2 ipm kabupaten pakpak bharat 2010

Upload: annisa-eka-pratiwi

Post on 14-Jul-2015

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

WEJANGAN STATISTIK1. 2. Membangun itu sulit, tetapi jauh lebih sulit melaksanakan pembangunan tanpa dukungan data statistik. Data yang baik, akurat, bebas bias, dan terpercaya, adalah data yang dikumpulkan berdasarkan metodologi statistik yang jelas dan benar. 3. Jangan pernah mengharapkan bahwa setiap data yang dikumpulkan itu, seratus persen benar sekalipun metodologinya sudah benar, karena data itu masih dikumpulkan oleh manusia. 4. BPS dalam setiap melakukan pengumpulan data, memiliki prinsip bahwa data yang dikumpulkan itu pasti mengandung kesalahan, tetapi dalam melaporkan dan mendiseminasikan kebohongan. datanya BPS tidak melakukan

Copyright BPS Kabupaten Pakpak Bharat

INDEKS PEMBANUGNAN MANUSIA KABUPATEN PAKPAK BHARAT

ISSN Nomor Publikasi Katalog BPS Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah: BPS Kabupaten Pakpak Bharat Seksi Statistik Sosial

: : 12.162.11.01 1276.05.0412740.04.05 : 4102002.1216 : 28 cm x 21 cm : v + 42 halaman

Gambar Kulit: BPS Kabupaten Pakpak Bharat Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat Kerjasama Dengan: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pakpak Bharat

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

KATA PENGANTARPembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraaan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dari semangat tujuan nasional ini, dapat dipahami bahwa hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Peran para pelaku pembangunan kemudian adalah bagaimana menerjemahkan hakikat tersebut dan menjabarkannya dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Tentu saja, instrumen untuk mengukur sejauh mana pembangunan mansia itu telah berjalan juga menjadi faktor penting didalamnya. Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat bekerjasama dengan Badan Perencana Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat berupaya untuk menyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai sumber informasi penting yang dapat digunakan dalam penyusunan perencanaan terkait pembangunan manusia di Kabupaten Pakpak Bharat secara berkesinambungan. Selain itu, dengan adanya publikasi ini diharapkan Pemerintah maupun masyarakat luas dapat melakukan monitoring dan evaluasi atas pembangunan yang telah dilakukan, sekaligus dapat mengidentifikasi kebutuhan daerah bagi pembangunan di masa yang akan datang. Terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penyusunan publikasi ini. Akhirnya kami berharap, kritik dan saran guna perbaikan publikasi dimasa mendatang. Semoga publikasi ini dapat memberikan manfaat bagi pengguna data. Salak, Agustus 2011 Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat Kepala,

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Plt. Kepala,

Sahat Bancin NIP 19560803 197803 1 002

Dra. Minda Flora Ginting, M.M NIP 19690112 199401 2 001

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | i

DAFTAR ISIKata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 BAB II Latar Belakang Maksud dan Tujuan Ruang Lingkup, Sumber Data, dan Metode Pengolahan Data Sistematika Penulisan i ii iii iv v 2 2 6 6 7 9 9 11 13 15 19 19 22 33

KONSEP DAN PENGUKURAN PEMBANGUNAN MANUSIA 2.1 2.2 2.3 2.4 Pardigma Pembangunan Indikator dan Indeks Konsep Pambangunan Manusia Komponen dan Prosedur Penghitungan IPM

BAB III

ANALISIS DAN STATUS PERKEMBANGAN IPM 3.1 3.2 3.3 Gambaran Umum Analisis Komponen IPM Status dan Perkembangan IPM

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | ii

DAFTAR TABEL

Tabel

1.

Persinggungan antara Pembangunan Manusia dan Tujuan Pembangunan Manusia Nilai Maksimum dan Minimum Indikator Komponen IPM Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Menurut Kecamatan Tahun 2006 - 2010 Kepadatan Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Menurut Kecamatan Tahun 2009 - 2010 Angka Partisipasi Sekolah Penduduk kabupaten Pakpak Bharat Menurut Kelompok Umur Tahun 2008 - 2010 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2009 2010 Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha/Sektor (Persen) Perbandingan Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Nias Selatan, dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 - 2010 Tingkatan Status Pembangunan Manusia Status dan Perkembangan IPM Kabupaten Pakpak Bharat dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 - 2010

11 18

Tabel Tabel

2. 3.

20

Tabel

4.

21

Tabel

5.

26

Tabel

6.

30

Tabel

7.

31 33

Tabel Tabel

8. 9.

34

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | iii

DAFTAR GRAFIK

Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik Grafik

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2006 2010 Proporsi Kepadatan Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010 Perbandingan Angka Melek Huruf Penduduk Usia 10 Tahun Keatas di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2009 - 2010 Perbandingan Angka Melek Huruf 3 (Tiga) Kabupaten yang Baru Pemekaran Tahun 2010 Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 - 2010 Perbandingan Rata-rata Lama Sekolah 3 (Tiga) Kabupaten yang Baru Dimekarkan Tahun 2008 - 2010 Persentase Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan yang Lalu dan Jenis Keluhan Kesehatan Tahun 2010 Perbandingan AHH Kabupaten Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Nias Selatan, Tahun 2010 Perkembangan Pengeluaran per Kapita Kabupaten Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Nias Selatan, dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 2010 Perkembangan IPM Kabupaten Pakpak Bharat 2006 - 2010

20 22 24 25 26 27

28 29

Grafik

8.

Grafik

9.

32

Grafik

10 .

35

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | iv

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel 1 Tabel 2

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010

36

Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur, Jenis Kelamin, dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2010 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga Menurut Kecamatan Tahun 2010 Jumlah SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA Menurut Kecamatan Tahun 2010 Jumlah Murid SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA Menurut Kecamatan Tahun 2010 Jumlah Guru SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA Menurut Kecamatan Tahun 2010 Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan Tahun 2010 Banyaknya Tenaga Paramedis Menurut Kecamatan Tahun 2010 Persentase Rumahtangga Menurut Status Kepemilikan Rumah, Jenis Dinding Terluas, Lantai Terluas, dan Sumber Penerangan Tahun 2010 Persentase Rumahtangga Menurut Fasilitas Buang Air Besar dan Tempat Pembuangan Akhir Kotoran/Tinja Tahun 2010 Persentase Rumahtangga Menurut Pengeluaran/Kapita/Bulan Golongan Pengeluaran Tahun 2010 dan

36

Tabel 3

37 37

Tabel 4

Tabel 5

38

Tabel 6

38 39 39

Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9

40

Tabel 10

41

Tabel 11

41

Tabel 12

Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, dan Rata-rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2009 2010 Pengeluaran per Kapita Disesuaikan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Pringkat IPM Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2009 - 2010

42

Tabel 13

43

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | v

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraaan umum, mencerdasakan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dari semangat tujuan nasional ini, dapat dipahami bahwa hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Peran para pelaku pembangunan kemudian adalah bagaimana menerjemahkan hakikat tersebut dan menjabarkannya dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional. Tentu saja, instrumen untuk mengukur sejauh mana pembangunan mansia itu telah berjalan juga menjadi faktor penting didalamnya. Sesuai dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional(RPJPN) 2005-2025 yang salah satu sasarannya adalah membaiknya pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah khususnya pada periode RPJMN tahap II (20102014), maka usaha-usaha perbaikan dan penyempurnaan proses perencanaan pembangunan daerah merupakan salah satu faktor kunci untuk diperhatikan. Informasi yang memadai mengenai status pembangunan manusia dapat menjadi salah stu masukan penting dalam proses perencanaan pembangunan daerah tersebut. Secara sederhana pembangunan dapat dimaknai sebagai usaha atau proses untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya, pembangunan bersifat multi dimensional dan memiliki berbagai kompleksitas masalah. Proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan masyarakat, baik aspek ekonomi, politik, sosial, maupun budaya. Sebagai bagian dari cabang ilmu pengetahuan, konsep dan pemikiran mengenai pembangunan telah mengalami perkembangan yang pesat. Pada awal pemikiran tentang pembangunan seringKerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat| 1

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

dijumpai

pemahaman

yang

mengasosiasikan

pembangunan

dengan

perkembangan,

pembangunan dengan modernisasi, bahkan pembangunan dengan westernisasi. Ahli-ahli ekonomi Barat memperkenalkan konsep pembangunan kepada negara-negara yang baru merdeka paska Perang Dunia II sebagai usaha melakukan modernisasi dengan berfokus pada 4 (empat) isu sentral, yaitu: (i) pertumbuhan, (ii) akumulasi kapital, (iii) transformasi struktural, dan (iv) peran dominan pemerintah. Model pemikiran ini telah mengantarkan sejumlah negara sedang berkembang memasuki tahapan modernisasi dan industrialisasi sebagai titik lompatan menuju kehidupan yang maju dan sejahtera. Paradigma pembangunan diatas dalm perkembangannya banyak menuai kritik karena hasil dari pembangunan telah menciptakan pula ketimpangan dan kesenjangan, kerusakan ekologi, serta membelenggu kebebasan asasi manusia. Paradigma pembangunan yang bersifat materialistik ini mengukur pencapaian hasil pembangunan hanya dari aspek fisik yang dikuantifikasi dalam perhitungan matematik dan angka statistik, sehingga cenderung mengabaikan dimensi manusia sebagai subyek utama pembangunan dan menegasikan harkat dan martabat kemanusiaan. Dewasa ini telah muncul pemikiran baru tentang pembangunan, yang memusatkan pada 4 isu fundamental, yaitu (i) distribusi pendapatan, (ii) ketidakadilan, (iii) kemiskinan, dan (iv) kebebasan dan demokrasi. Menurut paradigma ini makna hakiki dari pembangunan bukanlah semata-mata peningkatan pendapatan per kapita, melainkan pemerataan distribusi pendapatan, penurunan pengangguran, pembebasan kemiskinan dan penghapusan ketidakadilan. Paradigma baru ini lebih lanjut menawarkan suatu rumusan baru sebagaimana yang dikemukakan oleh Amartya Sen bahwa pembangunan sebagai kebebasan (development as freedom), dimana pembangunan harus mampu mengantarkan suatu bangsa mencapai kehidupan politik yang bebas dan demokratis, dengan menghilangkan kemiskinan dan berbagai penderitaan seperti kekurangan pangan, malnutrisi, pengidapan penyakit, buta huruf, ketiadaan kebebasan sipil dan hak berdemokrasi, diskriminasi, serta berbagai bentuk perampasan hak-hak milik pribadi. Lembaga Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang dibentuk untuk menangani masalah pembangunan (United Nations Development Programme/UNDP) telah membuat definisi khusus mengenai pembangunan manusia yakni sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihanKerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat| 2

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

bagi manusia (a process of enlarging people choices). Dalam konsep tersebut manusia ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimate end), sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan itu. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi penduduknya untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif. Premis penting yang dikembangkan dalam pembangunan manusia adalah mengutamakan manusia sebagai pusat perhatian (bukan sebagai alat atau instrumen) dan memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia secara keseluruhan (tidak hanya terbatas pada peningkatan pendapatan atas aspek ekonomi semata). Dalam kaitannya untuk mencapai tujuan pembangunan yang ingin dicapai, tentunya diperlukan upaya yang konkrit dan berkesinambungan. Umur panjang ataupun Angka Harapan Hidup yang tinggi dapat dicapai jika didukung oleh tingkat kesehatan yang baik, status gizi baik, dan semua prasarana lingkungan yang baik. Untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan, manusia harus meningkatkan kualitas pendidikan, pembangunan pendidikan harus diutamakan dimana angka melek huruf meningkat. Untuk rata-rata lama bersekolah harus diatas 12 tahun atau setingkat tamat SLTA. Disamping itu penduduk harus mempunyai kesempatan untuk merealisasikan pengetahuan dan keterampilannya dengan tersedianya lapangan pekerjaan, sehingga dapat direflesikannya dalam kegiatan produktif yang menghasilkan pendapatan bagi manusia. Dengan pendapatan tersebut manusia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara meningkatkan daya beli. Akhirnya dengan ketiga unsur diatas diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kualitas hidupnya dan mencapai standar hidup layak. Otonomi daerah sejak Januari 2001 dengan dasar acuan UU No.32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah berimplikasi pada munculnya hak, wewenang, serta kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan penerapan kedua undang-undang tersebut, paradigma manajemen pemerintah daerah mengalami pergeseran, yaitu dari sentralistis menuju sistem desentralistis. Dampak yang langsung dirasakan adalah semakin besarnya tanggungjawab yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah dalam membangun daerahnya sesuai dengan kondisi yang diperlukan. Untuk itu, pemerintah daerah dituntut dapat memanfaatkan sumber daya (resources) yang ada di daerahnya secara lebih optimal.Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat| 3

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang lebih lanjut di uraikan dalam Peraturan Pemerintah/PP No. 38 Tahun 2007 Pasal 7 menyatakan bahwa urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah kabupaten/kota, diantaranya adalah pelayanan dasar yang mencakup kegiatan statistik dan perencanaan pembangunan. Terkait dengan perencanaan pembangunan, ketersediaan data mengenai kondisi sumber daya manusia sangat dibutuhkan. Selain dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dari hasil pembangunan yang telah dilaksanakan, data tersebut juga akan bermanfaat dalam memberikan informasi sebagai bahan masukan bagi perencanaan pembangunan di masa yang akan datang sebagai bentuk pelaksanaan Undangundang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Diharapkan data tersebut dapat memberikan ukuran kondisi ekonomi dan sosial secara tepat sebagai representasi kondisi masa lalu dan masa kini serta sasaran yang hendak dicapai pada masa yang akan datang. Lebih lanjut, dikatakan bahwa perencanaan pembangunan yang baik didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain, perencanaan yang sistematis dan komprehensif hanya dapat diwujudkan apabila setiap tahapan perencanaan dilengkapi dengan data yang akurat. Demikian halnya dengan perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah, akan memerlukan data statistik sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Kebijaksanaan dan strategi yang telah dilakukan perlu dimonitor dan dilihat hasilnya, sehingga data statistik tersebut sangat diperlukan. Untuk itu dibutuhkan ketersediaan data mengenai pembangunan manusia yang representatif dalam menggambarkan kondisi sosial ekonomi Kabupaten Pakpak Bharat, khususnya terkait dengan masalah pembangunan manusia. Pentingnya ketersediaan data tersebut maka penerbitan publikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dipandang perlu sebagai sumber informasi penyusunan perencanaan yang terkait dengan pembangunan manusia di Kabupaten Pakpak Bharat. Selain itu, dengan adanya publikasi tersebut diharapkan Pemerintah maupun masyarakat luas dapat melakukan monitoring dan evaluasi atas pembangunan yang telah dilakukan, sekaligus dapat mengidentifikasi kebutuhan daerah bagi pembangunan di masa yang akan datang.

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat| 4

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

1.2

Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan Publikasi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten

Pakpak Bharat Tahun 2010 ini secara umum bertujuan untuk: a. Menyajikan data dan informasi yang akurat, lengkap, dan terkini mengenai pembangunan manusia di Kabupaten Pakpak Bharat yang dilengkapi dengan indikator-indikator relevan. b. Sebagai dasar perencanaan pada tingkat makro, terutama terkait dengan masalah pendidikan dan kesehatan masyarakat. c. Menyediakan pembahasan mengenai keterkaitan pembangunan manusia dengan dimensi lain pembangunan, seperti pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan. d. Sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi Pemerintah Daerah mengenai kebijakan anggaran, terutama terkait dengan kebijakan alokasi bagi pelayanan publik untuk bidang pendidikan dan kesehatan.

1.3

Ruang Lingkup, Sumber Data dan Metode Pengolahan Data Data yang digunakan untuk keperluan penyusunan Indeks Pembangunan Manusia

Kabupaten Pakpak Bharat ini sebagian besar menggunakan data primer, yakni data yang dikumpulkan langsung oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) bulan Juli setiap tahunnya. Pelaksanaan SUSENAS ini sendiri telah dilaksanakan sejak tahun 1982 oleh Badan Pusat Statistik untuk mengumpulkan data sosial kependudukan yang cakupannya relatif luas, antara lain bidang pendidikan, kesehatan dan gizi, perumahan, sosial budaya, konsumsi atau pengeluaran rumah tangga dan sosial ekonomi lainnya yang disebut dengan data KOR (keterangan pokok) dan data MODUL (keterangan khusus). Pelaksanaan susenas ini dilakukan secara serentak diseluruh wilayah Indonesia dengan jumlah sampel berbeda-beda yang tersebar diseluruh propinsi dan kabupaten. Untuk kabupaten Pakpak Bharat sampel susenas ini tersebar di delapan kecamatan yang dibagi habis untuk beberapa desa terpilih, dan setiap desa dibagi menjadi blok sensus. Total keseluruhan sampel KOR untuk kabupaten Pakpak Bharat sebanyak 26 blok sensus dengan jumlah responden sebanyak 416 rumah tangga.Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat| 5

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Untuk meningkatkan validitas data maka pengolahan data susenas dilakukan dengan melalui beberapa tahapan yaitu : a. Receiving, yang merupakan proses pemeriksaan kelengkapan jumlah dokumen hasil pencacahan dilapangan. b. Editing dan coding, yang merupakan proses pemeriksaan daftar isian (kuesioner) hasil pencacahan dilapangan. Pada tahap ini diadakan pemeriksaan isian mengenai kelengkapan isian dan konsistensi antar isian. Selain itu juga dilakukan pengisian kode-kode tertentu sesuai keperluan pengolahan. c. Entry, yang merupakan proses perekaman data atau memindahkan data pada kuesioner ke media komputer. d. Validasi, proses ini merupakan pengecekan kembali mengenai kewajaran dan konsistensi antar isian yang dilakukan oleh media komputer. e. Tabulasi, proses ini merupakan tahap akhir pengolahan data Susenas, dimana tahap ini sangat penting dan menjadi dasar dalam proses analisis terhadap data Susenas yang dihasilkan.

1.4

Sistematika Penulisan Publikasi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010 disusun

dengan sistematika sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan;

Memuat latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, konsep dan definisi, sumber serta metode pengolahan data yang digunakan dalam penyusunan Publikasi Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010. BAB II

: Konsep dan Pengukuran Pembangunan Manusia;

Memuat paradigma umum pembangunan, pengertian indicator, indeks, konsep Pembangunan Manusia, komponen serta prosedur penghitungan IPM. Berdasarkan uraian pada bab ini diharapkan pembaca dapat memahami apa yang dimaksud dengan Indeks Pembangunan Manusia serta komponen-komponen yang mendukung penyusunannya.Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat| 6

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

BAB III

: Analisis Komponen IPM Pakpak Bharat;

Memuat penjelasan gambaran umum kondisi Kabupaten Pakpak Bharat, analisis terhadap komponen IPM, serta penjelasan lebih lanjut terhadap status dan perkembangan IPM Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2010. LAMPIRAN; Memuat tabel-tabel dasar penting yang dapat memberikan gambaran lebih jauh tentang kondisi Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010.

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat| 7

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

BAB II KONSEP DAN PENGUKURAN PEMBANGUNAN MANUSIA

2.1.

Paradigma Pembangunan Paradigma pembangunan manusia bertitik tolak dari pemahaman bahwa proses

pembangunan harus dapat memperluas pilihan. Seorang individu atau suatu keluarga lazimnya memiliki banyak keinginan, baik yang muluk-muluk maupun yang sangat mendasar. Beberapa kebutuhan yang sangat mendasar tersebut misalnya harapan hidup sehat dan berumur panjang, tinggal dalam lingkungan yang sehat dan terbebas dari wabah penyakit, serta memperoleh akses pada sanitasi dan air bersih. Disamping itu, tiap individu tentunya juga berkeinginan memperoleh pendidikan yang tinggi, memiliki akses pada sumber daya ekonomi, serta dapat memanfaatkan pengetahuan, keterampilan, serta kesehatannya untuk bekerja guna mendapatkan hidup yang layak. Mereka juga berharap dapat hidup dalam suasana yang bebas dan memiliki hak untuk menyuarakan kepentingannya. Proses pembangunan harus dapat merealisasikan harapan-harapan tersebut. Fokus pada manusia inilah yang melandasi konsep pembangunan manusia. Menurut konsep ini, pembangunan harus seimbang, yaitu antara membangun kemampuan dengan memanfaatkan kemampuan, dengankata lain pembangunan manusia tidak melulu peduli dengan pembentukan kemampuan manusia seperti kesehatan yang lebih baik serta pengetahuan dan keteramoilan, namun proses pembangunan manusia juga peduli dengan pemanfaatan kemampuan tersebut, baik untuk bekerja, berlibur, serta kegiatan sosial politik lainnya. Dua sisi pembangunan tersebut harus berkembang secara seimbang, karena ketimpangan akan berakibat pada pemborosan potensi manusia. Konsep pembangunan seperti yang diuraikan diatas nampaknya sederhana, namun sebagai akibat dari penyederhanaan yang berlebihan terhadap tujuan pembangunan, konsep yang cukup komprehensif tersebut menjadi terlupakan. Katakana saja dalam paradigm pembangunan ekonomi, tujuan pembangunan disederhanakan menjadi pertumbuhan ekonomi/;peningkatan pendapatan per kapita saja. Pendapatan seringkali dinyatakan dapat mewakili (proxy) dengan baik terhadap pilihan-pilihan lainnya. Pendapatan memang dapat dipergunakan untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan, menjaga/meningkatkan kesehatan, tetapi pendapatanKerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 8

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

juga dapat dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan tujuan pembangunan manusia. Konsep pembangunan manusia seperti diuraikan tersebut di atas berbeda dari konsep/paradigm pembangunan yang berkembang selama setengah abad terakhir. Beberapa yang terpenting diantaranya adalah: pembangunan ekonomi, kesejahteraan manusia, kebutuhan dasar manusia, dan pembangunan sumbe daya manusia. Perbedaan-perbedaaan tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut: Dalam paradigma pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi memang penting, namun bukti empiris menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak menjamin pembangunan manusia; Pendekatan kesejahteraan manusi melihat manusia hanya sebagai pihak yang berhak memperoleh manfaat pembangunan, bukan sebagai peserta aktif pembangunan; Pendekatan kebutuhan dasar memfokuskan diri pada sejumlah barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dasar anggota masyarakat yang kurang beruntung, dan bukan bukannya pilihan-pilihan yang lebih luas bagi masyarakat. Konsep pembangunan sumber daya manusia berfokus pada meningkatkan kemampuan atau memberdayakan manusia, bukan pemanfaatan kemampuan tersebut. Sementara itu pendekatan pembangunan manusia mencakup keseluruhan aspek tersebut diatas. Dengan demikian konsep ini mampu mencakup lebih baik berbagai segi dan kompleksitas kehidupan manusia. Konsep Pembangunan Manusia (HD-Human Development) mempunyai singgungan yang sangat besar dengan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs-Millenium Development Goals). Keduanya menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan. Seperti diketahui, MDGs merupakan road map dari Deklarasi Milenium (yang disepakati oleh 189 kepala negara pada bulan September 2000). Road map tersebut terdiri dari 8 tujuan, 18 sasaran, dan 48 indikator. Singgungan antara pembangunan manusia dan tujuan pembangunan milenium adalah sebagai berikut:

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 9

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Tabel 1. Persinggungan antara Pembangunan Manusia dan Tujuan Pembangunan ManusiaPembangunan ManusiaHidup yang sehat dan berusia panjang

Tujuan Pembangunan MileniumTujuan 4, 5, dan 6: Menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, dan memberantas wabah penyakit Tujuan 2 dan 3: Pendidikan dasar bagi semua, kesetaraan jender, dan pemberdayaan perempuan Tidak masuk dalam tujuan pembangunan milenium, namun merupakan unsur penting dalam Deklarasi Milenium

Terdidik

Kebebasan berpolitik dan kegiatan sosial

Prasarat Lainnya:Kelestarian Lingkungan Keadilan, utamanya jender Lingkungan ekonomi global yang mendukung Tujuan7. Menjamin kelestarian lingkungan Tujuan3. Kesetaraan jender dan memberdayakan perempuan

Tujuan 8. Memperkuat kemitraan antara negara maju dan berkembang

2.2

Indikator dan Indeks Pergeseran pemikiran pembangunan dari pemusatan pembangunan pada 4 (empat) isu

sentral guna memasuki tahapan modernisasi dan industrialisasi menjadi pemikiran baru yang menempatkan kembali manusia sebagai subyek atau pusat dari proses pembangunan. Guna mengetahui sejauh mana manusia sebagai subyek pembangunan telah dicapai maka diperlukan indikator yang dapat menggambarkan secara sederhana dari tingkat pembangunan manusia. Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu indikator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi petunjuk (indikasi) tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 10

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

suatu pendugaan (proxy). Persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan indikator antara lain: Simple, Measurable, Attributable, Reliable, dan Timely yang dapat disingkat SMART. Simple - Sederhana Artinya indikator yang ditetapkan sedapat mungkin sederhana dalam pengumpulan data maupun dalam rumus penghitungan untuk mendapatkannya. Measurable Dapat Diukur Artinya indikator yang ditetapkan harus mempresentasikan informasinya dan jelas ukurannya. Dengan demikian dapat digunakan untuk perbandingan antara satu tempat dengan tempat lain atau antara satu waktu dengan waktu lain. Kejelasan pengukuran juga akan menunjukkan bagaimana cara mendapatkan datanya. Attributable Bermanfaat Artinya indikator yang ditetapkan harus bermanfaat untuk kepentingan pengambilan keputusan. Ini berarti bahwa indikator itu harus menrupakan pengejawantahan dari informasi yang memang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Jadi harus spesifik untuk pengambilan keputusan tertentu. Reliable Dapat Dipercaya Artinya indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar dan teliti. Indikator yang tidak/belum bisa didukung oleh pengumpulan data yang baik, benar dan teliti, seyogyanya tidak digunakan dulu. Timely Tepat Waktu Artinya indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan dan pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan saat pengambilan keputusan dilakukan. Selain indikator dikenal pula apa yang disebut dengan Indeks atau Indikator Komposit (Composite Indices), yaitu suatu istilah yang digunakan untuk indikator yang lebih rumit. Indeks atau indikator komposit memiliki ukuran-ukuran yang multidimensional yang merupakan

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 11

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

gabungan dari sejumlah indikator. Indeks ini biasanya dikembangkan melalui penelitian khusus karena penggunaannya secara praktis sangat terbatas.

2.3

Konsep Pembangunan Manusia Seperti halnya dengan pendekatan pembangunan ekonomi, konsep pembangunan

manusia ini juga terukur. Berdasarkan perspektif pembangunan seperti telah diuraikan di atas, pembangunan manusia tidak diukur dari pendapatan semata, tetapi dari indeks komposit yang disebut dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Penjelasan mengenai indikator dan indeks telah dijelaskan secara rinci pada bagian sebelumnya. Idealnya, indeks tersebut mencakup sebanyak mungkin variabel sehingga benar-benar dapat mencerminkan berbagai segi kehidupan manusia yang sangat banyak dan kompleks, namun ketersediaan data statistik membatasi hal tersebut. Namun di sisi lain, keterbatasan tersebut justru membawa manfaat, dimana kita menjadi tidak kehilangan fokus atas hakekat pembangunan manusia. Pada tahap awal penyusunan indeks, pilihan diberikan pada tiga unsur penting/pilar utama/dimensi kehidupan manusia: usia harapan hidup, pengetahuan, dan standar hidup layak. Indikator-indikator sebagai unsur pembentuk indeks tersebut harus dipilih dengan cermat agar dapat menangkap dengan baik berbagai dimensi dari pilihan-pilihan manusia. Pertama, usia harapan hidup yang diwakili oleh indikator usia harapan hidup waktu lahir. Kedua, pendidikan/pengetahuan yang diwakili oleh indikator melek huruf bagi orang dewasa. Ketiga, standar hidup, yang diwakili oleh indikator pendapatan per kapita, dimana informasi tentang akses terhadap sumber daya sangat langka. Namun agar dapat diperbandingkan antar negara, pendapatan per kapita tersebut perlu disesuaikan daya belinya melalui konsep yang disebut purchasing power parity (PPP). Penyesuaian perlu pula dilakukan untuk mencerminkan adanya diminishing return of the income utility. Ukuran pembangunan yang digunakan selama ini, yaitu PDB-dalam konteks nasional dan PDRB-dalam konteks regional, hanya mampu memotret pembangunan ekonomi saja. Untuk itu dibutuhkan suatu indikator yang lebih komprehensif, yang mampu menangkap tidak saja perkembangan ekonomi akan tetapi juga perkembangan aspek sosial dan kesejahteraan manusia. Pembangunan manusia memiliki banyak dimensi. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan ukuran agregat dari dimensi dasar pembangunan manusia dengan melihatKerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 12

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

perkembangannya. Penghitungan IPM sebagai indikator pembangunan manusia memiliki tujuan penting, diantaranya: Membangun indikator yang mengukur dimensi dasar pembangunan manusia dan perluasan kebebasan memilih. Memanfaatkan sejumlah indikator untuk menjaga ukuran tersebut sederhana. Membentuk satu indeks komposit daripada menggunakan sejumlah indeks dasar. Menciptakan suatu ukuran yang mencakup aspek sosial dan ekonomi.

Indeks tersebut merupakan indeks dasar yang tersusun dari dimensi berikut ini: Umur panjang dan kehidupan yang sehat, dengan indicator angka harapan hidup; Pengetahuan, yang diukur dengan angka melek huruf dan kombinasi dari angka partisipasi sekolah untuk tingkat dasar, menengah dan tinggi; dan Standar hidup yang layak, dengan indikator PDRB per kapita dalam bentuk Purchasing Power Parity (PPP). Lebih lanjut UNDP menetapkan 4 (empat) hal pokok yang perlu diperhatikan untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia yaitu produktivitas, pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan (UNDP, 1995:12). Secara ringkas empat hal pokok tersebut mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Produktivitas Penduduk harus diberdayakan untuk meningkatkan produktivitas dan untuk berpartisipasi penuh dalam proses penciptaan pendapatan (nafkah) dan lapangan pekerjaan. Pembangunan ekonomi, yang demikian merupakan himpunan bagian dari model pembangunan manusia. b. Pemerataan Penduduk harus memiliki kesempatan/peluang yang sama untuk mendapatkan akses terhadap semua sumber daya ekonomi dan sosial. Semua hambatan yang memperkecil kesempatan untuk memperoleh akses tersebut harus dihapus, sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari kesempatan yang ada dan berpartisipasi dalam kegiatan produktif yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 13

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

c. Kesinambungan Akses terhadap sumberdaya ekonomi dan sosial harus dipastikan tidak hanya untuk generasigenerasi yang akan datang. Semua sumber daya fisik, manusia, dan lingkungan harus selalu diperbaharui. d. Pemberdayaan Penduduk harus berpartisipasi penuh dalam keputusan dan proses yang akan menentukan (bentuk/arah) kehidupan mereka, serta untuk berpartisipasi dan mengambil manfaat dari proses pembangunan. Sebenarnya paradigma pembangunan manusia tidak berhenti sampai disana, pilihanpilihan tambahan yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat luas seperti kebebasan politik, ekonomi dan sosial, sampai kesempatan untuk menjadi kreatif dan produktif, dan menikmati kehidupan yang sesuai dengan harkat pribadi dan jasmani hak-hak azasi manusia merupakan bagian dari paradigma tersebut. Dengan demikian, paradigma pembangunan manusia memiliki dua sisi. Sisi pertama berupa formasi kapabilitas manusia seperti perbaikan taraf kesehatan, pendidikan dan keterampilan. Sisi lainnya adalah pemanfaatan kapabilitas mereka untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif, kultural, sosial dan politik. Jika kedua sisi itu tidak seimbang maka hasilnya adalah frustasi masyarakat (UNDP,1965: II). 2.4 Komponen dan Prosedur Penghitungan IPM Secara umum metode penghitungan IPM yang disajikan dalam publikasi ini sesuai dengan metode yang digunakan The United Nations Development Programme (UNDP) dalam menghitung HDI. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai komponen-komponen yang diperlukan dalam prosedur penghitungan IPM. 1. Usia Hidup Usia hidup diukur dengan angka harapan hidup waktu lahir (life expectancy at birth) yang biasa dinotasikan dengan e0. Karena Indonesia tidak memiliki sistem vital registrasi yang baik maka e0 dihitung dengan metode tidak langsung. Metode ini menggunakan dua macam data dasar yaitu rata-rata anak yang dilahirkan hidup (live births) dan rata-rata anak yang masih hidup (still living) per wanita usia 15-49 tahun menurut kelompok umur lima tahunan.

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 14

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Penghitungan e0 dilakukan dengan menggunakan sofware Mortpak Lite. Angka e0 yang diperoleh dengan metode tidak langsung ini merujuk pada keadaan 3-4 tahun dari tahun suvei. 2. Pengetahuan Seperti halnya UNDP komponen IPM yaitu indeks pengetahuan diukur dengan dua indikator yaitu angka melek huruf (literacy rate) penduduk 10 tahun keatas dan rata- rata lama sekolah (meanyears of schooling). Sebagai catatan, UNDP dalam publikasi tahunan HDR sejak 1995 mengganti rata- rata lama sekolah dengan partisipasi sekolah dasar, menengah, dan tinggi karena alasan kesulitan memperoleh datanya sekalipun diakui bahwa indikator yang kedua kurang sesuai sebagai indikator dampak. Sumber data kedua indikator tersebut adalah Susenas 2008 dan Angka melek huruf diolah dari variabel kemampuan membaca dan menulis, sedangkan rata-rata lama sekolah dihitung menggunakan tiga variabel secara simultan yaitu partisipasi sekolah, tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani, dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan. 3. Standar Hidup Layak Berbeda dengan UNDP yang menggunakan indikator GDP per kapita riil yang telah disesuaikan (adjusted real GDP per capita) sebagai indikator standar hudup layak. Penulisan ini menggunakan indikator rata-rata pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan (adjusted real per capita expenditure). Sumber data yang digunakan adalah Susenas dan survei lain yang mendukung. IPM merupakan rata-rata sederhana dari tiga komponen yaitu (1) lamanya hidup yang diukur dengan harapan hidup pada saat lahir; (2) tingkat pendidikan, yang diukur dengan kombinasi antara angka melek huruf pada penduduk dewasa (dengan bobot dua per tiga) dan rata-rata lama sekolah (dengan bobot sepertiga); dan (3) tingkat kehidupan yang layak, diukur dengan pengeluaran per kapita yang telah disesuaikan (PPP Rupiah). Tahapan penghitungannya adalah sebagai berikut:

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 15

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

1. Menghitung indeks masing-masing komponen IPM (eo, Pengetahuan, dan Standard Hidup Layak) dengan hubungan matematis sebagai berikut:

Indeks (Xi) = (Xi Xmin)/(Xmaks Xmin)

dimana: Xi Xmin = Indikator komponen Indeks Pembangunan Manusia ke-I (i=1,2,3) = Nilai minimum Xi

Xmaks = Nilai maksimum Xi Persamaan di atas akan menghasilkan nilai 0 X i

1, untuk mempermudah cara membaca

skala dinyatakan dalam 100 persen sehingga interval nilai menjadi 0 X i 100.

2. Menghitung rata-rata sederhana dari masing-masing indeks Xi dengan hubungan matematis:

IPM = 1/3 Xi = 1/3 [ X(1) + X(2) + X(3)]

dimana : X(1) X(2) X(3) = Indeks Angka Harapan Hidup = 2/3 (Indeks Melek Huruf) + 1/3 (Indeks Rata-rata Lama Sekolah) = Indeks Konsumsi per kapita yang disesuaikan

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 16

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Tabel 2. Nilai Maksimum dan Minimum Indikator Komponen IPM

No 1. 2. 3. 4.

Indikator Angka Harapan Hidup (tahun) Angka Melek Huruf (%) Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Konsumsi per kapita yang disesuaikan (000 Rp)

Nilai Maksimum 85 100 15 859.3

Nilai Minimum 25 0 0 421.6

Catatan Sesuai standar global (UNDP) Sesuai standar global (UNDP) Sesuai standar global (UNDP) UNDP menggunakan GDP per kapita riil yang disesuaikan

3. Menentukan status IPM Untuk melihat perkembangan tingkatan status IPM di kabupaten/kota dibedakan 4 (empat) kritria dmana status menengah dipecah menjadi dua seperti di bawah ini: 1. Rendah dengan nilai IPM kurang dari 50. 2. Menengah Bawah dengan nilai IPM berada diantara 50 sampai kurang dari 66. 3. Menengah Atas dengan nilai IPM berada antara 66 sampai kurang 80. 4. Tinggi dengan nilai IPM lebih atau sama dengan 80.

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 17

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

BAB III ANALISIS DAN STATUS PERKEMBANGAN IPM3.1 Gambaran Umum Pada tanggal 28 Juli 2003, Kabupaten Pakpak Bharat resmi dimekarkan dari Kabupaten Dairi sesuai dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Nias Selatan, dan Kabupaten Pakpak Bharat. Secara geografis Kabupaten Pakpak Bharat berada pada garis 2015'00 - 3032'00 Lintang Utara dan 960 00' 980 31' Bujur Timur, dengan ketinggian antara 700 - 1500 meter diatas permukaan laut dengan kondisi geografis berbukit-bukit. Batas-batas wilayah Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Dairi : berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir : berbatasan dengan Aceh Singkil dan Kabupaten Humbang Hasundutan Sebelah Barat : berbatasan dengan Aceh singkil.

Luas keseluruhan wilayah Kabupaten Pakpak Bharat adalah 1,218.30 km2, yang terdiri dari (8) delapan kecamatan dan 52 (lima puluh dua) desa. Nama-nama kecamatan tersebut adalah Kecamatan Salak, Kecamatan Kerajaan, Kecamatan Sitelu Tali Urang Jehe, Kecamatan Tinada, Kecamatan Siempat Rube, Kecamatan Sitelu Tali Urang Julu, Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, dan Kecamatan Pagindar. Jumlah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat pada tahun 2010 adalah 40,405 jiwa dan tersebar di 8 (delapan) kecamatan yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat. Dari tahun 2005 hingga tahun 2010, laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebesar 1.36 persen yakni dari 37,851 jiwa pada tahun 2005 dan meningkat menjadi 40,505 jiwa pada tahun 2010. Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Pakpak Bharat selama kurun waktu tahun 2006 hingga tahun 2010 dapat disajikan melalui tabel dan grafik berikut ini:

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 18

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Tabel 3. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2006 - 2010 Kecamatan(1)

Jumlah Penduduk 2006(2)

2007(3)

2008(4)

2009(5)

2010*)(6)

5,554 Salak 5,635 6,017 8,120 Sitelu Tali Urang Jehe 8,219 8,671 1,098 Pagindar 1,137 1,222 3,059 Sitelu Tali Urang Julu 3,097 3,291 3,076 Pergetteng-Getteng Sengkut 3,116 3,324 8,491 Kerajaan 8,537 9,014 5,143 Tinada 5,189 5,496 3,745 Siempat Rube 3,796 4,027 Pakpak Bharat 38,286 38,726 41,062 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat.

7,009 9,596 1,325 3,542 3,798 8,739 4,559 4,246 42,814

7,216 9,365 1,211 3,376 3,740 8,115 3,639 3,843 40,505

Grafik 1. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Periode Tahun 2006 - 2010

Jumlah Penduduk42.814 43.000 42.000 41.000 40.000 39.000 38.000 37.000 36.000 2006 2007 2008 2009 2010 38.286 38.726 Jumlah Penduduk

41.062 40.505

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 19

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Profil persebaran penduduk merupakan hal penting lain yang tidak dapat dipisahkan. Dengan mengetahui tingkat kepadatan suatu wilayah, maka dapat ditentukan sarana dan prasarana apa yang mutlak diperlukan guna membangun wilayah tersebut. Tabel 4. Kepadatan Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Menurut Kecamatan Tahun 2009 2010Kecamatan(1)

Luas Wilayah (Km2)(2)

2009

2010

Penduduk Kepadatan Penduduk Kepadatan(3) (4) (5) (6)

Salak 245.57 7,009 29 Sitelu Tali Urang Jehe 473.62 9,596 20 Pagindar 75.45 1,325 18 Sitelu Tali Urang Julu 53.02 3,542 67 Pergetteng-Getteng Sengkut 66.64 3,798 57 Kerajaan 147.61 8,739 59 Tinada 74.03 4,559 62 Siempat Rube 82.36 4,246 52 Pakpak Bharat 1,218.30 42,814 35 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat

7,216 9,365 1,211 3,376 3,740 8,115 3,639 3,843 40,505

29 20 16 64 56 55 49 47 33

Persebaran penduduk di Kabupaten Pakpak Bharat dari tabel diatas menunjukkan bahwa Kecamatan Sitellu Tali Urang Julu merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi selama periode tahun 2009 2010, yakni 67 jiwa per kilometer persegi pada tahun 2009 serta 64 jiwa per kilometer persegi di tahun 2010. Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah selama periode tahun 2009 2010 adalah Kecamatan Pagindar, yakni masing-masing 18 jiwa per kilometer persegi (tahun 2009) dan 16 jiwa per kilo meter persegi (tahun 2010). Indikator kepadatan penduduk yang dipengaruhi oleh besar kecilnya luas wilayah suatu daerah tertentu menunjukkan bahwa suatu kecamatan dengan penduduk terbanyak belum tentu merupakan daerah dengan tingkat kepadatan tertinggi. Berikut ditampilkan profil proporsi kepadatan penuduk Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2010:

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 20

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Grafik 2. Proporsi Kepadatan Penduduk di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2010

Proporsi Kepadatan Penduduk13,90 8,75 5,89 4,78 14,64 18,96 16,37 Tinada 16,71 Siempat Rube Salak Sitelu Tali Urang Jehe Pagindar Sitelu Tali Urang Julu Pergetteng-Getteng Sengkut Kerajaan

3.2

Analisis Komponen IPM Pada bagian sebelumnya telah dipaparkan sebuah definisi khusus mengenai

pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi manusia (a process of enlarging people choices). Dalam konsep tersebut manusia ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimate end), sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan itu. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi penduduknya untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif. Premis penting yang dikembangkan dalam pembangunan manusia adalah mengutamakan manusia sebagai pusat perhatian (bukan sebagai alat atau instrumen) dan memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia secara keseluruhan (tidak hanya terbatas pada peningkatan pendapatan atas aspek ekonomi semata). Pada bagian ini akan dikemukakan tentang analisis komponen IPM di Kabupaten Pakpak Bharat untuk melihat sudah sejauh mana manusia sebagai tujuan akhir pembangunan telahKerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 21

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

dicapai di Kabupaten Pakapak Bharat melalui analisis komponen IPM di Kabupaten Pakpak Bharat. a. Indeks Pengetahuan Peningkatan kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh kualitas dan sistem pendidikan yang diterima, dalam hal ini pendidikan mempunyai peranan penting bagi suatu bangsa dan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Pentingnya pendidikan tercermin dalam UUD45 (pasal 31 ayat 1-5 amandemen ke-4) dan GBHN, yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian program pendidikan mempunyai andil besar terhadap kemajuan bangsa, baik di bidang ekonomi maupun sosial. Keseriusan pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan terlihat melalui pelaksanaan program wajib belajar 6 tahun yang telah dimulai sejak tahun 1984. Tidak berhenti sampai disitu, sejak tahun 1994 program wajib belajar yang dilaksanakan menjadi wajib belajar 9 tahun. Hal serupa juga ditunjukkan oleh pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat, yang tidak hanya turut serta mensukseskan program wajib belajar 9 tahun, tapi juga turut mendukung program pemerintah lainnya di bidang pendidikan, diantaranya menggratiskan biaya pendidikan dasar. Dengan demikian diharapkan tingkat pendidikan penduduknya akan lebih baik dan jumlah penduduk yang buta huruf akan berkurang terutama pada penduduk usia sekolah (7-24 tahun). Secara umum keadaan pendidikan digambarkan oleh beberapa indikator antara lain: angka partisipasi sekolah, tingkat pendidikan yang ditamatkan dan angka melek huruf. Indeks pengetahuan sebagai ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan secara umum dapat dilihat dari kemampuan membaca dan menulis (yang lebih dikenal dengan melek huruf) atau kebalikannya (buta huruf). Tingkat melek huruf/buta huruf dapat dijadikan sebagai indikator tingkat pendidikan karena diasumsikan bahwa dengan adanya kemampuan membaca dan menulis dalam hal ini huruf latin, seseorang dapat mempelajari dan menyerap ilmu pengetahuan. Adapun kemampuan membaca dan menulis yang dimiliki akan dapat mendorong penduduk untuk berperan lebih aktif dalam proses pembangunan.

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 22

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Grafik 3. Perbandingan Angka Melek Huruf Penduduk Usia 10 Tahun Keatas di Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2009 - 201096,16 100 90 80 70 60 50 40 30 20 3,84 10 0 2009 2010 3,09 Melek Huruf Buta Huruf 96,91

Kepandaian membaca dan menulis penduduk Kabupaten Pakpak Bharat berusia 10 (sepuluh) tahun keatas pada tahun 2010 dibandingan dengan tahun 2009 mengalami peningkatan yakni dari 96.16 persen pada tahun 2009 meningkat menjadi 96.91 persen di tahun 2010. Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat berusia 10 tahun keatas yang masih buta huruf sebesar 3.09 persen. Angka melek huruf Kabupaten Pakpak Bharat jika dibandingkan dengan sesama kabupaten pemekaran menunjukkan bahwa Kabupaten Pakpak Bharat memiliki angka melek huruf tertinggi (96.91 persen) terpaut sedikit dengan angka melek huruf di Kabupaten Humbang Hasundutan (96.80 persen) dan terpaut cukup jauh dengan angka melek huruf Kabupaten Nias Selatan yang hanya memiliki persentase melek huruf sebesar 84.99 persen. Berikut ditampilkan perbandingan angka melek huruf ketiga kabupaten pemekaran tersebut dalam visualisasi grafik:

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 23

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Grafik 4. Perbandingan Angka Melek Huruf 3 (Tiga) Kabupaten Pemekaran Tahun 2010

84,99

96,91 Pakpak Bharat Humbang Hasundutan Nias Selatan

96,80

Disamping angka melek huruf, indikator lain yang turut digunakan dalam menentukan indeks pembangunan manusia adalah partisipasi sekolah dan rata-rata lama sekolah. Partisipasi sekolah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat secara umum sudah cukup baik, dimana pada tahun 2010, partisipasi sekolah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat pada kelompok umur 7 - 24 tahun mencapai 73.69 persen. Secara sederhana dapat diintepretasikan bahwa terdapat 73 hingga 74 orang penduduk pada kelompok usia 7 24 tahun yang bersekolah dari 100 orang penduduk. Berikut disajikan partisipasi sekolah penduduk usia 10 tahun keatas di Kabupaten Pakpak Bharat menurut kelompok umur pada tahun 2008 2010:

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 24

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Tabel 5. Angka Partisipasi Sekolah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Menurut Kelompok Umur Tahun 2008 - 2010 Kelompok Umur 2008 2009 2010(1) (2) (3) (4)

7 - 12 13 - 15 16 - 18

98.80 93.93 61.12

99.00 97.07 73.99

99.58 95.99 71.21 10.88

19 - 24 10.02 10.69 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat

Selanjutnya pada tahun 2009, rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat telah mencapai 8.14 tahun, dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 8.20 tahun. Berikut disajikan perkembangan rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun keatas di Kabupaten Pakpak Bharat tahun 2008 2009: Grafik 5. Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2008 - 2010

8,22 8,20 8,18 8,16 8,14 8,12 8,10 8,08 8,06 8,04 2008 2009 8,10 8,14

8,20

Rata-Rata Lama Sekolah

2010

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 25

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Jika dibandingkan dengan sesama Kabupaten pemekaran, pada tahun 2010 rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Pakpak Bharat (sebesar 8.20 tahun) berada di bawah Kabupaten Humbang Hasundutan (sebesar 9.05 tahun) dan diatas Kabupaten Nias Selatan (sebesar 6.33 tahun). Berikut perbandingan rata-rata lama sekolah ketiga Kabupaten Pemekaran tersebut selama tahun 2008 2010: Grafik 6. Perbandingan Rata-rata Lama Sekolah 3 (Tiga) Kabupaten yang Baru Dimekarkan Tahun 2008 2010

10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 Pakpak Bharat 8,10 8,14 8,20 8,74

9,05 9,05

6,3 6,32 6,33

2008 2009 2010

Humbang Hasundutan

Nias Selatan

b. Indeks Kelangsungan Hidup Baik buruknya tingkat kesehatan penduduk suatu wilayah secara umum dapat dilihat dari rata-rata lama hidup yang akan dicapai oleh bayi yang baru lahir pada suatu daerah atau yang lebih dikenal dengan istilah angka harapan hidup (AHH). Selain itu, AHH ini juga dapat menunjukkan keadaan dan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam suatu masyarakat, karena

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 26

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

dapat dipandang sebagai suatu bentuk akhir dari hasil upaya peningkatan taraf kesehatan secara keseluruhan. Kebijaksanaan peningkatan kesehatan antara lain bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membiasakan diri untuk hidup sehat, sehingga sangat membantu memperpanjang angka harapan hidup penduduk. Di samping itu, adanya peningkatan taraf sosial ekonomi masyarakat memungkinkan penduduk untuk memperoleh perawatan kesehatan yang lebih baik sehingga dapat memperpanjang usia. Sebelum melihat perkembangan angka harapan hidup di Kabupaten Pakpak pada tahun 2010, indikator penting lainnya yang tak kalah penting dilihat untuk mengukur keberhasilan pemerintah dalam pembangunan bidang kesehatan adalah angka kesakitan (morbidity rate), yakni persentase penduduk yang menderita suatu penyakit terhadap seluruh penduduk yang mengalami keluhan kesehatan. Persentase penduduk Kabupaten Pakpak Bharat yang mempunyai keluhan kesehatan dalam sebulan ditunjukkan melalui grafik berikut ini: Grafik 7. Persentase Penduduk Kabupaten Pakpak Bharat yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Selama Sebulan yang Lalu dan Jenis Keluhan Kesehatan Tahun 2010

16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00

15,00

14,74

14,00 11,37 8,70

4,00 4,00 2,00 0,00 2,27 2,25

Keluhan Kesehatan

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 27

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Keluhan kesehatan terbesar yang dialami penduduk Kabupaten Pakpak Bharat selama tahun 2010 adalah masalah penyakit panas (15 persen), batuk (14.74 persen), pilek (14.00 persen), dan keluhan terendah adalah sakit gigi (sebesar 2.25 persen). Berikut disajikan perbandingan AHH 3 (tiga) kabupaten yang baru dimekarkan tahun 2010: Grafik 8. Perbandingan AHH Kabupaten Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, dan Nias Selatan, Tahun 2010

70,50 70,00 69,50 69,00 68,50 67,60 68,00 67,50 67,00 66,50 66,00 Pakpak Bharat Humbang Hasundutan 67,87

70,01

AHH

Nias Selatan

Angka harapan hidup Kabupaten Pakpak Bharat dan Humbang Hasundutan pada tahun 2010 relatif sama, yakni masing-masing sebesar 67.60 tahun dan 67.87 tahun. Hal ini berarti penduduk Kabupaten Pakpak Bharat yang baru lahir pada tahun 2010 mempunyai harapan yang besar untuk mencapai umur 67.60 tahun. Bila dibandingkan dengan angka rata-rata Provinsi Sumatera Utara yang telah mencapai 69.95 tahun, maka Kabupaten Pakpak Bharat cukup

tertinggal dari segi harapan hidup, sehingga sangat diharapkan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 28

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

c. Indeks Daya Beli Pada bagian sebelumnya telah diuraikan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan ekonomi dan stuktur ekonomi suatu daerah, baik yang disajikan atas dasar harga berlaku maupun atas dasar konstan dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dari output riil per kapita. Tabel 6. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2009 - 2010 Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha/Sektor (Persen)Lapangan Usaha/Sektor (1) 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa PDRB Keterangan : *)Angka Sementara Tahun 2009 (2) 4.28 3.16 2.13 6.58 11.09 6.09 9.73 8.48 10.04 5.83 Tahun 2010 *) (3) 4.71 1.89 2.38 4.67 6.61 4.69 8.99 9.39 24.57 6.77 Sumber Pertumbuhan (4) 3.06 0.00 0.01 0.01 0.74 0.55 0.11 0.14 2.15 6.77

Besarnya sumbangan masing-masing sektor perekonomian dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi Pakpak Bharat pada tahun 2010 sebesar 6.77 persen terbesar disumbang oleh sektor pertanian yakni 3.06 persen, disusul sektor jasa-jasa sebesar 2.15 persen, sektor bangunan 0.74 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 0.55 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 0.14 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 0.11 persen, sedangkan sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian memberikanKerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 29

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

sumbangan terkecil yakni dibawah 0.02 persen. Besaran PDRB Atas Dasar Harga Konstan berfungsi untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan besaran PDRB Atas Dasar Harga Berlaku berguna untuk melihat laju pertumbuhan perekonomian secara keseluruhan. Indeks daya beli atau paritas daya beli (Purchasing Power Parity PPP) digunakan untuk mengukur standar hidup layak, yang penghitungannya didekati dengan menggunakan pengeluaran riil perkapita yang telah disesuaikan guna menjamin keterbandingan antar daerah dan waktu. Penyesuaian ini diperlukan untuk menstandarkan tingkat harga di masing-masing daerah. Tingkat pengeluaran per kapita yang sama di suatu daerah belum tentu menunjukkan daya beli terhadap barang dan jasa yang sama karena tingkat harga di setiap daerah itu berbeda. Oleh sebab itulah pengeluaran per kapita ini terlebih dahulu disesuaikan untuk dapat mengukur tingkat daya beli yang nyata. Tabel 7. Perbandingan Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan Kabupaten Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, Nias Selatan, dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 - 2010 Kabupaten/Provinsi(1)

Pengeluaran Per Kapita (ribu rupiah PPP) 2008 2009 2010(2) (3) (4)

Pakpak Bharat 608.63 611.52 Humbang Hasundutan 609.62 611.2 Nias Selatan 587.42 592.13 Sumatera Utara 629.97 634.73 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat

614.58 614.37 600.47 636.33

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pengeluaran per kapita masing-masing kabupaten dan provinsi dari tahun ke tahun senantiasa mengalami peningkatan. Dari ketiga kabupaten diatas, pada tahun 2010 pengeluaran per kapita terbesar dimiliki oleh Kabupaten pakpak Bharat, yakni sebesar 614.58 ribu rupiah, diikuti Humbang Hasundutan sebesar 614.37 ribu rupiah, dan terakhir Nias selatan sebesar 600.47 ribu rupiah. Berikut disajikan grafik perkembangan pengeluaran perkapita tersebut:

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 30

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Grafik 9. Perkembangan Pengeluaran per Kapita Kabupaten Pakpak Bharat, Nias Selatan, Humbang Hasundutan, dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 2010640 630 620 610 600 590 580 570 560 Pakpak Bharat Humbang Hasundutan Nias Selatan Sumatera Utara 614,58 614,37 611,52 611,2 609,62 608,63 600,47 2008 592,13 587,42 2009 2010 634,73 629,97 636,33

Daya beli penduduk Kabupaten Pakpak Bharat dari tahun 2008 terus mengalami peningkatan, namun nilainya masih sangat rendah apabila dibandingkan dengan kabupaten lain yang ada di Sumatera Utara. Untuk tahun 2010, daya beli masyarakat di Kabupaten Pakpak Bharat hanya mencapai nilai 614.58 ribu rupiah meningkat dibanding tahun 2009 yang bernilai 611.52 ribu rupiah. Hal ini mengartikan bahwa standar hidup penduduk Kabupaten Pakpak Bharat masih sangat rendah yang masih dibawah rata-rata Sumatera Utara yang telah mencapai nilai 636.33 ribu rupiah pada tahun 2010.

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 31

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

3.3

Status dan Perkembangan IPM

a. Status IPM Tingkatan status Indeks Pembangunan Manusia suatu negara atau wilayah yang dirumuskan oleh United Nation Develpoment Programme (UNDP) dibedakan atas tiga tingkatan/golongan yakni: 1. Rendah dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) kurang dari 50; 2. Sedang atau menengah dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia berada diantara 50 sampai 80; 3. Tinggi dengan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) lebih dari 80. Perkembangan status IPM daerah kabupaten/kota dapat dilihat melalui pengelompokan tingkatan status Pembangunan Manusia yang dapat dikelompokkan atas 4 kriteria. Perubahan kriteria ini dilakukan dengan memecah status IPM tingkatan menengah/sedang menjadi 2 (dua), yaitu menengah bawah dan menengah atas. Jika status pembangunan manusia masih berada pada kriteria rendah berarti menunjukkan kinerja pembangunan manusia daerah tersebut masih memerlukan perhatian khusus untuk mengejar ketertinggalannya. Jika status pembangunan manusia masih berada pada kriteria menengah, maka hal ini juga menunjukkan bahwa pembangunan manusia masih perlu ditingkatkan. Jika daerah tersebut telah memiliki status pembangunan manusia tinggi, berarti kinerja pembangunan manusia daerah tersebut sudah baik/optimal. Status IPM yang sudah tinggi tersebut hanya perlu untuk dipertahankan, agar kualitas manusia tersebut lebih produktif dan pada gilirannya memiliki produktivitas yang tinggi. Berikut ini disajikan uraian tingkatan status pembangunan manusia beserta kriterianya melalui tabel dibawah ini: Tabel 8. Tingkatan Status Pembangunan Manusia Tingkatan Status 1. Rendah 2. Menengah bawah 3. Menengah atas 4. Tinggi Kriteria IPM < 50 50 < IPM < 66 66 < IPM < 80 IPM > 80

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak BharatKerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 32

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Berdasarkan kriteria yang dirumuskan pada tabel diatas, maka perkembangan status IPM Kabupaten Pakpak Bharat dari tahun 2006 2010 seluruhnya masih berada pada status menengah keatas, demikian pula dengan status IPM Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2006 2010 yang juga menunjukkan status menengah keatas. Berikut disajikan perkembangan status IPM Kabupaten Pakpak Bharat dan Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2006 2010: Tabel 9. Status dan Perkembangan IPM Kabupaten Pakpak Bharat dan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006 - 2010 Tahun Pakpak Bharat IPM Status IPM Sumatera Utara Status Menengah atas Menengah atas Menengah atas Menengah atas Menengah atas

2006 69.11 Menengah atas 72.46 2007 69.47 Menengah atas 72.78 2008 69.95 Menengah atas 73.29 2009 70.36 Menengah atas 73.80 2010 70.80 Menengah atas 74.19 Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pakpak Bharat b. Perkembangan IPM Kabupaten Pakpak Bharat

Dari seluruh uraian yang telah dikemukakan sebelumnya secara menyeluruh mengenai latar belakang, komponen hingga status perkembangan IPM, selanjutnya akan dilihat perkembangan IPM Kabupaten Pakpak Bharat dari tahun ke tahun. Berikut disajikan perkembanagn IPM Pakpak Bharat dalam bentuk grafik.

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 33

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Grafik 10. Perkembangan IPM Kabupaten Pakpak Bharat 2006 201070,80 70,36 69,95 70 69,47 69,5 69,11 69 68,5 68 2006 2007 2008 2009 2010 IPM

71 70,5

Grafik diatas menunjukkan bahwa perkembangan IPM Pakpak Bharat mengalami trend peningkatan dari tahun ke tahun selama periode 2006 2010, dengan rata-rata perkembangan sebesar 0.42 poin. Peningkatan IPM terbesar terjadi selama kurun waktu 2007 -2008 yakni mengalami peningkatan 0.48 poin, dan terendah selama kurun waktu 2006 2007 yakni 0.36 poin. Dengan nilai IPM sebesar 70.80 tahun 2010, maka status IPM Kabupaten Pakpak Bharat berada pada tingkatan Menengah Atas.

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 34

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Lampiran Tabel 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kecamatan(1)

Jumlah Desa(2)

Luas Wilayah (Km2)(3)

Jumlah Penduduk(4)

Kepadatan(5)

Salak Sitelu Tali Urang Jehe Pagindar Sitelu Tali Urang Julu Pergetteng-getteng Sengkut Kerajaan Tinada Siempat Rube Pakpak Bharat Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat

6 10 4 5 5 10 6 6 52

245.57 473.62 75.45 53.02 66.64 147.61 74.03 82.36 1,218.30

7,216 9,365 1,211 3,376 3,740 8,115 3,639 3,84340,505

29 20 16 64 56 55 49 4733

Tabel 2. Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur, Jenis Kelamin, dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2010

Kelompok Umur(1)

Laki-laki(2)

Perempuan(3)

L+P(4)

Sex Ratio(5)

0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34

35 - 39 40 - 44 45 - 49 636 50 - 54 521 55 - 59 379 60-64 299 65-69 163 70-74 179 75+ 20,468 Jumlah Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat

2,842 2,853 2,608 2,027 1,547 1,694 1,500 1,300 1,078 842

2,700 2,710 2,474 1,891 1,360 1,631 1,406 1,221 1,076 883 742 594 455 372 250 272 20,037

5,542 5,563 5,082 3,918 2,907 3,325 2,906 2,521 2,154 1,725 1,378 1,115 834 671 413 451 40,505

105.26 105.28 105.42 107.19 113.75 103.86 106.69 106.47 100.19 95.36 85.71 87.71 83.30 80.38 65.20 65.81 102.15

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 35

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Tabel 3. Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kecamatan(1)

Jumlah Penduduk(2)

Jumlah Rumah Tangga(3)

Rata-rata Anggota Rumah Tangga(4)

Salak Sitelu Tali Urang Jehe Pagindar Sitelu Tali Urang Julu Pergetteng-getteng Sengkut Kerajaan Tinada Siempat Rube Pakpak Bharat Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat

7,216 9,365 1,211 3,376 3,740 8,115 3,639 3,843 40,505

1,671 2,031 272 743 848 1,754 843 830 8,992

4.32 4.61 4.45 4.54 4.41 4.63 4.32 4.63 4.50

Tabel 4. Jumlah SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA Menurut Kecamatan Tahun 2010

Kecamatan(1)

SD/MI(2)

SLTP/MTs(3)

SLTA/MA(4)

Salak Sitelu Tali Urang Jehe Pagindar Sitelu Tali Urang Julu Pergetteng-getteng Sengkut Kerajaan Tinada Siempat Rube

7 17 4 7 8 11 7 6

3 7 1 3 1 5 1 1 22

1 2 1 1 1 1 7

Pakpak Bharat 67 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak Bharat

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 36

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Tabel 5. Jumlah Murid SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kecamatan(1)

SD/MI(2)

SLTP/MTs(3)

SLTA/MA(4)

Salak Sitelu Tali Urang Jehe Pagindar Sitelu Tali Urang Julu Pergetteng-getteng Sengkut Kerajaan Tinada Siempat Rube

1,180 2,061 250 680 633 1,391 609 680

725 611 102 399 198 568 54 218 2,875

471 329 150 523 369 98 1,940

Pakpak Bharat 7,484 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak Bharat

Tabel 6. Jumlah Guru SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA Menurut Kecamatan Tahun 2010

Kecamatan(1)

SD/MI(2)

SLTP/MTs(3)

SLTA/MA(4)

Salak Sitelu Tali Urang Jehe Pagindar Sitelu Tali Urang Julu Pergetteng-getteng Sengkut Kerajaan Tinada Siempat Rube

121 203 40 80 94 147 75 90

67 78 20 52 25 69 10 25 346

37 33 20 42 24 12 168

Pakpak Bharat 850 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pakpak Bharat

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 37

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Tabel 7. Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kecamatan(1)

Rumah Sakit Umum(2)

Puskesmas(3)

Puskesmas Pembantu(4)

Posyandu(5)

Polindes(6)

Salak Sitelu Tali Urang Jehe Pagindar Sitelu Tali Urang Julu Pergetteng-getteng Sengkut Kerajaan Tinada Siempat Rube

1 -

1 1 1 1 1 1 1 1

2 5 1 3 3 3 5 1 23

12 24 4 7 6 18 8 10 89

6 10 4 6 6 5 8 7 52

Pakpak Bharat 1 8 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat

Tabel 8. Banyaknya Tenaga Paramedis Menurut Kecamatan Tahun 2010 Kecamatan(1)

Dokter Umum(2)

Gigi(3)

Bidan(4)

Perawat Umum(5)

Sanitasi(7)

Gigi(8)

Gizi(9)

Salak Sitelu Tali Urang Jehe Pagindar Sitelu Tali Urang Julu Pergetteng-getteng Sengkut Kerajaan Tinada Siempat Rube

1 1 1 1 1 2 1

1 1 1 1 -

7 6 2 6 2 11 5 3 42

7 13 4 6 7 22 8 7 74

2 1 1 1 2 1 1 9

2 2 2 1 2 3 3 15

1 2 2 1 2 3 3 14

Pakpak Bharat 8 4 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 38

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Tabel 9. Persentase Rumahtangga Menurut Status Kepemilikan Rumah, Jenis Dinding Terluas, Lantai Terluas, dan Sumber Penerangan Tahun 2010 No(1)

Uraian(2)

Persentase(3)

1.

2.

Status Kepemilikan Rumah - Milik Sendiri - Kontrak - Sewa - Bebas Sewa - Dinas - Milik Saudara - Lainnya Jenis Dinding Terbanyak - Tembok - Kayu - Bambu Lantai Terluas - Tanah - Bukan Tanah Sumber Penerangan - Listrik - Aladin/Petromak - Pelita/Sentir/Obor

77.56 3.02 1.47 0.86 2.34 14.75 13.84 83.03 3.13 4.84 95.16 78.69 1.14 20.17 -

3.

4.

- Lainnya Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat, Survei Sosial Ekonomi Nasional

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 39

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Tabel 10. Persentase Rumahtangga Menurut Fasilitas Buang Air Besar dan Tempat Pembuangan Akhir Kotoran/Tinja Tahun 2010 No(1)

Uraian(2)

Persentase(3)

Fasilitas Buang Air Besar - Sendiri - Bersama - Umum - Lainnya 2. Tempat Pembuangan Akhir Kotoran/Tinja - Tangki Septi - Kolam/Sawah - Sungai/Danau/Laut - Lainnya Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat, Survei Sosial Ekonomi Nasional

1.

40.87 7.07 15.12 36.93 50.38 0.86 17.40 31.36

Tabel 11. Persentase Rumahtangga Menurut Pengeluaran/Kapita/Bulan dan Golongan Pengeluaran Tahun 2010 No(1)

Uraian(2)

Persentase(3)

1.

2.

Pengeluaran/Kapita/Bulan - Makanan - Non Makanan Golongan Pengeluaran - Kurang dari 80,000 - 80,000 - 99,999 - 100,000 - 149,999 - 150,000 - 199,999 - 200,000 - 299,999 - 300,000 - 399,999 - 400,000 - 499,999

68.27 31.73 2.38 22.29 39.35 16.76 8.36 10.86

- Lebih dari 500,000 Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat, Survei Sosial Ekonomi Nasional

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 40

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Tabel 12. Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, dan Rata-rata Lama Sekolah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2009 - 2010Kode(1)

Provinsi / Kabupaten/Kota(2)

Angka Harapan Hidup (tahun) 2009(3)

Angka Melek Huruf (persen) 2009(5)

Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 2009(7)

2010(4)

2010(6)

2010(8)

1200 SUMATERA UTARA 69.35 69.38 1201 Nias 1202 Mandailing Natal 63.54 67.03 1203 Tapanuli Selatan 1204 Tapanuli Tengah 67.91 69.32 1205 Tapanuli Utara 70.61 1206 Toba Samosir 69.20 1207 Labuhan Batu 68.84 1208 Asahan 68.85 1209 Simalungun 68.15 1210 Dairi 72.09 1211 Karo 70.36 1212 Deli Serdang 1213 Langkat 69.03 69.60 1214 Nias Selatan 1215 Humbang Hasundutan 67.78 67.32 1216 Pakpak Barat 1217 Samosir 69.62 68.89 1218 Serdang Bedegai 1219 Batu Bara 68.46 66.53 1220 Padang Lawas Utara 66.97 1221 Padang Lawas 69.62 1222 Labuhan Batu Selatan 69.22 1223 Labuhan Batu Utara 69.06 1224 Nias Utara 69.07 1225 Nias Barat 70.17 1271 Kota Sibolga 70.05 1272 Kota Tanjung Balai 1273 Kota Pematang Siantar 72.00 71.20 1274 Kota Tebing Tinggi 1275 Kota Medan 71.71 71.65 1276 Kota Binjai 1277 Kota Padang Sidempuan 69.47 69.55 1278 Gunung Sitoli Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat

69.50 69.60 63.62 67.21 68.11 69.70 70.68 69.54 68.98 68.96 68.40 72.19 70.65 69.07 70.01 67.87 67.60 69.73 68.98 68.58 66.57 67.03 69.95 69.62 69.15 69.15 70.23 70.43 72.16 71.33 71.91 71.77 69.59 69.95

97.15 89.75 99.32 99.79 95.75 98.57 98.34 97.94 96.79 97.37 97.95 98.69 98.35 96.85 85.19 98.21 96.51 96.61 97.44 95.21 99.21 99.65 98.82 98.16 89.19 84.30 99.29 98.98 99.41 98.61 99.31 99.18 99.62 94.75

97.32 90.44 99.33 99.81 95.78 98.59 98.35 97.95 96.90 97.50 98.09 98.69 98.53 96.92 85.20 98.21 96.52 96.61 97.70 95.25 99.21 99.65 98.84 98.17 89.19 84.30 99.29 98.99 99.45 98.70 99.36 99.19 99.70 94.75

8.65 6.41 7.71 8.93 8.12 8.82 9.74 8.32 7.67 8.69 8.53 9.09 9.11 8.72 6.32 9.05 8.14 9.51 8.63 7.33 8.16 8.12 8.18 7.81 5.81 5.36 9.63 8.80 10.81 9.81 10.80 9.85 10.10 8.42

8.85 6.41 7.80 8.94 8.13 8.85 9.80 8.53 7.67 8.70 8.55 9.10 9.50 8.76 6.33 9.05 8.20 9.52 8.64 7.45 8.45 8.13 8.21 7.91 6.10 5.56 9.63 8.81 10.85 9.85 10.84 9.89 10.19 8.42

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 41

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Pakpak Bharat

2010

Tabel 13. Pengeluaran per Kapita Disesuaikan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan Pringkat IPM Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2009 - 2010Kode(1)

Provinsi / Kabupaten/Kota(2)

Pengeluaran/Kapita disesuaikan (Rp. 000) 2009(3)

IPM 2009(5)

Peringkat IPM (Provinsi) 2010(6)

2010(4)

2009(7)

2010(8)

1200 SUMATERA UTARA 1201 Nias 1202 Mandailing Natal 1203 Tapanuli Selatan 1204 Tapanuli Tengah 1205 Tapanuli Utara 1206 Toba Samosir 1207 Labuhan Batu 1208 Asahan 1209 Simalungun 1210 Dairi 1211 Karo 1212 Deli Serdang 1213 Langkat 1214 Nias Selatan 1215 Humbang Hasundutan 1216 Pakpak Barat 1217 Samosir 1218 Serdang Bedegai 1219 Batu Bara 1220 Padang Lawas Utara 1221 Padang Lawas 1222 Labuhan Batu Selatan 1223 Labuhan Batu Utara 1224 Nias Utara 1225 Nias Barat 1271 Kota Sibolga 1272 Kota Tanjung Balai 1273 Kota Pematang Siantar 1274 Kota Tebing Tinggi 1275 Kota Medan 1276 Kota Binjai 1277 Kota Padang Sidempuan 1278 Gunung Sitoli Sumber: BPS Kabupaten Pakpak Bharat

634.73 605.61 633.72 639.12 616.80 629.88 643.12 634.24 627.64 628.59 623.85 619.83 630.84 624.51 592.13 611.20 611.52 621.09 626.30 626.30 632.03 622.29 628.88 631.74 603.54 603.74 626.42 620.92 632.28 635.94 632.32 630.45 625.45 610.39

636.33 607.16 636.51 642.53 618.97 632.74 646.36 635.23 631.24 632.14 627.70 625.48 632.41 628.21 600.47 614.37 614.58 623.89 628.82 628.90 634.18 625.64 630.27 632.42 605.13 607.71 629.45 624.45 634.88 639.39 635.11 633.37 629.11 611.95

73.80 68.26 70.27 73.64 70.91 73.85 76.22 73.61 72.16 73.13 72.38 74.84 74.67 72.82 66.27 71.64 70.36 73.42 72.94 71.25 72.11 71.68 73.52 73.10 67.36 65.96 74.82 73.64 77.18 76.10 76.99 76.09 74.77 71.33

74.19 68.66 70.60 74.02 71.21 74.31 76.55 74.03 72.54 73.50 72.86 75.34 75.28 73.18 67.15 71.94 70.80 73.70 73.25 71.62 72.52 71.98 73.84 73.45 67.75 66.46 75.08 74.14 77.51 76.49 77.36 76.41 75.21 71.67

8 30 29 11 27 10 3 13 21 16 20 6 9 19 32 24 28 15 18 26 22 23 14 17 31 33 7 12 1 4 2 5 8 25

8 30 29 13 27 10 3 12 21 16 20 6 7 19 32 24 28 15 18 26 22 23 14 17 31 33 9 11 1 4 2 5 8 25

Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Pakpak Bharat | 42