hukum pidana sy.hasyim --03

39
 Sy. Hasyim Azizurrahman : Hukum Pidana HUKUM PIDANA OLEH: SY.HASYIM AZIZURRAHMAN,SH.M.HUM

Upload: fajrin-borneo

Post on 19-Jul-2015

164 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 1/39

 

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

HUKUM PIDANA 

OLEH:

SY.HASYIM AZIZURRAHMAN,SH.M.HUM

Page 2: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 2/39

 

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

Istilah Hukum Pidana

Istilah Hukum Pidana mengandung beberapaarti, atau lebih tepat jika dikatakan bahwa

Hukum Pidana itu dapat dipandang daribeberapa sudut, yaitu pertama dari sudut:

Hukum Pidana dalam arti obyektif  Hukum Pidana dalam arti subyektf 

Page 3: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 3/39

 

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

Hukum Pidana dalam arti obyektif 

Hukum Pidana dalam arti obyektif jugadisebut IUS POENALE, yaitu sejumlah

peraturan yang mengandunglarangan-larangan atau keharusaan-

keharusan dimana terhadap

pelanggarannya diancam denganhukuman.

Page 4: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 4/39

 

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

Ius Poenale dapat dibagi dalam 2 (dua ) macam :1. Hukum Pidana Materiil (“Abstracto” )  

berisikan peraturan-peraturan tentang :- Perbuatan yang dapat diancam dengan

hukuman (straibare feiten)- Siapa-siapa yang dapat dihukum, atau dengan

perkataan lain yaitu mengatur pertanggungan jawab terhadap Hukum Pidana.

- Hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap

orang yang melakukan perbuatan yangbertentangan dengan undang-undang. juga disebut HUKUM PENETENTIAIR.

Page 5: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 5/39

 

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

2. Hukum Pidana Formil (“Concreto”)  

Hukum Pidana Formil yaitu

sejumlah peraturan-peraturan yangmengandung cara-cara negaramempergunakan haknya untuk 

melaksanakan hukuman. 

Page 6: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 6/39

 

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

Hukum Pidana dalam arti subyektif 

Hukum Pidana dalam arti subyektif disebut IUS PUNIEDI, yaitu :

• Sejumlah peraturan yang mengatur hak Negara untuk menghukum seseorang yang melakukan perbuatan yang dilarang.• Hak Negara untuk menghukum.• Hak untuk mengancam perbuatan-perbuatan dengan hukuman

yang diselidiki oleh Negara. Ancaman hukuman ini misalnyaterdapat didalam Pasal 362 K.U.H.P yang berbunyi :

• Barang siapa mengambil barang, yang semuanya atau sebagiankepunyaan orang lain dengan maksud untuk memilikinya denganmelawan hukum, dihukum karena pencurian dengan hukumanpenjara selama-lamanya lima tahun atau denda sebanyak-banyaknya enam puluh gulden.

• Hak untuk menjatuhkan hukuman (strafoplegging). Hak ini

diletakkan pada alat-alat perlengkapan Negara, misalnya Hakim.• Hak untuk melaksanakan hukuman (strafuitvoerving), yang jugadiletakkan pada alat-alat perlengkapan Negara, misalnya A.O.Myang melaksanakan eksekusi hukuman.

Page 7: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 7/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

Hubungan Hukum Pidana Subyektif dan Hukum Pidana Obyektif. 

Hukum Pidana dalam arti subyektif, yaituhak Negara untuk menghukum adalah

bersandar pada Hukum Pidana dalam artiobyektif, yaitu bahwa hak untuk 

menghukum itu baru timbul setelahdidalam Hukum Pidana obyektif 

ditentukan sejumlah perbuatan yangdapat diancam dengan hukuman.

  

Page 8: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 8/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

Kodifikasi (pembukuan)syarat-syaratnya: 

• Harus merupakan pengetahuan hukum yang tinggi

• Kodifikasi itu harus mendapat dukungan dari masyarakat• Bahwa syarat-syarat itu merupakan syarat-syarat mutlak nampak dari kegagalan yang dialami oleh pemerintah Belandadalam mengadakan :

• Perubahan didalam B.W pada tahun 1938

• Sungguhpun di negeri Belanda terdapat pengetahuan hukumyang tinggi, namun karena syarat-syarat seperti dalam sub btidak terpenuhi, maka usaha menyelenggarakan perubahan-perubahan didalam B.W harus mengalami kegagalan.

• Kodifikasi hukum adat di Indonesia

• Juga usaha ini tidak memperoleh dukungan dari masyarakathingga harus mengalami kegagalan juga.

 

Page 9: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 9/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

Gedraging (tindak tanduk).• Oleh karena itu, lebih tepat jika dipakai istilah lain daripada “handeling” 

yaitu “gedraging” yang berarti sikap yang merupakan “een gesteldheid” (keadaan).

• Diatas diterangkan bahwa “een handeling” dapat berarti “een doen” sebagaimana nampak dalam :

• pasal 362 : pencurian “mengambil sesuatu”  • pasal 338 : pembunuhan “ dengan menikam”  •   akan tetapi dapat berarti “een nalaten”  • pasal pasal 164 : melalaikan kewajiban untuk melaporkan

• pasal 522 : melalaikan kewajiban untuk memenuhi panggilan pengadilan• Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa “tindakan

manusia” yang mempunyai “akibat aktif” atau “akibat pasif” dapatmerupakan : – een bewuste handeling (tindakan dengan kesadaran) – een gewilde handeling (tindakan disertai dengan kemauan)

• Sebagai contoh menselijke handeling yang bukan merupakan strafbaar feitadalah suatu handeling yang tidak bewust (tidak sadar); Contoh: denganmemegang tangannya, A memaksa B untuk memukul C. Dalam contoh ini Btidak dapat dihukum sebab perbuatannya itu tidak dilakukan dengankehendak sendiri.

 

Page 10: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 10/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

Rechtsbelang (kepentingan hukum)kepentingan hukum Yaitu tiap-tiap kepentingan yang harus dijaga, agar

supaya tidak dilanggar dan yang kesemuanya itu ditujukan untuk kepentingan masyarakat.

• Didalam ilmu pengetahuan hukum pidana Jerman kepentingan hukum inidisebut “Rechtsgut” dan yang dimaksud dengan kepentingan hukum ituadalah :

• Hak-hak (rechten)• Hubungan (rechtsbetrekkingen)• Keadaan (toestauden)

• Bangunan masyarakat (cociale instelingen)• Rechtsbelangen ini dapat kita bagi dalam 3 (tiga) golongan, yaitu :• Kepentingan perseorangan (individuele belangen)• Kepentingan masyarakat (maatschappelijkebelangen)• Kepentingan Negara (staatsbelangen)• Sekalipun dikenal 3 (tiga) macam kepentingan hukum, akan tetapi

sebenarnya kepentingan hukum itu tidak dapat dipisah-pisahkan. Inidisebabkan karena suatu kepentingan hukum baru dapat dianggap sebagaikepentingan perseorangan, bila kepentingan itu juga merupakankepentingan masyarakat (het belang van het individu zal slechts als eenrechtsbelang erkend worden, indien het tevens het belang vandemaatschappij betekent).

 

Page 11: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 11/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

Delict dari sudut unsurnya dibagi 2 :

1. Unsur-unsur yang obyektif unsur-unsur yang terdapat

diluar diri manusia:

• Perbuatan/Tindak tanduk.

•  Akibat tertentu (een bepaald

gevolg)• Keadaan (omstandigheid)

 

Page 12: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 12/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

Unsur-unsur yang subyektif 

Termasuk “algememene leerstukken” unsur-unsur subyektif :

-Toerekeningsvatbaarheid

(dapat dipertanggung-jawabkan).

 – Schuld (kesalahan) 

  

Page 13: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 13/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

Strafbaar feiten dibagi:

kejahatan dan pelanggaran . sandaran pembedaan :

•RECHTSDELICTEN :

kejahatan

•WETSDELICTEN

pelanggaran

  

Page 14: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 14/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

Jenis-jenis delict

Dalam ilmu pengetahuan Hukum Pidana itu adalah :FORMEEL DELICT (delict formil)

disebut “Delict met formele omschrijving” (Delict dengan

perumusan formil), yaitu delict yang dianggap telah “voltooid” (sepenuhnya terlaksana) dengandilakukannya suatu perbuatan yang dilarang.

MATERIEEL DELICT (delict materiil)

Jenis delict ini juga disebut “Delict met materieeleomschrijving (delict dengan perumusan materieel)yaitu delict yang baru dianggap “voltooid met het

intreden van het gevolg” (terlaksana penuh dengantimbulnya akibat) yang dilarang.

  

COMMISSIE DELICTEN DELICTA COMMISSIONES

Page 15: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 15/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

COMMISSIE DELICTEN – DELICTA COMMISSIONES

 Adalah overtreding van een verbod atau pelanggaran terhadapsesuatu larangan (verbod) yang terdiri atas perbuatan-

perbuatan yang terjadi karena melakukan sesuatu (doen).

OMISSIE DELICTEN – DELICTA OMMISSIONES Adalah pelanggaran terhadap suatu keharusan (gebod); terjadi

karena dilalaikannya suatu perbuatan yang diharuskan, jadi: dari suatu kelalaian (uiteen nalaten).

ONEIGENLYJKE COMMISIE DELICTEN – DELICTA COMMISSIONESPER OMISSIONEM COMMISSA 

kejahatan yang umumnya terjadi dengan dengan tiadadilakukannya suatu perbuatan.

OPZETTELYRE OF DELEUSE DELICTEOpzettelijke (dengan segaja) atau Doleuse delicten adalah delict

yang mempunyai unsur sengaja (opzet).

  

CULPOSE DELICTEN

Page 16: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 16/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

CULPOSE DELICTEN Adalah delict yang mempunyai unsur culpa atau kesalahan (schuld).

Contoh: Pasal 359 : pembunuhan karena kelalaian, Pasal 188 : menimbulkankebakaran

SELFSTANDIGE DELICTEN Adalah delict yang hanya terdiri atas satu perbuatan.

 VOORTGEZETTE DELICTEN Adalah delict-delict yang terdiri atas beberapa perbuatan yang mempunyai

pertalian erat dengan perbuatan-perbuatan terdahulu, hingga harusdianggap sebagai satu perbuatan.

Perbedaan antara zelfstandige dan voortgezette delicten ini berguna untuk menentukan ada tidaknya “samenloop” (kesejajaran, yang berjalan secara

sejajar).

ENKELVOUDIGE DELICTEN Adalah delict yang hanya terdiri atas perbuatan yang hanya dilakukan sekali

saja (enkelvoud = tunggal).Contoh: Pasal 480 : menyimpan barang curian

  

SAMENGESTELDE DELICTEN

Page 17: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 17/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

SAMENGESTELDE DELICTEN Adalah delict-delict yang terdiri atas beberapa jenis perbuatan. (samenstellen =

dijadikan satu).Contoh: Pasal 481 : kebiasaan menyimpan barang-barang curian.

Contoh ini juga disebut “GEWOONTE DELICT” (delict kebiasaan) yang mungkin danbiasanya dilakukan oleh tukang rombongan/loak.

Pembedaan ini penting untuk suatu penyelidikan dan pengetahuan khusus perihal “samenloop” (kejahatan yang berjalan sejajar) 

KLACHTDELICTEN (Delict Pengaduan) Adalah delict yang hanya dituntut jika ada pengaduan (klancht)

Contoh: Penghinaan dan sebagainya

GEWONE DELICTEN (Delict Biasa) Adalah delict yang bukan delict pengaduan dan penuntutan tidak perlu adanya

pengaduan.

DELICT POLITIK 

 Adalah delict yang tujuannya diarahkan terhadap keamanan negara dan terhadapKepala Negara.

Contohnya: Pemberontakan atau makar.

DELICT COMMUNE Adalah delict yang ditujukan terhadap keamanan negara.

  

Page 18: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 18/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

Penafsiran Undang-Undang

Hukum Pidana1. Penafsiran Gramatika

Bersandarkan pada arti dari kata-kata-tata bahasa yangdipergunakan sehari-hari

2. Penafsiran Logis

Mencari hubungan antara undang-undang satu denganundang-undang lainnya yang mempunyai keterkaitan.

3. Penafsiran Sistematik 

Mencari hubungan antara sebagaian dari undang-undangdengan undang yang sama

  

Page 19: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 19/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

4. Penafsiran HistorisCara penafsiran ini dilakukan bersandar pada

riwayat pembentukan undang-undang. Dalamhal ini harus dipelajari segala bahan-bahanyang merupakan riwayat pembentukanundang-undang (de wordingsgeschiedenis van

de wet).• Bahan-bahan yang dimaksud itu al.:

• a. Rencana undang-undang yang semula

diajukan oleh Menteri yang bersangkutan.

• b Memorie van toelichting• c Memorie van antwoord.

• d Parlemensstukken

 

Page 20: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 20/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

5. Penafsiran Analogis Bila terdapat sesuatu hal yang diatur dengan tegas oleh

sesuatu undang-undang dan kemudian terdapat lain hal,yang mempunyai sandaran dan sifat yang sama denganhal yang diatur dengan tegas tadi, tidak diatur dengantegas oleh undang-undang, maka undang-undang yangmengatur hal secara tegas tadi boleh dipergunakanuntuk hal yang tidak diatur itu, karena kedua hal ituadalah “analog”. 

Cara yang demikian itu dapat dipergunakan oleh seluruhlapangan hukum, kecuali oleh lapangan pidana, olehsebab penafsiran analogis tidak diperbolehkan dalam

lapangan hukum pidana. Dengan dipergunakannya penafsiran analogis ini, maka

diperluaskan lapangan undang-undang.

 

Page 21: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 21/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

6. Redenering A-Contrario

Cara ini adalah kebalikan daripada cara pada

Sub 5, karena dengan mempergunakan cara ini,kita justru mempersempit lapangan undang-undang. Keadaan ini kita jumpai, apabilaterdapat beberapa hal yang diatur dengan tegas

oleh undang-undang, akan tetapi disamping ituterdapat pula hal-hal, yang sandaran maupunsifatnya sama, tidak diatur dengan tegas olehundang-undang, sedang hal-hal ini tidak diliputi

oleh undang-undang yang mengatur hal-haltegas ini.

 

Page 22: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 22/39

Sy. Hasyim Azizurrahman : HukumPidana

7. Penafsiran yang Entensip

Cara penafsiran ini adalah sama dengan

apa yang diterangkan dalam Sub.5 dan juga bersifat memperluas undang-undang.

8. Penafsiran TerbatasIni kebalikan daripada Sub 7, jadi samadengan Sub 6, yang mempersempit

lapangan undang-undang

 

Page 23: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 23/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

KUHP Pasal 1 ayat (1) :“Tidak ada perbuatan yang boleh dihukum,

selain atas kekuatan aturan pidana dalamundang-undang, yang diadakan padawaktu sebelum perbuatan itu terjadi.” 

KUHP tidak dapat berlaku surut, ini berarti :

- KUHP tidak berlaku surut adalah azasyang pertama. Adapun rationya azasKUHP harus bersumber pada peraturantertulis.

- KUHP harus bersumber kepada peraturantertulis.

 

Page 24: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 24/39

Sy. Hasyim Azizurrahman : HukumPidana

Berlakunya Hukum Pidana Menurut Tempat Makna dari ajaran ini adalah: Tentang ajaran ini pertama-tama perlu ditinjau

maknanya. Dapat dikatakan bahwa ajaran inipenting, karena dari ajaran ini dapat diketahui:a. Sampai dimana berlakunya undang-undang

hukum pidana dari suatu negara.b. Bilamana negara berhak menuntut sesuatu

perbuatan dari seseorang yang merupakankejahatan atau pelanggaran (het recht vanvervolging van strafbare feiten).

 

Page 25: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 25/39

Sy. Hasyim Azizurrahman : HukumPidana

beberapa azas, yaitu:a. Azas Territorial atau Azas Wilayah

(Territorialiteits-of landsgebeidbeginsel)Hukum pidana berlakunya undang-undang darisuatu negara disandarkan pada tempat territoirdimana perbuatan itu dilakukan, dan tempatdimana harus terletak di dalam wilayah, dalam

mana undang-undang hukum pidana tadiberlaku.

Dari azas ini dapat diambil kesimpulan, bahwa

azas ini khusus ditujukan terhadap tempat,dimana perbuatan dilakukan, sedang sifat orangyang melakukannya diabaikan.

 

Page 26: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 26/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

• b.  Azas Nasionalitas Aktif Atau Azas Personalitas

 Azas ini menentukan, bahwa berlakunyaundang-undang hukum pidana sesuatu negara

disandarkan pada kewarganegaraannasionalitasnya seseorang yang melakukansuatu perbuatan, dan tidak pada tempatnyadimana perbuatan dilakukan, sebagaimanaditentukan dalam azas pada Sub a.

berarti, bahwa undang-undang hukum pidana hanya dapatdiperlukan terhadap seorang warga negara yangmelakukan perbuatan yang dilarang dan diancam

dengan hukum oleh undang-undang, dan dalam pada itu

tidak menjadi persoalan dimana perbuatan itu dilakukan.Walaupun perbuatan itu dilakukannya di luar negara

asalnya, undang-undang hukum pidana negaranya itutetap berlaku terhadap dirinya.

 

• c Azas Nasionalitas Pasif atau Azas

Page 27: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 27/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

• c. Azas Nasionalitas Pasif atau AzasPerlindungan (Passieve Nasionaliteits of 

Personaiteits beginsel)

Berlakunya undang-undang hukum pidana darisuatu negara menurut azas ini disandarkankepada kepentingan hukum rechtsbelang,(menurut Simons rechts goed) yangdilanggarnya.

Dengan demikian, maka apabila kepentingan hukum darisuatu negara, yang menganut azas ini dilanggar oleh

orang asing dan pelanggaran mana dilakukannya baik di

luar maupun di dalam negara yang menganut azas tadi,undang-undang hukum pidana negara itu dapat

diperlakukan terhadap si pelanggar tadi.

 

Page 28: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 28/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

d.Azas Universalitas

Hukum pidana dari sesuatu negara yang

menganutnya dapat diperlakukanterhadap siapapun, yang melanggarkepentingan hukum dari seluruh dunia.

 “Het wetboek van strafrecht voor Mederlands-Indie” yang kemudian diubah menjadi “Net

Wetboek van strafrecht voor Indonesie” tetap

berlaku di negara kita ini, dan dalam pada itudapat diterangkan, bahwa KUHP itu menganutke empat azas yang di terangkan di atas.

 

Page 29: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 29/39

Sy. Hasyim Azizurrahman : Hukum Pidana

► Azas “a” merupakan azas pokok, perlu diketahui bahwaazas “a” merupakan pokok, azas mana ditambahkan(aangevuld) dengan azas-azas “b”, “c”, dan “d”. 

 Azas territorial atau azas wilayah diatur di dalam pasal-pasal sebagai berikut:

► Pasal 2 : Aturan pidana dalam undang-undang Republik Indonesia berlaku terhadap setiap orang yang dalamdaerah Republik Indonesia melakukan perbuatan yangdapat dihukum.

► Pasal 3 : Aturan pidana dalam undang-undang Republik 

Indonesia berlaku terhadap setiap orang yang diluardaerah Republik Indonesia, di dalam kapal atau perahuRepublik Indonesia, melakukan perbuatan yang dapatdihukum.

 

Page 30: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 30/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

 Azas Nasionalitas Aktif atau AzasPersonalitas, diatur dalam azas sebagaiberikut:Pasal 5 : (1) Aturan pidana dalam undang-undang Republik Indonesia, berlakuterhadap warga negara Republik Indonesia yang berada di luar daerahRepublik Indonesia yaitu: – Melakukan salah satu kejahatan yang tersebut dalam

Bab I dan II Buku ke dua, dan dalam pasal 160, 161,240, 279, 450 dan 451.

 – Melakukan perbuatan-perbuatan yang oleh aturanpidana dalam undang-undang Republik Indonesiadipandang kejahatan dan dalam undang-undangnegeri di tempat perbuatan itu dilakukan, adahukumannya.

 

Page 31: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 31/39

Sy. Hasyim Azizurrahman : HukumPidana

(2) Kejahatan tersebut pada no.(1) bagain“b” itu boleh juga dituntut, jika si

terdakwa menjadi warga negaraRepublik Indonesia sesudah melakukanperbuatan itu.

 

Page 32: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 32/39

Sy. Hasyim Azizurrahman : Hukum

Pidana

iii. Azas Nasionalitas Pasif atau AzasPerlindungan (Passieve nationaliteits–

of Beschermings beginsel) Azas ketiga ini diatur dalam:

Pasal 4 : Aturan pidana dalam

undang-undang Republik Indonesiaberlaku terhadap setiap orang yangbersalah di luar daerah RepublikIndonesia.

 

Page 33: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 33/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

iv. Azas Universalitas (Universaliteitsbeginsel)

Pasal 4 : Aturan pidana dalam undang-undangRepublik Indonesia berlaku terhadap setiap

orang yang bersalah di luar daerah RepublikIndonesia;

melakukan salah satu kejahatan yang tersebutpada pasal-pasal 438, 444 tentang bajak laut

dan yang tersebut didalam pasal 447 tentangmenyerahkan kapal/perahu kepada kekuasaanbajak laut.

melakukan kejahatan tentang mata uang kertas

negara atau tentang materai atau merek yangdikeluarkan atau ditaruhkan oleh PemerintahRepublik Indonesia.

  

Page 34: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 34/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

1e. Melakukan salah satu kejahatan yang tersebutdalam pasal- pasal 104, 106, 107 dan 108, 110, 111bis dan sub. 1, 127 dan 131.

3e. Memalsukan surat utang atau sertipikat utang yangditanggung pemerintah Republik Indonesia, daerah atausebagian daerah, memalsukan talon, surat keterangandividend atau surat keterangan rente yang masuk surat-surat itu, atau dengan sengaja mempergunakan suratpalsu atau yang dipalsukan seperti itu, seakan-akan

surat itu asli dan tidak dipalsukan. Pasal 8 : Aturan hukuman dalam undang-undang

Republik Indonesia berlaku terhadap nakhoda dan orangyang berlayar dengan kapal (perahu) Republik Indonesiadi luar daerah Republik Indonesia, juga pada mereka

tidak ada di atas kapal (perahu), melakukan salah satuperbuatan yang boleh dihukum, yang tersebut dalamBab. XXIX Buku kedua dan Bab. IX Buku ketiga,demikian pula yang tersebut dalam undang-undangumum tentang surat laut dan pas kapal di daerahRepublik Indonesia dan yang tersebut dalam undang-

undang kapal 1935. 

Page 35: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 35/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

 AJARAN CAUSALITAS

Cause = Sebab (oorzaak)Tujuan= Menentukan sebab-akibat suatu

tindak pidana

Manfaat causalitas terlihat jelas pada delict

Materil karena akibat merupakan unsur.

 

Page 36: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 36/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

TEORI CAUSALITASConditio dine-qua non/Syarat Mutlak 

(Equivalentie Theorie=Semua syarat bernilai sama)

(Von Buri)

 “ Setiap Perbuatan merupakan sebab dari

timbulnya akibat; apabila suatu perbuatantidak dapat ditiadakan maka tidak akantidak dapat ditiadakan timbul akibat”  

(Setiap syarat dari akibat harus dianggapsebagai sebab dari akibat, shg tdk digunakan dalam Hukum Pidana)

 

on o ne-qua non +

Page 37: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 37/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

on o ne-qua non +Schuldverband

(Van Hamel) “Pertanggungjawaban seseorang harus

ditentukan terhadap perbuatannya akan

tetapi harus ada kesalahan (schuld)”  

Berarti:

 Ajaran Von Buri dibatasi dengan “Schuldleer”  

 

T

Page 38: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 38/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :Hukum Pidana

Traeger:Individualiserende Theorie

Genaeraliserende TheoriIT= Pencarian sebab setelah akibat timbul

dengan menentukan keadaan yang

kongkrit (satu Perbuatan = akibat)

GT= Pencarian sebab timbulnya akibat dari

perhitungan yang umum digunakan;ukurannya yang bersifat abstrak 

 

Page 39: Hukum Pidana Sy.hasyim --03

5/17/2018 Hukum Pidana Sy.hasyim --03 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/hukum-pidana-syhasyim-03 39/39

Sy. Hasyim Azizurrahman :H k Pid

De Meets Werkzamew Factor(Brickmayer = Penganut IT)

 “Delunst Werkzamew Factor” (Faktorutama paling yang mempengaruhi

timbulnya akibat)