i. bab i pendahuluan 1.1 latar belakang masalahrepository.unair.ac.id/109184/3/3. bab i.pdfkematian...
TRANSCRIPT
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-1
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
I. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Literasi kesehatan memiliki peranan yang penting dan strategis dalam
pembangunan kesehatan pada suatu kelompok masyarakat termasuk anak muda,
dewasa serta orang tua. Salah satu kelompok masyarakat yang penting dalam perihal
ini ialah ibu hamil. Literasi kesehatan merupakan sesuatu hal yang penting pada wanita
untuk terlibat dalam perawatan diri serta aktivitas perawatan anak dan keluarga. Tidak
adanya pengetahuan yang mencukupi mengenai perawatan kesehatan, pengambilan
keputusan mengenai informasi yang tepat sesuai keinginan akan sulit untuk dilakukan
(Shieh, 2009). Kemampuan wanita hamil ketika menemukan dan memahami suatu
informasi mengenai perawatan kesehatan kehamilan sangat penting untuk kesehatan
diri serta bayi yang ada dikandungnya.
Pelayanan mengenai kehamilan merupakan faktor penting dalam keselamatan
ibu saat melahirkan. Pemerintah sudah memberikan suatu kebijakan mengenai
pelayanan kehamilan pada ibu di Indonesia, akan tetapi banyak ditemui kendala terkait
angka kematian ibu yang masih tinggi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan
Republic Indonesia tahun 2017 mengenai angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi
yaitu sebanyak 1.712 kasus. Literasi kesehatan akhir-akhir ini disadari mempunyai
peranan yang penting dalam menanggulangi bermacam masalah terkait kesehatan
terutama keselamatan ibu hamil. Perilaku dan persepsi yang kurang tepat pada saat
masa kehamilan dapat menyebabkan komplikasi dan membahayakan kesehatan serta
keselamatan kehamilan ibu (Missiriya, 2016). Hal itu diikuti kurang maksimalnya
literasi kesehatan tentang keselamatan ibu hamil. Perlu diketahui bahwa literasi
kesehatan bukan hanya mencakup keahlian untuk mendapatkan, memproses serta
memahami informasi dan pelayanan yang akan digunakan dalam mengambil keputusan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-2
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
tentang kesehatan secara tepat, akan tetapi literasi kesehatan juga merupakan sumber
daya yang perlu diperhatikan untuk membentuk perilaku dan sikap.
Tingkat literasi kesehatan secara langsung ataupun tidak langsung, tidak hanya
berpengaruh terhadap kemampuan untuk bertindak dan berperilaku berdasarkan
informasi kesehatan yang diperoleh, akantetapi juga untuk lebih bisa mengontrol
kesehatan personal, keluarga dan masyarakat.
Penerapan literasi kesehatan pada saat ini khususnya dalam upaya untuk
meningkatkan promosi dalam hal kesehatan, perilaku kesehatan bagi masyarakat di
Indonesia mulai terlihat walaupun masih sangat terbatas. Berbagai upaya yang telah
dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam pelayanan mengenai kesehatan ibu hamil
diantaranya penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan, pengukuran
tekanan darah, pengukuran tinggi puncak Rahim, penentuan status imunisasi tetanus
dan pemberian imunisasi tetanus sesuai imunisasi, pemberian tablet tambah darah,
penentuan presentase janin dan denyut janin, pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, pelayanan tes laboratorium, tatalaksanan kasus sesuai indikasi. Pelayanan
kesehatan masa kehamilan ini dikelompokkan sesuai usia kehamilan menjadi trimester
pertama, trimester kedua, dan trimester ketiga. (kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2018).
Literasi kesehatan memberikan dampak yang penting membentuk masyarakat
yang sehat, dalam hal ini adalah ibu hamil. Untuk itu semakin tinggi iterasi kesehatan
pada ibu hamil, peningkatan capaian kesehatan juga semakin tinggi (IOM, 2004). Hal
ini terbukti dengan kondisi literasi kesehatan yang tinggi otomatis kepekaan terhadap
kesehatan juga tinggi. Hal ini juga mempengaruhi kondisi angka kelahiran hidup yang
dihadapi oleh ibu hamil. Apabila ibu hamil tidak memahami informasi kesehatan
dengan baik, berakibat pada pola pemikiran dan pola kesehatan ibu sendiri secara
memadai (World Health Organization, 2015). Ibu hamil akan memiliki derajat
kesehatan rendah, dikarenakan derajat literasinya rendh. Karena rendahnya literasi
kesehatan berakibat terhadap kecenderungan kesalahan pola kesehatan. Dalam hal ini
strategi agar dapat memahami informasi kesehatan yang sesuai ialah melalui literasi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-3
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
kesehatan berupa strategi yang bermanfaat dalam mewujudkan tingkat kesadaran
masyarakat dalam meperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2017 mengungkap bahwa
Kabupaten Mojokerto menduduki peringkat pertama pada deretan angka kematian ibu
di Provinsi Jawa Timur, dan merupakan satu-satunya daerah kabupaten di Jawa Timur
yang berkembang dalam pelayanan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten
Mojokerto merupakan kabupaten dengan angka kematian paling tinggi di Jawa Timur
selama empat tahun terakhir yaitu sebesar 171,882 per 100.000 kelahiran hidup atau
kematian ibu pada tahun 2017 di Kabupaten Mojokerto 29 orang. Faktor tersebut
tentunya membuat mojokerto menjadi daerah yang menarik untuk dikaji lebih dalam
dan dilihat tentang bagaimana pelayanan kesehatan dari pemerintah dalam
menanggulangi kematian ibu.
Perjalanan Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Mojokerto tidak hanya
tinggi pada tahun 2017. Jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2012
angka kematian ibu berjumlah 19 orang, kemudian tahun 2013 mengalami kenaikan
yaitu 22 ibu yang meninggal dunia. Sementara pada tahun 2014 jumlah angka kematian
ibu menurun yang awalnya berjumlah 22 menjadi 15 ibu. Akan tetapi mulai tahun 2013
angka kematian ibu mengalami kenaikan hinga tahun 2016. Pada tahun 2015 jumlah
kematian ibu hamil mencapai 19 ibu dan pada tahun 2016 yang merupakan data
terakhir yaitu berjumlah 22 kasus yang terdiri dari 3 kasus pada Kematian Ibu Hamil,
7 kasus pada kematian pada Ibu Bersalin dan 12 kasus pada Kematian ibu Nifas. Jika
dirinci menurut kelompok umur kesemua kasus kematian ibu tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut, kematian pada Ibu Hamil 2 orang meninggal pada usia 20-34 tahun
dan usia ≧ 35 tahun sebanyak 1 orang. Kematian Ibu bersalin usia 20-34 tahun
sebanyak 6 kasus, dan usia ≧ 35 tahun sebanyak 1 kasus. Pada kematian Ibu Nifas
terdapat 9 orang yang meninggal pada usia 20-34 tahun, dan 3 orang pada usia ≧ 35
tahun (Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2016).
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-4
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
Masyarakat di kabupaten Mojokerto merupakan masyarakat Jawa yang dimana
kultur dari masyarakat jawa masih melekat dengan adanya kepercayaan akan mitos-
mitos. Meskipun saat ini telah berkembang berbagai teknologi yang mampu membantu
masyarakat mengakses berbagai informasi yang akurat, akan tetapi tak sedikit
masyarakat yang masih percaya akan mitos khususny masyarakat yang sedang berada
dimasa kehamilan, mereka masih percaya terhadap mitos yang mengaharuskan adanya
pantangan atau larangan makanan tertentu selama masa kehamilan (Revonadi, Y., &
Garcia, S. J., 2013). Dalam penelitian Sari Priyanti, dkk (2019) yang meneliti mengenai
wanita di kecamatan Jeruk Kabupaten Mojokerto, menyatakan bahwa terdapat
responden sebanyak 48 dari 70 responden percaya tentang mitos-mitos pada masa
kehamilan. Hal itu menunjukkan bahwa seberapa besar pengaruh informasi yang ada
dalam sebuah masyarakat akan pola konsumsi makanan ibu hamil, etnis dan budaya
local dapat mempengaruhi kemampuan literasi kesehatan dan perawatan kesehatan
seseorang. Efek keluarga, social dan budaya memainkan peran penting dalam
membentuk sikap dan keyakinan seseorang dan interaksinya dengan sistem kesehatan
yang ada (Von Wagner C, Knight K, Steptoe A, wardle J, 2007).
Hasil peneliatan sebelumnya yang berhubungan dengan literasi kesehatan pada
keselamatan ibu hamil menunjukkan gambaran yang berbeda-beda. Penelitian yang
dilakukan oleh Tito Yustiawan, pada tahun 2018 dengan judul Literasi Kesehatan Nifas
Ibu Hamil Berstatus Sosial Menengah Ke Bawah, mengungkap bahwa Sebagian besar
responden (44,1%) menyatakan mencari informasi Kesehatan nifas tentang menjaga
kebersihan diri (Self-Hygiene)setelah melahirkan. Informasi yang paling banyak
diakses oleh ibu hamil didapatkan melalui orang lain sebanyak (66,1%) seperti orang
tua, saudara, teman, atau petugas Kesehatan. Sebagian besar responden menyatakan
mempercayai informasi yang didapatkan (78%). Namun sedikit responden (11,9%)
menyatakan telah memanfaatkan seluruh informasi. Informasi Kesehatan yang
cenderung diakses adalah tentang menjaga kebersihan diri yang didapatkan dari orang
lain dan Sebagian besar mempercayai informasi yang diperoleh. Ada kemungkinan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-5
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
informasi Kesehatan nifas yang diperoleh dari orang lain tidak benar sehingga para ibu
hamil beresiko memanfaatkan informasi yang keliru.
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Sakineh Dadipoor, pada tahun 2017
berjudul Pregnant Women’s Health Literacy in the south of Iran, menunjukkan bahwa
gambaran literasi Kesehatan ibu hamil di selatan iran masih belum memadai bahkan
tidak memadai. 41,7% memiliki literasi kesehatan yang dirasa kurang memadai, dan
42,8% responden memiliki literasi kesehatan yang memadai. Literasi kesehatan yang
rendah pada penelitian ini didukung dengan adanya latar belakang pendidikan rendah,
rentan usia, serta pekerjaan yang dmiliki.
Literasi kesehatan pada hakikatnya ialah kemampuan sesorang untuk
memproses, memperoleh, memahami informasi serta kebutuhan pelayanan dalam
mengambil suatu keputusan kesehatan yang sesuai dan tepat. Literasi kesehatan secara
mutlak membutuhkan adnya informasi kesehatan. Informasi kesehatan dapat diperoleh
dari berbagai macam sumber informasi seperti halnya media masa, elektronik, media
cetak. Menurut Institute of Medicine (IOM), literasi kesehatan bermakna tingkatan
kemempuan individu untuk memperoleh, memproses dan memahami informasi
kesehatan dasar serta pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dalam pengamabilan
keputusan yang tepat. The Medical Library Association’s (MLA’s), menyatakan bahwa
literasi kesehatan sebagai “serangkaian kemampuan yang dibutuhkan untuk
mengetahui kebutuhan informasi kesehatan, mengidentifikasi sumber informasi
kesehatan, mengakses informasi yang berkualitas dan memanfaatkan informasi yang
sesuai, menilai serta menerapkan informasi kesehatan yang sudah diperoleh untuk
tujuan tertentu, menganalisa memahami bahkan memanfaatkan informasi kesehatan
untuk mencapai kesehatan yang memadai. Dengan tersebut, secara singkat dapat
dikatakan bahwa literasi kesehatan merupakan berkenaan dengan pasien atau
pelanggan supaya dapat memahami informasi kesehatan yang diberikan oleh petugas
pelayanan kesehatan agar dapat menentukan pilihan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan secara tepat dan sesuai (Medical Library Association, 2010).
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-6
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
Dinas Kesehatan di Provinsi Jawa timur memberikan program terkait pelayanan
kesehatan kepada ibu hamil. Diantaranya mengenai pelayanan ibu hamil untuk pertama
kalinya, pelayanan pra kehamilan, sampai proses persalinan. Pada pelayanan kesehatan
ibu hamil pertama kalinya, berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
kesehatan ibu dan anak (KIA), capaian cakupan ibu hamil K1 Provinsi Jawa Timur
pada tahun 2017 mengalami peningkatan dibandingkan 2016. Pada pelayanan pra
kehamilan, capaian cakupan pertolongan persalinan oleh tanaga kesehatan untuk
Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 mengalami penurun dibandingkan dengan tahun
2016. Untuk pelayanan pada saat persalinan, dinas kesehatan telah berupaya
menurunkan angka kehamilan, program tersebut telah memberikan dampak baik dalam
faktor penyebab kematian ibu, akan tetapi data berdasarkan dinas kesehatan Provinsi
Jawa Timur memberikan asumsi bahwa komplikasi proses persalinan merupakan salah
satu penyebab kematian ibu dan bayi. Komplikasi fatal yang umumnya terjadi seperti
pendarahan, sepsis, eklamsia yang dapat menyebabkan kematian ibu (Shah dan Pariyar,
2016).
Dalam menekan angka kematian ibu, pemerintah melalui dinas kesehatan telah
melakukan upaya dengan pelayanan diantaranya pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu
hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, dan pelayanan komplikasi kebidanan.
Pelayanan kesehatan ibu bersalin, pada progam ini dimana peran pemerintah dalam
mengupayakan keselamatan ibu dengan memberikan suatu perlindungan dan
pengawasan pada layanan persalinan saat melahirkan. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur telah melaksanakan progam ini dengan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang di fasiltasi kesehatan. Pelayanan komplikasi kebidanan adalah suatu
progam pemerintah melalui dinas kesehatan provinsi jawa timur dalam pelayanan
kepada ibu hamil, bersalin atau nifas untuk memberikan perlindungan dan menangani
sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan
rujukan.
Literasi kesehatan dapat dikatakan memegang peran sangat penting dalam
proses pembangunan kesehatan, semakin rendahnya keterampilan dalam literasi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-7
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
kesehatan sering menyebabkan lambatnya pengambilan keputusan untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. (Mayagh Kanj and Wayne Mitic, 2009). Peran
pendidikan, kemampuan individu, usia, budaya serta bahasa memiliki faktor yang
menentukan proses pembangunan kesehatan. Untuk mewujudkan masyarakat
khususnya ibu hamil agar memiliki literasi tinggi, makan dibutuhkan juga literasi
kesehatan yang memadai. Dengan tersebut, untuk mencapai kesehatan masyarakat
yang baik tentu tidak hanya ditentukan oleh sistem kesehatan. melainkan perlu
perubahan kultur dan pendidikan dimasyarakat yang mendukung. (Mayagh Kanj and
Wayne Mitic, 2009).
Melihat fakta yang telah dibahas pada paragraf di atas, bahwasannya
pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Kesehatan telah melaksanakan
beberapa program sebagai usaha dalam menekan angka kematian ibu. Usaha yang telah
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tersebut masih menyisakan
angka kematian ibu yang masih cukup tinggi, utamanya di Kabupaten Mojokerto.
Kurangnya pengetahuan ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan sangat berpengaruh
terhadap resiko kematian ibu. Berdasarkan fakta-fakta yang telah dijelaskan diatas,
penulis melakukan penelitian mengenai “Literasi Kesehatan Di Kalangan Ibu Hamil
Dalam Menekan Angka Kematian Ibu Di Kabupaten Mojokerto”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran literasi kesehatan di kalangan ibu hamil di
kabupaten Mojokerto.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambaran kapasitas individu dalam literasi kesehatan ibu hamil
di Kabupaten Mojokerto ?
2. Bagaimanakah gambaran literasi kesehatan ibu hamil di Kabupaten Mojokerto
?
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-8
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
3. Bagaimanakah gambaran kultur dalam literasi kesehatan ibu hamil di
Kabupaten Mojokerto ?
4. Bagaimanakah gambaran kondisi kesehatan ibu hamil di Kabupaten Mojokerto
?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan gambaran kapasitas individu dalam literasi kesehatan Ibu
Hamil di Kabupaten Mojokerto.
2. Untuk menjelaskan gambaran literasi kesehatan ibu hamil di Kabupaten
Mojokerto.
3. Untuk menjelaskan gambaran kultur dalam literasi kesehatan Ibu Hamil di
Kabupaten Mojokerto.
4. Untuk menjelaskan gambaran kondisi kesehatan ibu hamil di Kaupaten
Mojokerto.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Praktis
Sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah dijelaskan diatas, penelitian ini
memiliki manfaat praktis sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan fakta terkait penyelenggaraan
program pelayanan kesehatan ibu hamil secara akurat sehingga dapat sekiranya
dijadikan bahan acuan terkait penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu hamil,
program menekan angka kematian ibu, serta pembuatan layanan kesehatan
yang menyangkut masyarakat luas khusus di Kabupaten Mojokerto.
2. Tantangan-tantangan dalam pelayanan kesehatan dalam menekan angka
kematian ibu di Kabupaten Mojokerto diharapkan mendapatkan jalan keluar
dengan adanya penelitian ini.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-9
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
1.4.2 Manfaat Akademis
Sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah dijelaskan diatas, penelitian ini
memiliki manfaat praktis sebagai berikut :
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi
pengembang keilmuan ilmu informasi dan perpustakaan khususnya terkait
literasi informasi.
2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan wawasan dan
masukan bagi mahasiswa terkait literasi informasi khususnya dibidang
kesehatan.
1.5 Tinjauan Pustaka
1.5.1 Literasi kesehatan
Literasi kesehatan menurut Institute of Medicine (IOM) memiliki aspek pokok
meliputi literasi bahan cetak terkait dengan kesehatan dan literasi secara oral terkait
dengan kesehatan. Literasi bahan cetak terkait kesehatan ialah kemampuan individu
dalam memahami informasi kesehatan pada bentuk tertulis atau cetak. Informasi
kesehatan pada penelitian ini bisa terdapat dalam berbagai media seperti halnya
informasi, komunikasi, dan edukasi mengenai kesehatan dalam berbagai macamnya
seperti flyer, buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) brosur, dan poster tentang informasi
mengenai kesehatan biu hamil (Institute of Medicine, 2004).
Literasi kesehatan secara oral menurut Institute of Medicine merupakan
kemampuan individu dalam melakukan interaksi tentang kesehatan secara oral. Dalam
hal ini kemampuan individu dapat diketahui berupa melakukan komunikasi secara
langsung antar individu dengan petugas pelayanan kesehatan terkait kebutuhan
kesehatan atau masalah kesehatannya. Interaksi seperti ini dapat terjadi secara timbal
balik pada saat melakukan kunjungan pemeriksan maupun ketika saat dilakukannya
penyuluhan antara pasien dan petugas kesehatan mengenai kesehatan ibu hamil
(Institute of Medicine, 2004).
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-10
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
Gambar 1.1 Model konseptual antara kapasitas individu, literasi bahan cetak terkait
kesehatan dan literasi oral terkait kesehatan.
Ilustrasi pada Gambar diatas, domain pertama dalam model adalah kapasitas
individu merupakan serangkaian sumber daya yang harus dipunyai seseorang untk
menanggulangi informasi kesehatan secara efisien dan efektif, petugas pelayanan
perawatan kesehatan, serta sistem perawatan kesehatan. pada keperluan dalam
penelitian ini, peneliti fokus pada dua subdomain pada kapasitas individu: kefasihan
membaca, dan pengetahuan sebelumnya, yang meliputi kosakata, dan pengetahuan
konseptual kesehatan serta perawatan kesehatan. Kefasihan membaca merupakan
kemampuan dalam memproses materi bahan tertulis secara mental serta membentuk
pengetahuan yang baru. NALS (National Adult Literacy Study) membagi kefasihan
membaca menjadi tiga set keterampilan: pertama, prose literacy yaitu kemampuan
membaca dan memahami teks, kedua, document literacy kemampuan dalam
memperoleh dan menggunakan serta memanfaatkan informasi pada dokumen,
kemudian yang ketiga quantitative literacy yaitu kemampuan untuk menerapkan
operasi aritmatika serta menggunakan informasi numerik dalam bahan cetak (Baker,
D.W., 2006)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-11
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
Pengetahuan masa lalu atau sebelumnya yaitu, pengetahuan individu saat
sebelum membaca informasi yang berhubungan dengan kesehatan atau berkomunikasi
dengan petugas pelayanan kesehatan. Pengetahuan pada saat interaksi dengan petugas
kesehatan yang dimaksud ialah pengetahuan mengenai kosakata yaitu mengetahui
maksud apa yang informasikan dan pengetahuan secara konseptual yaitu memahami
aspek-aspek informasi secara luas, seperti halnya paham perbedaan bagian-bagian
tubuh dan fungsunya atau paham tentang cancer serta harus bagaimana ketika tubuh
terluka (Baker, D.W., 2006). Kefasihan membaca sangat mungkin membentuk
individu dalam memperluas kosa kata serta memperoleh pengetahuan secara
konseptual. Sebaliknya pun begitu, pengetahuan mengenai kosakata dan masalah-
masalah umum tentang kesehatan yang terdapat dalam bahan cetak atau tertulis dapat
meningkatkan kemampuan memahami seseorang terhadap materi atau informasi
kesehatan, seperti halnya yang ditunjukkan oleh panah diantara dua kotak terkait
kapasitas individu yaitu kefasihan membaca dan pengethuan sebelumnya pada gambar
di atas, seseorang lebih mudah dalam memahami bacaan informasi yang mengandung
kosakata dan konsep yang relevan. Terdapat dua individu seseorang dengan kefasihan
membaca yang sama, memungkinkan masing-masing individu memiliki kemampuan
yang berbeda dalam membaca dan memahami informasi yang berkaitan dengan
kesehatan, hal tersebut dikarenakan seseorang memiliki perbedaan dalam pengetahuan
sebelumnya mengenai kosakata dan penetahuan sebelumnya terkait konsep kesehatan.
(Baker, D.W., 2006)
Seseorang akan dapat memahami informasi secara tulis dan berkomunikasi
dengan baik jika seseorang tersebut terbiasa dengan menggunkan konsep atau kata
yang sesuai dengan pemahamannya. Kan tetapi dalam ini, tidak mengerti secara luas
perbedaan antara (a) kefasihan membaca, pengetahuan, kosakata secara umum dengan
(b) kefasihan membaca, pengetahuan dan kosakata secara individu dalam kesehatan
seseorang. Kefasihan membaca secara umum dengan kefasihan membaca secara terakit
kesehatan merupakan mungkin memiliki pemahaman berbeda, akan tetapi dalam hal
ini yang penting dalam melakukan penelitian ini ialah kefasihan membaca terkait
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-12
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
kesehatan, dikarenakan mengukur kemampuan seseorang unuk membaca dan
memahami informasi yang berkaitan dengan kesehatan cenderung terkait dengan hasil
kesehatannya dibandingkan hasil keaksaraan umum. Dengan tersebut, suatu penelitian
yang menggunakan kefasihan membaca sebagai alat ukur akan memiliki kekuatan yang
besar dalam mendeteksi hasil kesehatan. Lain halnya dengan penelitian yang
menggunakan kefasihan membaca secara umum, hasil yang diperoleh tidak dapat
menggambarkan hasil kesehatan secara tepat (Baker DW, 2006).
Domain kedua pada model ini ialah literasi kesehatan. IOM (Institute of
Medicine) membagi dua pemahaman tentang literasi kesehatan. Pertama yaitu literasi
kesehatan terkait dengan kesehatan dan literasi secara orang terkait dengan kesehatan.
Tidak dapat diketahu sejauh mana tingkat perbedaan antara literasi kesehatan bahan
cetak dan literasi kesehatan secara oral. Pada literasi kesehehatan bahan cetak terkait
dengan kesehatan ialah bagaimana kelancaran seseorang dalam membaca informasi
terkait kesehatan, menguasai kosakata tentang kesehatan, memahami konsep kesehatan
yang diberikan layanan kesehatan dalam bahan cetak serta mengetahui kesulitan secara
kompleks dari informasi bahan cetak dari petugas pusat layanan kesehatan. Dengan
begitu literasi kesehatan ditentukan dari karakter individu dan sistem layanan
kesehatan. Dalam menentukan literasi kesehatan seseorang, tidak hanya melakukan
pengukuran terhadap kemampuan individu dalam membaca, akan tetapi membutuhkan
keterampilan secara oral yaitu keterampilan mendengar, menganalisa serta mengambil
keputusan dalam penerapan kepada petugas layanan kesehatan (Glassman, 2013).
Kemampuan individu dalam literasi kesehatan secara orang juga bergantung pada
kemapuan kognitif, seperti halnya daya ingat dan kemampuan untuk memahami
hubungan antara infromasi dalam suatu bagian (Baker DW, 2006).
Literasi kesehatan memiliki ketergantungan pada pemanfaatan pelayanan
kesehatan dengan pengeluaran biaya perawatan individu. Seseorang yang memiliki
tingkat literasi kesehatan yang rendah, dapat diartikan bahwa seseorang tersebut akan
membutuhkan dan mengeluarkan biaya yang tinggi dalam megatasi masalah
kesehatannya. Friedland mengemukakan pendapat bahwa semakin rendah kemampuan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-13
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
membaca individu makan semakin tinggi kebutuhan untuk masalah kesehatannya,
dibandingkankan dengan individu yang memiliki literasi kesehatan tinggi, akan
mengueluarkan biaya kebutuhan masalah kesehatan yang rendah.Sehingga akan lebih
sesuai ketika seseorang meningkatkan kemampuan literasi kesehatan dalam bahan
cetak serta literasi kesehatan secara oral (Baker DW, 2000)
Literasi kesehatan merupakan salah satu dari berbagai banyak faktor seperti
halnya, norma budaya dan sosial, akses pelayanan kesehatan yang mengarah pada
menciptakan pengetahuan baru, sikap yang lebih positif, self-efficacy lebih tinggi,
perilaku kesehatan yang positif, serta hasil kesehatan yang lebih baik. (Baker, D.W.,
2006). Literasi kesehatan memiliki arti penting dalam seseorang ketika melakukan
perawatan kesehatan, mencegah resiko masalah tentang kesehatannya serta promosi
kesehatannya. Keterampilan dalam literasi kesehatan meliputi banyak hal, seperti
keterampilan dalam berdialog, keterampilan dalam berdiskusi, keterampilan menulis
dan membaca serta keterampilan ketika melakukan interaksi kepada petugas layanan
kesehatan. Sehingga, untuk mengatasi permasalahan rendah literasi kesehatan, solusi
yang sesuai dalam hal ini ialah kerangka kultur dan social serta komunikasi diantara
faktor-faktor tersebut (Institue of Medicine, 2004).
1.6 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
1.6.1 Definisi Konseptual
16.1.1 Kapasitas Individu dalam Literasi Kesehatan Ibu Hamil
Kapasitas individu pada lingkup kesehatan meliputi mengenai kapasitas
keterampilan membaca serta memahami infromasi kesehatan, keterangan kunjungan,
dan memahami pesan atau infromasi kesehatan yang diberikan oleh petugas layanan
kesehatan seperti dokter atau bidan tentang masalah kesehatan yang dialami individu.
Kapasitas individu merupakan serangkaian keterampilan individu untuk memperoleh
pesan atau informasi kesehatan, memproses informasi kesehatan yang sudah diperoleh,
memahami informasi kesehatan secara efektif, serta memanfaatkan infromasi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-14
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
kesehatan yang akan dibutuhkan untuk mengambil keputusan dalam permasalahan
kesehatan yang dialami.
1.6.1.2 Literasi Kesehatan Ibu Hamil
Literasi kesehatan merupakan suatu rangkaian keterampilan terhadap
memperoleh informasi atau bagaimana informasi yang sudah diperoleh tersebut
diterapkan sesuai dengan kebutuhan. Pada rangkaian keterampilan yang dimaksud
meliputi kapasitas individu dalam memperoleh, memproses, memahami serta
mengimplementasikan atau memanfaatkan suatu informasi yang sudah diproses dan
dipahami terkait informasi kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan individu sebagai elemen dalam mengambil keputusan.
Indikator literasi kesehatan dapat diketahui dari aspek literasi bahan cetak
terkait kesehatan serta literasi secara oral terkait dengan kesehatan. Literasi kesehatan
bahan cetak dan literasi kesehatan secara oral terkait dengan kesehatan bergantung
pada kefasihan dan kemahiran membaca masing-masing individu tentang informasi
dalam bahan tertulis tentang kesehatan maupun kemahiran masing-masing individu
dalam menyampaikan dan menerima informasi kesehatan secara oral.
1.6.1.3 Kultur dalam Literasi Kesehatan pada Ibu Hamil
Kultur (culture) ialah gabungan suatu ide, nilai dan makna yang sudah
diperoleh individu sebagai anggota social masyarakat dalam membentuk pengetahuan
baru, sikap positif, serta perubahan perilaku. Keluarga dan kultur memiliki hubungan
yang melekat dalam literasi kesehetan sebagai membentuk suatu peningkatan hasil
kesehatan (health outcome). Bahasa, status social dan ekonomi, umur, jenis kelamin,
etnik serta ras merupakan unsur kultur yang dapat dipublikasikan lewat penerbitan
media informasi. Kultur social kemsyarakatan memberikan dampak yang sangat
signifikan sebagai cerminan individu dalam memperoleh suatu pemahaman berbagai
nilai dasar tentang literasi kesehatan.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-15
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
Kultur merupakan elemen yang dinamis bagi indidu masyarakat. sebgaiaman
prinsip dinamis tersebut dapat disebut sebagaiproses kultural. Suatu individu
masyarakat dibentuk melalui kehidupan dan pengalaman kemudian diimplementasikan
menjadi perilaku. Kultur terkait pola interaksi ibu hamil dengan petugas layanan
kesehatan berkontribusi terhadap tingkat literasi melalui pemahaman, serta dalam
mengambil keputusan dengan tepat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara
tepat.
1.6.2 Definisi Operasional
1.6.2.1 Kapasitas Individu dalam Literasi Kesehatan
1. Kefasihan Membaca
a. Jenis bahan bacaan yang ditentukan
b. Kemampuan dalam membaca numerik, angka pada bahan cetak
2. Pengetahuan yang di Miliki
a. Pengetahuan tentang mencegah masalah kehamilan
b. Pengetahuan dalam penanganan ketika mengalami masalah pada saat masa
kehamilan
c. Pengetahuan perawatan kehamilan
1.6.2.2 Literasi Kesehatan
Untuk mengukur literasi kesehatan pada ibu hamil dapat dikaji dalam beberapa
hal untuk mendapatkan gambaran literasi kesehatan yaitu :
1. Kemampuan memahami pesan kesehatan ibu hamil melalui bahan cetak
a. Kemampuan memahami informasi bahan cetak mengenai perawatan
kesehatan kehamilan
b. Kemampuan memahami informasi bahan cetak mengenai persiapan
persalinan
c. Kemampuan memahami informasi bahan cetak tentang pantangan ibu
hamil
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-16
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
d. Kemampuan memahami informasi bahan cetak tentang tanda bahaya pada
kehamilan
e. Kemampuan memahami informasi bahan cetak tentang asupan gizi ibu
hamil
f. Kemampuan memahami infromasi bahan cetak tentang cara hidup bersih
dan sehat
g. Kemampuan memilih dan memilah jenis sumber informasi yang tapat
2. Kemampuan memahami pesan kesehatan ibu hamil secara oral
a. Kemampuan memahami informasi kesehatan dari tenaga kesehatan secara
oral
b. Kemampuan berkonsultasi kepada tenaga kesehatan secara oral
1.6.2.3 Kultur dalam Literasi Kesehatan Ibu Hamil
2. Pengetahuan Baru
a. Variasi pengetahuan baru yang didapatkan pada saat melakukan konsultasi
kesehatan
3. Sikap Positif dan Perilaku unuk Berubah
a. Kesediaan untuk memeriksakan diri dan melakukan kunjungan secara
teratur ke pusat layanan kesehatan
b. Kesanggupan mematuhi mengkonsumsi obat secara teratur
c. Kesadaran adanya resiko selama masa kehamilan
d. Kesediaan dalam menjaga laku hidup bersih dan sehat
e. Kesadaran adanya hambatan dari kultur untuk pemenuhan gizi selama masa
kehamilan
f. Kesadaran membutuhkan adanya pengawas pendamping mengkonsumsi
obat atau vitamin
1.7 Metode dan Prosedur Penelitian
1.7.1 Tipe Penelitian
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-17
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif tipe deskriptif. Tipe
deskriptif adalah penelitian yang menjelaskan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian
secara sistematis dan akurat terkait sifatsebuah populasi tertentu. Saat melakukan
survey, informasi didapatkan dari responden melalui penyebaran kuesioner (Kuniawati
dan Baroroh, 2016).
1.7.2 Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitiannya yaitu di kabupaten Mojokerto, peneliti memilih lokasi
penelitian di Kabupaten Mojokerto dikarenakan data dari Dinas Kesehatan Mojokerto
Tahun 2013-2016 menunjukkan angka kematian ibu di Kabupaten Mojokerto
mengalami kenikan selama tiga tahun tersebut. Selain itu Dinas Kesehatan Mojokerto
telah berupaya memberikan program terkait kesehatan ibu hamil pada tahun tersebut
akan tetapi masih menyisakan angka kematian ibu yang tergolong tinggi yang
menjadikan Kabupten Mojokerto menduduki peringkat tertinggi Angka Kematian Ibu
(AKI) di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017. Hingga saat ini masih belum adanya
penelitian literasi kesehatan ibu hamil di Kabupaten Mojokerto pada angka kematian
ibu.
1.7.3 Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi merupakan sumber data dalam penelitian tertentu yang memiliki
jumlah banyak dan luas, bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek,
namun meliputi seluruh sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh objek atau subjek itu
(Sugiyono, 2017).
Dalam penelitian ini sasaran penelitiannya adalah Ibu Hamil terutama pada usia
20-34 tahun karena banyak kasus ibu hamil meninggal pada usia 20-34 sebanyak 22
orang pada data terakhir 2017. Jumlah populasi dalam penelitian ini cukup besar dan
membutuhkan waktu yang lama untuk dilakukannya penelitian, maka peneliti
menentukan sampel penelitian tidak mempelajari semua yang ada pada populasi.
Sugiyono, mnegemukakan bahwa peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-18
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
dari populasi, dengan alasan bahwa populasi besar dan penelitian tidak memungkinkan
mempelajari semua yang ada pada populasi tersebut, dikarenakan keterbatasan waktu
dan biaya yang digunakan dari peneliti. (Sugiyono, 2002).
Jumlah populasi ibu hamil secara keseluruhan berdasarkan data Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, dan Pengendalian Penduduk
(DP2KBP2) Mojokerto 2020 di Kabupaten Mojokerto berjumlah 24.485 orang.
Sedangkan untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan rumus Yamane (Bungin, 2005).
N
N(d)2 + 1
Keteranagan :
n = Jumlah sampel
N = jumlah populasi (jumlah ibu melahirkan)
d2 = nilai presisi yang diterapkan yaitu sebesar 10%
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Yamane, memperoleh hasil
perhitungan sampel sebesar 99 sampel, yang akan dijadikan sebagai responden dalam
penelitian ini. Untuk lebih detail terkait dengan gambaran perhitungan dalam
menentukn besar sampel penelitian berdasarkan rumus Yamene selengkapnya dapat
dijelaskan sebagai berikut :
N
N(d)2 + 1
24.485
24.485(0.01)2 + 1
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-19
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
24.485
24.485(0.01) + 1
24.485
245,85
99,59
Agar saampel dalam penelitian ini menjadi lebih representative,
menggambarkan karakteristik populasi, maka jumlah sampel yang diambil dalam
penelitian ini dibulatkan dari hasil perhitungan rumus Yamane sebanyak 99 sampel
menjadi 100 sampel responden.
Adapun langkah-langkah dan tahapan dalam pemilihan lokasi serta responden
dengan menerapkan teknik multistage accidental sampling secara keseluruhan mulai
pemilihan puskesmas untuk mewakili tiga wilayah di Kabupaten Mojokerto dan
sampel rasponden secara langsung adalah sebagai berikut. Peneliti menggunakan
teknik multistage dalam penelitian ini ialah digunakakan untuk menentukan populasi,
dikarenakan populasi di Kabupaten Mojokerto terlalu banyak, maka dengan tersebut
peneliti menggunakan teknik multistage untuk mewakili tiga wilayah di Kabupaten
Mojokerto yaitu bagian selatan, tengah dan bagian utara. Dalam pengambilan sampel
penelitian, peneliti menggunakan accidental sampling, sebagaimana nantinya peneliti
akan melakukan pengambilan sampel secara langsung di puskesmas yang terpilih
dengan mengikuti kelas ibu hamil untuk memperoleh sampel penelitian.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-20
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
1. Memuat daftar undian puskesmas se Kabupaten Mojokerto sebanyak 18
puskesmas
2. Memilih secara acak 3 puskesmas yang mewakili wilayah bagian utara, tengah
dan selatan
3. Memilih secara random responden di masing-masing puskemas dari 3
puskesmas terpilih sebagai sampel. Besarnya sampel responden yang dipilih
secara random yaitu untuk bagian utara 30, bagian tengah 40, dan bagian selatan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-21
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
30. Sehingga secara keseluruhan dari sampel tersebut dipilih 100 sampel
responden ibu hamil.
Table 1.1 Daftar Hasil Penentuan Sampel dan Puskesmas Lokasi Penelitian
No. Puskesmas Terpilih Jumlah Responden
1 Pacet 30
2 Sooko 40
3 DawarBelandong 30
Jumlah Sampel 100
Pada tabel di atas puskesmas Sooko memiliki jumlah responden sebanyak 40
dikarenakan puskesmas sooko memiliki jumlah ibu hamil sebanyak 1106, kemudian
untuk jumlah ibu hamil di puskesmas Pacet sebanyak 1006, selanjutnya puskesmas
dawarbelandong sebanyak 993. Data tersebut diperoleh ketika peneliti melakukan
observasi dan data tersebut merupakan angka ibu hamil cakupan dari bulan Januari
sampai September 2020.
1.7.4 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Bungin (2005) mengatakan bahwa metode pengumpuan data
merupakan bagian dari instrument pengumpulan data yang menentukan keberhasilan
suatu penelitian. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode peengumpulan
data sebagai berikut :
1. Data Primer
Pengumpulan data primer merupakan pengumpulan data yang diperoleh dari
penelitian dilapangan secara langsung. Pada Teknik pengambilan data primer
pengumpulan data menggunakan kuesioner. Menurut sugiono (2017) kuesioner
merupakan Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
beberapa pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-22
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner yang diajukan dapat bersifat tertutup atau
terbuka. Rancangan kuesioner yang penulis buat dalam penelitian ini ialah kuesioner
tertutup uaitu jawaban pada setiap pertanyaan sudah ditentukan atau dibatasi oleh
penulis. Adapun alasan penulis menggunakan kuesioner tertutup yaitu untuk
memudhkn respnden dalam memberikan jawaban.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder dapat diperoleh melalui observasi, dokumen dan studi
kepustakaan. Dokumen yang diperoleh dapat digunakan untuk memberikan latar
belakang yang lebih luas. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini
diantaranya adalah data atau informasi yang relevan berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan, misalnya data ibu hamil di puskesmas. Studi kepustakaan dapat dilakukan
dengan mencari referensi hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini.
Studi kepustakaan digunkan untuk membandingkan dn menganalisis hasil peneitian
terdahulu dengan temuan data hasil penelitian ini. Dokumen tersebut berupa teori dan
konsep dari para ahli, hasil penelitian terdahulu, buku, jurnal, artikel dan laporan
penelitian.
1.7.5 Teknik Pengolahan Data
Dalam teknik penglahan dta, setelah data primer didapat dan terkumpul maka
Langkah selanjutnya melakukan kegiatan pengolahan data (data proseccing).
Pengolahan data mencakup kegiatan mengedit (editing), mengkode (coding), tabulasi
data dengan table SPSSS 21. Kegiatan teknik pengolahan data yang dilakukan dapat
dijelaskan secara rinci sebagai berikut :
1. Mengedit (editing)
Mengedit ialah melakukan pemeriksaan kembali hasil pengumpulan data yang
sudah diperoleh pada penelitian dengan membagikan kuesioner dan menyiapkan
informasi serta data yang diperlukan, agar pengisian setiap lembar pada kuesioner
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-23
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
dapat dipastikan benar dan lengkap. Sehingga ketika terdapat kesalahan informasi dan
data dapat dihindari baik dalam penentuan kode (coding), mengisi kuesioner, mampun
pemindahan data dari lembaran kode kuesioner ke dalam aplikasi computer
(Singarimbun Masri dan Efendi sofian, 2009).
2. Mengkode (coding)
Mengkode (coding) ialah tahapan sesudah pengolahan data. Data yang sudah
diperoleh, kemudian diberi identitas agar spesifik dan mempunyai arti tertentu,
selanjutnya diklasifikasi sesuai kebutuhan sehingga nantinya memudahkan peneliti
dalam menganalisis data dari informasi yang diperoleh.
3. Tabulasi (tabulating)
Tabulasi sering disebut dengan proses pembeberan. Pada kegiatan tabulasi pada
penelitian ini yaitu membuat suatu tabel berisi mengenai kode data yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan pada analisis data. Kegiatan tabulasi ini nantinya akan
menggunakan bantuan perhitungan secara statistic dan menggunakan aplikasi SPSS 21
dalam pengentrian data kuesionernya untuk menghasilkan tabel distribusi frekuensi.
Tujuannya dilakukan hal tersebut adalah untuk mengetahui adanya variable
berlandaskan atas pendekatan teori yang dikemukakan para ahli dan hasil penelitian
diberbagai tempat sehingga hasil nantinya akan menggambarkan analisis deskripstif
yang menyeluruh dan sesuai.
1.7.6 Teknik Analisis Data
Singarimbun M dan Effendi mengemukakan definisi analisis data merupakan
proses penyederhanaan data kedalam bentuk informasi yang lebih mudah dibaca dan
diinterprestasikan antara lain dengan menggunakan pendekatan analisis kuantitatif
deskriptif (Singarimbun Masri dan Effendi Sofin, 2009).
Teknik analsis dta pada penelitian ini dilakukan dengan menjelaskan tamuan
dta hasil penelitian pada saat dilapangan dan akan mendiskripsikan serta menganalisa
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
I-24
SKRIPSI LITERASI KESEHATAN DIKALANGAN… MOH FAHMI NAZARUDIN
menggunakan kerangka teori yang telah didudukkan oleh peneliti dalam penelitian ini.
Untuk mempermudah menganalisa data kuesioner, peneliti akan menggunakan skor
pada masingmasing jawaban atau pernyataan responden. Skor ini akan diukur dengn
menggunakan skala likert. Proses menggunakan skala likert pada penelitian ini ialah
mengajukan pertanyaan kepada responde dan responden diminta untuk memilih
pertanyaan-pertanyaan atau jawaban yang sudah diberikan yaitu : “Sangat Setuju”,
“setuju”, “Kurang Setuju”, “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” (Masri
singarimbun, 1989).
Berikut merupakan nilai skor pada masing-masing pertanyaan atau jawaban
yang diberikan peneliti kepada responden :
Tabel 1.2 Kategoari Skor Jawaban Responden
No. Klasifikasi Jawaban Skor
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
Pada setiap skor yang ada pada setiap pertanyaan atau jawaban, nantinya akan
direkapitulasi dan setiap variabel ditentukan nilai rata-ratanya dengan membagi jumlah
jawabannya, serta akan diberikan tingkat kategori. Kategori skor yang diberikan
peneliti berupa rendah, cukup dan tinggi. Perhitungn interval antar kategori yang
diberikan sebagai berikut :
Tabel 1.2 Kategori Skor
Kategori Skor
Tinggi 3,8 – 5,1
Cukup 2,4 – 3,7