ibu hamil dengan anemi
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
1/18
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
2/18
disebabkan oleh difesiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebalumnya atau
asupan besi yang tidak a jarang dekuat.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang
dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu
dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
3/18
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan
adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua
(Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000
mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat
yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa.
Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang
dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat
dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan
yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut:
1) Hb 11 gr% : Tidak anemia
2) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
3) Hb 78 gr%: Anemia sedang
4) Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan ini
terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi
digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih
akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 810 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 2025 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan
288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat
besi masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
2. Anemia Megaloblastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena
kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 1530 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan
transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
4/18
Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah
merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah
darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ
vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila
disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah
darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga
transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.
D. GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIL
Gejala anemia pada kehamilan yaitu:
Ibu mengeluh cepat lelah,
Sering pusing,
Mata berkunang-kunang,
Malaise,
Lidah luka,
Nafsu makan turun (anoreksia),
Konsentrasi hilang,
Nafas pendek (pada anemia parah); dan
Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
E. GAMBARAN KLINIS
A. Riwayat
1. Mentruasi berlebihan
2. Kehilangan darah kronik
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
5/18
3. Riwayat keluarga
4. Diet yang tidak adekuat
5. Jarak kehamilan yang terlalu dekat
6. Anemia pada kehamilan sebelumnya
7. Pika ( nafsu makan terhadap bahan bukan makanan )
B. Tanda dan Gejala
1. Keletihan, malaise, atau mudah megantuk
2. Pusing atau kelemahan
3. Sakit kepala
4. Lesi pada mulut dan lidah
5. Aneroksia,mual, atau muntah
6. Kulit pucat
7. Mukosa membrane atau kunjung tiva pucat
8. Dasar kuku pucat
9. Takikardi
F. TES LABORATORIUM
Hitung sel darah lengkap dan Apusan darah: untuk tujuan praktis, maka anemia
selama kehamilan dapat didefinisikan sabagai hemoglobin kurang dari pada 10 atau 11
gr/100 ml dan hematokrit kurang dari pada 30% sampai 33% .
Apusan darah tepi memberikan evaluasi morfologo eritrosit, hitung jenis leukosit
dan perkiraan keadekutan trombosit.
G. DIAGNOSA BANDING
Anemia hipokrom mikrositik: produksi eritrosit norma,tetapi sintesis hemoglobin
terganggu. Defiesiensi besi dipengaruhi oleh sintesis hemetalasemia lemah dalam
mensientesis globulin. Sel-sel kecil, dengan penurunan dengan konsentrasi hemoglobin.
Nilai besi serum (serum iron) membantu mambedakan dua kelaianan : besi serum menurun
pada defisiensi besi dan normal ( atau meningkat ) pada talasemia.
Anemia megaloblastik makrositik disebabkan oleh gangguan apa pun yang
mempengaruhi sintesis DNA sel, tetepi membiarkan hemoglibinasi normal .
Anemia normokrom normositik disertai dengan perdarahan berlebihan atu
gagalnya aktivitas sumsum tulang.
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
6/18
H. PENATALAKSANAAN
A. Pada saat kunjungan awal, kaji riwayat pasien
1. Telusuri riwayat anemia, masalah pembekuan darah, penyakit sel sabit, anemia glukosa-6-
fosfat dehidrogenase (G6PD), atau peyakit hemolitik herediter lain.
2. Kaji riwayat keluarga
B. Lakukan hitungan darah lengkap pada kunjungan awal.
1. Morfologi
a. Morfologi normal menunjukkan sel darah merah (SDM) yang sehat dan matang
b. SDM mikrositik hipokrom menunjukkan anemia defisiensi zat besi
c. SDM makrositik hipokrom menunjukkan anemia pernisiosa
2. Kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrin (Ht) pada kehamilan
a. Kadar Hb lebih dari 13 g/dl dengan Ht lebih dari 40% dapat menunjukkan hipovolemia.
Waspada dehidrasi dan preklamsi
b. Kadar Hb 11,5-13 g/dl dengan Ht 34%-40% menunjukkan keadaan yang normal dan sehat.
c. Kadar Hb 10,5-11,5 g/dl dengan Ht 31%-32% menunjukkan kadar yang rendah, namun
masih normal.
d. Kadar Hb 10 g/dl disertai Ht 30% menunjukkan anemia
(1) Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling gizi,atau keduanya
(2) Berikan suplemen zat besi 1 atau 2 kali/hari, atau satu kapsul time-release, seperti Slow-
Fe setiap hari
e. Kadar Hb < 9-10 g/dl dengan Ht 27%-30% dapat menunjukkan anemia megaloblastik.
(1) Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling diet.
(2) Rekomendasikan pemberian suplemen ferum-sulfat 325 mg per oral, 2 atau 3 kali/hari.
f. Kadar Hb
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
7/18
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
8/18
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
9/18
4. Bila kadar Hb
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
10/18
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
11/18
6. Diafenilsulfon
7. Fenasetin
8. Isoniazid
9. Kloramfenikol
10. Kuinakrin (atabrine)
11. Kuinidin
12. Kuinin
13. Kuinosid
14. Methylene blue
ANEMIA: PERNISIOSA
I. Defisiensi dan Etologi
A. Anemia pernisiosa disebabkan kekurangan faktor intrinsik pada asam lambung, yang
diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dari makanan . karena B12 tidak dapat diabsorbsi,
SDM tidak matang dengan normal.
B. Kasus ini jarang dijumpai pada individu dibawah usia 35 tahun.
II. Gambaran Klinis
A. Anemia pernisiosa ditandai dengan SDM makrositik, yang bias juga normokrom atau
hipekrom.
B. SDMpada anemia sulit dibedakan dengan SDM pada defisiensi asam folat.
C. Terapi asam folat dapat menyamarkan anemia pernisiosa karena SDM menjadi normositik,
meskipun penyakit ini masih ada.
III.Diagnosis
A. Curigai adanya anemia pernisiosa bila setelah terapi asam folat, morfologi SDM menjadi
normal, namun hematokrit tdak meningkat.
B. Diagnosis ditegakkan bila terjadi perbaikan setelah percobaan terapi dengan 1000 mg
vitamin B12 per parenteral selama 3 bulan.
IV.Penatalaksanaan
A. Kaji diet pasien terhadap produk hewani. Bila asupan dietnya kurang sumber-sumber
vitamin B12 berikan konseling gizi.
B. Berikan 1 cc (1000 ng) vitamin B12 parenteral per IM setiap bulan.
C. Tawarkan rujukan ke ahli gizi.
D. Ulangi hitung sel darah lengkap dalam 1 bulan.
1. Kondisinya membaik bila:a. Morfologi normal
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
12/18
b. Kadar Ht meningkat
2. Bila tidak ada perubahan, konsultasikan ke dokter.
ANEMIA: SEL SABIT
I. Definisi dan Etiologi
A. Jenis
1. Pada sifat (trait) sel sabit, ada satu gen normal dan satu gen Hb-S. gejala tidak tampak
kecuali pada keadaan deprivasi oksigen berat.
2. Pada penyakit sel sabit, kedua gen adalah Hb-S. penyakit ini kronik dan melemahkan.
Angka morbiditas dan mortalitas penyakit ini tinggi.
B. Insidens
1. Satu dari 12 keturunan Afrika-Amerika membawa sifat sel sabit.
2. Satu dari 500 keturuna Afrika-Amerika menderita penyakit ini.
II. Penatalaksanaan
A. Programkan skrining sel sabit pada semua pasien Afrika-Amerika:
1. Bila uji negatif, kedua gen normal dan tidak ada masalah.
2. Bila uji positif, minta pemeriksaan elektroforesis hemoglobin.
a. Bila gen homozigot,pasien dianggap beresiko tinggi dan harus dirujuk ke dokter.
b. Bila gen heterozigot, pasien dianggap beresiko rendah dapat dikelola secara normal selama
kehamilan dan persalinan.
B. Pertimbangkan kultur dan sensitivitas urine bulanan karena peningkatan resiko ISK selama
kehamilan.
C. Beri konseling kepada pasien:
1. Jelaskan kepada pasien mengenai sifat sel sabit yang dibawanya.
2. Sarankan pemeriksaan ayah bayi. Bila gen ayah juga heterozigot, ada kemungkinan
bayinya menderita penyakit ini.
3. Rujuk pasien untuk konseling genetik bila perlu.
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
13/18
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL
DENGAN ANEMIA
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluru(Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan
semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan
istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik
diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan
kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan
tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat
(DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis.
Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar,
hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau
depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas
(warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan
dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan).
Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau
putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler
dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia)
(DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).
3. Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
4. EleminasiGejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
14/18
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan
haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk
sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).
Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas
mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya
(DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12).
Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang
elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi
bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi.
Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan
buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu
berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis :
perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa
getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
8. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi;
baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran
terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan,
penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan
ekimosis (aplastik).
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
15/18
10. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB). Hilang
libido (pria dan wanita). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat (mis:
penurunan hemoglobin, eukopenia, supresi/penurunan respon inflamasi)
4. Konstipasi berhubungan dengan perubahan pada pola makan.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa
Keperawatan
Tujuan/Kriteria hasil Intevensi Rasional
1. Intoleransi aktivitas
berhubungan
dengan
ketidakseimbangan
antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
Melaporkan
peningkatan toleransi
aktivitas(termasuk
aktivitas sehari-hari.
Kaji kemampuan
pasien untuk
melakukan untuk
melakukan
tugas/AKS normal.
Kaji
kehilangan/gangguan
keseimbangan gaya
jalan, kelemahan
otot.
Awasi tekanan
darah, nadi,
pernapasan selamadan sesudah
aktivitas.
Berikan lingkungan
tenang.
Ubah posisi pasien
dengan perlahan dan
pantau terhadap
pusing.
Anjurkan pasien
untuk menghentikan
aktivitas bilapalpitasi.
Mempengaruhi pilihan
intervensi/bantuan
Menunjukkan perubahan
neurologi karena
defesiensi vitamin B12
mempengaruhi keamanan
pasien/resiko cedera.
Manifestasi
kardiopulmonal dari
upaya jantung dan paru
untuk membawa jumlah
oksigen adekuat ke
jaringan.Meningkatkan istirahat
untuk menurunkan
kebutuhan oksigen tubuh
dan menurunkan
regangan jantung dan
paru.
Hipotensi postural atau
hipoksia serebral dapat
menyebabkan pusing,
berdenyut dan
peningkatan resikocedera.
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
16/18
Regangan/stres
kardiopulmonal
berlebihan/stres dapat
menimbulkan kegagalan.
2. Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
untuk mencerna
makanan.
Menunjukkan
peningkatan berat
badan atau berat badan
stabil dengan nilai
laboratorium normal.
Kaji riwayat nutrisi,
termasuk makananyang disukai.
Observasi dan catat
masukan makanan
pasien.
Timbang berat badan
tiap hari.
Berikan makan
sedikit dan frekuensi
sering dan/atau
makan diantara
waktu makan.Observasi dan catat
kejadian
mual/muntah, flatus
dan gejala lain yang
berhubungan.
Berikan dan bantu
hygiene mulut yang
baik sebelum dan
sesudah makan,
gunakan sikat gigi
halus untuk
penyikatan yang
lembut. Berikan
pencuci mulut yang
diencerkan bila
mukosa oral luka.
Kolaborasi :
1.Berikan obat sesuai
indikasi, mis.Vitamin
dan suplemen
mineral, sepertisianokobalamin
(vitamin B12), asam
folat (Flovite); asam
askorbat (vitamin C),
.Besi dextran
(IM/IV.)
Mengidentifikasi
defisiensi, mendugakemungkinan intervensi.
Mengawasi masukan
kalori atau kualitas
kekurangan konsumsi
makanan.
Mengawasi penurunan
berat badan atau
efektivitas intervensi
nutrisi.
Makan sedikit dapat
menurunkan kelemahandan meningkatkan
pemasukan juga
mencegah distensi gaster.
Gejala GI dapat
menunjukkan efek
anemia (hipoksia) pada
organ.
Meningkatkan nafsu
makan dan pemasukan
oral, menurunkan
pertumbuhan bakteri,
meminimalkan
kemungkinan infeksi.
Teknik perawatan mulut
khusus mungkin
diperlukan bila jaringan
rapuh/luka/perdarahan
dan nyeri berat.
Kolaborasi :
Kebutuhan penggantian
tergantung pada tipeanemia dan/atau adanya
masukan oral yang buruk
dan defisiensi yag
diidentifikasi.
Diberikan sampai defisit
diperkirakan teratasi dan
disimpan untuk yang tak
dapat diabsorpsi atau
terapi besi oral, atau bila
kehilangan darah terlalu
cepat untuk penggantianoral menjadi efektif.
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
17/18
3. Resiko infeksi
berhubungan
dengan pertahanan
tubuh sekunder
yang tidak adekuat
(mis: penurunan
hemoglobin,
eukopenia,
supresi/penurunan
respon inflamasi).
Mngidentifikasi
perilaku untuk
mencegah/menurunkan
resiko infeksi.
Tingkatkan cuci
tangan yang baik
oleh oemberi
perawatan dan
pasien.Pertahankan teknik
aseptic ketat pada
prosedur/ perawatan
luka.
Tingkatkan masukan
cairan adekuat.
Pantau suhu, catat
adanya menggigil
dan takikardia
dengan atau tanpa
demamKolaborasi: berikan
antiseptic topical,
antibiotic sistemik.
Mencegah kontaminasi silan
Menurunkan resiko infeksi
bakteri.
Membantu dalam pengencer
secret pernafasan untukmempermudah pengeluaran d
mencegah statis cairan tubuh.
Adnya proses inflamasi/infek
membutuhkan
evaluasi/pengobatan.
Mungkin digunakan secara
propilaktik untuk menurunka
kolonisasi atau untuk
pengobatan proses infeksi loc
4. Konstipasi
berhubungan
dengan perubahan
pada pola makan.
Membuat/kembali pola
normal dari fungsi
usus.
Observasi warna
feses, konsistensi,
frekuensi, dan
jumlah.
Auskultas bunyi
usus
Awasi masukan dan
haluaran dengan
perhatian khusus
pada
makanan/cairan.
Kaji kondisi kulit
perianal dengan
sering.
Kolaborasi: berikan
obat anti diare,
misalnya:
difenoxsilathidroklorida.
Membantu mengidentifikasi
penyebab/ factor pemberat da
intervensi yang tepat.
Bunyi usus secara umum
meningkat pada diare dan
menurun pada konstipasi.
Dapat mengidentifikasi
dehidrasi, kehilangan berlebi
atau alat dalam mengidentifik
defisiensi diet.
Mencegah ekskoriasi kulit da
kerusakan kulit.
Menurunkan multilitas usus bi
diare terjadi.
D. EVALUASI
1. Terjadi penurunan tanda fisiologis intoleransi, mis, nadi, pernapasan, dan TD masih
dalamrentang normal pasien.
2. A. Tidak ada tanda terjadinya malnutrisi.
B. Klien menunjukan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan/atau
mempertahankan berat badan yang sesuai.
3. Perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi dapat diidentifikasi.
-
7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi
18/18