hukum perbankan

42
HANDOUT HUKUM PERBANKAN 2010 AZIZAH, SH., MHum. Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo

Upload: asis

Post on 17-Jan-2016

69 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

HANDOUT HUKUM PERBANKAN 2010 AZIZAH, SH., M H um . Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: hukum perbankan

HANDOUT

HUKUM PERBANKAN2010

AZIZAH, SH., MHum. Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo

Page 2: hukum perbankan

HUKUM PERBANKAN

A. Dasar Hukum :

1. UU No. 7 Tahun 1992 jo. UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

2. UU No. 23 Tahun 1999 jo. UU No. 3 Tahun 2004 tentang Bank

Indonesia

Page 3: hukum perbankan

B. Pengertian1. Perbankan, menurut Ps. 1 angka 1 UU No. 10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yg menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara & proses dlm melaksanakan kegiatan usahanya

2. Bank, menurut Ps. 1 angka 2 UU 10/98 adalah badan usaha yg menghimpun dana dr masy. dlm bentuk simpanan & menyalurkannya kpd masyarakat dlm bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

Page 4: hukum perbankan

3. Bank Umum, menurut Ps. 1 angka 3 UU 10/98 adl bank yg melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional dan/atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dlm lalu lintas pembayaran

4. Bank Perkreditan Rakyat, menurut Ps. 1 angka 4 UU 10/98 adalah bank yg melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yg dalam kegiatannya tdk memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

Page 5: hukum perbankan

C. Asas, Fungsi dan Tujuan - Menurut Ps. 2 UU No. 7 Th. 1992 : Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian - Menurut Ps. 3 UU No. 7 Th. 1992 : Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat - Menurut Ps. 4 UU No. 7 Th. 1992 : Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak

Page 6: hukum perbankan

D. Jenis dan Usaha Bank - Menurut Ps. 5 ayat (1) UU No. 7/92 jenis bank : a. Bank Umum; b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pasal 1 angka 3 UU No. 10/98 : Bank Umum adalah bank yg melaksanakan kegiatan usaha scr konvensional &/atau berdasarkan prinsip syariah yg dlm kegiatannya memberikan jasa dlm lalu lintas pembayaran Psl 1 angka 4 UU No. 10/98 : BPR adl bank yang melaksanakan kegiatan usaha scr konvensional &/atau berdasarkan prinsip syariah yg dlm kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaranan

Page 7: hukum perbankan

- Menurut Pasal 6 UU No. 7/92 jo. UU No. 10/98 Usaha Bank Umum meliputi : a. Menghimpun dana dr masy. dlm bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka,

sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yg dipersamakan dgn itu b. Memberikan kredit c. Menerbitkan surat pengakuan utang d. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya e. Memindahkan uang baik utk kepentingan sendiri mapun utk kepentingan nasabah

Page 8: hukum perbankan

f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dr, /meminjamkan dana kpd bank lain, baik dgn menggunakan surat, srn telekomunikasi maupun dgn wesel unjuk, cek/ srn lainnya g. Menerima pembayaran dr tagihan atas surga & melakukan perhitungan dgn/antar pihak ketiga h. Menyediakan tempat utk menyimpan barang dan surga i. Melakukan kegiatan penitipan utk kepentinan pihak lain berdasarkan suatu kontrak j. Melakukan penempatan dana dr nasabah kpd nasabah lainnya dlm bentuk surga yg tidak tercatat di bursa efek

Page 9: hukum perbankan

k. Dihapus l. Melakkn kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, & kegiatan wali amanat m. Menyediakan pembiayaan &/atau melakkn kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dgn ketentuan yg ditetapkan oleh BI n. Melakukan kegiatan lain yg lazim dilakukan oleh bank sepanjang tdk bertentangan dgn UU ini & peraturan per-UUan yg berlaku

Page 10: hukum perbankan

- Larangan bagi Bank Umum a. Melakukan penyertaan modal, kecuali sbgmn dimaksud dlm Ps. 7 huruf b & c b. Melakukan usaha perasuransian c. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sbgmn dimaksud dlm Ps. 6 & Ps. 7

- Usaha BPR meliputi : a. Menghimpun dana dr masyarakat dlm bentuk simpanan brp deposito berjangka, tabungan, & /atau bentuk lainnya yg dipersamakan dgn itu b. Memberikan kredit c. Menyediakan pembiayaan & penempatan dana berdsrk Prinsip Syariah, sesuai dgn ketentuan BI

Page 11: hukum perbankan

d. Menempatkan dananya dlm bentuk Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain

- BPR dilarang : a. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dlm lalu lintas pembayaran b. Melakukan kegiatan usaha dlm valuta asing c. Melakukan penyertaan modal d. Melakukan usaha perasuransian e. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha sbgmn dimaksud dlm Ps. 13

Page 12: hukum perbankan

E. Perizinan, Bentuk-2 Hukum Bank & Kepemilikan 1. Perizinan Ps. 16 ayat (1) : Setiap pihak yg melakukan kegiatan menghimpun dana dr masyarakat dlm bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sbg Bank Umum/BPR dr Pimpinan BI, kecuali apbl kegiatan menghimpun dana dr masyarakat dimaksud diatur dgn UU tersendiri

Ps. 16 ayat (2) :Untuk memperoleh izin usaha Bank Umum &

BPR sbgmn dimaksud dlm ayat (1) wajib dipenuhi persyaratan sekurang-2nya tentang :

Page 13: hukum perbankan

a. Susunan organisasi dan kepengurusanb. Permodalanc. Kepemilikand. Keahlian di bidang perbankane. Kelayakan rencana kerja

Ps. 16 ayat (3) :Persyaratan dan tata cara perizinan bank sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

ditetapkan oleh BI

Page 14: hukum perbankan

2. Bentuk-Bentuk Hukum Bank Menurut Pasal 21 UU Perbankan 1998,

bentuk hukum Bank Umum :1. Perseroan Terbatas2. Koperasi3. Perusahaan DaerahBentuk Hukum BPR, Pasal 21 ayat (2) :1. Perusahaan Daerah2. Koperasi3. Perseroan Terbatas4. Bentuk lain yg ditetapkan dgn PP

Page 15: hukum perbankan

Pasal 21 ayat (3) : bentuk hk dr kantor perwakilan & kantor cabang yg berkedudukan di luar negeri mengikuti bentuk hukum kantor pusatnyaPasal 58 : menentukan bahwa, Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari, Lembaga Perkt Desa, Badan Kredit Desa, Badan Kredit Kecamatan, Kredit Usaha Rakyat Kecil, Lembaga Perkrt Kecamatan, Badan Karya Produksi Desa, &/atau lembaga-lembaga lainnya yg dipersamakan dgn itu diberikan status sbg BPR berdsrk UU

Page 16: hukum perbankan

3. Pendirian & Kepemilikan - Bank Umum hanya dpt didirikan oleh : a. WNI &/atau badan hk. Indonesia; atau

b. WNI &/atau bdn hk. Ind. dgn WNA &/atau bdn hk. asing secara kemitraan - BPR hanya dpt didirikan & dimiliki oleh WNI, badan hk. Ind yg seluruh pemiliknya WNI, PEMDA,/ dpt dimiliki bersama diantara ketiganya

- Bank Umum kepemilikan dpt dimiliki oleh negara, swasta nasional, swasta asing/campuran (nasional & asing) - BPR dapat dimiliki oleh negara (pemerintah daerah) swasta, koperasi

Page 17: hukum perbankan

F. PengertianKredit

Kredit berasal dari kata “Credere” (Romawi) dan “Vertrouwen” (Belanda) yang artinya percaya.

Ps 1 angka 11 UU No. 10 Thn 1998 ttg Perubahan UU No. 7 Thn 1992 tentang Perbankan:

“Kredit ialah penyediaan uang/tagihan yg dpt dipersamakan dgn itu, berdskn persetujuan / kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam utk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dgn pemberian bunga”

Page 18: hukum perbankan

Ps 1 angka 12 UU No. 10 Thn 1998 ttg Perubahan UU No. 7 Thn 1992 tentang Perbankan:

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yg dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan / kesepakatan antara bank dan pihak lain yg mewajibkan pihak yg dibiayai utk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan / bagi hasil

Page 19: hukum perbankan

Unsur – unsur yang terdapat dalam kredit adalah :

1. Kepercayaan 2. Waktu 3. Prestasi 4. Risiko

Page 20: hukum perbankan

II. Penggolongan Kredit1. Berdasarkan Jangka Waktu2. Berdasarkan Dokumentasi3. Berdasarkan Bidang Ekonomi4. Berdasarkan Tujuan Penggunaannya5. Berdasarkan Objek Yang Ditransfer6. Berdasarkan Waktu Pencairannya7. Berdasarkan Cara Penarikannya8. Berdasarkan Pihak Krediturnya9. Berdasarkan Negara Asal Kreditur

10. Berdasarkan Jumlah Kreditur

Page 21: hukum perbankan

ad. 1. Jangka Waktu : a. Kredit jangka pendek

b. Kredit jangka menengah c. Kredit jangka panjang

ad. 2. Dokumentasi : a. Kredit dengan perjanjian kredit tertulis b. Kredit tanpa surat perjanjian

kredit

Page 22: hukum perbankan

ad . 3. Bidang Ekonomi : a. Kredit utk sektor pertanian,

perburuhan dan sarana pertanian b. Kredit utk sektor pertambangan c. Kredit utk sektor perindustrian d. Kredit utk sektor listrik, gas, dan air e. Kredit utk sektor konstruksi f. Kredit perdagangan, restoran dan hotel g. Kredit pengangkutan, perdagangan dan

komunisasi h. Kredit utk sektor jasa i. Kredit utk sektor lain-lain

Page 23: hukum perbankan

ad. 4. Tujuan Penggunaannya : a. Kredit konsumtif b. Kredit produktif c. Kredit modal d. Kredit likuiditas

ad. 5. Objek Yang Ditransfer :

a. Kredit uang b. Kredit bukan uang

ad. 6. Waktu Pencairannya : a. Kredit tunai

b. Kredit tidak tunai

Page 24: hukum perbankan

ad. 7. Cara Penarikannya : a. Kredit sekali jadi b. Kredit rekening koran c. Kredit berulang-ulang d. Kredit bertahap e. Kredit tiap transaksi

ad. 8. Pihak Krediturnya : a. Kredit terorganisasi b. Kredit tidak terorganisasi

Page 25: hukum perbankan

ad. 9. Negara asal Kreditur : a. Kredit domistik b. Kredit luar negeri

ad. 10. Jumlah Kreditur : a. Kredit dengan kreditur

tunggal b. Kredit sindikasi

Page 26: hukum perbankan

PRINSIP-PRINSIP PENYALURAN KREDIT

Secara tradisional (yang berlaku pada umumnya) analisis bank terhadap calon nasabah debitor dilakukan terhadap aspek-aspek yang dikenal dalam dunia perbankan sebagai the five of credit atau 5 C, yaitu :

- Character (Watak); - Capital (Modal); - Capacity (Kemampuan); - Collateral (Jaminan); dan - Condition of Economy (Kondisi Ekonomi).

Page 27: hukum perbankan

Character dan Collateral menentukan hal yang menyangkut pertanyaan : Will he pay ?

yaitu menyangkut penilaian mengenai kemauan / iktikad nasabah debitor utk membayar kembali kreditnya.

Capital, Capacity dan Condition of Economy menentukan hal yang menyangkut pertanyaan : Can he pay ?

yaitu menyangkut kemampuan nasabah debitor utk membayar kembali kreditnya

Page 28: hukum perbankan

Prinsip-prinsip diatas juga diakomodasi dalam Pasal 8 UU No. 10 / 1998 tentang Perubahan UU No. 7 / 1992 tentang Perbankan, yaitu :

Dalam memberikan kredit / pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, Bank Umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas iktikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitor untuk melunasi utangnya atau

mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan.

Page 29: hukum perbankan

Perjanjian kredit harus dilakukan dalam bentuk tertulis, hal ini memiliki beberapa alasan, yaitu : a. Kompleksnya perumusan terhadap

hak dan kewajiban dari para pihak b. Perjanjian yang dibuat secara lisan

sangat sulit untuk dijadikan sebagai alat bukti dalam pembuktian jika

dikemudian hari menimbulkan sengketa diantara para pihak

Page 30: hukum perbankan

c. Keberadaan Instruksi Presidium Kabinet Nomor : 15/EK/IN/10/1966 tgl 10-10-1966, dimana ditegaskan “dilarang utk melakukan pemberian kredit tanpa adanya perjanjian kredit yang jelas antara Bank dan Debitur/ antara Bank Sentral dan Bank-Bank lainnya”

Surat Bank Indonesia yang ditujukan kepada segenap Bank Devisa No : 03/1093/UPK/KPD tgl 29 -12- 1970, khususnya butir 4 yang

berbunyi :”untuk pemberian kredit harus dibuat surat perjanjian kredit”.

Page 31: hukum perbankan

BI melalui Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor:31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1998 memberikan penggolongan mengenai kualitas kredit, yaitu:

a. Lancar Kredit digolongkan lancar jika pembayaran tepat waktu, perkembangan rekening baik, dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan perjanjian kredit yang dibuat.

b. Dalam Perhatian Khusus jika terdapat tunggakan

pembayaran pokok &/atau bunga s/d 90 hari

Page 32: hukum perbankan

c. Kurang Lancar jika terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 90 hari sampai dengan 180 hari (6 bulan)

d. Diragukan jika terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 180 hari sampai dengan 270 hari (9 bulan)

e. Macet jika terdapat tunggakan pokok dan/atau bunga yang telah melampaui 270 hari (9 bulan) lebih.

Page 33: hukum perbankan

Kredit yang masuk dalam golongan Lancar dan Dalam Perhatian Khusus dinilai sebagai kredit yang Performing Loan (kredit lancar)

Kredit yang masuk golongan Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet dinilai sebagai kredit Non Performing Loan (kredit macet)

Page 34: hukum perbankan

Untuk menentukan suatu kualitas kredit masuk dalam golongan lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet dapat dinilai dari 3 (tiga) aspek, yaitu: a. Prospek usaha b. Kondisi keuangan dengan penekanan arus kas c. Kemampuan membayar

Page 35: hukum perbankan

Untuk menghindarkan kredit bermasalah, Bank sebenarnya sudah melakukan pengamanan preventif dgn melakukan analisa yg mendalam terhadap usaha dan penghasilan serta kemampuan debitur. Analisa dari apsek hukum juga dilakukan, misalnya: a. Legalitas usaha debitur; b. Kewenangan orang bertindak mewakili perusahaan; c. Keabsahan hk dr barang yg dijadikan agunan d. Penjaminan/Borgtoch; e. Mekanisme pemantauan dan pengawasan secara terus menerus.

Page 36: hukum perbankan

Untuk menyelesaikan kredit bermasalah (non performing loan) ada dua strategi yang dapat ditempuh, yaitu:

A. Penyelamatan KreditB. Penyelesaian Kredit

Page 37: hukum perbankan

A. Penyelamatan Kredit Penyelematan adalah suatu langkah penyelesaian kredit bermasalah melalui perundingan kembali antara kreditur dan debitur dengan memperingan syarat-syarat pengembalian kredit sehingga dgn demikian diharapkan debitur memiliki kemampuan kembali utk menyelesaikan kredit tersebut.

Page 38: hukum perbankan

Penyelesaian kredit melalui tahap penyelamatan kredit ini dinamakan penyelesaian melalui restrukturisasi kredit. Restrukturisasi adalah upaya yang dilakukan Bank dalam usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya.

dalam restrukturisasi lebih banyak melakukan negosiasi dan solusi yang ditawarkan Bank untuk menentukan syarat dan ketentuan restrukturisasi

Page 39: hukum perbankan

Tujuan restrukturisasi adalah: a. Untuk menghindarkan kerugian bg Bank krn hrs menjaga kualitas kredit yg telah diberikan; b. Untuk membantu memperingan kewajiban debitur sehingga debitur mempunyai kemampuan utk melanjutkan kembali usahanya & melaksanakan pembayaran kewajiban kreditnya; c. Dgn restrukturisasi mk penyelesaian kredit melalui lembaga-lembaga hk dpt dihindarkan krn penyelesaian melalui lembaga hk dlm prakteknya memerlukan waktu yg lama, biaya dan tenaga yg banyak

Page 40: hukum perbankan

Fasilitas/kebijakan yg dpt digunakan utk melakukan restrukturisasi kredit bermasalah menurut keputusan Direksi BI tersebut diatas antara lain melalui :

a. Penurunan Suku Bunga Kreditb. Pengurangan Tunggakan Bunga Kreditc. Pengurangan Tunggakan Pokok Kreditd. Perpanjangan Jangka Waktu Kredite. Penambahan Fasilitas Kreditf. Pengambilalihan Agunan/Aset

Debitur

Page 41: hukum perbankan

g. Jaminan Kredit Dibeli oleh Bankh. Konversi Kredit Menjadi Modal Sementara dan pemilikan sahami. Alih Manajemenj. Pengambilalihan Pengelolaan Proyekk. Novasi (Pembaharuan Hutang)l. Subrogasim. Cessien. Debitur Menjual Sendiri Barang Jaminano. Bank Menjual Barang-Barang Jaminan Dibawah tangan berdasarkan surat kuasa p. Penghapusan Piutangq. Cegah Tangkal (CEKAL) Debitur Macet

Page 42: hukum perbankan

B. Penyelesaian Kredit Penyelesaian kredit adalah langkah penyelesaian kredit bermasalah melalui lembaga hukum seperti Pengadilan/Direktorat Jenderal Piutang & Lelang Negara/badan lainnya

Hal ini dilakukan krn langkah penyelamatan sudah tidak mungkin dilakukan.

Tujuan penyelesaian kredit melalui lembaga hukum ini adalah utk menjual / mengeksekusi benda jaminan.