ices makalah
TRANSCRIPT
Nama : Inda Annisa Fauzani
NPM : 1106010300
GEMPA DAN MSDA
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya
gangguan di dalam kerak bumi, misalnya karena adanya patahan atau ledakan. Ketika
gelombang ini mencapai permukaan, getarannya bisa merusak apa yang ada di atasnya,
namun efeknya tergantung pada kekuatan sumber dan jarak fokus, disamping itu juga
mutu bangunan dan mutu tanah dimana bangungan berdiri.
Gempa berkekuatan 7,6 skala richter mengguncang Kota Padang, Sumatera Barat
pada tanggal 30 September 2009 pukul 17:16:10 WIB. Gempa ini terjadi di lepas
pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Beberapa wilayah di Sumatera
Barat seperti Kabupaten Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir
Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota
Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat mengalami kerusakan parah. Menurut data
Satkorlak PB, akibat dari gempa yang tersebar di 3 kota dan 4 kabupaten di Sumatera
Barat ini menyebabkan 6.234 orang tewas , korban luka berat mencapai 1.214 orang,
luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat,
65.380 rumah rusak sedang, dan 78.604 rumah rusak ringan. Gempa ini termasuk
dalam gempa tektonik, yaitu gempa yang disebabkan oleh pergeseran lempeng.
Provinsi Sumatera Barat berada di antara pertemuan dua lempeng benua besar
(lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia) dan patahan (sesar) Semangko. Di dekat
pertemuan lempeng terdapat patahan Mentawai. Ketiganya merupakan
daerah seismik aktif.
Jika dilihat dari segi keilmuan teknik sipil, peristiwa gempa bumi dapat ditinjau
dari beberapa bidang, antara lain geoteknik, struktur, manajemen konstruksi,
transportasi, lingkungan, serta Manajemen Sumber Daya Air (MSDA). MSDA
didefinisikan sebagai keseluruhan tugas yang diperlukan untuk menghasilkan air,
barang dan jasa/kemudahan (yang berhubungan dengan air). Menurut konsepsi, Sistem
Sumberdaya Air terdiri dari lima komponen sebagai berikut:
Keseluruhan air dan komponen fisik, kimiawi dan biologisnya di
dalam dan di atas tanah di daerah yang ditinjau
Subsistem alam : sungai, danau, akuifer air tanah, struktur topografi,
vegetasi, tanah dan struktur geologi
Subsistem infrastruktur (buatan manusia) seperti saluran, bendung
pengalih aliran, jaringan pipa, stasiun pompa, bangunan penjernihan air,
jaringan pemantauan
Prosedur-prosedur pengoperasian subsistem infrastruktur
Subsistem administratif, peraturan perundangan yang ada, pungutan-
pungutan,sanksi-sanksi, pajak dan subsidi yang dikenakan/diberikan
kepada para pemakai produk Sistim Sumberdaya Air, dan kerangka kerja
instansi-instansi yang terdiri dari instansi, lembaga atau badan lain yang
terlibat dalam manajemen air tanah dan air permukaan, baik kualitatif
maupun kuantitatif
Air adalah kebutuhan vital dalam kehidupan manusia, hampir setiap kegiatan
membutuhkan air, seperti MCK, konsumsi, produksi, dan lainnya. Karena tingginya
kebutuhan tersebut, maka ketersediaan sumber air bersih tidak dapat diabaikan begitu
saja.
Ada beberaa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan sumber air, antara
lain kuantitas, kontinuitas, kualitas, dan ekonomi. Dari banyak sumber air seperti
sungai, bendungan, air tanah, air hujan dan air laut, sungailah yang paling memenuhi
faktor pemilihan sumber air baku, karena kuantitas air yang banyak serta kontinuitas
terjamin, yang berarti ketersediaan air di sumber akan tetap terjaga.
Salah satu akibat dari gempa bumi adalah dapat merusak apa yang ada di atas
permukaan tanah yang dekat dengan sumber gempa. Termasuk diantaranya bagian dari
manajemen sumber daya air. Kerusakan tersebut bisa dikategorikan menjadi 2 bagian:
Kerusakan pada sumber air baku
Air baku adalah air yang dipergunakan bagi hajat hidup orang banyak. Yang
tergolong pada sumber air baku adalah air tanah, sungai, dan bendungan.
Berikut adalah beberapa gangguan yang dialami oleh sumber air baku:
Sumur Resapan
Saat gempa terjadi, tanah mengalami gerakan akibat gempa yang biasa
disebut groundshaking, apabila gerakan tersebut terjadi di tanah yang
tidak padat, maka tanah akan cenderung bergerak dan memisah pada arah
mendatar. Peristiwa ini mempengaruhi sumur-sumur resapan karena air-
airnya akan tercampur atau terkontaminasi, yang menyebabkan kualitas
air tanah menurun.
Sungai
Sungai sebagai sumber utama air bersih yang kemudian akan diproses
oleh PDAM juga mengalami gangguan. Guncangan gempa menyebabkan
tanah disekitar daerah aliran sungai (tepian sungai) akan longsor hingga
sungai mengalami pendangkalan. Pendangkalan sungai dapat terjadi
karena terjadinya pengendapan partikel padatan yang terbawa oleh arus
sungai misal di kelokan sungai, waduk atau dam atau di muara sungai.
Partikel ini bisa berupa padatan besar seperti sampah, ranting tanaman
atau sampah lainnya, tetapi yang terutama adalah karena partikel tanah
akibat erosi yang berlebihan di daerah hulu sungai. Dalam kasus ini, yang
menyebabkan pendangkalan sungai adalah longsornya tanah dan
masuknya puing-puing atau sampah akibat gempa ke dalam sungai.
Pendangkalan ini dapat mengganggu aliran sungai, sungai yang sudah
tidak mampu lagi menampung debit air akhirnya meluap hingga
mengakibatkan banjir. Selain itu, air yang digunakan sebagai pasokan
untuk diolah menjadi air bersih akan terganggu.
Bendungan
Bendungan juga tidak luput dari kerusakan akibat gempa. Bendungan
mengalami cracking atau retakan yang apabila tidak segera ditangani
dapat menyebabkan kerugian yang lebih banyak lagi. Air mempunyai kuat
tekan yang besar, apabila sudah ada sedikit retakan namu tidak segera
dilakukan tindakan maka bukan tidak mungkin bendungan akan jebol.
Penanggulangannya adalah dengan membuat bendungan baru di dekta
bendungan yang lama, jadi apabila bendungan lama jebol maka bendungan
baru siap untuk menampung
Kerusakan pada distribusi air
Distribusi air mencakup pada 2 hal, yaitu unit pengolahan air bersih dan
instalasi air yang berupa pipa dan berfungsi sebagai penyalur air dari sumber
menuju rumah-rumah penduduk. Gempa mengakibatkan kerusakan pada
Water Treatment Plant (unit pengolahan air) sehingga proses pengelolahan air
baku terganggu .
Selain itu, ground shaking menyebabkan perubahan kontur tanah setempat ,
hal itu menyebabkan pipa-pipa air yang tertanam di dalamnya akan ikut
bergerak, dan apabila pipa tidak lagi dapat meredam energi dari gempa
tersebut, maka pipa akan pecah yang mengakibatkan penyaluran air
terganggu.