identifikasi dan asesmen at.pdf

29
IDENTIFIKASI DAN ASESMEN ANAK TUNANETRA Oleh : Sari Rudiyati Konsep dasar identifikasi dan assesmen anak tunanetra. 1. Pengertian identifikasi anak tunanetra. Identifikasi adalah kegiatan menentukan atau menetapkan identitas (ciri-ciri atau keadaan khusus) seseorang atau benda. (Depdikbud, 1990: 319). Jadi identifikasi anak tunanetra berarti menentukan atau menetapkan ciri-ciri atau keadaan khusus dari sese- orang anak, apakah yang bersangkutan mempunyai gangguan penglihatan dan atau menyandang tunanetra atau tidak. Ciri-ciri atau keadaan khusus yang dapat digunakan sebagai dasar identifikasi seseorang yang mempunyai gangguan penglihatan dan atau menyandang tunanetra,

Upload: dian-agnintia

Post on 21-Dec-2015

575 views

Category:

Documents


90 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

IDENTIFIKASI DAN ASESMEN ANAK

TUNANETRA

Oleh : Sari RudiyatiKonsep dasar identifikasi dan assesmen anak tunanetra.

1. Pengertian identifikasi anak tunanetra.

Identifikasi adalah kegiatan menentukan atau menetapkan identitas (ciri-ciri atau keadaan khusus) seseorang atau benda. (Depdikbud, 1990: 319). Jadi identifikasi anak tunanetra berarti menentukan atau menetapkan ciri-ciri atau keadaan khusus dari sese-orang anak, apakah yang bersangkutan mempunyai gangguan penglihatan dan atau menyandang tunanetra atau tidak. Ciri-ciri atau keadaan khusus yang dapat digunakan sebagai dasar identifikasi seseorang yang mempunyai gangguan penglihatan dan atau menyandang tunanetra,

Page 2: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Pengertian Identifikasi

Anak Tunanetra

2. Ciri-ciri atau keadaan khusus yang dapat digunakan sebagai dasar identifikasi seseorang yang mempunyai gangguan penglihatan dan atau meyandang tunanetra, antara lain adalah sbb :

• Mata merah, bernanah, atau berair secara terus-menerus.

• Mata kelihatan menjijihkan, berkerut, suram, sakit, atau mempunyai problem nyata lainnya.

• Salah satu atau kedua pupilnya kelihatan abu-abu atau memutih.

• Mata tidak dapat mengikuti objek dan cahaya yang bergerak di depannya. Hal ini dapat dideteksi sejak usia tiga bulan.

Page 3: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Pengertian Identifikasi

Anak Tunanetra

• Sejak usia tiga bulan, anak tidak dapat menggapai

sesuatu yang terdapat di depannya, kecuali kalau

objek tersebut bersuara atau dapat teraba.

• Arah mata menyeberang atau satu membelok ke

dalam dan satu lagi keluar, atau bergerak berlainan

arah satu dari yang lain.

• Anak sering berkedip atau separo kelopak mata

menutup matanya.

• Pada waktu bergerak atau berjalan dengan anak

lain, anak perlahan-lahan menggunakan tangannya.

Page 4: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Pengertian Identifikasi

Anak Tunanetra

• Apabila berjalan sendiri sering tersandung dan menabrak sesuatu atau kelihatan kagok.

• Anak tertarik objek, gambar, dan buku yang menyolok warnanya, atau meletakkan barang-barang tersebut sangat dekat dengan mukanya.

• Di sekolah anak tidak dapat membaca tulisan di papantulis, atau tidak dapat membaca tulisan pada buku.

• Cepat capek atau sakit kepala pada waktu membaca.

• Mempunyai kesulitan melihat setelah malam tiba (ra-bun senja)

Page 5: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Pengertian Identifikasi

Anak Tunanetra

• Kegiatan identifikasi merupakan kegiatan

awal dan merupakan salah satu tujuan

dari assesmen; dengan telah dilakukan

identifikasi tersebut maka sebetulnya

assesmen sudah mulai dilaksanakan,

assesmen selanjutnya akan lebih

dipermudah karena sudah ada data

identitas seseorang yang akan di

assesmen lebih lanjut.

Page 6: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Konsep Dasar Assesmen Anak

Tunanetra1. Pengertian assesmen

Pengertian assesmen antara lain adalah sebagai

berikut : “Assessment is a multifaceted process of

gathering information by using appropriate tools and

techniques in order to make educational decisions

about placement and the educational program for a

particular pupil (Ysseldyke, 1979).

Hal ini berarti bahwa, assesmen adalah penghim-

punan informasi beraneka segi dengan

menggunakan alat-alat dan teknik-teknik yang tepat

untuk membuat ketetapan tentang penempatan dan

program pendidikan bagi siswa tertentu.

Page 7: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Konsep Dasar Assesmen

Anak Tunanetra• Jadi assesmen bukanlah sekedar pengorganisian dan

pengadministrasian berbagai hasil tes terhadap anak tertentu termasuk anak tunanetra, dalam bentuk skor.

2. Fungsi assesmen.

• Fungsi assesmen adalah sebagai landasan yang komprehensif di dalam menetapkan penempatan dan menyusun rencana pendidikan individual bagi anak-anak tertentu termasuk anak-anak tunanetra. Oleh karena itu setiap keputusan mengenai tingkat perkem-bangan dan proyeksinya ke dalam jenjang dan jenis pendidikan bertumpu pada hasil assesmen. Demikian pula seluruh perencanaan program pendidikan beserta berbagai modifikasi sepanjang perkembangan anak, berpangkal tolak dari dokumen assesmen.

Page 8: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Konsep Dasar Assesmen

Anak Tunanetra3. Lingkup Assesmen

Assesmen adalah sesuatu yang komprehensif, oleh karena itu lingkup assesmen sangat kompleks, namun demikian akan disampaikan garis besar lingkup assesmen anak tunanetra sebagai berikut.

a.Keadaan kehidupan anak pada saat ini yang dapat mempengaruhi perilaku dan realisasi kemampuannya, seperti : kesehatan, kondisi anak, sikap serta konstelasi nilai dari keluarga anak; susunan keluarga dan budaya dari keluarga anak.

Page 9: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Konsep Dasar Assesmen

Anak Tunanetra

b. Riwayat perkembangan anak

• Unsur-unsur penting di dalam riwayat perkembangan anak antara lain adalah :

1) peristiwa-peristiwa penting dalam perkem-bangan awal phisik anak,

2) emosi dan mental anak,

3) pengalaman dan prestasi pendidikan anak,

4) tingkat kelainan anak,

5) perkembangan motorik anak,

6) sikap dan perilaku orangtua/keluarga.

Page 10: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Konsep Dasar Assesmen

Anak Tunanetra

c. Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap per-kembangan anak, seperti :

1) asas dan pandangan lembaga-lembaga yang pernah menangani anak;

2) keselarasan orientasi dan pandangan dari tenaga profesional yang menangani anak;

3) kondisi anak pada waktu diobservasi yang dapat mempengaruhi interpretasi.

d.Latar belakang pengalaman dan orientasi profesi dari tenaga yang pernah mengadakan interpretasi terhadap anak.

Page 11: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Konsep Dasar Assesmen

Anak Tunanetra

e. Perkembangan tentang tempat tinggal anak seperti :

1) Tinggal di rumah sendiri bersama orangtua.

2) Tidak tinggal bersama orangtua tetapi masih tinggal dalam lingkungan keluarga.

3) Tidak tinggal bersama orangtua tetapi bertempat tinggal dalam lembaga rehabilitasi, seperti asrama atau panti

4) Tidak tinggal bersama orangtua dan hanya pondok.

Page 12: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Konsep Dasar Assesmen

Anak Tunanetra

f.Prediksi tentang kemampuan dan kebutuhan

anak di masa mendatang.

• Demikian uraian singkat tentang lingkup

assesmen yang dapat diperluas sesuai

dengan kebutuhan lapangan dan kondisi

nyata anak.

Page 13: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Konsep Dasar Assesmen

Anak Tunanetra

4.Tujuan Assesmen.

• Tujuan assesmen dapat dibagi menjadi empat unsur sebagai berikut :

a. Identifikasi, penyaringan dan klasifikasi.

• Mengidentifikasi anak sebagai penyandang tunanetra melibatkan kegiatan penghimpunan informasi dan analisis terhadap informasi yang telah terhimpun itu. Identifikasi tersebut menjadi lebih andal apabila dilengkapi dengan penyaringan yang sering membutuhkan tenaga ahli utamanya Ophthalmolog; hal ini akan dapat menghindarkan salah identifikasi.

Page 14: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Tujuan Assesmen

b. Penetapan Rencana Pembelajaran

• Untuk menetapkan rencana pembelajaran yang tepat kita dapat melihat kembali pada informasi yang terhimpun dalam proses assesmen, meskipun seluruh informasi langsung atau tidak langsung dapat dimanfaatkan ; tetapi dalam hal ini kita berfokus pada informasi tertentu sebagai berikut :

• Informasi tentang kebutuhan anak tunanetra dalam pendidikannya.

• Potensi yang dapat dikembangkan maupun ketidakmampuan dan keterbatasan anak tuna-netra.

• Kondisi ketunanetraan anak termasuk sisa penglihatan fungsional.

• Sikap, emosi dan intelegensi anak tunanetra.

Page 15: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Konsep Dasar Assesmen

Anak Tunanetra• Setelah anak-anak tunanetra diidentifikasikan,

informasi tentang masing-masing anak yang terhimpun dalam proses assesmen perlu dimanfaatkan untuk mengklasifikasikan mereka. Siapa dari antara mereka yang tergolong buta, siapa yang tergolong kurang-lihat, dan siapa yang hanya menyandang gangguan penglihatan saja. Siapa yang selain menyandang tunanetra juga menyandang kelainan tambahan, dan siapa yang bebas dari kelainan tambahan. Kelainan tambahan apa saja yang disandang masing-masing anak; apakah ada di antara mereka yang dapat digolong-kan sebagai penyandang tunamajemuk.

Page 16: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Tujuan Assesmen

• Pengalaman pendidikan anak tunanetra termasuk prestasi belajar yang telah dicapai.

• Apa saja yang perlu diajarkan pada anak tunanetra dan bagaimana bahan-bahan itu harus diajarkan, dan lain sebagainya.

• Analisis dan interpretasi terhadap hal-hal tersebut di atas, memungkinkan penyusunan pembelajaran individual bagi anak tunanetra. Tujuan Assesmen ini mempunyai implikasi bahwa assesmen harus dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.

Page 17: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Tujuan Assesmen

c. Prediksi kemampuan dan prestasi anak

• Adanya kegiatan assesmen berkala dan

berkesinambungan, akan mengembangkan

pemahaman dan perkiraan tentang

kemampuan dan prestasi anak tunanetra di

kemudian hari. Prediksi kemampuan dan

prestasi anak sangat besar manfaatnya pada

waktu anak mencapai tahap alih jenjang

dalam pendidikan formalnya.

Page 18: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Tujuan Assesmen

d. Evaluasi siswa dan evaluasi program.

• Assesmen yang merupakan bagian integral dari pembelajaran anak, dan harus dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan mempunyai tujuan meneliti perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses perkembangan anak tunanetra; memantau dan menentukan sebab-musabab terjadinya perubahan-perubahan itu dan tercapainya prestasi anak. Penentuan sebab-musabab tersebut meliputi baik kelemahan-kelemahan maupun kelebihan berbagai unsur dalam proses pembelajaran anak. Selain itu assesmen juga bertujuan untuk mengadakan evaluasi terhadap program pendidikan yang telah dilaksanakan.

Page 19: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Lanjutan Tujuan Assesmen

• Dengan evaluasi tersebut akan ditetapkan tingkat efektifitas program. Untuk menetapkan tingkat efektifitas program antara lain perlu digunakan data tentang prestasi anak; kemajuan anak dalam mengikuti program; dan sukses yang dicapai pada akhir program.

• Dengan tinjauan tentang pengertian identifikasi dan berbagai unsur assesmen, maka telah disajikan gambaran singkat tentang konsep dasar identifikasi dan assesmen anak tunanetra.

Page 20: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Cara/teknik melakukan identifikasi dan

assesmen terhadap anak tunanetra

Identifikasi dan assesmen dapat dilakukandengan cara/teknik tes, observasi, wawan-cara, menggunakan daftar pertanyaan“questionnaire”, dokumentasi, dan lainsebagainya. Mengenai cara-cara ini lebihlanjut dapat dibaca buku-buku tentang metodepengumpulan data, karena dalam pembahas-an ini tidak akan dibahas secara mendalam.Selanjutnya akan disajikan petunjuk tentangpelaksanaan identifikasi dan assesmen bagianak tunanetra.

Page 21: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Petunjuk pelaksanaan assesmen bagi anak

tunanetra.

• Menurut Amanda Hall dan kawan-kawan (1986, h. 193), dalam melakukan identifikasi dan assesmen terhadap anak tunanetra perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

• Sambutlah anak tunanetra dan adakan kontak phisik yang sesuai dengan kondisi dan usia anak, misalnya mengelus kepalanya, menepuk bahunya, jabattangan, dan lain sebagainya.

• Gambarkan keadaan ruangan, jika anak belum pernah mengenal, ijinkan yang bersangkutan mengenali dan menjelajahi ruangan tersebut, jika memang dia mengekspresikan interes untuk melakukan hal itu.

Page 22: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Petunjuk pelaksanaan assesmen bagi anak

tunanetra

• Bimbinglah anak ke meja dan kursi yang akan digunakan untuk melaksanakan assesmen, dan ijinkan yang bersangkutan menggunakan waktu untuk mengenal setting ruangan.

• Posisikan anak untuk menjaga kenyamanan, kegiap-siagaan, tingkat gerakan maksimal dan penggunaan sisa penglihatan secara optimal, memposisikan phisik secara optimal untuk mengontrol gerak, terutama bagi anak tunamajemuk.

• Berikan tambahan waktu kontak termasuk stimulasi bagi anak yang tidak responsif dan tunamajemuk untuk kesiap-siagaan dan menerima perhatian maksimal.

Page 23: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Petunjuk pelaksanaan assesmen bagi anak

tunanetra

• Jelaskan apa yang akan anda perbuat dan bagi anak yang sudah siap, jelaskan untuk apa informasi yang anda peroleh dari assesmen.

• Sebelum assesmen dimulai, berikan kesempatan kepada anak untuk memeriksa bahan-bahan dan peralatan apa saja yang akan digunakan dalam assesmen, untuk memulai setiap tes; misalnya dengan mengetuk/memukul objek, dan atau menandai secara verbal, atau sentuh anak secara lembut untuk membantu yang bersangkutan dalam mengenali objek, bahan-bahan dan atau peralatan yang digunakan dalam assesmen

• Bantu anak melalui tuntutan tugas untuk membuat petunjuk yang pasti tentang pemahaman anak.

Page 24: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Petunjuk pelaksanaan assesmen bagi anak

tunanetra

• Sediakan petunjuk verbal dan taktual untuk

menirukan tindakan badan, pada waktu diasses

dalam keterampilan motor atau perawatan diri.

• Jika mungkin tambahkan elemen suara dalam

tugas-tugas untuk merangsang interes.

• Pada kesimpulan assesmen, ucapkan terima kasih

pada anak dan pesan dalam beberapa komentar

penutup yang menunjukkan interesting pada yang

bersangkutan dan apa yang telah ia kerjakan.

Page 25: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Peralatan/Instrumen dan perlengkapan

identifikasi dan assesmen anak tunanetra.

Jenis-jenis peralatan/instrumen dan

perlengkapan identifikasi dan assesmen.

• Pada waktu melaksanakan identifikasi dan

assesmen terhadap anak tunanetra,

diperlukan berbagai jenis peralatan/ instrumen

dan perlengkapan, antara lain adalah :

• Alat-alat tes misalnya kartu Snellen, tes

“Funnel”, Tes Kartu Gambar “Allen”, Tes

“Skycar”, Tes Cicin Patah Dari Landolt, Daftar

Tes Osterberg, dan lain sebagainya.

Page 26: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Peralatan/Instrumen dan perlengkapan

identifikasi dan assesmen anak tunanetra.

• Perlengkapan tes misalnya senter, lampu, bermacam-macam lensa, ruangan dan segala perabotan yang dibutuhkan, seperti meja kursi, dan lain sebagainya.

• Pedoman observasi dan wawancara

• Daftar pertanyaan atau “Questinaire” dan daftar cek “check list”.

• Instrumen perekam data, kertas, alat tulis, “tape-recorder” dan kaset, camera-video dan “VCD”, komputer dan disket, dan lain sebagainya.

Page 27: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Peralatan/Instrumen dan perlengkapan

identifikasi dan assesmen anak tunanetra.

• Klasifikasi instrumen assesmen

• Menurut Amanda Hall, dan kawan-kawan (1986, h.

189), ada beberapa cara mengklasifikasi instrumen

yang digunakan dalam assesmen, yaitu : instrumen

formal atau informal, baku atau non-baku; PAP atau

PAN; kelompok atau individual; dan verbal atau

tampilan /perbuatan.

• Dengan adanya peralatan/instrumen dan

perlengkapan seperti tersebut di atas, maka data

yang dikumpulkan dengan identifikasi dan assesmen

akan lebih akurat, valid dan reliabel.

Page 28: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Perekaman, analisis dan interpretasi hasil

identifikasi dan assesmen anak tunanetra.

• Hasil identifikasi dan assesmen anak tunanetra perlu direkam, dianalisis, dan diiterpretasikan. Untuk mempermudah perekaman hasil identifikasi dan assesmen maka diperlukan seperangkat peralatan/instrumen dan perlengkapan seperti tersebut di atas yang telah disiapkan sebelumnya. Anggota tim multidisiplin yang terlibat dalam identifikasi dan assesmen kemudian mengadakan riviu terhadap semua hasil assesmen dan mendiskusikan alternatif strategi yang berhubungan dengan pertanyaan, problem atau keprihatinan yang dihadapi oleh siswa tunanetra.

Page 29: IDENTIFIKASI DAN ASESMEN AT.pdf

Perekaman, analisis dan interpretasi hasil

identifikasi dan assesmen anak tunanetra.Para guru anak tunanetra dapat menyumbangkan

pemikirannya terhadap interpretasi dari temuan-temuan dengan menunjukkan perilaku dan respon yang lazim terhadap siswa tunanetra. Masukan dari anggota tim lain seperti pekerja sosial sekolah, akan membantu guru anak tunanetra dalam memahami faktor-faktor lain, seperti interpretasi terhadap pengaruh rumah dan sikap orangtua. Hal ini merupakan tukar-menukar ide dan peranan para pakar, dalam meningkatkan wawasan yang akan sangat berguna, bagi pemberian rekomendasi penanganan/ layanan pendidik-an terhadap anak tunanetra bersangkutan.

Demikianlah uraian singkat tentang konsep dasar identifikasi dan assesmen anak tunanetra; untuk memperluas pengetahuan dan pengalaman, mahasiswa dianjurkan untuk membaca berbagai buku tentang assesmen.