hukum waris adat

6
Hukum Waris Adat Soepomo: hukum yang memuat aturan yg mengatur proses pengoperan harta benda dan barang tidak berwujud dari generasi ke generasi berikutnya. Proses pewarisan tidak perlu menunggu kematian si pewaris. Kekurangan: kalau anak meninggal maka harta diwariskan ke ayahnya, jadi sama saja seperti hibah. Namun: Hibah: - berlaku pada saat itu juga, merupakan salah satu koreksi terhadap hukum waris - tidak boleh lebih dari sepertiga harta - ada yg beranggapan hanya untuk ahli waris dan tidak hanya untuk ahli waris - punya kekuasaan mutlak untuk memberikan hak kepada orang Warisan: - tidak identik dengan harta - aktiva dan pasiva - peralihan hak & kewajiban dari orang yg telah meninggal - dalam hukum adat, pewarisan dapat dilakukan ketika masih hidup Subyek Hukum Waris Pewaris: orang yang telah meninggal dunia, segala perbuatan hukumnya berupa harta serta hak & kewajiban tidak ikut dikubur tetapi dialihkan kepada ahli warisnya. Tergantung sistem kekeluargaan 1) Patrilineal: ayah 2) Matrilineal: ibu 3) Bilateral: ayah dan ibu 4) Semendo beradat penuh: setengah mewaris dari ayah & setengah mewaris dari ibu 5) Patrilineal beralih-alih: tergantung bentuk perkawinannya Ahli waris: orang yang menerima harta warisan dan segala hak & kewajiban dari orang yang telah meninggal dunia. 1) Batak: anak laki-laki 2) Minangkabau: -anak laki-laki dan perempuan (ibu meninggal) -tidak ada ahli waris (ayah meninggal) Biasanya ahli waris anak laki-laki di minangkabau tidak mengambil harta warisan karena dianggap tidak tahu diri walaupun dia berhak, karena dia harus mengembangkan harta pusaka itu untuk menyejahterakan saudara perempuannya & keponakannya. Semendo nyeburin: laki-laki itu bukan ahli waris di keluarga biologisnya.

Upload: aditya-putra

Post on 01-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum Waris Adat

Hukum Waris Adat

Soepomo: hukum yang memuat aturan yg mengatur proses pengoperan harta benda dan barang tidak berwujud dari generasi ke generasi berikutnya. Proses pewarisan tidak perlu menunggu kematian si pewaris. Kekurangan: kalau anak meninggal maka harta diwariskan ke ayahnya, jadi sama saja seperti hibah. Namun:Hibah:- berlaku pada saat itu juga, merupakan salah satu koreksi terhadap hukum waris- tidak boleh lebih dari sepertiga harta- ada yg beranggapan hanya untuk ahli waris dan tidak hanya untuk ahli waris- punya kekuasaan mutlak untuk memberikan hak kepada orang

Warisan: - tidak identik dengan harta- aktiva dan pasiva- peralihan hak & kewajiban dari orang yg telah meninggal- dalam hukum adat, pewarisan dapat dilakukan ketika masih hidup

Subyek Hukum Waris

Pewaris: orang yang telah meninggal dunia, segala perbuatan hukumnya berupa harta serta hak & kewajiban tidak ikut dikubur tetapi dialihkan kepada ahli warisnya.

Tergantung sistem kekeluargaan

1) Patrilineal: ayah2) Matrilineal: ibu3) Bilateral: ayah dan ibu4) Semendo beradat penuh: setengah mewaris dari ayah & setengah mewaris dari ibu5) Patrilineal beralih-alih: tergantung bentuk perkawinannya

Ahli waris: orang yang menerima harta warisan dan segala hak & kewajiban dari orang yang telah meninggal dunia.1) Batak: anak laki-laki2) Minangkabau: -anak laki-laki dan perempuan (ibu meninggal) -tidak ada ahli waris (ayah meninggal)

Biasanya ahli waris anak laki-laki di minangkabau tidak mengambil harta warisan karena dianggap tidak tahu diri walaupun dia berhak, karena dia harus mengembangkan harta pusaka itu untuk menyejahterakan saudara perempuannya & keponakannya.

Semendo nyeburin: laki-laki itu bukan ahli waris di keluarga biologisnya.

Obyek Hukum Waris

Harta perkawinan: harta bawaan dan harta bersama

Pewaris dengan ahli waris harus ada hubungan darah. Istri tidak mewaris dari suamiApabila tidak punya anak, harta bawaan suami diwariskan kepada keluargana, harta bawaan istri tetap pada istri, dan harta bersama dibagi 2 untuk suami istri.

Ahli waris yang tidak memiliki hubungan darah: jika ada anak adopsi (mengangkat anak orang lain sebagai anak kandung)Bali: ayah mengadopsi anak perempuannya sendiri untuk dirubah status hukumnya menjadi anak laki-laki.Jawa: anak adopsi tidak putus hubungan hukum dengan orang tua kandungnya.Masyarakat yang mengenal sistem klan: disamping syarat mewaris selain adanya hubungan darah juga harus ada hubungan hukum antara pewaris & ahli waris.Ex: masyarakat batak: anak & ayah memiliki hubungan darah & hubungan hukum sedangkan ibu & anak hanya memiliki hubungan darah saja.

Page 2: Hukum Waris Adat

Dalam perkawinan semendo beradat penuh, apabila memiliki anak berjumlah ganjil maka anak yg satu lagi ditangguhkan atau nanti dimusyawarahkan & melihat anak tsb akan menganut perkawinan apa dan berdasarkan dengan uang jujurnya.

Hukum Islam: orang tua adalah ahli warisHukum Adat: apabila punya anak, maka orang tua tertutup untuk menjadi ahli waris

Sistem kewarisan

1) Sistem kewarisan indviduil2) Sistem kewarisan kolektif3) Sistem kewarisan mayorat4) Sistem kewarisan minorat (tidak terlalu signifikan)

Sistem kewarisan tidak berkaitan langsung dengan sistem kekeluargaan, karena didalam sistem kekeluargaan yang sama masih terdapat perbedaan dalam hukum yang lainnya.

1) Sistem kewarisan individuil- sistem kewarisan dimana setiap ahli waris mendapatkan pembagian untuk dapat

menguasai dan memiliki harta warisan menurut bagiannya masing-masing.- berlaku pada masyarakat Batak (adat manjae), Jawa (mentas mencar), Lampung

(peminggir). - Ahli waris adalah anak laki-laki. Anak perempuan bukan ahli waris kecuali ia

mendapat dari saudara laki-lakinya.- Tidak ada kewajiban harta langsung dibagi, jadi ada tenggang waktu antara

kematian pewaris dan terbaginya harta. - Alasan harta belum dibagi: karena janda masih membutuhkan harta tsb sehingga

harta dapat ditahan sampai ia menikah lagi, ahli waris masih dibawah umur, masih ada hutang piutang dengan pihak ketiga jadi dibayar dulu baru dibagi, atau karena pengaruh dari agama hindu (jika orang belum 40 hari meninggal masih tabu untuk membicarakan masalah warisan).

Kebaikan: dengan pemilikan secara pribadi maka ahli waris bebas menguasai & memiliki harta bagiannya untuk dipergunakan sebagai modal kehidupannya tanpa dipengaruhi angota keluarga yg lain.Kelemahan: pecahnya harta warisan & merenggangnya tali kekerabatan dapat berakibat timbulnya hasrat ingin memiliki kebendaan secara pibadi & mementingkan diri sendiri.

2) Sistem kewarisan kolektif

- Harta warisan dialihkan kepemilikannya kepada ahli waris sebagai kesatuan yang tidak terbagi-bagi penguasaan dan pemilikannya, cara pemakaiannya diatur secara bersama atas dasar musyawarah oleh semua anggota famili.

- Minangkabau: tanah pusaka yang diurus bersama dibawah pengurusan mamak kepala waris dimana anggota famili hanya mempunyai hak pakai.

- Ambon: Tanah Dati di ambon tidak dibagi-bagikan kepada ahli waris melainkan disediakan untuk mereka pergunakan, terutama para anggota keluarga pewaris yg telah wafat dibawah pimpinan kepala dati.

- Minahasa: Tanah kalakeran merupakan tanah sekerabat yg tidak dibagi-bagi tetapi boleh dipakai untuk para anggota famili. Yang mengurus tanah kalakeran adalah tua-tua kerabat. Di masa sekarang sudah ada tanah kalakeran yg dibagi-bagi.

- Sistem kolektif ini dapat berubah kearah sistem individuil. Apabila tanah pusaka yg mulainya tidak terbagi-bagi itu kemudian karena ulah anggotanya terdapat tanam tumbuhan keras milik masing masing, maka atas kesepakatan bersama diantara para anggota famili diadakan pembagian sesuai dengan olah usaha masing-masing. Kemungkinan perubahan sistem kolektif ke arah individuil juga bisa dikarenakan harta bersama itu tidak lagi oleh dan untuk bersama dan dikarenakan lemahnya fungsi dan peranan pimpinan untuk tetap mengurus harta bersama untuk bersama.

Page 3: Hukum Waris Adat

Kebaikan: fungsi harta kekayaan dipergunakan untuk kelangsungan hidup keluarga besar itu untuk sekarang dan masa seterusnya, tolong menolong satu sama lain dibawah pimpinan kepala kerabat masih tetap dapat dipelihara, dibina & dikembangkan.Kelemahan: menumbuhkan cara pikir yang terlalu sempit dan tidak selamanya suatu kerabat mempunyai kepemimpinan yg dapat diandalkan dan aktivitas hidup yang kian meluas dapat menyebabkan rasa setia kerabat bertambah luntur.

3) Sistem kewarisan mayorat- Ahli waris sudah ditentukan, yaitu kepada anak tertua yang bertugas memimpin

rumah tangga atau kepala keluarga menggantikan ayah/ibunya.- Anak tertua bertanggung jawab atas harta warisan dan mengurus adik-adiknya yang

masih kecil sampai mereka berumah tangga dan berdiri sendiri.- Setiap anggota waris dari harta bersama mempunyai hak pakai dan hak menikmati

harta bersama itu tanpa hak menguasai dan memiliki secara perseorangan. - Sstem mayorat ada 2 macam dikarenakan sistem keturunan yang dianut, yaitu

mayorat laki-laki (lampung, terutama yg beradat pepadun) dan mayorat perempuan (adat semendo sumatera selatan)

- Kelemahan dan kebaikan sistem mayorat terletak pda kepemimpinan anak tertua apakah ia bertanggung jawab atau tidak dalam kedudukannya sebagai pengganti orang tua yang telah wafat dan mengurus harta kekayaannya.

Harta WarisanWarisan: semua harta benda yang ditinggalkan oleh seorang ang meninggal dunia baik harta benda itu sudah dibagi atau belum terbagi atau memang tidak terbagi.

Harta Peninggalan tidak terbagiMerupakan harta peninggalan turun temurun dari zaman leluhur dan merupakan milik bersama sekerabat famili dan berada dibawah pengawasan tua-tua adat, seperti harta pusaka di minangkabau, tanah kalakeran di minahasa dan tanah dati di ambon.Di minangkabau, rumah gadang adalah kepunyaan kaum dimana ibu menjadi pusat penguasaannya. Harta pusaka ini bukan saja tidak dibagi tetapi juga tidak boleh dijual, kecuali dalam keadaan terpaksa hanya boleh digadaikan.

Harta pusaka tinggi dan harta pusaka rendah tidak dapat ditarik garis pemisah yang tegas, tergantung keadaan kerabatnya. Harta pusaka tinggi: semua harta yang merupakan hak & kewajiban bersama anggota dari suatu keturunan besar. Ex: tanah adat, bangunan adat, pakaian perhiasan alat perlengkapan adat, senjata kuno, dllHarta pusaka rendah: semua harta peninggalan dari satu atau dua angkatan kerabat, yang meliputi kesatuan anggota kerabat yang tidak begitu besar. Merupakan harta bersama yang tidak terbagi-bagi kepemilikannya dan akan terus bertambah dengan masuknya harta pencaharian dari ahli warisnya. Ex: dapat berwujud harta atau barang yang terbatas nilai dan banyaknya.

Kemungkinan tidak terbagi-baginya harta peninggalan itu dikarenakan kepentingan dan kegunaannya sebagai pemersatu kekerabatan:- Tidak dapat dibagikannya pemilikan harta pusaka tinggi disebabkan wujud & sifatnya

sebagai milik kerabat yg merupakan atribut dari kesatuan hidup kekerabatan adat.- Tidak dapat dibagikannya pemilikan harta pusaka rendah disebabkan wujud dan sifatnya

sebagai milik bersama dari suatu kerabat kecil yg berfungsi sebagai tali pengikat kesatuan keluarga.

Prinsip kewarisan1. Prinsip umum: hubungan darah2. Prinsip khusus: satu klan dengan pewaris3. Termasuk kelompok keutamaan yang diutamakan4. Tidak ada penghubung atau tidak ada lagi penghubung

Page 4: Hukum Waris Adat

Garis pokok keutamaan: garis hukum yang menentukan pengurutan keutamaan antara golongan-golongan dalam keluarga pewaris dalam arti golongan yang satu lebih diutamakan dari golongan yang lain dengan akibat suatu golongan belum boleh dimasukkan dalam perhitungan jika masih ada golongan lain yang lebih utama.

5 Kelompok Keutamaan

KK I : anak beserta keturunannyaKK II : orang tua pewarisKK III: saudara pewaris beserta keturunannyaKK IV: kakek nenek pewarisKK V : saudara dri orang tua pewaris beserta keturunannya

Garis pokok pergantian: suatu cara untuk menentukan siapa ahli waris yang sesungguhnya diantara orang-orang yang sekelompok keutamaan di antara keluarga pewaris.Syarat: tidak punya penghubung dengan pewaris, jadi dia langsung berhubungan atau penghubungnya sudah meninggal dunia.

Harta peninggalan = (harta perorangan + ½ harta bersama) – (hutang + biaya sakit + biaya pemakaman)

Hibah wasiat: harta yang didapat dari seseorang yang wafat karena sebelum wafatnya sudah ada pesan, biasanya diucapkan dihadapan anggota keluarga yg hadir ketika sakitnya.

- pindahnya ketika meninggal- dibagi secara terbuka- ahli waris mengetahui- jumlah harta tidak boleh melebihi 1/3 dari semua harta warisan- ucapan hibah wasiat masih dapat ditarik kembali selama pewaris masih hidup.

Testamen: - dibagi secara tertutup - ahli waris tidak mengetahui

Pembagian besar harta warisan dalam hukum adat menggunakan sistem jurai. Setiap anak yang masih hidup: 1 juraiYang mempunyai hubungan darah semuanya adalah ahli wais tetapi harus dikelompokkan dalam pembagian kelompok ahli waris untuk mendapatkan harta warisan.

Putusan pengadilan: istri mendapat harta karena terancam akan terlantar jika dia tidak memiliki anak karena harta suami akan beralih pada saudara suaminya.