identifikasi dan uji sensitivitas mycobacterium tuberculosis
TRANSCRIPT
IDENTIFIKASI DAN UJI SENSITIVITAS MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
Morfologi dan Identifikasi Mycobacterium Tuberkulosis
1. Bentuk.
Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau agak bengkok dengan
ukuran 0,2-0,4 x 1-4 um. Pewarnaan Ziehl-Neelsen dipergunakan untuk identifikasi bakteri
tahan asam.
2. Penanaman.
Kuman ini tumbuh lambat, koloni tampak setelah lebih kurang 2 minggu bahkan
kadang-kadang setelah 6-8 minggu. Suhu optimum 370C, tidak tumbuh pada suhu 250C atau
lebih dari 400C. Medium padat yang biasa dipergunakan adalah Lowenstein-Jensen. PH
optimum 6,4-7,0.
3. Sifat-sifat.
Mycobacterium tidak tahan panas, akan mati pada 60C selama 15-20 menit. Biakan
dapat mati jika terkena sinar matahari lansung selama 2 jam. Dalam dahak dapat bertahan 20-
30 jam. Basil yang berada dalam percikan bahan dapat bertahan hidup 8-10 hari. Biakan basil
ini dalam suhu kamar dapat hidup 6-8 bulan dan dapat disimpan dalam lemari dengan suhu
200C selama 2 tahun. Myko bakteri tahan terhadap berbagai khemikalia dan disinfektan
antara lain phenol 5%, asam sulfat 15%, asam sitrat 3% dan NaOH 4%. Basil ini dihancurkan
oleh jodium tinctur dalam 5 minit, dengan alkohol 80 % akan hancur dalam 2-10 menit.
Pemeriksaan Laboratorium
1. Bahan pemeriksaan.
Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan perlu diperhatikan waktu pengambilan,
tempat penampungan, waktu penyimpanan dan cara pengiriman bahan pemeriksaan. Pada
pemeriksaan laboratorium tuberkulosis ada beberapa macam bahan pemeriksaan yaitu:
a. Sputum(dahak), harus benar-benar dahak, bukan ingus juga bukan ludah. Paling baik adalah
sputum pagi hari pertama kali keluar. Kalau sukar dapat sputum yang dikumpulkan selama 24
jam (tidak lebih 10 ml). Tidak dianjurkan sputum yang dikeluarkan ditempat pemeriksaan.
1 | P a g e
b. Air Kemih, Urin pagi hari, pertama kali keluar, merupakan urin pancaran tengah. Sebaiknya
urin kateter.
c. Air kuras lambung, Umumnya anak-anak atau penderita yang tidak dapat mengeluarkan
dahak. Tujuan dari kuras lambung untuk mendapatkan dahak yang tertelan. Dilakukan pagi
hari sebelum makan dan harus cepat dikerjakan.
d. Bahan-bahan lain, misalnya nanah, cairan cerebrospinal, cairan pleura, dan usapan
tenggorokan.
2. Cara Pemeriksaan Laboratorium
a. Mikroskopik, dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen dapat dilakukan identifikasi bakteri tahan
asam, dimana bakteri akan terbagi menjadi dua golongan:
1) Bakteri tahan asam, adalah bakteri yang pada pengecatan ZN tetap mengikat warna
pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol, sehingga tidak mampu mengikat warna kedua.
Dibawah mikroskop tampak bakteri berwarna merah dengan warna dasar biru muda.
2) Bakteri tidak tahan asam, adalah bakteri yang pada pewarnaan ZN, warna pertama, yang
diberikan dilunturkan oleh asam dan alkohol, sehingga bakteri akan mengikat warna kedua.
Dibawah miskroskop tampak bakteri berwarna biru tua dengan warna dasar biru yang lebih
muda.
b. Kultur (biakan), Media yang biasa dipakai adalah media padat Lowenstein Jesen. Dapat pula
Middlebrook JH11, juga sutu media padat. Untuk perbenihan kaldu dapat dipakai
Middlebrook JH9 dan JH 12.
c. Uji kepekaan kuman terhadap obat-obatan anti tuberkulosis, tujuan dari pemeriksaan ini,
mencari obat-obatan yang poten untuk terapi penyakit tuberkulosis.
Prosedur Uji Sensitivitas Mycobacterium tuberculosis
Alat dan Bahan
A. Persiapan larutan obat
• Aquades
• Obat anti tuberkulosis
• Propylene glycerol
• Penangas air
2 | P a g e
• Rak tabung
• Tabung reaksi
B. Persiapan media mengandung obat
• Gelas ukur
• Inspisator
• Labu erlenmeyer
• Media Lowenstein-Jensen
• Tabung reaksi
C. Persiapan suspensi kuman
• Aquades
• Es
• Gelas untuk mencampur
• Pipet tetes
• Sengkelit
• Tabung reaksi
• Wadah es
D. Inokulasi
• Media Lowenstein-Jensen mengandung obat
• Media Lowenstein-Jensen tidak mengandung obat
• Pipet tetes
• Rak Miring
Persiapan Larutan Obat
Obat yang digunakan harus berkadar murni, berbeda dengan obat yang
digunakan di klinik yang berupa campuran. Jangan menggunakan tablet atau
kapsul. Kebanyakan antibiotik tidak berkadar murni, sehingga
konsentrasinya harus dibandingkan dengan potensi masing-masing obat,
bukan berdasarkan berat obat dari pabrik.
Cara pembuatan larutan isoniazid:
• Isoniazid (INH): 50 mg INH + 10 ml aquades = 5 mg/mL = 5.000
μg/mL
3 | P a g e
Persiapan Media Mengandung Obat
Larutan obat dan media harus disiapkan pada hari yang sama. Lebih baik
menyiapkan media sesaat sebelum memulai pemeriksaan. Jika hal itu tidak
memungkinkan, media tersebut harus disimpan di lemari es pada suhu 5°C.
Uji sensitivitas dapat dilakukan pada medium Lowenstein-Jensen.
Prosedur Pemeriksaan
1. Disediakan 800 mL media Lowenstein-Jensen dan dibagikan ke dalam
delapan kelompok, masing-masing 100 mL. Satu dari delapan media itu
tetap dibiarkan bebas dari larutan obat.
2. Media Lowenstein-Jensen yang bebas larutan obat dibagi kedalam
tabung masing-masing 6 mL.
3. Larutan obat ditambahkan ke dalam 7 media lainnya dengan proporsi 1
mL berbanding 100 mL, dan diaduk perlahan-lahan.
4. Media yang mengandung obat dibagi ke dalam tabung masing-masing
6
mL.
5. Diletakkan pada posisi miring, kemudian media dibuat menjadi padat
dengan cara diinspirasi pada suhu 90°C selama 1 jam.
Tabung-tabung yang berisi media yang sudah jadi dalam kantong plastik
diimpan dan diikat rapat-rapat, lalu disimpan di lemari es jika tidak
digunakan pada hari yang sama.
Suspensi Kuman
Pastikan bahwa pertumbuhan itu tidak tercemar oleh bakteri lain. Biakan
asli pada setiap kasus harus disimpan pada lemari es sampai hasil uji
diperoleh. Penghancuran dan pencampuran kuman dilakukan dalam suasana
dingin.
Prosedur:
1. Pembuatan suspensi 1 mg/mL
• 1 - 2 tetes NaCl 0.85 % + 1 sengkelit koloni berdiameter 1 mm
4 | P a g e
• Dicampur sampai homogen dengan menggunakan vortex, rendam
dalam air es
• Ditambahkan NaCl sampai kekeruhannya sama dengan Mc.Farland
No.1
2. Dibuat pengenceran bakteri 10-3 dan 10-5
Pembacaan dan Interpretasi Hasil
• Pembacaan dilakukan setelah masa inkubasi 4 - 6 minggu. Dimana
pada kontrol 10-3 lebih dari 500 koloni (separuh media tertutup oleh
koloni yang terisolir, 200 - 500 koloni)
• Jika jumlah koloni pada media berisi obat sama atau lebih
dibandingkan dengan jumlah koloni pada kontrol 10-5 maka
dinyatakan resisten.
• Jika jumlah koloni pada media berisi obat tidak ada atau kurang
dibandingkan dengan jumlah koloni pada kontrol 10-5 dinyatakan
sensitif.
5 | P a g e
Daftar Pustaka
6 | P a g e