identifikasi ciliata di dalam rumen sapi brahman cross...

76
IDENTIFIKASI CILIATA DI DALAM RUMEN SAPI BRAHMAN CROSS, PERANAKAN ONGOLE, SUMBA ONGOLE DAN FRISIEN HOLSTEIN DARI DAERAH LAMPUNG USMAUL KHASANAH PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009 M / 1430 H

Upload: lekien

Post on 01-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

IDENTIFIKASI CILIATA DI DALAM RUMEN SAPI

BRAHMAN CROSS, PERANAKAN ONGOLE, SUMBA

ONGOLE DAN FRISIEN HOLSTEIN

DARI DAERAH LAMPUNG

USMAUL KHASANAH

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M / 1430 H

Page 2: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

IDENTIFIKASI CILIATA DI DALAM RUMEN SAPI

BRAHMAN CROSS, PERANAKAN ONGOLE, SUMBA

ONGOLE DAN FRISIEN HOLSTEIN

DARI DAERAH LAMPUNG

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

USMAUL KHASANAH

103095029787

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M / 1430 H

Page 3: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul ”Identifikasi Ciliata di Dalam Rumen Sapi Brahman Cross,

Peranakan Ongole, Sumba Ongole dan Frisien Holstein dari Daerah Lampung”

yang ditulis oleh Usmaul Khasanah, NIM 103095029787 telah diuji dan

dinyatakan LULUS dalam Munaqasyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 3 Maret 2009. Skripsi ini

telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata

Satu (S1) pada Program Studi Biologi.

Penguji 1,

Fahma Wijayanti, M.Si

NIP. 150 326 910

Menyetujui Penguji 2,

Priyanti, M.Si

NIP. 132 283 153

Pembimbing 1,

Irawan Sugoro, M.Si NIP. 1976 1018 200012.1.1

Pembimbing 2,

Deni Zulfiana, M.Si NIP. 1977 0709 200812.1.3

Mengetahui

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis

NIP. 150 317 956

Ketua Program Studi Biologi

DR. Lily Surayya Eka Putri, M. Env. Stud.

NIP. 150 375 182

Page 4: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN KEASLIAN SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN

TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, 3 Maret 2009

Usmaul Khasanah

NIM. 103095029787

Page 5: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

ABSTRAK

USMAUL KHASANAH. Identifikasi Ciliata di Dalam Rumen Sapi Brahman

Cross, Peranakan Ongole, Sumba Ongole, dan Frisien Holstein Dari Daerah

Lampung. Skripsi. Progam Studi Biologi. Fakultas Sains dan Teknologi.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2009.

Sapi merupakan hewan ruminansia yang pakannya berupa hijauan dan

limbah pertanian. Perbedaan pemberian pakan dapat mempengaruhi ekosistem

rumen diantaranya ciliata. Percobaan dilakukan pada sapi potong yang berasal dari daerah Lampung. Sapi yang digunakan adalah dari jenis yang berbeda-beda

yaitu Brahman Cross (BX), Peranakan Ongole (PO), Sumba Ongole (SO) dan Frisien Holstein (FH). Parameter yang diukur adalah jumlah sel ciliata, komposisi

jenis ciliata dan viabilitas jenis ciliata. Hasil percobaan menunjukan bahwa jenis sapi yang berbeda mempengaruhi jumlah sel ciliata, dimana jumlah sel tertinggi

terjadi pada sapi SO yaitu 1,8 x 106 sel/ml dan terendah terjadi pada sapi FH yaitu sebesar 1,2 x 106 sel/ml. Komposisi ciliata pada sapi BX, PO dan SO sebesar

95,8%, sedangkan pada sapi FH 87,5%. Viabilitas jenis ciliata umumnya 100%,

nilai terendah terjadi pada Isotricha prostoma dan Entodinium caudatum forma

caudatum yaitu sebesar 50%. Perbedaan jenis sapi dan pola pemberian pakan

dapat mempengaruhi jumlah sel, komposisi dan viabilitas ciliata.

Kata kunci : Sapi, Ruminansia, Ciliata rumen

Page 6: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

ABSTRACT

USMAUL KHASANAH. Identification of Cilliated on Rumen from Brahman

Cross Cattle, Peranakan Ongole, Sumba Ongole and Frisien Holstein from

Lampung. Skripsi. Biology Departement. Faculty of Science and Technology.

Islamic State University Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2009.

The cattle is ruminant animal that eats plants and farm waste. The

differences of added food pattern can influence of rumen ecosystem, one of them is the presence of ciliata. The experiment has be done to beef cattle from

Lampung. The breeds of beef cattle are Brahman Cross (BX), Ongole Cross Breed

(PO), Sumba Ongole (SO) and Frisien Holstein (FH). Parameter measured were

total count of cells of cilliata, species compotition of cilliata and their viability.

The experiment result showed that the differences of cattle breed can influence

cell quantitty of cilliata. The highest total count in SO cattle was 1,8 x 106 cell/ml

and the lowest was in FH cattle 1,2 x 106 cell/ml. Cilliata compotition in BX, PO

and SO beef cattle was 95,8% and 87,5% in FH beef cattle. Cilliata viability

normally is 100%, the lowest grade just happened in I. Prostoma and E.

ecaudatum forma caudatum species (50%). The differences of cattle breed and

added food pattern can influences total count of cells, compotition and cilliata

viability.

Keywords : Cattle, Ruminant, Rumen Cilliated.

Page 7: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohim.

Segala puja dan puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam. Bumi, langit

dan seisinya selalu mengagungkan Nya. Sembah sujud atas segala limpahan

rahmat, karunia dan hidayahnya Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul IDENTIFIKASI CILIATA DI DALAM RUMEN SAPI

BRAHMAN CROSS, PERANAKAN ONGOLE, SUMBA ONGOLE DAN

FRISIEN HOLSTEIN DARI DAERAH LAMPUNG. Shalawat dan salam tak

lupa penulis ucapkan semoga senantiasa terlimpah kepada pemimpin sejati

Muhammad SAW.

Penulis mengakui bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan

tanpa bantuan dan bimbingan serta semangat dari orang tua tercinta dan berbagai

pihak. Pada kesempatan inilah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Ayahandaku (H. Nasirudin) dan Ibundaku (Hj. Siti Karimah) tercinta,

terima kasih atas semua kasih sayang yang diberikan kepadaku. Dan

semua do’a dan dukungan baik spiritual dan moril. Kakak-kakakku Mas

Ali, Mba Umroh dan Adikku Zalmi tercinta terima kasih semua.

2. Irawan Sugoro, M.Si, selaku pembimbing 1 pada saat PKL dan penelitian,

terima kasih telah membimbingku hingga bisa menyelesaikan tulisan ini.

Page 8: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

3. Deni Zulfiana, M.Si, selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan

waktunya dan dengan penuh kesabaran membimbing penulis, serta

memberikan motivasi dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. DR. Lily Surayya Eka Putri, M. Env. Stud. selaku Ketua Program Studi

Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Dasumiati, M.Si selaku pembimbing akademik, Dra. Nani Radiastuti M.Si,

dan drh. Bhintarti S.H. M.Si, selaku penguji seminar proposal dan seminar

hasil, Fahma Wijayanti M.Si, dan Priyanti M.Si, selaku penguji sidang

serta seluruh Dosen Program Studi Biologi atas semua pengalaman yang

selama ini diberikan.

7. Bu Nunik, Bu Nety Mba Tri dan Pa Dinar terima kasih telah banyak

membantu pada saat penulis penelitian.

8. Teman-temanku yang selalu ada disaat ku butuhkan, Era, Wila, Ima,Ika,

Cici dan Ayang. Terima kasih telah memberikan memory yang

menyenangkan selama kuliah. Saudaraku Bari dan Danial terima kasih

bang atas semua bantuan-bantuan yang ku minta secara paksa .

9. Mas Tri Mulyono terima kasaih banyak, yang selalu memberi semangat

saat penulis benar-benar membutuhkan, terima kasih telah memberi ilmu-

ilmu yang baru kepada penulis, “poko’e mas txu banget wes”.

10. Teman-teman Biologi 2003 yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh

penulis.

Page 9: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

11. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam kelancaran penulisan skripsi ini.

Akhirnya hanya doa yang dapat penulis panjatkan kepada Allah SWT,

semoga semua pihak yang telah membantu penulis atas penyelesaian skripsi ini

dapat diberikan balasan dan pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Amin.

Pemalang, 20 Juli 2008

Penulis

Page 10: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ......................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ............................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................... 4

1.3. Hipotesis ................................................................ 4

1.4. Tujuan Penelitian ................................................... 4

1.5. Manfaat Penelitian ................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Protozoa …………................................................. 6

2.1.1 Sistem Reproduksi dan Siklus Hidup

Ciliata ............................................................ 8

2.1.2 Aktivitas Ciliata dan Dekomposisi Bahan

Organik ......................................................... 9

2.1.3 Klasifikasi Ciliata ....................................... 10

2.2 Ruminansia ............................................................ 15

2.3 Klasifikasi Sapi ...................................................... 17

18

Page 11: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

2.3.1 Jenis Sapi Peranakan Ongole ........................ 19

2.3.2 Jenis Sapi Sumba Ongole .............................. 19

2.3.3 Jenis Sapi Frisien Holstein ............................ 20

2.3.4 Jenis Sapi Brahman Cross ............................. 21

2.4 Ekosistem Rumen ................................................... 23

2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ............................... 24

2.6 Peranan Ciliata di dalam Rumen ............................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................. 28

3.2. Bahan dan Alat ...................................................... 28

3.3. Cara Kerja .............................................................. 28

3.3.1 Pengambilan Sampel Cairan Rumen ......... 28

3.3.2 Pemisahan Ciliata Rumen dari Cairan

Rumen ...................................................... 29

3.3.3 Penghitungan Jumlah Total Ciliata ........... 29

3.3.4 Identifikasi ................................................. 30

3.3.5 Pengamatan dan Penghitungan Komposisi

Jenis serta Viabilitas Jenis Ciliata ............ 30

3.3.6 Analisis Data ............................................. 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Jumlah Sel Ciliata Rumen ..................................... 32

4.2. Keragaman Ciliata ................................................. 34

4.2.1 Keragaman Famili Ciliata Rumen ............. 34

Page 12: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

4.2.2 Keragaman Genus Ciliata Rumen ............. 35

4.2.3 Keragaman Spesies Ciliata Rumen ........... 37

4.3 Identifikasi Ciliata ................................................. 37

4.4 Komposisi Jenis Ciliata dan Viabilitas

Jenis Ciliata ........................................................... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ........................................................... 50

5.2. Saran ...................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 51

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................. 55

Page 13: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Klasifikasi Holotrich Rumen ...................................... 11

Tabel 2. Penyebaran Ciliata Menurut Genus pada Berbagai

Inang ............................................................................

12

Tabel 3. Penyebaran Ciliata Holotrich pada Berbagai Inang .... 13

Tabel 4. Nilai Nutrisi Mikroba Rumen ..................................... 25

Tabel 5.

Porsi Pakan Sapi ..........................................................

28

Tabel 6.

Persentase Distribusi Ciliata Rumen Sapi ...................

34

Page 14: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Struktur Tubuh Polyplastron multivesiculatum .......... 12

Gambar 2. Struktur Tubuh Eudiplodinium .................................... 12

Gambar 3. Anatomi Ruminansia ................................................... 16

Gambar 4. Jenis-jenis Sapi ............................................................ 18

Gambar 5. Degradasi Pakan oleh Mikroba Rumen ....................... 23

Gambar 6. Grafik Jumlah Sel Ciliata ............................................ 32

Gambar 7. Beberapa Ciliata yang Ditemukan di Beberapa Jenis

Sapi ..............................................................................

39

Gambar 8. Komposisi Jenis Ciliata ............................................... 47

Gambar 9.

Viabilitas Jenis Ciliata .................................................

48

Page 15: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Karakteristik Identifikasi Ciliata Rumen ..................... 55

Lampiran 2.

Tabel Hasil Pengukuran ..............................................

56

Lampiran 3.

Hasil Analisis Sidik Ragam (One Way Anova) ..........

57

Page 16: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

BAB I

PENDAHULUAN

4.3. Latar Belakang

Ruminansia merupakan hewan ternak yang penting untuk kehidupan

manusia, baik sebagai penghasil daging, susu, maupun tenaganya. Diperkirakan

lima tahun mendatang tingkat konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia akan

meningkat dari 1,8 kg/kapita/tahun menjadi 25 kg/kapita/tahun. Kenaikan ini

setara dengan pemotongan 2,2 juta ekor ternak sapi lokal, sehingga diperlukan

tambahan sekitar 100.000 ekor sapi potong baru tiap bulannya dari peternakan

rakyat (Sarwono dan Arianto, 2005).

Sapi adalah ternak ruminansia paling dikenal di daerah tropis. Secara

tradisional pakan ternak ruminansia berasal dari limbah pertanian yang merupakan

pakan berserat tinggi. Sekitar 60-75% pakan ternak sapi terdiri dari karbohidrat

seperti selulosa, hemiselulosa, pektin dan lignin (Jusmaldi, 2002).

Ternak ruminansia memiliki ciri khas ekosistem mikroba di dalam rumen

yang akan membantu proses pencernaan. Pencernaan serat kasar seperti selulosa,

pektin dan lignin dilakukan dengan menahannya di dalam retikulorumen untuk

memberikan kesempatan pada mikroba melakukan proses fermentasi (Warmer,

1979 dalam Jusmaldi 2002). Peran mikroba di dalam rumen selain membantu

proses pencernaan serat kasar juga mensintetis protein dan vitamin B12. Selain itu

mikroba juga mempunyai peran penting dalam keseimbangan nutrisi untuk hewan

inang, yaitu dalam proses pencernaan karbohidrat dan protein kompleks oleh

Page 17: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

enzim sakarolitik dan proteolitik. Hasil akhir pencernaan oleh mikroba ini adalah

Volatil Faty Acid (VFA), senyawa amoniak dan gas lain yang dimanfaatkan oleh

ruminansia sebagai sumber energi (Jusmaldi, 2002).

Di dalam rumen terdapat empat jenis mikroba yaitu bakteri, protozoa,

jamur (fungi) dan virus. Dari keempat jenis mikroba tersebut bakteri mempunyai

jenis dan populasi tertinggi. Cacahan sel bakteri per gram isi rumen dapat

mencapai 1010-1011, sedangkan populasi tertingi ke dua diduduki oleh protozoa

yang dapat mencapai 106-105 cacahan sel/ml isi rumen pada kondisi ternak yang

sehat (Ogimoto dan Imai, 1981).

Protozoa yang berada di rumen sangat banyak dan jenisnya bermacam-

macam, di antaranya adalah ciliata dan flagelata. Ciliata telah berkembang

menjadi suatu kelompok khusus yang hanya sesuai hidup di dalam rumen dan

tidak dapat ditemukan di habitat lainnya. Ciliata bersifat anaerobik, dapat

memfermentasi serat tanaman, serta dapat tumbuh dalam temperatur rumen

bersama-sama dengan kehadiran berjuta-juta bakteri (Hungate, 1966).

Meskipun kekhususan ciliata rumen pada inang sangat tinggi, namun

transfaunasi spesies ciliata dapat terjadi di antara ruminansia. Transfaunasi spesies

ciliata dapat terjadi dengan mudah di antara spesies inang jika mereka berdekatan

satu sama lain, namun inang dari spesies yang sama dapat memiliki komposisi

ciliata yang berbeda jika mereka terpisah atau terisolasi secara geografis

(Imai,1988). Transfaunasi ciliata juga dapat terjadi melalui kontak langsung

Page 18: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

melalui mulut ke mulut di antara inang dengan perantara saliva, karena perilaku

ruminasi dari inang (Jusmaldi, 2002).

Dinamika dan keragamanan ciliata pada setiap jenis sapi berbeda-beda.

Komposisi rumen ditentukan oleh faktor filogenetik dan wilayah distribusi yang

bersifat geografik (Dogiel, 1978). Namun yang lebih sering dilaporkan adalah

komposisi spesies yang ada dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang

dikonsumsi (Dehority, 1979). Kondisi psikologis inang merupakan faktor lain

yang ditemukan untuk mempengaruhi fauna (Göcmen, 2005). Kerbau rawa di

Indonesia total ciliatanya 1,5 x 104 sel/ml dengan rata-rata jumlah spesies 12,9;

sedangkan di Brazil, total ciliatanya 22,9 x 104/ml dengan rata-rata jumlah spesies

29 (Dehority, 1979).

Mikroba di dalam rumen erat kaitannya dengan peran serta ciliata dalam

pencernaan pakan berserat. Hal tersebut sangat mempengaruhi kelimpahan ciliata

rumen yang sangat besar dan juga disebabkan letak geografis yang sangat

berbeda. Selain itu, jenis dan kelimpahan ciliata sangat tergantung pada jenis

ternaknya, dimana masing-masing jenis memiliki kondisi inang yang berbeda.

Identifikasi ciliata dari berbagai inang merupakan suatu kajian yang sangat

menarik untuk diteliti. Ciliata sangat beragam bentuk maupun ukurannya,

keberadaannya tergantung pada spesies inang, lingkungan dan jenis makanan

yang dikonsumsi.

Pengetahuan tentang keseluruhan distribusi ciliata dalam inang terutama

sapi yang berbeda-beda di suatu daerah hanya sedikit. Untuk itu dilakukan

Page 19: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

identifikasi ciliata dari beberapa jenis sapi potong yaitu sapi BX (Brahman Cross),

sapi PO (Peranakan Ongole), sapi Ongole (Sumba Ongole) dan sapi FH (Frisien

Holstein).

Untuk mengetahui keanekaragaman ciliata dari sapi yang berbeda-beda

maka dilakukan identifikasi ciliata dari sapi potong yang berbeda jenis. Hal ini

dikarenakan adanya perbedaan kondisi fisiologis inang, lingkungan dan jenis

makanan yang dikonsumsi berpengaruh pada populasi ciliata di dalam rumennya.

Oleh karena itu, rumen yang diambil berasal dari sapi PO, sapi SO, sapi BX dan

sapi FH, yang mempunyai kondisi fisik yang berbeda.

4.4. Perumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah setiap jenis sapi yang berbeda dan dengan perkiraan umur yang

sama memiliki jumlah ciliata yang berbeda?

2. Apakah setiap jenis sapi yang berbeda dan dengan perkiraan umur sapi

yang sama memiliki komposisi ciliata yang berbeda?

3. Apakah setiap jenis sapi yang berbeda dan dengan perkiraan umur yangs

sama memiliki viabilitas jenis yang berbeda?

1.3. Hipotesis

1. Ada perbedaan jumlah ciliata pada masing-masing jenis sapi.

2. Ada perbedaan komposisi ciliata pada masing-masing jenis sapi.

3. Ada perbedaan viabilitas ciliata pada masing-masing jenis sapi.

Page 20: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

1.4. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis ciliata pada rumen sapi

yang berbeda-beda, dan juga untuk mengetahui apakah ada perbedaan jumlah,

komposisi dan viabilitas ciliata pada masing-masing jenis sapi.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi data

mengenai populasi protozoa khususnya ciliata dalam rumen beberapa jenis sapi,

dan dapat mendasari penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 21: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Protozoa

Protozoa berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata proto dan zoo,

artinya hewan pertama. Protozoa merupakan protista eukariotik yang hidup

sebagai sel tunggal atau berkelompok sebagai kumpulan sel yang mandiri dan

membentuk suatu koloni (Waluyo, 2004).

Lokomosi merupakan ciri penting dalam deferensiasi kelas pada protozoa.

Sarcodina bergerak dengan mengeluarkan tonjolan dari tubuhnya yang dinamakan

pseudopodia; Ciliata dengan bantuan gerak rambut-rambut yang sangat kecil yang

disebut cilia terletak disekitar tubuhnya; Flagelata bergerak dengan flagela yang

terletak pada ujung sel; dan Sporozoa bergerak dengan meluncur atau dengan

melenturkan tubuhnya, karena tidak mempunyai organel luar untuk bergerak

(Waluyo, 2004).

Protozoa tersebar luas di alam bebas dan dapat ditemukan juga di usus,

baik usus hewan darat maupun usus hewan air. Protozoa yang ada di dalam usus

tidak sama pada masng-masing hewan (Clarke, 1977). Protozoa yang ada dalam

rumen ruminansia sebagian besar adalah ciliata, meskipun ditemukan juga

beberapa spesies flagelata yang termasuk ke dalam kelas mastigofora. Ada 2 grup

utama ciliata yaitu Oligotricha dan Holotricha (Ogimoto dan Imai, 1981).

Ukuran dan bentuk morfologi ciliata sangat beragam, berbentuk lonjong

atau seperti bola, memanjang dan ada pula yang polimorfik. Diameter ciliata

Page 22: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

mencapai ukuran 2.000 µm atau 2 mm. Sel ciliata terbungkus oleh membran

sitoplasma, banyak yang dilengkapi dengan lapisan luar sitoplasma yaitu

ektoplasma dan lapisan sitoplasma bagian dalam yang disebut endoplasma.

Kebanyakan struktur seluler terdapat dalam endoplasma (Waluyo, 2004).

Setiap sel ciliata memiliki satu inti, tetapi banyak ciliata mempunyai inti

rangkap di sebagian besar siklus hidupnya. Pada ciliata terdapat satu

makronukleus yang fungsinya untuk mengawasi kegiatan metabolisme dan proses

pertumbuhan serta proses regenerasi dan terdapat mikronukleus yang fungsinya

untuk mengendalikan reproduksi. Pelikel (lapisan membran sitoplasma sel) ciliata

tebal dan seringkali mempunyai struktur yang beragam. Banyak ciliata

membentuk struktur kerangka yang memberi kekakuan. Lapisan penutup yang

longgar ini berada di luar dari pelikel, dinamakan cangkang yang terdiri dari

bahan organik yang diperkuat bahan-bahan anorganik seperti kalsium karbonat

atau silikat. Ciliata dapat membentuk kista, dengan cara ini bentuk-bentuk

vegetatif atau tropozoit melindungi dirinya terhadap alam sekitarnya, misalnya

kekeringan, kehabisan makanan atau keasaman perut inangnya (Waluyo, 2004).

Komponen dasar dari tubuh ciliata adalah nukleus (inti) dan sitoplasma.

Tampubolon (2004) dalam Ismail (2006), mengatakan bahwa inti ciliata

mempunyai berbagai bentuk, ukuran dan struktur karena bentuk tubuh yang

sangat bervariasi. Komponen penting inti ciliata adalah membran inti, kromatin,

plastin dan nukleoplasma atau cairan inti. Secara struktural dibagi menjadi dua

tipe yaitu vesikuler dan kompak. Inti vesikuler terdiri dari membran inti yang

kadang-kadang sangat lembut tetapi jelas nukleoplasma, akromatin dan

Page 23: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

kromatinnya. Disamping itu badan intranuklear biasanya agak bulat, tersusun dari

kromatin, nukleolus atau plasmasoma. Inti kompak mengandung banyak

substansi kromatin dan sedikit nukleoplasma, sehingga sifatnya padat.

Sitoplasma ciliata tidak berbeda fungsinya dari hewan multiseluler.

Sitoplasma ciliata berisi bermacam-macam organel. Pada mitokondrianya, krista

berbentuk tubuler lebih banyak daripada yang berbentuk piringan seperti terdapat

pada organisme tingkat tinggi. Organel lain seperti aparatus golgi, vakuola

kontraktil, vakuola makanan dan Cilia atau flagel (Ismail, 2006).

2.1.1. Sistem Reproduksi dan Siklus Hidup Ciliata

Reproduksi pada protozoa dapat terjadi secara aseksual atau seksual.

Reproduksi aseksual ada tiga tipe yaitu pembelahan ganda (biner), pembelahan

multiple (skizogoni) dan tunas (budding). Pembelahan ganda biasanya terdapat

pada flagelata, amoeba dan ciliata. Pada pembelahan multiple atau skizogoni, inti

membelah berulang-ulang, sitoplasma bergabung mengelilingi setiap inti,

kemudian sitoplasma membelah. Endodiogoni merupakan tipe istimewa dari

pembelahan biner dimana sel anak terbentuk di dalam sel induknya. Endopoligeni

merupakan tipe yang sama dengan skizogoni. Pertunasan adalah sel anak yang

kecil secara individu memisahkan dari sisi induk dan kemudian tumbuh menjadi

ukuran penuh. Pembelahan inti vesikuler atau inti mikro biasanya melalui mitosis,

sedangkan inti makro secara amitosis (Levine, 1990 dalam Ismail, 2006).

Reproduksi seksual ada dua tipe yaitu singami dan konjugasi. Singami

adalah persatuan dari dua gamet, sedangkan konjugasi adalah penggabungan

Page 24: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

secara temporer dua individu yang berasal dari satu spesies dengan maksud

pertukaran materi inti. Pada singami terbentuk dua gamet haploid yang bergabung

membentuk suatu zigot. Gamet-gamet itu mirip satu sama lain disebut isogami

dan jika berbeda disebut anisogami. Pada anisogami, gamet yang lebih kecil

adalah mikrogamet dan yang lebih besar adalah makrogamet. Gamet-gamet

diproduksi oleh sel khusus (gamon), mikrogamet diproduksi oleh mikrogamon

atau mikrogametosit dan makrogamet diproduksi oleh makrogamon atau

mikrogametosit. Proses pembentukan gamet itu disebut gametogoni. Pada

konjugasi, dua individu dari spesies yang sama mendekat satu sama lain untuk

tujuan pertukaran bahan inti. Inti makro berdegenerasi dan inti mikro membelah

beberapa kali. Salah satu bakal haploid hasil pembelahan ini beralih dari satu

konjugan lain. Kemudian konjugan-konjugan tersebut memisah, bakal inti

bergabung dan terjadi regenerasi inti (Levine, 1990 dalam Ismail, 2006).

2.1.2. Aktivitas Ciliata dan Dekomposisi Bahan Organik

Ciliata merupakan pemangsa bakteri dan jamur (Elsas et. al., 1997 dalam

Arifah, 2002). Menurut Stout (1974) dalam Khusnuryani (2002), ciliata lebih

memilih organisme berukuran kecil, tidak membentuk filamen dan tidak

berkapsul sebagai sumber makanannya. Oleh karena itu ciliata lebih memilih

bakteri dari pada jamur dari pada bakteri dari pada jamur sebagai sumber

makanannya (Khusnuryani, 2002).

Aktivitas pemangsaan ciliata dapat mengontrol populasi bakteri dalam

tanah. Meskipun demikian, tidak semua bakteri sesuai sebagai sumber makanan

Page 25: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

bagi ciliata. Pembentukan toksin bakteri dapat mencegah serangan oleh ciliata

(Weekers et. al., 1993). Flagellata dan ciliata adalah protozoa pemangsa bakteri

yang penting dalam ekosistem akuatik. Aktivitas pemangsaan bakteri oleh ciliata

tersebut akan memperkaya nutrien esensial dalam medium di sekelilingnya, yang

secara positif mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Aktivitas ciliari

ciliata menyebabkan sirkulasi gas dan nutrien terlarut lebih baik dalam

mikrohabitat cair. Ciliata yang lebih besar terlibat dalam penghancuran materi

tanaman dan hewan (Hausmann dan Haulsmann, 1996).

Aktivitas pemangsaan ciliata juga meningkatkan aktivitas dan

meningkatkan pertukaran nutrien, khususnya nitrogen yang terimobilisasi dalam

biomasa bakterial. Dengan demikian, ciliata berperan aktif dalam mengontrol

kesuburan tanah dan siklus nutrien tanah (Weekers et. al., 1993). Pemangsaan

mikrobia oleh ciliata akan merugikan mikrobia secara individual karena individu

anggota populasi dimangsa oleh ciliata, tetapi menguntungkan secara kolektif

karena mengurangi kompetisi antar mikrobia. Dengan demikian ciliata dapat

membantu pertumbuhan mikrobia sehingga populasi mikrobia selalu muda dan

aktif, selanjutnya dekomposisi bahan organik juga akan meningkat (Coyne, 1999

dalam Khusnuryani, 2002).

2.1.3. Klasifikasi Ciliata

Menurut Hungate (1966) ciliata dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu

Holotricha (cilia ada di sekitar tubuhnya) dan Oligotricha (cilia hanya ada di

sekitar mulut). Kelompok Holotricha memiliki morfologi yang sederhana meliputi

Page 26: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

spesies Isotricha dan Daystricha sebaliknya kelompok Oligotricha memiliki

bentuk yang kompleks meliputi spesies Entodinium, Epidinium, Diplodinium, dan

Ophryoscolex.

Protozoa yang terdapat dalam rumen berasal dari dua famili dan termasuk

ciliata. Famili yang pertama adalah Isotrichidae termasuk dalam golongan

Holotricha, dari golongan ini dikenal dua genus, yaitu Isotricha dan Dasytricha.

Famili yang ke dua adalah Ophryoscolecidae dan termasuk dalam Oligotrichs.

Ophryoscolecidae terdiri dari genus Entodinium, Eudiplodinium (Gambar 2),

Diplodinium, Epidinium dan Ophryoscolex. Golongan Oligotrichs dapat memecah

partikel makanan dan dapat memanfaatkan karbohidrat sederhana maupun yang

komplek termasuk selulosa, sedangkan golongan Holotrichs tidak dapat mencerna

partikel makanan maupun selulosa (Soepraniondo, 1994).

Jumlah dan posisi cilia, bentuk makronukleus, jumlah dan letak vakuola

kontraktil, jumlah dan letak keping kerangka menjadi karakter tetap yang

digunakan sebagai kriteria untuk identifikasi genus dan spesies dalam famili

Ophryoscolecidae (Gambar 1). Ukuran dan bentuk tubuh, bentuk dan panjang

makronukleus serta jumlah flagel juga digunakan sebagai kriteria identifikasi

(Imai, 1998 dalam Jusmaldi, 2002).

Honigberg (1964); Levine (1980) dan Lee (1985) dalam Jusmaldi (2002),

mengusulkan klasifikasi kelompok Holotrich berdasarkan ukuran tubuh dan posisi

cilia seperti dalam Tabel 2.1:

Page 27: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Tabel 1. Klasifikasi Holotrich Rumen

Taksa Honigberg 1964 Levine 1980 Lee 1985

Filum Ciliophora Ciliophora Ciliophpra

Subfilum - - Rhabdophora

Kelas Ciliata Kinetofragminophorea Litostomatea

Subkelas Holotrichia Vestibuleviria Trichostomatea

Ordo Trichostomatida Trichostomatida Vestibuliferida

Subordo - Trichostomatina -

Famili Isotrichidae Isotrichidae Isotrichidae

Genus Isotricha Daystricha

Oligoisotricha

Paraisotricha

Gambar 1. Struktur Tubuh Polyplastron multivesiculatum

(Ogimoto & Imai,1981)

Keterangan : OP= Operkulum, LCZ= Zona silium kiri, ACZ= Zona silium adoral,

Mi= Mikronukleus, Ma= Makronukleus, CV=Vakuola kontraktil, SP= keping

kerangka, R=Rektum dan CP=Anus.

Page 28: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Gambar 2. Struktur Tubuh Eudiplodinium (Furners, 2003)

Beberapa spesies ciliata tersebar pada banyak spesies ruminansia, tetapi

sebagian spesies ciliata tersebut ada yang hanya terbatas pada satu atau beberapa

spesies ruminansia. Genus Entodinium, Diplodinium, Ostracodinium, dan

Epidinium memiliki persebaran yang luas pada spesies ruminansia tetapi genus

Caloscolex dan Opisthotricum hanya terdapat pada onta dan antilop Afrika (Imai,

1988).

Komposisi ciliata dipengaruhi oleh faktor-faktor filogenetik dan wilayah

persebaran inang. Selain itu komposisi ciliata juga dipengaruhi oleh jenis pakan

dan kondisi fisiologi inang (Ogimoto dan Imai, 1981).

Page 29: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Tabel 2. Penyebaran Ciliata Menurut Genus Pada Berbagai Inang Inang Jenis-jenis Ciliata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1

0

1

1

1

2

1

3

1

4

15

Rusa (deer) + - - - - - - - - - - + - - -

Bubalus(water

buffalo) + + + + + - + + + + - + - + -

Bos (cattle) + + + + + + + + + + + + + + -

Synceros (African buffalo)

+ + - - + - + - + - + - - -

Capra + + + + + + + + + + + - +

Ovis (sheep) + + + + + + + + + + + + - +

Camelus (camel) + + - - - - - - + - + - - +

Sumber : Ogimoto dan Imai (1981).

Keterangan : + = ada ; - = tidak ada ; 1. Entodinium, 2. Diplodinium, 3. Eodinium, 4. Eremoplastron, 5. Eudiplodinium, 6. Diploplastron, 7. Metadinium,

8. Polyplastron, 9. Elytroplastron, 10. Ostracodinium, 11. Enoploplastron, 12.

Epidinium, 13. Epiplastron, 14. Ophryoscolex, 15. Ophisthotricum.

Sedangkan menurut William dan Coleman dalam Sugiri (1994) yang

mengumpulkan data dari berbagai pustaka antara1925-1986 adalah sebagai

berikut:

Tabel 3. Penyebaran Ciliata Holotrich Pada Berbagai Inang.

Jenis ternak Jenis-jenis Ciliata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Sapi (USA, Eropa, Norwegia) + + + + + + - - - + - - - Sapi Bali (Bos javanicus) + + + + - + + + + + - + - Sapi Zebu (Bos indicus) + + + + - - - - - + - - +

Kerbau Rawa (Bubalus bubalis)

+ + + + - + - - - - - - -

Bison + + - - - + - - - - - - -

Cervis elaphus + + + - - - - - - - - - -

Keterangan : + = ada; - = tidak ada; 1. Daytricia ruminatum, 2. Isotrica prostoma, 3. I. intestinalis, 4. Oligoisotricha bubalis, 5. Microcetus lappus, 6.Buetchilia

parva, 7. Parabundleia ruminatum, 8. Polymorphella bovis, 9. Blepharoconus

krugerensis, 10. Blepharoprosthium, 11. Charonina ventriculi, 12. C. equi, 13.

Paraisotricha sp.

Faktor filogenetik dari inang mempengaruhi jumlah spesies ciliata di

dalam rumen. Pada famili Bovidae khususnya ternak sapi dan kambing cenderung

memiliki jumlah spesies ciliata lebih tinggi, dibandingkan famili Cervidae dan

Page 30: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Tragulidae (Rusa dan kancil). Jumlah spesies ciliata umumnya rendah pada hewan

peranggas seperti rusa, kijang dan kancil karena hewan ini makannya selektif dan

rendah serat, sedangkan jumlah spesies ciliata tinggi pada hewan perumput seperti

sapi, kerbau, domba dan bison karena makanannya tidak selektif dan mengandung

serat kasar (Imai, 1988).

Pengaruh faktor filogenetik, meskipun kekhususan inang terhadap ciliata

sangat tinggi, tetapi transfaunasi ciliata dapat terjadi di antara inang. Transfaunasi

ciliata dapat terjadi di antara spesies inang yang berbeda bila mereka ditempatkan

satu sama lain, sehingga spesies inang yang berbeda dapat saja memiliki

komposisi ciliata yang sama, namun sebaliknya inang dari spesies yang sama

dapat saja memiliki komposisi ciliata yang berbeda jika mereka terisolasi atau

terpisah secara geografis. Genus Ophryoscolex tidak ditemukan pada sapi dan

domba di Selandia Baru, genus ini juga tidak ditemukan di Australia, sebaliknya

50% kambing di Jepang memiliki genus ini di dalam rumennya (Dehority 1979).

Polyplastron multivesiculatum (Gambar 1) merupakan spesies ciliata paling

umum ditemukan di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang tetapi tidak terdapat di

Selandia Baru atau dalam rumen Bos indicus dan Bos taurus di India dan Seilon.

Di Brasilia spesies ini jumlahnya sangat rendah, ditemukan hanya pada satu

spesies inang yiatu Bos taurus. Genus Epidinium pada kerbau dan sapi tidak

ditemukan di wilayah Mesir (Hobson, 1988 dalam Jusmaldi 2002).

Pengaruh faktor transfaunasi, komposisi ciliata pada ruminansia sangat

dipengaruhi oleh induknya. Perpindahan ciliata hanya terjadi melalui kontak

langsung melalui mulut, ketika induk menjilat mulut anaknya dan sejumlah ciliata

Page 31: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

terbawa bersama-sama air ludah dan cairan digesta. Faunasi juga dapat terjadi bila

makanan terkontaminasi oleh ciliata karena perilaku ruminansi dan dimakan oleh

ruminansia lain, atau dapat juga melalui aktivitas minum (Jusmaldi, 2002).

Faktor antagonisme (interaksi predator dan mangsa) di antara spesies

ciliata juga dapat mempengaruhi komposisi ciliata di dalam rumen. Menurut

Ogimoto dan Imai (1981), jika rumen dihuni oleh spesies lain tidak dapat menetap

di dalam rumen. Salah satu penyebab antagonisme ini adalah interaksi antara

predator dan mangsa yaitu Polyplastron multivesiculatum dan Epidinium

ecaudatum. Dengan demikian spesies ini tidak dapat menghuni individu inang

secara bersama. Secara umum Dipploplastron affine menghuni cairan rumen yang

menghuni cairan rumen yang mengandung Polyplastron multivesticulatum.

2.2. Ruminansia

Ruminansia merupakan ternak yang termasuk ke dalam kelompok hewan

bertulang belakang, mempunyai rahang, memiliki kaki berkuku genap dan tanduk

yang strukturnya berongga, menyusui anaknya dan mempunyai sistem pencernaan

makanan yaitu memamah biak. Hewan yang termasuk ke dalam ruminansia

adalah sapi, kerbau, kambing dan domba. Lambung ruminansia terdiri atas empat

bagian yaitu rumen, retikulum, omasum dan abomasum (Gambar 3)

(Kartadisastra, 1997).

Page 32: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Gambar 3. Anatomi Ruminansia (Campbell et. al., 2002)

Sifat yang paling menonjol pada ruminansia adalah keperluan pakannya

tidak bersaing dengan manusia. Bahan pakan ternak ruminansia dapat

mengandalkan hijauan dan limbah pertanian yang tidak dikonsumsi oleh manusia.

Ternak ruminansia dapat mencerna pakan berserat tinggi dan mengubahnya

menjadi daging. Kemampuan itu menunjukkan hewan ruminansia memiliki proses

pencernaan yang khas. Lambung ruminansia terdiri dari 4 bagian yaitu rumen

(lambung pertama dengan kapasitas 100-230 liter pada sapi), retikulum (lambung

ke dua atau perut jala), omasum (lambung ke tiga atau perut buku) dan abomasum

(lambung keempat atau perut sejati) (Sarwono dan Arianto, 2005).

Pada hewan yang belum dewasa rumen dan retikulum relatif belum

berkembang sehingga susu yang dikonsumsi mencapai lambung melalui lipatan-

lipatan jaringan yang menyerupai tabung yang disebut parit esophagus. Pada saat

ternak mulai memakan makanan yang padat, retikulorumen membesar hingga

Page 33: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

memenuhi 85% kapasitas lambung dewasa (Mc.Donald, 1996). Struktur perut

demikian menyebabkan sapi dapat menelan banyak pakan dalam waktu yang

singkat (Sarwono dan Arianto, 2005).

2.3. Klasifikasi Sapi

Bangsa sapi adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik

tertentu yang sama. Berdasarkan karakteristik tersebut, mereka dapat dibedakan

dari ternak lainnya meskipun masih dalam spesies yang sama. Karakteristik yang

dimiliki dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Secara garis besar, bangsa-

bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1) kelompok yang berasal

dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan

tersebar di daerah tropis, (2) kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di

daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus.

Menurut Romans et al., (1994) dan Blakely dan Bade, (1992) dalam

Anonim (2007) bangsa sapi mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Mamalia

Ordo : Artiodactyla

Sub ordo : Ruminantia

Family : Bovidae

Genus : Bos (cattle)

Spesies : Bos taurus (sapi Eropa)

Bos indicus (sapi India/sapi Zebu)

Bos sondaicus (banteng/sapi Bali)

Page 34: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

a. Sapi Peranakan Ongole (PO) b. Sapi Ongole (Sumba Ongole)

c. Sapi Frisien Holstein (FH) d. Sapi Brahman Cross (BX)

Gambar 4. Jenis-Jenis Sapi (Usmaul, 2007)

2.3.1. Sapi PO (Peranakan Ongole)

Sapi Peranakan Ongole (Gambar 4.a) merupakan jenis sapi yang memiliki

ukuran tubuh dan koefisiensi keragaman yang berbeda-beda. Sapi ini merupakan

hasil persilangan antara sapi lokal dengan sapi India. Laju pertumbuhan semakin

baik jika bobot hidup semakin tinggi. Pada umur satu tahun rata-rata bobot hidup

sapi PO di peternak dapat mencapai 162,9-180,2 kg dan pada umur satu setengah

tahun dapat mencapai 192,70-225,00kg (Budi dan Mariyono, 2005). Sitepu et al.,

(1996) dalam Anonim (2007), menyatakan bahwa bobot hidup sapi PO di daerah

propinsi Lampung sangat beragam antara 189,8 ± 34,10 kg dengan berat

minimum 111 kg dan maksimum 262 kg.

Page 35: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

2.3.2. Sapi Sumba Ongole

Sapi jenis Ongole atau sering disebut Sumba Ongole (Gambar 4.b)

merupakan sapi yang berasal dari Sumba, yang merupakan hewan khas daerah ini

terutama Sumba Timur. Sapi jenis ini merupakan keturunan Bos indicus yang

diimport tahun 1914. Dipelihara secara murni di pulau Sumba. Sapi ini paling

tahan dengan suhu tinggi dan tahan terhadap ketersedian pakan yang sedikit.

Pulau Sumba ditetapkan sebagai pusat pembibitan sapi Ongole murni (Anonim,

2007).

2.3.3. Sapi FH (Frisiean Holstein)

Jenis sapi perah yang unggul dan paling banyak dipelihara adalah sapi

Shorhorn (Inggris), Frisiean Holstein (Belanda), Yersey (selat Channel antara

Inggris dan Perancis), Brown Swiss (Witzerland), Red Danish (Denmark) dan

Droughtmaster (Australia). Hasil survei di PSPB (Pusat Studi Budidaya

Peternakan) Cibinong menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang paling cocok dan

menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Frisiean Holstein

(Gambar 4.c). Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina

dewasa adalah:

1. Produksi susu tinggi

2. Umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah beranak

3. Berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu

tinggi

4. Bentuk tubuhnya seperti baji

Page 36: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

5. Matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan

atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat

6. Ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba

lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelok-kelok, puting

susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak

terlalu pendek

7. Tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular

8. Tiap tahun beranak.

2.3.4. Sapi BX (Brahman Cross)

Minish dan Fox (1979) dalam Anonim (2007) menyatakan bahwa sapi

Brahman di Australia secara komersial jarang dikembangkan secara murni dan

banyak disilangkan dengan sapi Hereford-Shorthorn (HS). Hasil persilangan

dengan Hereford dikenal dengan nama Brahman Cross (BX) (Gambar 4.d). Sapi

ini mempunyai keistimewaan karena tahan terhadap suhu panas dan gigitan

caplak, mampu beradaptasi terhadap makanan yang tidak bagus serta mempunyai

kecepatan pertumbuhan yang tinggi. Menurut Turner (1977), sapi Brahman Cross

(BX) pada awalnya dikembangkan di stasiun CSIRO’S Tropical Cattle Research

Centre di Rockhampton Australia. Materi dasarnya adalah sapi American

Brahman, Hereford dan Shorthorn. Sapi BX mempunyai proporsi 50% darah

Brahman, 25% darah Hereford dan 25% darah Shorthorn. Secara fisik bentuk

fenotip sapi BX lebih cenderung mirip sapi American Brahman karena proporsi

darahnya yang lebih dominan, seperti punuk dan gelambir masih jelas, bentuk

Page 37: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

kepala dan telinga besar menggantung. Pola warna kulit sangat bervariasi

mewarisi tetuanya.

Sapi Brahman Cross (BX) memiliki sifat-sifat seperti:

1. Persentase kelahiran 81,2%

2. Rataan bobot lahir 28,4 kg, bobot umur 13 bulan mencapai 212 kg dan

umur 18 bulan bisa mencapai 295 kg

3. Daya tahan terhadap panas cukup tinggi karena produksi panas basal

rendah dengan pengeluaran panas yang efektif

4. Ketahanan terhadap parasit dan penyakit sangat baik

5. Efisiensi penggunaan pakan terletak antara sapi Brahman dan persilangan

Hereford-Shorthorn (Turner, 1977).

2.4. Ekosistem Rumen

Di dalam rumen didapatkan bolus dan cairan rumen. Bolus yang terdapat

di dalam rumen merupakan makanan padat yang belum sepenuhnya tercerna,

sedangkan cairan rumen yang terdiri dari partikel halus dari makanan yang

tercerna dan air yang porsinya bisa mencapai 830-900 gram/kg (Mc. Donald,

1981)

Selain itu di dalam rumen juga terdapat mikroflora dan mikrofauna.

Mikroflora yang terdapat dalam rumen berupa bakteri anaerob dan fungi,

sedangkan mikrofaunanya adalah ciliata. Di dalam rumen jumlah bakteri lebih

tinggi dibandingkan protozoa (Lynch dan Poole, 1978 dalam Jusmaldi, 2002).

Page 38: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Beberapa senyawa kimia juga terdapat di dalam rumen, seperti : Volatil

Faty Acid (VFA), (asam asetat, asam propionat dan asam butirat), protein sel

mikroba, gas metan dan CO2. Semua produk metabolik tersebut merupakan hasil

pemecahan enzimatis pakan yang masuk ke dalam rumen (Ogimoto dan Imai,

1981).

Seperti halnya sistem kultur yang lain, rumen juga memerlukan

mekanisme homeostatis. Pada kondisi normal pH rumen sekitar 5,5-6,5, tetapi jika

banyak terdapat asam lemak yang diproduksi, maka pH rumen menurun sekitar

2,5-3. Adanya fosat dan bikarbonat yang berasal dari saliva dapat berfungsi

sebagai buffer, sehingga suasana pH yang asam dapat stabil kembali. Tekanan

osmose di dalam rumen dipelihara mendekati tekanan osmose darah. Walaupun

ada gas oksigen yang masuk ke dalam rumen, tetapi secara cepat digunakan

sehingga rumen tetap terpelihara kondisi anaerobnya. Temperatur di dalam rumen

mendekati temperatur tubuh inangnya, yaitu berkisar antara 38-420C (Perry, 1984

dalam Jumaldi, 2002).

Rumen tidak menghasilkan enzim pencernaan (enzim selulose), karena

tidak terdapat sel-sel kelenjar pada jaringan epitel selaput mukosa, tetapi rumen

selalu menerima saliva yang bersifat alkalis dengan karbonat sebagai komposisi

utamanya. Saliva yang masuk ke dalam rumen berfungsi sebagai penyangga dan

membantu mempertahankan pH tetap pada 6,8. Hal ini disebabkan karena

tingginya ion HCO3 dan PO4. Fase gas tersusun dari CO2 (50-70 %) dan sisanya

merupakan metan (CH4). Selama makan hanya sedikit oksigen yang terbawa ke

dalam rumen bersama makanan dan cepat termetabolisis (Jusmaldi, 2002).

Page 39: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Menurut Imai (1998) dalam Jusmaldi (2002), sejumlah mikroba rumen

(bakteri, fungi, dan protozoa) menghuni saluran pencernaan (rumen atau sekum)

inang sebagai habitatnya karena tempat ini menjamin lingkungan yang stabil, oleh

adanya homeostatis serta tersedianya makanan secara berkala. Proses fermentasi

oleh mikroba rumen dapat terjadi karena makanan tertahan di dalam

retikulorumen untuk beberapa lama sebelum menuju ke saluran pencernaan pasca

rumen. Di dalam rumen terjadi proses fermentasi oleh sejumlah mikroba yang

sangat efisien dalam mencerna serat kasar.

2.5. Fisiologi Pencernaan Makanan

Pada proses pencernaan hewan ruminansia terjadi secara mekanis di

mulut, fermentatif oleh mikroba pada rumen dan secara hidrolisis oleh enzim-

enzim pencernaan di abomasum. Proses memamah biak pada ujung anterior

rumen didorong kembali melalui esophagus menuju mulut, kemudian cairan

segera ditelan sementara materi padat kembali dikunyah dalam mulut sebelum

dikembalikan ke dalam rumen. Mikroba alami yang terdapat dalam rumen

melakukan fermentasi secara anaerobik. Mikroba tersebut mendegradasi senyawa-

senyawa kompleks yang terkandung di dalam bahan pakan termasuk selulosa dan

hemiselulosa (polisakarida) menjadi senyawa-senyawa sederhana sebagaimana

tercantum pada (Gambar 5) (Kaunang, 2004).

Page 40: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Gambar 5. Degradasi Pakan oleh Mikroba Rumen (BATAN, 2002).

Laju proses pencernaan pakan ditentukan oleh lamanya pakan tertahan di

dalam rumen dan populasi mikroba yang berkembang dalam rumen. Semakin

banyak mikroba rumen, dan semakin lama pakan berada dalam rumen maka

semakin besar potensi pakan dapat diuraikan sehingga pada akhirnya

meningkatkan nutrien yang dapat diserap oleh tubuh (Sarwono dan Arianto,

2005). Faktor utama yang menginduksi hewan melakukan proses memamah biak

adalah stimulus dari jaringan epitel pada anterior rumen. Waktu yang diperlukan

dalam proses pencernaan tergantung pada kondisi serat di dalam makanan. Pada

ternak yang merumput umumnya prosesnya dapat mencapai 8 jam/hari (Mc.

Donald, 1996).

Proses pencernaan ruminansia secara ringkas dapat diketahui bahwa

retikulorumen merupakan suatu sistem kultur kontinu bagi bakteri, protozoa

maupun fungi anaerobik. Pakan dan air masuk ke dalam rumen, kemudian pakan

akan difermentasikan untuk keperluan sel-sel mikrobial sehingga dihasilkan asam

Page 41: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

lemak dan gas-gas metan serta karbondioksida. Gas yang dihasilkan dikeluarkan

saat hewan bersendawa, sedangkan asam lemak diserap melalui dinding rumen.

Sel-sel mikrobial bersama dengan komponen pakan tak cerna menuju omasum

kemudian abomasum dan usus halus. Pada abomasum terjadi pencernaan

enzimatis yang disekresikan hewan ternak, kemudian hasil pencernaan diserap

oleh dinding usus halus. Pada usus besar, sel-sel mikrobial kembali dicerna, asam

lemak yang dihasilkan diserap dinding usus, kemudian sel-sel mikrobial bersama

dengan komponen pakan tak cerna dieksresikan dalam bentuk feses (Mc. Donald,

1996).

2.6. Peranan Ciliata di Dalam Rumen

Pemberian makanan kepada ternak ruminansia berarti penyediaan zat-zat

nutrisi bagi dua ekosistem, yaitu mikroba dalam rumen (bakteri dan protozoa) dan

tubuh ternak itu sendiri atau inangnya (Leng, 1983). Ciliata dan bakteri akan

memanfaatkan zat-zat nutrisi makanan terlebih dahulu dan ternak baru

memanfaatkannya kemudian dalam bentuk zat-zat nutrisi yang tidak dicerna oleh

mikroba rumen dan produk dari proses pencernaan dalam rumen (Leng, 1988).

Ditinjau dari peranan mikroba proses pencernaan makanan dalam rumen

mikroba, bakteri adalah mikroba yang penting, walaupun populasi ciliata dapat

mencapai 80% dari biomassa rumen. Untuk melangsungkan hidupnya ciliata

memakan bakteri sebagai sumber protein untuk tubuhnya (Harison dan Allan

1980 dalam Jusmaldi 2002).

Page 42: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Biomassa ciliata berkisar antara 42-87% dari total biomassa mikroba

rumen. Ciliata ini dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi, dengan makanan

yang campuran ransum buatan dengan hijuan biomassa cilita mencapai 50%,

dengan makanan lucerne 46%, hijauan kadar tinggi 49% dari total biomassa

rumen (Jusmaldi, 2002).

Ciliata dan bakteri adalah sumber protein berkualitas tinggi bagi ternak

ruminansia, jika mereka teralirkan ke organ pencernaan pasca rumen (Hungate,

1966). Nilai nutrisi mikroba rumen diperlihatkan pada Tabel 4 :

Tabel 4. Nilai Nutrisi Mikroba Rumen

Mikroba Protein kasar

(%) Koefisiensi Cerna

Protein (%) Nilai Hayati (%) Nilai Protein

Yang

Terpakai (%)

Bakteri 41,81 74 81 60

Protozoa 55,50 91 80 73

Sumber : Sutardi (1978).

Pendapat yang mendukung keberadaan ciliata mempunyai alasan, bahwa

ciliata dapat mempertahankan pH melalui pengamanan pakan yang mudah

difermentasi (Readily Fermentable Carbohidrate/ RFC). Ciliata biasanya segera

menyimpan atau menumpuk karbohidrat mudah larut yang berasal dari pakan di

dalam tubuhnya, dengan cara ini laju konversi RFC yang terlalu cepat oleh

aktifitas fermentasi bakteri menjadi asam laktat dapat dicegah oleh ciliat. Laju

konversi RFC yang terlalu cepat menjadi asam laktat dapat mengakibatkan

penurunan pH. Penurunan pH secara drastis akan berakibat buruk terhadap

populasi mikroba rumen. Kecernaan dinding sel karbohidrat lebih tinggi pada

ternak yang mengandung protozoa normal. Hal ini kemungkinan disebabkan

Page 43: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

karena ciliata mempunyai pengaruh yang positif terhadap kecernaan dinding sel.

Kecernaan pada hewan defaunasi akan menurun bila pati terdapat jumlah yang

tingi dalam pakan (Kaufman et al.,1980 dalam Jusmaldi 2002).

Beberapa jenis ciliata mempunyai kemampuan untuk menghancurkan

dinding sel tanaman, selanjutnya dinyatakan juga bahwa beberapa jenis ciliata

membutuhkan bakteri sebagai sumber pakannya (Vandest, 1982 dalam Jusmaldi

2002). Protein baik yang berasal dari tanaman maupun bakteri kemungkinan

merupakan sumber protein utama bagi protein utama bagi ciliata. Pati adalah

substrat yang paling penting sebagai sumber energi ciliata, yang merupakan gula

atau karbohidrat yang mudah larut. Aktivitas ciliata memangsa bakteri di dalam

rumen dapat memberikan pasokan nitrogen (asam amino dan peptida) ke dalam

rumen yan merupakan hasil lisis bakteri (William and Coleman, 1988 dalam

Mulyana 1989).

Ciliata dapat menjadi sumber protein di dalam rumen dengan jalan

akumulasi protein bakteri menjadi protein ciliata di dalam rumen. Mikroba rumen

mengandung 80% nitrogen dan 0,061% sulfur, kandungan selenium sangat

bervariasi antara 0,04 dan 1,90 ppm. Jika pakan mengandung nilai protein yang

rendah, keberadaan ciliata di dalam rumen akan dapat meningkatkan nilai pakan

sehingga hijauan pakan akan lebih baik karena kualitas protein ciliata lebih baik

dari protein bakteri (Whanger, Weswig and Oldfield, 1978 dalam Jusmaldi 2002).

Jika ternak banyak mengkonsumsi pakan yang mudah dicerna maka

populasi Isotricha sp. akan meningkat. Spesies ini dapat memanfaatkan glukosa,

fruktosa, inulin, levans, granula, dan pektin, tetapi tidak dapat memanfaatkan

Page 44: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

manosa, maltosa, dan glukosianin. Isotricha dapat membentuk asam asetat,

butirat, laktat serta H2 dan CO2 (Chruch, 1979 dalam Jusmaldi 2002). Asetat

adalah prekursor untuk sintetis asam-asam lemak yang lebih tinggi. Sebaliknya

Oligotricha pemecah selulosa tetapi Holotricha tidak mempunyai sifat ini. Pati

secara aktif diambil dan dicerna oleh seluruh Entodinimorphida kecuali beberapa

spesies Entodinium. Entodinium menjadi sangat banyak jumlahnya pada

ruminansia yang memakan biji-bijian. Pada sapi yang pakannya terdiri atas 20%

jerami dan 80% biji-bijian mengandung komposisi ciliata terutama Entodinium

(Hungate, 1966).

Page 45: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-September 2007, di

Laboratorium Kesehatan dan Reproduksi Ternak PATIR-BATAN, Lebak Bulus

Jakarta Selatan dan Rumah Pemotongan Hewan (RPH), Jalan Pemuda No.10,

Bogor-Jawa Barat.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sampel cairan rumen

sapi yang telah dipotong dari jenis PO (Peranakan Ongole), Ongole, FH (Frisien

Holstein) dan BX (Brahman Cross). Bahan tersebut diperoleh dari Rumah

Pemotongan Hewan (RPH) Bogor-Jawa Barat. Larutan MFS (Methylgreen

formalin saline) untuk pewarnaan ciliata.

Tabel. 5. Porsi Makan Sapi

Keterangan : +++ = banyak, ++ = sedikit

Porsi Makan

Sapi Hijauan K onsentrat

BX +++ ++

PO +++ ++

SO +++ ++

FH ++ ++

Alat yang diperlukan adalah box sampel sebagai wadah saat pengambilan

sampel, Ice box sebagai pengawet sementara, timbangan, mikroskop dengan

monitor dan kamera, Neubauer, Erlenmeyer 100 ml, tabung sentrifus, pipet

pasteur, object glass dan cover glass.

Page 46: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

3.3. Cara Kerja

3.3.1. Pengambilan Sampel Cairan Rumen

Sampel isi rumen dari tiap-tiap jenis sapi (PO, Ongole, FH dan BX) yang

diambil di rumah pemotongan hewan, diambil sebanyak ± 20 gr ke dalam wadah

plastik, kemudian diletakkan di wadah sampel yang telah diberi es batu.

3.3.2. Pemisahan Ciliata Rumen dari Cairan Rumen

Sampel rumen yang diperoleh disaring menggunakan kain kassa empat

lapis. Filtrat yang diperoleh dituang ke dalam Erlenmeyer 100 ml. Sebanyak 5 ml

cairan rumen yang berasal dari masing-masing jenis sapi dimasukkan ke dalam

tabung sentrifus, kemudian ditambahkan larutan MFS sebanyak 5 ml lalu diamkan

selama 30 menit. Apabila sampel belum diidentifikasi harus disimpan pada tempat

yang gelap (Ogimoto dan Imai, 1981).

3.3.3. Penghitungan Jumlah Total Ciliata

Sampel cairan rumen yang telah difiksasi dengan MFS diambil 1 ml

dengan pipet yang dipotong ujungnya sehingga membentuk lubang yang cukup

besar untuk dilewati partikel-partikel dalam cairan sampel. Kemudian sampel

diteteskan pada sisi lekuk kamar hitung Neubauer. Setelah ditutup dengan cover

glass, spesimen dihitung di bawah mikroskop dengan pembesaran 400x.

Penentuan jumlah total sel ciliata mengunakan lima kamar hitung pada kaca

obyek Neubauer dan dihitung dengan rumus berdasarkan Ogimoto dan Imai

(1981) yang dimodifikasi oleh Sugoro (2006) sebagai berikut :

Page 47: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Jumlah sel/ml = rata-rata jumlah sel protozoa x Nilai pengenceran

X 1000 0,1mm x 0,0025mm2

Keterangan : 0,1 mm = kedalaman kamar hitung

0,0025 mm2 = luas kamar hitung

3.3.4. Identifikasi

Identifikasi morfologi dilakukan pada seluruh spesies ciliata dalam

rumen yang ditemukan pada masing-masing rumen spesies sapi yang diambil dari

RPH. Deskripsi morfologi dilakukan berdasarkan Ogimoto dan Imai (1981).

3.3.5. Pengamatan dan Penghitungan Komposisi Jenis serta Viabilitas Jenis

Sel Ciliata

Pengamatan komposisi jenis dan viabilitas jenis sel ciliata dilakukan

secara langsung pada preparat dari masing-masing sampel di bawah mikroskop

dengan bantuan monitor. Komposisi jenis ciliata ditentukan berdasarkan

kehadiran masing-masing jenis ciliata yang diidentifikasi pada masing-masing

jenis sapi. Komposisi jenis (%) dihitung dengan rumus sebagai berikut (Sugoro,

2006) :

Jumlah Kehadiran Jenis Pada Tiap Spesies Sapi

Komposisi Jenis (%) = x 100%

Jumlah Seluruh Jenis

Page 48: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Viabilitas (kemampuan hidup) masing-masing jenis sel ciliata yang

diidentifikasi ditentukan dari jumlah kehadiran suatu jenis pada tiap spesies sapi.

Penghitungan dengan rumus sebagai berikut (Sugoro, 2005) :

Viabilitas (%) = Jumlah kehadiran suatu jenis pada tiap spesies sapi x 100%

Jumlah Total Sel Ciliata

3.3.6. Analisis Data

Rancangan percobaan dalam penelitian ini adalah dengan metode One

Way Anova dengan Rancangan acak Lengkap (RAL) dengan taraf uji 0,05.

Perlakuan pertama berupa sampel rumen dari sapi jenis PO, ke-2 jenis sapi

Ongole, ke-3 jenis FH dan yang ke-4 jenis sapi BX. Perlakuan tersebut masing-

masing terdiri dari 3 ulangan. Jika hasilnya berbeda nyata atau sangat nyata, maka

akan dilakukan uji Duncan (Gomez dan Gomez, 1984). Kedua uji ini

menggunakan program SPSS 11.5.

Page 49: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Jumlah Sel Ciliata Rumen

Hasil analisis terhadap jumlah ciliata pada masing-masing jenis sapi

menunjukan hasil yang berbeda-beda. Jumlah sel ciliata tertinggi terdapat pada

sapi jenis SO, yaitu 1,8 x 106 sel/ml, sedangkan sapi PO 1,5 x 106 sel/ml, sapi BX

1,4 x 106 sel/ml, dan sapi jenis FH memiliki jumlah sel ciliata terkecil, yaitu 1,2 x

106 sel/ml. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukan bahwa jumlah sel

setiap jenis sapi tidak berbeda nyata, (P≤0,05) (Lampiran 3.8a). Maka masing-

masing jenis sapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah sel

ciliata.

6,3

6,25

6,2

6,15

6,1

6,05

6

5,95

A B C D

Jenis Sapi

Gambar 6. Grafik Jumlah Sel Ciliata

Keterangan : A (Sapi BX); B (Sapi PO); C (Sapi SO); dan D (Sapi FH)

Page 50: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Hal ini sesuai dengan pendapat Hungate (1966), bahwa jumlah total ciliata

pada ruminansia adalah 105 -106 sel/ml. Berdasarkan penelitian Jusmaldi tahun

2002, mengenai keragaman protozoa dalam kerbau dan sapi di Sumatera

dihasilkan bahwa pada sapi FH memiliki jumlah sel tertinggi yaitu 2,1 x 105

sel/ml, dan terendah pada sapi BX yaitu sebesar 1,5 x 105. Hal ini berbeda dengan

hasil penelitian, dimana pada sapi SO memiliki jumlah sel yang lebih tinggi

dibandingkan dengan sapi jenis yang lainnya. Hal ini terjadi karena adanya

perbedaan pemberian makanan, pada sapi SO makanan yang diberikan lebih

beragam. Hungate (1966) menyatakan masing-masing spesies ciliata rumen

memiliki aktivitas yang berbeda terhadap jenis-jenis pakan yang memiliki

kandungan serta kasar atau selulosa tertentu.

Perbedaan jumlah sel ciliata dalam rumen sapi sangat dipengaruhi oleh

makanan yang dikonsumsi. Semakin banyak ransum yang mengandung pakan

berkualitas serat tinggi maka jumlah ciliata akan semakin meningkat. Perbedaan

jumlah sel ciliata juga karena perbedaan kemampuan cerna terhadap pakan pada

sapi yang diamati. Sapi yang diberi pakan berupa hijauan yang mengandung serat

tinggi seperti rumput gajah berbeda dengan sapi yang diberi pakan berupa jerami.

Kandungan lignin pada jerami lebih tinggi dari pada kandungan lignin rumput

gajah. Semakin tinggi kandungan lignin maka semakin sulit ciliata untuk

mencernanya di dalam rumen (Sugiri, 1994).

Penurunan jumlah sel yang terjadi pada sapi jenis FH tejadi selain karena

pengaruh pakan, kondisi lingkungan juga terjadi karena faktor predasi. Pakan

yang diberikan pada sapi ini lebih banyak berupa ampas tahu yang memiliki

Page 51: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

kandungan serat yang rendah di bandingkan pakan hijauan lainnya. Menurut

Wijono dan Mariyona, (2005), pemberian pakan sebaiknya menggunakan pakan

yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi

pertumbuhan sapi. Apabila ternak diberi pakan dalam bentuk basah kurang

menguntungkan karena dapat mengurangi salivasi yang mengakibatkan turunnya

keasaman rumen sehingga menekan pertumbuhan mikroba (Krishna dan

Umiyasih, 2005). Adanya predasi yang terjadi pada beberapa jenis ciliata juga

dapat mengurangi jumlah sel ciliata. Salah satu contoh predasi yang umum terjadi

menurut Coleman (1980) dalam Jusmaldi (2002), adalah Entodinium bursa dapat

merombak bahan makanan berupa hijauan dan ciliata yang lebih kecil ukurannya.

Contoh lain predasi terjadi pada Polyplastron multivesiculatum terhadap

Epidinium, atau pada Entodinium longinucelatum terhadap beberapa ciliata yang

ukurannya lebih kecil (Ogimoto dan Imai, 1981)

4.2. Keragaman Ciliata

4.2.1. Keragaman Famili Ciliata Rumen

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa antara keempat jenis sapi yang

diamati (BX, PO, SO dan FH), memiliki kesamaan (Tabel 6). Famili ciliata yang

ditemukan pada sapi BX, PO, SO dan FH adalah famili Isotrichidae dan

Ophryoscolecidae. Ciliata yang ditemukan mayoritas termasuk ke dalam famili

Ophryoscolecidae, dan selebihnya Isotrichidae. Ciliata yang termasuk famili

Ophryoscolecidae berjumlah 20 jenis atau 83,3%, dan ciliata yang termasuk famili

Isotrichidae sebanyak 4 jenis atau 16,7%. Hal ini berbeda dengan pendapat

Page 52: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Gocmen et. al. (2005), yang mengamati ciliata pada kambing Turki, diperoleh

famili Isotrichidae sebanyak 6,5%, famili Entodinidae 81,9% dan famili

Ophryoscolecidae 11,6%.

Jumlah famili dari Isotrichidae yang sedikit karena pakan yang diberikan

lebih banyak berupa hijauan. Jika sapi mengkonsumsi pakan yang mudah cerna

maka famili Isotrichidae akan melimpah jumlahnya. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Hungate (1966), bahwa mayoritas gula dapat digunakan oleh beberapa

genus dari kelompok Holotrika dalam proses fermentasi.

Tabel 6. Persentase Distribusi Ciliata Rumen Sapi

Keragaman jenis (%) No. Famili

Jenis Ciliata A B C D

%Viabilitas

1 Isotrichidae Daytrtricha ruminantium 2.9 3 3 3 100 2 Isotricha intestinal 1.74 1.3 0 2.8 75 3 Isotricha prostoma 0 2.25 0 1.6 50 4 Oligoisotricha bubali 7.75 6.38 8.4 7.6 100

5

Ophryoscolecinae

Epidinium ecaudatum

forma parvicaudatum

4.64

5.16

5.52

7.6

100 6 Sub Famili Entodinidae Entodinium bovis 1.51 1.6 1.6 1 100 7 Entodinium bursa 23.4 29.8 28.34 23.45 100

8

Entodinium caudatum

forma caudatum

1.5

1.6

0

0

50

9 Entodinium caudatum

forma lobospinosum

3.23

2.53

3.21

2

100 10 Entodinium dilobum 1.9 1.3 3.13 2.23 100 11 Entodinium dubardi 2.37 2.1 2 2.68 100 12 Entodinium parfum 4.31 5 4.9 6 100 13 Entodinium rectangulatum 3.34 1.21 2.14 1.6 100 14 Entodinium nanelum 1.29 1.41 0.6 1.68 100 15 Entodinium simplex 2.16 1.86 2.1 1.23 100 16 Diplodinidae Diplodinium anisacantum 9.48 9.23 10.07 8.15 100 17 Diploplastron affine 2.59 1.49 0.6 1.68 100 18 Elytroplastron bubali 3.26 4.04 4.45 5.38 100 19 Eremoplastron dilobum 4.8 3.94 5.36 4.46 100 20 Eodinium rectingulatum 3.67 3.3 3.38 4 100 21 Euodiplodinium magii. 2.27 0 1 1.23 75 22 Ostrachodinium gracile 1.24 2 1.6 1.68 100

23

Ostrachodinium

mammosum

2.05

1.13

1.6

2.23

100

Page 53: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

24

Polyplastron

multivesiculatum

7.17

6.48

6.08

6.92

100 Total (Jenis) 23 23 23 21 % Komposisi 95.8 95.8 95.8 87.5

Keterangan : A (Sapi BX); B (Sapi PO); C (Sapi SO); dan D (Sapi FH)

4.2.2. Keragaman Genus Ciliata Rumen

Ciliata yang ditemukan pada sapi BX, PO, SO dan FH keseluruhan

berjumlah 13 genus (Tabel 6). Pada sapi BX sebanyak 13 genus, sapi PO 12

genus, sapi SO 12 genus dan sapi FH 13 genus. Genus yang selalu ditemukan dan

komposisinya tinggi pada masing-masing jenis sapi ini adalah Entodinium,

Diplodinium, Epidinium, Oligoisotricha, Polyplastron, Eodinium, dan

Eremoplastron, sedangkan yang lainnya berjumlah sedikit.

Genus ciliata pada masing-masing jenis sapi jumlahnya berbeda-beda

(Tabel 6). Entodinium merupakan genus yang mempunyai persentase kehadiran

tertinggi yaitu 23,4% pada sapi BX, 29,8% pada sapi PO, 28,3% pada sapi SO dan

23,5% pada sapi FH. Persentase terendah dimiliki oleh Isotricha yaitu 1,74% pada

sapi BX, 1,3% pada sapi PO, dan pada sapi SO dan pada sapi FH tidak terdapat

jenis ini.

Secara statistik keragaman jenis ciliata rumen tidak menunjukan

perbedaan nyata antara keempat jenis sapi (P≤0,05). Hal ini berarti masing-

masing jenis sapi tidak mempengaruhi keragaman genus ciliata. Keragaman genus

ciliata di semua jenis sapi diduga terjadi karena faktor pakan yang hampir

seluruhnya diberi pakan berupa rumput gajah dan jerami, sehingga hanya jenis-

Page 54: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

jenis ciliata pencerna serat dan gula terlarut yang jumlahnya melimpah di dalam

rumen. Menurut Sugiri et. al. (1992), menyatakan bahwa genus Entodinium

melimpah jumlahnya pada ternak yang memakan jenis pakan yang mengandung

gula terlarut tinggi.

Ciliata yang ditemukan pada keempat jenis sapi yang diamati paling

banyak adalah genus Entodinium dari sub famili Entodinidae. Karena adanya

pemberian makanan yang berupa pakan hijauan dan juga diberi tambahan ransum

berupa ampas tahu. Entodinium menjadi banyak jumlahnya pada sapi yang banyak

memakan pakan yang mengandung karbohidrat tinggi.

4.2.3. Keragaman Spesies Ciliata Rumen

Spesies ciliata yang didapatkan pada keempat jenis sapi berjumlah 24

jenis. Sebanyak 23 spesies terdapat pada sapi BX, PO dan SO sedangkan sapi FH

hanya 21 spesies (Tabel 6). Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukan tidak

adanya perbedaan yang nyata terhadap masing-masing jenis sapi. Hal ini berarti

jenis sapi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keragaman spesies

ciliata.

Perbedaan keragaman ciliata disebabkan karena faktor makanan, keadaan

fisologis sapi dan lingkungan. Menurut Dogiel (1927), yang menyatakan bahwa

keragaman ciliata ditentukan oleh faktor filogenetik dan topografi. Namun

umumnya yang terjadi, keragaman jenis dipengaruhi oleh jenis dan jumlah

makanan yang dikonsumsi (Dehority, 1978). Kondisi inang merupakan faktor lain

yang ditemukan (Ogimoto dan Imai 1981).

Page 55: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Hasil yang di dapat berbeda dengan penelitian Gocmen et. al. (2005), yang

melaporkan bahwa pada domba Turki ditemukan antara 13-29 spesies. Pada

penelitian sebelumnya Gocmen et. al. (2003) di dapatkan bahwa jumlah spesies

pada domba dari Kenya sebanyak 51 spesies, Jepang 48 spesies, Kanada 28

spesies, Sri Lanka 53 spesies, dan Brazil 55 spesies.

4.3. Identifikasi Ciliata

Berdasarkan hasil identifikasi, populasi ciliata yang ditemukan dalam

keempat jenis rumen sapi terdiri dari 13 genus, 24 spesies 3 forma yang termasuk

dalam 2 famili dan 4 subfamili (Tabel 6). Hal ini berbeda dengan Sugiri et al.

(1992) yang mendapatkan 14 genus ciliata dalam rumen sapi PO dan 12 genus

ciliata dalam rumen kerbau lumpur di pulau Jawa, sedangkan Imai (1988)

menemukan 15 genus, 45 spesies, 25 forma ciliata dalam rumen sapi Bali dan 11

genus, 37 spesies 12 forma dalam rumen kerbau lumpur di Pulau Bali.

Jumlah genus ciliata yang diperoleh dalam rumen jenis sapi BX lebih

banyak bila dibandingkan dengan rumen dari jenis sapi yang lainnya. Karena pada

sapi BX memiliki sistem ketahanan tubuh yang lebih sempurna dan kemampuan

untuk beradaptasi terhadap makanan yang tidak bagus dibandingkan dengan sapi

jenis yang lainnya. Berikut adalah spesies ciliata yang ditemukan pada rumen sapi

yang diamati (BX, PO, SO dan FH) diantaranya adalah :

Page 56: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

b c b b a

a

c a

a 1. b d a 2. b a 3. b

4. a d 5. a b a b 6.

b

7. 8. 9.

b a a

c a

10. 11. 12.

a c c a a c b

Page 57: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

c 13. a e 14. a b a 15. c

16. c a a 17. c b 18. a

19. 20. a 21. e

a

a

d

22. 23. 24.

Gambar 7. Beberapa Ciliata yang Ditemukan di Beberapa Jenis Sapi

Keterangan : Perbesaran 400X (a = Makronuklues; b = cilia; c = vakuola kontraktil; d = kaudal; e = skelet)

4. Daytricha ruminantium 13. E. rectangulatum

5. Isotricha intestinal 14. E. nanelum

6. Isotricha prostoma 15. E. simplex

7. Oligoisotricha bubali 16. Diplodinium anisacantum

8. Epidinium caudatum forma parviculatum 17. Diploplastron affine

9. Entodinium bovis 18. Elytroplastron bubali

10. E. bursa 19. Eremoplastron dilobum

11. E. caudatum forma caudatum 20. Euodinium rectingulatum

12. E. caudatum forma lobospinosum 21. Euodiplodinium magii

13. E. dilobum 22. Ostrachodinium gracile

14. E. dubardi 23. O. mammosum

Page 58: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

15. E. parvum 24. Polyplastron

multivesiculatum

Secara umum jenis-jenis ciliata yang ditemukan pada keempat jenis sapi

ini hampir mirip, meskipun ada beberapa spesies forma yang berbeda (Gambar 7).

Identifikasi yang dilakukan berdasarkan ciri morfologi secara khusus serta

penyebaran dari ciliata ini. Secara umum ciliata yang didapatkan adalah sebagai

berikut :

Famili Isotrichidae (Butschi, 1889)

Daytricha ruminantium (Schuberg, 1888)

Tubuh elips dan pipih dengan cilia pada seluruh permukaan tubuh, cilia

tersusun miring pada sumbu tubuh (Gambar 7.1). Makronukleus elips dan

lokasinya pada tubuh tidak tetap. Vestibulum terletak pada ujung tubuh. Satu

vakuola kontraktil. Panjangnya 64 - 75 µm dan lebarnya 22 - 41 µm. Spesies ini

terdapat di seluruh jenis sapi.

Isotricha intestinal (Stein, 1859)

Tubuhnya berbentuk oval, seluruh permukaan tubuhnya ditutupi oleh cilia.

Operkulum terletak sepertiga bagian anterior (Gambar 7.2). Makronukleus

berbentuk batang yang berada di dekat oprkulum. Panjang tubuhnya 90-95 µm,

dan lebar : 50-60 µm. Spesies ini terdapat hampir di semua jenis sapi yang di

amati kecuali pada sapi jenis sapi Ongole.

Isotricha prostoma (Stein, 1858)

Tubuh elips dengan cilium diseluruh permukaan tubuh, ukuran besar dan

tersusun sejajar pada sumbu tubuh (Gambar 7.3). Makronukleus berbentuk batang

Page 59: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

dan agak melengkung, terletak dekat vestibulum. Panjang 85 – 110 µm dan lebar

53 – 67 µm. Terdapat di sapi jenis PO dan FH.

Oligoisotricha bubali (Dogiel, 1927).

Tubuhnya berbentuk bulat agak sedikit oval (Gambar 7.4). Bagian tubunya

tipis membulat, hampir seluruh bagian tubuhnya ditutupi oleh cilia, kecuali di

bagian permukaan posterior. Makronukleus berbentuk elips dan letaknya selalu

berubah-ubah. Panjang tubuhnya 15-20 µm, dan lebarnya 15 µm. Spesies ini

terdapat di semua jenis sapi yang diamati.

Famili Ophryoscolecidae (Stein, 1859)

Sub. Famili Ophroscolecinae (Lubinsky, 1957)

Epidinium ecaudatum forma parvicaudatum (Mustafowa, 1914)

Bentuk tubuhnya mmanjang agak pipih pada posteriornya (Gambar 7.5).

Cilium adoral terletak pada anterior. Makronukleus berbentuk batang terletak di

tengah agak ke kiri. Terdapat lima kaudal lurus yang mencolok dan terdapat

keping kerangka yang kurang jelas. Panjang tubuhnya : 110 - 115 µm, dan lebar :

30-68 µm. Spesies ini terdapat di semua jenis sapi yang diamati.

Sub. Famili Entodinidae (Lubinsky, 1957)

Entodinium bovis (Wertheim, 1935)

Tubuh bulat, meruncing di bagian anterior (Gambar 7.6). Makronukleus

berbentuk batang dan panjangnya sepertiga dari panjang tubuhnya. Panjang 12 –

22 µm dan lebar 8 – 15 µm. Spesies ini ditemukan di semua jenis sapi.

Page 60: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Entodinium bursa (Stein, 1958).

Tubuhnya besar, berbentuk bulat telur (Gambar 7.7). Pada ujung bagia

anterior dan posterior membulat. Makronukleus berbentuk batang panjang yang

terletak dekat dengan permukaan tubuh sebelah kanan. Panjang makronukleus

kurang lebih setengah panjang tubuh. Bagian anteriornya menebal dan bagian

posteriornya menipis. Panjang : 95-100 µm, dan lebar : 80-85 µm. Spesies ini

ditemukan pada semua jenis sapi yang diamati.

Entodinium caudatum forma caudatum (Stein, 1858)

Tubuh bulat telur, vakuola kontraktil terletak dekat ujung anterior

makronukleus (Gambar 7.8). Lekuk bagian atas melebar dan tidak meluas ke

bagian anterior tubuh. Makronukleus berbentuk batang. Panjang 43 – 57 µm dan

lebar 25 – 37 µm. Spesies ini ditemukan di sapi BX dan sapi PO.

Entodinium caudatum forma lobospinosum (Dogiel, 1925)

Ukuran dan morfologi sama dengan E. caudataum forma caudatum, hanya

memperlihatkan variasi pada duri kaudal (Gambar 7.9). Panjang 40 – 57 µm dan

lebar 21 – 27 µm. Spesies ini ditemukan di semua jenis sapi.

Entodinium dilobum (Dogiel, 1927)

Tubuh bulat telur, ada dua duri melebar dan pendek pada kiri dan kanan

ujung posterior (Gambar 7.10). Makronukleus relatif panjang berbentuk batang.

Panjang 50 – 75 µm dan lebar 30 – 50 µm. Spesies ini ditemukan di semua jenis

sapi.

Page 61: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Entodinium dubardi (Buisson, 1923)

Bentuk tubuh bulat telur, ujung anterior agak memipih, ujung posterior

agak membulat (Gambar 7.11). Makronukleus berbentuk batang. Panjang 35 – 53

µm dan lebar 25 – 35 µm. Spesies ini ditemukan di semua jenis sapi.

Entodinium parvum (Buisson, 1923)

Tubuh hampir simetris dan memanjang (Gambar 7.12). Makronukleus

berbentuk batang, terletak dekat permukaan kanan, panjangnya lebih dari setengah

panjang tubuh. Panjang 31 – 45 µm dan lebar 21 – 28 µm. Spesies ini diteumakan

di semua jenis sapi.

Entodinium rectangulatum (Lubinsky, 1957)

Tubuh bulat telur, vakuola kontraktil terletak di sisi tengah atas anterior

tubuh dan bagian anterior menyempit (Gambar 7.13). Makronukleus berbentuk

batang. Panjang 30 – 42 µm dan lebarnya 20 – 30 µm. Spesies ini ditemukan di

semua jenis sapi.

Entodinium nanelum (Dogiel, 1923)

Tubuh relatif memanjang, ujung anterior memipih. Bagian posterior tubuh

ramping (Gambar 7.14). Makronukleus berbentuk batang dan panjangnya

sepertiga panjang tubuh. Panjang 30 – 40 µm dan lebar 19 – 30 µm. Spesies ini

ditemukan di semua jenis sapi.

Entodinium simplex (Dogiel, 1927)

Tubuh bulat telur, ujung anterior agak memipih, ujung posterior membulat

(Gambar 7.15). Makronukleus berbentuk batang, panjangnya sepertiga dari

Page 62: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

panjang tubuh. Panjang 41 – 60 µm dan lebar 25 – 30 µm. Spesies ini ditemukan

di seluruh jenis sapi.

Sub. Famili Diplodinidae (Lubinsky, 1957)

Diplodinium anisacantum (Dogiel, 1927)

Tubuhnya hampir membentuk segi empat, operkulumnya relatif kecil

(Gambar 7.16). Makronukleus berbentuk batang, tebal. Sepertiga anterior

condong ke kanan terdapat vakuola kontraktil pada sisi kiri Makronukeus. Pada

spesies ini tidak terdapat kaudal. Panjang tubuhnya 85-90 µm, dan lebar : 60-70

µm. Spesies ini terdapat di semua jenis sapi yang diamati.

Diploplastron affine (Dogiel, 1927)

Tubuhnya bulat telur, makronukleus berbentuk batang (Gambar 7.17). Ada

dua keping kerangka yang tipis dan berdekatan satu sama lain pada bagian

posterior. Dua vakuola kontraktil pada sisi makronukleus. Panjangnya 67 – 90

µm, lebar 40 – 56 µm. Spesies ini ditemukan pada semua jenis sapi.

Elytroplastron bubali (Dogiel, 1927)

Tubuhnya berbentuk bulat telur zona cilia kiri dan zona cilia adoral

terdapat di ujung anterior (Gambar 7.18). Terdapat empat keping kerangka kecil,

tiga besar dan jelas dan satunya kecil. Vakuola kontraktil brada di sisi kiri

makronukleus. Panjang tubuhnya : 110-120 µm, dan lebarnya 80-86 µm. Spesies

ini terdapat di semua jenis sapi yang diamati.

Eremoplastron dilobum (Dogiel, 1927)

Page 63: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Tubuh elips, ukuranny sangat besar, operkulum relatif jelas (Gambar 7.19)

Terdapat dua vakuola kontraktil dan satu keping kerangka. Makronukleus

berbentuk batang. Panjang 50 – 68 µm dan lebar 35 – 55 µm. Spesie ini terdapat

di semua jenis sapi.

Eodinium rectangulatum (Kofoid et Maclennan, 1930)

Tubuhnya segi empat dan kecil (Gambar 7.20). Makronukleus berbentuk

batang terletak di sisi kiri ujung posterior bersebelahan dengan vakuola kontraktil

yang terletak di bagian bawah posterior makonukleus. Panjang makronukleus

kurang lebih dua pertiga panjang tubuhnya. Panjang tubuhnya : 85 - 135 µm, dan

lebar : 87 - 98 µm. Spesies ini terdapat di semua jennis sapi yang diamati.

Eudiplodinium magii (Fiorentin, 1889)

Tubuh buat telur, operkulum kecil (Gambar 7.21). Cilia terdapat di sebelah

kiri dan adoral berada di ujung anterior. Terdapat satu keping kerangka tipis di

bawah permukaan atas. Makronukleus seperti batang, dengan ujung anteror

membesar mebntuk suatu kait yang membuka kearah kiri. Pelikel dan ektoplasma

tebal dan terdapat vakuola kontraktil. Panjang 50 – 65 µm lebar 25 – 45 µm.

Spesies ini di temukan di sapi jenis BX dan Sapi SO.

Ostrachodinium gracile (Dogiel,1927).

Tubuhnya berbentuk elips, zona cilium kiri dan zona cilium adoral berada

di ujung anterior (Gambar 7.22). Terdapat kerangka keping yang berada di sisi

atas tubuh. Operkulum kecil dan makronukleus berbentuk batang. Vakuola

kontraktil dekat makronukleus. Panjang tubuhnya 110-115 µm, dan lebar : 50-65

µm. Spesies ini terdapat di semua jenis sapi yang diamati.

Page 64: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Ostrachodinium mammosum (Railliet, 1890)

Tubuh elips hingga hampir segi empat (Gambar 7.23). Operkulum

memipih dan terdapat dua cuping kaudal pada ujung posterior. Makronukleus

berbentuk batang dan besar. Ada tiga vakuola kontraktil. Panjang 98 – 115 µm

dan lebar 55 – 67 µm. Spsies ini ditemukan di semua jenis sapi.

Polyplastron multyvesiculatum (Dogiel, 1927)

Tubuh bulat telur, makronukleus berbentuk batang pada sisi kirinya

terdapat sebuah mikronukleus (Gambar 7.24). Empat hingga lima vakuola

kontraktil terletak pada sisi kiri makronukleus. Terdapat lima keping kerangka dua

pada permukaan atas adalah besar dan sejajar satu sama lain, tiga pada permukaan

bawah adalah kecil dan tidak jelas. Panjang 150 – 170 µm dan lebarnya 97 – 110

µm. Spesies ini terdapat di semua jenis sapi yang diamati.

4.4. Komposisi Jenis Ciliata danViabilitas Jenis Ciliata

Komposisi jenis ciliata merupakan gambaran tingkat kehadiran masing-

masing ciliata yang dapat diidentifikasi pada masing-masing jenis sapi (Gambar

8). Komposisi jenis ciliata secara umum berbeda-beda pada masing-masing jenis

sapi. Pada sapi BX, PO dan FH cenderung memiliki komposisi jenis yang sama

yaitu 95,8 %. Terjadinya persamaan komposisi kemungkinan akibat terjadinya

transfaunasi antar inang. Transfaunasi dapar terjadi pada sapi yang diberi pakan

atau minuman di tempat yang sama, sehingga dapat terjadi perpindahan ciliata

melalui air liur yang dikeluarkan sapi pada saat makan atau pun minum. Hal ini

sesuai dengan pendapat Jusmaldi, (2002) yang menyatakan bahwa faunasi dapat

Page 65: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

terjadi bila makanan terkontaminasi oleh ciliata karena perilaku ruminansi dan

dimakan oleh ruminansia lain, atau dapat juga melalui aktivitas minum.

Komposisi yang terendah terdapat pada sapi jenis SO yaitu 87,5 %. Hal itu

menunjukan ada beberapa jenis ciliata yang tidak ditemukan pada sapi SO atau

jumlahnya yang relatif sedikit. Berdasarkan hasil analisis statistik tidak

menunjukan perbedaan yang nyata terhadap jenis sapi (Lampiran). Hal ini berarti

bahwa jenis sapi tidak memiliki pengaruh yang signifikan berupa perbedaan

komposisi jenis ciliata.

1 0 0

9 8

9 6

9 4

9 2

9 0

8 8

8 6

8 4

8 2

8 0

A B C D

Je ni s sapi

Gambar 8. Komposisi Jenis Ciliata

Keterangan : A (Sapi BX); B (Sapi PO); C (Sapi SO); dan D (Sapi FH)

Perbedaan komposisi jenis ciliata ini disebabkan karena perbedaan kondisi

lingkungan dalam cairan rumen akibat pengaruh perbedan pemberian makanan.

Menurut Franzolin dan Dehority (1966) bahwa sapi yang pakannya terdiri atas

20% jerami dan 80% biji-bijian mengandung komposisi ciliata terutama

Entodinium. Jenis sapi yang banyak mengkonsumsi hijauan akan lebih banyak

Page 66: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

jumlah ciliatanya. Rendahnya komposisi jenis sebanding dengan rendahnya

jumlah total ciliata (Gambar 6). Jumlah total ciliata yang rendah mengindikasikan

adanya tingkat kehadiran beberapa jenis ciliata rendah.

Viabilitas adalah kemampuan jenis ciliata yang telah diidentifikasi untuk

dapat hidup pada kondisi tertentu. Semakin tinggi tingkat kehadiran suatu jenis

pada berbagai kondisi maka viabilitasnya juga akan semakin tinggi. Perbedaan

pemberian makanan juga mempengaruhi perbedaan viabilitas pada masing-masing

jenis sapi.

Nilai viabilitas jenis ciliata menerangkan bahwa beberapa jenis ciliata

berbeda-beda ketahanannya terhadap kedaan rumen dari beberapa jenis sapi.

Ciliata yang ada dalam rumen sapi berperan dalam mempertahankan pH. Ciliata

tersebut menyimpan kelebihan karbohidrat mudah larut yang berasal dari pakan

yang dapat menurunkan aktifitas fermentasi bakteri rumen. Sehingga pH rumen

dapat diturunkan.

450 400

350 D 300 250 C 200 B 150 100 A 50

0

Jenis Ciliata

Gambar 9. Viabilitas Populasi Ciliata Rumen

Keterangan : A (Sapi BX); B (Sapi PO); C (Sapi SO); dan D (Sapi FH)

Page 67: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Viabilitas jenis ciliata menunjukan terdapat beberapa jenis yang

viabilitasnya mencapai 100% pada masing-masing jenis sapi (Gambar 9). Ciliata

tersebut antara lain Diploplastron affine, Diplodinium anisacantum,

Elytroplastron bubali, Daytricha ruminantium, Entodinium bursa, E. dilobum, E.

parvum, E. dubardi, E. caudatum, E. rectangulatum, E. posterivasicum, E.

nanelum, E. simplex, Epidinium ecaudatum forma parviculatum, Eremoplastron

bovis, Euodinium rectingulatum, Oligoisotricha bubali, Ostrachodinium gracile,

Ostrachodinium mammosum, dan Polyplastron multivesiculatum, sedangkan jenis

yang lain (I. intestinal, I. prostoma) berkisar antara 50-75%.

Viabilitas yang dimiliki E. ecaudatum forma caudatum adalah 50%,

karena spesies ini memilki ukuran yang relatif kecil dibandingkan dengan spsies

Entodinium yang lainnya. Rendahnya viabilitas spesies ini merupakan salah satu

akibat terjadinya predasi antar jenis. I. intestinal dan I. prostoma yang memilki

viabilitas 50% dan 75% terjadi karena pada keempat jenis sapi yang diamati lbih

banyak diberi pakan hijauan sdangkan jenis Isotricha akan semakin meningkat

bila diberi pakan yang mengandung gula mudah larut. Hal ini sesuai dengan

Soepraniondo (1994), yang menyatakan bahwa ciliata golongan Oligotricha dapat

memecah partikel makanan dan dapat memanfaatkan karbohidrat sederhana

maupun yang komplek termasuk selulosa, sedangkan golongan Holotricha sukar

atau bahkan tidak dapat mencerna partikel makanan maupun selulosa.

Page 68: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan penelitian adalah bahwa

perbedaan jenis sapi dapat mempengaruhi diantaranya :

1. Perbedaan jenis sapi memberikan perbedaan bagi jumlah sel ciliata.

Jumlah sel ciliata yang paling tinggi terdapat pada sapi jenis SO (1,8 x 106

sel/ml), dan terendah pada sapi jenis FH (1,2 x 106 sel/ml).

2. Komposisi jenis ciliata pada masing-masing jenis sapi berbeda-beda satu

sama lain. Pada sapi jenis BX, PO dan SO mempunyai komposisi yang

tinggi dan seragam yaitu 95,8%, berbeda dengan sapi jenis FH yang

memiliki komposisi terendah sebesar 87,5%.

3. Viabilitas ciliata di masing-masing jenis sapi hampir umumnya 100%,

hanya terdapat beberapa spesies saja yang viabilitasnya 50% (I. prostoma

dan E. caudatum forma caudatum).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian saran yang dapat dikemukakan adalah

diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai Ciliata Rumen yang diambil dari

beberapa jenis sapi yang lain dengan porsi pakan yang berbeda dan berasal dari

tempat yang berbeda-beda pula.

Page 69: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Jenis Sapi di Daerah Tropis. (www.sapo4.gemari.co.id) (19 Mei

2007)

BATAN. 2002. Aplikasi Teknik Nuklir Di Bidang Peternakan. Manfaat Teknik

Nuklir Dalam Litbang Peternakan Untuk Peningkatan Produksi. Puslitbang Tenaga Isotop Dan Radiasi. Badan Tenaga Nuklir Nasional.

Jakarta.

Blakely, J. dan Bade, D.H. 1985. Ilmu peternakan. Edisi keempat. Diterjemahkan

oleh Bambang Srigandono. UGM press. Yogyakarta.

Budi W., Didi dan Mariyono. 2005. Review Hasil Penelitian Model Low External

Input Di Loka Penelitian Sapi Potong Tahun 2002-2004. Seminar

Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005. Hal. 43-56.

Budiyanto, A. 2006. Efek Pemberian Probiotik Khamir R1 Terhadap Populasi

Protozoa Dalam Cairan Rumen Kerbau Secara In Vitro. Skripsi. Jurusan

Farmasi ISTN. Jakarta.

Clarke, R.T.J. 1977. Protozoa in The Rumen Ecosystem. Academic Press. New

York.

Dehority, B. A. 1979. Rumen Cilliated Fauna of Alaskan moose (Alces

Americana), Mus-ox (Ovibus moschatus) and Dall mountain Sheep (Ovis

dalli). Journal Protozoology. 81: 26-32.

Dogiel, V.A., Poljanski, J.A., dan Cheisin, E.M. 1978. General Protozoa. At The

Clarendon Press. Oxford.

Furners, D. 2003. Ruminating On Some Secret Ciliates. Microscopy-UK.

(www.microscopy-uk.org.uk) (9 April 2007).

Göcmen, B., Dehority, B.A., dan Rastgeldi, S. 2003. Ciliated Protozoa In The

Rumen Of Turkish Domestic Cattle (Bos taurus L.). Journal eukaryot.

Microbiology. 50(2), pp. 104-108.

Page 70: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Göcmen, B., Rastgeldi, S., Karoglu, A., dan Askan, H. 2005. Rumen Ciliated Protozoa Of The Turkish Domestic Goats (Copra hircus L.). Zootaxa 1091: 53-64. (www.mapress.com/zootaxa).

Hausmann, K. and Haulsmann, N. 1996. Protozoology. Thiene Medical Publishers

Inc. New York.

Hungate, R.E. 1966. The Rumen And Its Microbes. Akademic Press New York.

London.

Imai, S. 1988. Ciliated Protozoa In The Rumen Of Kenyan Zebu Cattle, Bos

Taurus indicus, With The Description Of Four New Spesies. Journal

Protozoologi. Vol. 35 : 2.

Ismail. 2006. Identifikasi Protozoa Parasitik Pada Tinja Banteng Jawa (Bos

javanicus) Di Semenanjung Ujung Kulon. Tesis. Fakultas Kedokteran

Hewan IPB Bogor. Bogor.

Jusmaldi. 2002. Keragaman Protozoa Simbion Dalam Rumen Sapi dan Kerbau

Lumpur Di Sumatera Barat. Tesis. Program Pasca Sarjana IPB Bogor.

Bogor.

Kartadisastra, H.R. 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak

Ruminansia (Sapi, Kerbau, Domba dan Kambing). Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Kaunang, C.L. 2004. Respon Ruminan Terhadap Pemberian Hijauan Pakan Yang Dipupuk Air Belerang. Disertasi. Program Studi Ilmu Ternak, IPB Bogor.

Bogor.

Khusnuryani, A. 2002. Pengaruh Penambahan Protozoa terhadap Perubahan

Jumlah Mikroba Selulitik dan Hemiselulitik dalam Proses Dekomposisi

Jerami. Thesis. UGM. Yogyakarta.

Krishna, N.H., Umiyasih, U. 2005. Tata Laksana Pakan, Kaitannya dengan

Pemanfaatan Limbah Tanaman Pangan : Studi Kasus Pada Usaha Sapi

Potong rakyat di Kabupatn Bantul di Yogyakarta. Jurnal Seminar

Nasional Teknologi dan Veteriner. Hal 137 – 141

Page 71: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Latifudin., Diding., Budiman., dan Rusmana, D. 1999. Pengaruh Minyak Kelapa dan Minyak Kelapa Sawit Sebagai Agensia Defaunasi Terhadap Populasi Protozoa dan Kecernaan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum).

Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Univ. Padjajaran Bandung.

Bandung.

Leng, R.A. 1983. The Microbial Interaction In The Rumen. Proc. Of Symposium

Held At Univ. Western Australia. Australia.

Mahdiyah, D. 2004. Isolasi dan Pembuatan Kurva Tumbuh Isolat Khamir Rumen

Kerbau R2 Sebagai Suplemen Pakan Ternak Ruminansia. Laporan PKL. MIPA Univ. Islam Negeri Jakarta. Jakarta.

Mariyono., Wijono, D.B., dan Hartati. 2005. Perbaikan Teknologi Pemeliharaan

Sapi PO Induk Sebagi Upaya Peningkatan Produktivitas Induk dan

Turunan Pada Usaha Peternakan Rakyat. Jurnal Seminar Nasional

Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005. Hal. 91-141.

Mc. Donald., P. R. A. Edwards, Greenhalg, J. F. D., and C. A, Morgan. 1996.

Animal Nutrition. Sixt Edition. Prentice Hall. London.

Mulyana, D. 1989. Populasi Protozoa Dalam Rumen Domba Pada Lingkungan

Nutritif Yang Berbeda. Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan IPB Bogor. Bogor.

Ogimoto, K. dan Imai, S. 1981. Atlas Of Rumen Microbiology. Japan Scientific

Societies Press. Tokyo.

Sarwono, B., dan Ariyanto, N.B., 2005. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat.

PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Soepraniondro, K. 1994. Status Ciliata dan Performen Domba Yang Diberi Silase

Litter Ayam. Tesis. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga.

Surabaya.

Page 72: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Sugiri, N., dan F. Satriya. 1994. Mikrofauna (Protozoa Simbion) dalam Rumen Hewan Ternak Besar di Indonesia. Laporan Akhir. Ilmu Hayat, PAU. IPB Bogor. Bogor.

Sugoro, I. 2004. Uji Viabilitas Isolat Khamir Bahan Probiotik dalam Cairan

Rumen Kerbau Steril. Jurnal Saintika. FMIPA UIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta.

Sugoro, I. dan Yunianto, I. 2006. Pertumbuhan Protozoa dalam Cairan Rumen

Kerbau Yang Disuplementasi Tanin Secara In Vitro. Jurnal Ilmiah

Aplikasi Isotop Dan Radiasi. Vol. 2, No. 2, Hal. 48-55.

Sutardi, T. 1978. Ketahanan Bahan Makanan Terhadap Degradasi Oleh Mikroba

Rumen Dan Manfaatnya Bagi Peningkatan Produktivitas Ternak. Seminar

Penelitian Dan Penunjang Peternakan. LPP Bogor. Bogor.

Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang.

Page 73: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Lampiran 1. Karakteristik Identifikasi Ciliata Rumen

Page 74: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Lampiran 2. Tabel Hasil Pengukuran

Tabel . Tabel Hasil Perhitungan Jumlah Sel Ciliata

Jumlah Sel Ciliata (sel/ml)

No.

Jenis Sapi 1 2 3

Rata-rata

Standar

Deviasi

1 Sapi BX 1240000 1680000 1426800 1448933.33 220833.45

2 Sapi PO 1480000 1613200 1332000 1475066.67 140664.89

3 Sapi SO 2493200 2226800 972000 1897333.33 812356.80

4 Sapi FH 893200 1106800 1106800 1222266.67 475726.62

Tabel . Jumlah Total Spesies Ciliata

Jenis Sapi

No.

Jenis Ciliata A B C D

Rata-

rata

1 Daytrtricha ruminantium 30 32 36 27 31.25

2 Isotricha intestinal 19 17 0 25 15.25

3 Isotricha prostoma 0 24 0 14 9.5

4 Oligoisotricha bubali 81 72 103 68 81

5 Epidinium ecaudatum forma

parvicaudatum

48

56

67

68

59.75

6 Entodinium bovis 16 17 20 12 16.25

7 Entodinium bursa 244 309 344 212 277.25

8 Entodinium caudatum forma caudatum

16

18

0

0

8.5

9

Entodinium caudatum forma lobospinosum

34

28

39

18

29.75

10 Entodinium dilobum 20 15 38 20 23.25

11 Entodinium dubardi 26 24 25 14 22.25

12 Entodinium parfum 50 54 60 54 54.5

13 Entodinium rectangulatum 35 14 26 14 22.25

14 Entodinium nanelum 14 16 13 15 14.5

15 Entodinium simplex 23 21 25 13 20.5

16 Diplodinium anisacantum 102 99 124 74 99.75

17 Diploplastron affine 27 17 10 15 17.25

18 Elytroplastron bubali 36 45 54 48 45.75

19 Eremoplastron dilobum 50 42 65 40 49.25

20 Eodinium rectingulatum 38 36 41 36 37.75

21 Euodiplodinium magii. 24 0 12 12 12

22 Ostrachodinium gracile 14 21 19 15 17.25

23 Ostrachodinium mammosum 21 15 19 20 18.75

Page 75: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

JSEL Between

Groups

7.13291E+11

3

2.37764E+11

1.071

0.414

Within Groups

1.77618E+12

8

2.22023E+11

Total 2.48947E+12 11

24 Polyplastron multivesiculatum 75 73 74 62 71

Total Sel Ciliata 1043 1065 1214 896 1054.5 Lampiran 3. Hasil Analisis Sidik Ragam (One Way Anova)

Tabel . Jumlah Sel Ciliata Rumen

H0 = Rata-rata jumlah sel pada keempat jenis sapi tidak menunjukan perbedaan

yang nyata

H1 = Rata-rata jumlah sel pada keempat jenis sapi menunjukan perbedaan yang

nyata

Pada tabel tampak nilai probabilitas (sig) 0,414 > 0,05, maka H0 diterima

atau rata-rata jumlah sel ciliata pada masing-masing sapi (BX, PO, SO dan FH)

tidak menunjukan perbedaan yang nyata.

Tabel Keragaman Genus Ciliata Rumen

Sum of

Squares

df

Mean

Square

F

Sig.

GENUS Between

Groups

0.667

3

0.222

0.296

0.827

Within Groups

6

8

0.75

Total 6.667 11

H0 = Rata-rata keragaman genus ciliata pada keempat jenis sapi tidak

menunjukan perbedaan yang nyata

H1 = Rata-rata keragaman genus ciliata pada keempat jenis sapi menunjukan

perbedaan yang nyata

Pada tabel tampak nilai probabilitas (sig) 0,827 > 0,05, maka H0 diterima

atau rata-rata gnus ciliata pada keempat jenis sapi (BX, PO, SO dan FH) tidak

menunjukan perbedaan yang nyata.

Page 76: Identifikasi Ciliata Di dalam Rumen Sapi Brahman Cross ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16739/1/USMAUL... · 2.5 Fisiologi Pencernaan Makanan ..... 24 2.6 Peranan

Tabel Keragaman Spesies Ciliata Rumen

Sum of

Squares

df Mean

Square

F

Sig. Between

Groups

4.917

3

1.639

3.933

0.054 Within Groups

3.333

8

0.417

SPESIES

Total 8.25 11

H0 = Rata-rata spesies ciliata pada keempat jenis sapi tidak menunjukan

perbedaan yang nyata

H1 = Rata-rata spesies ciliata pada keempat jenis sapi menunjukan perbedaan

yang nyata.

Pada tabel tampak nilai probabilitas (sig) 0,054 > 0,05, maka H0 diterima

atau rata-rata spesies ciliata pada keempat jenis sapi (BX, PO, SO dan FH) tidak

menunjukan perbedaan yang nyata.

Tabel Komposisi Jenis Ciliata Rumen

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Between Groups

79.469

3

26.49

3.768

0.059

Within

Groups

56.24

8

7.03

KOMPOSISI

Total 135.709 11

H0 = Rata-rata komposisi jenis ciliata pada keempat jenis sapi tidak

menunjukan perbedaan yang nyata

H1 = Rata-rata komposisi jenis ciliata pada keempat jenis sapi menunjukan

perbedaan yang nyata.

Pada tabel tampak nilai probabilitas (Sig) 0,059 > 0,05, maka H0 diterima

atau rata-rata komposisi jenis ciliata pada keempat jenis sapi (BX, PO, SO dan

FH) tidak menunjukan perbedaan yang nyata.