ia harus makin besar, tetapi aku harus makin ... - kki-mel.org · sebagai orang tua dan pendidik...

4
1 “ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3 : 30) EDISI May 2014 Saudara saudari dalam Kristus, Paskah 2014, sebuah pesta kemenangan telah berlalu. Pesta kemenangan apa yang telah kita rayakan? Apakah pesta Paskah merupakan suatu pesta rutin dan tidak berarti apa-apa bagi kita? Janganlah sampai hal itu terjadi. Umat harus dapat mengambil manfaatnya secara keseluruhan, bahwa Paskah telah memberikan perbaikan diri kita maupun hubungan kita dengan Tuhan. Misalnya saja, akibat pantang dan puasa, kita dapat lebih menyadari perlunya kepedulian terhadap kelompok yang ter-marjinal, orang-orang yang mengalami kesusahan, kesepian, rendah diri dsb. Begitupun juga kemenangan atas egoisme diri kita sendiri. KKI dalam menyambut Paskah telah melakukan hal yang tepat, lengkap dan perlu dilakukan bersama. Chaplain KKI, romo Wahyu, dengan umat bersama-sama telah mempersiapkan Paskah secara lengkap dari ritual, liturgy, misa minggu palem, kamis putih, jalan salib, jumat agung, misa vigil Paskah, sampai misa puncak di hari minggunya. Walaupun, perayaan ini dilakukan secara wilayah yang berbeda tempatnya, umat yang mengikutinya cukup banyak. Kita semua patut berbangga dan panitia pesta Paskah ini layak diberikan selamat dan acungan jempol atas keberhasilannya. Sebagai kenang-kenangan, redaksi juga menayangkan beberapa foto-foto kamis putih, jumat agung dan minggu Paskah yang baru lalu. Berita gembira; redaksi telah menerima sebuah surat dari Pak Leo Sutrisno. Pak Leo ini aktivis KKI zaman ‘doeloe’ dan ternyata dia masih ingat teman-teman lama di Melbourne. Setelah menyelesaikan program doktornya di Monash University, dia kembali ke Indonesia dan memberikan kuliah disana. Sekarang dia menjadi dosen pasca sarjana untuk mata kuliah yang berbobot, filsafat. Orangnya senang menulis, dan pada kesempatan ini, redaksi menurunkan salah satu artikelnya. Sebagai orang tua dan pendidik Leo memaparkan harapan, nasihat-nya kepada putranya sendiri, Setia Nugraha. Singkat, tapi indah dan dalam. Artikel pelengkap disumbangkan oleh Ben Sugija, tentang Puji Tuhan. Dalam pengamatan-nya, sekarang sapaan-sapaan agamis menjadi popular didalam pergaulan maupun sosialisasi. Dia tidak mengetahui apakah ini telah menjadi ukuran nilai yang formal yang dapat di-justifikasikan atau hanya sekedar ikut-ikutan saja. Kebetulan saja, buku yang pernah dibacanya, juga menyinggung soal memuji Tuhan. Bahan ini dijadikan bahan sharing kepada teman-teman lainnya sebagai bahan masukan. Selamat membaca dan salam damai. MISA KKI Minggu, 1 Juni 2014 St Martin de Porres 25 Bellin Street Laverton VIC Pukul: 11.30 Minggu, 8 Juni 2014 St. Joseph Church 95 Stokes Street Port Melbourne VIC Pukul: 11.00 Minggu, 15 Juni 2014 St Francis’ Church 326 Lonsdale St Melbourne VIC Pukul: 14:30 Minggu, 22 Juni 2014 St. Paschal 98-100 Albion Rd Box Hill VIC Pukul: 11.00 MISA MUDIKA Sabtu pertama Monastry Hall St. Francis Church 326 Lonsdale Street Melbourne VIC Pukul: 12.00 PDKKI Setiap Sabtu St. Augustine’s City Church 631 Bourke Street Melbourne VIC Pukul: 18.00

Upload: others

Post on 03-Mar-2020

18 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ia harus makin besar, tetapi aku harus makin ... - kki-mel.org · Sebagai orang tua dan pendidik Leo memaparkan harapan, nasihat-nya kepada putranya sendiri, Setia Nugraha. Singkat,

1

“ ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3 : 30) EDISI May 2014 Saudara saudari dalam Kristus,

Paskah 2014, sebuah pesta kemenangan telah berlalu. Pesta kemenangan apa yang telah kita rayakan? Apakah pesta Paskah merupakan suatu pesta rutin dan tidak berarti apa-apa bagi kita? Janganlah sampai hal itu terjadi. Umat harus dapat mengambil manfaatnya secara keseluruhan, bahwa Paskah telah memberikan perbaikan diri kita maupun hubungan kita dengan Tuhan. Misalnya saja, akibat pantang dan puasa, kita dapat lebih menyadari perlunya kepedulian terhadap kelompok yang ter-marjinal, orang-orang yang mengalami kesusahan, kesepian, rendah diri dsb. Begitupun juga kemenangan atas egoisme diri kita sendiri.

KKI dalam menyambut Paskah telah melakukan hal yang tepat, lengkap dan perlu dilakukan bersama. Chaplain KKI, romo Wahyu, dengan umat bersama-sama telah mempersiapkan Paskah secara lengkap dari ritual, liturgy, misa minggu palem, kamis putih, jalan salib, jumat agung, misa vigil Paskah, sampai misa puncak di hari minggunya. Walaupun, perayaan ini dilakukan secara wilayah yang berbeda tempatnya, umat yang mengikutinya cukup banyak. Kita semua patut berbangga dan panitia pesta Paskah ini layak diberikan selamat dan acungan jempol atas keberhasilannya. Sebagai kenang-kenangan, redaksi juga menayangkan beberapa foto-foto kamis putih, jumat agung dan minggu Paskah yang baru lalu.

Berita gembira; redaksi telah menerima sebuah surat dari Pak Leo Sutrisno. Pak Leo ini aktivis KKI zaman ‘doeloe’ dan ternyata dia masih ingat teman-teman lama di Melbourne. Setelah menyelesaikan program doktornya di Monash University, dia kembali ke Indonesia dan memberikan kuliah disana. Sekarang dia menjadi dosen pasca sarjana untuk mata kuliah yang berbobot, filsafat. Orangnya senang menulis, dan pada kesempatan ini, redaksi menurunkan salah satu artikelnya. Sebagai orang tua dan pendidik Leo memaparkan harapan, nasihat-nya kepada putranya sendiri, Setia Nugraha. Singkat, tapi indah dan dalam.

Artikel pelengkap disumbangkan oleh Ben Sugija, tentang Puji Tuhan. Dalam pengamatan-nya, sekarang sapaan-sapaan agamis menjadi popular didalam pergaulan maupun sosialisasi. Dia tidak mengetahui apakah ini telah menjadi ukuran nilai yang formal yang dapat di-justifikasikan atau hanya sekedar ikut-ikutan saja. Kebetulan saja, buku yang pernah dibacanya, juga menyinggung soal memuji Tuhan. Bahan ini dijadikan bahan sharing kepada teman-teman lainnya sebagai bahan masukan.

Selamat membaca dan salam damai.

MISA KKI Minggu, 1 Juni 2014 St Martin de Porres

25 Bellin Street Laverton VIC Pukul: 11.30

Minggu, 8 Juni 2014St. Joseph Church95 Stokes Street

Port Melbourne VICPukul: 11.00

Minggu, 15 Juni 2014 St Francis’ Church326 Lonsdale StMelbourne VIC Pukul: 14:30

Minggu, 22 Juni 2014

St. Paschal98-100 Albion Rd

Box Hill VIC Pukul: 11.00

MISA MUDIKASabtu pertama Monastry Hall

St. Francis Church326 Lonsdale Street

Melbourne VICPukul: 12.00

PDKKISetiap Sabtu

St. Augustine’s City Church631 Bourke Street

Melbourne VIC Pukul: 18.00

Page 2: ia harus makin besar, tetapi aku harus makin ... - kki-mel.org · Sebagai orang tua dan pendidik Leo memaparkan harapan, nasihat-nya kepada putranya sendiri, Setia Nugraha. Singkat,

2 3

ULANG TAHUNOleh : Leo Sutrisno

Anakku Setia Nugraha,Ibumu, tadi malam di meja makan, menunjukkan beberapa gambar yang engkau kirimkan di hari ulang tahunmu beber-apa hari yang lalu. Sungguh mengharukan. Anak muridmu bergiliran menyalami dan memelukmu. Ada yang malu-malu. Ada juga yang lepas bebas. Bapak merasa bahagia. Ternyata, engkau mendapat tempat di hati murid-muridmu.

Bapak menjadi ingat sekitar 30-an tahun yang lalu. Saat itu, sekolah menugaskan bapak menjadi Wali Kelas I B. Di hari pertama masuk di kelas itu, mereka bapak minta membuat karangan tentang dirinya. Siapa namanya? Siapa nama orang tuanya? Apa pekerjaan orang tua saat itu? Apa hobi mereka? Hal apa yang paling tidak disenanginya? Dalam kunjungan kedua ke kelas itu, bapak tunjukkan kepada mereka sebuah album yang berupa kumpulan tulisan mereka itu. Selain itu, juga membawa selembar kertas berisi daftar nama lengkap dengan tempat dan tanggal lahir, serta alamat tempat tinggal mereka. Kertas saya tempelkan di dinding kelas.

Tanpa bapak duga sebelumnya, ternyata daftar itu mereka pergunakan untuk menyusun rencana satu tahun ’merayakan’ hari ulang tahun setiap siswa di kelas itu. Setiap ada siswa yang berulang tahun, mereka meminta ijin waktu barang 10 menit untuk ’perayaan ulang tahun’. Tentu tanpa pesta. Masing-masing ’hanya’ menyalami temannya yang sedang beru-lang tahun sambil menyerahkan secarik kertas berisi tulisan kenangan bagi yang berulang tahun.

Pada reuni kelas yang terakhir bapak ikuti, tiga tahun lalu, mereka masing-masing membawa bundel kertas-kertas yang dulu mereka terima dari kawannya dalam sebuah album kenangan. Sungguh luar biasa. Mereka tidak membuang begitu saja kertas pemberian kawan-kawannya itu. Dalam reuni itu, masing-masing bercerita tentang pengalaman ulang tahun yang dirayakan di kelas I.B serta makna kertas-kertas kenangan itu dalam hidupnya.

Salah seorang di antaranya, John, berkata saat itu ia acuh saja terhadap perayaan ulang tahunnya di kelas. Karena, ibu-nya telah merencanakan akan membuatkan pesta yang meriah di sore hari. Namun, apa yang terjadi siang itu. Kompor meledak membakar habis rumahnya. Satu tahun kemudian, ibunya, dengan meneteskan air mata menyusun kertas-kertas kenangan dalam sebuah album khusus sebagai hadiah ulang tahunnya. John berkata ”Antara bahagia dan duka hanya sebatas sebuah album”.

Lain halnya dengan Limah. Saat ini, Halimah menduduki jabatan Kepala Dinas di sebuah kabupaten kampung halaman-nya. Ia bilang, perayaan ulang tahunnya yang dilakukan saat di kelas itu adalah pengalaman pertama dan terakhir bag-inya. Keluarganya tidak mampu untuk membuat acara ulang tahun baginyadan adik-adiknya.

Hari itu, sungguh sangat berarti baginya. Karenanya, setelah berkeluarga ia tidak pernah lupa ’merayakan’ hari ulang tahun anak-anaknya walaupun cukup sederhana. Ia menjelaskan panjang lebar.

”Kebahagiaan yang dapat kita berikan kepada anak-anak pada hari ulang tahunnya tak dapat dinilai dengan uang. Jan-gan kita berpikir ’untuk apa pesta ini karena harus mengeluarkan uang sekian. Lebih baik ditabung’. Kawan, kita harus sadar bahwa hidup ini terdiri dari berbagai segi. Bukan hanya menabung saja. Ada keperluan masa depan, tetapi juga ada keperluan untuk hari ini. Semua harus diperhatikan menurut porsi masing-masing, sesuai dengan kemampuan.”Engkau ingat. Di hari ulang tahunmu atau hari ulang tahun kakak dan adikmu?. Ibumu menjadi sangat ’sibuk’. Ia meny-iapkan ’pesta keluarga’. Di hari itu, kita menyantap makanan dan minuman yang agak berbeda dari hari-hari yang lain. Suasana seperti itu sungguh dapat memperkuat tali kasih kita.

Hal seperti itu, anakku, terlalu tinggi nilainya bila diukur dengan uang yang kita keluarkan. Walaupun, tentu saja harus disesuaikan dengan kemampuan.

Sebagai penutup, bapak ucapkan selamat ulang tahun ya, dari jauh. Doa bapak menyertaimu.

Page 3: ia harus makin besar, tetapi aku harus makin ... - kki-mel.org · Sebagai orang tua dan pendidik Leo memaparkan harapan, nasihat-nya kepada putranya sendiri, Setia Nugraha. Singkat,

2 3

PUJI TUHANOleh: Ben Sugija

Dalam suatu kesempatan bersosialisasi, saya bertemu dengan teman-teman Indonesia. Dalam suatu percakapan, saya mendengar seorang ibu yang disapa oleh temannya, ‘... aduh kuenya enak sekali, apa sih resepnya?’ Terdengar jawaban, ‘.. puji Tuhan deh, syukur’. Pernah juga terdengar dalam sebuah doa yang mendoakan teman yang akan mengalami operasi, .. ‘ Tuhan, kami berdoa semoga Tuhan membimbing tangan dokter waktu operasi sehingga hasil-nya memuaskan’. Dalam suatu pembicaraan umum dengan anak dari seorang teman lama, saya pernah memberikan pendapat dan nasihat, anak teman ini berulang-ulang mengucapkan ‘ ... amin , amin , amin’. Lalu saya bisik-bisik ber-tanya, kenapa selalu menjawab amin, amin, apa itu sikap kamu di gereja atau paroki ? Jawabnya, engga kok om, hanya teman-teman yang lain pada begitu sih.

Saya tidak tahu apakah gejala ini merupakan gejala kebangunan rohani sehingga sapaan dan sikap yang agamis men-jadi sangat menonjol dalam bersosialisasi. Karenanya, hati saya tergelitik untuk mencari tahu apa dasarnya dan kapan orang memuji Tuhan. Saya perhatikan dalam komunitas agama yang non-Katolik, sikap agamis itupun terlihat dengan jelas dalam pergaulan sehari-hari. Sapaan maupun respons agamis sering dijumpai dalam bersosialisasi. Walaupun mungkin saya salah, saya berpendapat sikap tersebut digunakan lebih menunjukan suatu indentitas. Sebagai orang Katolik yang di-baptis sejak remaja, saya tidak pernah ingat bahwa sikap seperti ini dianjurkan oleh gereja Katolik di paroki-paroki pada umumnya. Tentu saja, saya tidak berani atau mempunyai hak untuk mengatakan hal ini salah atau benar, boleh atau tidak; semuanya berpulang kepada masing-masing.

Saya senang membaca buku spiritual dan salah satu buku favorit saya adalah karya Gerard Hughes, seorang imam dari ordo Serikat Jesus. Dalam salah satu bukunya, ‘God of surprises’ romo Gerard menceritakan bagaimana Santo Igna-sius, pendiri serikat ini, menuliskan pengalaman atau latihan spiritualnya. Dalam tulisannya, dia mencantumkan kata pengantar yang singkat yang dimulai dengan ... Man is created to praise, reverence and serve God, our Lord, and by this means to save his soul (Terjemahannya, manusia diciptakan untuk memuji, menghormati serta mengabdi / melayani Allah Tuhan kita). Esensi dari kalimat ini adalah, kita diciptakan untuk memuji Tuhan, karena penghormatan, perlayanan kepada Tuhan dan penyelamatan dengan sendirinya mengikuti pujian tersebut. Arti dan makna pujian itu sangat dalam dan harus dilakukan secara tulus dan santun. Orang-orang pengikut Santo Ignatius memberikan komentar dimana kata pengantar diatas layak diperlakukan sebagai Prinsip dan Dasar yang pertama.

Dalam bukunya, romo Gerard, mebuat perumpamaan sederhana tentang dua orang yang diundang makan oleh seorang tuan rumah. Orang yang pertama, terus memuji-muji makanan yang telah disajikan, tetapi dia makannya hanya sedikit saja. Dia hanya mencicipi saja sedikit kesana sedikit kemari. Orang yang kedua, tidak banyak berkata-kata, tetapi sibuk melahap semua makanan yang disediakan, seolah-olah telah tidak makan berhari-hari. Silahkan pembaca menilai, siapakah yang sebenarnya memberikan pujian setulusnya kepada tuan rumah yang telah menyediakan makanan itu. Banyak orang yang berpendapat bahwa Tuhan tidak perlu atau butuh di-puji puji atau di-sanjung sanjung tanpa alasan yang jelas, apalagi kalau bertujuan ingin membangun citra diri sendiri saja. Secara jujur, saya setuju dengan pendapat ini.

Seperti diketahui, walaupun Tuhan bisa berkomunikasi langsung, Tuhan biasanya meng-ekspos kehadirannya atau berkomunikasi melalui ciptaannya, entah sesama kita sendiri, alam sekitar, maupun dunia pengetahuan yang kita pelajari di sekolah maupun di perguruan tinggi. Misalnya saja keindahan alam, bunga tumbuh-tumbuhan, keperkasaan alam, angin, laut yang indah mencekam walaupun kadang-kadang dahsyat menakutkan, kompleksitas sel maupun tubuh kita sendiri yang rumit tetapi teratur, kelahiran bayi, kasih antara suami istri, anak dan orang tua, kepedulian terhadap orang -orang yang kesusahan; semuanya ini menunjukan kehadiran Tuhan dan kasihnya kepada kita semua. Dari eksposur ini, kita dapat mengagumi, meng-apresiasi, mem-syukuri kebesaran-Nya, keindahan ciptaan Tuhan, keteraturan tatanan atau hukum-hukum alam, biologi, kesehatan dsb .. dsb ... Menyadari dan mengakui kekaguman akan semuanya ini membuat kita melakukan pujian kepada Tuhan.

Page 4: ia harus makin besar, tetapi aku harus makin ... - kki-mel.org · Sebagai orang tua dan pendidik Leo memaparkan harapan, nasihat-nya kepada putranya sendiri, Setia Nugraha. Singkat,

4

Memang cara memuji Tuhan semuanya itu berpaling kepada diri kita masing-masing. Apakah kita nyaman dan tulus melakukannya semua itu. Masing-masing orang dapat berbeda pendapatnya sesuai dengan hati nuraninya. Misalnya saja, ada orang yang bisa memuji Tuhan dihadapan umum atau orang lain. Sedangkan ada orang-orang dalam memuji Tuhan, cendrung untuk melakukannya seperti dianjurkan waktu berdoa. Masuklah sendiri kekamar dan jangan sampai orang lain tahu kalau kita memuji-Nya. Konteksnya menjadi lain, kalau kita melakukan pujian secara masal, misalnya sewaktu didalam misa. Wajar sekali kalau kita memuji-Nya secara lantang bersama-sama.

Juga saya ingin jelaskan bahwa tulisan ini bukanlah untuk menyatakan yang mana yang benar yang mana yang salah, tetapi memberikan masukan yang mungkin tidak pernah terpikir sebelumnya. Untuk melakukan pujian secara proporsional kepada Tuhan, sepantasnya kita merenungkan, berpikir dan menilai apakah sudah tepat kondisi, saat dan konteksnya pu-jian yang kita lakukan. Sebagai orang yang dewasa, kita harus mampu berpikir untuk membuat justifikasi pujian yang kita ucapkan. Ironis dan jangan sampai kita terjebak untuk ikut-ikutan saja atau latah, orang lain juga begitu kok. Apalagi kalau tujuan memuji Tuhan itu sampai beralih, tertukar menjadi memuji aku sendiri.

Semoga berguna.