identifikasi dan analisa data (swot)
DESCRIPTION
dsTRANSCRIPT
IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA (SWOT)
PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG KARDIOLOGI OLEH KELOMPOK III
I. PENGUMPULAN DATA
Lingkungan untuk mencapai proses manajerial keperawatan dan
kegiatan pembelajaran manajemen keperawatan mahasiswa Program Studi S1
Ilmu Keperawatan adalah ruang kadiologi kelas I, II dan III denngan kapasitas
tempat tidur 9 buah (kelas I = 5 tempat tidur dan kelas II = 4 tempat tidur, kelas
II wanita = 12 tempat tidur, kelas II laki-laki = 17 tempat tidur). Kasus penyakit
terbanyak pada ruangan kardiologi antara lain : penyakit jantung koroner,
kongenental dan hypertensi dengan dekompensasi kordis.
A. FASILITAS
1. Fasilitas untuk klien
Ruangan kelas I ada 5 tempat tidur, 5 buah meja pasien dan 5 buah kipas
angin, 5 buah kursi dan 5 tempat jemuran pakaian (masing-masing kamar
1 buah)
Ruang kelas II wanita ada 4 tempat tidur, 5 buah meja dan 4 buah kursi
(masing-masing tempat pasien 1 buah)
Ruang kelas III masing-masing punya 1 meja dan kursi untuk penunggu.
Kamar mandi dan WC untuk kelas I, II dan III terletak samping
dibelakang masing-masing ruangan.
Wastafel 2 buah yang terdapat di ruangan III wanita & pria, masing-
masing 1 buah.
2. Fasilitas petugas kesehatan
Fasilitas untuk petugas terdiri dari : ruang kantor/ nurse station, ruang
administrasi,/inventaris, ruang ganti pakaian, kamar kecil dan kamar mandi,
ruang kepala ruangan masing-masing 1 buah.
3. Alat-alat kesehatan
Ruang kardiologi mempunyai persediaan obat-obatan
emergensi, ECG 2 unit.
DC shock 2 unit, beberapa unit alat monitor.
Generator face maker 2 unit.
Infusion pump 2 buah dan syringe
1
PSA (unuk analisis jantung)
Emergency kid 1 unit
Tensio meter, stetoskop 2 buah
Bak ijeksi 4 buah
B. KETENAGAAN
1. Jumlah tenaga yang diruangan kardiologi 16 orang terdiri : 1
orang Sarjana Kesehatan Masyarakat, 9 orang lulusan D 3/AKPER, 5 orang
lulusan SPK dan 1 orang lulusan SPR, sedangkan perawat yang bertanggung
jawab di ruangan kelas I dan II, untuk dinas pagi adalah 1 orang dengan
jumlah pasien saat ini (2 April 2002) dan untuk dinas sore dan malam perawat
yang bertanggung jawab khusus tidak ada tetapi digabung dengan perawat
ruangan kelas III yang rata-rata perawat yang bertugas untuk shif tersebut
berjumlah 2 orang perawat dan dibantu oleh 2 orang pekarya kesehatan.
2. Dengan adanya mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan yang menggunakan ruang kardiologi sebagai lahan praktik,
terutama untuk ruangnan kelas I dan II untuk diterapkan model praktik
keperawatan primer dengnan jumlah mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan yang praktik 8 orang orang dan 1 dari D 3 dan 1 orang SPK.
Berdasarkan hasil analisa situasi ruangan kardiologi yang diadakan dari tanggal 1
– 2 April 2002 yang berdasarkan tingkat ketergantungan klien dan kapasitas
tempat tidur yang ada maka sangat memungkinkan untuk dilaksanakan model
praktik keperawatan profesional dengan metode primery nursing.
TINGKAT KETERGATUNGAN PASIEN DAN KEBUTUHAN TENAGA
PERAWAT
a. Ketergantungan Pasien
1. Gambaran umum pasien ruangan kardiologiologi berdasarkan tingkat
ketergantungan (dari tanggal 1 – 2 April 2002) :
Total care : 9 orang
Partial care : 18 orang
Minimal care : 5 orang
2
2. Gambaran ketergantungan pasien ruangan kardiologi kelas I dan II. ( dari
1 –2 April 2002) :
Total care : 0 orang
Partial care : 6 orang
Minimal : 2 orang
3. Gambaran umum jumlah tempat tidur diruangan kardiologi :
Tanggal 1 April 2002
Kelas I : 5 tt (0 bed kosong )
Kelas II wanita : 4 tt (1 bed kosong)
Kelas II pria : 2 tt (0 bed kosong)
Kelas III wanita : 12 tt ( 3 bed kosong)
Kelas III pria : 17 tt ( 7 bed kosong)
BOR : 29/40 x 100 % = 72,5 %
Tanggal 2 April 2002
Kelas I : 5 tt (1 bed kosong )
Kelas II wanita : 4 tt (1 bed kosong)
Kelas II pria : 2 tt (0 bed kosong)
Kelas III wanita : 12 tt ( 5 bed kosong)
Kelas III pria : 17 tt ( 10 bed kosong)
BOR : 23/40 x 100 % = 57,5 %
4. Gambaran jumlah tempat tidur di rungan kardiologi kelas I dan II
Tanggal 1 April 2002
Kelas I : 5 tt (0 bed kosong )
Kelas II wanita : 4 tt (1 bed kosong)
BOR : 8/9 x 100 % = 88,89 %
Tanggal 1 April 2002
Kelas I : 5 tt (1 bed kosong )
Kelas II wanita : 4 tt (1 bed kosong)
BOR : 7/9 x 100 % = 77,78 %
3
b. Kebutuhan Tenaga Perawat (dari tanggal 1 – 2 April 2002)
1. Ruang Kardiologi secara umum
Klasifikasi
Pasien
Kebutuhan Tenaga Perawat
Pagi Sore Malam
Total Care 9 x 0,36 = 3,24 9 x 0,30 = 2,7 9 x 0,20 = 1,8
Partial Care 18 x 0,27 = 4,46 18 x 0,15 = 2,7 18 x 0,07 = 0,26
Minimal Care 5 x 0,17 = 0,85 5 x 0,14 = 0,7 5 x 0,10 = 0,5
Jumlah 8,55 6,1 3
Kesimpulan Jumlah tenaga perawat
Pagi : 9 orang
Sore : 6 orang
Malan : 3 orang
Jadi perawat yang dibutuhkan untuk per hari bertugas di ruang kardiologi
berjumlah 18 orang
2. Ruang Kardiologi Kelas I dan II
Klasifikasi
Pasien
Kebutuhan Tenaga Perawat
Pagi Sore Malam
Total Care - - -
Partial Care 5 x 0,27 = 1,35 5 x 0,15 = 0,75 5 x 0,07 = 0,35
Minimal Care 2 x 0,17 = 0,34 2 x 0,14 = 0,28 2 x 0,10 = 0,2
Jumlah 1,69 1,03 0,55
Kesimpulan Jumlah tenaga perawat yang berugas :
Pagi : 2 orang
Sore : 1 orang
Malan : 1 orang
Jadi perawat yang dibutuhkan per hari yang bertanggung jawab di
ruang kardiologi kelas I dan II berjumlah 4 orang
4
C. ANALISA SWOT
Model praktik keperawatan profesional .
1. Strength ( Kekutan )
Memiliki visi dan misi
SDM : 1 orang SKM, D 3 Keperawatan 9 orang, SPK = 5
orang, SPR = 1 orang.
Tempat PBK D III dan S 1 keperawatan
Punya protaf khusus perawatan kardiologi
Punya sarana dan prasarana penunjang untuk kasus kardiologi
Punya ruang pertemuan perawat/dokter
2. Weakness ( Kelamahan )
1. Kuantitas & kualitas SDM masih belum memadai
2. MPKP belum pernah dilaksanakan dengan sistem penugasan
primer
3. Tanggung jawab perawat & model penugasan yang dipakai
masih belum jelas.
3. Oppurtunity ( Kesempatan )
Program D 3 khusus, D IV dan S1 keperawatan
Sosialisasi, belajar bersama
Pelatihan dan seminar
4. Thretened ( Ancaman )
Persaingan antara rumah sakit
D. PERMASALAHAN
Dari hasil analisa SWOT tersebut, diambil kesimpulan bahwa
terdapat beberapa permasalahan yang belum adanya metode
penugasan yang jelas dalam praktik keperawatan profesional di
ruangan kardiologi.
E. RENCANA STRATEGIS
Melakukan penerapan model praktik keperawatan profesional
dengan metode penugasan Primer.
Metode Primer
Metode penugasan primer adalah dimana perawat bertanggung jawab panuh selama
1
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien dimulai dari pasien tersebut masuk
sampai dengan keluar rumah askit. Metode ini mendorong praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan keperawatan dan pelaksana
asuhan keperawatan selama pasien di rawat. Konsep dasar tanggung jawab dan
tanggung gugat model praktik keperawatan primer sebagai berikut :
Keuntungan / Kelebihannya :
Kelebihan dari “primery Nursing adalah :
1. Sifatnya kontinyu dan komrehensif
2. Perawat primer mendapat akontabilitas tinggi terhadap hasil
dan kesempatan besar untuk mengembangkan diri.
3. Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap
pengobatan
4. Tim kesehatan lain senantiasa akan mendapat informasi
tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan komprehensif.
5. Bagi pasien merasa dimanusiakan karena terpenenuhinya
kebtuhan secara individu (Gillis, 1989)
Kelemahan :
Proses keperawatan dilakukan oleh perawat-perawat yang memilki pengalaman dan
pengetahuan memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil
PAPAPA
Tenaga Kesehatan lain Kepala Ruang Sarana & Prasarana
PP. 1 PP.2 PP.3
Klien Klien Klien
2
keputusan yang tepat, menguasai keperaweatan klinik, akontable serta mampu
berkolaborasi dengan berbagai disiplin profesi.
Tugas Perawat Primer :
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat
4. Mengkomunikasikan dan koordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh disiplin lain/perawat lain.
5. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
6. Menerima dan menyelesaikan rencana
7. Melakukan rujukan
8. Membuat perjanjian klinik
9. Mengadakan kunjungan rumah
Peran Kepala Ruangan :
1. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer
2. Orientasi dan merencanakan karyawan baru
3. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten
4. Evaluasi kerja
5. Merencanakan/ menyelenggarakan pengembangan staf
6. Membuat 1 – 2 pasien untuk model agar dapat mengenal masalah hambatan
yang terjadi
Ketenagaan :
Setiap perawat primer adalah perawat bed side
Beban kasus pasien 4 – 6 orang untuk satu perawat
Penugasan dilakukan oleh kepala bangsal
Perawat primer dibantu perawat profesional lain maupun non
profesional sebagai perawat asisten.
Tangung jawab utama perawat primer :
1. Memberikan dan menyiapkan informasi klinik yang
diperlukan dari kliennya, terutama saat perawat primer of duty
2. Perawat primer bertanggung jawab dalam menentukan
3
memutuskan pemberian intervensi keperawatan yang sesuai dengan klien dan
instruksi yang dinerikan dapat dilaksanakan oleh perawat associate
3. Membuat discharge planing
TIMBANG TERIMA
Analisa SWOT Timbang Terima
1. Strength ( Kekutan )
Timbang terima sudah menjadi agenda tetap dan terjadwal
Perawat terlibat langsung
SDM : 1 orang SKM, D 3 Keperawatan 9 orang, SPK = 5 orang,
SPR = 1 orang.
Adanya kemampuan perawat untuk melaksanakan timbang terima
Punya protaf khusus perawatan kardiologi
2. Weakness ( Kelamahan )
6. Bahasa yang digunakan bukan bahasa Indonesia
7. Isi materi laporan masih kurang terarah pada masalah
keperawatan.
3. Oppurtunity ( Kesempatan )
Kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi
Tersedianya waktu untuk timbang terima
Adanya kesempatan pengembangnan tenaga keperawatan kejenjang yang
lebih tinggi dan pelatihan keperawatan baik di dalam dan luar negeri
4. Thretened ( Ancaman )
Masuknya perawat asing ke Indonesia.
Persaingan antar rumah sakit
PERMASALAHAN
Dari hasil analisa SWOT tersebut, diambil kesimpulan bahwa sistem timbang
terima masih belum dilaksanakan secara optimal, karena hal-hal yang disampaikan
dalam timbang terima belum mencakup secara keseluruhan, antara lain :
Masalah keperawatan yang masih muncul
Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan masih terlalu
umum.
4
Catatan yang ada pada buku timbang terima masih umum.
RENCANA STRATEGIS
Pelaksanaan timbang terima akan tetap dilaksanakan hanya saja perlu adanya
pembenahan agar dapat lebih optimal. Pembenahan kegiatan ini mulai pada minggu
kedua dengan menetapkan alur timbang terima serta format timbang terima yang
efektif dan efesien.
Timbang terima
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
1. Persiapan
a) Kedua kelompok dinas sudah siap.
b) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
a) Di Nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara penuh menhenai masalah keperawatan pasien
serta segenap tindakan yang telah dan belum dilaksanakan serta hal-hal
penting lainnya selama masa perawatan ( tanya jawab ).
b) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
petugas berikutnya.
c) Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :
Identitas klien dan diagnosa medis
Masalah keperawatan yang masih muncul.
Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara
umum)
Intervensi kolaboratif.
Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang
lainnya, persiapan untuk konsultasi atau untuk prosedur yang tidak rutin
dilaksanakan.
Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaorkan.
d) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi,
5
tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang
terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.
e) Sedapat dapatnya mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan
padat.
f) Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali
pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
g) Timbang terima dilaksanakan oleh mahasiswa langsung dengan
perawat ruangan yang dinas shift berikutnya, meskipun mahasiswa dinas pagi
semua.
h) Pelaporan untuk timbang terima dituliskan langsung pada buku
laporan ruangan oleh mahasiswa yang berperan sebagai PP.
6
Alur timbang terima adalah sebagai berikut :
PASIEN
DIAGNOSA MEDIS
MASALAH KOLABORATIF
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
RENCANA TINDAKAN
YANG TELAH DILAKUKAN YANG AKAN DILAKUKAN
PERKEMBANGAN KEADAAN
PASIEN
MASALAH :1. TERATASI2. BELUM3. SEBAGIAN4. BARU
7
FORMAT TIMBANG TERIMA
Nama : ..................................... Dx. Medis : .....................
Umur : ..................................... No Reg : .....................
Dokter : .................................... Kamar/Ruangan: ...................
No Hari/Tgl/JamDiagnose
Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan Tanda
tangan/nama
terang
KetSudah
dilaksanakan
Belum
dilaksanakan
8
Surabaya, ........................2002
Petugas Yang Menerima Petugas Yang Menyerahkan
........................................ ........................................
Mengetahui
Kepala Ruangan ...............
..........................................
NIP...................................
RONDE KEPERAWATAN
Strength Weakness Opportunity Threatened
Terdapat
pedoman
penerapan
ASKEP
Adanya
dukungan dari
kepala ruangan
SDM yang
tersedia :
D 3
Keperawatan 9
org (56,25 %)
Waktu
pelaksanaan
ronde
keperawatan yg
belum
terjadwal
Belum
diterapkannya
ronde
keperawatan
SDM, lulusan
SPK 5 org
(31,25 %)
Tersedianya
waktu/kesempa
tan untuk
melaksanakan
ronde
keperawatan
Banyaknya
mahasiswa
yang praktik
manajemen
keperawatan
Tuntutan
masyarakat
terhadap
pelayanan
Asuhan
Keperawatan
semakin
meningkat
9
Permasalahan :
Belum dilaksanakannya sistem ronde keperawatan
Perencanaan :
Menetapkan ronde keperawatan di ruangan kardiologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Ronde Keperawatan.
adalah kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan
disamping pasien, membahas dan melaaksanakan asuhan keperawatan pada kasus
tertentu yang dilakukan oleh PP (perawat primer), kepala ruangan, PA (perawat
Assosiet) serta melibatkan seluruh anggota tim
Karakteristik Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Klien dilibatkan secaralangsung
Klien merupakan fokus kegiatan
PP, PA dan konsuler melakukan diskusi
Konsuler memfasilitasi kreatifitas
Konsuler membantu menngembangkan kemampuan PA, PP meningkatkan
kemampuan mangatasi masalah.
Kriteria pasien yang akan dilakukan ronde , adalah:
1. Pasien dengan penyakit kronis.
2. Pasien dengan komplikasi.
3. Pasien dengan penyakit akut.
Tujuan Ronde Keperawatan :
1. Menumbuhkan cara berfikir kritis
2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
3. Meningkatkan validitas data klien
4. Menulai kemampuan justifikasi
5. Meningkatkan intervensikemampuan menilai hasil kerja
6. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana keperawatan
Peran PP dan PA
Menjelaskan keadaan dan data demografi klien
10
Menjelaskan masalah keperawatan utama klien
Menjelaskan intervensi yang beum dan sudah dilakukan
Menjelaskan tindakan selanjutnya
Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil
Peran PP lain / konsuler
Memberikan justifikasi
Memberikan reinforcement
Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan
Mengarahkan dan koreksi
Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
Pelaksanaan dari ronde keperawatan meliputi :
1. Persiapan
Menetapkan pasien dan jenis kasus serta masalah keperawatan yang dialami
pesien.
Memberikan infomed consent pada klien/ keluarga
Pembuatan proposal
Mencari literatur atau referensi untuk memperjelas kasus yang akan diambil.
Mendiskusikan hasil proposal dengan pembimbing klinik dan kepala ruangan
IRNA Kardiologi
Mengkaji data yang telah dilakukan terhdp seluruh pasien, maka kelompok
mengadakan analisa data berdasakan peran masing-masing.
2. Pelaksanaan
a) Perawat primer melakukan presentasi di ruang perawatan pasien
mengenai pngkajian yang didapatkan pada paien, menentukan masalah
keperawatan yang masih ada pada pasien, menjelaskan implementasi yang
telah dilaksanakan.
b) Membuka acara diskusi, dimana kegiatan ini dilaksanakan di ruangan
perawatan.
c) Tim ronde bersama-sama melakukan validasi terhadap masalah –
masalah yang ditemukan di nurse station.
11
Alur pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.
PP
PENETAPAN PASIEN PROPOSAL
PERSIAPAN PASIEN :
INFORM CONSENT
HASIL
PENYAJIAN MASALAH APA YANG MENJADI
MASALAH
CROSS CEK DATA YANG ADA
APA YANG MENYEBABKAN
MASALAH TERSEBUT
TAHAP RONDE PADA BED
VALIDASI DATA
DISKUSI KARU , PP, PERAWAT
KONSELOR
ANALISA DATA
PENETAPAN MASALAH &
RENCANA TINDAKAN
INTERVENSI
KEPERAWATANI
Tahap Ronde pada bed pasien
TAHAP PRA RONDE
JUSTIFIKASI & DISKUSI DGN
KARU, PP, PERAWAT KONSELOR
DISKUSI &
EVALUASI HASIL
RONDE
MASALAH TERATASI
TAHAP POST
12
DOKUMENTASI KEPERAWATAN
Analisa SWOT
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATENED
Sudah
tersedianya
format dari
pengkajian
sampai
evaluasi
Adanya
kemauan
perawat untuk
melakukan
pendokumenta
sian
Pendokumentasian
Asuhan
Keperawatan
belum optimal
Tidak semua
status klien
terdapat format
dokumentasi yang
lengkap
Adanya
mahasiswa S1
keperawatan
yang praktik
klinik
manajemen
keperawatan di
ruangan
Kardiologi
Sosialisasi
proses belajar
antara
mahasiswa
dengan
perawat
ruangan.
Tuntutan
tanggung
jawab untuk
meningkatkan
profesionalis
me
keperawatan
Adanya
profesi lain
yang
berkepenting
an terhadap
dokumentasi
ASKEP
Persaingan
antar rumah
sakit
Adanya
akriditasi
rumah sakit
Masalah
Pendukomentasian proses keperawatan belum dilaksanakan secara optimal.
Rencana Strategis
1. Pembenahan format dokumentasi asuhan keperawatan
2. Perlu adanya supervisi yang berkesinambungan terhadap dokumentasi asuhan
keperawatan
3. Perlu adanya reward system terhadap dokumentasi keperawatan yang baik.
Manfaat Dokumentasi keperawatan :
1. Aspek legal
13
2. Sebagai jaminan mutu
3. Aspek komunikasi
4. Aspek finansial
5. Aspek pendidikan
6. Aspek penelitian
7. Aspek akriditasi
SENTRALISASI OBAT
Analisa SWOT
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATENED
Pengobatan
dapat diberikan
secara tepat, :
o Tepat
klein
o Tepat
dosis
o Tepat
waktu
o Tepat
cara
Menghindari
penyalahguna
an obat, oleh :
o Pasien
o Orang
lain
Memudahkan
pengecekan
obat oleh
petugas
Adanya
dukungan dari
kepala ruangan
Adanya tugas
tambahan bagi
perawat
Adanya
tambahan
fasilitas
Perlu
pendekatan
khusus baik
kepada pasien
dan keluarga
sebelum
dilakukan
sentralisasi obat
Sentralisasi
obat pernah
dilakukan tetapi
tidak
berlangsung
lama
Tidak semua
petugasber
sikap jujur
Tidak semua
petugas
Sebagai
tanggunggugat
& tanggung
jawab perawat
dalam
melaksanakan
fungsi
kolaborasi dgn
medis
Melatih
perawat agar
lebih teliti dan
hati-hati dalam
segala tindakan
Melatih
perawat untuk
lebih
meningkatkan
perannya dalam
komunikasi
terapeutik
secara optimal
Tidak semua
bersedia
obatnya untuk
disentralisasi
14
komitmen
Masalah
Tidak ada sentralisasi obat
Perencanaan Strategis
Perlu pelaksanaan sentralisasi obat di ruangan kardiologi pada minggu ke –2
Sentralisasi ObatSentralisasi obat merupakansalah satu upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan, karena dengan sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi
farmakologi ( pengobatan ) secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara
pemberian sehingga akan memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat
dilaksanakan pada ruang kelas IRNA Brdah Mata dengan jumlah tempat tidur 16
buah.
1. Persiapan
a) Prasarana yang disiapkan untuk penyimpanan obat disiapkan, baik itu lemari
obat, tempat obat, surat persetujuan dan lembar obat
b) Mngadakan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan maksud dan
tujuan dari sentralisasi obat serta meminta persetujuan dari keluarga pasien
melalui informed concent.
2. Pelaksanaan
a) Sentralisasi obat dilaksanakan di ruang Bedah Mata kelas I dan II mulai
minggu I hari ke 4 sampai dengan minggu IV
b) Mahasiswa meminta persetujuan pada pasien dan keluarga dengan
menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari pelaksanaan sentralisasi obat.
c) Mahasiswa yang menerima obat langsung mendokumentasikan pad lembar
daftar obat baik jumlah, dosis, cara dan waktu pemberian.
d) Pada akhir dinas mahasiswa mengadakan serah terima obat dengan mahasiswa
dan perawat ruangan dinas shift berikutnya.
15
e) Alur pelaksanaan sentralisasi obat adalah sebagai berikut
DOKTER
KELUARGA/ PASIEN
FARMASI/ APOTIK
KELUARGA/ PASIEN
PP / PERAWAT YANG
MENERIMA
PENGATURAN / PENGELOLAAN
OLEH PERAWAT
SURAT PERSETUJUAN
PENDEKATAN PERAWAT
16
SUPERVISI
Analisa SWOT
STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY TREATENED
Kepala ruangan
sebagai
pelaksana
supervisor
Kepala ruangan
adalah
pimpinan
tertinggi di
ruangan
Kepala ruangan
bertanggung
jawab terhadap
fungsi
manajemen
ruangan
Fungsi
supervisor
belum
diuraikan
secara jelas
melalui
petunjuk
peraturan
Belum adanya
laporan tertulis
yang baku dari
supervisor
Perawat merasa
tertekan
Tidak semua
perawat
menerima
sengan senang
hati
Memantapkan
kemampuan
kemandirian
perawat
Mengurangi
kekeliruan
Menghindari
kesalahan yang
parah
Persaingan
antar rumah
sakit dalam
meningkatkan
mutu pelayanan
Masalah
Supervisor belum dilaksanakan secara optimal
Perencanaan Strategis
Menerapkan supervisor keperawatan yang lebih optimal (efesien dan efektif )
Supervisi Keperawatan
Supervisi Keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang
dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka pencapaian
tujuan..
Dalam pelaksanaan supervisi keperawatan, kelompok melalui 3 tahap, yaitu :
1. Persiapan
17
Pada tahap persiapan, kelompok melakukan :
a) Penetapan hari dilakukan supervisi keperawatan.
b) Menetapkan siapa yang menjadi kepala ruang yang akan mensupervisi dan PP
yang akan disupervisi.
c) Menetapkan hal-hal apa saja yang akan disupervisi.
d) Membuat proposal supervisi keperawatan dan membuat format supervisi
harian
2. Pelaksanaan
a) Supervisi dimulai dengan pembukaan oleh kepala ruang dan penyampaian
tujuan dan manfaat supervisi.
b) Kepala ruang memanggil PP dan menyampaikan hal apa yang akan
disupervisi saat itu.
c) Kepala ruang meminta keterangan dan informasi seputar sistem
pendokumentasian yang dibuat PP.
d) Memberikan masukan bila didapati kekurangan dalam sistem
pendokumentasian dan memuji bila didapati hal-hal yang baik dan khusus
yang memberikan nilai lebih kepada PP
3. Evaluasi
a) Mencatat / menuliskan semua masukan dan hasil supervisi kedalam laporan
supevisi.
b) Melakukan evaluasi ulang setelah supervisi setelah waktu yang ditetapkan.
18