hukum pidana baru
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
1/333
HUKUM PIDANAHPI 10102
3 SKS
Tim Pengajar Hukum Pidana
Fakultas Hukum Uiniversitas Indonesia
Akhir 2010
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
2/333
KULIAH 1
Arti dan Ruang Lingkup Hukum Pidana
Sumber-sumber Hukum Pidana Di Indonesia
Pembagian Hukum Pidana :
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
3/333
Pengertian Hukum PidanaProf. Moeljatno
Hukum Pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yg berlaku di suatunegara, yg mengadakan dasar-dasar dan aturan untuk :
1) menentukan perbuatan-perbuatan mana yg tidak boleh dilakukan, ygdilarang, dg disertai ancaman atau sanksi berupa pidana tertentu bagibarangsiapa melanggar larangan tsb; Criminal Act
2) menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yg telahmelanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidanasebagaimana yg telah diancamkan ;Criminal Liability/ CriminalResponsibility
1) dan 2) = Substantive Criminal Law / Hukum Pidana Materiil
3) menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapatdilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangantsb.Criminal Procedure/ Hukum Acara Pidana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
4/333
Pengertian Hukum PidanaProf. Pompe
Hukum Pidana adalah semua aturan-aturan
hukum yang menentukan terhadap
perbuatan-perbuatan apa yang seharusnya
dijatuhi pidana, dan apakah macamnya pidana
itu
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
5/333
Pengertian Hukum PidanaProf. Simons
Hukum Pidana adalah kesemuanya perintah-perintah dan larangan-larangan yang diadakanoleh negara dan yang diancam dengan suatu
nestapa (pidana) barangsiapa yang tidakmentaatinya, kesemuanya aturan-aturan ygmenentukan syarat-syarat bagi akibat hukumitu dan kesemuanya aturan-aturan untuk
mengadakan (menjatuhi) dan menjalankanpidana tersebut.
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
6/333
Pengertian Hukum PidanaProf. Van Hamel
Hukum Pidana adalah semua dasar-dasar dan
aturan-aturan yang dianut oleh suatu negara
dalam menyelenggarakan ketertiban hukum
(rechtsorde) yaitu dengan melarang apa yang
bertentangan dengan hukum dan
mengenakan suatu nestapa kepada yang
melanggar larangan-larangan tersebut
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
7/333
Pembagian Hukum Pidana
Hukum Pidana Materiil
(Hukum Pidana)
Hukum Pidana Formil
(Hukum Acara Pidana)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
8/333
Ilmu Hukum Pidana & Ilmu-ilmu
lainnya
Kriminologi
Kriminalistik
Ilmu Forensik Psikiatri Kehakiman
Sosiologi Hukum
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
9/333
KUHP dan Sejarahnya
Andi Hamzah
- Jaman VOC
- Jaman Hindia Belanda
- Jaman Jepang
- Jaman Kemerdekaan
Utrecht
-Jaman VOC
-Jaman Daendels
-Jaman Raffles
-Jaman Komisaris
Jenderal
-Tahun 1848-1918-KUHP tahun 1915 -
sekarang
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
10/333
Jaman VOC
Statuten van Batavia Hk. Belanda kuno
Asas2 Hk. Romawi
Di daerah lainnya berlaku
Hukum Adat
mis. Pepakem Cirebon
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
11/333
Jaman Hindia Belanda
Dualisme dalam H. Pidana
1. Putusan Raja Belanda 10/2/1866 (S.1866 no.55) -->
Orang Eropa
2. Ordonnantie 6 Mei 1872 (S.1872) --> Orang Indonesia &
Timur Asing
Unifikasi :
Wetboek van Strafrecht voor Nederlandsch - Indie
- Putusan Raja Belanda 15/10/1915 Berlaku 1/1/1918
disertai- Putusan Raja Belanda 4/5/1917 (S.1917 no. 497) : mengatur
peralihan dari H. Pidana lama --> H. Pidana baru.
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
12/333
Jaman Jepang
WvSI masih berlaku
Osamu Serei (UU) No. 1 Tahun
1942, berlaku 7/3/1942
H. Pidana formil yang
mengalami banyak perubahan
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
13/333
Jaman Kemerdekaan
UUD 1945 Ps. II
Aturan Peralihan
Segala Badan Negaradan Peraturan yang
ada masih berlaku
selama belum
diadakan yang barumenurut UUD ini
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
14/333
Jaman Kemerdekaan
UU No. 1 Tahun 1946 : Penegasan tentang Hukum Pidana
yang berlaku di Indonesia
Berlaku di Jawa-Madura (26/2/1946)
PP No. 8 Tahun 1946 : Berlaku di Sumatera
UU No. 73 Tahun 1958 : Undang-undang tentang
menyatakan berlakunya UU No. 1 Tahun 1946 tentang
Peraturan Hukum Pidana untuk seluruh wilayah RI dan
mengubah Kitab Undang-undang Hukum Pidana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
15/333
SUMBER-SUMBER HUKUM PIDANA DI
INDONESIA
KUHP (beserta UU yang
mengubah & menambahnya)
PerUU Pidana (perUU Hk Pidana?) di luar KUHP
Ketentuan Pidana dalam
Peraturan perundang-undangan
non-hukumpidana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
16/333
KUHP
Buku I : Ketentuan Umum (ps 1ps 103)
Pasal 103Ketentuan-ketentuan dalamBab I sampai Bab VIII buku I juga berlaku bagi
perbuatan-perbuatan yang oleh ketentuanperundang-undangan lainnya diancamdengan pidana, kecuali jika oleh undang-undang ditentukan lain
Buku II : Kejahatan (ps 104488)
Buku III : Pelanggaran (ps 489569)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
17/333
Beberapa UU yang mengubah KUHP (1)
UU No.1/1946 : berlakunya KUHP, perubahan beberapa
istilah, penghapusan beberapa pasal, penambahan pasal-
pasal baru : Bab IX - XVI
UU No. 20/1946 : tambahan jenis pidana Ps 10 a KUHP -->
pidana Tutupan
UU drt No. 8/1955 : menghapus Ps 527
UU No. 73/1958 : menyatakan UU No. 1/1946 berlaku di
seluruh Indonesia, tambahan Ps 52a, 142a, 154a
UU drt No. 1/1960 : menambah ancaman pidana dari Ps 188,
359, 360 menjadi 5 Tahun penjara atau 1 tahun kurungan
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
18/333
Beberapa UU yang mengubah KUHP (2)
Perpu No. 16/1960 : penambahan nilai terhadap beberapakejahatan ringan : Ps 364, 373, 379, 384, 407 (1)
Perpu No. 18/1960 : pidana denda dilipatgandakan 15 X(ditetapkan mjd UU melalui UU No. 1/1961-check)
UU No. 1/PNPS/1965 : tambahan Ps 156 a
UU No. 7/1974 : tambahan sanksi untuk judi Ps 303 menjadi10 juta & denda 25 juta, Ps 542 (1) menjadi Kejahatan, Ps 303bis pidana menjadi 4 tahun, denda 10 juta.
UU No. 4/1976 perubahan dan penambahan tentangKejahatan penerbangan : Ps 3, Ps 4 angka 4, Ps 95a, 95b,95c,Bab XXIX A.
UU No. 20/2001 : menghapus pasal-pasal tentang korupsi dariKUHP
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
19/333
UU Hukum Pidana di luar KUHP
UU Pemberantasan T.P. Korupsi, UU No.31/1999 sebagai mana diubah oleh UU No.20/2001
UU Tindak Pidana Ekonomi, UU No.7/drt/1955 UU 15/2003 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Terorisme
UU tentang Pemberantasan Tindak PidanaPencucian Uang UU No ./2010
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
20/333
Contoh UU non hukum pidana
yang memuat sanksi pidana
UU Lingkungan
UU Pers
UU Pendidikan Nasional
UU Perbankan
UU Pajak
UU Partai Politik
UU pemilu
UU Merek
UU Kepabeanan UU Pasar Modal
etc
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
21/333
Hukum Pidana Umum & Khusus
Dasar
Pembedaan
???
Hukum Pidana
Umum
Hukum Pidana
Khusus
Subyek H.Pidana non militer H. Pidana militer
Substansi KUHP & UU yg mengubah TPE, TPK, TPS, H.Pid. militer,H.Pid. Fiskal
Tempat
pengaturan
???
UU Hukum Pidana yg. Berlaku
umum (KUHP, TPE,TPK, TPS, dll)
UU non hukum pidana yg.
Bersanksi pidana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
22/333
KULIAH 2
Berlakunya Hukum Pidana Menurut Waktu
Berlakunya Hukum Pidana Menurut Tempat
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
23/333
Pasal 1 KUHP
(1) Tiada suatu perbuatan dapat dipidana,
kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan
perundang-undangan pidana yang telah adasebelumnya.
(2) Jika ada perubahan dalam perundang-
undangan sesudah perbuatan dilakukan,maka terhadap terdakwa diterapkan
ketentuan yang paling menguntungkan .
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
24/333
ASAS YG TERCAKUP
DLM PASAL 1 (1) KUHP
Nullum delictum, nulla poena sine praevia lege
poenali :
Tiada delik, tiada hukuman tanpa suatu
peraturan yg terlebih dahulu menyebut
perbuatan yang bersangkutan sebagai suatu
delik dan yang memuat suatu hukuman yg
dapat dijatuhkan atas delik itu
3 prinsip, sbb:
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
25/333
Asas legalitas mengandung 3 prinsip:
1. Aturan hukum pidana harus tertulis
2. Larangan berlaku surut
3. Larangan penggunaan Analogi
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
26/333
1. Aturan hukum pidana harus tertulis
(lex scripta)
Aturan hukum pidana harus mrpkn atauran yg
dibuat oleh badan legislatif (produk legislatif)
Produk legislatif yg dimaksud adl dlm bentuk
UU atau Perda
Aturan tsb harus jelas rumusannya (lex certa)
dan tdk multi tafsir
Hukum adat ? Merupakan pengecualian ?
Lihat UU Drt No.1/1951 dan R-KUHP Ps. 1 ayat
(3)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
27/333
2. LARANGAN BERLAKU SURUT
(non retroaktif)
Undang-undang pidana berjalan ke depan dan tidak
ke belakang :
X mundur (ke belakang) harus ke depan (maju)
(Dilarang)
---------- UU Pidana ---------------
Perlu diketahui kapan suatu tindak pidana terjadi (wkt
terjadinya tindap pidana = tempus delicti.
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
28/333
Teori2 Tempus Delicti
1. Teori Perbuatan fisik (de leer van delichamelijke daad)
2. Teori bekerjanya alat yg digunakan (de
leer van het instrument)
3. Teori Akibat (de leer van het gevolg)
4. Teori waktu yg jamak (de leer van de
meervoudige tijd)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
29/333
Tempus delicti penting diketahui
dalam hal2 :
Kaitannya dg Ps 1 KUHP
Kaitannya dg aturan tentang Daluwarsa
Kaitannya dg ketentuan mengenai pelaku
tindak pidana anak : UU Pengadilan Anak
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
30/333
Larangan berlaku surut dalam berbagai ketentuan
selain yang diatur dalam Ps. 1 ayat (1) KUHP
Internasional:
Ps 15 (1) ICCPR: hukum tidak berlaku surut
Ps 15 (2) ICCPRpengecualian, untuk
kejahatan menurut hukum kebiasaaninternational: boleh berlaku surut
Ps 22, 23, dan 24 ICC (Statuta Roma)
Nasional
Ps 28i UUD 1945
Ps 18 (2) dan Ps 18 (3) UU No. 39 Tahun 1999
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
31/333
Ps 28i UUD 1945
Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum
yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan
apapun.
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
32/333
UU No. 39/ 1999 ttg HAM
Ps 18 (2)
Setiap orang tidakboleh dituntut untuk
dihukum atau dijatuhipidana, kecualiberdasarkan suatuperaturan perundang-undangan yang sudahada sebelum tindakpidana itu dilakukan
Ps 18 (3)
Setiap ada perubahan
dalam peraturan
perundang-undanganmaka berlaku ketentuan
yang paling
menguntungkan bagi
tersangka
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
33/333
Pengecualian Larangan Berlaku Surut
Ps 1 ayat (2) KUHP dalam hal tjd perubahan UU yg
meringankan bagi tdkw, digunakan UU yg baru
Ps 43 UU No. 26 Tahun 2000 (UU Pengadilan HAM)
diperlukan syarat2 ttt, al: pembentukan pengadilanHAM ad hoc dgn persetujuan DPR
Perpu 1/2002 & 2/2002UU 15/2003 (UU
Pemberantasan TP Terorisme) ; UU 16/2003 yangmemberlakukan UU No. 15/2003 untuk kasus Bom
Bali (UU No. 16/2003 dibatalkan oleh MK)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
34/333
UU No. 26/ 2000 ttg Pengadilan HAM(bisa berlaku surut )
(1) Pelanggaran hak asasi manusiayg. Berat yg. terjadi sebelumdiundangkannya UU ini,diperiksa dan diputus oleh
pengadilan HAM ad hoc.(2) Pengadilan HAM ad hocsebagaimana dimaksud dalamayat (1) dibentuk atas usul DPRIndonesia berdasarkanperistiwa tertentu dg.
Keputusan presiden.
Penjelasan Ps 43 (2)
Dalam hal DPR Indonesia
mengusulkan dibentuknya
Pengadilan HAM ad hoc, DPR
Indonesia mendasarkan pada
dugaan telah terjadinya
pelanggaran HAM yang berat
yg dibatasi pada locus dan
tempus delicti tertentu ygterjadi sebelum
diundangkannya undang-
undang ini.
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
35/333
UU Pemberantasan TP Terorisme
dan Putusan MK
MK membatalkan ketentuan berlaku surut
dalam UU Pemberantasan TP Terorisme (UUNo.16/2003) karena bertentangan dengan
UUD 1945
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
36/333
3. Larangan penggunaan analogi
1. Penafsiran diperbolehkan dalam
hukum pidana karena diperlukan utk
memahami UU hukum pidana yang
tidak selalu jelas rumusannya
2. Analogi tdk diperbolehkan krn analogi
bukan penafsiran melainkan metodekonstruksi
3. Penafsiran yg dikenal dalam huk
pidana, sbb:
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
37/333
JENIS-JENIS PENAFSIRAN
- Otentik
- Sistematis
- Gramatikal
- Historis
- Sosiologis
- Teleologis
- Ekstensif
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
38/333
Penafsiran Ekstensif Vs Analogi ?
Putusan HR 23 Mei 1921 (kasus pencurian
listrik di Gravenhage)
Putusan Rechtbank Leeuwarden, 10 Des 1919
(pencurian sapi)
Taverne Vs para sarjana pidana lainnya (Van
Hattum, Simons, Zevenbergen, Van Hamel)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
39/333
Pendapat Scholten(dan juga Utrecht)
Pada hakekatnya tidak ada perbedaan antara penafsiran
ekstensif dan analogi. Dalam kedua hal itu hakim membuat
konstruksi , yaitu membuat (mencari) suatu pengertian
hukum yang lebih tinggi. Hakim membuat suatu kaidah yang
lebih tinggi dan yang dapat dijadikan dasar beberapaketentuan yang mempunyai kesamaan.
Mis.
Mengambil = mengadakan suatu perbuatan yang bermaksudmemindahkan sesuatu benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
40/333
Pendapat Scholten
(dan Utrecht)
PENAFSIRAN EKSTENSIF
Hakim meluaskan
lingkungan kaidah yanglebih tinggi sehingga
perkara yang
bersangkutan termasuk
juga di dalamnya
ANALOGI
Hakim membawa
perkara yang harusdiselesaikan ke dalam
lingkungan kaidah yang
lebih tinggi
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
41/333
Pasal 1 Ayat (2) KUHP
1. UU dimungkinkan utk berlaku surut
2. 3 syarat memberlakukan surut suatu UU
a. terjadi perubahan UU
b. perubahan tjd setelah tindak pidana
dilakukan
c. perubahan menguntungkan bg TSK/TDW3. Disebut sbg hukum transitoir
( )
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
42/333
Pasal 1 ayat (2) KUHP
-+-----------+---------------+---->
UU Perbuatan Perubahan UU
Apa yg dimaksud dgn Perubahan UU ?Teori : (1) Teori formil (2) Teori materiil terbatas
(3) Teori materiil tidak terbatas
Apa yg dimaksud dgn Paling
menguntungkan bg tersangka/terdakwa?
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
43/333
Yg menguntungkan bg TSK/TDKW
Hal ini tidak dapat ditentukan sec. Umum
(in abstracto), dan hanya dapat ditentukan
untuk masing2 perkara sendiri (in concreto).
Yang menguntungkan bagi TSK/TDKW:
sanksi menjadi lebih ringan, diubah menjadi
delik aduan, unsur- unsur pokok delik menjadilebih banyak (ditambah)
(Periksa : Utrecht h.228)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
44/333
Perubahan UU yg dimaksud
Pasal 1 ayat (2) KUHP
Teori Formil :Ada perubahan undang-undang kalau redaksi undang-undang pidana berubah (Simons)
ditolak oleh Putusan HR 3 Des 1906 , kasus ps 295 sub 2 KUHP, batasdewasa 2321 tahun dlm BW
Teori Materiil Terbatas : Tiap perubahan sesuai dg suatu perubahanperasaan (keyakinan) hukum pada pembuat undang-undang (jadi tidakboleh diperhatikan perubahan keadaan karena waktu)
Teori Materiil tidak Terbatas : tiap perubahanbaik dalam perasaanhukum dari pembuat undang-undang maupun dalam keadaan karenawaktuboleh diterima sebagai suatu perubahan dalam undang-undang
Sesuai HR 5 Des 1921
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
45/333
Perubahan kesadaran/perasaan hukum
Menjadi tidak dapatnya dihukum suatu
perbuatan
Menjadi dapat dihukumnya suatu perbuatan
Diperberat/diperingan pidana atas suatuperbuatan.
(Baca lebih lanjut dalam buku Lamintang Putusan MA, dalam
bag. Berlakunya UU Pidana Menurut Waktu)
P b h UU t j di t l h
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
46/333
Perubahan UU terjadi setelah
tindak pidana dilakukan
Yang harus diperhatikan:
1. Waktu terjadinya tindak pidana (tempus
delictie)
2. Teori2 tempus delicti
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
47/333
Berlakunya Hukum Pidana
menurut tempat
B l k H k Pid
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
48/333
Berlakunya Hukum Pidana
menurut Tempat
Untuk mengetahui hukum pidana negara
mana yang digunakan: hukum pidanaIndonesia atau hukum pidana negara
lain.
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
49/333
Asas2 Berlakunya Hukum Pidana menurut tempat(1)
Indonesia menganut asas2 di bawah dibuktikan dgn dasar hukum
yg terdapat dalam KUHP:
Asas Teritorialitas/ wilayah :
Ps 2 --> Ps 3 KUHP --> Ps 95 KUHP , UU No 4/1976
Asas Nasionalitas Pasif/ perlindungan : Ps 4 :1,2 dan 4 --> Ps 8
KUHP , UU No. 4/1976 , Ps 3 UU No. 7/ drt/ 1955 Lihat Ps 16
UU 31/1999
Asas Personalitas/ Nasionalitas Aktif :
Ps 5 KUHP --> Ps 7 KUHP --> Ps 92 KUHP
Asas Universalitas :
Ps 4 :2 , Ps 4 sub 4 , Ps 1 UU 4/ 1976
melakukan kejahatan ttg mata uang, uang kertas negara atau
uang kertas Bank
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
50/333
Asas-asas Berlakunya Hukum PidanaMenurut Tempat
1. Asas teritorial/wilayah
berlakunya hukum pidana sesuai tempatterjadinya tindak pidana
Pasal 2 dan 3 KUHP
KUHP Indonesia
TP terjadi di Indonesia
Pelaku WNA/WNI
Berlaku teori2 locus delicti
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
51/333
UU No.43/2008 tentang Wilayah Negara
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang selanjutnya disebut dengan Wilayah
Negara adalah salah satu unsur negara yang
merupakan satu kesatuan wilayah daratan,perairan pedalaman, perairan kepulauan dan
laut teritorial beserta dasar laut dan tanah di
bawahnya, serta ruang udara di atasnya,termasuk seluruh sumber kekayaan yang
terkandung di dalamnya.
Batas Wilayah
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
52/333
Batas Wilayah
Pasal 5
Batas Wilayah Negara di darat, perairan, dasar laut dan tanah di bawahnya sertaruang udara di atasnya ditetapkan atas dasar perjanjian bilateral dan/atau trilateralmengenai batas darat, batas laut, dan batas udara serta berdasarkan peraturanperundang-undangan dan hukum internasional.
Pasal 6
(1) Batas Wilayah Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, meliputi:a. di darat berbatas dengan Wilayah Negara: Malaysia, Papua Nugini, dan TimorLeste;
b. di laut berbatas dengan Wilayah Negara: Malaysia, Papua Nugini, Singapura, danTimor Leste; dan
c. di udara mengikuti batas kedaulatan negara di darat dan di laut, dan batasnyadengan angkasa luar ditetapkan berdasarkan perkembangan hukum internasional.
(2) Batas Wilayah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk titik-titikkoordinatnya ditetapkan berdasarkan perjanjian bilateral dan/atau trilateral.
(3) Dalam hal Wilayah Negara tidak berbatasan dengan negara lain, Indonesiamenetapkan Batas Wilayah Negara secara unilateral berdasarkan peraturanperundang-undangan dan hukum internasional.
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
53/333
Asas-asas Berlakunya Hukum Pidana
2.Asas Nasionalitas Aktif/Personalitas
Pasal 56 (perluasan Ps. 5) & 7 KUHP
KUHP Indonesia
TP terjadi di luar Indonesia
Pelaku WNI (perlindungan terhadap WNI)
Utk jenis delik kejahatan ( ..?..)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
54/333
Asas-asas Berlakunya Hukum Pidana
3. Asas Nasionalitas Pasif/Perlindungan
Pasal 4 dan 8 KUHP
KUHP Indonesia
TP terjadi di mana saja (di luar Ind)
Pelaku WNA/WNI
Melindungi kepentingan negara/nasional
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
55/333
4. Asas universal
Ps 4 :2 , Ps 4 sub 4 , Ps 1 UU 4/ 1976
melakukan kejahatan ttg mata uang, uang
kertas negara atau uang kertas Bank
Untuk melindungi kepentingan dunia
Silakan jika ingin menambahkan di mana
perlu, hehehe
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
56/333
Teori2 Locus Delicti
1. Teori Perbuatan fisik (de leer van de
lichamelijke daad)
2. Teori bekerjanya alat yg digunakan (de leer
van het instrument)
3. Teori Akibat (de leer van het gevolg)
4. Teori Tempat yg jamak (de leer van de
meervoudige tijd)
L d li ti ti dik t h i d l
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
57/333
Locus delicti penting diketahui dalam
hal2 :
Hukum pidana mana yang akan diberlakukan?
- Hukum Indonesia atau Hukum negara lain
Kompetensi relatif suatu pengadilan
- contoh : PN Jakarta Selatan atau PN Bogor
i di ilih ?
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
58/333
Teori mana yg dipilih ?
Van Hamel, Simons :
Bergantung sifat dan corak perkara
konkret yang hendak diselesaikan
Hazewinkel-Suringa, Zevenbergen, Noyon-
Langemejer :
Mempergunakan 3 teori secarateleologis
Periksa buku Utrecht hal 239
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
59/333
Surabaya Semarang Cirebon
---- racun --> ----diminum ---> ----- mati
A --> B B B
Meervoudige locus delicti
Hakim diberi kemerdekaan memilih di antara 3
locus delicti ini
b l k d b l h
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
60/333
Asas2 berlakunya H. Pidana : Beberapa masalah
Kapal :
a) kapal Indonesia
b) kapal perang
c) kapal dagang Prinsip ius passagii innoxii (thdp kapal,
maka berlaku hk pidana di wilayah mana
kapal melintas/lewat)
Asas Universalitas :- Kejahatan Terorisme ?
- Kejahatan HAM berat ?
-tindak pidana terjadi di ZEE dan landas
kontinen ?
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
61/333
Asas2 Berlakunya H. Pidana : Pengecualian (2)
Ps 9 KUHP : Hukum publik internasional membatasi
berlakunya Ps 2,3,4,5, 7, dan 8 KUHP Termasuk yg memiliki imunitas h.pidana : Sesuai
perjanjian Wina 18/4/1961
Yg memiliki imunitas :
1) Kepala-kepala negara & keluarganya (sec. resmi,
bukan incognito/singgah)2) Duta negara asing & keluarganya --> konsul :
tergantung traktat antar negara.
3) Anak buah kapal perang asing : termasuk awak
kapal terbang militer
4) Pasukan negara sahabat yg berada di wilayah
negara atas persetujuan negara
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
62/333
Menurut perjanjian Wina 18/4/1961,
maka keluarga termasuk memiliki
imunitas (hak eksteritorial)
Untuk ketua organisasi internasionalbiasanya dilindungi (tergantung
traktat antar negara).
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
63/333
KULIAH 3 Istilah
Definisi
Cara Merumuskan Tindak Pidana
Subjek Tindak Pidana
Unsur-Unsur Tindak Pidana
Tindak Pidana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
64/333
Tindak Pidana
Istilah
Tindak pidana
Perbuatan pidana
Peristiwa pidana
Strafbaar feit
Delict / Delik
Criminal act
Jinayah
Apa alasan dan implikasi penggunaan istilah tindak
pidana, perbuatan pidana dan peristiwa pidana ?
Tindak Pidana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
65/333
Definisi
Simons :
kelakuan yg diancam dg pidana, yg bersifat
melawan hukum yg berhubungan dg kesalahan & dilakukanoleh orang yg mampu bertanggung jawab
Van Hamel: kelakuan manusia yg dirumuskan dalamUU, melawan hukum, yg patut dipidana & dilakukan dgkesalahan
Vos : suatu kelakuan manusia yg oleh per UU an diberipidana; jadi suatu kelakuan manusia yg pada umumnyadilarang & diancam dengan pidana
Aliran Monistis ...
Aliran Dualistis..
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
66/333
Aliran Monistis
Tidak memisahkan antara perbuatan dan
pertanggungjawaban
Dalam rumusan tindak pidana sekaligus
tercakup unsur perbuatan/akibat dan
unsur kesalahan/pertanggungjawaban
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
67/333
Aliran Dualistis
Memisahkan secara tegas antara
perbuatan (pidana) dan
pertanggungjawaban pidana
Dalam rumusan tindak pidana hanya
tercantum unsur perbuatan/akibat
tanpa unsur kesalahan
TINDAK PIDANA:
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
68/333
Pada dasarnya ada 3 cara merumuskan Tindak Pidana
Disebutkan unsur-unsurnya &disebut kualifikasinya (namanya)
--> mis, Ps 362 KUHP
disebutkan kualifikasinya tanpadisebut unsur-unsurnya --> mis.
Ps 184, Ps 297, Ps 351
disebutkan unsur-unsurnya, tidakdisebut kualifikasinya --> mis. Ps
167, Ps 209, Ps 322
Subjek Tindak Pidana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
69/333
Subjek Tindak PidanaManusia (natuurlijk persoon)
a) Cara merumuskan
Barangsiapa .
b) Hukuman : mati, penjara,kurungan (Ps 10 KUHP),
hanya dapat dikenakan pada
manusia
c) Pertanggungjawaban pidanadisandarkan pada kesalahan,
yang hanya mungkin dimiliki
oleh manusia (orang)
Korporasi
adanya kebutuhan untuk memidanakorporasi:
R-KUHP, UU Hk. Pidana Khusus dan
UU non H. Pidana, korporasi:
- Badan Hukum
- Bukan badan hukum
UU TPE, UU Pemberantasan T.P.
Korupsi, UU Pencucian Uang ,UU
Pemberantasan TP Terorisme
Badan Usaha (UU ITE: 11/2008)
Badan Publik (UU KIP: No. 14/2008)
Unsur-Unsur Tindak Pidana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
70/333
Unsur Unsur Tindak Pidana
Unsur2 dalam perumusan
A. Unsur Obyektif
- perbuatan (aktif/pasif) atau
akibat
- melawan hukum
B. Unsur Subyektif
-Manusia (pelaku)
- kesalahan :
(a) kesengajaan; atau
(b) kealpaan
C. Keadaan
D. Syarat tambahan untuk
pemidanaan
Unsur2 di luar perumusan
- melawan hukum (materil)
- Kesalahan dalam arti materiil
dapat dipersalahkan (dicela)
sehingga dapat
dipertanggungjawabkan
(verwijtbaarheid)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
71/333
Apa gunanya unsur (tertulis) ?
Secara umum:
Untuk memberikan ciri/kekhasan antara satu
delik dgn delik lainnya
Untuk pembeda suatu delik dgn delik2 yang
lain
Untuk dibuktikan di persidangan oleh JPU
Tindak Pidana
U ( B l )
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
72/333
Unsur-unsur (van Bemmelen)
Di dalam perumusan (bagian)
dimuat dalam surat dakwaan
semua syarat yg dimuat dalam rumusan delik
merupakan bagian-bagian, sebanyak itu pula, yang
apabila dipenuhi membuat tingkah laku menjadi
tindakan yang melawan hukum
1. Tingkah laku/akibat yang dilarang /diharuskan
(Bagian Obyektif)
2. Bagian yang terkait dengan bagian obyektif:
melawan hukum
3. Manusia/pelaku (Bagian subyektif)
4. Bagian yang terkait dengan pelaku: kesalahan
(kesengajaan atau kealpaan)
5. Keadaan (keterangan mengenai bagian obyektif atau
bagian subyektif)
6. Syarat tambahan untuk pemidanaan
4. Bagian yg dapat memperberat/memperingan
pidana
Di luar perumusan (unsur) :syarat dapat dipidana
1. Melawan hukum (materil)
2. Dapat dipersalahkan (dicela)
sehingga dapat
dipertanggungjawabkan
Umumnya dianggap ada/terpenuhi
sehingga tdk perlu dibuktikan,
kecuali ada alasan yang kuat
bahwa unsur/syarat tsb perludibuktikan bhw unsur tsb tdk
ada/tdk terpenuhiakan
dibahas lbh lanjut di materi
dasar penghapus pidana.
Contoh unsur2 dalam rumusan tindak
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
73/333
Contoh unsur2 dalam rumusan tindak
pidana
Pasal 362 KUHP
barangsiapa
mengambil
barang
- yg sebagian/ seluruhnya
kepunyaan orang lain
dengan maksud memiliki
secara melawan hukum
Pasal 338 KUHP
barangsiapa
dengan sengaja menghilangkan nyawa
orang lain
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
74/333
Contoh unsur dalam rumusan tindak pidana
Pasal 285
barangsiapa
dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan
memaksa
seorang wanita
bersetubuh dengan dia
di luar perkawinan
Pasal 359
barangsiapa
karena kealpaannya
menyebabkan oranglain mati
KULIAH 4
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
75/333
KULIAH 4 Tentang Penggolongan Tindak Pidana
Tindak Pidana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
76/333
Pembagian Tindak Pidana (Jenis Delik)
Delik Kejahatan & Delik pelanggaran
Delik Materiil & Delik Formil
Delik Komisi & Delik Omisi
Delik Dolus & Delik Culpa
Delik Biasa & Delik Aduan
Delik yg Berdiri sendiri & Delik Berlanjut
Delik Selesai & Delik yg diteruskan
Delik Tunggal & Delik Berangkai
Delik Sederhana & Delik Berkualifikasi; Delik Berprivilege
Delik Politik & Delik Komun (umum)
Delik Propia & Delik Komun (umum)
Pembagian delik menurut kepentingan yg dilindungi :
Lihat judul-judul bab pada Buku II dan Buku III KUHP
Jenis Delik
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
77/333
Kejahatan
(misdrijf)
dlm. MvT : sebelum ada UUsudah dianggap tidak baik(recht-delicten)
Hazewinkel-Suringa : tidakada perbedaan kualitatif,
hanya perbedaan kuantitatifa) Percobaan : dipidana
b) Membantu : dipidana
c) Daluwarsa : lebih panjang
d) Delik aduan : ada
e) Aturan ttg Gabungan berbeda
KUHP : Buku II
Pelanggaran
(overtreding) dlm MvT : baru dianggap
tidak baik setelah ada UU(wet delicten)
Perbedaan dg kejahatan:a) Percobaan : tidak dipidana
b) Membantu : tidak dipidana
c) Daluwarsa : lebih pendek
d) Delik aduan : tidak ada
e) Aturan ttg Gabungan berbeda
KUHP : Buku III
Jenis Delik
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
78/333
Jenis Delik
D. Materiil : Yangdirumuskan akibatnyaPs 338, 368, Ps 187, dll
Perhatikan dgn seksamaunsur2 dalam pasal dlmmenentukan delik materiil dandelik formil, krn sering terjadi
kerancuan. Secara sekilas sptdelik formil tp ternyata delikmateriil atau sebaliknya
D. Komisi : melanggarlarangan dg perbuatan aktif
D. Dolus : delik dilakukan dgsengaja, mis. Ps 338, Ps 310,Ps 368
D. Formil :yang dirumuskanbentuk perbuatannya --> Ps 362,Ps 263, dll
D. Omisi : melakukan delik dgperbuatan pasif
a) D. Omisi murni : melanggarperintah dg tidak berbuat, mis. Ps164, Ps 224 KUHP
b) D. Omisi tak murni : melanggarlarangan dg tidak berbuat, mis Ps194 KUHP
D. Culpa : Delik dilakukan dgkealpaan, mis. Ps205, Ps 359
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
79/333
Delik Pro Parte Dolus Pro Parte Culpa
Delik yang dalam perumusannya sekaligus
mencantumkan unsur kesengajaan dan unsur
kealpaanContoh: Ps 287, Ps480
l k
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
80/333
Jenis Delik
Delik Biasa (bukan aduan) penuntutannya tidak
memerlukan pengaduan,
mis. Ps 340, Ps 285
Cukup dengan laporan dari
setiap orang yang melihat/
mengetahui tindak pidana
tsb., tidak harus denganpengaduan dari korban atau
orang2 tertentu
Delik Aduan penuntutannya
memerlukan pengaduan,
mis. Ps 310, Ps 284, Ps 367
(2)
Harus ada pengaduan dari
korban atau orang tertentu
yang ditetapkan UU
Delik Aduan
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
81/333
Ada 2 jenis:
1. Delik Aduan Absolut
2. Delik Aduan Relatif
Ad.1. Delik Aduan Absolut:
Delik yang pada hakekatnya/mutlak memerlukan pengaduan
untuk penuntutannya
Mis. Ps. 284
2. Delik Aduan Relatif:
Delik yang pada dasarnya merupakan delik biasa (bukan delik
aduan), tetapi karena ada hubungan tertentu antara pelaku
dan korban, maka berubah jenisnya menjadi delik aduan
Mis. Ps.367 ayat (2)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
82/333
Delik Berdiri Sendiri
Terdiri atas satu delik yang
berdiri sendiri
Untuk pemidanaannya tidak
perlu menggunakan ketentuan
tentang gabungan TP; tinggal
melihat berapa ancaman
pidana dari Pasal yang
dilanggar
Delik Berlanjut
Terdiri atas dua atau lebih delik,yang karena kaitannya yang erat
mengakibatkan dikenakan satu
sanksi kepada terdakwa
Untuk pemidanaannya
menggunakan ketentuan
tentang gabungan TP, yaitu
Pasal 64 KUHP
Delik Berlanjut
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
83/333
Delik Berlanjut Masih menjadi perdebatan apakah delik berlanjut (voortgezette
delict) sama dengan perbuatan berlanjut (voortgezette handeling)
Sebagian sarjana (termasuk Utrecht) menyamakan voortgezettedelict dengan voortgezette handeling) dan untuk pemidanaannyamemakai ketentuan Pasal 64 KUHP, dengan syarat:
Perbuatanperbuatan timbul dari 1 kehendak
Perbuatannya harus sejenis
Tenggang waktu antara 1 perbuatan dengan perbuatan yang lain,tidak terlalu lama
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
84/333
Delik Selesai
Satu atau beberapa
perbuatan tertentu yang
selesai dalam suatu waktu
tertentu yang singkat
Mis: Pasal 362, Pasal 338
Delik Berlangsung terus
satu atau beberapa perbuatan
yang melangsungkan suatu
keadaan yang dilarang
Mis: Pasal 221, Pasal 261, Pasal
333
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
85/333
Delik Tunggal
Delik di mana untuk dapat
dipidananya si pelakumaka ybs. cukup
melakukan perbuatan
tersebut sebanyak satu
kali
Mis: Pasal 362, Pasal 338
Delik Berangkai
Delik di mana untuk dapat
dipidananya si pelaku maka ybs.
harus melakukan perbuatan
tersebut beberapa kali
(berulang-ulang, berturut-
turut) Karena harus dilakukan
berulang-ulang: bisa berupa
pencaharian atau kebiasaan
(sebagai unsur yangmenentukan untuk dipidananya
pelaku)
Mis: Pasal 296, Pasal 481
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
86/333
Delik Pokok/sederhana
Delik yang dalam
perumusannya mencantumkan
unsur2 pokok yang
menentukan pemidanaannya
Pasal 362, Pasal 351 ayat (1)
Delik Berkualifikasi
Delik pokok yang ditambah
dengan unsur yang
memperberat pemidanaan
mis: Pasal 351 ayat (2), Pasal
363, Pasal 365 ayat (4)
Delik Berprevilege
Delik pokok yang ditambah
dengan unsur yang meringan
pemidanaan
Mis: Pasal 308. Pasal 364
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
87/333
Delik Politik
Delik yang mengandung
unsur politik
Mis: Makar untuk
menggulingkan pemerintah
(Pasal 107), makar untuk
membunuh kepala negara
(Pasal 104)
Delik Komuna (bukan delik politik)
Delik yang tidak mengandung
unsur politik
Mis: pembunuhan orangbiasa (Pasal 338), Pencurian
mobil (Pasal 362)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
88/333
Delik Propria
Delik yang hanya dapat
dilakukan oleh orang2
tertentu (subjeknya adalah
orang-orang tertentu)
Mis: Pasal 308, Pasal 346,
Pasal 449
Delik Komuna
Delik yang dapat dilakukan
oleh setiap orang
Cirinya: Subjeknya adalah
barang siapa
Mis: Delik Pencurian (Pasal
362), Delik Pembunuhan
(Pasal 338)
KULIAH 5
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
89/333
KULIAH 5
Tentang Ajaran Kausalitas
Sifat Melawan Hukum
KAUSALITAS
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
90/333
KAUSALITAS
1. Pengertian ?
2. Kapankah diperlukan ajaran kausalitas ?
3. Ajaran Kausalitas ?
Ilustrasi :
Bpinjam uang ke rumahA, karena kedatangan B, maka A
terlambat; karena terlambat A mengendarai mobil dengan
kecepatan tinggi; A menubrukC sehingga luka-luka; C dibawa
ke RS dan dioperasioleh dokter D; D meminta E merawat
dengan suntikan tertentu; E salah memberikan obatpada C; C
mati.
P ti K lit
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
91/333
Pengertian Kausalitas
Hal sebab-akibat Hubungan logis antara sebab dan akibat
Persoalan filsafat yang penting
Setiap peristiwa selalu memiliki penyebab sekaligus menjadi
sebab peristiwa lain Sebab dan akibat membentuk rantai yang bermula di suatu
masa lalu
Yang menjadi fokus perhatian ahli hukum pidana (bukanmakna di atas), tetapi makna yang dapat dilekatkan padapengertian kausalitas agar mereka dapat menjawab persoalansiapa yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas suatuakibat tertentu
Pengertian Ajaran Kausalitas
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
92/333
Pengertian Ajaran Kausalitas
Ajaran yang berupaya untuk mencari sebabdari timbulnya akibat
Dalam hukum pidana, sebab yang dicari
adalah suatu perbuatan
Dengan ditemukannya sebab, maka dapat
ditemukan siapa yang dapat dipersalahkan
dan diminta pertanggungjawabannya
Kapankah diperlukan ajaran Kausalitas/ Jenis delik apa
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
93/333
p p j / p
yang memerlukan ajaran kausalitas?
Delik Materiil: Delik yang perumusannya melarangtimbulnya akibat. Delik ini selesai ketika akibat timbul.mis. Ps. 338, Ps 359, Ps 360, Ps. 368
Delik Omisi tak murni/semu(delicta commissiva per
omissionem/ Oneigenlijke Omissiedelicten) : Delik yangterjadi dengan dilanggarnya suatu larangan yangmenimbulkan akibat yang dilakukan dengan perbuatanpasif. Ps. 194 KUHP
Delik yang dikwalifisir: Delik yang sanksinya mjd lebih
berat krn ada penambahan unsur berupa timbulnyaakibat. Misal: Ps 351 (1)Ps 351 (2)/Ps 351 (3)
Ajaran Kausalitas
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
94/333
Ajaran Kausalitas
Conditio Sine Qua Non/ Ekuivalensi (Von Buri)
Teori-teori Individualisasi / Causa Proxima :
Birkmeyer , Mulder
Teori-teori menggeneralisasi : teori Adekuat
(Von Kries, Simons, Pompe, Rumelin)
Teori Relevansi : Langemeijer
Ajaran Conditio Sine Qua Non
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
95/333
Ajaran Conditio Sine Qua Non
Semua faktor yaitu semua syarat, yang turutserta menyebabkan suatu akibat dan yang
tidak dapat dihilangkan dari rangkaian faktor-
faktor ybs. Harus dianggap causa (sebab)akibat itu.
Semua syarat nilainya sama (ekuivalensi)
Ada beberapa sebab Syarat = sebab
Pembatasan Ajaran Von Buri
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
96/333
Pembatasan Ajaran Von Buri
Pembatasan ajaran Von Buri oleh Van Hamel[dibatasi dg ajaran kesalahan (dolus/culpa)]
Pengkesampingan semua sebab yang terletak
di luar dolus atau culpa; dalam banyakkejahatan dolus atau culpa merupakan unsur-
unsur perumusan delik.
Teori-teori Individualisasi /
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
97/333
Causa Proxima
Birkmeyer : Teori ini berpangkal dari teori Conditio Sine Qua Non
.
Di dalam rangkaian syarat-syarat yang tidak dapat
dihilangkan untuk timbulnya akibat, lalu dicari syaratmanakah yang dalam keadaan tertentu itu, yangpaling banyak membantu untuk terjadinya akibat.
G.E Mulder : Sebab adalah syarat yang paling dekatdan tidak dapat dilepaskan dari akibat.
Teori-teori menggeneralisasiV B
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
98/333
Von Bar
Teori Von Bar ini tidak menyoal tindakan manaatau kejadian mana yang in concreto
memberikan pengaruh (fisik/psikis) paling
menentukan. Yang dipersoalkan adalah apakahsatu syarat yang secara umum dapat dipandang
mengakibatkan terjadinya peristiwa seperti yang
bersangkutan mungkin ditemukan dalamrangkaian kausalitas yang ada
Teori-teori menggeneralisasi
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
99/333
ggVon Kries (Teori Adequat Subjectif)
Sebab adalah keseluruhan faktor positif & negatif yang tidak dapatdikesampingkan tanpa sekaligus meniadakan akibat. Namun pembatasandemi kepentingan penetapan pertanggungjawaban pidana tidak dicaridalam nilai kualitatif/kuantitatif atau berat/ringannya faktor dalam situasikonkret, tetapi dinilai dari makna semua itu secara umum, kemungkinandari faktor-faktor tersebut untuk memunculkan akibat tertentu.
Sebab = syarat-syarat yang dalam situasi dan kondisi tertentu memilikikecenderungan untuk memunculkan akibat tertentu, biasanyamemunculkan akibat itu, atau secara objectif memperbesar kemungkinanmunculnya akibat tersebut.
Apakah suatu tindakan memiliki kecenderungan memunculkan akibattertentu hanya dapat diselesaikan apabila kita memiliki 2 bentukpengetahuan :
(a) hukum umum probabilitas dalam peristiwa yg terjadi / pengetahuanNomologis yg memadai
(b) situasi faktual yg melingkupi peristiwa yg terjadi/ pengetahuan Ontologis/pemahaman fakta (empirik)
Teori teori menggeneralisasi
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
100/333
Teori-teori menggeneralisasi
Rumelin (Teori Adequat Objectif) :Faktor yang ditinjau dari sudut objektif , harus (perlu) ada untuk terjadinyaakibat. Ihwal probabilitas tidak berdasarkan pada apa yang diketahui ataumungkin diketahui pada waktu melakukan tindakannya, melainkan padafakta yang objektif pada waktu itu ada, entah diketahuinya atau tidakjadi pada apa yang kemudian terbukti merupakan situasi dan kondisi yang
melingkupi peristiwa tersebut.
Simons :
Sebab adalah tiap-tiap kelakuan yang menurut garis-garis umumpengalaman manusia dapat menimbulkan akibat
Pompe :
Sebab adalah hal yang mengandung kekuatan untuk dapat menimbulkanakibat
Teori Relevansi
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
101/333
Teori Relevansi
Langemeijer
Teori ini ingin menerapkan ajaran von Buri
dengan memilih satu atau lebih sebab dari
sekian yang mungkin ada, yang dipilih sebab-sebab yang relevan saja , yakni yang kiranya
dimaksudkan sebagai sebab oleh pembuat
undang-undang.
Sifat Melawan Hukum
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
102/333
(Wederrechtelijkheid)
Arti :
- tanpa hak sendiri (zonder eigen recht)
- bertentangan dg hak orang lain (tegen eens anders recht)
- tanpa alasan yg wajar- Bertentangan dengan hukum positif
Alasan Pencantuman unsur Melawan Hukum
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
103/333
Pada umumnya dalam perundang-undangan ,lebih banyak delik yang tidak memuat unsur
melawan hukum dalam rumusannya
Alasan pencantuman sifat melawan hukum dalam
perumusan tindak pidana:
- untuk melindungi orang2 yg memiliki hak dari tuntutan
pidana.
AJARAN SIFAT MELAWAN HUKUM
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
104/333
AJARAN SIFAT MELAWAN HUKUM
Melawan hukum :- aliran formil : melawan hukum = melawan
UU, sebab hukum adalah UU.
- aliran materiil : melawan hukum adalahperbuatan yg oleh masyarakat tidakdibolehkan.
Perbedaan Ajaran Materiil dan
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
105/333
Formil
AJARAN FORMIL
melawan hukum tidak selalumenjadi unsur delik, hanya jikadalam rumusan delik disebutkandengan nyata-nyata barulah
menjadi unsur delik
hanya mengakui pengecualianyang tersebut dalam undang-undang saja/ mis, Ps. 49.
AJARAN MATERIIL
melawan hukum adalah unsurmutlak dari tiap-tiap tindakpidana, juga bagi yang dalamrumusannya tidak menyebut
unsur tersebut
mengakui adanya pengecualian /penghapusan dari sifat melawanhukumnya perbuatan menurut
hukum yang tertulis dan yangtidak tertulis
Pembuktian Unsur Melawan Hukum
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
106/333
Pembuktian Unsur Melawan Hukum
Dengan mengakui bahwa sifat melawan hukum selalumenjadi unsur delik, ini tidak berarti bahwa karena itu harus
selalu dibuktikan adanya unsur tersebut oleh penuntut
umum
Soal apakah harus dibuktikan atau tidak, adalah tergantungdari rumusan delik. Bila unsur tersebut tercantum dlm
rumusan pasal, maka hrs dibuktikan, sedangkan jika tidak
tercantum maka tidak perlu dibuktikan.
Akan tetapi bila seorang hakim berpendapat bahwa tidakada unsur melawan hukum dalam arti materiil, maka unsur
tersebut harus dibuktikan (dasar penghapus pidana di luar
KUHP)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
107/333
KULIAH 6
Kesalahan dan Pertanggungjawaban Pidana
Pengantar
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
108/333
Pengantar
Kesalahan merupakan unsur yg melekat padapelaku tindak pidana
4 pengertian kesalahan
Bentuk-bentuk kesalahan
Asas penting dalam pertanggung jawaban
pidana
Pengertian Kesalahan
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
109/333
Ada 4 pengertian kesalahan (Utrecht):1.Kesalahan sebagai unsur delik; dalam arti
kumpulan (nama generik) yang mencakup
dolus dan culpa2.Kesalahan dalam arti pertanggungjawaban
pidana: ketercelaan (verwijtbaarheid)
seseorang atas perbuatan melawan hukumyang telah dilakukannya
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
110/333
3. Kesalahan dalam arti bentuk khusus,yang hanya berupa culpa
4. Kesalahan yang digunakan dalam
rumusan delik untuk menetapkan bahwapidana dapat diancamkan pada pelaku
yang bersalah karena telah melakukan
tindakan tertentu; mis. Barang siapadengan sengaja menghilangkan nyawa
orang lain dipidana karena bersalah
melakukan pembunuhan
Kesalahan sebagai Unsur Delik
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
111/333
Kesalahan sebagai Unsur Delik
Dolus
Culpa
Dolus/ opzet/ sengaja
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
112/333
Apakah sengaja itu ?Sengaja = willen (menghendaki) enweten (mengetahui) (MvT- 1886)
Teori2 sengaja:(a) teori kehendak (wils theorie)
opzet ada apabila perbuatan & akibat suatu delikdikehendaki si pelaku
(b) teori bayangan (voorstellings-theorie)
opzet ada apabila si pelaku pada waktu mulai melakukanperbuatan, ada bayangan yg terang bahwa akibat ygbersangkutan akan tercapai, maka dari itu ia menyesuaikanperbuatannya dengan akibat itu
Dolus/ opzet/ sengaja
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
113/333
istilah2 dalam rumusan tindak pidana
Dengan sengaja : Ps 338 KUHP Mengetahui bahwa : Ps 220 KUHP
tahu tentang : Ps 164 KUHP
dengan maksud : Ps 362, 378, 263 KUHP niat : Ps 53 KUHP
dengan rencana lebih dahulu : Ps 340, 355 KUHP
- dengan rencana : (a) saat pemikiran dg tenang ; (b)
berpikir dg tenang; ( c ) direnungkan lebih dahulu.
- ada tenggang waktu antara timbulnya niat dengan
pelaksanaan delik
Bentuk-Bentuk Dolus
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
114/333
1. Dolus sebagai maksud /tujuan (als oogmerk)
2. Dolus dengan kesadaran/keinsyafan kepastian(noodzakelijkheidsbewustzijn)
3. Dolus dengan kesadaran/keinsyafan kemungkinan
(opzet met waarschijnlijkheids bewustzijn/ awareness
of probability)4. Dolus eventualis (kesengajaan bersyarat; opzet met
mogelijkheidsbewustzijn/voorwaardelijk
opzet/awareness of possibility)
Kesengajaan bersyarat: dengan mengetahui danmenghendaki menerima risiko yang besar
lanjutan ..
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
115/333
Ada sarjana yang membedakan bentuk-bentukdolus menjadi 3 macam,yaitu: sebagai maksud,
berkeinsyafan kepastian dan berkeinsyafan
kemungkinan (misalnya PAF Lamintang, Tresna,
Moeljatno)
Mereka menyamakan dolus eventualis dengan
kesengajaan dengan keinsyafan kemungkinan
Dolus eventualis merupakan perkembangan dalamhukum pidana, khususnya dalam hal bentuk-bentuk
kesengajaan dan HR Belanda baru menerima
kesengajaan bentuk ini setelah PD II
lanjutan ..
Bentuk-bentuk kesengajaan
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
116/333
Sengaja sebagai maksud/ tujuan :
- apabila pembuat menghendaki perbuatan dan/akibat perbuatannya;- tidak dilakukan perbuatan itu jika pembuat tahu akibat perbuatannya tidak
terjadi
Sengaja sebagai keinsyafan kepastian :- pembuat yakin bahwa akibat yg dimaksudkannya tidak akan tercapai tanpa
terjadinya akibat yg tidak dimaksud
Sengaja sebagai keinsyafan kemungkinan:- pembuat sadar bahwa mungkin akibat yg tidak dikehendaki akan terjadi
untuk mencapai akibat yg dimaksudnya
- Kesengajaan berkeinsyafan kepastian dan kemungkinan tidak dapat berdiri
sendiri. Selalu bersifat accesoir terhadap kesengajaan sebagai maksud
Dolus eventualis
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
117/333
Dolus eventualis
Pelaku dengan kehendak dan kesadaranmenerima kemungkinan munculnya akibat
yang buruk.
Di Jerman disebut billigend in Kauf nehmen:menerima penuh risiko terwujudnya sesuatu
kemungkinan
Contoh: metro mini maut di Jakarta Utara,naik kuda di jalan ramai di kota London,
memainkan pistolmeletus DOOR! dan
mengenai org Arti dan diantara unsur dengan sengaja & unsur melawan
hukum
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
118/333
Van Hamel, simons, pompe : perbedaan itu
mempunyai arti. Mis. Ps 406 KUHP : dengan
sengaja dan melawan hukum ; Ps 333 KUHP :
dengan sengaja melawan hukum
Vos, zevenbergen, langemeijer :
tiadanya kata dan tidak berarti apa2,
semuanya mesti dibaca dengan sengaja dan
melawan hukum
Remelink, van Bemmelen :kata penghubung dan tidak mempunyai arti,
jadi istilah dengan sengaja meliputi pula
melawan hukum.
Culpa
I il h2
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
119/333
Istilah2
- culpa - schuld - nalatigheid - sembrono
- teledor
istilah 2 yg digunakan dalam rumusan :
- kelalaian
- kealpaan
- kesalahan
- seharusnya diketahuinya
- sepatutnya diketahuinya
Pengertian, Jenis, Syarat
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
120/333
KUHP : tidak ada definisi ttg culpa
MvT : kealpaan di satu pihak berlawanan benar2 dg kesengajaan dan di
pihak lain dengan hal yg kebetulan
Pada culpa, unsur menghendaki selalu tidak ada; sedangkan unsur
mengetahui sering tidak ada
Macam2 Culpa :
(a) culpa levis ; culpa lata
(b) culpa yg disadari (bewuste) : culpa yg tidak disadari (on bewuste)
Syarat adanya kealpaan :
(a) Hazewinkel-Suringa : 1) kekurangan menduga-duga; 2) kekurangan
berhati-hati
(b) van Hamel : 1) tidak menduga-duga sebagaimana diharuskan hukum; 2)
tidak berhati-hati sebagaimana diharuskan hukum
( c) Simons : pada umumnya kealpaan mempunyai 2 unsur : 1) tidak berhati-
hati; 2) dapat diduganya akibat.
Culpa
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
121/333
Untuk menentukan ada atau tidaknya culpa padaseseorang, maka harus digunakan tolok ukur yang
normal (upaya dan kehati-hatian dari orang yang sama
kemampuan dan kecerdasannya dengan pelaku).
Apabila pada situasi dan kondisi yang sama denganpelaku, orang yang sama kemampuan dan
kecerdasannya dengan pelaku pada umumnya tidak
melakukan perbuatan seperti yang dilakukan oleh
pelaku; berarti pelaku culpa telah melakukan culpa lata
(Kelalaian yang besar/berat)
Culpa
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
122/333
Culpa Levis (Kelalaian yang kecil/ringan)--- apabila tolokukurnya adalah upaya dan kehati-hatian yang luar biasa
Culpa yang disadari (bewuste culpa) : Apabila pelaku sudah
membayangkan kemungkinan timbulnya suatu akibat yang
dilarang, dan karena itu ia juga sudah berupaya agar tidak
timbul akibat tsb. (dia tidak menghendaki akibat), namun
akibat tetap terjadi
Culpa yang tidak disadari (onbewuste culpa): Pelaku sama
sekali tidak pernah membayangkan kemungkinan timbulnya
akibat yang dilarang; tetapi ternyata terjadi akibat
Yang dapat dipidana adalah Culpa Lata, baik yang disadari
maupun tidak disadari
Asas penting dalam masalah
t j b
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
123/333
pertanggungjawaban
Geen straf zonder schuld
Tiada Pidana tanpa kesalahan :
meskipun seseorang telah melakukanperbuatan yang melawan hukum; namun
tanpa adanya kesalahan maka dia tidak
dapat dipidana
Dapat dipersalahkan sehingga dapat
dipertanggungjawabkan
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
124/333
dipertanggungjawabkan
3 syarat yang harus dipenuhi: Kemampuan bertanggungjawab
Ada hubungan psikis antara pelaku dan
perbuatannya , dalam bentuk dolus atauculpa
Tidak ada dasar penghapus kesalahan
Kemampuan Bertanggungjawab(toerekeningsvatbaarheid)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
125/333
Dengan menggunakan penafsiran a-contrario dari MVT
tentang tidak mampu bertanggungjawab; maka mampu
bertanggungjawab artinya:
- pelaku melakukan perbuatannya dengan bebas; tanpa
paksaan
- pelaku menginsyafi bahwa perbuatannya melawan hukum
dan ia mengerti akibat perbuatannya
Dalam praktik, setiap pelaku dianggap mampu
bertanggungjawab ; kecuali dapat dibuktikan bahwa pelaku
sakit jiwa atau tidak sempurna pertumbuhan akalnya atau
cacat dlm pertumbuhan jiwanya.
KULIAH 7
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
126/333
KULIAH 7
Percobaan Tindak Pidana
Percobaan Tindak Pidana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
127/333
Pengertian Syarat
Jenis-jenis percobaan
PERCOBAAN (POGING)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
128/333
PASAL 53
(1) Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itutelah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, dantidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-matadisebabkan karena kehendaknya sendiri.
(2) Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalam hal
percobaan dikurangi sepertiga.(3) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup, dijatuhkan pidana penjara palinglama 15 tahun.
(4) Pidana tambahan bagi percobaan sama dengan kejahatanselesai.
Pasal 54
Mencoba melakukan pelanggaran tidak dipidana
POGING (PERCOBAAN)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
129/333
( )
Permulaan kejahatan yang belum selesai Poging bukan suatu delik, tetapi poging dilarang dan diancam hukumanoleh undang-undang
Poging adalah perluasan pengertian delik
Suatu perbuatan dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang sebab perbuatan itu melanggar kepentingan hukum atau
membahayakan kepentingan hukum KUHP tidak memberi perumusan/ definisi
Harus diketahui kapan suatu delik dianggap selesai
Delik selesai berbeda antara delik formil dan delik materiil
Pada delik formil : delik selesai apabila perbuatan yang dilarang telahdilakukan
Pada delik materiil : delik selesai apabila akibat yang dilarang dan diancamdengan hukuman oleh undang-undang telah timbul atau terjadi
Percobaan dapat Dipidana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
130/333
p p
Percobaan Tindak pidana merupakan lembaga yangmemperluas pertanggungjawaban pidana.
Pada dasarnya seseorang baru bisa dipidana apabilaia memenuhi semua unsur suatu tindak pidana (delik
selesai), tetapi meskipun delik belumk selesai (belumsemua unsur dipenuhi), seseorang sudah dapatdipidana jika memenuhi syarat-syarat percobaansebagaimana diatur dalam Pasal 53 KUHP.
Jenis tindak pidana yang percobaannya dapatdihukum adalah hanya kejahatan.
Sanksi pidana untuk percobaan lebih ringan 1/3 jikadibandingkan dengan sanksi untuk delik yang selesai.
Pengecualian
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
131/333
g
Dalam KUHP terdapat pasal-pasal ygmerupakan percobaan tindak pidana ygdipidana sbg delik selesai. Hal ini terdapat jugadalam UU Pidana di luar KUHP.
Ada juga delik-delik khusus dlm KUHP yg miripdgn percobaan yaitu makar (ps. 87) danpermufakatan jahat (ps. 88), namun ada syarat
dr Ps. 53 yg belum dipenuhi tapi sudah dapatdihukum
Melakukan percobaan kejahatan akan
tetapi tidak dihukum
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
132/333
tetapi tidak dihukum
Pasal 184 ayat 5 KUHPperkelahian tanding
Pasal 302 ayat 4 KUHPpenganiayaan ringan
terhadap binatang
Pasal 351 ayat 5 dan Pasal 352 ayat 2 KUHP
penganiayaan biasa dan ringan
Syarat Percobaan yg dapat dipidana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
133/333
Niat Permulaan Pelaksanaan
Tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan
semata-mata disebabkan karena kehendaknyasendiri
Syarat Pertama
NIAT atau Voornemen
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
134/333
NIAT atau Voornemen
Menurut doktrin dan yurisprudensi:voornemen harus ditafsirkan sebagaikehendak, willen atau opzet
Seseorang harus mempunyai kehendak, yaitukehendak melakukan kejahatan
Karena ada 3 macam opzet, apakah opzet disini harus dtafsirkan dalam arti luas atau
hanya opzet dalam arti pertama (sebagaiogmerk atau tujuan) ?
Syarat Kedua
Permulaan Pelaksanaan
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
135/333
Permulaan Pelaksanaan
Niat sudah terwujud dengan adanya permulaanpelaksanaaneen begin van uitvoering
Harus ada suatu perbuatan(handeling)
apa yang dimaksud perbuatan sebagai permulaanpelaksanaan ?
Undang-undang tidak merumuskan pelaksanaan
atauuitvoering dan bagaimana bentuknya
Perlu digunakan penafsiran
Pelaksanaan Kehendak atau
Pelaksanaan Kejahatan ?
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
136/333
Pelaksanaan Kejahatan ?
Secara gramatika, harus dihubungkan dengan kata yangmendahuluinya yaitu voornemen/ niat/kehendakNiat
sudah terwujud dengan adanya permulaan
pelaksanaan. Jadi : pelaksanaan itu ditafsirkan sebagai
pelaksanaan kehendakTEORI POGING SUBYEKTIF Tetapi, jika dihubungkan dengan anak kalimat berikutnya
tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata
disebabkan karena kehendaknya sendiri maka secara
sistematis maka ditafsirkan sebagai pelaksanaan kejahatanTEORI POGING OBYEKTIF
PENDAPAT PARA AHLI DALAM
MASALAH TERSEBUT
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
137/333
MASALAH TERSEBUT
1.Van Hamel : apabila dari perbuatan itu telah terbukti kehendak yang kuatdari si pelaku untuk melaksanakan perbuatannya
2.Simons melihat dari jenis deliknya : delik materiil atau delik formil.
Pada delik formil apabila perbuatan itu merupakan perbuatan yangdilarang dan diancam dengan hukuman oleh UU, apabila perbuatan itumerupakan sebagian dari perbuatan yang dilarang; jika ada beberapaunsur maka jika sudah melakukan salah satu unsur
Pada delik materril apabila perbuatan itu dianggap sebagai perbuatanyang menurut sifatnya adalah sedemikian rupa , sehingga secara langsungdapat menimbulkan akibat yang dilarang dan diancam dengan hukumanoleh UU
3.Vos : ada permulaan pelaksanaan apabila perbuatan itu mempunyai sifatterlarang terjadap suatu kepentingan hukum.
4.Pompe : ada permulaan pelaksanaan apabila suatu perbuatan yang bagiorang normal memungkinkan terjadinya suatu delik.
Pendapat Hoge Raad
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
138/333
Ada permulaan pelaksanaan apabila antara perbuatan yangdilakukan dan kejahatan yang dkehendaki oleh seseorang ituterdapat hubungan erat langsung; yaitu apabila seorangmelakukan sesuatu perbuatan untuk melaksanakan kejahatan, perbuatan itu baru dianggap sebagai permulaan pelaksanaan
apabila disamping perbuatan itu tidak dibutuhkan lagiperbuatan-perbuatan yang lain untuk menyelesaikankejahatan.
Teori Subyektif
- subjectieve pogingsleer
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
139/333
subjectieve pogingsleer
seseorang yang melakukan percobaan untukmelakukan kejahatan itu pantas dihukum,
oleh karena orang tersebut telah
menunjukkan perilaku yang tidak bermoralyang bersifat jahat ataupun yang bersifat
berbahaya
Terdapat sikap batin atau watak yangberbahaya dari si pelaku
Teori Obyektif
- objectieve pogingsleer
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
140/333
objectieve pogingsleer
Seseorang yang melakukan percobaan untukmelakukan suatu kejahatan itu dapat dihukum
oleh karena tindakan-tindakannya dinilai
telah membahayakan kepentingan-kepentingan hukum.
Teori Objectif ini dibagi menjadi:
- Teori objectif formil- Teori objecti materiil
Pengklasifikasian Teori Objektif
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
141/333
Teori Obyektif Formil Seseorang yang melakukan percobaan untuk
melakukan suatu kejahatan itu dapat dihukum olehkarena tindakan-tindakannya telah bernilai
membahayakan bagi kepentingan-kepentinganhukum. Teori ini tidak membedakan antarapercobaan pada delik formil dan delik materiil
Teori Obyektif Materiil membedakan percobaan
pada jenis deliknya (delik formil atau delik materiil)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
142/333
Teori Obyektif Materiil pada Delik Formilapabila telah dimulai perbuatan/tindakan yang
disebut dalam rumusan delik
Teori Obyektif Materiil pada Delik Materiil
segera setelah tindakan yang dilakukan olehpelakunya itu, menurut sifatnya secara langsungdapat menimbulkan akibat yang terlarang oleh UUtanpa pelakunya tersebut harus melakukan suatutindakan yang lain
Teori Campuran
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
143/333
Teori Subyektif- subjectieve pogingsleer
dan
Teori Obyektif
- objectieve pogingsleer
(lihat: Barda Nawawi Arief, Sari KuliahHukum Pidana II)
PEMBATASAN TERHADAP TEORI SUBYEKTIF
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
144/333
Perbuatan dibedakan : 1. tindakan atau perbuatan persiapan (belum
dapat dihukum)
2. tindakan atau perbuatan pelaksanaan(sudah dapat dihukum)
Tetapi, pertanyaannya : mana yang
merupakan perbuatan persiapan dan manayang merupakan perbuatan pelaksanaan ?
CONTOH KASUS
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
145/333
A menghendaki untuk membunuh B , untuk melaksanakan maksudnya, Aharus melakukan beberapa perbuatan, yaitu :
a. A pergi ke tempat penjualan senjata api
b. A membeli senjata api
c. A membawa senjata api ke rumahnya
d. A berlatih menembak e. A menyiapkan sebjata apinya dengan membungkusnya rapat-rapat
f. A menuju rumah B
g. Sesampai di rumah B, A mengisi senjata itu dengan peluru
h. A mengarahkan senjata kepada B
i. A melepaskan tembakan ke arah B
MANA YANG MERUPAKAN PELAKSANAAN ?
APAKAH TIAP2 PERBUATAN DALAM KASUS TSB
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
146/333
DAPAT DIHUKUM ?
1. Menurut Teori Poging Subyektif : perbuatana sudah merupakan permulaanpelaksanaan karena telah menunjukkan
kehendak yang jahat 2. Menurut Teori Poging Obyektif : perbuatan
af belum merupakan permulaanpelaksanaan karena semua perbuatan itubelum membahayakan kepentingan hukum siB
Percobaan delik formil
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
147/333
apabila telah dimulai perbuatan/tindakan yangdisebut dalam rumusan delik
Hoge Raad arrest tanggal 8 Maret 1920N.J.1920
perbuatan menawarkan untuk dibeli danperbuatan menghitung uang kertas yang telahdipalsukan di depan orang lain adalah
tindakan permulaan dari tindakanpelaksanaan
Percobaan delikmateriil
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
148/333
segera setelah tindakan yang dilakukan olehpelakunya itu, menurut sifatnya secara
langsung dapat menimbulkan akibat yang
terlarang oleh undang-undang, tanpapelakunya tersebut harus mel;akukan suatu
tindakan yang lain
Hoge Raad Arrest 19 Maret 1934, N.J 1934Eindhovense Brandstichting - arrest
Syarat Ketiga
Tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
149/333
da se esa ya pe a sa aa tu, bu a se ata ata
disebabkan karena kehendaknya sendiri
Kapan dikatakan bahwa tidak selesainya pelaksanaan itu bukan semata-
mata disebabkan karena kehendaknya sendiri?
Tidak selesainya pelaksanaan bukan kehendaknya sendiri. (tidak secara
sukarela).
Apabila ia membatalkan niatnya secara sukarela/kehendak sendiri
vrijwillige terugterd maka syarat ke-3 ini tidak terpenuhi.
Contoh terpenuhinya syarat ke-3: Tertangkap tangan, korban memberikanperlawanan, dalam kasus pembunuhan korban tidak meninggal karena
bantuan medis
Coba bandingkan dengan Pasal 18 RUU KUHP
(versi 2008)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
150/333
( )
(1) Dalam hal setelah permulaan pelaksanaan dilakukan, pembuat tidakmenyelesaikan perbuatannya karena kehendaknya sendiri secara sukarela,maka pembuat tidak dipidana.
(2) Dalam hal setelah permulaan pelaksanaan dilakukan, pembuat dengankehendaknya sendiri mencegah tercapainya tujuan atau akibatperbuatannya, maka pembuat tidak dipidana.
(3) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)telah menimbulkan kerugian atau menurut peraturanperundang-undangan telah merupakan tindak pidanatersendiri, maka pembuat dapat dipertanggungjawabkanuntuk tindak pidana tersebut.(percobaan yang dikwalifisir)
Macam2 Percobaan (Doktrin)
Percobaan yg Sempurna : Voleindigde Poging >
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
151/333
Percobaan yg Sempurna : Voleindigde Poging -->apabila seseorang berkehendak melakukan kejahatan, ia telahmelakukan semua perbuatan yg diperlukan bagi selesainya kejahatan,
tetapi kejahatan tidak selesai karena suatu hal
Percobaan yg Tertangguh : Geschosrte Poging -->apabila seseorang berkehendak melakukan kejahatan, ia telahmelakukan beberapa perbuatan yg diperlukan bagi tercapainyakejahatan, tetapi kurang satu perbuatan ia terhalang oleh suatu hal
Percobaan yg Tidak Sempurna (tidak wajar) :Ondeugdelijke Poging --> apabila seseorang berkehendakmelakukan suatu kejahatan, dimana ia telah melakukan semuaperbuatan yg diperlukan bagi selesainya kejahatan, namun tidak berhasildisebabkan alat (sarana) tidak sempurna atau obyek (sasaran) tidaksempurna.
Tidak sempurna : mutlak atau relatif
Percobaan Tidak Sempurnatelah dirumuskan
dalam Pasal 20 R KUHP (versi 2008)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
152/333
dalam Pasal 20 R-KUHP (versi 2008)
Dalam hal tidak selesai atau tidak mungkinterjadinya tindak pidana disebabkanketidakmampuan alat yang digunakan atau
ketidakmampuan objek yang dituju, makapembuat tetap dianggap telah melakukanpercobaan tindak pidana dengan ancamanpidana tidak lebih dari 1/2 (satu per dua)
maksimum pidana yang diancamkan untuktindak pidana yang dituju.
Kasus 1
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
153/333
Seorang yang sedang berdiri di bordes KA,ketika akan diperiksa karcisnya oleh kondektur,
ia telah menendang kaki petugas tersebut.
Sehingga apabila kondektur tidak dengancepat berpegang pada tiang besi KA, pasti ia
jatuh keluar dan terlindas KA(Arrest HRTgl
12 Maret 1942)
Kasus 2
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
154/333
Seorang POLANTAS memberi tanda agarsebuah kendaraan bermotor berhenti, karena
tidak menyalakan lampu. Pengemudi tetap
tancap gas, sehingga kalau petugas tidakmenghindar dengan cara melompat ia akan
tertabrak(Arrest HR6 Pebruari 1951)
Kasus 3
Percobaan Pembunuhan Berencana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
155/333
KASUS A bermaksud menghabisi nyawa B dengan
meletakkan bom di mobil B. Bom meledak
sebelum B masuk mobil dan mengakibatkan B
luka-luka parah.
PASAL YG DIDAKWAKAN
Pasal 340 jo Pasal 53 KUHP ( Percobaan
pembunuhan berencana)
ANCAMAN PIDANA
15 tahun penjara (lihat Ps. 53 ayat 3)
Mangel am tatbestand (gebrek aan feitelijk
tosdracht v/e zaak)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
156/333
Kejadian-kejadian yang mirip dengan percobaanyang tidak sempurna/ tidak wajar di mana salahsatu unsur dari kejahatan tertentu itu sebenarnyatidak mungkin ada atau tidak mungkin terjadi
Misal:
menggugurkan kandungan seorang perempuanyang tidak pernah hamil;
mencuri barang yang pencurinya tidak tahu bahwabarang tersebut sebelum dicuri telah
diwariskan/diberikan padanya.
Putatif Delict
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
157/333
Seseorang mengira bahwa apa yangdilakukan merupakan suatu tindak pidana,padahal tindakan tersebut tidak dilarang
Contoh:
Seseorang masuk ke Indonesia dan membawasejumlah uang kertas asing. Semula ia beranggapantelah mencoba atau melakukan suatu kejahatan.Namun ternyata uang yang ia bawa masih dalambatas ketentuan yang tidak dilarang
Percobaan dalam kealpaan
mungkinkah????
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
158/333
mungkinkah????
Pasal 287 KUHP yang sepatutnya ia harus dapat menduga
bahwa wanita itu belum cukup umurnya
Pasal 480 KUHP yang sepatutnya ia harus dapat menduga
bahwa barang itu diperoleh si penjual dari
kejahatan
PIDANA d PEMIDANAAN
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
159/333
PIDANA dan PEMIDANAAN
Bahan kuliah untuk :
Program Reguler kelas A, B, C dan D dan
Program Ekstensi kelas A dan B
Bidang Studi Hukum Pidana
FHUI 2009
Pembahasan:
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
160/333
- Istilah- Pengertian
- Teori-teori pemidanaan
- Jenis-jenis pidana
Istilah PIDANA
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
161/333
Sanksi
Straf
Hukuman Punishment.
PIDANA
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
162/333
Nestapa/derita
Yang dijatuhkan dengan sengaja oleh
negara (melalui pengadilan) Dikenakan pada seseorang
Yang secara sah telah melanggar
hukum pidana Melalui proses peradilan pidana
Proses Peradilan Pidana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
163/333
(the criminal justice process) Struktur, fungsi, dan proses
pengambilan keputusan
Oleh sejumlah lembaga (kepolisian,kejaksaan, pengadilan & lembagapemasyarakatan)
Yang berkenaan dengan penanganan& pengendalian
Kejahatan dan pelaku kejahatan.
Pidana sebagai pranata sosial
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
164/333
Pidana sebagai pranata sosial
Sebagai bagian dari reaksi sosial manakalaterjadi pelanggaran terhadap norma2 yangberlaku
Mencerminkan nilai & struktur masyarakat Merupakan reafirmasi simbolis ataspelanggaran terhadap hati nurani bersama
Sebagai bentuk ketidaksetujuan terhadapperilaku tertentu
Selalu berupa konsekwensi yangmenderitakan, atau setidaknya tidakmenyenangkan.
Pengertian
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
165/333
Hukum Penitentier(UtrechtII hal. 268) :
Segala peraturan positif mengenai sistem hukuman dan sistemtindakan yang memuat: Jenis sanksi atas tindak pidana yang dilakukan
Beratnya sanksi itu Lamanya sanksi itu dijalankan oleh pelaku Cara sanksi itu dilakukan Tempat sanksi itu dijalankan
Hukuman, menurut pendapat :
Moeljatno : Lebih tepat pidana untuk menerjemahkan straf.Sudarto : Idem.R. Soesilo : Suatu perasaan tidak enak/sengsara yang
dijatuhkan oleh Hakim dengan vonis kepada orang yang telahmelanggar UU Hukum Pidana.
Unsur-unsur atau ciri-ciri pidana
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
166/333
Merupakan suatu pengenaan
penderitaan/nestapa atau akibat-akibat
lain yang tidak menyenangkan;
Diberikan dengan sengaja oleh badanyang memiliki kekuasaan (berwenang);
Dikenakan pada seseorang penanggung
jawab peristiwa pidana menurut UU (orang
memenuhi rumusan delik/pasal).
(Muladi & Barda Nawawi Arief, 1982)
PEMIDANAAN
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
167/333
Penjatuhan Pidana/sentencing:
Upaya yang sah
Yang dilandasi oleh hukum Untuk mengenakan nestapa penderitaan
Pada seseorang yang melalui proses
peradilan pidana
Terbukti secara sah dan meyakinkan
Bersalah melakukan suatu tindak pidana.
Sejarah
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
168/333
a. Utrecht I Bab 1
b. Utrecht II Bab 5 Mulai WvS diundangkan yaitu tahun 1915
UU No. 1/1946 tentang KUHP (berlaku
berdasarkan asas konkordansi).
Jenis-jenis hukumanyg dpt dijatuhkan oleh Pengadilanberdasarkan plakat tgl. 22 April 1808
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
169/333
berdasarkan plakat tgl. 22 April 1808
Dibakar hidup, terikat pada suatu tiang
(hanya utk pelaku pembakar/pembunuh)
Dimatikan dgn suatu keris
Dicap bakar Dipukul, dipukul dgn rantai (pidana
badan/corporal punishment)
Ditahan/dimasukkan dlm penjara Kerja paksa pada pekerjaan2 umum.
Utrecht I Bab 1 hal. 19R. Soesilo hal. 36
Dasar-Dasar Hukuman :
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
170/333
Hukum pidana sebagai suatu sanksi yangbersifat istimewa: terkadang dikatakanmelanggar HAM melakukan
perampasan terhadap harta kekayaan(pidana denda), pembatasan kebebasanbergerak/ kemerdekaan orang (pidanakurungan/penjara) dan perampasanterhadap nyawa (hukuman mati).
Merupakan Ultimum Remedium(senjatapamungkas, jalan terakhir, jalan satu-satunya/tiada jalan lain).
Siapakah yang berhak menuntut,
menjatuhkan, dan menjalankan pidana itu ?
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
171/333
Utrecht I Bab V, hal. 149dst : Beysens, pada dasarnya negaralah yang berhak,
krn perbuatan tsb bertentangan dgn tata tertibnegara (sudut obyektif) & perbuatan yg dpt
dipertanggung-jawabkan oleh pelaku (sudutsubyektif);
Utrecht : Negara sebagai organisasi sosial tertinggi o.k.i. sangat
logis jika negara diberi tugas mempertahankan tata tertib
masyarakat; Negara sebagai satu-satunya alat yang dapat menjamin
kepastian hukum.
Teori-Teori Pemidanaan/Tujuan Pemidanaan menurut doktrin
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
172/333
TeoriAbsolut/Retributif/Pembalasan
(lex talionis):
Hukuman adalah sesuatu yangharus ada sebagai konsekwensidilakukannya kejahatan;
Orang yang salah harus dihukum(E. Kant, Hegel, Leo Polak).
Menurut Leo Polak (aliran retributif),hukuman harus memenuhi 3 syarat :
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
173/333
Perbuatan tersebut dapat dicela(melanggar etika)
Tidak boleh dengan maksud prevensi tp utk
represif.
Beratnya hukuman seimbang dengan
beratnya delik.
Contoh di Indonesia: Qisas dalam Hukum
Islam, Carok dalam masyarakat Madura, Siridalam masy Ujung Pandang
Teori Relatif/Tujuan (utilitarian)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
174/333
Menjatuhkan hukuman untuk tujuantertentu, bukan hanya sekedar sebagaipembalasan:
Hukuman pd umumnya bersifatmenakutkan, o.k.i, seyogyanya : Hukumanbersifat memperbaiki/merehabilitasiorang yang sakit moral harus diobati.
Tekanan pada treatment/pembinaan.
Rehabilitasi, individualisasi pemidanaan.
Anti punishment, model medis.
Prevensi:hukuman dijatuhkan utk pencegahan
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
175/333
hukuman dijatuhkan utk pencegahan
Prevensi Umum : sebagai contoh pada masyarakat secara luas agar
tidak meniru perbuatan/kejahatan yang telahdilakukan.
Prevensi Khusus: Ditujukan bagi pelaku sendiri, supaya jera/kapok,
tidak mengulangi perbuatan/kejahatan serupa;atau kejahatan lain.
Deterrence : menakut/nakutiserupa denganprevensi
Perlindungan: agar orang lain/masyarakat padaumumnya terlindungi, tidak disakiti, tidak merasatakut dan tidak mengalami kejahatan
Teori Gabungan :
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
176/333
Berdasarkan hukuman pada tujuan(multifungsi) retributive/pembalasan danrelative/tujuan.
Berdasarkan teori gabungan maka pidanaditujukan untuk: Pembalasan, membuat pelaku menderita
Upaya Prevensi, mencegah terjadinya tindakpidana
Merehabilitasi Pelaku
Melindungi Masyarakat.
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
177/333
Retributive Justice :
Pemidanaan untuk tujuan pembalasan
Restorative Justice :
Keadilan yang merestorasi pelaku harus
mengembalikan kepada kondisi semula;
Keadilan yang bukan saja menjatuhkansanksi yang seimbang bagi pelaku namun
juga memperhatikan keadilan bagi korban.
Tujuan Pemidanaan :
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
178/333
Berdasarkan Pasal 54 R-KUHP tahun 2008: Prevensi umum, mencegah dilakukannya tindak
pidana dengan menegakkan norma hukum demipengayoman kepada masyarakat
Rehabilitasi & Resosialisasi, memasyarakatkanterpidana, dengan melakukan pembinaansehingga menjadi orang yang baik dan berguna.
Supaya mereka bisa kembali ke masyarakat (
LP = Lembaga Pemasyarakatan): Mereka bukan penjahat, hanya tersesat, masih
ada waktu untuk bertobat ..
Tujuan Pemidanaan
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
179/333
Restorasi, menyelesaikan konflik, memulihkankeseimbangan dan mendatangkan rasa damai
Membebaskan rasa bersalah pada terpidana
Pemidanaan tidak dimaksudkan utkmenderitakan dan merendahkanmartabatmanusia (CAT... )
Sampai saat ini Hukum Pidana Indonesia belum
memiliki Sentencing Guidelines (pedoman yangmemuat tentang pemidanaan), tp sudahdirumuskan dalam Pasal 55 R-KUHP 2008.
Jenis - Jenis
KUHP (UU No. 1/1946)
Pidana
R-KUHP (2008)
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
180/333
Bab II Buku I Pasal 10 Bab III Buku I Pasal 65
A. Hukuman/Pidana Pokok :
1. Hukuman mati (death
penalty/capital punisment)
2. Hukuman penjara
3. Hukuman kurungan4. Hukuman denda
5. Hukuman tutupan
(khusus utk perbuatan yangpatut dihormati) UU No. 20/1946
B.Hukuman/Pidana Tambahan:
1. Pencabutan hak-hak tertentu2. Perampasan barang-barang
tertentu
3. Pengumuman putusan hakim
A. Pidana Pokok :
1.Pidana penjara
2.Pidana tutupan
3.Pidana pengawasan
4.Pidana denda5.Pidana kerja sosial
B. Pidana Tambahan :
1.Pencabutan hak-hak tertentu
2.Perampasan barang-barang
tertentu dan/atau tagihan
3.Pengumuman putusan hakim4. Pembayaran ganti kerugian
5. Pemenuhan kewajiban adat
setempat dan/atau kewajiban
menurut hukum yang hidup dalam
masyarakat
Catatan
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
181/333
Lihat juga Pasal 14a KUHP :
(reclassering/lembaga yg mengawasiBAPAS, Balai Pemasyarakatan)penghukuman/pidana bersyarat/pidanapercobaan, dan pelepasan bersyarat.
Larangan Kumulasi hukuman, mis.
melakukan pencurian, pemerkosaan danpembunuhan lalu mayat korban dibuang.Ancaman pidananya mengikuti prinsipgabungan tindak pidana
Sistem penjatuhan pidana: stelsel kumulasi
murni, stelsel kumulasi terbatas, absorsi murni,absorsi yang dipertajam.
R-KUHP
Pasal 66 dan 87 : pidana mati bersifat khusus diancamkan
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
182/333
Pasal 66 dan 87 : pidana mati bersifat khusus, diancamkan
secara alternatif. ............ diancam dengan pidana mati ataupidana penjara seumur hidup. Dan dijatuhkan sbg upayaterakhir utk mengayomi masyarakat
Pasal 101dan psl. 129/ps.132: Double track system:individualisasi hukuman, orang yang dalam situasi/kondisitertentu dapat dijatuhi tindakan : Penempatan di RSJ, bagiorang yang tidak mampu bertanggung jawab karena jiwanya
cacat pertumbuhannya atau terganggu karena penyakit (psl.44 ayat 2 KUHPTindak pidana yang dilakukan oleh anak ygmasih di bawah umur.Berdasarkan UU 3/1997 dan RKUHP, anakyg dpt dipidana adlh yg berusia 12-18 thn. Psl. 45-46 KUHPdiganti dengan pasal2 dalam UU No.3/1997 : dikembalikanpada orang tuanya, diserahkan pada negara utk dididik, atau
diserahkan pada Dep.Sos, organisasi sosial
HUKUMAN/PIDANA MATIPasal 11 jo Pasal 10 KUHP
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
183/333
Pasal 11 jo Pasal 10 KUHP
Tindak Pidana yang diancam dengan hukuman mati:A. Dalam KUHP:
Pembunuhan berencana
Kejahatan terhadap keamanan negara
Pencurian dengan pemberatan
Pemerasan dengan pemberatan
Pembajakan di laut dengan pemberatan.
B. Di luar KUHP :
Terorisme
Narkoba Korupsi
Pelanggaran HAM Berat : kejahatan terhadap kemanusiaandan genosida yang dilakukan secara meluas dan sistematis.
HUKUMAN/PIDANA MATI :
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
184/333
Hukuman mati dijalankan oleh algojo di tianggantungan (ps. 11 KUHP), tp bdsrkn Penpres No.2/1964 ditembak di bagian jantung dan/ataukepala dan tdk dilakukan di muka umum (rahasia,baik waktu dan tempat eksekusinya).
Astini (Maret 2005) : ditembak 3 peluru di dada.Tibo cs. Diluar negeri: kamar gas, penggal, kursilistrik, suntik mati, dsb.
Hukuman mati tdk dapat dijatuhjkan pada anak;Pidana mati tidak dapat dilakukan pada org ygsetelah dihukum menjadi gila dan wanita hamil.Eksekusi dpt dilakukan jika org gila itu sembuh danwanita tsb melahirkan.
PIDANA PENJARA
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
185/333
Psl. 12 KUHP : Hukuman penjara lamanya seumur hidup atau
sementara/ pidana penjara dilakukan dalamjangka waktu tertentu
( min 1 hariselama2nya 15 thn atau dpt
dijatuhkan selama 20 thn, tp tdk boleh lebih dr 20thn).
Pidana penjara dilakukan di penjara (prison/jail), diIndonesia disbt sebagai Lembaga Pemasyarakatan(LP/Lapas). Untuk pemulihan kembali hubungan
antara narapidana dan masyarakat. Penghuninya disebut narapidana/napi (inmates):
Warga Binaan Pemasyarakatan (UU NO. 12/1995).
PIDANA PENJARA
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
186/333
Pidana bersyarat (ps. 14 a-14 f KUHP):Bila hakim menjatuhkan pidana penjara palinglama 1 tahun atau kurungan, tidak termasukkurungan pengganti, maka dalam putusan dapat
memerintahkan untuk tidak menjalani pidanatersebut; kecuali jika di kemudian hari adaputusan hakim yg menentukan lain, karenaterpidana melakukan tindak pidana sebelum
masa percobaannya selesai atau tidak memenuhisyarat-syarat khusus yg ditentukan.
PIDANA PENJARA
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
187/333
Sistem Penjaragevangenisstelsel(Utrecht II hal. 291 - dst):
Sistem Pennsylvania, AS : Para hukuman terus menerus ditutup sendiri-sendiri dalam
satu kamar sel Terhukum hanya melakukan kontak dgn penjaga sel/sipir
penjara Dilakukan peringanan: terhukum diperkenankan
melakukan pekerjaan tangan dan secara terbatas dptmenerima tamu, tp ia tetap dilarang bergaul dgnterhukum lain.
Sistem Auburn, New York, AS : Disebut juga sebagaisilent system Para hukuman pada siang hari disuruh bekerja bersama2 tapi
tidak boleh saling bicara, malam hari kembali ke sel.
PIDANA PENJARA
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
188/333
Sistem Irlandia (Irish System)
Berasal dr mark system- penilaian Para hukuman mula2 ditutup terus-menerus, diterapkan hukum
yg keras
Jika berkelakuan baik, maka hukumannya diperingan: mulaidimasyarakatkan the rise of Reformatory (Utrecht I, hal. 294-dst): Probation, public work prison, dan ticket to leave.
Kemudian diperkenankan kerja sama2 Secara bertahap diberi kelonggaran utk bergaul satu sama lain Pelepasan bersyarat dapat dilakukan jika telah menjalani dari
hukumannya Penutupan terus-menerus bertujuan: Terhukum diberikan waktu utk merenung, menyelesali
perbuatannya perbaiki diri Kalau dibiarkan bergaul dgn napi lain bisa saja menjadi
bertambah jahat.
PIDANA PENJARA
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
189/333
Sistem Elmira (NY, AS): Utk org terhukum yg berusia tdk lbh dr 30 thn. Disbt sbg penjara Reformatory : tempat utk memperbaiki org,
mjd warga masyarakat yg berguna. Mirip dgn sistem Irlandia tp titik berat pd usaha2 utk
memperbaiki si pelaku: diberikan pengajaran, pendidikandan pekerjaan yg bermanfaat bg masyarakat.
Sistem Borstal (LONDON, UK): Ada ketentuan khusus dr Menkeh, ada perjanjian Khusus utk pelaku yg masih muda yt < dr 19 thn
Spt LP Pemuda dan LP Anak laki2 di Tangerang, BantenSistem Osborne (NY, US)
Memilih BOS mandor dr kalangan napi sendiri utkmengatur napi : Tamping / building tender.
PIDANA PENJARA
-
7/22/2019 Hukum Pidana Baru
190/333
Di Indonesia dilakukan ke 5 nya: Beberapa hukuman dimasukkan dalam satu sel atau 1
org/1 sel. Minimum security/ Maximum security/SuperMaximum Security (SMS).
Napi pd umumnya boleh keluar dr sel pd pagi dan/atau
siang hari, sore masuk sel sampai besok pagi. Adajadwalnya.
Pidana berat berkelakukan tdk baik, melanggar aturan :dimasukkan dlm sel sendiri = Tutupan sunyi.
Boleh bekerja di luar sel secara bersama2 = kerja dikebun/taman, masak di dapur, bersihkan kolam, kerja dibengkel LP utk buat kerajinan/furniture, menjahit,menyulam, merangkai bunga dsb. Bole