documenti

90
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negera kepulauan, dengan letak geografis 6 0 LU – 11 0 LS dan 96 0 BT - 141 0 BT, berada diantara benua Asia dan benua Australia, serta diantara samudera Pasifik dan samudera Hindia, terdiri dari beribu – ribu pulau yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara, dengan letak yang sangat strategis, Indonesia berupaya melakukan pemerataan pembangunan secara menyeluruh sampai ke pelosok daerah, sehingga sangat diperlukan suatu sarana perhubungan yang baik dan lancar baik darat, laut, maupun udara. Di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, Jalan raya adalah proritas utama sebagai sarana penghubung antara satu daerah dengan daerah lainya. Perkembangan seluruh aspek kehidupan akan mengalami kemajuan yang pesat apabila di dukung oleh sarana yang memadai, hal ini akan memudahkan pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosia budaya, pengawasan pertahanan keamanaan, dll. Pembangunan dan peningkatan jalan yang dilaksanakan selain untuk mengarahkan adanya keseimbangan antar wilayah dalam pertumbuhannya, juga untuk memebuka kesempatan yang 1

Upload: agam-sukmana

Post on 19-Jun-2015

1.942 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DocumentI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negera kepulauan, dengan letak geografis 60 LU – 110 LS

dan 96 0 BT - 1410 BT, berada diantara benua Asia dan benua Australia, serta

diantara samudera Pasifik dan samudera Hindia, terdiri dari beribu – ribu pulau

yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara, dengan letak yang sangat strategis,

Indonesia berupaya melakukan pemerataan pembangunan secara menyeluruh

sampai ke pelosok daerah, sehingga sangat diperlukan suatu sarana perhubungan

yang baik dan lancar baik darat, laut, maupun udara.

Di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, Jalan raya adalah

proritas utama sebagai sarana penghubung antara satu daerah dengan daerah

lainya. Perkembangan seluruh aspek kehidupan akan mengalami kemajuan yang

pesat apabila di dukung oleh sarana yang memadai, hal ini akan memudahkan

pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosia budaya, pengawasan pertahanan

keamanaan, dll. Pembangunan dan peningkatan jalan yang dilaksanakan selain

untuk mengarahkan adanya keseimbangan antar wilayah dalam pertumbuhannya,

juga untuk memebuka kesempatan yang lebih besar bagi masing-masing daerah

untuk berkembang. Keadaan jalan yang baik akan menciptakan rasa aman dan

nyaman bagi pengendara dan pemakai jalan.

Sejalan dengan langkah pembangunan yang telah dicanangkan pemerintah

pusat, kota Prabumulih yang telah mengalami peningkatan status dari kota

administratif menjadi kotamadya terhitung sejak tahun 2001, karena itulah

pemerintah kota Prabumulih mulai melakukan pembenahan mulai dari perubahan

sistem, melengkapi struktural pemerintahan, sampai pembangunan berbagai

sarana dan prasarana pendukung pelaksanan pembangunan, yang salah satunya

dengan melalui Dinas Pekerjaan Umum kota Prabumulih, dilaksanakan

rehab/pelebaran dan peningkatan jalan Jenderal Sudirman yang merupakan jalur

utama dalam kota perabumulih. Yang seharusnya jalan ini merupakan tanggung

1

Page 2: DocumentI

jawab pemerintah pusat karena merupakan jalan negara, tetapi dengan alasan

pembuktian kemampuan dan eksistensi kota Prabumulih dalam peningkatan

status, serta guna menambah keindahan kota Prabumulih itu sendiri, agar lebih

terlihat rapi dan teratur. Sebab apabila menunggu pemerintah pusat akan dapat

memakan waktu yang cukup lama, sedangkan daya dukung jalan jenderal

sudirman ini haruslah ditingkatkan seiring dengan peningkatan status kota

prabumulih.

Dengan dipilihnya topik ini diharapkan dapat menambah lebih banyak

pengetahuan mengenai metode pelaksanaan konstruksi di lapangan. Selain itu

juga merupakan aplikasi ilmu / teori yang didapat dalam perkuliahan.

1.2. Maksud dan Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk menggambarkan

langkah-langkah Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan Jenderal Sudirman

kota Prabumulih dalam. Dengan disiplin ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan

sebagai pembanding. Dengan harapan mahasiswa mengerti secara teoritis dan

mampu mengapliksikanya dengan melaksanakan suatu praktek langsung.

Sehingga diperoleh suatu pemahaman dan kesinergisan terhadap topik yang

menjadi tinjauan baik secara teori dan praktek pelaksanaan

1.3. Ruang Lingkup Penulisan

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam laporan ini meliputi pekerjaan

umum, pekerjaan tanah, perkerasan, drainase, pekerjaan struktur, dan pekerjaan

pengembalian kondisi.

2

Page 3: DocumentI

BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1. Data Proyek

Proyek Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan Jenderal Sudirman

kota Prabumulih merupakan upaya pemerintah kota Prabumulih dalam

meningkatkan kapasitas daya dukung ruas jalan utama kota Prabunulih, sebagai

jalur transit yang menghubungkan antara kota Palembang dengan Muara Enim,

dan juga dari arah Baturaja ( OKU ) menuju palembang, seperti terlihat pada

gambar. 2.1.

Gambar 2.1 Peta Proyek

Sehingga peningkatan ini sangat di perlukan baik guna kelancaran lalu lintas

dalam kota ataupun lalu lintas antar daerah yang melalui kota Prabumulih.

3

Page 4: DocumentI

2.1.1. Data Umum

Nama Proyek : Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan

Jenderal Sudirman kota Prabumulih

Lokasi Proyek : Kota Prabumulih

Tujuan Kegiatan : Meningkatkan daya dukung jalan

Sumber dana : APBD Kota Prabumulih

Nomor Kontrak : 620/402.A/DPU/IX/2004

Tanggal Kontrak : 01 September 2004

Biaya Pelaksanaan : Rp. 6.268.889.000,00

Penyedia Jasa : PT.BINTANG SELATAN AGUNG.

Masa Pelaksanaan : 330 (tiga ratus tiga puluh) hari kalender

Masa Pemeliharaan : 90 (sembilan puluh) hari kalender

Masa Kontrak : 420 (empat ratus dua puluh) hari kalender

Gambar 2.2 Papan nama proyek

2.1.2. Data Teknis

Fungsional Jalan : 5,7 Km

Efektif Pekerjaan : 5,7 Km

Sub Grade : Tanah Dasar / Tanah Pilihan

Sub Base : Agregat Kelas B

Tebal Sub Base : 25 cm

Base : Agregat Kelas A

4

Page 5: DocumentI

Tebal Base : 20 cm

Sub Surface : AC-BC

Tebal Sub Surface : 4 cm

Surface : AC-WC

Tebal Surface : 3 cm

2.2. Struktur Organisasi Proyek

Stuktur Organisasi Proyek Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan

Jenderal Sudirman kota Prabumulih adalah sebagai berikut.

STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN DINAS PEKERJAAN UMUM

PROYEK REHAB PELEBARAN DAN PENGASPALAN LASTON

JALAN JENDERAL SUDIRMAN KOTA PRABUMULIH

Pengguna Barang/Jasa

Ir. H. Akhmad Fauzi, MCE

Pelaksana Kegiatan Pemegang Keuangan

Ir. Dullah Riyanto Pardiah, ST

Pemb. Pemegang Keuangan

Monalia, ST

Pengawas Pengawas

Aslimi, ST M. Supi, ST

Gambar 2.3 Struktur organisasi proyek DPU kota Prabumulih

Organisasi proyek adalah sebuah sistem kerjasama antara kelompok manusia

untuk mencapai suatu sasaran yang dikehendaki serta dapat menjadi wadah bagi

5

Page 6: DocumentI

bergeraknya administrasi. Tujuan organisasi akan tercapai apabila para

pemimpin dari organisasi tersebut dapat menciptakan serangkaian hubungan

kerjasama diantara masing-masing barang di dalam organisasi itu maupun

dengan pihak luar yang ada hubungannya dengan tujuan organisasi.

STRUKTUR ORGANISASI KEGIATAN PT. BINTANG SELATAN AGUNGPROYEK PERBAIKAN/REHAB PELEBARAN DAN PENGASPALAN LASTON

JALAN JENDERAL SUDIRMAN KOTA PRABUMULIH

Gambar 2.4 Struktur organisasi pelaksana proyek

Struktur organisasi proyek mutlak diperlukan untuk menjamin kelancaran dan

kesuksesan suatu proyek. Struktur ini merupakan suatu kelengkapan yang sangat

penting karena menyangkut tentang pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan

dengan pembangunan suatu proyek.

6

Pengawas I

MH Dedi Lesmana

Ir. Aria Kurniawan

Pengawas II

AguscikIr. Aria Kurniawan

Surveyor

KariyadiIr. Aria Kurniawan

Quality

KariyadiIr. Aria Kurniawan

Laboratorium

Nursyamsul

Penanggung Jawab Teknik

Ir. Aria Kurniawan

Pelaksana Kegiatan

Wahyudi, STIr. Aria Kurniawan

Pelaksana

Mahfudin

Page 7: DocumentI

Secara garis besar pihak-pihak pelaksana proyek dibagi menjadi empat

bagian besar. Berikut ini merupakan pihak-pihak yang terlibat dalam

pelaksanaan suatu proyek :

1. Pemilik Proyek (owner)

Pemilik Proyek ialah pihak yang menghendaki suatu pekerjaan dilaksanakan

oleh pihak lain sehubungan dengan kepentingannya atas hasil pekerjaan

tersebut. Pemberi tugas harus mempunyai cukup dana untuk merealisasikan

proyek yang diinginkannya. Dalam proyek ini yang bertindak sebagai

pemilik proyek adalah DPU Kota Prabumulih.

2. Kontraktor

Kontraktor adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk

melaksanakan pekerjaan pemborongan sesuai dengan gambar-gambar kerja,

peraturan dan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pihak bersama. Yang

bertindak sebagai kontraktor utama di proyek ini adalah PT Bintang Selatan

Agung

3. Perencana

Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh owner untuk bertindak

selaku perencana, baik merencanakan gambar arsitektur, perhitungan

konstruksi, gambar kerja maupun syarat-syarat pekerjaan dan uraian

pelaksanaannya. Dalam proyek ini yang bertindak sebagai perencana adalah

DPU Kota Prabumulih

4. Pengawas

Konsultan pengawas adalah pihak yang diangkat oleh pemberi tugas (owner)

untuk mewakili pemberi tugas dalam memimpin, mengkoordinir dan

mengawasi pelaksanaan di lapangan pada batas-batas yang telah ditentukan

baik teknis maupun administratif. Yang bertindak sebagai pengawas adalah

DPU Kota Prabumulih

7

Page 8: DocumentI

Adapun tugas dan wewenang pihak-pihak tersebut antara lain :

1. Pemilik Proyek (owner)

Tugas dan wewenang pemilik proyek antara lain :

a. Menyediakan dan membayar semua biaya proyek sesuai dengan

kontrak

b. Mengangkat kontraktor yang lulus dari tender / pelelangan tersebut.

c. Menetapkan pekerjaan tambah / kurang, perpanjangan waktu

pelaksanaan, denda serta memberi instruksi kepada kontraktor baik

secara langsung maupun melalui konsultan pengawas

d. Meninjuk konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor

e. Menghentikan sebagian atau seluruh pekerjaan bila terjadi kesalahan

atau penyimpangan dalam pelaksanaan

f. Berhak menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen standar.

2. Kontraktor

Tugas dan wewenang kontraktor antara lain :

a. Melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan dalam kontrak

b. Mematuhi dan menjalankan semua perintah konsultan pengawas dan

pemilik proyek dengan penuh tanggung jawab

c. Melaksanakan setiap program kerja (time schedule)

d. Mengkoordinir subkontraktor agar bekerja sesuai dengan jadwal

pelaksanaan

e. Mengajukan gambar dan metode kerja pada konsultan pengawas

sebelum pekerjaan dimulai untuk diperiksa atau diperbarui

f. Melaporkan rencana kerja yang dilaksanakan dan hasil pelaksanaan

setiap pekerjaan pada waktu yang telah ditentukan

g. Membuat perubahan yang diperlukan pada bagian yang dikehendaki

konsultan pengawas maupun pemimpin proyek

h. Membuat laporan mengenai banyaknya biaya yang telah dikeluarkan

kepada pihak pemberi tugas

8

Page 9: DocumentI

3. Perencana

Tugas dan wewenang konsultan perencana adalah :

a. Merencanakan proyek secara lengkap sesuai kehendak pemilik proyek

dengan memperhatikan faktor estetika, ekonomi, teknis, sosial dan

peraturan pemerintah

b. Bertanggung jawab secara penuh atas segala hasil perencanaan bila

dalam pelaksanaan terjadi kegagalan atau hal lainnya yang merugikan

perencanaan yang dibuat

c. Memberikan penjelasan mengenai hal-hal arsitektur, struktural,

mekanikal dan elektrikal jika terdapat keraguan mengenai ketentuan

dalam dokumen konstruksi

d. Dapat menyelesaikan persoalan apabila terdapat masalah teknis di

lapangan

4. Pengawas

Tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah :

a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi yang

telah ditentukan

b. Mempersiapkan revisi rencana kerja, gambar rencana dan

spesifikasinya

c. Mencatat kemajuan pekerjaan sebagai masukan bagi laporan bulanan

dan pembayaran termin

d. Mengkoordinir, mengarahkan serta mengontrol pelaksanaan proyek

yang menyangkut mutu, waktu dan biaya selaku direksi dan penasehat

pemilik

e. Memerintahkan pemeriksaan kepada bagian pekerjaan yang tidak

sesuai dengan dokumen kontrak dan memerintahkan perbaikan atas

biaya kontraktor

f. Menolak gambar detail pelaksanaan (shop drawing) yang tidak

memenuhi syarat

9

Page 10: DocumentI

g. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai kontrak

10

Page 11: DocumentI

dalam sebuah pelaksanan pembangunan konstruksi  dibutuhkan pelaksana proyek agar dapat selesai dengan baik, tugas peleksana proyek adalah:

Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan.

Bersama dengan bagian enginering menyusun kembali metode pelaksanaan konstruksi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.

Membuat program kerja mingguan dan mengadakan pengarahan kegiatan harian kepada pelaksana pekerjaan.

Mengadakan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

Membuat program penyesuaian dan tindakan turun tangan, apabila terjadi keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan di lapangan.

Bersama dengan bagian teknik melakukan pemeriksaan dan memproses berita acara kemajuan pekerjaan dilapangan.

Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja mingguan, metode kerja, gambar kerja dan spesifikasi teknik.

Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur pelaksanaan tenaga dan peralatan proyek.

Mengupayakan efisiensi dan efektifitas pemakaian bahan, tenaga dan alat di lapangan.

Membuat laporan harian tentang pelaksanaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan.

Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan pekerjaan, agar selalu sesuai

dengan metode konstruksi dan instruksi kerja yang telah ditetapkan. Menerapkan program keselamatan kerja dan kebersihan di lapangan.

. 1. SEKILAS TENTANG BAHAN KONSTRUKSI SIPILBeberapa konstruksi sipil dapat menggunakan tanah dan agregat, yaitu :a. bendungan tanahb. tanggul sungaic. kolam limbahd. waduk aire. bahan jalan rayaf. bahan jalan kereta apig. timbunan tanahMasalah yang dapat dijumapai bila menggunakan tanah sebagai bahankonstruksi , al :a. penimbunan tanahb. stabilitas tanahc. pemadatan tanahKonstruksi sipil yang menggunakan bahan-bahan bertulang yaitu :a. pondasi, sloof, kolom dan balok gedung biasa (non bertingkat)b. pondasi, sloof, kolom dan balok serta lantai gedung bertingkat

11

Page 12: DocumentI

c. jembatan jalan rayad. tembok penahan tanahe. bangunan lainnyaKonstruksi sipil yang menggunakan Bahan Beton Pracetak yaitu :a. Pondasi tiang pancangb. Sheet pilesc. Riolingd. Jembatan prestress2. PEMERIKSAAN SIFAT-SIFAT BAHAN UNTUK PEKERJAAN SIPILSifat-sifat tanah (Soil Properties) yang perlu diperiksa di laboratorium dandilapangan untuk kepentingan perencanaan pondasi gedung, jembatan, tankidan pekerjaan pondasi lainnya :a. sifat-sifat fisis :kadar air, berat isi, berat jenis, jenis tanah, klasifikasi tanahb. sifat-sifat teknis :

kohesi, sudut geser tanah, kekuatan geser, index kompresi, koefisienkonsolidasi, koefisien permeability, letak muka air tanahSifat-sifat tanah yang perlu diperiksa untuk perencanaan kestabilan lereng yaitu :a. sifat-sifat fisis :kadar air, berat isi, berat jenis, jenis tanah, klasifikasi tanahb. sifat-sifat teknis :kohesi, sudut geser tanahSifat –sifat tanah untuik perencanaan timbunan :a. untuk landasan/tanah dasar :sifat fisis : kadar air, berat isi, berat jenis, jenis tanah, klasifikasi tanahsifat teknis : kohesi, sudut geser tanah, kekuatan geser, index kompresi,koefisien konsolidasi, koefisien permeability, letak muka air tanahb. untuk bahan timbunan :sifat fisis : kadar air, berat isi, berat jenis, jenis tanah, klasifikasi tanahsifat teknis : kohesi, sudut geser, kadar air optimum, berat isi keringmaksumum.Sifat-sifat phisis bahan pondasi jalan raya perkerasan lentur :a. sifat fisis : berat jenis tanah, berat jenis dan penyerapan agregat halus,berat jenis dan penyerapan agregat kasar, gradasi butiran, batas cair,batas plastis, ekivalensi pasir.b. Sifat teknis : kehil;angan berat karena keausan agregat kasar, standarproctor, CBR terendam.3. BEBERAPA METODE PENGUJIAN UMUM DALAM PEKERJAAN SIPILPengujian untuk perencanaan pondasi :percobaan kadar air, percobaan berat isi, percobaan berat jenis, analisasaringan, analisa hidrometer, percobaan batas atterberg, percobaan tekanbebas, percobaan geser langsung, percobaan geser tiga sumbu,percobaan konsolidasi.Pengujian tanah untuk timbunan :percobaan berat jenis, percobaan analisa saringan, percobaan

12

Page 13: DocumentI

hidrometer, percobaan batas atterberg, percobaan kepadatan standar,percobaan geser langsung.Pengujian bahan beton :- pengujian semen : percobaan berat isi, percobaan berat jenis, kehalusansemen, waktu pengikatan.- Pengujian agregat halus : percobaan berat isi, percobaan berat jenis danpenyerapan agregat halus, analisa saringan, kotoran organik, ekivalensipasir. - Pengujian agregat kasar : percobaan berat isi, percobaan berat jenis danpenyerapan agregat kasar, analisa saringan, keausan agregat kasar.- Pengujian campuran beton : pembuatan dan perawatan sampel, berat isicampuran beton, test kekantalan, test kekuatan hancur beton.Pengujian bahan tanah dasar perkerasan :Pemeriksaan berat jenis, pemeriksaan analisa saringan, pemeriksaananalisa hidrometer, pemeriksaan batas cair, pemeriksaan plastis,pemeriksaan kepadatan standar, CBR laboratorium.Pengujian bahan pondasi perkerasan lentur :Percobaan berat jenis (tanah, agregat halus + penyerapan, agregat kasar+ penyerapan), analisa saringan bahan gabungan, batas cair, batas plstis,test keausan, test kepadatan, CBR laboratorium.Pengujian aspal dan agregat sebagai lapis penutup type Lapen :- Berat jenis aspal, penetrasi aspal, destilasi aspal, pengaruh panas danudara pada bahan aspal, titik letak aspal.- Analisa saringan, ketahanan terhadap keausan.Lapisan penutup hotmix :Berdasarkan rancangan campuran bahan aspal yang lebih dikenaldengan istilah Job Mix Design atau Job Mix Formula.Job Mix Formula :Fraksi agregat kasar (>2.36 mm), fraksi agregat halus (2.36-0.075 mm),fraksi filler (bukan pengisi), kandungan aspal efektif, kandungan aspaldiserap, total kandunmgan aspal sebenarnya + tebal film aspal,kandungan rongga udara campuran padat, stabilisasi marshall + kuosienmarshall, stabilitas marshall terendam.

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Definisi Manajemen Proyek

Proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung

dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan

dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan

dengan jelas. Perilaku kegiatan proyek menuntut adanya pengelolaan yang baik

13

Page 14: DocumentI

untuk mencapai sasaran yang diharapkan, yaitu pengelolaan proyek yang

dinamis.

Dalam perkembangannya dikenal pengertian manajemen secara umum.

Menurut Harold Koontz, yaitu suatu proses yang merencanakan, mengorganisir,

memimpin dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya lain untuk

mencapai sasaran organisasi yang telah ditentukan. Definisi dari Harold Koontz

ini kemudian dikenal dengan istilah manajemen klasik.

Dengan perkembangan pembangunan, penggunaan manajemen klasik pada

proyek yang penuh dengan dinamika dan perubahan cepat, dinilai kurang mampu

dan efektif untuk mencapai hasil optimal. Untuk itu diperlukan berbagai

penyesuaian seperti melembagakan arus kegiatan horizontal. Perbedaannya

terutama pada perilaku kegiatan proyek dengan operasi rutin.

Menurut H. Kezner, manajemen proyek adalah merencanakan,

mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk

mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh, manajemen

proyek menggunakan pendekatan sistem dan hirarki.

Hal-hal pokok yang terdapat pada pengertian Manajemen Proyek :

1. Menggunakan pengertian berdasarkan fungsinya yaitu merencanakan,

mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan

berupa manusia dan material

2. Kegiatan yang dikerjakan berjangka waktu pendek, dengan sasaran yang

telah ditentukan secara terperinci, ini membutuhkan metode dan teknik

pengelolaan yang khusus, terutama aspek perencanaan dan pengendalian

3. Memakai sistem pendekatan sistem

4. Mempunyai hirarki (arus kegiatan horizontal) di samping kegiatan secara

vertikal.

Dengan demikian manajemen proyek tidak bermaksud meniadakan arus

kegiatan vertikal atau mengadakan perubahan total terhadap manajemen klasik,

14

Page 15: DocumentI

tetapi ingin memasukkan pendekatan, teknik serta metode yang spesifik untuk

menanggapi tuntutan dan tantangan yang dihadapi, yang mana juga spesifik,

yaitu kegiatan proyek.

Adapun fungsi dari manajemen proyek adalah :

1. Merencanakan

Merencanakan berarti memilih dan menentukan langkah-langkah

kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran. Ini berarti langkah

pertama adalah menentukan sasaran yang hendak dicapai, kemudian

menyusun urutan langkah kegiatan untuk mencapainya. Dengan demikian

perencanaan dimaksudkan untuk menjembatani sasaran yang akan diraih

dengan keadaan atau situasi awal. Salah satu kegiatan perencanaan adalah

pengambilan keputusan, mengingat hal ini diperlukan dalam proses

pemilihan alternatif.

Pada tahap operasional, manajemen proyek didukung suatu metode

perencanaan yang dapat menyusun secara cermat urutan pelaksanaan

kegiatan maupun penggunaan sumber daya bagi kegiatan-kegiatan tersebut,

agar proyek dapat diselesaikan secepatnya dengan penggunaan sumber

daya sehemat mungkin.

Contoh metode teknik yang dimaksud antara lain :

a. Analisa jaringan kerja, metode jalur kritis (Critical Path Method /

CPM), teknik pengkajian dan telaah proyek (Project Evaluation and

Review Technique / PERT) atau diagram preseden (Presedence

Diagram Method / PDM).

b. Metode penyusunan perkiraan biaya proyek dilakukan bertahap sesuai

dengan informasi yang tersedia pada waktu yang bersangkutan. Di sini

termasuk biaya pendahuluan (Preliminary Cost Estimate), perkiraan

biaya proyek (Project Bugdet) dan perkiraan biaya definitif (Definite

Estimate).

2. Mengorganisir

15

Page 16: DocumentI

Mengorganisir dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang

berhubungan dengan cara mengatur dan mengalokasikan kegiatan serta

sumber daya kepada kelompok agar dapat mencapai sasaran secara efisien.

Dalam manajemen proyek dibuat susunan organisasi yang memacu

terselenggaranya arus kegiatan horizontal dan vertikal, untuk itu

penyusunan dilakukan dengan cara matriks.

Sedangkan arus horizontal adalah pengelolaan proyek, dimana

fungsinya membuka hubungan komunikasi antara yang satu dengan yang

lain agar arus kegiatan dapat mengalir secara horizontal. Perbedaannya bila

dilakukan secara vertikal diperlukan waktu yang lama, karena harus

mengikuti prosedur birokrasi yang dirancang untuk kegiatan rutin

operasional proyek.

3. Memimpin

Kepemimpinan adalah mengarahkan dan mempengaruhi sumber daya

manusia dalam satu organisasi agar dapat bekerjasama untuk mencapai

tujuan yang telah digariskan. Mengarahkan dan mempengaruhi ini erat

kaitannya dengan motivasi, pelatihan, koordinasi dan konsultasi. Faktor

lain yang perlu diperhatikan adalah gaya kepemimpinan yang hendak

diterapkan, karena berpengaruh besar terhadap keberhasilan dalam proses

mencapai tujuan.

Pada umumnya digunakan gaya kepemimpinan yang mengarah ke

partisipasi meskipun dalam beberapa situasi digunakan gaya orientasi ke

tugas. Untuk melengkapi otoritas resmi pimpro (manajer proyek), maka

harus dikembangkan sistem referent power (pemimpin yang mempunyai

kepribadian yang baik sebagai teman yang menyebabkan kepatuhan) dan

expert power (pemimpin yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu

sehingga menimbulkan kepatuhan).

4. Mengendalikan

16

Page 17: DocumentI

Mengendalikan adalah menuntun, dalam arti memantau, mengkaji dan

mengadakan koreksi agar hasil kegiatan sesuai dengan yang telah

ditentukan. Jadi, dalam fungsi ini hasil-hasil pelaksanaan kegiatan selalu

diukur dan dibandingkan dengan rencana. Oleh karena itu, umumnya telah

dibuat tolak ukur seperti anggaran, standar mutu, jadwal penyelesaian

pekerjaan dan lain-lain. Bila terjadi penyimpangan maka segera dilakukan

perbaikan.

Dengan demikian pengendalian merupakan salah satu upaya untuk

meyakini bahwa arus kegiatan bergerak ke arah sasaran yang diinginkan.

Pada kegiatan proyek diperlukan adanya keterpaduan antara perencanaan

dan pengendalian yang relatif lebih erat dibandingkan dalam kegiatan rutin.

3.2. Sistem Pengendalian Proyek

Salah satu bagian dari manajemen proyek adalah pengendalian. Adapun

definisi pengendalian menurut R.J. Mockler adalah usaha sistematis yang

menentukan standar yang sesuai dengan perencanaan, merancang sistem

informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, kemudian mengambil

tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara

efektif dan efisien dalam mencapai sasaran.

Untuk mencapai tujuan proyek secara efektif dan efisien yaitu dengan cara

menyelesaikan proyek tepat pada waktunya sesuai dengan batasan biaya dan

jadwal yang sudah ditentukan. Maka diperlukan pengendalian proyek yang

merupakan bagian penting dari manajemen proyek.

Dari segi penggunaan sumber daya, perencana dapat diartikan sebagai

memberi pegangan bagi pelaksana mengenai alokasi sumber daya untuk

melaksanakan kegiatan, sedangkan pengendalian memantau apakah hasil

kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan

memastikan penggunaan sumber daya efektif dan efisien.

3.2.1. Objek Pengendalian Proyek

Garis besar objek pengendalian proyek adalah sebagai berikut :

17

Page 18: DocumentI

1. Organisasi dan personil

Memantau apakah organisasi pelaksana proyek dibentuk sesuai rencana,

pakah pengisian personil telah memenuhi kualifikasi dan jumlahnya telah

mencukupi.

2. Waktu / jadwal

Dalam aspek ini objek pengendalian proyek sangat ektensif dan

berlangsung sepanjang siklus proyek.

3. Anggaran biaya dan jam orang

Pengendalian ini berlangsung sepanjang siklus proyek dengan potensi

paling mungkin keberhasilan yang besar berada di awal proyek sewaktu

merumuskan definisi lingkup kerja.

4. Pengendalian pengadaan

Pengadaan ini mempengaruhi jadwal, biaya, mutu serta masalah-masalah

prosedur dan peraturan yang diberlakukan. Pengadaan yang dimaksud adalah

berupa pengadaan material dan peralatan.

5. Pengendalian mutu

Mencakup masalah yang luas, dengan tujuan pokok produk proyek harus

dalam keadaan fitness for use (sesuai untuk digunakan).

6. Pengendalian kinerja

Memantau serta mengendalikan aspek biaya dan jadwal serta terpisah

tidak memberikan penjelasan perihal kinerja pada saat pelaporan.

Bagian penting dari objek pengendalian proyek yang harus diperhatikan

antara lain :

A. Pengendalian terhadap jadwal proyek

Pengendalian ini pada tahapan siklus proyek terdiri dari :

1. Pengendalian tahap konseptual

Kegiatan utama pada tahap ini, yaitu :

a. Mengingatkan kepada para perancang dan pihak lain yang lebih

erat hubungannya dengan kegiatan ini agar selalu terus-menerus

memperlihatkan aspek biaya dalam merancang suatu desain.

18

Page 19: DocumentI

b. Menghindari adanya rancangan yang berlebihan, baik dari segi

kualitas maupun kuantitas.

c. Memakai pendekatan berdasarkan prinsip optimasi desain.

2. Pengendalian tahap perencanaan pemantapan (PP)

Kegiatan utama pada tahap ini, yaitu :

a. Pendalaman berbagai aspek persoalan dengan maksud menyaring

ide atau usulan proyek yang kurang relevan menjadi proyek yang

potensial.

b. Perencanaan teknik dan pengembangan

c. Pembuatan jadwal induk danm anggaran, melanjutkan kelanjutan

investasi

d. Penyusunan strategi penyelenggaraan dan rencana pemakaian

sumber daya

e. Penyiapan perangkat dan peserta

3. Pengendalian tahap implementasi fisik

Kegiatan utama pada tahap ini yaitu :

a. Perencanaan teknik terperici

b. Pengadaan, termasuk pemesanan alat

c. Konstruksi di lapangan / lokasi

B. Pengendalian terhadap mutu proyek

Pengertian kata mutu menurut ISO 8402 adalah sifat dan karakteristik

produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau

pemakai. Induk atau tahap awal dari pengendalian mutu adalah penjaminan

mutu. Tujuan utama penjaminan mutu adalah mengadakan tindakan-tindakan

yang dibutuhkan untuk memberikan kepercayaan kepada semua pihak yang

berkepentingan, yang dinyatakan dalam bentuk catatan dan dokumen.

Pemakaian mutu ini berguna bagi pihak-pihak yang terlibat dalam

pembangunan proyek, yaitu :

19

Page 20: DocumentI

1. Pihak pemerintah

Untuk menjaga dan meyakinkan agar metode konstruksi, material

dan peralatan yang digunakan dalam membangun proyek memenuhi

standar dan peraturan yang telah ditentukan.

2. Pihak pemilih proyek

a. Menyediakan kepercayaan dan keyakinan bahwa instalasi yang

dibangun akan berfungsi sesuai dengan harapan dalam hal

keselamatan, operasi dan produksi selama kurun waktu yang telah

ditentukan.

b. Menyediakan dokumen bagi pihak pemerintah maupun bagi pihak

lain yang berkepentingan

c. Menyediakan data hasil-hasil inspeksi, pengetesan dan perbaikan

pada bagian yang spesifik dari instalasi.

3. Pihak perancang

Menjadi umpan balik pekerjaan perencanaan teknik di masa depan.

4. Pihak kontraktor

a. Bila mengikuti prosedur dan spesifikasi dengan tepat dan cermat

akan menghasilkan pekerjaan sekali jadi

b. Bila dilaksanakan dengan baik, mencegah mutu yang melebihi

spesifikasi yang tercantum dalam kontrak

3.2.2. Metode Pengendalian

Metode ini digunakan untuk menemukan penyimpangan-penyimpangan yang

terjadi dengan cepat. Fungsinya sebagai peringatan penyimpangan yang terjadi,

sehingga perusahaan dapat mengantisipasi atau memperkecil kerugian yang ada.

Macam metode berdasarkan atas spesifikasi penggunaannya adalah sebagai

berikut :

1. Rekayasa Nilai

Rekayasa nilai merupakan suatu usaha yang terorganisir secara

sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik

20

Page 21: DocumentI

mengidentifikasi fungsi produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi

yang diperlukan dengan harga yang paling ekonomis.

Rekayasa nilai juga digunakan saat perencanaan yang bertujuan

menganalisa rencana untuk menekan biaya yang kurang berguna dari segi

disain dan struktur.

Teknik menganalisa nilai pada rekayasa nilai :

a.Pemilihan proyek untuk penerapan rekayasa nilai

b. Pemantauan harga (the costing value)

c.Biaya siklus hidup (the life cycle costing)

d. Pendekatan fungsional

e.Rencana kerja nilai

2. Metode varians dan konsep nilai hasil

Suatu sistem pemantauan dan pengendalian di samping memerlukan

perencanaan yang realistis sebagai tolak ukur pencapaian sasaran, juga

harus dilengkapi dengan teknik dan metode yang dapat segera

mengungkapkan tanda-tanda terjadinya penyimpangan. Untuk itu

diperlukan identifikasi varian dan konsep nilai hasil. Untuk jadwal,

dianalisis kurun waktu yang telah dipakai dibandingkan dengan

perencanaan. Dengan demikian akan terlihat apabila terjadi penyimpangan

antara rencana dan kenyataan serta mendorong untuk mencari sebab-

sebabnya.

Varian merupakan perbandingan antara harga standar dan harga aktual.

Varian pada jadwal akan ditinjau penyimpangan waktu pelaksanaan

terhadap waktu rencana. Sedangkan nilai hasil dapat menunjukkan :

a.Prestasi kerja dan memperkirakan keadaan masa depan suatu proyek

b. Berguna untuk mengendalikan prestasi, produktivitas maupun

kemajuan pekerjaan dapat dianalisi

Konsep dasar nilai hasil digunakan untuk menganalisis kinerja dan

membuat prakiraan pencapaian sasaran. Untuk itu digunakan tiga indikator

yaitu :

21

Page 22: DocumentI

1. ACWP (Actual Cost of Work Performed)

Yaitu merupakan biaya yang sesungguhnya terpakai untuk pekerjaan

yang telah terlaksana dalam kurun waktu tertentu.

2. BCWP (Budgeted Cost of Work Performed)

Yaitu merupakan indikator yang menunjukkan nilai hasil dari sudut

pandang nilai pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap anggaran yang

disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.

3. BCWS (Budgeted Cost of Work Scedule)

Yaitu suatu anggaran untu menyelesaikan pekerjaan yang telah

direncanakan dan dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan.

Dari ketiga indikator di atas didapat :

CV = BCWP – ACWP

SV = BCWP – BCWS

dimana :

CV = varian biaya

SV = varian jadwal

CPI = BCWP / ACWP

SPI = BCWP / BCWS

Dimana : CPI = Indeks Kinerja Biaya

SPI = Indeks Kinerja Jadwal

Analisa varian akan memperlihatkan perbedaan antara hal – hal berikut :

a) Biaya pelaksanaan dengan anggaran

b) Waktu pelaksanaan dengan jadwal

c) Tanggal mulai pelaksanaan dengan rencana

d) Tanggal akhir pekerjaan dengan rencana

e) Angka kenyataan pemakaian dengan tenaga kerja engan anggaran

22

Page 23: DocumentI

f) Jumlah penyelesaian pekerjaan dengan rencana

Tabel 3.1 Analisis varian ( Integrasi dari aspek jadwal dan biaya )

Varian Jadwal

( BCWP - BCWS )

Varian Biaya

( BCWP - ACWP )

Keterangan

Positif Positif Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari

jadwal dengan biaya kurang anggaran

Nol Positif Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal

dengan biaya lebih rendah dari anggaran

Positif Nol Pekerjaan terlaksana sesuai dengan

anggaran selesai lebih cepat dari jadwal

Nol Nol Pekerjaan terlaksana sesuai dengan

jadwal dan anggaran

Negatif Negatif Pekerjaan selesai terlambat dengan

biaya lebih tinggi dari anggaran

Nol Negatif Pekerjaan terlaksana sesuai dengan

jadwal dengan biaya diatas anggaran

Negatif Nol Pekerjaan terlaksana terlambat dengan

jadwal dengan biaya sesuai anggaran

3.3. Tahapan Proyek

Suatu sistem yang dinamis seperti halnya proyek memiliki tahapan

perkembangan.Pada masing – masing tahap terdapat kegiatan yang dominan

dengan tujuan khusus atau spesifik.Sampai saat ini belum ada keseragaman

pembagian tahap dalam siklus proyek, baik jumlah maupun terminalogy yang

dipakai.Hal ini antara lain karena banyaknya macam,ukuran dan kompleksitas

proyek serta latar belakang tujuan pembagian itu sendiri.

3.4. Pembuatan Kurva S

23

Page 24: DocumentI

Kurva S sangat berguna untuk dipakai sebagai laporan bulanan dan laporan

kepada pimpinan proyek, maupun pimpinan perusahaan karena kurva ini dapat

dengan jelas menunjukan kemajuan proyek dalam bentuk yang lebih mudah

dipahami.Kurva dengan grafik dengan sumbu x sebagai persentase penyelesaian

pekerjaan.Sedangkan sumbu y menunjukan parameter waktu.Ini berarti

menggambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan sepanjang siklus

proyek.

Adapun langkah – langkah pembuatan kurva S adalah :

1. Mencari Bobot Pekerjaan ( % )

Rumus mencari bobot pekerjaan :

Bobot = ( Biaya Pekerjaan / Biaya Total ) x 100 %

2. Pembuatan kolom – kolom jadwal

Setiap kolom mewakili satu minggu ( 7 hari ) yaitu dari minggu pertama

hingga minggu terakhir.

3. Pembuatan bagan balok

Panjang bagan balok disesuaikan dengan lama durasi ( minggu ) yang di

terjemakan ke dalam banyaknya kolom.

4. Mencari bobot rencana mingguan

Rumus mencari bobot rencana mingguan :

Bobot Tiap Minggu = Bobot / Banyaknya Kolom ( Durasi )

5. Rencana kemajuan mingguan

Menjumlahkan seluruh bobot rencana mingguan dalam sebuah kolom.

6. Rencana kemajuan kumulatif

Merupakan jumlah kumulatif bobot rencana kemajuan mingguan dari minggu

awal proyek sampai dengan minggu terakhir proyek.

7. Pembuatan kurva S

Dibuat berdasarkan besarnya bobot rencana kemajuan kumulatif pada masing

– masing kolom dengan skala 0% - 100%, atau dari awal proyek sampai

dengan akhir proyek.

8. Pelaksanaan kemajuan perminggu

24

Page 25: DocumentI

Diperoleh dengan menjumlahkan seluruh bobot yang dapat terlaksana

perminggu pada masing – masing kolom.

9. Pelaksanaan kemajuan kumulatif perminggu

Merupakan kumulatif bobot yang dapat terlaksana dari awal minggu hingga

minggu sekarang.

10. Pembuatan kurva revisi

3.5. Perencanaan Perhitungan Rencana Anggaran Biaya

3.5.1. Prinsip Dasar Perhitungan Rencana Anggaran Biaya

Rencana Anggaran Biaya suatu proyek adalah perhitungan banyaknya biaya

yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek tersebut.Setiap bagian pekerjaan

didalam bestek disusun dalam daftar anggaran berserta penjelasannya.

Perhitungan anggaran meliputi :

1) Planning / program pelaksanaan proyek

2) Kapasitas sumber daya yang dibutuhkan

3) Pemilihan sumber daya yang akan di gunakan

Untuk membantu kelancaran perhitungan anggaran, maka perlu dibuat daftar

– daftar seperti :

1) Daftar kebutuhan bahan

2) Daftar kebutuhan alat

3) Daftar kebutuhan tenaga kerja

Setelah mendapatkan volume pekerjaan yaitu jumlah banyaknya volume

pekerjaan dalam suatu kesatuan ? kubikasi pekerjaan.Dikalikan dengan harga

satuan pekerjaan masing – masing pekerjaan. Kemudian diakumulasikan ke

seluruh bagian pekerjaan dan di dapatlah anggaran biaya proyek.

3.5.2. Kenyataan Biaya Estimasi

Pada anggaran biaya suatu proyek, dihitung banyaknya biaya yang

dibutuhkan untuk bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan analisis, serta biaya –

biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan / proyek. Dalam

sistem kenyataan biaya estimasi sesungguhnya, biaya – biaya lain yang

25

Page 26: DocumentI

berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan sengaja tidak dimasukan. Biaya –

biaya tersebut akan di bahas dalam buku Dokumen Pelelangan. Biaya – biaya

tesebut antara lain : Keuntungan, biaya perencanaan, biaya pengawasan, dan izin

mendirikan bangunan.

BAB IV

TINJAUAN PELAKSANAAN

4.1. Tahap Pendahuluan

Pada tahap pendahuluan, Dinas Pekerjaan Umum kota Prabumulih melalui

Dinas Teknis melakukan survey terhadap kondisi lapangan jalan yang akan

dilakukan pelebaran dan perbaikan, sesuai dengan yang telah dianggarkan pada

26

Page 27: DocumentI

APBD kota Prabumulih tahun anggaran 2004/2005. tujuan dari survey untuk

mencari dan menghitung besarnya volume tiap pekerjaan yang akan

direncanakan dan dilaksanakan, setelah didapatkan data yang cukup dan lengkap

kemudian dilakukan perencanaan anggaran biaya awal oleh Dinas Teknis,

dengan tujuan mendapatkan acuan batasan biaya pelaksanaan ketika dilakukan

penawaran pekerjaan kepada pelaksana. Kemudian dibentuk panitia khusus yang

akan menyelenggarakan penawaran pekerjaan, dengan acuan surat Walikota

Prabumulih nomor : 620/888/Ekobang/IV.a/2004 tentang persetujuan pemilihan

langsung pekerjaan, maka di buat kriteria dan persyaratan yang diperlukan calon

penyedia jasa dalam penawaran pelaksanaan proyek Rehab Pelebaran dan

Pengaspalan Laston jalan Jenderal Sudirman kota Prabumulih.

4.2. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini setiap calon penyedia jasa yang di undang dalam hal ini

sebanyak 3 ( tiga ) calon, membuat suatu perencanaan yang diperlukan dalam

penawaran pekerjaan, sesuai dengan kriteria dan persyaratan yang telah

ditetapkan panitia pelelangan. seperti : rencana anggaran biaya, jadwal

pelaksanaan, perhitungan perencanaan struktur, umur rencana, manajemen

pelaksanaan, dan lain-lain. Intinya semua perencanaan yang diperlukan dalam

pelaksanaan pekerjaan.

4.3. Tahap Penawaran

Pada waktu yang telah ditentukan, pelelangan tertutup dengan 3 ( tiga ) calon

penyedia jasa yang di undang, maswing – masing mengajukan penawaran

terhadap pekerjaan Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan Jenderal

Sudirman kota Prabumulih, dengan lebih menitik beratkan pada anggaran biaya,

mutu dan hasil pekerjaan, dengan system pemilihan langsung, PT. Bintang

Selatan Agung terpilih sebagai pelaksana proyek, melalui Surat Keputusan

Kepala Dinas Pekerjaan Umum kota Prabumulih Nomor :

27

Page 28: DocumentI

640/DPU/A/APBD/2004 tetang penunjukan Penyedia Jasa Pemborongan

Pekerjaan Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston Jalan Jenderal Sudirman

Kota Prabumulih. Dengan Surat Perjanjian Pemborongan Nomor :

620/402.A/DPU/IX/2004 tanggal 01 September 2004, sekaligus sebagai masa

awal pelaksanaan pekerjaan.

4.4. Tahap Pelaksanaan

Sesuai denga Kontrak Kerja diatas, masa pelaksanaan pekerjaan 270 ( dua

ratus tujuh puluh ) hari kalender, masa pemeliharaan 90 ( sembilan Puluh ) hari

kalender, sehingga total masa kontrak proyek Rehab Pelebaran dan Pengaspalan

Laston jalan Jenderal Sudirman kota Prabumulih adalah selama 360 ( tiga ratus

enam puluh ) hari kalender terhitung sejak tanggal 01 September 2004

berdasarkan Surat Perintah Mulai Kerja Kepala Dinas Pekerjaan Umum kota

Prabumulih Nomor : 620/403.B/DPU/APBD/2004. Sebelum pelaksanaan

pekerjaan dilaksanakan, dilakukan field Survey bersama oleh pelaksana dan

pengguna jasa dalam hal ini Dinas Pekerjaan umum kota Prabumulih. Guna

meninjau ulang tahapan pekerjaan yang yang akan dilaksanakan.

Adapun Uraian Pekerjaan yang dilaksanakan pada proyek Rehab Pelebaran

dan Pengaspalan Laston jalan Jenderal Sudirman kota Prabumulih adalah sebagai

berikut :

1) Pekerjaan Umum

Pada tahap pengerjaan ini dilakukan mobilisasi proyek yang bersifat

umum seperti :

a) Mempersiapkan tenaga kerja professional yang diperlukan untuk

melaksanakan pekerjaan di lapangan

b) Pelaksanaan pengukuran, pemasangan rambu – ranbu lalu lintas

sementara.

28

Page 29: DocumentI

c) Menyediakan fasilitas – fasilitas yang di perlukan, baik berupa fasilitas

kontraktor, seperti base camp, kantor, barak, bengkel, gudang dan sebagai

nya . Maupun fasilitas laboratorium agar proyek dapat berjalan dengan

lancar dan selesai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

d) Menyediakan alat – alat berat yang di perkirakan dapat membantu untuk

memudahkan pelaksanaan pekerjaan proyek.

e) Mempersiapkan dan mengangkut bahan – bahan material yang diperlukan

dalam pekerjaan perkerasan jalan dan pembuatan siring dinding penahan.

Pada fase pekerjaan umum direncanakan selama 4 minggu dengan alokasi

3 minggu pada awal pelaksanaan dan 1 minggu diakhir pelaksanaa, tetapi

dalam pelaksanaan terjadi percepatan pelaksanaan dengan volume tetap,

menjadi 3 minggu, dengan alokasi waktu 2 minggu diawal dan 1 minggu

diakhir pelaksanaan pekerjaan.

2) Pekerjaan Tanah

Pekerjaan tanah merupakan pekerjaan galian dan timbunan pada ruas

jalan yang akan diperbaiki maupun dilebarkan, dengan tujuan meratakan

lokasi pekerjaan guna mendapatkan kondisi permukaan yang ideal dalam

pelaksanaan pekerjaan perkerasan dan mengupayakan peningkatan daya

dukung tanah dasar dalam menanggung beban – beban yang didistribusikan

lapisan – lapisan diatasnya.

29

Page 30: DocumentI

Gambar 4.1 Penggalian tanah

Serta dilaksanakan juga penggalian terhadap lapisan yang sudah ada guna

perbaikan. Pada proses penimbunan dialksanakan secara berlapis dengan

ketebalan lapisan 30 cm setiap proses pemadatan sampai tercapai ketebalan

yang diinginkan. Adapun alat yang digunakan pada pekerjaan tanah adalah

Excavator, Dump truck, compressor, Jack Hammer,Wheel Loader, Motor

Grader, Vibro Roller, dan Water Tanker. Adapun pekerjaan tanah tersebut

mengalami perubahan volume pekerjaan seperti terlihat pada table berikut.

Tabel 4.1 Perubahan Volume Pekerjaan Tanah

Pekerjaan Perubahan Volume ( M3 ) Keterangan

Galian Biasa 9,285.720 Penambahan

Galian Perkerasan tanpa CMM 228.290 Pengurangan

Timbunan Biasa 250.000 Pengurangan

Timbunan Pilihan 2,729.620 Penambahan

Penyiapan Badan Jalan 6,246.360 Penambahan

Perubahan ini terjadi dikarenakan

- tekstur tanah pada lokasi proyek termasuk dalam kategori tanah

humus, sehingga kedalaman penggalian guna mendapatkan tanah

dasar ideal mengalami perubahan dari perencanaan semula, hal ini

dapat dilihat pada table diatas. Penambahan volume pekerjaan galian

biasa mengalami kenaikan 16 kali dari perencanaan semula.

30

Page 31: DocumentI

Gambar 4.2 Penimbunan tanah dasar

- Timbunan pilihan dan penyiapan badan jalan juga mengalami

perubahan volume dikarenakan luasnya volume area yang harus di

timbunan.

- Tekstur tanah yang tidak mendukung apabila dilakukan penimbunan

dengan tanah biasa sehingga untuk pekerjaan ini ditiadakan, begitu

juga galian perkerasan mengalami pengurangan volume pekerjaan,

karena lebih mengutamakan perbaikan perkerasan yang benar-benar

harus dilaksanakan. Guna pengalihan anggaran untuk menutupi

perubahan volume pekerjaan lainya.

Untuk waktu pelaksanaan terjadi penambahan waktu pelaksanaan

menjadi 8 minggu dari 4 minggu waktu rencana.( dapat dilihat pada

Barchart Realisasi )

3) Perkerasan Berbutir

Pada pekerjaan perkerasan berbutir dibagi menjadi 2 ( dua ) tahap

pekerjaan yaitu :

a) Lapisan Pondasi Bawah ( Sub Base )

Pada lapisan pondasi ini material yang di gunakan adalah agregat kelas B,

dengan perbandingan agregat kasar dan halus 70:30. Pekerjaan

dilaksanakan dengan menghamparkan agregat kelas B, kemudian

diratakan dengan menggunakan grader, lalu dipadatkan dengan

menggunakan Vibrator loader, setelah itu dilakukan test guna

mendapatkan CBR minimum 80%, jangan sampai terjadi lendutan karena

akan dapat menyebabkan perkerasan mengalami penurunan ataupun

retak-retak. Pada pekerjaan ini juga mengalami penambahan volume

pekerjaan. Sebanyak 263,330 M3 dari volume rencana 1.403,33 M3.

31

Page 32: DocumentI

Begitu juga dengan masa pelaksanaan pekerjaan mengalami penambahan

waktu menjadi 13 minggu dari 10 minggu yang direncanakan.

Gambar 4.3 Agregat kelas B

b) Lapisan Pondasi Atas ( Base )

Pada lapisan pondasi ini digunakan material agregat kelas A. dengan

perbandingan agregat kasar dan halus 60:40. Pekerjaan dilaksanakan

dengan menghamparkan agregat kelas A, kemudian diratakan dengan

menggunakan grader, lalu dipadatkan dengan menggunakan Vibrator

loader, setelah itu dilakukan test guna mendapatkan CBR minimum 35%,

jangan sampai terjadi lendutan karena akan dapat menyebabkan

perkerasan mengalami penurunan ataupun retak-retak. Pada pekerjaan ini

juga mengalami penambahan volume pekerjaan. Sebanyak 59,450 M3

dari volume rencana 3.892,37 M3. Begitu juga dengan masa pelaksanaan

pekerjaan mengalami penambahan waktu menjadi 25 minggu dari 22

minggu yang direncanakan.

32

Page 33: DocumentI

Gambar 4.4 Agregat Kelas A

4) Perkerasan Beraspal

Pada pekerjaan beraspal terdiri dari 4 lapisan yaitu sebagai berikut :

a) Lapisan Resap Pengikat ( Prime Coat )

Lapisan prime coat merupakan pencampuran antara aspal dan kerosene

dengan perbandingan 60:40. Dengan takaran 0,6 – 0,8 liter per M2.

tujuan dari penggunaan prime coat sebagai pengikat antara agregat pada

lapisan pondasi dengan lapisan diatasnya. Pada pelaksanaannya lapisan

agregat sebelumnya dibersihkan dengan compressor, kemudian baru

dilaksanakan penyemprotan prime coat dengan menggunakan asphalt

sprayer, ditunggu sampai meresap dan kering. Pada pelaksanaan proyek

ini terjadi penambahan volume pekerjaan sebesar 1.170,65 M3 dari

22,569,950 M3 yang di rencanakan. Untuk masa pelaksanaan mengalami

penambahan masa pelaksanaan menjadi 12 minggu dari 10 minggu yang

direncanakan.

b) Lapisan Sub Surface

Untuk lapisan sub surface di gunakan lapisan pondasi aspal beton

( AC-BC ). Dengan tebal perkerasan 4 cm. pada pengerjaan lapisan ini,

lapisan agregat sebelumnya yang telah disemprot dengan prime coat

dibiarkan kering dan meresap terlebih dahulu. Kemudian AC-BC

dicampurkan terlebih dahulu dengan menggunakan asphalt mixing

machine lalu dihamparkan dengan menggunakan asphalt finisher,

dipadatkan dengan tandem roller, dipadatkan kembali dengan

menggunakan tyre roller. Kemudian dilakukan penyiraman air secara

merata guna mempercepat proses pendinginan lapisan aspal. Pada

pekerjaan ini mengalami pengurangan volume pekerjaan sebesar 47,59

M3 dari 1.301,27 M3. Untuk masa pelaksanaan juga mengalami

33

Page 34: DocumentI

penambahan waktu pelaksanaan menjadi 12 minggu dari 10 minggu yang

direncanakan.

c) Lapisan Perekat ( Tack Coat )

Lapisan Tack coat merupakan pencampuran antara aspal dan kerosene

dengan perbandingan 70:30. Dengan takaran 0,6 – 0,8 liter per M2.

tujuan dari penggunaan tack coat sebagai perekat antara lapisan pondasi

perkerasan dengan lapisan diatasnya. Pada pelaksanaannya lapisan

sebelumnya dibersihkan dengan compressor, kemudian baru dilaksanakan

penyemprotan tack coat dengan menggunakan asphalt sprayer, ditunggu

sampai meresap dan kering. Pada pelaksanaan proyek ini terjadi

pengurangan volume pekerjaan sebesar 2.584,13 M3 dari 15.226,13 M3

yang di rencanakan. Untuk masa pelaksanaan mengalami penambahan

masa pelaksanaan menjadi 19 minggu dari 7 minggu yang direncanakan.

Gambar 4.5 Lapisan perekat

d) Lapisan Surface

Untuk lapisan sub surface di gunakan lapisan aus aspal beton ( AC-BC ).

Dengan tebal perkerasan 3 cm. pada pengerjaan lapisan ini, lapisan

agregat sebelumnya yang telah disemprot dengan tack coat dibiarkan

kering dan meresap terlebih dahulu. Kemudian AC-WC dicampurkan

terlebih dahulu dengan menggunakan asphalt mixing machine lalu

34

Page 35: DocumentI

dihamparkan dengan menggunakan asphalt finisher, dipadatkan dengan

tandem roller, dipadatkan kembali dengan menggunakan tyre roller.

Kemudian dilakukan penyiraman air secara merata guna mempercepat

proses pendinginan lapisan aspal. Pada pekerjaan ini mengalami

pengurangan volume pekerjaan sebesar 6.433,7 M3 dari 33.104.00 M3.

Untuk masa pelaksanaan juga mengalami penambahan waktu

pelaksanaan menjadi 9 minggu dari 7 minggu yang direncanakan.

Gambar 4.6 Lapisan Aus Aspal Beton ( ACWC )

5) Pekerjaan Drainase

Pada pekerjaan ini terjadi dilakukan penggalian tanah untuk saluran

drainasedengan menggunakan alat : excavator, dumptruck dan alat Bantu

lainya. Yang kemudian dilakukan pemasasangan batu dengan mortar dengan

bahan : pasir, semen, dan batu dengan menggunakan alat bantu manual. Dan

juga di beberapa tempat di buat saluran penghubung berupa gorong-gorong.

Pada pekerjaan ini juga mengalami perubahan volume pekerjaan, seperti

terlihat pada table 4.2.

Tabel 4.2. Perubahan Volume Pekerjaan Drainase

Pekerjaan Perubahan Volume ( M3 ) Keterangan

Galian drainase dan saluran air 811,52 Pengurangan

Pasangan batu dengan mortar 71,32 Penambahan

Gorong – gorong pipa beton 9,00 Pengurangan

35

Page 36: DocumentI

Untuk perubahan masa pelaksanaan dapat dilihat pada barchart rencana

dan realisasi.

Gambar 4.7 Saluran air

6) Pekerjaan Struktur

Untuk pekerjaan struktur seperti pembuatan Box Culvert pada drainase,

dibutuhkan beton K-275 dan K-125 dengan penulangan baja U24 polos.

dengan bahan seperti pasir, semen, agregat kasar. Terlebih dahulu dibuat

cetakan dari kayu perancah dan paku. Proses pembuatannya menggunakan

Concrete Mixer, Water Tanker, concrete Vibrator dan alat Bantu lainya.

Perbedaan pembuatan beton K-250 dan K-125 pada perbandingan komposisi

bahan sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Pada pekerjaan struktur juga

mengalami pengurangan volume pekerjaan. Dikarenakan perlunya

pengendalian terhadap biaya dan waktu.

36

Page 37: DocumentI

Gambar 4.8 Pembuatan Box Culvert

7) Pekerjaan Pengembalian Kondisi

Pada pekerjaan pengembalian kondisi dan pekerjaan minor hanya proses

pengerjaan kerb pracetak dengan menggunakan agregat kasar dan agregat

halus dengan menggunakan wheel loader, dump truck,pedestrian roller, water

tanker,dan alat Bantu lainya. Pada pekerjaan ini juga mengalami

pengurangan volume pekerjaan sebesar 144,0 buah, dari 1.156 buah yang

direncanakan. Untuk masa pekerjaan tetap dilaksanakan selama 2 minggu

tetapi dilaksanakan pada masa addendum kontrak 01.

Dari semua hasil diatas dapat dilihat bahwa penampang melintang lapisan

jalan pada proyek Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan Jenderal

Sudirman kota Prabumulih, secara garis besar adalah sebagai berikut:

Keterangan :Sub Grade : Tanah Dasar/Tanah pilihanSub Base : Agregat Kelas BBase : Agregat Kelas ASub Surface : Lapisan Pondasi Aspal Beton ( AC-BC )Surface : Lapisan Aus Aspal Beton ( AC-WC )

Gambar 4.9 Potongan lapisan jalan

Secara keseluruhan pada tahap pelaksanaan pekerjaan banyak sekali

mengalami perubahan, baik dalam hal volume pekerjaan maupun waktu

pelaksanaan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 4.3. Perubahan Volume Pekerjaan.

No Uraian Pekerjaan Pekerjaan Tambah Pekerjaan KurangVolume Bobot Volume Bobot

1 UMUM        1.1 Mobilisasi Alat  -    -  2 DRAINASE        

2.1 Galian utk drainase & sal. air     811.520 0,231

37

Page 38: DocumentI

2.2 Pasangan batu dengan mortar 71.320 0,504    2.3 Gorong-gorong pipa beton     9.000 0,1263 PEKERJAAN TANAH        

3.1 Galian biasa 9,285.720 3,593    3.2 Gal perk. beraspal tanpa CMM     228.290 0,2663.3 Timbunan biasa     250.000 0,2073.4 Timbunan pilihan 2,729.620 3,15    3.5 Peny. badan jalan pd gal.biasa 6,246.360 0,232    

4 PERKERASAN BERBUTIR        4.1 Lap. pondasi agregat kelas A 59.450 0,348    

4.2 Lap. pondasi agregat kelas B 263.330 1,462    

5 PERKERASAN BERASPAL        5.1 Lapisan Resap Pengikat 1,170.650 0,092    5.2 Lapisan perekat     2,584.130 0,2325.3 Lap. aus aspal beton (AC-WC)     6,433.700 5,2735.4 Lap. Pond.aspal beton (AC-BC)     47.590 1,026 STRUKTUR        

6.1 Beton K275     41.940 0,5236.2 Beton K125     5.740 0,0456.3 Baja tulangan U24 polos     4,440.550 0,9816.4 Pasangan batu     47.710 0,4037 PEKERJAAN

PENGEMBALIAN KONDISI       

7.1 Kerb Pracetak     144.0 0,097

Dari table diatas diketahui bahwa yang tidak mengalami perubahan hanya pada

pekerjaan umum. Begitu juga dengan masa pelaksanaan , dapat dilihat jelas pada

barchart rencana dan realisasi. Hal ini disebabkan karena kondisi lapangan yang berbeda

dengan perencanaan sebelumnya.

4.5. Tahap Addendum Kontrak

Adanya tahap addendum kontrak dikarenakan adanya surat permohonan

penambahan waktu pelaksanaan Nomor : 182A/BSA/V/2005 tanggal 23 Mei

2005, yang diajukan oleh pelaksana kepada Dinas Pekerjaan Umum kota

Prabumulih, dikarenakan hambatan dalam penyelesaian pekerjaan sebagai

berikut :

a) Faktor Alam

Sering terjadinya hujan deras mulai bulan maret 2005 sehingga proses

pelaksanaan sedikit terhambat. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran data

hujan.

b) Faktor Teknis

38

Page 39: DocumentI

Proses penyelesaian pekerjaan pergusuran / perpindahan jaringan Utilitas

seperti jaringan pipa PAM, jaringan kabel listrik, dan jaringan kabel

TELKOM.

Gambar 4.9 Kabel TELKOM

Gambar 4.10 Pipa PAM

Mengingat isi kontrak awal pasal VI ayat 6.1.6 dan 6.1.7 maka disetujui

adanya addendum kontrak 01 tanggal 28 Mei 2005. Sehingga masa pelaksanaan

pekerjaan menjadi 330 hari kalender dari 270 hari kalender pada kontrak awal,

sehingga penyerahan pertama adalah tanggal 26 Juli 2005. Dan masa

pemeliharaan tetap 90 hari kalender, sehingga penyerahan tahap kedua adalah

tanggal 24 Oktober 2005. Sehingga keseluruhan masa kontrak Rehab Pelebaran

dan Pengaspalan Laston jalan Jenderal Sudirman kota Prabumulih adalah 420

hari kalender. Sedangkan biaya pelaksanaan tidak mengalami perubahan / Tetap.

39

Page 40: DocumentI

4.6. Tahap Pemeliharaan

Masa tahap pemeliharan sesuai dengan isi kontrak awal dan addendum kontrak

01 adalah 90 hari kalender, pada tahap ini hasil pekerjaan masih menjadi

tanggung jawab pelaksana, sehingga apabila diperlukan perbaikan, semuanya di

bebankan kepada pelaksana sampai batas akhir masa pemeliharan, untuk

pembayaran pada tahap ini masih di tahan 5% dari total keseluruhan biaya

pelaksanaan. Sampai masa pemeliharaan ini berakhir.

BAB V

TINJAUAN PERHITUNGAN

Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan perencanaan yang matang dengan

perhitungan yang tepat dan jelas. Dalam hal ini perencanaan mengenai biaya dan waktu

yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu proyek, digunakan sebagai dasar atau

40

Page 41: DocumentI

kerangka acuan pelaksanaan, sehingga proses dan hasil proyek dapat terealisasi sesuai

dengan yang telah di tergetkan.

5.1. Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya suatu proyek dapat dibuat oleh pemilik proyek

maupun terutama sekali oleh pelaksana proyek dengan tujuan :

1) Sebagai batasan alokasi biaya suatu proyek yang akan dilimpahkan pemilik

kepada pelaksana, dalam hal ini penyedia jasa.

2) Sebagai kerangka acuan pelaksanaan, agar tidak terjadi kesalahan dalam

penggunaan biaya proyek. Guna efisiensi dan efektifitas realisasi proyek.

3) Sebagai dasar acuan bila terjadi perubahan alokasi biaya, baik berupa

penambahan maupun pengurangan volume pekerjaan pada suatu proyek.

4) Sebagai pembanding dalam penilaian hasil akhir terhadap realisasi proyek

dalam hal anggaran biaya

Adapun tahapan dalam pembuatan Rencana Anggara Biaya adalah sebagai

berikut :

1) Menghitung volume pekerjaan

Dilakukan survey pendahuluan guna memperkirakan kuantitas atau volume

pekerjaan yang di perlukan dalam pelaksanaan proyek.yang kemudian

dilakukan pehitungan guna di dapatkan suatu nilai pendekatan terhadap

realalisasi volume pekerjaan proyek.

2) Analisa perhitungan harga satuan

yaitu dengan menghitung rincian biaya dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,

secara lengkap mulai dari tenaga kerja, bahan, sampai peralatan yang

dibutuhkan.setelah dijumlahkan akan di dapat harga satuan pekerjaan

3) Harga pekerjaan

merupakan perkalian antara volume atau kuantitas pekerjaan yang telah

diperkirakan dengan harga satuan pekerjaan.

4) Rencana anggaran biaya

Merupakan keseluruhan biaya dari jumlah harga tiap pekerjaan ditambah

Pajak Pertambahan Nilai 10% dari total harga keseluruhan pekerjaan, yang

41

Page 42: DocumentI

kemudian hasil penjumlahan ini akan disebut sebagai biaya pelaksanaan

proyek.

Adapun proses tahapan pembuatan Rencana Anggaran Biaya pada proyek

Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan Jenderal Sudirman kota

Prabumulih adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1 Volume Pekerjaan ( Rencana )

No Uraian Pekerjaan Satuan Volume

1

1.1

UMUM

Mobilisasi Ls 1.00

2

2.1

2.2

2.3

DRAINASE

Galian untuk drainase dan saluran air

Pasangan batu dengan mortar

Gorong-gorong pipa beton

M3

M3

M

1,920.00

197.60

14.00

3

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

PEKERJAAN TANAH

Galian biasa

Galian perkerasan beraspal tanpa CMM

Timbunan biasa

Timbunan pilihan

Penyiapan badan jalan pd galian biasa

M3

M3

M3

M3

M2

616.91

465.04

250.00

3,985.00

12,104.34

4

4.1

4.2

PERKERASAN BERBUTIR

Lapisan pondasi agregat kelas A

Lapisan pondasi agregat kelas B

M3

M3

3,892.37

1,140.00

5

5.1

5.2

5.3

5.4

PERKERASAN BERASPAL

Lapisan Resap Pengikat

Lapisan perekat

Lapisan aus aspal beton ( AC-WC )

Lapisan pondasi aspal beton ( AC-BC )

Liter

Liter

M2

M3

22,569.95

15,226.13

33,103.70

1,301.27

6

6.1

6.2

6.3

6.4

STRUKTUR

Beton K275

Beton K125

Baja tulangan U24 polos

Pasangan batu

M3

M3

Kg

M3

60.50

7.70

6,655.00

54.00

7 PEKERJAAN PENGEMBALIAN

KONDISI

42

Page 43: DocumentI

7.1 Kerb Pracetak Buah 1,300.00

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Prabumulih

Tabel 5.2 Harga Satuan Pekerjaan ( Rencana )

No Uraian Pekerjaan Satuan Harga Satuan (Rp)

1

1.1

UMUM

Mobilisasi Ls 83,018,000.00

2

2.1

2.2

2.3

DRAINASE

Galian untuk drainase dan saluran air

Pasangan batu dengan mortar

Gorong-gorong pipa beton

M3

M3

M

16,201.52

402,359.93

797,204.09

3

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

PEKERJAAN TANAH

Galian biasa

Galian perkerasan beraspal tanpa CMM

Timbunan biasa

Timbunan pilihan

Penyiapan badan jalan pd galian biasa

M3

M3

M3

M3

M2

23,494.43

66,376.06

47,176.06

65,772.71

2,118.51

4

4.1

4.2

PERKERASAN BERBUTIR

Lapisan pondasi agregat kelas A

Lapisan pondasi agregat kelas B

M3

M3

333,633.03

316,619.75

5

5.1

5.2

5.3

5.4

PERKERASAN BERASPAL

Lapisan Resap Pengikat

Lapisan perekat

Lapisan aus aspal beton ( AC-WC )

Lapisan pondasi aspal beton ( AC-BC )

Liter

Liter

M2

M3

4,511.57

5,117.24

46,708.67

1,197,149.18

6

6.1

6.2

6.3

6.4

STRUKTUR

Beton K275

Beton K125

Baja tulangan U24 polos

Pasangan batu

M3

M3

Kg

M3

710,098.15

454,960.22

12,588.40

481,015.70

7

7.1

PEKERJAAN PENGEMBALIAN

KONDISI

Kerb Pracetak Buah 38,250.00

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Prabumulih

Tabel 5.3 Rencana Anggaran Biaya

No Uraian Pekerjaan Sat Harga @ (Rp) Volume Jumlah (Rp)

43

Page 44: DocumentI

1

1.1

UMUM

Mobilisasi Ls 83,018,000.00 1.00 83,018,000.00

83,018,000.00

2

2.1

2.2

2.3

DRAINASE

Galian utk drainase & sal. air

Pasangan batu dengan mortar

Gorong-gorong pipa beton

M3

M3

M

16,201.52

402,359.93

797,204.09

1,920.00

197.60

14.00

31,106,918.40

79,506,322.17

11,160,857.26

121,774,097.83

3

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

PEKERJAAN TANAH

Galian biasa

Gal perk. beraspal tanpa CMM

Timbunan biasa

Timbunan pilihan

Peny. badan jalan pd gal.biasa

M3

M3

M3

M3

M2

23,494.43

66,376.06

47,176.06

65,772.71

2,118.51

616.91

465.04

250.00

3,985.00

12,104.34

14,493,948.81

30,867,522.94

11,794,015.00

262,104,249.35

25,643,165.33

344,902,901.44

4

4.1

4.2

PERKERASAN BERBUTIR

Lapisan pond. agregat kelas A

Lapisan pond. agregat kelas B

M3

M3

333,633.03

316,619.75

3,892.37

1,140.00

1,298,623,196.98

360,946,515.00

1,659,569,711.98

5

5.1

5.2

5.3

5.4

PERKERASAN BERASPAL

Lapisan Resap Pengikat

Lapisan perekat

Lap. aus aspal beton (AC-WC)

Lap. Pond. aspal beton (AC-BC

Liter

Liter

M2

M3

4,511.57

5,117.24

46,708.67

1,197,149.18

22,569.95

15,226.13

33,103.70

1,301.27

101,825,909.32

77,915,761.48

1,546,229,799.08

1,557,814,313.46

3,283,785,783.34

6

6.1

6.2

6.3

6.4

STRUKTUR

Beton K275

Beton K125

Baja tulangan U24 polos

Pasangan batu

M3

M3

Kg

M3

710,098.15

454,960.22

12,588.40

481,015.70

60.50

7.70

6,655.00

54.00

42,960,938.08

3,503,193.69

83,775,802.00

25,974,847.80

156,214,781.57

7

7.1

PEKERJAAN

PENGEMBALIAN KONDISI

Kerb Pracetak Bh 38,250.00 1,300.00 49,725,000.00

49,725,000.00

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Prabumulih

44

Page 45: DocumentI

Rekapitulasi didapatkan dengan menjumlahkan biaya total seluruh pekerjaan

pada proyek tersebut. Jumlah tersebut akan menjadi jumlah biaya yang akan

dikeluarkan untuk menyelesaikan proyek dari awal berlangsung sampai dengan

terselesaikannya proyek tersebut. Berikut adalah hasil Rekapitulasi Rencana

Anggaran Biaya pada proyek Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan

Jenderal Sudirman kota Prabumulih

Tabel 5.4 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

No Uraian Jumlah Harga

Pekerjaan ( Rupiah )

1 UMUM 83,018,000.00

2 DRAINASE 121,774,097.83

3 PEKERJAAN TANAH 344,902,901.44

4 PERKERASAN BERBUTIR 1,659,569,711.98

5 PERKERASAN BERASPAL 3,283,785,783.34

6 STRUKTUR 156,214,781.57

7 PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI 49,725,000.00

( A ) Jumlah Harga Pekerjaan

( B ) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) =10% x A

( C ) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (A)+(B)

( D ) JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN (dibulatkan)

5,698,990,276.16

569,899,027;62

6,268,889,303.77

6,268,889,000.00

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Prabumulih

5.2. Realisasi Anggaran Biaya

Realisasi anggaran biaya merupakan total rincian keseluruhan biaya yang

digunakan pada pelaksanaan suatu proyek, dan termasuk bagian dalam laporan

akhir proyek. Dalam penyusunan sama seperti langkah pembuatan rencana

anggaran biaya, tetapi berdasarkan keadaan sebenarnya dilapangan. Adapun

Rekapitulasi realisasi anggaran biaya pada proyek proyek Rehab Pelebaran dan

Pengaspalan Laston jalan Jenderal Sudirman kota Prabumulih adalah sebagai

berikut.

Tabel 5.3 Realisasi Anggaran Biaya

No Uraian Pekerjaan Sat Harga @ (Rp) Volume Jumlah (Rp)

45

Page 46: DocumentI

1

1.1

UMUM

Mobilisasi Ls 83,018,000.00 1.00 83,018,000.00

83,018,000.00

2

2.1

2.2

2.3

DRAINASE

Galian utk drainase & sal. air

Pasangan batu dengan mortar

Gorong-gorong pipa beton

M3

M3

M

16,201.52

402,359.93

797,204.09

1,108.48

269

5.00

17,959,099.19

108,202,714.96

3,986,020.45

130,147,843.60 

3

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

PEKERJAAN TANAH

Galian biasa

Gal perk. beraspal tanpa CMM

Timbunan biasa

Timbunan pilihan

Peny. badan jalan pd gal.biasa

M3

M3

M3

M3

M2

23,494.43

66,376.06

47,176.06

65,772.71

2,118.51

9,902.63

237

-

6,714.62

18,350.70

219,259,922.60

15,714,695.41

-

441,638,599.45

38,876,136.16

715,489,353.62 

4

4.1

4.2

PERKERASAN BERBUTIR

Lapisan pond. agregat kelas A

Lapisan pond. agregat kelas B

M3

M3

333,633.03

316,619.75

3,951.82

1,403.33

1,318,456,249.77

444,321,742.85

1,762,777,992.62 

5

5.1

5.2

5.3

5.4

PERKERASAN BERASPAL

Lapisan Resap Pengikat

Lapisan perekat

Lap. aus aspal beton (AC-WC)

Lap. Pond. aspal beton (AC-BC

Liter

Liter

M2

M3

4,511.57

5,117.24

46,708.67

1,197,149.18

23,740.60

12,642.00

26,670.00

1,253.68

107,107,380.19

64,692,148.08

1,245,720,228.90

1,500,844,244.32

2,918,364,001.49 

6

6.1

6.2

6.3

6.4

STRUKTUR

Beton K275

Beton K125

Baja tulangan U24 polos

Pasangan batu

M3

M3

Kg

M3

710,098.15

454,960.22

12,588.40

481,015.70

18.56

1.96

2,214.45

6.29

13,180,841.86

891,722.03

27,876,407.19

3,027,197.15

44,976,168.23 

7

7.1

PEKERJAAN

PENGEMBALIAN KONDISI

Kerb Pracetak Bh 38,250.00 1,156.00 44,217,000.00

5,698,990,350.56

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Prabumulih

46

Page 47: DocumentI

Tabel 5.6 Rekapitulasi Realisasi Anggaran Biaya

No Uraian Jumlah Harga

Pekerjaan ( Rupiah )

1 UMUM 83,018,000.00

2 DRAINASE 130,147,834.60

3 PEKERJAAN TANAH 715,489,353.62

4 PERKERASAN BERBUTIR 1,762,777,992.62

5 PERKERASAN BERASPAL 2,918,364,001.49

6 STRUKTUR 44,976,168.23

7 PEKERJAAN PENGEMBALIAN

KONDISI

44,217,000.00

JUMLAH HARGA PEKERJAAN 5,698,990,350.56

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Prabumulih

Jadi berdasarkan hasil perhitungan pelaksana pekerjaan, terjadi persamaan

antara hasil akhir antara perhitungan rencana dan realisasi anggaran biaya, yaitu

sebesar Rp. 5.698.990.350,56 sebagai biaya pelaksanaan proyek.

5.3 Analisa Perhitungan Kurva S

5.3.1 Analisa Perhitungan Kurva S Rencana

Perhitungan pekerjaan pada kurva S Rencana adalah sebagai berikut :

Tabel 5.7 Bobot Pekerjaan Rencana

No Uraian Pekerjaan (A)

BiayaPekerjaan

(B)

Biaya Total

Bobot

Pekerjaan

((A/B)x100%)

47

Page 48: DocumentI

1

1.1

UMUM

Mobilisasi 83,018,000.00 5,698,990,350.56 1.45671417

2

2.1

2.2

2.3

DRAINASE

Galian utk drainase & sal. air

Pasangan batu dengan mortar

Gorong-gorong pipa beton

31,106,918.40

79,506,322.17

11,160,857.26

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

0.545832095

1.395094873

0.195839203

3

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

PEKERJAAN TANAH

Galian biasa

Gal perk. beraspal tanpa CMM

Timbunan biasa

Timbunan pilihan

Peny. badan jalan pd gal.biasa

14,493,948.81

30,867,522.94

11,794,015.00

262,104,249.35

25,643,165.33

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

0.254324853

0.541632736

0.206949201

4.599134816

0.449959796

4

4.1

4.2

PERKERASAN BERBUTIR

Lapisan pond. agregat kelas A

Lapisan pond. agregat kelas B

1,298,623,196.98

360,946,515.00

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

22.78689938

6.333516865

5

5.1

5.2

5.3

5.4

PERKERASAN BERASPAL

Lapisan Resap Pengikat

Lapisan perekat

Lap. aus aspal beton (AC-WC)

Lap. Pond. aspal beton (AC-BC

101,825,909.32

77,915,761.48

1,546,229,799.08

1,557,814,313.46

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

1.786735949

1.367185355

27.13164445

27.33491755

6

6.1

6.2

6.3

6.4

STRUKTUR

Beton K275

Beton K125

Baja tulangan U24 polos

Pasangan batu

710,098.15

454,960.22

12,588.40

481,015.7

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

0.753834196

0.061470427

1.470011298

0.455779817

7

7.1

PEKERJAAN

PENGEMBALIAN KONDISI

Kerb Pracetak 49,725,000.00 5,698,990,350.56 0.872522972

100.00

Setelah di hitung bobot untuk masing – masing pekerjaan, maka dapat

dilanjutkan untuk pembuatan bagan balok ( Barchart ). Angka yang

tertera pada bagan balok di namakan bobot mingguan yang merupakan

hasil pembagian antara bobot untuk tiap pekerjaan dan lamanya waktu

( dinyatakan dalam minggu ) yang direncanakan untuk menyelesaikan

pekerjaan tersebut. Bobot mingguan untuk suatu pekerjaan dapat sama

besar ataupun berbeda, bergantung pada perencanaaan awal dari

48

Page 49: DocumentI

pekerjaan. Tetapi, kumulatif dari bobot mingguan haruslah sama

besarnya dengan bobot pekerjaan tersebut. Berikut adalah contoh

perhitungan untuk menentukan besarnya bobot mingguan :

- Bobot mingguan Mobilisasi = 1.457 = 0.364 4

- Bobot mingguan pekerjaan galian untuk drainase dan saluran air :

= 0.564 =1.37 4Hasil selengkapnya dari perhitungan bobot mingguan untuk masing –

masing pekerjaan dapat dilihat pada barchart pada gambar 5.1.

5.3.2. Analisa Perhitungan Kurva S Realisasi

Perhitungan untuk masing – masing pekerjaan pada kurva S Realisasi

adalah sebagai berikut :

Tabel 5.8 Bobot Pekerjaan Realisasi

No Uraian Pekerjaan (A)

BiayaPekerjaan

(B)

Biaya Total

Bobot

Pekerjaan

((A/B)x100%)

1

1.1

UMUM

Mobilisasi 83,018,000.00 5,698,990,350.56 1.45671417

2

2.1

2.2

2.3

DRAINASE

Galian utk drainase & sal. air

Pasangan batu dengan mortar

Gorong-gorong pipa beton

17,959,099.19

108,202,714.96

3,986,020.40

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

0.315127735

1.898629552

0.069942572

3

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

PEKERJAAN TANAH

Galian biasa

Gal perk. beraspal tanpa CMM

Timbunan biasa

Timbunan pilihan

Peny. badan jalan pd gal.biasa

219,259,922.60

15,714,695.41

0

441,638,599.45

38,876,136.16

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

3.847346795

0.275745254

0

7.74941827

0.682158308

4

4.1

4.2

PERKERASAN BERBUTIR

Lapisan pond. agregat kelas A

Lapisan pond. agregat kelas B

1,318,456,249.77

444,321,742.85

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

23.13490932

7.796499301

5

5.1

PERKERASAN BERASPAL

Lapisan Resap Pengikat 107,107,380.19 5,698,990,350.56 1.879409748

49

Page 50: DocumentI

5.2

5.3

5.4

Lapisan perekat

Lap. aus aspal beton (AC-WC)

Lap. Pond. aspal beton (AC-BC

64,692,148.08

1,245,720,228.90

1,500,844,244.32

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

1.135151037

21.85861271

26.33526558

6

6.1

6.2

6.3

6.4

STRUKTUR

Beton K275

Beton K125

Baja tulangan U24 polos

Pasangan batu

710,098.15

454,960.22

12,588.40

481,015.70

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

5,698,990,350.56

0.231283807

0.015647018

0.489146418

0.053118131

7

7.1

PEKERJAAN

PENGEMBALIAN KONDISI

Kerb Pracetak 38,250.00 5,698,990,350.56 0.775874274

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Prabumulih

Setelah di hitung bobot untuk masing – masing pekerjaan, maka dapat

dilanjutkan untuk pembuatan bagan balok ( Barchart ). Angka yang

tertera pada bagan balok di namakan bobot mingguan yang merupakan

hasil pembagian antara bobot untuk tiap pekerjaan dan lamanya waktu

( dinyatakan dalam minggu ) yang direncanakan untuk menyelesaikan

pekerjaan tersebut. Bobot mingguan untuk suatu pekerjaan dapat sama

besar ataupun berbeda, bergantung pada perencanaaan awal dari

pekerjaan. Tetapi, kumulatif dari bobot mingguan haruslah sama

besarnya dengan bobot pekerjaan tersebut.

Hasil selengkapnya dari perhitungan bobot mingguan untuk masing –

masing pekerjaan dapat dilihat pada barchart realisasi pada gambar 5.2.

5.4. Pembahasan

5.4.1. Anggaran Biaya

5.4.1.1 Rencana Anggaran Biaya

Dalam perencanaan anggaran biaya pada proyek Rehab Pelebaran dan

Pengaspalan Laston jalan Jenderal Sudirman kota Prabumulih, penyusun

melakukan suatu analisa dengan melakukan perhitungan ulang dengan

50

Page 51: DocumentI

memanfatkan data yang ada, seperti volume rencana, daftar dasar harga satuan

upah, daftar dasar harga satuan bahan, dan biaya sewa alat. Kemudian

dibandingkan terhadap rencana anggaran dasar yang telah ada. Diperoleh suatu

persamaan hasil akhir perhitungan dengan pembulatan sebesar Rp.

6,268,889,000.00 sebagai biaya pelaksanaan proyek.

5.4.1.2.Realisasi Anggaran Biaya

Dengan acuan rencana anggaran biaya, dilakukan suatu tinjauan terhadap

realisasi anggaran biaya, dan diperoleh hasil analisa sebagai berikut :

1. Adanya perbedaan antara volume rencana dengan realisasi pekerjaan,

Hal ini terjadi karena kondisi lapangan agak berbeda dengan hasil survey

pendahuluan.

2. Adanya perbedaan perhitungan antara laporan pelaksanaan proyek,

dengan hasil analisis perhitungan realisasi anggaran biaya penyusun.

Penyusun telah beberapa kali melakukan perhitungan ulang dengan

memanfaatkan data valid laporan pelaksanaan dalam hal ini adalah

volume pekerjaan, dengan acuan harga satuan yang sama. Terdapat

selisih hasil akhir sebesar Rp. 13,393,041.51, yang merupakan

penambahan biaya pekerjaan, tetapi pelaksana tidak mengajukan

penambahan biaya dikarenakan pada addendum kontrak biaya

pelaksanaan tetap. Untuk perhitungannya dapat dilihat pada table 5.9,

table 5.10, dan tabel 5.11.

5.4.2. Kurva S

Kurva S di harapkan dapat menjadi pengendali biaya dan jadwal proyek.

Dengan adanya kurva S, kontraktor dapat mengetahui kapan suatu pekerjaan

harus dilakukan dan kapan harus selesai, dan dapat segera mengambil keputusan

apabila memang harus dilakukan perubahan. Kurva S rencana dibuat dengan

berbagai pertimbangan dan mengacu pada beberapa hal seperti spesifikasi teknik

51

Page 52: DocumentI

yang telah ada pada saat pelelangan dan permintaan waktu penyelesaian proyek

tersebut.

Setelah membandingkan antara kurva S rencana dan realisasi, pada awal

pelaksanaan proyek terdapat sedikit percepatan pelaksanaan, tetapi pada

pertenganhan proyek terdapat sedikit hambatan, dalam hal ini disebabkan oleh 2

( dua ) factor :

1. Faktor Alam

Dalam hal ini hujan deras yang sering terjadi mulai awal maret samapi

akhir proyek, menyebabkan pelaksanaan pekerjaan agak sedikit terhambat

walau tidak mengalai penundaan. ( dapat dilihat pada Lampiran Data Curah

Hujan )

2. Faktor Teknis

Proses pemindahan saluran air PDAM, dan jaringan insalasi proyek yang

memakan waktu cukup lama, proses pelaksanaan pekerjaan mengalami

perlambatan. ( dapat dilihat pada surat perpanjangan waktu pelaksanaan

sebagai dasar utama kontrak addendum 01 )

Karena beberapa factor penghambat itulah kontraktor selaku pelaksana

proyek segera mengambil keputusan untuk meminta perpanjangan waktu

pelaksanaan yang tertuang dalam addendum kontrak 01, tertanggal 28 Mei 2005.

dengan masa perpanjangan waktu 60 ( enam puluh ) hari kalender. Sehingga

bentuk kurva S realisasi mengalami kemunduran mulai pertengahan proyek.

Melihat hasil dari seluruh pekerjaan dapat dilihat, bahwa kontaktor dapat

memanfaatkan kurva S sebagai pengendali jadwal dan biaya.

52

Page 53: DocumentI

53

Page 54: DocumentI

54

Page 55: DocumentI

BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

55

Page 56: DocumentI

Dari hasil pengamatan di lapangan selama melaksanakan kerja praktek serta

membandingkan hasil analisa penyusun terhadap data – data proyek yang ada,

disesuaikan dengan tinjauan yang di bahas, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

A. Kesimpulan Umum

Berdasarkan analisa penyusun dalam pembahasan sebelumnya secara

menyeluruh pelaksanaan proyek Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston

jalan Jenderal Sudirman kota Prabumulih tidak sesuai dengan perencanaan

dalam beberapa faktor, hal ini dapat dilihat dari terlambatnya masa

penyelesaian proyek, perubahan volume pekerjaan pada setiap pekerjaan,

varian biaya negatif ( berdasarkan hasil perhitungan penyusun ),

Beberapa perbedaan dari perencanaan tersebut, dapat penyusun

menyimpulkan penyebabnya adalah sebagai berikut :

1. Hasil survey yang kurang menyeluruh dan mendetail sehingga data-data

yang dibutuhkan kurang lengkap atau bahkan tidak sesuai dengan kondisi

sebenarnya.

2. Perhitungan volume pekerjaan lebih mendekati perkiraan dikarenakan

data yang kurang lengkap.

3. Perencanaan yang kurang disesuaikan dengan kondisi lapangan.

4. Faktor Alam seperti Hujan dan Banjir lokal menghambat proses

penyelesaia pekerjaan ( lampiran data hujan ).

5. Faktor teknis, adanya proses pemindahan dan penggusuran utilitas seperti

saluran pipa PAM, jaringan kabel listrik, dan jaringan kabel TELKOM.

Tetapi diluar beberapa hambatan yang terjadi dan sulit untuk dihindari,

pekerjaan ini dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari

pelaksanaan mingguan yang sesuai dengan rencana. Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor pendukung, yaitu :

1. Lokasi proyek yang strategis sehingga memudahkan pelaksanaan

mobilisasi peralatan, bahan, dan pekerja.

2. Pekerja yang memadai dan peralatan yang cukup dan milik pelaksana

sendiri, sehingga dapat mengatasi beberapa permasalahan yang ada, salah

56

Page 57: DocumentI

satunya dengan melaksanakan pekerjaan dimalam hari guna menhindari

keramaian lalu lintas dan alternatif terhadap hujan.

B. Kesimpulan Khusus

Secara khusus disesuaikan dengan topik tinjauan penyusun, dapat

diambil kesimpulan :

Dengan kategori analisis varian disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil laporan pelaksana

Varian jadwal Negatif, karena waktu penyelesaian mengalami

keterlambatan dari rencana

Varian Biaya Nol, karena realisasi anggaran sesuai dengan rencana

anggaran biaya

2. Hasil analisa penyusun

Varian jadwal Negatif, karena waktu penyelesaian mengalami

keterlambatan dari rencana

Varian Biaya Negatif, karena realisasi anggaran biaya lebih dari

rencana.

6.2. Saran

Menurut penyusun hal yang paling penting dalam pelaksanaan proyek adalah

perencanaan yang matang dan terorganisir dengan baik. Walaupun dalam

pelaksanaan dilapangan sering kali mengalami perbedaan, tatapi dengan

perencanaan yang baik semua masalah yang timbul akan dapat diatasi dengan

mudah.

57

Page 58: DocumentI

Dalam pelaksanaan proyek Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan

Jenderal Sudirman kota Prabumulih, yang perlu lebih diperhatikan lagi adalah

hal – hal sebagai berikut :

a. Data – data lapangan yang diperlukan dalam perencanaan proyek,

diupayakan lengkap dan valid.

b. Perencanaan secara menyeluruh dengan membuat alternatif solusi terhadap

semua kemungkinan terjadi dalam pelaksanaan.

c. Membuat laporan yang jelas dan teliti serta disesuaikan dengan kenyataan

yang terjadi dilapangan.

Demikianlah hal – hal yang menjadi perhatian penyusun pada pelaksanaan

proyek Rehab Pelebaran dan Pengaspalan Laston jalan Jenderal Sudirman kota

Prabumulih, semoga dapat memberikan manfaat. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Bush, Vincent G, Manajemen Konstruksi. PT Pustaka Binaan Pressinddo, Jakarta, 1991

Dipohusodo, Istimawan, Manajemen Proyek dan Kontruksi, Cetakan Pertama,

58

Page 59: DocumentI

Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1996

Iman, Soeharto, Manajemen Proyek dari Konseptual sampai Operasional,

Cetakan Pertama, Penerbit Airlangga, Jakarta, 1995

Prijono, Ir, Tata Laksana Proyek, Bina Aksara, Jakarta, 1977

59