1 Secara Empiris

Obat disentri, peluruh air seni dan obat batuk. Selain itu,

tanaman ini mempunyai khasiat sebagai obat untuk masalah perut

(Satyanarayana, 1969), hipertensi (Chow et al., 1974), diabetes

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 27: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

9

(Perry, 1980), bronkitis (Gonzalez -Torres, 1986 ) dan sebagai

analgesik dan agen antipiretik (De Farias Freire dkk., 1993).

2.1.7.2 Berdasarkan uji preklinik

Ekstrak dari S.dulcis secara signifikan dapat meningkatkan

produksi insulin pada uji yang dilakukan terhadap tikus wistar

jantan. Senyawa diterpenoid yaitu scopadulcic acid A dari tanaman

S.dulcis mempunyai aktivitas sebagai anti malaria terhadap

Plasmodium falciparum secara in-vitro. Scopadulcic acid B yang

merupakan senyawa diterpenoid dapat menghambat replikasi dari

virus herpes simplex type 1 pada hamster. Ekstrak etanol dari

Scoparia dulcis mempunyai aktivitas sebagai analgesik dan anti-

inflamatory pada uji writhing-test terhadap mencit (Murti., et al

2012). Studi lain secara in-vitro, tanaman S.dulcis mempunyai

aktivitas sebagai antioksidan (Patra., et al 2013).

2.1.7.3 Berdasarkan uji klinik

Pada studi secara in-vivo senyawa scopadulcic acid B dari

tanaman Scoparia dulcis dapat menghambat tumor pada promoter

12-O-tetradecanoylphorbol-13-acetate (TPA) (Murti., et al 2012).

2.2 Tinjauan Tentang Hepatitis C

2.2.1 Pengertian Hepatitis C

Hepatitis secara umum diartikan sebagai inflamasi atau

radang pada hati yang dapat disebabkan oleh beberapa mekanisme

termasuk agen pembawa infeksi. Virus Hepatitis C dapat disebabkan

oleh berbagai macam virus seperti virus Hepatitis A,B,C,D, dan E.

Karakteristik dari penyakit hati ini adalah terjadinya jaundice atau

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 28: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

10

penyakit kuning dan penyebabnya bukan hanya virus. Diagnosis

yang tepat hanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan antibodi

spesifik pada pasien (WHO, 2002).

Hepatitis C disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis C (HCV)

yang merupakan virus RNA rantai tunggal dan beramplop. Virus ini

menginfeksi sel-sel hati dan mengakibatkan peradangan berat pada

hati sehingga terjadi berbagai macam komplikasi dalam jangka

panjang. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini tidak spesifik

yang ditandai dengan anoreksia, perut terasa tidak nyaman,mual dan

muntah, demam, dan terjadi jaundice pada sekitar 25% pasien dan

lebih jarang terjadi dibandingkan dengan hepatitis B. Dari pasien

yang terinfeksi HCV sekitar 40% dari mereka sembuh total namun

20% dari pasien berkembang menjadi sirosis hati dan lebih dari 20%

lainnya berkembang menjadi kanker hati (WHO, 2002).

Virus Hepatitis C merupakan virus RNA yang beramplop

dengan diameter 50 nm dan memiliki panjang 9.6 kb (WHO, 2014).

Hepatitis C virus diklasifikasikan dalam genus Hepacivirus dan

familia flaviviridae. Virus ini memilki genom yang bervariasi dan

genotip-subgenotip yang bermacam-macam (WHO, 2014). Genom

dari HCV memiliki kemampuan mutasi yang tinggi karena HCV

merupakan virus RNA dan memiliki kemampuan proofreading yang

kurang efisien. HCV mengalami mutasi yang cepat pada daerah

hypervariable dari genom yang mengkode untuk protein amplop dan

menyebabkan kehilangan kekebalan tubuh dari host. Sebagai

akibatnya banyak orang yang terinfeksi HCV berkembang menjadi

infeksi yang kronis (WHO, 2002).

Virus hepatitis C (HCV) sebagian besar ditularkan melalui

kontak dengan darah yang tertular oleh HCV. Hal ini bisa terjadi

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 29: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

11

melalui transfusi darah dan produk darah yang terkontaminasi oleh

HCV, suntikan yang terkontaminasi selama prosedur medis, dan

melalui penggunaan narkoba dengan menggunakan suntikan (WHO,

2012). HCV tidak disebarkan oleh ibu menyusui, bersin, batuk, dan

memeluk (WHO 2002). HCV bisa ditularkan dari ibu yang positif

HCV kepada bayi selama proses kelahiran.

Virus Hepatitis C dapat menyebabkan infeksi kronis dan akut.

Infeksi HCV akut dapat didefinisikan sebagai keberadaan virus

Hepatitis C dalam tubuh dengan jangka waktu enam bulan setelah

terjadinya paparan dan infeksi. Hal ini biasanya tidak terdapat gejala

yang terlihat, dan hanya terjadi pada penyakit yang dapat

mengancam jiwa. Pembersihan secara spontan HCV akut terjadi

dalam waktu enam bulan dari infeksi pada 15-45% individu yang

terinfeksi dengan tidak adanya pengobatan. Antibodi anti-HCV

merupakan bagian dari infeksi akut virus Hepatitis C. Seseorang

dengan antibody anti-HCV dapat melakukan tes asam nukleat (NAT)

untuk mendeteksi keberadaan RNA virus hepatitis C dan diperlukan

sebagai diagnosis untuk infeksi HCV kronik (WHO, 2014).

Lebih dari 85% pasien yang terjangkit HCV akan berubah

dari akut menjadi kronis, dimana RNA HCV dapat dideteksi secara

persisten dalam waktu 6 bulan atau lebih. Kadar RNA HCV dan

ALT dalam darah dapat fluktuatif dan bahkan ada periode dimana

RNA HCV terdeteksi dan kadar ALT menjadi normal. Gejala yang

biasanya timbul dari infeksi kronis adalah kelelahan secara terus-

menerus dan beberapa gejala lainnya, yaitu nyeri pada quadrant,

mual serta nafsu makan turun. Peradangan liver secara kronis pada

pasien dengan infeksi kronis HCV dapat mengakibatkan timbulnya

fibrosis hati. Kecepatan perkembangan fibrosis dapat bervariasi dan

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 30: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

12

tidak dapat dijadikan tolak ukur berkembangnya sirosis. Sekitar 20%

pasien dengan infeksi kronis HCV akan mengidap sirosis hati

(Dipiro et al., 2011).

Pada infeksi akut HCV, kebanyakan pasien tidak merasakan

gejala apapun dan tidak terdiagnosis. RNA HCV dapat dideteksi

pada minggu pertama hingga ke-2 sejak dari mulai tertular dan

kadarnya meningkat tajam selama minggu-minggu awal. Kadar RNA

HCV pada masa-masa tersebut berkisar antara 105 hingga 107 IU/ml.

Selain itu, kadar ALT akan meningkat yang mengindikasikan adanya

kerusakan hati dan nekrosis sel. Biasanya, gejala mulai muncul pada

minggu ke-7 setelah terinfeksi, denagan kisaran anatara 3 sampai 12

minggu (Dipiro et al., 2011).

Gambar 2. 2 Siklus Hidup Hepatitis C

(Carnero elena, 2015)

HCV terdiri dari komponen virus (bola hijau) yang terikat

dengan lipoprotein (bola kuning). Partikel virus masuk ke dalam

hepatosit menggunakan paling sedikit 4 faktor termasuk transporter

kolesterol SR-B+. Masuknya HCV ke dalam sel terjadi melalui

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 31: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

13

reseptor endositosis. Setibanya di awal endosome, terjadi fusi

amplop virus dengan endosome dan melepaskan genom (meteri

genetik) ke dalam sitosol. RNA virus ini kemudian diterjemahkan ke

dalam poliprotein virus. Protein non-struktual NS3 sampai NS5B

membentuk kompleks replikasi yang terkait dengan membran derivat

ER yang disebut membran web dan mereplikasikan genom tersebut.

Setelah akumulasi neosynthesized RNA genomik dan protein virus,

partikel HCV dirakit dalam kompartemen ER-terkait yang dekat

dengan jalur biogenesis VLDL. Kemudian, partikel HCV yang

berikatan dengan lipoprotein, dikirim ke jalur sekresi (keluar dari

sel) (Carnero Elena, 2015).

2.2.2 Terapi Hepatitis C

Pengobatan standar untuk hepatitis C virus (HCV) adalah

terapi kombinasi Pegylated Interferon (PegIFN-α) dan Ribavirin

(RBV) yang dipakai selama 48 minggu (Depkes RI 2014).

2.2.2.1 Interferon (IFN)

IFN adalah protein yang dibuat oleh berbagai sel dari sistem

kekebalan tubuh, termasuk sel darah putih. IFN dibuat sebagai

tanggapan terhadap sel asing termasuk virus, bakteri, parasit, dan sel

tumor. Nama “interferon” berasal dari kemampuan IFN untuk

mengganggu perkembangbiakan sel asing. Selama infeksi apapun,

IFN dilepaskan dan meningkatkan tanggapan kekebalan tubuh.

Tanggapan ini bertanggungjawab atas banyak efek samping yang

ditimbulkan oleh IFN. Tipe dari IFN adalah: alpha, beta, gamma dan

lambda. Interferon sintetik (buatan manusia) telah dikembangkan

dengan memakai teknologi DNA. Saat ini ada 12 jenis interferon dan

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 32: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

14

ada lagi jenis lain yang sedang dalam penelitian. Berbagai jenis

interferon telah disetujui untuk mengobati penyakit yang berbeda.

Penelitian terbaru telah tertuju pada penggunaan interferon untuk

meningkatkan keberhasilan terapi lain, misalnya untuk mengobati

kanker payudara

IFN-α mempunyai efek antivirus dengan mekanisme yaitu:

(1) induksi antivirus non spesifik pada sel yang terinfeksi ; (2) efek

immunodilator yang meningkatkan respon imun antivirus spesifik

pada inang serta mempercepat kematian sel yang terinfeksi (Huang

et al., 2014).

Gambar 2. 3 Mekanisme Aksi dari Interferon

(Huang et al., 2014).

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 33: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

15

2.2.2.2 Ribavirin (RBV)

RBV adalah obat antivirus yang ditemukan pada tahun 1970.

Ribavirin merupakan analog guanosin yang terfosforilasi intraseluler

pada enzim sel inang. Obat ini digunakan bersama interferon alfa.

Pengobatan Ribavirin harus diberikan sesuai dengan berat badan

(Terdapat pada tabel 2.1). Pengobatan dengan kombinasi

Ribavirin dan Interferon akan menghasilkan respon ketika melawan

virus. Penderita dikatakan memiliki respon melawan virus jika

jumlah virus Hepatitis C begitu rendah sehingga tidak terdeteksi

pada tes standar RNA virus.

Beberapa hipotesis tentang mekanisme aksi dari ribavirin,

yaitu : (1) efek antivirus terhadap HCV RNA-dependent RNA

polimerase (2) penipisan intraseluler guanosin trifosfat (GTP)

melalui aksinya sebagai inhibitor inosin dehidrogenase mono-fosfat

(IMPDH) (3) induksi misin nukleotida oleh RNA polimerase virus,

yang mengarah ke mutagenesis dan produksi virus dengan

pengurangan infektivitas (4) perubahan dalam keseimbangan sitokin

pembantu dari profil Th2 ke profil Th1 lebih antivirus (Raymond

T.Chung et al., 2008).

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 34: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

16

Tabel 2. 1. Kombinasi Terapi untuk Hepatitis C Kronik

Obat Dosis Pegylated Interferon α -2 α 100 µg seminggu sekali

Ribavirin (Copegus ®) <75 kg: 1000 mg (Genotype 1,4) ≥75 kg: 1200 mg (Genotype 1,4)

800 mg (Genotype 2,3) Pegylated Interferon α -2β 1,5 µg/kg seminggu sekali

Ribavirin (Rebetol®)

≤65 : 800 mg 66-80 kg : 1000 mg

81-105 kg : 1200 mg >105 kg : 1400 mg

*Non-pegylated Interferon termasuk interferon α -2α (Roferon®, dosis: 3-4,5 mill IU 3 waktu tiap minggu (TIW); Interferon α -2 β (Intron A®, dosis 3

mill IU TIW); dan Consensus Interferon (Infergen®: dosis 9 µg TIW) (Raymond T.Chung et al., 2008)

2.2.2.3 Peginterferon (PegIFN)

Maksud dari “pegilasi” adalah penambahan polimer inert

polietilen glikol (PEG) pada protein terapetik seperti IFN. Semakin

besar ukuran molekul senyawa, maka akan menghasilkan paruh

waktu yang lebih lama akibat dari penurunan klirens sehingga

aktivitas biologisnya dapat dipertahankan serta dosis yang lebih

nyaman yaitu cukup diberiakan satu kali seminggu (Yu and Chuang,

2008).

2.2.2.4 Terapi Lain

Terapi menggunakan Telaprevir atau Boceprevir, diberikan

melalui kombinasi dengan PegIFN dan Ribavirin. Terapi ini

digunakan untuk infeksi HCV kronik dengan genotip 1 dan

penggunaan terapi ini lebih baik dibandingkan dengan monoterapi

PegIFN dan Ribavirin. Simeprevir diberikan kombinasi dengan

PegIFN dan Ribavirin, terapi ini direkomendasikan untuk orang

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 35: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

17

dengan infeksi HCV genotip 1b dan genotip 1a tanpa adanya

polimorfisme Q80K. Sofosbuvir diberikan kombinasi dengan

Ribavirin tanpa PegIFN (tergantung genotip HCV). Terapi ini

direkomendasikan untuk infeksi HCV genotip 1,2,3, dan 4. Terapi

ini juga bisa diberikan kepada seseorang yang tidak dapat

menggunakan terapi Interferon (WHO, 2014).

2.3 Tinjauan tentang ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan

mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia

hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau

hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa

diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan (Depkes RI, 1995 ).

Ekstrak cair adalah sediaan simplisia nabati yang

mengandung etanol sebagai pelarut atau sebagai pengawet. Jika tidak

dinyatakan lain pada masing-masing monografi tiap ml ekstrak

mengandung senyawa aktif dari 1 g simplisia yang memenuhi syarat.

Ekstrak cair yang cenderung membentuk endapan dapat didiamkan

dan disaring atau bagian yang bening die nap tuangkan (dekantasi).

Beningan yang diperoleh memenuhi persyaratan Farmakope. Ekstrak

cair dapat dibuat dari ekstrak yang sesuai (Depkes RI, 1995).

2.4 Tinjauan tentang ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang

dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut

dengan pelarut cair. Simplisia yang diekstrak mengandung senyawa

aktif yang dapat larut dan senyawa aktif yang tidak dapat larut

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 36: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

18

seperti serat, karbohidrat, protein, dan lain-lain. Senyawa aktif yang

terdapat dalam simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan

minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Struktur kimia yang

berbeda-beda akan mempengaruhi kelarutan serta stabilitas senyawa-

senyawa tersebut terhadap pemanasan, udara, cahaya, logam berat,

dan derajat keasaman. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang

dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara

ekstraksi yang tepat.

Proses pembuatan ekstrak diawali dari pembuatan serbuk

simplisia kering (penyerbukan) yang memiliki derajat kehalusan

tertentu. Semakin halus serbuk simplisia, maka proses ekstraksi yang

terjadi semakin efektif, namun semakin halus serbuk simplisia yang

diekstraksi menyebabkan semakin sulitnya proses penyarian yang

diperlukan (Depkes RI, 2000).

Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah

pelarut yang baik (optimal) untuk senyawa kandungan yang

berkhasiat atau yang aktif, dengan demikian senyawa tersebut

dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan

lainnya serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa

kandungan yang diinginkan (Depkes RI, 2000).

Berbagai macam metode ekstraksi yang biasa dilakukan adalah :

1. Cara dingin

a. Maserasi

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan

menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada

temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi termasuk

ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada

keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 37: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

19

yang kontinyu (terus-menerus). Remaserasi yang berarti

dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan

penyaringan maserat pertama, dan seterusnya (Depkes RI, 2000).

b. Perkolasi

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru

sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya

dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan

pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi

sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus

sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali

bahan (Depkes RI, 2000).

2. Cara Panas

a. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik

didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang

relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan

pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga

dapat termasuk proses ekstraksi sempurna (Depkes RI, 2000).

b.Soxhlet

Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu

baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi

ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan

adanya pendingin balik (Depkes RI, 2000).

c. Infus

Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur

penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih,

temperatur 96-98°C selama waktu tertentu (15-20 menit) (Depkes

RI, 2000).

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 38: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

20

d. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan

kontinyu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan

(kamar) yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50oC

(Depkes RI, 2000).

e. Dekok

Dekok adalah infuse pada waktu yang lebih lama (≥30oC) dan

temperature sampai titik didih air.

3. Destilasi Uap

Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap

(minyak atsiri) dari bahan (segar atau simplisia) dengan uap air

berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap

dengan fase uap air dari ketel secara kontinyu sampai sempurna dan

diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran (senyawa kandungan

menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat air bersama senyawa

kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian (Depkes

RI, 2000).

4. Cara ekstraksi lainnya

a. Ekstraksi Ultrasonik (Sonikasi)

Metode ini adalah metode ekstraksi dengan menggunakan

gelombang ultrasonik (getaran ultrasonik >20.000 Hz) yang

memberikan efek pada proses ekstraksi dengan prinsip

meningkatkan permiabilitas dinding sel, menimbulkan gelembung

spontan (cavitation) sebagai stress dinamik serta menimbulkan fraksi

interfase. Hasil ekstraksi tergantung pada frekuensi getaran,

kapasitas alat dan lama proses ultrasonikasi (Depkes RI, 2000).

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 39: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

21

b. Ekstraksi berkesinambungan

Proses ekstraksi yang dilakukan berulangkali dengan pelarut

yang berbeda atau resirkulasi cairan pelarut dan prosesnya tersusun

berturutan beberapa kali. Proses ini dilakukan untuk meningkatkan

efisiensi (jumlah pelarut) dan dirancang untuk bahan dalam jumlah

besar yang terbagi dalam beberapa bejana ekstraksi (Depkes RI,

2000).

c. Superkritikal Karbondioksida

Penggunaan prinsip superkritik untuk ekstraksi serbuk dengan

simplisia, dan umumnya digunakan gas karbondioksida. Dengan

variabel tekanan dan temperatur akan diperoleh spesifikasi kondisi

polaritas tertentu yang sesuai untuk melarutkan golongan senyawa

kandungan tertentu. Penghilangan cairan pelarut dengan mudah

dilakukan karena karbondioksida menguap dengan mudah, sehingga

hampir langsung diperoleh ekstrak (Depkes RI, 2000).

2.5 Tinjauan tentang Kromatografi

2.5.1 Pengertian Kromatografi

Kromatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat

terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem

yang terdiri dari dua fase, salah satu diantaranya bergerak secara

berkesinambungan dengan arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu

menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan

dalam adsorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau

kerapatan muatan ion. Dengan demikian masing-masing zat dapat

diidentifikasi atau ditetapkan sebagai metode analitik (Depkes RI,

2009).

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 40: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

22

Teknik kromatografi umum membutuhkan zat terlarut

terdistribusi diantara dua fase, satu diantaranya diam (fase diam),

yang lainnya bergerak (fase gerak). Fase gerak membawa zat terlarut

melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lainnya, yang

tereluasi lebih awal atau lebih akhir. Umumnya zat terlarut dibawa

melewati media pemisah oleh aliran suatu pelarut berbentuk cairan

atau gas yang disebut eluen (Depkes RI, 2009).

Fase diam dapat bertindak sebagai zat penjerap, seperti

halnya penjerap aluminia yang diaktifkan, silika gel, dan resin

penukar ion, atau dapat bertindak melarutkan zat terlarut sehingga

terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak. Dalam proses terakhir

ini suatu lapisan cairan pada suatu penyangga yang inert berfungsi

sebagai fase diam (Depkes RI, 2009).

2.5.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Pada Kromatografi Lapis TIpis (KLT), zat penjerap

merupakan lapisan tipis serbuk halus yang dilapiskan pada lempeng

kaca, plastik atau logam secara merata, umumnya digunakan

lempeng kaca. Lempeng yang dilapisi dapat dianggap sebagai kolom

kromatografi terbuka dan pemisahan yang tercapai dapat didasarkan

pada adsorpsi, partisi, atau kombinasi kedua efek, yang tergantung

dari jenis lempeng, cara pembuatan, dan jenis pelarut yang

digunakan. Perkiraan identifikasi diperoleh dengan pengamatan

bercak dengan harga Rf yang identik dan ukuran hampir sama,

dengan menotolkan bahan uji dan pembanding pada lempeng yang

sama (Depkes RI, 2009).

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dapat digunakan untuk

pemisahan secara analitik dan preparatif. KLT analitik digunakan

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 41: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

23

pada tahap permulaan pemisahan suatu cuplikan, sedangkan KLT

pereparatif hanya dilakukan apabila diperlukan fraksi tertentu dari

suatu campuran (Gritter et al.,1991).

KLT umumya lebih banyak digunakan untuk tujuan

identifikasi, karena mudah dan sederhana serta memiliki fase diam

yang beragam. Dalam KLT, perbandingan jarak rambat suatu

senyawa tertentu terhadap jarak rambat fase gerak, diukur dari titik

totolan sampai titik yang memberikan intensitas maksimum pada

bercak noda, dinyatakan sebagai harga Rf dari suatu senyawa. Jika

zat uji memiliki harga Rf yang sama dengan standar yang ada

kemungkinan zat uji tersebut mempunyai kandungan senyawa yang

sama dengan standar.

Penetapan letak bercak yang dihasilkan KLT dapat ditetapkan

dengan : (1) pengamatan langsung jika senyawa tampak pada

senyawa tampak, ultraviolet gelombang pendek (254 nm) atau

gelombang panjang (366 nm) ; (2) pengamatan dengan cahaya

tampak atau ultraviolet setelah disemprot dengan penampak bercak

(Depkes RI, 2008).

Pendeteksian bercak hasil pemisahan dapat dilakukan dengan

beberapa cara. Untuk senyawa tak berwarna cara yang paling

sederhana adalah dilakukan pengamatan dengan sinar ultraviolet.

Beberapa senyawa organik bersinar atau berfluorosensi jika disinari

dengan sinar ultraviolet gelombang pendek (254 nm) atau

gelombang panjang (366 nm), jika dengan cara itu senyawa tidak

dapat dideteksi maka harus dicoba disemprot dengan pereaksi yang

membuat bercak tersebut tampak yaitu pertama tanpa pemanasan,

kemudian bila perlu dengan pemanasan (Gritter, et al., 1991; Stahl,

1985).

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 42: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

24

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Uraian Kerangka Konseptual Penelitian

Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan di dunia

yang dapat menyebabkan kematian jutaan orang di seluruh dunia.

Hepatitis dapat disebabkan oleh berbagai macam virus seperti virus

hepatitis A,B,C,D, dan E (WHO, 2002). Hepatitis C merupakan

salah satu penyebab utama dari penyakit sirosis hepatis dan HCC

(hepatocellular carcinoma) (WHO, 2002). Lebih dari 185 juta orang

diseluruh dunia terinfeksi oleh virus Hepatitis C, dan 350.000

diantaranya meninggal dalam setiap tahun (WHO, 2014). Di Asia

Tenggara, lebih dari 11 juta orang telah terinfeksi oleh virus

Hepatitis C (WHO, 2014). Di Indonesia, diperkirakan telah terdapat

24 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi virus Hepatitis B dan C,

14 juta diantaranya berpotensi menjadi penyakit hati yang kronik.

Penderita yang telah berkembang menjadi penyakit hati yang kronik,

sekitar 1,4 juta diantaranya berpotensi untuk berkembang menjadi

kanker hati (Depkes RI, 2014).

Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk hepatitis C

(Depkes RI, 2014). Saat ini terapi kombinasi pegylated interferon

(PegIFN-α ) dan ribavirin digunakan sebagai terapi standar untuk

infeksi HCV kronis karena dapat menghambat replikasi virus

(Depkes RI, 2014). Sebanyak 40-50% dari pasien gagal untuk

menerima efek terapi dari pemberian terapi (PegIFN-α) atau

Ribavirin. Timbulnya efek samping (sakit kepala, kelelahan,

mialgia, depresi, neutropenia, trombositopenia) pada pasien yang

menerima PEG interferon standar menyebabkan penghentian terapi

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 43: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

25

(Javed et al., 2012). Selain itu, pengobatan yang berbasis IFN dapat

berpotensi menyebabkan gangguan autoimun (Helen et al., 2012).

Perlu dilakukannya penelitian terkait tanaman yang

mempunyai aktivitas sebagai anti-Hepatitis C sebagai upaya

pengembangan obat-obatan baru yang potensial untuk anti-Hepatitis

C. Banyak tanaman dilaporkan memiliki aktivitas sebagai anti HCV.

Eucalyptus globulus mempunyai aktivitas antihepatitis C yang

potensial terhadap virus hepatitis C JFH1a (Versiati et al 2014).

Phyllantus amarus secara signifikan dapat menghambat HCV NS3

protease dengan IC50 sebesar 5µg/ml (Ravikumar, 2011). Untuk

menunjang hal tersebut, hal yang perlu dilakukan adalah pencarian

komponen senyawa aktif yang berperan terhadap aktivitas sebagai

antihepatitis C virus.

Pemilihan tanaman Scoparia dulcis didasarkan pada

pendekatan kemotaksonomi dan penelitian pendahuluan yang pernah

dilaksanakan sebelumnya. Melalui pendekatan kemotaksonomi,

tanaman Picrorhiza kurroa yang mempunyai familia sama dengan

S.dulcis yaitu Scrophulariaceae mempunyai aktivitas sebagai

antivirus Hepatitis C. (Mohanapriya et al., 2013).

Pada penelitian pendahuluan yang pernah dilakukan terhadap

ekstrak etanol 80% herba S. dulcis menggunakan virus JFH1a pad

sel Hepatosit Huh7it menunjukkan aktifitas sebagai antivirus

Hepatitis C dengan IC50 sebesar 17,79 µg/ml, CC50 115,51 µg/ml,

Selective Index 6,49 µg/ml (Adianti et al., 2015) . Hal ini

menguatkan dugaan bahawa terdapat fraksi yang aktif dari ekstrak

etanol 80% herba S. dulcis sebagai antivirus Hepatitis C. Maka perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa yang berperan

terhadap aktivitas antivirus Hepatitis C pada tanaman S. dulcis.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 44: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

26

Tanaman S.dulcis mempunyai familia Scrophulariaceae.

Tanaman ini di Indonesia lebih dikenal dengan nama Jaka Tuwa.

Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada tanaman S.dulcis

adalah kumarin, fenol, saponin, tannin, asam amino, flavonoid,

terpenoid, dan katekolamin (Murti et al.,2012). Secara tradisional

tanaman S.dulcis digunakan untuk mengobati masalah lambung,

hipertensi, diabetes, bronkitis dan sebagai analgesik dan agen

antipiretik (Murti., et al 2012). Pada studi literatur lain, tanaman

S.dulcis aktif sebagai antiviral pada pengujian untuk virus Herpes

Simplex type 1 (Murti., et al 2012).

Pada penelitian ini akan dilakukan fraksinasi terhadap ekstrak

etanol 80% herba S.dulcis berturut-turut menggunakan pelarut

diklorometana, etil asetat, dan butanol. Pemilihan pelarut tersebut

didasarkan pada perbedaan polaritas dari non polar, semi polar,

hingga polar. Sehingga diharapkan senyawa yang bersifat polar,

semipolar, maupun non polar pada tanaman S.dulcis dapat

terekstraksi secara maksimal.

Merujuk pada kandungan senyawa S.dulcis, penelitian

pendahuluan yang pernah dilakukan sebelumnya, serta melalui

pendekatan kemotaksonomi maka diperkirakan terdapat fraksi yang

aktif dari hasil fraksinasi ekstrak etanol 80% herba S.dulcis sebagai

antivirus Hepatitis C.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 45: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

27

Skema Kerangka Konseptual

Gambar 3. 1 Skema Kerangka Konseptua

Dasar Pemilihan :

-Penelitian yang pernah dilaksanakan sebelumnya terhadap ekstrak etanol 80% herba S. dulcis mempunyai IC50 sebesar 17,79µg/ml

-Kemotaksonomi dengan tanaman Picrorhiza kurroa yang mempunyai aktivitas sebagai anti Hepatitis C

- S.dulcis memiliki kandungan kimia kumarin, saponin, tannin, flavonoid, dan terpenoid aktivitas sebagai antiviral

Hepatitis C

Masalah kesehatan di dunia yang menyebabkan kematiaan jutaan orang di

seluruh dunia

Terapi Hepatis C

Obat modern Obat Alami

Obat –obatan meliputi :

1. Monoterapi Interferon (IFN-α)

2. Kombinasi IFN-α) dan ribavirin

3. Kombinasi PegIFNα) dan ribavirin

Memanfaatkan dari bahan alam

(Tumbuhan)

S.dulcis

Harga yang mahal dan hanya 40-50% yang berhasil dengan terapi ini

Hasil fraksinasi dari ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis memiliki

aktivitas sebagai anti-Hepatitis C

Fraksinasi yang dipandu dengan

bioaktivitas

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 46: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

28

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik

dan untuk mencapai tujuan penelitian ini, maka telah dilakukan

tahapan penelitian sebagai berikut :

4.1.1 Ekstraksi dan fraksinasi herba Scoparia dulcis

Ekstraksi herba S.dulcis dilakukan dengan cara ultrasonic-

assisted extraction menggunakan pelarut etanol 80% dilanjutkan

dengan fraksinasi cair-cai

r menggunakan pelarut secara berturut-turut diklorometana,

etil asetat, dan butanol.

4.1.2 Uji aktivitas antihepatitis C hasil fraksinasi dari ekstrak etanol

80% secara in-vitro

a. Persiapan sel dan virus

Sel huh7it dibudiyakan pada media Dulbecco’s modified Eagle’s

medium dilengkapi dengan fetal bovin serum, non essential

amino acids, dan kanamycin. Sel ditumbuhkan pada inkubator

5% CO2 37oC.

b. Persiapan bahan uji

Bahan uji berupa ekstrak etanol 80% dan fraksi dari ekstrak

etanol 80% herba S.dulcis dilarutkan DMSO. Kemudian dibuat

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 47: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

29

serial pengenceran dengan medium sampai diperoleh 5

konsentrasi bahan uji : 100; 50; 25; 12,5; 6,25; 3,125 µg/ml.

c. Uji aktivitas antihepatitis C

Uji aktivitas antihepatitis C in-vitro dilakukan pada 48-well plate

dengan kepadatan sel (5x104 cells/well). Jumlah tetap virus

JFH1a dengan nilai MOI (multiplication of infection) 0,1

(ffu)/cell (Wahyuni et al., 2012).

4.1.3 Uji toksisitas sel

Uji toksisitas terhadap sel dilakukan dengan metode MTT-

assay. Sel Huh7it pada 96-well plate dilakukan seri pengenceran

untuk ekstrak sampel atau kontrol (Wahyuni et al., 2012).

4.1.4 Pengamatan profil kromatogram ekstrak etanol 80% dan hasil

fraksinasi dari ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis

Pengamatan profil kromatogram menggunakan metode

Kromatografi Lapis Tipis dengan menggunakan plat KLT fase

normal dan terbalik.

4.2 Sampel Penelitian

Sampel penelitian yaitu : ekstrak etanol 80% dan fraksi dari

ekstrak etanol 80% herba S.dulcis. Secara umum skema rancangan

penelitian sebagai berikut (Gambar 4.1):

`

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 48: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

30

Gambar 4. 1 Skema Rancangan Penelitian

+ air (disuspensikan)

Uji aktivitas antivirus hepatitis C secara in -vitro

Pengamatan profil kromatogram dari hasil fraksinasi ekstrak etanol 80% herba S.dulcis secara

Kromatografi Lapis Tipis

Residu Fraksi butanol

Residu

+ etil asetat (1:1) (Paul et al., 2006)

Residu

+ butanol (1:1) (Paul et al., 2006)

Simplisia Herba S.dulcis

Ekstrak etanol 80% S.dulcis

+ diklorometana (1:1) (Paul et al., 2006)

Skrinning fitokimia

Fraksi etil asetat

Fraksi diklorometana

Ekstraksi dengan etanol 80% secara ultrasonic-assisted extraction

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 49: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

31

4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

4.3.1 Variabel Penelitian

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hasil fraksinasi dari

ekstrak etanol 80% herba S. dulcis

2. Variabel Tergantung dalam penelitian ini aktivitas antivirus

hepatitis C dengan berdasarkan nilai IC50 dan toksisitasnya

dengan berdasarkan nilai CC50

4.3.2 Definisi Operasional

Tabel 4. 1 Definisi Operasional Penelitian

Variabel Definisi Operasional Cara Hasil

Ukur Skala Ukur

Fraksi dari ekstrak etanol

80% herba S.dulcis

Fraksi yang diperoleh dari

ekstrak etanol 80% herba S.dulcis dengan cara

fraksinasi cair-cair

Ekstrak etanol 80% disuspensikan dengan

air. Kemudian suspensi yang didapat dilakukan

fraksinasi cair-cair dengan menggunakan pelarut diklorometana, etil asetat, dan butanol

gram Rasio

Aktivitas antivirus Hepatitis

C

Kemampuan ekstrak sampel

dalam menghambat pertumbuhan virus JFH1a secara in-

vitro

Menghitung jumlah koloni virus

menggunakan software kati-kati kemudian

dihitung nilai % sel yang terinfeksi dari ekstrak

sampel yang dibandingkan dengan

kontrol. Setelah didapatkan nilai % sel yang terinfeksi maka

akan didapatkan nilai % hambatan

% Rasio

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 50: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

32

IC50

Konsentrasi sampel yang dapat

menghambat pertumbuhan virus JFH1a sebanyak

50%

Nilai IC50 dihitung berdasarkan analisis

Probit Log menggunakan SPSS

µg/ml Rasio

CC50

Konsentrasi sampel yang dapat

menyebabkan kematian sel Huh7it

sebanyak 50%

Nilai CC50 dihitung berdasarkan analisis

Probit Log menggunakan SPSS

µg/ml Rasio

4.4 Bahan dan Alat Penelitian

4.4.1 Bahan Tanaman

Pada penelitian ini digunakan herba S.dulcis yang diperoleh

dari daerah Hutan Lindung Sungai Wain Kota Balikpapan,

Kalimantan Timur pada bulan September 2015 dan dideterminasi di

LIPI Kebun Raya Purwodadi Pasuruan, Jawa Timur.

4.4.2 Bahan untuk ekstraksi, fraksinasi, dan skrinning fitokimia

Bahan kimia yang digunakan pada penelitian ini adalah etanol

80% redistilasi, diklorometana p.a, etil asetat p.a, butanol p.a,

kloroform p.a, asetonitril p.a, methanol p.a, aquadestilata, penampak

noda H2SO4 10% dalam methanol.

4.4.3 Bahan virus dan sel

Sel Huh7it yang dikembangkan pada Dulbeco’s Modified

Eagle Medium (Wako, Osaka, Japan), virus JFH1a yang diperoleh

dari Dr.C.M.Rice, The Rockefeller University, New York, NY,

USA, Dimethyl sulfoxide (DMSO). Dulbeco’s Modified Eagle

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 51: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

33

Medium (DMEM, GIBCO -Invitrogen) ditambah dengan 10% Fetal

Bovin Serum (FBS, GIBCO- Invitogen). Non-Essential Amino Acids

(NEAA, GIBCO –Invitrogen), 0,15 mg/ml larutan kanamycin

(SIGMA), Dulbeco’s Phosphate Buffered Saline (DPBS, GIBCO-

Invitrogen), Trypsin-EDTA (GIBCO-Invitrogen). Bovine Serum

Albumin (BSA, Roche), Formaldehyde (HCHO, Applicam),

TritonX-100 (Promega), 3,3’-diaminobenzidine (DAB) thermo

staining, HCV human patient anti-serum, HRP-Goat-anti-human Ig

(MBL), Phosphate Buffered Saline (PBS).

4.5 Instrumen Penelitian

4.5.1 Instrumen penelitian untuk ekstraksi, fraksinasi, dan skrinning fitokimia

Gunting, blender, ultrasonic SONICA. Rotavapor BUCHI,

plat KLT Kieselgel 60 F254 (Merck), plat KLT Kieselgel 60 RP-18 F254

(Merck), chamber KLT CAMAG, pipa kapiler 2µl BLAUBRAND ,

TLC visualizer CAMAG , timbangan milligram dan gram, alat-alat

gelas.

4.5.2 Instrumen penelitian untuk uji aktivitas in-vitro dan uji toksisitas

Cell Titer 96 Aqueous Non-Radioactive Cell Proliferation

Assay (Promega), TC disk, tube ( 15 ml, dan 50 ml), pipet disposable

10 ml, 96-well plate, 48-well plate, U-type 96 well plate (Corning),

multichannel-pipette, pipette-man, micropipette (1000 µl, 3000 µl,

10 µl), vortex, sentrifuge, CO2 incubator, microscope inverted, 15 ml

sentrifuge tubes (Corning).

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 52: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

34

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Ekstraksi dan fraksinasi tanaman dilakukan di Laboratorium

NPMRD ITD Universitas Airlangga Surabaya

b. Uji aktivitas antihepatitis C dan uji toksisitas dilakukan di

Laboratorium NPMRD ITD Universitas Airlangga Surabaya

4.7 Prosedur Penelitian

4.7.1 Pembuatan Ekstrak Etanol 80% Herba Scoparia dulcis

Herba S.dulcis dikeringkan pada suhu ruangan dengan cara

diangin-anginkan hingga benar-benar kering (kadar air sedikit)

terlebih dahulu. Setelah kering, kemudian dihaluskan dengan

menggunakan mesin.

Ambil 1 bagian simplisia Herba S.dulcis (250 gram)

kemudian dibagi lima bagian dengan masing-masing berat 50 gram

dan diekstraksi dengan 200 ml pelarut etanol 80 %. Aduk sampai

homogen lalu ultrasonifikasi selama 3x5 menit. Setelah itu diamkan

selama 5 menit. Pisahkan maserat dengan cara filtrasi menggunakan

corong dan kertas saring. Ulangi proses penyarian diatas sebanyak 3

kali dengan jumlah dan jenis pelarut yang sama. Kumpulkan

maserat, uapkan pelarut dengan penguap tekanan rendah (rotavapor)

hingga didapatkan ekstrak kental. Ekstrak kemudian dikeringkan

dalam oven pada suhu 40o C. Selanjutnya ekstrak dapat digunakan

sebagai bahan uji.

4.7.2 Fraksinasi Ekstrak Etanol 80% Herba Scoparia dulcis

Selanjutnya sebanyak 25 gram dari ekstrak yang diperoleh

dilakukan fraksinasi cair-cair berturut-turut dengan diklorometana,

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 53: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

35

etil asetat, dan butanol. Sebelum dilakukan fraksinasi, ekstrak

ditambah aquadestilata sebanyak 400 ml hingga terbentuk suspensi.

Suspensi Herba S.dulcis dibagi menjadi 4 bagian yang sama dengan

masing- masing volume 100 ml.

Masing-masing bagian kemudian difraksinasi cair-cair

dengan diklorometana sebanyak 100 ml. Ulangi fraksinasi dengan

jumlah pelarut yang sama sebanyak 4 kali hingga didapatkan fase

diklorometana yang jernih. Kemudian pisahkan fase air dengan fase

diklorometana. Fase air kemudian diuapkan hingga pelarut

dikorometana yang tersisa di fase air hilang dan kemudian

dilanjutkan fraksinasi berikutnya dengan etil asetat. Langkah yang

sama dilakukan pada fraksinasi cair-cair dengan menggunakan etil

asetat dan butanol. Fraksi diklorometana, fraksi etil asetat, fraksi

butanol, dan fraksi air yang didapat kemudian dipekatkan dengan

rotavapor hingga pelarut menguap. Setelah itu ekstrak dan masing-

masing fraksi ditentukan aktivitas antivirus hepatitis C dan hitung

IC50 serta dilakukan pengamatan profil kromatogram menggunakan

Kromatografi Lapis Tipis.

4.7.3 Pengamatan Profil Kromatogram Ekstrak dan Fraksi Etanol 80%

Herba Scoparia dulcis secara Kromatografi Lapis Tipis

Pengamatan Profil Kromatogram secara Kromatografi Lapis

Tipis (KLT) dilakukan dengan menngunakan lempeng kromatografi

fase normal (Kieselgel GF254) dan lempeng kromatografi reversed

phase (Kieselgel 60 RP-18 F254). Pengamatan profil kromatogram

dengan fase normal dan reversed phase menggunakan fase gerak

yang sesuai denagan perbandingan tertentu sesuai optimasi, yaitu

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 54: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

36

kloroform : metanol (9: 1) pada fase normal sedangkan asetonotril :

metanol : air (1:2:2) pada reversed phase.

4.7.4 Uji Aktivitas Anti Hepatitis C secara in-vitro

4.7.4.1 Penyiapan sel (Menanam sel pada 48-well plate)

Semua langkah dilakukan di Biological Safety Cabinet (BSL2).

Sel Huh 7it ditanam dalam complete medium DMEM yang

terdiri dari : medium DMEM sebanyak 500 ml yang ditambah 10 %

FBS 50 ml, 1xNEAA 5ml,0.15mg/ml kanamysin sebanyak 1,5 ml.

Langkah kerja yang dilakukan untuk penanaman sel 48-well plate

sebagai berikut :

a. Sel 90% confluent dalam (Petri disk) dikeluarkan dari

inkubator CO2 37oC.

b. Medium lama dituang dari (Petri disk) pada tempat

pembuangan.

c. DBPS steril dipipet 10 ml dan dimasukkan ke dalam cawan

(Petri disk) dengan cara digoyang-goyangkan untuk mencuci

sel dan secara hati-hati PBS dituang ke tempat pembuangan.

d. Larutan Trypsin-EDTA ditambahkan 1 ml ke dalam disk dan

digoncangkan secara perlahan hingga seluruh bagian dasar

terkena laruatan Trypsin-EDTA.

e. Disk ditempatkan pada inkubator 37oC selama 4 menit sampai

sel-sel hepatosit terlepas dari disk.

f. Segera ditambahkan 6 ml medium ke dalam disk (untuk

mencuci EDTA dan mengambil sel).

g. Disuspensikan dengan menggunakan mikropipet kemudian

disentrifuse 1200 rpm selama 4 menit.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 55: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

37

h. Supernatan dibuang pada tempat pembuangan, pellet sel

disuspensikan dalam 10 ml medium kultur DMEM

(disuspensikan berulang-ulang hingga homogen).

i. Lakukan perhitungan kepadatan sel Huh7it, diambil kurang

lebih 10µl dan letakkan pada block digital hemositometer.

Amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x.

Perhitungan sel Huh7it sebagai berikut :

Jumlah sel = 393 sel/4

= 98,25 x 104 ml

Apabila ingin kepadatan sel 5,4 x 104 ml (pada 48-well plate)

maka tiap well akan diisi sebanyak 55 µl suspensi sel Huh7it.

5,4 x 104 ml / 98,25 x 104 ml = 0,0549 ml = 55 µl

Menghitung volume medium dan suspensi sel yang akan

ditambahkan dalam 48-well plate :

Sel suspensi 55x60 = 3300 µl

Volume total 200 X 60 = 12000 µl

Maka medium yang perlu ditambahkan adalah 8700 µl

j. Dipipet complete DMEM dan Sel Huh7it sebanyak volume

sel yang dikehendaki ke dalam tube 50 ml sesuai

perbandingan yang dikehendaki.

k. Sel di seeding di 48 well-plate menggunakan 8-multichannel

pipette, jumlah per well 200µl.

l. Diinkubasi selama 24 jam pada inkubator CO2 37oC.

4.7.4.2 Uji anti-HCV

4.7.4.2.1 Penyiapan Sampel Tanaman

Preparasi sampel hasil fraksinasi ekstrak etanol 80% herba S.dulcis:

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 56: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

38

Hasil fraksinasi ekstrak etanol 80% herba S.dulcis

dimasukkan ke dalam tube 2 ml kemudian ditambahkan 10x DMSO

(Dojindo, Japan) ke dalam tube untuk memperoleh 100.000 ppm.

Ekstrak dilarutkan dengan vortex mixer dan sonikator. Ekstrak

sampel di dalam tube disimpan pada -30oC sampai sampel digunakan

untuk uji toksisitas dan tes anti HCV.

4.7.4.2.2 Persiapan sampel ekstrak 2x konsentrasi

a. Sampel yang telah larut dalam DMSO (dipersiapkan pada

langkah 2) diambil dari pendingin -30oC dan dicairkan pada

suhu ruang.

b. Setelah mencair, larutan persediaan (larutan stok)

dihomogenkan dengan vortex.

c. Dibuat pengenceran pada 2x lebih tinggi dari konsentrasi

yang digunakan di uji anti HCV (200;50;25;12,5;6,25;3,125

µg/ml) menggunakan tipe-U 96 well plate.

Catatan : Setiap sampel yang berbeda selalu menggunakan

tip yang berbeda (tip harus diganti).

4.7.4.2.3 Persiapan 2x seri pengenceran

Final konsentrasi : (100 ; 50 ; 25 ; 12,5 ; 6,25 ; 3,125 µg/ml)

Konsentrasi preparasi : (200 ; 50 ; 25 ; 12,5 ; 6,25; 3,125

µg/ml)

Stok sampel 100.000 ppm m1.v1 = m2.v2

100.00 x Z = 200 x 1300

Z = 2,6 µl

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 57: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

39

a. Masing-masing stok ekstrak sampel diambil sebanyak 2,6 µl

dan ditambah medium DMEM 1300 µl pada tube 2 ml.

Kemudian sampel di vortex sehingga akan didapatkan

konsentrasi yang baru 200 µg/ml.

b. Serial dilution preparation (2x konsentrasi) :

Konsentrasi awal µg/ml

Pengenceran Konsentrasi (µg/ml)

200 150µl dari stok 200

µg/ml 200

200 75µl ekstrak + 75µl

DMEM 100

100 75µl ekstrak + 75µl

DMEM 50

50 75µl ekstrak + 75µl

DMEM 25

25 60µl ekstrak + 60µl

DMEM 12,5

12,5 40µl ekstrak + 40µl

DMEM 6,25

6,25 40µl ekstrak + 40µl

DMEM 3,125

4.7.4.2.4 Penyiapan Larutan Virus

Perhitungan larutan virus yang dibutuhkan :

M.O.I = 0,1 , MOI = jumlah virus/jumlah sel = 0,1

Jumlah sel = 5,2 x 104 sel/well (jumlah sel pada 24 jam setelah

seeding sel)

FFU = 0,1 x 5,2 x 104

= 5,3 x 103 ffu

Konsentrasi stok virus = 1,5 x 107 ffu/ml

Pengenceran larutan virus = 0,52 x 104/ 1,5x 107 = 0,000347

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 58: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

40

0,35 x 80 = 28 µl virus

54,65 x 80 = 4372 µl DMEM

28 µl stok virus diencerkan dengan 4372 µl DMEM

a. Tube stok (persediaan) virus dari -80oC diambil dan dicairkan

secara cepat dan diletakkan dalam kotak yang berisi es.

b. Tube tersebut divortex .

c. Virus diencerkan dengan ekstrak sebagaimana berikut (Tabel

4.2).

d. Dari larutan konsentrasi akhir dimasukkan dalam 48-well

plate tipe-U sebagaimana berikut (Tabel 4.2).

Konsentrasi

awal

Volume

ekstrak

Volume

virus

Konsentrasi

akhir

200 55 µl 55 µl 100

100 55 µl 55 µl 50

50 55 µl 55 µl 25

25 55 µl 55 µl 12,5

12,5 55 µl 55 µl 6,25

6,25 55 µl 55 µl 3,125

Tabel 4. 2 Pengenceran Virus dengan Ekstrak

4.7.4.2.5 Pencampuran Virus dan Sampel

Sebanyak 55 µl dari sampel ekstrak 2x (pada langkah 3)

dicampurkan dengan 55 µl larutan virus (pada langkah 4) ke dalam

96-well plate tipe U dengan menggunakan 8-multichannel pipette

sehingga diperoleh konsentrasi (100 µg/ml; 50 µg/ml ;25 µg/ml;

12,5 µg/ml; 6,25 µg/ml; 3,125 µg/ml). Pencampuran dilakukan

dalam kotak berisi es.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 59: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

41

4.7.4.2.6 Penambahan Campuran Virus dan Sampel Ekstrak ke dalam

Sel Huh7it

a. 48-well plate dikeluarkan dari inkubator CO2 37oC.

b. Medium kultur yang terdapat pada setiap well dibuang dan

diganti dengan 110µl campuran dari virus dan sampel ekstrak.

c. Pemindahan dilakukan dari dosis kecil ke besar.

d. 48-well plate diinkubasi selama 2 jam pada inkubator CO2

37oC.

4.7.4.2.7 Pencucian wells

a. 48-well plate yang telah diinkubasi selama 2 jam, dikeluarkan

dari inkubator CO2.

b. Inokulum virus dibuang dan sel yang terinfeksi dicuci

sebanyak 2 kali masing-masing dengan 200 µl DMEM.

c. Setelah pencucian wells sebanyak 2 kali, DMEM yang

mengandung sampel ekstrak pada konsentrasi 100 µg/ml; 50

µg/ml; 25 µg/ml; 12,5 µg/ml; 6,25 µg/ml; 3,125 µg/ml

sebanyak masing-masing 400 µl dimasukkan ke dalam well

d. Inkubasi pada inkubator 37oC selama 48 jam.

Overlay laruatan ekstrak dari 200µg/ml stok ekstrak :

Konsentrasi awal µg/ml

Pengenceran Konsentrasi akhir (µg/ml)

200 600µl ekstrak + 600µl DMEM 100

200 300µl ekstrak + 900µl DMEM 50

100 280µl ekstrak + 840µl DMEM 25

50 280µl ekstrak + 840µl DMEM 12,5

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 60: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

42

25 230µl ekstrak + 690µl DMEM 6,25

12,5 230µl ekstrak + 690µl DMEM 3,125

4.7.4.3 Pemanenan Supernatan Kultur Pada 48 jam Setelah Infeksi:

Untuk supernatan kultur :

a. Supernatan kultur dipanen sebanyak 400 µl pada setiap

well dan dimasukkan ke dalam tube 1,5 ml.

b. Tube disentrifuse pada 12.000 rpm selama 4 menit, 4oC

(untuk memisahkan supernatan virus dan debris virus).

c. Supernatan diambil jangan sampai medium habis dan

dipindahkan ke tube yang baru (pemindahan dilakukan

pada kotak berisi es untuk menjaga titernya).

d. Disimpan pada suhu -80oC sampai nanti dilakukan titrasi

virus.

4.7.4.4 Penyiapan Sel untuk Titrasi Virus dan Uji Toksisitas

Pada 20-24 jam sebelum inokulasi virus, sel Huh 7it di

seeding ke dalam 96-well plate (2,3x104sel/well) dan diinkubasi

dalam inkubator CO2 37oC.

Langkah-langkah penyiapan sel sebagai berikut :

a. Sel 90% confluent (Petri disk) dikeluarkan dari inkubator

CO2 37oC.

b. Medium lama dituang dari (Petri disk) ke dalam tempat

pembuangan.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 61: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

43

c. DBPS steril dipipet 10 ml dan dimasukkan ke dalam (disk)

untuk mencuci sel dan secara hati-hati PBS dituang ke tempat

pembuangan.

d. Larutan Trypsin-EDTA ditambahkan 1-2 ml ke dalam disk

dan digoncangkan secara perlahan hingga seluruh bagian

dasar terkena larutan Trypsin-EDTA.

e. Disk ditempatkan pada inkubator CO2 37oC.selama 4 menit

sampai sel-sel hepatosit terlepas dari disk.

f. Segera ditambahkan 6 ml medium ke dalam disk (untuk

mencuci EDTA dan mengambil sel).

g. Disuspensikan dengan menggunakan mikropipet kemudian

sentrifuse 1200 rpm selama 4 menit.

h. Supernatan dipindahkan ke dalam tempat pembuangan, pellet

sel disuspensikan dalam 10 ml medium kultur (DMEM)

(disuspensikan berulang-ulang hingga homogen).

i. Diambil 10 µl dan diletakkan di hemositometer untuk

menghitung sel Huh7it dengan melihatnya dibawah

mikroskop. Sel akan terlihat jelas pada perbesaran 100x.

Perhitungan sel Huh7it sebagai berikut :

Jumlah sel = 483 sel/4= 98,25 x 104 ml

Apabila ingin kepadatan sel 2,4 x 104 ml (pada 96-well plate)

maka tiap well akan diisi sebanyak 19,8µl suspensi sel

Huh7it.

2,4 x 104 ml / 120,75 x 104 ml = 0,0198 ml = 19,8 µl

Menghitung volume medium dan suspensi sel yang akan

ditambahkan dalam 96-well plate (2 plate untuk cek titer virus

dan uji toksisitas) :

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 62: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

44

Sel suspensi 19,8x300 = 5940µl

Kadar yang diinginkan 100 x 300 = 30.000 µl

Maka medium yang perlu ditambahkan adalah 24060 µl

j. DMEM sebanyak yang telah dihitung melalui perhitungan

seperti di atas dimasukkan ke dalam tube 50 ml dan

ditambahkan dengan suspensi sel sebanyak yang dibutuhkan .

Kemudian Tube divortex.

k. Dimasukkan ke dalam 96-well plate sebanyak 100 µl/well

dengan menggunakan 8-multichannel pipette .

l. 96-well plate diinkubasi dalam inkubator CO2 37oC selama 24

jam.

4.7.4.5 Check titer virus

a. Tube supernatan kultur dikeluarkan dari -80oC dan dicairkan

pada suhu ruang.

b. Setelah mencair, supernatan divortex sebentar (1-2 detik) dan

diletakkan di kotak yang berisi es.

c. Supernatan kultur diencerkan dengan DMEM (15x

pengenceran) yakni dipipet sebanyak 8 µl supernatan kultur

dan ditambahkan dengan 112 µl DMEM masukkan pada

setiap well.

d. Inkubasi selama 4 jam.

e. Setelah diinkubasi selama 4 jam, supernatant residu dibuang

dan segera ditambahkan dengan complete DMEM sebanyak

400 µl/well.

f. Diinkubasi selama 46 jam dalam inkubator CO2 37oC.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 63: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

45

4.7.4.6 Fiksasi dan Pewarnaan (Staining) Sel yang Terinfeksi Virus

Pembuatan larutan yang dibutuhkan untuk fiksasi dan staining

(pewarnaan) :

a. PBS 1x

- Dipipet 40 ml PBS 10x dan dimasukkan ke dalam botol.

- Ditambahkan dengan 360 ml aquadest dan dikocok sampai

homogen.

b. Formalin 3,7 %

- Dipipet 10 ml formaldehida 37 % dan dimasukkan ke dalam

botol.

- Ditambahkan dengan PBS 1x sebanyak 90 ml dan dikocok.

c. Triton 0,5 %

- Dipipet 50 µl TritonX-100 dan dimasukkan ke dalam botol.

- Ditambahkan dengan 9950 µl PBS 1x dan dikocok sampai

homogen.

d. Larutan untuk Antiserum pasien HCV (Ab1) dan HRP-Goat anti

human Ig antibody (Ab2)

Volume total larutan untuk Anti serum pasien HCV (Ab1) dan

Goat anti human Ig antibody (Ab2) :

100 x 120 µl = 12.000 µl

BSA 1% dibuat dari BSA 10% yakni 1/10 x 12.000

= 1200 µl (BSA 10%)

Block ACE 2% dibuat dari Block ACE 4% yakni 2/4 x 12.000 µl

= 6000 µl (Block ACE 4%)

Total volume = 1200 µl + 6000 µl = 7200 µl

Volume PBS yang ditambahkan = 12000 µl – 7200 µl = 4800µl

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 64: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

46

Tahap pembuatan :

- Dipipet 1,2 ml BSA 10% dan dimasukkan ke dalam tube 50

ml.

- Ditambahkan dengan 6 ml block ACE dan 4,8 ml PBS 1x.

- Tube divortex sekitar 1-2 menit.

e. Larutan tersebut dibagi ke dalam 2 tube 15 ml masing-masing 6

ml sehingga diperoleh larutan untuk Antiserum pasien HCV

(Ab1) dan HRP-Goat anti human Ig antibody (Ab2).

Perhitungan Anti serum pasien HCV (Ab1)

Perbandingan 1:200 maka yang dibutuhkan :

1/200 x 6000 µl = 30 µl

Tahapan pembuatan larutan Anti serum pasien HCV (Ab1) :

- Dipipet 30 µl Anti serum HCV (Ab1).

- Dimasukkan ke dalam tube yang berisi larutan untuk Anti

serum HCV (Ab1).

- Tube divortex selama 1 menit.

Perhitungan HRP-Goat anti human Ig antibody (Ab2)

Perbandingan 1:200 maka yang dibutuhkan :

1/200 x 6000 µl = 30 µl

Tahapan pembuatan larutan HRP-Goat anti human Ig

antibody (Ab2):

- Dipipet 30 µl HRP-Goat anti human Ig antibody (Ab2).

- Dimasukkan ke dalam tube yang berisi larutan untuk

HRP-Goat anti human Ig antibody (Ab2).

- Tube divortex selama 1 menit.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 65: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

47

4.7.4.6.1 Fiksasi

- 96-well plate dikeluarkan dari inkubator CO2 37oC.

- Sel yang terinfeksi difiksasi dengan 10% HCOOH/PBS (200

µl/well) pada temperatur ruang selama 2 menit.

- Larutan dituang ke dalam tempat pembuangan.

- Ditambahkan 200µl 10% HCOOH/PBS di tiap well dan ditunggu

selama 3 menit kemudian dituang ke dalam tempat pembuangan.

- Well dibilas dengan 200 µl PBS sebanyak 3 kali, masing-masing

diinkubasi selama 5 menit.

4.7.4.6.2 Pewarnaan (Staining)

- Sel yang terinfeksi dibilas 200 µl PBS1x sebanyak 3 kali.

- Ditambahkan dengan Triton 0,5% (100 µl/well) dan didiamkan

selama 10 menit.

- Well dibilas dengan 200 µl PBS1x sebanyak 3 kali.

- Dipipet 50 µl larutan Antiserum pasen HCV (Ab1) dan

dimasukkan ke dalam tiap well pada 96-well plate.

- 96-well plate diinkubasi selama 1 jam.

- Setelah 1 jam, dilakukan pembilasan (pencucian) dengan 200 µl

PBS1x sebanyak 3 kali dan diinkubasi selama 5 menit.

- Larutan HRP-Goat anti human Ig antibody (Ab2) dipipet 50 µl

dan dimasukkan ke dalam tiap well pada 96-well plate.

- Diinkubasi selama 1 jam.

- Membilas well 3x dengan PBS 200 µl per @ 5 menit.

- Menambahkan DAB Metal Concentrate (100µl/well) dan

diinkubasi pada suhu kamar 10-15 menit sampai menghasilkan

warna coklat.

- Reaksi dihentikan dengan penambahan aquadest (H2O).

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 66: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

48

- Sel yang terinfeksi oleh virus akan terlihat berwarna coklat pada

dasar well apabila dilihat dibawah mikroskop.

4.7.4.7 Analisis Data

Pada penelitian ini akan didapatkan data % sel yang

terinfeksi.Selanjutnya dihitung persen hambatan (inhibisi) dari

masing-masing dosis. IC50 ditentukan menggunakan analisa Probit

Log dengan SPSS .

Perhitungan menggunakan rumus :

% sel yang terinfeksi =

% Hambatan = 100% - % sel yang terinfeksi

4.7.5 Uji Toksisitas Hasil Fraksinasi Ekstrak Etanol 80% Herba

Scoparia dulcis

Setelah uji Anti-HCV langkah 4.7.4.3 (pemanenan supernatan

kultur pada 48 jam setelah infeksi), dilakukan uji toksisitas hasil

fraksinasi ekstrak etanol 80% herba S. dulcis .

4.7.5.1 Preparasi sampel untuk uji toksisitas

a. Membuat larutan ekstrak dengan konsentrasi 1000 µg/ml; 800

µg/ml; 600 µg/ml; 600 µg/ml; 400 µg/ml; 200 µg/ml; 100 µg/ml;

50 µg/ml; 12,5µg/ml.

Preparasi untuk pengenceran dari stok ekstrak 100.000 ppm :

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 67: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

49

Konsentrasi awal (µg/ml)

Pengenceran Konsentrasi akhir (µg/ml)

100.000 2 µl ekstrak + 198 µl DMEM 1000

100.000 1,6 µl ekstrak + 198,4 µl DMEM 800

100.000 1,2 µl ekstrak + 198,8 µl DMEM 600

1000 120 µl ekstrak + 180 µl DMEM 400

400 100 µl ekstrak + 100 µl DMEM 200

200 100 µl ekstrak + 100 µl

DMEM 100

100 100 µl ekstrak + 100 µl DMEM 50

50 100 µl ekstrak + 100µ l

DMEM 12,5

b. Ekstrak dan medium DMEM dicampur dengan berbagai

konsentrasi dan dimasukkan ke dalam tiap tube. Kemudian tube

di vortex selama 2 menit.

c. Ambil 96-well plate yang telah di seeding pada langkah 4.7.4.4

d. Masukkan larutan ekstrak dengan berbagai konsentrasi pada 96-

well plate sebanyak 75 µl tiap well.

e. Diinkubasi selama 48 jam dalam inkubator CO2 37oC.

4.7.5.2 Tahapan uji toksistas :

a. Larutan MTT dibuat dengan mencampurkan 6750 µl DMEM dan

750 µl MTT reagen.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 68: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

50

b. Setelah 48 jam diinkubasi, 96 well-plate dikeluarkan dari

inkubator CO2 37oC.

c. Medium kultur dipipet dan dibuang ke dalam tempat

pembuangan.

d. Dipipet 100 µl larutan MTT dan dimasukkan ke dalam tiap well

plate pada 96 well-plate.

g. 96 well-plate diinkubasi pada inkubator CO2 37oC.

e. Diinkubasi pada CO2 37O C selama 4 jam.

h. Setelah inkubasi selama 4 jam, 96 well-plate dikeluarkan dari

inkubator CO2 37oC dan media yang ada dalam tiap well dipipet

dan dibuang (lakukan tanpa menyentuh sel yang didasar).

f. Ditambahkan 100 µl DMSO

g. Lakukan pembacaan absorban pada panjang gelombang 560 nm

dan 750 nm dengan menggunakan Elisa reader.

h. Absorban vs konsentrasi sampel diplotkan dan dihitung nilai %

i. viabilitas dan toksisitas dengan rumus :

% toksisitas =

% viabilitas =

j. CC50 dihitung menggunakan analisis probit Log pada SPSS.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 69: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

51

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Ekstraksi dan Fraksinasi Herba Scoparia dulcis

Sebanyak 250 gram simplisia kering herba S.dulcis yang

diekstraksi dengan etanol 80% menghasilkan ekstrak berwarna

coklat dengan berat 19,4 g. Ekstrak etanol tersebut, dilakukan

fraksinasi cair-cair menggunakan pelarut berturut-turut

diklorometana, etil asetat, dan butanol. Hasil fraksi dari masing-

masing pelarut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5. 1 Berat ekstrak dan masing-masing fraksi yang didapatkan dari hasil ekstraksi dan fraksinasi cair- cair

No Nama Fraksi Berat

simplisia/ekstrak

(gram)

Berat

(gram)

%

Rendemen

1. Ekstrak Etanol 80% 250 19,4 7,76

2. Fraksi

Diklorometana 19,4 2,78 14,32

3. Fraksi Etil asetat 19,4 1,65 8,51

4. Fraksi Butanol 19,4 5,75 29,64

5. Fraksi Air 19,4 3,34 17,22

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 70: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

52

5.2 Profil Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Etanol 80%, Fraksi

Diklorometana, Fraksi Etil asetat, Fraksi Butanol, dan Fraksi

Air dari Herba Scoparia dulcis

Masing-masing ekstrak dan fraksi ditimbang sebanyak 10 mg

kemudian dilarutkan dalam 1 ml metanol, setelah itu ditotolkan pada

fase diam sebanyak 2 µl (20µg). Uji kromatografi lapis tipis ini

menggunakan :

Fase diam : Kieselgel 60 F254

Fase gerak : Kloroform : metanol (9:1)

Penampak noda : H2SO4 10% dalam metanol

Data hasil dapat dilihat pada gambar 5.1 pada hal 53.

Dari Gambar 5.1 nampak kemiripan noda pada ekstrak

etanol 80% dan fraksi diklorometana setelah disemprot dengan

H2SO4 10% dalam metanol pada Rf diatas 0,5 yang menunjukkan

adanya senyawa klorofil, flavonoid dan terpenoid.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 71: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

53

(A) (B)

(C) (D)

Gambar 5. 1 Kromatogram hasil Kromatografi Lapis Tipis dari ekstrak dan hasil fraksinasi dari ekstrak etanol 80% herba S.dulcis, dengan Fase diam : Kieselgel 60 F254 dan Fase gerak : Kloroform : metanol (9:1) (A) setelah dieluasi dan dilihat pada lampu UV dengan λ 254 nm (B) dilihat pada lampu UV dengan λ 366 nm (C) setelah disemprot H2SO4 10% dalam metanol (D) setelah disemprot H2SO4 10% dalam metanol dilihat pada lampu UV dengan λ 366 nm

Keterangan gambar : (1). Ekstrak etanol 80% herba S.dulcis (2). Fraksi Diklorometana (3). Fraksi Etil Asetat (4). Fraksi Butanol (5). Fraksi Air

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 72: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

54

Selain itu eluasi juga dilakukan dengan menggunakan plat

KLT reversed-phase agar didapatkan pemisahan yang lebih baik

untuk senyawa yang bersifat semipolar dan polar.

Fase diam : Kieselgel 60 RP-18 F254

Fase gerak : Asetonotril : metanol:air (1:2:2)

Penampak noda : H2SO4 10% dalam metanol

Data hasil dapat dilihat pada gambar 5.2 pada halaman 55.

Dari Gambar 5.2 terlihat bahwa pada fraksi etil asetat dan

fraksi butanol eluasi menjadi lebih baik menggunakan plat KLT

reverse-phased. Terlihat noda berwarna kuning intensif pada ekstrak

etanol 80%, fraksi diklorometana, fraksi etil asetat dan fraksi butanol

dengan Rf 0,93 yang menunjukkan adanya senyawa flavonoid. Pada

fraksi air terdapat noda berwarna kuning namun tidak begitu jelas.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 73: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

55

(A) (B)

(C) (D)

Gambar 5. 2 Kromatogram hasil Kromatografi Lapis Tipis dari ekstrak dan hasil fraksinasi dari ekstrak etanol 80% herba S.dulcis, dengan Fase diam : Kieselgel 60 RP-18 F254 dan Fase gerak : Asetonotril : metanol:air (1:2:2) (A) setelah dieluasi dan dilihat pada lampu UV dengan λ 254 nm (B) dilihat pada lampu UV dengan λ 366 nm (C) setelah disemprot H2SO4 10% dalam metanol (D) setelah disemprot H2SO4 10% dalam metanol dilihat pada lampu UV dengan λ 366 nm

Keterangan gambar : (1). Ekstrak etanol 80% herba S.dulcis (2). Fraksi Diklorometana (3). Fraksi Etil Asetat (4). Fraksi Butanol (5). Fraksi Air

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 74: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

56

5.3 Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Ekstrak dan Fraksi dari

Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia dulcis Secara In-Vitro

Pada ekstrak etanol, fraksi diklorometana, fraksi etil asetat,

fraksi butanol, dan fraksi air dilakukan pengujian aktivitas

antihepatitis C secara in-vitro terhadap virus JFH1a strain 2a.

Ekstrak dan fraksi masing-masing ditimbang ±10 mg dan ditanbah

DMSO 10x dari berat ekstrak.

Tabel 5. 2 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C

Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia dulcis

Konsentrasi (µg/ml)

Jumlah sel Terinfeksi % Infeksi %Inhibisi Rerata

% Inhibisi±SD R 1 R 2 R 1 R 2 R 1 R 2

100 0 0 0,00 0,00 100,00 100,00 100,00±0,00

50 0 1 0,00 0,67 100,00 99,33 99,67±0,48

25 2 4 1,84 2,69 98,16 97,31 97,73±0,60

12,5 40 46 36,76 30,94 63,24 69,05 66,14±4,11

6,250 81 92 54,48 61,88 45,52 38,12 30,47±21,27

3,125 108 108 99,26 72,64 0,74 27,36 14,04±18,82

Rerata Kontrol (-) 108,80 148,67

IC50 (µg/ml) 8,16±2,77

Keterangan : R: Replikasi Rerata kontrol (-) : 100 RSD : 33,94%

Pada Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa di dosis tertinggi yaitu

100 µg/ml ekstrak etanol 80% memiliki nilai % hambatan 100%.

Pada dosis 50 µg/ml memiliki nilai % hambatan 99,67%. Sedangkan

pada dosis 25 µg/ml, 12,5 µg/ml, dan 6,25 µg/ml memiliki nilai %

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 75: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

57

hambatan secara berturut-turut 97,73%, 66,14%, dan 30,47%. Nilai

% hambatan akan menurun dengan menurunnya konsentrasi uji.

Sehingga pada dosis terendah yaitu 3,125 µg/ml nilai %

hambatannya adalah hanya 14,04%.

Tabel 5. 3 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Ekstrak

Etanol 80% herba Scoparia dulcis

Keterangan : R: Replikasi Rerata kontrol (-) : 100 RSD : 9,40%

Pada Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa di dosis tertinggi yaitu

100 µg/ml dan dosis 50 µg/ml fraksi diklorometana memiliki nilai %

hambatan 100%. Sedangkan pada dosis 25µg/ml, 12,5µg/ml, dan

6,25µg/ml memiliki nilai % hambatan secara berturut-turut 99,54%,

95,01%, dan 57,46%. Nilai % hambatan akan menurun dengan

menurunnya konsentrasi uji. Sehingga pada dosis terendah yaitu

3,125 µg/ml nilai % hambatannya adalah hanya 18,95%.

Konsentrasi (µg/ml)

Jumlah sel Terinfeksi % Infeksi %Inhibisi Rerata %

Inhibisi±SD R 1 R 2 R 1 R 2 R 1 R 2

100 0 0 0,00 0 100,00 100,00 100±0,00

50 0 0 0,00 0 100,00 100,00 100±0,00

25 1 0 0,92 0 99,08 100,00 99,54±0,65

12,5 5 8 4,60 5,39 95,40 94,61 95,01±0,56

6,250 45 65 41,36 43,73 58,64 56,27 57,46±,67

3,125 90 118 79,38 82,72 20,62 17,18 18,95±2,37

Rerata Kontrol (-) 108,80 148,67

IC50 (µg/ml) 5,32±0,50

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 76: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

58

Tabel 5. 4 Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Fraksi Etil Asetat dari Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia dulcis

Keterangan: R: Replikasi Rerata Kontrol (-) : 100

Pada Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa di dosis tertinggi yaitu

100 µg/ml fraksi etil asetat memiliki nilai % hambatan 21,52%. Pada

dosis 50 µg/ml memiliki nilai % hambatan 8,60%. Pada dosis 25

µg/ml, 12,5 µg/ml, 6,25 µg/ml dan 3,125 µg/ml fraksi etil asetat

tidak memiliki hambatan terhadap pertumbuhan virus karena

memiliki nilai negatif.

Konsentrasi

(µg/ml)

Jumlah sel

Terinfeksi % Infeksi %Inhibisi

Rerata

%Inhibisi

±SD R 1 R 2 R 1 R 2 R 1 R 2

100 91 109 83,64 73,32 16,36 26,68 21,52±7,30

50 103 131 94,67 88,11 5,33 11,89 8,60±4,63

25 113 146 103,86 98,20 -3,86 1,80 -1,03±3,99

12,5 123 153 113,05 102,91 -13,05 -2,91 -7,98±7,16

6,250 130 156 119,49 104,93 -19,49 -4,93 -12,20 ±10,29

3,125 137 169 125,92 113,67 -25,92 -13,67 -19,79±8,66

Rerata

Kontrol (-) 108,80 148,67

IC50 (µg/ml) >100

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 77: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

59

Tabel 5. 5 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Fraksi Butanol dari Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia

dulcis

Konsentrasi (µg/ml)

Jumlah sel Terinfeksi % Infeksi %Inhibisi

Rerata %Inhibisi±SD

R 1 R 2 R 1 R 2 R 1 R 2

100 72 113 66,18 76,00 33,82 23,10 28,90±6,95

50 100 126 91,91 84,75 8,09 15,25 11,67±5,06

25 109 138 100,18 92,82 -0,18 7,18 3,49±5,20

12,5 113 149 103,86 100,22 -3,86 -0,22 -2,04±2,57

6,250 123 158 113,05 106,27 -13,05 -6,27 -9,66±4,78

3,125 148 167 136,03 112,33 -36,03 -12,33 -24,18±16,76

Rerata Kontrol (-) 108,80 148,67

IC50

(µg/ml) >100

Keterangan : R: Replikasi Rerata Kontrol (-) : 100

Pada Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa di dosis tertinggi yaitu

100 µg/ml fraksi butanol memiliki nilai % hambatan 28,90%. Pada

dosis 50µg/ml memiliki nilai % hambatan 11,67%. Sedangkan pada

dosis 25 µg/ml, memiliki nilai hambatan 3,49%. Pada dosis 12,5

µg/ml, 6,25 µg/ml dan 3,125 µg/ml fraksi butanol tidak memiliki

hambatan terhadap pertumbuhan virus karena memiliki nilai negatif.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 78: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

60

Tabel 5. 6 Tabel Hasil Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Fraksi Air dari Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia dulcis

Konsentrasi (µg/ml)

Jumlah sel Terinfeksi % Infeksi %Inhibisi Rerata

%Inhibisi±SD R 1 R 2 R 1 R 2 R 1 R 2

100 108 132 99,26 88,78 0,74 11,21 5,97±7,40

50 113 153 103,86 102,91 -3,86 -2,91 -3,38±0,67

25 122 160 112,13 107,62 -12,13 -7,62 -9,87±3,19

12,5 130 170 119,49 114,34 -19,49 -14,34 -16,91 ±3,63

6,250 134 182 123,16 122,42 -23,16 -22,42 -22,79 ±0,52

3,125 144 193 132,35 129,82 -32,35 -29,82 -31,08 ±1,79

Rerata Kontrol (-) 108,80 148,67

IC50 (µg/ml) >100

Keterangan : R: Replikasi Rerata kontrol (-) : 100

Pada Tabel 5.6 dapat dilihat bahwa di dosis tertinggi yaitu

100 µg/ml fraksi air memiliki nilai % hambatan 5,97%. Pada dosis

50 µg/ml, 25 µg/ml, 12,5 µg/ml, 6,25 µg/ml dan 3,125 µg/ml fraksi

air tidak memiliki hambatan terhadap pertumbuhan virus karena

memiliki nilai negatif.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 79: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

61

Gambar 5. 3 Gambar Pengamatan Uji Aktivitas Antivirus Hepatitis C Pada Ekstrak Etanol 80% dan Fraksi dari Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia dulcis di bawah Mikroskop

Kontrol (-) Ekstrak etanol 80%

Fraksi diklorometana

Fraksi Etil Asetat

Fraksi Butanol Fraksi Air

100 µg/ml

100 µg/ml

100 µg/ml

100 µg/ml

100 µg/ml

50 µg/ml

50 µg/ml

50 µg/ml

50 µg/ml

50 µg/ml

25 µg/ml

25 µg/ml

25 µg/ml

25 µg/ml

25 µg/ml

12,5µg/ml

12,5µg/ml

12,5µg/ml

12,5µg/ml

12,5µg/ml

6,25µg/ml

6,25µg/ml

6,25µg/ml

6,25µg/ml

6,25µg/ml

3,125µg/ml

3,125µg/ml

3,125µg/ml

3,125µg/ml

3,125µg/ml

Keterangan : Koloni Virus ditunjukkan dengan bintik-bintik warna coklat

pada dasar well

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 80: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

62

Pada Gambar 5.3 dapat dilihat bahwa pada dosis tertinggi 100

µg/ml ekstrak etanol 80% dan fraksi diklorometana tidak menunjukkan

adanya koloni virus sama sekali. Hal tersebut dapat dilihat dari tidak adanya

bintik-bintik warna coklat yang menunjukkan koloni virus pada dasar well.

Sedangkan pada fraksi etil asetat, fraksi butanol, dan fraksi air dengan dosis

yang sama menunjukkan koloni virus yang lebih banyak. Hal tersebut dapat

diihat dengan banyaknya warna bintik-bintik coklat pada dasar well. Jika

dibandingkan dengan kontrol negatifnya (DMEM) ekstrak etanol 80% dan

fraksi diklorometana memiliki koloni virus yang lebih sedikit. Namun untuk

fraksi etil asetat, fraksi butanol, dan fraksi air jika dibandingkan dengan

kontrol negatif memiliki jumlah koloni virus yang jauh lebih banyak.

5.4 Hasil Uji Aktivitas Sitotoksisitas Ekstrak dan Fraksi dari Ekstrak

Etanol 80% herba Scoparia dulcis dengan metode MTT-assay

Setelah dilakukan pengujian aktivitas antivirus hepatitias C

pada ekstrak etanol 80% dan hasil fraksinasi dari ekstrak etanol 80%

herba S.dulcis secara in-vitro, maka selanjutanya akan dilakukan

pengujian Sitotoksisitas pada ekstrak etanol 80% dan hasil fraksinasi

dari ekstrak etanol 80% herba S.dulcis dengan menggunakan metode

MTT-assay. Pada pengujian ini digunakan reagen MTT.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 81: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

63

Tabel 5. 7 Hasil Uji Sitotoksisitas Ekstrak etanol 80% dari Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia dulcis

Konsentrasi (µg/ml)

Ekstrak Etanol 80%

A 1 A 2 % V1 % V2 Rerata % Viabilitas ± SD

800 0,162 0,151 11,642 10,851 11,247±0,559

400 0,154 0,162 11,067 11,642 11,355±0,407

200 0,345 0,332 24,793 23,859 24,326±0,661

100 0,541 0,656 38,878 47,143 43,011±5,844

50 0,618 0,701 44,412 50,377 47,395±4,218

25 0,699 0,853 50,233 61,300 55,767±7,826

12,5 1,217 1,342 87,460 96,442 91,951±6,352

6,125 1,388 1,314 99,748 94,43047 97,089±3,760

Kontrol (-) 1,391 100

CC50 (µg/ml) 63,027

Keterangan : A: Absorbansi V: Viabilitas

Semakin tinggi nilai % viabilitas atau % jumlah sel hidup

maka semakin kecil nilai toksisitasnya. Pada tabel tersebut dapat

dilihat bahwa pada dosis tinggi yaitu 800 µg/ml memiliki nilai %

viabilitas 11,247 nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan

dosis rendah 6,125 µg/ml yang memiliki nilai % viabilitas 97,089.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 82: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

64

Tabel 5. 8 Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi Diklorometana dari Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia

dulcis

Konsentrasi (µg/ml)

Fraksi Diklorometana

A 1 A 2 % V1 % V2 Rerata % Viabilitas ± SD

800 0,149 0,166 10,707 11,929 11,319±0,863

400 0,131 0,157 9,414 11,282 10,349±1,321

200 0,132 0,136 9,895 9,773 9,630±0,203

100 0,257 0,330 18,469 23,715 21,092±3,709

50 0,508 0,583 36,507 41,897 39,202±3,811

25 0,655 0,685 47,071 49,227 48,149±1,524

12,5 0,823 0,698 59,144 50,161 54,653±6,352

6,125 0,918 1,333 65,971 95,795 80,884±21,088

Kontrol (-) 1,391 100

CC50 (µg/ml) 23,313

Keterangan: A: Absorbansi V: Viabilitas

Semakin tinggi nilai % viabilitas atau % jumlah sel hidup

maka semakin kecil nilai toksisitasnya. Pada tabel tersebut dapat

dilihat bahwa pada dosis tinggi yaitu 800 µg/ml memiliki nilai %

viabilitas 11,319 nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan

dosis rendah 6,125 µg/ml yang memiliki nilai % viabilitas 80,884.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 83: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

65

Tabel 5. 9 Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi Etil Asetat dari Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia dulcis

Konsentrasi (µg/ml)

Fraksi Etil Asetat

A 1 A 2 % V1 % V2 Rerata % Viabilitas ± SD

800 0,762 0,489 54,761 35,141 45,000±13,872

400 1,229 1,123 88,321 80,704 84,500±5,387

200 1,037 1,342 74,523 96,442 85,500±15,498

100 1,461 1,376 104,994 98,886 101,900±4,319

50 1,268 1,435 91,124 103,126 97,100±8,486

25 1,457 1,477 104,707 106,144 105,400±1,016

12,5 1,394 1,450 100,179 104,204 102,200±2,845

6,125 1,468 1,455 105,497 104,563 105,000±0,660

Kontrol (-) 1,391 100

CC50 (µg/ml) >800

Keterangan: A: Absorbansi V: Viabilitas

Semakin tinggi nilai % viabilitas atau % jumlah sel hidup maka

semakin kecil nilai toksisitasnya. Pada tabel tersebut dapat dilihat

bahwa pada dosis tinggi yaitu 800 µg/ml memiliki nilai % viabilitas

45,0 nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan dosis rendah

6,125 µg/ml yang memiliki nilai % viabilitas 105,0.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 84: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

66

Tabel 5. 10 Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi Butanol dari Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia dulcis

Konsentrasi (µg/ml)

Fraksi Butanol

A 1 A 2 % V1 % V2 Rerata % Viabilitas ± SD

800 1,064 1,360 76,464 97,736 87,100±15,042

400 1,283 1,308 92,229 93,999 93,101±1,270

200 1,369 1,414 98,383 101,616 100,000±2,287

100 1,135 1,362 81,567 97,879 89,723±11,535

50 1,314 1,343 94,430 96,514 95,473±1,474

25 1,398 1,469 100,467 105,569 103,018±3,608

12,5 1,410 1,478 101,329 106,216 103,773±3,455

6,125 1,421 1,477 102,120 106,144 104,132±2,846

Kontrol (-) 1,391 100

CC50 (µg/ml) >800

Keterangan: A: Absorbansi V: Viabilitas

Semakin tinggi nilai % viabilitas atau % jumlah sel hidup

maka semakin kecil nilai toksisitasnya. Pada tabel tersebut dapat

dilihat bahwa pada dosis tinggi yaitu 800 µg/ml memiliki nilai %

viabilitas 87,100 nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan

dosis rendah 6,125 µg/ml yang memiliki nilai % viabilitas 104,132.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 85: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

67

Tabel 5. 11 Hasil Uji Sitotoksisitas Fraksi Air dari Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia dulcis

Konsentrasi (µg/ml)

Fraksi Air

A 1 A 2 % V1 % V2 Rerata % Viabilitas ± SD

800 1,016 1,081 73,014 77,685 75,350±3,303

400 1,249 1,331 89,759 95,652 92,705±4,167

200 1,314 1,234 94,430 88,681 91,556±4,065

100 1,289 1,218 92,633 87,531 90,082±3,607

50 1,400 1,293 100,610 92,921 96,766±5,437

25 1,441 1,437 103,557 103,269 103,413±0,203

12,5 1,446 1,411 103,916 101,401 102,659±1,778

6,125 1,442 1,477 103,629 106,144 104,886±1,778

Kontrol (-) 1,391 100

CC50 (µg/ml) >800

Keterangan: A: Absorbansi V: Viabilitas

Semakin tinggi nilai % viabilitas atau % jumlah sel hidup

maka semakin kecil nilai toksisitasnya. Pada tabel tersebut dapat

dilihat bahwa pada dosis tinggi yaitu 800 µg/ml memiliki nilai %

viabilitas 75,350 nilai ini lebih rendah jika dibandingkan dengan

dosis rendah 6,125 µg/ml yang memiliki nilai % viabilitas 104,886.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 86: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

68

Tabel 5. 12 Perhitungan IC50, CC50, dan Selectivity Index (SI) Ekstrak dan Fraksi dari Ekstrak Etanol 80% Herba Scoparia dulcis

Dari Tabel 5.12 menunjukkan bahwa nilai SI fraksi etil

asetat, fraksi butanol, dan fraksi air lebih tinggi dibandingkan dengan

ekstrak etanol 80% dan fraksi diklorometana. Suatu ekstrak dengan

nilai SI kurang dari 26 menunjukkan toksisitas yang tinggi

(Aoki., et al 2014). Dari tabel dapat dilhat bahwa ekstrak etanol 80%

dan hasil fraksinasi dari ekstrak etanol 80% herba S.dulcis

menunjukkan toksisitas yang tinggi karena memiliki nilai SI kurang

dari 26. Semakin tinggi nilai SI, maka makin besar peluang bahan uji

untuk dikembangkan menjadi produk obat.

Sampel CC50 µg/ml IC50 µg/ml SI (CC50/ IC50)

Ekstrak Etanol 80% 63,027 8,16 7,723

Fraksi Diklorometana 23,313 5,32 4,382

Fraksi Etil Asetat >800 >100 >8

Fraksi Butanol >800 >100 >8

Fraksi Air >800 >100 >8

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 87: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

69

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fraksi yang aktif dari

ekstrak etanol 80% herba S.dulcis sebagai antivirus hepatitis C secara in-

vitro. Pemilihan tanaman ini berdasarkan pada pendekatan kemotaksonomi

dan adanya penelitian pendahuluan yang pernah dilakukan terhadap ekstrak

etanol 80% herba S.dulcis. Melalui penedekatan kemotaksonomi, tumbuhan

dengan familia sama yaitu Picrorhiza kurroa memiliki aktivitas sebagai

antivirus hepatitis B dan C. Adanya hubungan yang erat itu memungkinkan

adanya persamaan zat-zat yang terkandung di dalamnya. Sehingga tanaman

S. dulcis diharapkan juga memiliki aktivitas sebagai antivirus Hepatitis. Hal

ini juga diperkuat dengan adanya penelitian pendahuluan oleh (Adianti, et

al 2015) terkait uji aktivitas antivirus hepatitis C pada ketiga sampel

tanaman yaitu Scoparia dulcis, Spigellia anthelmia, dan Asystasia

gangetica. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak etanol 80% herba S. dulcis

menunjukkan aktivitas sebagai antivirus hepatitis C dengan IC50 sebesar

17,79 µg/ml, CC50 115,51 µg/ml, dan Selective Index 6,49 µg/ml.

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yang dimulai dari

ekstraksi herba S. dulcis dengan pelarut etanol 80% dan fraksinasi cair-cair

dengan menggunakan pelarut berturut-turut diklorometana, etil asetat, dan

butanol. Setelah dilakukan fraksinasi cair-cair, kemudian dilakukan

pengujian aktivitas antivirus hepatitis C secara in-vitro terhadap ekstrak

etanol 80%, fraksi diklorometana, fraksi etil asetat, fraksi butanol, dan

fraksi air. Tahap pertama dari penelitian ini adalah pembuatan ekstrak dari

simplisia kering herba S. dulcis dengan menggunakan pelarut etanol 80%.

Simplisia kering diserbuk terlebih dahulu untuk memperkecil ukuran

partikel dengan menggunakan blender agar luas permukaan partikel yang

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 88: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

70

kontak dengan pelarut pengekstraksi meningkat dan meningkatkan hasil

ekstraksi dari simplisia. Penggunaan pelarut etanol 80% berdasarkan

penelitian pendahuluan yang pernah dilaksanakan sebelumnya terhadap

ekstrak etanol 80% herba S. dulcis sebagai antivirus Hepatitis C yang

menggunakan etanol 80% sebagai pelarut untuk ekstraksi. Selain itu,

penggunaan pelarut etanol 80% berdasarkan pertimbangan bahwa pelarut

tersebut dapat melarutkan banyak senyawa polar dan non polar sehingga

diharapkan dapat mengekstraksi lebih banyak senyawa pada proses

ekstraksi dibandingkan menggunakan pelarut lain.

Metode ekstraksi yang digunakan adalah metode Ultrasonic-assisted

extraction. Metode ultrasonik telah terbukti menjadi metode yang paling

efisien berdasarkan hasil, waktu ekstraksi, dan selektivitasnya (Trusheva, et

al, 2007). Dengan menggunakan metode ultrasonik, permeabilitas dinding

sel akan meningkat sehingga senyawa yang ada di dalam sel lebih mudah

larut dalam pelarut

Proses ekstraksi dilakukan dengan menimbang 250 gram serbuk

herba tanman S. dulcis kemudian ditambah dengan pelarut etanol 80%

sebanyak tiga kali masing-masing dengan volume 200 ml. Setiap kali

ekstraksi dilakukan pengadukan sebanyak tiga kali dan diultrasonik selama

3 menit kemudian disaring. Pengadukan berkala ini dilakukan dengan

tujuan untuk menghindari memadatnya serbuk yang dapat menyebabkan

pelarut sulit menembus tanaman sehingga mengakibatkan sulitnya untuk

melarutkan senyawa yang ada di dalamnya. Ekstrak etanol 80% yang

diperoleh kemudian dipekatkan dengan rotavapor kemudian diuapkan

dalam oven pada suhu 40oC hingga kering.

Penguapan ekstrak dimaksudkan untuk mendapatkan konsistensi

ekstrak yang lebih pekat. Tujuan dilakukan penguapan adalah untuk

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 89: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

71

menghilangkan cairan penyari yang digunakan sehingga pada ekstraksi

corong pisah akan didapatkan dua lapisan. Proses penguapan dilakukan

dengan menggunakan Rotatory evaporator, evaporator memiliki dua prinsip

dasar yaitu menukar panas dan memisahkan uap yang terbentuk dari cairan.

Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh

putaran labu alas bulat, dan cairan penyari yang dapat menguap di bawah

titik didih pelarutnya disebabkan oleh adanya penurunan tekanan. Dengan

bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap pada kondensor

dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni

yang ditampung dalam penampung labu alas bulat (Hui, 2006).

Setelah didapatkan ekstrak etanol 80% herba S.dulcis kemudian

dilakukan fraksinasi dengan metode fraksinasi cair-cair. Fraksinasi cair-cair

adalah teknologi pemisahan yang didasari oleh distribusi satu atau lebih

senyawa antara dua pelarut yang tidak atau hampir saling campur. Ekstrak

difraksinasi cair-cair berturut-turut dengan pelarut diklorometana, etil

asetat, dan butanol sehingga kandungan senyawa nonpolar dan semipolar

lebih dahulu terekstraksi kemudian dilanjutkan dengan senyawa yang lebih

polar. Fraksinasi ini merupakan langkah bioactivity guided isolation untuk

pencarian senyawa aktif dari produk alam (Wang and Cheng, 2008).

Uji aktivitas antivirus hepatitis C ini dilakukan secara in-vitro

dengan menggunakan virus JFH1a strain 2a. Pengujian secara in-vitro

memiliki keuntungan yaitu lebih ekonomis dibandingkan dengan in-vivo

karena jumlah sampel yang dibutuhkan lebih sedikit dan tidak

menggunakan hewan coba. Dari hasil perhitungan IC50 didapatkan hasil

sebagai berikut : ekstrak etanol 80% dan fraksi diklorometana dari ekstrak

etanol 80% herba S. dulcis memiliki IC50 berturut-turut sebesar 8,16±2,77

µg/ml dan 5,32±0,50 µg/ml. Sedangkan fraksi etil asetat, fraksi butanol, dan

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 90: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

72

fraksi air dari ekstrak etanol 80% herba S. dulcis memiliki IC50 > 100 µg/ml.

Pada penelitian sebelumnya terkait uji aktivitas antivirus hepatitis C dari

beberapa ekstrak tanaman oleh Wahyuni (2013) dilaporkan bahwa ekstrak

etanol daun Toona sureni, daun Melicope latifolia, batang Melanolepis

multiglandulosa, dan daun Ficus fistulosa menunjukkan aktivitas antivirus

hepatitis C yang potensial dengan IC50 yaitu secara berturut-turut sebesar

13,9 µg/ml, 3,5 µg/ml, 17,1 µg/ml, dan 15,0 µg/ml. Jika dibandingkan

dengan aktivitas dari ekstrak tanaman tersebut, ekstrak etanol 80% dan

fraksi diklorometana dari ekstrak etanol 80% herba S. dulcis menunjukkan

penghambatan terhadap virus hepatitis C yang potensial. Sedangkan fraksi

etil asetat, fraksi butanol, dan fraksi air dari ekstrak etanol 80% herba S.

dulcis tidak menunjukkan aktivitas sebagai antivirus hepatitis C karena

memiliki IC50 jauh lebih besar dari konsentrasi yang diujikan yaitu (>100

µg/ml).

Tanaman S. dulcis memiliki kandungan senyawa kimia kumarin,

fenol, saponin, tannin, asam amino, flavonoid, terpenoid, dan katekolamin

(Murti et al.,2012). Sedangkan senyawa kimia yang dapat menghambat

siklus replikasi berbagai DNA virus adalah senyawa flavonoid, terpenoid,

lignan, sulfida, polifenol, kumarin, saponin, senyawa furil, alkaloid,

polyines, thiophenes, protein dan peptida (Javed et al., 2012). Skrining

fitokimia yang dilakukan pada tanaman S.dulcis bertujuan untuk

mengetahui kandungan senyawa kimia dari ekstrak dan fraksi yang telah

diekstraksi dan dilakukan fraksinasi. Skrining ini juga dilakukan untuk

dapat mengetahui senyawa kimia yang berperan dalam aktivitasnya sebagai

antivirus hepatitis C pada ekstrak etanol 80% dan hasil fraksinasi dari

ekstrak etanol 80% herba S. dulcis.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 91: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

73

Skrining dilakukan dengan menggunakan dua macam plat KLT,

yaitu plat KLT fase normal dan plat KLT fase terbalik. Pada KLT dengan

fase normal eluen yang digunakan adalah Kloroform : metanol (9:1). Pada

fase normal eluen yang digunakan bersifat non polar sehingga diharapkan

senyawa yang bersifat non polar maupun semipolar dapat ikut tertarik

bersama eluen yang bersifat non polar. Pengamatan profil kromatogram

menggunakan eluen Kloroform : metanol (9:1) menunjukkan bahwa

pemisahan terjadi dengan baik hal tersebut dapat dilihat pada gambar 5.1.

Pada profil kromatogram fraksi diklorometana dapat dilihat banyak

senyawa yang bersifat non polar dan semi polar pada ekstrak etanol 80%

yang ikut tertarik pada fraksi tersebut. Pada Rf diatas 0,5, ekstrak etanol

80% dan fraksi diklorometana memiliki warna dan pola noda yang mirip

sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak etanol 80% dan fraksi

diklorometana memiliki kandungan senyawa kimia yang sama. Pada ekstrak

etanol 80% dan fraksi diklorometana terdapat noda berwarna hijau setelah

disemprot dengan H2SO4 10% dalam metanol pada Rf 0,67 untuk ekstrak

etanol 80% dan 0,64 pada fraksi diklorometana yang menunjukkan adanya

senyawa klorofil. Selain itu juga terdapat senyawa flavonoid yang

ditunjukkan dengan warna kuning setelah disemprot dengan H2SO4 10%

dalam metanol pada Rf 0,80 untuk ekstrak etanol 80% dan Rf 0,77 untuk

fraksi diklorometana. Pada Rf 0,85 untuk ekstrak etanol 80% dan Rf 0,84

untuk fraksi diklorometana terdapat noda berwarna ungu tua setelah

disemprot dengan H2SO4 10% dalam metanol yang menunjukkan senyawa

terpenoid. Adanya senyawa terpenoid juga ditunjukkan dengan adanya

warna merah keunguan pada Rf 0,96 untuk ekstrak etanol 80% dan Rf 0,95

untuk fraksi diklorometana setelah disemprot dengan H2SO4 10% dalam

metanol. Sedangkan pada fraksi etil asetat terdapat noda berwarna kuning

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 92: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

74

intensif setelah disemprot dengan H2SO4 10% dalam metanol, namun noda

yang terlihat tidak begitu jelas..

Untuk pengamatan profil kromatogram dengan menggunakan plat

KLT fase terbalik, eluen yang digunakan adalah Asetonotril:metanol:air

(1:2:2). Eluen yang digunakan untuk KLT dengan fase terbalik ini adalah

eluen yang bersifat polar. Sehingga diharapkan senyawa bersifat semi polar

maupun polar pada ekstrak dan fraksi dapat ikut tertarik bersama eluen yang

bersifat polar. Tujuan dari penggunaan plat KLT fase terbalik ini adalah

untuk melihat senyawa-senyawa yang terdapat pada ekstrak maupun fraksi

yang tidak dapat terpisah menggunakan KLT fase normal. Berdasarkan

hasil profil kromatogram, eluasi pada fase terbalik menggunakan eluen

Asetonotril:metanol:air (1:2:2) menunjukkan pemisahan yang terjadi lebih

baik untuk fraksi etil asetat dan fraksi butanol yang dapat dilihat pada

gambar 5.2. Pada pengamatan profil kromatogram fraksi etil asetat dan

fraksi butanol noda yang terlihat lebih jelas dan lebih terangkat ke atas.

Pada fraksi etil asetat dan fraksi butanol terdapat noda berwarna kuning

intensif setelah disemprot dengan H2SO4 10% dengan Rf 0,93 yang

menunjukkan adanya senyawa flavonoid. Pada ekstrak etanol 80% dan

fraksi diklorometana juga terdapat noda berwarna kuning intensif setelah

disemprot dengan H2SO4 10% dengan Rf yang sama dengan fraksi etil

asetat dan butanol yaitu 0,93 yang menunjukkan adanya senyawa flavonoid.

Pada fraksi air terlihat noda berwarna kuning namun intensitas warnanya

tidak jelas. Pada fraksi etil asetat terdapat senyawa terpenoid yang

ditunjukkan dengan adanya warna ungu setelah disemprot dengan H2SO4

10% pada Rf 0,85, 0,88, dan 0,96. Noda berwarna ungu juga terlihat pada

ekstrak etanol 80% dan fraksi diklorometana namun tidak dapat terluasi

dengan baik karena eluen yang digunakan bersifat polar.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 93: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

75

Berdasarkan uji aktivitas yang telah dilakukan pada ekstrak etanol

80% dan hasil fraksinasi dari ekstrak etanol 80% herba S. dulcis, didapatkan

hasil bahwa ekstrak etanol 80% dan fraksi diklorometana menunjukkan

aktivitas sebagai antivirus hepatitis C. Sedangkan untuk fraksi etil asetat,

fraksi butanol, dan fraksi air tidak menunjukkan aktivitas sebagai antivirus

hepatitis C. Jika dilihat dari hasil pengamatan profil kromatogaram

menggunakan Kromatografi Lapis Tipis, terdapat kemiripan kandungan

senyawa kimia antara ekstrak etanol 80% dan fraksi diklorometana.

Senyawa kimia yang terkandung di dalamnya adalah klorofil, flavonoid,

dan terpenoid. Sehingga dapat disimpulkan bahawa senyawa yang berperan

terhadap aktivitasnya sebagai antivirus hepatitis C pada ekstrak etanol 80%

dan fraksi diklorometana adalah senyawa golongan klrofil, flavonoid, dan

terpenoid.

Untuk mengetahui apakah bahan uji memberikan efek toksik pada

sel hepatosit, maka pada penelitian ini juga dilakukan pengujian toksisitas

menggunakan metode MTT assay. Pengujian ini dilakukan dengan cara

mengukur absorbansi sampel terhadap kontrol pada uji dengan penambahan

MTT reagent. Makin besar absorbansinya maka makin besar nilai % sel

yang hidup (% viabilitas). Prinsip dari metode MTT assay adalah reaksi

reduksi seluler yang didasarkan pada pemecahan garam tetrazolium MTT

yang berwarna kuning menjadi kristal formazan yang berwarna biru

keunguan (Talupala, 2011). Jumlah sel yang hidup diketahui dengan

melihat absorbansi yang ditimbulkan dengan alat ELISA reader pada

panjang gelombang 560 nm dan 750 nm. Dari hasil perhitungan CC50

didapatkan hasil sebagai berikut : ekstrak etanol 80% dari ekstrak etanol

80% herba S.dulcis mempunyai CC50 sebesar 63,027 µg/ml, fraksi

diklorometana mempunyai CC50 sebesar 23,313 µg/ml, fraksi etil asetat,

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 94: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

76

fraksi butanol, dan fraksi air memiliki nilai CC50 > 800 µg/ml. Berdasarkan

hasil pengujian diperoleh bahwa ekstrak etanol 80% dan fraksi

diklorometana dari ekstrak etanol 80% herba S.dulcis memiliki toksistas

yang tinggi pada sel. Sehingga kemungkinan ekstrak etanol 80% dan fraksi

diklorometana dari ekstrak etanol 80% herba S.dulcis aktivitasnya yang

tinggi dipengaruhi oleh toksisitasnya yang tinggi terhadap sel. Fraksi etil

asetat, fraksi butanol, dan fraksi air dari ekstrak etanol 80% herba S. dulcis

memiliki nilai CC50 yang lebih besar dari konsentrasi yang diujikan yaitu

(>800) µg/ml, hal tersebut menunjukkan bahwa fraksi-fraksi tersebut relativ

aman pada konsentrasi yang diujikan. Namun, fraksi etil asetat, fraksi

butanol dan fraksi air tidak menunjukkan aktivitas penghambatan virus

hepatitis C.

Dalam penelitian ini juga dihitung nilai Indeks Selektivitas (SI).

Keefektifan suatu produk dalam menghambat replikasi virus dibandingkan

dengan kematian sel didefinisikan sebagai indeks terapetik atau indeks

selektivitas (SI) yaitu nilai (CC50/ IC50). Indeks terapetik yang tinggi

memberikan aktivitas antivirus yang maksimal dengan toksisitas sel yang

minimum (FDA, 2006). Semakin tinggi nilai SI, maka makin besar peluang

bahan uji untuk dikembangkan menjadi produk obat. Dari hasil perhitungan

di dapat nilai SI ekstrak etanol 80% dan fraksi diklorometana secara

berturut-turut sebesar 7,723 dan 4,382, sedangkan fraksi etil asetat fraksi

butanol, dan fraksi air memiliki nilai SI lebih dari 8. Nilai SI dari fraksi etil

asetat, fraksi butanol, dan fraksi air lebih besar dari nilai SI ekstrak etanol

80% dan fraksi diklorometana namun ketiga fraksi tersebut tidak memiliki

aktivitas sebagai antivirus hepatitis C. Fraksi diklorometana mempunyai

aktivitas yang paling tinggi dibandingkan dengan ekstrak etanol 80% dan

ketiga fraksi lain namun fraksi diklorometana memiliki toksisitas yang

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 95: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

77

paling tinggi. Menurut (Aoki., et al 2014) suatu ekstrak dikatakan memiliki

toksisitas yang tinggi jika memiliki nilai SI kurang dari 26. Ekstrak etanol

80%, fraksi diklorometana, fraksi etil asetat, fraksi butanol dan fraksi air

dari ekstrak etanol 80% herba S.dulcis memiliki nilai indeks selektivitasnya

yang kecil yaitu kurang dari 26 sehingga memiliki keamanan yang rendah.

Oleh karena itu, penelitian anti-HCV dari ekstrak maupun fraksi yang

dihasilkan dari ekstrak etanol 80% herba S.dulcis selayaknyaknya tidak

dilanjutkan karena memiliki toksisitas yang tinggi terhadap sel. Sehingga

untuk penelitian terkait uji aktivitas sebagai antivirus Hepatitis C dapat

digunakan tanaman lain.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 96: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

78

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.2 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Ekstrak Etanol 80% dan fraksi diklorometana dari ekstrak etanol

80% herba S.dulcis aktif sebagai antivirus hepatitis C dengan

nilai IC50 berturut-turut 8,16±2,77 µg/ml dan 5,32±0,50 µg/ml,

sedangkan fraksi etil asetat, fraksi butanol, dan fraksi air tidak

aktif sebagai antivirus hepatitis C karena memiliki nilai IC50 lebih

besar dari 100 µg/ml.

2. Ekstrak Etanol 80% dan fraksi diklorometana dari ekstrak etanol

80% herba S.dulcis memiliki toksisitas yang lebih tinggi terhadap

sel dengan nilai CC50 secara berturut-turut sebesar 63,027 µg/ml

dan 23,313 µg/ml serta nilai SI 7,723 dan 4,382, jika

dibandingkan dengan fraksi etil asetat, fraksi butanol, dan fraksi

air yang memiliki nilai CC50 lebih dari 800 µg/ml dan nilai SI

lebih dari 8.

7.3 SARAN

Penelitian anti HCV terhadap tanaman S.dulcis selayaknya

tidak dilanjutkan karena memiliki toksisitas yang tinggi terhadap sel.

Sehingga untuk uji aktivitas sebagai antivirus Hepatitis C dapat

digunakan tanaman yang lain.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 97: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

79

DAFTAR PUSTAKA

Adianti, M., Permanasari, A.A., Fuad, A., Nurhidayatus, L., Tumewu, L.,

Widyawaruyanti, A., 2015. Antiviral Activities of Scoparia

dulcis, Spigellia anthelmia, Asystasia gangetica Againts

Hepatitis C Virus. International Symposium on Traditional and

Alternative Medicine (ISTAM 2015). 22-23 November 2015..

Aoki, C., Firdaus, R., Hanafi, M., Hak Hotta., Hartati, S., Kardono, B.S.L.,

Lydwina., Santi, R.M., Shimizy, Y., and Sudarmono, P. 2014.

Isolation and Identification of Subtances with Anti-Hepatitis C

Virus Activities From Kalanchoe Pinnata. International

Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Vol. 6

Issue 2. P. 211-215.

Backer,C.A., and Bakhuizen Van Den Brink, R.C., 1965. Flora of Java.

vol.II. Netherlands: Auspices of the Rijksherbarium,Leyden. P.

512

Departemen Kesehatan RI., 2007. Pharmeceutical Care untuk Penyakit

Hati. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik

Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

Departemen Kesehatan RI., 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak

Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan

Makanan: Jakarta Hal 5,9,10,11,12.

Departemen Kesehatan RI., 2009. Farmakope Herbal Indonesia Edisi 1.

Departemen Kesehatan RI: Jakarta Hal 162-163.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 98: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

80

Departemen Kesehatan RI., 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.

Departemen Kesehatan RI: Jakarta Hal 7.

Carnero, E., Fortes, P. 2015. HCV infection, IFN response and the coding

and non-coding host cellgenome . diakses dari journal

homepage: www.elsevier.com/locate/virusres. Pada tanggal 5

Desember 2015.

Chow, S Y., S.M. Chen, C.M. Yang and H. Hsu, 1974. Pharmacological

studies on Chines herbs 1. Hypotensive effects of 30 Chines

herbs. Taiwan Yi Xue Hui Za Zhi., 73; 729-739.

Chung, T R., Gale, M Jr., Hoofnagle, Jay H., Lemon, Stanley M., Liang, T

J., Polyak, Stephen J. 2008. Mechanism of Action of Interferon

and Ribavirin in Chronic Hepatitis C: Summary of a Workshop.

Journal Hepatolog. Vol. 47 number 1. P. 306-320.

De Farias Freire, S.M., L.MB. Torres, C. Souccar and A.J. Lapa, 1996.

Sympathomimetic effects of Scoparia dulcis L. And

catecholamines isolated from plant extract. J. Pharm.

Pharmacol., 48; 624-628.

Dipiro, C V., Dipiro, J.T., Schwinghammer, L.T., and Wells, G.B., 2011.

Hepatitis c, Pharmacotherapy Handbook. 7th ed. The McGraw-

Hill Companies, Inc.

E, Stahl. 1985. Analisis Obat Secara kromatografi dan Mikroskopi.

Terjemahan Kokasih Padmawinata dan Wang Sudiro. ITB:

Bandung. P. 1-18.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 99: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

81

Food and Drug Administration. 2006. Guided for Industry Antiviral

Product Development-Conducting and Submitting Virology

Studies to the Agency. Center for Drug Evaluation and Research

(CDER).

Fuad, A., dan Wahyuni, S.T., 2012. Isolasi Senyawa aktif anti Hepatitis C

Ekstrak Etanol Ruta angustifolia, Jurnal Fitoterapia. Vol. 99.

Surabaya: Universitas Airlangga.

Fuad Achmad., Widyawaruyanti, Aty., dan Versiati, Titania Puspa. 2014.

Aktivitas antiviral batang Eucalyptus globolus terhadap virus

hepatitis C JFH1a. Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian

Indonesia.Vol.1. P.16-19.

Gonzales-Torres. D.M., 1986. Catalog de plants medicinales (Y

Alimenticitas Y Utiles). Usada en Paraguay, Asuncion.

Gritter R., Bobbit JM., Schwarting AE. 1991. Pengantar Kromatografi.

Padmawinata K, penerjemah. Bandung: Penerbit ITB.

Terjemahan dari: Introduction of Chromatograpy.

Helen S. Yee, PharmD., Alexander, M., Chang, MD., Christine Pocha,

MD., David Ross , MD, PhD., Joseph Lim, MD., MichaelF.,

Morgan, MD., and Timothy R, MD. 2012. Update on the

Management and Treatment of Hepatitis C Virus Infection:

Recommendations from the Department of Veterans Affairs

Hepatitis C Resource Center Program and the National

Hepatitis C Program Office. The American Journal of

GASTROENTEROLOGY. Vol 104. P 1-16.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 100: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

82

Huang, M., Jiang, Dong-J., Peng, Zonggen. 2014. Recent advances in the

anti-HCV mechanisms of interferon. Acta Pharmaceutica Sinica

B. Vol 4 Issue 4. Hal 243.

Hui YH. 2006. Handbook of Food Science, Technology, and Engineering,

Volume 3. Boca Raton: Taylor & Francis Group. P. 102-111.

Javed, T.A., Usman, A., Riaz,. S., Rehman, S., and Riazuddin, S., 2011. In-

vitro antiviral activity of Solanum nigrum against hepatitis C

virus. Virology Journal, Volume 8 Nomor. 23, Page 1-2.

Klasifikasi Scoparia dulcis. diakses dari :

http://www.warintek.ristek.go.id/5-093.pdf. pada tanggal 20

Oktober 2015.

Lee jihye., Hwang, S.B., Lee, Han Sol., Lim Seri, K., Ngo, Huong T T.,

Sang-Min, M.S., Son, KidoNG., Park, Eun Mee., and Tran,

Huong T L. 2012. Saponin inhibits hepatitis C virus propagation

by up-regulating suppressor of Cytokine Signaling 2. Plos ONE.

Vol. 7 Number 6. P. 1..

Louis M., Paul C, Arnold J., and Vlietinck, D.V.B. 2006. Anti-infective of

natural products: How to develop a stronger in vitro “proof-of-

concept”. Journal of Ethnopharmacology 106. P. 290-302.

Mohanapriya., Vena, K.D. Arumugam, Sajhtha., Kumari, N., Lulu, S.,

2013. Computational Screening and Evaluation of Bioactive

Compounds against NS3 Helicase of HCV. International

Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Vol. 5

Issue 4. P 370-376

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 101: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

83

Murti, Krishna., Panchal, Mayank., Taya, Poonam and Singh, Raghuveer.

2012. Pharmacological Properties of Scoparia dulcis: A

Review. Pharmacologia. Vol. 3 Number 8. P. 344-346.

Patra, K.P., Debata, J., Reddy, E-S., and Samal, BH. 2013. Antioxidant

Study of Different Extracts of Scoparia dulcis. International

Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. Vol. 6

Issue 1. Hal 600-603.

Perry, L.M., 1980. Medicinal Plants of East and South East Asia: attributed

Properties and Uses. MIT Press, Cambridge, USA.

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2014. Infodatin:

Situasi dan Analisis Hepatitis. Diakses dari

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/

infodatin-hepatitis.pdf, pada tanggal 5 Desember 2015.

Ravikumar, Y.S., Das, S., Khanna, N.N.M., Naika, H.R., Perween, A., and

Upasana, 2011. Inhibition of hepatitis C virus replication by

herbal extract: Phyllanthus amarus as potent natural source.

Virus Research. Vol. 158. P. 89-97.

Satyanarayana, K., 1969. Chemical examination of Scoparia dulcis (Linn):

Part I. J. Indian Chem. Soc., 46: 765-766.

Talupala, Krishna Bala. 2011. Cytotoxicity of BPN Spin trap on A204 cells.

Journal of Advanced Pharmaceutical Research. Vol. 2. P. 9-

17.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 102: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

84

Trusheva, B., Trunkova, D., Bankova, V. 2007. Different extraction

methods of biologically active components fron propolis : a

preliminary study. Chemistry Central Journal 200, Vol. 1. P.

13.

Wahyuni, Tutik Sri., Tumewu, Lydia., Permanasari, Adita Ayu, Apriani

Evhy., Adianty, Myrna., Rahman, Abdul., Widyawaruyanti,

Aty., Lusida, Maria Inge., Fuad, Achmad., Soetjipto.,

Nasronudin., Fuchino, Hiroyuki., Kawahara, Nobuo., Shoji,

Ikuo., Deng, Lin., Aoki, Chie., Hotta, Hak., 2013. Antiviral

activities of Indonesian medicinal plants in the East Java region

againts hepatitis C virus. Virology Journal. Vol.10 Number 259.

Wang, X. And Cheng, Y., 2008. Identifying Active Compunds from

Chinese Medical Pants via Causal Variable Selection.

Pharmaceutical Informatics Institute: China

WHO, 2002. Hepatitis C. Diakses dari

http://www.who.int/csr/disease/hepatitis/whocdscsrlyo2003/en/i

ndex.html, pada tanggal 20 Oktober 2015.

WHO. 2012. Prevention and Control of Viral Hepatitis Infection:

Framework for Global Action. WHO

Geneva.aDiaksdkkkiskasnxxnxnnedWw

WHO, 2014. Guidelines for the Screening, Care and Treatment of Persons

With Hepatitis C Infection. WHO Geneva. Dikases dari

http://www.who.int/hepatitis/publications/hepatitis-c-guidelines-

2016/en/, pada tanggal 15 November 2015.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 103: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

85

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Analisis IC50 Ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis Dengan SPSS

IC50 Replikasi 1

Confidence Limits

Probability 95% Confidence Limits for konsentrasi 95% Confidence Limits for log(konsentrasi)

a

Estimate Lower

Bound

Upper Bound Estimate Lower Bound Upper Bound

P

R

O

B

I

T

,010 3,447 2,745 4,084 ,537 ,438 ,611

,020 3,918 3,190 4,570 ,593 ,504 ,660

,030 4,249 3,509 4,909 ,628 ,545 ,691

,040 4,516 3,768 5,181 ,655 ,576 ,714

,050 4,746 3,993 5,415 ,676 ,601 ,734

,060 4,951 4,194 5,622 ,695 ,623 ,750

,070 5,138 4,379 5,811 ,711 ,641 ,764

,080 5,312 4,551 5,986 ,725 ,658 ,777

,090 5,474 4,712 6,151 ,738 ,673 ,789

,100 5,629 4,866 6,306 ,750 ,687 ,800

,150 6,315 5,553 6,999 ,800 ,744 ,845

,200 6,919 6,160 7,613 ,840 ,790 ,882

,250 7,484 6,725 8,191 ,874 ,828 ,913

,300 8,030 7,270 8,757 ,905 ,862 ,942

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 104: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

86

,350 8,572 7,806 9,326 ,933 ,892 ,970

,400 9,119 8,341 9,911 ,960 ,921 ,996

,450 9,682 8,885 10,523 ,986 ,949 1,022

,500 10,271 9,443 11,175 1,012 ,975 1,048

,550 10,894 10,025 11,882 1,037 1,001 1,075

,600 11,567 10,642 12,659 1,063 1,027 1,102

,650 12,306 11,306 13,532 1,090 1,053 1,131

,700 13,136 12,037 14,533 1,118 1,081 1,162

,750 14,095 12,866 15,714 1,149 1,109 1,196

,800 15,245 13,839 17,161 1,183 1,141 1,235

,850 16,704 15,049 19,041 1,223 1,178 1,280

,900 18,741 16,700 21,732 1,273 1,223 1,337

,910 19,269 17,122 22,441 1,285 1,234 1,351

,920 19,859 17,591 23,240 1,298 1,245 1,366

,930 20,529 18,120 24,152 1,312 1,258 1,383

,940 21,305 18,729 25,216 1,328 1,273 1,402

,950 22,225 19,446 26,489 1,347 1,289 1,423

,960 23,356 20,321 28,070 1,368 1,308 1,448

,970 24,827 21,447 30,148 1,395 1,331 1,479

,980 26,926 23,037 33,159 1,430 1,362 1,521

,990 30,601 25,775 38,543 1,486 1,411 1,586

a. Logarithm base = 10.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 105: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

87

Lampiran 2

IC50 Replikasi 2

Confidence Limits

Probability 95% Confidence Limits for KONSENTRASI 95% Confidence Limits for log(KONSENTRASI)

a

Estimate Lower Bound Upper Bound Estimate Lower Bound Upper Bound

PR

OBI

T

,010 ,753 ,470 1,065 -,123 -,328 ,027

,020 ,967 ,631 1,325 -,015 -,200 ,122

,030 1,133 ,761 1,522 ,054 -,119 ,182

,040 1,276 ,876 1,689 ,106 -,058 ,228

,050 1,406 ,982 1,839 ,148 -,008 ,265

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 106: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

88

,060 1,527 1,082 1,977 ,184 ,034 ,296

,070 1,642 1,177 2,107 ,215 ,071 ,324

,080 1,752 1,270 2,231 ,243 ,104 ,348

,090 1,858 1,361 2,350 ,269 ,134 ,371

,100 1,962 1,450 2,465 ,293 ,161 ,392

,150 2,456 1,885 3,008 ,390 ,275 ,478

,200 2,936 2,318 3,528 ,468 ,365 ,547

,250 3,423 2,766 4,049 ,534 ,442 ,607

,300 3,928 3,236 4,589 ,594 ,510 ,662

,350 4,462 3,739 5,160 ,650 ,573 ,713

,400 5,036 4,281 5,776 ,702 ,632 ,762

,450 5,661 4,872 6,454 ,753 ,688 ,810

,500 6,352 5,521 7,213 ,803 ,742 ,858

,550 7,128 6,242 8,081 ,853 ,795 ,907

,600 8,013 7,052 9,095 ,904 ,848 ,959

,650 9,044 7,976 10,307 ,956 ,902 1,013

,700 10,273 9,052 11,797 1,012 ,957 1,072

,750 11,789 10,342 13,694 1,071 1,015 1,137

,800 13,741 11,955 16,222 1,138 1,078 1,210

,850 16,428 14,106 19,834 1,216 1,149 1,297

,900 20,567 17,303 25,642 1,313 1,238 1,409

,910 21,715 18,169 27,296 1,337 1,259 1,436

,920 23,034 19,156 29,218 1,362 1,282 1,466

,930 24,576 20,300 31,495 1,391 1,307 1,498

,940 26,422 21,653 34,255 1,422 1,336 1,535

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 107: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

89

,950 28,697 23,303 37,708 1,458 1,367 1,576

,960 31,621 25,395 42,223 1,500 1,405 1,626

,970 35,626 28,217 48,537 1,552 1,451 1,686

,980 41,748 32,444 58,443 1,621 1,511 1,767

,990 53,601 40,396 78,383 1,729 1,606 1,894

a. Logarithm base = 10.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 108: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

90

Lampiran 3

Analisis IC50 Fraksi Diklorometana Dari Ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis Dengan SPSS

IC50 Replikasi 1

Confidence Limits

Probability 95% Confidence Limits for konsentrasi 95% Confidence Limits for log(konsentrasi)

a

Estimate Lower Bound Upper

Bound

Estimate Lower

Bound

Upper

Bound

PR

O

BI

T

,010 1,445 1,058 1,810 ,160 ,025 ,258

,020 1,686 1,272 2,067 ,227 ,104 ,315

,030 1,858 1,429 2,250 ,269 ,155 ,352

,040 2,000 1,560 2,398 ,301 ,193 ,380

,050 2,123 1,674 2,526 ,327 ,224 ,402

,060 2,233 1,779 2,641 ,349 ,250 ,422

,070 2,335 1,875 2,746 ,368 ,273 ,439

,080 2,430 1,966 2,844 ,386 ,294 ,454

,090 2,520 2,052 2,936 ,401 ,312 ,468

,100 2,605 2,135 3,023 ,416 ,329 ,481

,150 2,992 2,511 3,417 ,476 ,400 ,534

,200 3,339 2,855 3,771 ,524 ,456 ,576

,250 3,669 3,183 4,107 ,565 ,503 ,614

,300 3,993 3,506 4,440 ,601 ,545 ,647

,350 4,319 3,830 4,777 ,635 ,583 ,679

,400 4,652 4,161 5,128 ,668 ,619 ,710

,450 5,000 4,501 5,499 ,699 ,653 ,740

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 109: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

91

,500 5,367 4,856 5,899 ,730 ,686 ,771

,550 5,761 5,231 6,338 ,760 ,719 ,802

,600 6,191 5,631 6,829 ,792 ,751 ,834

,650 6,669 6,067 7,390 ,824 ,783 ,869

,700 7,213 6,550 8,047 ,858 ,816 ,906

,750 7,850 7,102 8,837 ,895 ,851 ,946

,800 8,626 7,756 9,826 ,936 ,890 ,992

,850 9,628 8,579 11,143 ,984 ,933 1,047

,900 11,055 9,717 13,082 1,044 ,988 1,117

,910 11,430 10,011 13,603 1,058 1,000 1,134

,920 11,852 10,339 14,194 1,074 1,014 1,152

,930 12,334 10,712 14,875 1,091 1,030 1,172

,940 12,896 11,142 15,676 1,110 1,047 1,195

,950 13,568 11,652 16,645 1,133 1,066 1,221

,960 14,402 12,280 17,863 1,158 1,089 1,252

,970 15,498 13,094 19,487 1,190 1,117 1,290

,980 17,086 14,258 21,884 1,233 1,154 1,340

,990 19,925 16,295 26,290 1,299 1,212 1,420

a. Logarithm base = 10.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 110: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

92

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

.. • , •

Probit Transformed Responses r--------------'COOO'":OCOOCCCCOCC:O::CO::-----------,"' Lne • • o,oo2

o

0.< 0._ 0.' , .0 , .<

Log ofkonsentrasi

Page 111: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

93

Lampiran 4

IC50 Replikasi 2

Confidence Limits

Probability 95% Confidence Limits for KONSENTRASI 95% Confidence Limits for log(KONSENTRASI)

a

Estimate Lower Bound Upper Bound Estimate Lower Bound Upper Bound

PR

O

BI

T

,010 1,393 1,008 1,756 ,144 ,003 ,245

,020 1,629 1,216 2,009 ,212 ,085 ,303

,030 1,798 1,370 2,189 ,255 ,137 ,340

,040 1,938 1,498 2,335 ,287 ,175 ,368

,050 2,059 1,611 2,462 ,314 ,207 ,391

,060 2,168 1,713 2,575 ,336 ,234 ,411

,070 2,268 1,808 2,679 ,356 ,257 ,428

,080 2,362 1,897 2,775 ,373 ,278 ,443

,090 2,451 1,982 2,866 ,389 ,297 ,457

,100 2,536 2,064 2,953 ,404 ,315 ,470

,150 2,918 2,437 3,343 ,465 ,387 ,524

,200 3,263 2,778 3,693 ,514 ,444 ,567

,250 3,591 3,104 4,027 ,555 ,492 ,605

,300 3,913 3,427 4,358 ,593 ,535 ,639

,350 4,238 3,751 4,694 ,627 ,574 ,672

,400 4,571 4,081 5,043 ,660 ,611 ,703

,450 4,918 4,422 5,414 ,692 ,646 ,734

,500 5,286 4,777 5,814 ,723 ,679 ,764

,550 5,680 5,153 6,255 ,754 ,712 ,796

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 112: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

94

,600 6,112 5,555 6,749 ,786 ,745 ,829

,650 6,592 5,991 7,315 ,819 ,778 ,864

,700 7,139 6,476 7,979 ,854 ,811 ,902

,750 7,780 7,029 8,780 ,891 ,847 ,943

,800 8,562 7,686 9,786 ,933 ,886 ,991

,850 9,574 8,512 11,127 ,981 ,930 1,046

,900 11,018 9,657 13,110 1,042 ,985 1,118

,910 11,399 9,953 13,643 1,057 ,998 1,135

,920 11,827 10,283 14,249 1,073 1,012 1,154

,930 12,316 10,659 14,948 1,090 1,028 1,175

,940 12,886 11,092 15,771 1,110 1,045 1,198

,950 13,569 11,607 16,767 1,133 1,065 1,224

,960 14,418 12,240 18,022 1,159 1,088 1,256

,970 15,534 13,063 19,698 1,191 1,116 1,294

,980 17,153 14,239 22,177 1,234 1,153 1,346

,990 20,054 16,301 26,746 1,302 1,212 1,427

a. Logarithm base = 10.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 113: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

95

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

.. • , •

Probit Transformed Responses r-------------CCCCCOCCOCOCCOCO=cCOOCOCOOO-----------,.' Lne • • 0,OO1

_0,5

_1,0

0

_1,5

_2,0

_2,5

~---~------.-------.-------~

" ' " ' " Log of KONSENTRASI

Page 114: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

96

Lampiran 5

Analisis IC50 Fraksi Etil Asetat Dari Ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis Dengan SPSS

IC50 Replikasi 1

Warnings

Not enough cases are accepted. Processing is skipped.

Data Information

N of Cases

Valid 2

Rejected

Missing 4

LOG Transform Cannot be Done 0

Number of Responses > Number of Subjects 0

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 115: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

97

Lampiran 6

IC50 Replikasi 2

Warnings

Not enough cases are accepted. Processing is skipped.

Data Information

N of Cases

Valid 2

Rejected

Missing 4

LOG Transform Cannot be Done 0

Number of Responses > Number of Subjects 0

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 116: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

98

Lampiran 7

Analisis IC50 Fraksi Butanol Dari Ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis Dengan SPSS

IC50 Replikasi

Warnings

Not enough cases are accepted. Processing is skipped.

Data Information

N of Cases

Valid 2

Rejected

Missing 4

LOG Transform Cannot be Done 0

Number of Responses > Number of Subjects 0

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 117: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

99

Lampiran 8

IC50 Replikasi 2

Confidence Limits

Probability 95% Confidence Limits for KONSENTRASI 95% Confidence Limits for

log(KONSENTRASI)a

Estimate Lower Bound Upper Bound Estimate Lower

Bound

Upper

Bound

PR

O

BI

T

,010 4,742 ,109 12,512 ,676 -,964 1,097

,020 7,883 ,384 17,346 ,897 -,415 1,239

,030 10,884 ,854 21,400 1,037 -,069 1,330

,040 13,874 1,553 25,122 1,142 ,191 1,400

,050 16,901 2,519 28,690 1,228 ,401 1,458

,060 19,993 3,794 32,204 1,301 ,579 1,508

,070 23,166 5,418 35,737 1,365 ,734 1,553

,080 26,432 7,430 39,356 1,422 ,871 1,595

,090 29,800 9,863 43,131 1,474 ,994 1,635

,100 33,279 12,742 47,147 1,522 1,105 1,673

,150 52,567 32,965 76,055 1,721 1,518 1,881

,200 75,597 54,372 143,539 1,879 1,735 2,157

,250 103,246 72,292 285,986 2,014 1,859 2,456

,300 136,597 89,470 554,245 2,135 1,952 2,744

,350 177,048 107,416 1038,448 2,248 2,031 3,016

,400 226,456 126,921 1896,725 2,355 2,104 3,278

,450 287,346 148,628 3409,326 2,458 2,172 3,533

,500 363,235 173,235 6084,705 2,560 2,239 3,784

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 118: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

100

,550 459,165 201,621 10875,407 2,662 2,305 4,036

,600 582,626 234,984 19641,512 2,765 2,371 4,293

,650 745,219 275,053 36214,349 2,872 2,439 4,559

,700 965,904 324,479 69053,469 2,985 2,511 4,839

,750 1277,913 387,603 138653,430 3,107 2,588 5,142

,800 1745,309 472,193 301497,957 3,242 2,674 5,479

,850 2509,942 594,044 746008,678 3,400 2,774 5,873

,900 3964,617 792,503 2333820,843 3,598 2,899 6,368

,910 4427,454 849,576 3074239,178 3,646 2,929 6,488

,920 4991,698 916,217 4147208,669 3,698 2,962 6,618

,930 5695,459 995,510 5764108,976 3,756 2,998 6,761

,940 6599,362 1092,165 8325886,964 3,820 3,038 6,920

,950 7806,633 1213,853 12664448,464 3,892 3,084 7,103

,960 9510,088 1374,180 20730947,225 3,978 3,138 7,317

,970 12121,805 1600,474 37999328,753 4,084 3,204 7,580

,980 16736,141 1959,799 85043722,004 4,224 3,292 7,930

,990 27826,040 2696,279 302804027,652 4,444 3,431 8,481

a. Logarithm base = 10.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 119: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

101

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Probit Transformed Responses , ______ .:..:.::::::.:c:"'::c::::"''''=:!:::c==-_____ ., Lne., . 0,99:1

_0,6 , Lne., · 0,99:1

_0,6

_1 ,0 o .• • , •

_1 ,:1

_1,4

_1 ,6

,. ,. ' " Log of KONSENTRASI

Page 120: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

102

Lampiran 9

Analisis IC50 Fraksi Air Dari Ekstrak etanol 80% herba Scoparia dulcis Dengan SPSS

IC50 Replikasi 1

Warnings

Not enough cases are accepted. Processing is skipped.

Data Information

N of Cases

Valid 1

Rejected

Missing 5

LOG Transform Cannot be Done 0

Number of Responses > Number of Subjects 0

Lampiran 10

IC50 Replikasi 2

Warnings

Not enough cases are accepted. Processing is skipped.

Data Information

N of Cases

Valid 1

Rejected

Missing 5

LOG Transform Cannot be Done 0

Number of Responses > Number of

Subjects

0

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 121: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

103

Lampiran 11

Analisis CC50 Ekstrak etanol 80% dari Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia

dulcis analisis dengan SPSS

Confidence Limits

Proability 95% Confidence Limits for konsentrasi 95% Confidence Limits for log(konsentrasi)

b

Estimate Lower Bound Upper Bound Estimate Lower

Bound

Upper

Bound

PR

O

BI

Ta

,010 2996,576 1088,965 20552,434 3,477 3,037 4,313

,020 1905,928 766,792 10580,519 3,280 2,885 4,025

,030 1430,281 612,929 6952,948 3,155 2,787 3,842

,040 1152,460 517,410 5074,671 3,062 2,714 3,705

,050 966,786 450,481 3930,734 2,985 2,654 3,594

,060 832,513 400,143 3164,528 2,920 2,602 3,500

,070 730,217 360,469 2617,998 2,863 2,557 3,418

,080 649,336 328,144 2210,274 2,812 2,516 3,344

,090 583,584 301,140 1895,685 2,766 2,479 3,278

,100 528,960 278,139 1646,501 2,723 2,444 3,217

,150 352,140 199,145 923,393 2,547 2,299 2,965

,200 254,844 151,484 587,826 2,406 2,180 2,769

,250 193,102 118,810 402,322 2,286 2,075 2,605

,300 150,517 94,667 288,794 2,178 1,976 2,461

,350 119,488 75,940 214,522 2,077 1,880 2,331

,400 95,980 60,939 163,568 1,982 1,785 2,214

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 122: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

104

,450 77,648 48,675 127,310 1,890 1,687 2,105

,500 63,029 38,544 100,708 1,800 1,586 2,003

,550 51,162 30,152 80,640 1,709 1,479 1,907

,600 41,391 23,223 65,093 1,617 1,366 1,814

,650 33,248 17,541 52,728 1,522 1,244 1,722

,700 26,394 12,925 42,642 1,421 1,111 1,630

,750 20,573 9,215 34,208 1,313 ,964 1,534

,800 15,589 6,272 26,980 1,193 ,797 1,431

,850 11,282 3,974 20,619 1,052 ,599 1,314

,900 7,510 2,220 14,821 ,876 ,346 1,171

,910 6,807 1,927 13,699 ,833 ,285 1,137

,920 6,118 1,651 12,580 ,787 ,218 1,100

,930 5,440 1,393 11,460 ,736 ,144 1,059

,940 4,772 1,152 10,331 ,679 ,061 1,014

,950 4,109 ,927 9,183 ,614 -,033 ,963

,960 3,447 ,717 8,001 ,537 -,144 ,903

,970 2,778 ,523 6,759 ,444 -,281 ,830

,980 2,084 ,343 5,407 ,319 -,464 ,733

,990 1,326 ,177 3,811 ,122 -,753 ,581

a. A heterogeneity factor is used.

b. Logarithm base = 10.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 123: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

105

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

.. • , •

Probit Transformed Responses , ______ --'-""''-':..:c::.::'''::::-'''''''''c:::: _____ '"' L ..... ., . 0,925

o 0

' " '" Log of konsentrasi

Page 124: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

106

Lampiran 12

Analisis CC50 Fraksi Diklorometana dari Ekstrak Etanol 80% herba

Scoparia dulcis dengan SPSS

Confidence Limits

Probability 95% Confidence Limits for konsentrasi 95% Confidence Limits for log(konsentrasi)

b

Estimate Lower Bound Upper Bound Estimate Lower

Bound

Upper

Bound

PR

O

BI

Ta

,010 3980,633 1323,148 29754,695 3,600 3,122 4,474

,020 2179,577 825,392 12617,706 3,338 2,917 4,101

,030 1487,333 610,710 7334,760 3,172 2,786 3,865

,040 1115,732 486,265 4883,197 3,048 2,687 3,689

,050 883,091 403,589 3510,945 2,946 2,606 3,545

,060 723,714 344,093 2653,661 2,860 2,537 3,424

,070 607,823 298,956 2077,699 2,784 2,476 3,318

,080 519,895 263,399 1670,133 2,716 2,421 3,223

,090 451,024 234,586 1370,261 2,654 2,370 3,137

,100 395,721 210,718 1142,816 2,597 2,324 3,058

,150 230,239 133,929 543,878 2,362 2,127 2,736

,200 149,707 92,002 306,091 2,175 1,964 2,486

,250 103,482 65,527 190,172 2,015 1,816 2,279

,300 74,275 47,384 126,463 1,871 1,676 2,102

,350 54,624 34,360 88,487 1,737 1,536 1,947

,400 40,808 24,807 64,384 1,611 1,395 1,809

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 125: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

107

,450 30,777 17,761 48,236 1,488 1,249 1,683

,500 23,315 12,582 36,885 1,368 1,100 1,567

,550 17,663 8,801 28,565 1,247 ,945 1,456

,600 13,321 6,061 22,250 1,125 ,783 1,347

,650 9,952 4,090 17,322 ,998 ,612 1,239

,700 7,319 2,685 13,388 ,864 ,429 1,127

,750 5,253 1,696 10,192 ,720 ,229 1,008

,800 3,631 1,012 7,557 ,560 ,005 ,878

,850 2,361 ,552 5,355 ,373 -,258 ,729

,900 1,374 ,256 3,488 ,138 -,591 ,543

,910 1,205 ,213 3,146 ,081 -,672 ,498

,920 1,046 ,174 2,814 ,019 -,759 ,449

,930 ,894 ,139 2,489 -,048 -,856 ,396

,940 ,751 ,109 2,171 -,124 -,964 ,337

,950 ,616 ,082 1,858 -,211 -1,087 ,269

,960 ,487 ,059 1,548 -,312 -1,232 ,190

,970 ,365 ,039 1,238 -,437 -1,411 ,093

,980 ,249 ,022 ,920 -,603 -1,648 -,036

,990 ,137 ,009 ,577 -,865 -2,023 -,239

a. A heterogeneity factor is used.

b. Logarithm base = 10.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 126: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

108

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Probit Transformed Responses , ______ .:..:.::::::.:c:::.:::.:::.:=::..c:::"'::.:==-_____ ., L ..... ., • 0 ,912

'" 0

"'

"." .. • , 0

• _0 ,5

0

_1 ,0

0

_1 ,5

"' ' " " '" " '" Log ofkonsentr3Si

Page 127: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

109

Lampiran 13

Analisis CC50 Fraksi Etil Asetat dari Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia

dulcis amnalisis dengan SPSS

Confidence Limits

Probability 95% Confidence Limits for konsentrasi 95% Confidence Limits for log(konsentrasi)b

Estimate Lower Bound Upper Bound Estimate Lower

Bound

Upper

Bound

PR

O

BI

Ta

,010 19876,538 . . 4,298 . .

,020 13823,011 . . 4,141 . .

,030 10977,992 . . 4,041 . .

,040 9230,746 . . 3,965 . .

,050 8016,732 . . 3,904 . .

,060 7110,056 . . 3,852 . .

,070 6399,855 . . 3,806 . .

,080 5824,366 . . 3,765 . .

,090 5346,040 . . 3,728 . .

,100 4940,540 . . 3,694 . .

,150 3564,002 . . 3,552 . .

,200 2749,229 . . 3,439 . .

,250 2200,397 . . 3,343 . .

,300 1801,576 . . 3,256 . .

,350 1496,837 . . 3,175 . .

,400 1255,477 . . 3,099 . .

,450 1059,069 . . 3,025 . .

,500 895,799 . . 2,952 . .

,550 757,700 . . 2,879 . .

,600 639,165 . . 2,806 . .

,650 536,101 . . 2,729 . .

,700 445,419 . . 2,649 . .

,750 364,687 . . 2,562 . .

,800 291,884 . . 2,465 . .

,850 225,156 . . 2,352 . .

,900 162,423 . . 2,211 . .

,910 150,103 . . 2,176 . .

,920 137,776 . . 2,139 . .

,930 125,387 . . 2,098 . .

,940 112,862 . . 2,053 . .

,950 100,098 . . 2,000 . .

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 128: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

110

,960 86,933 . . 1,939 . .

,970 73,097 . . 1,864 . .

,980 58,052 . . 1,764 . .

,990 40,372 . . 1,606 . .

a. A heterogeneity factor is used.

b. Logarithm base = 10.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 129: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

111

Lampiran 14

Analisis CC50 Fraksi Butanol dari Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia

dulcis

Confidence Limits

Probability 95% Confidence Limits for konsentrasi 95% Confidence Limits for log(konsentrasi)

b

Estimate Lower Bound Upper Bound Estimate Lower

Bound

Upper Bound

PROB

ITa

,010

925836341091

25,480

. . 13,967 . .

,020

136338789683

97,860

. . 13,135 . .

,030

404386056545

8,648

. . 12,607 . .

,040

162082188825

6,290

. . 12,210 . .

,050

770472066866,

238

. . 11,887 . .

,060

409120796883,

734

. . 11,612 . .

,070

234862322143,

892

. . 11,371 . .

,080

142886890746,

366

. . 11,155 . .

,090

90930976186,1

87

. . 10,959 . .

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 130: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

112

,100

59983983228,5

27

. . 10,778 . .

,150

10714850210,1

90

. . 10,030 . .

,200

2725588672,21

1

. . 9,435 . .

,250 842190089,636 . . 8,925 . .

,300 293338652,829 . . 8,467 . .

,350 110389101,684 . . 8,043 . .

,400 43668795,129 . . 7,640 . .

,450 17803324,008 . . 7,251 . .

,500 7362224,467 . . 6,867 . .

,550 3044507,255 . . 6,484 . .

,600 1241214,669 . . 6,094 . .

,650 491011,778 . . 5,691 . .

,700 184777,385 . . 5,267 . .

,750 64358,807 . . 4,809 . .

,800 19886,474 . . 4,299 . .

,850 5058,619 . . 3,704 . .

,900 903,614 . . 2,956 . .

,910 596,082 . . 2,775 . .

,920 379,337 . . 2,579 . .

,930 230,784 . . 2,363 . .

,940 132,485 . . 2,122 . .

,950 70,350 . . 1,847 . .

,960 33,441 . . 1,524 . .

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 131: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

113

,970 13,404 . . 1,127 . .

,980 3,976 . . ,599 . .

,990 ,585 . . -,233 . .

a. A heterogeneity factor is used.

b. Logarithm base = 10.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 132: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

114

Lampiran 15

Analisis CC50 Fraksi Air dari Ekstrak Etanol 80% herba Scoparia dulcis

dengan SPSS

Confidence Limits

Probability 95% Confidence Limits for konsentrasi 95% Confidence Limits for log(konsentrasi)

b

Estimate Lower Bound Upper Bound Estimate Lower

Bound

Upper Bound

PROB

ITa

,010 12600295,928 . . 7,100 . .

,020 5497589,413 . . 6,740 . .

,030 3248116,463 . . 6,512 . .

,040 2186297,811 . . 6,340 . .

,050 1584396,278 . . 6,200 . .

,060 1204573,552 . . 6,081 . .

,070 947254,918 . . 5,976 . .

,080 763869,477 . . 5,883 . .

,090 628104,929 . . 5,798 . .

,100 524567,729 . . 5,720 . .

,150 248831,784 . . 5,396 . .

,200 137557,351 . . 5,138 . .

,250 82725,349 . . 4,918 . .

,300 52397,769 . . 4,719 . .

,350 34318,980 . . 4,536 . .

,400 22969,240 . . 4,361 . .

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 133: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

115

,450 15574,871 . . 4,192 . .

,500 10626,184 . . 4,026 . .

,550 7249,869 . . 3,860 . .

,600 4915,956 . . 3,692 . .

,650 3290,185 . . 3,517 . .

,700 2154,973 . . 3,333 . .

,750 1364,948 . . 3,135 . .

,800 820,863 . . 2,914 . .

,850 453,784 . . 2,657 . .

,900 215,255 . . 2,333 . .

,910 179,772 . . 2,255 . .

,920 147,821 . . 2,170 . .

,930 119,203 . . 2,076 . .

,940 93,739 . . 1,972 . .

,950 71,267 . . 1,853 . .

,960 51,647 . . 1,713 . .

,970 34,763 . . 1,541 . .

,980 20,539 . . 1,313 . .

,990 8,961 . . ,952 . .

a. A heterogeneity factor is used.

b.

Logarithm base = 10.

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 134: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

116

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

'00

1 ,15

,. .• • , • "

' 00

0,15

Probit Transformed Responses r-------------'"==cc"'ccO:'""':c"'"':c:='-----------1."Lne •. o,~2

0

0

0

o

1,15 ' 00 :/,15 ' 00

Log of konsentrasi

Page 135: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

117

Lampiran 16

PERHITUNGAN IC50 EKSTRAK DAN FRAKSI DARI EKSTRAK

ETANOL80% HERBA Scoparia dulcis

Ekstrak etanol 80%

Konsentrasi

(µg/ml)

Jumlah sel Terinfeksi % Infeksi %Inhibisi Rerata

%Inhibisi±

SD Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 1 Replikasi 2

100 0 0 0,00 0 100,00 100,00

100,00±0,00

50 0 1 0,00 0,67 100,00 99,33 99,67±0,48

25 2 4 1,84 2,69 98,16 97,31 97,73±0,60

12,5 40 46 36,76 30,94 63,24 69,05 66,14±4,11

6,250 92 81 84,56 54,48 15,44 45,52 30,47±21,27

3,125 108 108 99,26 72,64 0,74 27,36 14,04±18,82

Rerata

Kontrol (-) 108,80 148,67

IC50 (µg/ml) 10,27 6,35 8,16±2,77

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 136: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

118

Fraksi Diklorometana

Fraksi Etil Asetat

Konsentrasi

(µg/ml)

Jumlah sel Terinfeksi % Infeksi %Inhibisi Rerata %Inhibisi±

SD Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 1 Replikasi 2

100 0 0 0,00 0 100,00 100,00 100±0,00

50 0 0 0,00 0 100,00 100,00 100±0,00

25 1 0 0,92 0 99,08 100,00 99,54±0,65

12,5 5 8 4,60 5,39 95,40 94,61 95,01±0,56

6,250 45 65 41,36 43,73 58,64 56,27 57,46±1,67

3,125 90 118 82,72 79,38 17,18 20,62 18,95±2,37

Rerata Kontrol

(-) 108,80 1487,67

IC50 (µg/ml) 5,36 5,29 5,32±0,50

Konsentrasi (µg/ml)

Jumlah sel Terinfeksi % Infeksi %Inhibisi Rerata %Inhibisi±

SD Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 1 Replikasi 2

100 91 109 83,64 73,32 16,36 26,68 21,52±7,30

50 103 131 94,67 88,11 5,33 11,89 8,60±4,63

25 113 146 103,86 98,20 -3,86 1,80 -1,03±3,99

12,5 123 153 113,05 102,91 -13,05 -2,91 -7,98±7,16

6,250 130 156 119,49 104,93 -19,49 -4,93 -

12,20±10,29

3,125 137 169 125,92 113,67 -25,92 -13,67 -

19,79±8,66

Rerata Kontrol (-) 108,80 148,67

IC50 (µg/ml) >100 >100 >100

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 137: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

119

Fraksi Butanol

Konsentrasi (µg/ml)

Jumlah sel Terinfeksi % Infeksi %Inhibisi Rerata %Inhibisi±

SD Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 1 Replikasi 2

100 72 113 66,18 76,00 33,82 23,10 28,90±6,95

50 100 126 91,91 84,75 8,09 15,25 11,67±5,06

25 109 138 100,18 92,82 -0,18 7,18 3,49±5,20

12,5 113 149 103,86 100,22 -3,86 -0,22 -2,04±2,57

6,250 123 158 113,05 106,27 -13,05 -6,27 -9,66±4,78

3,125 148 167 136,03 112,33 -36,03 -12,33 -24,18±16,76

Rerata Kontrol (-) 108,80 148,67

IC50 (µg/ml) >100 >100 >100

Fraksi Air

Konsentrasi (µg/ml)

Jumlah sel Terinfeksi % Infeksi %Inhibisi Rerata %Inhibisi±

SD Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 1 Replikasi 2

100 108 132 99,26 88,78 0,74 11,21 5,97±7,40

50 113 153 103,86 102,91 -3,86 -2,91 -3,38±0,67

25 122 160 112,13 107,62 -12,13 -7,62 -9,87±3,19

12,5 130 170 119,49 114,34 -19,49 -14,34 -16,91±3,63

6,250 134 182 123,16 122,42 -23,16 -22,42 -22,79±0,52

3,125 144 193 132,35 129,82 -32,35 -29,82 -31,08±1,79

Rerata Kontrol (-) 108,80 148,67

IC50 (µg/ml) >100 >100 >100

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 138: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

120

Lampiran 17

Surat Keterangan Identifikasi Tanaman S.dulcis

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

* LEMBAGA ILMU PENGETAH UAN rNDONESIA

(INDONESIAN INSTITUTE OF SCIENCES) UPT DALAI KONSERVA51 TUMBUHAN

KERUN RAYA PURWQDADI JI. Raya Sul'1lbaya · Malang KIn. 65 Purwodadi · Pasuruan 67 163

LlPI Telp. (+62343) 615033, (+62341) 426046 Faks. (+62 343) 615033, (+ii2 341) 426046 _bsile : http://www.krpurwodadi .Jipi.gojd

SUltAT K .. :n :RANGAN Jl)ENTI FI KAS I

No. "1Ty/II·I I.6IHMfV lnOI6

Kcpa la UPT Bala; Konsef\'U, Tumbuh~n KcOOn Ray. Pu ...... 'OO"di den gan in; menerangkon

bahwa mal<:rial lanom;ln )ungdiba". oleh:

LnH~ "; urhida\-Pl u\ Shol ikill NI.l\l : O~1211 131167

.l.I:o/!..ts .. ,,'II. F.ftkuhal F~ UW~ ~ eli UPT Rab; Konser".I;

Tun,bIllwl Kchun Ray. f\Jrwodad, JI3da tangg:ol (12 JU/1; 2016. beroasark:m bu~u Flono

of la ..... larangan CA. Illl<;\'ndan R.C Bakhuizen Y3!l den Brinkjr M vu lume II. tah un 1%5 ..

h.llsman ~ 12 nama itmialmya. &dala!! ..

Gc "u~ : ScOfHlria

S\l'."l:ies Sroporiodulru L

Ad:IpUn men UN! buku All Inlcgnl1cd Sy'tem ofClauificalion of Flowt'riull pbnls. karnngan

Num, Cronqu ist lahun 1911. halaman XVI. klasifikl$,n)1I adalah scoogai berilul :

[)j\';'io }.fagnolioplWfa

Sub-di,isio }./agnoii"l's;ja

Subclass AsII,ldu.

OM, ScrO/,ul(1'I"J~s

hmil)' Scm""lori~

[kmik ,an sural ketennJ.;3n Inl dibuat UIlIlIl dapa! dipeq:unQan sebaga imana mC~l inya

Pur .... od:llli. 10 JWIII 201 6 An. Kepala Kepala Sclsi Ebplol'lls; dan Kolchi Tumbuhan

Page 139: IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C DARI ...repository.unair.ac.id/55652/13/FF.FT. 21-16 Sho i-min.pdf · teman proyek anti HCV dan Malaria, Dery, Eka, ... memperoleh

121

Lampiran 18

Lembar Pernyatan Skripsi

IDENTIFIKASI FRAKSI AKTIF ....SKRIPSI LAILA N. S.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS FARMASI

DEPARTEMEN FARMAKOG:"lOSI DAN FlTOKIMIA ~ D liNAIRJI.DIwmowampa Dabm ~.6Ol16

ToIp.: OJ I- 503l71Q. r.,.: 031-502(1514 WcIooiIc: lIUU"""" ffJlllllllir.lU;l ;&maiI : &rmee ....... !d

SURAT PERNYATAAN

YIlIl8 bertandatangan di bawah ini says mahasiswa shipsi :

Naml : Laill Nurhidayatus Sbolikill NIM : 051211131167

Menjelaskan dengan sesun&8ulmya bahwa. skripsi dengan judul ulama: IDENTlflKASI FRAKSI AKTIF ANTIVIRUS HEPATITIS C Dart EKSTRAK ETANOL 80% HERDA Scoparlo dilleD LInD. merupakan penelitian YllIlg ide dasar, serta pendanaan riset sepenuhnya dilaJrukan oleb doseD pembimbing skripsi yairu: Dr. Aty Wldyl"lruY1lDti, MSi., Apt. (NLP: 19Q(4161990022001): sebingga kewenangan publikasi dan HAKI dari twil peneiitian tersebut melekat dan menjadi bak yang sah dari dosen pembimbiog.

Demikian 5UflIt pemyataan ini dibuat ~ sek!ama UDtUk dapal digunakao sebagaimana mestinya, sehingga Ir.eg.iatan publikasi dan pengajuan HAKI yang di1alr.ukan Dlch do9CD pcmbimbing !lUlu Ir.ctua peneliti bubo merupabn Ir.cgiatan plagiatsm. naDlWl tetap mcnycrtakan nama mabasiswa)'1lllg tcrlibat dan do8eo lain daJam anggota. grup riset.

SUl1lbaya, 29 luli 2016

~~~"""'M ... "tP=,,,_

i-~: ~O · ... 11. " .. ~., .... S •• I ....

NIM: OS121IJ31167

Mengetahui: Kctua Departcmen Fannakognosi dan Fitolr.imia

ntl'-----./

Dr. AI)' WidYlwl ..... ylnri,Msi. NIP: 19620426 1990022001