i. bab i pendahuluan 1.1 latar belakang masalahrepository.unair.ac.id/109184/3/3. bab i.pdfkematian...

25
IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA I-1 SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGANMOH FAHMI NAZARUDIN I. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Literasi kesehatan memiliki peranan yang penting dan strategis dalam pembangunan kesehatan pada suatu kelompok masyarakat termasuk anak muda, dewasa serta orang tua. Salah satu kelompok masyarakat yang penting dalam perihal ini ialah ibu hamil. Literasi kesehatan merupakan sesuatu hal yang penting pada wanita untuk terlibat dalam perawatan diri serta aktivitas perawatan anak dan keluarga. Tidak adanya pengetahuan yang mencukupi mengenai perawatan kesehatan, pengambilan keputusan mengenai informasi yang tepat sesuai keinginan akan sulit untuk dilakukan (Shieh, 2009). Kemampuan wanita hamil ketika menemukan dan memahami suatu informasi mengenai perawatan kesehatan kehamilan sangat penting untuk kesehatan diri serta bayi yang ada dikandungnya. Pelayanan mengenai kehamilan merupakan faktor penting dalam keselamatan ibu saat melahirkan. Pemerintah sudah memberikan suatu kebijakan mengenai pelayanan kehamilan pada ibu di Indonesia, akan tetapi banyak ditemui kendala terkait angka kematian ibu yang masih tinggi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republic Indonesia tahun 2017 mengenai angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu sebanyak 1.712 kasus. Literasi kesehatan akhir-akhir ini disadari mempunyai peranan yang penting dalam menanggulangi bermacam masalah terkait kesehatan terutama keselamatan ibu hamil. Perilaku dan persepsi yang kurang tepat pada saat masa kehamilan dapat menyebabkan komplikasi dan membahayakan kesehatan serta keselamatan kehamilan ibu (Missiriya, 2016). Hal itu diikuti kurang maksimalnya literasi kesehatan tentang keselamatan ibu hamil. Perlu diketahui bahwa literasi kesehatan bukan hanya mencakup keahlian untuk mendapatkan, memproses serta memahami informasi dan pelayanan yang akan digunakan dalam mengambil keputusan

Upload: others

Post on 18-Aug-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-1

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

I. BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Literasi kesehatan memiliki peranan yang penting dan strategis dalam

pembangunan kesehatan pada suatu kelompok masyarakat termasuk anak muda,

dewasa serta orang tua. Salah satu kelompok masyarakat yang penting dalam perihal

ini ialah ibu hamil. Literasi kesehatan merupakan sesuatu hal yang penting pada wanita

untuk terlibat dalam perawatan diri serta aktivitas perawatan anak dan keluarga. Tidak

adanya pengetahuan yang mencukupi mengenai perawatan kesehatan, pengambilan

keputusan mengenai informasi yang tepat sesuai keinginan akan sulit untuk dilakukan

(Shieh, 2009). Kemampuan wanita hamil ketika menemukan dan memahami suatu

informasi mengenai perawatan kesehatan kehamilan sangat penting untuk kesehatan

diri serta bayi yang ada dikandungnya.

Pelayanan mengenai kehamilan merupakan faktor penting dalam keselamatan

ibu saat melahirkan. Pemerintah sudah memberikan suatu kebijakan mengenai

pelayanan kehamilan pada ibu di Indonesia, akan tetapi banyak ditemui kendala terkait

angka kematian ibu yang masih tinggi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan

Republic Indonesia tahun 2017 mengenai angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi

yaitu sebanyak 1.712 kasus. Literasi kesehatan akhir-akhir ini disadari mempunyai

peranan yang penting dalam menanggulangi bermacam masalah terkait kesehatan

terutama keselamatan ibu hamil. Perilaku dan persepsi yang kurang tepat pada saat

masa kehamilan dapat menyebabkan komplikasi dan membahayakan kesehatan serta

keselamatan kehamilan ibu (Missiriya, 2016). Hal itu diikuti kurang maksimalnya

literasi kesehatan tentang keselamatan ibu hamil. Perlu diketahui bahwa literasi

kesehatan bukan hanya mencakup keahlian untuk mendapatkan, memproses serta

memahami informasi dan pelayanan yang akan digunakan dalam mengambil keputusan

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-2

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

tentang kesehatan secara tepat, akan tetapi literasi kesehatan juga merupakan sumber

daya yang perlu diperhatikan untuk membentuk perilaku dan sikap.

Tingkat literasi kesehatan secara langsung ataupun tidak langsung, tidak hanya

berpengaruh terhadap kemampuan untuk bertindak dan berperilaku berdasarkan

informasi kesehatan yang diperoleh, akantetapi juga untuk lebih bisa mengontrol

kesehatan personal, keluarga dan masyarakat.

Penerapan literasi kesehatan pada saat ini khususnya dalam upaya untuk

meningkatkan promosi dalam hal kesehatan, perilaku kesehatan bagi masyarakat di

Indonesia mulai terlihat walaupun masih sangat terbatas. Berbagai upaya yang telah

dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam pelayanan mengenai kesehatan ibu hamil

diantaranya penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran

tekanan darah, pengukuran tinggi puncak Rahim, penentuan status imunisasi tetanus

dan pemberian imunisasi tetanus sesuai imunisasi, pemberian tablet tambah darah,

penentuan presentase janin dan denyut janin, pemberian komunikasi interpersonal dan

konseling, pelayanan tes laboratorium, tatalaksanan kasus sesuai indikasi. Pelayanan

kesehatan masa kehamilan ini dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester

pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. (kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, 2018).

Literasi kesehatan memberikan dampak yang penting membentuk masyarakat

yang sehat, dalam hal ini adalah ibu hamil. Untuk itu semakin tinggi iterasi kesehatan

pada ibu hamil, peningkatan capaian kesehatan juga semakin tinggi (IOM, 2004). Hal

ini terbukti dengan kondisi literasi kesehatan yang tinggi otomatis kepekaan terhadap

kesehatan juga tinggi. Hal ini juga mempengaruhi kondisi angka kelahiran hidup yang

dihadapi oleh ibu hamil. Apabila ibu hamil tidak memahami informasi kesehatan

dengan baik, berakibat pada pola pemikiran dan pola kesehatan ibu sendiri secara

memadai (World Health Organization, 2015). Ibu hamil akan memiliki derajat

kesehatan rendah, dikarenakan derajat literasinya rendh. Karena rendahnya literasi

kesehatan berakibat terhadap kecenderungan kesalahan pola kesehatan. Dalam hal ini

strategi agar dapat memahami informasi kesehatan yang sesuai ialah melalui literasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-3

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

kesehatan berupa strategi yang bermanfaat dalam mewujudkan tingkat kesadaran

masyarakat dalam meperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2017 mengungkap bahwa

Kabupaten Mojokerto menduduki peringkat pertama pada deretan angka kematian ibu

di Provinsi Jawa Timur, dan merupakan satu-satunya daerah kabupaten di Jawa Timur

yang berkembang dalam pelayanan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten

Mojokerto merupakan kabupaten dengan angka kematian paling tinggi di Jawa Timur

selama empat tahun terakhir yaitu sebesar 171,882 per 100.000 kelahiran hidup atau

kematian ibu pada tahun 2017 di Kabupaten Mojokerto 29 orang. Faktor tersebut

tentunya membuat mojokerto menjadi daerah yang menarik untuk dikaji lebih dalam

dan dilihat tentang bagaimana pelayanan kesehatan dari pemerintah dalam

menanggulangi kematian ibu.

Perjalanan Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Mojokerto tidak hanya

tinggi pada tahun 2017. Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2012

angka kematian ibu berjumlah 19 orang, kemudian tahun 2013 mengalami kenaikan

yaitu 22 ibu yang meninggal dunia. Sementara pada tahun 2014 jumlah angka kematian

ibu menurun yang awalnya berjumlah 22 menjadi 15 ibu. Akan tetapi mulai tahun 2013

angka kematian ibu mengalami kenaikan hinga tahun 2016. Pada tahun 2015 jumlah

kematian ibu hamil mencapai 19 ibu dan pada tahun 2016 yang merupakan data

terakhir yaitu berjumlah 22 kasus yang terdiri dari 3 kasus pada Kematian Ibu Hamil,

7 kasus pada kematian pada Ibu Bersalin dan 12 kasus pada Kematian ibu Nifas. Jika

dirinci menurut kelompok umur kesemua kasus kematian ibu tersebut dapat dijabarkan

sebagai berikut, kematian pada Ibu Hamil 2 orang meninggal pada usia 20-34 tahun

dan usia ≧ 35 tahun sebanyak 1 orang. Kematian Ibu bersalin usia 20-34 tahun

sebanyak 6 kasus, dan usia ≧ 35 tahun sebanyak 1 kasus. Pada kematian Ibu Nifas

terdapat 9 orang yang meninggal pada usia 20-34 tahun, dan 3 orang pada usia ≧ 35

tahun (Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2016).

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-4

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

Masyarakat di kabupaten Mojokerto merupakan masyarakat Jawa yang dimana

kultur dari masyarakat jawa masih melekat dengan adanya kepercayaan akan mitos-

mitos. Meskipun saat ini telah berkembang berbagai teknologi yang mampu membantu

masyarakat mengakses berbagai informasi yang akurat, akan tetapi tak sedikit

masyarakat yang masih percaya akan mitos khususny masyarakat yang sedang berada

dimasa kehamilan, mereka masih percaya terhadap mitos yang mengaharuskan adanya

pantangan atau larangan makanan tertentu selama masa kehamilan (Revonadi, Y., &

Garcia, S. J., 2013). Dalam penelitian Sari Priyanti, dkk (2019) yang meneliti mengenai

wanita di kecamatan Jeruk Kabupaten Mojokerto, menyatakan bahwa terdapat

responden sebanyak 48 dari 70 responden percaya tentang mitos-mitos pada masa

kehamilan. Hal itu menunjukkan bahwa seberapa besar pengaruh informasi yang ada

dalam sebuah masyarakat akan pola konsumsi makanan ibu hamil, etnis dan budaya

local dapat mempengaruhi kemampuan literasi kesehatan dan perawatan kesehatan

seseorang. Efek keluarga, social dan budaya memainkan peran penting dalam

membentuk sikap dan keyakinan seseorang dan interaksinya dengan sistem kesehatan

yang ada (Von Wagner C, Knight K, Steptoe A, wardle J, 2007).

Hasil peneliatan sebelumnya yang berhubungan dengan literasi kesehatan pada

keselamatan ibu hamil menunjukkan gambaran yang berbeda-beda. Penelitian yang

dilakukan oleh Tito Yustiawan, pada tahun 2018 dengan judul Literasi Kesehatan Nifas

Ibu Hamil Berstatus Sosial Menengah Ke Bawah, mengungkap bahwa Sebagian besar

responden (44,1%) menyatakan mencari informasi Kesehatan nifas tentang menjaga

kebersihan diri (Self-Hygiene)setelah melahirkan. Informasi yang paling banyak

diakses oleh ibu hamil didapatkan melalui orang lain sebanyak (66,1%) seperti orang

tua, saudara, teman, atau petugas Kesehatan. Sebagian besar responden menyatakan

mempercayai informasi yang didapatkan (78%). Namun sedikit responden (11,9%)

menyatakan telah memanfaatkan seluruh informasi. Informasi Kesehatan yang

cenderung diakses adalah tentang menjaga kebersihan diri yang didapatkan dari orang

lain dan Sebagian besar mempercayai informasi yang diperoleh. Ada kemungkinan

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-5

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

informasi Kesehatan nifas yang diperoleh dari orang lain tidak benar sehingga para ibu

hamil beresiko memanfaatkan informasi yang keliru.

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Sakineh Dadipoor, pada tahun 2017

berjudul Pregnant Women’s Health Literacy in the south of Iran, menunjukkan bahwa

gambaran literasi Kesehatan ibu hamil di selatan iran masih belum memadai bahkan

tidak memadai. 41,7% memiliki literasi kesehatan yang dirasa kurang memadai, dan

42,8% responden memiliki literasi kesehatan yang memadai. Literasi kesehatan yang

rendah pada penelitian ini didukung dengan adanya latar belakang pendidikan rendah,

rentan usia, serta pekerjaan yang dmiliki.

Literasi kesehatan pada hakikatnya ialah kemampuan sesorang untuk

memproses, memperoleh, memahami informasi serta kebutuhan pelayanan dalam

mengambil suatu keputusan kesehatan yang sesuai dan tepat. Literasi kesehatan secara

mutlak membutuhkan adnya informasi kesehatan. Informasi kesehatan dapat diperoleh

dari berbagai macam sumber informasi seperti halnya media masa, elektronik, media

cetak. Menurut Institute of Medicine (IOM), literasi kesehatan bermakna tingkatan

kemempuan individu untuk memperoleh, memproses dan memahami informasi

kesehatan dasar serta pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dalam pengamabilan

keputusan yang tepat. The Medical Library Association’s (MLA’s), menyatakan bahwa

literasi kesehatan sebagai “serangkaian kemampuan yang dibutuhkan untuk

mengetahui kebutuhan informasi kesehatan, mengidentifikasi sumber informasi

kesehatan, mengakses informasi yang berkualitas dan memanfaatkan informasi yang

sesuai, menilai serta menerapkan informasi kesehatan yang sudah diperoleh untuk

tujuan tertentu, menganalisa memahami bahkan memanfaatkan informasi kesehatan

untuk mencapai kesehatan yang memadai. Dengan tersebut, secara singkat dapat

dikatakan bahwa literasi kesehatan merupakan berkenaan dengan pasien atau

pelanggan supaya dapat memahami informasi kesehatan yang diberikan oleh petugas

pelayanan kesehatan agar dapat menentukan pilihan pelayanan kesehatan yang

dibutuhkan secara tepat dan sesuai (Medical Library Association, 2010).

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-6

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

Dinas Kesehatan di Provinsi Jawa timur memberikan program terkait pelayanan

kesehatan kepada ibu hamil. Diantaranya mengenai pelayanan ibu hamil untuk pertama

kalinya, pelayanan pra kehamilan, sampai proses persalinan. Pada pelayanan kesehatan

ibu hamil pertama kalinya, berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

kesehatan ibu dan anak (KIA), capaian cakupan ibu hamil K1 Provinsi Jawa Timur

pada tahun 2017 mengalami peningkatan dibandingkan 2016. Pada pelayanan pra

kehamilan, capaian cakupan pertolongan persalinan oleh tanaga kesehatan untuk

Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 mengalami penurun dibandingkan dengan tahun

2016. Untuk pelayanan pada saat persalinan, dinas kesehatan telah berupaya

menurunkan angka kehamilan, program tersebut telah memberikan dampak baik dalam

faktor penyebab kematian ibu, akan tetapi data berdasarkan dinas kesehatan Provinsi

Jawa Timur memberikan asumsi bahwa komplikasi proses persalinan merupakan salah

satu penyebab kematian ibu dan bayi. Komplikasi fatal yang umumnya terjadi seperti

pendarahan, sepsis, eklamsia yang dapat menyebabkan kematian ibu (Shah dan Pariyar,

2016).

Dalam menekan angka kematian ibu, pemerintah melalui dinas kesehatan telah

melakukan upaya dengan pelayanan diantaranya pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu

hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, dan pelayanan komplikasi kebidanan.

Pelayanan kesehatan ibu bersalin, pada progam ini dimana peran pemerintah dalam

mengupayakan keselamatan ibu dengan memberikan suatu perlindungan dan

pengawasan pada layanan persalinan saat melahirkan. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Timur telah melaksanakan progam ini dengan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan yang di fasiltasi kesehatan. Pelayanan komplikasi kebidanan adalah suatu

progam pemerintah melalui dinas kesehatan provinsi jawa timur dalam pelayanan

kepada ibu hamil, bersalin atau nifas untuk memberikan perlindungan dan menangani

sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan

rujukan.

Literasi kesehatan dapat dikatakan memegang peran sangat penting dalam

proses pembangunan kesehatan, semakin rendahnya keterampilan dalam literasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-7

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

kesehatan sering menyebabkan lambatnya pengambilan keputusan untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. (Mayagh Kanj and Wayne Mitic, 2009). Peran

pendidikan, kemampuan individu, usia, budaya serta bahasa memiliki faktor yang

menentukan proses pembangunan kesehatan. Untuk mewujudkan masyarakat

khususnya ibu hamil agar memiliki literasi tinggi, makan dibutuhkan juga literasi

kesehatan yang memadai. Dengan tersebut, untuk mencapai kesehatan masyarakat

yang baik tentu tidak hanya ditentukan oleh sistem kesehatan. melainkan perlu

perubahan kultur dan pendidikan dimasyarakat yang mendukung. (Mayagh Kanj and

Wayne Mitic, 2009).

Melihat fakta yang telah dibahas pada paragraf di atas, bahwasannya

pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kesehatan telah melaksanakan

beberapa program sebagai usaha dalam menekan angka kematian ibu. Usaha yang telah

dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tersebut masih menyisakan

angka kematian ibu yang masih cukup tinggi, utamanya di Kabupaten Mojokerto.

Kurangnya pengetahuan ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan sangat berpengaruh

terhadap resiko kematian ibu. Berdasarkan fakta-fakta yang telah dijelaskan diatas,

penulis melakukan penelitian mengenai “Literasi Kesehatan Di Kalangan Ibu Hamil

Dalam Menekan Angka Kematian Ibu Di Kabupaten Mojokerto”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui gambaran literasi kesehatan di kalangan ibu hamil di

kabupaten Mojokerto.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran kapasitas individu dalam literasi kesehatan ibu hamil

di Kabupaten Mojokerto ?

2. Bagaimanakah gambaran literasi kesehatan ibu hamil di Kabupaten Mojokerto

?

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-8

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

3. Bagaimanakah gambaran kultur dalam literasi kesehatan ibu hamil di

Kabupaten Mojokerto ?

4. Bagaimanakah gambaran kondisi kesehatan ibu hamil di Kabupaten Mojokerto

?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan gambaran kapasitas individu dalam literasi kesehatan Ibu

Hamil di Kabupaten Mojokerto.

2. Untuk menjelaskan gambaran literasi kesehatan ibu hamil di Kabupaten

Mojokerto.

3. Untuk menjelaskan gambaran kultur dalam literasi kesehatan Ibu Hamil di

Kabupaten Mojokerto.

4. Untuk menjelaskan gambaran kondisi kesehatan ibu hamil di Kaupaten

Mojokerto.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

Sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah dijelaskan diatas, penelitian ini

memiliki manfaat praktis sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan fakta terkait penyelenggaraan

program pelayanan kesehatan ibu hamil secara akurat sehingga dapat sekiranya

dijadikan bahan acuan terkait penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu hamil,

program menekan angka kematian ibu, serta pembuatan layanan kesehatan

yang menyangkut masyarakat luas khusus di Kabupaten Mojokerto.

2. Tantangan-tantangan dalam pelayanan kesehatan dalam menekan angka

kematian ibu di Kabupaten Mojokerto diharapkan mendapatkan jalan keluar

dengan adanya penelitian ini.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-9

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

1.4.2 Manfaat Akademis

Sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah dijelaskan diatas, penelitian ini

memiliki manfaat praktis sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi

pengembang keilmuan ilmu informasi dan perpustakaan khususnya terkait

literasi informasi.

2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan wawasan dan

masukan bagi mahasiswa terkait literasi informasi khususnya dibidang

kesehatan.

1.5 Tinjauan Pustaka

1.5.1 Literasi kesehatan

Literasi kesehatan menurut Institute of Medicine (IOM) memiliki aspek pokok

meliputi literasi bahan cetak terkait dengan kesehatan dan literasi secara oral terkait

dengan kesehatan. Literasi bahan cetak terkait kesehatan ialah kemampuan individu

dalam memahami informasi kesehatan pada bentuk tertulis atau cetak. Informasi

kesehatan pada penelitian ini bisa terdapat dalam berbagai media seperti halnya

informasi, komunikasi, dan edukasi mengenai kesehatan dalam berbagai macamnya

seperti flyer, buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) brosur, dan poster tentang informasi

mengenai kesehatan biu hamil (Institute of Medicine, 2004).

Literasi kesehatan secara oral menurut Institute of Medicine merupakan

kemampuan individu dalam melakukan interaksi tentang kesehatan secara oral. Dalam

hal ini kemampuan individu dapat diketahui berupa melakukan komunikasi secara

langsung antar individu dengan petugas pelayanan kesehatan terkait kebutuhan

kesehatan atau masalah kesehatannya. Interaksi seperti ini dapat terjadi secara timbal

balik pada saat melakukan kunjungan pemeriksan maupun ketika saat dilakukannya

penyuluhan antara pasien dan petugas kesehatan mengenai kesehatan ibu hamil

(Institute of Medicine, 2004).

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-10

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

Gambar 1.1 Model konseptual antara kapasitas individu, literasi bahan cetak terkait

kesehatan dan literasi oral terkait kesehatan.

Ilustrasi pada Gambar diatas, domain pertama dalam model adalah kapasitas

individu merupakan serangkaian sumber daya yang harus dipunyai seseorang untk

menanggulangi informasi kesehatan secara efisien dan efektif, petugas pelayanan

perawatan kesehatan, serta sistem perawatan kesehatan. pada keperluan dalam

penelitian ini, peneliti fokus pada dua subdomain pada kapasitas individu: kefasihan

membaca, dan pengetahuan sebelumnya, yang meliputi kosakata, dan pengetahuan

konseptual kesehatan serta perawatan kesehatan. Kefasihan membaca merupakan

kemampuan dalam memproses materi bahan tertulis secara mental serta membentuk

pengetahuan yang baru. NALS (National Adult Literacy Study) membagi kefasihan

membaca menjadi tiga set keterampilan: pertama, prose literacy yaitu kemampuan

membaca dan memahami teks, kedua, document literacy kemampuan dalam

memperoleh dan menggunakan serta memanfaatkan informasi pada dokumen,

kemudian yang ketiga quantitative literacy yaitu kemampuan untuk menerapkan

operasi aritmatika serta menggunakan informasi numerik dalam bahan cetak (Baker,

D.W., 2006)

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-11

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

Pengetahuan masa lalu atau sebelumnya yaitu, pengetahuan individu saat

sebelum membaca informasi yang berhubungan dengan kesehatan atau berkomunikasi

dengan petugas pelayanan kesehatan. Pengetahuan pada saat interaksi dengan petugas

kesehatan yang dimaksud ialah pengetahuan mengenai kosakata yaitu mengetahui

maksud apa yang informasikan dan pengetahuan secara konseptual yaitu memahami

aspek-aspek informasi secara luas, seperti halnya paham perbedaan bagian-bagian

tubuh dan fungsunya atau paham tentang cancer serta harus bagaimana ketika tubuh

terluka (Baker, D.W., 2006). Kefasihan membaca sangat mungkin membentuk

individu dalam memperluas kosa kata serta memperoleh pengetahuan secara

konseptual. Sebaliknya pun begitu, pengetahuan mengenai kosakata dan masalah-

masalah umum tentang kesehatan yang terdapat dalam bahan cetak atau tertulis dapat

meningkatkan kemampuan memahami seseorang terhadap materi atau informasi

kesehatan, seperti halnya yang ditunjukkan oleh panah diantara dua kotak terkait

kapasitas individu yaitu kefasihan membaca dan pengethuan sebelumnya pada gambar

di atas, seseorang lebih mudah dalam memahami bacaan informasi yang mengandung

kosakata dan konsep yang relevan. Terdapat dua individu seseorang dengan kefasihan

membaca yang sama, memungkinkan masing-masing individu memiliki kemampuan

yang berbeda dalam membaca dan memahami informasi yang berkaitan dengan

kesehatan, hal tersebut dikarenakan seseorang memiliki perbedaan dalam pengetahuan

sebelumnya mengenai kosakata dan penetahuan sebelumnya terkait konsep kesehatan.

(Baker, D.W., 2006)

Seseorang akan dapat memahami informasi secara tulis dan berkomunikasi

dengan baik jika seseorang tersebut terbiasa dengan menggunkan konsep atau kata

yang sesuai dengan pemahamannya. Kan tetapi dalam ini, tidak mengerti secara luas

perbedaan antara (a) kefasihan membaca, pengetahuan, kosakata secara umum dengan

(b) kefasihan membaca, pengetahuan dan kosakata secara individu dalam kesehatan

seseorang. Kefasihan membaca secara umum dengan kefasihan membaca secara terakit

kesehatan merupakan mungkin memiliki pemahaman berbeda, akan tetapi dalam hal

ini yang penting dalam melakukan penelitian ini ialah kefasihan membaca terkait

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-12

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

kesehatan, dikarenakan mengukur kemampuan seseorang unuk membaca dan

memahami informasi yang berkaitan dengan kesehatan cenderung terkait dengan hasil

kesehatannya dibandingkan hasil keaksaraan umum. Dengan tersebut, suatu penelitian

yang menggunakan kefasihan membaca sebagai alat ukur akan memiliki kekuatan yang

besar dalam mendeteksi hasil kesehatan. Lain halnya dengan penelitian yang

menggunakan kefasihan membaca secara umum, hasil yang diperoleh tidak dapat

menggambarkan hasil kesehatan secara tepat (Baker DW, 2006).

Domain kedua pada model ini ialah literasi kesehatan. IOM (Institute of

Medicine) membagi dua pemahaman tentang literasi kesehatan. Pertama yaitu literasi

kesehatan terkait dengan kesehatan dan literasi secara orang terkait dengan kesehatan.

Tidak dapat diketahu sejauh mana tingkat perbedaan antara literasi kesehatan bahan

cetak dan literasi kesehatan secara oral. Pada literasi kesehehatan bahan cetak terkait

dengan kesehatan ialah bagaimana kelancaran seseorang dalam membaca informasi

terkait kesehatan, menguasai kosakata tentang kesehatan, memahami konsep kesehatan

yang diberikan layanan kesehatan dalam bahan cetak serta mengetahui kesulitan secara

kompleks dari informasi bahan cetak dari petugas pusat layanan kesehatan. Dengan

begitu literasi kesehatan ditentukan dari karakter individu dan sistem layanan

kesehatan. Dalam menentukan literasi kesehatan seseorang, tidak hanya melakukan

pengukuran terhadap kemampuan individu dalam membaca, akan tetapi membutuhkan

keterampilan secara oral yaitu keterampilan mendengar, menganalisa serta mengambil

keputusan dalam penerapan kepada petugas layanan kesehatan (Glassman, 2013).

Kemampuan individu dalam literasi kesehatan secara orang juga bergantung pada

kemapuan kognitif, seperti halnya daya ingat dan kemampuan untuk memahami

hubungan antara infromasi dalam suatu bagian (Baker DW, 2006).

Literasi kesehatan memiliki ketergantungan pada pemanfaatan pelayanan

kesehatan dengan pengeluaran biaya perawatan individu. Seseorang yang memiliki

tingkat literasi kesehatan yang rendah, dapat diartikan bahwa seseorang tersebut akan

membutuhkan dan mengeluarkan biaya yang tinggi dalam megatasi masalah

kesehatannya. Friedland mengemukakan pendapat bahwa semakin rendah kemampuan

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-13

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

membaca individu makan semakin tinggi kebutuhan untuk masalah kesehatannya,

dibandingkankan dengan individu yang memiliki literasi kesehatan tinggi, akan

mengueluarkan biaya kebutuhan masalah kesehatan yang rendah.Sehingga akan lebih

sesuai ketika seseorang meningkatkan kemampuan literasi kesehatan dalam bahan

cetak serta literasi kesehatan secara oral (Baker DW, 2000)

Literasi kesehatan merupakan salah satu dari berbagai banyak faktor seperti

halnya, norma budaya dan sosial, akses pelayanan kesehatan yang mengarah pada

menciptakan pengetahuan baru, sikap yang lebih positif, self-efficacy lebih tinggi,

perilaku kesehatan yang positif, serta hasil kesehatan yang lebih baik. (Baker, D.W.,

2006). Literasi kesehatan memiliki arti penting dalam seseorang ketika melakukan

perawatan kesehatan, mencegah resiko masalah tentang kesehatannya serta promosi

kesehatannya. Keterampilan dalam literasi kesehatan meliputi banyak hal, seperti

keterampilan dalam berdialog, keterampilan dalam berdiskusi, keterampilan menulis

dan membaca serta keterampilan ketika melakukan interaksi kepada petugas layanan

kesehatan. Sehingga, untuk mengatasi permasalahan rendah literasi kesehatan, solusi

yang sesuai dalam hal ini ialah kerangka kultur dan social serta komunikasi diantara

faktor-faktor tersebut (Institue of Medicine, 2004).

1.6 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

1.6.1 Definisi Konseptual

16.1.1 Kapasitas Individu dalam Literasi Kesehatan Ibu Hamil

Kapasitas individu pada lingkup kesehatan meliputi mengenai kapasitas

keterampilan membaca serta memahami infromasi kesehatan, keterangan kunjungan,

dan memahami pesan atau infromasi kesehatan yang diberikan oleh petugas layanan

kesehatan seperti dokter atau bidan tentang masalah kesehatan yang dialami individu.

Kapasitas individu merupakan serangkaian keterampilan individu untuk memperoleh

pesan atau informasi kesehatan, memproses informasi kesehatan yang sudah diperoleh,

memahami informasi kesehatan secara efektif, serta memanfaatkan infromasi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-14

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

kesehatan yang akan dibutuhkan untuk mengambil keputusan dalam permasalahan

kesehatan yang dialami.

1.6.1.2 Literasi Kesehatan Ibu Hamil

Literasi kesehatan merupakan suatu rangkaian keterampilan terhadap

memperoleh informasi atau bagaimana informasi yang sudah diperoleh tersebut

diterapkan sesuai dengan kebutuhan. Pada rangkaian keterampilan yang dimaksud

meliputi kapasitas individu dalam memperoleh, memproses, memahami serta

mengimplementasikan atau memanfaatkan suatu informasi yang sudah diproses dan

dipahami terkait informasi kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan sesuai dengan

kebutuhan individu sebagai elemen dalam mengambil keputusan.

Indikator literasi kesehatan dapat diketahui dari aspek literasi bahan cetak

terkait kesehatan serta literasi secara oral terkait dengan kesehatan. Literasi kesehatan

bahan cetak dan literasi kesehatan secara oral terkait dengan kesehatan bergantung

pada kefasihan dan kemahiran membaca masing-masing individu tentang informasi

dalam bahan tertulis tentang kesehatan maupun kemahiran masing-masing individu

dalam menyampaikan dan menerima informasi kesehatan secara oral.

1.6.1.3 Kultur dalam Literasi Kesehatan pada Ibu Hamil

Kultur (culture) ialah gabungan suatu ide, nilai dan makna yang sudah

diperoleh individu sebagai anggota social masyarakat dalam membentuk pengetahuan

baru, sikap positif, serta perubahan perilaku. Keluarga dan kultur memiliki hubungan

yang melekat dalam literasi kesehetan sebagai membentuk suatu peningkatan hasil

kesehatan (health outcome). Bahasa, status social dan ekonomi, umur, jenis kelamin,

etnik serta ras merupakan unsur kultur yang dapat dipublikasikan lewat penerbitan

media informasi. Kultur social kemsyarakatan memberikan dampak yang sangat

signifikan sebagai cerminan individu dalam memperoleh suatu pemahaman berbagai

nilai dasar tentang literasi kesehatan.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-15

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

Kultur merupakan elemen yang dinamis bagi indidu masyarakat. sebgaiaman

prinsip dinamis tersebut dapat disebut sebagaiproses kultural. Suatu individu

masyarakat dibentuk melalui kehidupan dan pengalaman kemudian diimplementasikan

menjadi perilaku. Kultur terkait pola interaksi ibu hamil dengan petugas layanan

kesehatan berkontribusi terhadap tingkat literasi melalui pemahaman, serta dalam

mengambil keputusan dengan tepat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara

tepat.

1.6.2 Definisi Operasional

1.6.2.1 Kapasitas Individu dalam Literasi Kesehatan

1. Kefasihan Membaca

a. Jenis bahan bacaan yang ditentukan

b. Kemampuan dalam membaca numerik, angka pada bahan cetak

2. Pengetahuan yang di Miliki

a. Pengetahuan tentang mencegah masalah kehamilan

b. Pengetahuan dalam penanganan ketika mengalami masalah pada saat masa

kehamilan

c. Pengetahuan perawatan kehamilan

1.6.2.2 Literasi Kesehatan

Untuk mengukur literasi kesehatan pada ibu hamil dapat dikaji dalam beberapa

hal untuk mendapatkan gambaran literasi kesehatan yaitu :

1. Kemampuan memahami pesan kesehatan ibu hamil melalui bahan cetak

a. Kemampuan memahami informasi bahan cetak mengenai perawatan

kesehatan kehamilan

b. Kemampuan memahami informasi bahan cetak mengenai persiapan

persalinan

c. Kemampuan memahami informasi bahan cetak tentang pantangan ibu

hamil

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-16

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

d. Kemampuan memahami informasi bahan cetak tentang tanda bahaya pada

kehamilan

e. Kemampuan memahami informasi bahan cetak tentang asupan gizi ibu

hamil

f. Kemampuan memahami infromasi bahan cetak tentang cara hidup bersih

dan sehat

g. Kemampuan memilih dan memilah jenis sumber informasi yang tapat

2. Kemampuan memahami pesan kesehatan ibu hamil secara oral

a. Kemampuan memahami informasi kesehatan dari tenaga kesehatan secara

oral

b. Kemampuan berkonsultasi kepada tenaga kesehatan secara oral

1.6.2.3 Kultur dalam Literasi Kesehatan Ibu Hamil

2. Pengetahuan Baru

a. Variasi pengetahuan baru yang didapatkan pada saat melakukan konsultasi

kesehatan

3. Sikap Positif dan Perilaku unuk Berubah

a. Kesediaan untuk memeriksakan diri dan melakukan kunjungan secara

teratur ke pusat layanan kesehatan

b. Kesanggupan mematuhi mengkonsumsi obat secara teratur

c. Kesadaran adanya resiko selama masa kehamilan

d. Kesediaan dalam menjaga laku hidup bersih dan sehat

e. Kesadaran adanya hambatan dari kultur untuk pemenuhan gizi selama masa

kehamilan

f. Kesadaran membutuhkan adanya pengawas pendamping mengkonsumsi

obat atau vitamin

1.7 Metode dan Prosedur Penelitian

1.7.1 Tipe Penelitian

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-17

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif tipe deskriptif. Tipe

deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian

secara sistematis dan akurat terkait sifatsebuah populasi tertentu. Saat melakukan

survey, informasi didapatkan dari responden melalui penyebaran kuesioner (Kuniawati

dan Baroroh, 2016).

1.7.2 Penentuan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitiannya yaitu di kabupaten Mojokerto, peneliti memilih lokasi

penelitian di Kabupaten Mojokerto dikarenakan data dari Dinas Kesehatan Mojokerto

Tahun 2013-2016 menunjukkan angka kematian ibu di Kabupaten Mojokerto

mengalami kenikan selama tiga tahun tersebut. Selain itu Dinas Kesehatan Mojokerto

telah berupaya memberikan program terkait kesehatan ibu hamil pada tahun tersebut

akan tetapi masih menyisakan angka kematian ibu yang tergolong tinggi yang

menjadikan Kabupten Mojokerto menduduki peringkat tertinggi Angka Kematian Ibu

(AKI) di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017. Hingga saat ini masih belum adanya

penelitian literasi kesehatan ibu hamil di Kabupaten Mojokerto pada angka kematian

ibu.

1.7.3 Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi merupakan sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki

jumlah banyak dan luas, bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek,

namun meliputi seluruh sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh objek atau subjek itu

(Sugiyono, 2017).

Dalam penelitian ini sasaran penelitiannya adalah Ibu Hamil terutama pada usia

20-34 tahun karena banyak kasus ibu hamil meninggal pada usia 20-34 sebanyak 22

orang pada data terakhir 2017. Jumlah populasi dalam penelitian ini cukup besar dan

membutuhkan waktu yang lama untuk dilakukannya penelitian, maka peneliti

menentukan sampel penelitian tidak mempelajari semua yang ada pada populasi.

Sugiyono, mnegemukakan bahwa peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-18

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

dari populasi, dengan alasan bahwa populasi besar dan penelitian tidak memungkinkan

mempelajari semua yang ada pada populasi tersebut, dikarenakan keterbatasan waktu

dan biaya yang digunakan dari peneliti. (Sugiyono, 2002).

Jumlah populasi ibu hamil secara keseluruhan berdasarkan data Dinas

Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, dan Pengendalian Penduduk

(DP2KBP2) Mojokerto 2020 di Kabupaten Mojokerto berjumlah 24.485 orang.

Sedangkan untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan rumus Yamane (Bungin, 2005).

N

N(d)2 + 1

Keteranagan :

n = Jumlah sampel

N = jumlah populasi (jumlah ibu melahirkan)

d2 = nilai presisi yang diterapkan yaitu sebesar 10%

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Yamane, memperoleh hasil

perhitungan sampel sebesar 99 sampel, yang akan dijadikan sebagai responden dalam

penelitian ini. Untuk lebih detail terkait dengan gambaran perhitungan dalam

menentukn besar sampel penelitian berdasarkan rumus Yamene selengkapnya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

N

N(d)2 + 1

24.485

24.485(0.01)2 + 1

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-19

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

24.485

24.485(0.01) + 1

24.485

245,85

99,59

Agar saampel dalam penelitian ini menjadi lebih representative,

menggambarkan karakteristik populasi, maka jumlah sampel yang diambil dalam

penelitian ini dibulatkan dari hasil perhitungan rumus Yamane sebanyak 99 sampel

menjadi 100 sampel responden.

Adapun langkah-langkah dan tahapan dalam pemilihan lokasi serta responden

dengan menerapkan teknik multistage accidental sampling secara keseluruhan mulai

pemilihan puskesmas untuk mewakili tiga wilayah di Kabupaten Mojokerto dan

sampel rasponden secara langsung adalah sebagai berikut. Peneliti menggunakan

teknik multistage dalam penelitian ini ialah digunakakan untuk menentukan populasi,

dikarenakan populasi di Kabupaten Mojokerto terlalu banyak, maka dengan tersebut

peneliti menggunakan teknik multistage untuk mewakili tiga wilayah di Kabupaten

Mojokerto yaitu bagian selatan, tengah dan bagian utara. Dalam pengambilan sampel

penelitian, peneliti menggunakan accidental sampling, sebagaimana nantinya peneliti

akan melakukan pengambilan sampel secara langsung di puskesmas yang terpilih

dengan mengikuti kelas ibu hamil untuk memperoleh sampel penelitian.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-20

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

1. Memuat daftar undian puskesmas se Kabupaten Mojokerto sebanyak 18

puskesmas

2. Memilih secara acak 3 puskesmas yang mewakili wilayah bagian utara, tengah

dan selatan

3. Memilih secara random responden di masing-masing puskemas dari 3

puskesmas terpilih sebagai sampel. Besarnya sampel responden yang dipilih

secara random yaitu untuk bagian utara 30, bagian tengah 40, dan bagian selatan

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-21

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

30. Sehingga secara keseluruhan dari sampel tersebut dipilih 100 sampel

responden ibu hamil.

Table 1.1 Daftar Hasil Penentuan Sampel dan Puskesmas Lokasi Penelitian

No. Puskesmas Terpilih Jumlah Responden

1 Pacet 30

2 Sooko 40

3 DawarBelandong 30

Jumlah Sampel 100

Pada tabel di atas puskesmas Sooko memiliki jumlah responden sebanyak 40

dikarenakan puskesmas sooko memiliki jumlah ibu hamil sebanyak 1106, kemudian

untuk jumlah ibu hamil di puskesmas Pacet sebanyak 1006, selanjutnya puskesmas

dawarbelandong sebanyak 993. Data tersebut diperoleh ketika peneliti melakukan

observasi dan data tersebut merupakan angka ibu hamil cakupan dari bulan Januari

sampai September 2020.

1.7.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Bungin (2005) mengatakan bahwa metode pengumpuan data

merupakan bagian dari instrument pengumpulan data yang menentukan keberhasilan

suatu penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode peengumpulan

data sebagai berikut :

1. Data Primer

Pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang diperoleh dari

penelitian dilapangan secara langsung. Pada Teknik pengambilan data primer

pengumpulan data menggunakan kuesioner. Menurut sugiono (2017) kuesioner

merupakan Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-22

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner yang diajukan dapat bersifat tertutup atau

terbuka. Rancangan kuesioner yang penulis buat dalam penelitian ini ialah kuesioner

tertutup uaitu jawaban pada setiap pertanyaan sudah ditentukan atau dibatasi oleh

penulis. Adapun alasan penulis menggunakan kuesioner tertutup yaitu untuk

memudhkn respnden dalam memberikan jawaban.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder dapat diperoleh melalui observasi, dokumen dan studi

kepustakaan. Dokumen yang diperoleh dapat digunakan untuk memberikan latar

belakang yang lebih luas. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini

diantaranya adalah data atau informasi yang relevan berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan, misalnya data ibu hamil di puskesmas. Studi kepustakaan dapat dilakukan

dengan mencari referensi hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini.

Studi kepustakaan digunkan untuk membandingkan dn menganalisis hasil peneitian

terdahulu dengan temuan data hasil penelitian ini. Dokumen tersebut berupa teori dan

konsep dari para ahli, hasil penelitian terdahulu, buku, jurnal, artikel dan laporan

penelitian.

1.7.5 Teknik Pengolahan Data

Dalam teknik penglahan dta, setelah data primer didapat dan terkumpul maka

Langkah selanjutnya melakukan kegiatan pengolahan data (data proseccing).

Pengolahan data mencakup kegiatan mengedit (editing), mengkode (coding), tabulasi

data dengan table SPSSS 21. Kegiatan teknik pengolahan data yang dilakukan dapat

dijelaskan secara rinci sebagai berikut :

1. Mengedit (editing)

Mengedit ialah melakukan pemeriksaan kembali hasil pengumpulan data yang

sudah diperoleh pada penelitian dengan membagikan kuesioner dan menyiapkan

informasi serta data yang diperlukan, agar pengisian setiap lembar pada kuesioner

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-23

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

dapat dipastikan benar dan lengkap. Sehingga ketika terdapat kesalahan informasi dan

data dapat dihindari baik dalam penentuan kode (coding), mengisi kuesioner, mampun

pemindahan data dari lembaran kode kuesioner ke dalam aplikasi computer

(Singarimbun Masri dan Efendi sofian, 2009).

2. Mengkode (coding)

Mengkode (coding) ialah tahapan sesudah pengolahan data. Data yang sudah

diperoleh, kemudian diberi identitas agar spesifik dan mempunyai arti tertentu,

selanjutnya diklasifikasi sesuai kebutuhan sehingga nantinya memudahkan peneliti

dalam menganalisis data dari informasi yang diperoleh.

3. Tabulasi (tabulating)

Tabulasi sering disebut dengan proses pembeberan. Pada kegiatan tabulasi pada

penelitian ini yaitu membuat suatu tabel berisi mengenai kode data yang tepat dan

sesuai dengan kebutuhan pada analisis data. Kegiatan tabulasi ini nantinya akan

menggunakan bantuan perhitungan secara statistic dan menggunakan aplikasi SPSS 21

dalam pengentrian data kuesionernya untuk menghasilkan tabel distribusi frekuensi.

Tujuannya dilakukan hal tersebut adalah untuk mengetahui adanya variable

berlandaskan atas pendekatan teori yang dikemukakan para ahli dan hasil penelitian

diberbagai tempat sehingga hasil nantinya akan menggambarkan analisis deskripstif

yang menyeluruh dan sesuai.

1.7.6 Teknik Analisis Data

Singarimbun M dan Effendi mengemukakan definisi analisis data merupakan

proses penyederhanaan data kedalam bentuk informasi yang lebih mudah dibaca dan

diinterprestasikan antara lain dengan menggunakan pendekatan analisis kuantitatif

deskriptif (Singarimbun Masri dan Effendi Sofin, 2009).

Teknik analsis dta pada penelitian ini dilakukan dengan menjelaskan tamuan

dta hasil penelitian pada saat dilapangan dan akan mendiskripsikan serta menganalisa

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-24

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

menggunakan kerangka teori yang telah didudukkan oleh peneliti dalam penelitian ini.

Untuk mempermudah menganalisa data kuesioner, peneliti akan menggunakan skor

pada masingmasing jawaban atau pernyataan responden. Skor ini akan diukur dengn

menggunakan skala likert. Proses menggunakan skala likert pada penelitian ini ialah

mengajukan pertanyaan kepada responde dan responden diminta untuk memilih

pertanyaan-pertanyaan atau jawaban yang sudah diberikan yaitu : “Sangat Setuju”,

“setuju”, “Kurang Setuju”, “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” (Masri

singarimbun, 1989).

Berikut merupakan nilai skor pada masing-masing pertanyaan atau jawaban

yang diberikan peneliti kepada responden :

Tabel 1.2 Kategoari Skor Jawaban Responden

No. Klasifikasi Jawaban Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Kurang Setuju 3

4. Tidak Setuju 2

5. Sangat Tidak Setuju 1

Pada setiap skor yang ada pada setiap pertanyaan atau jawaban, nantinya akan

direkapitulasi dan setiap variabel ditentukan nilai rata-ratanya dengan membagi jumlah

jawabannya, serta akan diberikan tingkat kategori. Kategori skor yang diberikan

peneliti berupa rendah, cukup dan tinggi. Perhitungn interval antar kategori yang

diberikan sebagai berikut :

Tabel 1.2 Kategori Skor

Kategori Skor

Tinggi 3,8 – 5,1

Cukup 2,4 – 3,7

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

I-25

SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN

Rendah 1 – 2,3