i peran badan usaha milik desa (bumdes) dalam
TRANSCRIPT
i
PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM
MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI
DESA SABEDO KECAMATAN UTAN KABUPATEN SUMBAWA)
Oleh
SOPIYATUL HIKMAH NIM. 160203149
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2020
PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM
MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI
DESA SABEDO KECAMATAN UTAN KABUPATEN SUMBAWA)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana (SI) Ekonomi Syariah
Oleh
SOPIYATUL HIKMAH NIM. 160.203.149
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2020
ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi Oleh: Sopiyatul Hikmah, NIM 160.203.149 Dengan Judul,
“PERAN Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan Pendapatan
Masyarakat (Studi Kasus Di Desa Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten
Sumbawa)” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji
Disetujui pada tanggal: 2 Agustus 2020
iii
NOTA DINAS PEMBIMBING
Mataram, 24 Juli 2020
Hal : Munaqasyah
Yang Terhormat Rektor Universitas Islam Negeri Mataram Di Mataram
Assalamualaikum, Wr,Wb.
Dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi, kami
berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama Mahasiswa : Sopiyatul Hikmah
NIM : 160.203.149
Jurusan /Prodi : Ekonomi Syari‟ah
Judul : PERAN Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
(Studi Kasus Di Desa Sabedo Kecamatan Utan
Kabupaten Sumbawa)
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap agar
skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
iv
vi
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul: “Peran Badan Usaha Milik Desa(Bumdes) Dalam
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus Di Desa Sabedo Kecamatan
Utan Kabupaten Sumbawa)” Yang Diajukan Oleh Sopiyatul Hikmah, NIM:
160.203.149, Jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Telah Dimunaqasyakan di Depan Dewan Penguji Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Mataram Pada Hari Selasa 18 Agustus
2020
Dewan penguji
vi
MOTTO
إعمل لدنياك كانك تعيش أبدا.واعمل أخرتك كأن تموت غدا
)المحفوظات(
“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup
selamanya. Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan
engkau akan mati besok”(mahfuzot)
vii
viii
PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan Skripsi Ini Untuk Ayahku Syafruddin, Ibuku Farida, Nenekku Mastari, Kakakku Sarwanto, Adikku Aldi Arifbudiman Dan Semua Keluargaku, Almamaterku, Guru-Guruku, Dosen-Dosenku.”
viii
ix
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan
Pendapatan Masyarakat (Studi Kasus Di Desa Sabedo Kecamatan Utan
Kabupaten Sumbawa)”. Shalawat serta salam selalu kita junjungkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa ummat manusia dari alam
kegelapan menuju alam terang benderang.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak serta
merta jadi dengan sendirinya tanpa bantuan dan keterlibatan dari berbagai pihak.
Oleh kerena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu antara lain:
1. Ibu Hj. Siti Nurul Khaerani, MM selaku pembimbing I dan
Ibu Hj. Suharti, M. Ag selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, dan koreksi yang detail, dan selalu meluangkan
waktu di tengah-tengah kesibukannya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan pada waktu yang tepat.
2. Bapak H. Bahrurrosyid, M.E.I selaku ketua jurusan Ekonomi Syariah
3. Dr. H. Ahmad Amir Azis, M.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan
BisnisIslam.
ix
x
4. Dr. H. Mutawali, M. Ag. Selaku Rektor UIN Mataram yang telah
memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan
memberikan bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di
kampus.
5. Kedua orang tua yang telah memberikan doa, motivasi, bimbingan,
dorongan dan masih banyak lagi bantu-bantuan yang lain yang
tidakakan pernah bisa saya uraikan satu persatu. Terima kasih telah
hadir dan menjadi orang tua saya.
6. Saudara-saudara, sahabat, teman terima kasih untuk semuanya.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut menjadi pahala yang
berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi dunia
pendidikan. Amin ya rabbal ‘alamin.
Mataram, 15 Juni 2020 Penulis, SOPIYATUL HIKMAH NIM. 160.203.149
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBIM ......................................................................... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vii
HALAM PERSEMBAHAN .............................................................................. viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
ABSTRAK .......................................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 9 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ....................................................... 10 E. Telaah Pustaka ........................................................................................... 11 F. Kerangka Teori........................................................................................... 15 G. Metodologi Penelitian ................................................................................ 35 H. Sistematika Pembahasan ............................................................................ 45
BAB II. PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ........................... 47
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 47 B. Pola Pengelolaan BUMDes Yang Dilakukan Oleh Pemerintah
Desa Sabedo ............................................................................................... 67 C. Peran BUMDes Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat ............... 74
BAB III. PEMBAHASAN ................................................................................... 83
A. Analisis Pola Pengelolaan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di Desa Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa NTB ................... 83
B. Analisis Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Desa Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa ......................................... 98
BAB IV. PENUTUP ........................................................................................... 108
A. Kesimpulan .............................................................................................. 108 B. Saran ......................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Desa Sabedo .................................................... 48
Tabel 2.2 Data Pendidikan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................... 49
Tabel 2.3 Mata Pencaharian Pokok .............................................................. 50
Tabel 2.4 Daftar Nama-nama Nasabah ........................................................ 54
Tabel 2.5 Tabungan Masyarakat Bumdes Sabedo Periode 30 April 2020 .............................................................................................. 62
Tabel 2.6 Nasabah Peminjaman Modal Usaha SUTA ................................. 63
Tabel 2.7 Nasabah Peminjaman Modal Usaha UEP .................................... 65
Tabel 2.8 Pendapatan Nasabah Sebelum dan Setelah meminjam di Bumdes Sabedo ............................................................................ 74
xii
xiii
PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT (STUDI KASUS DI
DESA SABEDO KECAMATAN UTAN KABUPATEN SUMBAWA)
Oleh
SOPIYATUL HIKMAH 160.203.149
ABSTRAK
Kemajuan perekonomian diseluruh tanah air tidak bisa dirumuskan untuk kepentingan sesaat, akan tetapi untuk menjangkau kepentingan jangka panjang dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Seharusnya implementasi pembangunan dan perencanaan berisi tentang pemberdayaan masyarakat, sehingga masyarakat dapat memiliki akses-akses pada sumber ekonomi. Dengan demikian, usaha dalam meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan disuatu pedesaan harus dijadikan suatu program pemerintah desa dalam kegaiatan pembangunan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, kehadiran BUMDes harus dipandang sebagai suatu proses yang mencakup berbagai perubahan atas struktur sosial, partisipasi masyarakat, dan institusi-institusi yang ada, serta mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi. Salah satu desa yang mendirikan BUMDes dengan tujuan sebagai penguat ekonomi Desa Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa adalah BUMDes Sabedo yang didirikan pada Tahun 2009. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis penomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, serta pemikiran secara individu maupun kelompok. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa BUMDes Sabedo merupakan sarana atau unit usaha yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan pendapatannya. Peran BUMDes Sabedo dalam membantu mengatasi permasalahan ekonomi masyarakat sudah cukup berperan walaupun belum maksimal. Dari beberapa unit usaha yang dijalankan BUMDes Sabedo sudah berjalan dengan baik terlihat dari kemudahan masyarakat dalam meminjam modal dalam mengembangkan usahanya. Walaupun terdapat salah satu jenis usaha yang tidak berjalan yaitu pengelolaan wisata. Kata Kunci: Peran BUMDes, Peningkatan Pendapatan
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang
melimpah ruah. Dengan kekayaan yang dimiliki mampu mencukupi
kebutuhan-kebutuhan seluruh masyarakat indonesia. Tiap-tiap wilayah atau
desa memiliki potensi yang berbeda-beda, dengan potensi tersebut masyarakat
setempat dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan taraf perekonomian
masyarakat. Pada hakekatnya pembangunan desa merupakan basis dari
pembangunan nasional. Karna apabila suatu desa mampu melaksanakan
pembangunan secara mandiri dengan memanfaatkan potensi-potensi yang
ada, maka kesejahteraan masyarakat akan mudah dicapai. Pembangunan
Nasional adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan seluruh
aspek kehidupan masyarakat, Bangsa, dan Negara.
Adapun tujuan dari pembangunan adalah untuk mewujudkan masyarakat
yang adil dan makmur dan membangun kemandirian, termasuk pembangunan
pedesaan. Sebagian besar penduduk Bangsa Indonesia sendiri hidup di
kawasan pedesaan. Oleh karena itu, titik sentral pembangunan adalah daerah
pedesaan. Desa menurut Widjaya adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat
istimewa.1
1H.A.W.Widjaya,Otonomi Desa, (Jakarta:RajaGrafindoPersada,2003), hlm.3.
1
2
Pembangunan pedesaan mempunyai peranan penting dalam konteks
pembangunan nasional karena mencakup bagian terbesar wilayah nasional.
Sekitar 70% penduduk Indonesia bertempat tinggal di daerah pedesaan. oleh
karena itu pembangunan masyarakat pedesaan harus terus ditingkatkan
melalui pengembangan kemampuan sumberdaya manusia yang ada di
pedesaan sehingga kreatifitas dan aktifitasnya dapat semakin berkembang
serta kesadaran lingkungannya semakin tinggi. Dalam pembangunan desa,
pemerintah desa beserta masyarakat mempunyai kewajiban untuk menggali,
dan mengelolah kekayaan alam tersebut. pemerintah desa mempunyai
peranan yang sangat berpengaruh terutama dalam upayanya untuk
menciptakan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya
masyarakat di pedesaan, yang dilakukan melalui penyampaian pesan-pesan
pembangunan, pengarahan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pembangunan dan penyaluran aspirasi masyarakat. Partisipasi masyarakat
desa untuk meningkatkan kegiatan pembangunan di daerah pedesaan.
Pembangunan pedesaan diarahkan untuk pembangunan desa yang
bersangkutan dengan memanfaatkan sumberdaya pembangunan yang dimili ki
(SDA dan SDM), meningkatkan keterkaitan pembangunan antar sektor
(perdagangan, pertanian dan industri) antar desa, dan memperkuat
pembangunan nasional secara menyeluruh.2
Meningkatkan basis ekonomi di suatu pedesaan telah lama dilakukan
oleh pemerintah desa dengan berbagai macam program. Akan tetapi belum
2 Rahardjo Adisasmita, Pembangunan Perdesaan, (Yogyakarta: GrahaIlmu,2013), hlm.
63.
3
begitu memuaskan sebagaimana yang diinginkan. Oleh karena itu pemerintah
membuat suatu pendekatan yang dimana mampu menggerakan dan
meningkatkan perekonomian masyarakat. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan ialah mendorong gerak ekonomi desa melalui berwirausaha yang
telah disediakan oleh BUMDes yang akan dikembangkan oleh pemerintah
maupun masyarakat.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan suatu lembaga yang
bergerak dalam bidang pengelolaan aset-aset dan sumber daya ekonomi desa
yang bertujuan untuk mengoptimalkan aset-aset desa, meningkatkan usaha
masyarakat, menciptakan peluang usaha, menciptakan lapangan pekerjaan,
pengembangan ekonomi desa serta meningkatkan pendapaan desa. Jika
pengelolaan BUMDes optimal, maka desa akan menjadi desa desa yang
mandiri dan mampu mengentaskan kemiskinan dengan meningkatkan
kesejahteraan desa. BUMDes salah satu mitra pemerintah desa dalam
mewujudkan rencana-rencana pembangunan perekonomian, ekonomi dituntut
mampu menyediakan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dalam
mengembangkan usaha.3
Pembentukan BUMDes merupakan cara untuk memanfaatkan undang-
undang yang memberikan kewenangan kepada pemerintah desa untuk
melakukan inovasi dalam pembangunan desa, terutama meningkatkan
3 Amelia Sri Kusuma Dewi, Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai
Upaya Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (Pades) Serta Menumbuhkan Perekonomian Desa, Journal Of Rulan And Developmen, Universitas Ganesha Singaraja, Vol. 9 Nomor 2, 1 Februari 2014, hlm 23
4
perekonomian desa dan kesejahteraan bagi masyarakat desa.4 Keberhasilan
pembangunan dalam masyarakat tidak selalu ditentukan oleh tersedianya
sumber dana keuangan dan manajemen keuangan tetapi dipengaruhi oleh
peran serta respon masyarakat.
Berdirinya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dilandasi oleh UU No.
32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 213 ayat (1) disebutkan
bahwa "Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan
kebutuhan dan potensi desa” dan juga tercantum dalam peraturan pemerintah
(PP) No. 71 Tahun 2005 Tentang Desa. Pendirian badan usaha milik desa ini
disertai dengan upaya penguatan kapasitas dan didukung oleh kebijakan
daerah (kabupaten/desa) yang ikut memfasilitasi dan melindungi usaha
masyarakat desa dari ancaman persaingan para pemodal besar. Mengingat
badan usaha milik desa merupakan lembaga ekonomi baru yang beroperasi di
pedesaan, maka mereka masih membutuhkan landasan yang kuat untuk
tumbuh dan berkembang. Pembangun landasan bagi pendirian BUMDes
adalah pemerintah, baik pusat maupun daerah.5
Dengan kehadiran BUMDes pemerintah desa beserta masyarakat dapat
mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di desa secara mandiri, sehingga
dapat meningkatkan perekonomian desa, serta dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pemerintah desa beserta masyarakat dapat
membuat program-program yang sesuai dengan potensi-potensi desa
4 Edi Yusuf Agunggunanto dkk, Pengembangan Desa Mandiri Melalui Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Modus, (Universitas Atma Jaya Yogyakarta),Vol 28 No 2, 2016, hlm. 56
5 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, Pasal 213 ayat
(1)
5
tersebut. Dengan adanya BUMDes ini diharapkan dapat mengurangi tingkat
kemiskinan sehingga perekonomian masyarakat dapat meningkat. dalam
islam manusia juga dituntut untuk berusaha melakukan pembangunan agar
terciptanya perubahan perekonomian yang lebih baik,
seperti firman Allah dalam Q.S Al-Anfal (8) : 53
غيرا ة آن ذلك بأ ل ل يك انع ا ى ق حتى يغير ا ع ع
أه ‘أنفس ب ي أ يع ع س
Artinya: “yang demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah suatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu
kaum, sehingga kaum itu mengubah apa yang ada pada diri
mereka sendiri. Sungguh, Allah maha mendengar, Maha
Mengetahui”.(Q.S Al-Anfal (8) : 53)
Di Kabupaten Sumbawa tepatnya di Kecamatan Utan yang terdiri dari 9
(Sembilan) desa yang sebagiannya berada diwilayah yang memiliki beragam
macam potensi pertanian, perdagangan, peternakan, perikanan, yang
sebagiannya belum dikelola dengan maksimal. Desa Sabedo Kecamatan Utan,
merupakan Mayoritas (81%) masyarakat bermata pencaharian sebagai petani
dengan rata-rata kepemilikan lahan mencapai 0,75 Ha, dengan komoditi
pertanian yang dihasilkan berupa padi, jagung, kedelai, kacang ijo. Pertanian
di desa ini rata-rata lahan teknis yang dapat dipergunakan untuk bercocok
tanam sepanjang tahun. Sedangkan sisanya adalah sebagai pedagang,
6
pengrajin, pengembala, pegawai dan ada sebagian dari masyarakat Sabedo
yang bermata pencarian sebagai TKW/ TKI.6
Sebelum dibentuknya BUMDes Sabedo, masyarakat lebih tertarik
bekerja di luar kota dan di luar negeri, hal tersebut dikarenakan kurangnya
lapangan pekerjaan, dan kurangnya kreatifitas masyarakat dalam mengelolah
potensi-potensi yang ada di wilayahnya. Begitu pula dengan petani yang
hanya mengandalkan hasil pertaniannya saja. Dan untuk para pedagang dalam
mengembangkan usahanya para pedagang meminjam modal di koperasi,
rentenir, atau bank dengan bunga yang lumayan tinggi. Sehingga mereka
tidak dapat mengembangkan usahanya dan tidak pula mendapatkan
penghasilan tambahan dikarenakan bunga yang terlalu tinggi. Untuk
memecahkan permasalahan yang terjadi dikalangan masyarakat, pemerintah
Desa tepatnya di Desa Sabedo mendirikan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Pada Tahun 2009 yang merupakan salah satu program andalan
yang dapat meningkatkan kemandirian perekonomian masyarakat. Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) hadir sebagai pendekatan baru dalam rangka
meningkatkan ekonomi desa berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.7
Berbagai macam pendekatan yang dilakukan oleh petugas BUMDes
untuk memperkenalkan BUMDes kepada masyarakat, dan akhirnya
masyarakat Sabedo banyak yang tertarik dengan BUMDes. Dengan berbagai
jenis unit usaha yang ditawarkan yaitu: Sistem Usaha Tani (SUTA), Sistem
Usaha Ekonomi Produktif (UEP), Penggemukan Sapi, dan beberapa jenis
6Julmansyah, Badan Usaha Milik Desa, (Sumbawa: Bappeda Kabupaten Sumbawa, 2010), hlm. 111-112
7 Hasil Observasi, Tanggal 14 Oktober 2019
7
tabungan lainnya dan masih banyak unit-unit usaha yang belum berjalan
dengan efektif. Seiring berjalannya waktu, masyarakat kini tertarik untuk
meminjam di BUMDes Sabedo. Kemudian bagi masyarakat yang dulunya
tertarik untuk bekerja diluar kota atau diluar negeri kini masyarakat Sabedo
dapat memanfaatkan potensi-potensi yang ada di desanya. Seperti
memanfaatkan lahan pertaniannya dengan bercocok tanam, memelihara
hewan ternak. BUMDes Sabedo sudah berjalan selama 10 tahun, 3 Tahun
belakangan ini BUMDes Sabedo mengalami peningkatan (laporan keuangan
yang sehat). Kini Desa Sabedo merupakan salah satu desa yang menjadi
percontohan desa untuk seluruh desa yang berada di Kecamatan Utan.
Keberhasilan BUMDes dalam pengelolaan potensi desa menjadikan desa
Sabedo sebagai desa teladan. Peningkatan laporan keuangan BUMDes
Sabedo sehingga dapat menarik minat masyarakat lainnya (Desa Tengah,
Desa Rhee, Desa Pukat) untuk melakukan simpan pinjam di BUMDes
Sabedo.8
Berdasarkan observasi awal, bahwa dari berbagai macam jenis unit usaha
yang telah diprogram oleh BUMDes ternyata ada beberapa unit usaha yang
tidak berjalan dengan baik. Adapun unit usaha yang masih berjalan di
BUMdes Sabedo ialah Penggemukan Sapi, Tabungan, dan UEP (Usaha
Ekonomi Produktif). Sedangkan untuk unit usaha dibidang
penyewaan/kontruksi, dan unit usaha di pariwisata belum berjalan dengan
baik. Dari beberapa unit usaha yang telah berjalan di BUMDes Sabedo,
8 Agus Widodo, Direktur BUMDes Sabedo, Wawancara, Sabedo, 16 Oktober 2019
8
terdapat beberapa desa (Desa Tengah, Desa Jorok, Desa Rhee) yang telah
bergabung dengan BUMDes Sabedo dengan melakukan simpan pinjam.
Sementara keberadaan BUMDes Sabedo bukan hanya berperan untuk
masyarakat Sabedo saja akan tetapi terdapat beberapa desa (desa tengah, desa
Rhee, desa jorok) yang telah melakukan transaksi di BUMDes Sabedo. Agar
BUMDes Sabedo kedepannya lebih mengoptimalkan kembali
pengelolaannya.9
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh
tentang “Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan
Pendapatan masyarakat (Studi Kasus BUMDes Desa Sabedo Kecamatan
Utan Kabupaten Sumbawa)”.
B. Rumusan Masalah
Agar permasalahan tidak melebar dan pembahasan menjadi jelas, peneliti
memokuskan untuk mengetahui Peranan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)
Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Desa Sabedo Kecamatan Utan
Kabupaten Sumbawa, sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti
merumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pola pengelolaan BUMDes yang dilakukan oleh pemerintah
Desa Sabedo?
2. Bagaimana peran BUMDes dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat Desa Sabedo?
9 Hasil Observasi, Tanggal 15 Oktober 2019
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan
maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk menegetahui pola pengelolaan BUMDes yang dilakukan oleh
pemerintah Desa Sabedo.
b. Untuk mengetahui peran BUMDes dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat Desa Sabedo.
2. ManfaatPenelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian maka
manfaat dari penelitian adalah:
a. Manfaat Teoretis
1). Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya
bagi pengembangan ilmu ekonomi tentang konsep Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat.
2). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih yang
berharga bagi masyarakat dalam mengembangkan khasanah ilmu
pengetahuan,khususnya mengenai BUMDes.
b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang bersifat praktis dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
10
1). Untuk memenuhi kewajiban sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) guna memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Jurusan Ekonomi Syari‟ah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam.
2). Bagi peneliti dapat menambah wawasan pengetahuan dengan
mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh secara teori di
lapangan.
3). Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai acuan terhadap
pengembangan ataupun melakukan penelitian yang sama.
Dengan tinjauan yang berbeda.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini disadari bahwa masih adanya
keterbatasan baik dari aspek ilmu pengetahuan, referensi, waktu, tenaga,
maupun dari aspek pendanaan. Oleh karena itu, dirasakan perlu untuk
membatasi ruang lingkup penelitian, sehingga penelitian tidak melebar
kemana-mana. Masalah pokok yang diteliti di sini adalah berkaitan
dengan Peran Bumdes Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
(Study Kasus di Desa Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa).
2. Setting Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Sabedo Kecamatan Utan
Kabupaten Sumbawa, Dipilihnya Desa Sabedo Kecamatan Utan
Kabupaten Sumbawa dikarenakan banyak nasabah/masyarakat kecamatan
11
utan yang ikut bergabung dengan BUMDes Sabedo sehingga
memudahkan dalam mencari, mendapatakan data dan informasi secara
langsung dari nasabah/masyarakat terutama hal-hal yang terkait dengan
fokus penelitian.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka bertujuan untuk menghindari praktek peniruan atau
plagiasi terhadap penelitian serupa yang dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya baik dari segi judul, latar belakang, dan data-data temuan serta
hasil penelitian yang didapatkan. Untuk menjadi keaslian penelitian ini,
berikut peneliti memaparkan hasil penelitian, diantaranya sebagai berikut:
1. Herlina, ”Kontribusi Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan
Kehidupan Ekonomi Masyarakat Ditinjau Menurut Ekonomi Islam
(Studi Di Desa Pekan Tua Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri
Hilir).
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah adanya
sumbangan yang diberikan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
kepada masyarakat untuk meringankan kehidupannya, dan kondisi
kehidupan masyarakat setelah mendapatkan sumbangan dan bantuan dari
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), serta tinjauan ekonomi islam
terhadap konstribusi BUMDes pemenuhan kehidupan ekonomi
masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif deskriptif. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa BUMDes
telah memberikan kontribusinya kepada masyarakat melalui dana
12
pinjaman, seminar, pelatihan, dan konsultasi dalam mengelola usaha.
Kontribusi BUMDes kepada masyarakat telah mampu meningkatkan
perekonomian dan usaha mereka, dibandingkan sebelum mendapat
pinjaman, konsultasi dan bimbingan dari BUMDes. Untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat guna memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-
hari, hal ini merupakan sifat tolong menolong sesama muslim maka dari
itu agama memperbolehkannya dalam hal muamalah.10
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Herlina dengan
penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang BUMDes. Adapun
perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang peneliti tulis adalah
skripsi di atas meneliti tentang Kontribusi BUMDes kepada masyarakat
dalam meningkatkan perekonomian melalui dana pinjaman, memberikan
seminar, pelatihan, dan konsultasi dalam pengelolaan usaha. Sedangkan
penelitian ini fokus pada peran dan pengelolaan BUMDes dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat.
2. Dina Kurniawati,”Meningkatkan Peran Bumdes Sebagai Penggerak
Ekonomi Masyarakat Desa Di Desa Ellak Daya Kecamatan Lenteng”.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah minimnya
peran BUMDes Ellak Daya Kecamatan Lenteng berupa Sumberdaya
yang mumpuni dalam pengelolaan BUMDes. Sehingga penyelenggaraan
BUMDes yang telah berjalan maksimal masih dalam hitungan jari.
10Herlina, “Konstribusi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan
Kehidupan Ekonomi Masyarakat Ditinjau Menurut Ekonomi Islam Studi Di Desa Pekan Tua Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir, (Skripsi, FEBI UIN Riau, 2012), hlm. 53.
13
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peran BUMDes di
Desa Ellak sudah cukup berjalan walaupun belum maksimal, karena
kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan laporan keuangan serta
penyimpanan data atau pengarsipan dengan baik.11
Persamaan yang dilakukan dina kurniawati dengan penelitian ini
adalah sama-sama meneliti tentang BUMDes. Adapun Perbedaan
penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah skripsi
di atas meneliti tentang meningkatkan peran BUMDes sebagai
penggerak ekonomi masyarakat desa . sedangkan peneliti meneliti tentang
Peran BUMDes Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat.
3. Satika Rani,“Peran dan Kontribusi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi
Islam”.
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah BUMDes
Karya Abadi mengalami kredit macet dan terdapat beberapa unit usaha
yang tidak berjalan mengakibatkan jumlah tingkat keluarga prasejahtera
di Desa Karya Mulya Sari sangat tinggi. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa BUMDes Karya Abadi sudah cukup berperan dan
berkontribusi bagi masyarakat akan tetapi belum begitu maksimal,
karena masih ada ketimpangan kesejahteraan masyarakat. Hal itu
11 Dina Kurniawati, “Meningkatkan Peran BUMDes Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat Desa Di Desa Ellak Daya Kecamatan Lenteng”, Jurnal Abdiraja, Vol. 2, Nomor 2, September 2019, Hlm. 27
14
dikarenakan banyaknya kendala-kendala yang belum bisa ditangani oleh
BUMDes Karya Abadi seperti: kurangnnya modal, pengetahuan
masyarakat, dan kurangnya manajemen serta kinerja BUMDes Karya
Abadi. Akan tetapi menurut pandangan islam, masyarakat Desa Karya
Mulya Sari sudah dikatakan sejahtera karena telah memenuhi kebutuhan
al-dharuriyyah, al-hajjiyyah, dan al-thsaniyyah.12
Persamaan yang dilakukan oleh Satika Rani dengan peneliti adalah
sama-sama meneliti tentang BUMDes. Adapun Perbedaan penelitian di
atas dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tersebut
meneliti tentang Peran Dan Konstribusi BUMDes Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Menurut Perspektif Ekonomi Islam.
sedangkan peneliti meneliti tentang Peran BUMDes Dalam Meningkatkan
Pendapatan Masyarakat.
Dari penelitian terdahulu dapat diuraikan bahwa peneliti
memastikan bahwa penelitian ini baru yakni berangkat dari pengamatan
awal, objek penelitian, dan proses penemuan masalah yang belum pernah
dijadikan tema atau judul dalam skripsi maupun jurnal.
12SatikaRani,“Peran dan KontribusiBadanUsaha Milik Desa (BUMDES) Terhadap
KesejahteraanMasyarakatMenurut Perspektif Ekonomi Islam”, (Skripsi, FEBI UIN Lampung, 2018), hlm. 67
15
F. Kerangka Teori
1. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
a. Pengertian
Pengertian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menurut
permendagri No. 39 Tahun 2010 tentang BUMDes adalah usaha
Desa yang dibentuk/didirikan oleh Pemerintah Desa yang
kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah
desa dan masyarakat. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah
lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintah
desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk
berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.13
Menurut Pasal 1 Angka (6) Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 Badan Usaha Mil ik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDes,
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimili ki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset,
jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.14
Pada hakekatnya pembentukan BUMDes didasarkan pada
potensi, kebutuhan, dan kapasitas desa, sebagai upaya untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat. Seperti yang tertuang di dalam
13 Agus Ahmad Safei, Pembangunan Masyarakat Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), hlm. 29 14Anom Surya Putra, Badan Usaha Milik Desa: Spirit Usaha Kolektif Desa, (Jakarta:
KEMENDES, 2015), hlm. 11.
16
UU Nomor 32 tahun 2004 dan PP Nomor 72 tahun 2005 bahwa untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa, pemerintah desa
dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sesuai dengan
kebutuhan dan potensi desa. Dibentuknya BUMDes atas dasar inisitif
masyarakat setempat. Dengan didasari dengan prinsip-prinsip
kooperatif , partisipatif dan emansipatif. Hal ini penting mengingat
bahwa profesionalime pengelolaan BUMDes benar-benar didasarkan
pada kemauan (kesepakatan) masyarakat banyak (member base),
serta kemampuan setiap anggota untuk mandiri dalam memenuhi
kebutuhan dasarnya, baik untuk kepentingan produksi (sebagai
produsen) maupun konsumsi (sebagai konsumen) harus dilakukan
secara professional dan mandiri.15
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
yang dimaksud dengan BUMDes adalah suatu badan usaha yang
sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh desa yang berasal dari
kekayaan desa guna untuk mengelolah usaha-usaha masyarakat,
perdagangan hasil pertanian, jasa pelayanan dan usaha lainnya untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat desa. BUMDes didirikan oleh
Pemerintah Desa. Dan dalam pengelolaanya dilakukan oleh
pemerintah desa beserta masyarakat dalam rangka memperoleh
keuntungan bersama dan sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli
Desa.
15Coristya Berlian Ramadana, Heru Ribawanto, Suwondo,”Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Sebagai Penguat Ekonomi Desa,”Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No .6, hlm. 1068-1076
17
b. Maksud dan Tujuan Pendirian BUMDes
Menurut Herry Kamaroesid maksud dari pendirian Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) antara lain:16
1) Meningkatkan perekonomian desa.
2) Meningkatkan Sumber Pendapatan Asli Desa.
3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan jasa
bagi peruntukan hajat hidup masyarakat desa.
4) Sebagai perintis bagi kegiatan usaha didesa.
Adapun Tujuan dari pendirian Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) antara lain:
1) Meningkatkan peranan masyarakat desa dalam mengelola
sumber-sumber pendapatan lain yang sah;
2) Mengoptimalkan aset desa agar bermanfaat untuk kesejahteraan
desa;
3) Menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi masyarakat desa,
dalam unit-unit usaha desa;
4) Meningkatkan kreatifitas masyarakat dalam berwirausaha, bagi
masyarakat yang masih berpenghasilan rendah.
c. Peran BUMDes Terhadap Peningkatan Perekonomian
Masyarakat
Menurut Herry Kamaroesid Peranan BUMDes dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat adalah sebagai berikut:17
16Herry Kamaroesid, Tata Cara Pendirian Dan Pengelolaan BUMDES, (Jakarta: Mitra
Wacana Media 2004), hlm. 2.
18
1) Membangun dan mengelolah potensi-potensi desa serta
mengelola kemampuan ekonomi masyarakat desa, dalam upaya
meningkatkan pendapatan masyarakat.
2) Berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
3) Memperkokoh perekonomian masyarakat sebagai dasar
kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan
BUMDes sebagai pondasinya.
4) Membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat.
5) Membantu masyarakat dalam meningkatkan penghasilannya
sehingga tercapainya suatu kemakmuran bagi masyarakat.
d. Pengurus dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa
Organisasi pengelolaan BUMDes hendaklah dilakukan terpisah
dari organisasi Pemerintah Desa.18 Susunan kepengurusan organisasi
pengelolah BUMDes terdiri dari:
1) Penasehat;
2) Pelaksana Operasional; dan
3) Pengawas
Dalam pembentukan kepengurusan BUMDes dapat dilakukan
melalui musyawarah dengan masyarakat desa. Sesuai dengan yang
telah diamatkan di dalam peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 39
17Ibid, hlm. 4 18 Ibid.
19
Tahun 2010 tentang Pedoman Tata Tertib Dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah
Prinsip-prinsip pengelolaan BUMDes penting untuk dielaborasi
atau diuraikan agar difahami dan dipersefsikan dengan cara yang
sama oleh pemerintah desa, anggota (penyerta modal), BPD,
Pemkab, dan Masyarakat. Terdapat 6 (enam) prinsip dalam
mengelola BUMDes yaitu:19
a) Kooperatif, semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes
harus mampu melakukan kerjasama yang baik demi
pengembangan dan kelangsungan hidup usahanya.
b) Partisipatif, semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes
harus bersedia secara sukarela atau diminta memberikan
dukungan dan kontribusi yang dapat mendorong kemajuan
usaha BUMDes.
c) Emansipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes
harus diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan
agama.
d) Transparan. Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan
masyarakat umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan
masyarakat dengan mudah dan terbuka.
e) Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis maupun administratif.
19 Ibid, hlm. 5
20
f) Sustainabel. Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan
dilestarikan oleh masyarakat dalam wadah BUMDes.
e. Klasifikasi Jenis Usaha BUMDes20
1) BUMDes Banking
BUMDES yang bertipe Banking atau semacam lembaga
keuangan mikro sebenarnya hadir paling awal ssebelum hadir
BUMDES tipe-tipe lain, bahkan sebelum istilah BUMDES itu
sendiri lahir.
2) BUMDes Serving
BUMDes Serving ,mulai tumbuh secara inkremental di
banyak Desa. Keterbatasan air bersih dan ketidakmampuan
sebagian besar warga mengakses air bersih, mendorong banyak
Desa mengelola dan melayani air bersih dengan wadah
BUMDes atau PAM Des.
3) BUMDes Brokering
Sebelum ada BUMDes sebenarnya sudah ada banyak Desa
yang menjalakan usaha Desa dalam bentuk jasa pelayanan atau
jasa perantara seperti pelayanan pembayaran rekening li strik,
dan juga pasar Desa. Ini adalah bisnis sederhana, bahkan bisa
melakukan monopoli , dengan captive market yang jelas
meskipun hanya beroperasi di dalam Desa sendiri.
20
Herry Kamaroesid, Tata Cara Pendirian Dan Pengelolaan BUMDES, (Jakarta: Mitra Wacana Media 2004), hlm. 3-5
21
4) BUMDes Renting
BUMDes Renting adalah BUMDes yang menjalankan
bisnis penyewaan untuk melayani kebutuhan masyarakat
setempat dan sekaligus untuk memperoleh pendapatan desa. Ini
sudah lama berjalan dibanyak desa, terutama desa-desa yang
ada dipulau jawa. Contoh jenis usaha renting yaitu:
penyewaan traktor, pekakas pesta, gedung pertemuan, rumah,
toko, tanah maupun penyewaan mesin mollen.
5) BUMDes Trading
BUMDes yang berdagang kebutuhan pokok dan sarana
produksi pertanian mulai tumbuh di banyak Desa. Ini adalah
bisnis sederhana, berskala lokal dan berlingkup internal Desa,
yakni melayani kebutuhan masyarakat.
f. Pola pengelolaan (manajemen)
Setelah ditetapkannya strategi, dalam menjalankan sebuah
organisasi tentu harus adanya manajemen yang baik agar strategi
tersebut dapat dijalankan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
“Istilah manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti
mengatur, mengurus, atau mengelola.”21 Dari arti tersebut, manajemen
mengandung unsur-unsur kegiatan yang bersifat pengelolaan organisasi
yang mengatur, mengurus jalannya organisasi dengan kerjasama antara
pimpinan organiasi dan dibantu anggota pengurus organisasi.
21
Sedarmayanti, Manajemen…, hlm. 1.
22
G.R. Terry dalam Kadar Nurzaman mengatakan bahwa manajemen merupakan suatu proeses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.22
Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa manajemen
merupakan fungsi dari setiap pemimpin yang menggerakkan organisasi
dengan kerjasama dengan anggota pengurus organiasi, dan
memanfaatkan seumber daya manusia yaitu masyarakat, dan sumber
daya alam yang berupa potensi yang ada dilingkungan organisasi dalam
rangka mecapai tujuan yang telah ditentukan bersama. Di dalam
aktivitas manajemen menurut “George R. Terry, theser four
fundamental functions of management are (1) planning (2) organizing
(3) actuating (4) controlling.”23 Di dalam aktivitas manajemen ada
empat fungsi yaitu : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan.
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan tindakan awal dari pelaksanaan
manajemen yang baik pada setiap organisasi. Perencanaan adalah
kegiatan, sedangkan rencana merupakan hasil perencanaan. Dalam
membuat perencanaan yang baik, harus mampu melihat jauh ke
depan untuk tindakan yang akan kita lakukan, ini berarti kita telah
22Kadar Nurzaman, dkk., Manajemen Perusahaan, (Bandung: Pustaka Setia,2014),
hlm. 16. 23
Candra Wijaya., Dasar-Dasar Manajemen,(Medan: Perdana Publishing, 2016), hlm. 26.
23
memperkecil resiko yang mungkin timbul baik resiko kekeliruan
maupun resiko kemungkinanan kegagalan. “Planning berasal dari
kata plan, artinya rencana, rancangan, maksud, dan niat. Planning
berarti perencanaan.”24 Perencanaan adalah kegiatan yang berkaitan
dengan usaha merumuskan program yang di dalamnya memuat
segala sesuatu yang akan dilaksanakan, penentuan tujuan,
kebijaksanaan, arah yang akan di tempuh, prosedur dan metode yang
akan diikuti dalam usaha pencapaian tujuan organisasi.
George R. Terry dalam Kadar Nurzaman mengemukakan “planning is the selecting and relating of facts and the making and using of assumption regarding the future in the visualization and formulation of purposed activities, belive necessary to achieve desired results”.
Dapat diartikan bahwa perencanaan merupakan pemilihan fakta-
fakta dan usaha menguhubungkan antara fakta yang satu dan fakta
yang lain, kemudian membuat perkiraan dan peramalan tentang
keadaan dan perumusan untuk masa yang akan datang yang mungkin
diperlukan untuk mencapai hasil yang dikehendaki. “George R.
Terry menjelaskan bahwa terdapat tiga unsur pokok dalam kegiatan
perencanaan yaitu: Pengumpulan data, analisis fakta, dan
penyusunan rencana yang konkrit.”25
24
Kadar Nurzaman, dkk., Manajemen…, hlm. 121. 25 Ibid., hlm. 27.
24
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah proses menghubungkan orang-orang
yang terlibat dalam organisasi tertentu dan menyatupadukan tugas
dan fungsinya dalam organisasi. Dalam proses pengorganisasian
dilakukan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara
terperinci berdasarkan bagian dan bidangnya masing-masing untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.26
George R. Terry dalam Kadar Nurzaman, menjelaskan, organizing is the establishing of effective behavioral relationship among persons, so they may work together efficiently and gain personal satisfaction in doing selected task under given environmental conitions for the purpose of achieving some goal or objective.27
Pendapat di atas memberikan pengertian bahwa
pengorganisasian merupakan usaha penciptaan hubungan tugas yang
jelas antara personalia, sehingga dengan demikian setiap orang dapat
bekerja sama dalam kondisi yang baik untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi.
Menurut George R. Terry dalam Kadar Nurzaman, Kegiatan-
kegiatan pengorganisasian, meliputi:
1). Membagi pekerjaan ke dalam tugas-tugas operasional ke dalam
unit-unit yang saling berkaitan
2). Memilih dan menempatkan anggota dalam bidang yang sesuai
26Kadar Nurzaman, dkk, Manajemen..., hlm. 132. 27
Candra Wijaya., Dasar-Dasar Manajemen…, hlm. 40.
25
3). Menyesuaikan wewenang dan tugas bagi setiap anggota.28
Organisasi dapat diartikan sebagai interaksi antara orang-orang
yang ada dalam suatu wadah untuk melakukan sesuatu atau berbagai
kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian dapat
diketahui indikator adanya suatu organisasi adalah ada orang-orang
yang bekerja sama, ada kegiatan pekerjaan yang dilakukan
bersama/terkoordinir, dan ada tujuan bersama yang ingin dicapai.29
c. Penggerakan (Actuating)
Actuating adalah kegiatan yang menggerakkan dan
megusahakan agar semua anggota melakukan tugas dan
kewajibannya. Para anggota sesuai dengan keahlian dan proporsinya
melaksanakan rencana dalam aktivitas konkrit yang diarahkan pada
tujuan yang telah ditetapkan, dengan selalu mengadakan komunikasi,
saling memberi motivasi, melaksanakan perintah dan instruksi serta
mengadakan serta mengadakan supervise dengan meningkatkan
sikap dan moral setiap karyawan.
Menurut George R. Terry dalam Kadar Nurzaman, penggerakan adalah tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer untuk membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian.30
28
Awaluddin dan Hendra, “Fungsi Manajemen dalam Pengadaan Infrastruktur Pertanian Masyarakat di Desa Watatu Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala”, Jurnal, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadaluko Indonesia, Vol. 2, Nomor. 1, 2018. hlm. 6.
29 Ma‟ruf Abdullah., Manajemen…, hlm. 177.
30 Kadar Nurzaman, dkk, Manajemen..., hlm. 137.
26
Kegiatan dalam pengarahan seorang manajer kepada
anggotanya, meliputi:
1). Melakukan partisipasi terhadap keputusan, tindakan dan
perbuatan
2). Mengarahkan orang lain dalam bekerja
3). Memotivasi anggota
4). Berkomunikasi secara efektif 31
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan tindakan terakhir yang dilakukan para
manajer pada suatu organisasi. Pengawasan (controlling) merupakan
proses pengamatan atau pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan
organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang
sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya. “Pengawasan adalah satu kegiatan manajer
yang mengusahakan agar pekerjaan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan dan mencapai hasil yang dikehendaki.”32 Dengan
pengawasan diharapkan penyimpangan dalam berbagai hal dapat
dihindari sehingga tujuan dapat tercapai. Apa yang direncanakan dan
dijalankan dengan benar sesuai hasil musyawarah dan
31
Awaluddin dan Hendra, “Fungsi Manajemen dalam Pengadaan Infrastruktur Pertanian Masyarakat di Desa Watatu Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala”, Jurnal, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadaluko Indonesia, Vol. 2, Nomor. 1, 2018. hlm. 7.
32Kadar Nurzaman, dkk, Manajemen..., hlm. 135.
27
pendayagunaan sumber daya material akan mendukung terwujudnya
tujuan organisasi.
Proses pengawasan yang akan menjamin standar bagi pencapaian tujuan, tentang hal ini Terry menjelaskan “controlling is determining what is being accomplish, that evaluating performance anda, if necessary applying corrective, measures so performance takes according to plans”.33
Pendapat ini mengandung pengertian bahwa pengawasan
merupakan usaha yang sistematis dalam menentukan apa yang telah
dicapai yang mengarah pada penilaian kinerja dan pentingnya
mengkoreksi atau mengukur kinerja yang didasarkan pada rencana-
rencana yang ditetapkan sebelumnya.
Pengawasan terdiri dari, penelitian terhadap hasil kerja sesuai
dengan rencana/program kerja, pelaporan serta evaluasi hasil kerja,
dan pendataan berbagai masalah. Metode dalam Pengawasan dapat
di bagi menjadi tiga, yaitu :
(1) Pengawasan yang bersifat top down, yaitu pengawasan yang
dilakukan dari atasan langsung kepada bawahan;
(2) Bottom up, yaitu pengawasan yang dilakukan dari bawahan
kepada atasan;
33
Candra Wijaya., Dasar-Dasar Manajemen…, hlm. 46.
28
(3) Pengawasan melekat, yaitu pengawasan yang termasuk self
control, yaitu atasan maupun bawahan senantiasa mengawasi
dirinya sendiri.34
g. Dasar Hukum BUMDes
Dasar pembentukan BUMDes dilandasi oleh UU No. 32 tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 72 Tahun 2005 tentang
Desa. Secara rinci tentang kedua landasan hukum BUMDes adalah
sebagai berikut:35
1) UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; Pasal 213
ayat (1) ‟Desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai
dengan kebutuhan dan potensi desa”
2) PP No. 72 Tahun 2005 tentang Desa:
Pasal 78
a) Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan Desa,
Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa
sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa.
b) Pembentukan Badan Usaha Milik Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
c) Bentuk Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud pada
34
Kadar Nurzaman, dkk, Manajemen...,hlm. 135. 34Ibid., hlm. 135. 35 Departemen Pendidikan Nasional Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan
(PKDSP), Buku Panduan Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, 2007), hlm. 4
29
ayat (1) harus berbadan hukum.
Pasal 79
a) Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
78 ayat (1) adalah usaha desa yang dikelola oleh Pemerintah
Desa.
b) Permodalan Badan Usaha Milik Desa dapat berasal dari:
1) Pemerintah Desa;
2) Tabungan masyarakat;
3) Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota;
4) Pinjaman; dan/atau
5) Penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil
atas dasar saling menguntungkan.
6) Kepengurusan Badan Usaha Milik Desa terdiri dari
Pemerintah desa dan masyarakat.
Pasal 80
a) Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan pinjaman sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
b) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
setelah mendapat persetujuan BPD.
Pasal 81
a) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Pembentukan dan
proposal badan usaha milik desa diatur dengan peraturan
30
daerah Daerah Kabupaten/Kota.
b) Peraturan daerah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sekurang-kurangnya memuat:
1) Bentuk Badan Hukum
2) Kepengurusan
3) Hak Dan Kewajiban
4) Permodalan
5) Bagi Hasil Usaha Atau Keuntungan
6) Kerjasama Dengan Pihak Ketiga
7) Mekanisme Pengelolaan Dan Pertanggungjawaban
Peranan hukum dalam pengelolaan sumber daya alam skala
desa oleh BUMDes dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di desa, diwujudkan dengan adanya pengaturan dalam
berbagai peraturan perundang–undangan sebagai berikut: UU Nomor 6
tahun 2014 tentang desa, UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah, UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang kehutanan,
UU Nomor 39 tahun 2014 tentang perkebunan. Konsep pengelolaan
BUMDes sesuai tujuan nasional prinsip keadilan sosial dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sesuai dengan konsep
sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945.
h. Pendapatan Masyarakat
1) Pengertian pendapatan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil
31
kerja (usaha atau sebagainya).36 Jadi pendapatan adalah, suatu
proses peningkatan usaha sehingga /pendapatan seseorang atau
rumah tangga dalam periode tertentu lebih tinggi. Dengan kata lain
pendapatan yang diperoleh seseorang lebih tinggi dari sebelumnya.
Reksoprayitno mendefinisikan pendapatan (revenue) dapat
diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada periode
tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan
merupakan sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh para
anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa
atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan.37
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang
maupun berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun
industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang
berlaku. Pendapatan juga merupakan sumber penghasilan
seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sangat
penting artinya bagi kelangsungan hidup dan penghimpunan
seseorang secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu,
definisi pendapatan merupakan seluruh hasil yang diperoleh atau
diterima oleh masyarakat baik secara individu maupun secara
kelompok yang merupakan balas jasa dari faktor-faktor produksi
yang dimiliki, seperti berupa gaji, bunga, modal, dan lain
36Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:
Balai Pustaka, 1998), hlm. 185. 37 Reksoprayitno, Sistem Ekonomi Dan Demokrasi Ekonomi.(Jakarta: Bina Grafika,
2004), hlm. 79
32
sebagainya yang merupakan hasil proses produksi selama jangka
waktu tertentu.38
2) Indikator Tingkat Pendapatan.
Tingkat pendapatan rumah tangga tergantung pada jenis
kegiatan yang dilakukan. Jenis kegiatan yang diikutsertakan terdiri
dari modal, atau keterampilan. Oleh sebab itu, dengan mempunyai
produktivitas tenaga kerja yang tinggi pada akhirnya mampu
memberikan pendapatan yang lebih besar. Adapun indikator
tingkat pendapatan antara lain:39
a) Upah dan Sewa
Pendapatan rumah tangga ditentukan oleh tingkat upah
sebagai penerimaan faktor produksi tenaga kerja nilai sewa
tanah sebagai penerimaaan dari penguasaan asset produktif
lahan pertanian. Dengan demikian tingkat pendapatan rumah
tangga sangat dipengaruhi oleh tingkat faktor produksi.
b) Keuntungan
Keuntungan adalah selisih lebih antara harga pokok
dengan biaya yang dikeluarkan dengan penjualan. Jika hasil
penjualan tinggi maka pendapatan akan meningkat.
c) Keahlian
Keahlian adalah keterampilan atau kemampuan seseorang
38 Dahwadin Dan Jajang Abdul Nurhasan, “Efektivitas Peran Bumdes Terhadap
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Di Desa Panjalu”, Jurnal, STAI Al-Musadiyah Garut, Vol. 3, Nomor. 2, 2018. hlm. 8
39Sukirno Sadono, Mikro Ekonomi Modern, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 4.
33
dalam menangani berbagai macam pekerjaan yang
dipercayainya. Semakin tinggi jabatan seseorang, keahlian
yang dibutuhkan semakin tinggi pula, maka gaji atau upah
yang didapatkan semakin tinggi.
d) Bobot latihan
Seseorang yang mempunyai bobot lebih tinggi maupun
kursus tertulis, bisa juga dari pengetahuan dan pengelaman
seseorang. Bobot latihan memperbesar pendapatan karena
latihan itu meningkatkan keterampilan seseorang sehingga ia
mampu menghasilkan produk fisik marginal yang lebih tinggi.
3) Sumber Pendapatan Rumah Tangga
Menurut stoner dan wilson ada tiga sumber pendapatan rumah
tangga yakni:40
a) Pendapatan dari Gaji dan Upah
Merupakan balas jasa yang dibayarkan kepada pemimpin,
pengawas, pegawai tata usaha, pegawai kantor serta para
manajer lainnya. Proses pembayaran gaji biasanya diberikan
dalam setiap bulannya, gaji biasanya tingkatannya lebih tinggi
dari pada pembayaran kepada pekerja-pekerja upahan.
b) Pendapatan dari aset produktif
Aset produktif adalah aset yang dapat menghasilkan
pendapatan atas balas jasa penggunaan, ada dua kelompok aset
40Ibid, hlm. 6
34
produk. pertama, aset keuangan seperti deposito yang
menghasilkan pendapatan bunga, saham, yang menghasilkan
deviden dan keuntungan atas modal bila diperjualbelikan.
Kedua, aset bukan keuangan seperti rumah yang memberikan
penghasilan sewa.
c) Pendapatan dari pemerintah
Pendapatan dari pemerintah adalah pendapatan yang
diterima bukan sebagai atas balas jasa atau input yang
diberikan. Pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah
misalnya, pembayaran untuk jaminan sosial yang diambil dari
pajak yang tidak menyebabkan pertambahan dalam output.41
4) Faktor yang mempengaruhi peningkatan pendapatan
Faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan yakni antara
lain:42
1) Upah/ gaji, pendapatan ini merupakan ganjaran dari
pendapatan tenaga kerja yang bekerja dalam perekonomian
2) Laba/ keuntungan, pendapatan yang berasal dari hasil sewa
gedung/bangunan.
3) Nilai tambah, pertambahan nilai uang dari suatu barang yang
diwujudkan oleh setiap perusahaan dalam perekonomian
4) Pendapatan usaha sendiri, pendapatan yang dihasilkan oleh
seseorang/rumah tangga dari hasil usaha yang dilakukannya.
41Sadono, Sukirno, Mikro Ekonomi:Teori Pengantar, (Jakarta: Pradnya Paramita, 2009), hlm. 43
42Ibid, hlm. 7-8
35
Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju
tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan suatu daerah relatif rendah,
dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan
rendah pula. Kelebihan dari konsumsi maka akan disimpan pada
bank yang tujuannya adalah untuk menjaga-jaga apabila baik
kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan sebagainya juga
mempengaruhi tingkat tabungan mayarakat. Demikin pula bila
pendapatan masyarakat suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat
kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula.
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode
deskriptif, ini adalah penelitian lapangan, yakni data yang ditemukan
dilapangan dapat diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian.
Maka peneliti dapat mendeskripsikan bagaimana Peran Bumdes Dalam
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat di Desa Sabedo Kecamatan Utan
Kabupaten Sumbawa.
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang
dapat diamati.43 Menurut Bogdan dan Taylor penelitian kualitatif adalah
43 Lexy J. Maleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), Hlm. 4
36
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.44
Adapun pendekatan penelitian yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena penelitian dilakukan
langsung di lapangan untuk mendapatkan data, baik secara lisan maupun
tulisan. Alasan kenapa peneliti tertarik menggunakan metode kualitatif,
karena penelitian ini berkaitan dengan kejadian-kejadian yang terjadi di
masyarakat sehingga untuk memahami pokok permasalahan akan lebih
mudah bila mengguanakan penelitian kualitatif. Oleh karena itu, data
yang dibutuhkan dalam penenlitian ini adalah data kualitatif tentang
“Peran BUMDes Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat”.
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan dalam penelitian kualitataf adalah hal
yang sangat pening, karena peneliti bertindak sebagai instrumen
penenlitian sekaligus sebagai pengumpul data informasi dari objek yang
hendak diteliti. Tujuan utama kehadiran peneliti adalah untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara wawancara,
observasi, dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan peran
BUMDes Sabedo dalam meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dalam melakukan penelitian, peneliti akan bertatap muka dengan
informan-informan dan jawaban-jawaban yang diberikan oleh informan
akan dicatat langsung oleh peneliti. Kehadiran peneliti dilapangan untuk
44 I Wayan Suwendra, Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Ilmu Sosial, Pendidikan,
Dan Keagamaan, (Bali: Nilacakra, 2018), hlm. 4.
37
mengumpulkan data-data yang akurat dan sewajar-wajarnya mengenai
hal-hal yang ingin dicapai oleh peneliti dan tidak ada maksud untuk
mempengaruhi subyek peneliti. Hal-hal yang hendak dilakukan dalam
melakukan suatu penelitian ialah sebagai berikut:
a. Minta izin kepada pihak yang bersangkutan dan orang-orang yang
hendak dijadikan subyek penelitian.
b. Melakukan penelitian untuk mengumpulkan data atau informasi
yang berkaitan denga permasalahan yang hendak diteliti, dengan
melakukan observasi dan wawancara dengan subyek yang diteliti.
c. Menganalisis data-data yang telah dikumpulkan.
3. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa
Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa. Alasan peneliti
mengambil lokasi penelitian di Desa Sabedo, karena salah satu BUMDes
yang sehat dalam keuangannya dibandingkan dengan Desa-Desa yang
berada di Kecamatan Utan, sehingga peneliti merasa tertarik untuk
meneliti bagaiamana peran BUMDes dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat.
4. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data. Informan yang menjadi sumber data ditentukan
dengan kriteria atau bagian dari warga yang aktif sebagai warga dan
Nasabah BUMDes Sabedo, sehingga mampu memberikan data atau
38
informasi yang diperlukan sehingga dengan mudah mengumpulkan data
yang diinginkan. Informan-informan yang memenuhi kriteria diatas
menjadi informan penelitian dan sebagai subyek penelitian sekaligus
narasumber informasi.
Adapun sumber data dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :45
a. Sumber data primer,
Sumber data primer merupakan data yang diperoleh secara
langsung dari objek penelitian, perorangan, kelompok, dan
organisasi. Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah
data yang diperoleh secara langsung dari pihak terkait melalui
wawancara langsung dengan Kepala desa, Direktur BUMDes,
nasabah BUMDes Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa.
b. Sumber data Sekunder,
Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam
bentuk yang sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi
yang dilakukan diberbagai organisasi. Dalam hal penelitian ini yang
menjadi sumber data sekunder adalah dokumentasi, surat
keterangan, arsip-arsip yang berkaitan dengan objek penelitian.
5. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
45 Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Aplikasi, (Jaka rta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005), hlm. 121
39
mendapatkan data. Tanpa mengetahui tekhnik pengumulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.46
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengamatan terhadap suatu
fenomena-fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui sebelumnya.47 Observasi dilakukan untuk
menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena (kejadian
atau peristiwa) secara sistematis dan didasarkan pada tujuan
penyelidikan yang telah dirumuskan.
Dalam pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:48
1) Observasi Partisipan.
Dalam observasi partisipan, peneliti terlibat dalam kegiatan
sehari hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian.
46Sugiyono, Motode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif(Bandung: CV alfabeta, 2013),
hlm. 145. 47Ibid, hlm. 240 48Ibid, hlm. 241
40
2) Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi nonpartisipan, peneliti tidak terlibat dalam
kegiatan sehari hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode
observasi non partisipan karena peneliti hanya mengamati apa
yang terjadi di lapangan. Objek yang dikaji adalah mengenai
Pengelolaan, dan Peran BUMDes Dalam Meningkatkan
Pendapatan Masyarakat.
b. Wawancara
Wawancara adalah tekhnik pengumpulan data dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden kemudian
peneliti mencatat atau merekam jawaban-jawaban responden.
Wawancara dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung
dengan sumber data.49
Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan mewawancarai
Direktur, dan Staff yang sangat berperan dalam menjalankan
program-program BUMDes sekaligus Nasabah-Nasabah yang ikut
berpartisifasi.
Wawancara yang peneliti lakukan merupakan jenis wawancara
tidak terstruktur. Jadi, dalam wawancara peneliti bebas menanyakan
apa saja yang berkaitan dengan penelitiannya yang berpedoman
49 Djam‟an Dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung: Alfabeta,
CV, 2014), hlm. 129
41
pada pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Dalam
melaksanakan wawancara, peneliti akan menanyakan beberapa
pertanyaan yang hanya berupa garis besar permasalahan yang akan
ditanyakan.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang akan peneliti tanyakan
kepada Direktur, Staff dan Nasabah-Nasabah BUMDes yang telah
disusun terebut, secara garis besar berfokus pada apa yang akan
diteliti yaitu tentang seputar peran BUMDes dalam meningkatkan
pendapatan masyarakat, serta bagaimana pola pengelolaan BUMDes
(staff) dalam meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Sabedo
Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah tekhnik pengumpulan datang tidak
langsung ditunjukan pada subjek penelitian, tapi melalui dokumen.50
Metode dokumentasi ialah metode yang digunakan untuk mencari
data mengenai variabel-variabel penelitian yang berupa catatan atau
dokumen-dokumen, transkip, buku dan sebagainya. Adapun data
yang ingin dikumpulkan melalui metode dokumentasi adalah data
tentang gambaran umum lokasi penelitian, Perkembangan Modal
BUMDes dari tahun ke tahun, dan jumlah Nasabah BUMDes di
Desa Sabedo.
50Ibid ., hlm. 183.
42
6. Tekhnik Analisis Data.
Analisis data adalah upaya yang dilakukan deng an jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensitetiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan
apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.51 Dalam penelitian
kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses
penelitian dilakukan. Data diperoleh kemudian dikumpulkan untuk
diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara, observasi, pengeditan,
mengklasifikasi, selanjutnya aktifitas penyajian data serta menyimpulkan
data.
Adapun metode analisis data, peneliti menggunakan metode induktif
untuk menarik kesimpulan terhadap hal-hal peristiwa dari data yang
dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi
yang digeneralisasikan.
Dalam melakukan analisis data, peneliti melakukan beberapa
langkah, sebagai berikut:52
a) Data Reduction (reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, data-data yang benar-benar
dibutuhkan atau memilih hal-hal yang pokok dan membuang yang
tidak diperlukan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
51Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), hlm. 248
52Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 274.
43
untuk melakukan pengumpulan dan selanjutnya, dan mencarinya
bila perlu.
b) Display Data (penyajian data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplay data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dll.
c) Conclusion drawing/ penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam analisis
data yang dilakukan melihat hasil reduksi data tetap mengacu pada
rumusan masalah secara tujuan yang hendak dicapai. Data yang
telah disusun dibandingkan antara satu dengan yang lain untuk
ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada.
7. Uji Keabsahan Data
Kemudian setelah peneliti melakukan analisis data, langkah
selanjutnya adalah menguji kredibilitas atau keabsahan data yang
tujuanya untuk mengetahui apakah data yang diperoleh itu sesuai dengan
keadaan di lapangan (Lokasi penelitian). Keabsahan Data adalah usaha
yang dilakukan peneliti untuk membuktikan apa yang telah diteliti sesuai
dengan situasi (keadaan) yang sebenarnya. Untuk mengetahui kesesuaian
antara data yang telah diteliti dengan kenyataan yang terjadi di lapangan,
maka diperlukan adanya pengecekan data agar data menjadi valid.
Adapun tekhnik-tekhnik untuk memperoleh data yang valid dan obyektif
44
serta dapat dijamin keabsahannya, maka tekhnik yang peneliti gunakan
adalah:
a. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pengecekan keabsahan suatu data
dengan membandingkan data yang telah diperoleh dengan sumber
lain. Triangulasi data dilakukan untuk memperoleh informasi-
informasi yang sejenis dari sumber yang lain. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa,
orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada,
orang pemerintah.
5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.53
53 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: cv Alfabeta, 2013),hlm. 146.
45
b. Kecukupan Referensi
Referensi yang dipakai dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri
dari bahan dokumentasi, referensi dari buku-buku, wawancara. Bahan
referensi ini sebagai alat untuk menampung dan menyelesaikan
dengan kritis tertulis untuk keperluan evaluasi.
Referensi yang lengkap dalam suatu penelitian merupakan bahan
perbandingan terhadap cara dan penemuan di lokasi peneliti.
Kemampuan peneliti dalam membandingkan temuan-temuan di
lapangan dengan referensi merupakan suatu upaya untuk mewujudkan
keabsahan data.
c. Diskusi Dengan Teman Sejawat
Diskusi dengan teman sejawat merupakan pemeriksaan yang
dilakukan dengan jalan mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya,
yang memiliki pengetahuan umum yang sama tentang apa yang
sedang kita teliti sehingga bersama rekan-rekan peneliti dapat
meninjau ulang persepsi, pandangan, dan analisis yang sedang
peneliti lakukan
H. Sistematika Pembahasan
Hasil penelitian ini akan disusun dalam bentuk laporan hasil penelitian
skripsi yang terdiri dari empat bagian, dimana bagian pertama yakni
pendahuluan, bagian kedua yakni paparan data dan temuan, bagian ketiga
yakni pembahasan dan bagian terakhir yakni kesimpulan dan saran. Secara
lebih detailnya sebagai berikut:
46
Bab I, peneliti meyajikan Pendahuluan. Di dalamnya terdiri dari Latar
Belakang Masalah dari penelitian ini, kemudian Rumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat, kemudian Ruang Lingkup dan Setting Penelitian, Telaah
Pustaka, Kerangka Teori, dan terakhir Metode Penelitian.
Bab II, yang berisi paparan data dari penelitian yang ditemukan
dilapangan. Dalam hal ini peneliti mencoba menggambarkan secara singkat
tentang gambaran lokasi penelitian dan temuan-temuan dalam melakukan
penelitian serta tanggapan dari beberapa Informan tentang pembahasan dari
penelitian ini.
Pada Bab III yakni peneliti mengungkapkan proses analisis terhadap
temuan penelitian sebagaimana dipaparkan di bab II berdasarkan pada
persepektif penelitian atau kerangka teoritik sebagaiamana diungkapkan di
bagian pendahuluan.
Kemudian Bab IV peneliti menyajikan Penutup yakni berisi tentang
Kesimpulan dan Saran dari peneliti. Dan di bagian akhir, terdapat Daftar
Pustaka dan lampiran-lampiran yang terkait dengan penelitian ini.
Demikianlah sekilas gambaran sistematika pembahasan yang akan digunakan
untuk penyusunan laporan akhir hasil penelitian skripsi peneliti.
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Desa Sabedo
Desa Sabedo merupakan Desa yang berada di Wilayah Kecamatan
Utan Kabupaten Sumbawa. Sebelum menjadi sebuah perkampungan Desa
Sabedo merupakan tanah yang masih berupa hutan berantara. Desa
Sabedo merupakan salah satu desa yang memiliki tingkat kesuburan yang
tinggi dibandingkan dengan desa-desa yang ada di Wilayah Kecamatan
Utan. Dengan tingkat kesuburan dan luas tanah yang ada di Wilayah Desa
Sabedo menjadi masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani,
peternak, pedagang dll.54
a. Kondisi geografi
Letak geografis Desa Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten
Sumbawa berjarak 43 KM dari Ibu Kota Kabupaten Sumbawa kearah
barat dengan pencapaian 90% (hot mix). Luas Wilayah Desa Sabedo
46,78 Km² atau sekitar 30,1% dari luas Kecamatan Utan. Desa Sabedo
terdiri dari 4 dusun, yang merupakan desa yang mudah untuk
dijangkau. Adapun luas dan batas Wilayah Desa Sabedo Kecamatan
Utan Kabupaten Sumbawa adalah sebagai berikut:55
1) Sebelah Timur : Berbatasan Dengan Desa Motong/ Tengah
54 Hasbullah, Pemangku Adat Sabedo, Wawancara, Sabedo. 15 Maret 2020 55
Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Kementrian Dalam Negeri, Profil Desa Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa, 2018, hlm. 2
47
48
2) Sebelah Barat : Berbatasan Dengan Desa Kec. Rhee
3) Sebelah Selatan : Berbatasan Dengan Desa Kec. Batu Lante
4) Sebelah Utara : Berbatasan Dengan Desa Bale Brang
Masyarakat yang mendiami wilayah ini merupakan Suku
Sumbawa, Bali, Jawa dan Sasak. Jumlah penduduk mencapai 823 KK
atau sekitar 3.862 Jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai
66 orang jiwa/km² persegi yang terdiri dari penduduk laki-laki 1.586
jiwa dan perempuan 2.276 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk
mencapai 66 jiwa/km². Dengan 79% penduduknya beragama Islam.
Sedangkan selebihnya beragama Hindu dan Kristen.56
b. Kondisi Demografi
Jumlah penduduk Desa Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten
Sumbawa menurut jenis kelamin pada tahun 2018 sebesar 3.863 jiwa.
Dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL 2.1
Jumlah Penduduk Desa Sabedo
No Keterangan Jumlah
1 Laki-Laki 1.972 Orang 2 Perempuan 1890 Orang
Jumlah 3.862 Orang Sumber data : Dokumentasi Data Desa Sabedo (2018)
Pada tahun 2018 tercatat jumlah penduduk di Desa Sabedo
Kecamatan Utan sebesar 3.862 jiwa, dengan jumlah Kepala Keluarga
(KK) sejumlah 823 KK. Di lihat dari sisi pendidikan saat ini di Desa
Sabedo sudah cukup baik, yang dimaksud dengan tingkat pendidikan
56 Dokumentasi, Kantor Desa Sabedo, 23 Maret 2019.
49
ialah pendidikan yang telah diselesaikan oleh masyarakat desa. Jumlah
penduduk menurut data statistik penduduk berdasarkan pendidikan
pada tahun 2018 ialah sebagai berikut:
TABEL 3.1
Data Pendidikan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah Usia 3-6 tahun yang belum TK 59
Usia 3-6 tahun yang sedang TK/play Group 75
Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah 14
Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 591
Usia 18-56 tahun yang pernah sekolah 208 Usia 18-56 tahun pernah SD tapi tidak tamat 113 Tamat SD/sederajat 445 Jumlah usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP 179 Jumlah usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA 89 Tamat SMP /sederajat 64
Tamat SMA/sederajat 41
Tamat D-1/sederajat 14
Tamat D-2/sederajat 14
Tamat D-3/sederajat 6
Tamat S-1/sederajat 27
Tamat S-2/sederajat 27 Sumber Data: Dokumentasi Data Desa Sabedo Tahun (2018)
c. Keadaan Sosial Ekonomi
Berbicara tentang keadaan ekonomi berkaitan erat dengan sumber
mata pencaharian masyarakat dan untuk memenuhi kebutuhan hidup,
setiap orang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan sesuai dengan
keahliah yang dimilikinya. Mayoritas penduduk Desa Sabedo bermata
pencaharian sebagai petani, peternak, pegawai sipil dll.
50
TABEL 4.1
Mata Pencaharian Pokok
Jenis Pekerjaan Jumlah
Petani 604 Buruh Tani 500 Peternak 458 Nelayan 30 Montir 9 Pembantu rumah tangga 30 POLRI 10 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 2 Jasa Pengobatan Alternatif 4 Karyawan Perusahaan swasta 4 Pegawai Negeri Sipil 21 Kios 22
Sumber Data: Dokumentasi Data Desa Sabedo Tahun (2018)
2. Gambaran Umum BUMDes Sabedo
a. Sejarah BUMDes Sabedo
UPKD (Unit Pengelolaan Keuangan Desa) bukit pelaning Desa
Sabedo didirikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sumabawa
melalui proyek PEMD-IMS (Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Desa Inisiatif Masyarakat Setempat) tahun 2000-2003 dengan jumlah
dana awal yang telah diterima sebesar Rp. 126 juta dimana 59% adalah
UEP (Usaha Ekonomi Produktif) dan 41% suta (sistem usaha tani).
Sejak berakhirnya pembinaan oleh NTAADP tahun 2003, maka
lembaga ini merupakan salah satu lembaga yang masih beroperasi.
Melalui program pendekatan baru, yaitu UPKD ditranformasikan
menjadi BUMDes LKM Sabedo. Transfer kepemilikan owndeship dari
51
nasional ke desa dilakukan melalui amanah Provinsi dan Kabupaten
kepada pemerintah desa Sabedo pada bulan februari 2009.
BUMDes LKM Sabedo secara resmi berdiri berdasarkan PerDes
No 02 tahun 2009 dengan modal disetor Rp. 267,7 Juta. (anggaran
dasar tgl. 13 Februari 2009). Adapun izin operasional lembaga ini
melalui SK Bupati dengan nomor 1192. Tahun 2009. Pada tanggal 6
Februari 2010 BUMDes LKM Sabedo di Kabupaten Sumbawa untuk
pertama kalinya menyampaikan laporan pertanggung jawaban atas
kegiatan operasionalnya tahun 2009 kepada Rapat Forum Pemilik.
Adapun laba operasional yang diperoleh tahun tersebut sebesar Rp.
39,6 Juta, dan disetor kepada Pemerintah Desa melalui ketua Rapat
Forum Pemilik berupa pembagian deviden sebesar Rp. 9,9 Juta.57
b. Tujuan Pembentukan BUMDes Sabedo
Pembentukan BUMDes Sabedo guna menumbuhkembangkan
kegiatan ekonomi masyarakat desa sesuai dengan potensi-potensi yang
dimiliki desa untuk dikelola bersama oleh pemerintah desa dan
masyarakat.58
c. Visi, Misi BUMDes Sabedo
Visi BUMDes Sabedo adalah “menjadikan lembaga permodalan
yang terbuka, maju dan berdaya saing untuk kesejahteraan masyarakat”
57
Arsip BUMDes Sabedo, Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa 58 Syafruddin Dewan Pengawas BUMDes Sabedo, Wawancara, Sabedo, 10 Maret 2020
52
Misi BUMDes Sabedo adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan usaha ekonomi msayarakat melalui usaha
simpan pinjam serta usaha sector riil.
2) Menciptakan lapanga pekerjaan
3) Meningkatan kreatifitas masyarakat dalam berwirausaha
4) Menggali potensi-potensi yang dimiliki oleh desa.59
d. Modal BUMDes Sabedo
BUMDes Sabedo mendapatkan permodalan dari beberapa sumber,
diantaranya sebagai berikut:
a) Pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten
b) Pemerintah desa
c) Modal dari pihak lain (masyarakat)
Dalam mendirikan suatu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
maka pemerintah Desa Sabedo dapat mengalokasikan dana sebesar Rp.
100.000.000 yang kemudian bisa dijadikan modal untuk menjalankan
usaha yang akan dijalankannya.60
e. Struktur Kepengurusan BUMDes
Adapun struktur kepengurusan yang ada di BUMDes Sabedo
adalah sebagai berikut:61
59 Ibid., hlm. 33
60 Ibid., hlm. 34
61 Dokumentasi Struktur Kepengurusan BUMDes Sabedo
53
Bagan 2.2
Struktur Organisasi BUMDes Sabedo
do
Sumber Data: Dokumentasi Struktur organisasi BUMDes Sabedo(2019)
Pembetukan susunan kepengurusan dilakukan melalui musyawarah
desa sesuai dengan kententuan dalam peraturan menteri tentang
bagaimana tata cara dan mekanisme pengambilan keputusan
musyawarah desa.
f. Daftar Nama-Nama Nasabah BUMDes Sabedo Kecamatan Utan
Kabuaten Sumbawa NTB
Menurut Direktur BUMDes Sabedo terdapat 523 nasabah yang ada
di BUMDes Sabedo. Keberadaan BUMDes Sabedo dapat dikatakan
meningakat, karena di Desa Sabedo terdapat 823 KK kemudian yang
ikut bergabung dengan BUMDes Sabedo terdapat 523 KK.
FORUM PEMILIK (HJ. ELLY KUSMIRAN)
FORUM PEMILIK (HJ. ELLY KUSMIRAN)
BAG. KREDIT MARDIANA
BAG. KASIR NURMAWAN. AMD
DEWAN PENGAWAS (SYAFRUDDIN)
MANAJER AGUS WIDODO
BAG. ADM & PEMBUKUAN SUNDUSIAH S.Pd
STAFF KREDIT LUKMANUL HAKIM S.E
STAFF TABUNGAN MARLINAWATI AMD
54
Peningkatan jumlah nasabah menjadikan BUMDes Sabedo menjadi
salah satu BUMDes yang menjadi percontohan untuk BUMDes-
BUMDes yang berada di wilayah kecamatan utan. Selain itu, terdapat
126 KK yang berada di luar wilayah Desa Sabedo yang meminjam di
BUMDes Sabedo. Disini peneliti hanya mengambil 16 sampel dari 523
Nasabah, termasuk beberapa informan didalamnya. Berikut nama-nama
nasabah yang ikut berpartisipasi dengan BUMDes Sabedo.
TABEL 5.1 DAFTAR NAMA-NAMA NASABAH
NO NAMA NASABAH JENIS KELAMIN ALAMAT
1 Bojong Sirat L Sabedo 1
2 Hatijah P Sabedo 3
3 Rosita P Sabedo 3
4 A Rahman B L Sabedo 3
5 Sri Agustina Rebo P Sabedo 2
6 Sanusi Nurhayati L Sabedo 3
7 Mulyadi Masrianti L Sabedo3
8 Zainuddin Mirnawati L Sabedo 3
9 Saefullah Maryanti L Sabedo 3
10 Chandra Kirana L Sabedo 1
11 Wayan Suteja L Sabedo 3
12 I Ketut Yudiasa L Sabedo 3
13 Azzimuddin L Sabedo 3
55
14 Hasan Balase L Sabedo 2
15 Mantiara P Sabedo 1
16 Siti Hadijah P Sabedo 2
Sumber Data: Buku Peminjaman BUMDes Sabedo Tahun 2020
g. Adapun klasifikasi jenis usaha BUMDes Sabedo sebagai berikut:
1. BUMDes Brokering
BUMDes Brokering merupakan BUMDes yang menjadi lembaga
perantara yang menghubungkan produsen dengan konsumen sehingga
produsen tidak kesulitan menjual produk mereka kepada konsumen
atau kepasar. BUMDes yang menjual jasa pelayanan kepada warga
dan usaha-usaha masyarakat. Contohnya seperti menjual produk-
produk yang dimilik oleh masyarakat kemudian dipasarkan keluar
desa atau keluar daerah, jasa pembayaran listrik, PAM, Telp dan lain
sebagainya.
BUMDes Sabedo telah menjalankan unit usaha Brokering yaitu
unit usaha kerajinan tangan. Dalam usaha kerajinan tangan ini
BUMDes Sabedo mengambil dari produsen yang kemudian BUMDes
Sabedo membuat stiker dan kemudian bisa dipasarkan keluar desa
bahkan keluar daerah. Seperti apa yang telah disampaikan oleh Ibu
Sundusiah selaku Bendahara BUMDes Sabedo. Beliau menyatakan
bahwa:
“Minimnya jiwa seni yang dimiliki masyarakat Sabedo, sehingga tidak ada ketertarikan mereka dalam membeli miniatur gentong. BUMDes Sabedo hadir dalam memasarkan produk-produk yang dimiliki oleh masyarakat untuk
56
dipasarkan di luar daerah. Karena diluaran sana masih banyak masyarakat yang memiliki jiwa seni yang tinggi. Adapun hasil dari penjualan kerajinan tangan ini bisa mencapai Rp. 500.000 – 1.000.000 sudah termasuk laba bersih untuk BUMDes.”62
Dari penjelasan di atas, kehadiran BUMDes Sabedo sebagai
perantara dapat menghubungkan produsen dengan konsumen,
sehingga memudahkan masyarakat dalam memasarkan produk-
produknya kepada konsumen dan masyarakat dapat mengembangkan
kreatifitas-kreatifitas yang dimilikinya.
2. BUMDes Trading
BUMDes Trading merupakan BUMDes yang menjalankan usaha
dengan berdagang kebutuhan pokok dan sarana produksi pertanian.
Unit usaha ini mulai tumbuh dibanyak desa. Ini adalah bisnis
sederhana, berskala lokal dan berlingkup internal desa.
Di BUMDes Sabedo belum terdapat unit usaha seperti ini dan
belum direncanakan atau diprogramkan oleh pemerintah/pengurus
BUMDes. Dari hasil wawancara peneliti dengan pengurus BUMDes
yaitu Bapak Agus Widodo, beliau menyatakan bahwa:
“Bumdes Tranding belum kami terapkan di BUMDes Sabedo, karena kami rasa penyedian kebutuhan pokok maupun sarana produksi pertanian sudah banyak dijual di toko-toko. Selain itu, mayoritas masyarkat di Desa Sabedo bermata pencaharian sebagai petani jadi mereka pun antusias untuk membuka usaha tersebut sehingga kami dari pihak BUMDes Sabedo tidak perlu membuka usaha di bidang ini lebih baik kami membuka usaha yang belum ada di desa ini.”63
62 Sundusiah, Staff BUMDes Sabedo, Wawancara, 30 Maret 2020 63
Ibid., hlm 36
57
Dari penjelasan beliau, dapat diketahui bahwa pada BUMDes
Sabedo tidak menjalankan Usaha Trading dikarenakan sudah terlalu
banyak toko-toko yang telah menyediakan kebutuhan pokok maupun
sarana produksi pertanian sehingga pengurus BUMDes Sabedo lebih
memprioritaskan unit usaha yang paling dibutuhkan oleh masyarakat
desa.
3. BUMDes Serving
BUMDes Serving mulai tumbuh secara inkremental dibanyak
desa. Keterbatasan air bersih dan ketidakmampuan sebagian besar
warga mengakses air bersih, mendorong banyak desa mengelola dan
melayani air bersih dengan wadah BUMDes atau PAMDes. Karena
itu pengelolaan air bersih oleh BUMDes merupakan cara baru, sebuah
bentuk perubahan pengelolaan dari masyarakat yang anonim kepada
desa. Kehadiran BUMDes itu melahirkan otoritas dan tata kelola air
bersih yang digerakkan oleh desa. Di desa Sabedo jenis usaha
BUMDes model Serving belum diterapkan, dan belum termasuk
dalam program atau perencanaan BUMDes, dari hasil wawancara
peneliti dengan pengurus yaitu Bapak Lukmanul Hakim, beliau
menjelaskan bahwa:
“BUMDes Serving belum kami terapkan di BUMDes Sabedo, karena kami merasa ketersediaan air bersih di desa kami ini terbilang cukup, jadi kami lebih memfokuskan kepada unit-unit yang paling dibutuhkan oleh masyarakat”.64
64
Lukmanul Hakim, Staff BUMDes Sabedo, Wawancara. 18 Maret 2020
58
Dari hasil penjelasan beliau, dapat diketahui bahwa BUMDes
Sabedo belum menerapkan unit usaha model Serving karena dirasa
ketersediaan air bersih masih terbilang cukup sehingga pengurus
BUMDes Sabedo lebih memfokuskan kepada pengembangan unit
usaha yang sudah ada atau unit usaha yang paling dibutuhkan oleh
masyarakat.
4. BUMDes Renting
BUMDes yang menjalankan bisnis penyewaan untuk melayani
kebutuhan masyarakat setempat dan sekaligus untuk memperoleh
pendapatan desa. Contoh jenis usaha Renting yaitu: penyewaan
traktor, pekakas pesta, gedung pertemuan, rumah, toko, tanah maupun
penyewaan mollen. Di Desa Sabedo jenis usaha BUMDes model
Renting sudah diterapkan, adapun jenis penyewaan yang dikelola
BUMDes Sabedo ialah penyewaan peralatan tani diantara: 1 traktor, 2
mesing penggiling padi dan 3 kettek (mesin tanam janggung). Untuk
penyewaan 1 unit traktor sebesar Rp 1.200.000 dengan luas tanah 1
hektar, untuk penyewaan 1 unit mesin padi sebesar Rp 6.000 per
karungnya, kemudian untuk penyewaan mesin kettek (mesin tanam
jagung) sebesar Rp 35.000 perkilo jagung. Sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh salah satu petugas BUMDes yaitu bapak Lukmanul
Hakim, beliau menjelaskan bahwa:
“BUMDes Renting sudah kami terapkan di BUMDes Sabedo, karena kami rasa masyarakat di sini banyak yang membutuhkan peralatan pertanian. Seperti traktor, mesin penggiling padi, kettek (mesin tanam jagung). Pada usaha
59
Renting ini paling sukses dibandingkan dengan unit-unit usaha lain.”65
Dari hasil penjelasan beliau, dapat diketahui bahwa BUMDes
Sabedo sudah menerapkan unit usaha model Renting karena
kebanyakan dari masyarakat bermata pencahrian sebagai pertanian.
sehingga dengan adanya unit usaha ini dapat membantu masyarakat
dan dapat menambah pemasukan keuangan BUMDes untuk
menopang kegiatan usaha-usaha lainnya.
5. BUMDes Banking
BUMDes Banking adalah BUMDes yang menjalan bisnis uang,
yang memenuhi keuangan masyarakat desa dengan bunga yang lebih
rendah daripada bunga uang yang didapatkan masyarakat desa
daripada rentenir desa atau bank-bank konvensional. Contoh jenis
usaha Banking yaitu Bank desa atau lembaga pengkreditan desa atau
lembaga ekonomi mikro desa, unit usaha dana bergulir maupun
peminjman modal. Di dalam BUMDes Sabedo unit usaha Banking
sudah ada, yaitu dalam peminjaman modal kepada masyarakat.
Dengan tujuan agar masyarakat lebih mudah mengembangkan
usahanya. Dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak Agus Widodo
selaku kepala unit di bidang simpan pinjam beliau mengatakan bahwa
unit usaha simpan pinjam berjalan selama 6 tahun seperti
penjelasannya sebagai berikut:
65 Ibid., hlm. 40
60
“Unit usaha untuk peminjaman modal yang ada di BUMes Sabedo sudah berjalan selam 6 tahun. Dan alhamdulillah BUMes Sabedo mendapatkan anggaran yang cukup, sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.”66
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa unit usaha untuk
peminjaman modal sudah berjalan walaupun belum begitu sifnifikan,
karena masih banyak nasabah-nasabah yang belum membayar hutang-
hutannya. Bapak Lukmanul Hakim juga menuturkan bahwa terdapat 9
nasabah yang telah meminjam modal di BUMDes Sabedo. Peminjaman
modal hanya diperuntukan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan
usahanya, seperti penjelasannya sebagai berikut:
“BUMDes Sabedo telah memberikan peminjaman modal kepada nasabah sebanyak 9 orang, dengan syarat masyarakat yang hendak meminjam harus memiliki usaha dan harus memenuhi beberapa syarat-syarat yang telah ditentukan oleh BUMDes.”67
Penyampain dari Bapak Lukmanul Hakim menurut beliau bagi
masyarakat yang ingin meminjam modal di BUMDes Sabedo harus
memiliki usaha dan juga jaminan seperti BPKB Motor maupun surat tanah
yang harus diserahkan kepada BUMDes Sabedo selama melakukan
peminjaman. Setiap peminjaman dikenakan bunga sebanyak 2% dengan
tempoh maksimal 6 bulan. pengenaan 2% diberikan oleh nasabah pada
saat awal peminjaman modal, sehingga pada saat pengembalian modal
yang dipinjamkan utuh. Selain itu, Ibu Mardiana juga menjelaskan bahwa
66Mardiana, Ka. Unit Simpan Pinjam BUMDes Sabedo, Wawancara, 18 Maret 2020. 67Lukmanul Hakim, Ka. Unit Simpan Pinjam BUMDes Sabedo, Wawancara, 18
Maret 2020.
61
peminjaman modal yang diberikan kepada nasabah maksimal Rp.
2.000.000.
Dari berbagai macam penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan
bahwa, unit usaha yang telah diprogramkan oleh BUMDes Sabedo sudah
cukup lengkap yaitu BUMDes Banking Renting dan Brokering. Namun
BUMDes Sabedo akan berupaya untuk mengadakan BUMDes Serving
agar mempermudah masyarakat dalam mendapatkan air kemasan. Unit
usaha paling banyak pemasukan untuk BUMDes adalah unit usaha
Renting, karena unit usaha ini banyak diminati oleh masyarakat.
h. Unit Kegiatan usaha BUMDes Sabedo
BUMDes Sabedo dibentuk oleh Pemerintah Desa sebagai wadah
dan penggerak perekokonomian desa. Adapun unit usaha yang ada di
BUMDes Sabedo yaitu sebagai berikut:68
a) Unit Simpan Pinjam
Salah satu unit usaha yang ada di BUMDes Sabedo adalah unit
simpan pinjam. Pada unit usaha ini BUMDes memberikan
pinjaman modal kepada masyarakat untuk mengembangkan
usahanya. Adapun cara dalam mengelola dana pinjaman dan
mengembangkan usaha untuk masyarakat yang dilakukan oleh
BUMDes adalah semua dana desa yang telah terkumpul melalui
unit-unit usaha yang telah dibuka oleh BUMDes sendri. BUMDes
akan memberikan pinjaman kepada masyarakat sesuai dengan
68 Agus Widodo, Direktur Bumdes Sabedo, Wawancara, Sabedo, 15 Maret 2020
62
bentuk usaha yang dimilikinya. Setiap peminjaman dikenakan 2 %
dalam jangka waktu 6 bulan, pengenaan 2% dilakukan pada saat
awal peminjaman. Adapun konsekuensi BUMDes Sabedo apabila
belum melunasi pinjaman maka tidak diperkenankan untuk
meminjam lagi dan pegawai BUMDes akan melaporkan kepada
kepala lingkungan agar peminjam tersebut tidak diizinkan untuk
berpindah tempat tinggal. Kemudian BUMDes Sabedo
menyediakan beberapa jenis tabungan diantaranya tabungan
pendidikan (TUPENDI), tabungan masyarakat sabedo (TUASSA),
simpanan hari raya (SIHARA), simpanan berjangka (SIJAKA).
Bagi masyarakat yang ingin menabung sebagai investasi jangka
pendek atau jangka panjang, dapat menabung di BUMDes Sabedo.
Berikut nama-nama nasabah yang ikut menabung dengan
BUMDes Sabedo yaitu sebagai berikut:
Tabel. 6.1
Tabel tabungan mayarakat BUMDes Sabedo Periode 30 April 2020
No Nama Nasabah Saldo Bulan Maret Saldo Bulan April
1. Abbas Sardi Supiawati 154.000 67.390
2. Citra 49.395 49.395
3 I Made Arsana 64.500 64.500
4 Nyoman Marte 26.100 26.100
5 Nurhayati Iyek 22.875 22.875
6 Nurisah Tabak 12.308 12.308
63
7 Riana 38.500 38.500
8 Ruslin 75.000 75.000
9 Sudarti 201.081 206.479
10 Zulkifli HS 22.000 22.000
11 Nurhasanah Singgah 25.476 25.476
Masuk : 133.164.963 Keluar: 100.354.000
Sumber Data: Buku Peminjaman BUMDes Sabedo Tahun 2020
b) Sistem Usaha Tani (SUTA),
Unit usaha pertanian yang dijalankan oleh BUMDes dalam
bidang peminjaman. Dimana pemerintah memberikan pinjaman
kepada masyarakat khususnya kepada pada petani untuk
mempermudah petani dalam mengelola pertaniannya, pinjaman
yang diberikan untuk meningkatkan usaha pertanian. Setiap
peminjaman dikenakan 2% dalam jangka 6 bulan pengenaan 2%
dilakukan pada saat akhir peminjaman. Selain itu, BUMDes
Sabedo menyediakan penyewaan peralatan pertanian diantaranya
yaitu sebagai berikut: 1 unit traktor, 2 unit penggilingan padi, dan
2 unit kettek (mesin tanam jagung). Berikut nama-nama nasabah
yang ikut berprtisipasi dalam unit usaha SUTA yaitu sebagai
berikut:
64
Tabel 7.1 Nasabah Peminjaman Modal Usaha SUTA
No
Nama nasabah
Jenis
kelamin
Perjaanjian kredit
(Jangka Waktu)
Jumlah pinjaman
Pokok
Bunga
Total
1 Sriana Jaka P 4 Rp. 2.000.000 Rp. 160.000 Rp. 2.160.000
2 Siti Mariam P 4 Rp. 2.000.000 Rp. 160.000 Rp. 2.160.000
3 Muh. Sabuk L 4 Rp. 2.000.000 Rp. 160.000 Rp. 2.160.000
4 Hermansyah Kamar
L 4 Rp. 2.000.000 Rp. 160.000 Rp. 2.160.000
5 Siti Hadijah Panua
P 4 Rp. 1.500.000 Rp. 120.000 Rp. 1.620.000
6 M. Saleh Lebo L 4 Rp. 500.000 Rp. 40.000 Rp. 540.000
7 Edi Herianto L 4 Rp. 1.500.000 Rp. 120.000 Rp. 1.620.000
8 Ismail Sarapiah L 4 Rp. 2.000.000 Rp. 160.000 Rp. 2.160.000
9 Syarafuddin Muhan
L 4 Rp. 1.000.000 Rp. 80.000 Rp. 1.080.000
10 Abdullah H SALEH
L 4 Rp. 2.000.000 Rp. 160.000 Rp. 2.160.000
11 Sahariah Ibrahim
L 4 Rp. 2.000.000 Rp. 160.000 Rp. 2.160.000
12 Abdul Hamid L 4 Rp. 2.000.000 Rp. 160.000 Rp. 2.160.000
Sumber Data: Buku Peminjaman BUMDes Sabedo Tahun 2020
65
c) Sistem Usaha Ekonomi Produktif (UEP)
Yaitu pinjaman yang diberikan kepada usaha sektor produktif
yaitu masyarakat yang berusaha dibidang peternakan,
penggemukan sapi, dagang/bakulan dan industri. Unit usaha
peternakan yang berasal dari pemerintah desa kemudian disalurkan
kepada BUMDes sabedo, yang kemudian BUMDes Sabedo
menyalurkan kepada masyarakat-masyarakat yang kurang mampu.
sapi-sapi tersebut diberikan kepada masyarakat untuk kemudian
dikelola. Adapun mekanisme dalam penggemukan sapi ialah
pemberian pemeliharaan sapi kepada masyarakat (per KK)
sebanyak 6 ekor sapi dengan sistem bagi hasil. Unit usaha ini
sudah berjalan selama 4 bulan dan merupakan salah satu unit usaha
BUMDes yang baru dibuat. Berikut nama-nama nasabah yang ikut
berprtisipasi dalam unit usaha UEP yaitu sebagai berikut:
Tabel 8.1 Nasabah Peminjaman Modal Usaha UEP
No Nama nasabah Jenis kelamin
Perjaanjian kredit
(Jangka Waktu)
Jumlah pinjaman
Pokok Bunga Total
1 Bojong Sirat L 36 Rp. 16.550.000 Rp. 11.916.000 Rp. 28.466.000
2 Hatijah P 24 Rp. 5.500.000 Rp. 2.640.000 Rp. 8.140.000
3 Rosita P 20 Rp. 5.000.000 Rp. 2.000.000 Rp. 7.000.000
4 A Rahman B L 24 Rp. 5.000.000 Rp. 2.400.000 Rp. 7.400.000
66
5 Sri Agustina Rebo P 20 Rp. 2.500.000 Rp. 1.000.000 Rp. 3.500.000
6 Sanusi Nurhayati L 10 Rp. 1.000.000 Rp. 200.000 Rp. 1.200.000
7 Mulyadi Masrianti L 12 Rp. 4.000.000 Rp. 960.000 Rp. 4.960.000
8 Zainuddin
Mirnawati
L 15 Rp. 2.500.000 Rp. 750.000 Rp. 3.250.000
9 Saefullah
Maryanti
L 12 Rp. 15.000.000 Rp. 3.600.000 Rp. 18.600.000
10 Chandra Kirana L 10 Rp. 1.000.000 Rp. 200.000 Rp. 1.200.000
11 Wayan Suteja L 24 Rp. 3.000.000 Rp. 720.000 Rp. 3.720.000
12 I Ketut Yudiasa L 10 Rp. 2.000.000 Rp. 400.000 Rp. 2.400.000
13 Azzimuddin L 24 Rp. 8.000.000 Rp. 3.840.000 Rp. 11.840.000
14 Hasan Balase L 12 Rp. 2.000.000 Rp. 400.000 Rp. 2.400.000
15 Mantiara P 10 Rp. 2.000.000 Rp. 400.000 Rp. 2.400.000
16 Siti Hadijah P 10 Rp. 2.000.000 Rp. 400.000 Rp. 2.400.000
Sumber Data: Buku Peminjaman BUMDes Sabedo Tahun 2020
67
B. Pola Pengelolaan BUMDes Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Desa
Sabedo
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah proses penentuan serangkaian tindakan untuk
mencapai suatu hasil. Perencanaan dalam sebuah organisasi sangat di
butuhkan karena dengan adanya perencanaan maka sebuah organisasi
bisa berjalan dengan baik. Berjalannya BUMDesa Sabedo Kecamatan
Utan Kabupaten Sumbawa, tentunya memiliki Strategi perencanaan yang
baik sehingga bisa memiliki berbagai unit usaha yang sudah
berkembang. Sebuah organisasi tentu memerlukan tujuan, dan untuk
mencapai tujuan tersebut, tentunya harus menggunakan strategi. Strategi
yang dimaksud ialah tujuan jangka panjang yang ingin dicapai oleh
BUMDesa. Strategi yang dapat berupa tindakan yang ingin diputuskan
oleh Direktur dengan menggunakan banyak sumber daya atau
masyarakat desa.
Bapak Agus Widodo selaku Direktur BUMDesa mengungkapkan
bahwa:
“Dalam perencanaan kegiatan dan pendirian unit usaha yang akan dijalankan BUMDesa, strateginya adalah yang pertama, rencana merupakan usulan dari masyarakat desa, dan anggota BUMDesa, dan yang kedua, rencana harus melewati musyawarah anggota dan musyawarah desa, sehingga rencana tersebut bisa dilaksanakan jika di setujui bersama”69
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dalam perencanaan kegiatan
maupun unit usaha yang akan dibentuk di BUMDes Sabedo
69 Agus Widodo, Direktur Bumdes Sabedo, Wawancara, Sabedo, 15 Maret 2020
68
menggunakan strategi. Strategi yang pertama adalah transparansi atau
terbuka, yang artinya anggota BUMDes menerima saran atau usulan ide-
ide dari masyarakat desa tentang kegiatan-kegitan maupun unit usaha
apa yang baik untuk BUMDes, berdasarkan potensi desa dan kebutuhan
masyarakat desa. Strategi yang kedua adalah melalui musyawarah, dan
rencana-rencana tersebut harus melewati dua tahapan musyawarah
sampai menemukan hasil mufakat, yang pertama musyawarah anggota,
dan yang kedua, musyawarah desa. Sehingga perencanaan tidak hanya
dilakukan dalam lingkup anggota BUMDesa. Dengan begitu apapun
perencanaan kegiatan adalah berdasarkan hasil mufakat musyawarah dari
anggota, musyawarah desa, dan pengawasan oleh BPD.
Ibu Marlinawati selaku Staff tabungan BUMDesa mengungkapkan
bahwa:
“Perencanaan biasanya melalui usulan masyarakat, dalam hal ini yaitu musyawarah, misalkan salah satunya usaha simpan pinjam, mendirikan usaha simpan pinjam bukan karena hanya salah satu kesepakatan anggota, tetapi berdasarkan musyawarah semua anggota dan muyawarah desa.”70
Kemudian peneliti mengajukan pertanyaan yang sama ke Staff
Tabungan BUMDes untuk membenarkan pernyataan dari Direktur
BUMDes, bahwa perencanaan yang dilakukan adalah berdasarkan
musyawarah, dan hasil mufakat bersama. akan tetapi, tidak semua
rencana berawal dari masyarakat desa, tetapi berdasarkan pemikiran
70 Marliani, Staff Tabungan BUMDes Sabedo, Wawancara, Sabedo, 15 Maret 2020
69
anggota BUMDes itu sendiri, karena anggota BUMDes itulah yang
bertanggung jawab penuh untuk kegiatan-kegiatan ataupun unit usaha
yang akan didirikan. Namun tetap rencana-rencana yang disusun oleh
anggota tetap di musyawarahkan melalui musyawarah desa, karena
rencana-rencana yang direncanakan tidak bisa dijalankan hanya dengan
hasil mufakat sepihak atau hanya persetujuan anggota BUMDes saja.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah proses menghubungkan orang-orang yang
terlibat dalam organisasi tertentu dan menyatupadukan tugas dan
fungsinya dalam organisasi. Dalam proses pengorganisasian dilakukan
pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara terperinci
berdasarkan bagian dan bidangnya masing-masing untuk mencapai
tujuan yang telah di sepakati bersama.
Bapak Agus widodo selaku Direktur BUMDes mengungkapkan
bahwa:
“Dalam pengorganisasian di BUMDes Sabedo ini terdiri dari pengurus inti yaitu ketua, sekretaris, dan bendahara. Dan di bawah pengurus inti yaitu bagian kasir, ada pengurus unit usaha simpan pinjam, unit perdagangan, bagian administrasi dan pembukuan, dan staff tabungan sehingga jumlah pengurus adalah 8 anggota. Strategi yang kami lakukan adalah menempatkan anggota pengurus pada bidang dan ahlinya, sehingga anggota paham akan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.71
BUMDes Sabedo sudah memiliki struktur pengoganisasian yang
sudah di bentuk, masing-masing anggota memiliki tugas, wewenang, dan
71Agus Widodo, Direktur Bumdes Sabedo, Wawancara, Sabedo, 15 Maret 2020
70
fungsinya berdasarkan bidangnya masing-masing, dan meskipun sudah
terbentuk masing-masing anggota setiap unitnya, semua anggota tetap
bekerja sama saling membantu. Pengorganisasian bertujuan untuk
membentuk unit-unit kerja yang terorganisir untuk mencapai tujuan
usaha. Dengan pengorganisasian maka akan memperjelas deskripsi kerja,
pengukuran kerja dan pencapaian kerja. Tanpa pengorganisasian suatu
organisasi sulit berjalan dan dipertanggungjawabkan, Karena jika ada
masalah tidak tahu siapa yang bertanggung jawab, dan jika tidak
terselesaikan akan saling menyalahkan diantara satu dengan yang lain.
Bapak Lukmanul Hakim selaku staff kredit BUMDes mengungkapkan bahwa : “Anggota bekerja dengan ikhlas bersifat swadaya, sepenuh hati untuk mengembangkan BUMDesa, dan tidak digaji setiap bulannya, direktur membuat kebijakan untuk mengeluarkan uang THR pada saat hari-hari besar, seperti pada saat hari lebaran kepada anggota pengurus.”72
Sejak awal anggota pengurus BUMDes Sabedo adalah 8 anggota.
Anggota bekerja sama dengan baik, kompak, dan terbuka mengenai
BUMDes. Anggota pengurus BUMDes tersebut adalah yang sudah
berjuang dari nol untuk mengaktifkan kembali BUMDes Sabedo agar
bisa berjalan dan mengembangkan berbagai unit usaha, sehingga
manfaat BUMDes dapat dirasakan oleh masyarakat Desa. Dalam 2 tahun
ini, mereka tidak digaji setiap bulannya, para anggota tersebut bersifat
swadaya, artinya anggota secara sukarela memberikan pelayanan kepada
72Lukmanul Hakim, Staff Kredit BUMDes, Wawancara, Sabedo, 15 Maret 2020
71
masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memproleh keuntungan dari
kegiatannya.
3. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota
kelompok agar berkehendak dan berusaha dengan ikhlas serta serasi
dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian. Kegiatan yang
dilakukan oleh pimpinan untuk menggerakkan anggota yang telah
diberikan tugas untuk menjalankan tugasnya. Dalam hal menggerakkan
anggota, maka yang bertanggung jawab penuh adalah Direktur atau
pimpinan. Seorang pemimpin harus bisa mengatur strategi bagaiamana
anggotanya bisa bergerak aktif dalam menjalankan tugasnya.
Bapak Agus widodo selaku Direktur BUMDesa mengungkapkan
bahwa:
“Strategi yang saya lakukan untuk menggerakkan anggota adalah yang pertama, mengadakan rapat setiap bulan, yang kedua adalah membuat arisan perbulan, sehingga kita akan sering kumpul dengan semua anggota, dan yang ketiga, adalah komunikasi yang baik dan memberikan motivasi kepada anggota.73
Penggerakan dalam BUMDes Sabedo yang bertanggung jawab
penuh adalah seorang direktur yang membuat strategi bagaimana
anggotanya bisa bergerak dan aktif dalam organisasi, dalam strategi yang
digunakan adalah strategi melakukan pertemuan satu bulan sekali untuk
rapat dan acara arisan anggota, dan strategi motivasi dengan komunikasi
73 Agus Widodo, Direktur Bumdes Sabedo, Wawancara, Sabedo, 15 Maret 2020
72
yang mengikat para anggota untuk bersedia mengerti dan
menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien untuk mencapai
tujuan. Mempengaruhi dengan memberikan motivasi kepada anggota,
dengan komunikasi yang mendorong, komunikasi yang bertanggung
jawab, komunikasi yang membujuk atau mengajak, komunikasi yang
mencari jalan keluar bukan mencari kesalahan, komunikasi yang tidak
meledak-ledak penuh amarah dan emosi, komunikasi berdasar fakta dan
data bukan bohong atau manipulasi, dan komunikasi yang berulang-
ulang.
4. Pengawasan (controlling)
Pengawasan merupakan suatu kegiatan manajer yang mengusahakan
agar pekerjaan sesuai dengan rencana yang di tetapkan dan mencapai
hasil yang dikehendaki. Pengawasan merupakan tindakan terakhir yang
dilakukan para manajer pada suatu organisasi. Pengawasan (controlling)
merupakan proses pengamatan atau pemantauan terhadap pelaksanaan
kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang
sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.
Bapak Agus Widodo selaku Direktur BUMDes mengungkapkan
bahwa:
“Untuk pengawasan terhadap berjalannya setiap unit, saya menggunakan dua cara, yaitu pengawasan langsung dan tidak langsung. Artinya secara tidak langsung, kepala unit membuat
73
laporan berjalannya unit usaha, satu kali dalam sebulan dalam kegiatan rapat.74
Pengawasan dalam BUMDes Sabedo yang pertama strategi yang
digunakan adalah kepala unit membuat laporan berjalannya unit usaha
dan kondisi unit usaha, dan dilaporkan pada saat peretemuan rapat satu
kali dalam sebulan. Kepala dan anggota setiap unit melaporkan
bagaimana keadaan dan berjalannya unit yang dikelola, apakah berjalan
dengan baik atau tidak, sehingga anggota unit lain juga bisa
mendengarkan dan tahu keadaan semua unit. Dan jika ada permasalahan
dapat mencari jalan dan solusinya secara bersama. kemudian selain
membuat laporan, pengawasan dilakukan seperti yang diungkapkan
direktur BUMDes.
Lebih lanjut beliau menambahkan lagi bahwa:
Kemudian untuk pengawasan unit secara langsung, misalkan untuk unit sewa peralatan sawah, saya datang kelokasi persawahan dimana peralatan sawah itu di sewa, sehingga saya tau berapa hari dan dimana peralatan sawah itu di pakai.75
Selain pengawasan tidak langsung, direktur juga menggunakan
pengawasan secara langsung, artinya direktur langsung datang
kelapangan untuk memastikan bahwa laporan yang dibuat dan di
laporkan kepala unit benar adanya. Pengawasan pada dasarnya diarahkan
sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan
atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. Dalam pengawasan
tercipta suatu aktivitas yang berkaitan dengan penentuan dan evaluasi
74 Agus Widodo, Direktur Bumdes Sabedo, Wawancara, Sabedo, 15 Maret 2020 75Agus Widodo, Direktur Bumdes Sabedo, Wawancara, Sabedo, 15 Maret 2020
74
mengenai sejauh mana pelaksanaan kerja anggota sudah dilakukan.
Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauh mana kebijakan pimpinan
dijalankan dan sampai sejauh mana penyimpangan yang terjadi dalam
pelaksanaan tersebut.
C. Peran BUMDes Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
Badan usaha milik desa (BUMDes) adalah suatu lembaga keuangan yang
mana tujuan utamanya adalah untuk memberikan pinjaman kredit kepada
masyarakat yang membutuhkan untuk menjalankan suatu usahanya, selain itu
BUMDes juga bisa mendirikan usaha-usaha untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat. Dengan terbentuknya BUMDes Sabedo diharapkan dapat
memberikan kontribusi kepada masyarakat dan dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat.
Tabel 9.1
Pendapatan Nasabah Sebelum Dan Setelah Meminjam Di Bumdes Sabedo
No Nama Nasabah Unit
Usaha
Pendapatan Sebelum
Meminjam Di Bumdes
Sabedo
Pendapatan Setelah
Meminjam Di Bumdes
Sabedo
1 Mantiara UEP Rp. 1.200.000 Rp. 3.000.000
2 Hasan balase UEP Rp. 1.000.000 Rp. 2.500.000
3 Hatijah UEP Rp. 2.300.000 Rp. 5.000.000
4 Wayan Suteja SUTA Rp. 800.000 Rp. 1.700.000
5 Sriana jaka SUTA Rp. 2.000..000 Rp. 3.000.000
75
6 Sanusi Nurhayati UEP Rp. 2.000.000 Rp. 3.500.000
7 Mulyadi Masrianti UEP Rp. 2.000.000 Rp. 4.000.000
8 Zainuddin Mirnawati UEP Rp. 1.500.000 Rp. 3.000.000
9 Saefullah Maryanti UEP Rp. 5.000.000 Rp. 8.000.000
10 Bojong Sirat UEP Rp. 7.000.000 Rp. 15.000.000
Sumber Data: Primer (wawancara)Tahun 2020
Adapun bentuk peran BUMDes dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Membangun dan mengelolah potensi-potensi desa serta kemampuan
ekonomi masyarakat desa, dalam upaya meningkatkan pendapatan
masyarakat.
Salah satu potensi yang dimiliki oleh Desa Sabedo adalah Wisata
Ratu Lebah Trigona. Pembentukan wisata oleh BUMDes Sabedo dengan
tutujan dapat meningkat pendapatan desa. Namun terdapat beberapa
kendala yang mengakibatkan tidak berjalannya wisata tersebut,
diantaranya yaitu Sumber Daya Alam (SDM), kurangnya keterampilan dll.
Seperti yang telah disampaikan oleh salah satu pengelola Wisata Ratu
Lebah Trigona sebagai berikut:
“Wisata Ratu Lebah Trigona ini sudah berjalan selama 4 tahun, 2 tahun belakangan ini Wisata Ratu Lebah Trigona tidak berjalan dengan baik, yang disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: kurangnya SDM, kurangnya keterampilan, iklim, dan hama. adapun pinjaman yang kami ajukan di BUMDes Sabedo berjumlah Rp. 8.000.000 dengan bunga 2%, BUMDes Sabedo memberikan keringan kepada Wisata Ratu Lebah Trigona dengan membayar bunga perbulan dan pembayaran pokok diakhir dikarenakan
76
pendapatan dari Wisata Ratu Lebah Trigona belum maksimal.76 Seperti yang telah disampaikan oleh informan di atas, BUMDes
Sabedo belum memaksimalkan potensi-potensi (Wisata Ratu Lebah
Trigona) yang ada di Desa Sabedo yang disebabkan kurangnya SDM,
keterampilan, iklim, dan hama.
2. Berperan aktif dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Masyarakat Desa Sabedo dalam memenuhi kebutuhan konsumsi
tidak selalu sama. Bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah tentu
mereka memilki tingkat pola konsumsi yang terbatas dikarenakan
pendapatannya harus terbagi-bagi dengan pengeluaran untuk pangan,
sedangkan untuk yang berpengasilan sedang tidak semua masyarakat
memiliki tingkat pola kunsumsi tinggi ada pula yang rendah. Sedangkan
pengeluaran untuk pendidkan dan kesehatan juga disesuaikan dengan
kemampuan pendapatan masing-masaing masyarakat. Disinilah peran
BUMDes Sabedo sangat membantu masyarakat, dimana masyrakat
khusunya kaum wanita bisa menambah penghasilan mereka untuk
memenuhi kebutahan sehari-hari, dengan adanya pelatihan pembuatan
kerajinan tangan berupa kerajinan menjahit yang diadakan BUMDes
Sabedo. Seperti keterangan salah seorang masyarakat desa sebagai
berikut:
“Dengan adanya pembuatan kerajinan tangan yang diadakan oleh BUMDes Desa Sabedo Alhamdulillah saya memiliki pekerjaan sampingan selain jadi petani untuk dapat menambah penghasilan sehingga bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pinjaman yang kami
76
Azzimuddin, Wawancara, Sabedo, 10 Maret 2020
77
ajukan di BUMDes Sabedo sebesar Rp 2.000.000 dengan bunga 2% dengan tempo waktu 10 bulan, angsuran perbulan Rp 240.000 perbulan. Pendapatan yang kami dapatkan setelah meminjam modal di BUMDes Sabedo sekitar 2-3 juta lah mbak, tergantung pemesanan mbakk.”77
Tidak hanya terbantu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, di
BUMDes Sabedo juga mengadakan penyuluhan mengatasi hama padi
untuk meningkatkan hasil panen padi sehinga dapat meningkatkan hasil
panen para petani. Dari hasil wawancara peneliti dengan masyrakat
terihat bahwa BUMDes Desa Sabedo ini sangat berperan terhadap
masyarakat khususnya kelompok tani untuk bisa menigkatkan hasil panen
mereka setiap tahunnya, dengan unit usaha sektor riil ini juga masyarakat
bisa punya keterampilan sehngga bisa menambah penghasilan mereka
untuk memenuhi kebuthan hidup sehari-hari.
3. Memperkokoh perekonomian masyarakat sebagai dasar kekuatan
dan ketahanan perekonomian nasional dengan BUMDes sebagai
pondasinya.
BUMDes hadir untuk memperkuat perkonomian masyarakat, agar
masyarakat tidak hanya mengandal hasil penjualannya. Akan tetapi
masyarakat dapat mengembangkan usahanya dengan peminjaman modal
dari BUMDes. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Hasan Balase sebagai
berikut:
“Alhamdulillah saya memiliki usaha kecil-kecilan yaitu usaha cilok, meskipun keuntungan hanya untuk mencukupi kebutuhan saya sehari-hri saja, tapi saya tetap mensyukurinya. Namun
77Mantiara, Wawancara, Sabedo, 10 Maret 2020
78
semenjak adanya BUMDes saya dapat mengembangkan usaha saya dengan menitip cilok-cilok saya di sekolah-sekolah. Saya mengajukan pinjam di BUMDes Sabedo sebesar Rp 2.000.000 dengan bunga 2% dengan jangka waktu 6 bulan, angsuran perbulan Rp 240.000. berbicara pendapatan yang saya dapatkan dari pinjaman BUMDes kurang lebih 2-3 juta”.78 Dengan adanya peminjaman modal, mempermudah masyarakat
dalam mengembangkan usaha-usahanya.sehingga terdapat peningkatan
hasil penjualan.
4. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
masyarakat desa.
Peran BUMDes dapat dirasakan oleh masyarakat, Keberadaan
BUMDes Sabedo sangat membantu masyarakat. Seperti yang dituturkan
oleh salah satu masyarakat sabedo:
“Bagi saya kehadiran BUMDes Sabedo sangat membantu khususnya dalam peminjaman modal dari salah satu unit simpan pinjam milik BUMDes Sabedo, dulu sebelum ada BUMDes Sabedo saya meminjam di Bank dengan bunga yang cukup besar dan persyaratan yang lumayan rumit, namun di BUMDes Sabedo untuk peminjaman dana dikenakan bunga 2% saja yang relatif rendah. Dan alhamdulillah saya pribadi berterima kasih kepada BUMDes yang telah hadir di tengah-tengah masyarakat. Pendapatan yang saya dapatkan dari peminjaman di BUMDes Sabedo sekitar 2-3 juta mbak”79
Adapun pernyataan dari Ibu Siti Hadijah yang kebetulan duduk
disamping Ibu Hatijah sebagai berikut:
“Saya akui keberadaan BUMDes Sabedo sangat membantu saya, sebelum saya mengenal BUMDes Sabedo dalam memenuhi kebutuhan hidup saya, saya pergi merantau ke luar negeri untuk mencukupi kebutuhan saya dan keluarga. Karena saya hanya lulusan SMP sehingga mengharuskan saya bekerja keluar negeri.
78Hasan Balase, Wawancara, Sabedo, 11 Maret 2020 79 Hatijah, Wawancara, Sabedo, 11 Maret 2020.
79
Ketika salah satu petugas BUMDes Sabedo memperkenalkan unit usaha yang ada di BUMDes Sabedo kepada saya, dan alhamdulillah saya tertarik dengan peminjaman yang ditawarkan petugas kepada saya. Dengan bantuan peminjaman modal yang diberikan BUMDes kepada saya sangat terbantu. Pendapatan yang saya peroleh dari peminjaman di BUMDes Sabedo 5-6 Juta.”80
Seperti yang telah disampaikan oleh informan di atas kehadiran
BUMDes Sabedo telah memberikan kemudahan bagi masyarakat Desa
Sabedo dalam peminjaman modal dengan pemberian bunga yang telatif
rendah dibandingkan dengan bank-bank lainnya. Tidak hanya itu,
masyarakat yang dulunya hanya mengandalkan dirinya untuk bekerja di
luar negeri kini ibu-ibu ataupun gadis-gadis diberdayakan oleh BUMDes
Sabedo untuk menggali keahlian yang dimilikinya seperti kerajinan
tangan, berwirausaha dll.
5. Membantu masyarakat dalam meningkatkan penghasilannya
sehingga tercapainya suatu kemakmuran bagi masyarakat.
BUMDes menawarkan peminjaman modal kepada masyarakat guna
untuk mengembangkan usahanya. Seperti yang dijelaskan oleh salah satu
masyarakat Sabedo sebagai berikut:
“Usaha jual beli ikan segar sudah berdiri sebelum adanya BUMDes, dan kemarin saya mengajukan pinjaman kepada BUMDes untuk mengembang usaha saya, dan alhamdulillah dari pinjaman itu pendapatan saya meningkat. pendapatan yang saya dapatkan dari hasil penjulan ikan bakar yang modalnya berasl dari BUMDes Sabedo berkisaran Rp. 1.5-2 juta ”.81
Dengan adanya unit usaha peminjaman modal yang diadakan oleh
BUMDes dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan usaha
80 Siti Hadijah, Wawancara, Sabedo, 13 Maret 2020. 81 Wayan Suteja, Wawancara, Sabedo, 13 Maret 2020
80
masyarakat, masyarakat tidak perlu lagi meminjam ke Bank, lentenir
dengan bunga yang lumayan besar. Namun peminjaman modal tidak
diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin membuka atau memulai suatu
usaha, akan tetapi hanya bagi masyarakat yang memiliki usaha dan ingin
mengembangkan usahanya.
Peran BUMDes dapat dirasakan oleh masyarakat, Keberadaan
BUMDes Sabedo sangat membantu masyarakat. Seperti yang dituturkan
oleh salah satu masyarakat sabedo:
“Bagi saya, hadirnya BUMDes Sabedo membawa perubahan bagi kami yang saat ini sangat membutuhkan dana untuk mengembangkan usaha kami. Sebelum saya mengenal BUMDes Sabedo saya meminjam disalah satu masyarakat Sabedo dengan pengenaan bunga 2 % setiap bulannya, manakala saya telat membayarnya pengenaan bunga tetap berjalan tiap bulan. setelah BUMDes hadir saya tidak meminjam lagi di dia lagi. pinjaman yang saya ajukan di BUMDes Sabedo saya tidak mengetahui berapa pendaptan yang saya dapatkan dari hasil penjualan karena setiap keuntungan yang saya dapatakan saya gunakan untuk keperluan sehari-hari. Dan alhamdulillah cukup.”82
Seperti yang telah disampaikan oleh informan di atas kehadiran
BUMDes Sabedo telah memberikan kemudahan bagi masyarakat desa
Sabedo dalam peminjaman modal dengan pemberian bunga yang telatif
rendah. Tidak hanya itu, masyarakat yang dulunya hanya mengandalkan
dirinya untuk bekerja di luar negeri kini ibu-ibu ataupun gadis-gadis
diberdayakan oleh BUMDes Sabedo untuk menggali keahlian yang
dimilikinya seperti kerajinan tangan, berwirausaha dll.
82 Sri Agustina Rebo , Wawancara, Sabedo, 11 Maret 2020.
81
Meskipun BUMDes Sabedo sudah cukup berperan terlebih dalam
unit simpan pinjam, namun peran BUMDes Sabedo dirasa masih belum
merata, terlihat dari beberapa masyarakat yang masih belum mengetahui
unit-unit usaha yang ada di BUMDes Sabedo. Seperti peryantaan dari
dalah satu masyarakat desa sabedo menyatakan bahwa:
“Kalo keberadaan BUMDes di desa ini saya sudah mengetahuinya, akan tetapi untuk mengetahui unit-unit apa saja yang ada di dalamnya saya tidak tahu. Saya cuman tau kalo BUMDes Sabedo mengadakan penyuluhan untuk pertanian 2 kali per tahun, itu saja mbakk.”83
Selain itu, salah satu masyarakat merasa keberatan dengan bunga
yang diberikan BUMDes Sabedo kepada nasabah yang melakukan
pinjaman di BUMDes Sabedo yaitu sebagai berikut:
”saya meminjam di BUMDes Sabedo untuk mengcukupi biaya kebutuhan untuk pertanian, sehingga menggharuskan saya untuk meminjam di BUMDes Sabedo walaupun bunganya tinggi. Hanya saja pengajuan peminjaman di BUMDes Sabedo cepat pencairanya.”84
Tidak hanya itu, salah satu pemudi desa Sabedo juga menjelaskan
sebagai berikut:
“Saya tidak tahu kalau ada BUMDes di desa ini, apalagi unit usaha yang ada didalamnya.”85
Kurangnya ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat mengenai
BUMDes Sabedo maupun unit-unit usaha yang dimiliknya, cukup
memberikan bukti bahwa peran BUMDes Sabedo belum bisa dirasakan
83 Basaruddin, Wawancara, Sabedo, 16 Maret 2020. 84 Muh. Sabuk, Wawancara, Sabedo, 16 Maret 2020 85 Hasbuan, Wawancara, Sabedo, 17 Maret 2020.
82
oleh seluruh masyarakat yang ada di desa Sabedo Kecamatan Utan
Kabupaten Sumbawa.
Dengan adanya peminjaman modal pada BUMDes Sabedo dapat
membantu masyarakat untuk mengembangkan usahanya, masyarakat tidak
perlu meminjam ke Bank dengan proses yang lama dan terbelit-belit.
Namun masih banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya unit
usaha peminjaman modal di BUMDes Sabedo. Pada unit usaha
peminjman modal hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin
mengembangkan usahanya bukan untuk membuka atau memuai suatu
usaha.
Dari keterangan-keterangan informan di atas peran yang diberikan
BUMDes Sabedo cukup baik, hanya saja perannya belum begitu
maksimal dan pemberian bunga yang lumayan tinggi Seperti yang kita
ketahui masih banyak masyarakat desa yang belum mengetahui adanya
unit peminjaman modal, sehingga dampak hanya dirasakan oleh
masyarakat yang meminjam modal saja.
BAB III PEMBAHASAN
A. Analisis Pola Pengelolaan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) di Desa
Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa NTB
Pentingnya suatu pola pengelolaan untuk suksesnya organisasi yang
dijalani dan bisa melaksanakan sesuai dengan tujuan awal yang ingin dicapai
oleh suatu organisasi tersebut, dalam hal ini pelaksanaan pola Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ini sudah mampu berjalan sebagaimana
yang seharusnya. Selanjutnya, terdapat beberapa indikator menurut jawaban
hasil wawancara dari informan yang telah dilakukan mengenai sistem
pengelolaan BUMDes tersebut agar lebih jelas seperti berikut ini:
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan usaha dalam sebuah organisasi Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) sangat dibutuhkan, karena tanpa perencanaan maka
suatu organisasi Badan Usaha Milik Desa tidak bisa berjalan dengan
baik. Perencanaan yang telah dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) di Desa Sebedo sebagai dasar awal untuk mencapai tujuan-
tujuan yang hendak dicapai dan apa yang harus diperbuat untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut. Dalam penetapan tujuan yang ingin dicapai oleh
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah terciptanya masyarakat yang
sejahtera serta meningkatkan perekonomian desa. Tujuan dari Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) itu sendiri yaitu memberikan kemudahan
serta membantu masyarakat Desa Sebedo, dengan kata lain usaha yang
83
84
dibentuk dapat memberi keuntungan sosial kepada masyarakat, meskipun
tidak mendapatkan keuntungan yang besar bahkan meningkatkan
perekonomian desa
Dalam proses berorganisasi harus ada prosedur yang jelas dan baik
dalam menjalankan programnya ataupun prosedur lainnya yang
bersangkutan dengan organisasi tersebut agar organisasi tersebut
mempunyai aturan didalam melaksanakan program. Prosedur dalam
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sudah ada prosedurnya yaitu
prosedur dalam melakukan pinjamanan dan bantuan pada 3 unit usaha
yng dimiliki BUMDes Sebedo, harus mengikuti langkah-langkah
prosedur yang telah ditetapkan.
2. Pengorganisasian (Organization)
Pengorganisasian merupakan hal yang penting dalam Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes) karena dengan pengorganisasian dapat
mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut
kemampuan dan keahliannya dalam suatu pekerjaan yang sudah
direncanakan. Dalam suatu pengorganisasian dibutuhkan adanya
pembagian kerja serta penempatan tugas yang diharapkan, sehingga
pekerjaan akan dilaksanakan akan berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sudah dilakukan penempatan
tugas dan fungsi yang sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing
sehingga para pengurus sudah mengetahui tugas dan perannya masing-
masing sehingga tidak terjadi tumpang tindih didalam pekerjaannya.
85
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penempatan tugas dan
fungsi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sudah jelas mengetahui
tugasnya masing-masing akan tetap karena kurangnya pengurus sehingga
banyak kendala di saat menjalankan tugas dan ada beberapa pengurus
yang sudah tahu tugasnya tapi karena ada pekerjaan sampingan di luar
sehingga tugasnya sebagai pengurus tidak dilaksanakan. Keterlibatan
pengurus dalam menjalankan tugas dan fungsi adalah bagian yang sangat
diperlukan untuk menunjang kesuksesan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes).
Selain dengan melakukan pembagian tugas, penetapan wewenang
juga membuat pengurus bisa melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa
ada nya intimidasi dari internal organisasi maupun dari external
organisasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan yaitu para pengurus
mempunyai wewenang untuk melindungi usaha desa terhadap hal-hal
yang dapat merusak kelangsungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
serta pemerintah desa bahkan masyarakat juga dapat meminta penjelasan
mengenai segala persoalan yang menyangkut usaha yang ada di desa.
3. Penggerakan (Actuating)
Penggerakan atau actuating yaitu suatu tindakan yang mengusahakan
agar semua anggota berusaha mencapai sasaran sesuai dengan
perencanaan dan usaha-usaha organisasi, artinya menggerakkan orang-
orang agar mau bekerja dengan sendirinya untuk mencapai tujuan secara
efektif. Fungsi penggerakan yaitu dengan memberikan bimbingan, saran
86
agar mampu bekerja secara optimal serta memberikan perintah dalam
pelaksanaan tugas agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dalam hal ini BUMDes Sebedo secara rutin melakukan pembinaan
kepada staff tenaga kerja BUMDes kemudian edukasi kepada masyarkat
mengenai peran dan fungai BUMDes desa Sebedo.
4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan yaitu mengukur pelaksanaan dengan tujuan-tujuan
untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan
rencana atau belum. Ada tiga tahap dalam pengawasan yaitu menetapkan
standar, melakukan penilaian dan mengadakan tindakan perbaikan.
Indikator- indikator pengawasan adalah sebagai berikut :
a. Menetapkan alat ukur serta melakukan penilaian
Dalam melakukan pengawasan maka harus ada standar yang
harus ditetapkan sehingga dapat menilai apa yang terjadi dilapangan.
Standar ini sebagai ketentuan yang harus berlaku dan harus diikuti,
sebab ketentuan dari standar yang ada akan dilakukan penilaian oleh
pihak pengawasan dan hasil pengawasan tersebut kita akan
mengetahui tindakan mana yang salah sehingga akan dilakukan
perbaikan. Untuk standar dalam pengawasan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) ini, dari pihak pengawas dalam melakukan
pengawasan berpanduan pada Peraturan Daerah Kabupaten
Sumbawa Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pembentukan
Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa yang didalamnya telah
87
memuat pengawasan di dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
ini, pengawasan yang dilakukan setiap enam bulan sekali terhadap
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Desa Sebedo.
b. Melakukan tindakan perbaikan
Untuk dapat melaksanakan tindakan perbaikan, maka pertama-
tama haruslah dianalisis apa yang menyebabkan terjadinya
penyimpangan tersebut, harus diketahui lebih dahulu terjadinya
penyimpangan tersebut, apabila pimpinan telah dapat menetapkan
dengan pasti sebab terjadi nya penyimpangan barulah diambil
tindakan perbaikan. Dimanapun organisasinya penyimpangan itu
pasti ada terjadi, namun bagaimana kita meminimalisir dari
penyimpangan tersebut. Kami selalu melakukan teguran kalau
terjadi penyimpangan didalam organisasi Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) di Desa Sebedo, contoh nya didalam pengawasan Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) mempunyai kewajiban untuk
mengawasi, jika pengurus tidak disiplin maka akan langsung
dikeluarkannya sanksi atau teguran kepada yang bersangkutan agar
tidak terjadi lagi kesalahan yang sama.
Pemilihan dan penentuan jenis usaha yang akan dijadikan unit
bisnis BUMDes harus dilakukan dengan seksama dan pertimbangan
yang matang. Dalam menyusun rencana kerja BUMDes perlu
memperhatikan beberapa inovasi dengan kondisi yang sedang
berkembang di masyarakat. Unit usaha BUMDes yang tercantum
88
dalam Permendes a PDTT No.4 Tahun 2015 yaitu: Bisnis perantara
(BUMDes Brokering), Bisnis berdagang (BUMDes Trading), Bisnis
sosial (BUMDes Serving), Bisnis penyewaan (BUMDes Renting),
Bisnis penyewaan (BUMDes Banking). Jenis-jenis usaha yang dapat
dikembangkan oleh BUMDes harus menyesuaikan dengan
kebutuhan dan potensi di desa serta peluang pasar yang
menjanjikan, sehingga unit usaha tersebut mampu memberikan
keuntungan bagi BUMDes melalui nilai tambah ekonomi dan
pasardari bisnis tersebut. Adapun klasifikasi jenis-jenis usaha
BUMDes yang dapat dikembangkan meliputi:86
1. BUMDes Brokering
Merupakan usaha perantara yang memberikan jasa pelayanan
kepada masyarakat. BUMDes hadir sebagai perantara antara
komoditas yang telah dihasilkan oleh masyarakat untuk
dipasarkan, dengan adanya BUMDes dapat memperpendek jalur
distribusi komoditas menuju pasar. Strategi dapat membawa
dampak ekonomi yang baik pada masyarakat sebagai produsen
karena tidak lagi dikuasai oleh para tengkulak.
BUMDes Sabedo memiliki unit usaha perantara (BUMDes
Brokering) yang dikembangkan BUMDes Sabedo yaitu: industri
kerajinan Gentong. Pada Tahun 2014 kerajinan Gentong
86
Joko Purnomo, Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha Miik Desa, (Yogyakarta: Infest, 2016), hlm. 21
89
mendapatkan apresiasi dari Bapak Bupati Sumbawa sehingga
masyarakat/pengrajin berinisiatif untuk membentuk kelompok
pengrajin Gentong. Seiring berjalannya waktu minat konsumen
terhadap kerajinan Gentong semakin bertambah sehingga
pengrajin/masyarakat kewalahan dalam memenuhi kebutuhan
konsumen dengan keterbatasan pengrajin/masyarakat.
Pengrajin/masyarakat memasokkan kerajinan Gentong ke
BUMDes Sabedo untuk didistribusikan. Pemasaran tidak hanya
dilakukan di wilayah Sabedo tetapi sampai diluar wilayah NTB.
Dengan ada BUMDes Brokering memudahkan pengrajin Gentong
dalam memasarkan dan mendistribusukan kepada konsumen, dan
dapat menambah kas BUMDes Sabedo. Pengrajin/masyarakat
dapat menyelesaikan 4-5 kerajinan Gentong dalam 1 (satu) bulan.
Dengan bertambahnya minat masyarakat akan kerajinan Gentong
menjadikan penambahan pendapatan bagi pengrajin/masyarakat,
begitu pula dengan BUMDes Sabedo dapat menambahkan kas.
Dalam sistem pengelolaan unit usaha Brokering yang dilakukan
BUMDes Sabedo dalam hal pemasaran produk kerajinan tangan
belum maksimal dikarenakan BUMDes Sabedo belum
memanfaatkan alat teknologi dalam pemasaran produk-roduk
kerajinan tangan.
Senada dengan teori joko purnomo yang menyatakan bahwa
BUMDes Brokering merupakan lembaga perentara yang
90
menghubungkan antara satu pihak dengan pihak lainnya yang
memiliki tujuan yang sama. Di desa sering menghubungkan
komoditas pertanian dengan pasar dengan tujuan agar petani tidak
silit dalam mencari konsumen dan menjua hasil sawahnya.87
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa
pentingnya peran BUMDes dalam suatu pengelolaan unit usaha
yang akan dijalankan. Pengelolaan yang dilakukan oleh BUMDes
terhadap unit usaha Brokering sangat membantu masyarakat
dalam penyaluran produk-produk kepada konsumen. BUMDes
menjadi sebuah perantara antara komoditas yang dapat
menghasilkan warga pada pasar yang sangat luas sehingga
BUMDes dapat memperpendek jalur distribusi komoditas dalam
menuju pasar. Cara ini dapat memberikan dampak ekonomi yang
sangat besar pada warga sebagai produsen karena tidak dapat lagi
dikusai oleh tengkulak. Tidak semua masyarakat menyukai
Produk-produk yang diproduksi oleh produsen sehingga disinilah
peran BUMDes dalam Membantu Masyarakat memasarkan
produk-produk yang telah diproduksi olah produsen untuk
dipasarkan diwilayah-wilayah yang memang masyarakat
menyukai produk-produk tersebut.
87 Ibid
91
2. BUMDes Renting
Merupakan BUMDes yang menjalankan bisnis penyewaan
untuk melayani kebutuhan masyarakat setempat dan sekaligus
untuk memperoleh pedapatan desa.
Unit usaha penyewaan (BUMDes Renting) termasuk dalam
unit usaha sewa alat-alat persawahan. BUMDes Sabedo
menjalankan kegiatan usaha penyewaan yang meliputi: 1 unit
traktor, 2 unit mesin penggiling padi, dan 3 kettek (mesin tanam
jagung). Peluang BUMDes untuk menjalankan jenis usaha ini
juga sangat besar karena usaha ini relatif mudah untuk dijalankan.
Tetapi hati-hati menyewakan fasilitas publik. Jangan sampai desa
dapat dicap “komersial” oleh warganya karena membebani biaya
sewa pada fasilitas atau barang publik yang biasanya bebas biaya
sewa.
Dalam hal ini berdasarakan dari teori joko pornomo yang
mengungkapkan dalam bukunya BUMDes Renting sebagaimana
dalam teori tersebut menyatakan bahwa menjalankan sebuah
usaha penyewaan untuk memudahkan semua warga yang
mendapatkan berbagai kebutuhan perlengkapan dan peralatan
92
yang dibutuhkannya seperti: penyewaan gedung dan alat pesta
dan serta penyewaan traktor dan sebagainya. 88
Hasil penelitian ini juga di dukung oleh teori Bisnis
penyewaan barang (BUMDes Renting) untuk melayani kebutuhan
masyarakat Desa dan ditujukan untuk memperoleh Pendapatan
Asli Desa. Kehadiran BUMDes dapat mempermudah masyarakat
dalam memenuhi kebutuhannya.
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan yang dilakukan oleh BUMDes Sabedo terhadap jenis
usaha penyewaan (BUMDes Renting) ini sesuai dengan teori.
BUMDes Sabedo sudah berjalan dengan baik terlihat dari
peningkatan pendapatan masyarakat maupun BUMDes sendiri.
Selain itu, dapat memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan
sekaligus dapat memperoleh pendapatan desa. keberadaan unit
usaha ini memudahkan masyarakat dalam mendapatkan berbagai
perlengkapan peralatan pertanian. Adapun Manfaat dari adanya
unit usaha ini adalah ekonomi desa semakin bergairah,
pendapatan desa menjadi meningkat serta meningkatkan kinerja
pembangunan desa dalam mensejahterahkan masyarakat.
Hentraktor, mesin penggiling padi, kettek bahkan menjadi
88 Hhtp://www.berdesa.com/informasi-lengkap-tentang-bumdes-yang-harus-
anda-ketahui/ diakses pada tanggal 6 mei 2019 pukul 20.30
93
instrumen proteksi bagi petani dalam meningkatkan hasil
panennya.
3. BUMDes Banking
Merupakan BUMDes yang menjalankan bisnis uang yang
memenuhi kebutuhan masyarakat desa dengan bunga yang lebih
rendah dari pada bunga uang yang didapatkan masyarakat desa
dari rentenir desa atau bank-bank konvensional.
BUMDes Sabedo memiliki jenis usaha, bisnis keuangan
(Financial Bussines) yaitu unit usaha simpan pinjam, BUMDes
Sabedo menggunakan prinsip tolong menolong untuk masyarakat.
Simpan pinjam diperuntukan kepada masyarakat yang produktif
dan konsumtif. Bentuk pengelolaan pada jenis usaha keuangan
yang dilakukan oleh BUMDes Sabedo yaitu penyediaan barang
jaminan yaitu: BPKB Motor maupun surat tanah yang diserahkan
selama melakukan peminjaman. Setiap peminjaman BUMDes
Sabedo akan mengenakan bunga sebesar 2% dengan tempo waktu
6 bulan. Dalam peminjaman modal BUMDes Sabedo melakukan
pencairan dana langsung tanpa proses yang begitu panjang seperti
lembaga-lembaga keuangan lainnya, sehingga memudahkan
masyarakat dalam melakukan peminjaman modal. Dengan
pencairan dana yang cepat dan bunga yang rendah dapat
menarikat perhatian masyarakat dalam melakukan peminjaman
94
kepada BUMDes Sabedo, terlihat dari beberapa desa yang yang
berada diluar wilayah desa Sabedo yang telah bergabung dalam
melakukan simpan pinjam di BUMDes Sabedo. Pola pengelolaan
yang dilakukan BUMDes Sabedo sudah berjalan dengan baik,
terlihat dari banyaknya minat masyarakat pada jenis bisnis
keuangan, selain itu terdapat beberapa masyarakat yang berada di
luar wilayah Desa Sabedo yang ikut bergabung dalam melakukan
simpan pinjam.
Hasil penelitian diatas berlandaskan dengan teori yang
disampaikan dalam bukunya Herry kamaroesid yang menyatakan
bahwa BUMDes bisa membangun sebuah lembaga keuangan
agar dapat membantu warga dalam mendapatkan akses modal
dengan cara yang lebih mudah dengan bunga semurah mungkin.
Bukan rahasia lagi dalam hal ini sebagian besar bank komersial
dinegeri ini tidak berpihak pada rakyat kecil atau rakyat pedesaan.
Kemudian selain mendorong sebuah produktifitas usaha milik
warga dari sisi permodalan, jenis usaha seperti ini juga dapat
menyelamatkan nasib sebuah warga dari cengkraman rentenir
yang selama ini berkeliaran ditiap-tiap desa.89
Didukung oleh teori kedua ini juga yang disampikan dalam
bukunya Joko Purnomo bahwa Bisnis keuangan yang memenuhi
89 Nofiratullah, “Eksistensi Badan Usaha Milik Desa(Bumdes) Dalam
Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa Soki Kecamatan Belo Kabupaten Bima” (Skripsi, Fakultas Tarbiah UIN Malang, 2018). hlm 57
95
kebutuhan usaha-usaha skala mikro (BUMDes Banking) yang
dijalankan oleh pelaku usaha ekonomi. BUMDes dapat
memberikan akses kredit dan peminjaman yang mudah diakses
oleh masyarakat dan bunga yang rendah. Selain dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat dari sisi permodalan, jenis usaha ini dapat
membantukan masyarakat dari cengkraman rentenir yang selama
ini masih banyak berkeliaran di desa-desa. Peran bisnis keuangan
ini adalah menghubungkan warga yang memiliki kelebihan dana
dengan warga yang membutuhkan dana. Walaupun tidak ada
pantangan untuk memberikan kredit konsumsi tetapi seyogyanya
lembaga keuangan ini lebih memprioritaskan kredit untuk
kebutuhan produktif.
Dalam hal ini jenis usaha yang dijalankan oleh desa sabedo
berlandaskan dengan teori joko purnomo yang menyatakan bahwa
Jenis-jenis usaha yang dapat dikembangkan oleh BUMDes harus
menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi di desa serta
peluang pasar yang menjanjikan. Sehingga unit usaha tersebut
mampu memberikan keuntungan bagi BUMDes melalui nilai
tambah ekonomi dan pasar dari bisnis tersebut.90
Berbicara tentang bisnis maka yang paling penting untuk
diperhatikan adalah peluang dari beberapa jenis usaha yang dapat
menguntungkan. Begitu pula dengan bisnis yang ada di BUMDes.
90 Ibid., hlm. 65
96
Di setiap-tiap Desa memiliki potensi yang dapat dijadikan suatu
usaha yang menguntungkan. Akan tetapi kebanyakan dari
masyarakat tidak bisa menggali atau memanfaatkan potensi-
potensi yang ada di Desa yang disebabkan karena kurangnya
modal. BUMDes hadir untuk meringankan masyarakat dalam
mengembangkan usahanya dalam bentuk peminjaman modal.
BUMDes telah menyediakan beberapa unit usaha yang dapat
membantu masyarakat. Penentuan dan pemilihan jenis unit usaha
yang akan diadakan BUMDes harus memiliki suatu kepekaan
dengan melihat unit usaha yang paling dibutukan oleh
masyarakat.
Terdapat beberapa kesalahan yang dapat menyebabkan
BUMDes gagal dalam membangun bisnis-bisnisnya.91 Kesalahan
pertama adalah memilih ide bisnis yng sembarangan. Kebanyakan
dari BUMDes yangb hanya ikut-ikutan dalam memilih ide bisnis,
misalanya memilih ide bisnis yang sudah ketat persaingannya,
barang yang sudah banyak dipasarkan, memilih ide hanya karena
sudah punya produknya. Perlu diingat bahwa keuntungan akan
didapatkan denga ide yang hebat dan inovatif. Kesalahakan kedua
adalah kegagalan dalam mengakses sumber daya yang sebenarnya
sudah tersedia tetapi tidak tahu cara mengakses sumberdaya
91 Abdul Hakim, “Badan Usaha Milik Desa Universitas Brawijaya” dalam
http://www.berdesa.com/Kesalahan-Penyebab-Kegagalan-BUMDes/html (diakses pada 23 Maret 2020, pukul 20.20)
97
(potensi) tersebut. Kesalahan ketiga adalah mengambil keputusan
atau bertindak yang salah, tidak bekerja cerdas, dan tidak
bertindak secara efekif (mengarah pada tujuan). Kesalahan
keempat tidak mampu mengelola bisnis dengan baik dan benar
mulai dari masalah keuangan,produksi, kualitas, dan sumber daya
manusia. Kesalahan kelima adalah bersaing tetapi kalah bersaing.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa unit usaha yang ada di
BUMDes Sabedo sudah cukup lengkap yaitu dengan adanya
beberapa jenis BUMDes Brokering, Renting, dan banking. Namun
BUMDes Sabedo belum mengadakan jenis BUMDes Tranding dan
Serving.
B. Analisis Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Desa Sabedo Kecamatan Utan
Kabupaten Sumbawa.
Peranan merupakan tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu
peristiwa. Menurut Ely Chinoy dalam Soekanto setiap orang mempunyai
macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal
ini sekaligus menjelaskan bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya
bagi masyarakat serta kesematan-kesempatan yang diberikan oleh
masyarakat kepadanya. Pentingnya suatu peranan dikarenakan ia dapat
mengatur perilaku seseorang. Peranan menyebabkan seseorang pada batas-
batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang
98
bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku
orang-orang disekitarnya.92
Dalam hal ini berdasarkan dari teori sukirno sadono yang
mengungkapkan bahwa tingkat pendapatan rumah tangga tergantung pada
jenis kegiatan yang dilakukan. Jenis kegiatan yang ikutsertakan terdiri dari
modal, atau ketrampilan. Oleh kerenaa itu, dengan mempunyai produktifitas
tenaga kerja yang tinggi pada akhirnya mampu memberikan pendapatan yang
besar.93
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa kreatifitas atau
ketrampilan yang dimiliki oleh masyarakat berupa kewirausahaan, kesenian
atau ketrampilan dalam mengelola potensi-potensi desa dapat
meningkatankan pendapatan masyarakat sesuai dengan teori yang
disampaikan oleh sukirno sadono. keberadaan BUMDes telah berperan
dengan baik dengan pemberian peminjaman modal kepada masyarakat
sehingga masyarakat dapat mengembangkan usaha-usahnya. Peningkatan
pendapatan masyarakat terjadi karena adanya penambahan modal yang
diberikan oleh BUMDes Sabedo sehingga masyarakat dapat mengembangkan
usaha-usaha dan ketrampilan yang dimilikinya, sehingga usaha-usaha atau
ketrampilan yang dimiliki oleh masyarakat tidak terhambat kerana faktor
kurangnya suatu modal.
92 Irma Irawati, “Meningkatkan Peran Bumdes Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat
Desa Di Desa Ellak Daya Kecamatan Lenteng”, Jurnal Abdiraya, Vol. 2, Nomor 2, September 2019, hlm 28
93 Sukirno Sadono, Mikro Ekonomi Modern, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2000), hlm. 4.
99
Adapun peran BUMDes Sabedo dalam meningkatkan perekonomian
masyarakat yaitu:
1. Membangun Dan Mengelolah Potensi-Potensi Desa Dalam Upaya
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat.
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari
pembangunan nasional dengan tujuan akhir untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pembangunan ekonomi
dalam suatu daerah atau negara dapat dilihat dari perkembangan
pertumbuhan ekonominya dalam jangka panjang.
Bentuk peningkatan potensi yang dibangun oleh pemerintah desa dan
BUMdes Sabedo ialah pendirian Wisata Ratu Lebah Trigona. Potensi
yang dimiliki oleh BUMDes atau desa tersebut jika dapat dikembangkan
dalam rencana pembangunan jangka menengah desa dapat membuahkan
hasil sebagai lembaga usaha mandiri masyarakat desa yang dapat
memberikan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. BUMDes Sabedo
didirikan sebagai penguat ekonomi desa Sabedo. Desa Sabedo dinilai
mampu mengembangkan potensi yang dimilikinyaa terutama dibidang
wisata.
Pengelolan Wisata Ratu Lebah Trigona tidak berjalan semestinya
yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: sumber daya manusia
(SDM), dan kurangnya keterampilan petugas dalam mengelola atau
menjaga wisata tersebut. Menurut bapak sahabuddin selaku pengurus
wisata tersebut beliau mengatakan bahwa pendapatan atau keuntungan
100
yang didapatkan melalui usaha wisata ini belum maksimal. Adapun dana
yang didapatkan dari wisata tersebut digunakan untuk membangun atau
mengembangkan usaha wisata tersebut. Namun, tidak hanya
pengembangan/pengelola Wisata Ratu Lebah Trigona yang dilakukan
BUMDes Sabedo tetapi terdapat beberapa upaya BUMDes dalam
mengelola kemampuan ekonomi masyarakat yaitu membantu masyarakat
dalam memasarkan produknya.
2. Berperan Dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat.
Organisasi baik atau tidaknya dalam masyarakat tentu memiliki peran
dalam tujuannya. Peran yang telah diberikan oleh BUMDes Sabedo
kepada masyarakat salah satunya melalui kegiatan kerajinan gentong.
Melalui kegiatan kerajinan gentong mengarahkan masyarakat untuk
memiliki jiwa seni yang tinggi sehingga dapat memanfaatkan kerambah-
kerambah yang sudah tidak dipakai oleh masyarakat sehingga dapat
diubah menjadi suatu kreasi yaitu kerajinan Gentong. Disamping itu,
masih banyak masyarakaat yang belum meiliki jiwa kesenian hanya
terdapat beberapa kelompok yang memiliki jiwa kesenian sehingga
BUMDes Sabedo mendistribusikan Kerajinan Gentong kebeberapa daerah
untuk dipasarkan. Kualitas hidup masyarakat Desa Sabedo bukan hanya
dilihat dari aspek perekonomiannnya saja melainkan dilihat dari aspek
keseniannya.
BUMDes Sabedo berperan dalam meningkatkan kualitas hidup
masyarakat dengan cara membantu masyarakat dalam memasarkan
101
kerajinan Gentong. Selain itu, kreatifitas-kreatifitas yang dimiliki oleh
masyarakat, pada hakekatnya dapat meningkatkan kualitas hidup. Selain
kualitas hidup yang didapatkan masyarakat juga dapat meningkatkan
perekonomiannya. Sehingga disinilah peran BUMDes dalam
meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui kerajinan-kerajinan yang
dibuat oleh masyarakat.
3. BUMDes Sebagai Pondasi Dalam Memperkokoh Perekonomian
Masyarakat .
Konsep yang dibuat oleh BUMDes Sabedo ialah memperkokoh
perekonomian rakyat karena dalam pelaksanannya diselenggarakan oleh
rakyat dan untuk rakyat. Hal ini sependapat dengan pernyataan
Sumodiningrat dalam Mardi, “perekonomian rakyat adalah perekonomian
yang diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian rakyat merupakan
perekonomian nasional yang berakar pada potensi dan kekuatan
masyarakat secara luas untuk menjalankan roda perekonomian mereka”.94
BUMDes Sabedo memperoleh pendanaan melalui APB Desa yang
bersumber dari:
a. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota yang disalurkan melalui mekanisme APB
Desa
b. Aset Desa yang diserahkan kepada APB Desa sesuai dengan Peraturan
Perundang-Undangan tentang aset desa.
94 Sumodiningrat Gunawan “Pembangunan Daerah Dan Pemberdayaan Masyarakat: Kumpulan Esai Tentang Penanggulangan Kemiskinan”, (Jakarta: bina rena pariwira), hlm 54.
102
Pendanaan BUMDes Sabedo sesuai peraturan pemerintah Nomor 60
tahun 2014 tentang dana desa yang bersumber dari anggaran pendapatan
dan belanja negara nomor 168 tahun 2014 sebagaimana yang telah diubah
dengan peraturan pemerinth nomor 22 tahun 2015 tentang perubahan atas
peraturan pemerintah nomor 60 tahun 2014 tentang dana desa yang
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara.
Peran BUMDes Sabedo dilihat dari penyejahteraan masyarakat
memperkokoh perekonomian rakyat sebagai kekuatan perekonmian
nasional sangat berperan dibuktikan dengan sumber permodalan yang
berasal dari negara untuk rakyat dan dari rakyat untuk negara dan tidak
ada investor asing yang masuk dalam kegiatan BUMDes Sabedo sehingga
umpan balik antara pemerintah desa dengan masyarakat. Umpan balik
juga difungsikan agar mampu memberikan konstribusi yang makin besar
kearah pencapian tujuan dan sasaran perusahaan.
4. Berusaha Mewujudkan Dan Mengembangkan Perekonomian Masyarakat
Desa.
Adapun peran BUMDes dalam mencapai tujuan untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat desa ditunjukkan dengan program pinjaman
modal untuk usaha-usaha masyarakat, Dengan tujuan membantu
pemerataan ekonomi dan meningkatkan perekonomian yang ada di Desa.
Keberadaaan BUMDes Sabedo sangat berperan pada aspek
perekonomian masyarakat terlihat dari peningkatan jumlah peminjaman
dana. Selain itu terdapat beberapa desa yang berada di Kecamatan Utan
103
yang telah bergabung dengan BUMDes Sabedo dalam peminjaman dana
untuk mengembangkan usahanya. Wujud dari pengembangan
perekonomian masyarakat desa terlihat dari pelaksanaan BUMDes Sabedo
dalam memenuhi aspek perekonomian rakyat yaitu sebagai berikut:
a. Aspek Pembinaan
Dalam pelaksanaannya BUMDes Sabedo selalu melakukan
pembinaan kepada masyarakat dalam hal pelatihan-pelatihan tentang
pertanian sehingga masyarakat mengetahui bagaimana cara menanam
atau membasmi hawa dan dapat meningkatkan hasil pertanian yang
baik. Adanya pembinaan yang diberikan oleh BUMDes Sabedo berupa
pelatihan-pelatihan tentang pertanian masyarakat sangat antusias
terhadap program-program BUMDes Sabedo sehingga terciptalah
pandangan bahwa adanya kepedulian dari perangkat desa ataupun
pelaku BUMDes Sabedo.
b. Aspek pembiayaan
Aspek pembiayaan dalam BUMDes Sabedo berlandaskan pada
perekonomian rakyat dan perekonomian kreatif. Pembiayaan diberikan
kepada masyarakat yang produktif dan konsumtif. Pembiyaan
BUMDes Sabedo dengan menggunakan jaminan berupa BPKB dan
surat-surat berharga. Pemberian pinjaman BUMDes Sabedo kepada
masyarakat mulai dari Rp. 2.000.000/KK sampai nominal yang tak
terhingga.
104
c. Aspek yuridis formal
Aspek yuridis formal merupakan kelemahan, karena tidak diiringi
dengan adanya keperpihakan pemerintah dalam bentuk peraturan
daerah. Dalam hal ini BUMDes Sabedo belum menemui aspek yuridis
formal. Dikarenakan peraturan daerah sangat mendukung dalam
pelaksaan BUMDes Sabedo. Pembentukan BUMDes Sabedo mengacu
pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
pembentukan daerah-daerah kabupaten.
Sebagian masyarakat sudah mengetahui dan merasakan dampak
adanya program BUMDes Sabedo tentang program pinjaman modal
usaha. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat berupa mudahnya
mendapatkan pinjaman modal untuk mengembangkan usahanya. Selain
itu, pencairan daya yang cepat dan pemberian bunga yang tidak terlalu
tinggi. Disaat masyarakat kesulitan mencari pinjaman modal untuk
mempertahankan usahanya agar tetap berjalan, BUMDes Sabedo hadir
untuk membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan yang
dihadapinya.
5. Membantu Masyarakat Dalam Meningkatkan Penghasilan Sehingga Dapat
Meningkatkan Pendapatan Dan Kemakmuran Masyarakat
Peningkatan penghasilan untuk kemakmuran masyarakat merupakan
tujuan akhir pada suatu organisasi atau perusahaan. BUMDes merupakan
suatu lembaga yang berbasis pada perekonomian rakyat dan
perekonomian kreatif. Perekonomian rakyat merupakan sistem ekonomi
105
yang mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dalam proses
pembangunan dimana seluruh lapisan tersebut tanpa terkecuali sebagai
penggerak pembangunan sedangkan perekonomian kreatif faktor
pendukung prekonomian rakyat dalam meningkatkan pendapatan
masyarakat. Disamping itu, BUMDes Sabedo memiliki peran dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat dengan meningkatnya nasabah-
nasabah di Desa Sabedo dan desa-desa yang berada di Kecamatan Utan.
BUMDes Sabedo dari hasil pengelolaan telah dirasakan oleh
sebagian masyarakat Desa Sabedo. Karena tujuan dari terbentuknya
BUMDes Sabedo dapat meningkatkan pendapatan masyarakat baik dari
berwirausaha maupun hasil pertanian. Selain itu terdapat unit usaha
kerajinan gentong yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan
dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Selain itu, BUMDes Sabedo telah
berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat begitu pula dalam
pengelolaan unit usaha sudah berjalan walaupun belum efektif,
dikarenakan kurangnya transparansi atau sosialisasi BUMDes Sabedo
kepada masyarakat sehingga peran BUMDes Sabedo hanya dirasakan oleh
masyarakat yang ikut bergabung saja yang merasakan adanya peran
BUMDes, namun bagi masyarakat yang belum bergabung dengan
BUMDes Sabedo mereka tidak mengetahui tujuan dan manfaat dari
BUMDes sehingga mereka tidak merasakan peran/manfaat dari
keberadaan BUMDes. namun terdapat beberapa unit usaha yang belum
berjalan sebagaimana yang diharapkan hal ini dikarenakan kondisi
106
masyarakat yang tidak mau ikut berpartisifasi dalam mendukung unit-unit
usaha yang ada di BUMDes Sabedo.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap nasabah yang
telah melakukan peminjaman modal di BUMDes Sabedo, yang peneliti
teliti peningkatan pendapatan masyarakat setelah meminjam di BUMDes
Sabedo terlihat dari pengelolaan usaha-usaha yang dilakukan oleh
masyarakat dengan modal yang kurang sehingga hasil dari pengelolaan
usaha tersebut hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Peminjaman
modal yang dilakukan oleh masyarakat untuk menambah modal usaha
sehingga dapat menambah pendapatan. Upaya dalam meningkatkan
pendapatan yang dilakukan BUMDes Sabedo telah dirasakan oleh
masyarakat setempat walaupun belum maksimal. Terdapat beberapa
masyarakat yang melakukan peminjaman modal untuk usaha yang
keuntunganya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa peran yang diberikan BUMDes
Sabedo terhadap peningkatan pendapatan masyarakat sudah cukup
berperan walaupun belum maksimal, terlihat dari peningkatan pendapatan
yang didapatkan nasabah sebelum dan setelah meminjam di BUMDes
Sabedo. Dikarenakan tidak semua masyarakat Sabedo yang ikut
berpartisipasi sehingga manfaatnya hanya dirasakan oleh masyarakat yang
ikut berpartisipasi saja. Salah satu alasan masyarakat tidak ikut
berpartisifasi ialah bunga yang terlalu tinggi, selain itu, kurangnya
sosialisasi yang dilakukan petugas BUMDes Sabedo kepada masyarakat
107
sehingga terdapat masyarakat yang tidak menetahui keberadaan BUMDes
Sabedo.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian akhirnya peneliti mengambil kesimpulan
terkait Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan
pendapatan Masyarakat di Desa Sebedo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa
sudah terlaksana dengan baik.
1. Pengelolaan BUMDes dalam meningkatkan pendapatan sangat membantu
masyarakat setempat khususnya yang berada di Desa Sabedo. Pola
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang ada di
BUMDes Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa, adalah dibuat
berdasarkan pemikiran masyarakat dan anggota BUMDes, kemudian
disepakati melalui musyawarah desa, dengan begitu rencana-rencana yang
disepakati bersama masuk dalam program perencanaan BUMDes.
2. Peran BUMDes Sabedo dalam meningkatkan pendapatan masyarakat telah
diwujudakan walaupun belum maksimal, peranan BUMDes Sabedo
diwujudkan dengan adanya unui-unit usaha yang ada didalamnya sepeerti:
unit simpan pinjam, kerajinan gentong, penyewaan alat-alat pertanian.
Selain itu terlihat beberapa peningkatan jumlah nasabah. Dana pinjaman
yang diberikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sabedo Kecamatan
Utan Kabupaten Sumbawa untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
guna memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Hal ini merupakan sifat
108
109
saling tolong menolong sesama muslim, maka dari itu agama
memperbolehkan hal tersebut.
B. Saran
1. BUMDes Sabedo diharapakan dapat meningkatkan potensi-potensi desa
seperti tempat wisata dan usaha air bersih. Sehingga dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat dengan penggalian potensi-potensi desa.
2. Untuk pengurus BUMDes Sabedo di Desa Sabedo Kecamatan Utan
Kabupaten Sumbawa memperbaiki pengelolaan manajemen kelembagaan
BUMDes Sabedo untuk lebih memaksimalkan kinerja unit usaha dan
kinerja sumber daya manusia agar peran BUMDes terhadap masyarakat pun
meningkat. Pihak BUMDes perlu mengadakan sosialisasi formal maupun
informal seperti iklan, penyebaran spanduk, dan lain sebagainya, agar
masyarakat mengetahui unit kegiatan BUMDes maupun tujuan BUMDes
itu sendiri sehingga masyarakat tergugah untuk bergabung memanfaatkan
dan mengembangkan unit usaha BUMDes Sabedo.
3. Bagi masyarakat, hendaknya ikut serta dan berperan aktif dalam
pengelolaan dan penggunaan usaha BUMDes Sabedo untuk meningkatkan
kehidupan ekonomi.
4. Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih dalam lagi tentang srategi
manajemen aset BUMDes dalam rangka meningkatkan pendapatan
masyarakat.
110
DAFTAR PUSTAKA
Anom Surya Putra, Badan Usaha Milik Desa: Spirit Usaha Kolektif Desa, Jakarta: KEMENDES, 2015.
Agus Ahmad Safei, Pembangunan Masyarakat Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001). Amelia Sri Kusuma Dewi, Peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai
Upaya Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa (Pades) Serta Menumbuhkan Perekonomian Desa, Journal Of Rulan And Developmen, Universitas Ganesha Singaraja, Vol. 9 Nomor 2, 1 Februari 2014.
Awaluddin dan Hendra, “Fungsi Manajemen dalam Pengadaan Infrastruktur
Pertanian Masyarakat di Desa Watatu Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala”, Jurnal, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadaluko Indonesia, Vol. 2, Nomor. 1, 2018.
Candra Wijaya., Dasar-Dasar Manajemen, (Medan: Perdana Publishing, 2016) Coristya Berlian Ramadana, Heru Ribawanto, Keberadaan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDES) Sebagai Penguat Ekonomi Desa, Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 6, Juni 2015.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1998. Dina Kurniawati, “Meningkatkan Peran BUMDes Sebagai Penggerak Ekonomi
Masyarakat Desa Di Desa Ellak Daya Kecamatan Lenteng”, Jurnal Abdiraja, Vol. 2, Nomor 2, September 2019.
Dahwadin Dan Jajang Abdul Nurhasan, “Efektivitas Peran Bumdes Terhadap
Peningkatan Pendapatan Masyarakat Di Desa Panjalu”, Jurnal, STAI Al-Musadiyah Garut, Vol. 3, Nomor. 2, 2018.
Edi Yusuf Agunggunanto dkk, Pengembangan Desa Mandiri Melalui
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Modus, (Universitas Atma Jaya Yogyakarta),Vol 28 No 2, 2016.
H. A.W. Widjaya, Otonomi Desa, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.
Herlina,“Konstribusi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan Kehidupan Ekonomi Masyarakat Ditinjau Menurut Ekonomi Islam Studi
111
Di Desa Pekan Tua Kecamatan Kempas Kabupaten Indragiri Hilir. Skripsi, FEBI UIN Riau, 2012.
Herry Kamaroesid, Tata Cara Pendirian Dan Pengelolaan BUMDes, Jakarta:
Mi tra Wacana Media, 2016. Julmansyah, Badan Usaha Milik Desa, Sumbawa: Bappeda Kabupaten Sumbawa,
2010. Lexi J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet XII, Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2002. Mahmud, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: pustaka setia, 2011. Meleong lexy,j, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010. Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Aplikasi, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2005. Muslimin Nasution, Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan Untuk
Agroindustri, Bogor: IPB Pres, 2002. Rahardjo Adisasmita, Pembangunan Perdesaan, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013. Reksoprayitno, Sistem Ekonomi Dan Demokrasi Ekonomi.(Jakarta: Bina Grafika,
2004). Rosady Ruslan, Metode Penelitian Fublic Relation Dan Komunikasi, Jakarta: PT.
Raja Grafindo persada, 2005. Satika Rani, “Peran dan Kontribusi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat menurut Perspektif Ekonomi Islam”. Skripsi, FEBI UIN Raden Intan Lampung, 2018.
Sukirnosadono, Mikro Ekonomi Modern, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2000. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV. Alfabeta, 2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2012. Sugiyono, Motode Penelitian Kuantitatif Dan R&D, Bandung: CV. Alfabeta,
2013. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010)
112
Sadono, Sukirno, Mikro Ekonomi:Teori Pengantar, Jakarta: Pradnya Paramita, 2009.
113
LAMPIRAN
114
Lampiran 1. Pedoman Wawancara
Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam Meningkatkan Pendapatan
Masyarakat (Studi Kasus Di Desa Sabedo Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa)
A. Wawancara dengan pengurus BUMDes Sabedo
1. Bagaimana pengelolaan BUMDes Sabedo yang dilakukan oleh
pelaksana operasional?
2. Apakah pengelolaan BUMDes Sabedo sudah efektif ?
3. Apakah pengelolaan BUMDes sudah mencapai target yang
diinginkan?
4. Berapa persen bunga yang diberikan BUMDes Sabedo kepada nasabah
yang ingin meminjam di BUMDes Sabedo?
5. Apakah peran BUMDes Sabedo sudah dirasakan oleh masyarakat?
6. Ada berapa jenis usaha BUMDes yang dijalankan BUMDes Sabedo?
7. Jenis usaha apa yang potensi untuk dikembangkan oleh BUMDes
dalam meningkatkan perekonomian masyarakat desa?
8. Apakah pemberian pinjaman kepada nasabah konsumtif atau
produktif?
B. Wawancara dengan nasabah/masyarakat Desa Sabedo
1. Bagaimana dampak yang dirasakan masyarakat atas terbentuknya
BUMDes Sabedo?
2. Apakah pengelolaan BUMDes Sabedo ini sudah efektif dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat?
3. Unit usaha BUMDes apa saja yang berjalan efektif dan tidak efektif
sampai sekarang?
4. Apakah masyarakat mengetahui keberadaan BUMDes Sabedo?
5. Apakah masyarakat memanfaatkan keberadaan BUMDes Sabedo
dalam meningkatkan pendapatan masyarakat?
6. Produk apa saja yang banyak diminati oleh masyarakat dalam rangka
meningkatkan pendapatan masyarakat?
7. Apakah masyarakat mengalami peningkatan pendapatan setelah
meminajam di BUMDes Sabedo?
115
Wawancara Nasabah Bumdes, di Desa
Sabedo, Kec. Utan, Kab. Sumbawa
Wawancara Direktur Bumdes, di Desa
Sabedo, Kec. Utan, Kab. Sumbawa
Kreasi Miniatur Gentong Nasabah
Bumdes, di Desa Sabedo, Kec. Utan,
Kab. Sumbawa
116
Lampiran 2 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Sopiyatul Hikmah
Tempat, Tanggal Lahir : Utan, 23 Maret 1996
Alamat Rumah : Dusun Tengah I Kecamatan Utan Kab.Sumbawa NTB
Nama Ayah : Syafruddin
Nama Ibu :Farida
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal
a. SDN 05 Utan, Tahun Lulus 2019 b. Mts Al-Hikmah Tahun 2012 c. MA Al-Hikmah Tahun 2015
2. Pendidikan Nonformal
C. Riwayat Pekerjaan D. Prestasi/Pengharaan E. Pengalaman Organisasi F. Karya Ilmia
117
118