hukum roult
TRANSCRIPT
HUKUM ROULT
Dra. Hj. Rohani Bahar, M.Si
HUKUM RAOULT
• Hukum Raoult menyatakan bahwa : Tekanan uap suatu komponen yang menguap dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan dengan fraksi mol komponen yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama
HUKUM ROULT
• Misalkan Komponen A
PA = PAo XA
PA = Tekanan uap di atas larutan
XA
= Fraksi Mol A
PAo = Tekanan Uap A Murni
HUKUM ROULT
• Hukum Roult dapat juga berbunyi : Tekanan Uap Parsial Komponen A dalam Larutan Berbanding Lurus dengan Fraksi Mol dan Tetapan Perbandingan adalah Tekanan Uap Komponen A Murni
• Sehingga Larutan yang mengikuti Hukum Raolt disebut LARUTAN IDEAL
LARUTAN IDEAL
• Persyaratan Larutan Ideal adalah : 1. Molekul Zat Terlarut dan Molekul Pelarut
Tersusun Sembarang 2. Pada Pencampuran Tidak Terjadi Efek Kalor
LARUTAN IDEALContoh : • Misalkan suatu Larutan Ideal Terdiri atas Komponen
A dan Komponen B. Semua Gaya Kohesi (A-A, A-B dan B-B) harus identik.
• Pada Pencampuran A dan B tidak timbul maupun diserap kalor. Gaya yang terdapat dalam Larutan A/B sama dengan gaya dalam A murni dan B murni
• Jadi gaya tarik menarik antara molekul A dan molekul B adalah sama dengan gaya antara molekul A dan molekul A dan antara Molekul B dan molekul B
LARUTAN IDEAL
• Untuk latutan Ideal yang mengandung dua komponen (1 dan 2) yang dapat mnguap, sesuai dengan Hukum Roult yaitu : P1 = P1
o X1
P2 = P2o X2
Tekanan Total PP = P1 + P2 = P1
o X1 + P2o X2
LARUTAN IDEAL
• Komposisi uap setiap komponen dapat dihitung dengan Hukum Roult
• Misalnya Pada setiap Larutan Benzena-Toluena Fraksi mol Benzena 0,35 dan fraksi mol toluena 0,65 (GAMBAR 1)
LARUTAN NON IDEAL
• Pada Umumnya hanya sedikit Larutan yang memenuhi Hukum Roult
• Larutan yang tidak memenuhi Hukum Roult disebut Larutan Non Ideal
• Penyimpangan dari Hukum Roult Terbagi 2 (Dua) yaitu 1. Deviasi Negatif (Larutan Aseton-Kloroform) 2. Deviasi Positif (Larutan Eter-CCl4)
DEVIASI/PENYIMPANGAN NEGATIF
• Jika tarikan antara A-B, lebih besar dari tarikan A-A dan B-B, maka proses pelarutan adalah eksoterm dan ∆H(1) < 0.
• Misalnya pada campuran antara aseton (CH3COCH3) dan Kloroform (CHCl3) terjadi ikatan hidrogen antara aseton dan kloroform sehingga tekanan uap larutan lebih kecil dibandingkan dengan tekanan yang dihitung dengan Hukum Roult (Gambar 2)
DEVIASI/PENYIMPANGAN POSITIF
• Jika Tarikan A-B lebih lemah maka ∆H(1) > 0, maka proses larutan adalah endoterm
• Oleh karena pada pembentukan larutan diserap kalor, maka komponen-komponen berada pada tingkat energi yang lebih tinggi setelah terjadi interaksi dibandingkan sebelumnya.
• Dalam hal ini gaya intermolekul melemah jika dicampurkan komponen polar dan non polar
• Oleh karena sistem berada pada tingkat energi yang lebih tinggi, maka diperlukan hanya sedikit untuk penguapan. Pada setiap suhu, tekanan uap lebih besar dari tekana yang dihitung menurut Hukum Roult. Penyimpangan dari Hukum Roult ini disebut Penyimpangan Positif (Gambar 3)
DEVIASI/PENYIMPANGAN POSITIF
SIFAT LARUTANGaya Tarik
Menarik RelatifKalor Pelarutan Penyimpangan
dari Hukum Roult
Contoh
A-A, B-B = A-B nol Tidak Benzena-Kloroform
A-A, B-B >A-B Positif(endoterm)
Positif Aseton-CS2
Etanol-heksanaEter-CCl4
A-A, B-B < A-B Negatif(eksoterm)
Positif Aseton-KloroformAir-asam nitrat
Aseton air
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
• Hukum Roult merupakan dasar dari empat macam sifat larutan encer yang disebut sifat koligatif
• Kata koligatif berasal dari kata Latin Colligare yaitu berkumpul bersama, karena sifat ini tergantung pada pengaruh kebersamaan (kolektif) semua partikel dan tidak pada sifat atau keadaan partikel.
SIFAT KOLIGATIF
• Keempat sifat koligatif, yaitu :1. Penurunan Tekana Uap (∆P)2. Kenaikan titik didih (∆Tb)
3. Penurunan Titik Beku (∆Tf)
4. Tekanan Osmosis (π)• Sifat koligatif dapat digunakan untuk
menentukan massa molekul relatif suatu zat.
Penurunan Tekanan Uap (∆P)
• Jika pelarut dan zat terlarut masing-masing ditandai dengan 1 dan 2 maka menurut Hukum Roult
RUMUS :
Kenaikan Titik Didih (∆Tb) dan Penurunan Titik Beku (∆Tf)
• Sebagai akibat dari Penurunan Tekanan Uap, maka terjadi kenaikan titik didih. Suhu dimana tekanan uap larutan sama dengan tekanan atmosfir isebut titik didih larutan.
• Hubungan antara tekanan uap larutan dan suhu (Gambar 4)
RUMUS :
Tetapan Kenaikan Titik Didih (Kb) dan Tetapan Penurunan Titik Beku (Kf)
Pelarut Tb (oC) (Kb) K mol-1 kg-1 Tf (oC) (Kf) K mol-1kg-1
CH3COOH 118,1 3,07 17 3,9C6H6 80,2 2,53 5,5 4,9CCl4 76,7 5,03 -22,9 32
C4H10O 34,7 2,02 -116,2 1,8C2H5OH 78,4 1,22 -114,7 -
C10H8 - - 80,5 6,8H2O 100,0 0,512 0,0 1,86
Tekanan Osmotik
• Jika dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dipisahkan oleh suatu membran (selaput) semi permiabel molekul pelarut mengalir melalui membran dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. Peristiwa ini disebut osmosis
• Salah satu membran semi permiabel yang cukup baik adalah tembaga (II) heksasianoferat (II)
Hubungan Tekanan Osmotik dan Tekanan Uap
• Hubungan Tekanan Osmotik dan Tekanan uap dapat dilihat pada Gambar 5
HUKUM TEKANAN OSMOTIK
• Hukum Tekanan Osmotik Dipengaruhi Oleh : 1. Pengaruh Konsentrasi2. Pengaruh Suhu3. Pengaruh Molekular4. Kemiripan Larutan Encer dan Gas