idealisme vs shock teraphy ( kebijakan pelantikan ratusan kepala sekolah di tpa antang makassar )
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 IDEALISME VS SHOCK TERAPHY ( Kebijakan Pelantikan Ratusan Kepala Sekolah di TPA Antang Makassar )
1/3
IDEALISME VS SHOCK TERAPHY
Oleh : Muskamal S,Sos, M.Si
Peneliti Muda PKP2A II LAN Makassar
Kebijakan Pelantikan ratusan Kepala Sekolah (Kepsek) SD, SMP dan SMA Kota
Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada tanggal 30/3/2016 di Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Antang, Kota Makassar.
Kebijakan ini tentunya bakal menuai banyak Pro dan kontra, bila ditinjau dari
sudut pandang kebijakan, mengemukakan bahwa komponen kebijakan itu terdiri
dari 3 unsur yakni : Isi Kebijakan, Pelaku kebijakan dan Lingkungan kebijakan
dan adapun hubungan dari ketiga komponen tersebut adalah :
Pertama Kebijakan diperuntukkan untuk memenuhi tuntutan masyarakat, Pelaku
kebijakan biasanya terdiri dari, partai politik, organisasi profesi, kelompok
masyarakat, badan pemerintah, dan analisis kebijaksanaan. Tugas mereka
adalah membuat kebijakan atas berbagai masukan dari lingkungan dimana
terdapat isu-isu strategis tentang kebijakan. Lingkungan kebijakan adalah
suasana tertentu dimana kejadian-kejadian disekitar isu kebijakan itu timbul,
mempengaruhi dan dipengaruhi juga oleh pelaku kebijakan.
-
8/18/2019 IDEALISME VS SHOCK TERAPHY ( Kebijakan Pelantikan Ratusan Kepala Sekolah di TPA Antang Makassar )
2/3
Pelaku kebijakan dalam menyusun sebuah kebijakan tentunya harus
berdasar pada input yang berasal dari lingkungan yang berpangkal pada
masyarakat atau publik. Lingkungan lahir karena adanya demand atau tuntutan,
harapan atau keinginan dari lingkungan yang selanjutnya hal ini oleh pelaku
kebijakan akan dijadikan sebuah kebijakan untuk publik.Oleh karnanya, sebagai pelaku kebijakan tentunya harus banyak melihat
apa yang menjadi keinginan nyata dari lingkungan tersebut, hal ini untuk
memenuhi tuntutan publik. Akan tetapi, selaku Pelaku kebijakan dalam
memformulasi sebuah kebijakan belum tentu masyarakat menerima kebijakan
tersebut. Hal ini biasanya disebabkan karna, kebijakan tidak sesuai dengan
kondisi lingkungan, Ada banyak contoh kebijakan yang sangat tidak sesuai
dengan kondisi lokasi setempat, kebijakan tersebut justru malah merugikan atau
tidak bermanfaat. Hal ini disebabkan karena pelaku kebijakan tidak
mempertimbangkan semua aspek yang mempengaruhi lingkungan.
Ada banyak contoh namun salah satu contoh sebuah kebijakan yang tidak
sesuai kondisi daerah dimana lingkungan berada adalah adanya kebijakan yang
dibuat untuk menetapkan standar lulus siswa menjadi 5,00 untuk daerah
terpencil yang jauh di papua padahal papua terpencil dan memiliki keterbatasan
sarana dan prasarana, tenaga pengajar dan keterbatasan lain. Kebijakan ini
sangat tidak sesuai siswa dipapua terpencil banyak yang belum bisa membaca
dan bahkan menulis, hal ini tidak hanya berlaku di papua akan tetapi bisa terjadi
diseluruh daerah terpencil di tanah air.
Kebijakan yang dikeluarkan atas dasar kepentingan beberapa pelaku
kebijakan, Kebijakan biasanya dikeluarkan juga atas dasar kepentingan pelaku
kebijakan tersebut, hal ini didasarkan atas pertimbangan lingkungan dimana
pelaku kebijakan berada. Artinya bahwa kebijakan yang dikeluarkan tersebut
dirasa akan menguntungkan pelaku kebijakan dibandingkan memikirkan
kepuasaan publik pada umumnya.
Kedua : Bila langkah kebijakan ini dijadikan salah satu bentuk dari inovasi lokus
pelantikan saya kira sudah tidak sesuai dengan standar kelayakan justru malahmenurunkan standar dan malah orientasinya makin bergeser ke persoalan etis
dan tidak etis, sebaiknya pelantikan ini ditempat yang wajar, dan disaksikan oleh
seluruh warga masyarakat Sulawesi Selatan, feedback masyarakat saya kira
akan makin positif karna dengan membangun model kelayakan seperti yang
dikemukan sebelumnya mampu menciptakan trust bagi masyarakat terhadap
Aparat Pendidikan dan kemudian menumbuhkan kesadaran untuk
menyekolahkan anak-anak mereka, dan Aparat pendidikan pun ikut menyadari
keberadaan mereka juga sangat diteladani.
Ketiga : Kalaupun ada tujuan untuk penghematan anggaran pelantikan sekecil
-
8/18/2019 IDEALISME VS SHOCK TERAPHY ( Kebijakan Pelantikan Ratusan Kepala Sekolah di TPA Antang Makassar )
3/3
mungkin demi kepentingan anggaran lain yang lebih besar, sya kira masih ada
opsi lain yang lebih realistik misalnya dengan prinsip menggunakan anggaran
yang sekecil kecilnya namun menentukan lokasi pelantikan yang sewajar-
wajarnya, minimal dilapangan yang luas atau di halaman Dinas Pendidikan
Pemerintah Kota Makasar.
Keempat : Sebagai bentuk shock terapy dari cara berpikir ( Mindset ) yang
berpola pengembangan pendidikan ke arah paradigma kesadaran pendidikan
pengolahan sampah, sya kira ini tidak sinkron tugas Pokok dan fungsi Kepala
sekolah diantaranya adalah menciptakan atmosfer akademik yang kondusif
dengan membangun budaya sekolah untuk menciptakan suasana yang
kompetitif bagi siswa, rasa tanggung jawab bagi guru, menimbulkan rasa nyaman
dalam bekerja dan belajar, menumbuhkan kesadaran tentang arti penting
kemajuan, dan menumbuhkan kedisiplinan tinggi, Melakukan penataan tugas
dan tanggung jawab yang jelas bagi warga sekolah berbasis kinerja, Menjaga
dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan dengan
menggunakan sistem pemberian penghargaan atas prestasi dan sangsi atas
pelanggaran peraturan dan kode etik, Menciptakan lingkungan pembelajaran
yang efektif bagi peserta didik, bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif
mengenai pelaksanaan kurikulum, melaksanakan dan merumuskan program
supervisi, serta memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja
sekolah, memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. jadi ini tidak
sinkron.
Tugas pengolahan sampah ini menjadi tanggung jawab penuh dari Dinas
Kebersihan Kota Makassar, Kadang berpikir terbalik justru malah makin
membalikkan keadaan. oleh karnanya tetap diperlukan evaluasi dan monitoring
dari Pemerintah Kota Makassar secara berkala terhadap impact dan benefit dari
Pelantikan ini.