Pendahuluan
2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010
1.1. Latar Belakang
Tiga faktor utama yang menentukan
pertumbuhan ekonomi antara lain, akumulasi
modal, pertumbuhan penduduk serta kemajuan
teknologi. Akumulasi modal terjadi apabila
sebagian dari pendapatan digunakan untuk
tabungan atau investasi dengan tujuan
memperbesar output dan pendapatan di kemudian
hari. Investasi produktif harus dilengkapi dengan
berbagai investasi penunjang yang disebut
investasi ”infrastruktur” ekonomi dan sosial.
Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan
angkatan kerja secara tradisional dianggap
sebagai salah satu faktor positif memicu
pertumbuhan ekonomi. Positif atau negatifnya
pertambahan penduduk bagi upaya pembangunan
ekonomi sepenuhnya tergantung pada sistem
perekonomian yang bersangkutan untuk
menyerap dan secara produktif memanfaatkan
tambahan tenaga kerja tersebut. Pengaruh
selanjutnya adalah kemajuan teknologi. Tingkat
pendidikan dan kesehatan yang baik akan
mendorong kemampuan masyarakat untuk
mengadaptasi dan mempergunakan teknologi di
dalam produksi serta meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan
kapasitas dan teknikal teknologi dalam industri.
Pada tahun 2010, pertumbuhan ekonomi
1.1. Background
Three main factors that determine
economic growth, namely, capital
accumulation, population growth and
technological advancement. Accumulation of
capital is occurred when a portion of income is
used for savings or investment with the aim of
enlarging the output and income in the future.
Productive investment must be equipped with a
variety of investments supporting called
"infrastructure" investment of economic and
social development. Population growth and
labor force growth has traditionally been
regarded as one of the positive factors
triggering economic growth. Positive or
negative population growth for economic
development efforts depends entirely on the
relevant economic systems to absorb and
productively utilize the additional manpower.
Next is the advancement of technology.
Education and good health will encourage the
public's ability to adapt and use technology in
production and to improve society's ability to
adapt to changing technologies and technical
capacity in the industry.
In 2010, Ecnomic growth of Pakpak
I. PENDAHULUAN/INTRODUCTION
Introduction
Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 3
Kabupaten Pakpak Bharat mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dari tahun
sebelumnya. Keberhasilan menaikkan
pertumbuhan ekonomi ini berimplikasi pada
kenaikan pendapatan per kapita. Namun
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tidak
hanya didasarkan pada pertambahan pendapatan,
tetapi juga ditunjang oleh sesuatu yang lebih
fundamental, yaitu investasi dan ekspor. Semakin
besar investasi yang masuk, maka semakin
banyak terbuka lapangan kerja yang tentunya
memacu pertumbuhan ekonomi. Rendahnya
investasi dari luar yang masuk ke Kabupaten
pakpak Bharat disebabkan oleh situasi yang
kurang mendukung, yakni kondisi Sumber Daya
Alam (SDA) yg belum dimanfaatkan secara
optimal dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
belum berkompetensi dan masih minimnya
pemasaran.
Dua hal esensial harus dilakukan untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi adalah, pertama
sumber-sumber yang harus digunakan secara
lebih efisien. Ini berarti tidak boleh ada sumber-
sumber yang menganggur dan alokasi
penggunaannya kurang efisien.Yang kedua,
penawaran atau jumlah sumber-sumber atau
elemen-elemen pertumbuhan tersebut haruslah
diusahakan pertambahannya. Elemen-elemen
yang memacu pertumbuhan ekonomi tersebut
adalah Sumber Daya Alam, Sumber Daya
manusia, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
Budaya dan Sumber Daya Modal.
Salah satu indikator untuk melihat
Bharat Regency experience a significant
increase from previous year. The success of
raising economic growth implies an increase in
income per capita. But the quality of economic
growth are not based only on the added
income, but also driven by something more
fundamental, namely investment and exports.
The greater investment, there is more open job
opportunities which would spur economic
growth. Low investment from outside the
entrance to the Pakpak Bharat Regency is
caused by circumstances that do not support,
namely the condition of Natural Resources
(SDA) that is not optimal and Human
Resources (HR) that have not been competent,
and also lack of marketing.
Two essential things that must be done
to achieve economic growth is, first, sources
must be used more efficiently. This means there
can be no idle resources and uneficient use,
second, supply or number of the sources or
accretion of elements of the growth must be
cultivated. Elements that spur economic
growth is the Natural Resources, Human
Resources, Science and Technology, Culture
and Capital Resources.
One of the indicator that can be used to
Pendahuluan
4 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010
perkembangan pembangunan ekonomi dan
tingkat kemakmuran suatu daerah adalah Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB). Melalui
PDRB dapat diketahui kinerja ekonomi,
pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan
PDRB per kapita suatu daerah. Peranan setiap
sektor dalam menghasilkan Produk Domestik
Regional Bruto merupakan hal yang paling
penting untuk melihat gambaran perekonomian
dan menjadi bahan perencanaan dalam
menentukan arah pembangunan di masa yang
akan datang.
Sebagai bahan dasar penyusunan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Pakpak Bharat adalah data dan informasi yang
dikumpulkan dari berbagai sumber yang dapat
dipercaya. Melihat pentingnya data dan informasi
dalam pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-
hasil pembangunan dibutuhkan data yang akurat,
relevan dan berkesinambungan. Adapun kegunaan
dari PDB/PDRB adalah:
1. Melihat pertumbuhan ekonomi suatu
wilayah
2. Mengetahui struktur perekonomian
3. Mengetahui tingkat kemakmuran suatu
daerah
4. Mengetahui tingkat perubahan harga
(inflasi/deflasi).
1.2. Pergeseran Tahun Dasar
Dalam publikasi ini tahun dasar yang
digunakan mengalami pergeseran dari tahun 1993
menjadi tahun 2000. Perubahan tahun dasar ini
look at the level of economic development and
level of prosperity of a region are Gross
Regional Domestic Product (GRDP). By
GRDP, can be known economic performance,
economic growth, economic structure and
GRDP per capita in a region. The role of each
sector in the Gross Regional Domestic Product
yield is the most important thing to see a
picture of the economy and become the subject
of planning in determining the direction of
development in the future.
As an elementary material in forming
Gross Regional Domestic Product (GRDP) of
Pakpak Bharat Regency is data and
information that collected from various of
believable sources. By seeing the importance of
data and information in making decisions and
evaluation of development revenues, accurate,
relevant and continual data are required.
These are the utilities of GDP/GRDP:
1. To see the economic growth of a region
2. To know the economics structure
3. To know prosperity’s level of a region
4. To know rate of price change
(inflation/deflation).
1.2. Shifting of Base Year
In this publication, the base year
already shifted, previously 1993 as base year
but it shifted to 2000 as base year. The shifting
Introduction
Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 5
antara lain disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu
:
a. Secara nasional telah terjadi perubahan
struktur ekonomi yang relatif cepat sehingga
mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang
dihitung berdasarkan tahun dasar 1993
menjadi makin tidak realistis.
b. Struktur ekonomi tahun 1993 belum tersentuh
dampak deregulasi dan debirokratisasi. Secara
nasional sejak tahun 1991 sektor industri
peranannya sudah melampaui sektor pertanian
dan menjadi primadona perekonomian
Indonesia.
c. Perkembangan ekonomi dunia dalam kurun
waktu 1993-2000 yang diwarnai oleh
globalisasi tentunya akan berpengaruh kepada
perekonomian domestik, masih dalam periode
tersebut, pada pertengahan tahun 1997 terjadi
krisis moneter yang berdampak kepada
perubahan struktur perekonomian Indonesia.
Akibatnya struktur ekonomi Indonesia tahun
1993 telah berbeda dengan tahun 2000.
1.3. Pemilihan Tahun Dasar
Pada dasarnya penetapan tahun 2000
sebagai tahun dasar secara teknis dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Berdasarkan rekomendasi Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) sebagaimana tertuang
dalam buku panduan yang baru “Sistem
Neraca Nasional” dinyatakan bahwa estimasi
PDB atau PDRB atas dasar harga konstan
of the base year caused by many factor, some
of them are:
a. In the scope of national, the changing of
the economic structure run so fast that
caused the economic growth which is
calculated based on 1993 as base year
became unrealistic.
b. The economic structure of year 1993 still
free of the impact of de-regulations and
de-bureaucratitations. At national level,
since year 1991, the share of manufacture
sector run much faster than the agriculture
sector which is the main actor in the
economic history of Indonesia.
c. The development of world’s economy at
1993-2000 which is influenced directly by
globalizations, must be infected to the
domestic’s economy, moreover, within that
period, exactly at 1997’s mid, there was a
monetary crisis which gave huge impact of
the changing of the economic’s structure
of Indonesia. As the result the pattern of
economic’s structure of Indonesia based
on 1993 was not remains same in year
2000.
1.3. Base Year Election
As the matter of fact, choosing year
2000 as base year could be explained
technically by some reasons below:
a. Based on the recommendations of UN as
mentioned in the latest guidance book
“System of National Account” stated that
the estimation of GDP or GRDP based on
Pendahuluan
6 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010
sebaiknya dimutakhirkan secara periodik
dengan menggunakan tahun referensi yang
berakhiran 0 dan 5. Hal ini juga merupakan
komitmen pimpinan BPS negara ASEAN
tahun 2000, agar besaran angka-angka PDB
atau PDRB dapat saling diperbandingkan
antar negara dan antar waktu guna keperluan
analisis kinerja perekonomian dunia.
b. Seiring dengan perkembangan kegiatan
ekonomi, cakupan terus mengalami
penyempurnaan, dalam jangka waktu tujuh
tahun juga telah terjadi perubahan
struktur/bentuk komoditas serta kombinasi
harga yang sangat signifikan. Perbaikan
cakupan terutama di sektor industri
pengolahan (elektronik/teknologi informatika)
serta disektor jasa-jasa. Disisi lain juga terjadi
perubahan dalam komposisi harga antara
sektor primer, sekunder dan tersier.
c. BPS telah merampungkan penyusunan Tabel
Input-Output Indonesia 2000, termasuk
Sumatera Utara untuk tingkat propinsi. Tabel
I-O tersebut telah mengalami uji konsistensi
pada tingkat sektoralnya dengan
mempertimbangkan kelayakan struktur
permintaan maupun penawaran. Oleh karena
itu struktur ekonomi Indonesia yang
digambarkan melalui Tabel I-O dapat
dijadikan sebagai kerangka dasar (
benchmarking ) dalam penyempurnaan
penghitungan PDB/PDRB, sekaligus dipakai
sebagai tahun dasar dalam penyusunan series
baru penghitungan PDB/PDRB, baik sektoral
constant market price should be updated
periodically by using the reference year
with ending by digit 0 and 5. This statement
was also the commitment among the head
of statistics office of ASEAN countries at
2000, which aims are all the figures of the
GDP/GRDP could be comparable among
countries for the shake of works and
world’s economy.
b. In between the development of economic’s
activities, the coverages tend to complete
soon, also in duration of 7 years there has
been such a tremendous changing in the
physical product as well as prices. The
main changing of the coverage was at the
manufactured sector
(electronic/information technology) and
also at services sector. On the other side
the composition of the price among the
prime sector, secondary and tertier sector
were not remain unchanged.
c. BPS has completed in making the
publication of Input-Output Table of
Indonesia year 2000 including North
Sumatera at province level. The I-O table
has already passed the consistency test at
sectoral stages by taking care of the fitness
of the demand and supply structure. Thus,
the structure of economy of Indonesia
which is represented by I-O table could use
as the benchmarking in terms of calculating
GDP/GRDP, after all it uses as the base
year in building new series of calculating
Introduction
Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 7
maupun penggunaan.
d. Ketersediaan data dasar (raw data) baik harga
maupun volume (quantum) tahun 2000 secara
rinci pada masing-masing sektor ekonomi
relatif lebih lengkap dan berkelanjutan
dibandingkan kondisi pada tahun 1993. Hal
itu dimungkinkan berbagai
Departemen/Kementrian maupun Instansi
Pemerintah lainnya juga ikut membangun
statistik bagi keperluan perencanaan
sektoralnya masing-masing. Dengan
dukungan data yang lebih lengkap, terinci dan
konsisten diharapkan estimasi PDB/PDRB
dengan tahun dasar 2000 dapat disusun secara
lebih akurat dan konsisten.
1.4. Kegunaan Statistik Pendapatan Regional
Salah satu manfaat dari data PDB dan
PDRB adalah untuk mengetahui tingkat produk
neto atau nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh faktor produksi, besarnya laju
pertumbuhan ekonomi, dan pola/struktur
perekonomian pada satu tahun atau periode di
suatu negara atau daerah tertentu.
Kegunaan statistik pendapatan regional
antara lain :
a. Mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi
Angka-angka statistik pendapatan regional
atas dasar harga konstan menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi suatu daerah baik secara
menyeluruh maupun sektor demi sektor.
b. Mengetahui tingkat kemakmuran suatu
daerah
sectoral GDP/GRDP as well as
GDP/GRDP from income side.
d. Availability of raw data in terms of price
and volume (quantum) at year 2000 for
each sector are more detail and incessantly
than that at 1993. This can happened
becaused of the hands of all departments
and government institutions which are
involved in building statistics for the sake
of their planning. Having a complete, detail
and consistent of data, hope the estimation
of GDP/GRDP by using year 2000 as base
year could be more accurate and
consistent.
1.4. The Use of Regional Income Statistics
One of benefits of GDP and GRDP’s
data is to know level of net product or value
added that produced by all production factors,
level of economic growth rate, and economics
pattern/structure at a one year or period in a
country or certain area.
The use of regional income statistics for
example :
a. To know level of economics growth
Regional income statistics on the basic
of constant market prices show rate of
economics growth of a region either through
totally or sector by sector.
Pendahuluan
8 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010
Tingkat kemakmuran suatu daerah
digambarkan di dalam pendapatan perkapita.
Pendapatan perkapita merupakan gambaran rata-
rata pendapatan yang diterima oleh setiap
penduduk sebagai hasil dari proses produksi.
PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi
total nilai PDRB dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun .
c. Mengetahui struktur perekonomian
Di dalam penghitungan PDRB, struktur
perekonomian diklasifikasikan menjadi 9 sektor.
Pengklasifikasian ini mengacu kepada klasifikasi
sektor yang digunakan dalam penghitungan.
d. Mengetahui tingkat perubahan harga (
Inflasi/Deflasi )
Perbandingan antara PDRB atas dasar harga
berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan
merupakan angka indeks implisit yang dapat
dipergunakan untuk mengetahui adanya
perubahan harga barang dan jasa secara
keseluruhan.
1.5. Konsep dan Definisi
Konsep dan definisi amat penting untuk
memahami lebih lanjut mengenai data yang
tersedia. Arti, wujud fisik, karakteristik, batasan
dan sifat kegiatan tentang eksistensi, perubahan
dan perpindahan suatu barang dan jasa harus
tercermin jelas dalam konsep dan definisi.
Definisi yang berbeda akan menghasilkan data
yang berbeda pula. Perlu diingat bahwa konsep
dan definisi yang terdapat dalam buku ini pada
dasarnya untuk tujuan penyusunan PDRB.
b. To know prosperity’s level of a region
Prosperity’s level of a region is
outlined in income per capita. Income per
capita is picture of average income accepted
by every resident as a result of production
process. GRDP per capita is obtained by
dividing total value of GRDP with amount of
residents in the mid year .
c. To know the economics structure
In calculating GRDP, economics
structure is classified in 9 sectors. This
Classification is related to sector classification
as used in computation.
d. To know price rate of change (
Inflation/Deflation )
Comparison between GRDP on the
basis of current market prices and GRDP on
the basis of constant market prices is implisit
index number that can be used to know
existence of goods and services price’s change
as a whole.
1.5. Concept and Definition
Concept and definition are important to
comprehend furthermore about available data.
Meaning, physical embodiment, characteristic,
conterminous and activity’s characteristic
about eksistentialist, change and transfer of
goods and services must be clearly concepted
and definited. Different definition will produce
different data. Important to remember that
concept and definition existed in this book
basically for the compilation of GRDP.
Introduction
Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 9
1.5.1. Produk Domestik dan Produk Regional
Seluruh barang dan jasa yang dihasilkan
oleh kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi
di Kabupaten Pakpak Bharat, tanpa
memperhatikan apakah faktor produksinya
berasal dari/atau dimiliki oleh penduduk
Kabupaten Pakpak Bharat merupakan Produk
Domestik Kabupaten Pakpak Bharat. Oleh
karenanya pendapatan yang timbul akibat adanya
kegiatan produksi tersebut merupakan produk
domestik. Yang dimaksud dengan ”Wilayah
Domestik” di sini adalah wilayah yang betul-betul
berada di dalam batas geografis daerah tersebut.
Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian
dari kegiatan produksi yang dilakukan di
Kabupaten Pakpak Bharat maupun beberapa
faktor produksinya berasal/milik dari daerah lain
dan sebaliknya. Hal ini menyebabkan nilai
Produksi Domestik yang timbul di Kabupaten
Pakpak Bharat bisa tidak sama dengan
pendapatan yang diterima penduduk Kabupaten
Pakpak Bharat.
Dengan adanya arus pendapatan yang
mengalir antar daerah (termasuk juga dari/ke luar
negeri) yang pada umumnya berupa upah dan
gaji, dividen dan keuntungan, maka timbul
perbedaan antara produk domestik dan produk
regional.
Yang dimaksud dengan Produk Regional
adalah Produk Domestik dikurangi pendapatan
yang dibayar keluar ditambah pendapatan yang
diterima dari luar daerah tersebut. Jadi Produk
Regional merupakan produk yang betul-betul
1.5.1. Domestic Product and Regional
Product
All goods and services produced by
economy activities operated in Pakpak Bharat
Regency, regardless of wether its production
factors indigenous to or owned by residents of
Pakpak Bharat Regency, is Domestic Product
of Pakpak Bharat Regency, then arised income
resulted from production activity is domestic
product. “Domestic Region” means region that
is really resided in geographical boundary of
an area.
Fact indicates that some of production
activity operated in Pakpak Bharat Regency
and also some production factors is assigned
from or possessed by other area conversely.
This condition causes the value of domestic
products arised in Pakpak Bharat Regency
could look equal to income accepted by
residents in Pakpak Bharat Regency.
With the flow of interregional income
flown (from/out of country) which is generally
in shape of wage and salary, dividend and
benefit, then difference between domestic
product and regional product is arised.
Regional Product means Domestic
Product which is reduced by income that paid
out, added with income that accepted
outwardly referred area. Thus Regional
Product is product that really owned by
Pendahuluan
10 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010
dimiliki penduduk di daerah tersebut.
1.5.1.1. Nilai Tambah
Pengetahuan tentang nilai tambah
merupakan hal yang esensial dalam penghitungan
PDRB. Sering terjadi salah pengertian dimana
orang menganggap bahwa PDRB identik dengan
nilai produksi (output) yang dihasilkan wilayah
tersebut.
Nilai produksi tidak sama dengan nilai
tambah, karena nilai produksi (output) adalah
nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu
periode tertentu, baik sebagai produksi utama,
ikutan, maupun sampingan, sedangkan nilai
tambah adalah output setelah dikurangi dengan
biaya antaranya (intermediate cost).
Biaya antara (intermediate cost)
merupakan seluruh biaya barang tidak tahan lama
(perkiraan umur penggunaan kurang dari satu
tahun) dan jasa yang dikeluarkan selama kegiatan
proses produksi.
Dengan kata lain nilai tambah adalah
output dikurangi biaya antaranya. Nilai tambah
ini terdiri dari komponen pendapatan faktor,
penyusutan barang modal tetap, dan pajak tidak
langsung neto. Dikatakan Nilai Tambah Bruto
(NTB) jika masih terdapat komponen penyusutan,
dan dikatakan Nilai Tambah Neto (NTN) jika
sudah mengeluarkan komponen penyusutan.
1.5.1.2. Pendapatan Faktor
Pendapatan faktor merupakan nilai tambah
produsen atas penggunaan faktor-faktor produksi,
yang terdiri dari unsur-unsur:
a. Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai
resident in referred area.
1.5.1.1. Value Added
The knowledge of value added is
esensial matter in GRDP’s computation.
Misapprehension often happened where people
assumed that GRDP was same with
production’s value (output) that produced by
region.
Production’s value is unlike value
added, because production’s value (output) is
value of goods and services produced in a
specified period, both as main product,
secondary product, and also peripheral
product, whereas value added is output after
lessened by intermediate cost.
Intermediate cost is all not durable
goods cost (estimate of usage less than one
year) and services released during activity of
production process.
In other word, value added is output
lessened intermediate cost. This Added value
consist of earnings factor component,
decreased fixed-capital goods, and indirect
nett tax. Told Gross Value Added (GVA) if
decrease’s component has not released yet,
and told Nett Value Added (NVA) if decrease’s
component has released.
1.5.1.2. Factor’s Incomes
Factor’s Income is producer’s value
added to the usage of production factors, that
consist of elements:
a. Wage and salary as the employee
Introduction
Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 11
b. Sewa tanah sebagai balas jasa tanah
c. Bunga sebagai balas jasa modal
d. Keuntungan sebagai balas jasa
kewiraswastaan
Balas Jasa Pegawai
Pegawai adalah semua orang yang ikut
serta dalam kegiatan perusahaan berbadan hukum,
baik swasta maupun pemerintah, dan semua orang
yang dibayar dalam kegiatan perusahaan tidak
berbadan hukum. Konsep ini berbeda dengan
definisi yang digunakan ILO (International
Labour Organization), dimana pekerja keluarga
yang tidak dibayar termasuk pegawai.
Pekerja yang juga sebagai pemilik untuk
segala jenis usaha, baik profesional maupun
bukan, tidak diperlakukan sebagai pegawai.
Pendapatan dari pekerja pemilik tadi dimasukkan
sebagai surplus usaha dari perusahaannya.
1.5.1.3. Surplus Usaha
Surplus usaha adalah sama dengan selisih
nilai tambah bruto dengan balas jasa pegawai,
penyusutan barang modal tetap, dan pajak tidak
langsung neto. Surplus usaha meliputi
pengeluaran atas sewa tanah, bunga modal dan
keuntungan.
a. Sewa Tanah
Yang dimaksudkan di sini pengeluaran
perusahaan untuk sewa tanah karena ikut
sertanya faktor produksi tanah dalam proses
produksi. Sewa dibayar untuk tanah
pertanian ataupun tanah lainnya yang
digunakan dalam kegiatan usaha. Dalam
sewa termasuk juga royalti yaitu
recompensation
b. Ground-rent as the land/ground
recompensation
c. Interest as the capital recompensation
d. Advantages as the entrepreneur
recompensation
The Employee Recompensation
Employee is every person joined in
company’s activity, either private sector or
government, and every person who paid in
incorporeal-law company’s activity. This
Concept differs from definition that used by
ILO (Internasional Labour Organization),
where family’s worker that not paid is assumed
as employee.
Worker that also the owner for all type
of efforts, either professional or not, not
considered as employee. Incomes from worker
mentioned is entered as the effort’s surplus
from its company.
1.5.1.3. Effort’s Surplus
Effort’s surplus is equal to deviation of
gross value added and employee
recompensation, fixed capital goods decrease,
and nett indirect tax. Effort’s surplus consists
of expenditure to the ground-rent, capital’s
interest and advantage.
a. Ground-rent
Meant here company’s expenditure for
ground-rent because land factors are
included in production process. Rent are
paid for farmland or other land/ground
used in business activity. In rent also
Pendahuluan
12 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010
pembayaran untuk hak paten, hak cipta,
merk dagang, hak pengusahaan hutan dan
sebagainya.
b. Bunga Modal
Yang dimaksud dengan bunga modal adalah
pengeluaran perusahaan untuk membayar
bunga dari modal yang dipinjam yang
digunakan dalam kegiatan usaha.
c. Keuntungan Perusahaan
Mencakup keuntungan perusahaan sebelum
dipotong pajak perusahaan dan pajak
langsung lainnya dan sebelum dibagikan
sebagai deviden. Keuntungan perusahaan di
sini merupakan selisih antara surplus usaha
dengan sewa tanah dan bunga modal. Jadi
masih pula termasuk berbagai pengeluaran
transfer yang mungkin dilakukan
perusahaan.
1.5.1.4. Penyusutan Barang Modal
Penyusutan yang dimaksud di sini adalah
jumlah nilai susut (aus) barang-barang modal
yang terjadi selama barang-barang modal tersebut
ikut serta dalam proses produksi dari seluruh
sektor ekonomi. Berkurangnya nilai barang modal
yang disebabkan oleh kecelakaan atau bencana
alam yang tidak bisa diramalkan sebelumnya,
seperti gempa bumi, perang, kebakaran, dll, yang
menghancurkan barang modal yang sudah ada,
tidak termasuk dalam penghitungan penyusutan.
1.5.1.5. Pajak Tidak Langsung Neto
Pajak tidak langsung neto adalah selisih
antara Pajak Tidak Langsung dengan Subsidi
yang diberikan pemerintah. Pajak tidak langsung
entered royalty, that is payment for patent
right, copyrights, trade mark, rights of
forest enterpasing etc.
b. Capital’s Interest
Capital’s interest is company’s
expenditure to pay interest from capital
that was borrowed as used in business
activity.
c. Company’s Advantage
It covers company’s advantage before cut
by corporate tax and other direct taxes
before alloted as deviden. Company’s
advantage here is difference between
effort’s surplus and ground-rent and
capital’s interest. Thus has been also
entered various of expenditures of transfer
that maybe conducted by company.
1.5.1.4. Capital Goods Decrease
Decrease that intended here is amount
of value dwindles (timeworn) of capital assets
during production process from all economic
sectors. The decreasing value of capital goods
that caused by accident or natural disaster that
was never being forecasted previously, like
earthquake, war, fire, etc, that destroy capital
goods that was already exist, excluding in
decrease computation.
1.5.1.5. Nett Indirect Tax
Nett indirect-tax is difference between
indirect-tax and subsidy that is given by
government. Include in this indirect-tax is all
Introduction
Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 13
ini termasuk segala jenis pajak yang dikenakan
atas kegiatan produksi, penjualan atau
penggunaan barang dan jasa oleh
perusahaan/usaha, antara lain meliputi pajak
penjualan, bea ekspor dan impor cukai, dan lain-
lain pajak, kecuali pajak pendapatan dan pajak
perorangan. Sementara itu, subsidi adalah dana
bantuan yang diberikan pemerintah kepada
perusahaan.
1.5.2. Agregat Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB)
Konsep domestik di sini berarti bahwa
transaksi ekonomi yang akan dihitung adalah
transaksi yang terjadi dalam wilayah domestik
suatu daerah dan dilakukan oleh masyarakat
(resident) di daerah tersebut. Sementara itu,
wilayah perekonomian yang akan diselidiki untuk
membuat suatu perhitungan pendapatan regional
adalah suatu daerah dari suatu Negara. Pengertian
daerah dalam buku ini adalah Daerah Tingkat II,
yaitu Kabupaten Pakpak Bharat
1.5.2.1. Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Pasar
Angka Produk Domestik Regional Bruto
atas dasar harga pasar dapat diperoleh dengan
menjumlahkan nilai tambah bruto (Gross Value
Added) yang timbul dari seluruh sektor
perekonomian di suatu wilayah/daerah. Nilai
Tambah Bruto (NTB) adalah nilai produksi
(output) dikurangi dengan biaya antara (input),
yang mencakup komponen pendapatan (upah dan
gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan) dari
sektor-sektor ekonomi, penyusutan dan pajak
type of taxes that is imposed to production
activity, sale or the usage of goods and
services by company/effort, for example sales
tax, eksport-import's tariff, and others taxes,
unless income tax and individual taxes.
Meanwhile, subsidizing is relief fund that is
given by government to company.
1.5.2. Aggregate of Gross Regional Domestic
Product (GRDP)
Concept of domestic here mean that
economy transaction that will be calculated is
transaction that happened in domestic region
of an area and conducted by society (resident)
in referred area. Meanwhile, economics region
that will be investigated to make a regional
income calculation is a area from a country. In
this book, area means Regency, that is Regency
of Pakpak Bharat.
1.5.2.1. Gross Regional Domestic Product On
the Basic of Market Prices
Figure of Gross Regional Domestic
Product on the basic of market prices can be
obtained by sum Gross Value Added that was
arising out from all economics sectors in a
region/area. Gross Value Added (GVA) is
output less the intermediate cost, cover income
component (wage and salary, interest, ground-
rent and advantage) from economy sectors,
decrease and nett indirect-taxes. Wage and
salary is recompensation factor from capital,
Pendahuluan
14 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010
tidak langsung netto. Upah dan gaji adalah faktor
balas jasa dari modal, sewa tanah merupakan
faktor balas jasa atas penyediaan tanah,
sedangkan keuntungan merupakan faktor balas
jasa dari
kewiraswastaan(entrepreneurialship/managerial
services). Dengan menghitung nilai tambah bruto
dari seluruh sektor tadi, akan diperoleh Produk
Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga
Pasar.
1.5.2.2. Produk Domestik Regional Netto Atas
Dasar Harga Pasar
Perbedaan antara konsep ”Netto” dan
konsep ”Bruto” di atas adalah karena pada konsep
bruto faktor penyusutan masih termasuk di
dalamnya, sedangkan pada konsep netto
komponen penyusutan telah dikeluarkan. Jadi bila
Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga
pasar dikurangi penyusutan akan diperoleh
Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga
pasar. Penyusutan yang dimaksud di sini adalah
susutnya nilai barang-barang modal (mesin-
mesin, kendaraan dan sebagainya) yang terjadi
selama barang-barang modal tersebut ikut serta
dalam proses produksi. Jika nilai susut barang-
barang modal dari seluruh sektor ekonomi
dijumlahkan, maka hasilnya merupakan
”Penyusutan”.
1.5.2.3. Produk Domestik Regional Netto (PDRN)
Atas Dasar Biaya Faktor
Perbedaan antara konsep biaya faktor di
sini dan konsep harga pasar di atas adalah karena
adanya pajak tak langsung yang dipungut
ground-rent is recompensation factor to the
land/ground provider, whereas advantage is
recompensation factor from
entrepreneurialship/managerial services. By
counted all gross value added from all
mentioned sectors, will be obtained Gross
Regional Domestic Product On The Basic of
Market Prices.
1.5.2.2. Nett Domestic Regional Product On
the Basic of Market Prices
The different concept between ”Nett”
and ”Gross” above is because at concept of
bruto decrease factor has been entered in it,
whereas at concept of netto decrease
component has already been released. Thus if
Gross Regional Domestic Product on the basic
of market prices is lessened by decrease, it will
be obtained Nett Domestic Regional Product
on the basic of market prices. Decrease that
intended here is the decrease value of capital
assets (machines, vehicle etc) during capital
assets is joined in production process. If value
dwindles of capital assets from all economic
sectors is summed, then the result is
”Decrease”.
1.5.2.3. Nett Domestic Regional Product
(NDRP) On The Basic of Factor Cost
Difference between concept of factor
cost here and concept of market prices above is
caused by indirect-tax that was collected by
Introduction
Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 15
pemerintah kepada unit produksi. Pajak tak
langsung ini meliputi pajak penjualan, bea ekspor
dan impor, cukai dan pajak lainnya, kecuali pajak
pendapatan dan pajak perseroan. Pajak langsung
dari unit-unit produksi dibebankan pada biaya
produksi atau pada pembelian hingga langsung
berakibat menaikkan harga barang.
Berbeda dengan pajak tidak langsung
yang berakibat menaikkan harga barang jadi
adalah subsidi yang diberikan pemerintah kepada
unit-unit produksi yang dianggap penting untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat luas dengan
tujuan untuk menekan/menurunkan harga
sehingga bisa terjangkau/dibeli masyarakat.
Dengan demikian pajak tidak langsung dan
subsidi mempunyai pengaruh yang berlawanan
terhadap harga barang (output/produksi). Selisih
antara pajak tidak langsung dan subsidi dalam
penghitungan pendapatan regional disebut pajak
tak langsung netto, maka hasilnya adalah Produk
Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor.
1.5.2.4. Pendapatan Regional
Dari konsep-konsep yang diterangkan di
atas dapat diketahui bahwa Produk Domestik
Regional Netto atas dasar biaya faktor sebenarnya
merupakan jumlah balas jasa faktor-faktor
produksi yang ikut serta dalam proses produksi di
suatu wilayah. Produk Domestik Regional Netto
Atas Dasar Biaya faktor merupakan jumlah dari
pendapatan, yaitu berupa upah dan gaji, bunga,
sewa tanah dan keuntungan yang timbul pada tiap
sektor ekonomi atau merupakan nilai total
pendapatan suatu wilayah. Akan tetapi
government from unit of production. This
indirect-tax covers sales tax, eksport-import's
tariff, duty and other taxes, unless income tax
and corporate tax. Direct taxes from
production units charged against production
cost or at purchasing till increasing goods's
prices directly.
Differ from indirect-tax that cause
increase price finished goods is subsidy that
was given by government to production units
that is lionized to fulfill wide society's need as
a mean to depress/cut the price so it can be
reached/bought by society. So, indirect-tax and
subsidy have adversative influence to goods
price (output/production). Deviation between
indirect-tax and subsidy in regional income's
computation is called nett indirect-tax, then the
result is Nett Domestic Regional Product on
the basic of factor cost.
1.5.2.4. Regional Income
From concepts that is explained above
can be known that Nett Regional Domestic
Product on the basic of factor cost actually is
the amount of production factors
recompensation that join in production process
in a region. Nett Regional Domestic Product
on the basic of factor cost is amount from
income, that is have the shape of wage and
salary, interest, ground-rent and advantage
that was arising out from every economic
sector or total value of income in a region.
Pendahuluan
16 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010
pendapatan yang dihasilkan tadi tidak seluruhnya
merupakan pendapatan penduduk dari daerah
tersebut, sebab masih ada sebagian pendapatan
yang diterima oleh produksi wilayah lain,
misalnya suatu perusahaan yang modalnya
dimiliki oleh orang luar, tetapi perusahaan tadi
beroperasi di wilayah tersebut, maka dengan
sendirinya keuntungan perusahaan itu sebagian
akan menjadi milik orang luar, yaitu orang yang
mempunyai modal tadi. Sebaliknya kalau ada
penduduk daerah ini menanam modal di luar
daerah, maka sebagian keuntungan perusahan tadi
akan mengalir ke wilayah tersebut dan menjadi
pendapatan dari pemilik modal tadi.
Kalau Produk Domestik Regional Netto
Atas Dasar Biaya faktor dikurangi dengan
pendapatan yang mengalir ke luar maka hasilnya
akan merupakan Produk Domestik Regional
Netto yaitu merupakan jumlah pendapatan yang
benar-benar diterima (Income Receipt) oleh
seluruh penduduk yang tinggal di daerah tersebut.
Produk Regional Netto adalah pendapatan
regional yang sebenarnya, akan tetapi untuk
mendapatkan angka-angka tentang pendapatan
yang mengalir keluar/masuk ini (yang secara
nasional dapat diperoleh dari Neraca Pembayaran
Luar Negeri) masih sangat sukar diperoleh pada
saat ini, sehingga Produk Regional belum dapat
dihitung. Bila pendapatan regional suatu daerah
dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun yang tinggal di daerah tersebut, maka akan
dihasilkan pendapatan per kapita.
1.5.2.5. Pendapatan Orang Seorang (Personal
However incomes that was produced is not
entirely resident's income of its area, because
there is still some of income that was accepted
by other region production, for example a
company of the capital of which is owned by
outsider, but mentioned company operates in
mentioned region, then by itself some of
company's advantage will become outsider's
income, who had mentioned capital.
Contrariwise if there is resident of this area
invests at outside area, then some of mentioned
company's advantages will empty into region
and became income of mentioned capital
owner.
If Nett Regional Domestic Product on
the basic of factor cost less the income that
empty into external then the result is Nett
Regional Domestic Product, that is income
amount that really accepted (Income Receipt)
by all residents who live in referred area. Nett
Regional Product is actually regional income,
however to get numbers about income that flow
out/in (that in national can be obtained from
Overseas Balance of Payment) still very
difficult obtained at this time, until Regional
Product have not calculated yet. If regional
income of an area is divided with amount of
resident in the middle of year who lived in
referred area, then will be produced income
per capita.
1.5.2.5. Personal Income and Disposable
Introduction
Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 17
Income) dan Pendapatan Yang Siap
Dibelanjakan (Disposable Income)
Dari uraian di atas, maka konsep-konsep
yang dipakai dalam Pendapatan Regional dapat
diuraikan sebagai berikut:
Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Pasar (GRDP at market
prices) dikurangi penyusutan, akan sama
dengan ;
Produk Domestik Regional Netto Atas
Dasar Harga Pasar (NRDP at market
prices), dikurangi pajak tidak langsung,
akan sama dengan ;
Produk Domestik Regional Netto Atas
Dasar Biaya Faktor (NRDP at factor cost),
ditambah pendapatan netto yang mengalir
dari/ke daerah akan sama dengan ;
Pendapatan Regional (Regional Income)
dikurangi pajak pendapatan perusahaan
(corporate income taxes), keuntungan
tidak dapat dibagikan (undistributed
profit), iuran kesejahteraan sosial (social
security contribution), ditambah transfer
yang diterima oleh rumah tangga, bunga
netto atas bunga pemerintah, akan sama
dengan ;
Pendapatan orang per orang (personal
income) dikurangi pajak rumah tangga,
transfer yang dibayar oleh rumah tangga
akan sama dengan ;
Pendapatan yang siap dibelanjakan
(disposable income)
Dengan susunan ini terlihat bahwa
Income
From descriptions above, then concepts
that is used in Regional Income can be
elaborated as follows:
Gross Regional Domestic Product on
The basic of Market Prices lessened
decrease, will equal to ;
Nett Regional Domestic Product on
The basic of Market Price, lessened
indirect tax, will equal to ;
Nett Regional Domestic Product on
The basic of Factor Cost , Added with
net income that flow from/to area will
equal to ;
Regional Income lessened corporate
income taxes, undistributed profit,
social security contribution, added
with transfer that accepted by
household, nett interest to the
government interest, will equal to ;
Personal Income lessened household
tax, transfer that is paid by household
will equal to ;
Disposable Income
With this formation, it can be seen that
personal income is income that accepted by
household. Regional Income are not entirely
accepted by household. This is due to some of
income not paid to household, that is company
income tax that accepted by government,
undistributed advantage (retained earning)
and social security fund to in charge
Pendahuluan
18 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010
pendapatan orang per orang merupakan
pendapatan yang diterima oleh rumah tangga.
Pendapatan Regional tidak seluruhnya diterima
oleh rumah tangga. Hal ini disebabkan sebagian
tidak dibayar kepada rumah tangga, yaitu pajak
pendapatan perusahaan yang diterima oleh
Pemerintah, keuntungan yang tidak dibagikan
(laba ditahan) dan dana jaminan sosial kepada
instansi-instansi yang berwenang. Tetapi rumah
tangga masih menerima tambahan berupa transfer
(payments), baik dari pemerintah maupun
perusahaan dan bunga neto atas hutang
pemerintah. Bila pendapatan orang per orang ini
dikurangi dengan pajak yang langsung
dibebankan kepada rumah tangga maka hasilnya
merupakan pendapatan yang siap dibelanjakan
(disposible income).
1.5.2.6. Pendapatan Regional Atas Dasar Harga
Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan
Seperti yang telah diuraikan di atas,
angka-angka Pendapatan Regional
menggambarkan adanya kenaikan maupun
penurunan tingkat pendapatan masyarakat di
daerah tersebut.
Kenaikan/penurunan itu disebabkan oleh
dua faktor :
1. Kenaikan/penurunan tingkat pendapatan
yang tidak dipengaruhi oleh faktor
perubahan harga. Bila terjadi kenaikan riil
pendapatan penduduk berarti daya beli
penduduk di daerah tersebut juga
meningkat.
2. Kenaikan/penurunan pendapatan yang
institutions. But household still accepts
addition such as transfer (payments), either
from government or company and nett interest
to the government debt. If this personal income
less the tax directly charged upon household
then the result is disposible income.
1.5.2.6. Regional Income On The basic of
Current Prices and Market Prices
Such as those which explained above,
figures of Regional Income depicts existence of
increase and degradation of society rate of
retum in referred area.
Increase/degradation is caused by two
factors :
1. Increase/degradation of rate of income
that is not influenced by price change
factor. If the increase of real resident
income is happened, it means resident
purchasing power in referred area is
increased too.
2. Increase/degradation of income caused
Introduction
Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 19
disebabkan karena adanya faktor perubahan
harga. Kenaikan pendapatan hanya
disebabkan karena adanya inflasi
(menurunnya nilai uang) akan melemahkan
daya beli penduduk.
Oleh karena itu untuk mengetahui
pendapatan yang sebenarnya (riil), faktor inflasi
harus dikeluarkan terlebih dahulu. Pendapatan
Regional yang masih dipengaruhi faktor inflasi
merupakan Pendapatan Regional Atas Dasar
Harga Berlaku. Sedangkan Pendapatan dengan
pengaruh faktor inflasi sudah ditiadakan
merupakan Pendapatan Regional Atas Dasar
Harga Konstan.
Dengan alasan inilah, maka Pendapatan
Regional perlu disajikan dalam dua bentuk, yaitu
atas Dasar Harga Berlaku dan atas Dasar Harga
Konstan.
1.5.3. Klasifikasi Lapangan Usaha
Seperti diketahui PDRB adalah
penjumlahan/agregasi dari seluruh NTB yang
dihasilkan oleh setiap kegiatan/lapangan usaha.
Dalam penghitungan PDRB, seluruh lapangan
usaha dikelompokkan menjadi sembilan sektor
ekonomi. Pembagian ini sesuai dengan System of
National Accounts (SNA). Dalam upaya
memperoleh keterbandingan data yang dihasilkan
oleh berbagai negara, PBB menerbitkan publikasi
mengenai Klasifikasi Lapangan Usaha yang
berjudul International Standard Industrial
Classification of All Economics Activities (ISIC).
Badan Pusat Statistik (BPS) kemudian
menyesuaikan klasifikasi sesuai dengan kondisi
by existence of price change factor. The
increase of income is only caused by
existence of inflation (money value's
degradation), then will weaken
resident's purchasing power.
Therefore, to know income actually
(real), inflation factor must be released
beforehand. Regional Income that has been
influenced by inflation factor is Regional
Income On The Basic of Current Prices.
Whereas Income without influence of inflation
factor is Regional Income on The Basic of
Constant Market Prices.
By this reason, then Regional Income
must be presented in two forms, that is on the
basic of current and constant market prices.
1.5.3. Industrial Classification
It is known that the GRDP is the
summation/aggregation of the GVA created by
all economic activities/industrial origin. In the
calculation process, the industrial origin are
divided into 9 (nine) economic sectors. It
follows the SNA (System of National Accounts).
In the effort getting the comparable data that
produced by various of countries, PBB
publishes publication about Industrial
Clasification that was entitled International
Standard Industrial Classification of All
Economics Activities (ISIC).
Statistics of Indonesia (BPS) then
accomodate classification in accordance with
Pendahuluan
20 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010
yang berlaku di Indonesia dengan menerbitkan
Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI)
yang menjadi pegangan bagi pengumpulan
statistik di Indonesia.
Dengan demikian dalam penyajian buku
ini menurut kegiatan ekonomi/lapangan usaha.
Penyajian menurut lapangan usaha ini akan
memberikan gambaran mengenai peranan
masing-masing sektor ekonomi dalam penciptaan
nilai tambah di daerah tersebut. Lapangan usaha
ini dirinci menjadi sembilan sektor yaitu: (1)
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan,
(2) Pertambangan dan Penggalian, (3) Industri
Pengolahan, (4) Listrik, Gas dan Air Bersih, (5)
Bangunan, (6) Perdagangan, Hotel dan Restoran,
(7) Pengangkutan dan Komunikasi, (8) Keuangan,
Persewaaan Bangunan dan Jasa Perusahaan dan
(9) Jasa-jasa.
1.6. Metoda Penghitungan
Ada dua metoda yang dapat dipakai untuk
menghitung PDRB, yaitu Metoda Langsung dan
Metoda Tidak Langsung.
a. Metoda Langsung
Penghitungan didasarkan sepenuhnya
pada data daerah, hasil penghitungannya
mencakup seluruh produk barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Pemakaian
metoda ini dapat dilakukan melalui tiga
pendekatan.
a.1. Pendekatan Produksi
PDRB merupakan jumlah Nilai Tambah
current condition in Indonesia by publishing
Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI)
that became a reference of statistic gathering
in Indonesia.
That is in this book presentation
according to economic activity/effort field.
Presentation according to this effort field will
give picture about role of each economic sector
in the creation of value added in referred area.
This effort field is detailed in nine sectors, that
is: (1) Agriculture, Livestock, Forestry and
Fishery, (2) Mining and Quarrying, (3)
Manufacturing Industry, (4) Electricity, Gas
and Water Supply, (5) Construction, (6) Trade,
Hotel and Restaurant, (7) Transport and
Communication, (8) Finance, Real Estate and
Business Services and (9) Services.
1.6. Method of Estimation
In general there are two methods for
computing the GRDP, namely Direct Method
and Indirect Method.
a. Direct Method
This is to construct regional income
solely from various data available at the
regional level. The result should cover all
goods and services product by the region. By
this method, the GRDP can be derived fro,
three different approaches.
a.1. Production Approach
The GRDP is estimated as the total of
Introduction
Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 21
Bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di suatu
wilayah/region dalam suatu periode tertentu,
biasanya satu tahun. Sedangkan NTB adalah Nilai
Produksi Bruto (NPB/Output) dari barang dan
jasa tersebut dikurangi seluruh biaya antara yang
digunakan dalam proses produksi.
a.2. Pendekatan Pendapatan
PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa
yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang
ikut serta dalam proses produksi di suatu
wilayah/region dalam jangka waktu tertentu,
biasanya satu tahun.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka
NTB adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa
tanah, bunga modal, dan keuntungan; semuanya
sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak
langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB ini
termasuk pula komponen penyusutan dan pajak
tak langsung neto.
a.3. Pendekatan Pengeluaran
PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran
yang dilakukan untuk pengeluaran konsumsi
rumahtangga dan lembaga swasta nirlaba,
pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan
modal tetap domestik bruto, perubahan inventori
dan ekspor neto (ekspor neto merupakan ekspor
dikurangi impor), di dalam suatu wilayah/region
dalam periode tertentu, biasanya satu tahun.
Dengan metode ini, penghitungan NTB bertitik
tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa
yang diproduksi.
the Gross Value Added (GVA), or value of final
goods and services produced by all economic
units in a region during a certain period
usually one year. The GVA of an economic
activity is obtained by subtracting the total
intermediate cost from the total value of goods
and services produced.
a.2. Income Approach
The GRDP is equivalent to the total
income received by factors of production
enganged in the process of production in a
region during a certain periode, usually one
year.
Accordingly, the GVA is calculated as
the summation of wages and salaries,
unincorporated income profit, land rent,
capital interest, depreciation, and nett indirect
tax.
a.3. Expenditures Approach
The GRDP is the summation of the total
consumption expenditures by households and
privates non-profit institutions, government
final consumption expenditure, gross domestic
fixed capital formation, change in inventories,
and nett export (the nett refers to exports minus
import) in a region during a certain period,
usually one year. Thus, this estimation of the
GVA is approached through the final demand
of goods and services produced.
Pendahuluan
22 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010
b. Metoda Tidak Langsung/Alokasi
Menghitung nilai tambah suatu kelompok
ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah
nasional/propinsi ke dalam masing-masing
kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat
regional. Sebagai alokator digunakan indikator
yang paling besar pengaruhnya atau erat
kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi
tersebut.
Pemakaian masing-masing metoda
pendekatan sangat tergantung pada data yang
tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua
metoda tersebut akan saling menunjang satu
sama lain, karena metoda langsung akan
mendorong peningkatan kualitas data daerah,
sedang metoda tidak langsung akan merupakan
koreksi dalam pembanding bagi data daerah.
1.7. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku
dan Harga Konstan
Hasil penghitungan PDRB disajikan atas
harga berlaku dan harga konstan.
a. Penghitungan atas Dasar Harga Berlaku
PDRB atas dasar harga berlaku
merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang
dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit
produksi dalam suatu periode tertentu, biasanya
satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang
bersangkutan.
NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari
pengurangan NPB/Output dengan biaya antara
masing-masing dinilai atas dasar harga berlaku.
NTB menggambarkan perubahan
b. Indirect Method/Allocation
This is to computed regional income by
allocating the national income to regions using
related indicators as the allocator.
In practice, the method used basically
depends on the availability of data. The direct
method is preferable, but if the data are not
available the indirect method is also used for
the allocation of national income to the
respective regions. Efforts are always
undertaken to make the data available so that
more direct method can be applied.
1.7. Calculation Based on Current and
Constant Market Prices
The estimation of the GRDP is done on
basic current and constant market prices.
a. Estimation on The Basic of Current Market
Prices
The calculation on the basic of current
market prices is the summation of the entire
GVA or the value of final goods and services
produced by production units within a province
during a certain period, usually one year,
value at prices of the respective current year.
The GVA at current market prices will reflect
both changes in volume/quantity produced and
the price level of the respective economic
Introduction
Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 23
volume/kuantum produksi yang dihasilkan dan
tingkat perubahan harga dari masing-masing
kegiatan, subsektor, dan sektor.
Mengingat sifat barang dan jasa yang
dihasilkan oleh setiap sektor, maka penilaian
NPB/Output dilakukan sebagai berikut :
1. Untuk sektor primer yang produksinya bisa
diperoleh secara langsung dari alam seperti
pertanian, pertambangan dan penggalian,
pertama kali dicari kuantum produksi dengan
satuan standar yang biasa digunakan. Setelah
itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang
dihasilkan. Satuan dan kualitas yang
dipergunakan tidak selalu sama antara satu
kabupaten dan kota dengan kabupaten dan
kota lainnya. Selain itu diperlukan juga data
harga per unit/satuan dari barang yang
dihasilkan. Harga yang dipergunakan adalah
harga produsen, yaitu harga yang diterima
oleh produsen atau harga yang terjadi pada
transaksi pertama antara produsen dengan
pembeli/konsumen.
NPB/Output atas dasar harga berlaku
merupakan perkalian antara kuantum produksi
dengan harga masing-masing komoditi pada
tahun yang bersangkutan. Selain menghitung
nilai produksi utama, dihitung pula nilai
produksi ikutan yang dihasilkan dengan
anggapan mempunyai nilai ekonomi. Produksi
ikutan yang dimaksudkan adalah produksi
ikutan yang benar-benar dihasilkan
sehubungan dengan proses produksi
utamanya.
activity, sub-sector, and sector.
From the view of the goods and
services produced, the evaluation of the GVA
and GPV/Output was conducted as follows:
1. For primary sector with products
directly obtained from nature such as
agriculture, mining and quarrying, the
first step is to find the quantity of
products available with the standard
unit of commodity used, and the second,
is to determine the quality of the
products. The standard unit and quality
are not always the same between one
region and another. Other information
is the price to indicate the value per
unit of the product, it should be the
producer price, that is level of the price
received by the producer, or the price
in the first transaction between the
producer and trader/consumer.
The GVP/Output at the current market
prices is the multiplication of the
quantum and the price of respective
commodities in the current year. In
addition to the main product, by-
products having some economic value
will also be calculated. They are only
produced on a scale which is very
closely related to the main product.
2. For secondary sector, covering
manufacturing industry, electricity, gas
Pendahuluan
24 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010
2. Untuk sektor sekunder yang terdiri dari sektor
industri pengolahan, listrik, gas dan air
minum, dan sektor bangunan,
penghitungannya sama dengan sektor primer.
Data yang diperlukan adalah kuantum
produksi yang dihasilkan serta harga
produsen masing-masing kegiatan, subsektor
dan sektor yang bersangkutan. NPB/output
atas dasar harga berlaku merupakan perkalian
antara kuantum produksi dengan harga
masing-masing komoditi pada tahun yang
bersangkutan. Selain itu dihitung juga
produksi jasa yang digunakan sebagai
pelengkap dan tergabung menjadi satu
kesatuan usaha dengan produksi utamanya.
3. Untuk sektor-sektor yang secara umum
produksinya berupa jasa seperti sektor
perdagangan,restoran dan hotel, pengangkutan
dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan
lainnya, sewa rumah dan jasa perusahaan serta
pemerintah dan jasa -jasa, untuk penghitungan
kuantum produksinya dilakukan dengan
mencari indikator produksi yang sesuai
dengan masing-masing kegiatan, subsektor,
dan sektor. Pemilihan indikator produksi
didasarkan pada karakteristik jasa yang
dihasilkan serta disesuaikan dengan data
penunjang lainnya yang tersedia. Selain itu
diperlukan juga indikator harga dari masing-
masing kegiatan, subsektor dan sektor yang
bersangkutan. NPB/Output atas dasar harga
berlaku merupakan perkalian antar indikator
harga masing-masing komoditi/jasa pada
and water supply, and construction, as
in the primary sectors, the quantity and
producer price of the products in a
respective economic activity, sub-
sector, and sector are needed. The
GPV/Output at current market prices
constitutes a multiplication of the
quantum and the prices of respective
commodities in the current year. In
addition, any services produced as
complementary and consolidated into
one unit with the main product will also
be calculated.
3. For the sector generally providing
services, such as; trade, hotels and
restaurants, transport and
communication, banking and other
financial intermediaries, ownership of
dwelling and business services, public
administration and services, the
products quantum measured by means
of the production indicator applicable
in the respective economic activity, sub-
sector, and sector. The selection of the
indicators is based on the
characteristics of services produced
and availability data. Moreover, the
price indicator of the respective
economic activity, sub-sector, and
sector is also needed. The output at
current market prices constitutes a
multiplication of production with the
price indicator in the current year.
Introduction
Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 25
tahun yang bersangkutan.
b. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan
Penghitungan atas dasar harga konstan
pengertiannya sama dengan atas dasar harga
berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan
harga suatu tahun dasar tertentu. NTB atas dasar
harga konstan menggambarkan perubahan
volume/kuantum produksi saja. Pengaruh
perubahan harga telah dihilangkan dengan cara
menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu.
Penghitungan atas dasar konstan berguna untuk
melihat pertumbuhan ekonomi secara kesuluruhan
atau sektoral. Juga untuk melihat perubahan
struktur perekonomian suatu daerah dari tahun ke
tahun.
Pada dasarnya dikenal empat cara
penghitungan nilai tambah atas dasar harga
konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai
berikut :
b.1. Revaluasi
Dilakukan dengan cara menilai produksi
dan biaya antara masing-masing tahun dengan
harga pada tahun dasar. Hasilnya merupakan
output dan biaya antara atas dasar harga konstan.
Selanjutnya nilai tambah atas dasar harga
konstan, diperoleh dari selisih antara output dan
biaya antara atas dasar harga konstan.
Dalam praktek, sangat sulit melakukan
revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan,
karena mencakup komponen input yang sangat
banyak disamping itu data harga yang tersedia
tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut.
Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga
b. Estimation on The Basic of Constant
Market Prices
The main idea of estimation on the
basic of constant market prices is similar to
estimation on the basic of current market price,
except that the valuation is made on certain
base year prices. The GVA at constant market
prices reflects a change in volume/quantum
produced only, while the effect of change the
price level is already omitted by calculating the
estimate at a base year price. The GRDP
estimates at a constant price are useful to
evaluate the economic growth nationally and
sectorally, as well as to see the change of
economic’s region periodically.
Basically there are four methods of
estimating the value added at constant market
prices. The methods are explained briefly as
follows:
b.1. Revaluation
Revaluation is conducted by evaluating
each year’s productions and intermediate input
using the base year. This process produces
output and intermediate cost at constant
market prices. The GVA at constant market
prices of certain year is the year’s output
minus its intermediate cost at constant market
prices.
In practice, however, there are very
difficult to gather sufficient data to revalue
directly the intermediate costs, because they
cover many input components and available
Pendahuluan
26 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pakpak Bharat 2010
konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara
output atas dasar harga konstan masing-masing
tahun dengan ratio tetap biaya antara terhadap
output pada tahun dasar.
b.2. Ekstrapolasi
Nilai tambah masing-masing tahun atas
tahun dasar harga konstan diperoleh dengan cara
mengalikan nilai tambah pada tahun dasar
dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai
ekstrapolator dapat merupakan indeks dari
masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun
indeks dari berbagai indikator produksi seperti
tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya,
yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan
subsektor, dan sektor yang dihitung.
Ekstrapolasi juga dapat dilakukan
terhadap output atas dasar harga konstan,
kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai
tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan
nilai tambah atas dasar harga konstan.
b.3. Deflasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan
diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas
dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan
indeks harga. Indeks harga yang digunakan
sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga
konsumen (IHK), indeks harga perdagangan besar
(IHPB) dan sebagainya, tergantung mana yang
lebih cocok.
Indeks harga di atas dapat pula dipakai
sebagai inflator, dalam keadaan dimana nilai
tambah atas harga berlaku justru diperoleh dengan
mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan
price data can not possibly meet all
requirements. Therefore, the value of year’s
intermediate cost at constant market prices is
generally obtained by multiplying that year’s
output at constant market prices with the
(fixed) base year’s ratio of intermediate cost to
output.
b.2. Extrapolation
By this method, the value added of a
certain year at 1993 constant market prices is
obtained by multiplying the base year’s (1993)
value added with a production index. The
production index generally termed the
extrapolator, may constitute the true index of
production or an index derived from other
indicators, such as manpower, number of
estabilishment, etc. which are closely related
with production activities.
Extrapolation may also be computed by
multiplying the output at constant market price,
then the value added at constant market price
obtaining by using a fixed ratio of value added
to output.
b.3. Deflation
Here the value added at 1993 constant
market prices is obtained by dividing each
year’s value added at current market prices by
respective year’s price index. The price index
used often called the deflator, may be the
consumer price index (IHK), the wholesale
price index (IHPB), etc. depend on which is
more appropriate.
The above price index may also be used
Introduction
Gross Regional Domestic Product of Pakpak Bharat Regency 2010 27
dengan indeks harga tersebut.
b.4. Deflasi Berganda
Dalam deflasi berganda yang dideflasi
adalah output dan biaya antaranya, sedangkan
nilai tambah diperoleh dari selisih antara output
dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks
harga yang digunakan sebagai deflator untuk
perhitungan output atas dasar harga konstan
adalah IHK atau IHPB sesuai cakupan
komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya
antara adalah indeks harga dari komponen input
terbesar.
Dalam kenyataannya sangat sulit
melakukan deflasi terhadap biaya antara,
disamping karena komponennya terlalu banyak
juga karena indeks harganya belum tersedia
secara baik. Oleh karena itu dalam penghitungan
harga konstan deflasi berganda belum banyak
dipakai.
as an inflator in measuring value added at
current market price by multiplying value
added at constant prices with the prices index.
b.4. Double Deflation
In double deflation, output and its
intermediate cost are both deflated. The value
added is obtained by substracting the deflated
intermediate cost from deflated output. The
price index used as a deflator output in
calculating output based on constant market
prices are IHK or the IHPB, depending on
commodity coverage, while for deflating the
intermediate cost is a price index from the
biggest input components.
In practice, it is very difficult to deflate
cost due to its large variety of input
components, while the appropriate prices index
are not adequately available. For this reason
the double deflation procedure is not
commonly used.