humaniora kesehatan

7
Humaniora : ilmu pengetahuan yang meliputi filsafat, hukum, sejarah, bahasa, sastra, seni, etika dan sebagainya. (KBBI,2003) Bahasa Indonesia, yang menerjemahkan kata-kata Inggris dengan suku kata akhir ty, misalnya university, faculty, dan lain-lain, dengan …tas, yang menjadi universitas dan fakultas, cenderung lebih menggunakan kata humaniora daripada humanitas. Hal ini menunjukkan bahwa humaniora bukan terjemahan dari humanity (Inggris), tetapi dari bahasa Latin humaniores. Selanjutnya dalam tulisan ini dipakai kata humaniora dan bukan humanitas. Sedang kata humanitas (kb) diartikan sebagai kodrat manusia atau perikemanusiaan (Fajri dan Senja). Perlu dicatat juga terdapat penggunaan kata humaniora sebagai padanan dari humanisme, misalnya oleh Riyadi DS, (2005). Humaniora dapat berarti : 1. Studi tentang bahasa-bahasa dan sastra klasik Yunani dan Romawi 2. Cabang pengetahuan yang mempelajari manusia dan budayanya, seperti filsafat, sastra, dan seni; tidak termasuk di dalamnya ilmu (science) seperti biologi dan ilmu politik. Agama/kepercayaan kepada Tuhan, juga kemudian, sejak William Caxton (1422-1491) tidak dimasukkan dalam kajian humaniora (Morris, 1981; Encycl Brit 1973) 3. Dalam arti yang paling umum, humaniora adalah kualitas, perasaan dan kecenderungan, bukan saja deskriptif tetapi juga normatif. Dalam kaitan ini humaniora mempunyai konotasi perasaan dan perilaku manusia sebagai gentleman, orang yang berbudi luhur dan sifat-sifat luhur yang melekat dengannya. Humaniora juga mempunyai konotasi budaya intelektual. Humaniora dimaksudkan juga studi, pelatihan, proses yang menghasilkan kualifikasi tersebut. Istilah inhumanitas diartikan sebagai not civilized, tidak berbudaya, atau bar-bar. Kata-kata yang berdekatan dengan humaniora, bahkan sering disama artikan, adalah sebagai berikut: Humanitarian (kata sifat)

Upload: abang-suprianto

Post on 04-Jul-2015

914 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Humaniora kesehatan

Humaniora : ilmu pengetahuan yang meliputi filsafat, hukum, sejarah, bahasa, sastra, seni, etika dan sebagainya. (KBBI,2003)

Bahasa Indonesia, yang menerjemahkan kata-kata Inggris dengan suku kata akhir ty, misalnya university, faculty, dan lain-lain, dengan …tas, yang menjadi universitas dan fakultas, cenderung lebih menggunakan kata humaniora daripada humanitas. Hal ini menunjukkan bahwa humaniora bukan terjemahan dari humanity (Inggris), tetapi dari bahasa Latin humaniores. Selanjutnya dalam tulisan ini dipakai kata humaniora dan bukan humanitas. Sedang kata humanitas (kb) diartikan sebagai kodrat manusia atau perikemanusiaan (Fajri dan Senja). Perlu dicatat juga terdapat penggunaan kata humaniora sebagai padanan dari humanisme, misalnya oleh Riyadi DS, (2005).

          Humaniora dapat berarti :

1. Studi tentang bahasa-bahasa dan sastra klasik Yunani dan Romawi2. Cabang pengetahuan yang mempelajari manusia dan budayanya, seperti filsafat, sastra,

dan seni; tidak termasuk di dalamnya ilmu (science) seperti biologi dan ilmu politik. Agama/kepercayaan kepada Tuhan, juga kemudian, sejak William Caxton (1422-1491) tidak dimasukkan dalam kajian humaniora (Morris, 1981; Encycl Brit 1973)

3. Dalam arti yang paling umum, humaniora adalah kualitas, perasaan dan kecenderungan, bukan saja deskriptif tetapi juga normatif. Dalam kaitan ini humaniora mempunyai konotasi perasaan dan perilaku manusia sebagai gentleman, orang yang berbudi luhur dan sifat-sifat luhur yang melekat dengannya. Humaniora juga mempunyai konotasi budaya intelektual. Humaniora dimaksudkan juga studi, pelatihan, proses yang menghasilkan kualifikasi tersebut. Istilah inhumanitas diartikan sebagai not civilized, tidak berbudaya, atau bar-bar.

 Kata-kata yang berdekatan dengan humaniora, bahkan sering disama artikan, adalah sebagai berikut:

Humanitarian (kata sifat) o Memfokuskan pada kebutuhan manusia dan menghilangkan/mengangkat

penderitaan manusiao Berkaitan dengan pengabdian pada usaha-usaha kesejahteraan manusia dan

dorongan untuk perubahan masyarakat (social reform) = phylantopist, filantropis Humanitarianisme

o Pandangan, dasar-dasar, metoda dari humanitarian = filantropio Keyakinan, bahwa satu-satunya kewajiban moral manusia adalah bekerja untuk

kesejahteraan kemanusiaan yang lebih baik (berdekatan dengan pengertian etik)o Keyakinan bahwa kondisi manusia dapat mencapai kesempurnaan dengan

upayanya sendiri, tanpa Tuhan Humanisme

o Keadaan atau kondisi atau kualitas sebagai manusia, makhluk berderajat tinggio Filsafat atau sikap yang menaruh perhatian terhadap manusia, perhatian dan

pencapaiannyao Studi humaniora; ajaran tentang kesopanan dan budaya

Page 2: Humaniora kesehatan

o Gerakan/budaya dan intelektual yang terjadi pada masa renaisans Humanis

o Orang yang mengkaji humaniora, terutama mahasiswa tentang masalah-masalah klasik

o Orang yang menaruh perhatian kepada kajian tentang upaya dan kemampuan/pencapaian manusia

o Pengkaji/mahasiswa tentang renaisans, atau pengikut dari paham humanisme Humanistik (ks)

Berhubungan dengan humanisme atau humaniora

           Dari uraian diatas, istilah Indonesia yang merupakan serapan dari bahasa Arab, yang dapat mewadahi humaniora ialah adab. Dalam ilmu al adab terkandung ilmu sastra, sejarah sastra, ilmu kritik sastra, filologi. Adab juga berarti budaya yang baik. Tidak beradab berarti tidak berbudaya, tidak berperilaku baik, sebagaimana Cicero (filsuf Yunani) mengartikan inhumanitas dengan barbar. (1)

          Adab dapat berarti antara lain discipline of mind and manners, and of conduct or behaviour (Huges, 2004). Karya al Makdisi (2005), dapat lebih memastikan bahwa ilmu adab adalah Humaniora.

 SEJARAH HUMANIORA

          Di dunia Barat, studi humaniora dapat dilacak hingga ke Yunani Kuno, sebagai basis pendidikan yang besar bagi masyarakat. Selama masa Romawi, konsep tujuh seni liberal bertingkat, termasuk grammar, retorika dan logika (trivium), bersama dengan aritmatika, geometri, astronomi dan musik (quadrivium). Subjek-subjek ini membentuk curahan pendidikan pertengahan, dengan penekanan pada humaniora sebagai keterampilan atau “cara melakukan sesuatu”.

          Sebuah pergeseran utama selama masa Renaissance, ketika humaniora mulai dihargai sebagai subyek untuk lebih dipelajari daripada dipraktekkan, dengan penyesuaian bergeser dari bidang tradisional kepada area seperti literatur dan sejarah. Pada abad ke 20, pandangan ini ditantang oleh pergerakan paska-modernisasi, yang dicari untuk menggambarkan kembali humaniora dalam istilah yang lebih menganut persamaan untuk masyarakat demokratis

 BIDANG-BIDANG HUMANIORA

          Sebagai sebuah bidang studi, humaniora menekankan pada analisa dan pertukaran ide-ide dibandingkan ekspresi kreatif seni atau penjelasan kuantitatif ilmu pengetahuan.

1. Sejarah, Antropologi, dan Arkeologi mempelajari perkembangan sosial, politik dan budaya manusia

2. Literatur, Bahasa dan Linguistik mempelajari bagaimana kita berkomunikasi satu sama lain, dan bagaimana ide dan pengalaman kita akan pengalaman kemanusiaan diekspresikan dan diinterpretasikan.

Page 3: Humaniora kesehatan

3. Filosofi, Etika, dan Perbandingan Agama mempertimbangkan ide tentang makna hidup dan alasan bagi pemikiran dan tindakan kita.

4. Yurisprudensi menguji nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang menginformasikan hukum kita.

5. Pendekatan Historis, Kritis, dan Teoritis terhadap Seni merefleksikan dan menganalisa proses kreatif.

 Pembagian bidang humaniora

Sastra Klasik Sejarah Bahasa Hukum Literatur Seni Drama

o Musiko Teatero Dansao Filosofio Agamao Seni visual

Melukis

 HUMANIORA DAN ETIKA

          Bila humaniora memusatkan perhatian kepada manusia, etika sebagai ilmu merupakan bagian dari filsafat yang mempelajari nilai baik-buruk, benar-salah, pantas-tidak pantas dalam kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan manusia dan lingkungannya (Hariadi, 2005). Tampak ada bidang tumpang tindih antara humaniora dan etika. Humanisme atau humanitarianisme dapat berarti juga etika, yakni faham, ajaran, bahwa satu-satunya kewajiban moral manusia adalah bekerja untuk kebaikan, perbaikan dan kesejahteraan manusia (Moris (ed), 1981).

 HUMANIORA DAN AGAMA

          Semula humaniora mencakup didalamnya juga agama/kepercayaan, tetapi kemudian, sejak William Caxton (1422-1491) (Encycl Britt, 1973) agama dipisahkan dari humaniora mempercayai adanya kekuatan supranatural merupakan naluri manusia. Nilai-nilai agama diturunkan kepada manusia melalui wahyu, yang dibawakan oleh utusanNya. Nilai-nilai religius seharusnya merupakan nilai-nilai yang paling dasar dari segala tata nilai dan karena itu ada titik temu dengan nilia-nilai budaya yang dikembangkan manusia (Muljohardjono,2004).

          Penguasaan ilmu dan pengembangan teknologi adalah upaya pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk menjaga tercapainya tujuan tersebut, perlu hal tersebut dijaga, dikoridori oleh nilai-nilai budaya, dan nilai-nilai agama. Para agamawan/ruhaniawan tidak seharusnya terpaku pada kaidah-kaidah klasik dan baku, dalam mengantar, mengawal, perkembangan ilmu dan

Page 4: Humaniora kesehatan

teknologi agar benar-benar bermanfaat bagi manusia. Agama (Islam) membuka pintu kajian-kajian terhadap rancangan, hasil, dan pemanfaatan dari pengembangan iptek. Pintu tersebut adalah ijtihad. Dengan persyaratan-persyaratan tertentu agamawan/ruhaniawan dapat mengkaji masalah-masalah kemajuan iptek, dan menghasilkan fatwa-fatwa kontemporer yang menjadi dasar yang dapat dipertanggungjawabkan bagi pemanfaatan hasil pengembangan serta rancangan pengembangan selanjutnya.

 HUMANIORA DAN PENGEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI

          Penguasaan dan pengembangan ilmu dan teknologi adalah amanat kemanusiaan, oleh karena itu harus memberi manfaat bagi kesejahteraan manusia. Humaniora membawa nilai-nilai budaya manusia. Nilai-nilai tersebut adalah universal. Tanpa humaniora pengembangan ilmu dan teknologi tidak lagi bermanfaat bagi manusia. Pengembangan/ perkembangan yang banyak disusupi nilai-nilai bisnis menimbulkan hedonisme yang bermula di masyarakat bisnis, yang berlanjut pada umunya.

 HUMANIORA DAN ILMU KEDOKTERAN

          Lebih khusus dalam kaitan dengan pengembangan ilmu dan teknologi, ialah Iptek Kedokteran. Kedokteran adalah ilmu yang paling manusiawi, seni yang paling indah, dan humaniora yang paling ilmiah (Pellegrino, 1970).

Clauser (1990) berpendapat bahwa mempelajari humaniora – sastra, filsafat, sejarah – dapat meningkatkan kualitas pikir (qualities of mind) yang diperlukan dalam ilmu kedokteran. Kualitas pikir tidak lagi terfokus pada hal-hal hafalan, materi baku, konsep mati, tetapi ditingkatkan dalam hal kemampuan kritik, perspektif yang lentur, tidak terpaku pada dogma, dan penggalian nilai-nilai yang berlaku didalam ilmu kedokteran. Menurunnya studi kedokteran cenderung memfokuskan mindset pada ujian, diskusi yang monoton tentang pasien, hasil laboratorium, insiden, banyak pasien, dan lain-lain. Humaniora membebaskan kita dari terkunci dalam satu mindset. Kita perlu kelenturan dalam mengubah perspektif, dan mengubah interpretasi bila diperlukan. Dengan sastra, seseorang (mahasiswa kedokteran) dapat mengembangkan empati dan toleransi, mencoba menempatkan diri dalam gaya hidup, imaginasi, keyakinan yang berbeda

Ilmu kedokteran, selain ilmu-ilmu dasar, adalah juga profesi. Pengembangan profesi cenderung mengkotak-kotakkan pada bidang spesialisasi. Seorang spesialis cenderung memahami hanya bidang spesialisasinya saja. Tuntutan efektif-efisien, perhitungan cost-benefit cenderung menghapus nilai empati, kurang dapat menempatkan diri sebagai penderita. Hubungan dokter-pasien menjadi kurang manusiawi. Humaniora memperbaiki kondisi tersebut.

Medical humanity is like the soul of medical curriculum, only when it is implemented that the medicine is animated (Borshen Hsieh)

Humaniora kedokteran merupakan bidang interdisipliner medis dimana termasuk humaniora (literatur, filosofi, etika, sejarah dan bahasa), ilmu sosial (antropologi, studi budaya, psikologi,

Page 5: Humaniora kesehatan

sosiologi), dan seni (literatur, teater, film dan seni visual) dan aplikasinya terhadap edukasi dan praktek medis.

          Humaniora dan seni memberikan pengertian yang dalam tentang kondisi manusia, penderitaan, kemanusiaan dan tanggung jawab kita satu sama lain, dan menawarkan perspektif sejarah dalam praktek medis. Perhatian terhadap literatur dan seni membantu dalam membangun dan memelihara kemampuan observasi, analisis, empati dan refleksi-diri – kemampuan yang penting bagi pengobatan medis manusia. Ilmu sosial membantu kita memahami bagaimana biologi dan medis menempatkan diri dalam konteks sosial dan budaya dan juga bagaimana budaya berinteraksi dengan pengalaman individual akan kesakitan dan cara ilmu medis dipraktekkan.