ibllt)i' hegemonikekuasaan versi gramsci s · konsep itu diluncurkan gramsci seki tar tahun...

1
Ibllt)I' HegemoniKekuasaan versi Gramsci I S edikitnya, dalam sepuluh tahun belakangan, istilah "hegemoni" sangat populer di kalangan cendekia- wan Indonesia. Seperti istilah lain yang sedang te- nar, istilah hegemoni dipakai oleh banyak pihak dengan pengertian yang berbeda-beda. Orang yang paling ber- jasa mempopulerkan istilah hegemoni adalah Antonio Gramsci, seorang intelektual ltalia yang mengakhiri ha- yatnya di penjara. Konsep itu diluncurkan Gramsci seki- tar tahun 1926, dalam sebuah analisa tajam untuk meng- kritik pandangan Marxisme, yang pada zaman itu sedang membeku menjadi dogmatis. sesuatu yang wajar, alamiah, bahkan adil dan sesuai ke- hendak Ilahi! Menurut Gramsci, kekuasaan yang langgeng membu- tuhkan dua perangkat kerja.Yang pertama berupa tindak- an kekerasan yang bersifat memaksa. Yang kedua bersi- Bertentangan dengan sejumlah Marxis yang dogmatis, Gramsci berpendapat, di beberapa masyarakat yang su- ' dah mapan, hegemoni itu sedemikian hebatnya, sehing- ga rakyat tunduk terhadap penguasa, tanpa perlu ada sensor, pasukan antihuru-hara, demonstrasi-tandingan, atau ular piton. Itu sebabnya, tidak dalam setiap penin- dasan, pihak yang tertindas melakukan perlawanan ter- hadap yang menindas. Sejarah kaya dengan contoh. Mu- lai dari zaman perbudakan, kerajaan feodal, kolonialisme, hingga penindasan terhadap perempuan. Tentu saja, mencapai kekuasaan yang hegemonis Ariel Heryanlo Aniropolog Sosial (membuat yang tertindas bahagia ditindas) jauh lebih su- lit ketimbang sekadar mencapai dominasi (penindasan yang keji). Se- baliknya, masih menurut Gramsci, perlawanan dapat diawali dengan hegemoni tandingan. Tidak harus lewat revolusi bersenjata dan hiruk- ' pikuk konfrontatif. Dulu, kaum Marxis menganggap penyebaral1 "ideologi" sebagaijawabl1ya. Karel1a itu, banyak penguasa dunia, baik yang mengaku memuliakal1 maupun mengutuk Marxisme, melancar- kan indoktrinasi ideologi untuk mendapatkan keabsahan. Apa yang dibilang indoktrinasi dapat diselenggarakan dengan nama penataran, pidato, siaran pers, atau seminar. fat lunak, membujuk. Perangkat keras yang memaksa itu dilaksana- kan oleh lembaga-lembaga seperti hukum, militer, polisi, penjara. Se- i dang yang lunak dan membujuk dilancarkan dalam pranata kehidup- an swasta, seperti dalam kehidupan agama, pendidikan, kesenian, ke- luarga. Bukan kebetulan bila istilah hegemoni menjadi populer berbareng- , an dengan dua istilah lain dalam bahasa Inggris, yakni state dan civil , society. Menurut Gramsci, perangkat keras yang bersifat memaksa di- , laksanakan oleh pranata negara (state). Yang lunak membujuk dila- kukan oleh civil society. Uraian Gramsci itu merupakan pembang- kangan terhadap tradisi intelektual Marxisme yang terbiasa menje- , laskan berbagai gejala so sial dalam kerangka pertentangan kelas sosial. Popularitas Gramsci melambung bersamaan dengan rontoknya wibawa negara-negara komunisme, semakin kaburnya hubungan ke- las di negeri-negeri kapitalisme, dan semakin tumpulnya analisa kelas untuk menjelaskan berbagai penindasan sosial. Bila kekuasaan hanya dicapai dengan mengandalkan kekuatan me- maksa, maka yang tercapai hanyalah "dominasi". Di sini bisa tercipta "stabilitas dan keamanan". Tidak adanya gejolak atau oposisi itu bisa terjadi karena rakyat tidak berkutik. Yang membangkang dibungkam. Modusnya bisa diculik. dianiaya, di-"aman"-kan pihak keamanan, diadili, dan dipenjarakan seba- gai subversi, atau diserbu. Tindakan me- maksa dengan kekerasan itu sangat mut- lak diperlukan penguasa. Tetapi, dominasi semacam itu tidak akan mampu melang- gengkan kekuasaan. Untuk melestarikan kekuasaan, menu- rut Gramsci, dominasi harus dilengkapi- dan lama-kelamaan digantikan-oleh he- gemoni. Fungsi hegemoni adalah meng- absahkan penguasa dan segal a ketim- pangan sosial yang diakibatkan oleh ke- kuasaan itu. Bila hegemoni tercapai, pe- nguasa tak perlu terus-menerus menindas karena yang tert'indas pasrah pada status quo. Mereka terbujuk untuk tidak lagi me- lihat adanya ketimpangan yang merugikan mereka sendiri. Atau melihatnya sebagai FilRllM KlADILAN: NOMOR 02,TAHUN VI,S MEl 1997 Gramsci punya pan dang an lain. Menurut dia, hegemoni dapat ter- bentuk lewat berbagai cara dan di berbagai wilayah kehidupan sehari- , hari yang seakan tidak serius, tidak angker, tidak bersifat politis. Mi- : salnya ya itu tadi: kebudayaan, kesenian, keagamaan, keluarga. Dan, I yang lebih penting lagi, hegemoni tidak berarti membasmi semua un- sur yang berbeda dari garis politik penguasa. Hegemoni memberi toleransi bagi perbedaan dan bahkan perlawan- an, hingga batas tertentu, sejauh dalam kendali sang penguasa. De- ngan demikian, kaum tertindas diharapkan merasa senang dan ber- harap ada perbaikan walau masih dikuasai. Hegemoni bukan saja ber- sifat mengalah terhadap tuntutan musuh, tetapi juga menahan diri untuk tidak sema- ta-mata memperjuangkan kepentingan sendiri secara vulgar. Yang dibutuhkan adalah "kemasan". Kepentingan sencliri di- bungkus dengan aneka kepentingan lain, sehingga tampil seakan mewakili kepen- I tingan umum (misalnya, kepentingan na- I sional). Hegemoni tandingan pun harus dibangun dengan cara yang sama. Konsep hegemoni dapat membantu menjelaskan jasa wacana "bahaya komu- nis" dan ekstrem kanan clalan1 30 tahun I stabilitas Orde Baru. Mengapa sesudah 30 tahun stabil dan aman, ada yang merasa ' perlu membuat seminar tentang pidato Bung Kamo "Nawaksara"? Atau juga, me- ngapa Gus Dur dapat bermesraan dengan siapa saja, mendukung tokoh terjungkal di satu hari, dan mengiklankan tokoh be- sar masa depan di hari yang lain? 0 ' 85 Diunduh dari <arielheryanto.wordpress.com>

Upload: vudiep

Post on 04-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Ibllt)I'

HegemoniKekuasaan versi Gramsci

I S edikitnya, dalam sepuluh tahun belakangan, istilah "hegemoni" sangat populer di kalangan cendekia­wan Indonesia. Seperti istilah lain yang sedang te­

nar, istilah hegemoni dipakai oleh banyak pihak dengan pengertian yang berbeda-beda. Orang yang paling ber­jasa mempopulerkan istilah hegemoni adalah Antonio Gramsci, seorang intelektual ltalia yang mengakhiri ha­yatnya di penjara. Konsep itu diluncurkan Gramsci seki­tar tahun 1926, dalam sebuah analisa tajam untuk meng­kritik pandangan Marxisme, yang pada zaman itu sedang membeku menjadi dogmatis.

sesuatu yang wajar, alamiah, bahkan adil dan sesuai ke­hendak Ilahi!

Menurut Gramsci, kekuasaan yang langgeng membu­tuhkan dua perangkat kerja.Yang pertama berupa tindak­an kekerasan yang bersifat memaksa. Yang kedua bersi­

Bertentangan dengan sejumlah Marxis yang dogmatis, Gramsci berpendapat, di beberapa masyarakat yang su- ' dah mapan, hegemoni itu sedemikian hebatnya, sehing­ga rakyat tunduk terhadap penguasa, tanpa perlu ada sensor, pasukan antihuru-hara, demonstrasi-tandingan, atau ular piton. Itu sebabnya, tidak dalam setiap penin­dasan, pihak yang tertindas melakukan perlawanan ter­hadap yang menindas. Sejarah kaya dengan contoh. Mu­lai dari zaman perbudakan, kerajaan feodal, kolonialisme, hingga penindasan terhadap perempuan.

Tentu saja, mencapai kekuasaan yang hegemonis Ariel Heryanlo

Aniropolog Sosial (membuat yang tertindas bahagia ditindas) jauh lebih su­

lit ketimbang sekadar mencapai dominasi (penindasan yang keji). Se­baliknya, masih menurut Gramsci, perlawanan dapat diawali dengan hegemoni tandingan. Tidak harus lewat revolusi bersenjata dan hiruk- ' pikuk konfrontatif. Dulu, kaum Marxis menganggap penyebaral1 "ideologi" sebagaijawabl1ya. Karel1a itu, banyak penguasa dunia, baik yang mengaku memuliakal1 maupun mengutuk Marxisme, melancar­kan indoktrinasi ideologi untuk mendapatkan keabsahan. Apa yang dibilang indoktrinasi dapat diselenggarakan dengan nama penataran, pidato, siaran pers, atau seminar.

fat lunak, membujuk. Perangkat keras yang memaksa itu dilaksana-• kan oleh lembaga-lembaga seperti hukum, militer, polisi, penjara. Se­i dang yang lunak dan membujuk dilancarkan dalam pranata kehidup­

an swasta, seperti dalam kehidupan agama, pendidikan, kesenian, ke­luarga.

Bukan kebetulan bila istilah hegemoni menjadi populer berbareng­, an dengan dua istilah lain dalam bahasa Inggris, yakni state dan civil , society. Menurut Gramsci, perangkat keras yang bersifat memaksa di­, laksanakan oleh pranata negara (state). Yang lunak membujuk dila-

kukan oleh civil society. Uraian Gramsci itu merupakan pembang­kangan terhadap tradisi intelektual Marxisme yang terbiasa menje-

, laskan berbagai gejala so sial dalam kerangka pertentangan kelas sosial. Popularitas Gramsci melambung bersamaan dengan rontoknya wibawa negara-negara komunisme, semakin kaburnya hubungan ke­las di negeri-negeri kapitalisme, dan semakin tumpulnya analisa kelas untuk menjelaskan berbagai penindasan sosial.

Bila kekuasaan hanya dicapai dengan mengandalkan kekuatan me­maksa, maka yang tercapai hanyalah "dominasi". Di sini bisa tercipta "stabilitas dan keamanan". Tidak adanya gejolak atau oposisi itu bisa terjadi karena rakyat tidak berkutik. Yang membangkang dibungkam. Modusnya bisa diculik. dianiaya, di-"aman"-kan pihak keamanan, diadili, dan dipenjarakan seba­gai subversi, atau diserbu. Tindakan me­maksa dengan kekerasan itu sangat mut­lak diperlukan penguasa. Tetapi, dominasi semacam itu tidak akan mampu melang­gengkan kekuasaan.

Untuk melestarikan kekuasaan, menu­rut Gramsci, dominasi harus dilengkapi­dan lama-kelamaan digantikan-oleh he­gemoni. Fungsi hegemoni adalah meng­absahkan penguasa dan segal a ketim­pangan sosial yang diakibatkan oleh ke­kuasaan itu. Bila hegemoni tercapai, pe­nguasa tak perlu terus-menerus menindas karena yang tert'indas pasrah pada status quo. Mereka terbujuk untuk tidak lagi me­lihat adanya ketimpangan yang merugikan mereka sendiri. Atau melihatnya sebagai

FilRllM KlADILAN: NOMOR 02,TAHUN VI,S MEl 1997

Gramsci punya pan dang an lain. Menurut dia, hegemoni dapat ter­bentuk lewat berbagai cara dan di berbagai wilayah kehidupan sehari- , hari yang seakan tidak serius, tidak angker, tidak bersifat politis. Mi- : salnya ya itu tadi: kebudayaan, kesenian, keagamaan, keluarga. Dan, I

yang lebih penting lagi, hegemoni tidak berarti membasmi semua un­sur yang berbeda dari garis politik penguasa.

Hegemoni memberi toleransi bagi perbedaan dan bahkan perlawan­an, hingga batas tertentu, sejauh dalam kendali sang penguasa. De­ngan demikian, kaum tertindas diharapkan merasa senang dan ber­harap ada perbaikan walau masih dikuasai. Hegemoni bukan saja ber­

sifat mengalah terhadap tuntutan musuh, tetapi juga menahan diri untuk tidak sema­ta-mata memperjuangkan kepentingan sendiri secara vulgar. Yang dibutuhkan adalah "kemasan". Kepentingan sencliri di­bungkus dengan aneka kepentingan lain, sehingga tampil seakan mewakili kepen- I

tingan umum (misalnya, kepentingan na- I

sional). Hegemoni tandingan pun harus dibangun dengan cara yang sama.

Konsep hegemoni dapat membantu menjelaskan jasa wacana "bahaya komu­nis" dan ekstrem kanan clalan1 30 tahun I

stabilitas Orde Baru. Mengapa sesudah 30 tahun stabil dan aman, ada yang merasa ' perlu membuat seminar tentang pidato Bung Kamo "Nawaksara"? Atau juga, me­ngapa Gus Dur dapat bermesraan dengan siapa saja, mendukung tokoh terjungkal di satu hari, dan mengiklankan tokoh be-sar masa depan di hari yang lain? 0 '

85

Diunduh dari <arielheryanto.wordpress.com>