hukum pidana
DESCRIPTION
HUKUM PIDANA. PENGERTIAN: Hukum yang mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum, perbuatan mana diancam dengan hukuman yang merupakan suatu penderitaan atau siksaan - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
HUKUM PIDANA
PENGERTIAN:PENGERTIAN:Hukum yang mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan Hukum yang mengatur tentang pelanggaran-pelanggaran dan
kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum, perbuatan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum, perbuatan mana diancam dengan hukuman yang merupakan suatu mana diancam dengan hukuman yang merupakan suatu
penderitaan atau siksaanpenderitaan atau siksaan
pelanggaran-2 + kejahatan-2 pelanggaran-2 + kejahatan-2 thd norma-2 hk thd norma-2 hk mengenai mengenai kepentingan umum kepentingan umum
Yang termasuk kepentingan umum:Yang termasuk kepentingan umum:1.Badan + peraturan perundang negara lembaga-2
negara, pejabat negara, pegawai negeri2.Kepentingan hukum tiap manusia jiwa, raga,
kemerdekaan, kehormatan, hak milik, harta benda
Pidana
Kegunaan hukum pidana: preventif & represifKegunaan hukum pidana: preventif & represif
Sifat -> publik -> merugikan 1 orang Sifat -> publik -> merugikan 1 orang -> menyinggung nurani anggota masyarakat-> menyinggung nurani anggota masyarakat
harus memenuhi harus memenuhi unsur-unsurunsur-unsur
peristiwapidana
tindakpidana(delik)
Hukum pidana material + formal Ius punale#perbuatan2 apa saja yg dpt dihukum#siapa saja yang dapat dihukum#hukuman apa saja yg dpt diterapkan
Hukum subyektif (ius puniendi)•Hak negara memberikan hukuman•Hak jaksa untuk menuntut•Hak hakim memutus perkara
Jenis-jenis delik: (a) dolusJenis-jenis delik: (a) dolus (b) culpa (b) culpa
Cara penuntutan: ** aduanCara penuntutan: ** aduan ** biasa** biasa
Jumlah tuntutan: # tunggalJumlah tuntutan: # tunggal # jamak# jamak
Delik: Delik: formal – yg dilarang perbuatannyaformal – yg dilarang perbuatannya (pencurian)(pencurian) material – yg dilarang akibatnya material – yg dilarang akibatnya (pembunuhan) (pembunuhan)
SUBYEK HUKUM:1. ORANG2. BADAN HUKUM
Syarat peristiwa sbg peristiwa pidanaSyarat peristiwa sbg peristiwa pidana
Syarat peristiwa sbg peristiwa pidana perbuatan memenuhi unsur2 berdasar hk yg berlaku kesalahan yg dpt dipertanggungjawabkan bertentangan dg hukum yg berlaku ada sanksi
Sistematika KUHPBk I ketentuan umum (algemene leertrukken ps 1-103)
Bk II kejahatan (misdrijven ps 104-448)
Bk III pelanggaran (over stredingen – ps 448-569)
Asas-asas Hukum PidanaAsas-asas Hukum Pidana
Asas berlakunya hukum pidana (ps 1 ayat (1)) Asas berlakunya hukum pidana (ps 1 ayat (1)) Asas LegalitasAsas Legalitasnullum delictum nula puna sine praevia lega punali (hk pidana nullum delictum nula puna sine praevia lega punali (hk pidana tidak berlaku surut – tiada hukuman tanpa peraturan yg tidak berlaku surut – tiada hukuman tanpa peraturan yg mengaturnya)mengaturnya)
Asas Ruang Lingkup Berlakunya Hukum PidanaAsas Ruang Lingkup Berlakunya Hukum Pidana1. Asas teritorial (pasal 2 + 3 KUHP 1. Asas teritorial (pasal 2 + 3 KUHP perluasan) perluasan) Berlaku di wilayah Indonesia (darat, laut, udara, kapal-kapal Berlaku di wilayah Indonesia (darat, laut, udara, kapal-kapal
berbendera Indonesia)berbendera Indonesia) Siapa saja yang ada di wilayah (WNI atau bukan)Siapa saja yang ada di wilayah (WNI atau bukan) Dasarnya adalah tempat dimana perbuatan pidana terjadiDasarnya adalah tempat dimana perbuatan pidana terjadi Pengecualian asas teritorial: pejabat negara asing yang berada di Pengecualian asas teritorial: pejabat negara asing yang berada di
Indonesia, duta (keluarga dan pegawai-2nya, anak buah kapal Indonesia, duta (keluarga dan pegawai-2nya, anak buah kapal perang asing, walaupun ada di luar kapal, tentara asing yang perang asing, walaupun ada di luar kapal, tentara asing yang mengunjungi Indonesia, sekjen PBB)mengunjungi Indonesia, sekjen PBB)
2. Asas nasional aktif (pasal 5 ayat (1) sub b): hukum pidana Indonesia berlaku bagi orang Indonesia yang melakukan kejahatan tertentu di luar Indonesia harus ada ekstradisi)
3. Asas nasional pasif (pasal 4 ayat (1,2,3), 7 dan 8)3. Asas nasional pasif (pasal 4 ayat (1,2,3), 7 dan 8) Hukum pidana Indonesia berlaku bagi setiap orang, juga di luar Hukum pidana Indonesia berlaku bagi setiap orang, juga di luar
Indonesia yang melakukan perbuatan pidana yang mengganggu Indonesia yang melakukan perbuatan pidana yang mengganggu keselamatan negara Indonesia (memalsukan uang, meterai, keselamatan negara Indonesia (memalsukan uang, meterai, lambang negara, stempel negara, surat hutang yang ditanggung lambang negara, stempel negara, surat hutang yang ditanggung pemerintah Ind)pemerintah Ind)
4. Asas universalitas (pasal 4 ayat 4)4. Asas universalitas (pasal 4 ayat 4) Hukum pidana Indonesia berlaku bagi pelaku perbuatan pidana Hukum pidana Indonesia berlaku bagi pelaku perbuatan pidana
yang merugikan keselamatan Internasional, yang terjadi di yang merugikan keselamatan Internasional, yang terjadi di daerah yang tidak bertuan: pembajakan, pemalsuan uang daerah yang tidak bertuan: pembajakan, pemalsuan uang
Sistem hukuman: hukuman pokok – mati, penjara,Sistem hukuman: hukuman pokok – mati, penjara, kurungan, denda kurungan, dendahukuman tambahan: pencabutan hak2 ttt; perampasanhukuman tambahan: pencabutan hak2 ttt; perampasan barang2 ttt, paksaan utk melakukan barang2 ttt, paksaan utk melakukan konsultasi pada psikiater; pengumuman putusan hakimkonsultasi pada psikiater; pengumuman putusan hakim
Deel neming: pleger (yg melakukan) doen pleger (yg menyuruh) mede pleger (turut melakukan) uit lokker (membujuk melakukan)
SISTEM HUKUMAN
RESIDIVE - mengulang
Residive yang umum – syarat-syarat:Residive yang umum – syarat-syarat: Mengulang kejahatan yang sama (dianggap sama)Mengulang kejahatan yang sama (dianggap sama) Antara kejahatan yang 1 dengan yg lain sudah ada putusan hakim Antara kejahatan yang 1 dengan yg lain sudah ada putusan hakim
yg dijatuhkan dengan hukuman penjarayg dijatuhkan dengan hukuman penjara Antara yang 1 dengan yg lain tidak lebih dari 5 tahunAntara yang 1 dengan yg lain tidak lebih dari 5 tahun
Residive yang khusus – diatur khusus dalam pasalnya Residive yang khusus – diatur khusus dalam pasalnya masing-masingmasing-masing