i. pendahuluan/introduction · pendahuluan 2 produk domestik regional bruto kabupaten pakpak bharat...

26
Pendahuluan 2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010 1.1. Latar Belakang Tiga faktor utama yang menentukan pertumbuhan ekonomi antara lain, akumulasi modal, pertumbuhan penduduk serta kemajuan teknologi. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan digunakan untuk tabungan atau investasi dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Investasi produktif harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut investasi ”infrastruktur” ekonomi dan sosial. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif memicu pertumbuhan ekonomi. Positif atau negatifnya pertambahan penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi sepenuhnya tergantung pada sistem perekonomian yang bersangkutan untuk menyerap dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut. Pengaruh selanjutnya adalah kemajuan teknologi. Tingkat pendidikan dan kesehatan yang baik akan mendorong kemampuan masyarakat untuk mengadaptasi dan mempergunakan teknologi di dalam produksi serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan kapasitas dan teknikal teknologi dalam industri. Pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi 1.1. Background Three main factors that determine economic growth, namely, capital accumulation, population growth and technological advancement. Accumulation of capital is occurred when a portion of income is used for savings or investment with the aim of enlarging the output and income in the future. Productive investment must be equipped with a variety of investments supporting called "infrastructure" investment of economic and social development. Population growth and labor force growth has traditionally been regarded as one of the positive factors triggering economic growth. Positive or negative population growth for economic development efforts depends entirely on the relevant economic systems to absorb and productively utilize the additional manpower. Next is the advancement of technology. Education and good health will encourage the public's ability to adapt and use technology in production and to improve society's ability to adapt to changing technologies and technical capacity in the industry. In 2010, Ecnomic growth of Pakpak I. PENDAHULUAN/INTRODUCTION

Upload: doanduong

Post on 19-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pendahuluan

2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010

1.1. Latar Belakang

Tiga faktor utama yang menentukan

pertumbuhan ekonomi antara lain, akumulasi

modal, pertumbuhan penduduk serta kemajuan

teknologi. Akumulasi modal terjadi apabila

sebagian dari pendapatan digunakan untuk

tabungan atau investasi dengan tujuan

memperbesar output dan pendapatan di kemudian

hari. Investasi produktif harus dilengkapi dengan

berbagai investasi penunjang yang disebut

investasi ”infrastruktur” ekonomi dan sosial.

Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan

angkatan kerja secara tradisional dianggap

sebagai salah satu faktor positif memicu

pertumbuhan ekonomi. Positif atau negatifnya

pertambahan penduduk bagi upaya pembangunan

ekonomi sepenuhnya tergantung pada sistem

perekonomian yang bersangkutan untuk

menyerap dan secara produktif memanfaatkan

tambahan tenaga kerja tersebut. Pengaruh

selanjutnya adalah kemajuan teknologi. Tingkat

pendidikan dan kesehatan yang baik akan

mendorong kemampuan masyarakat untuk

mengadaptasi dan mempergunakan teknologi di

dalam produksi serta meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan

kapasitas dan teknikal teknologi dalam industri.

Pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi

1.1. Background

Three main factors that determine

economic growth, namely, capital

accumulation, population growth and

technological advancement. Accumulation of

capital is occurred when a portion of income is

used for savings or investment with the aim of

enlarging the output and income in the future.

Productive investment must be equipped with a

variety of investments supporting called

"infrastructure" investment of economic and

social development. Population growth and

labor force growth has traditionally been

regarded as one of the positive factors

triggering economic growth. Positive or

negative population growth for economic

development efforts depends entirely on the

relevant economic systems to absorb and

productively utilize the additional manpower.

Next is the advancement of technology.

Education and good health will encourage the

public's ability to adapt and use technology in

production and to improve society's ability to

adapt to changing technologies and technical

capacity in the industry.

In 2010, Ecnomic growth of Pakpak

I. PENDAHULUAN/INTRODUCTION

Introduction

Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 3

Kabupaten Pakpak Bharat mengalami

peningkatan yang cukup signifikan dari tahun

sebelumnya. Keberhasilan menaikkan

pertumbuhan ekonomi ini berimplikasi pada

kenaikan pendapatan per kapita. Namun

pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tidak

hanya didasarkan pada pertambahan pendapatan,

tetapi juga ditunjang oleh sesuatu yang lebih

fundamental, yaitu investasi dan ekspor. Semakin

besar investasi yang masuk, maka semakin

banyak terbuka lapangan kerja yang tentunya

memacu pertumbuhan ekonomi. Rendahnya

investasi dari luar yang masuk ke Kabupaten

pakpak Bharat disebabkan oleh situasi yang

kurang mendukung, yakni kondisi Sumber Daya

Alam (SDA) yg belum dimanfaatkan secara

optimal dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

belum berkompetensi dan masih minimnya

pemasaran.

Dua hal esensial harus dilakukan untuk

mencapai pertumbuhan ekonomi adalah, pertama

sumber-sumber yang harus digunakan secara

lebih efisien. Ini berarti tidak boleh ada sumber-

sumber yang menganggur dan alokasi

penggunaannya kurang efisien.Yang kedua,

penawaran atau jumlah sumber-sumber atau

elemen-elemen pertumbuhan tersebut haruslah

diusahakan pertambahannya. Elemen-elemen

yang memacu pertumbuhan ekonomi tersebut

adalah Sumber Daya Alam, Sumber Daya

manusia, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,

Budaya dan Sumber Daya Modal.

Salah satu indikator untuk melihat

Bharat Regency experience a significant

increase from previous year. The success of

raising economic growth implies an increase in

income per capita. But the quality of economic

growth are not based only on the added

income, but also driven by something more

fundamental, namely investment and exports.

The greater investment, there is more open job

opportunities which would spur economic

growth. Low investment from outside the

entrance to the Pakpak Bharat Regency is

caused by circumstances that do not support,

namely the condition of Natural Resources

(SDA) that is not optimal and Human

Resources (HR) that have not been competent,

and also lack of marketing.

Two essential things that must be done

to achieve economic growth is, first, sources

must be used more efficiently. This means there

can be no idle resources and uneficient use,

second, supply or number of the sources or

accretion of elements of the growth must be

cultivated. Elements that spur economic

growth is the Natural Resources, Human

Resources, Science and Technology, Culture

and Capital Resources.

One of the indicator that can be used to

Pendahuluan

4 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010

perkembangan pembangunan ekonomi dan

tingkat kemakmuran suatu daerah adalah Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB). Melalui

PDRB dapat diketahui kinerja ekonomi,

pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan

PDRB per kapita suatu daerah. Peranan setiap

sektor dalam menghasilkan Produk Domestik

Regional Bruto merupakan hal yang paling

penting untuk melihat gambaran perekonomian

dan menjadi bahan perencanaan dalam

menentukan arah pembangunan di masa yang

akan datang.

Sebagai bahan dasar penyusunan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten

Pakpak Bharat adalah data dan informasi yang

dikumpulkan dari berbagai sumber yang dapat

dipercaya. Melihat pentingnya data dan informasi

dalam pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-

hasil pembangunan dibutuhkan data yang akurat,

relevan dan berkesinambungan. Adapun kegunaan

dari PDB/PDRB adalah:

1. Melihat pertumbuhan ekonomi suatu

wilayah

2. Mengetahui struktur perekonomian

3. Mengetahui tingkat kemakmuran suatu

daerah

4. Mengetahui tingkat perubahan harga

(inflasi/deflasi).

1.2. Pergeseran Tahun Dasar

Dalam publikasi ini tahun dasar yang

digunakan mengalami pergeseran dari tahun 1993

menjadi tahun 2000. Perubahan tahun dasar ini

look at the level of economic development and

level of prosperity of a region are Gross

Regional Domestic Product (GRDP). By

GRDP, can be known economic performance,

economic growth, economic structure and

GRDP per capita in a region. The role of each

sector in the Gross Regional Domestic Product

yield is the most important thing to see a

picture of the economy and become the subject

of planning in determining the direction of

development in the future.

As an elementary material in forming

Gross Regional Domestic Product (GRDP) of

Pakpak Bharat Regency is data and

information that collected from various of

believable sources. By seeing the importance of

data and information in making decisions and

evaluation of development revenues, accurate,

relevant and continual data are required.

These are the utilities of GDP/GRDP:

1. To see the economic growth of a region

2. To know the economics structure

3. To know prosperity’s level of a region

4. To know rate of price change

(inflation/deflation).

1.2. Shifting of Base Year

In this publication, the base year

already shifted, previously 1993 as base year

but it shifted to 2000 as base year. The shifting

Introduction

Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 5

antara lain disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu

:

a. Secara nasional telah terjadi perubahan

struktur ekonomi yang relatif cepat sehingga

mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang

dihitung berdasarkan tahun dasar 1993

menjadi makin tidak realistis.

b. Struktur ekonomi tahun 1993 belum tersentuh

dampak deregulasi dan debirokratisasi. Secara

nasional sejak tahun 1991 sektor industri

peranannya sudah melampaui sektor pertanian

dan menjadi primadona perekonomian

Indonesia.

c. Perkembangan ekonomi dunia dalam kurun

waktu 1993-2000 yang diwarnai oleh

globalisasi tentunya akan berpengaruh kepada

perekonomian domestik, masih dalam periode

tersebut, pada pertengahan tahun 1997 terjadi

krisis moneter yang berdampak kepada

perubahan struktur perekonomian Indonesia.

Akibatnya struktur ekonomi Indonesia tahun

1993 telah berbeda dengan tahun 2000.

1.3. Pemilihan Tahun Dasar

Pada dasarnya penetapan tahun 2000

sebagai tahun dasar secara teknis dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Berdasarkan rekomendasi Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana tertuang

dalam buku panduan yang baru “Sistem

Neraca Nasional” dinyatakan bahwa estimasi

PDB atau PDRB atas dasar harga konstan

of the base year caused by many factor, some

of them are:

a. In the scope of national, the changing of

the economic structure run so fast that

caused the economic growth which is

calculated based on 1993 as base year

became unrealistic.

b. The economic structure of year 1993 still

free of the impact of de-regulations and

de-bureaucratitations. At national level,

since year 1991, the share of manufacture

sector run much faster than the agriculture

sector which is the main actor in the

economic history of Indonesia.

c. The development of world’s economy at

1993-2000 which is influenced directly by

globalizations, must be infected to the

domestic’s economy, moreover, within that

period, exactly at 1997’s mid, there was a

monetary crisis which gave huge impact of

the changing of the economic’s structure

of Indonesia. As the result the pattern of

economic’s structure of Indonesia based

on 1993 was not remains same in year

2000.

1.3. Base Year Election

As the matter of fact, choosing year

2000 as base year could be explained

technically by some reasons below:

a. Based on the recommendations of UN as

mentioned in the latest guidance book

“System of National Account” stated that

the estimation of GDP or GRDP based on

Pendahuluan

6 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010

sebaiknya dimutakhirkan secara periodik

dengan menggunakan tahun referensi yang

berakhiran 0 dan 5. Hal ini juga merupakan

komitmen pimpinan BPS negara ASEAN

tahun 2000, agar besaran angka-angka PDB

atau PDRB dapat saling diperbandingkan

antar negara dan antar waktu guna keperluan

analisis kinerja perekonomian dunia.

b. Seiring dengan perkembangan kegiatan

ekonomi, cakupan terus mengalami

penyempurnaan, dalam jangka waktu tujuh

tahun juga telah terjadi perubahan

struktur/bentuk komoditas serta kombinasi

harga yang sangat signifikan. Perbaikan

cakupan terutama di sektor industri

pengolahan (elektronik/teknologi informatika)

serta disektor jasa-jasa. Disisi lain juga terjadi

perubahan dalam komposisi harga antara

sektor primer, sekunder dan tersier.

c. BPS telah merampungkan penyusunan Tabel

Input-Output Indonesia 2000, termasuk

Sumatera Utara untuk tingkat propinsi. Tabel

I-O tersebut telah mengalami uji konsistensi

pada tingkat sektoralnya dengan

mempertimbangkan kelayakan struktur

permintaan maupun penawaran. Oleh karena

itu struktur ekonomi Indonesia yang

digambarkan melalui Tabel I-O dapat

dijadikan sebagai kerangka dasar (

benchmarking ) dalam penyempurnaan

penghitungan PDB/PDRB, sekaligus dipakai

sebagai tahun dasar dalam penyusunan series

baru penghitungan PDB/PDRB, baik sektoral

constant market price should be updated

periodically by using the reference year

with ending by digit 0 and 5. This statement

was also the commitment among the head

of statistics office of ASEAN countries at

2000, which aims are all the figures of the

GDP/GRDP could be comparable among

countries for the shake of works and

world’s economy.

b. In between the development of economic’s

activities, the coverages tend to complete

soon, also in duration of 7 years there has

been such a tremendous changing in the

physical product as well as prices. The

main changing of the coverage was at the

manufactured sector

(electronic/information technology) and

also at services sector. On the other side

the composition of the price among the

prime sector, secondary and tertier sector

were not remain unchanged.

c. BPS has completed in making the

publication of Input-Output Table of

Indonesia year 2000 including North

Sumatera at province level. The I-O table

has already passed the consistency test at

sectoral stages by taking care of the fitness

of the demand and supply structure. Thus,

the structure of economy of Indonesia

which is represented by I-O table could use

as the benchmarking in terms of calculating

GDP/GRDP, after all it uses as the base

year in building new series of calculating

Introduction

Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 7

maupun penggunaan.

d. Ketersediaan data dasar (raw data) baik harga

maupun volume (quantum) tahun 2000 secara

rinci pada masing-masing sektor ekonomi

relatif lebih lengkap dan berkelanjutan

dibandingkan kondisi pada tahun 1993. Hal

itu dimungkinkan berbagai

Departemen/Kementrian maupun Instansi

Pemerintah lainnya juga ikut membangun

statistik bagi keperluan perencanaan

sektoralnya masing-masing. Dengan

dukungan data yang lebih lengkap, terinci dan

konsisten diharapkan estimasi PDB/PDRB

dengan tahun dasar 2000 dapat disusun secara

lebih akurat dan konsisten.

1.4. Kegunaan Statistik Pendapatan Regional

Salah satu manfaat dari data PDB dan

PDRB adalah untuk mengetahui tingkat produk

neto atau nilai tambah yang dihasilkan oleh

seluruh faktor produksi, besarnya laju

pertumbuhan ekonomi, dan pola/struktur

perekonomian pada satu tahun atau periode di

suatu negara atau daerah tertentu.

Kegunaan statistik pendapatan regional

antara lain :

a. Mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi

Angka-angka statistik pendapatan regional

atas dasar harga konstan menunjukkan laju

pertumbuhan ekonomi suatu daerah baik secara

menyeluruh maupun sektor demi sektor.

b. Mengetahui tingkat kemakmuran suatu

daerah

sectoral GDP/GRDP as well as

GDP/GRDP from income side.

d. Availability of raw data in terms of price

and volume (quantum) at year 2000 for

each sector are more detail and incessantly

than that at 1993. This can happened

becaused of the hands of all departments

and government institutions which are

involved in building statistics for the sake

of their planning. Having a complete, detail

and consistent of data, hope the estimation

of GDP/GRDP by using year 2000 as base

year could be more accurate and

consistent.

1.4. The Use of Regional Income Statistics

One of benefits of GDP and GRDP’s

data is to know level of net product or value

added that produced by all production factors,

level of economic growth rate, and economics

pattern/structure at a one year or period in a

country or certain area.

The use of regional income statistics for

example :

a. To know level of economics growth

Regional income statistics on the basic

of constant market prices show rate of

economics growth of a region either through

totally or sector by sector.

Pendahuluan

8 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010

Tingkat kemakmuran suatu daerah

digambarkan di dalam pendapatan perkapita.

Pendapatan perkapita merupakan gambaran rata-

rata pendapatan yang diterima oleh setiap

penduduk sebagai hasil dari proses produksi.

PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi

total nilai PDRB dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun .

c. Mengetahui struktur perekonomian

Di dalam penghitungan PDRB, struktur

perekonomian diklasifikasikan menjadi 9 sektor.

Pengklasifikasian ini mengacu kepada klasifikasi

sektor yang digunakan dalam penghitungan.

d. Mengetahui tingkat perubahan harga (

Inflasi/Deflasi )

Perbandingan antara PDRB atas dasar harga

berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan

merupakan angka indeks implisit yang dapat

dipergunakan untuk mengetahui adanya

perubahan harga barang dan jasa secara

keseluruhan.

1.5. Konsep dan Definisi

Konsep dan definisi amat penting untuk

memahami lebih lanjut mengenai data yang

tersedia. Arti, wujud fisik, karakteristik, batasan

dan sifat kegiatan tentang eksistensi, perubahan

dan perpindahan suatu barang dan jasa harus

tercermin jelas dalam konsep dan definisi.

Definisi yang berbeda akan menghasilkan data

yang berbeda pula. Perlu diingat bahwa konsep

dan definisi yang terdapat dalam buku ini pada

dasarnya untuk tujuan penyusunan PDRB.

b. To know prosperity’s level of a region

Prosperity’s level of a region is

outlined in income per capita. Income per

capita is picture of average income accepted

by every resident as a result of production

process. GRDP per capita is obtained by

dividing total value of GRDP with amount of

residents in the mid year .

c. To know the economics structure

In calculating GRDP, economics

structure is classified in 9 sectors. This

Classification is related to sector classification

as used in computation.

d. To know price rate of change (

Inflation/Deflation )

Comparison between GRDP on the

basis of current market prices and GRDP on

the basis of constant market prices is implisit

index number that can be used to know

existence of goods and services price’s change

as a whole.

1.5. Concept and Definition

Concept and definition are important to

comprehend furthermore about available data.

Meaning, physical embodiment, characteristic,

conterminous and activity’s characteristic

about eksistentialist, change and transfer of

goods and services must be clearly concepted

and definited. Different definition will produce

different data. Important to remember that

concept and definition existed in this book

basically for the compilation of GRDP.

Introduction

Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 9

1.5.1. Produk Domestik dan Produk Regional

Seluruh barang dan jasa yang dihasilkan

oleh kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

di Kabupaten Pakpak Bharat, tanpa

memperhatikan apakah faktor produksinya

berasal dari/atau dimiliki oleh penduduk

Kabupaten Pakpak Bharat merupakan Produk

Domestik Kabupaten Pakpak Bharat. Oleh

karenanya pendapatan yang timbul akibat adanya

kegiatan produksi tersebut merupakan produk

domestik. Yang dimaksud dengan ”Wilayah

Domestik” di sini adalah wilayah yang betul-betul

berada di dalam batas geografis daerah tersebut.

Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian

dari kegiatan produksi yang dilakukan di

Kabupaten Pakpak Bharat maupun beberapa

faktor produksinya berasal/milik dari daerah lain

dan sebaliknya. Hal ini menyebabkan nilai

Produksi Domestik yang timbul di Kabupaten

Pakpak Bharat bisa tidak sama dengan

pendapatan yang diterima penduduk Kabupaten

Pakpak Bharat.

Dengan adanya arus pendapatan yang

mengalir antar daerah (termasuk juga dari/ke luar

negeri) yang pada umumnya berupa upah dan

gaji, dividen dan keuntungan, maka timbul

perbedaan antara produk domestik dan produk

regional.

Yang dimaksud dengan Produk Regional

adalah Produk Domestik dikurangi pendapatan

yang dibayar keluar ditambah pendapatan yang

diterima dari luar daerah tersebut. Jadi Produk

Regional merupakan produk yang betul-betul

1.5.1. Domestic Product and Regional

Product

All goods and services produced by

economy activities operated in Pakpak Bharat

Regency, regardless of wether its production

factors indigenous to or owned by residents of

Pakpak Bharat Regency, is Domestic Product

of Pakpak Bharat Regency, then arised income

resulted from production activity is domestic

product. “Domestic Region” means region that

is really resided in geographical boundary of

an area.

Fact indicates that some of production

activity operated in Pakpak Bharat Regency

and also some production factors is assigned

from or possessed by other area conversely.

This condition causes the value of domestic

products arised in Pakpak Bharat Regency

could look equal to income accepted by

residents in Pakpak Bharat Regency.

With the flow of interregional income

flown (from/out of country) which is generally

in shape of wage and salary, dividend and

benefit, then difference between domestic

product and regional product is arised.

Regional Product means Domestic

Product which is reduced by income that paid

out, added with income that accepted

outwardly referred area. Thus Regional

Product is product that really owned by

Pendahuluan

10 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010

dimiliki penduduk di daerah tersebut.

1.5.1.1. Nilai Tambah

Pengetahuan tentang nilai tambah

merupakan hal yang esensial dalam penghitungan

PDRB. Sering terjadi salah pengertian dimana

orang menganggap bahwa PDRB identik dengan

nilai produksi (output) yang dihasilkan wilayah

tersebut.

Nilai produksi tidak sama dengan nilai

tambah, karena nilai produksi (output) adalah

nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu

periode tertentu, baik sebagai produksi utama,

ikutan, maupun sampingan, sedangkan nilai

tambah adalah output setelah dikurangi dengan

biaya antaranya (intermediate cost).

Biaya antara (intermediate cost)

merupakan seluruh biaya barang tidak tahan lama

(perkiraan umur penggunaan kurang dari satu

tahun) dan jasa yang dikeluarkan selama kegiatan

proses produksi.

Dengan kata lain nilai tambah adalah

output dikurangi biaya antaranya. Nilai tambah

ini terdiri dari komponen pendapatan faktor,

penyusutan barang modal tetap, dan pajak tidak

langsung neto. Dikatakan Nilai Tambah Bruto

(NTB) jika masih terdapat komponen penyusutan,

dan dikatakan Nilai Tambah Neto (NTN) jika

sudah mengeluarkan komponen penyusutan.

1.5.1.2. Pendapatan Faktor

Pendapatan faktor merupakan nilai tambah

produsen atas penggunaan faktor-faktor produksi,

yang terdiri dari unsur-unsur:

a. Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai

resident in referred area.

1.5.1.1. Value Added

The knowledge of value added is

esensial matter in GRDP’s computation.

Misapprehension often happened where people

assumed that GRDP was same with

production’s value (output) that produced by

region.

Production’s value is unlike value

added, because production’s value (output) is

value of goods and services produced in a

specified period, both as main product,

secondary product, and also peripheral

product, whereas value added is output after

lessened by intermediate cost.

Intermediate cost is all not durable

goods cost (estimate of usage less than one

year) and services released during activity of

production process.

In other word, value added is output

lessened intermediate cost. This Added value

consist of earnings factor component,

decreased fixed-capital goods, and indirect

nett tax. Told Gross Value Added (GVA) if

decrease’s component has not released yet,

and told Nett Value Added (NVA) if decrease’s

component has released.

1.5.1.2. Factor’s Incomes

Factor’s Income is producer’s value

added to the usage of production factors, that

consist of elements:

a. Wage and salary as the employee

Introduction

Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 11

b. Sewa tanah sebagai balas jasa tanah

c. Bunga sebagai balas jasa modal

d. Keuntungan sebagai balas jasa

kewiraswastaan

Balas Jasa Pegawai

Pegawai adalah semua orang yang ikut

serta dalam kegiatan perusahaan berbadan hukum,

baik swasta maupun pemerintah, dan semua orang

yang dibayar dalam kegiatan perusahaan tidak

berbadan hukum. Konsep ini berbeda dengan

definisi yang digunakan ILO (International

Labour Organization), dimana pekerja keluarga

yang tidak dibayar termasuk pegawai.

Pekerja yang juga sebagai pemilik untuk

segala jenis usaha, baik profesional maupun

bukan, tidak diperlakukan sebagai pegawai.

Pendapatan dari pekerja pemilik tadi dimasukkan

sebagai surplus usaha dari perusahaannya.

1.5.1.3. Surplus Usaha

Surplus usaha adalah sama dengan selisih

nilai tambah bruto dengan balas jasa pegawai,

penyusutan barang modal tetap, dan pajak tidak

langsung neto. Surplus usaha meliputi

pengeluaran atas sewa tanah, bunga modal dan

keuntungan.

a. Sewa Tanah

Yang dimaksudkan di sini pengeluaran

perusahaan untuk sewa tanah karena ikut

sertanya faktor produksi tanah dalam proses

produksi. Sewa dibayar untuk tanah

pertanian ataupun tanah lainnya yang

digunakan dalam kegiatan usaha. Dalam

sewa termasuk juga royalti yaitu

recompensation

b. Ground-rent as the land/ground

recompensation

c. Interest as the capital recompensation

d. Advantages as the entrepreneur

recompensation

The Employee Recompensation

Employee is every person joined in

company’s activity, either private sector or

government, and every person who paid in

incorporeal-law company’s activity. This

Concept differs from definition that used by

ILO (Internasional Labour Organization),

where family’s worker that not paid is assumed

as employee.

Worker that also the owner for all type

of efforts, either professional or not, not

considered as employee. Incomes from worker

mentioned is entered as the effort’s surplus

from its company.

1.5.1.3. Effort’s Surplus

Effort’s surplus is equal to deviation of

gross value added and employee

recompensation, fixed capital goods decrease,

and nett indirect tax. Effort’s surplus consists

of expenditure to the ground-rent, capital’s

interest and advantage.

a. Ground-rent

Meant here company’s expenditure for

ground-rent because land factors are

included in production process. Rent are

paid for farmland or other land/ground

used in business activity. In rent also

Pendahuluan

12 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010

pembayaran untuk hak paten, hak cipta,

merk dagang, hak pengusahaan hutan dan

sebagainya.

b. Bunga Modal

Yang dimaksud dengan bunga modal adalah

pengeluaran perusahaan untuk membayar

bunga dari modal yang dipinjam yang

digunakan dalam kegiatan usaha.

c. Keuntungan Perusahaan

Mencakup keuntungan perusahaan sebelum

dipotong pajak perusahaan dan pajak

langsung lainnya dan sebelum dibagikan

sebagai deviden. Keuntungan perusahaan di

sini merupakan selisih antara surplus usaha

dengan sewa tanah dan bunga modal. Jadi

masih pula termasuk berbagai pengeluaran

transfer yang mungkin dilakukan

perusahaan.

1.5.1.4. Penyusutan Barang Modal

Penyusutan yang dimaksud di sini adalah

jumlah nilai susut (aus) barang-barang modal

yang terjadi selama barang-barang modal tersebut

ikut serta dalam proses produksi dari seluruh

sektor ekonomi. Berkurangnya nilai barang modal

yang disebabkan oleh kecelakaan atau bencana

alam yang tidak bisa diramalkan sebelumnya,

seperti gempa bumi, perang, kebakaran, dll, yang

menghancurkan barang modal yang sudah ada,

tidak termasuk dalam penghitungan penyusutan.

1.5.1.5. Pajak Tidak Langsung Neto

Pajak tidak langsung neto adalah selisih

antara Pajak Tidak Langsung dengan Subsidi

yang diberikan pemerintah. Pajak tidak langsung

entered royalty, that is payment for patent

right, copyrights, trade mark, rights of

forest enterpasing etc.

b. Capital’s Interest

Capital’s interest is company’s

expenditure to pay interest from capital

that was borrowed as used in business

activity.

c. Company’s Advantage

It covers company’s advantage before cut

by corporate tax and other direct taxes

before alloted as deviden. Company’s

advantage here is difference between

effort’s surplus and ground-rent and

capital’s interest. Thus has been also

entered various of expenditures of transfer

that maybe conducted by company.

1.5.1.4. Capital Goods Decrease

Decrease that intended here is amount

of value dwindles (timeworn) of capital assets

during production process from all economic

sectors. The decreasing value of capital goods

that caused by accident or natural disaster that

was never being forecasted previously, like

earthquake, war, fire, etc, that destroy capital

goods that was already exist, excluding in

decrease computation.

1.5.1.5. Nett Indirect Tax

Nett indirect-tax is difference between

indirect-tax and subsidy that is given by

government. Include in this indirect-tax is all

Introduction

Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 13

ini termasuk segala jenis pajak yang dikenakan

atas kegiatan produksi, penjualan atau

penggunaan barang dan jasa oleh

perusahaan/usaha, antara lain meliputi pajak

penjualan, bea ekspor dan impor cukai, dan lain-

lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak

perorangan. Sementara itu, subsidi adalah dana

bantuan yang diberikan pemerintah kepada

perusahaan.

1.5.2. Agregat Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB)

Konsep domestik di sini berarti bahwa

transaksi ekonomi yang akan dihitung adalah

transaksi yang terjadi dalam wilayah domestik

suatu daerah dan dilakukan oleh masyarakat

(resident) di daerah tersebut. Sementara itu,

wilayah perekonomian yang akan diselidiki untuk

membuat suatu perhitungan pendapatan regional

adalah suatu daerah dari suatu Negara. Pengertian

daerah dalam buku ini adalah Daerah Tingkat II,

yaitu Kabupaten Pakpak Bharat

1.5.2.1. Produk Domestik Regional Bruto Atas

Dasar Harga Pasar

Angka Produk Domestik Regional Bruto

atas dasar harga pasar dapat diperoleh dengan

menjumlahkan nilai tambah bruto (Gross Value

Added) yang timbul dari seluruh sektor

perekonomian di suatu wilayah/daerah. Nilai

Tambah Bruto (NTB) adalah nilai produksi

(output) dikurangi dengan biaya antara (input),

yang mencakup komponen pendapatan (upah dan

gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan) dari

sektor-sektor ekonomi, penyusutan dan pajak

type of taxes that is imposed to production

activity, sale or the usage of goods and

services by company/effort, for example sales

tax, eksport-import's tariff, and others taxes,

unless income tax and individual taxes.

Meanwhile, subsidizing is relief fund that is

given by government to company.

1.5.2. Aggregate of Gross Regional Domestic

Product (GRDP)

Concept of domestic here mean that

economy transaction that will be calculated is

transaction that happened in domestic region

of an area and conducted by society (resident)

in referred area. Meanwhile, economics region

that will be investigated to make a regional

income calculation is a area from a country. In

this book, area means Regency, that is Regency

of Pakpak Bharat.

1.5.2.1. Gross Regional Domestic Product On

the Basic of Market Prices

Figure of Gross Regional Domestic

Product on the basic of market prices can be

obtained by sum Gross Value Added that was

arising out from all economics sectors in a

region/area. Gross Value Added (GVA) is

output less the intermediate cost, cover income

component (wage and salary, interest, ground-

rent and advantage) from economy sectors,

decrease and nett indirect-taxes. Wage and

salary is recompensation factor from capital,

Pendahuluan

14 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010

tidak langsung netto. Upah dan gaji adalah faktor

balas jasa dari modal, sewa tanah merupakan

faktor balas jasa atas penyediaan tanah,

sedangkan keuntungan merupakan faktor balas

jasa dari

kewiraswastaan(entrepreneurialship/managerial

services). Dengan menghitung nilai tambah bruto

dari seluruh sektor tadi, akan diperoleh Produk

Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Pasar.

1.5.2.2. Produk Domestik Regional Netto Atas

Dasar Harga Pasar

Perbedaan antara konsep ”Netto” dan

konsep ”Bruto” di atas adalah karena pada konsep

bruto faktor penyusutan masih termasuk di

dalamnya, sedangkan pada konsep netto

komponen penyusutan telah dikeluarkan. Jadi bila

Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga

pasar dikurangi penyusutan akan diperoleh

Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga

pasar. Penyusutan yang dimaksud di sini adalah

susutnya nilai barang-barang modal (mesin-

mesin, kendaraan dan sebagainya) yang terjadi

selama barang-barang modal tersebut ikut serta

dalam proses produksi. Jika nilai susut barang-

barang modal dari seluruh sektor ekonomi

dijumlahkan, maka hasilnya merupakan

”Penyusutan”.

1.5.2.3. Produk Domestik Regional Netto (PDRN)

Atas Dasar Biaya Faktor

Perbedaan antara konsep biaya faktor di

sini dan konsep harga pasar di atas adalah karena

adanya pajak tak langsung yang dipungut

ground-rent is recompensation factor to the

land/ground provider, whereas advantage is

recompensation factor from

entrepreneurialship/managerial services. By

counted all gross value added from all

mentioned sectors, will be obtained Gross

Regional Domestic Product On The Basic of

Market Prices.

1.5.2.2. Nett Domestic Regional Product On

the Basic of Market Prices

The different concept between ”Nett”

and ”Gross” above is because at concept of

bruto decrease factor has been entered in it,

whereas at concept of netto decrease

component has already been released. Thus if

Gross Regional Domestic Product on the basic

of market prices is lessened by decrease, it will

be obtained Nett Domestic Regional Product

on the basic of market prices. Decrease that

intended here is the decrease value of capital

assets (machines, vehicle etc) during capital

assets is joined in production process. If value

dwindles of capital assets from all economic

sectors is summed, then the result is

”Decrease”.

1.5.2.3. Nett Domestic Regional Product

(NDRP) On The Basic of Factor Cost

Difference between concept of factor

cost here and concept of market prices above is

caused by indirect-tax that was collected by

Introduction

Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 15

pemerintah kepada unit produksi. Pajak tak

langsung ini meliputi pajak penjualan, bea ekspor

dan impor, cukai dan pajak lainnya, kecuali pajak

pendapatan dan pajak perseroan. Pajak langsung

dari unit-unit produksi dibebankan pada biaya

produksi atau pada pembelian hingga langsung

berakibat menaikkan harga barang.

Berbeda dengan pajak tidak langsung

yang berakibat menaikkan harga barang jadi

adalah subsidi yang diberikan pemerintah kepada

unit-unit produksi yang dianggap penting untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat luas dengan

tujuan untuk menekan/menurunkan harga

sehingga bisa terjangkau/dibeli masyarakat.

Dengan demikian pajak tidak langsung dan

subsidi mempunyai pengaruh yang berlawanan

terhadap harga barang (output/produksi). Selisih

antara pajak tidak langsung dan subsidi dalam

penghitungan pendapatan regional disebut pajak

tak langsung netto, maka hasilnya adalah Produk

Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor.

1.5.2.4. Pendapatan Regional

Dari konsep-konsep yang diterangkan di

atas dapat diketahui bahwa Produk Domestik

Regional Netto atas dasar biaya faktor sebenarnya

merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor

produksi yang ikut serta dalam proses produksi di

suatu wilayah. Produk Domestik Regional Netto

Atas Dasar Biaya faktor merupakan jumlah dari

pendapatan, yaitu berupa upah dan gaji, bunga,

sewa tanah dan keuntungan yang timbul pada tiap

sektor ekonomi atau merupakan nilai total

pendapatan suatu wilayah. Akan tetapi

government from unit of production. This

indirect-tax covers sales tax, eksport-import's

tariff, duty and other taxes, unless income tax

and corporate tax. Direct taxes from

production units charged against production

cost or at purchasing till increasing goods's

prices directly.

Differ from indirect-tax that cause

increase price finished goods is subsidy that

was given by government to production units

that is lionized to fulfill wide society's need as

a mean to depress/cut the price so it can be

reached/bought by society. So, indirect-tax and

subsidy have adversative influence to goods

price (output/production). Deviation between

indirect-tax and subsidy in regional income's

computation is called nett indirect-tax, then the

result is Nett Domestic Regional Product on

the basic of factor cost.

1.5.2.4. Regional Income

From concepts that is explained above

can be known that Nett Regional Domestic

Product on the basic of factor cost actually is

the amount of production factors

recompensation that join in production process

in a region. Nett Regional Domestic Product

on the basic of factor cost is amount from

income, that is have the shape of wage and

salary, interest, ground-rent and advantage

that was arising out from every economic

sector or total value of income in a region.

Pendahuluan

16 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010

pendapatan yang dihasilkan tadi tidak seluruhnya

merupakan pendapatan penduduk dari daerah

tersebut, sebab masih ada sebagian pendapatan

yang diterima oleh produksi wilayah lain,

misalnya suatu perusahaan yang modalnya

dimiliki oleh orang luar, tetapi perusahaan tadi

beroperasi di wilayah tersebut, maka dengan

sendirinya keuntungan perusahaan itu sebagian

akan menjadi milik orang luar, yaitu orang yang

mempunyai modal tadi. Sebaliknya kalau ada

penduduk daerah ini menanam modal di luar

daerah, maka sebagian keuntungan perusahan tadi

akan mengalir ke wilayah tersebut dan menjadi

pendapatan dari pemilik modal tadi.

Kalau Produk Domestik Regional Netto

Atas Dasar Biaya faktor dikurangi dengan

pendapatan yang mengalir ke luar maka hasilnya

akan merupakan Produk Domestik Regional

Netto yaitu merupakan jumlah pendapatan yang

benar-benar diterima (Income Receipt) oleh

seluruh penduduk yang tinggal di daerah tersebut.

Produk Regional Netto adalah pendapatan

regional yang sebenarnya, akan tetapi untuk

mendapatkan angka-angka tentang pendapatan

yang mengalir keluar/masuk ini (yang secara

nasional dapat diperoleh dari Neraca Pembayaran

Luar Negeri) masih sangat sukar diperoleh pada

saat ini, sehingga Produk Regional belum dapat

dihitung. Bila pendapatan regional suatu daerah

dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan

tahun yang tinggal di daerah tersebut, maka akan

dihasilkan pendapatan per kapita.

1.5.2.5. Pendapatan Orang Seorang (Personal

However incomes that was produced is not

entirely resident's income of its area, because

there is still some of income that was accepted

by other region production, for example a

company of the capital of which is owned by

outsider, but mentioned company operates in

mentioned region, then by itself some of

company's advantage will become outsider's

income, who had mentioned capital.

Contrariwise if there is resident of this area

invests at outside area, then some of mentioned

company's advantages will empty into region

and became income of mentioned capital

owner.

If Nett Regional Domestic Product on

the basic of factor cost less the income that

empty into external then the result is Nett

Regional Domestic Product, that is income

amount that really accepted (Income Receipt)

by all residents who live in referred area. Nett

Regional Product is actually regional income,

however to get numbers about income that flow

out/in (that in national can be obtained from

Overseas Balance of Payment) still very

difficult obtained at this time, until Regional

Product have not calculated yet. If regional

income of an area is divided with amount of

resident in the middle of year who lived in

referred area, then will be produced income

per capita.

1.5.2.5. Personal Income and Disposable

Introduction

Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 17

Income) dan Pendapatan Yang Siap

Dibelanjakan (Disposable Income)

Dari uraian di atas, maka konsep-konsep

yang dipakai dalam Pendapatan Regional dapat

diuraikan sebagai berikut:

Produk Domestik Regional Bruto Atas

Dasar Harga Pasar (GRDP at market

prices) dikurangi penyusutan, akan sama

dengan ;

Produk Domestik Regional Netto Atas

Dasar Harga Pasar (NRDP at market

prices), dikurangi pajak tidak langsung,

akan sama dengan ;

Produk Domestik Regional Netto Atas

Dasar Biaya Faktor (NRDP at factor cost),

ditambah pendapatan netto yang mengalir

dari/ke daerah akan sama dengan ;

Pendapatan Regional (Regional Income)

dikurangi pajak pendapatan perusahaan

(corporate income taxes), keuntungan

tidak dapat dibagikan (undistributed

profit), iuran kesejahteraan sosial (social

security contribution), ditambah transfer

yang diterima oleh rumah tangga, bunga

netto atas bunga pemerintah, akan sama

dengan ;

Pendapatan orang per orang (personal

income) dikurangi pajak rumah tangga,

transfer yang dibayar oleh rumah tangga

akan sama dengan ;

Pendapatan yang siap dibelanjakan

(disposable income)

Dengan susunan ini terlihat bahwa

Income

From descriptions above, then concepts

that is used in Regional Income can be

elaborated as follows:

Gross Regional Domestic Product on

The basic of Market Prices lessened

decrease, will equal to ;

Nett Regional Domestic Product on

The basic of Market Price, lessened

indirect tax, will equal to ;

Nett Regional Domestic Product on

The basic of Factor Cost , Added with

net income that flow from/to area will

equal to ;

Regional Income lessened corporate

income taxes, undistributed profit,

social security contribution, added

with transfer that accepted by

household, nett interest to the

government interest, will equal to ;

Personal Income lessened household

tax, transfer that is paid by household

will equal to ;

Disposable Income

With this formation, it can be seen that

personal income is income that accepted by

household. Regional Income are not entirely

accepted by household. This is due to some of

income not paid to household, that is company

income tax that accepted by government,

undistributed advantage (retained earning)

and social security fund to in charge

Pendahuluan

18 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010

pendapatan orang per orang merupakan

pendapatan yang diterima oleh rumah tangga.

Pendapatan Regional tidak seluruhnya diterima

oleh rumah tangga. Hal ini disebabkan sebagian

tidak dibayar kepada rumah tangga, yaitu pajak

pendapatan perusahaan yang diterima oleh

Pemerintah, keuntungan yang tidak dibagikan

(laba ditahan) dan dana jaminan sosial kepada

instansi-instansi yang berwenang. Tetapi rumah

tangga masih menerima tambahan berupa transfer

(payments), baik dari pemerintah maupun

perusahaan dan bunga neto atas hutang

pemerintah. Bila pendapatan orang per orang ini

dikurangi dengan pajak yang langsung

dibebankan kepada rumah tangga maka hasilnya

merupakan pendapatan yang siap dibelanjakan

(disposible income).

1.5.2.6. Pendapatan Regional Atas Dasar Harga

Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan

Seperti yang telah diuraikan di atas,

angka-angka Pendapatan Regional

menggambarkan adanya kenaikan maupun

penurunan tingkat pendapatan masyarakat di

daerah tersebut.

Kenaikan/penurunan itu disebabkan oleh

dua faktor :

1. Kenaikan/penurunan tingkat pendapatan

yang tidak dipengaruhi oleh faktor

perubahan harga. Bila terjadi kenaikan riil

pendapatan penduduk berarti daya beli

penduduk di daerah tersebut juga

meningkat.

2. Kenaikan/penurunan pendapatan yang

institutions. But household still accepts

addition such as transfer (payments), either

from government or company and nett interest

to the government debt. If this personal income

less the tax directly charged upon household

then the result is disposible income.

1.5.2.6. Regional Income On The basic of

Current Prices and Market Prices

Such as those which explained above,

figures of Regional Income depicts existence of

increase and degradation of society rate of

retum in referred area.

Increase/degradation is caused by two

factors :

1. Increase/degradation of rate of income

that is not influenced by price change

factor. If the increase of real resident

income is happened, it means resident

purchasing power in referred area is

increased too.

2. Increase/degradation of income caused

Introduction

Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 19

disebabkan karena adanya faktor perubahan

harga. Kenaikan pendapatan hanya

disebabkan karena adanya inflasi

(menurunnya nilai uang) akan melemahkan

daya beli penduduk.

Oleh karena itu untuk mengetahui

pendapatan yang sebenarnya (riil), faktor inflasi

harus dikeluarkan terlebih dahulu. Pendapatan

Regional yang masih dipengaruhi faktor inflasi

merupakan Pendapatan Regional Atas Dasar

Harga Berlaku. Sedangkan Pendapatan dengan

pengaruh faktor inflasi sudah ditiadakan

merupakan Pendapatan Regional Atas Dasar

Harga Konstan.

Dengan alasan inilah, maka Pendapatan

Regional perlu disajikan dalam dua bentuk, yaitu

atas Dasar Harga Berlaku dan atas Dasar Harga

Konstan.

1.5.3. Klasifikasi Lapangan Usaha

Seperti diketahui PDRB adalah

penjumlahan/agregasi dari seluruh NTB yang

dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha.

Dalam penghitungan PDRB, seluruh lapangan

usaha dikelompokkan menjadi sembilan sektor

ekonomi. Pembagian ini sesuai dengan System of

National Accounts (SNA). Dalam upaya

memperoleh keterbandingan data yang dihasilkan

oleh berbagai negara, PBB menerbitkan publikasi

mengenai Klasifikasi Lapangan Usaha yang

berjudul International Standard Industrial

Classification of All Economics Activities (ISIC).

Badan Pusat Statistik (BPS) kemudian

menyesuaikan klasifikasi sesuai dengan kondisi

by existence of price change factor. The

increase of income is only caused by

existence of inflation (money value's

degradation), then will weaken

resident's purchasing power.

Therefore, to know income actually

(real), inflation factor must be released

beforehand. Regional Income that has been

influenced by inflation factor is Regional

Income On The Basic of Current Prices.

Whereas Income without influence of inflation

factor is Regional Income on The Basic of

Constant Market Prices.

By this reason, then Regional Income

must be presented in two forms, that is on the

basic of current and constant market prices.

1.5.3. Industrial Classification

It is known that the GRDP is the

summation/aggregation of the GVA created by

all economic activities/industrial origin. In the

calculation process, the industrial origin are

divided into 9 (nine) economic sectors. It

follows the SNA (System of National Accounts).

In the effort getting the comparable data that

produced by various of countries, PBB

publishes publication about Industrial

Clasification that was entitled International

Standard Industrial Classification of All

Economics Activities (ISIC).

Statistics of Indonesia (BPS) then

accomodate classification in accordance with

Pendahuluan

20 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010

yang berlaku di Indonesia dengan menerbitkan

Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI)

yang menjadi pegangan bagi pengumpulan

statistik di Indonesia.

Dengan demikian dalam penyajian buku

ini menurut kegiatan ekonomi/lapangan usaha.

Penyajian menurut lapangan usaha ini akan

memberikan gambaran mengenai peranan

masing-masing sektor ekonomi dalam penciptaan

nilai tambah di daerah tersebut. Lapangan usaha

ini dirinci menjadi sembilan sektor yaitu: (1)

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan,

(2) Pertambangan dan Penggalian, (3) Industri

Pengolahan, (4) Listrik, Gas dan Air Bersih, (5)

Bangunan, (6) Perdagangan, Hotel dan Restoran,

(7) Pengangkutan dan Komunikasi, (8) Keuangan,

Persewaaan Bangunan dan Jasa Perusahaan dan

(9) Jasa-jasa.

1.6. Metoda Penghitungan

Ada dua metoda yang dapat dipakai untuk

menghitung PDRB, yaitu Metoda Langsung dan

Metoda Tidak Langsung.

a. Metoda Langsung

Penghitungan didasarkan sepenuhnya

pada data daerah, hasil penghitungannya

mencakup seluruh produk barang dan jasa akhir

yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Pemakaian

metoda ini dapat dilakukan melalui tiga

pendekatan.

a.1. Pendekatan Produksi

PDRB merupakan jumlah Nilai Tambah

current condition in Indonesia by publishing

Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI)

that became a reference of statistic gathering

in Indonesia.

That is in this book presentation

according to economic activity/effort field.

Presentation according to this effort field will

give picture about role of each economic sector

in the creation of value added in referred area.

This effort field is detailed in nine sectors, that

is: (1) Agriculture, Livestock, Forestry and

Fishery, (2) Mining and Quarrying, (3)

Manufacturing Industry, (4) Electricity, Gas

and Water Supply, (5) Construction, (6) Trade,

Hotel and Restaurant, (7) Transport and

Communication, (8) Finance, Real Estate and

Business Services and (9) Services.

1.6. Method of Estimation

In general there are two methods for

computing the GRDP, namely Direct Method

and Indirect Method.

a. Direct Method

This is to construct regional income

solely from various data available at the

regional level. The result should cover all

goods and services product by the region. By

this method, the GRDP can be derived fro,

three different approaches.

a.1. Production Approach

The GRDP is estimated as the total of

Introduction

Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 21

Bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh unit-unit produksi di suatu

wilayah/region dalam suatu periode tertentu,

biasanya satu tahun. Sedangkan NTB adalah Nilai

Produksi Bruto (NPB/Output) dari barang dan

jasa tersebut dikurangi seluruh biaya antara yang

digunakan dalam proses produksi.

a.2. Pendekatan Pendapatan

PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa

yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang

ikut serta dalam proses produksi di suatu

wilayah/region dalam jangka waktu tertentu,

biasanya satu tahun.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka

NTB adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa

tanah, bunga modal, dan keuntungan; semuanya

sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak

langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB ini

termasuk pula komponen penyusutan dan pajak

tak langsung neto.

a.3. Pendekatan Pengeluaran

PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran

yang dilakukan untuk pengeluaran konsumsi

rumahtangga dan lembaga swasta nirlaba,

pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan

modal tetap domestik bruto, perubahan inventori

dan ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor

dikurangi impor), di dalam suatu wilayah/region

dalam periode tertentu, biasanya satu tahun.

Dengan metode ini, penghitungan NTB bertitik

tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa

yang diproduksi.

the Gross Value Added (GVA), or value of final

goods and services produced by all economic

units in a region during a certain period

usually one year. The GVA of an economic

activity is obtained by subtracting the total

intermediate cost from the total value of goods

and services produced.

a.2. Income Approach

The GRDP is equivalent to the total

income received by factors of production

enganged in the process of production in a

region during a certain periode, usually one

year.

Accordingly, the GVA is calculated as

the summation of wages and salaries,

unincorporated income profit, land rent,

capital interest, depreciation, and nett indirect

tax.

a.3. Expenditures Approach

The GRDP is the summation of the total

consumption expenditures by households and

privates non-profit institutions, government

final consumption expenditure, gross domestic

fixed capital formation, change in inventories,

and nett export (the nett refers to exports minus

import) in a region during a certain period,

usually one year. Thus, this estimation of the

GVA is approached through the final demand

of goods and services produced.

Pendahuluan

22 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010

b. Metoda Tidak Langsung/Alokasi

Menghitung nilai tambah suatu kelompok

ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah

nasional/propinsi ke dalam masing-masing

kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat

regional. Sebagai alokator digunakan indikator

yang paling besar pengaruhnya atau erat

kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi

tersebut.

Pemakaian masing-masing metoda

pendekatan sangat tergantung pada data yang

tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua

metoda tersebut akan saling menunjang satu

sama lain, karena metoda langsung akan

mendorong peningkatan kualitas data daerah,

sedang metoda tidak langsung akan merupakan

koreksi dalam pembanding bagi data daerah.

1.7. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku

dan Harga Konstan

Hasil penghitungan PDRB disajikan atas

harga berlaku dan harga konstan.

a. Penghitungan atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku

merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang

dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit

produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya

satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang

bersangkutan.

NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari

pengurangan NPB/Output dengan biaya antara

masing-masing dinilai atas dasar harga berlaku.

NTB menggambarkan perubahan

b. Indirect Method/Allocation

This is to computed regional income by

allocating the national income to regions using

related indicators as the allocator.

In practice, the method used basically

depends on the availability of data. The direct

method is preferable, but if the data are not

available the indirect method is also used for

the allocation of national income to the

respective regions. Efforts are always

undertaken to make the data available so that

more direct method can be applied.

1.7. Calculation Based on Current and

Constant Market Prices

The estimation of the GRDP is done on

basic current and constant market prices.

a. Estimation on The Basic of Current Market

Prices

The calculation on the basic of current

market prices is the summation of the entire

GVA or the value of final goods and services

produced by production units within a province

during a certain period, usually one year,

value at prices of the respective current year.

The GVA at current market prices will reflect

both changes in volume/quantity produced and

the price level of the respective economic

Introduction

Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 23

volume/kuantum produksi yang dihasilkan dan

tingkat perubahan harga dari masing-masing

kegiatan, subsektor, dan sektor.

Mengingat sifat barang dan jasa yang

dihasilkan oleh setiap sektor, maka penilaian

NPB/Output dilakukan sebagai berikut :

1. Untuk sektor primer yang produksinya bisa

diperoleh secara langsung dari alam seperti

pertanian, pertambangan dan penggalian,

pertama kali dicari kuantum produksi dengan

satuan standar yang biasa digunakan. Setelah

itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang

dihasilkan. Satuan dan kualitas yang

dipergunakan tidak selalu sama antara satu

kabupaten dan kota dengan kabupaten dan

kota lainnya. Selain itu diperlukan juga data

harga per unit/satuan dari barang yang

dihasilkan. Harga yang dipergunakan adalah

harga produsen, yaitu harga yang diterima

oleh produsen atau harga yang terjadi pada

transaksi pertama antara produsen dengan

pembeli/konsumen.

NPB/Output atas dasar harga berlaku

merupakan perkalian antara kuantum produksi

dengan harga masing-masing komoditi pada

tahun yang bersangkutan. Selain menghitung

nilai produksi utama, dihitung pula nilai

produksi ikutan yang dihasilkan dengan

anggapan mempunyai nilai ekonomi. Produksi

ikutan yang dimaksudkan adalah produksi

ikutan yang benar-benar dihasilkan

sehubungan dengan proses produksi

utamanya.

activity, sub-sector, and sector.

From the view of the goods and

services produced, the evaluation of the GVA

and GPV/Output was conducted as follows:

1. For primary sector with products

directly obtained from nature such as

agriculture, mining and quarrying, the

first step is to find the quantity of

products available with the standard

unit of commodity used, and the second,

is to determine the quality of the

products. The standard unit and quality

are not always the same between one

region and another. Other information

is the price to indicate the value per

unit of the product, it should be the

producer price, that is level of the price

received by the producer, or the price

in the first transaction between the

producer and trader/consumer.

The GVP/Output at the current market

prices is the multiplication of the

quantum and the price of respective

commodities in the current year. In

addition to the main product, by-

products having some economic value

will also be calculated. They are only

produced on a scale which is very

closely related to the main product.

2. For secondary sector, covering

manufacturing industry, electricity, gas

Pendahuluan

24 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010

2. Untuk sektor sekunder yang terdiri dari sektor

industri pengolahan, listrik, gas dan air

minum, dan sektor bangunan,

penghitungannya sama dengan sektor primer.

Data yang diperlukan adalah kuantum

produksi yang dihasilkan serta harga

produsen masing-masing kegiatan, subsektor

dan sektor yang bersangkutan. NPB/output

atas dasar harga berlaku merupakan perkalian

antara kuantum produksi dengan harga

masing-masing komoditi pada tahun yang

bersangkutan. Selain itu dihitung juga

produksi jasa yang digunakan sebagai

pelengkap dan tergabung menjadi satu

kesatuan usaha dengan produksi utamanya.

3. Untuk sektor-sektor yang secara umum

produksinya berupa jasa seperti sektor

perdagangan,restoran dan hotel, pengangkutan

dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan

lainnya, sewa rumah dan jasa perusahaan serta

pemerintah dan jasa -jasa, untuk penghitungan

kuantum produksinya dilakukan dengan

mencari indikator produksi yang sesuai

dengan masing-masing kegiatan, subsektor,

dan sektor. Pemilihan indikator produksi

didasarkan pada karakteristik jasa yang

dihasilkan serta disesuaikan dengan data

penunjang lainnya yang tersedia. Selain itu

diperlukan juga indikator harga dari masing-

masing kegiatan, subsektor dan sektor yang

bersangkutan. NPB/Output atas dasar harga

berlaku merupakan perkalian antar indikator

harga masing-masing komoditi/jasa pada

and water supply, and construction, as

in the primary sectors, the quantity and

producer price of the products in a

respective economic activity, sub-

sector, and sector are needed. The

GPV/Output at current market prices

constitutes a multiplication of the

quantum and the prices of respective

commodities in the current year. In

addition, any services produced as

complementary and consolidated into

one unit with the main product will also

be calculated.

3. For the sector generally providing

services, such as; trade, hotels and

restaurants, transport and

communication, banking and other

financial intermediaries, ownership of

dwelling and business services, public

administration and services, the

products quantum measured by means

of the production indicator applicable

in the respective economic activity, sub-

sector, and sector. The selection of the

indicators is based on the

characteristics of services produced

and availability data. Moreover, the

price indicator of the respective

economic activity, sub-sector, and

sector is also needed. The output at

current market prices constitutes a

multiplication of production with the

price indicator in the current year.

Introduction

Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 25

tahun yang bersangkutan.

b. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan

Penghitungan atas dasar harga konstan

pengertiannya sama dengan atas dasar harga

berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan

harga suatu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar

harga konstan menggambarkan perubahan

volume/kuantum produksi saja. Pengaruh

perubahan harga telah dihilangkan dengan cara

menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu.

Penghitungan atas dasar konstan berguna untuk

melihat pertumbuhan ekonomi secara kesuluruhan

atau sektoral. Juga untuk melihat perubahan

struktur perekonomian suatu daerah dari tahun ke

tahun.

Pada dasarnya dikenal empat cara

penghitungan nilai tambah atas dasar harga

konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai

berikut :

b.1. Revaluasi

Dilakukan dengan cara menilai produksi

dan biaya antara masing-masing tahun dengan

harga pada tahun dasar. Hasilnya merupakan

output dan biaya antara atas dasar harga konstan.

Selanjutnya nilai tambah atas dasar harga

konstan, diperoleh dari selisih antara output dan

biaya antara atas dasar harga konstan.

Dalam praktek, sangat sulit melakukan

revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan,

karena mencakup komponen input yang sangat

banyak disamping itu data harga yang tersedia

tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut.

Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga

b. Estimation on The Basic of Constant

Market Prices

The main idea of estimation on the

basic of constant market prices is similar to

estimation on the basic of current market price,

except that the valuation is made on certain

base year prices. The GVA at constant market

prices reflects a change in volume/quantum

produced only, while the effect of change the

price level is already omitted by calculating the

estimate at a base year price. The GRDP

estimates at a constant price are useful to

evaluate the economic growth nationally and

sectorally, as well as to see the change of

economic’s region periodically.

Basically there are four methods of

estimating the value added at constant market

prices. The methods are explained briefly as

follows:

b.1. Revaluation

Revaluation is conducted by evaluating

each year’s productions and intermediate input

using the base year. This process produces

output and intermediate cost at constant

market prices. The GVA at constant market

prices of certain year is the year’s output

minus its intermediate cost at constant market

prices.

In practice, however, there are very

difficult to gather sufficient data to revalue

directly the intermediate costs, because they

cover many input components and available

Pendahuluan

26 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010

konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara

output atas dasar harga konstan masing-masing

tahun dengan ratio tetap biaya antara terhadap

output pada tahun dasar.

b.2. Ekstrapolasi

Nilai tambah masing-masing tahun atas

tahun dasar harga konstan diperoleh dengan cara

mengalikan nilai tambah pada tahun dasar

dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai

ekstrapolator dapat merupakan indeks dari

masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun

indeks dari berbagai indikator produksi seperti

tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya,

yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan

subsektor, dan sektor yang dihitung.

Ekstrapolasi juga dapat dilakukan

terhadap output atas dasar harga konstan,

kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai

tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan

nilai tambah atas dasar harga konstan.

b.3. Deflasi

Nilai tambah atas dasar harga konstan

diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas

dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan

indeks harga. Indeks harga yang digunakan

sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga

konsumen (IHK), indeks harga perdagangan besar

(IHPB) dan sebagainya, tergantung mana yang

lebih cocok.

Indeks harga di atas dapat pula dipakai

sebagai inflator, dalam keadaan dimana nilai

tambah atas harga berlaku justru diperoleh dengan

mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan

price data can not possibly meet all

requirements. Therefore, the value of year’s

intermediate cost at constant market prices is

generally obtained by multiplying that year’s

output at constant market prices with the

(fixed) base year’s ratio of intermediate cost to

output.

b.2. Extrapolation

By this method, the value added of a

certain year at 1993 constant market prices is

obtained by multiplying the base year’s (1993)

value added with a production index. The

production index generally termed the

extrapolator, may constitute the true index of

production or an index derived from other

indicators, such as manpower, number of

estabilishment, etc. which are closely related

with production activities.

Extrapolation may also be computed by

multiplying the output at constant market price,

then the value added at constant market price

obtaining by using a fixed ratio of value added

to output.

b.3. Deflation

Here the value added at 1993 constant

market prices is obtained by dividing each

year’s value added at current market prices by

respective year’s price index. The price index

used often called the deflator, may be the

consumer price index (IHK), the wholesale

price index (IHPB), etc. depend on which is

more appropriate.

The above price index may also be used

Introduction

Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 27

dengan indeks harga tersebut.

b.4. Deflasi Berganda

Dalam deflasi berganda yang dideflasi

adalah output dan biaya antaranya, sedangkan

nilai tambah diperoleh dari selisih antara output

dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks

harga yang digunakan sebagai deflator untuk

perhitungan output atas dasar harga konstan

adalah IHK atau IHPB sesuai cakupan

komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya

antara adalah indeks harga dari komponen input

terbesar.

Dalam kenyataannya sangat sulit

melakukan deflasi terhadap biaya antara,

disamping karena komponennya terlalu banyak

juga karena indeks harganya belum tersedia

secara baik. Oleh karena itu dalam penghitungan

harga konstan deflasi berganda belum banyak

dipakai.

as an inflator in measuring value added at

current market price by multiplying value

added at constant prices with the prices index.

b.4. Double Deflation

In double deflation, output and its

intermediate cost are both deflated. The value

added is obtained by substracting the deflated

intermediate cost from deflated output. The

price index used as a deflator output in

calculating output based on constant market

prices are IHK or the IHPB, depending on

commodity coverage, while for deflating the

intermediate cost is a price index from the

biggest input components.

In practice, it is very difficult to deflate

cost due to its large variety of input

components, while the appropriate prices index

are not adequately available. For this reason

the double deflation procedure is not

commonly used.