ibu hamil dengan anemi

Upload: meufe

Post on 05-Apr-2018

239 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    1/18

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    2/18

    disebabkan oleh difesiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebalumnya atau

    asupan besi yang tidak a jarang dekuat.

    Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang

    dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu

    dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    3/18

    b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan

    adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua

    (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000

    mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat

    yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).

    Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa.

    Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang

    dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat

    dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan

    yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai

    berikut:

    1) Hb 11 gr% : Tidak anemia

    2) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

    3) Hb 78 gr%: Anemia sedang

    4) Hb < 7 gr% : Anemia berat

    Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan ini

    terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi

    digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih

    akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan

    menghasilkan sekitar 810 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan

    menghasilkan sekitar 2025 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan

    288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat

    besi masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).

    2. Anemia Megaloblastik

    Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena

    kekurangan vitamin B12.

    Pengobatannya:

    a. Asam folik 1530 mg per hari

    b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari

    c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari

    d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan

    transfusi darah.

    3. Anemia Hipoplastik

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    4/18

    Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah

    merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah

    darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.

    4. Anemia Hemolitik

    Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih

    cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran

    darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ

    vital.

    Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila

    disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah

    darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga

    transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.

    D. GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIL

    Gejala anemia pada kehamilan yaitu:

    Ibu mengeluh cepat lelah,

    Sering pusing,

    Mata berkunang-kunang,

    Malaise,

    Lidah luka,

    Nafsu makan turun (anoreksia),

    Konsentrasi hilang,

    Nafas pendek (pada anemia parah); dan

    Keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.

    E. GAMBARAN KLINIS

    A. Riwayat

    1. Mentruasi berlebihan

    2. Kehilangan darah kronik

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    5/18

    3. Riwayat keluarga

    4. Diet yang tidak adekuat

    5. Jarak kehamilan yang terlalu dekat

    6. Anemia pada kehamilan sebelumnya

    7. Pika ( nafsu makan terhadap bahan bukan makanan )

    B. Tanda dan Gejala

    1. Keletihan, malaise, atau mudah megantuk

    2. Pusing atau kelemahan

    3. Sakit kepala

    4. Lesi pada mulut dan lidah

    5. Aneroksia,mual, atau muntah

    6. Kulit pucat

    7. Mukosa membrane atau kunjung tiva pucat

    8. Dasar kuku pucat

    9. Takikardi

    F. TES LABORATORIUM

    Hitung sel darah lengkap dan Apusan darah: untuk tujuan praktis, maka anemia

    selama kehamilan dapat didefinisikan sabagai hemoglobin kurang dari pada 10 atau 11

    gr/100 ml dan hematokrit kurang dari pada 30% sampai 33% .

    Apusan darah tepi memberikan evaluasi morfologo eritrosit, hitung jenis leukosit

    dan perkiraan keadekutan trombosit.

    G. DIAGNOSA BANDING

    Anemia hipokrom mikrositik: produksi eritrosit norma,tetapi sintesis hemoglobin

    terganggu. Defiesiensi besi dipengaruhi oleh sintesis hemetalasemia lemah dalam

    mensientesis globulin. Sel-sel kecil, dengan penurunan dengan konsentrasi hemoglobin.

    Nilai besi serum (serum iron) membantu mambedakan dua kelaianan : besi serum menurun

    pada defisiensi besi dan normal ( atau meningkat ) pada talasemia.

    Anemia megaloblastik makrositik disebabkan oleh gangguan apa pun yang

    mempengaruhi sintesis DNA sel, tetepi membiarkan hemoglibinasi normal .

    Anemia normokrom normositik disertai dengan perdarahan berlebihan atu

    gagalnya aktivitas sumsum tulang.

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    6/18

    H. PENATALAKSANAAN

    A. Pada saat kunjungan awal, kaji riwayat pasien

    1. Telusuri riwayat anemia, masalah pembekuan darah, penyakit sel sabit, anemia glukosa-6-

    fosfat dehidrogenase (G6PD), atau peyakit hemolitik herediter lain.

    2. Kaji riwayat keluarga

    B. Lakukan hitungan darah lengkap pada kunjungan awal.

    1. Morfologi

    a. Morfologi normal menunjukkan sel darah merah (SDM) yang sehat dan matang

    b. SDM mikrositik hipokrom menunjukkan anemia defisiensi zat besi

    c. SDM makrositik hipokrom menunjukkan anemia pernisiosa

    2. Kadar hemoglobin (Hb) dan hematokrin (Ht) pada kehamilan

    a. Kadar Hb lebih dari 13 g/dl dengan Ht lebih dari 40% dapat menunjukkan hipovolemia.

    Waspada dehidrasi dan preklamsi

    b. Kadar Hb 11,5-13 g/dl dengan Ht 34%-40% menunjukkan keadaan yang normal dan sehat.

    c. Kadar Hb 10,5-11,5 g/dl dengan Ht 31%-32% menunjukkan kadar yang rendah, namun

    masih normal.

    d. Kadar Hb 10 g/dl disertai Ht 30% menunjukkan anemia

    (1) Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling gizi,atau keduanya

    (2) Berikan suplemen zat besi 1 atau 2 kali/hari, atau satu kapsul time-release, seperti Slow-

    Fe setiap hari

    e. Kadar Hb < 9-10 g/dl dengan Ht 27%-30% dapat menunjukkan anemia megaloblastik.

    (1) Rujuk pasien ke ahli gizi atau konseling diet.

    (2) Rekomendasikan pemberian suplemen ferum-sulfat 325 mg per oral, 2 atau 3 kali/hari.

    f. Kadar Hb

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    7/18

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    8/18

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    9/18

    4. Bila kadar Hb

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    10/18

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    11/18

    6. Diafenilsulfon

    7. Fenasetin

    8. Isoniazid

    9. Kloramfenikol

    10. Kuinakrin (atabrine)

    11. Kuinidin

    12. Kuinin

    13. Kuinosid

    14. Methylene blue

    ANEMIA: PERNISIOSA

    I. Defisiensi dan Etologi

    A. Anemia pernisiosa disebabkan kekurangan faktor intrinsik pada asam lambung, yang

    diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dari makanan . karena B12 tidak dapat diabsorbsi,

    SDM tidak matang dengan normal.

    B. Kasus ini jarang dijumpai pada individu dibawah usia 35 tahun.

    II. Gambaran Klinis

    A. Anemia pernisiosa ditandai dengan SDM makrositik, yang bias juga normokrom atau

    hipekrom.

    B. SDMpada anemia sulit dibedakan dengan SDM pada defisiensi asam folat.

    C. Terapi asam folat dapat menyamarkan anemia pernisiosa karena SDM menjadi normositik,

    meskipun penyakit ini masih ada.

    III.Diagnosis

    A. Curigai adanya anemia pernisiosa bila setelah terapi asam folat, morfologi SDM menjadi

    normal, namun hematokrit tdak meningkat.

    B. Diagnosis ditegakkan bila terjadi perbaikan setelah percobaan terapi dengan 1000 mg

    vitamin B12 per parenteral selama 3 bulan.

    IV.Penatalaksanaan

    A. Kaji diet pasien terhadap produk hewani. Bila asupan dietnya kurang sumber-sumber

    vitamin B12 berikan konseling gizi.

    B. Berikan 1 cc (1000 ng) vitamin B12 parenteral per IM setiap bulan.

    C. Tawarkan rujukan ke ahli gizi.

    D. Ulangi hitung sel darah lengkap dalam 1 bulan.

    1. Kondisinya membaik bila:a. Morfologi normal

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    12/18

    b. Kadar Ht meningkat

    2. Bila tidak ada perubahan, konsultasikan ke dokter.

    ANEMIA: SEL SABIT

    I. Definisi dan Etiologi

    A. Jenis

    1. Pada sifat (trait) sel sabit, ada satu gen normal dan satu gen Hb-S. gejala tidak tampak

    kecuali pada keadaan deprivasi oksigen berat.

    2. Pada penyakit sel sabit, kedua gen adalah Hb-S. penyakit ini kronik dan melemahkan.

    Angka morbiditas dan mortalitas penyakit ini tinggi.

    B. Insidens

    1. Satu dari 12 keturunan Afrika-Amerika membawa sifat sel sabit.

    2. Satu dari 500 keturuna Afrika-Amerika menderita penyakit ini.

    II. Penatalaksanaan

    A. Programkan skrining sel sabit pada semua pasien Afrika-Amerika:

    1. Bila uji negatif, kedua gen normal dan tidak ada masalah.

    2. Bila uji positif, minta pemeriksaan elektroforesis hemoglobin.

    a. Bila gen homozigot,pasien dianggap beresiko tinggi dan harus dirujuk ke dokter.

    b. Bila gen heterozigot, pasien dianggap beresiko rendah dapat dikelola secara normal selama

    kehamilan dan persalinan.

    B. Pertimbangkan kultur dan sensitivitas urine bulanan karena peningkatan resiko ISK selama

    kehamilan.

    C. Beri konseling kepada pasien:

    1. Jelaskan kepada pasien mengenai sifat sel sabit yang dibawanya.

    2. Sarankan pemeriksaan ayah bayi. Bila gen ayah juga heterozigot, ada kemungkinan

    bayinya menderita penyakit ini.

    3. Rujuk pasien untuk konseling genetik bila perlu.

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    13/18

    BAB III

    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

    DENGAN ANEMIA

    A. PENGKAJIAN

    Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara

    menyeluru(Boedihartono, 1994).

    Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :

    1. Aktivitas / istirahat

    Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan

    semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan

    istirahat lebih banyak.

    Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik

    diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan

    kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan

    tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.

    2. Sirkulasi

    Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat

    (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis.

    Palpitasi (takikardia kompensasi).

    Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar,

    hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau

    depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas

    (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan

    dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan).

    Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau

    putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler

    dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia)

    (DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).

    3. Integritas ego

    Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya

    penolakan transfusi darah.

    Tanda : depresi.

    4. EleminasiGejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    14/18

    Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan

    haluaran urine.

    Tanda : distensi abdomen.

    5. Makanan/cairan

    Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk

    sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).

    Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas

    mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya

    (DB).

    Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12).

    Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang

    elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi

    bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).

    6. Neurosensori

    Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi.

    Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan

    buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.

    Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu

    berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis :

    perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa

    getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).

    7. Nyeri/kenyamanan

    Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)

    8. Pernapasan

    Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.

    Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.

    9. Keamanan

    Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi;

    baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran

    terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan,

    penyembuhan luka buruk, sering infeksi.

    Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan

    ekimosis (aplastik).

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    15/18

    10. Seksualitas

    Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB). Hilang

    libido (pria dan wanita). Imppoten.

    Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.

    B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan

    oksigen

    2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    ketidakmampuan untuk mencerna makanan

    3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat (mis:

    penurunan hemoglobin, eukopenia, supresi/penurunan respon inflamasi)

    4. Konstipasi berhubungan dengan perubahan pada pola makan.

    C. INTERVENSI KEPERAWATAN

    No Diagnosa

    Keperawatan

    Tujuan/Kriteria hasil Intevensi Rasional

    1. Intoleransi aktivitas

    berhubungan

    dengan

    ketidakseimbangan

    antara suplai dan

    kebutuhan oksigen.

    Melaporkan

    peningkatan toleransi

    aktivitas(termasuk

    aktivitas sehari-hari.

    Kaji kemampuan

    pasien untuk

    melakukan untuk

    melakukan

    tugas/AKS normal.

    Kaji

    kehilangan/gangguan

    keseimbangan gaya

    jalan, kelemahan

    otot.

    Awasi tekanan

    darah, nadi,

    pernapasan selamadan sesudah

    aktivitas.

    Berikan lingkungan

    tenang.

    Ubah posisi pasien

    dengan perlahan dan

    pantau terhadap

    pusing.

    Anjurkan pasien

    untuk menghentikan

    aktivitas bilapalpitasi.

    Mempengaruhi pilihan

    intervensi/bantuan

    Menunjukkan perubahan

    neurologi karena

    defesiensi vitamin B12

    mempengaruhi keamanan

    pasien/resiko cedera.

    Manifestasi

    kardiopulmonal dari

    upaya jantung dan paru

    untuk membawa jumlah

    oksigen adekuat ke

    jaringan.Meningkatkan istirahat

    untuk menurunkan

    kebutuhan oksigen tubuh

    dan menurunkan

    regangan jantung dan

    paru.

    Hipotensi postural atau

    hipoksia serebral dapat

    menyebabkan pusing,

    berdenyut dan

    peningkatan resikocedera.

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    16/18

    Regangan/stres

    kardiopulmonal

    berlebihan/stres dapat

    menimbulkan kegagalan.

    2. Ketidakseimbangan

    nutrisi: kurang dari

    kebutuhan tubuh

    berhubungan

    dengan

    ketidakmampuan

    untuk mencerna

    makanan.

    Menunjukkan

    peningkatan berat

    badan atau berat badan

    stabil dengan nilai

    laboratorium normal.

    Kaji riwayat nutrisi,

    termasuk makananyang disukai.

    Observasi dan catat

    masukan makanan

    pasien.

    Timbang berat badan

    tiap hari.

    Berikan makan

    sedikit dan frekuensi

    sering dan/atau

    makan diantara

    waktu makan.Observasi dan catat

    kejadian

    mual/muntah, flatus

    dan gejala lain yang

    berhubungan.

    Berikan dan bantu

    hygiene mulut yang

    baik sebelum dan

    sesudah makan,

    gunakan sikat gigi

    halus untuk

    penyikatan yang

    lembut. Berikan

    pencuci mulut yang

    diencerkan bila

    mukosa oral luka.

    Kolaborasi :

    1.Berikan obat sesuai

    indikasi, mis.Vitamin

    dan suplemen

    mineral, sepertisianokobalamin

    (vitamin B12), asam

    folat (Flovite); asam

    askorbat (vitamin C),

    .Besi dextran

    (IM/IV.)

    Mengidentifikasi

    defisiensi, mendugakemungkinan intervensi.

    Mengawasi masukan

    kalori atau kualitas

    kekurangan konsumsi

    makanan.

    Mengawasi penurunan

    berat badan atau

    efektivitas intervensi

    nutrisi.

    Makan sedikit dapat

    menurunkan kelemahandan meningkatkan

    pemasukan juga

    mencegah distensi gaster.

    Gejala GI dapat

    menunjukkan efek

    anemia (hipoksia) pada

    organ.

    Meningkatkan nafsu

    makan dan pemasukan

    oral, menurunkan

    pertumbuhan bakteri,

    meminimalkan

    kemungkinan infeksi.

    Teknik perawatan mulut

    khusus mungkin

    diperlukan bila jaringan

    rapuh/luka/perdarahan

    dan nyeri berat.

    Kolaborasi :

    Kebutuhan penggantian

    tergantung pada tipeanemia dan/atau adanya

    masukan oral yang buruk

    dan defisiensi yag

    diidentifikasi.

    Diberikan sampai defisit

    diperkirakan teratasi dan

    disimpan untuk yang tak

    dapat diabsorpsi atau

    terapi besi oral, atau bila

    kehilangan darah terlalu

    cepat untuk penggantianoral menjadi efektif.

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    17/18

    3. Resiko infeksi

    berhubungan

    dengan pertahanan

    tubuh sekunder

    yang tidak adekuat

    (mis: penurunan

    hemoglobin,

    eukopenia,

    supresi/penurunan

    respon inflamasi).

    Mngidentifikasi

    perilaku untuk

    mencegah/menurunkan

    resiko infeksi.

    Tingkatkan cuci

    tangan yang baik

    oleh oemberi

    perawatan dan

    pasien.Pertahankan teknik

    aseptic ketat pada

    prosedur/ perawatan

    luka.

    Tingkatkan masukan

    cairan adekuat.

    Pantau suhu, catat

    adanya menggigil

    dan takikardia

    dengan atau tanpa

    demamKolaborasi: berikan

    antiseptic topical,

    antibiotic sistemik.

    Mencegah kontaminasi silan

    Menurunkan resiko infeksi

    bakteri.

    Membantu dalam pengencer

    secret pernafasan untukmempermudah pengeluaran d

    mencegah statis cairan tubuh.

    Adnya proses inflamasi/infek

    membutuhkan

    evaluasi/pengobatan.

    Mungkin digunakan secara

    propilaktik untuk menurunka

    kolonisasi atau untuk

    pengobatan proses infeksi loc

    4. Konstipasi

    berhubungan

    dengan perubahan

    pada pola makan.

    Membuat/kembali pola

    normal dari fungsi

    usus.

    Observasi warna

    feses, konsistensi,

    frekuensi, dan

    jumlah.

    Auskultas bunyi

    usus

    Awasi masukan dan

    haluaran dengan

    perhatian khusus

    pada

    makanan/cairan.

    Kaji kondisi kulit

    perianal dengan

    sering.

    Kolaborasi: berikan

    obat anti diare,

    misalnya:

    difenoxsilathidroklorida.

    Membantu mengidentifikasi

    penyebab/ factor pemberat da

    intervensi yang tepat.

    Bunyi usus secara umum

    meningkat pada diare dan

    menurun pada konstipasi.

    Dapat mengidentifikasi

    dehidrasi, kehilangan berlebi

    atau alat dalam mengidentifik

    defisiensi diet.

    Mencegah ekskoriasi kulit da

    kerusakan kulit.

    Menurunkan multilitas usus bi

    diare terjadi.

    D. EVALUASI

    1. Terjadi penurunan tanda fisiologis intoleransi, mis, nadi, pernapasan, dan TD masih

    dalamrentang normal pasien.

    2. A. Tidak ada tanda terjadinya malnutrisi.

    B. Klien menunjukan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan/atau

    mempertahankan berat badan yang sesuai.

    3. Perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi dapat diidentifikasi.

  • 7/31/2019 Ibu Hamil Dengan Anemi

    18/18