i. motor asinkron rotor sangkar
TRANSCRIPT
I. MOTOR ASINKRON ROTOR SANGKAR
1. PERCOBAAN STATIS
Percobaan ini meliputi :
Pembacaan plat nama (nama plate)
Pengukuran tahanan belitan mesin asinkron
Pengujian tahanan isolasi
1.1. Tujuan Umum Dan Khusus
a. Membiasakan diri dalam memperhatikan besaran nominnal mesin yang
diperbolehkan
b. Mencatat harga nominal mesin yang akan diuji coba
c. Membiasakan diri melakukan pengecekan mesin sebelum mesin diuji coba
atau dijalankan
d. Melakukan tindakan pengamanan awal terhadap mesin yang akan diuji coba
e. Mengerti dan bisa melakukan pengukuran tahanan mesin asinkron
f. Mengukur tahanan-tahanan belitan mesin asinkron yang akan diuji coba
g. Mengukur besarnya tahanan isolasi antara terminal-terminal dan antara
terminal dengan badan mesin asinkron
1.2. Dasar Teori
Sebelum menjalankan mesin (melakukan percobaan), penting skali untuk
memeriksa dengan seksama harga-harga nominal dari sebuah mesin. Data ini
dicantumkan pada setiap mesin oleh pabrik pembuatannya. Dengn demikian, setiap
orang yang akan memakainya mengenal hal-hal penting yang brehubungan dengan
data atau nilai kerjanya. Harga nominal ini merupakan hasil pengujian pabrik
pembuatannya. Oleh karena itu, untuk membuktikan edata yang diberikan pabrik,
perlu dilakukan pengujian pada mesin tersebut.
1
Untuk meyakinkan keamanan pada setiap mesin yang akan kita jalankan, perlu
sekali melihat apakah mesin itu masaih baik, ditinjau dari segi isolasinya. Standar
isolasi pada setiap peralatan listrik telah ditetapkan dengan rekomendasi IEC.
Pada keperluan khusus, diperlukan sekali untuk mengetahui tahanan-tahanan
belitan mesin asinkron, seperti untuk mencari efesiensi konvensional, torsi dan slip
dalam keadaan berbeban, mencari sifat dari kerja mesin itu. Cara mengukurnya,
dapat menggunakan multimeter (ohmmeter) atau dengan voltmeter-ampermeter.
1.3. Peralatan Yang Digunakan
1. mesin asinkron rotor sangkar 3 fasa
2. amperemeter dan voltmeter
3. multimeter (ohmmeter)
4. isolating testmeter atau megger
5. kabel
1.4. Langkah Percobaan
1. Mencatat data yang tercantum pada platnama asinkron yang akan diuji coba
2. Mengukur tahanan belitan stator (u1-u2, v1-v2 dan w1-w2) dengan
ohmmeter
3. Mengukur tahanan belitan stator (u1-u2, v1-v2 dan w1-w2) dengan metode
voltmeter-amperemeter seperti pada gambar 1.1
4. Mengukur tahanan isolasi antara belitan stator (u1-u2, v1-v2 dan w1-w2) dan
tahanan antarabelitan statorr dengan rangka mesindengan ohmmeter dan
dengan isolating testmeter
2
1.5. Rangkaian Percobaan
Gambar 1.1 Rangkaian percobaan untuk pengukuran tahanan belitan motor.
2. PERCOBAAN DINAMIS
2.1. Tujuan Umum
a. Mengetahui cara kerja motor asinkron rotor sangkar
b. Dapat mengoperasikan motor asinkon rotor sangkar
c. Dapat menentukan rangkaian ekivalen motor asinkron
d. Dapat menganalisa pengaruh pembebanan terhadap putaran motor asinkron
rotor sangkar
2.2. Tujuan Khusus
1. Karakteristik beban nol : Io = f(Vo), Po = f(Vo), cos = f (Vo)
Mengetahui pengaruh tegangan masukan terhadap arus, daya faktor daya
motor asinkron
Mencari komponen arus magnetisasi kerugian mekanik (kerugian gesekan
bantalan dan udara dan kerugian besi)
2. Karakteristik hubungan singkat : Phs = f(Ihs), Vhs = f(Ihs), cos = f(Ihs) pada s
=1 (n=0)
Mengetahui pengaruh arus hubungansingkat : terhadap daya, tegangan
dan faktor daya motor asinkron
3
Mencari komponen rangkaian pengganti Xek dan Rek pada rangkaian
ekivalen motor asinkron dilihat dari sisi stator
Mencari nilai arus hubungan singkat pada saat tegangan nominal
3. Mencari rangkaian ekivalen motor asinkron dengan data yang telah diperoleh
4. Mencari karakteristik berbenaan motor asinkron : n = f(P)
2.3. Dasar Teori
Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas digunakan.
Penamaannya berasal dari kenataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari
sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibata adanya
perbedaab relatif antara putaran rotor dengan medan putaar (rotating magnetik field)
yang dihasilkan oleh arus stator. Belitan stator yang dihubungkan dengann sumber
tegangan tiga fase akan menghasilkan medan magnet yang berputar dengan keceptan
sinkron (ns = 120f/p, dimana f adalah frekuensi dan p adalah jumlah kutub). Medan
putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konuktor pada rotor, sehingga
terinduksi arus; dan sesuai dengan hukum Lentz, rotorpun akan turut berputar
mengikuti medan putar stator. Perbedaaan putaran relatif antara stator dan rotor
disebut slip. Bertambahnya beban akan memperbesar kopel motor, yangoeh
karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara
medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi bila beban
motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.
Dikenal 2 tipe motor induksi, yaitu motor induksi dengan rotor sangkaar dan
motor induksi dengan rotor belitan.
Kerja motor induksi seperti juga kerja transformator adalah berdasarkan prinsip
induksi electromagnet. Oleh karena itu, motor induksi dinggap sebaagai
transformator dengan rangkaian sekunder yang berputar, sehingga rangkaian
ekivalehnnya hampir sama.
4
Rangkaian ekivalen motor induksi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1. rangkaian ekivalen motor induksi
Karakteristik Beban Nol
Uji tanpa beban dilakuka dengan cara mensuplai motor sampai dengan
tegangan nominal dan membiarkan roto berputar tanpa torsi pengereman. Dalamhal
ini arus masukan digambarkan sebagai jumlah vektor arus magenetisasi dan arus
aktif yang disebabkan rugibesi (stator) dan rugi mekanik (friksi dan angin). Daya
masukan sama dengan jumlah semua rugi keadaan tanpa beban, yaitu rugi tembaga
stator, rugi besi dan rugimekanik (friksi dan angin).
Dengan mengukur arus beban nol (Io), tegangan beban nol (Vo) dan daya pada
kondisi beban nol (Po), maka cos beban nol dapat dihitung. Bentuk karakteristik
pada pengujian motor induksi tanpa yang berupa kurva Io = f(Vo), Po = f(Vo) dan cos
= f(Vo) dapat digambarkan seperti gambar 2.
Gambar2.2. karakteristik beban nol
5
Dari data pegujian beban nol, maka parameter RC dan XM dapat dihitung dengan
persamaan :
RC = XM =
Karakteristik Hubung Sigkat (Rotor Ditahan)
Apabila rotor di blok / ditahan, maka arus input hanya dibatasi oleh impedansi
ekivalen belitannya (resistansi dan reaktansi bocor). Oleh karena itu, jika dalam
kondisi ini motor disuplai dengan tegangan n ominal, maka
akan terjadi arus yang sangat tinggi yang secara teknis dapat mrusak belitan,
sehingga pada pengujian hubung singkat biasanya dilaksanakan dengan mensuplai
motor dengan tegangan yang diturunkan secukupnya sampai arustudak melebihi nilai
nominalnya. Besar-besaran pada saat tegangan nominal merupakan harga yang dicari
dan dihitung dengan menggunakan perbandingan arus dan tegangannya. Hal ini
dianggap bahwa apabila tegangan suplai bervariasi, reaktansi bocor dan resistansi
belitan tetap konstan.
Dari percobaan hubungan singkat diperoleh data : arus hubung singkat (Ihs),
tegangan hubungan singkat (Vhs) dan daya hubung singkat per fase (Phs), maka
parameter Rek = R1 + a2R2 dan Xek = X1 + a2X2 dapat dihitung dengan persamaan :
Rhsn= Xek=
Dengan mengingat bahwa uji hubung singkat dilakukan dengan tegangan yang
diturunkan, maka harga arus hubung singkat dan daya hubung singkat pada tegangan
nominal (Ihsn dan Phsn) dapat dihitung dengan persamaan :
6
Ihsn = Ihs ; Phsn = 3Vn Ihsn Cos hs
Hasil pengujian dapat digambarkan karakteristik hubung singkat yang berupa
kurva daya ubung singkat (Phs), tegangan hubung singkat (Vhs) dan cos hs sebagai
fungsi arus yang diserap (Ihs).
Gambar 2.3 karakteristik hubung singkat
Biasanya grafik tegangan adalah linier, grafik cos hs adalah konstan dan
grafik daya adalah parabola. Daya ini merupakan kerugian, antara lain : kerugian
berupa panas dalam belitan stator rotor serta rugi tambahan dalam tembaga rotor.
Rugi tambahan dalam tembaga rotor disebabkan oleh frekuensi fluksi yang tinggi
yang memotongnya (sama dengan frekuensi suplai) yang menimbulkan arus eddy
dalam rotor itu sendiri. Oleh karena itu, daya berupa panas bertambah besar kalau
dibandingkan dengan daya hilang selama operasi normal ketika frekuensi rotor
sangat rendah.
Karakteristik Putaran vs Beban
7
Seperti motor-motor penggerak lainnya,penting sekali mengetahui adanya
karakteristik putaran fungsi dari beban. Sudah menjadi sifat mesin asinkron, bahwa
berputar motor itu akibat adanya slip antara medan stator dan rotor, slip ini akan
menjadi besar apabila beban bertambah.
2.4. Peralatan Yang Digunakan
1. Mesin asinkron rotor sangkar 3 fase
2. Amperemeter dan voltmeter
3. Multimeter (ohmmeter)
4. Wattmeter dan trafo. Arus
5. Rpm meter
6. Regulator 3 fasa
7. Kabel
2.5. Langkah Percobaan
1. Mencari Karakteristik Beban Nol
Membuat rangkaian percobaan untuk mencari karakteristik beban nol.
Membuat urutan kerjanya.
Tegangan diatur dari nol sampai tegangan nominal. Pengambilan data
dilakukan dari tegangan yang paling tinggi (tegangan nominal) dan
diturunkan secara bertahap.
Mencatat hasil pengukuran kedalam tabel yang tersedia
2. Mencari Karakteristik Hubungan Singkat
Membuat rangkaian percobaan unuk mencari karakteristik hubung singkat
Membuat urutan kerjanya
Mencatat hasil pengukuran kedalam tabel yang tersedia
3. Mencari Karakteristik Pytaran vs Beban
Membuat rangkaian percobaan untuk mencari karakteristik hubung
singkat.
8
Membuat urutan kerjanya, dalam hal inimotor dibebani dengan generator
DC
Mencatat hasilpengukuran kedalam tabel yang tersedia
RANGKAIAN PERCOBAAN MOTOR ASINKRON ROTOR SANGKAR
9
10